Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PENGARUH STRUKTUR INTERNAL, EKSTERNAL DAN
RELIGIUSITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL SAHAM SYARIAH
(Studi Kasus 18 Emiten di Jakarta Islamic Index
Periode 2010-2017)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
(S.E)
Diajukan Oleh:
RIZKY YULIAN MAULANA
NIM: 11140860000028
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H / 2018 M
i
ANALISIS PENGARUH STRUKTUR INTERNAL, EKSTERNAL DAN
RELIGIUSITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL SAHAM SYARIAH
(Studi Kasus 18 Emiten di Jakarta Islamic Index
Periode 2010-2017)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
(S.E)
Oleh:
RIZKY YULIAN MAULANA
NIM: 11140860000028
Di Bawah Bimbingan:
Dr. Ir. H. Roikhan Mochamad Aziz, MM. Hah.Slm.
NIDN. 2025067001
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H / 2018 M
i
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Pada Hari Kamis, 12 April 2018 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas
Mahasiswa:
1. Nama : Rizky Yulian Maulana
2. NIM : 11140860000028
3. Jurusan : Ekonomi Syariah
4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Struktur Internal, Eksternal, Dan
Religiusitas Terhadap Struktur Modal Saham Syariah (Studi
Kasus 18 Emiten Di Jakarta Islamic Index Periode 2010-
2017)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
Mahasiswa tersebut dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 12 April 2018
1. Dr. Desmadi Saharuddin, Lc., M.A. ( _______________ )
NIP. 197207112005011007 Penguji 1
2. Dr. M. Nur Rianto Al-Arif, SE., M.Si. ( _______________ )
NIP. 198110132008011006 Penguji 2
ii
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini, Rabu, Tanggal 23 Bulan Mei Tahun 2018 telah diadakan
Ujian Skripsi atas mahasiswa :
1. Nama : Rizky Yulian Maulana
2. NIM : 11140860000028
3. Jurusan : Ekonomi Syariah
4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Struktur Internal, Eksternal Dan
Religiusitas Terhadap Struktur Modal Saham Syariah (Studi Kasus 18
Emiten Di Jakarta Islamic Index Periode 2010-2017)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di
atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 23 Mei 2018
1. Yoghi Citra Pratama., M.Si. ( ) NIP. 198307172011011011 Ketua
2. Dr. Ir. H. Roikhan Mochamad Aziz., MM. ( ) NIDN. 2025067001 Sekretaris
3. Nurul Ichsan., MA. ( ) NIP. 197311282005011004 Penguji Ahli
4. Dr. Ir. H. Roikhan Mochamad Aziz., MM. ( ) NIDN. 2025067001 Pembimbing
iii
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Rizky Yulian Maulana
NIM : 11140860000028
Program Studi : Ekonomi Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi saya,
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas
karya ini.
Apabila di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan
telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap
dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, April 2018
Yang Menyatakan,
Rizky Yulian Maulana
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi:
Nama : Rizky Yulian Maulana
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 4 Juli 1996
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Nomor Telepon : 085695455407
Email : [email protected]
Pendidikan Formal:
2002-2008 : SDS Perguruan Rakyat 04
2008-2011 : SMP Negeri 109 Jakarta
2011-2014 : SMA Negeri 91 Jakarta
2014-Sekarang : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Riwayat Organisasi:
2013-2014 : Rohis SMA Negeri 91 Jakarta
2014-2015 : HMJ Ekonomi Syariah Divisi Sosial Agama
2015-2016 : Dema FEB UIN Jakarta Divisi Media
2016-2018 : LiSEnSi UIN Jakarta Divisi Humas Media
vi
ABSTRACT
This study aims to examine the influence between Internal, External and
Religiosity Variable on Sharia Capital Structure companies which listed in the
Jakarta Islamic Index 2010-2017 period.
The population in this study amounted to 30 companies which listed in the
Jakarta Islamic Index period 2010-2017. The sampling technique using purposive
sampling as much as 18 companies. This study using secondary data from the
company's annual financial statements. This study using data panel regression
method with fixed effect model approach using Eviews 9 and Microsoft Excel
2010 program.
The result shows that in partially, Profitability as internal variable has no
significant effect to Capital Structure. Liquidity as internal variable has a
negative significant effect to Capital Structure. Dividend Policy as internal
variable has a positive significant effect to Capital Structure. Investment
Development as external variable has a positive significant effect to Capital
Structure. Zakat as religiosity variable has a negative significant effect to Capital
Structure. The result in simultaneously, Profitability, Liquidity, Dividend Policy,
Investment Development, and Zakat Variables have affect to the Capital
Structure. In this study, the most influential variable is Dividend Policy.
Keywords: Profitability, Liquidity, Dividend Policy, Investment Development,
Zakat, Capital Structure
vii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh antara Variabel Internal,
Eksternal dan Religiusitas terhadap Struktur Modal Saham Syariah pada emiten-
emiten yang terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun 2010-2017.
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 30 emiten yang terdaftar di
Jakarta Islamic Index periode 2010-2017. Teknik pengambilan sampel
menggunakan purposive sampling sebanyak 18 emiten. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data sekunder dari laporan keuangan tahunan emiten.
Penelitian ini menggunakan metode regresi data panel dengan pendekatan model
fixed effect menggunakan program Eviews 9 dan Microsoft Excel 2010.
Hasil penelitian menunjukan bahwa secara parsial variabel internal
Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap Struktur Modal. Variabel
internal Likuiditas berpengaruh negatif dengan Struktur Modal. Variabel internal
Kebijakan Dividen memiliki hubungan positif dengan Struktur Modal. Variabel
eksternal Perkembangan Penanaman Modal memiliki hubungan positif dengan
Struktur Modal. Variabel religiusitas Zakat memiliki hubungan negatif dengan
Struktur Modal. Secara simultan, Variabel Profitabilitas, Likuiditas, Kebijakan
Dividen, Perkembangan Penanaman Modal, dan Zakat berpengaruh terhadap
Struktur Modal. Pada penelitian ini, variabel yang memiliki pengaruh paling besar
adalah Kebijakan Dividen.
Kata Kunci: Profitabilitas, Likuiditas, Dividen, Penanaman Modal, Zakat,
Struktur Modal
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad Saw. yang telah menuntun kita dari zaman kegelapan ke zaman yang
terang benderang ini.
Alhamdulillah dengan hasil usaha dan kerja keras penulis, skripsi ini dapat
terselesaikan. Skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Struktur Internal,
Eksternal, Dan Religiusitas Terhadap Struktur Modal Saham Syariah (Studi Kasus
18 Emiten Di Jakarta Islamic Index Periode 2010-2017)” disusun dalam rangka
menyelesaikan Program Sarjana (S1) untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar
Sarjana Ekonomi (SE) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selama proses pembuatan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak
pihak yang telah membantu memberikan doa dan dukungan kepada penulis. Oleh
karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penulisan skripsi ini, terutama kepada:
1. Allah Swt. yang telah memberikan kesempatan, rahmat, nikmat dan karunia-
Nya kepada penulis untuk memudahkan menyelesaikan pembuatan skripsi
ini.
2. Kedua orang tua penulis, Ayah dan Ibu, serta adik penulis yang telah
memberikan dukungan, motivasi, dorongan, doa, cinta dan kasih sayang
kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
3. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
4. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Dr. Ir. H. Roikhan Mochamad Aziz MM. Hah.Slm. selaku dosen
pembimbing dan penemu teori H. Terima kasih atas waktu, bimbingan serta
arahan dan motivasi yang Bapak berikan kepada penulis sehingga skripsi ini
bisa terselesaikan dengan baik.
6. Bapak Yoghi Citra Pratama., M.Si. selaku Ketua Prodi Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Ibu RR Tini Anggraeni., M.Si. selaku Seketaris Prodi Ekonomi Syariah
sekaligus Dosen Penasehat Akademik penulis. Terima kasih atas nasehat,
arahan dan segala saran yang Ibu berikan kepada penulis selama menjalani
perkuliahan di UIN.
8. Seluruh Bapak/Ibu Dosen yang telah memberikan pengalaman belajar dan
ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama menjalani perkuliahan di
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
ix
9. Fatimah Zuhra, yang telah banyak membantu, berbagi cerita, memberi
motivasi, cinta dan dukungan, serta menemani penulis sejak awal semester
sampai saat ini.
10. Sahabat-sahabat penulis, Anisa Nurul Hidayah, Muhammad Aminul Wahid,
Gigih Ikhsani Utomo, Dwi Wahyu Ramadhan, Lauhul Maufudz, Nadiyah dan
Fuad Salim yang selalu menjadi teman dekat, teman belajar, teman diskusi,
teman bicara dan teman seperjuangan penulis selama kuliah di UIN.
11. Keluarga besar LiSEnSi UIN Jakarta yang banyak memberikan pengalaman
berorganisasi dan pengalaman berharga lainnya bagi penulis.
12. Teman-teman seperjuangan Ekonomi Syariah angkatan 2014 yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan dukungan,
cerita, cinta, canda tawa dan suka duka selama kuliah bersama di UIN.
Semoga Allah Swt. memberikan kemudahan dan keberkahan bagi Kita
semua.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Semoga skripsi ini memiliki manfaat dan dapat dipergunakan sebagai tambahan
informasi dan pengetahuan bagi semua pihak yang membutuhkan.
