Upload
moy-adja
View
244
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Usaha Kecil dan Menengah ( UKM ) merupakan unit saha yang di kelola oleh
kelompok masyarakat maupun keluarga, yang mempunyai peran strategis dalam
pembangunan ekonomi nasional. Sebab selain memberi kontribusi terhadap
pertumbuhan ekonomi nasional juga dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah
besar. Dengan jumlah tenaga kerja yang semakin bertambah maka membuat
perkembangan pada sektor UKM semakin maju juga.
Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah sangat penting dalam
mengantisipasi perekonomian kedepan terutama dalam memperkuat struktur
perekonomian nasional. Adanya krisis perekonomian nasional seperti sekarang ini
sangat mempengaruhi stabilitas nasional, ekonomi dan politik, yang berdampak
pada kegiatan- kegiatan usaha besar yang semakin terpuruk, sementara Usaha
Kecil dan Menengah relatif masih dapat mempertahankan kegiatan usahanya.
Secara umum Usaha Kecil dan Menegah memiliki kedudukan yang sangat
potensial dalam perekonomian nasioanal, kenyataanya masih banyak masalah
yang menghadang dalam pengembangan Usaha Kecil dan Menengah. Kedudukan
Usaha Kecil dan Menengah dalam perekonomian nasional selain dalam hal
penyerapan tenaga kerja yang banyak, Usaha Kecil dan Menengah juga memiliki
potensi penghasil devisa yang cukup besar melalui kegiatan ekspor komoditas
tertentu dan memberikan kontribusi terhadap Product Domestik Bruto ( PDB ).
Dalam hal ini, adalah kelemahan akses pada informasi dan perluasan pangsa
pasar, kelemahan akses pada pemupukan modal, kelemahan akses pada informasi
dan teknologi, kelemahan dalam manajemen organisasi, kelemahan dalam
pembentukan jaringan usaha dan kemitraan. Kesemuannya ini bersumber dari
kelemahan sumber daya manusia ( SDM ) yang berdampak pada rendahnya
2
kualitas produk dan jasa sehingga kurang memiliki daya saing, baik dalam pasar
lokal maupun nasional dan internasional.
Kondisi tersebut harus segera diperbaiki agar Usaha Kecil dan Menengah
mampu bersaing dalam era yang ditandai oleh semakin ketatnya persaingan.
Kunci didalam memenangkan persaingan adalah peningkatan produktivitas dan
efisiensi. Untuk itu maka setiap Usaha Kecil dan Menengah harus mempersiapkan
diri untuk memproduksi atau menghasilkan suatu produk yang berkualitas tinggi,
melakukan deferensiasi supaya memiliki daya saing yang tinggi.
Usaha Kecil dan Menengah dalam bidang kerajinan tangan misalnya, dimana
pengrajin sebagai pelaku utama dihadapkan pada tantangan yang semakin besar.
Peronce Melati sebagai salah satu bentuk Usaha bagi pelaku utama perlu
ditumbuh kembangkan agar mencapai pangsa pasar dan sesuai kebutuhan
konsumen. Secara umum, tujuan atau sasaran yang ingin dicapai adalah
terwujudnya Usaha Kecil dan Menengah dalam bidang kerajinan tangan
khususnya Peronce Melati yang tangguh, mandiri, kreatif, memiliki daya saing
tinggi dan berperan utama dalam produksi maupun distribusi, serta dalam
permodalan untuk menghadapi persaingan bebas.
Berdasarkan latar belakang diatas maka judul penelitian ini adalah : “ Analisis
Pengaruh UKM ( Usaha Kecil dan Menengah ) Peronce Melati dalam
Meningkatkan Pendapatan Masyarakat’’. Studi Kasus di jl. Lesanpura Cilacap.
B. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang diatas, maka permasalahan yang dapat
peneliti rumuskan adalah :
1. Apakah Usaha Kecil dan Menengah secara parsial ( individu ) mempunyai
pengaruh yang signifikan dalam peningkatan Pendapatan masyarakat jl.
Lesanpura Cilacap?
2. Apakah Usaha Kecil dan Menengah secara simultan ( serentak )
mempunyai pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan Pendapatan
masyarakat jl. Lesanpura Cilacap ?
3
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan dari permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan
untuk :
1. Untuk mengetahui pengaruh Usaha Kecil dan Menengah secara parsial
( individu ) dalam meningkatkan Pendapatan masyarakat jl. Lesanpura
Cilacap.
2. Untuk mengetahui Usaha Kecil dan Menengah secara simultan dalam
meningkatkan Pendapatan masyarakat jl. Lesanpura Cilacap.
D. Manfaat penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah :
1. Untuk menambah pengetahuan penulis dan dapat dijadikan pendorong
untuk mengembangkan ilmu yang diperoleh, sehingga dapat bermanfaat
bagi sesama.
2. Sebagai bahan telaah lanjutan terhadap penelitian lain yang relevan dengan
masalah tersebut.
3. Sebagai masukan bagi Usaha Kecil dan Menengah Peronce Melati
“MEGA KEMBANG” dalam meningkatkan pendapatan masyarakat, jl.
Lesanpura cilacap.
E. Hipotesis Penelitian
Salah satu tujuan penelitian adalah menelaah hubungan antara variabel-
variabel, hubungan ini disajikan dalam bentuk hipotesis yang merupakan
unsur penelitian yang sangat penting. Hipotesis adalah suatu jawaban yang
bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui
data yang terkumpul. Dari permasalahan yang telah diuraikan diatas maka
dapat ditarik hipotesis sebagai berikut :
1. Bahwa Usaha kecil dan Menengah secara parsial berpengaruh dalam
meningkatkan pendapatan masyarakat jl. Lesanpura Cilacap.
2. Bahwa Usaha kecil dan Menengah secara simultan berpengaruh dalam
meningkatkan pendapatan masyarakat jl. Lesanpura Cilacap.
4
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian Sartini ( 2006 ) tentang Peranan Industri Rumah Tangga dalam
Peningkatan Pendapatan Masyarakat Desa Rowerena. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Mendeskripsikan
dan pemahaman yang mendalam tentang peranan industri tenun dalam
peningkatan pendapatan. Hasil dari penelitian ini adalah : pertama, faktor-
faktor yang mendorong masyarakat Desa Rowerena mendirikan kelompok
industry tenun. Kedua, upaya- upaya yang dilakukan dalam peningkatan
industri tenun ikat di Desa Rowerena.
Penelitian Siahaan ( 2009 ) tentang Pengaruh Persebaran Lokasi UMKM
Berbasis Rumah Tangga Terhadap Pendapatan Rumah Tangga atau Home
Based Enterprises ( HBE ) di Kelurahan Bugangan jl. Barito Semarang Timur.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.
Mendeskripsikan kontribusi pendapatan HBE pada rumah tangga, dan
menganalisis lokasi persebaran HBE berdasarkan jenis, kontribusi dan tahap
perkembangannya. Hasil dari penelitian ini adalah HBE memberikan
kontribusi yang besar bagi pendapatan rumah tangga.
Penelitian Rafika ( 2010 ) tentang Pengaruh Usaha Kecil dan Menengah
Gabungan Kelompok Tani Coklat dalam Meningkatkan Pendapatan
masyarakat. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif. Mendiskripsikan tentang pengaruh peran Usaha Kecil
dan Menengah Gabungan Kelompok Tani Coklat “Guyub Santoso” dalam
meningkatkan pendapatan masyarakat. Hasil dari penelitian ini adalah pertama
secara parsial pendidikan, kemampuan lama bekerja dan jenis kelamin
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan pendapatan.
Kedua, Secara simultan pendidikan, kemampuan lama bekerja dan jenis
5
kelamin mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan
pendapatan.
B. Usaha Kecil dan Menengah
1. Pengertian Usaha Kecil dan Menengah
Usaha Kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil, dan
memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta
kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang- undang. Kriteria
perusahaan di Indonesia dengan jumlah tenaga kerja 1- 4 orang sebagai
usaha rumah tangga, perusahaan dengan tenaga kerja 5- 19 sebagai usaha
kecil, perusahaan dengan jumlah tenaga kerja 20- 99 orang senagai
industri menengah, dan perusahaan dengan tenaga kerja lebih dari 100
orang sebagai usaha besar.
