68
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha Kecil dan Menengah ( UKM ) merupakan unit saha yang di kelola oleh kelompok masyarakat maupun keluarga, yang mempunyai peran strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Sebab selain memberi kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional juga dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Dengan jumlah tenaga kerja yang semakin bertambah maka membuat perkembangan pada sektor UKM semakin maju juga. Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah sangat penting dalam mengantisipasi perekonomian kedepan terutama dalam memperkuat struktur perekonomian nasional. Adanya krisis perekonomian nasional seperti sekarang ini sangat mempengaruhi stabilitas nasional, ekonomi dan politik, yang berdampak pada kegiatan- kegiatan usaha besar yang semakin terpuruk, sementara Usaha Kecil dan Menengah relatif masih dapat mempertahankan kegiatan usahanya. Secara umum Usaha Kecil dan Menegah memiliki kedudukan yang sangat potensial dalam perekonomian nasioanal, kenyataanya masih banyak masalah yang

Analisis Pengaruh Usaha Kecil Dan Menengah

Embed Size (px)

Citation preview

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Usaha Kecil dan Menengah ( UKM ) merupakan unit saha yang di kelola oleh

kelompok masyarakat maupun keluarga, yang mempunyai peran strategis dalam

pembangunan ekonomi nasional. Sebab selain memberi kontribusi terhadap

pertumbuhan ekonomi nasional juga dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah

besar. Dengan jumlah tenaga kerja yang semakin bertambah maka membuat

perkembangan pada sektor UKM semakin maju juga.

Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah sangat penting dalam

mengantisipasi perekonomian kedepan terutama dalam memperkuat struktur

perekonomian nasional. Adanya krisis perekonomian nasional seperti sekarang ini

sangat mempengaruhi stabilitas nasional, ekonomi dan politik, yang berdampak

pada kegiatan- kegiatan usaha besar yang semakin terpuruk, sementara Usaha

Kecil dan Menengah relatif masih dapat mempertahankan kegiatan usahanya.

Secara umum Usaha Kecil dan Menegah memiliki kedudukan yang sangat

potensial dalam perekonomian nasioanal, kenyataanya masih banyak masalah

yang menghadang dalam pengembangan Usaha Kecil dan Menengah. Kedudukan

Usaha Kecil dan Menengah dalam perekonomian nasional selain dalam hal

penyerapan tenaga kerja yang banyak, Usaha Kecil dan Menengah juga memiliki

potensi penghasil devisa yang cukup besar melalui kegiatan ekspor komoditas

tertentu dan memberikan kontribusi terhadap Product Domestik Bruto ( PDB ).

Dalam hal ini, adalah kelemahan akses pada informasi dan perluasan pangsa

pasar, kelemahan akses pada pemupukan modal, kelemahan akses pada informasi

dan teknologi, kelemahan dalam manajemen organisasi, kelemahan dalam

pembentukan jaringan usaha dan kemitraan. Kesemuannya ini bersumber dari

kelemahan sumber daya manusia ( SDM ) yang berdampak pada rendahnya

2

kualitas produk dan jasa sehingga kurang memiliki daya saing, baik dalam pasar

lokal maupun nasional dan internasional.

Kondisi tersebut harus segera diperbaiki agar Usaha Kecil dan Menengah

mampu bersaing dalam era yang ditandai oleh semakin ketatnya persaingan.

Kunci didalam memenangkan persaingan adalah peningkatan produktivitas dan

efisiensi. Untuk itu maka setiap Usaha Kecil dan Menengah harus mempersiapkan

diri untuk memproduksi atau menghasilkan suatu produk yang berkualitas tinggi,

melakukan deferensiasi supaya memiliki daya saing yang tinggi.

Usaha Kecil dan Menengah dalam bidang kerajinan tangan misalnya, dimana

pengrajin sebagai pelaku utama dihadapkan pada tantangan yang semakin besar.

Peronce Melati sebagai salah satu bentuk Usaha bagi pelaku utama perlu

ditumbuh kembangkan agar mencapai pangsa pasar dan sesuai kebutuhan

konsumen. Secara umum, tujuan atau sasaran yang ingin dicapai adalah

terwujudnya Usaha Kecil dan Menengah dalam bidang kerajinan tangan

khususnya Peronce Melati yang tangguh, mandiri, kreatif, memiliki daya saing

tinggi dan berperan utama dalam produksi maupun distribusi, serta dalam

permodalan untuk menghadapi persaingan bebas.

Berdasarkan latar belakang diatas maka judul penelitian ini adalah : “ Analisis

Pengaruh UKM ( Usaha Kecil dan Menengah ) Peronce Melati dalam

Meningkatkan Pendapatan Masyarakat’’. Studi Kasus di jl. Lesanpura Cilacap.

B. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang diatas, maka permasalahan yang dapat

peneliti rumuskan adalah :

1. Apakah Usaha Kecil dan Menengah secara parsial ( individu ) mempunyai

pengaruh yang signifikan dalam peningkatan Pendapatan masyarakat jl.

Lesanpura Cilacap?

2. Apakah Usaha Kecil dan Menengah secara simultan ( serentak )

mempunyai pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan Pendapatan

masyarakat jl. Lesanpura Cilacap ?

3

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan dari permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan

untuk :

1. Untuk mengetahui pengaruh Usaha Kecil dan Menengah secara parsial

( individu ) dalam meningkatkan Pendapatan masyarakat jl. Lesanpura

Cilacap.

2. Untuk mengetahui Usaha Kecil dan Menengah secara simultan dalam

meningkatkan Pendapatan masyarakat jl. Lesanpura Cilacap.

D. Manfaat penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah :

1. Untuk menambah pengetahuan penulis dan dapat dijadikan pendorong

untuk mengembangkan ilmu yang diperoleh, sehingga dapat bermanfaat

bagi sesama.

2. Sebagai bahan telaah lanjutan terhadap penelitian lain yang relevan dengan

masalah tersebut.

3. Sebagai masukan bagi Usaha Kecil dan Menengah Peronce Melati

“MEGA KEMBANG” dalam meningkatkan pendapatan masyarakat, jl.

Lesanpura cilacap.

E. Hipotesis Penelitian

Salah satu tujuan penelitian adalah menelaah hubungan antara variabel-

variabel, hubungan ini disajikan dalam bentuk hipotesis yang merupakan

unsur penelitian yang sangat penting. Hipotesis adalah suatu jawaban yang

bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui

data yang terkumpul. Dari permasalahan yang telah diuraikan diatas maka

dapat ditarik hipotesis sebagai berikut :

1. Bahwa Usaha kecil dan Menengah secara parsial berpengaruh dalam

meningkatkan pendapatan masyarakat jl. Lesanpura Cilacap.

2. Bahwa Usaha kecil dan Menengah secara simultan berpengaruh dalam

meningkatkan pendapatan masyarakat jl. Lesanpura Cilacap.

4

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian Sartini ( 2006 ) tentang Peranan Industri Rumah Tangga dalam

Peningkatan Pendapatan Masyarakat Desa Rowerena. Pendekatan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Mendeskripsikan

dan pemahaman yang mendalam tentang peranan industri tenun dalam

peningkatan pendapatan. Hasil dari penelitian ini adalah : pertama, faktor-

faktor yang mendorong masyarakat Desa Rowerena mendirikan kelompok

industry tenun. Kedua, upaya- upaya yang dilakukan dalam peningkatan

industri tenun ikat di Desa Rowerena.

Penelitian Siahaan ( 2009 ) tentang Pengaruh Persebaran Lokasi UMKM

Berbasis Rumah Tangga Terhadap Pendapatan Rumah Tangga atau Home

Based Enterprises ( HBE ) di Kelurahan Bugangan jl. Barito Semarang Timur.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.

Mendeskripsikan kontribusi pendapatan HBE pada rumah tangga, dan

menganalisis lokasi persebaran HBE berdasarkan jenis, kontribusi dan tahap

perkembangannya. Hasil dari penelitian ini adalah HBE memberikan

kontribusi yang besar bagi pendapatan rumah tangga.

Penelitian Rafika ( 2010 ) tentang Pengaruh Usaha Kecil dan Menengah

Gabungan Kelompok Tani Coklat dalam Meningkatkan Pendapatan

masyarakat. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif. Mendiskripsikan tentang pengaruh peran Usaha Kecil

dan Menengah Gabungan Kelompok Tani Coklat “Guyub Santoso” dalam

meningkatkan pendapatan masyarakat. Hasil dari penelitian ini adalah pertama

secara parsial pendidikan, kemampuan lama bekerja dan jenis kelamin

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan pendapatan.

Kedua, Secara simultan pendidikan, kemampuan lama bekerja dan jenis

5

kelamin mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan

pendapatan.

