Analisis Pengaruh Operational Efficiency Dan Cost Efficiency Ratio Terhadap_2

Embed Size (px)

Citation preview

ANALISIS PENGARUH OPERATIONAL EFFICIENCY DAN COST EFFICIENCY RATIO TERHADAP NET PROFIT MARGIN ( STUDI KASUS PADA PT BANK INTERNATIONAL INDONESIA Tbk ) SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Disusun dan Diajukan Oleh : BASYIRUN MUHAMMAD IQBAL A211 07 057 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2011 ABSTRAK Penelitianinidilakukandengantujuanuntukmengujipengaruhoperational efficiency ratio (OER) atau rasio BOPO dan cost efficiency ratio (CER) terhadap net profit margin (NPM). Objek pada penelitian ini adalah PT Bank International Indonesia (BII) Tbk dan hal yang melatar-belakangi penulismenjadikan bank tersebut sebagai objek penelitian karenatingkatperolehanNPMbanktersebutyangrendahselamabeberapatahun belakangan ini. Dari hasil uji asumsi klasik diperoleh bahwa seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdistribusi secara normal dan tidak ditemukan adanya gejala penyimpangan asumsiklasik,yangterdiridariautokorelasi,heteroskedasitas,multikolinearitasdan normalitas.DarihasilujikorelasiditemukanbahwaOER(BOPO)berkorelasinegatif sebesar 95,6% terhadap NPM, sedangkan CER berkorelasi negatif sebesar 92,7% terhadap NPM. Dan dari hasil uji koefesien determinasi (R2) ditemukan bahwa kedua variabel bebas memiliki pengaruh sebesar 91,6% atas setiap perubahan yang terjadi pada NPM. Darihasilujisimultan(ujiF)ditemukanbahwakeduavariabelbebas,baikOER (BOPO)maupunCERsecarabersama-samaberpengaruhsignifikanterhadapNPMsesuai dengannilaisignifikansipadatabelanovasebesar0,002( t-table [1.860] Tag: Operational Efficiency Ratio (BOPO), CER, NPM DAFTAR ISI Halaman Judul....i Halaman Persetujuan.ii Halaman Pengesahaniii Kata Pengantar..iv Abstrak.vi Daftar Isi..vii Daftar Tabel..xi Daftar Grafik..x Daftar Gambar..xi Bab IPendahuluan 1.1Latar Belakang Masalah... 1 1.2Rumusan Masalah..... 6 1.3Tujuan Penelitian.......... 7 1.4Manfaat Penelitian 7 1.5Sistematika Penulisan... 8 Bab IITinjauan Pustaka 2.1Landasan Teori....11 2.1.1Laporan Keuangan Bank.11 2.1.2Rentabilitas.... .12 2.1.3Operational Efficiency Ratio...14 2.1.4Cost Efficiency Ratio...............15 2.1.5Net Profit Margin............................................................................17 2.2Hubungan antara OER & CER dengan NPM..18 2.3Kajian Empiris.19 2.4Kerangka Pemikiran20 2.5Hipotesis..20 Bab IIIMetodologi Penelitian 3.1Objek Penelitian..21 3.2Jenis Penelitian....21 3.3Jenis & Sumber Data...21 3.4Teknik Pengumpulan Data..............................................................22 3.5Variabel Penelitian & Definisi Operasional........22 3.6Teknik Analisis Data...24 Bab IV Gambaran Umum Perusahaan 4.1Profil Singkat Perusahaan32 4.2Visi & Nilai Perusahaan (Vision & Core Value).33 4.3Struktur Organisasi Perusahaan...34 Bab V Hasil & Pembahasan 5.1Analisis terhadap Variabel-Variabel Penelitian.355.1.1Analisis terhadap Rasio BOPO355.1.2Analisis terhadap CER395.1.3Analisis terhadap NPM435.2Statistika Deskriptif475.3Hasil Analisis Data.485.3.1Hasil Uji Asumsi Klasik..485.3.2Hasil Uji Korelasi565.3.3Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)..575.3.4Hasil Pengujian Hipotesis...58Bab VI Penutup 6.1Kesimpulan..636.2Saran64 Daftar Pustaka 66 DAFTAR TABEL Tabel 1.1Perubahan Rasio NPM 10 Bank Terbesar di Indonesia5 Tabel 2.1Peringkat Bank berdasarkan Rasio BOPO..15 Tabel 2.2Kajian Penelitian Empiris....19 Tabel 3.1Operasionalisasi Variabel Penelitian...24 Tabel 3.2Klasifikasi Nilai Durbin-Watson.26 Tabel 5.1Perkembangan Nilai Rasio BOPO...36 Tabel 5.2Perkembangan Nilai CER40 Tabel 5.3Perkembangan Nilai NPM...44 Tabel 5.4Statistika Deskriptif Variabel..47 Tabel 5.5Klasifikasi Nilai Autokorelasi.49 Tabel 5.6Hasil Uji Autokorelasi.49 Tabel 5.7Hasil Uji Multikolinearitas..52 Tabel 5.8Hasil Uji Korelasi56 Tabel 5.9Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)..58 Tabel 5.10Hasil Uji Simultan (Uji F)...59 Tabel 5.11Hasil Uji Parsial (Uji t)60 Tabel 5.12Hasil Uji Parsial (Uji t) dengan Metode Stepwise...62 DAFTAR GRAFIK Grafik 5.1Perkembangan Nilai Rasio BOPO...38 Grafik 5.2Perkembangan Nilai CER42 Grafik 5.3Perkembangan Nilai NPM...46 DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1Kerangka Pemikiran20 Gambar 5.1Hasil Uji Heteroskedasitas...51 Gambar 5.3Hasil Uji Normalitas (Histogram)...54 Gambar 5.4Hasil Uji Normalitas (Probability Plot)..56 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah Perkembangantingkatkeuntunganatauprofitsejakdulutelahmenjadihal yangsangatvitalbagipertumbuhansuatuperusahaankarenaperusahaanyang mampumemperolehtingkatkeuntunganyangtinggimencerminkankinerja perusahaanyangbaikdantargetyangtercapai.Disampingitu,parainvestorjuga akanlebihtertarik untukmenanamkan dana merekake perusahaanyangperolehan labanya tinggi dibandingkan ke perusahaan yang perolehan labanya rendah. Hal ini menunjukkanbahwaperusahaandenganlabayangtinggimemilikipotensimasa depanyanglebihbesardenganresikoyanglebihkecildibandingkanperusahaan yang perolehan labanya kecil dengan resiko yang tentunya lebih besar. Oleh karena itu,perusahaanyangmudahmelakukanekspansi dantumbuhdengan pesatadalah perusahaan yang mampu menghasilkan laba bersih yang meningkat. KetikakrisismonetermelandasebagianbesarnegaradiAsiaTimur termasukdiIndonesiamulaipertengahantahun1997hingga1998,banyak perusahaanyangtakmampumemperolehlaba,merugibahkanbangkrut. Perusahaanyangterkenadampakpalingbesarpadasaatkrisisadalahperusahaan yangbergerakdibidangjasaperbankan,dimanabanyakbankyangharus dilikuidasi,dimergerolehpemerintahbahkandibekukankegiatanoperasionalnya karena tak mampu menghasilkan laba atau, dengan kata lain, merugi. Sektor perbankan memang merupakan sektor yang paling cepat terpukul jika keadaanekonomitidakstabil.HaltersebutsejalandenganSuyatno(1997)yang menyatakan bahwa industri perbankan merupakan industri yang sarat dengan resiko, terutamakarenamelibatkanuangmasyarakatdandiputardalamberbagaibentuk investasi,sepertipemberiankredit,pembeliansurat-suratberhargadanpenanaman dana lainnya.Buruknyakinerjakeuanganperbankanselamaperiodekrisis1997-1998 telahmenurunkantingkatkepercayaannasabahterhadaplembagakeuangan tersebut,yangsebenarnyamemegangperananbesarterhadapsektorkeuangan dan pertumbuhanekonomikarenabankmerupakanlembagaintermediaryyang menghubungkandanadaripihakyangberkelebihan(surplus)kepihakyang membutuhkandanaataumodaluntukmenggerakkanperekonomiannasional. Proses pemulihan kondisi perbankan berjalan lambat karena kompleks dan besarnya skalapermasalahanyangdihadapisebagaiakibatparahnyaketidakseimbangan neracadi sektorperbankandanbegitu banyaknyabankyangbermasalah(Laporan Tahunan Bank Indonesia, 1998-1999).Namun,dengankondisimakroperekonomiannasionalyangsemakin membaiksejaktahun2000danberbagailangkahrestrukturisasimenyeluruhyang dilakukanolehpemerintahdanBankIndonesiapasca-krisis1998,kondisi perbankandiIndonesiaperlahanmulaipulih(LaporanTahunanBankIndonesia, 2000).Dandenganprosespemulihanyangberkesinambungan,kinerjaperbankan nasionaltelahsepenuhnyamembaiksejaktahun2007yangditandaidengan membaiknyarasio-rasiokeuangansertaperolehanlabaatauprofityangstabil (Laporan Perekonomian Indonesia, 2007). Perkembangan perolehan laba pada sektor perbankan beberapa tahun ini tak lepasdarimembaiknyafungsiintermediasiperbankannasionaldanmeningkatnya efisiensi pada biaya-biaya yang dikeluarkan oleh bank itu sendiri. Dengan kata lain, bankyangdapatmenekanbiayadanmengoptimalkankinerjaoperasionalnyaakan mampu mendapatkan perolehanlaba yang besar.MenurutHanafi& Halim (2005), perkembanganperolehanlabapadasektorperbankandapatdilihatdarirasionet profit margin (NPM).IndikatoryangdigunakandalammenghitungNPMadalahlababersihdan total penjualan, dua indikator tersebut merupakan variabel dalam laporan laba-rugi. Olehkarenaitu,dapatdikatakanbahwaNPMmerupakanrasiokeuanganyang berkaitan langsung dengan laporan laba-rugi bank (Wetson & Copland, 1997). Padalaporanlabarugisendiriterdapatduaposutama,yaknipendapatan operasionalsertabiayaoperasional.Jikapendapatanoperasionalmerupakanhasil yang diperoleh dari kegiatan operasional, maka biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkanuntukmenjalankankegiatanoperasionaltersebut.Jikabiaya operasional besar namun hanya menghasilkan pendapatan operasional yang sedikit, makabanktersebuttergolongtidakefisiendalammenjalankankegiatan operasionalnya,dilainpihak,biayaoperasionalyangbesarnantinyaakan mengurangijumlahlababersihyangdapatdiperolehkarenabiayaoperasional