Menurut SK Menteri Keuangan No. 316/KMK.016/1994 tanggal 05
juni 1994 adalah “ perorangan atau badan usaha yang melakukan kegiatan
usaha dengan nilai penjualan atau omset senilai Rp. 66 juta diluar tanah
dan bangunan yang ditempati”. Apabila kita mengacu dari UU No. 99
tahun 1995 yang digunakan oleh Departemen Koperasi menetapkan
kriteria : usaha kecil sebagai usaha yang memiliki kekayaan bersih
maksimum Rp. 200 juta, di luar tanah dan bangunan dan memiliki hasil
penjualan tahunan paling banyak Rp. 1 milyar dan dimiliki oleh warga
Indonesia “. Tentang usaha kecil, usaha sendiri, bukan anak perusahaan
dari bentuk usaha perseorangan. Usaha kecil merupakan usaha informal
oleh individu seperti usaha rumah tangga, pedagang kecil, kaki lima
maupun asongan”. Istilah usaha kecil diartikan sebagai suatu segmen
pengusaha dengan usahanya dilihat dari permasalahan ekonomi domestik.(
suhardjono, Manajemen Pengkreditan Usaha Kecil dan Menengah ).
6
Gambar 2.1
Piramida Ekonomi Indonesia
Usaha Kecil dan Menengah merupakan pemain utama dalam kegiatan
ekonomi Indonesia. Masa depan pembangunan terletak pada kemampuan
usaha kecil dan menengah untuk berkembang mandiri. Kontribusi Usaha
Kecil dan Menengah pada GDP Indonesia pada tahun 1999 sekitar 60 %
dengan rincian42 % merupakan kontribusi usaha kecil dan Mikro dan 18 %
merupakan kontribusi usaha menengah. Era otonomi daerah merupakan
peluang bagi Usaha kecil dan menengah untuk dapat maju dan
berkembang.( Faisal, 2002 )
BUMN sebagai agent of development mempunyai kewajiban dalam
pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah. Pentingnya kedudukan Usaha
Kecil dan Menengah dalam perekonomian nasional bukan saja karena
jumlahnya yang banyak, melainkan juga memiliki potensi penghasil devisa
yang cukup besar melalui kegiatan ekspor komoditas tertentu dan
memberikan kontribusi terhadap Product Domestik Bruto
( PDB ).Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah sangat penting dan
strategis dalam mengantisipasi perekonomian kedepan terutama dalam
memperkuat struktur perekonomian nasional. Adanya krisis perekonomian
nasional seperti sekarang ini sangat mempengaruhi stabilitas nasional,
Usaha skala besar
Usaha skala kecil dan menengah
7
ekonomi dan politik yang imbasnya berdampak pada kegiatan- kegiatan
usaha besar yang semakin terpuruk, sementara usaha kecil dan menengah
masih dapat mempertahankan kegiatan usahanya.
Secara umum, tujuan atau sasaran yang ingin dicapai adalah
terwujudnya usaha kecil dan menengah yang tangguh dan mandiri yang
memiliki daya saing tinggi serta dalam permodalan untuk menghadapi
persaingan bebas. Dalam menghadapi era perdagangan bebas yang ditandai
dengan semakin ketatnya persaingan kita tidak boleh lengah, terutama
dunia usaha, khususnya Usaha Kecil dan Menengah yang masih
menghadapi berbagai masalah, baik yang bersifat internal maupun
eksternal. Dengan adanya permasalahan itu, maka strategi pengembangan
Usaha Kecil dan Menengah harus diarahkan pada pemecahan masalah
internal dan eksternal tersebut.
Dalam hal ini, pemerintah menempuh lima strategi yang
intinyasebagai upaya pemecahan kelima masalah internal serta berupaya
menumbuhkan iklim berusaha yang lebih kondusif melalui pembentukan
peraturan dan kebijaksanaan terutama dalam aspek pendanaan, persaingan,
prasarana, informasi, kemitraan, perizinan usaha, dan
perlindungan.Masalah yang menghadang dalam pengembangan Usaha
Kecil dan Menengah, dalam hal ini adalah kelemahan akses pada informasi
dan perluasan pasar, kelemahan akses dan pemupukan modal, kelemahan
akses pada informasi dan tekhnologi, kelemahan dalam organisasi
manajemen, serta kelemahan dalam pembentukan jaringan usaha dan
kemitraan. Kesemua ini bersumber dari kelemahan Sumber Daya Manusia
yang berdampak pada rendahnya kualitas produk dan jasa sehingga kurang
memiliki daya saing, baik dalam pasar lokal maupun nasional dan
internasional.
Kemiskinan merupakan salah satu faktor penghambat pengembangan
Sumber Daya Manusia. Kemiskinan menyebabkan seseorang tidak dapat
memenuhi kebutuhan primernya, rendahnya tingkat gizi dan kesehatan
menyebabkan rendahnya produktivitas kerja.
8
2. Ciri- Ciri Usaha Kecil dan menengah
a. Pendidikan formal yang rendah
b. Modal usaha kecil
c. Miskin
d. Upah rendah
e. Kegiatan dalam skala kecil.
3. Peran dan fungsi Usaha Kecil dan Menengah sangat besar dalam
kegiatan ekonomi masyarakat. Fungsi dan peran itu meliputi :
a. Penyediaan barang dan jasa
b. Penyerapan tenaga kerja
c. Pemerataan pendapatan
d. Sebagai nilai tambah bagi produk daerah
e. Peningkatan taraf hidup masyarakat
4. Bentuk pembinaan bagi Usaha Kecil dan Menengah sebagai upaya
untuk meningkatkan pendapatan sebagai sarana, bantuan serta bentuk
nyata pembinaan usaha keci yang tercatat selama ini diantaranya
adalah :
a. Sistem kemitraan usaha
b. Dana pembinaan BUMN 1-5 persen dari keuntungan bersih.
( Martin, 2000 )
c. Pembentukan lembaga penjamin kredit usaha kecil
d. Fasilitas kredit perbankan khususnya untuk pengusaha kecil
e. Kredit tanpa agunan ( kredit kelayakan usaha )
f. Pembentukan proyek pengembangan usaha kecil
g. Pembentukan proyek pengembangan hubungan bank dengan
kelompok swadaya masyarakat
h. Pembentukan forum komunikasi perbankan untuk pengembangan
usaha kecil
Usaha kecil dianggap sebagai kegiatan ekonomi yang tepat dalam
pembangunan di Negara yang sedang berkembang, karena :
9
a. Usaha kecil mendorong munculnya kewirausahaan domestik dan
sekaligus menghemat sumber daya Negara.
b. Usaha kecil menggunakan tekhnologi padat karya, sehingga dapat
menciptakan lebih banyak kesempatan kerja dibandingkan yang
disediakan oleh perusahaan brskala besar.
c. Usaha kecil dapat didirikan, di operasikan dan memberi hasil
dengan cepat.
d. Pengembangan usaha kecil dapat mendorong proses desentralisasi
inter regional dan intra- regional, karena usaha kecil dapat
berlokasi di kota- kota kecil dan pedesaan.
e. Usaha kecil memungkinkan tercapainya obyektif ekonomi dan
sosial politik.
5. Kelebihan dan Kelemahan Usaha Kecil dan menengah
a. Kelebihan usaha kecil dan menengah
Pada kenyataanya, usaha kecil dan menengah mampu tetap
bertahan dan mengantisipasi kelesuan perekonomian yang
mengakibatkan inflasi maupun berbagai faktor penyebab lainnya.
Tanpa subsidi dan proteksi usaha kecil di Indonesia mampu
berperan sebagai buffer ( penyangga ) dalam perekonomian
masyarakat lapisan bawah. Secara umum perusahaan skala kecil
baik perorangan maupun kerjasama memiliki kelebihan seperti :
1) Pemilik merangkap manajer perusahaan yang bekerja sendiri
dan memiliki gaya manajemen sendiri, ( merangkap semua
fungsi manajerial seperti marketing, finance dan administrasi).
2) Perusahaan keluarga, dimana pengelolaannya mungkin tidak
memiliki keahlian manajerial yang handal.
3) Sebagian besar membuat lapangan kerja baru, inovasi, sumber
daya baru serta barang dan jasa- jasa baru.
4) Resiko usaha menjadi beban pemilik.
5) Pertumbuhan yang lambat, tidak teratur, terkadang cepat dan
premature.
10
6) Fleksibel terhadap bentuk fluktuasi jangka pendek, namun
tidak memiliki rencana jangka panjang.( Harimurti , 2009 )
7) Independen dalam penentuan harga produksi atau barang atau
jasa- jasanya.
8) Prosedur hukumya sederhana.
9) Pajak relatif ringan.
10) Kontak- kontak dengan pihak luar bersifat pribadi.
11) Mudah dalam proses pendiriannya.
12) Mudah dibubarkan setiap saat dikehendaki.
13) Pemilik mengelola secara mendiri dan bebas waktu.
14) Pemilik menerima seluruh laba.
15) Umumnya mempunyai kecenderungan mampu untuk survive.
