Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN, KOMUNIKASI, DAN
LINGKUNGAN KERJA TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN
(Study Pada Karyawan PD BPR BKK Wonogiri)
Diajukan untuk Melengkapi dan Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana
Strata-1 Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Oleh :
AHMAD SODIK PRASOJO
B 100 130 155
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
i
ii
iii
1
ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN, KOMUNIKASI, DAN
LINGKUNGAN KERJA TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN
(Study Pada Karyawan PD BPR BKK Wonogiri)
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh
kepemimpinan, komunikasi dan lingkungan kerja terhadap semangat karyawan
PD. BPR BKK Wonogiri secara parsial maupun secara bersama-sama. Jenis
penelitian merupakan penelitian kuantitatif, dengan populasi karyawan PD. BPR
BKK Wonogiri sebanyak 50 orang karyawan, dengan sampel sebanyak 50 orang.
Pengambilan sampel menggunakan teknik sampling jenuh atau total sampling.
Metode pengumpulan data penelitian menggunakan kuesioner dengan skala likert.
Teknik analisis data menggunakan analisis uji instrument data, uji asumsi klasik,
regresi linear berganda. Berdasarkan hasil perhitungan dari uji t, uji F
menunjukkan variabel kepemimpinan, komunikasi, dan lingkungan kerja secara
bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap semangat kerja.
Koefisien Determinasi R2 diperoleh hasil sebesar 0,768 artinya variabel
kepemimpinan, komunikasi dan lingkungan kerja mampu menjelaskan terhadap
variasi perubahan variabel semangat kerja karyawan sebesar 76,8%, sisanya dapat
dijelaskan variabel lain yang tidak terdapat didalam model penelitian.
Kata Kunci : Semangat Kerja Karyawan, Kepemimpinan, Komunikasi,
Lingkungan Kerja.
ABSTRACT
The purpose of this study was to analyze the influence of leadership,
communication and work environment on employee morale PD. BPR BKK
Wonogiri partially or jointly. This type of research is quantitative, with a
population of PD employees. BPR BKK Wonogiri as many as 50 employees, with
a sample of 50 people. Sampling using saturation sampling or total sampling.
Methods of data collection research using a questionnaire with Likert scale. Data
were analyzed using analysis instrument test data, the classical assumption test,
multiple linear regression. Based on the calculation of the t-test, F shows the
variables of leadership, communication, and working environment together have
a significant effect on morale. The coefficient of determination R2 obtained a
yield of 0.768 means that the variables of leadership, communication and working
environment able to explain the variation of the variable changes in employee
morale by 76.8%, the rest can be explained other variables that are not included
in the research model.
Keyword : Employees morale, leadership, communication, Work Environment
2
1. PENDAHULUAN
Perkembangan era globalisasi menurut perusahaan untuk dapat
menyesuaikan kondisi perusahaan dengan situasi yang ada. Perusahaan dituntut
harus dapat mengembangkan setiap sumber daya yang dimiliki secara optimal.
Perusahaan diharapkan menjadi suatu organisasi yang efektif dan efisien, agar
mampu bersaing dengan para pesaingnya. Keunggulan yang dimiliki
perusahaan akan menjadikan perusahaan bertahan di tengah ketatnya
persaingan dunia usaha. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor
penting yang menjadi tonggak perkembangan suatu perusahaan. Perusahaan
memerlukan sumber daya manusia yang terdidik, terampil dan kompeten di
bidangnya, semua itu tidak lepas dari peran seorang pemimpin.
Kepemimpinan merupakan suatu fenomena yang sangat kompleks,
bukan hanya dalam memahami pengoperasiannya melainkan juga dalam
definisinya. Kepemimpinan adalah suatu upaya untuk mempengaruhi kegiatan
pengikut (bawahan) melalui proses komunikasi untuk mencapai tujuan tertentu
(Gibson, Ivancevich, dan Donnely, 1985). Penolakan terhadap kepemimpinan
yang lebih menekankan pada faktor kekuasaan dan pengaruh, telah
menimbulkan suatu arah baru yang terfokus pada pola perilaku pemimpin
maupun analisis perbedaan antara pemimpin yang efektif dan pemimpin yang
tidak efektif (Yukl, 1994). Menurut Siagian (1995) kepemimpinan merupakan
keterampilan dan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain,
melalui komunikasi baik langsung, maupun tidak langsung dengan maksud
untuk menggerakkan orang-orang tersebut agar dengan penuh pengertian dan
kesadaran bersedia mengikuti kehendak-kehendak pemimpin tersebut.
