71
ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PEMBANTU DI INDUSTRI GULA PT. XYZ KABUPATEN LAMPUNG UTARA Tesis Oleh DHARMA AGISTA PRATAMA PROGRAM PASCASARJANA TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2020

ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN

PERSEDIAAN BAHAN BAKU PEMBANTU

DI INDUSTRI GULA PT. XYZ KABUPATEN LAMPUNG UTARA

Tesis

Oleh

DHARMA AGISTA PRATAMA

PROGRAM PASCASARJANA

TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2020

Page 2: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

ABSTRAK

ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN

PERSEDIAAN BAHAN BAKU PEMBANTU

DI INDUSTRI GULA PT. XYZ KABUPATEN LAMPUNG UTARA

Oleh

DHARMA AGISTA PRATAMA

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis metode peramalan produksi yang

paling sesuai untuk industri gula PT. XYZ dan menganalisis teknik pengendalian

persediaan yang paling tepat untuk industri gula PT. XYZ. Pada penelitian ini

analisis peramalan produksi (forecasting) menggunakan lima metode yaitu Linear

Regression, Moving Average, Weighted Moving Average, Exponential Smoothing,

dan exponential smoothing with trend. Hasil analisis menunjukkan bahwa metode

linear regression merupakan metode forecasting yang paling sesuai digunakan

oleh industri gula PT. XYZ dengan nilai MAD, MSE, dan MAPE terkecil

dibandingkan metode lainnya yaitu sebesar 7.195, 65.854.060, dan 10%, dengan

hasil peramalan pada tahun 2019 sebesar 44.746 ton gula pasir. Pada penelitian

ini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

Analysis, Economic Order Quantitiy (EOQ), Period Order Quality (POQ), Re-

Order Point (ROP) dan konvensional. Hasil analisis menunjukkan bahwa metode

pengendalian persediaan bahan baku pembantu yang paling tepat digunakan oleh

Page 3: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

iii

PT. XYZ adalah metode POQ dengan biaya penghematan sebesar Rp. 61.424.950

atau 1,956 % dari total biaya secara konvensional.

Kata Kunci: Peramalan Produksi, Pengendalian Persediaan.

Page 4: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

ABSTRACT

ANALYSIS OF PRODUCTION FORECASTING AND CONTROL OF

AUXILIARY RAW MATERIAL SUPPLIES

IN THE SUGAR INDUSTRY PT. XYZ REGENCY OF NORTH LAMPUNG

By

DHARMA AGISTA PRATAMA

This research aims to analyze the method of production forecasting most suitable

for the sugar industry of PT. XYZ and analyze the most appropriate inventory

control technique for the sugar industry of PT. XYZ. In this research, forecasting

analysis uses five methods: Linear Regression, Moving Average, Weighted

Moving Average, Exponential Smoothing, and exponential smoothing with trend.

The results of the analysis showed that the linear method regression is the

forecasting method best used by the sugar industry of PT. XYZ with the smallest

value of MAD, MSE, and MAPE compared to other methods of 7,195,

65,854,060, and 10%, with The forecasting in 2019 amounted to 44,746 tonnes of

granulated sugar. In this research analysis of inventory control using several

techniques namely ABC Analysis, Economic Order Quantitiy (EOQ), Period

Order Quality (POQ), Re-Order Point (ROP) and conventional. The results of the

analysis showed that the method of controlling the raw material of the helper is

Page 5: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

v

the most appropriate use by PT. XYZ is the POQ method with a saving cost of

IDR. 61,424,950 or 1.956% of the total cost conventionally.

Keywords: Production Forecasting, Inventory Control.

Page 6: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN

PERSEDIAAN BAHAN BAKU PEMBANTU

DI INDUSTRI GULA PT. XYZ KABUPATEN LAMPUNG UTARA

Oleh

DHARMA AGISTA PRATAMA

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

MAGISTER TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada

Program Pascasarjana Magister Teknologi Industri Pertanian

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

PROGRAM PASCASARJANA

TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2020

Page 7: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

Judul Tesis : ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN

BAKU PEMBANTU DI INDUSTRI GULA

PT. XYZ KABUPATEN LAMPUNG

UTARA

Nama Mahasiswa : Dharma Agista Pratama

Nomor Pokok Mahasiswa : 1824051008

Program Studi : Magister Teknologi Industri Pertanian

Fakultas : Pertanian

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Dr. Erdi Suroso, S.T.P., M.T.A. Dr. Sri Hidayati, S.T.P., M.P.

NIP 19721006 199803 1 005 NIP 19710930 199512 2 001

2. Ketua Program Studi

Magister Teknologi Industri Pertanian

Dr. Sri Hidayati, S.T.P., M.P.

NIP 19710930 199512 2 001

Page 8: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Erdi Suroso, S.T.P., M.T.A. ………….....

Sekretaris : Dr. Sri Hidayati, S.T.P., M.P. …………….

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Dewi Sartika, S.T.P., M.Si. …………….

2. Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si.

NIP 19611020 198603 1 002

3. Direktur Program Pascasarjana Universitas Lampung

Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S.

NIP 19610826 198702 1 001

Tanggal Lulus Ujian Tesis : 21 Januari 2020

Page 9: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

PERNYATAAN KEASLIAN HASIL KARYA

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dharma Agista Pratama

NPM : 1824051008

Dengan ini menyatakan bahwa apa yang tertulis dalam karya ilmiah ini

adalah hasil karya saya yang dibimbing oleh Komisi Pembimbing , 1) Dr. Erdi

Suroso, S.T.P., M.T.A. dan 2) Dr. Sri Hidayati, S.T.P., M.P. berdasarkan pada

pengetahuan dan informasi yang telah saya dapatkan. Karya ilmiah ini berisi

material yang dibuat sendiri dan hasil rujukan beberapa sumber lain (buku, jurnal,

dll.) yang telah dipublikasikan sebelumnya atau dengan kata lain bukanlah hasil

dari plagiat karya orang lain.

Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dapat

dipertanggungjawabkan. Apabila dikemudian hari terdapat kecurangan dalam

karya ini, maka saya siap mempertanggungjawabkannya.

Bandar Lampung, 24 Februari 2020

Pembuat pernyataan

Dharma Agista Pratama

NPM 1824051008

Page 10: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Gunung Batin Baru tanggal 24 Februari

1992, sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, dari Bapak

Kukuh Ari Raharjo, S.Pd. dan Ibu Srining Wiyanti, S.Pd.

Penulis menyelesaikan Pendidikan Taman Kanak-kanak

(TK) Satya Dharma Sudjana Gunung Madu pada tahun 1998, Sekolah Dasar (SD)

di SDN 1 Gunung Madu Lampung Tengah tahun 2004, Sekolah Menengah

Pertama (SMP) di SMP Satya Dharma Sudjana Lampung Tengah diselesaikan

tahun 2007, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN 1Terbanggi Besar

Lampung Tengah diselesaikan pada tahun 2010.

Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian,

Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN pada tahun 2011 dan menyelesaikan

studi pada tahun 2015. Tahun 2018 penulis diterima sebagai mahasiswa pada

Program Studi Magister Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Pertanian,

Universitas Lampung.

Page 11: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

PERSEMBAHAN

Karya ini aku persembahkan teruntuk kedua orang tuaku tercinta

Alm.Kukuh Ari Raharjo, S.Pd. dan Srining Wiyanti, S.Pd.

Kepada adik-adikku tersayang

Nefrina Tilawati, S.Pd. dan Gita Shevania

Terimakasih atas semua do’a, kasih sayang, semangat, motivasi, dukungan

baik moril maupun materil yang telah diberikan tiada henti-hentinya kepada

penulis

Serta

Almamater Tercinta

Magister Teknologi Industri Pertanian Universitas Lampung

Page 12: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

SANWACANA

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan

karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis, shalawat beserta salam

senantiasa tercurah kepada Nabiyullah Muhammad SAW beserta keluarga,

sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian dan penyusunan tesis yang berjudul “Analisis

Peramalan Produksi dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pembantu di

Industri Gula PT.XYZ Kabupaten Lampung Utara” sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Magister Teknologi Pertanian di Universitas Lampung.

Tesis ini disusun setelah penulis menyelesaikan study di Program Studi Magister

Teknologi Industri Pertanian sejak tahun 2018 sampai dengan selesai. Dalam

pembuatan tesis ini penulis menyadari jauh dari sempurna mengingat keterbatasan

kemampuan yang penulis miliki.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung yang telah membantu selama studi di

pascasarjana.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., selaku Direktur Program

Pascasarjana Universitas Lampung yang telah membantu selama studi di

pascasarjana.

Page 13: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

viii

3. Bapak Prof. Dr. Karomani, M.Si., selaku Rektor Universitas Lampung

yang telah membantu selama studi di pascasarjana.

4. Bapak Dr. Erdi Suroso, S.T.P., M.T.A., selaku Dosen Pembimbing satu

atas motivasi dan dukungannya.

5. Ibu Dr. Sri Hidayati, S.T.P., M.P., selaku Dosen Pembimbing dua dan

Dosen Pembimbing Akademik atas motivasi dan saran yang telah

diberikan.