16) Merupakan tipe usaha yang paling cocok untuk mengelola
produk, jasa atau proyek perintisan yang sama sekali baru atu
belum pernah ada yang mencobanya, sehingga memiliki
sedikit pesaing.
17) Terbukanya peluang dengan adanya berbagai kemudahan
dalam peraturan dan kebijakan pemerintah yang mendukung
berkembangnya usaha kecil di Indonesia.
18) Diversifikasi usaha terbuka luas sepanjang waktu dan pasar
konsumen senantiasa tergali melalui kreatifitas pengelola.
19) Relatif tidak membutuhkan investasi yang terlalu besar, tenaga
kerja yang tidak berpendidikan tinggi, serta sarana produksi
lainnya yang tidak terlalu mahal.
20) Meskipun tidak terlihat nyata, masing- masing usaha kecil
dengan usaha kecil yang lain saling ketergantungan secara
moril dan semangat berusaha.
Beberapa keunggulan dari Usaha Kecil dan Menengah terhadap
usaha antara lain adalah sebagai berikut :
1) Inovasi dalam teknologi yang telah dengan mudah terjadi
dalam pengembangan produk.
11
2) Hubungan kemanusiaan yang akrab di dalam perusahaan
kecil,
3) Kemampuan menciptakan kemampuan kerja cukup banyak
atau penyerapannya terhadap tenaga kerja.
4) Fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap
kondisi pasar yang berubah dengan cepat di banding dengan
perusahaan skala besar yang pada umumnya birokratis.
5) Terdapatnya dinamisme manajerial dan perencanaan
kewirausahaan.
Dari keunggulan- keunggulan tersebut yang menonjol adalah
adanya kemampuan penyerapan tenaga kerja.
b. Kelemahan Usaha Kecil dan Menengah :
Berbagai kendala yang menyebabkan kelemahan serta hambatan
bagi pengelola suatu Usaha Kecil dan Menengah.( Sartika
paromo, tiktik dkk, 2004 )
Diantaranya masih menyangkut faktor intern dari usaha kecil dan
menengah itu sendiri serta beberapa faktor ekstern, kelemahan
usaha
Kecil dan Menengah itu seperti :
1) Tidak memiliki perencanaan jangka panjang.
2) Kekurangan informasi bisnis.
3) Pembagian kerja tidak proporsional.
4) Kesulitan modal kerja.
5) Resiko dan utang- utang kepada pihak ketiga ditanggung oleh
kekayaan pemilik.
6) Sumber modal terbatas pada kemampuan pemilik.
7) Perencanaan dan program pengendalian tidak ada atau belum
pernah merumuskannya.
6. Hambatan Perkembangan Usaha Kecil dan Menengah.
a. Lemahnya manajemen.
12
b. Keterbatasan kemampuan dalam penetrasi pasar, baik dari
negeri maupun luar negri.
c. Kurangnya akses tekhnologi modern.
d. Kurangnya akses ke bahan baku.
e. Kurangnya akses untuk memperoleh modal.
7. Tantangan yang dihadapi Usaha Kecil dan Menengah
a. Krisis ekonomi yang dihadapi masyarakat telah menyebabkan
turunnya daya beli dan produksi, yang pada gilirannya
menyebabkan masyarakat tidak mampu memenuhi kebutuhan
pokoknya. Disamping itu, Daya beli masyarakat yang
menurun menyebabkan mundurnya usaha/ bisnis masyarakat
karena berkurangnya konsumen.
( Tohar Soeharto,2001 )
b. Struktur ekonomi saat ini ditandai pemusatan aset produktif di
tangan sekelompok kecil masyarakat. Distribusi aset yang
kurang merata ini menyebabkan ketergantungan
perekonomian Indonesia pada sekelompok kecil masyarakat.
Distribusi aset yang kurang merata ini menyebabkan
ketergantungan perekonomian Indonesia pada sekelompok
kecil masyarakat sehingga akan mudah menggoyahkan
ekonomi nasional.
c. Ketergantungan yang tinggi terhadap luar negri, baik berupa
pinjaman maupun investasi luar negri menyebabkan lemahnya
sektor permodalan di Indonesia. Tanntangan pada waktu yang
akan dating adalah mengusahakan peningkatan tabungan
nasional secara signifikan agar Indonesia mempunyai basis
permodalan
Yang kuat dalam investasi.
d. Adanya persaingan tidak sehat diantaranya pelaku- pelaku
ekonomi menyebabkan tidak efisiennya ekonomi nasional.
Disamping itu, persaingan tidak sehat akan mempersulit
13
tumbuhnya bisnis- bisnis baru karena kecenderungan
penciptaan halangan- halangan yang sulit diatasi oleh peserta-
peserta baru dalam usaha. Hal ini juga merupakan faktor
penyebab sulit berkembangnya. Usaha Kecil dan Menengah
karena keterbatasannya untuk mengatasi halangan- halangan
yang dihadapi dalam kegiatan usahanya.
e. Sebagian kecil masyarakat mendapatkan akses melakukan
penguasaan industri dari hulu sampai hilir, mulai dari
penyediaan bahan baku produksi dan distribusi. Hal seperti ini
menyebabkan terjadinya pengambilan keputusan oleh
segelintir orang yang secara signifikan akan mempengaruhi
perekonomian nasional. Disamping itu, hal ini secara nyata
mempersulit tumbuh kembangnya Usaha Kecil dan
Menengah.
Ada beberapa pendekatan yang dapt dilakukan guna
meningkatkan kinerja dan daya saing Usaha Kecil dan
Menengah.
Pendekatan pertama, adalah memperdayakan Usaha Kecil dan
Menengah agar mampu menghasilkan produk dan jasa yang
berkialitas. Beberapa dimensi kualitas produk adalah :
a. Kinerja. Dimensi ini mengenai seberapa baik suatu produk
melakukan apa yang semestinya dilakukan.
b. Features. Menggambarkan pernik- pernik yang
melengkapi atau meningkatkan fungsi dasar produk.
c. Keandalan. Dimensi kualiatas ini berkaitan dengan
kemampuan produk untuk bertahan selama penggunaan
yang biasa.
d. Kesesuaian. Dimensi ini berkaitan dengan seberapa baik
produk tersebut sesuai dengan standar. Untuk konsumen
individu, kesesuaian lebih pada tercapainya standar-
standar subyektif.
14
(Ibid, hal 11 )
e. Daya tahan. Daya tahan adalah ukuran umur daya produk,
dan tekhnologi modern.
f. Kemudahan perbaikan. Produk yang digunakan untuk
jangka waktu lama sering harus diperbaiki atau dipelihara
dan rancangan produk yang memudahkan perbaikan
menambah nilai produk.
g. Keindahan. Kualitas tidak selalu bergantung pada
kemampuan fungsional. Keindahan suatu produk
bagaimana produk tersebut dapat dilihat dan dirasakan
dapat menjadi dimensi yang penting.
h. Persepsi terhadap kualitas. Dimensi ini tidak didasarkan
pada produk itu sendiri tetapi pada citra atau reputasinya.
Iklan, peringkat dari para pakar, dan pendapat teman dan
keluarga dapat mempengaruhi persepsi kita pada kualitas
produk.
Dimensi- dimensi kualitas jasa adalah:
a. Berwujud. Artinya, dapat dilihat pelanggan saat jasa
sedang dikerjakan, antara lain fasilitas, pegawai,
perlengkapan, dan peralatannya.
b. Keandalan. Sam seperti produk, jasa juga harus andal,
demikian juga personil juga harus dapat melakukan
pekerjaannya secara konsisten, akurat dan dapat
diandalkan.
c. Responsif. Pelanggan tidak ingin menunggu untuk
dilayani.
d. Kepastian. Pelanggan mengharapkan personil jasa
sopan dan terpelajar. Melalui tindakan dan
penampilannya, orang yang menyediakan jasa
menamplkan kepercayaan dan keyakinan.
15
e. Empati. Personil jasa harus menunjukan perhatian
yang tulus pada para pelanggan dan memenuhi
kebutuhannya.
Usaha Kecil yang ingin memenangkan persaingan
dalam pasar bebas harus dapat memenuhi tuntunan
dimensi kualitas produk dan jasa dari yang
dikembangkannya. Jika tidak besar kemungkinan akan
kalah bersaing dengan produk dan jasa dari luar.
Pendekatan kedua, adalah penumbuhan iklim usaha
yang kondusif bagi berkembangnya usaha kecil dan
menengah. Tanpa adanya iklim usaha yang kondusif
Usaha Kecil dan menengah dengan keterbatasannya
mampu bersaing dengan pelaku bisnis lainnya.