Jakarta, April 2018
Penulis
Rizky Yulian Maulana
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................. v
ABSTRACT .......................................................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .......................................................................................... 12
C. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 13
D. Batasan Masalah ............................................................................................... 13
E. Kegunaan Penelitian ......................................................................................... 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 16
A. Landasan Teori ................................................................................................. 16
1. Filosofi Ekonomi Islam............................................................................ 16
2. Pasar Modal Syariah ................................................................................ 22
3. Saham Syariah ......................................................................................... 24
4. Jakarta Islamic Index ............................................................................... 25
5. Struktur Modal ......................................................................................... 26
6. Teori Struktur Modal Tradisional ............................................................ 27
7. Teori Struktur Modal Modern .................................................................. 28
8. Struktur Modal Menurut Islam ................................................................ 32
xi
9. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal................................ 33
10. Teori HAhSLM ........................................................................................ 41
B. Keterkaitan Antar Variabel............................................................................... 45
C. Penelitian Terdahulu ......................................................................................... 47
D. Kerangka Berpikir ............................................................................................ 50
E. Hipotesis ........................................................................................................... 53
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 54
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................ 54
B. Metode Penentuan Sampel ............................................................................... 54
C. Metode Pengumpulan Data .............................................................................. 56
D. Metode Analisis Data ....................................................................................... 57
1. Analisis Deskriptif ................................................................................... 57
2. Model Estimasi Regresi Panel Data ......................................................... 58
3. Pemilihan Model Regresi Data Panel ...................................................... 61
4. Uji Asumsi Klasik .................................................................................... 62
5. Uji Statistik .............................................................................................. 66
E. Operasi Variabel Penelitian .............................................................................. 71
1. Variabel Dependen................................................................................... 71
2. Variabel Independen ................................................................................ 71
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ....................................................... 74
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................................. 74
B. Analisis dan Pembahasan ................................................................................. 75
1. Pemilihan Model Regresi Data Panel ...................................................... 75
2. Pengujian Asumsi Klasik ......................................................................... 81
3. Pengujian Hipotesis ................................................................................. 86
4. Hasil Interpretasi Penelitian ..................................................................... 94
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 103
A. Kesimpulan .................................................................................................... 103
B. Saran ............................................................................................................... 105
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 106
LAMPIRAN ........................................................................................................ 114
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 47
Tabel 3.1. Daftar Sampel Emiten ........................................................................... 56
Tabel 4.1. Model Common Effect.......................................................................... 75
Tabel 4.2. Model Fixed Effect ............................................................................... 76
Tabel 4.3. Model Random Effect ........................................................................... 77
Tabel 4.4. Uji Chow ............................................................................................... 78
Tabel 4.5. Uji Hausman ......................................................................................... 79
Tabel 4.6. Uji LM................................................................................................... 80
Tabel 4.7. Uji Multikolinieritas .............................................................................. 83
Tabel 4.8. Uji Heteroskedastisitas .......................................................................... 84
Tabel 4.9 Uji Autokorelasi ..................................................................................... 85
Tabel 4.10 Uji Autokorelasi setelah di Diferensiasi .............................................. 85
Tabel 4.11 Model Penelitian Fixed Effect ............................................................. 86
Tabel 4.12 Koefisien Masing-Masing Saham Syariah ........................................... 89
Tabel 4.13 Uji t Parsial........................................................................................... 90
Tabel 4.14 Uji F Simultan ...................................................................................... 92
Tabel 4.15 Adjusted R2 .......................................................................................... 93
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Diagram Kaffah Thinking Dalam Islam ........................................... 44
Gambar 2.2. Kerangka Berpikir ............................................................................. 52
xiv
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.1. Kinerja Indeks JII 2010-2017 ................................................................ 3
Grafik 1.2. Beberapa Struktur Modal dalam JII 2010-2017 .................................... 6
Grafik 1.3. Perkembangan Investasi Pasar Modal di Indonesia............................... 8
Grafik 1.4. Perbandingan Kapitalisasi Pasar JII dan IHSG ..................................... 9
Grafik 1.5. Statistik Zakat Nasional 2010-2017 .................................................... 10
Grafik 4.1. Uji Normalitas ..................................................................................... 82
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lampiran 1. Data Penelitian ............................................................ 114
Lampiran 2. Estimasi Model Data Panel.............................................................. 119
Lampiran 3. Uji Asumsi Klasik ........................................................................... 122
Lampiran 4. Uji Statistik ...................................................................................... 124
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia teknologi mengalami kemajuan yang pesat dari tahun ke tahun.
Indonesia yang merupakan negara yang besar, memiliki berbagai macam
sumber daya, baik alam maupun manusia, sehingga menjadi daya tarik
tersendiri bagi emiten asing maupun lokal untuk mengembangkan usahanya
di Indonesia. Berbagai macam inovasi yang menarik harus dibuat oleh
emiten-emiten agar mereka dapat bertahan di dalam kerasnya persaingan. Jika
bisnis yang dijalankan emiten tidak inovatif, maka bisnis tersebut akan
menghadapi risiko untuk sulit bertahan hidup dalam lingkungan persaingan
yang ketat. Inovasi diakui sebagai faktor yang sangat penting dalam
persaingan industri dan merupakan senjata yang tangguh untuk menghadapi
persaingan (Urbancova 2013). Selain menghadirkan inovasi baru, pendanaan
juga merupakan hal penting lainnya yang dibutuhkan emiten agar dapat terus
mengembangkan usahanya. Pendanaan penting bagi emiten untuk
melaksanakan aktivitas operasionalnya. Merupakan tugas seorang manajer
keuangan untuk mengatur dan menghimpun dana yang dibutuhkan untuk
operasional emiten.
Bagi setiap emiten, hal yang perlu diperhatikan dalam menjalankan
bisnis usahanya adalah pengelolaan pendanaan. Kebutuhan dana dalam
sebuah emiten dapat dipenuhi melalui sumber dana eksternal maupun sumber
2
dana internal. Jika pendanaan emiten secara eksternal berarti emiten akan
menambah jumlah utang yang menimbulkan kewajiban untuk membayar
utang tersebut ditambah bunganya. Pendanaan secara internal berarti
pemanfaatan laba emiten yang diperoleh dari hasil kegiatan operasional.
(Stimpson dan Smith 2015). Manajer keuangan emiten dituntut harus bisa
memaksimalkan sumber pendanaan emiten, baik secara internal dari atau
secara eksternal.
Bursa Efek Indonesia sebagai wadah bagi kegiatan seluruh transaksi
di pasar modal Indonesia pada dasarnya diukur oleh suatu indeks, yaitu
indeks harga saham. Indeks tersebut adalah salah satu indikator penting untuk
mengamati pergerakan harga saham emiten. Salah satu indeks saham adalah
Jakarta Islamic Index atau JII. JII digunakan sebagai tolak-ukur (benchmark)
kinerja suatu investasi pada saham berbasis syariah. Melalui index JII
diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk mengembangkan
investasi di dalam pasar modal secara syariah (Azwar et al. 2010).
3
Grafik 1.1.
Kinerja Indeks JII 2010-2017
Sumber: www.ojk.go.id tahun 2018, data diolah
Kinerja Jakarta Islamic Index (JII) mengalami grafik yang cukup
menanjak antara tahun 2010 sampai 2017. Pada tahun 2010 sebesar 532,9
mengalami kenaikan 0,77% menjadi 537,03 di tahun 2011. Sempat turun
30,6% di tahun 2012 menjadi 372,29 dan mengalami kenaikan di tahun 2013
dan 2014 menjadi 691,04. Lalu di tahun 2015 turun 12,6% menjadi 603,35
dan dalam 2 tahun terakhir di 2016 dan 2017 mengalami kenaikan menjadi
759,07 per Desember 2017.
Selain dari indeks harga saham, tolak-ukur produktivitas dan kinerja
emiten dapat dilihat dari struktur modalnya. Proporsi untuk menentukan
kebutuhan belanja emiten digunakanlah struktur modal, dimana dana yang
diperoleh menggunakan kombinasi sumber yang berasal dari dana jangka
pendek dan jangka panjang yang terdiri dari dua sumber utama yakni yang
berasal dari dalam dan luar emiten (Rodoni dan Ali 2010). Sumber dana dari
4
dalam emiten berupa modal (ekuitas), sedangkan sumber dana dari luar
emiten berupa utang jangka pendek dan utang jangka panjang.
Terdapat dua komponen struktur modal yaitu, modal dan utang.
Besarnya modal menentukan perkembangan dan pertumbuhan suatu emiten.
Modal adalah dana yang tersedia dan disediakan oleh para pemegang saham
yang terdiri dari berbagai jenisnya, seperti saham preferen, saham biasa
maupun laba ditahan. Sedangkan sejumlah utang yang ada di dalam neraca
menunjukan besarnya modal pinjaman yang digunakan dalam operasi emiten.
(Sundjaja et al. 2007).
Keputusan menentuan struktur modal, sangat dipengaruhi oleh
karakteristik dimana emiten tersebut berada dan keunikan tersendiri dari
emiten tersebut. Apapun keputusan yang diambil akan sangat berpengaruh
terhadap nilai keuangan emiten, yang dicerminkan pada harga saham emiten
yang diperdagangkan di bursa. Dengan adanya reaksi harga saham tersebut
terhadap perubahan struktur modal, menunjukan bahwa emiten-emiten
bergerak sedikit atau lebih baik ke arah struktur modal yang lebih optimal
atau seperti yang telah ditargetkan (Modugu 2013).
Kemampuan manajer keuangan dalam memaksimalkan struktur modal
sangat penting (Chandra 2008). Apabila manajer keuangan mampu
menggunakan struktur modal secara optimal, maka hasilnya dapat
menurunkan biaya modal, mengurangi risiko, menambah pemasukan emiten,
sehingga dapat memaksimalkan harga saham. Sebaliknya, apabila keputusan
menetapkan struktur modal yang tidak optimal, akan menimbulkan biaya
5
modal yang tinggi, karena apabila emiten mempunyai beban utang yang
terlampau besar, maka dapat meningkatkan risiko kredit macet, karena emiten
harus membayar utang beserta bunganya dengan dana yang tersedia atau
dengan pinjaman utang lainnya. Risiko yang tinggi menyebabkan
membesarnya utang dan dapat juga menurunkan harga saham dan bahkan
bisa menyebabkan kebangkrutan emiten tersebut.
Kebijakan pendanaan tercermin dalam besarnya debt to equity ratio
(Nwaolisa dan Chijindu 2016). Debt to equity ratio merupakan rasio untuk
menilai utang dengan ekuitas. Untuk menghitungnya dilakukan dengan cara
membandingkan utang dengan ekuitas emiten. Rasio ini berguna untuk
mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan
pemilik emiten (Kashmir 2009).