Sedangkan menurut Martoyo (1988), kepemimpinan adalah keseluruhan
aktivitas dalam rangka mempengaruhi orang-orang agar mau bekerjasama
untuk mencapai suatu tujuan yang memang diinginkan bersama. Soekarno
(1986) berpendapat bahwa kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi
tingkah laku manusia, merupakan kemampuan untuk membimbing orang-
orang. Sedangkan Sigit (2003) berpendapat bahwa kepemimpinan merupakan
upaya untuk mempengaruhi orang lain untuk melakukan perbuatan kearah
3
yang dikehendaki. Berdasarkan pendapat tersebut, peneliti menyimpulkan
bahwa kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi
orang lain agar mau dan bersedia secara sukarela untuk mengikuti keinginan
pemimpin dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan
bersama.
Mannajemen perusahaan harus memperhatikan pengelolaan sumber
daya perusahaannya. Sumber daya manusia dalam perusahaan diwujudkan oleh
semua karyawan perusahaan disetiap lininya. Karyawan dalam melakukan
kewajiban atau tugasnya sangat dipengaruhi oleh semangat kerja dari masing-
masing individu karyawan tersebut. Manajemen perusahaan harus peka
terhadap setiap perkembangan sumber daya manusianya. Menurut Handoko
(2008:11) sumber daya manusia merupakan salah satu aspek penting dalam
peusahaan meliputi orang-orang yang memberikan tenaga, bakat, kreativitas,
dan usaha mereka kepada organisasi atau perusahaan. Suksesnya sebuah
organisasi ditentukan oleh kinerja karyawan organisasi tersebut. Kinerja
karyawan sangat tergantung pada tingkat semangat kerja karyawan dalam
melaksanakan tugas atau kegiatan atau kegiatan organisasi. Semangat kerja
karyawan sangat tinggi akan membawa dampak pada kinerja karyawan yang
rendah, sehingga pencapaian tujuan organisasi akan sulit dicapai. Kinjerski,
Val dan Berna J. Skrypnek (2005) meyatakan bahwa kepemimpinan
mempengaruhi semangat bekerja dan itu sangat terkait dengan enam faktor
organisasi yang lain yaitu dasar organisasi yang kuat, integritas organisasi,
budaya kerja positif, rasa komunitas di antara anggota, peluang untuk
pemenuhan pribadi, pembelajaran terus menerus, dan penghargaan atas
kontribusi mereka.
PD. BPR BKK Wonogiri merupakan Badan Pengkreditan Rakyat
yang memiliki lebih dari 50 karyawan dari staf manajemen hingga petugas
kebersihan dan satpam. Bank Pengkreditan Rakyat merupakan bagian dari
Perbankan Nasional yang memiliki peranan yang strategis guna menunjang
pelaksanaan dan pelayanaan bagi pedagang kecil dalam meningkatkan usaha
yang ada serta mendapatkan hasil yang memadai sehingga dapat tercapai
4
kesejahteraan golongan ekonomi lemah khususnya pedagang kecil. Dengan
demikian sangat dibutuhkan karyawan yang memiliki semangat kerja yang
tinggi guna mencapai tujuan tesebut.
Semangat kerja adalah perasaan seorang individu terhadap pekerjaan
dan organisasinya (Wahyuni, 2005). Jika semangat kerja rendah, kemungkinan
partisipasi hanya akan terbatas pada apa yang diperintahkan. Sebaliknya,
adanya semangat tinggi mencerminkan bahwa individu akan berpartisipasi
dengan antusias dengan penuh komitmen. Semangat kerja karyawan
ditunjukkan melalui pola kerja karyawan dalam menyelesaikan tugas dan
tanggung jawabnya. Karyawan dengan semangat kerja tinggi akan bertanggung
jawab pada pekerjaannya, serta mampu mengatasi kesulitan mengenai
tugasnya. Karyawan yang mempunyai semangat kerja tinggi karakteristiknya
seperti manusia dewasa. Ciri-cirinya adalah bekerja dengan senang hati,
menyelesaikan tugas dengan tepat waktu, interaksinya sangat dinamis,
partisipasi maksimal, dapat bekerja sama dengan teman sejawat dan inovatif.