6. Ibu Dr. Dewi Sartika, S.T.P., M.Si., selaku Pembahas atas masukan dan

saran dalam pembuatan tesis.

7. Ibu Dr. Sri Hidayati, S.T.P., M.P., selaku Ketua Program Studi Magister

Teknologi Industri Pertanian atas bantuannya selama ini.

8. Seluruh Dosen dan Karyawan di Program Studi Magister Teknologi

Industri Pertanian atas bantuan dan arahan yang telah diberikan selama

penulis menjalani proses perkuliahan di Magister Teknologi Industri

Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

9. Ayah, Ibu, Nefrina Tilawati, Gita Shevania, Bellvania Ratu Isabel, Bapak

Ir. Oktari Rahman, M.Si., Ibu dr. Aryanti Ibrahim, Sp. M., Ath Thaariq

Rifqi Oktafri, dan Taufik Yusuf, S.Pd., serta seluruh keluargaku yang telah

memberikan dukungan, motivasi, kasih sayang, bantuannya baik moril

maupun materil, dan doa yang selalu diberikan kepada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan tesis.

10. Sepupuku Auliya Larasati, S.E., yang telah memberikan waktu, tenaga,

motivasi, semangat, dan doa kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan tesis.

Page 14: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

ix

11. Rekan kuliah terbaikku, Widarto, S.T. dan Jenni Aulia Perucha, S.T.P.,

terima kasih atas dukungan dan bantuannya yang selalu diberikan kepada

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis.

12. Seluruh teman-teman Magister Teknologi Industri Pertanian angkatan

2018, Widarto, S.T., Dyah Putri Larassati, S.T.P., Ailsa Azalia, S.T.P.,

Iyan Indrawan, S.Tr.P., Ali Andar Batubara , S.T., Ayu Dian Pratiwi P,

S.T.P., Suci Hardina Rahmawati, S.T., Jenni Aulia Perucha, S.T.P., Fusi

Anita, S.P., dan Ela Rovita, S.T.P., terima kasih atas dukungan dan

kebersamaannya selama ini.

13. Kakak-kakakku angkatan 2017, Vina Asfia Chori, S.Pi., Tri Widiastuti,

S.T.P., Fahrulsyah,S.Pi., terima kasih atas kebersamaannya.

14. Sahabat “ARIAN” Nadzir, Muhammad Zaini,Nanda Catur Pamungkas,

Iwan Novianto yang selalu memberikan semangat dan motivasi.

15. Serta semua pihak yang telah membantu baik dalam pelaksanaan maupun

penulisan tesis ini.

Demikian tesis ini penulis buat, semoga dapat bermanfaat bagi penulis khususnya

dan pembaca pada umumnya.

Bandar Lampung, 24 Februari 2020

Penulis,

Dharma Agista Pratama

Page 15: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ............................................................................................... x

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiv

DAFTAR ISTILAH .................................................................................. xvi

I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang dan Masalah .......................................................... 1

B. Tujuan Penelitian ........................................................................... 3

C. Kerangka Pemikiran....................................................................... 4

D. Batasan Penelitian .......................................................................... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 7

A. Peramalan ....................................................................................... 7

B. Persediaan ...................................................................................... 15

C. Tebu ............................................................................................... 22

D. Industri Gula PT. XYZ .................................................................. 24

III. METODE PENELITIAN ................................................................... 34

A. Waktu dan Tempat ......................................................................... 34

B. Jenis dan Sumber Data ................................................................... 34

C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 34

D. Metode Analisis Data ..................................................................... 35

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 45

A. Peramalan Produksi Gula Pasir ...................................................... 45

B. Validasi Metode Peramalan dan Realisasi Produksi ...................... 49

C. Penentuan Bahan Baku Pembantu Prioritas Menggunakan

ABC Analysis ................................................................................. 51

D. Manajemen Persediaan .................................................................. 54

1. Metode Economic Order Quantity (EOQ) ................................ 55

2. Metode Period Order Quality (POQ) ....................................... 58

3. Metode Re-Order Point (ROP) ................................................. 61

4. Metode PT. XYZ Secara Konvensional .................................... 64

Page 16: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

xi

E. Perbandingan Total Persediaan Bahan Baku Pembantu

Belerang dan Causatic Soda Antara Perhitungan PT. XYZ

dengan Metode EOQ, POQ, dan ROP ........................................... 66

F. Perbandingan Manajemen Persediaan Bahan Baku Pembantu

PT.XYZ Secara Konvensional dan Menggunakan Metode

Period Order Quality (POQ) ......................................................... 68

V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 70

A. Kesimpulan .................................................................................... 70

B. Saran .............................................................................................. 70

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 71

Page 17: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Hasil peramalan produksi gula pasir PT. XYZ ....................................... 46

2. Peramalan produksi gula pasir PT.XYZ pada tahun 2019 - 2023........... 48

3. Data luas area panen, jumlah tebu giling, rendemen, dan realisasi

produksi .................................................................................................. 50

4. ABC Analysis bahan baku pembantu di PT. XYZ ................................. 52

5. Biaya penyimpanan bahan baku pembantu belerang dan causatic soda 54

6. Kebutuhan optimum dengan menggunakan EOQ................................... 55

7. Perhitungan jumlah frekuensi waktu pemesanan optimum .................... 57

8. Kebutuhan optimum dengan menggunakan POQ ................................... 59

9. Perhitungan jumlah frekuensi waktu pemesanan optimal ....................... 60

10. Kebutuhan optimum dengan menggunakan ROP ................................. 62

11. Perhitungan jumlah frekuensi waktu pemesanan optimal ..................... 63

12. Pembelian Bahan Baku Pembantu Belerang dan Causatic Soda .......... 64

13. Total biaya pemesanan di PT. XYZ ...................................................... 65

14. Biaya Penyimpanan di PT. XYZ ........................................................... 65

15. Biaya Persediaan di PT. XYZ ............................................................... 65

16. Perbandingan total biaya persediaan bahan baku pembantu ................. 66

17. Perbandingan total biaya persediaan bahan baku pembantu .................. 68

Page 18: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka pemikiran rencana penelitian .................................................. 5

2. Proses pembuatan gula pasir di PT.XYZ ................................................ 27

3. Produksi gula pasir PT. XYZ tahun 2013-2018 ...................................... 45

4. Peramalan produksi gula pasir PT. XYZ menggunakan ......................... 48

5. Grafik validasi metode peramalan dan realisasi produksi....................... 49

6. Grafik Q metode EOQ bahan baku pembantu belerang.......................... 56

7. Grafik Q metode EOQ bahan baku pembantu causatic soda ................. 56

8. Grafik Q metode POQ bahan baku pembantu belerang .......................... 59

9. Grafik Q metode POQ bahan baku pembantu causatic soda .................. 60

Page 19: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Data pembelian bahan baku pembantu PT. XYZ tahun 2019 ................. 75

2. Biaya persediaan bahan baku pembantu PT.XYZ secara konvensional . 76

3. Biaya persediaan bahan baku pembantu PT.XYZ menggunakan

metode Periode Order Quality (POQ) ................................................... 77

4. Biaya Pemesanan (Setup Cost/Ordering Cost) ....................................... 78

5. Safety stock bahan baku pembantu belerang dan causatic soda............. 79

6. Grafik peramalan dengan metode liniear regression .............................. 79

7. Grafik peramalan dengan metode moving average ................................. 80

8. Grafik peramalan dengan metode wighted moving average ................... 80

9. Grafik peramalan dengan metode eksponential smoothing α=0,3 .......... 81

10. Grafik peramalan dengan metode eksponential smoothing α=0,6 ........ 81

11. Grafik peramalan dengan metode eksponential smoothing α=0,9 ........ 81

12. Grafik peramalan dengan metode eksponential smoothing

with trend α=0,9; β=0,3........................................................................ 81

13. Grafik peramalan dengan metode eksponential smoothing

with trend α=0,9; β=0,6........................................................................ 82

14. Grafik peramalan dengan metode eksponential smoothing

with trend α=0,9; β=0,9........................................................................ 82

15. Analisis ABC bahan baku pembantu .................................................... 83

16. Perhitungan EOQ bahan baku pembantu belerang ............................... 84

Page 20: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

xv

17. Perhitungan EOQ bahan baku pembantu causatic soda ....................... 84

18. Perhitungan POQ bahan baku pembantu belerang................................ 85

19. Perhitungan POQ bahan baku pembantu causatic soda ....................... 85

20. Perhitungan POQ bahan baku pembantu superflock 8394 ................... 86

21. Perhitungan POQ bahan baku pembantu clariflock 1836 ..................... 86

22. Perhitungan POQ bahan baku pembantu superflock 120 ..................... 87

23. Perhitungan POQ bahan baku pembantu fosfat .................................... 87

24. Perhitungan POQ bahan baku pembantu lime hydrat ........................... 88

25. Perhitungan POQ bahan baku pembantu buckom NT Prer .................. 88

26. Perhitungan POQ bahan baku pembantu buckom NT 49 ..................... 89

27. Perhitungan POQ bahan baku pembantu buckom NT 881 ................... 89

28. Perhitungan POQ bahan baku pembantu buckom tritaf 1015 ............... 90

29. Perhitungan POQ bahan baku pembantu buckom tritaf 32-2 ............... 90

30. Perhitungan POQ bahan baku pembantu garam ................................... 91

31. Perhitungan ROP bahan baku pembantu belerang ................................ 91

32. Perhitungan ROP bahan baku pembantu causatic soda ........................ 92

33. Lisensi Software POM-QM for Windows Version 3. ............................ 92

34. Flow Sheet Pengolahan Gula PT.XYZ.................................................. 93

35. Surat izin pengambilan data .................................................................. 94

36. Surat selesai penelitian .......................................................................... 95

37. Dokumentasi kegiatan penelitian .......................................................... 96

Page 21: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

DAFTAR ISTILAH

Forecasting

Forecasting atau Peramalan merupakan suatu kegiatan ilmiah untuk

memperkirakan atau memprediksi kejadian dimasa yang akan datang

dengan bantuan penyusunan rencana terlebih dahulu agar dapat

meminimumkan pengaruh ketidakpastian terhadap suatu permasalahan.