B. Usaha Kecil dan Menengah

1. Pengertian Usaha Kecil dan Menengah

Usaha Kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil, dan

memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta

kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang- undang. Kriteria

perusahaan di Indonesia dengan jumlah tenaga kerja 1- 4 orang sebagai

usaha rumah tangga, perusahaan dengan tenaga kerja 5- 19 sebagai usaha

kecil, perusahaan dengan jumlah tenaga kerja 20- 99 orang senagai

industri menengah, dan perusahaan dengan tenaga kerja lebih dari 100

orang sebagai usaha besar.

Menurut SK Menteri Keuangan No. 316/KMK.016/1994 tanggal 05

juni 1994 adalah “ perorangan atau badan usaha yang melakukan kegiatan

usaha dengan nilai penjualan atau omset senilai Rp. 66 juta diluar tanah

dan bangunan yang ditempati”. Apabila kita mengacu dari UU No. 99

tahun 1995 yang digunakan oleh Departemen Koperasi menetapkan

kriteria : usaha kecil sebagai usaha yang memiliki kekayaan bersih

maksimum Rp. 200 juta, di luar tanah dan bangunan dan memiliki hasil

penjualan tahunan paling banyak Rp. 1 milyar dan dimiliki oleh warga

Indonesia “. Tentang usaha kecil, usaha sendiri, bukan anak perusahaan

dari bentuk usaha perseorangan. Usaha kecil merupakan usaha informal

oleh individu seperti usaha rumah tangga, pedagang kecil, kaki lima

maupun asongan”. Istilah usaha kecil diartikan sebagai suatu segmen

pengusaha dengan usahanya dilihat dari permasalahan ekonomi domestik.(

suhardjono, Manajemen Pengkreditan Usaha Kecil dan Menengah ).

6

Gambar 2.1

Piramida Ekonomi Indonesia

Usaha Kecil dan Menengah merupakan pemain utama dalam kegiatan

ekonomi Indonesia. Masa depan pembangunan terletak pada kemampuan

usaha kecil dan menengah untuk berkembang mandiri. Kontribusi Usaha

Kecil dan Menengah pada GDP Indonesia pada tahun 1999 sekitar 60 %

dengan rincian42 % merupakan kontribusi usaha kecil dan Mikro dan 18 %

merupakan kontribusi usaha menengah. Era otonomi daerah merupakan

peluang bagi Usaha kecil dan menengah untuk dapat maju dan

berkembang.( Faisal, 2002 )

BUMN sebagai agent of development mempunyai kewajiban dalam

pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah. Pentingnya kedudukan Usaha

Kecil dan Menengah dalam perekonomian nasional bukan saja karena

jumlahnya yang banyak, melainkan juga memiliki potensi penghasil devisa

yang cukup besar melalui kegiatan ekspor komoditas tertentu dan

memberikan kontribusi terhadap Product Domestik Bruto

( PDB ).Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah sangat penting dan

strategis dalam mengantisipasi perekonomian kedepan terutama dalam

memperkuat struktur perekonomian nasional. Adanya krisis perekonomian

nasional seperti sekarang ini sangat mempengaruhi stabilitas nasional,

Usaha skala besar

Usaha skala kecil dan menengah

7

ekonomi dan politik yang imbasnya berdampak pada kegiatan- kegiatan

usaha besar yang semakin terpuruk, sementara usaha kecil dan menengah

masih dapat mempertahankan kegiatan usahanya.

Secara umum, tujuan atau sasaran yang ingin dicapai adalah

terwujudnya usaha kecil dan menengah yang tangguh dan mandiri yang

memiliki daya saing tinggi serta dalam permodalan untuk menghadapi

persaingan bebas. Dalam menghadapi era perdagangan bebas yang ditandai

dengan semakin ketatnya persaingan kita tidak boleh lengah, terutama

dunia usaha, khususnya Usaha Kecil dan Menengah yang masih

menghadapi berbagai masalah, baik yang bersifat internal maupun

eksternal. Dengan adanya permasalahan itu, maka strategi pengembangan

Usaha Kecil dan Menengah harus diarahkan pada pemecahan masalah

internal dan eksternal tersebut.

Dalam hal ini, pemerintah menempuh lima strategi yang

intinyasebagai upaya pemecahan kelima masalah internal serta berupaya

menumbuhkan iklim berusaha yang lebih kondusif melalui pembentukan

peraturan dan kebijaksanaan terutama dalam aspek pendanaan, persaingan,

prasarana, informasi, kemitraan, perizinan usaha, dan

perlindungan.Masalah yang menghadang dalam pengembangan Usaha

Kecil dan Menengah, dalam hal ini adalah kelemahan akses pada informasi

dan perluasan pasar, kelemahan akses dan pemupukan modal, kelemahan

akses pada informasi dan tekhnologi, kelemahan dalam organisasi

manajemen, serta kelemahan dalam pembentukan jaringan usaha dan

kemitraan. Kesemua ini bersumber dari kelemahan Sumber Daya Manusia

yang berdampak pada rendahnya kualitas produk dan jasa sehingga kurang

memiliki daya saing, baik dalam pasar lokal maupun nasional dan

internasional.

Kemiskinan merupakan salah satu faktor penghambat pengembangan

Sumber Daya Manusia. Kemiskinan menyebabkan seseorang tidak dapat

memenuhi kebutuhan primernya, rendahnya tingkat gizi dan kesehatan

menyebabkan rendahnya produktivitas kerja.

8

2. Ciri- Ciri Usaha Kecil dan menengah

a. Pendidikan formal yang rendah

b. Modal usaha kecil

c. Miskin

d. Upah rendah

e. Kegiatan dalam skala kecil.

3. Peran dan fungsi Usaha Kecil dan Menengah sangat besar dalam

kegiatan ekonomi masyarakat. Fungsi dan peran itu meliputi :

a. Penyediaan barang dan jasa

b. Penyerapan tenaga kerja

c. Pemerataan pendapatan

d. Sebagai nilai tambah bagi produk daerah

e. Peningkatan taraf hidup masyarakat

4. Bentuk pembinaan bagi Usaha Kecil dan Menengah sebagai upaya

untuk meningkatkan pendapatan sebagai sarana, bantuan serta bentuk

nyata pembinaan usaha keci yang tercatat selama ini diantaranya

adalah :

a. Sistem kemitraan usaha

b. Dana pembinaan BUMN 1-5 persen dari keuntungan bersih.

( Martin, 2000 )

c. Pembentukan lembaga penjamin kredit usaha kecil

d. Fasilitas kredit perbankan khususnya untuk pengusaha kecil

e. Kredit tanpa agunan ( kredit kelayakan usaha )

f. Pembentukan proyek pengembangan usaha kecil

g. Pembentukan proyek pengembangan hubungan bank dengan

kelompok swadaya masyarakat

h. Pembentukan forum komunikasi perbankan untuk pengembangan

usaha kecil

Usaha kecil dianggap sebagai kegiatan ekonomi yang tepat dalam

pembangunan di Negara yang sedang berkembang, karena :

9

a. Usaha kecil mendorong munculnya kewirausahaan domestik dan

sekaligus menghemat sumber daya Negara.

b. Usaha kecil menggunakan tekhnologi padat karya, sehingga dapat

menciptakan lebih banyak kesempatan kerja dibandingkan yang

disediakan oleh perusahaan brskala besar.

c. Usaha kecil dapat didirikan, di operasikan dan memberi hasil

dengan cepat.

d. Pengembangan usaha kecil dapat mendorong proses desentralisasi

inter regional dan intra- regional, karena usaha kecil dapat

berlokasi di kota- kota kecil dan pedesaan.

e. Usaha kecil memungkinkan tercapainya obyektif ekonomi dan

sosial politik.

5. Kelebihan dan Kelemahan Usaha Kecil dan menengah

a. Kelebihan usaha kecil dan menengah

Pada kenyataanya, usaha kecil dan menengah mampu tetap

bertahan dan mengantisipasi kelesuan perekonomian yang

mengakibatkan inflasi maupun berbagai faktor penyebab lainnya.

Tanpa subsidi dan proteksi usaha kecil di Indonesia mampu

berperan sebagai buffer ( penyangga ) dalam perekonomian

masyarakat lapisan bawah. Secara umum perusahaan skala kecil

baik perorangan maupun kerjasama memiliki kelebihan seperti :

1) Pemilik merangkap manajer perusahaan yang bekerja sendiri

dan memiliki gaya manajemen sendiri, ( merangkap semua

fungsi manajerial seperti marketing, finance dan administrasi).

2) Perusahaan keluarga, dimana pengelolaannya mungkin tidak

memiliki keahlian manajerial yang handal.

3) Sebagian besar membuat lapangan kerja baru, inovasi, sumber

daya baru serta barang dan jasa- jasa baru.

4) Resiko usaha menjadi beban pemilik.