merupakanfaktorpengurangdalamlaporanlabarugi.MenurutMuljono(1999) rasioyangdigunakanuntukmelihatsejauhmanapihakbankmampumenekan keseluruhanbiayaoperasionaladalahrasiobiayaoperasionalterhadappendapatan operasional(Rasio BOPO)atau, dalam bahasaInggris, lebih dikenal denganistilah operational efficiency ratio. Namun, operational efficiency ratio atau rasio BOPO saja tidak cukup untuk mengukur secara detail apakah suatu bank telah mampu dalam menekan biaya. Hal tersebutterjadi karena rasio BOPO memasukkan biaya &pendapatan bunga dalam perhitungan,dimananominaldaribiaya&pendapatanbungainicukupbesar sehinggamendominasibesarannilaipadalaporanlaba-rugi.Sebagaiakibatnya, pengaruhdaribiaya&pendapatanlainnyamenjadikaburataukurangsignifikan. Dengandemikian,menurutRiyadi(2004)diperlukansaturasiolagiyanghanya fokus terhadap biaya non-bunga, yakni cost efficiency ratio (CER). Timothy&Scott(2000)jugamenyatakanbahwarasioCERcukupefektif dalam menunjukkan sejauh mana pihak bank mampu menciptakan efisiensi, karena hanya fokus terhadap biaya-biaya overhead, seperti biaya umum (biaya listrik, air &pemeliharaan alat-alat kantor/inventaris), biaya tenaga kerja, dan biaya administrasi. Sehingga, dapat dikatakan bahwa perbedaan mendasar antara operational efficiency ratio(OER)ataurasioBOPOdengancostefficiencyratio(CER)adalahbahwa OER(BOPO)menitikberatkanterhadapkeseluruhanbiayaoperasional,yang didominasi oleh biayabungasedangkan CER hanyafokusterhadap biayalain-lain (biayanon-bungaataubiayaoverhead).Namundemikian,menurutRiyadi(2004) nilaidarikeduarasioinisama-samadiharapkankecil,karenasemakinbesarnilai darikeduarasioini,semakintidakefisienpihakmanajemenbankdalam menjalankan kegiatan operasionalnya untuk memperoleh laba. Pentingnya mengendalikan biaya-biaya operasional yang tercermin dari OER & CER menunjukkan bahwajika suatu bankinginagarkinerja perolehan labayang tercermin dari NPM meningkat secara berkesinambungan, maka bank tersebut harus seefektifmungkindalammengelolabiaya-biayaoperasional(Rose&Hudgins, 2008). Berikutadalahperkembangannetprofitmargin(NPM)sepuluhbank dengan aset terbesar di Indonesia selama periode 2006-2009. Tabel 1.1 Peringkat 10 Bank dengan Aset Terbesar di Indonesia jika Diurut berdasarkan Perolehan Net Profit Margin antara Tahun 2006-2009 NoBank2006200720082009Rata-rata 1.Bank Central Asia (BCA)24,74%27,50%29,93%29,69%27,96% 2.Bank Rakyat Indonesia (BRI)20.21%20.82%21.21%20.68%20,73% 3.Bank Tabungan Negara (BTN)21,11%17,19%18,17%26,81%20,28% 4.Bank Mandiri9,22%18,16%19,44%21,95%17,12% 5.Bank Panin16,71%19,60%11,67%12,41%15,09% 6.Bank CIMB Niaga12,17%15,25%6,75%13,86%12,01% 7.Bank Danamon11,34%15,71%9,49%8,67% 11,30% 8.Bank Negara Indonesia (BNI)12,89%6,04%7,35%12,77%9,76% 9.Bank Permata6,79%12,18%9,34%7,91%9,05% 10.Bank International Indonesia (BII)9,85%6,41%8,09%-0,66%6,23% Sumber: Publikasi Bursa Efek Indonesia, Januari 2011 (data diolah). Daritabel1.1dapatdilihatbahwasepuluhbankdenganasetterbesardi Indonesiamemperolehnetprofitmarginyangberbeda-beda.BankCentralAsia (BCA)adalahbankyangmemilikiperolehanNPMterbesarselamaempatperiode berturut-turut,yaknimasing-masingdiatas24%,sedangkanbankyangmemiliki perolehanNPMterendahadalahBankInternasionalIndonesia(BII),dengannilai tidak lebih dari 10,22% di tahun 2006, bahkan di tahun 2009, NPM yang diperolehBII bernilai negatif yang menunjukkan bahwa bank itu merugi selama periode 2009.BerbedadengansembilanbanklainnyayangmemilikinilaiNPMyang cukupstabilberdasarkantabel1.1,perolehannilaiNPMyangrendaholehBII, khususnyaditahun2009,cukupmenarikmengingatBIIadalahsatudarisepuluh bank di Indonesia dengan aset terbesar namun hanya memperoleh NPM yang kecil. Haltersebutmembuatpenulismendugabahwamembengkaknyanilaioperational efficiencyratiosertacostefficiencyratioyangtelahmenyebabkanbanktersebut tidakberoperasidenganefisiensehinggaharusmemperolehNPMyangsangat rendah. Berdasarkanuraiandiatas,makapenulistertarikuntukmelakukan penelitianlebihlanjutmengenaiduavariabelyangmemengaruhiNPMyangakan dituangkandalamskripsiyangberjudul:AnalisisPengaruhOperational Efficiency Ratio dan Cost Efficiency Ratio terhadap Net Profit Margin pada PT Bank International Indonesia Tbk (BII). 1.2Rumusan Masalah Adapunrumusanmasalahyangpenulisakanangkatdalampenelitianini antara lain : 1)Apakahoperationalefficiencyratiodancostefficiencyratiosecarasimultan berpengaruhsignifikanterhadapnetprofitmarginpadaPTBankInternasional Indonesia Tbk (BII)? 2)Apakahoperationalefficiencyratiodancostefficiencyratiosecaraparsial berpengaruhnegatifdansignifikanterhadapnetprofitmarginpadaPTBank Internasional Indonesia Tbk (BII)? 1.3Batasan Masalah Batasanmasalahpadapenelitianiniberupareferensiwaktu,yaknihanya selamaperiode20032010.Dengandemikian,penelitianpenelitiandiwaktu mendatangyangmengambilobjekpenelitiandanperumusanmasalahyangserupa dengan penelitian ini, namun mengambil referensi data setelah tahun 2010, mungkin saja akan memperoleh hasil uji yang jauh berbeda. 1.4Tujuan Penelitian Berdasarkanperumusanmasalahdiatas,makatujuandaripenelitianini adalah : 1)Untukmengetahuipengaruhoperationalefficiencyratiodancostefficiency ratioterhadapnetprofitmarginpadaPTBankInternasionalIndonesiaTbk (BII) secara simultan selama periode 2003-2010. 2)Untukmengetahuipengaruhoperationalefficiencyratiodancostefficiency ratioterhadapnetprofitmarginpadaPTBankInternasionalIndonesiaTbk (BII) secara parsial selama periode 2003-2010. 1.5Manfaat Penelitian Adapunhasilpenelitianinidiharapkandapatmemberikanmanfaatantara lain : 1)Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan a.Dapatmemberikansumbanganyangberupadataempirisbagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu manajemen keuangan. b.Dapatmemecahkanmasalah-masalahterkaitilmupengetahuankhususnya ilmu perbankan. 2)Bagi Perusahaan a.Dapatmenjadisalahsatureferensidaninformasibagiperusahaanjika menemukan suatu permasalahan yang terkait dengan penelitian ini. b.Dapatmenjadisalahsatureferensibagiperusahaandalammengambil keputusan. 3)Bagi Penelitian Selanjutnya a.Dapatmenjadireferensibagirekan-rekanmahasiswayangakan mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai rasio keuangan. b.Dapat dijadikan bacaan ilmiah untuk penelitian selanjutnya. 1.6Sistematika Penulisan BAB I: PENDAHULUAN Babini berisilatarbelakangmasalah,perumusanmasalah,tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan. BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Babinimemuatteori-teoriyangberasaldaritinjuanliteraturyang menjelaskansetiapvariabelyangmenjadilandasanpenelitianini dilakukan,meliputi:landasanteori,penelitianterdahulu,kerangka pemikiran serta hipotesis. BAB III: METODOLOGI PENELITIAN Padababini,diuraikanobjekpenelitian,populasidansampel penelitian,jenisdansumberdata,teknikpengumpulandata,model beserta teknik analisis dan definisi operasional variabel. BAB IV: GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Berisimengenaigambaransekilas perusahaantempatpenelitianini dilakukan, dalam hal ini, PT Bank International Indonesia Tbk (BII). BAB V: ANALISIS DATA & PEMBAHASAN Bab ini memuat pembahasan rinci mengenai hasil analisis data yang diperoleh secara teoritik baik kuantitatif maupun statistik. BAB VI: PENUTUP Babterakhirinimemuatkesimpulandarihasilpenelitianyang diperolehsertasaranbagipenelitianyangakandilakukandiwaktu yang akan datang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Landasan Teori 2.1.1Laporan Keuangan Bank Laporankeuanganbankmelaporkankinerjakeuanganmasalaludan menunjukkanposisikeuanganterakhir.Penggunalaporankeuanganbank membutuhkaninformasiyangdapatdipahami,relevan,handaldandapat dibandingkandalammengevaluasi posisikeuangan dankinerjabanksertaberguna dalampengambilankeputusanekonomi(IAI,2004).Salahsatuinformasiyang diperlukan investor adalah kinerja bank dalam menghasilkan laba. Darilaporankeuanganbankdapatdiketahuirasio-rasiokeuangan perbankan.Dandenganmenggunakanrasiokeuangan,investordapatmengetahui kinerjasuatubank.HalinisesuaidenganpernyataanMuljono(1999)bahwa perbandingandalam bentukrasiomenghasilkanangkayanglebihobyektif,karena pengukurankinerjatersebutlebihdapatdibandingkandenganbank-bankyanglain ataupun dengan periode sebelumnya. Sebagailembagaintermediasiantarapihak-pihakyangmemilikikelebihan danadenganpihak-pihakyangmemerlukandana,diperlukanbankdengankinerja keuangan yang sehat sehingga fungsi intermediasi dapat berjalan lacar. Hal tersebut tampakdalamkegiatanpokokbankyangmenerimasimpanandarimasyarakat dalambentuktabungan,giro,depositoberjangkadanmemberikankreditkepada pihak yang memerlukan dana (IAI, 2004). Laporankeuanganbankumumnyadipublikasikandalamberbagaibentuk sesuai dengan waktu perilisannya, yakni per triwulan, per caturwulan, per semester, dan per tahun. Di sampingitu,laporan keuangan bank berisi empat laporan utama, antara lain : a.Neraca (Balance sheet) b.Laporan laba-rugi (Income statement) c.Laporan perubahan Ekuitas (Change of equity statement) d.Laporan arus kas (Cash flow statement)Namun,karenapenelitianiniberfokusterhadapefisiensibiayaoperasional terhadap perolehan net profit margin, maka jenis laporan keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan laba rugi atau income statement. 