MAD (Mean Absolute Deviation)

Metode untuk mengukur ketepatan ramalan dengan merata-rata kesalahan

dugaan (nilai absolut masing-masing kesalahan).

MSE (Mean Squared Error)

Metode untuk mengukur ketepatan ramalan dengan masing-masing

kesalahan dikuadratkan.

MAPE (Mean Absolute Percentage Error)

Metode untuk mengukur ketepatan ramalan dengan menghitung persentase

dari nilai absolut masing-masing kesalahan.

EOQ (Economic Order Quantity)

Metode perencanaan persediaan satu tahun yang dilakukan dengan cara

meminimalkan ongkos pesan dan ongkos simpan.

Page 22: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

xvii

POQ (Period Order Quality)

Metode dalam pengendalian persediaan bahan baku yang bertujuan

menghemat total biaya persediaan dengan menekankan pada efektifitas

frekuensi pemesanan bahan baku agar lebih terpola.

ROP (Re-Order Point)

Metode dalam pengendalian persediaan yang bertujuan untuk menentukan

batas minimal tingkat persediaan bahan baku pembantu yang harus

dipertimbangkan untuk kembali memesan sehingga tidak terjadi kekurangan

persediaan.

POM-QM (Production and Operation Management-Quantitative Methods)

Program aplikasi yang secara khusus digunakan untuk membuat solusi

optimal untuk masalah-masalah dalam bidang manajemen operasi.

Page 23: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah

Tebu merupakan salah satu komoditas perkebunan penting di Provinsi

Lampung. Menurut BPS (2018), Provinsi Lampung memiliki luas areal

tanaman tebu mencapai 115.800 ha dengan kemampuan produksi sebesar

650.300 ton per tahun. Pabrik dan perkebunan tebu di Lampung telah banyak

berkontribusi kepada pemerintah dalam menanggulangi kebutuhan gula pasir

yang semakin meningkat. Pada tahun 2014 kebutuhan gula pasir nasional

mencapai 1,70 juta ton, tahun 2015 meningkat mencapai 1,81 juta ton, tahun

2016 meningkat mencapai 1,98 juta ton, tahun 2017 menurun mencapai 1,85

juta ton, dan tahun 2018 menurun mencapai 1,81 juta ton. Secara

keseluruhan kebutuhan gula pasir nasional pada tahun 2014 sampai tahun

2018 menunjukkan jumlah yang fluktuatif namun cenderung mengalami

peningkatan.

Di Indonesia, gula merupakan salah satu kebutuhan pokok penting. Selalu

bertambahnya jumlah penduduk Indonesia setiap tahunnya mengakibatkan

permintaan masyarakat akan gula juga semakin tinggi. Menurut BPS (2018),

jumlah realisasi angka produksi gula nasional pada tahun 2018 mencapai

2,174 juta ton yang dihasilkan dari areal perkebunan tebu yang ada sebesar

416.700 ha, sedangkan angka kebutuhan gula nasional setiap tahunnya

Page 24: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

2

membutuhkan kurang lebih sebesar 5 juta ton. Hal tersebut berarti produksi

gula mengalami defisit hingga mencapai 2,5 juta ton setiap tahunnya.

Berkaitan dengan hal tersebut, industri gula nasional baik negeri maupun

swasta dituntut untuk dapat meningkatkan produktivitas gula guna memenuhi

kebutuhan gula nasional. Perencanaan serta pengendalian produksi yang

efektif dan efisien pada industri gula merupakan salah satu cara untuk

meningkatkan produktifitas gula pada industri gula nasional.

Perencanaan dan pengendalian produksi harus dilakukan oleh setiap

perusahaan yang melakukan kegiatan produksi agar bahan baku selalu

tersedia. Tersedianya bahan baku membuat perusahaan dapat melakukan

proses produksi sesuai dengan kebutuhan. Manajemen persediaan bahan

baku yang baik membuat permintaan konsumen dapat dipenuhi dengan

jumlah dan waktu penyerahan yang tepat serta biaya produksi minimum.

Sebaliknya, manajemen persediaan bahan baku yang tidak baik akan

mengakibatkan terganggunya proses produksi dan dapat mengakibatkan

perusahaan mengalami kerugian (Sofyan, 2013). Salah satu faktor yang perlu

diperhatikan dalam upaya meningkatkan produktifitas gula yaitu ketersediaan

bahan baku pembantu pada proses produksi gula. Peramalan yang tepat

terhadap kebutuhan bahan baku pembantu di masa yang akan datang dapat

menjadikan kegiatan produksi menjadi lebih efektif dan efisien.

Industri gula PT. XYZ merupakan salah satu perusahaan BUMN (Badan

Usaha Milik Negeri) yang bergerak di bidang agroindustri pengolahan tebu

menjadi gula pasir. Industri gula PT. XYZ sangat bergantung pada

persediaan bahan baku pembantu pada kegiatan produksi gula pasir. Selama

Page 25: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

3

ini kegiatan produksi di PT. XYZ sering kali melakukan pemesanan secara

konvensional, dimana hanya memesan suatu barang tanpa memperhatikan

suatu permintaan akan produk tersebut sehingga sering terjadinya kelebihan

stok yang dapat menambah pengeluaran untuk biaya penyimpanan. Menurut

Tayibnapis, dkk. (2016), pemesanan secara konvensional merupakan salah

satu masalah mendasar yang dapat menyebabkan tingginya biaya operasional.

Oleh karena itu, peneliti bermaksud mengadakan penelitian yang dapat

membantu perusahaan meramalkan produksi di masa yang akan datang

dengan menggunakan metode forecasting dan teknik pengendalian

persediaan, untuk memaksimalkan fungsi persediaan bahan baku pembantu

yang ada di dalam perusahaan.

Dari latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengangkat topik

dalam tugas akhir mengenai pengendalian persedian barang di perusahaan

tersebut dengan judul “ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PEMBANTU DI

INDUSTRI GULA PT. XYZ KABUPATEN LAMPUNG UTARA “.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menganalisis metode peramalan produksi gula pasir yang paling sesuai

untuk industri gula PT. XYZ.

2. Menganalisis metode pengendalian persediaan bahan baku pembantu yang

paling tepat untuk industri gula PT. XYZ.

Page 26: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

4

C. Kerangka Pemikiran

Industri gula PT. XYZ merupakan salah satu perusahaan agroindustri yang

mengelola komoditas tebu mulai dari penanaman tanaman tebu, pengolahan

bahan baku tebu di pabrik, pengepakan hasil jadi sampai dengan penjualan

gula pasir sebagai produk akhir. Industri gula PT. XYZ masih melakukan

pemesanan secara konvensional, dimana pemesanan dilakukan berdasarkan

kebiasaan atau pengalaman dari periode sebelumnya. Pemesanan yang

dilakukan secara konvensional dapat mengakibatkan sering terjadinya

kerusakan barang akibat kelebihan stok barang dan menambah pengeluaran

untuk biaya penyimpanan.

Persediaan bahan baku pembantu pada industri gula merupakan faktor

penting guna kelancaran proses produksi sehingga perlu dilakukan suatu

perencanaan untuk mengefisienkan persediaan baik secara ekonomi maupun

kuantitas. Perencanaan persediaan bahan baku pembantu diperlukan

peramalan produksi gula untuk mengetahui jumlah bahan baku pembantu

yang dibutuhkan. Peramalan (forecasting) produksi gula dilakukan

menggunakan metode Linear Regression, Moving Average, Weighted Moving

Average, Exponential Smoothing, dan Exponential Smoothing with Trend.

Metode peramalan terbaik ditentukan dengan pengukuran relatif yang

bertujuan untuk mengetahui besar kesalahan pada setiap metode peramalan.