DER dapat menunjukkan tingkat risiko suatu emiten, dimana semakin
tinggi rasio DER, maka emiten semakin tinggi resikonya karena pendanaan
dari unsur utang lebih besar daripada modal sendiri (equity), sehingga rasio
DER tersebut lebih dari satu (Al‐Najjar dan Taylor 2008). Investor lebih
menyukai emiten yang memiliki rasio DER kurang dari satu, karena koefisien
utang emiten lebih rendah dari modal ekuitasnya, sehingga penggunaan dana
yang digunakan untuk aktivitas operasional emiten lebih banyak
menggunakan dana internal emiten (Brigham dan Houston 2015). Emiten
yang memiliki Debt to Equity Ratio, yang jika nilainya kurang dari / atau
sama dengan 1, artinya emiten tersebut memiliki struktur modal yang
dianggap baik.
6
Grafik 1.2.
Beberapa Struktur Modal dalam JII 2010-2017
Sumber: Berbagai sumber tahun 2018, data diolah
Pada Grafik 1.2 berikut, beberapa emiten di JII memiliki struktur
modal yang baik, seperti Emiten PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dan PT
Emiten Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) memiliki grafik
struktur modal yang cukup stabil di angka 0,20. Emiten PT Bumi Serpong
Damai Tbk (BSDE) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)
meskipun memiliki grafik struktur modal yang meningkat selama 8 tahun
terakhir, tetapi nilainya masih dibawah 1. Sedangkan PT Adaro Energi Tbk
(ADRO) memiliki grafik struktur modal yang menurun dan nilainya dibawah
1, sehingga struktur modalnya dianggap baik.
Penentuan kebijakan struktur modal selama ini hanya melibatkan
faktor-faktor yang berasal dari dalam perusahaan saja tanpa melibatkan faktor
eksternal maupun dari sisi religiusitasnya. Untuk itu, dalam penetapan
struktur modal suatu emiten perlu mempertimbangkan berbagai variabel yang
7
mempengaruhinya, tidak hanya dari faktor internalnya saja, melainkan juga
dari faktor eksternal dan dari sisi religiusitasnya.
Diferensiasi faktor dalam tiga variabel internal, eksternal, dan dari sisi
religiusitas ini merujuk dari Dyn Islam, yang bermakna bahwa
pengelompokkan nilai Islam terdiri dari 3 (tiga) faktor utama sesuai dengan
kaidah Islam tentang entitas manusia, Tuhan, dan ibadah (Aziz 2017). Dalam
penelitian ini entitas tersebut diproksikan menjadi faktor internal, eksternal,
dan religiusitas yang berarti bahwa penelitian ini memiliki kesesuaian dengan
Dyn Islam sebagai landasan utama dan pertama.
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam, yaitu yang
berhubungan dengan tingkat kinerja emiten yang dapat dikendalikan oleh
manajemen emiten (Dragnić 2014). Faktor internal dalam penelitian ini antara
lain profitabilitas, likuiditas dan kebijakan dividen.
Selain faktor internal emiten, dianggap perlu melihat faktor eksternal,
yaitu faktor yang berasal dari luar, seperti perkembangan investasi
penanaman modal dalam negeri di Indonesia. Perkembangan investasi perlu
diperhatikan oleh perusahaan untuk menentukan besaran modal yang akan
dipergunakan untuk keberlangsungan usahanya (Zeituna dan Tian 2014).
Dengan begitu, emiten dapat menyusun besaran modalnya dengan maksimal.
8
Grafik 1.3.
Perkembangan Investasi Pasar Modal di Indonesia
Sumber: www.bkpm.go.id tahun 2018, data diolah
Pasar modal di Indonesia beberapa tahun terakhir dinilai berpotensi
besar. Data yang diperoleh dari Badan Koordinasi Penanaman Modal
(BKPM), total realisasi investasi penanaman modal dalam negeri di Indonesia
dari berbagai sektor selama 8 tahun terakhir sejak 2010 terus mengalami
peningkatan. Berdasarkan grafik 1.3, realisasi investasi dalam negeri sebesar
Rp. 60.626,26 Milyar. Terus mengalami kenaikan rata-rata 28,5% pertahun,
dan sampai Desember 2017, jumlahnya mencapai Rp. 340.000,00 Milyar. Hal
ini karena saat ini ekonomi Indonesia juga sedang dalam tren positif,
didorong adanya reformasi baik dari pemerintah maupun otoritas terkait,
sehingga realisasi investasi bisa meningkat. Selain itu, jumlah investor
domestik baru di bursa juga mencatatkan kenaikan yang besar. Dengan
indikasi daya beli yang turun dan masyarakat cenderung lebih memilih
melakukan investasi menjadi salah satu pendorong meningkatnya investasi.
9
Grafik 1.4.
Perbandingan Kapitalisasi Pasar JII dan IHSG
Sumber: www.ojk.go.id tahun 2018, data diolah
Pada grafik 1.4, kapitalisasi pasar IHSG maupun JII sejak tahun 2010
sampai 2017 mengalami tren yang menaik. Kapitalisasi IHSG pada tahun
2010 sebesar Rp. 3.247,1 Milyar, mengalami tren menaik tiap tahunnya.
Sampai Desember 2017, kapitalisasi pasar IHSG mencapai Rp. 7052,3
Milyar. Sedangkan kapitalisasi pasar JII juga mengalami hal serupa. Besarnya
kapitalisasi pasar JII 48,12% dibandingkan kapitalisasi pasar IHSG, sehingga
dalam penelitian ini bisa diwakili dengan JII.
Dan adapun yang perlu diperhatikan selain faktor internal dan
eksternal adalah faktor religiusitas yaitu refleksi timbal balik atas kedua
faktor sebelumnya, yaitu tentang zakat. Zakat merupakan bagian dari konsep
CSR (Corporate Social Resposibility) yang akan memberikan panduan pada
emiten untuk memperhatikan kepentingan sosial disamping kepentingan
emiten itu sendiri (Bakar dan Yusof 2015). Pemerintah menyadari bahwa jika
10
pengelolaan zakat dilakukan dengan baik, transparan, dan bertanggungjawab,
maka banyak persoalan sosial dan ekonomi dalam masyarakat dapat
terpecahkan (Rhamadhani 2016).
Grafik 1.5.
Statistik Zakat Nasional 2010-2017
Sumber: www.baznas.go.id tahun 2018, data diolah
Statistik zakat nasional pada grafik 1.5 menunjukkan tren yang
menaik. Pada tahun 2010, jumlah zakat nasional yang terkumpul di baznas
sebesar Rp. 1.500,00 Milyar. Terus meningkat tiap tahunnya, sampai
Desember 2017, tumbuh 304% menjadi sebesar Rp. 6.060 Milyar.
Pertumbuhan yang besar tersebut tentunya baik bagi perkembangan ekonomi
Indonesia.
Berdasarkan fenomena-fenomena yang telah disebutkan di atas, maka
perlu diuji pengaruh dari variabel internal, eksternal dan religiusitas dalam
mempengaruhi struktur modal saham syariah di JII periode 2010-2017. Selain
dari fenomena gap tersebut, ditemukan pula ketidak konsistenan penelitian
http://www.baznas.go.id/
11
sebelumnya mengenai variabel profitabilitas, likuiditas, kebijakan dividen,
investasi penanaman modal dan zakat sebagai variabel internal, eksternal dan
religiusitas terhadap struktur modal.
Penelitian mengenai profitabilitas terhadap struktur modal yang
dilakukan oleh Danis dkk. (2014) dan Xu (2012) mengatakan bahwa
profitabilitas memiliki pengaruh positif signifikan terhadap struktur modal.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Oino (2015) mengatakan bahwa
profitabilitas memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal.
Namun, Kayhan dan Titman (2017) mengatakan bahwa profitabilitas
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap struktur modal.
Penelitian mengenai likuiditas terhadap struktur modal yang dilakukan
Ahmad dkk (2017) dan Naseem dkk. (2017) mengatakan bahwa likuiditas
berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Sedangkan Nugroho (2016)
mengatakan bahwa likuiditas berpengaruh positif dengan struktur modal.
Penelitian mengenai kebijakan dividen terhadap struktur modal yang
dilakukan Firmansyah (2010) mengatakan kebijakan dividen berpengaruh
positif signifikan dengan struktur modal, sedangkan Faulkender dkk (2015)
mengatakan bahwa kebijakan dividen berpengaruh negatif signifikan dengan
struktur modal.
Penelitian mengenai investasi yang dilakukan Crom (2011) dikatakan
bahwa investasi memiliki pengaruh negatif signifikan dengan struktur modal.
Sedangkan Rinofah (2011) mengatakan bahwa investasi memiliki pengaruh
positif signifikan terhadap struktur modal.
12
Penelitian mengenai zakat yang dilakukan oleh Azura dkk (2014)
Attar (2014) dan Ajmi dkk (2009) menyebutkan bahwa zakat memiliki
pengaruh negatif signifikan dengan struktur modal. Sedangkan menurut Ilmi
(2011), zakat memiliki pengaruh positif dan signifikan dengan struktur
modal.
Dari beberapa penelitian terdahulu, masih terdapat ketidak
konsistenan hasil penelitian yang dilakukan dalam dunia pasar modal.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka penulis tertarik
untuk meneliti dengan judul “ANALISIS PENGARUH STRUKTUR
INTERNAL, EKSTERNAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP
STRUKTUR MODAL SAHAM SYARIAH (Studi Kasus 18 Emiten di
Jakarta Islamic Index Periode 2010-2017)”. Penelitian ini mencoba untuk
mengetahui bagaimana pengaruh dan seberapa besar pengaruh masing-
masing variabel terhadap struktur modal emiten-emiten yang termasuk dalam
indeks JII.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan, permasalahan
yang akan dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah faktor internal, eksternal dan religiusitas berpengaruh secara
parsial terhadap Struktur Modal emiten yang terdaftar di JII selama
periode 2010-2017?