5) Pertumbuhan yang lambat, tidak teratur, terkadang cepat dan

premature.

10

6) Fleksibel terhadap bentuk fluktuasi jangka pendek, namun

tidak memiliki rencana jangka panjang.( Harimurti , 2009 )

7) Independen dalam penentuan harga produksi atau barang atau

jasa- jasanya.

8) Prosedur hukumya sederhana.

9) Pajak relatif ringan.

10) Kontak- kontak dengan pihak luar bersifat pribadi.

11) Mudah dalam proses pendiriannya.

12) Mudah dibubarkan setiap saat dikehendaki.

13) Pemilik mengelola secara mendiri dan bebas waktu.

14) Pemilik menerima seluruh laba.

15) Umumnya mempunyai kecenderungan mampu untuk survive.

16) Merupakan tipe usaha yang paling cocok untuk mengelola

produk, jasa atau proyek perintisan yang sama sekali baru atu

belum pernah ada yang mencobanya, sehingga memiliki

sedikit pesaing.

17) Terbukanya peluang dengan adanya berbagai kemudahan

dalam peraturan dan kebijakan pemerintah yang mendukung

berkembangnya usaha kecil di Indonesia.

18) Diversifikasi usaha terbuka luas sepanjang waktu dan pasar

konsumen senantiasa tergali melalui kreatifitas pengelola.

19) Relatif tidak membutuhkan investasi yang terlalu besar, tenaga

kerja yang tidak berpendidikan tinggi, serta sarana produksi

lainnya yang tidak terlalu mahal.

20) Meskipun tidak terlihat nyata, masing- masing usaha kecil

dengan usaha kecil yang lain saling ketergantungan secara

moril dan semangat berusaha.

Beberapa keunggulan dari Usaha Kecil dan Menengah terhadap

usaha antara lain adalah sebagai berikut :

1) Inovasi dalam teknologi yang telah dengan mudah terjadi

dalam pengembangan produk.

11

2) Hubungan kemanusiaan yang akrab di dalam perusahaan

kecil,

3) Kemampuan menciptakan kemampuan kerja cukup banyak

atau penyerapannya terhadap tenaga kerja.

4) Fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap

kondisi pasar yang berubah dengan cepat di banding dengan

perusahaan skala besar yang pada umumnya birokratis.

5) Terdapatnya dinamisme manajerial dan perencanaan

kewirausahaan.

Dari keunggulan- keunggulan tersebut yang menonjol adalah

adanya kemampuan penyerapan tenaga kerja.

b. Kelemahan Usaha Kecil dan Menengah :

Berbagai kendala yang menyebabkan kelemahan serta hambatan

bagi pengelola suatu Usaha Kecil dan Menengah.( Sartika

paromo, tiktik dkk, 2004 )

Diantaranya masih menyangkut faktor intern dari usaha kecil dan

menengah itu sendiri serta beberapa faktor ekstern, kelemahan

usaha

Kecil dan Menengah itu seperti :

1) Tidak memiliki perencanaan jangka panjang.

2) Kekurangan informasi bisnis.

3) Pembagian kerja tidak proporsional.

4) Kesulitan modal kerja.

5) Resiko dan utang- utang kepada pihak ketiga ditanggung oleh

kekayaan pemilik.

6) Sumber modal terbatas pada kemampuan pemilik.

7) Perencanaan dan program pengendalian tidak ada atau belum

pernah merumuskannya.

6. Hambatan Perkembangan Usaha Kecil dan Menengah.

a. Lemahnya manajemen.

12

b. Keterbatasan kemampuan dalam penetrasi pasar, baik dari

negeri maupun luar negri.

c. Kurangnya akses tekhnologi modern.

d. Kurangnya akses ke bahan baku.

e. Kurangnya akses untuk memperoleh modal.

7. Tantangan yang dihadapi Usaha Kecil dan Menengah

a. Krisis ekonomi yang dihadapi masyarakat telah menyebabkan

turunnya daya beli dan produksi, yang pada gilirannya

menyebabkan masyarakat tidak mampu memenuhi kebutuhan

pokoknya. Disamping itu, Daya beli masyarakat yang

menurun menyebabkan mundurnya usaha/ bisnis masyarakat

karena berkurangnya konsumen.

( Tohar Soeharto,2001 )

b. Struktur ekonomi saat ini ditandai pemusatan aset produktif di

tangan sekelompok kecil masyarakat. Distribusi aset yang

kurang merata ini menyebabkan ketergantungan

perekonomian Indonesia pada sekelompok kecil masyarakat.

Distribusi aset yang kurang merata ini menyebabkan

ketergantungan perekonomian Indonesia pada sekelompok

kecil masyarakat sehingga akan mudah menggoyahkan

ekonomi nasional.

c. Ketergantungan yang tinggi terhadap luar negri, baik berupa

pinjaman maupun investasi luar negri menyebabkan lemahnya

sektor permodalan di Indonesia. Tanntangan pada waktu yang

akan dating adalah mengusahakan peningkatan tabungan

nasional secara signifikan agar Indonesia mempunyai basis

permodalan

Yang kuat dalam investasi.

d. Adanya persaingan tidak sehat diantaranya pelaku- pelaku

ekonomi menyebabkan tidak efisiennya ekonomi nasional.

Disamping itu, persaingan tidak sehat akan mempersulit

13

tumbuhnya bisnis- bisnis baru karena kecenderungan

penciptaan halangan- halangan yang sulit diatasi oleh peserta-

peserta baru dalam usaha. Hal ini juga merupakan faktor

penyebab sulit berkembangnya. Usaha Kecil dan Menengah

karena keterbatasannya untuk mengatasi halangan- halangan

yang dihadapi dalam kegiatan usahanya.

e. Sebagian kecil masyarakat mendapatkan akses melakukan

penguasaan industri dari hulu sampai hilir, mulai dari

penyediaan bahan baku produksi dan distribusi. Hal seperti ini

menyebabkan terjadinya pengambilan keputusan oleh

segelintir orang yang secara signifikan akan mempengaruhi

perekonomian nasional. Disamping itu, hal ini secara nyata

mempersulit tumbuh kembangnya Usaha Kecil dan

Menengah.

Ada beberapa pendekatan yang dapt dilakukan guna

meningkatkan kinerja dan daya saing Usaha Kecil dan

Menengah.

Pendekatan pertama, adalah memperdayakan Usaha Kecil dan

Menengah agar mampu menghasilkan produk dan jasa yang

berkialitas. Beberapa dimensi kualitas produk adalah :

a. Kinerja. Dimensi ini mengenai seberapa baik suatu produk

melakukan apa yang semestinya dilakukan.

b. Features. Menggambarkan pernik- pernik yang

melengkapi atau meningkatkan fungsi dasar produk.

c. Keandalan. Dimensi kualiatas ini berkaitan dengan

kemampuan produk untuk bertahan selama penggunaan

yang biasa.

d. Kesesuaian. Dimensi ini berkaitan dengan seberapa baik

produk tersebut sesuai dengan standar. Untuk konsumen

individu, kesesuaian lebih pada tercapainya standar-

standar subyektif.

14

(Ibid, hal 11 )

e. Daya tahan. Daya tahan adalah ukuran umur daya produk,

dan tekhnologi modern.

f. Kemudahan perbaikan. Produk yang digunakan untuk

jangka waktu lama sering harus diperbaiki atau dipelihara

dan rancangan produk yang memudahkan perbaikan

menambah nilai produk.

g. Keindahan. Kualitas tidak selalu bergantung pada

kemampuan fungsional. Keindahan suatu produk

bagaimana produk tersebut dapat dilihat dan dirasakan

dapat menjadi dimensi yang penting.

h. Persepsi terhadap kualitas. Dimensi ini tidak didasarkan

pada produk itu sendiri tetapi pada citra atau reputasinya.

Iklan, peringkat dari para pakar, dan pendapat teman dan

keluarga dapat mempengaruhi persepsi kita pada kualitas

produk.

Dimensi- dimensi kualitas jasa adalah:

a. Berwujud. Artinya, dapat dilihat pelanggan saat jasa

sedang dikerjakan, antara lain fasilitas, pegawai,

perlengkapan, dan peralatannya.

b. Keandalan. Sam seperti produk, jasa juga harus andal,

demikian juga personil juga harus dapat melakukan

pekerjaannya secara konsisten, akurat dan dapat

diandalkan.

c. Responsif. Pelanggan tidak ingin menunggu untuk

dilayani.

d. Kepastian. Pelanggan mengharapkan personil jasa

sopan dan terpelajar. Melalui tindakan dan

penampilannya, orang yang menyediakan jasa

menamplkan kepercayaan dan keyakinan.

15

e. Empati. Personil jasa harus menunjukan perhatian

yang tulus pada para pelanggan dan memenuhi

kebutuhannya.