Pengukuran relatif dilakukan dengan menghitung nilai Mean Absolute

Deviation (MAD), Mean Squared Error (MSE), dan Mean Absolute

Percentage Error (MAPE). Metode peramalan dengan nilai MAD, MSE, dan

MAPE terkecil merupakan metode peramalan yang paling tepat digunakan

Page 27: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

5

pada industri gula PT. XYZ. Hasil peramalan produksi gula yang diperoleh

digunakan sebagai acuan dalam perencanaan pengendalian persediaan bahan

baku pembantu. Teknik pengendalian persediaan bahan baku pembantu yang

digunakan yaitu ABC Analysis, Economic Order Quantity (EOQ), Period

Order Quality (POQ), dan Re-Order Point (ROP). Adapun kerangka

pemikiran rencana penelitian disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Kerangka pemikiran rencana penelitian

PT. XYZ

Peramalan Produksi

Gula Pasir

Pengendalian

Persediaan Bahan

Baku Pembantu

Metode Forecasting

- Linear Regression

- Moving Average

- Weighted Moving Average

- Exponential Smoothing

- Exponential Smoothing with

Trend

Teknik Pengendalian Persediaan

- ABC Analysis

- Economic Order Quantity (EOQ)

- Period Order Quality (POQ)

- Re-Order Point (ROP)

Implikasi Hasil

Penelitian

Pengukuran Relatif

Metode Forecasting

Pengukuran Relatif

- Mean Absolute Deviation (MAD)

- Mean Squared Error (MSE)

- Mean Absolute Percentage Error

(MAPE)

Page 28: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

6

D. Batasan Penelitian

Batasan pada penelitian ini adalah:

1. Metode peramalan produksi gula pasir yang digunakan adalah Linear

Regression, Moving Average, Weighted Moving Average, Exponential

Smoothing, dan exponential smoothing with trend dengan data yang

digunakan untuk melakukan peramalan adalah data produksi gula pasir

PT.XYZ tahun 2013-2019.

2. Teknik pengendalian persediaan yang digunakan adalah ABC Analysis,

Economic Order Quantitiy (EOQ), Period Order Quality (POQ), dan

Re-Order Point (ROP) dengan pengendalian persediaan dibatasi pada

pengendalian persediaan bahan baku pembantu di PT.XYZ.

Page 29: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Peramalan

Peramalan merupakan suatu kegiatan ilmiah untuk memperkirakan atau

memprediksi kejadian dimasa yang akan datang dengan bantuan penyusunan

rencana terlebih dahulu. Rencana tersebut dibuat berdasarkan kapasitas dan

kemampuan permintaan atau produksi yang telah dilakukan pada suatu

perusahaan. Dalam kegiatan produksi, peramalan dilakukan untuk

menentukan jumlah permintaan yang sulit diperkirakan secara tepat.

Peramalan yang dibuat selalu diupayakan agar dapat meminimumkan

pengaruh ketidakpastian terhadap suatu permasalahan (Handoko, 2014).

1. Tujuan Peramalan

Tujuan utama dari peramalan yaitu untuk meramalkan permintaan dimasa

yang akan datang dengan suatu perkiraan ilmiah agar dapat mendekati

keadaan sebenarnya. Menurut Yamit (2003), berdasarkan horizon waktu,

tujuan peramalan dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok:

1.1. Peramalan jangka panjang

Peramalan ini digunakan sebagai perencanaan produksi dan

perencanaan sumber daya pada 5 sampai dengan 20 tahun

mendatang.

Page 30: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

8

1.2. Peramalan jangka menengah

Peramalan ini digunakan untuk menentukan perhitungan aliran kas

dan penentuan anggaran pada perencanaan dan pengendalian

produksi yang bersifat bulanan atau kuartal.

1.3. Peramalan jangka pendek

Peramalan ini digunakan untuk mengambil keputusan yang berkaitan

dengan penjadwalan tenaga kerja, mesin, bahan baku, dan sumber

daya produksi jangka pendek. Pada umumnya peramalan jangka

pendek bersifat perencanaan harian ataupun mingguan.

2. Prinsip-Prinsip Peramalan

Perencanaan suatu peramalan harus berlandasakan prinsip peramalan

guna mendapatkan hasil peramalan yang baik. Menurut Sofyan (2013),

adapun prinsip-prinsip peramalan tersebut adalah sebagai berikut:

2.1. Peramalan selalu mengandung kesalahan

Peramalan hanya dapat mengurangi faktor ketidakpastian sehingga

hasil peramalan hampir tidak pernah 100 persen sesuai dengan

kenyataan yang terjadi dilapangan.

2.2. Peramalan selalu memberi informasi tentang ukuran kesalahan

Informasi besar kesalahan dalam suatu perhitungan dapat dijadikan

tolak ukur pengguna dalam pengambilan suatu keputusan.

2.3. Peramalan jangka pendek lebih akurat dibandingkan jangka

panjang

Faktor-faktor yang mempengaruhi peramalan jangka pendek relatif

lebih sedikit dan konstan jika dibandingkan dengan peramalan

Page 31: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

9

jangka panjang. Semakin sedikit faktor-faktor yang memperngaruhi

suatu permalan maka semakin kecil pula kemungkinan terjadinya

perubahan pada faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan

tersebut.

2.4. Peramalan item yang dikelompokkan dalam famili dapat

dipercaya

Famili produk yang dikelompokkan akan mempunyai persentase

kesalahan peramalan yang lebih besar dibandingkan dengan famili

produk sebagai suatu unit. Namun, peramalan tersebut dapat

dipercaya dengan berdasarkan pada besaran kesalahan yang

terkandung dalam perhitungan yang telah dilakukan. Biasanya

variasi yang diharapkan atas penyimpangan dalam suatu perhitungan

yang telah dilakukan yaitu berkisar antara 10-15 %.

2.5. Peramalan permintaan lebih akurat jika berdasarkan

perhitungan

Peramalan permintaan berdasarkan hasil perhitungan biasanya lebih

disukai dibandingkan peramalan permintaan yang hanya berdasarkan

hasil peramalan masa lalu saja. Oleh karena itu, apabila besarnya

permintaan produk akhir telah ditentukan, sebaiknya jumlah sumber

daya juga dihitung berdasarkan metode peramalan yang sesuai.

3. Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Peramalan

Pemilihan metode peramalan didasarkan pada kemampuan suatu metode

dalam menganalisis pola dari data masa lalu sehingga dapat memberikan

cara pemikiran, pengerjaan, dan pemecahan masalah yang sistematis serta

Page 32: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

10

memberikan tingkat keyakinan yang lebih besar atas ketepatan hasil

ramalan yang diperoleh. Pemilihan metode peramalan dapat didasarkan

oleh faktor-faktor yang mempengaruhi suatu peramalan (Ristono, 2009).

Menurut Sofyan (2013), adapun faktor-faktor dalam pemilihan metode

peramalan adalah sebagai berikut:

3.1. Horizon waktu

Faktor ini digunakan untuk mengaitkan antara periode waktu dan

jumlah periode dengan metode peramalan yang sesuai.

3.2. Tingkat ketelitian

Tingkat ketelitian berkaitan dengan besarnya penyimpangan dalam

suatu perhitungan.

3.3. Ketersediaan data

Data yang tersedia didisesuaikan dengan metode peramalan yang

akan digunakan, misalkan data yang tersedia mempunyai pola

fluktuatif terus menerus dapat menggunakan metode trend untuk

pengambilan keputusan di masa mendatang.

3.4. Bentuk pola data

Hasil sebaran data masa lalu dapat mempengaruhi hasil akhir

perhitungan peramalan.

3.5. Biaya

Besar atau kecilnya biaya pada suatu kegiatan produksi

mempengaruhi pemilihan metode peramalan. Pemilihan metode

peramalan dipengaruhi empat unsur biaya yaitu biaya

Page 33: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

11

pengembangan, biaya penyimpanan data, biaya operasi pelaksanaan,

dan biaya penggunaan metode peramalan.

3.6. Jenis dari model

Setiap model peramalan mempunyai kemampuan analisis keadaan

yang berbeda-beda dalam sistem penunjang keputusan. Model

peramalan dapat ditentukan berdasarkan klasifikasi waktu sebaran

data.

3.7. Penggunaan dan aplikasinya

Metode peramalan yang dapat dimengerti dan mudah dalam

pengaplikasiannya akan mempermudah pengguna dalam mengambil

suatu keputusan.

4. Metode Peramalan Kualitatif

Metode peramalan kualitatif merupakan metode peramalan yang

dilakukan berdasarkan atas pertimbangan akal sehat yang dipengaruhi

oleh intuisi, emosi, pendidikan, dan pengalaman seseorang. Metode ini

dalam perhitungannya tidak menggunakan perhitungan secara matematis.

Pada umumnya metode peramalan kualitatif digunakan jika data

kuantitatif tentang permintaan masa lalu tidak tersedia. Metode

peramalan kualitatif yang umum digunakan dalam perencanaan produksi

yaitu teknik survey, teknik jajak pendapat, teknik delphi, keputusan

manajemen, metode kelompok terstruktur, riset pasar, analogi historis,

dan kurva siklus daur hidup (Baroto, 2002).