Semangat kerja yang rendah ditandai dengan kegelisahaan, yaitu perpindahan,
ketidakhadiran, keterlambatan, ketidakdisiplinan dan menurunnya hasil kerja.
Menurut Handoko (2008:26) merumuskan suatu semangat kerja yang
menggambarkan suatu perusahaan, ini memang agak berhubungan dengan
tabiat (jiwa) semangat kerja kelompok. Untuk kerja kelompok, pekerjaan yang
lazim menyatakan bahwa semangat kerja menunjukkan iklim dan suasana
pekerja, apabila para pekerja nampaknya mereka senang, maka mereka optimis
mengenai kegiatan-kegiatan dan tugas kelompoknya serta ramah dengan satu
sama lainnya. Manajemen harus memperhatikan barbagai kemungkinan hal
yang terjadi di dalam perusahaannya, terutama yang berkaitan dengan
karyawannya.
Semangat kerja karyawan dalam suatu perusahaan dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi semangat kerja dapat
berasal dari internal dan eksternal karyawan. Menurut Hasibuan (2007:19)
faktor-faktor yang mempengaruhi semangat kerja karyawan meliputi
5
kepemimpinan, motivasi, komunikasi, hubungan manusia, partisipasi,
lingkungan kerja fisik, kompensasi, kesehatan dan keselamatan.
Faktor komunikasi menjadi salah satu faktor penting yang
mempengaruhi semangat kerja karyawan. Welch (2011) menyatakan pada
perusahaan umumnya terjadi gap antara komunikasi internal karyawan dengan
pimpinan atau manajemen perusahaan yang dipengaruhi oleh kondisi
psikologi, peraturan, dan emosional karyawan. Gap yang terjadi akan
mempengaruhi persepsi dan situasi kerja karyawan yang berpengaruh pada
semangat kerjanya. Setyaningsih (2010) menyatakan bahwa komunikasi
berpengaruh pada tingkat semangat kerja karyawan. Komunikasi internal
menjadi salah satu faktor pendorong karyawan untuk bekerja dengan sungguh-
sungguh, serta kompensasi menjadi daya tarik bagi karyawan agar
pekerjaannya terselesaikan dengan cepat.
Lingkungan kerja di suatu perusahaan menjadi faktor eksternal yang
memepengaruhi semangat kerja karyawan. Menurut Shindaye et al, (2011)
menyatakan bahwa lingkungan kerja memiliki pengaruh yang dahsyat untuk
seorang individu, akan memberikan efek yang besar pada apa yang dikerjakan.
Kondisi dari suatu lingkungan kerja mempunyai pengaruh besar dalam tingkat
semangat kerja karyawan. Organisasi agar dapat mencapai tahap produktivitas
pekerja yang tinggi, perlu memastikan bahwa lingkungan kerja fisik sudah
mendukung para karyawan (Leblebici,2012).
Lingkungan kerja fisik berupa segala sesuatu yang ada di sekitar para
pekerja berupa keadaan atau kondisi fisik yang dapat mempengaruhi dirinya
dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Menurut
Konradus (2006), kualitas pengaturan ruang kerja dapat memberikan rasa
nyaman bagi para karyawan dalam melaksanakan tugas-tugas rutin. Oleh
karena itu, sejak awal pengaturan tata ruang kantor harus mempertimbangkan
luas ruangan, jumlah karyawan, dan peralatan kantor. Pekerjaan membutuhkan
konsenterasi, maka suara bising hendaknya dihindarkan agar pelaksanaan
pekerjaan dapat dilakukan dengan efisien sehingga produktivitas kerja
meningkat (Sedarmayanti, 1996).
6
2. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data primer. Sumber data primer dalam penelitian
ini diperoleh langsung dari responden yaitu penyebaran Kuesioner langsung
kepada karyawan PD BKK BPR Wonogiri. Populasi dan sampel dalam
penelitian ini adalah karyawan PD BKK BPR Wonogiri. Teknik sampling yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Total sampling,
teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi
(Sugiyono,2007). Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan Analisis Uji Instrument Data, Uji Asumsi Klasik,
Regresi Linier Berganda.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Variabel Kepemimpinan
Tabel 1 tanggapan responden tentang Kepemimpinan
Skor Kategori F %
27 – 30 Tinggi 16 32%
23 – 26 Sedang 31 62%
18 – 22 Rendah 3 6%
Dari tabel diatas pada variabel kepemimpinan menunjukkan bahwa di
kategori tinggi memiliki porsentase sebesar 32% artinya suatu sikap pemimpin
terhadap karyawan masih perlu adanya peningkatan, kemudian pada kategori
sedang memiliki porsentase sebesar 62% artinya sudah cukup baik tetapi masih
perlu ditingkatkan, dan pada kategori rendah memiliki porsentase sebesar 6%
yang nilainya cukup rendah artinya sudah cukup baik.