Usaha Kecil yang ingin memenangkan persaingan

dalam pasar bebas harus dapat memenuhi tuntunan

dimensi kualitas produk dan jasa dari yang

dikembangkannya. Jika tidak besar kemungkinan akan

kalah bersaing dengan produk dan jasa dari luar.

Pendekatan kedua, adalah penumbuhan iklim usaha

yang kondusif bagi berkembangnya usaha kecil dan

menengah. Tanpa adanya iklim usaha yang kondusif

Usaha Kecil dan menengah dengan keterbatasannya

mampu bersaing dengan pelaku bisnis lainnya.

Semua hambatan baik internal maupun eksternal,

tentunya sangat mempengaruhi perkembangan usaha

keciil di Indonesia. Tidak sedikit usaha yang gulung

tikar di tengah jalan, atau tetap mempertahankan usaha

tanpa mengalami perkembangan yang berarti.

Mengacu Undang- undang nomor 9 tahun1995,

Kriteria usaha kecil dilihat dari segi keuangan dan

modal yang dimilikinya adalah :

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.200

juta ( tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha, atau

b. Memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. 1

miliar / tahun untuk kriteri usaha menengah :

a. Untuk sektor industri, memilki total aset paling

banyak Rp. 5 miliar. ( sartika paromo, tiktik

dkk, Ekonomi Skala Kecil / menengah dan

koperasi, ( Bogor : Ghalia Indonesia,2004 ) hal

15

16

b. Untuk sektor non industry, memiliki kekayaan

bersih paling banyak Rp. 600 juta tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;

memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak

Rp. 3 miliar.

Tabel2.1

Pengelompokan kegiatan usaha ditinjau dari

jumlah pekerja.

Usaha - Kecil 1- Kecil

- Kecil II – Kecil

1- 9 pekerja

10- 19 pekerja

Usaha Menengah Besar- kecil

Kecil- menengah

Menengah- menengah

Besar- menengah

100- 199 pekerja

201- 499 pekerja

500- 999 pekerja

1000- 1999 pekerja

Usaha Besar ………………….. >2000 Pekerja

C. Ketenagakerjaan

Untuk keperluan anlisis ketenaga kerjaan, secara garis besar

penduduk suatu Negara dibedakan menjadi dua golongan yaitu tenaga

kerja adalah penduduk dan bukan tenaga kerja. Yang tergolong

sebagai tenaga kerja adalah penduduk yang berumur di dalam batas

lama bekerja. Batas lama bekerja yang dianut oleh Indonesia adalah

minimum 10 tahun, tanpa batas umur maksimum. Batas lama bekerja

versi Bank Dunia adalah 15 hingga 64 tahun. Yang termasuk

angkatan kerja ialah tenaga kerja atau penduduk dalam lama bekerja

yang bekerja, atau mempunyai pekerjaan, namun untuk sementara

tidak bekerja, dan yang mencari pekerjaan. ( Dumairy, 1996 ).

17

Sedangkan yang termasuk bukan angkatan kerja adalah tenaga

kerja atau penduduk dalam lama bekerja yang tidak bekerja, tidak

mempunyai pekerjaan dan sedang tidak mencari pekerjaan. Angkatan

kerja dibedakan menjadi sub kelompok yaitu pekerja dan penganggur.

Yang dimaksud pekerja adalah orang- orang yang mempunyai

pekerjaan, mencakup orang yang mempunyai dan saat ini memang

sedang bekerja, serta orang yang mempunyai pekerjaan namun untuk

sementara waktu kebetulan tidak bekerja. Adapun yang dimaksud

dengan penganggur adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan,

lengkapnya orang yang tidak bekerja dan ( masih atau sedang )

mencari pekerjaaan.

Tenaga kerja yang bukan angkatan kerja di bedakan menjadi

tiga sub kelompok yaitu penduduk dalam lama bekerja yang sedang

bersekolah, mengurus rumah tangga ( tanpa mendaptkan upah ), serta

penerima pendapatan lain. Batasan BPS mengenai bersekolah ialah

bersekolah formal dari jenjang pendidikan dasar hingga pendidikan

tinggi, termasuk pelajar dan mahasisiwa yang sedang libur . Dengan

demikian , dalam konteks ketenagakerjaan, penduduk di pilah- pilah

menjadi sebagai berikut : ( Ibid, )

Gambar 2.2

Pemilahan penduduk berdasarkan pendekatan angkatan kerja

Penduduk

A. Tenaga Kerja – man power (berusia > 10 tahun )1. Angkatan kerja2. Bukan Angkatan Kerja

B. Bukan Tenaga kerja (berusia < 10 tahun )

18

D. Pendapatan

1. Pendapatan sebagai sejumlah uang yang diterima pada pelanggan dari

perusahaan sebagai hasil penjualan barang dan jasa. Yang dimaksud

dengan pendapatan adalah jumlah pengasilan baik dari keluarga

maupun perorangan dalam bentuk uang, yang diperolehnya dari jasa

setiap bulan yang baik dari sebelumnya, atau dapat juga diartikan

sebagai suatu hasil yang. sedikit keberhasilan usaha, maka jumlah

tersebut akan menjadi besar dan meningkat.

Pendapatan rumah tangga adalah penghasilan dari seluruh anggota

keluarga yang disambungkan untuk memenuhi kebutuhan bersama

ataupun perorangan dalam rumah tangga.( Tohar, 2000 ).

Penduduk

Pendapatan rumah tangga dapat berasal dari satu macam sumber

pendapatan, sumber pendapatan yang beragam tersebut dapat terjadi

karena anggota rumah tangga yang bekerja melakukan lebih dari satu

jenis kegiatan yang berbeda satu sama lain, faktor lain yang

memepengaruhi terhadap keragaman sumber pendapatan adalah

penguasa faktor produksi, pendapatan ini sendiri diperoleh sebagai

hasil bekerja atau jasa dan aset- aset sumbangan dari pihak lain.

Kumpulan dan pendapatan dari berbagai sumber pendapatan tersebut

merupakan total pendapatan rumah tangga.

Selain dari sektor sumber pendapatan rumah tangga, pengrajin

mungkin pula berasal dari sektor industri. Pendapatan sektor industri

sebagai sumber pendapatan utama diperoleh rumah tangga dengan

melakukan usaha kerajinan tangan, kegiatan diluar sekitar industry

dapat berupa kegiatan berdagang.

2. Sumber- sumber pendapatan

Salah satu cara untuk mengetahui sumber pendapatan adalah

dengan melihat sumber angka pendapatan nasional. Sumber angka

19

pendapatan nasional dapat dibagi kedalam beberapa sektor.

Sektor- sektor pendapatan ini antara lain sebagai berikut :

a. Pertanian, misalnya buah- buahan, susu sapi, perikanan dan

lainnya.

b. Industri, misalnya batik, keramik, garment, marmer dan

lainnya.

c. Pertambangan, misalnya biji besi, gas bumi, minyak tanah dan

lainnya.

d. Pariwisata, seni, dan budaya, misalnya obyek wisata dan hasil

seni.

e. Transportasi, misalnya travel, taxi, angkutan laut, angkutan

udara.

f. Telekonumikasi, misalnya jasa telepon.

g. Perdagangan, misalnya eksportir, importir, pedagang besar

dan pedagang eceran.

h. Jasa- jasa, misalnya konsultasi hukum, perbengkelan, dan

restoran.

i. Jasa kontruksi, misalnya kelistrikan, jembatan, dan kontraktor

bangunan.

3. Komponen- komponen Pendapatan

Sebenarnya pendapatan sama besarnya dengan uang yang

dibelanjakan ditambah dengan uang yang diinvestasikan ( modal )

dan yang ditabung. Oleh karena itu pendapatan dalam arti luas

( nasional ) terdiri dari komponen- komponen sebagai berikut :

a. Konsumsi seluruh lapisan masyarakat ( rumah tangga, bisnis,

dan pemerintah ).

b. Investasi untuk mendirikan atau memperluas usahanya.

c. Tabungan akibat pengeluaran konsumsi yang diinvestasikan.

Bagi usaha kecil dan menengah yang tingkat pendapatannya

rendah, tentu harus melakukan penghematan secara ketat terhadap

20

segala bentuk pengeluaran, sehingga sangat kecil kemungkinan

untuk menabung. Sebaliknya pada usaha kecil dan menengah

yang tingkat pendapatannya sedang berarti ada kesinambungan

antara pendapatan dan pengeluaran. Namun pada tingkat ini juga

belum dapat berbuat banyak untuk meningkatkan suatu tabungan

sebagai investasi.