Semua hambatan baik internal maupun eksternal,
tentunya sangat mempengaruhi perkembangan usaha
keciil di Indonesia. Tidak sedikit usaha yang gulung
tikar di tengah jalan, atau tetap mempertahankan usaha
tanpa mengalami perkembangan yang berarti.
Mengacu Undang- undang nomor 9 tahun1995,
Kriteria usaha kecil dilihat dari segi keuangan dan
modal yang dimilikinya adalah :
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.200
juta ( tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha, atau
b. Memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. 1
miliar / tahun untuk kriteri usaha menengah :
a. Untuk sektor industri, memilki total aset paling
banyak Rp. 5 miliar. ( sartika paromo, tiktik
dkk, Ekonomi Skala Kecil / menengah dan
koperasi, ( Bogor : Ghalia Indonesia,2004 ) hal
15
16
b. Untuk sektor non industry, memiliki kekayaan
bersih paling banyak Rp. 600 juta tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;
memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak
Rp. 3 miliar.
Tabel2.1
Pengelompokan kegiatan usaha ditinjau dari
jumlah pekerja.
Usaha - Kecil 1- Kecil
- Kecil II – Kecil
1- 9 pekerja
10- 19 pekerja
Usaha Menengah Besar- kecil
Kecil- menengah
Menengah- menengah
Besar- menengah
100- 199 pekerja
201- 499 pekerja
500- 999 pekerja
1000- 1999 pekerja
Usaha Besar ………………….. >2000 Pekerja
C. Ketenagakerjaan
Untuk keperluan anlisis ketenaga kerjaan, secara garis besar
penduduk suatu Negara dibedakan menjadi dua golongan yaitu tenaga
kerja adalah penduduk dan bukan tenaga kerja. Yang tergolong
sebagai tenaga kerja adalah penduduk yang berumur di dalam batas
lama bekerja. Batas lama bekerja yang dianut oleh Indonesia adalah
minimum 10 tahun, tanpa batas umur maksimum. Batas lama bekerja
versi Bank Dunia adalah 15 hingga 64 tahun. Yang termasuk
angkatan kerja ialah tenaga kerja atau penduduk dalam lama bekerja
yang bekerja, atau mempunyai pekerjaan, namun untuk sementara
tidak bekerja, dan yang mencari pekerjaan. ( Dumairy, 1996 ).
17
Sedangkan yang termasuk bukan angkatan kerja adalah tenaga
kerja atau penduduk dalam lama bekerja yang tidak bekerja, tidak
mempunyai pekerjaan dan sedang tidak mencari pekerjaan. Angkatan
kerja dibedakan menjadi sub kelompok yaitu pekerja dan penganggur.
Yang dimaksud pekerja adalah orang- orang yang mempunyai
pekerjaan, mencakup orang yang mempunyai dan saat ini memang
sedang bekerja, serta orang yang mempunyai pekerjaan namun untuk
sementara waktu kebetulan tidak bekerja. Adapun yang dimaksud
dengan penganggur adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan,
lengkapnya orang yang tidak bekerja dan ( masih atau sedang )
mencari pekerjaaan.
Tenaga kerja yang bukan angkatan kerja di bedakan menjadi
tiga sub kelompok yaitu penduduk dalam lama bekerja yang sedang
bersekolah, mengurus rumah tangga ( tanpa mendaptkan upah ), serta
penerima pendapatan lain. Batasan BPS mengenai bersekolah ialah
bersekolah formal dari jenjang pendidikan dasar hingga pendidikan
tinggi, termasuk pelajar dan mahasisiwa yang sedang libur . Dengan
demikian , dalam konteks ketenagakerjaan, penduduk di pilah- pilah
menjadi sebagai berikut : ( Ibid, )
Gambar 2.2
Pemilahan penduduk berdasarkan pendekatan angkatan kerja
Penduduk
A. Tenaga Kerja – man power (berusia > 10 tahun )1. Angkatan kerja2. Bukan Angkatan Kerja
B. Bukan Tenaga kerja (berusia < 10 tahun )
18
D. Pendapatan
1. Pendapatan sebagai sejumlah uang yang diterima pada pelanggan dari
perusahaan sebagai hasil penjualan barang dan jasa. Yang dimaksud
dengan pendapatan adalah jumlah pengasilan baik dari keluarga
maupun perorangan dalam bentuk uang, yang diperolehnya dari jasa
setiap bulan yang baik dari sebelumnya, atau dapat juga diartikan
sebagai suatu hasil yang. sedikit keberhasilan usaha, maka jumlah
tersebut akan menjadi besar dan meningkat.
Pendapatan rumah tangga adalah penghasilan dari seluruh anggota
keluarga yang disambungkan untuk memenuhi kebutuhan bersama
ataupun perorangan dalam rumah tangga.( Tohar, 2000 ).
Penduduk
Pendapatan rumah tangga dapat berasal dari satu macam sumber
pendapatan, sumber pendapatan yang beragam tersebut dapat terjadi
karena anggota rumah tangga yang bekerja melakukan lebih dari satu
jenis kegiatan yang berbeda satu sama lain, faktor lain yang
memepengaruhi terhadap keragaman sumber pendapatan adalah
penguasa faktor produksi, pendapatan ini sendiri diperoleh sebagai
hasil bekerja atau jasa dan aset- aset sumbangan dari pihak lain.
Kumpulan dan pendapatan dari berbagai sumber pendapatan tersebut
merupakan total pendapatan rumah tangga.
Selain dari sektor sumber pendapatan rumah tangga, pengrajin
mungkin pula berasal dari sektor industri. Pendapatan sektor industri
sebagai sumber pendapatan utama diperoleh rumah tangga dengan
melakukan usaha kerajinan tangan, kegiatan diluar sekitar industry
dapat berupa kegiatan berdagang.
2. Sumber- sumber pendapatan
Salah satu cara untuk mengetahui sumber pendapatan adalah
dengan melihat sumber angka pendapatan nasional. Sumber angka
19
pendapatan nasional dapat dibagi kedalam beberapa sektor.
Sektor- sektor pendapatan ini antara lain sebagai berikut :
a. Pertanian, misalnya buah- buahan, susu sapi, perikanan dan
lainnya.
b. Industri, misalnya batik, keramik, garment, marmer dan
lainnya.
c. Pertambangan, misalnya biji besi, gas bumi, minyak tanah dan
lainnya.
d. Pariwisata, seni, dan budaya, misalnya obyek wisata dan hasil
seni.
e. Transportasi, misalnya travel, taxi, angkutan laut, angkutan
udara.
f. Telekonumikasi, misalnya jasa telepon.
g. Perdagangan, misalnya eksportir, importir, pedagang besar
dan pedagang eceran.
h. Jasa- jasa, misalnya konsultasi hukum, perbengkelan, dan
restoran.
i. Jasa kontruksi, misalnya kelistrikan, jembatan, dan kontraktor
bangunan.
3. Komponen- komponen Pendapatan
Sebenarnya pendapatan sama besarnya dengan uang yang
dibelanjakan ditambah dengan uang yang diinvestasikan ( modal )
dan yang ditabung. Oleh karena itu pendapatan dalam arti luas
( nasional ) terdiri dari komponen- komponen sebagai berikut :
a. Konsumsi seluruh lapisan masyarakat ( rumah tangga, bisnis,
dan pemerintah ).
b. Investasi untuk mendirikan atau memperluas usahanya.
c. Tabungan akibat pengeluaran konsumsi yang diinvestasikan.
Bagi usaha kecil dan menengah yang tingkat pendapatannya
rendah, tentu harus melakukan penghematan secara ketat terhadap
20
segala bentuk pengeluaran, sehingga sangat kecil kemungkinan
untuk menabung. Sebaliknya pada usaha kecil dan menengah
yang tingkat pendapatannya sedang berarti ada kesinambungan
antara pendapatan dan pengeluaran. Namun pada tingkat ini juga
belum dapat berbuat banyak untuk meningkatkan suatu tabungan
sebagai investasi.
4. Faktor- faktor yang mempengaruhi komponen pendapatan
a. Stock aktiva lancar
Sebagian besar orang memiliki aktiva lancar, seperti saham,
obligasi, uang, dan tabanas. Semakin besar nilai aktiva lancar
yang dimiliki konsumen, umumnya semakin besar pula
keinginan konsumen untuk membeli barang dan jasa pada arus
pendapatan yang siap pakai.
b. Utang
Besarnya utang dapat mempengaruhi kesediaan untuk
berkonsumsi.
c. Sikap berhemat
Apabila konsumen beranggapan bahwa menabung itu baik,
maka akan muncul kecenderungan untuk mengurangi
pengeluaran konsumsi pada setiap arua pendapatan yang siap
pakai.
d. Perpajakan
Pajak mengurangi pendapatan, maka pajak yang tinggi akan
mengurangi besarnya pendapatan siap pakai. Dengan
demikian akan berkurang pula pengeluaran konsumsinya.
e. Stock barang tahan lama yang dikuasai.