7
3.2 Variabel Komunikasi
Tabel 2 tanggapan responden tentang Komunikasi
Skor Kategori F %
27 – 30 Tinggi 12 24%
23 – 26 Sedang 33 66%
18 - 22 Rendah 5 10%
Dari tabel diatas pada variabel komunikasi menunjukkan bahwa di kategori
tinggi memiliki porsentase sebesar 24% artinya komunikasi yang ada pada
PD.BPR BKK Wonogiri masih perlu adanya peningkatan, kemudian pada
kategori sedang memiliki porsentase sebesar 66% artinya sudah cukup baik
tetapi masih perlu ditingkatkan, dan pada kategori rendah memiliki porsentase
sebesar 10% dan masih perlu di perkecil.
3.3 Variabel Lingkungan kerja
Tabel 3 tanggapan responden tentang Lingkungan Kerja
Skor Kategori F %
27 – 30 Tinggi 16 32%
23 – 26 Sedang 29 58%
18 - 22 Rendah 5 10%
Dari tabel diatas pada variabel lingkungan kerja menunjukkan bahwa di
kategori tinggi memiliki porsentase sebesar 32% artinya lingkungan kerja yang
ada pada PD.BPR BKK Wonogiri masih perlu adanya peningkatan, kemudian
pada kategori sedang memiliki porsentase sebesar 58% artinya sudah cukup baik
tetapi masih perlu ditingkatkan, dan pada kategori rendah memiliki porsentase
sebesar 10% artinya perlu adanya perbaikan pada lingkungan kerja pada
PD.BPR BKK Wonogiri.
8
3.4 Variabel Semangat Kerja
Tabel 4 tanggapan responden tentang Semangat Kerja
Skor Kategori F %
27 – 30 Tinggi 34 68%
23 – 26 Sedang 15 30%
18 - 22 Rendah 1 2%
Dari tabel diatas pada variabel semangat kerja menunjukkan bahwa di
kategori tinggi memiliki porsentase sebesar 68% artinya semangat kerja yang
ada pada PD.BPR BKK Wonogiri sudah dapat dikatakan bagus dan perlu
dipertahankan, kemudian pada kategori sedang memiliki porsentase sebesar 30%
artinya sudah cukup baik dan perlu ditingkatkan, dan pada kategori rendah
memiliki porsentase sebesar 2% artinya semangat kerjanya sudah cukup bagus
pada PD.BPR BKK Wonogiri.
3.5 Uji Normalitas
Tabel 5 Hasil Pengujian Normalitas
Variabel Kolmogorov-
Smirnov
Sig
(2-tailed) p-value Keterangan
Undstadardized
residual
0,780 0,576 P > 0,05 Normal
Sumber: data primer diolah penulis, 2017
Dari basil perhitungan uji Kolmogorov-Smirov dapat diketahui
bahwa p-value dari Undstadardized residual ternyata lebih besar dari
α (0,05), sehingga keseluruhan data tersebut dinyatakan memiliki
distribusi normal atau memiliki sebaran data yang normal.
9
3.6 Uji Regresi Linear Berganda
Tabel 6 Rekapitulasi Regresi Linier Berganda
Variabel Β thitung Sig.
(Constant) 4,367
Kepemimpinan 0,338 3,190 0,003
Komunikasi 0,214 2,510 0,016
Lingkungan Kerja 0,355 2,858 0,006
Sumber : Data diolah, 2017
Berdasarkan hasil perhitungan program komputer SPSS versi
21.00 diperoleh hasil sebagai berikut :
Y = 4,367 + 0,338 X1 + 0,214 X2 + 0,355 X3
Berdasarkan persamaan regresi di atas, maka interpretasi dari
koefisien masing-masing variabel sebagai berikut:
1) Konstanta sebesar (a = 4,367) menyatakan bahwa jika variabel
Kepemimpinan (X1), variabel Komunikasi (X2), dan variabel
Lingkungan Kerja (X3) dianggap konstan maka Semangat Kerja
Karyawan PD. BPR BKK Wonogiri akan positif.