13
2. Apakah faktor internal, eksternal dan religiusitas berpengaruh secara
simultan terhadap Struktur Modal emiten yang terdaftar di JII selama
periode 2010-2017?
3. Variabel manakah yang paling signifikan bepengaruh terhadap Struktur
Modal emiten yang terdaftar di JII selama periode 2010-2017?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang akan di jelaskan, penelitian ini bertujuan:
1. Untuk menganalisis seberapa besar faktor internal, eksternal dan
religiusitas berpengaruh terhadap Struktur Modal emiten secara parsial
yang terdaftar di JII selama periode 2010-2017.
2. Untuk menganalisis seberapa besar faktor internal, eksternal dan
religiusitas berpengaruh terhadap Struktur Modal emiten secara simultan
yang terdaftar di JII selama periode 2010-2017.
3. Untuk mengetahui variabel apa yang paling besar berpengaruh terhadap
Struktur Modal emiten yang terdaftar di JII selama periode 2010-2017.
D. Batasan Masalah
Studi ini dibatasi oleh variabel yang sudah ditentukan, antara lain
faktor internal yang merupakan variabel profitabilitas, likuiditas, dan
kebijakan dividen; faktor eksternal yang merupakan variabel perkembangan
investasi penanaman modal dalam negeri di Indonesia; faktor religiusitas
yang merupakan variabel zakat. Periode penelitian dari Januari 2010 sampai
14
Desember 2017 pada emiten yang terdaftar di JII yang terdiri dari 18 saham
pilihan yaitu PT Astra Agro Lestari Tbk, PT Adaro Energi Tbk, PT AKR
Corporindo Tbk, PT Astra Internasional Tbk, PT Alam Sutera Realty Tbk, PT
Bumi Serpong Damai Tbk, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, PT
Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT
Kalbe Farma Tbk, PT Lippo Karawaci Tbk, PT Emiten Perkebunan London
Sumatra Indonesia Tbk, PT Perusahan Gas Negara (Persero) Tbk, PT Semen
Indonesia (Persero) Tbk, PT Summarecon Agung Tbk, PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk, PT United Tractors Tbk, dan PT Uniliver Indonesia Tbk.
E. Kegunaan Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan dan manfaat:
1. Bagi manajemen emiten dapat dijadikan pertimbangan dalam penentuan
struktur modal yang optimal.
2. Bagi akademisi, penelitian ini dapat memberikan bukti empiris mengenai
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap struktur modal, sehingga dapat
memberikan wawasan dan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai
kebijakan struktur modal yang optimal.
3. Bagi investor sebagai bahan pertimbangan yang bermanfaat untuk
pengambilaan keputusan investasi pada emiten yang akan ditanamkan
dananya dengan melihat struktur modal emiten tersebut dari tiga faktor
utama, yaitu internal, eksternal dan religiusitas.
15
4. Bagi Penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
penulis tentang struktur modal dan metode analisis struktur modal dilihat
dari faktor internal, eksternal dan religiusitas serta untuk menyelesaikan
tugas akhir kuliah. Selain itu, dalam penelitian ini, penulis mencoba
menjelaskan tentang teori Hahslm.
5. Bagi Penelitian selanjutnya, dapat menjadi rujukan atau tambahan
pustaka dalam penelitian tugas akhir dan juga diharapkan dapat
memperbaiki kekurangan penyusunan struktur modal emiten dengan
menggunakan metode analisis yang dilihat dari faktor internal, eksternal
dan religiusitas.
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Filosofi Ekonomi Islam
Terdapat dua kata dari Ekonomi Islam yaitu, “Ekonomi” dan
“Islam.” “Ekonomi” berasal dari bahasa Yunani yang bermakna “aturan
rumah tangga.” Sedangkan “Islam” berasal dari bahasa Arab, akar kata
dari “Sinlammim” yang memiliki makna “manusia diciptakan Allah
untuk beribadah.”
QS. Adz-Dzariat [51]: 56
Artinya: “Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk
beribadah kepada-Ku.”
Makna dari kata “Islam” terdapat dalam 4 ayat dalam 3 surat yang
berbeda di dalam Quran, yaitu:
a. QS. Ali Imran [3]: 19.
Artinya : “Sesungguhnya agama (din) di sisi Allah adalah Islam.”
b. QS. Ali Imran [3]: 85.
17
Artinya : “Dan barang siapa yang mencari agama selain Islam, dia
tidak akan diterima, dan dia di akhirat termasuk orang yang merugi.”
c. QS. Al-Shaf [61]: 7.
Artinya : “Dan siapakah yang lebih dzalim daripada orang yang
mengada-ngadakan kebohongan terhadap Allah padahal dia diajak
kepada (agama) Islam? Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang dzalim.”
d. QS. Al-Maidah [5]: 3.
Artinya : “Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu,
dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhoi
Islam sebagai agamamu.”
Menurut Aziz (2009), “Islam jika berasal dari kata jadian Salama
yang bermakna keselamatan. Sehingga, jika digabungkan, Ekonomi
Islam secara harfiah berarti aturan rumah tangga yang dibuat untuk
keselamatan. Terdapat tiga hal yang terkandung dalam filosofi Ekonomi
Islam yaitu Ontologi Ekonomi Islam, Epistemologi Ekonomi Islam, dan
Aksologi Ekonomi Islam.”
Ontologi Ekonomi Islam merupakan latar belakang keilmuan dari
Ekonomi Islam yaitu berupa alasan mendasar tentang adanya Ekonomi
Islam. Elemen dasar penciptaan sistem kehidupan yang ada pada diri
manusia dan alam semesta terdiri dari 3 unsur, yaitu manusia, Allah, dan
18
ibadah. Perpaduan 3 hal inilah yang membentuk alasan besar penciptaan
yaitu Islam, sehingga ontologi dari Ekonomi Islam adalah Islam.
QS. Ali-Imran [3]: 19.
Artinya: “Sesungguhnya sistem (Din) di sisi Allah adalah Islam.”
Menurut Aziz (2009), “Sesuai dengan firman Allah Swt tersebut
bahwa sistem atau Din yang diciptakan Allah itu hanya Islam. Sehingga
sistem ekonomi yang ada seharusnya juga mengikuti aturan dalam sistem
Islam.”
Epistimologi dari keilmuan Ekonomi Islam terletak pada konsep
dari Islam itu sendiri, yaitu Islam merupakan sebuah konsep besar dari
suatu sistem yang menyeluruh (kaffah), sehingga Ekonomi Islam yang
kaffah merupakan konsep dasar dari sistem ekonomi dengan batasan
Islam adalah sebagai sistem dan ekonomi sebagai perilaku/tindakan yang
diatur oleh sistem.
QS. Al-Baqarah [2]: 208.
Artinya: “Wahai orang-orang beriman masuklah kalian ke dalam Islam
secara menyeluruh (kaffah).”
“Konsep Ekonomi Islam yang kaffah didukung oleh Quran Surat
Al-Baqarah [2]: 208 bahwa tujuan dari Ekonomi Islam dapat dijalankan
oleh orang-orang yang beriman dan dilakukan secara sistematis dan
menyeluruh atau kaffah yang berarti dimulai dari Islam sebagai kerangka
19
dasar kehidupan yang di dalamnya mengandung makna bahwa manusia
dan alam semesta diciptakan Allah untuk beribadah. Kemudian
dikembangkan ke berbagai aspek termasuk ekonomi,” menurut Aziz
(2010).
Lebih lanjut menurut Aziz (2010), “Kerangka dasar Islam dari
konsep yang menyeluruh berupa kaffah ini perlu diterjemahkan ke dalam
penerapan berekonomi secara makro dan mikro. Implementasi dari kedua
hal tersebut dijabarkan dalam bentuk aksiologi yaitu keseimbangan
sistem ekonomi yang terdiri dari 2 hal misalnya antara penawaran dan
permintaan. Secara analogis, gambaran tentang keseimbangan antara 2
hal dalam Quran disebutkan sebagai hubungan antara yang baik dan
buruk.”
QS. Saba [34]: 28.
Artinya: “Dan Kami tidak mengutus Kamu (Muhammad), melainkan
kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan
sebagai pemberi peringatan.”
Menurut Aziz (2009), “Berpikir secara menyeluruh dengan
pendekatan akar kata Islam berupa Sinlammim adalah cara berpikir
Kaffah Thinking.” Lebih lanjut, Aziz (2016) mengatakan bahwa “berpikir
kaffah berarti sebuah sistem yang menyeluruh pasti selalu bernilai Islam,
sehingga sebuah sistem yang kaffah akan terdiri dari tiga bagian utama,
yaitu Manusia, Tuhan dan Ibadah. Tiga variabel ini dapat
20
bermetamorfosis sesuai dengan parameter yang sedang diteliti. Variabel
utama ini terdiri dari variabel S,L,M yang merupakan akar kata dari
Islam itu sendiri.” Dalam penelitian Ekonomi Islam pada Pasar Modal
Syariah ini, tiga variabel utama tersebut muncul menjadi variabel
internal, eksternal, dan religisuitas yang merupakan persamaan dari
variabel manusia, Tuhan, dan ibadah.
a. Manusia
Manusia dan seluruh alam semesta diciptakan untuk hidup
berlandaskan ketentuan-ketentuan dari pencipta-Nya. Pemeluk
agama Islam (orang Muslim) dianggap kaffah dalam beragama
dengan memahami tujuan diciptakannya manusia, yaitu hidup karena
mencari ridho Allah Swt. Pada awalnya manusia diciptakan tidak
memiliki apapun. Manusia hanya diberi hak untuk memanfaatkan
dan menjaga bumi dan alam semesta sesuai dengan apa yang telah
digariskan Allah Swt (Rozalinda 2014). Manusia ditugaskan sebagai
khalifah, yaitu sebagai wakil Allah Swt dalam menjalankan amanah
dan menegakkan hukum-hukum Allah Swt di muka bumi (Rahim
2012). Pada kaitannya dengan pasar modal, unsur kemanusiaan
(emiten) diparameterkan sebagai variabel S atau Sin (س) yang
artinya dalam pasar modal, masing-masing emiten berkewajiban
untuk sama-sama memberikan manfaat pada semua pihak, tanpa
merugikan salah satu pihak diantaranya.