Page 34: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

12

5. Metode Peramalan Kuantitatif

Metode peramalan kuantitatif merupakan metode peramalan yang hanya

dapat digunakan jika terdapat informasi masa lalu dalam bentuk data

untuk dapat di asumsikan sebagai pola yang akan berlanjut di masa

mendatang. Berbeda dengan metode peramalan kualitatif, metode ini

dalam perhitungannya menggunakan perhitungan secara matematis

(Baroto, 2002). Menurut Sofyan (2013), adapun metode peramalan

kuantitatif dikelompokkan menjadi dua jenis sebagai berikut:

5.1. Metode deret waktu (time series)

Metode deret waktu digunakan untuk menganalisis data berdasarkan

fungsi dari waktu. Metode ini berkaitan dengan nilai-nilai variabel

yang diatur secara periodik sepanjang waktu dimana perkiraan

permintaan diproyeksikan. Adapun metode deret waktu dibagi

menjadi 5 metode yaitu:

5.1.1. Metode penghalusan (smoothing)

Metode penghalusan merupakan metode yang digunakan

untuk mengatur data masa lalu dengan cara merata-ratakan

sederet data hingga memiliki jarak dan jumlah data yang

hampir seimbang. Metode ini umumnya digunakan untuk

peramalan jangka pendek (Yamit, 2003). Menurut Sofyan

(2013), Metode penghalusan terbagi menjadi beberapa

metode yaitu Single Moving Average, Linier Moving

Average, Weigthed Moving Average, Single Eksponential

Page 35: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

13

Smoothing, Double Eksponential Smooting,dan Eksponential

Smoothing (pola musiman).

5.1.2. Metode proyeksi kecenderungan regresi

Metode kecenderungan regeresi merupakan metode

peramalan berdasarkan garis kccenderungan untuk

diproyeksikan pada masa yang akan datang. Metode ini

dapat digunakan untuk peramalan jangka pendek maupun

peramalan jangka panjang. Metode kecenderungan regeresi

terbagi menjadi beberaoa metode yaitu Konstan, Linier,

Kuadratis, Eksponensial, dan Siklis (Sofyan 2013). Menurut

Prasetio (2014), metode regresi linier memiliki akurasi

peramalan yang baik dalam menentukan tingkat permintaan

terhadap suatu produk.

5.1.3. Metode musiman (Seasonal)

Metode seasonal merupakan metode peramalan yang sangat

dipengaruhi oleh faktor musiman seperti faktor cuaca, libur,

atau kecenderungan perdagangan yang sifatnya berulang

pada periode tertentu. Metode ini dapat digunakan untuk

peramalan produksi dalam jangka pendek (Yamit, 2003).

5.1.4. Metode tren

Metode tren merupakan metode peramalan yang dapat

digunakan jika data bersifat fluktuatif terus menerus. Metode

ini terbagi atas beberapa tren yaitu tren linier, tren

Page 36: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

14

eksponensial, tren logaritma, tren geometrik, dan tren

hyperbola (Bahagia, 2006).

5.1.5. Metode dekomposisi

Metode dekomposisi merupakan metode yang dapat

digunakan dengan menentukan kombinasi dari fungsi yang

ada untuk didekatkan dengan fungsi linier atau siklis dan

kemudian dibagi atas waktu berdasarkan pola data yang ada.

Metode ini mendekomposisikan suatu deret berkala dengan

tujuan untuk memisahkan setiap komponen deret data

(Yamit, 2003).

5.2. Metode kausal

Metode kausal merupakan metode peramalan yang digunakan untuk

menemukan bentuk hubungan suatu variabel dan menggunakannya

untuk meramalkan nilai-nilai variabel tersebut. Menurut Sofyan

(2013), metode kausal dibedakan menjadi 3 metode sebagai berikut:

5.2.1. Metode regresi dan korelasi

Metode regresi dan korelasi merupakan metode yang

mempunyai tingkat ketepatan sangat baik untuk peramalan

jangka pendek. Pada umumnya metode ini digunakan untuk

peramalan penjualan, perencanaan keuntungan, peramalan

permintaan, serta peramalan keadaan ekonomi sosial

masyarakat.

Page 37: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

15

5.2.2. Metode ekonometrik

Metode ekonometrik merupakan metode yang mempunyai

ketepatan sangat baik untuk peramalan jangka pendek

maupun peramalan jangka panjang. Metode ini selalu

digunakan untuk melakukan peramalan penjualan menurut

jenis produk seperti permintaan, harga, dan penawaran.

5.2.3. Metode input-output

Metode input-output merupakan metode yang digunakan

untuk peramalan jangka panjang namun tidak memiliki

ketepatan peramalan yang baik. Metode ini digunakan untuk

menyusun tren ekonomi jangka panjang seperti peramalan

penjualan perusahaan, penjualan sektor industri, serta

peramalan produksi dari sektor dan sub-sektor industri.

B. Persediaan

Persediaan adalah sejumlah sumber daya yang disediakan perusahaan untuk

memenuhi permintaan dari konsumen. Tanpa persediaan, perusahaan akan

dihadapkan pada resiko besar yaitu tidak terpenuhinya permintaan produk

pada waktu yang diinginkan. Sebaliknya, jika perusahaan memiliki

persediaan berlebih maka akan menimbulkan adanya biaya yang disebut

dengan biaya penyimpanan (Handoko, 2014). Menurut Iqbal dkk. (2017),

manajemen persediaan yang tidak baik akan mempunyai dampak yang serius

terhadap suatu organisasi. Adapun tujuan dari adanya persediaan yaitu (1)

menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang atau bahan yang

dibutuhkan perusahaan, (2) menghilangkan resiko kerusakan material yang

Page 38: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

16

dipesan sehingga harus dikembalikan, (3) menyimpan bahan yang bersifat

musiman sehingga dapat digunakan bila bahan tersebut tidak ada di pasar, (4)

menjamin kelancaran proses produksi perusahaan, (5) menjamin penggunaan

mesin secara optimal, (6) memberikan jaminan akan ketersediaan produk jadi

kepada konsumen, dan (7) dapat melaksanakan produksi sesuai keinginan

tanpa menunggu adanya dampak atau resiko penjualan.

Menurut Sofyan (2013), berdasarkan jenisnya persediaan dapat dibagi

menjadi 5 jenis yaitu:

1. Persediaan bahan baku

Persediaan bahan baku merupakan persediaan barang-barang yang dibeli

dari pemasok yang akan diolah menjadi produk jadi oleh suatu

perusahaan.

2. Persediaan barang setengah jadi

Persediaan barang setengah jadi merupakan persediaan bahan baku yang

sudah diolah atau dirakit menjadi suatu komponen namun masih

membutuhkan langkah selanjutnya untuk menjadi produk akhir.

3. Persediaan barang produk atau parts yang dibeli

Persediaan barang produk atau parts yang dibeli merupakan persediaan

komponen yang sudah dirakit oleh perusahaan lain dan dapat langsung

dirakit dengan komponen lain untuk mendapatkan produk akhir.

4. Persediaan barang jadi

Persediaan barang jadi merupakan persediaan barang yang telah selesai di

proses dan siap disimpan digudang atau didistribusikan kepada

konsumen.

Page 39: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

17

5. Persediaan bahan-bahan pembantu

Persediaan bahan-bahan pembantu merupakan persediaan bahan atau

barang yang dibutuhkan untuk menunjang suatu kegiatan produksi namun

tidak menjadi bagian produk akhir yang dihasilkan perusahaan.

Dalam mengambil keputusan mengenai kuantitas produk yang akan dipesan

dan waktu pemesanan yang tepat maka dibutuhkan metode yang sesuai

dalam mengukur besarnya suatu persediaan (Subagya, 1994). Menurut

Sofyan (2013), metode pengendalian persediaan dibagi menjadi 3 metode

yaitu:

1. Pengendalian persediaan secara statistik (Statistical Inventory

Control)

Metode persediaan secara statistik merupakan metode untuk

mengendalikan kualitas produk dengan cara memonitor suatu proses baik

terhadap variabel kualitas produk ataupun variabel yang terlibat dalam

proses produksi. Metode ini menggunakan ilmu matematika dan statistik

untuk memecahkan masalah kuantitatif dalam sistem persediaan. Metode

ini dilakukan untuk mengetahui beberapa kondisi persediaan seperti

menentukan jumlah ukuran pemesanan dinamis (Economic Order

Quantity), mengetahui kapan titik pemesanan kembali dilakukan (Re-

order Point), dan mengetahui jumlah cadangan pengamanan (Safety

Stock) yang harus dimiliki perusahaan. Menurut Febilia dan Dyah (2016),

penggunaan metode EOQ harus disertai dengan perhitungan safety stock

dan re-order point. Safety stock merupakan persediaan yang harus berada

di gudang selama perusahaan melakukan pemesanan guna memperlancar

Page 40: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

18

proses jual beli. Sedangkan re-order point merupakan perhitungan yang

digunakan untuk mengantisipasi keterlambatan pengiriman barang yang

sudah dipesan.