4. Faktor- faktor yang mempengaruhi komponen pendapatan

a. Stock aktiva lancar

Sebagian besar orang memiliki aktiva lancar, seperti saham,

obligasi, uang, dan tabanas. Semakin besar nilai aktiva lancar

yang dimiliki konsumen, umumnya semakin besar pula

keinginan konsumen untuk membeli barang dan jasa pada arus

pendapatan yang siap pakai.

b. Utang

Besarnya utang dapat mempengaruhi kesediaan untuk

berkonsumsi.

c. Sikap berhemat

Apabila konsumen beranggapan bahwa menabung itu baik,

maka akan muncul kecenderungan untuk mengurangi

pengeluaran konsumsi pada setiap arua pendapatan yang siap

pakai.

d. Perpajakan

Pajak mengurangi pendapatan, maka pajak yang tinggi akan

mengurangi besarnya pendapatan siap pakai. Dengan

demikian akan berkurang pula pengeluaran konsumsinya.

e. Stock barang tahan lama yang dikuasai.

Jika banyak orang mampu membeli barang- barang tahan lama

seperti mobil, rumah, lemari es, dan televisi misalnya, untuk

sementara mereka tentu tidak ingin membeli lagi barang yang

serupa. karena hal tersebut pada umumnya konsumen akan

21

lebih suka menambah tabungannya atau mengurangi

pengeluarannya untuk konsumsi pada setiap arus pendapatan

siap pakainya.

f. Pengharapan

Pengharapan rumah tangga individu mengenai harga,

pendapatan uang, dan ketersediaan barang dan jasa di masa

depan, mempunyai pengaruh terhadap pengeluaran. Misalnya,

apabila mengharapkan harga barang naik ataupun penipisan

ketersediaan barang dan jasa, maka mereka cenderung

menambah pengeluaran konsumsinya agar tidak perlu

membayar harga yang lebih tinggi atau mengalami kesulitan

untuk memperoleh barang yang diperlukan di kemudian hari

ataupun sebaliknya.

Sebab- sebab ketimpangan pendapatan

Usia, pendapatan meningkat seiring dengan bertambahnya

usia dan masa kerja seseorang, lewat dari batas itu,

pertambahan usia akan diiringi dengan penurunan pendapatan.

Sebagian besar penyebab perbedaan tingkat pendapatan

bersumber dari banyak sedikitnya investasi sumber daya

manusia pada masing- masing pekerja. Istilah investasi

sumber daya manusia memiliki banyak makna. Secara

umumnya istilah itu berarti suatu kegiatan yang dilakukan

oleh seorang pekerja atau calon pekerja dalam rangka

meningkatkan produktivitas marjinalnya, sekarang atau di

masa mendatang. ( Miller, 2000 ).

Wujud kegiatan itu antar lain adalah :

a. Magang atau latihan kerja.

b. Pendidikan formal.

c. Pendidikan informal.

d. Kegiatan- kegiatan dalam rangka memelihara dan

mempertahankan kesehatan.

22

e. Migrasi.

Hal- hal yang harus dipenuhi dalam menempatkan pekerja

a. Pengetahuan

Pengetahuan adalah mencakup segala hal yang pernah diketahui tentang

suatu obyek tertentu. Pengetahuan seseorang dapat dapat diperoleh melalui

pendidikan formal, informal, dan membaca buku, maupun dari pengalaman

orang lain. Pengetahuan yang dimilki pekerjaan diharapkan dapat membantu

dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab pekerjaannya. Berdasarkan hal

tersebut pekerja dituntut untuk memiliki pengetahuan yang sesuai dengan

jenis pekerjaan yang dilakukannya.

b. Keterampilan

Keterampilan berasal dari kata terampil yang berarti cakap, mampu dan

cekatan dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan. ( Siswanto, 1989)

Dengan meningkatkan keterampilan karyawan maka diharapkan pekerjaan

dapat diselesaikan sesuai dengan rencana sebelumnya. Keterampilan

mencakup dari kemampuan pekerja, lama bekerja. Semakin lama pekerja itu

bekerja di suatu tempat tertentu maka semakin banyak pula keterampilan dan

kemampuan yang dimiliki pekerja itu.

c. Pengalaman

Pengalaman merupakan pekerjaan sejenis yang pernah dilakukan

pekerja. Pengalaman kerja banyak memberikan kecenderungan bahwa pekerja

memiliki keahlian dari keterampilan tersebut.

E. Kebijakan pemerintah tentang Usaha Kecil dan Menengah

Berikut ini akan dipaparkan kebijakan pemerintah tentang iklim usaha,

pembinaan dan pengembangan, pembiayaan dan jaminan, dan izin usaha.

1. Iklim Usaha

Pemerintah menumbuhkan iklim usaha bagi usaha kecil dan

menengah melalui enetapan peraturan perundang- undangan dan

kebijaksanaan. Perundangan- undangan dan kebijaksanaan

23

tersebut mencakup tujuh aspek. Ketujuh aspek tersebut adalah

sebagai berikut : (Tohar, 2000).

a. Pendanaan

Penetapan peraturan perundang- undangan dan kebijaksanaan

aspek pendanaan itu dimaksudkan untuk tujuan- tujuan berikut

:

1. Memperluas sumber pendanaan, dengan berbagai upaya

memperbanyak jenis dan meningkatkan alokasi pendanaan

yang dapat dimanfaatkan Usaha Kecil dan Menengah.

2. Meningkatkan akses terhadap sumber pandangan yang

mencakup berbagai upaya penyederhanaan tata cara dalam

memperoleh dana.

3. Memberikan kemudahan dalam pendanaan dengan

berbagai upaya pemberian keringanan persyaratan dalam

pendanaan.

b. Persaingan

Penetapan peraturan perundang- undangan dan kebijaksanaan

aspek persaingan itu dimaksudkan untuk tujuan- tujuan berikut

1) Meningkatkan kerja sama sesame usaha kecil dan

menengah dalam bentuk koperasi, asosiasi dan himpunan

kelompok usaha untuk memperkuat posisi tawar- menawar

usaha kecil dan menengah.

2) Mencegah pembentukan struktur pasar yang dapat

melahirkan persaingan yang tidak wajar dalam bentuk

monopoli, oligopoli dan monopsoni yang merugikan usaha

kecil dan menengah.

3) Mencegah terjadinya penguasaan pasar dan pemusatan

usaha oleh perseorangan atau kelompok tertentu yang

merugikan usaha kecil dan menengah.

c. Prasarana

24

Penetapan peraturan perundang- undangan dan kebijaksanaan

aspek prasarana itu dimaksudkan untuk tujuan- tujuan berikut.

1). Mengadakan prasarana umum yang dapat mendorong dan

mengembangkan pertumbuhan usaha kecil dan menengah.

2). Memberikan keringanan tarif prasarana tertentu bagi usaha

kecil dan menengah.

d. Informasi

Penetapan peraturan perundang- undangan dan kebijaksanaan

aspek informasi itu dimaksudkan untuk tujuan- tujuan berikut,

1). Membentuk dan memanfaatkan bank dana dan jaringan

informasi bisnis.

2). Mengadakan dan menyebarkan informasi mengenai pasar,

teknologi, desain dan mutu.

c. Kemitraan

Penetapan peraturan perundang- undangan dan kebijaksanaan

aspek kemitraan itu dimaksudkan untuk tujuan- tujuan berikut,

1). Mewujudkan kemitraan

2). Mencegah terjadinya hal-hal yang merugikan usaha kecil

dan menengah dalam pelaksanaan transaksi usaha dengan

usaha menengah dan besar.

f. Perizinan usaha

Penetapan peraturan perundang- undangan dan kebijaksanaan

aspek perlindungan usaha itu dimaksudkan untuk tujuan-

tujuan berikut.

1). Menyederhanakan tata cara dan jenis perizinan dengan

mengupayakan sistem pelayanan satu atap.

2). Memberikan kemudahan persyaratan untuk memperoleh

perizinan.

g. Perlindungan

25

Penetapan peraturan perundang- undangan dan kebijaksanaan

aspek perlindungan itu dimaksudkan untuk tujuan- tujuan

berikut :

1). Menentukan peruntukan tempat usaha yang meliputi

pemberian lokasi di pasar, ruang pertokoan, lokasi serta

industri, lokasi pertanian rakyat, lokasi pertambangan rakyat,

dan lokasi yang wajar bagi pedagang kaki lima serta lokasi

lainnya.

2). Mencadangkan bidang dan jenis kegiatan usaha yang

memiliki kekhususan proses, bersifat padat karya, serta

mempunyai nilai seni budaya yang bersifat khusus dan turun-

temurun.

3). Mengutamakan penggunaan produk yang dihasilkan usaha

kecil dan menengah melalui pengadaan secara langsung dari

usaha kecil dan menengah.

4). Mengatur pengadaan barang atau jasa dan pemborongan

tenaga kerja pemerintah.

5). Memberikan bantuan konsultasi hukum dan pembelaan.