21
b. Tuhan
Allah Swt merupakan pencipta alam semesta yang memiliki
kekuasaan tertinggi, semuanya hanya milik-Nya. Allah Swt
mengatur semuanya sesuai dengan cara yang dikehendaki-Nya.
Dalam pendekatan pasar modal, perkembangan investasi penanaman
modal diibaratkan sebagai Tuhan, dimana dapat mempengaruhi dan
mengatur segala aspek, seperti pemerataan ekonomi, pembangunan
infrastruktur, pengelolaan sumber daya, dan lain sebagainya.
Memasukan unsur tauhid dalam pengembangan muamalah ekonomi
yang diparameterkan dengan variabel L atau Lam (ل), berarti Lillah
atau kembali ke Allah, yaitu bahwa pencipta tunggal dari kehidupan
ini hanyalah Allah Swt.
c. Ibadah
Ibadah merupakan feedback atas apa yang telah manusia
perbuat di muka bumi dan dikembalikan lagi kepada Allah Swt
berupa manfaat kepada kehidupan manusia di bumi. Menurut
Rozalinda (2014), “ibadah tidak hanya diarahkan untuk dunia dan
akhirat saja, melainkan berkaitan dengan kepentingan perorangan
dan kepentingan umum serta keseimbangan hak dan kewajiban.
Faktor ibadah merupakan dimensi ketiga sebagai investasi di
kehidupan selanjutnya, digambarkan dengan M atau Mim (م) sebagai
feedback dari Tuhan kepada manusia sebagai penyeimbang berupa
22
nilai ibadah atau imbal hasil yang dicapai, yaitu manfaat yang akan
dihasilkan dari dari sistem ekonomi yang terjadi.
2. Pasar Modal Syariah
Definisi pasar modal adalah tempat untuk bertransaksi jual beli
berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka pendek, menengah,
maupun jangka panjang, dalam bentuk utang maupun modal sendiri yang
diterbitkan oleh emiten-emiten publik (Strumeyer 2017). Pasar modal
berdasarkan Undang-Undang Pasar Modal (UUPM) Nomor 8 Tahun
1995 adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek yang diterbitkan oleh emiten publik, serta lembaga dan
profesi yang berkaitan dengan efek. Sedangkan efek menurut UUPM
Nomor 8 Tahun 1995 adalah surat berharga yang bernilai dan dapat
diperdagangkan di bursa. Efek juga bisa dikategorikan sebagai surat
pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti
utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif (seperti reksadana,
kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek) (Newton dan
Liquerman 2012).
Pasar modal pada umumnya dan pasar modal syariah tidak
banyak memiliki perbedaan, tetapi pada pasar modal syariah lebih
ditekankan pada kegiatan yang dilakukan di pasar modal yang
prakteknya tidak bertentangan dengan hukum syariah Islam. Dengan kata
lain, pasar modal syariah adalah pasar modal yang menerapkan prinsip-
prinsip syariah (Manan 2009).
23
a. Prinsip-Prinsip Pasar Modal Syariah
Saat dibukanya penawaran umum pada pasar perdana di
pasar modal, terdapat berbagai hal yang harus diperhatikan oleh
investor maupun emiten terkait prinsip-prinsip yang tidak
bertentangan dengan syariah Islam (Maiyaki 2013), yaitu:
1) Segala jenis instrumen atau efek yang diperjualbelikan harus
sejalan dengan prinsip syariah, maksudnya segala bentuk jual
beli instrumen pasar modal seperti saham, reksadana dan
obligasi tidak terdapat unsur riba, maysir (perjudian) dan gharar
(ketidakpastian).
2) Emiten yang mengeluarkan efek syariah, baik berupa saham
syariah ataupun sukuk harus mentaati semua aturan syariah,
maka semua produk barang dan jasa emiten tersebut harus
sejalan etika ajaran Islam. Maksudnya emiten tersebut tidak
menjalankan usaha yang tidak sesuai prinsip syariah, seperti
emiten yang menjual makanan haram (babi) dan minuman keras
(alkohol), usaha perbankan (mengandung unsur riba), dan
emiten rokok (Karim 2002).
3) Semua efek harus berbasis pada harta (berbasis aset) atau
transaksi riil („ain), bukan mengharapkan keuntungan dari
kontrak utang piutang. Maksudnya efek yang diterbitkan emiten
memiliki underlying asset.
24
4) Mematuhi semua aturan Islam yang berhubungan dengan utang
piutang, seperti tidak diperbolehkan jual beli utang dengan cara
diskon, emiten tidak boleh menerbitkan efek untuk membayar
kembali utang, dan lain-lain (Obaidullah 2001).
3. Saham Syariah
Surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah emiten yang
menunjukan kepemilikan dari emiten tersebut disebut saham (Pandey
2011). Saham biasa dan saham syariah secara umum dibedakan menurut
kegiatan usaha dan tujuan pembelian saham tersebut. Saham dikatakan
syariah jika saham tersebut dikeluarkan oleh emiten yang kegiatan
usahanya bergerak di bidang yang halal dan/ atau tujuan investor dalam
membeli saham tersebut adalah untuk investasi, bukan untuk
berspekulasi (Kettell 2011).
Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.
17/POJK.04/2015, penyaringan untuk saham syariah adalah sebagai
berikut:
a. Tidak melakukan kegiatan usaha antara lain sebagai berikut:
1) Perjudian dan sejenisnya
2) Perdagangan yang dilarang
3) Jasa keuangan ribawi
4) Jual beli beresiko yang mengandung unsur ketidakpastian
(gharar) dan atau berjudi (maisir)
5) Produk atau distribusi barang haram, merusak moral
25
6) Transaksi suap
b. Total utang berbasis bunga dibanding total aset tidak lebih dari 45%
c. Pendapatan non halal dibanding total pendapatan tidak lebih dari
10%
4. Jakarta Islamic Index
Jakarta Islamic Index (JII) adalah indeks yang dikembangkan
oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2000, yang pada saat itu
masih bernama Bursa Efek Jakarta (BEJ), atas kerjasama dengan PT
Danareksa Investment Management (DIM) untuk mengakomodir
kebutuhan masyarakat yang berkaitan dengan investasi syariah. JII
merupakan sub-indeks dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang
diresmikan pada tanggal 3 Juli 2000 dan menggunakan data dari bulan
Januari 1995 sebagai base date (dengan angka indeks dasar sebesar 100).
JII melakukan penyaringan terhadap saham yang terdaftar (listing) yang
merujuk pada fatwa syariah yang dikeluarkan Dewan Syariah Nasional
(DSN MUI) (Rodoni 2009).
Menurut sumber dari website BEI, saham syariah yang terdaftar
di JII terdiri dari 30 saham-saham syariah pilihan yang paling likuid dan
memiliki kapitalisasi pasar paling besar. BEI melakukan review JII setiap
6 bulan sekali, yang disesuaikan dengan periode penerbitan Daftar Efek
Syariah (DES) oleh OJK. Setelah dilakukan penyeleksian saham syariah
oleh OJK yang dituangkan ke dalam DES, BEI melakukan proses seleksi
lanjutan yang didasarkan kepada kinerja perdagangannya.
26
Adapun proses seleksi JII berdasarkan kinerja perdagangan saham
syariah yang dilakukan oleh BEI adalah sebagai berikut:
a. Saham-saham yang dipilih adalah saham-saham syariah yang
termasuk ke dalam DES yang diterbitkan oleh OJK.
b. Dari saham-saham syariah tersebut kemudian dipilih 60 saham
berdasarkan urutan kapitalisasi terbesar selama 1 tahun terakhir.
c. Dari 60 saham yang mempunyai kapitalisasi terbesar tersebut,
kemudian dipilih 30 saham berdasarkan tingkat likuiditas yaitu
urutan nilai transaksi terbesar di pasar reguler selama 1 tahun
terakhir.
5. Struktur Modal
Struktur modal adalah bauran tertentu dari utang dan ekuitas yang
digunakan emiten untuk mendanai kegiatan operasionalnya. Struktur
modal diibaratkan sebagai sebuah porsi besar kue, dimana keputusan
emiten menentukan struktur modalnya membuat porsi kue tersebut
tersebut dibagi-bagi, berapa persentase dari arus kas emiten yang
mengalir ke kreditur dan berapa presentase yang akan diterima oleh
pemegang saham (Ross et al 2012).
Hal terpenting bagi setiap emiten adalah keputusan menentukan
struktur modal terbaik, karena setiap emiten pasti menginginkan
penghasilan yang maksimal (Hull 2014). Pendanaan dari emiten-emiten
di berbagai macam industri akan terlihat jelas perbedaannya. Beberapa
emiten memiliki utang yang lebih besar dari emiten yang lain. Apakah
27
jenis pendanaan yang dipakai memiliki pengaruh terhadap perbedaan-
perbedaan yang timbul dan apakah pendanaan gabungan tertentu dapat
memberikan hasil terbaik (Nasaruddin dan Fauzan 2006).
Teori-teori mengenai struktur modal yang telah ada dan
dikembangkan oleh para ahli memiliki pengaruh terhadap faktor-faktor
yang mempengaruhi struktur modal tersebut, baik itu berpengaruh besar
ataupun kecil terhadap keberlangsungan operasional suatu emiten.