2. Perencanaan kebutuhan material (Material Requirement Planing)

Metode perencanaan kebutuhan material (MRP) merupakan metode yang

membahas cara yang tepat dalam perencanaan kebutuhan barang dalam

proses produksi sehingga barang yang dibutuhkan dapat tersedia sesuai

dengan yang direncanakan. Metode MRP dalam penggunaannya

memanfaatkan kemampuan komputer untuk menyimpan dan mengolah

data yang berguna untuk operasional perusahaan. Metode MRP

mempunyai tujuan untuk menentukan kebutuhan sekaligus mendukung

jadwal produksi induk, mengendalikan persediaan, dan menjadwalkan

produksi agar tepat waktu. Menurut Bahagia (2006), sistem MRP juga

dikembangkan untuk membantu perusahaan mengatasi kebutuhan bahan-

bahan yang saling terkait secara lebih baik dan efisien. Dalam sistem

MRP, proses penentuan besarnya ukuran jumlah pesanan yang optimal

untuk sebuah item dilakukan berdasarkan kebutuhan bersih yang

dihasilkan dari setiap periode horison perencanaan.

Metode MRP mempunyai beberapa teknik dalam penentuan ukuran lot.

Pada saat penentuan teknik ukuran lot, hal yang perlu diperhatikan yaitu

menyeimbangkan ongkos pemesanan dengan ongkos penyimpanan dan

menggunakan konsep jumlah pesanan tetap dengan jumlah periode

pemesanan tetap (Indrajit dan Djokopranoto, 2003). Menurut Sofyan

Page 41: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

19

(2013), teknik-teknik yang dapat digunakan untuk menentukan ukuran lot

yaitu sebagai berikut:

2.1. Jumlah pesanan tetap (Fixed Order Quantity)

Pendekatan menggunakan teknik jumlah pemesanan tetap biasa

dilakukan karena adanya keterbatasan akan fasilitas seperti

kemampuan gudang, transportasi, pemasok, dan pabrik. Salah satu

ciri dari jumlah periode tetap ini adalah ukuran lot selalu tetap tetapi

periode pemesanannya selalu berubah.

2.2. Jumlah pesanan sesuai permintaan (Lot For Lot)

Pendekatan menggunakan teknik jumlah pesanan sesuai permintaan

bertujuan untuk meminimumkan ongkos simpan sehingga ongkos

simpan menjadi nol (jumlah yang dipesan sama dengan jumlah yang

dibutuhkan). Menurut Gazali dkk. (2015), teknik Lot For Lot dapat

meminimumkan biaya pengadaan karena tidak ada biaya

penyimpanan bahan baku. Semua bahan baku yang dipesan pada

periode tertentu langsung digunakan pada periode tersebut.

Anggraini dkk. (2017), menyatakan bahwa teknik Lot For Lot dapat

meminimumkan total biaya persediaan sehingga biaya yang

dikeluarkan oleh perusahaan menjadi lebih efisien.

2.3. Jumlah pesanan ekonomis (Economic Order Quantity)

Pendekatan menggunakan teknik jumlah pesanan ekonomis

dilakukan untuk meminimalisasi ongkos simpan dan ongkos pesan

sehingga ukuran lot tetap berdasarkan hitungan minimasi tersebut.

Menurut Rahmawati dkk. (2017), teknik Economic Order Quantity

Page 42: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

20

dapat memberikan keuntungan bagi suatu perusahaan dengan cara

mengantisipasi kekurangan maupun kehabisan bahan baku serta

dapat menjadi salah satu alternatif alat untuk memperhitungkan

jumlah pemesanan yang ekonomis.

2.4. Jumlah pesanan sesuai periode (Period Order Quantity)

Pendekatan menggunakan teknik jumlah pesanan sesuai periode

dilakukan atas dasar jumlah pemesanan ekonomis agar dapat dipakai

pada periode yang bersifat diskrit. Menurut Baroto (2002), dengan

mengambil dasar perhitungan pada metode EOQ maka akan

diperoleh besarnya jumlah pesanan yang harus dilakukan dan

interval periode pemesanannya dalam setahun.

2.5. Ongkos unit terkecil (Least Unit Cost)

Pendekatan menggunakan teknik ongkos unit terkecil dilakukan

dengan sangat memperhatikan konsep pemesanan dengan ongkos

unit terkecil. Menurut Ristono (2009), pada teknik ini ukuran

kuantitas pemesanan (lot size) ditentukan dengan cara

membandingkan ongkos per satu unit pada satu period ke periode

selanjutnya. Apabila hasil yang didapatkan lebih rendah atau murah

maka perhitungan dilanjutkan, sebaliknya jika hasil lebih mahal

maka perhitungan dihentikan.

2.6. Ongkos total terkecil (Least Total Cost)

Pendekatan menggunakan teknik ongkos total terkecil sangat

memperhatikan ongkos total yang akan diminimalisasikan apabila

setiap lot dalam suatu horison perencanaan hampir sama besarnya.

Page 43: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

21

2.7. Penyeimbangan periode (Part Period Balancing)

Pendekatan menggunakan teknik penyeimbangan periode dilakukan

atas dasar ukuran lot yang ditetapkan bila ongkos simpannya sama

atau mendekati ongkos pesannya.

2.8. Kebutuhan dengan periode tetap (Fixed Period Requirement)

Pendekatan menggunakan tenkik kebutuhan dengan periode tetap

dilakukan atas dasar ukuran lot denga periode tetap, dimana pesanan

dilakukan berdasarkan periode waktu tertentu saja. Teknik ini

menggunakan konsep interval pemesanan yang konstan namun

ukuran kuantitas pemesanannya (lot size) boleh bervariasi.

3. Persediaan tepat waktu (Just In Time)

Metode persediaan tepat waktu (Just In Time) dikenal sebagai suatu

filosofi dari manajemen operasi untuk mengeliminasi pemborosan yang

terdapat pada seluruh aspek aktivitas produksi seperti manusia, supplier,

distributor, teknologi, dan juga manajemen persediaan. Konsep dasar dari

sistem produksi menggunakan metode Just In Time adalah memproduksi

produk yang diperlukan pada waktu dibutuhkan pelanggan, dalam jumlah

sesuai kebutuhan pelanggan, pada setiap tahapan produksi dengan cara

yang paling ekonomis atau paling efisien melalui eliminasi pemborosan

(Sofyan, 2013).

Tujuan dari penerapan sistem Just In Time diantaranya yaitu (1)

mengurangi adanya persediaan, (2) penurunan waktu pemesanan, (3)

pengendalian kualitas, (4) peningkatan performansi tenaga kerja dan

produksi, (5) perbaikan berkelanjutan, (6) meningkatkan kemampuan

Page 44: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

22

perusahaan agar dapat berkompetisi dengan perusahaan lain, dan (7)

meningkatkan produktifitas usaha yang harus dilakukan pekerja

(Handoko, 2014).

Metode Just In Time mendefinisikan 8 jenis pemborosan yang sering

terjadi pada proses produksi yaitu (1) pemborosan dari produksi produk

cacat, (2) pemborosan dari transportasi dan penanganan bahan, (3)

pemborosan dari persediaan, (4) pemborosan dari kelebihan produksi, (5)

pemborosan dari waktu menunggu, (6) pemborosan dalam proses, (7)

pemborosan gerakan, dan (8) kreativitas karyawan yang tidak

dimanfaatkan (Nasution, dkk., 2008).

C. Tebu

Tebu (Saccharum officinarum) adalah jenis tanaman berserabut sesaudara

dengan alang-alang yang dapat tumbuh di daerah tropis dan subtropis. Tebu

diketahui sejak 8.000 tahun Sebelum Masehi dari habitat aslinya di New

Guinea menyebar ke Kepulauan Salomon dan New Hebrides serta New

Caledonia, kemudian ke Barat Daya seperti Sulawesi, Kalimantan, Jawa,

Vietnam, dan India sejak sekitar 6.000 tahun Sebelum Masehi. Baru setelah

itu menyebar ke pulau-pulau di Pasifik dan Hawaii serta bagian lain dari

Oceania (Siregar dan Try, 2017).

Tanaman tebu merupakan komoditas dengan morfologi yang unik. Menurut

Wijayanti (2008), Tanaman tebu mempunyai batang yang tinggi, tidak

bercabang dan tumbuh tegak. Tanaman yang tumbuh baik, tinggi batangnya

dapat mencapai 3-5 meter atau lebih. Pada batang tebu yang masih muda

Page 45: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

23

terdapat lapisan lilin yang berwarna putih dan keabu-abuan. Bentuk ruas

batang dan warna batang tebu yang bervariasi merupakan salah satu ciri

dalam pengenalan varietas tebu.

Dalam budidaya tebu hal yang harus diperhatikan salah satunya yaitu hama

dan penyakit tanaman tebu. Menurut Siregar dan Try (2017), beberapa

macam hama yang sering dijumpai pada tanaman tebu adalah penggerek

pucuk, penggerek batang, kutu bulu putih, tikus, uret dan babi hutan. Uret dan

kutu bulu putih merupakan hama utama bagi tanaman tebu di lahan kering.