2) Koefisien regresi X1 (Kepemimpinan) sebesar (b1 = 0,338) yang
berarti apabila X2 (Komunikasi), dan X3 (Lingkungan Kerja)
konstan, maka dengan adanya peningkatan Kepemimpinan
sehingga mengakibatkan Semangat Kerja positif.
3) Koefisien regresi X2 (Komunikasi) sebesar (b2 = 0,214) yang berarti
apabila X1 (Kepemimpinan), dan X3 (Lingkungan Kerja) konstan,
maka dengan adanya peningkatan Lingkungan Kerja sehingga
mengakibatkan Semangat Kerja positif.
4) Koefisien regresi X3 (Lingkungan Kerja) sebesar (b3 = 0,355) yang
berarti apabila X1 (Kepemimpinan), dan X2 (Komunikasi) konstan,
10
maka dengan adanya peningkatan Komunikasi sehingga
mengakibatkan Semangat Kerja positif.
3.7 Uji t
Tabel 7 Uji t
Keterangan thitung ttabel Sig. Keterangan
Kepemimpinan 3,190 2,013 0,003 H1 diterima
Komunikasi 2,510 2,013 0,016 H2 diterima
Lingkungan Kerja 2,858 2,013 0,006 H3 diterima
Sumber : Data diolah, 2017
Uraian hasil uji t sebagai berikut:
1) Uji t yang berkaitan dengan Kepemimpinan (X1) terhadap
Semangat Kerja (Y)
Langkah-langkah pengujian :
a) Komposisi hipotesis
H0 : = 0, berarti tidak ada pengaruh Kepemimpinan
terhadap Semangat Kerja.
H1 : 0, berarti ada pengaruh Kepemimpinan terhadap
Semangat Kerja.
b) Level of significant = 0,05
c) Nilai t tabel = t /2; (n-k-1)
= t 0,025; 50 - 3 - 1
= 2,013
Ho diterima apabila -ttabel < thitung <-ttabel
Ho ditolak apabila thitung > ttabel atau -thitung < -ttabel
d) Nilai t hitung
Dari hasil perhitungan komputer SPSS versi 21.00 dapat
diperoleh thitung sebesar 3,190.
11
4. KESIMPULAN
1. Berdasarkan uji t menunjukkan bahwa nilai hasil dari thitung variabel
Kepemimpinan sebesar 3,190, variabel Komunikasi sebesar 2,510 dan
variabel Lingkungan Kerja sebesar 2,858 dan nilai ttabel = 2,013, ini berarti
bahwa thitung > ttabel maka ho ditolak sehingga ada pengaruh yang signifikan
kepemimpinan, komunikasi dan lingkungan kerja terhadap semangat kerja
secara individu.
2. Berdasarkan uji F menunjukkan nilai Fhitung sebesar 50,850, angka tersebut
berarti Fhitung lebih besar daripada Ftabel sehingga keputusannya menolak
Ho. Dengan demikian secara simultan variabel kepemimpinan, komunikasi
dan lingkungan kerja signifikan mempengaruhi semangat kerja. ini
menunjukkan bahwa pengaruh kepemimpinan, komunikasi dan
lingkungan kerja terhadap semangat kerja.
3. Dari hasil perhitungan determinasi (R2) sebesar 0,768, hal ini berarti
bahwa variabel independen dalam model (kepemimpinan, komunikasi dan
lingkungan kerja) menjelaskan variasi Semangat kerja di PD. BPR BKK
Wonogiri sebesar 76,8% dan 23,2% dijelaskan oleh faktor atau variabel
lain di luar model.
4. Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa
variabel Kepemimpinan mempunyai pengaruh dominan terhadap Semangat
kerja dibandingkan dengan variabel komunikasi dan lingkungan kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Ariesto. 2010.Pengaruh Pelaksanaan Komunikasi Organisasi, Lingkungan Kerja,
dan Pengembangan Pegawai Terhadap Semangat Kerja Pegawai. Tersedia
padahttp://soalkerja.blogspot.com/2010/01/skripsi-pengaruh-
pelaksanaankomunikasi.html. (diakses tanggal 8 Oktober 2013).
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
12
Baker T, Randolph, and Kim Gawer.2010. Strategic Application of Storytelling in
Organizations Toward Effective Communication in a Diverse World.
International Journal of Business Communication July 2010 vol. 47 no. 3
295-312.