6. Teori Struktur Modal Tradisional
Dalam teori struktur modal tradisional, terdiri dari tiga
pendekatan utama (Ghosh 2017), yaitu:
a. Pendekatan Laba Bersih (Net Profit Approach)
Pendekatan laba bersih beranggapan bahwa biaya modal-
saham (cost of equity) dan biaya utang (cost of debt) adalah konstan,
sehingga emiten dapat meningkatkan utang dengan biaya utang yang
konstan. Semakin besar jumlah utang yang digunakan emiten, biaya
modal rata-rata tertimbangnya akan semakin kecil karena tingkat
biaya modal-saham dan biaya utang yang konstan.
b. Pendekatan Laba Operasi Bersih (Net Operating Income
Approach)
Pendekatan laba operasi bersih, investor melihat dengan
sudut pandang yang berbeda terhadap emiten yang banyak
menggunakan utang. Investor akan meminta premi karena adanya
resiko keuangan dari penambahan leverage utang emiten. Hal
28
tersebut mengakibatkan naiknya kapitalisasi emiten secara
proporsional. Biaya utang dan biaya rata-rata modal dianggap tetap,
sehingga biaya modal mengalami peningkatan sejalan dengan
meningkatnya utang emiten karena resiko emiten semakin tinggi.
c. Pendekatan Tradisional
Pendekatan tradisional adalah pendekatan yang paling umum
mendekati kenyataan (Abeywardhana 2017). Emiten akan
mempunyai struktur modal yang optimal kertika mempunyai nilai
perusahaan maksimum. Dengan kata lain, struktur modal yang
optimal membuat biaya rata-rata modal menjadi minimum. Biaya
modal dan biaya utang emiten akan meningkat pada tingkat leverage
tertentu. Peningkatan biaya modal lebih besar daripada peningkatan
biaya utang, karena biaya penggunaan utang yang lebih murah
karena diasumsikan resiko emiten tidak mengalami perubahan
sampai pada struktur modal tertentu atau leverage tertentu. Dengan
demikian, setiap emiten dapat membuat struktur modal yang
optimal.
7. Teori Struktur Modal Modern
a. Teori Trade Off
Teori trade off mengatakan bahwa bila emiten menggunakan
utang, maka akan memperoleh keuntungan berupa penghematan
pajak (tax-shield) (Brigham dan Ehrhardt 2011). Namun disisi lain
harus diperhitungkan pula biaya yang akan ditimbulkan dari
29
penggunaan utang tersebut. Manajer keuangan harus memilh
menggunakan kerangka trade-off antara penghematan pajak atau
biaya kesulitan keuangan dalam penentuan struktur modal.
Struktur modal optimal terjadi jika terdapat keseimbangan
antara biaya kebangkrutan (financial distress) dan dan biaya
keagenan (agency problem) dan manfaat atas penggunaan utang
(leverage) atau penghematan pajak (tax-shield), sehingga disebut
model trade-off.
Teori trade-off mengatakan semakin banyak suatu emiten
berutang, semakin besar pula biaya kebangkrutan dan biaya
keagenan yang ditanggung emiten tersebut. Hal demikian karena saat
emiten berutang sampai pada tingkatan tertentu dimana penghematan
pajak (tax-shield) dari tambahan utang sama dengan biaya kesulitan
keuangan (financial distress) yang menyebabkan menurunnya
kredibilitas emiten di mata investor.
b. Teori Balancing
Teori Balancing berkaitan dengan menyeimbangkan
komposisi utang dan modal sendiri dari pendanaan suatu emiten,
dengan memperhatikan manfaat dan pengorbanan akibat penggunaan
utang (Baker dan Martin 2011).
Perusahaan yang menggunakan utang biasanya harus
mempertimbangkan biaya kebangkrutan dan biaya keagenan.
Dengan adanya biaya kebangkrutan, biaya modal sendiri akan
30
meningkat dengan cepat seiring dengan banyaknya utang yang
digunakan. Penggunaan utang yang besar akan menghemat
pengeluaran pajak bagi emiten, tetapi mengakibatkan naiknya beban
biaya emiten. Ketika penggunaan utang semakin besar mencapai
batas maksimal, ditunjukkan dengan kemungkinan semakin besar
emiten menjadi bangkrut dan utang tidak ada manfaatnya lagi. Saat
itu, pengorbanan menggunakan utang sudah lebih besar, sehingga
utang tidak boleh ditambah lagi.
c. Teori Pecking Order
Teori ini mengatakan bahwa emiten cenderung lebih
mendahulukan pendanaan internal emiten daripada menggunakan
dana dari eksternal. Ketika harus menggunakan pendanaan eksternal,
maka emiten akan lebih dulu memilih menggunakan pendanaan yang
paling kecil risikonya, yaitu menerbitkan sekuritas utang, kemudian
baru menerbitkan sekuritas jenis ekuitas. Ketika membutuhkan lebih
banyak pendanaan eksternal untuk mendanai proyek yang memiliki
nilai sekarang yang positif, emiten akan menerapkan pendanaan
bersusun (financial pecking order), yaitu penggunaan utang yang
lebih berisiko seperti obligasi konversi, lalu saham preferen dan
saham biasa sebagai pilihan terakhir (Titman et al 2017).
Sesuai teori ini, urutan pendanaan yang diutamakan oleh
emiten adalah laba ditahan, penggunaan utang dan penerbitan saham
baru. Penggunaan laba ditahan lebih murah dan tidak perlu
31
mengungkapkan sejumlah informasi emiten seperti ketika
menerbitkan obligasi maupun penerbitan saham baru. Penerbitan
saham baru menjadi pilihan terakhir karena merupakan tanda
atausinyal bagi pemegang saham dan calon investor tentang kondisi
emiten saat ini dan prospek mendatang yang tidak baik.
Emiten yang memiliki profitabilitas tinggi, umumnya lebih
sedikit untuk meminjam dana, berdasarkan Teori Pecking Order
(Surhone et al. 2011). Hal ini demikian karena emiten memiliki
cadangan dana internal yang cukup dan hanya memerlukan
pendanaan eksternal yang sedikit. Sebaliknya, emiten yang memiliki
profitabilitas rendah, cenderung memiliki utang yang lebih besar
karena pendanaan internal yang kurang dan dimungkinkan karena
emiten tersebut lebih menyukai pendanaan dari utang yang lebih
mudah dan praktis.
d. Teori Signaling
Teori Signaling merupakan petunjuk (sinyal) yang diberikan
oleh manajer emiten kepada investor tentang bagaimana manajemen
memandang prospek emiten kedepannya (Brigham dan Houston
2015). Ciri-riri emiten dengan prospek yang bagus akan menghindari
untuk menerbitkan saham baru dan lebih memilih menggunakan
utang dari luar untuk struktur modal yang normal. Emiten yang
prospeknya kurang bagus cenderung akan menerbitkan saham,
tujuannya untuk menarik investor-investor baru untuk berbagi
32
kerugian bersama emiten. Penerbitan saham baru adalah sinyal yang
diberikan manajemen tentang prospek emiten yang tidak terlalu baik.
Kreditor lebih mempercayai emiten yang berprospek bagus
untuk memberikan utang yang banyak dan dapat bertahan di
dalamnya. Teori signaling mengatakan rasio utang emiten
bergantung pada bagus tidaknya prospek emiten. Emiten yang
berprospek bagus memiliki rasio utang yang besar, sedangkan
emiten yang berprospek kurang bagus akan tetap memiliki rasio
utang yang kecil.
8. Struktur Modal menurut Islam
Pengertian modal dalam ekonomi Islam berarti semua harta yang
bernilai dalam pandangan syariah, dimana aktivitas manusia ikut
berperan serta dalam usaha produksinya dengan tujuan pengembangan.
Istilah modal tidak hanya dibatasi pada harta-harta ribawi saja, tetapi juga
meliputi semua jenis harta yang bernilai yang terakumulasi selama proses
aktivitas emiten dan pengontrolan perkembangan pada periode-periode
tertentu (Ibrahim 2014).
Pentingnya modal dalam kehidupan manusia ditujukan dalam
Quran Surat Ali Imran [3]: 14
ِتَواْلَخْيِلا ُزيِّنَلِلنَّاِسُحبُّالشَّهََىاتِِمنَالنَِّساِءَواْلبَنِينََىاْلقَنَاِطيِراْلُمقَْنطََرِةِمنَالرَّهَبَِىاْلفِضَّ
َمِتَواْْلَْنَعاِمَىاْلَحْرثِا ااْلُمَسىَّ ْنيَاۗ لَِكَمتَاُعاْلَحيَاِةالدُّ ااَذَٰ َواللَّهُِعْنَدهُُحْسنُاْلَمآبِاۗ
Artinya: “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada
apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang
33
banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan
sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah
tempat kembali yang baik (surga).”
Dalam ayat tersebut, kalimat “dijadikan indah pada pandangan
manusia” memiliki pengertian makna pentingnya modal dalam
kehidupan manusia. Kata “emas, perak, kuda dan binatang peliharaan”
memiliki makna modal berupa harta benda yang berwujud.
Modal harus berkembang dalam sistem ekonomi Islam, tidak
boleh stagnan, apalagi sampai menganggur (idle). Artinya, modal harus
berputar di dalam perekonomian. Memanfaatkan dan mengembangkan
modal diutamakan dalam Islam, tetapi tetap memikirkan kepentingan
orang lain (Hassan dan Mahlknecht 2011). Oleh karena itu, dalam
penyusunan struktur modal, harus dilakukan secara berimbang antara
pendapatan dan utangnya, memiliki tujuan investasi yang jelas, dan
memperhatikan lingkungan sosialnya. Dengan cara seperti itu, modal dan
bisnis akan terus terselamatkan, tanpa menimbulkan efek negatif bagi
pihak manapun.
9. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
Dalam menentukan keputusan pendanaan, terdapat faktor-faktor
yang patut dipertimbangkan emiten, yaitu faktor internal, eksternal dan
religiusitas untuk memperoleh struktur modal terbaik.
34
a. Faktor Internal yang Mempengaruhi Struktur Modal
Variabel internal adalah variabel yang dinilai dari dalam.
Penilaian dari internal perlu dilakukan untuk memihat terlebih
dahulu permasalahan yang terjadi di internal emiten itu sendiri
sebelum melihat permasalahan yang diluar. Islam selalu
mengajarkan manusia untuk senantiasa mengintropeksi diri, sebelum
Yang Maha Kuasa mengintropeksi dirinya. Pada struktur modal,
emiten pun demikian. Emiten harus mengoptimalkan struktur
modalnya secara internal melalui beberapa indikator internalnya
sebelum para investor dan pelaku pasar lainya menilai struktur
modal emiten tersebut.