Jika banyak orang mampu membeli barang- barang tahan lama
seperti mobil, rumah, lemari es, dan televisi misalnya, untuk
sementara mereka tentu tidak ingin membeli lagi barang yang
serupa. karena hal tersebut pada umumnya konsumen akan
21
lebih suka menambah tabungannya atau mengurangi
pengeluarannya untuk konsumsi pada setiap arus pendapatan
siap pakainya.
f. Pengharapan
Pengharapan rumah tangga individu mengenai harga,
pendapatan uang, dan ketersediaan barang dan jasa di masa
depan, mempunyai pengaruh terhadap pengeluaran. Misalnya,
apabila mengharapkan harga barang naik ataupun penipisan
ketersediaan barang dan jasa, maka mereka cenderung
menambah pengeluaran konsumsinya agar tidak perlu
membayar harga yang lebih tinggi atau mengalami kesulitan
untuk memperoleh barang yang diperlukan di kemudian hari
ataupun sebaliknya.
Sebab- sebab ketimpangan pendapatan
Usia, pendapatan meningkat seiring dengan bertambahnya
usia dan masa kerja seseorang, lewat dari batas itu,
pertambahan usia akan diiringi dengan penurunan pendapatan.
Sebagian besar penyebab perbedaan tingkat pendapatan
bersumber dari banyak sedikitnya investasi sumber daya
manusia pada masing- masing pekerja. Istilah investasi
sumber daya manusia memiliki banyak makna. Secara
umumnya istilah itu berarti suatu kegiatan yang dilakukan
oleh seorang pekerja atau calon pekerja dalam rangka
meningkatkan produktivitas marjinalnya, sekarang atau di
masa mendatang. ( Miller, 2000 ).
Wujud kegiatan itu antar lain adalah :
a. Magang atau latihan kerja.
b. Pendidikan formal.
c. Pendidikan informal.
d. Kegiatan- kegiatan dalam rangka memelihara dan
mempertahankan kesehatan.
22
e. Migrasi.
Hal- hal yang harus dipenuhi dalam menempatkan pekerja
a. Pengetahuan
Pengetahuan adalah mencakup segala hal yang pernah diketahui tentang
suatu obyek tertentu. Pengetahuan seseorang dapat dapat diperoleh melalui
pendidikan formal, informal, dan membaca buku, maupun dari pengalaman
orang lain. Pengetahuan yang dimilki pekerjaan diharapkan dapat membantu
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab pekerjaannya. Berdasarkan hal
tersebut pekerja dituntut untuk memiliki pengetahuan yang sesuai dengan
jenis pekerjaan yang dilakukannya.
b. Keterampilan
Keterampilan berasal dari kata terampil yang berarti cakap, mampu dan
cekatan dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan. ( Siswanto, 1989)
Dengan meningkatkan keterampilan karyawan maka diharapkan pekerjaan
dapat diselesaikan sesuai dengan rencana sebelumnya. Keterampilan
mencakup dari kemampuan pekerja, lama bekerja. Semakin lama pekerja itu
bekerja di suatu tempat tertentu maka semakin banyak pula keterampilan dan
kemampuan yang dimiliki pekerja itu.
c. Pengalaman
Pengalaman merupakan pekerjaan sejenis yang pernah dilakukan
pekerja. Pengalaman kerja banyak memberikan kecenderungan bahwa pekerja
memiliki keahlian dari keterampilan tersebut.
E. Kebijakan pemerintah tentang Usaha Kecil dan Menengah
Berikut ini akan dipaparkan kebijakan pemerintah tentang iklim usaha,
pembinaan dan pengembangan, pembiayaan dan jaminan, dan izin usaha.
1. Iklim Usaha
Pemerintah menumbuhkan iklim usaha bagi usaha kecil dan
menengah melalui enetapan peraturan perundang- undangan dan
kebijaksanaan. Perundangan- undangan dan kebijaksanaan
23
tersebut mencakup tujuh aspek. Ketujuh aspek tersebut adalah
sebagai berikut : (Tohar, 2000).
a. Pendanaan
Penetapan peraturan perundang- undangan dan kebijaksanaan
aspek pendanaan itu dimaksudkan untuk tujuan- tujuan berikut
:
1. Memperluas sumber pendanaan, dengan berbagai upaya
memperbanyak jenis dan meningkatkan alokasi pendanaan
yang dapat dimanfaatkan Usaha Kecil dan Menengah.
2. Meningkatkan akses terhadap sumber pandangan yang
mencakup berbagai upaya penyederhanaan tata cara dalam
memperoleh dana.
3. Memberikan kemudahan dalam pendanaan dengan
berbagai upaya pemberian keringanan persyaratan dalam
pendanaan.
b. Persaingan
Penetapan peraturan perundang- undangan dan kebijaksanaan
aspek persaingan itu dimaksudkan untuk tujuan- tujuan berikut
1) Meningkatkan kerja sama sesame usaha kecil dan
menengah dalam bentuk koperasi, asosiasi dan himpunan
kelompok usaha untuk memperkuat posisi tawar- menawar
usaha kecil dan menengah.
2) Mencegah pembentukan struktur pasar yang dapat
melahirkan persaingan yang tidak wajar dalam bentuk
monopoli, oligopoli dan monopsoni yang merugikan usaha
kecil dan menengah.
3) Mencegah terjadinya penguasaan pasar dan pemusatan
usaha oleh perseorangan atau kelompok tertentu yang
merugikan usaha kecil dan menengah.
c. Prasarana
24
Penetapan peraturan perundang- undangan dan kebijaksanaan
aspek prasarana itu dimaksudkan untuk tujuan- tujuan berikut.
1). Mengadakan prasarana umum yang dapat mendorong dan
mengembangkan pertumbuhan usaha kecil dan menengah.
2). Memberikan keringanan tarif prasarana tertentu bagi usaha
kecil dan menengah.
d. Informasi
Penetapan peraturan perundang- undangan dan kebijaksanaan
aspek informasi itu dimaksudkan untuk tujuan- tujuan berikut,
1). Membentuk dan memanfaatkan bank dana dan jaringan
informasi bisnis.
2). Mengadakan dan menyebarkan informasi mengenai pasar,
teknologi, desain dan mutu.
c. Kemitraan
Penetapan peraturan perundang- undangan dan kebijaksanaan
aspek kemitraan itu dimaksudkan untuk tujuan- tujuan berikut,
1). Mewujudkan kemitraan
2). Mencegah terjadinya hal-hal yang merugikan usaha kecil
dan menengah dalam pelaksanaan transaksi usaha dengan
usaha menengah dan besar.
f. Perizinan usaha
Penetapan peraturan perundang- undangan dan kebijaksanaan
aspek perlindungan usaha itu dimaksudkan untuk tujuan-
tujuan berikut.
1). Menyederhanakan tata cara dan jenis perizinan dengan
mengupayakan sistem pelayanan satu atap.
2). Memberikan kemudahan persyaratan untuk memperoleh
perizinan.
g. Perlindungan
25
Penetapan peraturan perundang- undangan dan kebijaksanaan
aspek perlindungan itu dimaksudkan untuk tujuan- tujuan
berikut :
1). Menentukan peruntukan tempat usaha yang meliputi
pemberian lokasi di pasar, ruang pertokoan, lokasi serta
industri, lokasi pertanian rakyat, lokasi pertambangan rakyat,
dan lokasi yang wajar bagi pedagang kaki lima serta lokasi
lainnya.
2). Mencadangkan bidang dan jenis kegiatan usaha yang
memiliki kekhususan proses, bersifat padat karya, serta
mempunyai nilai seni budaya yang bersifat khusus dan turun-
temurun.
3). Mengutamakan penggunaan produk yang dihasilkan usaha
kecil dan menengah melalui pengadaan secara langsung dari
usaha kecil dan menengah.
4). Mengatur pengadaan barang atau jasa dan pemborongan
tenaga kerja pemerintah.
5). Memberikan bantuan konsultasi hukum dan pembelaan.
2. Pembinaan dan pengembangan
Pembinaan dan pengembangan usaha kecil dan menengah oleh
pemerintah terutama ditujukan pada bidang- bidang berikut
ini.
a. Produk dan pengolahan
Pembinaan dan pengembangan usaha kecil dan menengah
di bidang produk dan pengelolaan dilakukan dengan cara-
cara :
1). Meningkatkan kemampuan manajemen serta teknik
produksi dan pengelolaan.