Feru, Sri & Marzolina. 2014. “Pengaruh Displin dan Lingkungan Kerja terhadap
Kinerja Karyawan bagian produksi”. Vol. 1 No. 2 Oktober 2014.
Universitas Pekanbaru.
Fahmi, Irham. 2013. “perilaku organisasi” Bandung: ALFABETA.
Gibson, dkk, (1985), “Organizations”, Fifth Edition, Business Publications, Inc.
Gibson, dkk, 1996, Organisasi dan Manajemen, Erlangga, Jakarta.
Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan progam IMB SPSS 19.
Semarang: Universitas Semarang.
Handoko, T. Hani. 2011. Manajemen:Edisi 2. Yogyakarta: BPFE.
Handoko, T. Hani. 2008. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Edisi
2. Yogyakarta : BPFE.
Hasibuan, Melayu, SP. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi,
Jakarta : Bumi Aksara.
Konradus, Danggur, (2006), “Keselamatan dan kesehatan Kerja”, PT Percetakan
Penebar Swadaya, Jakarta.
Kinjerski, Val dan Berna J. Skrypnek. 2006. Creating Organization Condition
That Foster Employee Spirit at Work. Leadership and Organization
Development Journal, Vol 27 No 4.. pp: 280-295.
Kreitner Robert & Angelo Kinicki 2014. “Perilaku Organisasi”. Jakarta: Penerbit :
Salemba Empat.
Leblebici, Demet.2012. Impact Of Workplace Quality On Employee’s
Productivity: Case Study Of a Bank In Turkey. Journal Of Bussines,
Economic & Finance.1(1):pp:38-49
Martoyo, Susilo, (1988) “Pengetahuan Dasar Manajemen dan Kepemimpinan”,
BPFE, Yogyakarta.
Nitisemito, 2002. “Manajemen Sumber Saya Manusia”. PT Gramdia : Jakarta.
Soekarno, K., (1986) “Dasar-dasar Manajemen”, Penerbit Miswar, Jakarta.
Sigit, Soehardi, (2003) “ Esensi Perilaku Organisasional”, BPFE, Universitas
Sarjana Winata Tamansiswa, Yogyakarta.
Sugiyono. 2003. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
13
_______. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Siagian, Sondang P., (1995) “Teknik Menumbuhkan dan Menekan Perilaku
Organisasi”, CV. Haji Masagung, Jakarta.
Sedarmayanti (1996), “Tata Kerja dan Produktivitas Kerja” Penerbit CV. Mandar
Maju, Bandung.
Setianingsih IIs.2010.Pengaruh Kompensasi Dan Komunikai Internal Trehadap
Semangat Kerja Karyawan Pada Koperasi “SAF” Desa Rujon Lor
Kecamatan Pujon, Malang . Jurnal ekslusif. Volume 3.
Shidhaye R.V, dkk, 2011. Influence Of Working Condition On Job Satisfaction In
Indian Anesthesiologists:A Cross Sectional Survey. Indian Institute Of
Public Health Journal. 15(1):pp:30-37.
Silalahi, Uber. 2013. “Asas –Asas Manajemen”. Cetakan kedua. PT Refika
Aditama. Bandung.
Sudarmini, N.M., & Sukartini, N.W. (2007). Pengaruh Komunikasi Dan Sikap
Pimpinan Terhadap Semangat Kerja Karyawan. Jurnal Ekonomi. 14(3),
284-290.
Sukmawati Feriza. 2008 “Pengaruh Kepemimpinan Lingkungan Kerja Fisik dan
Kompensasi Terhadap Semangat Kerja Karyawan di PT Pertamina
(Persero) UPMS III Terminal (Transit Utama Balongan Indramayu”.
Jurnal Eksklusif Volume 3. Diunduh tanggal 13 Agustus 2013.
Wahyuni. 2005. Pengaruh Lingkungan Fisik terhadap Semangat Kerja Karyawan
pada Kantor Perpustakaan, Kearsipan, dan Pengelolaan Data Elektronik
Kabupaten Palembang. Jurnal Ekonomi, Vol 2. Diunduh tanggal 15
Agustus 2013.
Welch,Mary.2011.The evolution of the employee engagement concept:
communication implications, Corporate Communications: An International
Journal. Vol. 16 Iss: 4, pp.328–346.
Yukl, Gary A. (1994), “Leadership in Organizations, Third Edition, Prentice Hall,
Englewood Cliffs, New Jersey.