1) Profitabilitas
Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan
emiten dalam mencari keuntungan dan memberikan ukuran
efektifitas manajemennya, ditunjukkan dengan laba yang
dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi (Wreden
2007).
Perhitungan profitabilitas dilakukan untuk mengukur
seberapa efisien suatu emiten dalam memamfaatkan asetnya dan
mengelola kegiatan operasinya untuk memperoleh laba. Oleh
karena itu, profitabilitas dapat ditentukan dengan membagi laba
dengan modal. Penghitungan profitabilitas paling umum melalui
35
cara Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) (Ross
et al. 2015).
ROE digunakan sebagai indikator profitabilitas dalam
penelitian. Konsep ROE merupakan kriteria penilaian yang
dianggap paling valid sebagai alat ukur mengenai sejauh mana
efektifitas penggunaan modal suatu emiten (Cunningham 2006).
Emiten lebih suka membiayai kegiatan operasionalnya
menggunakan profit dalam bentuk laba ditahan jika memiliki
profitabilitas yang tinggi, sehingga emiten akan menggunakan
utang yang relatif kecil.
2) Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan
seberapa cepat suatu aset dapat diubah menjadi uang tunai atau
kas yang dibutuhkan emiten (Gulati dan Singh 2013). Aset
memiliki dua tipe, aset likuid, yaitu aset yang dapat dijual
dengan cepat tanpa adanya kerugian nilai yang signifikan atau
disebut aset lancar. Sedangkan aset yang tidak likuid adalah aset
yang tidak dapat diubah dengan segera menjadi uang tunai tanpa
adanya penurunan harga yang cukup besar, biasa disebut aset
tetap (Tarantino 2010).
Ukuran likuiditas mengukur kemampuan emiten untuk
membayar tagihan-tagihannya dalam jangka pendek tanpa
mengalami kesulitan keuangan. Konsep likuiditas juga diperluas
36
dengan memasukan unsur pinjaman, yaitu kemudahan
mendapatkan likuiditas, baik tunai maupun non tunai melalui
pinjaman dari sumber-sumber eksternal perusahaan (Ichsan
2013). Konsekuensinya, rasio tersebut memberikan perhatian
pada aset lancar dan liabilitas lancar. Rasio yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Current Ratio (CR) yaitu rasio
perbandingan antara aset lancar dengan liabilitas lancar.
3) Kebijakan Dividen
Emiten menentukan berapa banyak dari keuntungan yang
harus dibayarkan kepada pemegang saham dan berapa banyak
yang harus digunakan kembali sebagai pendanaan, hal tersebut
tertuang dalam kebijakan dividen (Weston dan Brigham 1990).
Aspek terpenting dari kebijakan dividen adalah menentukan
alokasi laba yang sesuai antara pembayaran laba sebagai dividen
dengan laba ditahan sebagai pendanaan. Kebijakan dividen
emiten berbentuk rasio pembayaran dividen (Divident Payout
Ratio atau DPR). Rasio ini menunjukan persentase laba yang
dibayarkan kepada pemegang saham biasa berupa dividen kas.
Masih menurut Weston dan Brigham (1990), “Dalam
masalah dividen, besarnya utang yang dimiliki emiten
mempengaruhi banyak sedikitnya dividen yang dibayarkan
kepada pemegang saham, dimana semakin banyak utang emiten
akan membuat jumlah laba ditahan emiten semakin sedikit,
37
sehingga dividen yang dibayarkan juga akan semakin kecil
jumlahnya.”
b. Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Struktur Modal
Faktor ekternal merupakan variabel luar yang mempengaruhi
sebuah sistem yang berasal dari luar variabel penelitian, seperti
Tuhan terhadap manusia. Setiap tindakan yang dilakukan manusia
harus memperhatikan dan melaksanakan aturan-aturan yang telah
ditentukan oleh Penciptanya. Dalam penyusunan struktur modal,
suatu emiten perlu melihat perkembangan investasi penanaman
modal di Indonesia sebagai faktor eksternalnya.
1) Investasi
Investasi adalah penundaan konsumsi saat ini untuk
digunakan dalam produksi yang efisien selama periode tertentu.
(Cypher dan Dietz 2004). Setiap kegiatan investasi pastinya
ingin mendapatkan untung di masa depan atas simpanan, uang
atau usaha yang dilakukan pada saat ini.
a) Investasi dalam Perekonomian
Bentuk Investasi dalam perekonomian adalah
penanaman modal, yaitu bentuk investasi yang dilakukan
investor dalam negeri maupun luar negeri kepada emiten-
emiten yang terdapat dalam bursa efek untuk menambah
kemampuan memproduksi barang dan jasa yang tersedia
untuk menumbuhkan perekonomian negara. Perekonomian
38
akan menghasilkan lebih banyak barang dan jasa yang lebih
menguntungkan di masa mendatang dengan adanya
penanaman modal (Adam dan Bevan 2014).
b) Jenis-Jenis Investasi
Secara garis besar, terdapat tiga jenis investasi
dalam bentuk penanaman modal, yaitu (Pandya 2016), yaitu
pinjaman luar negeri, penanaman modal asing langsung,
dan investasi portofolio.
Pinjaman luar negeri atau utang luar negeri
dilakukan pemerintah secara bilateral maupun multilateral.
Penanaman modal asing langsung atau Foreign Direct
Investment (FDI) adalah bentuk investasi yang dilakukan
swasta asing ke suatu negara dalam bentuk pendirian
cabang perusahaan multinasional, anak perusahaan
multinasional, lisensi, maupun joint venture dengan
perusahaan dalam negeri yang dituju. Sedangkan investasi
portofolio adalah bentuk investasi melalui pasar modal
(Bursa).
c) Model Pertumbuhan Ekonomi Harrod-Domar
Model pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar
menjelaskan bahwa investasi dalam pertumbuhan ekonomi
punya peran yang sangat menentukan (Berg 2016). Tujuan
39
investasi dalam perekonomian menurut Harrod-Domar
antara lain adalah:
I. Investasi berperan sebagai faktor yang menciptakan
pendapatan, sehingga disebut sebagai dampak
permintaan.
II. Investasi dapat memperbesar kapasitas produksi
perekonomian dengan meningkatkan stok modal,
yang artinya investasi mempengaruhi dari sisi
penawaran.
III. Investasi yang meningkat membuat modal yang
tersedia dalam perekonomian lebih dari cukup,
sehingga perusahaan dapat memproduksi barang dan
jasa lebih banyak dari kapasitasnya, membuat
penjualan perusahaan meningkat dan memiliki
keuntungan yang lebih untuk digunakan sebagai stok
modalnya.
c. Faktor Religiusitas
Sebagai penyempurna kedua faktor yang telah ada (faktor
internal dan eksternal), faktor religiusitas hadir yang direfleksikan
sebagai nilai ibadah, atau sebagai resultan dari faktor internal dan
eksternal melalui media yang menghasilkan sesuatu. Dalam
kaitainnya dengan penyusunan struktur modal, zakat digunakan
sebagai nilai ibadah, dimana dalam pemanfaatannya, diyakini dapat
40
memberikan manfaat eksternal pada lingkungan sosialnya, sekaligus
dapat memperbaiki kinerja internal penyusunan laporan keuangan
emiten tersebut.
1) Zakat
Zakat adalah tindakan mengeluarkan sebagian harta yang
diberikan kepada orang yang berhak menerimanya (mustahiq)
apabila sudah mencapai nisab (waktunya) (Sloane-White 2017).
Zakat berfungsi untuk membersihkan dan mensucikan harta,
karena harta yang dimiliki oleh seseorang perlu dibersihkan dan
disucikan. Sebagaimana dijelaskan dalam Quran Surat At-
Taubah (9): 103 yang memiliki arti “Ambillah zakat dari harta
mereka guna membersihkan dan menyucikan mereka dan
berdoalah untuk mereka.”
Zakat bisa terwujud dalam dua dimensi, berdimensi
ibadah yang bersifat vertikal, sebagai kepatuhan manusia
terhadap perintah Tuhan; dan berdimensi sosial yang juga
pelaksanaannya dan penyalurannya bermanfaat bagi sosial yang
bersifat horizontal (Jomo 2016). Zakat merupakan salah satu
perintah bahwa seorang muslim harus saling tolong-menolong
antar sesamanya. Yusuf Qardawi (2011) mengatakan bahwa
“zakat merupakan salah satu instrumen sosial dan ekonomi yang
memiliki potensi luar biasa besar, sehingga dapat dioptimalkan
untuk pembangunan sebuah bangsa.” Para emiten menggunakan
41
zakat sebagai salah satu cara untuk berkontribusi sosial (CSR).
Dengan para emiten menyalurkan zakatnya di masyarakat,
artinya emiten-emiten tersebut ikut berkontribusi
mensejahterakan ekonomi masyarakat Indonesia.
10. Teori HAhSLM
Quran sebagai rujukan utama dan pertama bagi semua penelitian
yang bernilai Islam. Ayat yang dijadikan dasar teori adalah QS. Al-Hijr
[15]: 87.
Artinya: “Dan Aku berikan kepadamu 7 diulang dan Quran agung.”
Yang memiliki akar persamaan pada kata tujuh dan Quran.
Fundamental teori dari ayat ini yang menjadi penghubung bagi penelitian
dengan pendekatan linier adalah Teori H.
Makna dari Teori H bahwa setiap penelitian memiliki faktor-faktor
berpengaruh terhadap sesuatu yang diteliti, dalam hal ini variabel
dependen. Faktor-faktor yang berpengaruh tersebut bersifat heterogen
sehingga memiliki sifat yang berbeda secara struktural.