2.1.2Rentabilitas/Profitabilitas Rentabilitassuatuperusahaanmenunjukkanperbandinganantaralaba denganmodalataubiayayangdigunakanuntukmenghasilkanlabatersebut. Dengankatalain,rentabilitasmerupakankemampuansuatuperusahaanuntuk menghasilkan laba selama periode tertentu (Riyanto, 2001).MenurutSilvina(2009)rentabilitasmempunyaisinonimdenganrateof retum,earningpower,danprofitability.Yangdimaksudrentabilitasyaitu kemampuanperusahaanuntukmemperolehlaba.Kalaulabaatauprofitadalah jumlahnya,makarentabilitasadalahkemampuanuntukmemperolehjumlah tersebut.Sedangkanbagisektorperbankan,rentabilitasadalahkemampuanbank dalam menghasilkan profit (laba) dari operasi bank (Abdullah, 2003). Rasiorentabilitasmampumengukurkeberhasilanmenajemensebagaimana ditunjukkanolehlabayangdihasilkan daripenjualan.Pertumbuhanrentabilitasini ditandaidenganperubahanprofitmarginonsales.Dengantingkatprofitabilitas yangtinggiberartiperusahaanakanberoperasipadatingkatbiayarendahyang akhirnya akan menghasilkan laba yang tinggi (Ningsih, 2008).Sebagaisalahsatubagiandarianalisisrasiokeuangan,analisisrasio rentabilitas (profitabilitas) juga didasarkan pada data keuangan histroris yang tujuan utamanyaadalahmemberisuatuindikasikinerjaperusahaandimasayangakan datang.Informasihasilkinerjaperusahaandiperlukanagarinvestorsebagaipihak yangberkepentingansertamasyarakatumumdapatmengetahuitingkatkesehatan suatu perusahaan. Analisispadarasiorentabilitasadalahsalahsatucarayangcukupefektif untukmenilaisuatuperusahaankarenaselaindigunakanuntukmengukur kemampuanperusahaandalammenghasilkanlaba,jugauntukmengetahui efektifitas perusahaan dalam mengelola seluruh sumber daya yang dimilikinya. 2.1.3Operational Efficiency Ratio (OER) Operationalefficiencyratioatau,dalambahasaIndonesia,lebihdikenal sebagairasioBOPOmerupakanrasioyangmenunjukkanbesaranperbandingan antarabebanataubiayaoperasionalterhadappendapatanoperasionalsuatu perusahaan pada periodetertentu (Riyadi,2004).Operationalefficiency ratiotelah menjadi salah satu rasio yang perubahan nilainya sangat diperhatikan terutama bagi sektorperbankanmengingatsalahsatukriteriapenentuantingkatkesehatanbank oleh Bank Indonesia adalah besaran rasio ini. Bank yang nilai Rasio BOPO-nya tinggi menunjukkan bahwa bank tersebut tidak beroperasi dengan efisien karena tingginya nilai dari rasio ini memperlihatkan besarnyajumlahbiayaoperasionalyangharusdikeluarkanolehpihakbankuntuk memperolehpendapatanoperasional.Disampingitu,jumlahbiayaoperasional yangbesarakanmemperkeciljumlahlabayangakandiperolehkarenabiayaatau bebanoperasionalbertindaksebagaifaktorpengurangdalamlaporanlabarugi. Nilairasio BOPOyangideal beradaantara50-75%sesuai denganketentuanBank Indonesia. Berdasarkan Surat EdaranBankIndonesia No.6/23/DPNPtanggal 31 Mei 2004,kategoriperingkatyangakandiperolehbankdaribesarannilaioperational efficiency ratio yang dimiliki adalah sebagai berikut : Tabel 2.1 Peringkat bank berdasarkan operational efficiency ratio (BOPO) PeringkatPredikatBesaran nilai OER/ BOPO 1Sangat Sehat50-75% 2Sehat76-93% 3Cukup Sehat94-96% 4Kurang Sehat96-100% 5Tidak Sehat>100% Sumber : SE BI No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004. Padabank,bebanoperasionalumumnyaterdiridaribiayabunga(beban bunga yang dibayarkan oleh pihak bank kepada nasabah yang menyimpan uangnya dibankdalambentukdanapihakketigasepertigiro,tabungan&deposito),biaya administrasi,biayatenagakerja,biayapemasarandsb.Sedangkan,pendapatan operasionalbankumumnyaterdiridaripendapatanbunga(diperolehdari pembayaran angsuran kredit dari masyarakat), komisi dsb. Secara matematis, OER dapat dirumuskan sebagai berikut : OER (BOPO) =1otuI 0pcutng Lxpcnsc1otuI 0pcutng Rccnuc 100% ..................................(1) (Bank Indonesia, 2010) 2.1.4Cost Efficiency Ratio (CER) Costefficiencyratiomerupakanrasioyangdigunakanuntukmengukur seberapabesarbiayanon-bungayangdikeluarkansuatubankdemimenghasilkan pendapatan bunga bersih dan pendapatan lainnya selain pendapatan bunga (Timothy &Scott,2000).Biayanonbungaataunon-interestexpenseyangbiasadisebut sebagaioverheadcostterdiridaripenyisihankerugianatasaktivaproduktifdan non-produktif,biayatenagakerja,tunjangankaryawansertabiayaadministrasi& umum(biayalistrik,telepon,sewagedung,kendaraan,pemeliiharaandsb), sedangkanpendapatannon-bungaterdiridaripendapatankomisidanprovisinon-kredit;pendapatantransfer,penolakancekdanintercity;keuntungantransaksi valuta asing dan pendapatan jasa bank lainnya di luar pendapatan yang berhubungan denganpemberiankredit.Pendapatannonbungaseringdisebutsebagaifeebased income. AlasansuatubankmenggunakanrasioCERsebagaiindikatorefisiensi karenabiayayangdigunakandalammenghitungCERsebagianbesarterdiridari biayavariabel(variablecost)yangtaklainmerupakanjenisbiayayangdapat ditekan,sepertibiayaumum,administrasidantenagakerja.Danjikasuatubank mampumemperolehpendapatandalamjumlahbesardenganbiayayangrelatif kecil,makadapatdikatakanbahwabanktersebutmampuuntukmengoptimalkan segala sumber daya yang dimilikinya (Riyadi, 2004). BesarannilairasioinimenurutTimothy&Scott(2000)untukpredikat sangatbaikadalah50-55%dansemakinbesarnilainya,semakintidakefisien. Secaramatematis,besarannilaiCERdapatdiketahuidenganmenggunakanrumus sebagai berikut : CER = Nonintcrcst Expcnsc ( 0:crcoJ Cost)Nct Intcrcst Incomc +Fcc boscJ incomc 100% ................................(2) (Timothy & Scott, 2000) 2.1.5Net Profit Margin (NPM) NPMmenunjukkanperbandinganantaralababersihdenganpenjualan (HanafidanHalim,2005).Rasioinidigunakanuntukmenghitungsejauhmana kemampuan bankyang bersangkutan dalam menghasilkanlaba bersih (netincome) ditinjau dari sudut total penjualannya.NPMmengacukepadapendapatanoperasionalbankyangterutamaberasal darikegiatanpemberiankredityangdalamprakteknyamemilikiberbagairisiko kredit(kredit bermasalah dan kreditmacet), bunga(spread), kursvalas (jikakredit diberikan dalam valas) dan lain-lain.Semakintinggitingkatrasionetprofitmarginbankyangbersangkutan menunjukkanhasilyangsemakinbaik,demikiansebaliknya(Muljono,1999). Selainitu,rasioNPM jugamemiliki hubungan positifdenganlaba bersih,di mana semakinmeningkat nilairasioini,semakin baik peningkatan perolehan laba bersih suatu bank, demikian juga sebaliknya. Perlu diingat bahwa NPM dihitung dengan cara membagi antara jumlah laba bersihdengantotalpenjualanselamasetahun.Totalpenjualanbagiperusahaan manufaktur berupa produk barang dan bagi perusahaan jasa, total penjualan berasal darijenisjasayangditawarkan.Lainhalnyadenganjasaperbankan,dimanatotal penjualanberasaldaribungapinjamanataskredityangdisalurkankemasyarakat. Dengandemikian,pendapatanutama/totalpenjualansektorperbankanyang dihitung dalamNPM dapat dikatakan berasal dari bunga pinjaman ataskredityang disalurkan selama satu periode/tahun penuh. Secara sistematis NPM perbankan dapat dirumuskan sebagai berikut : NPM = Nct Incomc n u ucn cuNct SuIcs100% .. (3) (Rose, 1999) 2.2HubunganantaraOperationalEfficiencyRatio(OER)&CostEfficiency Ratio (CER) dengan Net Profit Margin (NPM) Baik variabel dependen (NPM) maupun variabel independen (OER & CER) dalampenelitianinimerupakanbagiandarilaporanlaba-rugi.NPMdihitung berdasarkan hasil bagi antara laba bersih dan total penjualan, artinya semakin besar labasuatubank,semakintingginilaiNPMbanktersebut.Dilainpihak,OER& CERmerupakanvariabelyangmencerminkanseberapabesarbiaya-biayayang dikeluarkan oleh pihak bank dalam melaksanakan kegiatan operasional.KalauOERmenunjukkanseberapaefektifpihakbankdalammenekan seluruhbiayaoperasional,makaCERmenunjukkanseberapaefektifpihakbank dalammenekanbiayaoverhead.Bedanya,nilaiOERtelahmemasukkanbiaya bungadalamperhitungansedangkanCERtidakmemasukkanbiayabungadalam perhitungan.Dengankatalain,OER bertujuanuntuk memperlihatkansejauhmana pihak bank mampu menekan biaya yang berkaitan dengan fungsi utama bank, yakni seluruh biaya yang timbul akibat dari kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana, sedangkanCERhanyamenunjukkanbiayayangtimbulakibatdaripenggunaan sumber daya dan alat pendukung bagi kegiatan operasional, contohnya tenaga kerja, listrik dsb. Karenamenyangkutmasalahbiaya,OERdanCERmemilikipengaruh negatifterhadapNPMkarenadalamlaporanlabarugi,biayamerupakanfaktor pengurang.Olehkarenaitu,semakintinggibiaya-biayaoperasional bank,semakin besarfaktorpengurangdalamlaporanlabarugi.Haliniakanmengurangijumlah laba bersih yang selanjutnyaberakibat terhadap perolehanNPM.Dengan katalain, semakin besar OER & CER, semakin rendah NPM yang akan diperoleh. 