Sedangkan penyakit yang sering dijumpai pada tanaman tebu adalah noda

merah, pokkahbung, mosaik, noda kuning, noda cincin, karat orange,

penyakit pembuluh, dan penyakit blondok.

Berikut merupakan klasifikasi botani tanaman tebu (Plantamor, 2019):

Kingdom : Plantae (tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)

Kelas : Liliopsida (berkeping satu/monokotil)

Sub kelas : Commelinidae

Ordo : Poles

Famili : Poaceae (suku rumput-rumputan)

Genus : Saccharum

Spesies : Saccharum officinarum L.

Page 46: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

24

D. Industri Gula PT. XYZ

1. Sejarah Industri Gula PT. XYZ

Industri gula PT. XYZ merupakan salah satu distrik yang merupakan

bagian dari PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) yang bergerak dalam

budidaya tebu dan pabrik gula. Industri gula PT. XYZ memiliki lahan

perkebunan serta pabrik untuk mengolah hasil tanaman tebu sendiri

maupun tebu rakyat dengan sistem jual beli tebu.

Perkembangan industri gula PT. XYZ diawali pada tahun 1971 dan 1972

dengan diadakannya survey gula oleh Indonesian Sugar Study (ISS) untuk

melihat kelayakan pembangunan Pabrik Gula di luar Jawa. Survei serupa

juga dilakukan pada tahun 1979 dan 1980 oleh World Bank meliputi lima

lokasi termasuk lokasi X di Provinsi Lampung. Pada tahun 1981 melalui

Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 688/Kpts/Org/8/1981 tanggal 11

Agustus 1981, didirikan Proyek Pabrik Gula CM dan Proyek Pabrik Gula

X. Kaitannya dengan hal ini, PTP XXI-XXII (Persero) yang berkantor

pusat di Surabaya mendapatkan tugas untuk melaksanakan pembangunan

dua pabrik gula ini.

Sejak proyek ini dimulai, kegiatan pembebasan dan pembukaan lahan

sudah dimulai. Pada tahun 1982 diadakan pembaruan. Studi lebih

terperinci atas survei tahun 1980 bertujuan untuk mensirikan Pabrik Gula.

Selanjutnya pada April 1982, ditandatangani kontrak pembangunan

pabrik gula X oleh pemerintah dan kontraktor. Pelaksanaan

pembangunan pabrik baru selesai pada tahun 1984. Atas pengusulan

Page 47: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

25

rakyat dan pemerintah daerah, Pabrik Gula X disetujui pemerintah untuk

kemudian diubah menjadi Pabrik Gula XYZ melalui Surat Menteri

Pertanian No. 446/Mentan/V/1982 tanggal 31 Mei 1982. Pada Agustus

1984 dilaksanakan Performance Test untuk Pabrik Gula CM dan industri

gula PT. XYZ dan selanjutnya mulailah dilaksanakan giling komersial

(PT Perkebunan Nusantara VII, 2014).

2. Letak Geografis Industri Gula PT. XYZ

Menurut PT Perkebunan Nusantara VII (2014), Industri gula PT. XYZ

terletak pada salah satu Distrik yang masuk dalam wilayah operasional

Distrik Way Seputih Provinsi Lampung yang bergerak budidaya tanaman

Tebu dan Pabrik Gula. Industri gula PT. XYZ terletak di Desa Negara

Tulang Bawang, Kabupaten Lampung Utara. Industri gula PT. XYZ

dapat ditempuh sejauh 157 Km dari Bandar Lampung (Ibukota Provinsi

Lampung) dan 45 km dari Kotabumi (Ibukota Kabupaten Lampung

Utara).

Adapun batas areal industri gula PT. XYZ sebagai berikut:

- Utara : Negeri Besar

- Selatan : Kecamatan Sungkai Selatan

- Timur : Kecamatan Muara Sungkai

- Barat : Kecamatan Kotabumi Utara

3. Komoditas

Industri gula PT. XYZ mengelola komoditas produk gula, mulai dari

pengusahaan penanaman tanaman tebu, pengolahan batang tebu di Pabrik

Gula, sampai pengepakan (packaging) hasil jadi gula, sampai terakhir

Page 48: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

26

pada penjualan. Selain produk utama gula, hasil sampingan dari olahan

tebu yaitu tetes tebu yang biasa dipakai untuk bahan campuran penyedap

rasa. Kedepan tetes tebu juga dapat dipakai sebagai bahan bakar alternatif

yang dikenal dengan nama Bio Ethanol. Hasil samping lainnya juga

dapat berupa blotong yang merupakan hasil olah limbah padat pabrik

gula. Blotong dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Selain

komoditas olahan, industri gula PT. XYZ juga mengusahakan bahan baku

sisa dari tanaman tebu berupa daun pucuk tanaman tebu yang bisa

dimanfaatkan untuk pakan ternak sapi (PT Perkebunan Nusantara VII,

2014).

4. Pengolahan Tebu Industri Gula PT. XYZ

Tebu yang merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak memiliki

kandungan gula, air, sabut (fiber), dan zat-zat lain yang terlarut, sebelum

dilakukan proses pembuatan gula putih, tentu saja harus dilakukan proses

pemisahan terlebih dahulu antara nira (zat terlarut) dengan zat yang tidak

terlarut (sabut). Proses pemisahan ini disebut juga sebagai proses

pemerahan nira. Metode yang digunakan untuk proses pemerahan nira ini

antara lain adalah dengan susunan beberapa tandem battery gilingan

(Mill), atau dengan kombinasi dengan menggunakan proses diffusi

(Diffuser) kemudian dilanjutkan dengan tandem battery gilingan (Mill).

Proses pemerahan nira yang digunakan pada industri gula PT. XYZ

adalah dengan menggunakan kombinasi Diffuser dan Mill. Sebelum

dilakukan pemerahan, dilakukan proses perlakuan pendahuluan terlebih

dahulu untuk menghasilkan pemerahan nira yang baik. Proses persiapan

Page 49: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

27

ini bertujuan untuk memecah sel-sel tebu. Proses preparation ini sangat

mempengaruhi prosentase nira yang dapat di perah (ekstrak) pada proses

pemerahan nira. Berhasil atau tidaknya proses preparation ini

ditunjukkan dari besarnya presentase pencacahan sel tebu (Preparation

Index).

Proses pembuatan gula pasir PT.XYZ meliputi beberapa tahapan, yaitu

proses penggilingan, proses pemerahan untuk memperoleh ekstraksi,

proses pemurnian, proses penguapan (evaporator), proses masakan

(kristalisasi), proses putaran, proses pengeringan, dan proses pengepakan.

Proses pembuatan gula pasir di PT.XYZ disajikan pada gambar 2.

Gambar 2. Proses pembuatan gula pasir di PT.XYZ

Stasiun Penggilingan

Stasiun Pemurnian

Stasiun Evaporasi

Stasiun Kristalisasi

Stasiun Puteran

Stasiun Pengemasan

TEBU

GULA SHS

Air,

Mikrobioksida

Ampas

Susu kapur,

Gas SO2 ,

Flokulan,

Garam,

asam fosfat

Gas SO2

Blotong

Uap air

Tetes

Page 50: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

28

4.1. Stasiun Penggilingan

Tujuan utama dari stasiun ini adalah pengambilan nira sebanyak-

banyaknya dari batang tebu dengan cara pencacahan, pemotongan,

dan pemerasan. Tahap awal pada stasiun ini adalah dengan

mengirim tebu yang sudah berada dalam lori menuju meja tebu

(crane table), kemudian tebu yang berada dalam lori diambil dengan

menggunakan alat angkut (cane crane). Selanjutnya tebu menuju

unit pencacah (unigrator). Setelah melewati unit pencacah, tebu

akan berbentuk potongan berukuran kecil dan dilanjutkan menuju

unit gilingan. Dalam proses gilingan ini, tebu yang digiling

dimanfaatkan seluruhnya sehingga tidak ada tebu yang terbuang.

Untuk menjaga kualitas tebu dan nira selama proses gilingan, setiap

2-3 jam sekali disemproktan mikrobioksida untuk membunuh bakteri

yang ada sehingga didapat nira yang bebas bakteri. Ampas tebu

kering yang dihasilkan dari proses penggilingan digunakan sebagai

bahan bakar ketel uap.

4.2. Stasiun Pemurnian

Stasiun pemurnian berfungsi untuk menghilangkan kotoran yang

terdapat didalam gula dengan mengatur kondisi proses sehingga

kerusakan sukrosa dapat ditekan seminimal mungkin. Di dalam

stasiun pemurnian terdapat beberapa bahan tambahan berupa susu

kapur, flokulan, garam, asam fosfat dan belerang (gas SO2). Pada

stasiun pemurnian, nira mentah akan dipisahkan dari kotoran-

kotoran sehingga dapat menghasilkan nira jernih dengan

Page 51: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

29

menambahkan kapur dan belerang. Sedangkan penambahan asam

fosfat dan flokulan bertujuan untuk mempercepat terbentuknya

endapan pada nira. Penambahan garam digunakan untuk

membentuk endapan menjadi gumpalan yang lebih besar.