2). Meningkatkan kemampuan rancang bangun dan
perekayasaan.
26
3). Memberikan kemudahan dalam pengadaan sarana dan
prasarana produksi dan pengolahan, bahan baku, bahan
penolong, dan kemasan.
b. pemasaran
Pembinaan dan pengembangan usaha kecil dan menengah
dibidang pemasaran dengan cara- cara berikut.
1). Melaksanakan penelitian dan pengkajian pemasaran.
2). Meningkatkan kemampuan manajemen dan teknik
pemasaran.
3). Menyediakan sarana serta dukungan promosi dan uji
coba pasar.
4). Mengembangkan lembaga pemasaran dan jaringan
distribusi.
5). Memasarkan produk usaha kecil dan menengah.
c. Sumber Daya Manusia
Pembinaan dan pengembangan usaha kecil dan menengah
di bidang sumber daya manusia dengan cara- cara berikut :
1). Memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahaan.
2). Meningkatkan keterampilan teknis dan manajerial.
3). Membentuk dan mengembangkan lembaga pendidikan,
pelatihan dan konsultasi usaha kecil dan menengah.
4). Menyediakan tenaga penyuluh dan konsultasi usaha
kecil dan menengah.
d. Teknologi
Pembinaan dan pengembangan usaha kecil dan menengah
dibidang teknologi dengan cara- cara berikut :
1). Meningkatkan kemampuan dibidang teknologi
produksi dan pengendalian mutu.
2). Meningkatkan kemampuan di bidang penelitian untuk
mengembangkan desain dan tekhnologi baru.
27
3). Memberikan insentif kepada usaha kecil dan
menengah yang menerapkan tekhnologi baru dan
melestarikan lingkungan hidup.
4). Meningkatkan kerjasama dan alih teknologi
5). Meningkatkan kemampuan memenuhi standarisasi
tekhnologi
6). Menumbuh kembangkan lembaga penelitian dan
pengembangan di bidang desain dan tekhnologi bagi
usaha kecil dan menengah.
3. pembiayaan dan penjaminan
Penyediaan pembiayaan oleh pemerintah terhadap usaha
kecil dan menengah antara lain meliputi :
a. Kredit perbankan.
b. Pinjaman lembaga keuangan bukan bank.
c. Pinjaman dari dana penyisihan sebagian dari laba
badan usaha milik Negara.
d. Hibah, dan
e. Jenis pembiayaan lainnya.
Adapun untuk meningkatkan aset usaha kecil dan menengah
terhadap pembiayaan dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
a. Meningkatkan kemampuan dalam pemupukan modal
sendiri.
b. Meningkatkan kemampuan menyusun studi kelayakan.
c. Meningkatkan kemampuan manajemen keuangan.
d. Menumbuh kembangkan lembaga penjamin.
4. Izin Usaha
Perizinan usaha merupakan alat untuk membina,
mengarahkan, mengawasi, dan melindungi pengelolaan
usaha. Bantusn yang diberikan pemerintah bisa berupa
28
kemudahan dalam mengurus surat- surat izin usaha. Surat
izin usaha ini antara lain sebagai berikut :
a. Surat Izin Tempat Usaha ( SITU )
b. Surat Izin Usaha Perdagangan ( SIUP )
c. Nomor Pokok Wajib Pajak ( NPWP )
d. Tanda daftar perusahaan ( TDP)
Peran Usaha Kecil dan Menengah dalam meningkatkan pendapatan
Upaya untuk meningkatkan wirausaha, khususnya pengembangan
usaha kecil di Indonesia telah lama dilakukan berbagai pihak, baik
pemerintah maupun swasta. Berbagai kebijakan maupun bantuan
telah dikeluarkan oleh pemerintah untuk mendorong perkembangan
usaha- usaha kecil ini. Keseriusan pemerintah untuk menangani usaha
kecil ini terlihat dengan dibentuknya Menteri Koperasi dan
pemberdayaan Usaha Kecil dalam kabinet pembangunan VI.
Peranan usaha kecil terhadap pembangunan ekonomi sebuah Negara
tidaklah kecil. Di AS, Jerman, Jepang, serta beberapa Negara maju
lainnya. Sejumlah usaha besar tumbuh melalui pembagian kerja
dengan ribuan jenis usaha kecil, yang memproduksi bagian- bagian
produksi yang dibutuhkan oleh pengusaha besar tersebut. Peranan
usaha- usaha kecil di Indonesia juga tidaklah kecil. Bagi Indonesia,
secara politis usaha kecil berperan dalam pemerataan pendapatan
ekonomi masyarakat. Serta mampu menjadi penampung atau tempat
yang berfungsi untuk mengatasi masalah pengangguran yang kian
merebak. Usaha kecil dan rumah tangga mempunyai peran yang besar
terhadap pemerataan pendapatan tenaga kerja di Indonesia, yang
secara otomatis mampu menyerap tenaga kerja. ( koencoro, )
29
H. Kerangka Berfikir
Latar Belakang
Secara umum Usaha Kecil dan Menengah memiliki kedudukan yang sangat potensial dalam perekonomian nasional, khususnya dalam peningkatan pendapatan masyarakat.
Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang dapat penelitiUsaha kecil dan menengah
1. Apakah usaha kecil dan menengah secara parsial ( individu) mempunyai pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan pendapatan masyarakat jl lesanpura- tritih wetan?
2. Apakah usaha kecil dan menengah secara simultan (serentak )mempunyai pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan pendapatan masyarakat jl. Lesanpura- cilacap?
Usaha Kecil dan Menengah
1. Pendidikan2. Kemampuan3. Lama bekerja4. Jenis kelamin
Metode Penelitian : menggunakan jenis penelitian explanatory confirmatory research dengan pendekatan survey dengan metode.Pengumpulan data kuesioner dan dokumen usaha.
30
I Konsep penelitian
Model Hipotesis
Analisis1. Validitas2. Reabilitas3. Analisis regresi berganda dengan uji hipotesis uji f dan uji tHasil
Kesimpulan
Usaha Kecil dan menengah (X )
Pendapatan ( Y )
Pendidikan( X1 )
Kemampuan ( X2 )
Lama Bekerja ( X3)
Jenis Kelamin ( X4)
Pendapatan ( Y )
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian ini merupakan tempat dimana peneliti melakukan
penelitian untuk memperoleh data- data yang diperlukan. Adapun penelitian
ini dilaksanakan di Usaha Kecil dan Menengah Peronce Melati “ Mega
Kembang “ di Jl. Lesanpura Tritih wetan Kabupaten Cilacap.
B. Jenis dan Pendekatan penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang ada dasarnya adalah menjelaskan
bagaimana analisis peran Usaha Kecil dan Menengah peronce melati “ Mega
Kembang “ dalam meningkatkan pendapatan masyarakat. Mskipun uraiannya
mengandung deskripsi, tetapi sebagai penelitian relasional fokusnya terletak
pada penjelasan analisis pengaruh usaha kecil dan menengah peronce melati “
Mega kembang “ dalam meningkatkan pendapatan.
Dalam penelitian ini dideskripsikan atau digambarkan secara obyektif
realita sebenarnya sesuai dengan fenomena yang ada di jl lesanpura tritih
wetan cilacap tentang pengaruh usaha kecil dan menengah peronce melati “
mega kembang “ dalam meningkatkan pendapatan masyarakat di tritih wetan
cilacap.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif.
Proses awalnya dimulai dari teori selanjutnya dengan menggunakan logika
deduktif kemudian di turunkan hipotesa penelitian yang disertai pengukuran
dan operasional konsep. Maka generalisasi empiris yang bersandar pada
Pendidikan (X 1 ) pendapatan
32
statistic dengan bantuan ( SPSS 12.00 ) sehingga dapat disimpulkan sebagai
temuan penelitian.
C. Sumber Data
Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana
data dapat di peroleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau
wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut
responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan- pertanyaan
peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan. Sumber data dapat
digolongkan dalam 2 macam, yaitu data primer dan data sekunder.