Dari bukti empiris terlihat bahwa setiap variabel memiliki
diferensiasi yang dapat dikelompokkan dalam struktur yang berbeda-
beda. Secara umum dan konsisten, struktur pengelompokkan tersebut
dapat dibagi 3 (tiga) yaitu faktor internal, faktor eksternal, dan faktor
refleksivitas. Faktor internal merupakan faktor yang berada di dalam
variabel penelitian, sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang
42
berada di liingkungan variabel yang diteliti. Faktor ketiga yaitu
refleksivitas dari input ke output kemudian kembali lagi ke input, bisa
disebut sebagai feedback atau umpan balik. Umpan balik ini selanjutnya
disebut sebagai faktor religiusitas untuk memberikan penekanan bahwa
variabel ini bukan dari variabel internal maupun eksternal tetapi suatu
variabel yang bernilai ibadah atau masuk kategori intangible variable.
Tiga faktor utama ini terhubung dengan variabel terikat didukung
oleh konstanta dan koefisien masing-masing faktor yang merupakan
besaran dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Definisi Teori H dari kata Hahslm menurut Aziz (2015) adalah
sebagai berikut:
a. Secara sempit Teori H diartikan sebagai teori pola dasar dari super
factors yang terdiri dari faktor internal, eksternal, dan religiusitas
dengan differentiate variables sebagai variabel pelindung dan
variabel penolong.
b. Secara luas untuk penggunaan paling umum Teori H dapat diartikan
sebagai teori konsep dasar pola penciptaan dengan hubungan
tertentu. H berasal dari rumus Hahslm, Quran Surat Hijr, juga
singkatan dari Huda (petunjuk).
Filosofi dari Teori H memerlukan pemahaman yang mendalam
mengenai ontologinya yang selalu dikaitkan dengan Islam, baik
pengertiannya maupun maknanya. Dari pengembangan secara
43
epistemologi dalam institusi Islam yang kaffah itu menghadirkan
terminologi baru menjadi suatu pendekatan lebih komprehensif.
Filosofi Teori H secara umum dilogikakan bahwa latar belakang
teori H adalah nilai Islam dengan konsep yang menyeluruh (kaffah)
melalui cara yang seimbang dengan melibatkan makna ibadah dalam
kehidupan.
Dalam konteks penyusunan struktur modal emiten, pendekatan
Teori H dimasukan dengan merubah elemen Tuhan atau faktor eksternal
menjadi tingkat investasi penanaman modal di Indonesia, kemudian
elemen manusia atau faktor internal masuk kelompok laporan keuangan
internal emiten dan feedback-nya adalah ibadah, yaitu zakat untuk
kesejahteraan lingkungan sosial.
Secara teoritis penedekatan H diturunkan dari makna 7 (Tujuh) dan
Quran. Tujuh dianggap sebagai bagian variabel, dan Quran sebagai
variabel lain yang dapat dipecah menjadi 2,3,1,9. Bilangan tersebut
merupakan hasil perkalian yang hasilnya 114 (=2x3x19). 114 adalah
jumlah surat dalam Quran. Sehingga didapat lima karakter, yaitu
7,2,3,1,9. Angka-angka tersebut diubah ke dalam huruf untuk
memudahkan dalam persamaan (Aziz 2015).
Setelah diubah menjadi huruf, angka 7 menjadi huruf A (Alif), 2
menjadi huruf h (hanif), 3 menjadi huruf S (Sin/Manusia), 1 menjadi
huruf L (Lam/Lillah) dan 9 menjadi huruf M (Mim/Masjid/Ibadah). Dari
lima karakter tersebut membentuk variabel “AhSLM.” Variabel-variabel
44
tersebut membutuhkan variabel dependen untuk menjadikannya sebuah
persamaan yaitu huruf H (Huda/petunjuk) sebagai variabel dependen.
Variabel H didapatkan dari angka 4 yang berasal dari penjumlahan
7+2+3+1+9 = 22 yaitu (22) menjadi 2+2 = 4. Dari angka-angka tersebut
terbentuk sebuah persamaan, yaitu H=A.h(S,L,M). Keenam karakter
tersebut dideskripsikan mejadi H sebagai variabel dependen, A sebagai
konstanta, h sebagai tingkat kesalahan atau error, variabel S merupakan
bagian dari faktor internal, variabel L meupakan bagian dari faktor
eksternal, dan variabel M merupakan bagian dari faktor religiusitas.
Variabel independen S, L, M jumlahnya tidak terbatas, sehingga bisa
ditulis seperti S1, S2, S3...Sn untuk variabel S; L1, L2, L3...Ln untuk
variabel L dan M1, M2, M3...Mn untuk variabel M (Aziz 2015).
Gambar 2.1
Diagram Kaffah Thinking Dalam Islam
a. Rumus: Kaffah = Tuhan; Alam; Ibadah
b. Rumus: Struktur Modal = Eksternal; Internal; Religiusitas
c. Penjelasan: Dalam penyusunan struktur modal emiten, ada faktor
eksternal yang menjadi inflow bagi penyusunan struktur modal ke
faktor internal kemudian melalui faktor religiusitas pernyusunan
Tuhan Alam
Kaffah Thinking
Eksternal Internal
Struktur Modal
Ibadahh
Religiusitas
45
struktur modal dilakukan untuk terjadinya keberlanjutan ekonomi
sosial yang lebih baik dan terus bertumbuh.
B. Keterkaitan Antar Variabel
1. Pengaruh Profitabilitas terhadap Struktur Modal.
Profit yang tinggi membuat emiten cenderung lebih sedikit untuk
berutang, karena dengan memiliki laba ditahan yang tinggi,
memungkinkan sebagian besar kebutuhan pendanaan dibiayai dengan
dana yang dihasilkan secara internal dan emiten hanya memerlukan
pendanaan eksternal yang sedikit. Hal tersebut sesuai dengan teori
Pecking Order, dimana emiten yang memiliki profitabilitas tinggi,
umumnya lebih sedikit untuk meminjam dana utang dari luar. Pendapat
Brigham dan Houston (2015) dalam bukunya Fundamentals of Financial
Management, “Dengan tingkat pengembalian yang tinggi (profit) dari
keputisan investasi, memungkinkan emiten menggunakan utang relatif
kecil.” Sehingga dapat dikatakan bahwa profitabilitas mempunyai
hubungan negatif terhadap struktur modal.
2. Pengaruh Likuiditas terhadap Struktur Modal
Kemampuan emiten untuk membayar utang jangka pendek yang
telah jatuh tempo diukur dengan rasio likuiditas. Emiten akan mendapat
kepercayaan lebih dari kreditur untuk menerbitkan utang dalam jumlah
besar jika mampu mengembalikan utang-utangnya sebelum jatuh tempo.
46
Menurut Riyanto (2001), “Kebutuhan dana untuk aktiva lancar
pada prinsipnya dibiayai dengan kredit jangka pendek. Sehingga semakin
likuid suatu perusahaan, maka semakin kecil penggunaan utangnya.”
Ozkan (2001) juga mengatakan bahwa ada hubungan negatif antara
likuiditas emiten dengan struktur modal, dimana semakin tinggi
likuiditas, semakin kecil dan baik pula rasio struktur modalnya. Sehingga
dalam penelitian ini, likuiditas mempunyai pengaruh negatif terhadap
struktur modal.
3. Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Struktur Modal
Dalam menentukan besarnya keuntungan yang dibagi kepada
pemegang saham, emiten juga mempertimbangkan besarnya utang yang
dimiliki, dimana menurut Weston dan Brigham (1990), “Kewajiban
membayar utang lebih diprioritaskan emiten daripada pembagian dividen
kepada pemegang saham.” Jika emiten memiliki beban utang yang tinggi,
akan membuat laba ditahan emiten semakin sedikit, sehingga
kemampuan emiten untuk membagi dividen juga akan kecil nilainya.
Dapat dikatakan kebijakan dividen mempunyai hubungan negatif dengan
struktur modal.
4. Pengaruh Perkembangan Penanaman Modal terhadap Struktur
Modal
Indonesia saat ini membutuhkan jumlah modal yang besar untuk
pembangunan infrastruktur dan sarana prasarana pendukung lainnya.
Investasi besar yang masuk akan sangat berarti bagi permodalan emiten-
47
emiten. Menurut teori pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar (Setnowati
et al. 2008), investasi yang besar mendorong perusahaan meningkatkan
kapasitas produksi barang dan jasanya, membuat penjualan perusahaan
meningkat sehingga nantinya akan meningkatkan stok modal perusahaan.
Dengan asumsi tingkat utang tetap, kenaikan investasi akan membuat
struktur modal semakin optimal, sehingga tingkat investasi penanaman
modal memiliki hubungan negatif dengan struktur modal.
5. Pengaruh Zakat terhadap Struktur Modal
Salah satu cara emiten untuk berkontribusi memberdayakan
lingkungan sosialnya adalah dengan menyalurkan zakat. Bagi emiten,
pemberian zakat kepada masyarakat, membuat perekonomian berputar
semakin cepat, membuat turn over produksi semakin tinggi, membuat
likuiditas perusahaan semakin membaik. Dengan kata lain, pembayaran
zakat oleh perusahaan memicu daya beli konsumen naik dan berdampak
baik bagi keuangan perusahaan, sehingga zakat memiliki hubungan
negatif dengan struktur modal.
C. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti Judul Metode Hasil
1
Ni Wayan
Aditya Putri
Pertiwi dan
Luh Gede Sri
Pengaruh Risiko
Bisnis,
Profitabilitas, dan
Keputusan
Investasi terhadap
Regresi Linier
Berganda
Secara parsial,
risiko bisnis,
profitabilitas dan
keputusan investasi
signifikan
48
Artini (2012) Struktur Modal
pada Perusahaan
Properti Tahun
2009-2011
berpengaruh
positif terhadap
Struktur Modal
2 Yusi Susanti
(2015)
Pengaruh Dividend
Payout Ratio,
Profitabilitas,
Struktur Aktiva,
dan Ukuran
Perusahaan
terhadap Struktur
Modal (Studi pada
Perusahaan
Manufaktur di BEI
tahun 2011-2013)
Regresi Linier
Berganda