2.3Kajian Penelitian Empiris Tabel 2.2 Kajian Penelitian Empiris No Nama Peneliti & Tahun Penelitian Judul PenelitianIndikatorHasil Penelitian 1. Yuliani(2007) Hubungan Efisiensi Operasional dengan Kinerja Profitabilitas pada Sektor BOPO & CAR terhadap laba BOPO berpengaruh negatif secara signifikan terhadap perolehan laba. Hasil regresi parsial juga Perbankan yang Go Publik di Bursa Efek Jakarta membuktikan bahwa semakin efisien kinerja opersional suatu bank, semakin banyak keuntungan yang dapat diperoleh 2. Syahru Syarif (2006) Analisis Pengaruh Rasio-rasio CAMELS terhadap Net Profit Margin Rasio CAMELS (CAR, ROA, ROE, BOPO, LDR) terhadap NPM Terdapat pengaruh sigifikan dan negatif antara BOPO terhadap NPM, dengan nilai signifikansi () sebesar 0,041 (4,1%) 3. Fred H.Hays, Stephen A. De Lurgio & Arthur H. Gilbert, Jr (2010) Efficiency Ratio and Community Bank Performances Analyzis Cost efficiency ratio toward CAMEL rating performance Cost efficiency memiliki pengaruh positif signifikan dalam penentuan rating bank oleh standar CAMEL di Amerika Serikat, termasuk rating bank dalam memperoleh laba (profitabilitas/rentabilitas). 2.4Kerangka Pemikiran Berdasarkan hasil pemikiran di atas, maka penulis dapat menggambarkan kerangka pemikiran teoritis seperti berikut ini: Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Operational Efficiency Ratio X1 Net Profit Margin Y Cost Efficiency Ratio X2 (-) (-) 2.5Hipotesis Hipotesisdapatdiartikansebagaisuatujawabanyangbersifatsementara terhadappermasalahanpenelitian,sampaiterbuktimelaluidatayangterkumpul (Santoso, 2010). Berdasarkan teori dankerangka pemikiran di atas,maka hipotesis yang penulis dapat uraikan adalah sebagai berikut: 1.Diduga OER & CER secara simultan berpengaruh signifikan terhadap NPM 2.Diduga OER & CER secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap NPM. BAB III METODE PENELITIAN 3.1Objek Penelitian ObjekpadapenelitianiniadalahPTBankInternationalIndonesiaTbk. Karenaobjekpenelitianiniadalahkantorpusat,makalaporankeuanganyang dianalisismerupakanlaporankeuangankonsolidasiseluruhkinerjakeuanganpada kantor pusat, kantor cabang dan kantor syariah di seluruh provinsi di Indonesia. 3.2Jenis Penelitian Penelitian ini berbentuk penelitian deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang mengungkap besar atau kecilnya suatu pengaruh atau hubungan antar variabel yang dinyatakan dalam angka-angka. Hal tersebut dilakukan dengan cara mengumpulkan data-datayangmerupakanfaktorpendukungterhadappengaruhantaravariabel-variabel yang bersangkutan yang kemudian dianalisis (Santoso, 2010). 3.3Jenis dan Sumber Data 3.3.1Jenis Data Jenis datayangdigunakandalam penelitian iniadalahdata sekunder, yakni datayangtelahdisediakandantelahdipublikasikanolehbeberapainstansiterkait. DatasekunderyangdimaksudadalahlaporankeuanganPTBankInternational Indonesia Tbk. (BII) mulai dari tahun 2003 hingga 2010. 3.3.2Sumber Data Datasekunderyangdigunakandalampenelitianinisemuanyaberasaldari laporankeuanganbaikyangdipublikasikanolehBankInternationalIndonesia maupun yang dipublikasikan lewat Bursa Efek Indonesia. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Teknikpengumpulandatayangdigunakandalampenelitianiniadalah metode pengumpulan data historis (documentary-historical). Langkah yang diambil dalam pengumpulan data yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : 1.Penelitian Kepustakaan (Library Research) Tujuandaripenelitianiniadalahuntukmemperolehdatasekunderdanuntuk mengetahuiindikator-indikatordarivariabelyangdiukur.Penelitianinijuga bergunasebagaipedomanteoritispadawaktumelakukanpenelitianlapangan sertauntukmendukungdanmenganalisisdata,yaitudengancaramempelajari literatur-literatur yang relevan dengan topik yang sedang diteliti. 3.5Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1.Variabel Bebas (Dependent Variable) VariabelBebasmerupakanvariabelpenyebabatauvariabelyangdiduga memberikan pengaruh dan efek terhadap variabel atau peristiwa lainnya.Variabel bebas pada penelitian ini antara lain : a.Operational Efficiency Ratio (OER) OperationalefficiencyratiodiberisymbolX1 denganindikatortotal operating expense dan total operating revenue. OER (BOPO) =1otuI 0pcutng Lxpcnsc1otuI 0pcutng Rccnuc 100% (Bank Indonesia, 2010) b.Cost Efficiency Ratio (CER) CostefficiencyratiodiberisimbolX2 denganindikatoroverheadcost, net interest income dan fee based income. CER = Nonintcrcst Expcnsc ( 0:crcoJ Cost)Nct Intcrcst Incomc +Fcc boscJ incomc 100% (Timothy & Scott, 2000) 2.Variabel Terikat (Independent Variable) Variabelterikatmerupakanvariabelyangbesarannilainyadipengaruhioleh variabel-variabelbebas.Variabelterikatdalampenelitianiniadalahnetprofit margin (NPM) yang diberi simbol Y, dengan indikator net income dan net sales. NPM = Nct Incomc n u ucn cuNct SuIcs100% (Rose, 1999) Berdasarkan rumusan variabel penelitian di atas, penulis dapat memaparkan operasionalisasi variabel penelitian seperti yang terlihat pada table di bawah ini. Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian NoNama VariabelStatus VariabelKonsepCara Pengukuran Skala 1. Operational Efficiency Ratio (OER) Independen Menunjukkan seberapa efektif suatu bank dalam menekan seluruh biaya selama menjalankan kegiatan operasional. Riyadi (2004) Total Operatiing Expenses/Total Operating Revenue Rasio (%) 2. Cost Efficiency Ratio (CER) Independen Menunjukkan seberapa efisien bank dalam mengelola biaya overhead untuk memperoleh pendapatan bunga bersih dan pend. nonbunga. Riyadi (2004) Overhead cost/ Net Interest Income + Fee Based Income Rasio (%) 3. Net Profit Margin (NPM) Dependen Menunjukkan seberapa optimum suatu bank dalam memeperoleh laba bersih dari kegiatan operasional utama (penyaluran kredit). Hanafi & Halim (2005) Net Income/Net Sales Rasio (%) 3.6Teknik Analisis DataPenelitian ini bertujuan melihat pengaruh hubungan antara variabel-variabel independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan analisis regresi linear berganda.Statistikuntukmengujihipotesisdalampenelitianinimenggunakan metode regresi linier berganda dengan rumus : = o + b1x1+ b2x2+ c Dalam hal ini, Y

=Net Profit Margin (dalam persentase) a=konstanta persamaan regresi b1,b2, =koefisien regresi x1=Operational Efficiency Ratio (dalam persentase) x2 =Cost Efficiency Ratio (dalam persentase) e=standar error 3.5.1Pengujian Asumsi Klasik MenurutSantoso(2010)Modelregresiyangdigunakandalammenguji hipotesisharuslahmenghindarikemungkinanterjadinyapenyimpanganasumsi klasik. Asumsi klasik regresi yang dimaksud antara lain sebagai berikut:a)Uji Autokorelasi Autokorelasidapatdiartikansebagaikorelasiyangterjadidiantara anggota-anggotadariserangkaianobservasiyangberderetanwaktu(apabila datanyatimeseries)ataukorelasiantaratempatberdekatan(apabilacross sectional).MenurutIqbal(2001:290)klaisfikasinilaiDurbin-Watsondapat digunakanuntukmelihatadaatautidaknyaautokorelasidalammodelregresi. Berikut ini kriteria gejala autokorelasi menurut Iqbal :Tabel 3.2 Klasifikasi Nilai DW untuk Autokorelasi NilaiKeterangan 2,91 Ada autokorelasi Tidak ada kesimplan Tidak ada autokorelasi Tidak ada kesimpulan Ada autokorelasi Sumber:Iqbal Hasan (2001) b)Uji Heteroskedasitas Ujiheteroskedasitasbertujuanmengujiapakahdalammodelregresi terjadiketidaksamaanvariancedariresidualsatupengamatankepengamatan yanglain.Modelregresiyangbaikadalahyangtidakterjadiheteroskedasitas. Metode yang dapat dipakai untuk mendeteksi gejala heterokedasitas antara lain: metode grafik, park glejser, rank spearman dan barlett. Dalampenelitianinimetodeyangdigunakanuntukmendeteksigejala heteroskedasitas denganmelihatgrafikplotantaranilaiprediksivarabelterikat (ZPRED) denganresidualnya (SRESID).Deteksi ada tidaknya heteroskedasitas dapatdilakukandenganmelihatadatidaknyapolatertentupadagrafik scatterplotantaraZPREDdanSRESIDdimanasumbuYadalahYyangtelah diprediksi,dansumbuXadalahresidual(YprediksiYsesungguhnya)yang terletak di Studentized. 1)Jikaadatitik-titikyangmembentukpolatertentuyangteraturmaka mengidentifikasikan telah terjadi heterokedasitas. 