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati
dan dicatat untuk pertama kalinya oleh peneliti. Data primer ini
diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada para pekerja usaha
kecil dan menengah peronce melati “ mega kembang “ di jl. Lesanpura
tritih wetan cilacap. ( Suharsimi, 2006 )
2. Data sekunder, yaitu data yang bukan diuskan sendiri pengumpulan oleh
peneliti. Atau data yang diperoleh dari bahan- bahan kepustakaan atau
data yang bersumber secara tidak langsung dengan responden yang
diteliti dan merupakan data pendukung dari penelitian. Dalam hal ini,
data yang diperoleh merupakan data yang direkomendasikan dari
pemilik usaha kecil dan menengah yang berupa gambaran umum usaha
kecil dan menengah, dokumentasi dan data- data yang diperlukan oleh
peneliti.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari subyek penelitian. Populasi merupakan
kumpulan pengukuran atau data pengamatan yang dilakukan orang, benda atau
tempat. Populasi nantinya akan dikenai generalisasi. Generalisasi adalah suatu
cara pengambilan keputusan terhadap kelompok individu yang lebih luas
jumlahnya berdasarkan data yang diperoleh dari sekelompok individu yang sedikit
jumlahnya. Yang mana dalam penelitian ini populasi yang akan digunakan adalah
33
para pekerja yang bekerja di Usaha Kecil dan Menengah peronce melati “ Mega
Kembang “ di jl. Lesanpura tritih wetan cilacap, yang berjumlah 30 responden.
(Ibid, )
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Apabila subyek
penelitian kurang dari 100, lebih baik diambil semua, tetapi jika subyeknya besar
atau lebih dari 100 maka dapat diambil antara 10- 15 % atau 20-25 % atau lebih.
Secara umum semakin besar sample maka semakin representative.
Dalam pemilihan sampel yang mewakili populasi tersebut,teknik yang
digunakan adalah sampling, merupakan teknik pengambilan sampling yang
digunakan untuk memilih sampel berdasarkan criteria bahwa respondenyang
dipilih adalah orang- orang yang bekerja di Usaha Kecil dan menengah peronce
melati “ Mega Kembang “ di jl. Lesanpura cilacap. Dalam penelitian ini besarnya
sampel yang diambil adalah sebanyak 30 responden, karena obyek penelitian ini
kurang dari 100 orang, maka oleh peneliti diambil semuanya.
E. Instrumen penelitian
Sumber data yang digunakna adalah angket. Angket adalah suatu daftar
yang berisikan serangkaian dari pertanyaan- pertanyaan mengenai meksud hal
yang akan di teliti. Angket yang digunakan dalam penelitian bersifat tertutup,
maksudnya jawaban subyek telah dibatasi dengan beberapa alternative jawaban
yang telah disediakan oleh peneliti. ( Ibid, ).
Angket dalam penelitian ini merupakan data primer atau data dari tangan
pertama, yang merupakan data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian
dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada
subyek sebagai informasi yang dicari.
Skala dalam angket tersebut menggunakan kategori seperti pada table di
bawah ini :
Tabel 3.1
34
Klasifikasi Keterangan Skor
SS Sangat Setuju 5
S Setuju 4
KS Kurang Setuju 3
TS Tidak Setuju 2
STS Sangat Tidak Setuju 1
Angket yang digunakan menggunakan skala litert. Dalam skala litert
terdapat pertanyaan- pertanyaan yang bersifat favourable dan
unfavourable. Akan tetapi dalam penelitian ini aspek unfavourable
ditiadakan dengan alasan dapat mengaburkan pertanyaan favourable ,
dimana bobot atau skor tertinggi menunjukkan sikap yang paling
positif atau most favourable terhadap gejala yang akan diteliti.
Skala pendapatan rumah tangga di dasarkan pada pendidikan,
kemampuan, lama bekerja dan jenis kelamin.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :
1. Observasi yaitu kegiatan yang dilakukan dengan mengamati dan
mencatat secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang
diselidiki. Observasi dilakukan untuk mengetahui sendiri keberadaan
tempat penelitian yang nantinya dapat dijadikan acuan dalam
menentukan masalah yang akan diteliti.
2. Dokumentasi merupakan pengumpulan data dengan cara mempelajari
dokumen- dokumen dan catatan- catatan dalam berbagai bentuk yang
isinya berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.
G. Identifikasi Variabel Penelitian
Identifikasi merupakan variabel penelitian yang diuraikan berdasarkan
hipotesis, yaitu :
1. Variabel terikat atau X adalah Usaha kecil dan menengah.
35
2. Variabel bebas atau Y adalah Pendapatan.
H. Definisi Operasional Variabel
Variabel terikat ( X )
1. Variabel yang dapat merupakan mempengaruhi variabel lain.
Dalam hal ini variabel terikat bertindak sebagai penyebab atau
mempengaruhi variabel lain yang dalam hal ini adalah usaha kecil
dan menengah. Untuk penelitian yang menjadi variabel bebas yaitu
pendapatan. Usaha kecil menengah merupakan usaha informal oleh
individu dengan tenaga kerja 5 – 19 orang pekerja. Adapun dalam
variabel usaha kecil dan menengah itu terdiri dari :
a= pendidikan ( X1 )
Merupakan tingkat pendidikan yang di tempuh oleh para pekerja di
Usaha kecil dan menengah ini, tingkat pendidikan ini menentukan
penempatan bidang dalam pekerjaan.
b= Kemampuan ( X2 )
Merupakan kemampuan atau sumber daya yang dimiliki oleh
pekerja, kemampuan dari para pekerja ini dapat dilihat dari hasil
kerja. Pekerja yang memiliki kemampuan tinggi akan memperoleh
hasil yang tinggi ataupun sebaliknya. Pada usaha ini kemampuan
sangat di perlukan khususnya dalam penempatan dan perolehan
pendapatan.
c= lama bekerja ( X3 )
Lama bekerja disini merupakan batasan waktu seberapa lama kah
pekerja itu bekerja di usaha kecil dan menengah, semakin lama
bekerja semakin banyak pula ilmu dan kemampuan yang diperoleh.
d= Jenis kelamin ( X4)
36
jenis kelamin disini digunakan untuk membedakan dalam
penempatan pekerjaan.
Variabel Bebas ( Y )
Merupakan variabel yang tidak dipengaruhi variabel lain. Dalam
penelitian ini variabel bebas adalah pendapatan. Pendapatan adalah
sejumlah uang atau penghasilan baik dari keluarga maupun
perorangan yang diperolehnya dari jasa setiap bulan untuk
memenuhi kebutuhan.
Untuk mengukur ketepatan dalam pengkajian terhadap suatu
permasalahan di gunakan lima variabel sebagai pengukurannya.
Variabel yang digunakan terdiri dari variabel terikat ( dependent )
dan variabel bebas ( independent ).
Tabel 3.2
Dimensi konsep, variabel, dan indikator
Dimensi konsep Variabel Indikator
Usaha Kecil dan
Menengah ( X )
Pendidikan ( X1 ) 1. Tingkat pendidikan
mempengaruhi
pekerjaan
2. Pendidikan yang
sudah ditempuh
mempengaruhi
jumlah pendapatan
yang diperoleh
Kemampuan
( X2 )
1. Kemampuan yang
dimiliki berperan
penting dalam
pekerjaan
2. Pendapatan yang
diperoleh sesuai
37
dengan kemampuan
yang dimiliki
Lama Bekerja
( X3 )
1. Usia pekerja
mempengaruhi
pendapatan yang
diperoleh.
2. Lama bekerja juga
mempengaruhi
jumlah pendapatan
yang di peroleh.
Jenis Kelamin
( X4 )
1. Jenis Kelamin
mempengaruhi
pekerjaan.
2. Jenis Kelamin
mempengaruhi
pendapatan yang
diperoleh.
Pendapatan ( Y ) Pendapatan ( Y1 ) 1. Pendapatan yang
diperoleh usaha kecil
dan menengah
peronce melati sudah
sesuai dengan
harapan.
2. Pendapatan yang
diperoleh di Usaha
Kecil dan Menengah
peronce melati sudah
dapat mencukupi
kebutuhan sehari-
38
hari.
I. Teknik Pengukuran Data
Pengukuran adalah penunjukan angka- angka pada suatu variabel menurut
aturan yang telah ditentukan. Tanggapan responden yang merupakan data primer
dapat di ukur menggunakan skala likert. Dengan skala likert maka variabel yang
diukur dijabarkan menjadi sub variabel dijabarkan menjadi komponen yang dapat
diukur. Skala likert ini berhubungan dengan pertanyaan tentang sikap seseorang
terhadap sesuatu.
Responden dari setiap pertanyaan dihitung dengan cara menjumlahkan
angka- angka dari setiap pertanyaan dihitung dengan cara menjumlahkan angka-
angka dari setiap pertanyaan sedemikian rupa sehingga responden- responden
yang berada pada posisi yang sama akan menerima nilai yang selalu sama secara
konsisten.
J. Pengujian Data
1. Pengujian Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.
Suatu tes atau instrument pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas
yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau
memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya
pengukuran tersebut. ( Ibid, ).