2. Pembinaan dan pengembangan

Pembinaan dan pengembangan usaha kecil dan menengah oleh

pemerintah terutama ditujukan pada bidang- bidang berikut

ini.

a. Produk dan pengolahan

Pembinaan dan pengembangan usaha kecil dan menengah

di bidang produk dan pengelolaan dilakukan dengan cara-

cara :

1). Meningkatkan kemampuan manajemen serta teknik

produksi dan pengelolaan.

2). Meningkatkan kemampuan rancang bangun dan

perekayasaan.

26

3). Memberikan kemudahan dalam pengadaan sarana dan

prasarana produksi dan pengolahan, bahan baku, bahan

penolong, dan kemasan.

b. pemasaran

Pembinaan dan pengembangan usaha kecil dan menengah

dibidang pemasaran dengan cara- cara berikut.

1). Melaksanakan penelitian dan pengkajian pemasaran.

2). Meningkatkan kemampuan manajemen dan teknik

pemasaran.

3). Menyediakan sarana serta dukungan promosi dan uji

coba pasar.

4). Mengembangkan lembaga pemasaran dan jaringan

distribusi.

5). Memasarkan produk usaha kecil dan menengah.

c. Sumber Daya Manusia

Pembinaan dan pengembangan usaha kecil dan menengah

di bidang sumber daya manusia dengan cara- cara berikut :

1). Memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahaan.

2). Meningkatkan keterampilan teknis dan manajerial.

3). Membentuk dan mengembangkan lembaga pendidikan,

pelatihan dan konsultasi usaha kecil dan menengah.

4). Menyediakan tenaga penyuluh dan konsultasi usaha

kecil dan menengah.

d. Teknologi

Pembinaan dan pengembangan usaha kecil dan menengah

dibidang teknologi dengan cara- cara berikut :

1). Meningkatkan kemampuan dibidang teknologi

produksi dan pengendalian mutu.

2). Meningkatkan kemampuan di bidang penelitian untuk

mengembangkan desain dan tekhnologi baru.

27

3). Memberikan insentif kepada usaha kecil dan

menengah yang menerapkan tekhnologi baru dan

melestarikan lingkungan hidup.

4). Meningkatkan kerjasama dan alih teknologi

5). Meningkatkan kemampuan memenuhi standarisasi

tekhnologi

6). Menumbuh kembangkan lembaga penelitian dan

pengembangan di bidang desain dan tekhnologi bagi

usaha kecil dan menengah.

3. pembiayaan dan penjaminan

Penyediaan pembiayaan oleh pemerintah terhadap usaha

kecil dan menengah antara lain meliputi :

a. Kredit perbankan.

b. Pinjaman lembaga keuangan bukan bank.

c. Pinjaman dari dana penyisihan sebagian dari laba

badan usaha milik Negara.

d. Hibah, dan

e. Jenis pembiayaan lainnya.

Adapun untuk meningkatkan aset usaha kecil dan menengah

terhadap pembiayaan dilakukan dengan cara sebagai

berikut :

a. Meningkatkan kemampuan dalam pemupukan modal

sendiri.

b. Meningkatkan kemampuan menyusun studi kelayakan.

c. Meningkatkan kemampuan manajemen keuangan.

d. Menumbuh kembangkan lembaga penjamin.

4. Izin Usaha

Perizinan usaha merupakan alat untuk membina,

mengarahkan, mengawasi, dan melindungi pengelolaan

usaha. Bantusn yang diberikan pemerintah bisa berupa

28

kemudahan dalam mengurus surat- surat izin usaha. Surat

izin usaha ini antara lain sebagai berikut :

a. Surat Izin Tempat Usaha ( SITU )

b. Surat Izin Usaha Perdagangan ( SIUP )

c. Nomor Pokok Wajib Pajak ( NPWP )

d. Tanda daftar perusahaan ( TDP)

Peran Usaha Kecil dan Menengah dalam meningkatkan pendapatan

Upaya untuk meningkatkan wirausaha, khususnya pengembangan

usaha kecil di Indonesia telah lama dilakukan berbagai pihak, baik

pemerintah maupun swasta. Berbagai kebijakan maupun bantuan

telah dikeluarkan oleh pemerintah untuk mendorong perkembangan

usaha- usaha kecil ini. Keseriusan pemerintah untuk menangani usaha

kecil ini terlihat dengan dibentuknya Menteri Koperasi dan

pemberdayaan Usaha Kecil dalam kabinet pembangunan VI.

Peranan usaha kecil terhadap pembangunan ekonomi sebuah Negara

tidaklah kecil. Di AS, Jerman, Jepang, serta beberapa Negara maju

lainnya. Sejumlah usaha besar tumbuh melalui pembagian kerja

dengan ribuan jenis usaha kecil, yang memproduksi bagian- bagian

produksi yang dibutuhkan oleh pengusaha besar tersebut. Peranan

usaha- usaha kecil di Indonesia juga tidaklah kecil. Bagi Indonesia,

secara politis usaha kecil berperan dalam pemerataan pendapatan

ekonomi masyarakat. Serta mampu menjadi penampung atau tempat

yang berfungsi untuk mengatasi masalah pengangguran yang kian

merebak. Usaha kecil dan rumah tangga mempunyai peran yang besar

terhadap pemerataan pendapatan tenaga kerja di Indonesia, yang

secara otomatis mampu menyerap tenaga kerja. ( koencoro, )

29

H. Kerangka Berfikir

Latar Belakang

Secara umum Usaha Kecil dan Menengah memiliki kedudukan yang sangat potensial dalam perekonomian nasional, khususnya dalam peningkatan pendapatan masyarakat.

Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang dapat penelitiUsaha kecil dan menengah

1. Apakah usaha kecil dan menengah secara parsial ( individu) mempunyai pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan pendapatan masyarakat jl lesanpura- tritih wetan?

2. Apakah usaha kecil dan menengah secara simultan (serentak )mempunyai pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan pendapatan masyarakat jl. Lesanpura- cilacap?

Usaha Kecil dan Menengah

1. Pendidikan2. Kemampuan3. Lama bekerja4. Jenis kelamin

Metode Penelitian : menggunakan jenis penelitian explanatory confirmatory research dengan pendekatan survey dengan metode.Pengumpulan data kuesioner dan dokumen usaha.

30

I Konsep penelitian

Model Hipotesis

Analisis1. Validitas2. Reabilitas3. Analisis regresi berganda dengan uji hipotesis uji f dan uji tHasil

Kesimpulan

Usaha Kecil dan menengah (X )

Pendapatan ( Y )

Pendidikan( X1 )

Kemampuan ( X2 )

Lama Bekerja ( X3)

Jenis Kelamin ( X4)

Pendapatan ( Y )

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian ini merupakan tempat dimana peneliti melakukan

penelitian untuk memperoleh data- data yang diperlukan. Adapun penelitian

ini dilaksanakan di Usaha Kecil dan Menengah Peronce Melati “ Mega

Kembang “ di Jl. Lesanpura Tritih wetan Kabupaten Cilacap.

B. Jenis dan Pendekatan penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang ada dasarnya adalah menjelaskan

bagaimana analisis peran Usaha Kecil dan Menengah peronce melati “ Mega

Kembang “ dalam meningkatkan pendapatan masyarakat. Mskipun uraiannya

mengandung deskripsi, tetapi sebagai penelitian relasional fokusnya terletak

pada penjelasan analisis pengaruh usaha kecil dan menengah peronce melati “

Mega kembang “ dalam meningkatkan pendapatan.

Dalam penelitian ini dideskripsikan atau digambarkan secara obyektif

realita sebenarnya sesuai dengan fenomena yang ada di jl lesanpura tritih

wetan cilacap tentang pengaruh usaha kecil dan menengah peronce melati “

mega kembang “ dalam meningkatkan pendapatan masyarakat di tritih wetan

cilacap.

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif.

Proses awalnya dimulai dari teori selanjutnya dengan menggunakan logika

deduktif kemudian di turunkan hipotesa penelitian yang disertai pengukuran

dan operasional konsep. Maka generalisasi empiris yang bersandar pada

Pendidikan (X 1 ) pendapatan

32

statistic dengan bantuan ( SPSS 12.00 ) sehingga dapat disimpulkan sebagai

temuan penelitian.