2)Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedasitas. c)Uji Multikolinearitas Masalah-masalahyangmungkinakantimbulpadapenggunaan persamaanregresi bergandaadalahmultikolinearitas,yaitu suatukeadaanyang variabel bebasnya berkorelasi dengan variabel bebas lainnya atau suatu variabel bebas merupakan fungsi linier dari variabel bebas lainnya. Carayangdapatdigunakanuntukmendeteksiadatidaknya multikolinearitasdapatdilakukandengancaramenganalisismatrikkorelasi antarvariabelindependen.Jikakolerasiantarvariabelindependensatu dengan yanglainmemilikinilaidiatas0,90makadiindikasikanterdapatmasalah multikolinearitas. d)Uji Normalitas Ujinormalitasbertujuanuntukmengujiapakahmodelregresi,variabel terikatdanvariabelbebaskeduanyamempunyaidistribusinormalatautidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Metode yang dapat dipakai untuk normalitas antara lain : analisis grafik dan analisis statistik. Ujinormalitasdalampenelitianinidilakukandengancaraanalisis grafik.Normalitasdapatdideteksidenganmelihatpenyebaran data(titik)pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya : 1)Jikadatamenyebardisekitargarisdiagonaldanmengikutigarisdiagonal ataugrafikhistogramnyamenunjukkanpola distribusinormal,makamodel regresi memenuhi asumsi normalitas. 2)Jikadatamenyebarjauhdarigarisdiagonaldanatautidakmengikutiarah garisdiagonalataugrafikhistogramtidakmenunjukkanpoladistribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. 3.5.2Uji Korelasi Parsial Ujikorelasimerupakansebuahanalisisyangdigunakanuntukmenyelidiki hubungan antara dua variabel.UntukmenafsirkanangkakorelasiantarvariabelmenurutPratisto (2009:115) digunakan kriteria sebagai berikut : 0- 0.25 atau0 25% : korelasi sangat lemah> 0,25 0,5atau 25 50%: korelasi cukup > 0,5 0,75atau 50 75%: korelasi kuat > 0,75 1 atau 75 100%: korelasi sangat kuat Probabilitas untuk Uji Korelasi ini adalah 0,025. 3.5.3Uji Koefesien Determinasi (R2) Koefisiendeterminasi(R2)digunakanuntukmengukurseberapajauh kemampuanmodeldalammenerangkanvariasivariabelterikat.Koefisien determinasi ini dapat dicari dengan rumus (Gujarati, 1999) : R2 =TSSESS R2=Koefisiendeterminasimajemuk(multiplecoeficientofdeterminant),yaitu proporsivariabelterikatyangdapatdijelaskanolehvariabelbebassecara bersama-sama. ESS = Explained sum of squares, atau jumlah kuadrat yang dijelaskan atau variabel nilai variabel terikat yang ditaksir di sekitar rata-ratanya. TSS =Total sum of squares, atautotalvariabel nilaivariabelterikatsebenarnyadi sekitar rata-rata sampelnya. Nilaikoefisiendeterminasiberadaantara01.NilaiR2 yangkecil (mendekatinol)menunjukkankurangnyakemampuanvariabel-variabelbebas dalam menjelaskan variasi pada variabel terikat. Namun, nilai R2 yang mendekati 1 menunjukkanbahwavariabel-variabelbebasmemilikihampirsemuainformasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi pada variabel terikat (Ghozali, 2005).3.5.4 Pengujian Hipotesis a)Uji Simultan (Uji F) UjiFdigunakanuntukmelihatsignifikansipengaruhperubahanvariabel bebas(OperationalEfficiencyRatio&CostEefficiencyRatio)secarabersama-sama atausimultanterhadapvariabelterikat (Net ProfitMargin).Langkah-langkah yang dilakukan adalah (Gujarati, 1999) : 1). Merumuskan hipotesis H0:b1=b2 =0,tidakadapengaruhperubahanproporsiOperationalEfficiency Ratio dan Cost Efficiency Ratio terhadap Net Profit Margin. H1 : b1 b2 0, terdapat pengaruh perubahan proporsi Operational Efficiency Ratio dan Cost Efficiency Ratio terhadap Net Profit Margin. 2).Menentukantingkatsignifikasi(),yaitusebesar0,05(5%)dandegreeof freedom(df)denganrumusnk1dengantujuanuntukmenentukanF tabel dengan rumus : ) () 1 () 1 (22k nrkRFhitungDimana R2 = TSSESS Keterangan : R2=Koefisien Determinasi ESS=Explained Sum of Squared TSS= Total Sum of Squared 1 r2= Residual Sum of Squared N= Jumlah Observasi K= Jumlah Variabel bebas 3). Membandingkan hasil Fhitung dengan Ftabel dengan kriteria sebagai berikut: Jika F hitung > F tabel berarti H1 diterima. Jika F hitung F tabel berarti H0 ditolak. b)Uji Parsial (Uji t) Ujitdilakukanuntukmengetahuipengaruhmasing-masingvariabel independen yang terdiri atas Operational Efficiency Ratio dan Cost Efficiency Ratio terhadap Net Profit Margin secara parsial.Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam uji ini adalah sebagai berikut (Gujarati, 1999) : 1). Merumuskan hipotesis H0 : b1 = b2 = 0, tidak ada pengaruh perubahan proporsi Operational Efficiency Ratio dan Cost Efficiency Ratio terhadap Net Profit Margin. H1:b1b20,minimaladasatupengaruhpadaperubahanproporsi Operational Efficiency Ratio dan Cost Efficiency Ratio terhadap Net Profit Margin. 2). Menentukantingkatsignifikasi()dengandegreeoffreedom(df)dengan rumusn k 1 dengan tujuan untuk menentukan t tabel. 3). Menentukan t hitung dengan rumus: Thitung =Koc]scn RcgcsStundu cus 4). Membandingkan hasil thitung dengan t tabel dengan kriteria sebagai berikut: Jika thitung > ttabel berarti H1 diterima. Jika t hitung t tabel berarti H0 diterima. BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1Profil Singkat Perusahaan PTBankInternasionalIndonesiaTbk(BII)didirikanpada15Mei1959. Setelahmendapatkanijinsebagaibankdevisapada1988,BIImencatatkan sahamnyadiBursaEfekJakartadanBursaEfekSurabaya(sekarangBursaEfek Indonesia atau BEI) pada 1989. Sejak menjadi perusahaan publik, BII telah tumbuh menjadi salah satu bank swasta terkemuka di Indonesia.PadaDesember2003,konsorsiumSorakmengambilalih51%kepemilikan Bank,melaluiprosespenjualanyangdilakukan olehBadanPenyehatanPerbankan Nasional(BPPN).AnggotakonsorsiumSorakpadasaatituterdiridariAsia FinancialHoldingsPte.Ltd,KookminBank,ICBFinancialGroupHoldingsLtd danBarclaysBankPLC.Pada30September2008,MaybanOffshoreCorporate Services(Labuan)Sdn.Bhd.(MOCS),anakperusahaanyang dimilikisepenuhnya olehMalayanBankingBerhad(Maybank),menyelesaikanpengambilalihan100% sahamSorakFinancialHoldingsPte,Ltd,pemilik55,51%sahamBII.Pada Desember 2008, MOCS menyelesaikan penawaran tender untuk sisa saham BII dan meningkatkan kepemilikannya. BII merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia. Pada akhir tahun 2009, jaringanBIImeliputi256kantordomestiktermasukkantorcabangSyariah, ditambahtigakantorluarnegeridanmemiliki772ATMserta15CDMBIIdi seluruhIndonesia.BIIbergerakdibidangPerbankanKonsumer,UKM& Komersial dan Korporasi. Bank mengelola total dana pihak ketiga sebesar lebih dari Rp48 triliun dan memiliki aset sebesar Rp61 triliun. 4.2Visi dan Nilai Perusahaan (Vision & Core Value) A.Visi PT Bank International Indonesia Tbk adalah: Be the Best Financial Service Provider in the Market We Serve Menjadi Penyedia Jasa Keuangan Terbaik pada Pasar yang Dilayani B.NilaiPerusahaanatau CoreValueyangditerapkanpadaPTBankInternational Indonesia Tbk adalah : Core Value T I G E R ArtiMakna EnglishIndonesia TTeamwork Work together as a team based on mutual respect and dignity Bekerja sama sebagai satu tim yang didasari nilai saling menghargai dan rasa kebanggaan IIntergrity Honest, professional and ethical in all dealings Jujur, professional dan berlandaskan moral dalam semua kegiatan usaha GGrowth Passionate about constant improvement and innovation as well as personal development Memiliki keinginan yang kuat untuk melakukan peningkatan dan pembaharuan secara konsisten EExcellent & Efficiency Commit to delivering outstanding, speedy and superior performanceservices Berkomitmen untuk menghasilkan kinerja yang sempurna dan layanan prima RRelationship Building Continuously build long term and mutually beneficial partnership Secara berkesinambungan Membangun hubungan kerjasama jangka panjang yang saling menguntungkan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1Analisis terhadap Variabel-Variabel Penelitian. Analisisterhadapvariabel-variabelpenelitiandilakukanagarpenulisdapat mengetahuibagaimanaperkembangansetiapindikatorpadavariabel-variabelyang dipilihdalampenelitianini.Teknikanalisisyangdigunakanadalahteknikanalisis horisontal, yakni denganmengukur berapa besarselisih setiap indikator pada suatu variabel dari satu tahun ke tahun berikutnya (Bapepam, 2005). Dengan analisis horisontal, penulis mampu memperoleh gambaran mengenai segalaperubahanyangterjadipadasetiapindikatordalamvariabelpenelitian, apakah terjadi kenaikan atau penurunan dari satu tahun ke tahun yang berikutnya. 