Tes yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan
pengukuran dikatakan sebagai tes yang memilki validitas rendah. Untuk
mengetahui validitas item, maka penelitian ini menggunakan rumus korelasi
product- moment dari karl pearson yang dibantu dengan program SPSS 12.00
for windows.
Adapun rumus korelasi product moment tersebut adalah sebagai berikut
Keterangan :
r= koefisien korelasi product moment
39
n= jumlah responden
x= Skor tiap item
y= skor tiap variabel
Apabila hasil korelasi aitem dengan total item satu faktor didapat
probabilitas (p) < 0,05 maka dikatakan signifikan dan butir- butir tersebut
dianggap valid untuk taraf signifikan sbesar 5 %. Sebaliknya jika proabilitas
( p) >0,05 maka disebut tidak signifikan dan butir- butir dalam skala
tersebut dinyatakan tidak valid.
2. Pengujian Reliabilitas
Untuk menentukan reliabilitas dari tiap aitem, maka penelitian ini
menggunakan rumus Alpha yang dibantu dengan program SPSS 12.00 for
windows.( azwar, 2008). Penggunaan rumus ini dikarenakan skor yang dihasilkan
dari instrument penelitian merupakan rentangan antara beberapa nilai atau yang
terbentuk dalam skala 1-4, 1-5, dan seterusnya, bukan dengan hasil 1 dan 0
Dalam aplikasinya, realitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang
angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1,00 semakin tinggi
koefisien reliabilitasnya mendekati 1,00 berarti semakin tinggi realibitasnya.
Sebaliknya koefisien yang semakin mendekati angka 0 berarti semakin rendah
reliabilitasnya.
K. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah:
1. Analisa regresi berganda. ( Azwar, 2008 )
Metode ini dilakukan dengan cara analisis berganda yaitu suatu teknik
yang analisis data dalam membahas hubungan antar variabel terikat
dengan variabel bebas. Regresi linear berganda merupakan regresi dimana
variabel bebas &( variabel Y dalam hal ini adalah pendapatan )
dihubungkan dengan lebih dari satu variabel terikat ( variabel X yaitu
pendidikan (X1) , kemampuan (X2), lama bekerja ( X3 ), dan jenis
40
kelamin (X4). Teknik ini digunakan untuk menguji hipotesis yang
menduga ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat.
Adapun bentuk persamaannya adalah:
Rumus analisa regresi berganda
Y= a+b1+X1+b2X2+b3X3+b4X4+e
Dimana :
Y = Pendapatan
b = Konstansta perubahan variabel X terhadap Y
a = koefisien konstanta
X = variabel terikat
X1 = Pendidikan
X2 = kemampuan
X3 = lama bekerja
X4 = jenis kelamin
E = Error term
Untuk menguji pengaruh antara variabel terikat ( pendidikan, kemampuan,
lama bekerja, dan jenis kelamin ) dengan variabel terikat ( pendapatan )
maka dalam penelitian ini uji instrument yang dilakukan terdiri dari :
2. Uji F dan uji t
a. Uji t
Digunakan untuk mengetahui tingkat pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat. Uji ini dilakukan dengan cara membandingkan nilai t
hitung dengan t table. Jika t hitung > t table, maka Ha diterima
menolak Ho. Artinya secara parsial variabel bebas berpengaruh nyata
terhadap variabel terikat. Uji t dapat dilakukan dengan rumus sebagai
berikut :
t = bi−Bi
Sbi
Dimana :
bi= Nilai koefisien regresi
41
Bi= Nilai koefisien regresi untuk populasi
Sbi= Kesalahan baku koefisien regresi
Untuk mempermudah penelitian ini, data dianalisis menggunakan SPSS
12.0 For Windows.
Setelah dilakukan analisis data maka langkah selanjutnya adalah
membandingkan nilai signifikansinya dengan taraf signifikansi 0, 05 dari
keterangan tersebut dapat ditarik kesimpulan apakah hipotesis nol ( Ho )
atau hipotesis alternatif ( Ha ) tersebut ditolak atau diterima.
Kriteria untuk penerimaan dan penolakan suatu hipotesis adalah :
1) Nilai t hitung < t tabel, maka hipotesis nol ( Ho ) diterima dan
hipotesis alternatif ( Ha ) ditolak.
2) Nilai t hitung > t tabel, maka hipotesis nol ( Ho ) ditolak dan hipotesis
alternatif ( Ha ) diterima.
Atau dengan melihat signifikan t, yaitu :
1) Signifikansi t < 0,05, maka hipotesis nol ( Ho ) ditolak dan
hipotesis alternatif ( Ha ) dit
erima.
2) Signifikansi t > 0,05, maka hipotesis nol ( Ho ) diterima dan
hipotesis alternatif ( Ha ) ditolak.
b. Uji F
Sedangkan uji F dilakukan untuk mengetahui tingkat pengaruh semua
variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat. Uji ini
dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan F table.
Uji F dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut :
F = R /k
(1−R ) (n−k−1 )
Keterangan :
R= Koefisien korelasi linear berganda
n= banyaknya data
k= Banyaknya variabel bebas
42
Untuk mempermudah penelitian ini data dianalisis menggunakan SPSS
12.0 For Windows.
Setelah dilakukan analisis data dan diketahui hasil perhitunganya,
maka langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai sugnifikansi
dengan taraf signifikansi 0,05. Dari keterangan tersebut dapat ditarik
kesimpulan apakah hipotesis nol ( Ho ) atau hipotesis altenatif ( Ha)
tersebut ditolak atau diterima.
Kriteria untuk penerimaan dan penolakan suatu hipotesis adalah :
1) Nilai F hitung < F tabel, maka hipotesis nol (Ho) diterima dan
hipotesis alternatif ( Ha ) ditolak.
2) Nilai F hitung < F tabel, maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan
hipotesis alternatif ( Ha ) diterima.
Atau dengan melihat signifikansi F, yaitu :
1). Signifikansi F < 0,05 , maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan
hipotesis alternatif (Ha ) diterima.
2).Signifikansi F < 0,05, maka hipotesis nol (Ho) diterima dan
hipotesis alternatif ( Ha ) ditolak.
43
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Sitio. 2003. “Koperasi Teori dan Praktik”. Yogyakarta: Erlangga.
Arikunto, Suharsimi. 2006. “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek”.
Jakarta: Adi Margasatwa.
Azwar, Saifuddin. 2008. “Penyusunan Skala Psikologi”. Pustaka Pelajar:
Yogyakarta.
_______________. 2008. “Reliabilitas dan Validitas”. Pustaka Pelajar:
Yogyakarta.
Basril, Faisal 2002. “Perekonomian Indonesia”. Jakarta: Erlangga.
Dumairy. 1996. “Perekonomian Indonesia”. Jakrta: Erlangga.
Mudrajat, Kuncoro. 2003. “Ekonomi Pembangunan Teori Masalah dan
Kebijakan”. Yogyakarta:UPP AMP YPKN.
Miller, Roger Leory. 2000. “Teori Mikroekonomi Intermediate”. Jakarta: raja
Grafindo Persada
Pawe, Sartini. 2006. “ Peranan Industri Rumah Tangga dalam Peningkatan
Pendapatan Masyrakat Desa Rowerena”. Skripsi
Perry, Martin. 2002.”Mengembangkan Usaha Kecil”. Jakarta: Murai Kencana PT
Grafindo Persada.
Prawirokusumo, Soeharto. 2001. “Ekonomi Rakyat”. Yogyakarta:BPFE.
Rafika.2010. “Pengaruh Usaha kecil dan Menengah ( UKM ) dalam
meningkatkan Pendapatan masyarakat di kecamatan kademangan kabupaten
blitar. skripsi
Sartika paromo, tiktik dkk.2004 “Ekonomi Skala Kecil / Menengah dan
Koperasi,” Bogor: Ghalia Indonesia
Sihaan 2009.” Pengaruh Persebaran lokasi UMKM Berbasis Rumah Terhadap
44
Pendapatan Rumah Tangga atau Home Based Enterprises (HBE) di
Kelurahan Bugangan jl. Barito Semarang Timur.Skripsi
Siswanto. 1989.“Manajemen Tenaga Kerja”. Bandung: Sinar Baru
Syahatah, Husein.1988. Ekonomi Rumah Tangga Muslim, Jakarta: Gema Insani
Press.
Subanar, Harimurti. 2009. “Manajemen Usaha Kecil”. Yogyakarta : fakultas
Ekonomi UGM.
Suhardjono,” Manajemen Pengkreditan Usaha Kecil dan Menengah”Yogyakarta:
UPP AMP YKPN
Tohar, Muhammad. 2000. “Membuka Usaha Kecil”. Yogyakarta : Penerbit
Kanisius.