C. Sumber Data

Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana

data dapat di peroleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau

wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut

responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan- pertanyaan

peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan. Sumber data dapat

digolongkan dalam 2 macam, yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati

dan dicatat untuk pertama kalinya oleh peneliti. Data primer ini

diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada para pekerja usaha

kecil dan menengah peronce melati “ mega kembang “ di jl. Lesanpura

tritih wetan cilacap. ( Suharsimi, 2006 )

2. Data sekunder, yaitu data yang bukan diuskan sendiri pengumpulan oleh

peneliti. Atau data yang diperoleh dari bahan- bahan kepustakaan atau

data yang bersumber secara tidak langsung dengan responden yang

diteliti dan merupakan data pendukung dari penelitian. Dalam hal ini,

data yang diperoleh merupakan data yang direkomendasikan dari

pemilik usaha kecil dan menengah yang berupa gambaran umum usaha

kecil dan menengah, dokumentasi dan data- data yang diperlukan oleh

peneliti.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari subyek penelitian. Populasi merupakan

kumpulan pengukuran atau data pengamatan yang dilakukan orang, benda atau

tempat. Populasi nantinya akan dikenai generalisasi. Generalisasi adalah suatu

cara pengambilan keputusan terhadap kelompok individu yang lebih luas

jumlahnya berdasarkan data yang diperoleh dari sekelompok individu yang sedikit

jumlahnya. Yang mana dalam penelitian ini populasi yang akan digunakan adalah

33

para pekerja yang bekerja di Usaha Kecil dan Menengah peronce melati “ Mega

Kembang “ di jl. Lesanpura tritih wetan cilacap, yang berjumlah 30 responden.

(Ibid, )

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Apabila subyek

penelitian kurang dari 100, lebih baik diambil semua, tetapi jika subyeknya besar

atau lebih dari 100 maka dapat diambil antara 10- 15 % atau 20-25 % atau lebih.

Secara umum semakin besar sample maka semakin representative.

Dalam pemilihan sampel yang mewakili populasi tersebut,teknik yang

digunakan adalah sampling, merupakan teknik pengambilan sampling yang

digunakan untuk memilih sampel berdasarkan criteria bahwa respondenyang

dipilih adalah orang- orang yang bekerja di Usaha Kecil dan menengah peronce

melati “ Mega Kembang “ di jl. Lesanpura cilacap. Dalam penelitian ini besarnya

sampel yang diambil adalah sebanyak 30 responden, karena obyek penelitian ini

kurang dari 100 orang, maka oleh peneliti diambil semuanya.

E. Instrumen penelitian

Sumber data yang digunakna adalah angket. Angket adalah suatu daftar

yang berisikan serangkaian dari pertanyaan- pertanyaan mengenai meksud hal

yang akan di teliti. Angket yang digunakan dalam penelitian bersifat tertutup,

maksudnya jawaban subyek telah dibatasi dengan beberapa alternative jawaban

yang telah disediakan oleh peneliti. ( Ibid, ).

Angket dalam penelitian ini merupakan data primer atau data dari tangan

pertama, yang merupakan data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian

dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada

subyek sebagai informasi yang dicari.

Skala dalam angket tersebut menggunakan kategori seperti pada table di

bawah ini :

Tabel 3.1

34

Klasifikasi Keterangan Skor

SS Sangat Setuju 5

S Setuju 4

KS Kurang Setuju 3

TS Tidak Setuju 2

STS Sangat Tidak Setuju 1

Angket yang digunakan menggunakan skala litert. Dalam skala litert

terdapat pertanyaan- pertanyaan yang bersifat favourable dan

unfavourable. Akan tetapi dalam penelitian ini aspek unfavourable

ditiadakan dengan alasan dapat mengaburkan pertanyaan favourable ,

dimana bobot atau skor tertinggi menunjukkan sikap yang paling

positif atau most favourable terhadap gejala yang akan diteliti.

Skala pendapatan rumah tangga di dasarkan pada pendidikan,

kemampuan, lama bekerja dan jenis kelamin.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :

1. Observasi yaitu kegiatan yang dilakukan dengan mengamati dan

mencatat secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang

diselidiki. Observasi dilakukan untuk mengetahui sendiri keberadaan

tempat penelitian yang nantinya dapat dijadikan acuan dalam

menentukan masalah yang akan diteliti.

2. Dokumentasi merupakan pengumpulan data dengan cara mempelajari

dokumen- dokumen dan catatan- catatan dalam berbagai bentuk yang

isinya berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.

G. Identifikasi Variabel Penelitian

Identifikasi merupakan variabel penelitian yang diuraikan berdasarkan

hipotesis, yaitu :

1. Variabel terikat atau X adalah Usaha kecil dan menengah.

35

2. Variabel bebas atau Y adalah Pendapatan.

H. Definisi Operasional Variabel

Variabel terikat ( X )

1. Variabel yang dapat merupakan mempengaruhi variabel lain.

Dalam hal ini variabel terikat bertindak sebagai penyebab atau

mempengaruhi variabel lain yang dalam hal ini adalah usaha kecil

dan menengah. Untuk penelitian yang menjadi variabel bebas yaitu

pendapatan. Usaha kecil menengah merupakan usaha informal oleh

individu dengan tenaga kerja 5 – 19 orang pekerja. Adapun dalam

variabel usaha kecil dan menengah itu terdiri dari :

a= pendidikan ( X1 )

Merupakan tingkat pendidikan yang di tempuh oleh para pekerja di

Usaha kecil dan menengah ini, tingkat pendidikan ini menentukan

penempatan bidang dalam pekerjaan.

b= Kemampuan ( X2 )

Merupakan kemampuan atau sumber daya yang dimiliki oleh

pekerja, kemampuan dari para pekerja ini dapat dilihat dari hasil

kerja. Pekerja yang memiliki kemampuan tinggi akan memperoleh

hasil yang tinggi ataupun sebaliknya. Pada usaha ini kemampuan

sangat di perlukan khususnya dalam penempatan dan perolehan

pendapatan.

c= lama bekerja ( X3 )

Lama bekerja disini merupakan batasan waktu seberapa lama kah

pekerja itu bekerja di usaha kecil dan menengah, semakin lama

bekerja semakin banyak pula ilmu dan kemampuan yang diperoleh.

d= Jenis kelamin ( X4)

36

jenis kelamin disini digunakan untuk membedakan dalam

penempatan pekerjaan.

Variabel Bebas ( Y )

Merupakan variabel yang tidak dipengaruhi variabel lain. Dalam

penelitian ini variabel bebas adalah pendapatan. Pendapatan adalah

sejumlah uang atau penghasilan baik dari keluarga maupun

perorangan yang diperolehnya dari jasa setiap bulan untuk

memenuhi kebutuhan.

Untuk mengukur ketepatan dalam pengkajian terhadap suatu

permasalahan di gunakan lima variabel sebagai pengukurannya.

Variabel yang digunakan terdiri dari variabel terikat ( dependent )

dan variabel bebas ( independent ).

Tabel 3.2

Dimensi konsep, variabel, dan indikator

Dimensi konsep Variabel Indikator

Usaha Kecil dan

Menengah ( X )

Pendidikan ( X1 ) 1. Tingkat pendidikan

mempengaruhi

pekerjaan

2. Pendidikan yang

sudah ditempuh

mempengaruhi

jumlah pendapatan

yang diperoleh

Kemampuan

( X2 )

1. Kemampuan yang

dimiliki berperan

penting dalam

pekerjaan

2. Pendapatan yang

diperoleh sesuai

37

dengan kemampuan

yang dimiliki

Lama Bekerja

( X3 )

1. Usia pekerja

mempengaruhi

pendapatan yang

diperoleh.

2. Lama bekerja juga

mempengaruhi

jumlah pendapatan

yang di peroleh.

Jenis Kelamin

( X4 )

1. Jenis Kelamin

mempengaruhi

pekerjaan.

2. Jenis Kelamin

mempengaruhi

pendapatan yang

diperoleh.

Pendapatan ( Y ) Pendapatan ( Y1 ) 1. Pendapatan yang

diperoleh usaha kecil

dan menengah

peronce melati sudah

sesuai dengan

harapan.

2. Pendapatan yang

diperoleh di Usaha

Kecil dan Menengah

peronce melati sudah

dapat mencukupi

kebutuhan sehari-

38

hari.

I. Teknik Pengukuran Data

Pengukuran adalah penunjukan angka- angka pada suatu variabel menurut

aturan yang telah ditentukan. Tanggapan responden yang merupakan data primer

dapat di ukur menggunakan skala likert. Dengan skala likert maka variabel yang

diukur dijabarkan menjadi sub variabel dijabarkan menjadi komponen yang dapat

diukur. Skala likert ini berhubungan dengan pertanyaan tentang sikap seseorang

terhadap sesuatu.

Responden dari setiap pertanyaan dihitung dengan cara menjumlahkan

angka- angka dari setiap pertanyaan dihitung dengan cara menjumlahkan angka-

angka dari setiap pertanyaan sedemikian rupa sehingga responden- responden

yang berada pada posisi yang sama akan menerima nilai yang selalu sama secara

konsisten.

J. Pengujian Data

1. Pengujian Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana

ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.

Suatu tes atau instrument pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas

yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau

memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya

pengukuran tersebut. ( Ibid, ).