5.1.1AnalisisterhadapOperationalEfficiencyRatio(RasioBOPO)PTBank International Indonesia (BII) Tbk Periode 2003 2010. AnalisisuntukrasioBOPOdilakukanterhadapduaindikatorutamapada rasioBOPOitusendiri,yaknitotalbiayaoperasionaldantotalpendapatan operasional. Berikutinianalisisterhadapoperationalefficiencyratio(rasioBOPO)BII selamaperiode2003-2010:Tabel 5.1 Analisis Perkembangan Indikator-Indikator Operational Efficiency Ratio (Rasio BOPO) BII Periode 2003-2010 (Dalam Juta Rupiah, kecuali Dinyatakan dalam Bentuk Lain) Indikator Rasio BOPO Tahun 20032004200520062007200820092010 Biaya Bunga2.325.4221.313.0102.099.1683.574.8453.021.1613.186.6663.135.7912.906.798 Biaya Non Bunga1.499.1031.959.5262.443.6362.929.4523.409.6453.840.3844.716.5705.532.062 Biaya Operasional3.824.5253.272.5364.542.8046.504.2976.430.8067.027.0507.852.3618.438.860 Perubahan (nominal) -(551.989)1.270.2681. 961.493(73.491)596.244825.311586.499 Perubahan(%)-14,43%38,81%43,17%1,13%9,27%11,74%7,47% Pendapatan Bunga3.343.2772.955.3804.443.2036.153.0395.499.8385.942.6476.231.9086.475.062 Pendapatan Non Bunga 738.0291.127.562 995.8411.019.4841.178.7021.479.7141.657.4832.672.170 Pendapatan Operasional 4.081.3064.082.9425.439.0447.172.5236.678.5407.422.3617.889.3919.147.232 Perubahan (nominal) -1.6361.356.1021.733.479(493.983)743.821467.0301.257.841 Perubahan (%)-0,04%33,21%31,87%6,89%11,14%6,29%15,94% Rasio BOPO93,7%80,15%83,52%90,68%96,29%94,67%99,53%92,26% Sumber: Bursa Efek Indonesia & Laporan Keuangan Bank International Indonesia, Januari 2011 (Data Diolah)Dari tabel 5.1 dapat dilihat bahwa rasio BOPO Bank International Indonesia tahun 2004 mengalami penurunan signfikan sebesar lebih dari 13% dari tahun 2003. Haliniterjadikarenapadatahun2004,totalbiayaoperasionalmengalami penurunansebesar14,43%sedangkanpendapatanoperasionalmengalami peningkatansebesar0,04%.Namun, daritahun 2005 2007 nilairasio BOPO BII secaraberturut-turutmengalamipeningkatan.Nilairasiotersebutsempatsedikit membaik di tahun 2008, namun nilai rasio BOPO BII kembali meningkat signifikan dengannilai99,53%ditahun2009,danmerupakannilaitertinggiselama6tahun terakhir.Dengandemikian,ditahun 2009,nilairasioBOPOBIItergolongkurang sehat jika didasarkan atas ketentuan dari Bank Indonesia.DenganmelihatperubahannilairasioBOPOpadatabel5.1dapat disimpulkan dua hal berikut ini, antara lain : 1.Nilai rasio BOPO BII mengalami peningkatan jika terjadi dua hal, yakni terjadi peningkatan yang jauh lebih besar terhadap total biaya operasional(lihat kolom tahuntahun2005, 2006,dan2009 padatabel 5.1)atauterjadi penurunanyang lebih besar terhadap total pendapatan operasional (lihat kolom tahun 2007 pada tabel 5.1). 2.NilairasioBOPOBIImengalamipenurunanjikaterjadiduahal,yakniterjadi penurunanterhadaptotalbiayaoperasional(lihat kolomtahun 2004padatabel 5.1)atauterjadipeningkatanyangjauhlebihbesarterhadappendapatan operasional (lihat kolom tahun 2008 pada tabel 5.1). BerikutinigrafikyangmemperlihatkanperkembanganrasioBOPO (OperationalEfficiencyRatio)padaBankInternationalIndonesiaselamaperiode 2003 2010. Grafik 5.1 Perkembangan Perolehan Nilai Rasio BOPO (Operational Efficiency Ratio) pada PT Bank International Indonesia Tbk selama periode 2003 2010 (Dalam Persentase) Sumber: Data Diolah Darigrafikdiatas,standarminimumnilairasioBOPOyangidealsesuai denganketentuanBankIndonesiaadalah75%,atausepanjanggarislurusmerah pada grafik di atas, jika garis yang menunjukan nilai rasio BOPO suatu bank makin mendekatigarismerah,makasemakinidealnilairasioBOPO-nya,sebaliknya, semakin jauh dari garis merah, semakin buruk perolehan rasio BOPO bank tersebut.Dengan demikian, dapat dilihat bahwa nilairasio BOPO BankInternational Indonesiatergolongsehatpadatahun2004karenatitikyangmenunjukkannilai 93,780,1583,5290,6896,2994,6599,5392,26Ni l aiRasi o BOPO yang Idealmenur utBank Indonesi a7525354555657585951051151252003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010Per ol ehan Ni l aiRasi o BOPO (Oper at i onalEf f i ci ency Rat i o) Bank Int er nat i onalIndonesi aSt andarNi l aiRasi o BOPO ol eh Bank Indonesi a unt uk Pr edi katSangatSehat(75%)rasiotersebut,yaknisebesar80,15%,sangatdekatdengantitikpadagarislurus merahyangmerupakanstandarminimumnilairasioBOPOyangidealolehBank Indonesia, yakni sebesar 75%. Akan tetapi, nilai rasio BOPO BII membengkak pada tahun2009,yaknisebesar99,53% danterletaksangatjauhdarigarismerah.Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa nilai rasio BOPO BII untuk tahun 2009 tergolong kurang sehat.5.1.2AnalisisterhadapCostEfficiencyRatio(CER)PTBankInternational Indonesia Tbk (BII) Tbk antara Tahun 2003-2010. Analisisyangdigunakanuntukmenghitungindikator-indikatorpadaCER jugasamasepertiyangdigunakanuntukmenganalisisrasioBOPOBII,yakni analisis horisontal. Indikator-indikator yang akan dianalisis berupa biaya non-bunga yangterdiriatasbiayaumum,biayatenagakerja,biayaadministrasi,dsb; pendapatan bunga bersih dan pendapatan non-bunga (fee based income). Berikut ini analisis CER pada PT Bank International Indonesia (BII) Tbk selama periode 2003-2010 : Tabel 5.2 Analisis Perkembangan Indikator-Indikator Cost Efficiency Ratio (CER) BII Periode 2003-2010 (Dalam Juta Rupiah, kecuali Dinyatakan dalam Bentuk Lain) Indikator CER Tahun 20032004200520062007200820092010 Biaya Umum & Administrasi 707.261810.5151.093.6691.463.3631.288.9651.454.7511.731.302*) Biaya Tenaga Kerja428.306684.723889.572768.8561.005.6591.080.6041.265.6151.571.253 Estimasi Kerugian Komitmen & Kontijensi 3.400(1.162)3.6881.2024.1586.01411.574*) PPAP112.431206.525179.282696.0311.110.8631.077.1801.681.252*) Lain-lain247.705258.925277.425---26.8273.960.809 Total Biaya Non-Bunga1.499.1031.959.5262.443.6362.929.4523.409.6453.618.5494.716.5705.532.062 Perubahan (nominal)-460.423484.110485.816480.193208.9041.098.021815.492 Perubahan (%)-30,71%24,70%19,88%16,39%6,12%30,34%17,29% Provisi & Komisi Non-Kredit 220.800263.942332.338349.237351.862354.487325.0321.026.063 Keuntungan Transaksi Valuta Asing 74.057112.750103.46789.322111.043183.378134.814*) Lain-lain443.172750.870560.036580.925715.797736.2371.197.6371.646.107 Total Pendapatan NonBunga (a) 738.0291.127.562995.8411.019.4841.178.7021.274.1021.657.4832.672.170 Pendapatan Bunga Bersih(b) 1.017.8551.642.3702.344.0352.578.1942.478.6772.755.9813.096.1173.568.264 a + b1.755.8842.769.9323.339.8763.597.6783.657.3794.030.0834.753.6006.240.434 Perubahan (nominal)-1.014.048569.944257.80259.701372.704723.5171.486.834 Perubahan(%)-57,75%20,57%7,72%1,66%10,19%17,95%31,28% Cost Efficiency Ratio (CER) 85,37%70,74%73,16%81,42%93,22%89,78%99,22%88,65% *) : Indikator tidak dirincikan dalam laporan keuangan Sumber : Bursa Efek Indonesia & Laporan Keuangan Bank International Indonesia, Januari 2011 (Data Diolah)Daritabel5.2dapatdiketahuibahwabiayanon-bungaBankInternational Indonesiasecaraterus-menerusmeningkatmulaidaritahun2003hingga2010. Peningkatantertinggitercatatpadatahun2004sebesar30,71%dantahun2009 sebesar30,34%,sedangkanpeningkatanterendahterjadipadatahun2008yang hanya sebesar 6,12%. Meskipun biaya non-bunga BII membengkak selama delapan tahunberturut-turut,haltersebutternyatadiikutiolehpeningkatanterhadap pendapatannon-bungadanpendapatanbungabersihdarikegiatanoperasional, peningkatantertinggiyangtercatatterjadipadatahun2004,sebesar57,75%yang mampu membuatnilaiCER BII turunke angka70,74% ditahun 2004 dariangka 85,37% di tahun sebelumnya. Dengandemikian,berdasarkantabel5.2dapatdisimpulkanduahal mengenai perkembangan nilai CER, yakni : Berikutinianalisishorisontalterhadapmasing-masingindikatorcost efficiency ratio pada PT Bank International Indonesia selama periode 2003 2010 : 1.NilaiCERBIIakannaikjikapeningkatanpadabiayanon-bungajauhlebih tinggidibandingkanpeningkatanpadapendapatannon-bungadanpendapatan bunga bersih. (lihat kolom tahun 2005, 2006, 2007 & 2009 pada tabel 5.2) 2.NilaiCERBIImenurunjikapeningkatanpadapendapatannon-bungadan pendapatan bunga bersih jauh lebih tinggi dibandingkan peningkatan pada biaya non-bunga. (lihat kolom tahun 2003, 2008 & 2010 pada tabel 5.2) Berikut ini grafikyang memperlihatkan perkembangan nilai Cost Efficiency Ratio (CER) pada Bank International Indonesia selama periode 2003-2010.Grafik 5.2 Perkembangan Perolehan Nilai Cost Efficiency Ratio (CER) pada PT Bank International Indonesia Tbk selama periode 2003 2010 (Dalam Persentase) Sumber: Data Diolah Berdasarkangrafik5.2,perolehannilaiCERBIIpadatahun2004cukup membaikpadaposisi70,74%jikadibandingkanpadatahunsebelumnya,yakni sebesar85,37%.Namun, perolehannilaiCERBIIsecaraterus-menerusmeningkat antaratahun2005dan2007.PerolehannilaiCERBIIsempatsedikitmembaikdi tahun 2008 namun kembali meningkat tajam di tahun 2009 dengan nilai 99,22% dan merupakannilaitertinggiselamatujuhtahunterakhir.Haltersebutmenunjukkan