Tes yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan

pengukuran dikatakan sebagai tes yang memilki validitas rendah. Untuk

mengetahui validitas item, maka penelitian ini menggunakan rumus korelasi

product- moment dari karl pearson yang dibantu dengan program SPSS 12.00

for windows.

Adapun rumus korelasi product moment tersebut adalah sebagai berikut

Keterangan :

r= koefisien korelasi product moment

39

n= jumlah responden

x= Skor tiap item

y= skor tiap variabel

Apabila hasil korelasi aitem dengan total item satu faktor didapat

probabilitas (p) < 0,05 maka dikatakan signifikan dan butir- butir tersebut

dianggap valid untuk taraf signifikan sbesar 5 %. Sebaliknya jika proabilitas

( p) >0,05 maka disebut tidak signifikan dan butir- butir dalam skala

tersebut dinyatakan tidak valid.

2. Pengujian Reliabilitas

Untuk menentukan reliabilitas dari tiap aitem, maka penelitian ini

menggunakan rumus Alpha yang dibantu dengan program SPSS 12.00 for

windows.( azwar, 2008). Penggunaan rumus ini dikarenakan skor yang dihasilkan

dari instrument penelitian merupakan rentangan antara beberapa nilai atau yang

terbentuk dalam skala 1-4, 1-5, dan seterusnya, bukan dengan hasil 1 dan 0

Dalam aplikasinya, realitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang

angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1,00 semakin tinggi

koefisien reliabilitasnya mendekati 1,00 berarti semakin tinggi realibitasnya.

Sebaliknya koefisien yang semakin mendekati angka 0 berarti semakin rendah

reliabilitasnya.

K. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah:

1. Analisa regresi berganda. ( Azwar, 2008 )

Metode ini dilakukan dengan cara analisis berganda yaitu suatu teknik

yang analisis data dalam membahas hubungan antar variabel terikat

dengan variabel bebas. Regresi linear berganda merupakan regresi dimana

variabel bebas &( variabel Y dalam hal ini adalah pendapatan )

dihubungkan dengan lebih dari satu variabel terikat ( variabel X yaitu

pendidikan (X1) , kemampuan (X2), lama bekerja ( X3 ), dan jenis

40

kelamin (X4). Teknik ini digunakan untuk menguji hipotesis yang

menduga ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

Adapun bentuk persamaannya adalah:

Rumus analisa regresi berganda

Y= a+b1+X1+b2X2+b3X3+b4X4+e

Dimana :

Y = Pendapatan

b = Konstansta perubahan variabel X terhadap Y

a = koefisien konstanta

X = variabel terikat

X1 = Pendidikan

X2 = kemampuan

X3 = lama bekerja

X4 = jenis kelamin

E = Error term

Untuk menguji pengaruh antara variabel terikat ( pendidikan, kemampuan,

lama bekerja, dan jenis kelamin ) dengan variabel terikat ( pendapatan )

maka dalam penelitian ini uji instrument yang dilakukan terdiri dari :

2. Uji F dan uji t

a. Uji t

Digunakan untuk mengetahui tingkat pengaruh variabel bebas terhadap

variabel terikat. Uji ini dilakukan dengan cara membandingkan nilai t

hitung dengan t table. Jika t hitung > t table, maka Ha diterima

menolak Ho. Artinya secara parsial variabel bebas berpengaruh nyata

terhadap variabel terikat. Uji t dapat dilakukan dengan rumus sebagai

berikut :

t = bi−Bi

Sbi

Dimana :

bi= Nilai koefisien regresi

41

Bi= Nilai koefisien regresi untuk populasi

Sbi= Kesalahan baku koefisien regresi

Untuk mempermudah penelitian ini, data dianalisis menggunakan SPSS

12.0 For Windows.

Setelah dilakukan analisis data maka langkah selanjutnya adalah

membandingkan nilai signifikansinya dengan taraf signifikansi 0, 05 dari

keterangan tersebut dapat ditarik kesimpulan apakah hipotesis nol ( Ho )

atau hipotesis alternatif ( Ha ) tersebut ditolak atau diterima.

Kriteria untuk penerimaan dan penolakan suatu hipotesis adalah :

1) Nilai t hitung < t tabel, maka hipotesis nol ( Ho ) diterima dan

hipotesis alternatif ( Ha ) ditolak.

2) Nilai t hitung > t tabel, maka hipotesis nol ( Ho ) ditolak dan hipotesis

alternatif ( Ha ) diterima.

Atau dengan melihat signifikan t, yaitu :

1) Signifikansi t < 0,05, maka hipotesis nol ( Ho ) ditolak dan

hipotesis alternatif ( Ha ) dit

erima.

2) Signifikansi t > 0,05, maka hipotesis nol ( Ho ) diterima dan

hipotesis alternatif ( Ha ) ditolak.

b. Uji F

Sedangkan uji F dilakukan untuk mengetahui tingkat pengaruh semua

variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat. Uji ini

dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan F table.

Uji F dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut :

F = R /k

(1−R ) (n−k−1 )

Keterangan :

R= Koefisien korelasi linear berganda

n= banyaknya data

k= Banyaknya variabel bebas

42

Untuk mempermudah penelitian ini data dianalisis menggunakan SPSS

12.0 For Windows.

Setelah dilakukan analisis data dan diketahui hasil perhitunganya,

maka langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai sugnifikansi

dengan taraf signifikansi 0,05. Dari keterangan tersebut dapat ditarik

kesimpulan apakah hipotesis nol ( Ho ) atau hipotesis altenatif ( Ha)

tersebut ditolak atau diterima.

Kriteria untuk penerimaan dan penolakan suatu hipotesis adalah :

1) Nilai F hitung < F tabel, maka hipotesis nol (Ho) diterima dan

hipotesis alternatif ( Ha ) ditolak.

2) Nilai F hitung < F tabel, maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan

hipotesis alternatif ( Ha ) diterima.

Atau dengan melihat signifikansi F, yaitu :

1). Signifikansi F < 0,05 , maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan

hipotesis alternatif (Ha ) diterima.

2).Signifikansi F < 0,05, maka hipotesis nol (Ho) diterima dan

hipotesis alternatif ( Ha ) ditolak.

43

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Sitio. 2003. “Koperasi Teori dan Praktik”. Yogyakarta: Erlangga.

Arikunto, Suharsimi. 2006. “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek”.

Jakarta: Adi Margasatwa.

Azwar, Saifuddin. 2008. “Penyusunan Skala Psikologi”. Pustaka Pelajar:

Yogyakarta.

_______________. 2008. “Reliabilitas dan Validitas”. Pustaka Pelajar:

Yogyakarta.

Basril, Faisal 2002. “Perekonomian Indonesia”. Jakarta: Erlangga.

Dumairy. 1996. “Perekonomian Indonesia”. Jakrta: Erlangga.

Mudrajat, Kuncoro. 2003. “Ekonomi Pembangunan Teori Masalah dan

Kebijakan”. Yogyakarta:UPP AMP YPKN.

Miller, Roger Leory. 2000. “Teori Mikroekonomi Intermediate”. Jakarta: raja

Grafindo Persada

Pawe, Sartini. 2006. “ Peranan Industri Rumah Tangga dalam Peningkatan

Pendapatan Masyrakat Desa Rowerena”. Skripsi

Perry, Martin. 2002.”Mengembangkan Usaha Kecil”. Jakarta: Murai Kencana PT

Grafindo Persada.

Prawirokusumo, Soeharto. 2001. “Ekonomi Rakyat”. Yogyakarta:BPFE.

Rafika.2010. “Pengaruh Usaha kecil dan Menengah ( UKM ) dalam

meningkatkan Pendapatan masyarakat di kecamatan kademangan kabupaten

blitar. skripsi

Sartika paromo, tiktik dkk.2004 “Ekonomi Skala Kecil / Menengah dan

Koperasi,” Bogor: Ghalia Indonesia

Sihaan 2009.” Pengaruh Persebaran lokasi UMKM Berbasis Rumah Terhadap

44

Pendapatan Rumah Tangga atau Home Based Enterprises (HBE) di

Kelurahan Bugangan jl. Barito Semarang Timur.Skripsi

Siswanto. 1989.“Manajemen Tenaga Kerja”. Bandung: Sinar Baru

Syahatah, Husein.1988. Ekonomi Rumah Tangga Muslim, Jakarta: Gema Insani

Press.

Subanar, Harimurti. 2009. “Manajemen Usaha Kecil”. Yogyakarta : fakultas

Ekonomi UGM.

Suhardjono,” Manajemen Pengkreditan Usaha Kecil dan Menengah”Yogyakarta:

UPP AMP YKPN

Tohar, Muhammad. 2000. “Membuka Usaha Kecil”. Yogyakarta : Penerbit

Kanisius.