terdapat pembengkakan biaya non-bunga pada BII selama periode 2009.Grafik5.2jugamenunjukkanbahwaselamadelapantahunberturut-turut, perolehannilaiCERBIImasihbelummemenuhistandarnilaiCERidealyang 85,3770,7473,6181,4293,2289,7899,2288,65Ni l aiCER yang Idealm enur utTi mot hy &Scot t(2000)5525354555657585951051151252003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010Per ol ehan Ni l aiCostEf f i ci ency Rat i o (CER) Bank Int er nat i onalIndonesi aSt andarNi l aiCostEf f i ci ency Rat i o (CER) yang Idealmenur utTi mot hy &Scot t(55%)ditentukanolehTimothy&Scott,mengingatgrafiknyaterletakcukupjauh diatas standar garis yang ditetapkan. DariperkembangannilaiCERtersebut,dapatdisimpulkanbahwapihak manajemenbankbelumoptimaldalammenekanbiayanon-bungaselama menjalankankegiatanoperasionalnya,haltersebutdidasarkanatasperolehannilai CERBIIyangcukuptinggidanmasihjauhdiatas55%sebagaimanayangtelah ditetapkan oleh Timothy & Scoot sebagai nilai CER yang ideal.5.1.3AnalisisterhadapNetProfitMargin(NPM)PTBankInternationalIndonesia (BII) Tbk selama periode 2003-2010. Analisis terhadap NPM dilakukan atas dua indikator NPM itu sendiri, yakni lababersihdantotalpenjualan(pendapatanbungakredit).Berikutinianalisis terhadapNPMpadaPTBankInternationalIndonesiaTbkselamaperiode2003-2010 : Tabel 5.3 Analisis Perkembangan Indikator-Indikator Net Profit Margin (NPM) BII Periode 2003-2010 (Dalam Juta Rupiah, kecuali Dinyatakan dalam Bentuk Lain) Indikator Rasio BOPO Tahun 20032004200520062007200820092010 Laba (Rugi) Bersih309.089821.582725.118606.140352.828480.468(40.969)460.989 Perubahan (nominal) -512.493(96.464)(118.978)(253.312)127.640(521.437)501.958 Perubahan(%)-165,81%11,74%16,40%41,79%36,18%108,53%1.225,2% Total Penjualan3.343.2772.955.3804.443.2036.153.0395.499.8385.942.6476.231.9085.787.424 Perubahan (nominal) -(387.897)1.487.8231.709.836(653.201)442.809289.261(444.484) Perubahan (%)-11,60%50,34%38,48%10,61%8,05%4,87%7,13% Net Profit Margin (NPM) 9,24%27,79%16,31%9,85%6,41%8,09%-0,66%7,96% Sumber: Bursa Efek Indonesia & Laporan Keuangan Bank International Indonesia, Januari 2011 (Data Diolah) Daritabel5.3dapatdiketauhibahwaterjadipeningkatanlababersihsecara signifikan pada tahun 2004 sebesar Rp 512.493 juta atau sebesar 165,81% dari tahun sebelumnya. Namun demikian,perolehan lababersihsecara terus-menerus menurun signifikanantaratahun2005dan2007.Datapadatahun2008menunjukkanterjadi peningkatanlababersihsebesar36,18%.Namun,padatahun2009 dan2010terjadi perubahanangkayangekstrim.Ditahun2009,sebagaicontoh,terjadipenurunan ekstrim sebesar-108,53% dengan total kerugian mencapaiRp 40.969juta dan nilai NPMjatuhkeangka-0,66%,haltersebutternyataberbedadengantotalpenjualan padatahuntersebut,yangmenunjukkanpeningkatansebesar4,87%.Begitupuladi tahun2010,terjadipeningkatanekstrimpadalababersihsebesar1.225%danNPM yang naik ke posisi 7,96% meskipun pada tahun yang sama, total penjualan ternayata menurun sebesar 7,13%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa : 1.NilaiNPMBIImeningkatkarenaduahal,yakniterjadipeningkatanpadalaba bersihdantotalpenjualan(lihatkolomtahun2008padatabel5.3)atauterjadi penurunanpadatotalpenjualannamunperolehanlababersihtetapmeningkat tajam (lihat kolom tahun 2004 & 2010 pada tabel 5.3) 2.Nilai NPM BII menurun karena dua hal, yakni terjadi penurunan pada laba bersih dantotalpenjualan(lihatkolomtahun2007padatabel5.3)atauterjadi peningkatanpadatotalpenjualannamunperolehanlababersihtetapmenurun (lihat kolom tahun 2005, 2006 & 2009 pada tabel 5.3)BerikutinigrafikyangmemperlihatkanperkembangannilaiNetProfit Margin (NPM) pada Bank International Indonesia selama periode 2003-2010. Grafik 5.3 Perkembangan Perolehan Nilai Net Profit Margin (NPM) pada PT Bank International Indonesia Tbk selama periode 2003 2010 (Dalam Persentase) Sumber: Data Diolah Berdasarkangrafik5.3dapatdilihatbahwaBIImampumemperolehnilai NPMyangcukuptinggipadatahun2004,sebesar27,79%danpadatahun2005, sebesar 16,31%. Namun demikian, perolehan NPM pada BII mulai menurun antara tahun2006dan2008.Bahkan,padatahun2009,NPMyangdiperolehbernilai negatif,haltersebutmenunjukkanbahwaBIImengalamikerugianselama menjalankankegiatanoperasionalpadaperiodetersebut.Akantetapi,perolehan NPM BII mulai membaik di tahun 2010 dengan angka positif 7,96%. 9,2427,7916,319,856,418,09-0,667,96-5051015202530354045502003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010Perolehan NetProf itM argin (NPM ) Bank I nt ernat ional I ndonesiaPer ol ehan NetPr of i tM ar gi n (NPM ) Bank Int er nat i onalIndonesi a 5.2Statistika Deskriptif Statistikadeskriptifdigunakanuntukmemberikangambarandaninformasi mengenaidatadarisetiapvariabelyangdigunakandalamsuatupenelitian.Data yang dimaksud meliputi nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata (mean) dan standardeviasi(Santoso,2010).Deskripsidalampenelitianinimeliputitiga variabel,yakninetprofitmargin(NPM),operationalefficiencyratio(OER),dan costefficiencyratio(CER).Berikutinitabelstatistikadeskriptiftigavariabeldi atas: Tabel 5.4 Statistika Deskriptif Variabel (Dengan NPM sebagai Variabel Terikat) RasioMaximumMinimumMeanStd. Deviation NPM27.79-0.6610.62388.35054 OER (BOPO)99.5380.1591.34756.50005 CER99.2270.7485.19509.72574 Sumber: Data Statistik Olahan, Mei 2011 Berdasarkantabel5.4diatas,dapatdijelaskanbahwastatistikadeskriptif terhadap variabel penelitian ini antara lain : 1.Netprofitmargin(NPM)sebagaivariabelterikatmemilikinilaiterendah dengan -0,66% dan nilai tertinggi pada posisi 27,79%. Nilai mean yang sebesar 10,62%menunjukkan bahwarata-rataperolehanNPMpadaBankInternational Indonesia selama referensi waktu penelitian, yakni antara tahun 2003 dan 2010, sebesar 10,62%. Standar deviasi untuk NPM sebesar 8,35%. 2.Operationalefficicencyratio(OER)ataurasioBOPOsebagaivariabelbebas pertama(X1)memilikinilaiterendahdengan80,15%dannilaitertinggipada posisi99,53%.Nilaimeansebesar91,34%menunjukkanbahwarata-rata perolehanrasioBOPOpadaBankInternationalIndonesiaselamareferensi waktupenelitian daritahun 2003hingga2010adalahsebesar91,34%.Standar deviasi untuk rasio BOPO adalah 6,5% 3.Costefficiecnyratio(CER)sebagaivariabelbebaskedua(X2)memilikinilai terendahdengan70,74%dannilaitertinggipadaposisi99,22%.Nilaimean sebesar85,19%menunjukkanbahwaperolehannilaiCERpadaBank InternationalIndonesiaselamareferensiwaktupenelitian,yakniantaratahun 2003 dan 2010, adalah sebesar 85,19%. Standar deviasi untuk nilai CER adalah 9,72%. 5.3Hasil Analisis Data 5.3.1Hasil Uji Asumsi Klasik a)Uji Autokorelasi Autokorelasidapatdiartikansebagaikorelasiyangterjadidiantara anggota-anggotadariserangkaianobservasiyangberderetanwaktu(apabila datanyatimeseries)ataukorelasiantaratempatberdekatan(apabilacross sectional).Menurut Muhammad Iqbal Hasan (2001:290) klaisfikasi nilai d yang dapat digunakan untuk melihat ada atau tidaknya autokorelasi dalam model regresi. Tabel 5.5 Klasifikasi Nilai DW untuk Autokorelasi NilaiKeterangan 2,91 Ada autokorelasi Tidak ada kesimplan Tidak ada autokorelasi Tidak ada kesimpulan Ada autokorelasi Sumber:Iqbal Hasan (2001) Danhasilujiautokorelasiuntukpenelitianinidapatdilihatpadatabeluji Durbin Watson berikut :Tabel 5.6 Hasil Uji Autokorelasi (Durbin-Watson) Model Summaryb Change Statistics Durbin-Watson R Square ChangeF Changedf1df2Sig. F Change .91627.17525.0021.863 a.Predictors: (Constant), CER, OER (BOPO) b.Dependent Variabel: NPM Sumber: Data Statistik Olahan (Mei, 2011) Pada tabel 5.6 dapat dilihat bahwa nilai Durbin-Watson untuk penelitian ini adalahsebesar1,863.Karenanilaitersebutterletakantara1,55dan2,45;maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bebas dari masalah autokorelasi. b)Uji Heteroskedasitas UjiHeteroskedastisitasbertujuanmengujiapakahdalammodelregresi terjadiketidaksamaanvariance dariresidualsatupengamatankepengamatanlain. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedasitas.Mendeteksigejalaheteroskedasitasdapatdilakukandenganmelihatgrafik plotantaranilaiprediksivarabelterikat(ZPRED)denganresidualnya(SRESID). Ada tidaknya gejala heteroskedasitas dapat diketahui dengan dua hal, antara lain : 1)Jikapencarandatayangberupatitik-titikmembentukpolatertentudan beraturan, maka terjadi masalah heteroskedasitas. 2)Jikapencarandatayangberupatitik-titiktidakmembentukpolatertentudan menyebardiatasdandibawahsumbuY,makatidakterjadimasalah heteroskedasitas. Hasil uji heteroskedasitas untuk penelitian ini dapat dillihat pada gambar 5.1 di bawah ini : Gambar 5.1 Hasil Uji Heteroskedasitas Sumber: Data Statistik Olahan (Mei, 2011) Gambar 5.1 menunjukkan bahwa pada scatter plot, pencaran data menyebar secaraacakdibawahdandiatassumbuYdantidakmembentukpolaberaturan tertentu. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penelitian ini bebas dari masalah heteroskedasitas. c)Uji Multikolinearitas UjiMultikolinearitasbertujuanuntukmengujiapakahmodelregresi ditemukanadanyakorelasiantarvariabelindependen.Modelregresiyangbaik seharusnya tidak terjadi kolerasi di antara variabel independen (Ghozali, 2005). Carayangdapatdigunakanuntukmendeteksiadatidaknya multikolinearitasdapatdilakukandengancaramenganalisismatrikkorelasi antarvariabelindependen.Jikakolerasiantarvariabelindependensatu dengan yanglainmemilikinilaidiatas0,90makadiindikasikanterdapatmasalah multikolinearitas. Dalam penelitian ini, analisis matrik kovarian dapat dilakukan dengan melihat tabel 5.5 seperti berikut ini : Tabel 5.7 Uji Multikolinearitas Matriks Kovarian Coefficient Correlationsa ModelCEROER (BOPO) 1 CorrelationsCER1.000-.976 OER (BOPO)-.9761.000 CovariancesCER.257-.376 OER (BOPO)-.376.576 a. Dependent Variable: NPM Dari hasil uji di atas dapat dilihat bahwa seluruh nilai kovarians korelasi antarvariabelindependenberadadibawah0,90.Dengandemikian,dapat dikatakan bahwa penelitian ini bebas dari masalah multikolinearitas. d)Uji Normalitas Ujinormalitasbertujuanuntukmengujiapakahdalammodelregresi, variabelterikat danvariabel bebaskeduanyamempunyai distribusi normalatau tidak.Modelregresiyangbaikadalahmemilikidistribusidatanormalatau mendekati normal (Ghozali, 2005). Metode yang dapat dipakai untuk normalitas antara lain : analisis grafik dan analisis statistik. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara analisis grafik. Normalitas dapatdideteksidenganmelihatpenyebaran data(titik)padasumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya : 1)Jikadatamenyebardisekitargarisdiagonalataumengikutigaris diagonaldangrafikhistogrammenunjukkanpoladistribusinormal, yakni berbentuk lonceng dan tidak lebih condong ke sebelah kanan atau kiri, maka regresi dikatakan memenuhi asumsi normalitas. 2)Jikadatamenyebarjauhdarigarisdiagonalatautidakmengikutiarah garisdiagonaldangrafikhistogramtidakmenunjukkanpoladistribusi normal,yakniberbentukUataulebihcondongkesebelehkananatau kiri, maka model regresi dikatakan tidak memenuhi asumsi normalitas. Hasilujinormalitasuntukpenelitianinidapatdilihatpadaduagambar berikut ini : Gambar 5.2 Hasil Uji Normalitas dengan Menggunakan Histogram Sumber: Data Statistik Olahan (Mei, 2011) Gambar5.2diatasmenunjukkanbahwahistogrammemilkipoladistribusi normalkarenaberbentukbel(lonceng)dantidaklebihcondongkesalahsatusisi, baik di sebelah kanan maupun kiri. Gambar 5.3 Hasil Uji Normalitas dengan Menggunakan Probability Plot Sumber: Data Statistik Olahan (Mei, 2011) Gambar5.3diatasmenunjukkanbahwaprobabilityplotmemilikipola distribusinormalkarenapencarandataberadadisekitargarisdiagonaldan mengikutigarisdiagonaltersebut.Dengandemikian,dapatdikatakanbahwa penilitian ini telah memenuhi asumsi normalitas.5.3.2Hasil Uji Korelasi Untukmengetahuihubunganantaraoperationalefficiencyratio(rasio BOPO) dan cost efficiency ratio (CER) terhadap net profit margin (NPM) pada PT BankInternationalIndonesia Tbk(BII)digunakanpengujiankorelasi.Ujikorelasi merupakansebuahanalisisyangdigunakanuntukmenyelidiki hubunganantardua variabel. Hasil uji korelasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 5.8 Hasil Uji Korelasi Correlations NPMOER (BOPO)CER Pearson CorrelationNPM 1.000-.956-.927 OER (BOPO)-.9561.000.576 CER-.927.5761.000 Sig. (1-tailed)NPM ..000.000 OER (BOPO).000..060 CER.000.060. NNPM 888 OER (BOPO)888 CER888 Sumber: Data Statistik Olahan (Mei, 2011) UntukmenafsirkanangkakorelasiantarvariabelmenurutPratisto (2009:115) digunakan kriteria sebagai berikut : 0 - 25%: korelasi sangat lemah (dianggap tidak ada) 26 50%: korelasi cukup 51 75%: korelasi kuat 76 100%: korelasi sangat kuat BerdasarkandatayangdiperolehdariSPSSdapatditafsirkanhubungan antara variabel-variabel adalah sebagai berikut : 1)Terdapatkorelasinegatifyangsangatkuatantaraoperationalefficiency ratio(RasioBOPO)dengannetprofitmargin(NPM)dengannilai95,6%. Korelasiduavariabeltersebutsignifikankarenamemilikinilaiprobabilitas sebesar 0,000 (< 0,025). 2)Terdapat korelasi negatif yang sangat kuat antara cost efficiency ratio (CER) dengan net profitmargin(NPM) dengan nilai 92,7%.Korelasi duavariabel tersebutsignifikankarenamemilikinilaiprobabilitassebesar0,000(< 0,025). 5.3.3Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisiendeterminasi(R2)digunakanuntukmengukurseberapajauh kemampuan model dalam menerangkan variasi pada variabel terikat. Nilai R square terletakantaranol dansatu.Jikanilai Rsquaremendekatinol,makakemampuan variabelbebasdalammenjelaskanperubahanpadavariabelterikatsangatlemah, sedangkannilaiRsquareyangmendekatisatumenunjukkankuatnyapengaruh variabelbebasdalammenentukansegalaperubahanyangterjadipadavariabel terikat (Santoso, 2010). Hasil ujikoefisien determinasi(Rsquare) dalam penelitianini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb Model RR Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1.957a.916.8822.86784 a.Predictors: (Constant), CER, OER (BOPO) b.Dependent Variabel: NPM Sumber: Data Statistik Olahan (Mei, 2011) Tabel5.9diatasmenunjukkanbahwanilaiKoefisienDeterminasi(R2) dalampenelitianiniadalah 0,916(mendekatisatu).Artinya,operationalefficiency ratio (rasio BOPO) dan cost efficiency ratio (CER) sebagai variabel bebas memiliki pengaruhsebesar91,6%atassetiapperubahanyangterjadipadavariabelterikat, yakninetprofitmargin(NPM),sedangkansisanyasebesar8,4%disebabkanoleh hal-hal lain di luar variabel penelitian. 5.3.4Hasil Pengujian Hipotesis a)Hasil Uji Simultan (Uji F) UjiFdilakukanuntukmelihatpengaruhdarivariabelbebassecara bersama-sama(simultan)terhadapvariabelterikat.Dalamhalini,pengaruh antara operational efficiency ratio (rasio BOPO) dan cost efficiency ratio (CER) secara simultan terhadap net profit margin (NPM).Hasilujisimultan(UjiF)padapenelitianinidapatdilihatdaritabel berikut : Tabel 5.10 Hasil Uji F ANOVAb ModelSum of SquaresdfMean SquareFSig. 1Regression446.9992223.49927.175.002a Residual41.12358.225Total488.1217a. Predictors: (Constant), CER, OER (BOPO) b. Dependent Variable: NPM Sumber: Data Statistik Olahan (Mei, 2010) Hipotesis berbunyi : H0:b1=b2 =0,tidakadapengaruhperubahanproporsioperationalefficiency ratiodancostefficiencyratioterhadapnetprofitmargin,dimanatingkat signifikansi 0,05 dan Fhitung < Ftabel. H1:b1b2 0,terdapatpengaruhperubahanproporsioperationalefficiency ratiodancostefficiencyratioterhadapnetprofitmargin,dimanatingkat signifikansi 0,05 dan Fhitung > Ftabel. Hipotesis yang diajukan oleh penulis : H1:Didugaoperationalefficiencyratio(rasioBOPO)dancostefficiencyratio (CER)secarabersama-sama(simultan)berpengaruhsignifikanterhadapnet profit margin (NPM). HasilolahdataSPSSpadatabel5.10menunjukannilaiFhitung=27,175, sementaranilaidistribusipadatarafkesalahan5%dalamFtabelsebesar4,07; sehinggadiperolehhasilFhitung 27,175>Ftabel 4,07.Dandengantingkat signifikansi()sebesar0,002(dibawah0,05),dapatdisimpulkanbahwa operationalefficiencyratio(rasioBOPO)dancosteffciciencyratio(CER)secara bersama-sama/serentakberpengaruhsignifikanterhadapnetprofitmargin(NPM) dan layak digunakan dalam model regresi untuk memprediksi NPM. Maka dari itu, H1 diterima dan H0 ditolak. Dengan demikian, hipotesis yang diajukan oleh penulis diterima berdasarkan hasil uji F dalam penelitian ini. b)Uji Parsial (Uji t) Ujitdilakukanuntukmelihatseberapabesarpengaruhmasing-masing variabelterikatterhadapvariabelbebas,dalamhalini,operatinonalefficiency ratio(rasioBOPO)dancostefficiencyratio(CER)terhadapnetprofitmargin (NPM)secaraparsial.Hubungansecaraparsialinidapatditinjaudarinilai signifikansi, nilai t hitung dan persamaan regresi linear berganda. Tabel 5.11 Hasil Uji t Coeffecient a Model Unstandardized Coefficient Standardized CoefficienctTSig. BStd. ErrorBeta 1. Constant128.44928.8034.460.007 OER (BOPO)-1.398.759-1.088-1.842.125 CER.116.507.135.228.828 a.Dependent Variabel: NPM Sumber: Data Sekunder Olahan (Mei, 2011) Darihasilujit(parsial)sepertiyangditunjukkanpadatabel5.11dapat disusun persamaan regresi linear berganda seperti berikut ini : NPM = 128,449 - 1,398 OER (BOPO) + 0,116 CERBerdasarkan tabel 5.11 dan persamaan regresi di atas dapat dinterpretasikan beberapa hal, antara lain: 1.Operationalefficiencyratio(RasioBOPO)memilikinilaisignifikansisebesar 0,125(>0,05)dengannilaithitung (-1.842)0,05) dengan nilai thitung0,228