4.3. Stasiun Evaporasi

Stasiun evaporasi atau penguapan bertujuan untuk menghilangkan

sebanyak mungkin air yang terkandung di dalam nira encer hingga

mendekati titk jenuhnya yaitu mempunyai °brix ±60. Nira yang

sudah jernih mungkin hanya mengandung 15% gula tetapi cairan

gula jenuh memiliki kandungan hingga 80%. Proses penguapan

dilakukan beberapa kali dengan menggunakan perbedaan suhu dan

tekanan. Pada penguapan tahap awal menggunakan suhu tinggi dan

tekanan rendah, memasuki tahap penguapan selanjutnya, suhu

bertahap menurun dan tekanan bertahap meningkat. Hal ini

dikarenakan sukrosa akan rusak di suhu yang tinggi dan suhu

berbanding terbalik dengan tekanan. Pelaksanaan penguapan

dilaksanakan agar waktu penguapan diperpendek, tidak terjadi

kerusakan gula, tidak menimbulkan kerusakan baru dalam proses

selanjutnya, dan biayanya rendah.

4.4. Stasiun Kristalisasi

Stasiun kristalisasi merupakan proses pengkristalan molekul-molekul

sukrosa yang terjadi di dalam pan kristalisasi pada kondisi hampa

dengan cara menguapkan airnya secara terkendali. Proses

kristalisasi masakan bertujuan untuk mengkristalkan sukrosa yang

Page 52: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

30

ada pada nira kental sebanyak mungkin, dalam waktu singkat, dan

dengan biaya yang rendah. Proses kristalisasi menggunakan

tekanan vacuum pan sebesar 62-65 CmHg dengan temperatur

masakan 55-65°C serta menggunakan uap jenuh dengan suhu 120°C

dan bertekanan 0,6-1 Kg/Cm2.

Sebelum nira kental dikristalisasi, nira kental yang keluar dari

stasiun penguapan direaksikan dengan gas SO2 pada peti sulfitir nira

kental hingga didapatkan pH 5,5 sampai 5,6. Proses sulfitasi

berfungsi untuk memucatkan nira kental sehingga dapat

meningkatkan kualitas produk, mengurangi viskositas nira, dan

mempermudah proses kristalisasi.

4.5. Stasiun Puteran

Masakan dari hasil proses pengkristalan dalam pan merupakan suatu

masa campuran terdiri dari larutan kristal sukrosa. Sesudah

mengalami pendinginan dalam palung pendingin, selanjutnya

dipisahkan antara Kristal dengan larutannya. Pemisahan dilakukan

dalam suatu alat saringan dengan menggunakan dryer centrifugal

sebagai pendorong. Di dalam sentrifugal, bahan padat bertahan di

tempat, sedangkan cairannya dipaksa pindah dengan kecepatan

tinggi. Tujuan memisahkan kristal sukrosa dari larutan dengan

menggunakan saringan sentrifugal adalah mengurangi kandungan air

dalam kristal gula, sehingga diperoleh kristal gula yang memenuhi

standar di Indonesia dan tahan lama dalam penyimpanan.

Page 53: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

31

4.6. Stasiun Pengemasan

Pengepakan adalah cara untuk menjaga kualitas produk terutama

produk yang rentan terhadap perubahan lingkungan. Secara umum

tujuan dari pengepakan yaitu melindungi produk dari kerusakan atau

kontaminasi mikrobia, mencegah terjadinya kenaikan kadar air,

memudahkan pengangkutan atau transportasi, efisiensi dalam

penyimpanan gudang, dan memperpanjang daya simpan gula yang

dihasilkan (PT Perkebunan Nusantara VII, 2014).

5. Bahan Baku Pembantu

Selain bahan baku utama berupa tebu, terdapat bahan baku pembantu

yang diperlukan dalam proses produksi gula pasir. Bahan baku pembantu

tersebut antara lain:

5.1. Lime Hydrat (Kapur)

Kapur merupakan salah satu bahan baku pembantu yang digunakan

dalam bentuk susu kapur (CaOH2) untuk proses pemurnian nira

mentah pada proses defekasi. Susu kapur dibuat dari pembakaran

batu kapur sampai menjadi kapur tohor yang kemudian dilakukan

penyiraman dengan air panas sehingga menghasilkan susu kapur.

Susu kapur disiapkan dengan kepekatan setara 45-65 gram CaO/liter

agar apabila diberikan kepada nira mentah akan bereaksi dengan

asam dan kotoran sehingga terjadi penetralan dan pembentukan

endapan yang mudah untuk dipisahkan.

Page 54: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

32

5.2. Belerang

Belerang digunakan dalam bentuk gas sulfit (SO2) untuk proses

pemurnian nira mentah pada proses sulfitasi. Gas sulfit diperoleh

dari pembakaran belerang dalam tabung belerang yang kemudian

dialirkan pada udara kering. Pemberian gas sulfit dapat menetralkan

kelebihan air kapur pada nira yang terkapur sehingga didapatkan pH

nira antara 7,2-7,4. Pemberian gas sulfit juga dapat memucatkan

warna larutan nira kental yang dapat berpengaruh pada warna gula

kristal.

5.3. Garam

Garam digunakan untuk mengendapkan kotoran yang halus dan

lembut pada proses pemurnian nira mentah sehingga lebih mudah

dalam proses penyaringan. Penambahan garam akan mempercepat

pengendapan kotoran karena terjadi penyerapan endapan terhadap

partikel-partikel kecil dari sekitarnya ke permukaan endapan.

5.4. Asam Fosfat (H3PO4)

Asam fosfat merupakan bahan baku pembantu yang digunakan

apabila kadar fosfat pada nira lebih kecil dari 300 ppm. Apabila

kadar fosfat pada nira lebih dari 300 ppm maka tidak perlu dilakukan

penambahan fosfat. Kandungan fosfat pada nira akan berikatan

dengan kalsium dari susu kapur sehingga membentuk kalsium fosfat

dan menjadi inti endapan pada proses defekasi (proses pemurnian

menggunakan susu kapur).

Page 55: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

33

5.5. Causatic Soda

Causatic soda merupakan bahan kimia yang digunakan untuk

membersihkan evaporator. Causatic soda dikenal juga dengan nama

IUPAC natrium hidroksida dengan rumus kimia NaOH. Causatic

soda banyak digunakan di berbagai macam bidang industri sebagai

basa dalam proses produksinya.

5.6. Mikrobioksida

Pemberian mikrobioksida dilakukan dengan tujuan untuk

menghambat pertumbuhan bakteri yang dapat mengakibatkan

kehilangan sukrosa pada proses penggilingan. Pemberian

mikrobioksida dilakukan setiap 2-3 jam sekali dan tidak dilakukan

secara terus menerus untuk menghindari bakteri bersifat resisten.

Mikrobioksida yang digunakan pada proses penggilingan

diantaranya buckom NT Prer, buckom NT 49, buckom NT 881,

buckom tritaf 1015, dan atau buckom tritaf 32-2.

5.7. Flokulan

Flokulan berfungsi untuk mempercepat penggumpalan kotoran

terlarut sehingga ikut membantu mempercepat proses pengendapan

pada proses pemurnian gula. Jenis flokulan yang digunakan adalah

superflock 8394, clariflock 1836, dan atau superflock 120.

Page 56: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2019 sampai dengan bulan

Desember 2019 di industri gula PT. XYZ Kabupaten Lampung Utara.

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data sekunder.

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi atau lembaga yang ada

hubungannya dengan masalah penelitian. Data sekunder dikumpulkan

melalui penelusuran pustaka atau laporan dari industri gula PT. XYZ dan

instansi terkait. Pengumpulan data ini bertujuan untuk memperoleh

informasi, gambaran dan keterangan tentang hal-hal yang berhubungan

dengan penelitian sehingga data tersebut diharapkan dapat digunakan untuk

memecahkan masalah dan pertimbangan dalam mengambil keputusan.

C. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan seluruh data yang diperlukan dalam penelitian ini dilakukan

melalui beberapa cara meliputi :

Page 57: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

35

1. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan secara langsung

kepada pihak yang berwenang di industri gula PT. XYZ, yang berkaitan

dengan penelitian yang dilakukan.

2. Pencatatan

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik pencatatan karena data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Pencatatan

dilakukan dengan menyalin data sekunder yang relavan dengan penelitian.

3. Studi literatur dan kepustakaan

Studi literatur dan kepustakaan bertujuan untuk dapat menganalisa secara

teoritis terhadap masalah-masalah yang berhubungan dengan penulisan

tesis. Studi kepustakaan dilakukan dengan membaca berbagai text book,

jurnal dan artikel yang relevan serta sumber-sumber lain guna memperoleh

data sekunder.

D. Metode Analisis Data

Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini meliputi peramalan produksi

(forecasting), pengukuran relatif, dan pengendalian persediaan. Pengukuran

peramalan produksi (forecasting), pengukuran relatif, dan pengendalian

persediaan menggunakan Software POM-QM for Windows Version 3.

1. Peramalan Produksi (Forecasting)

Analisis peramalan produksi (forecasting) menggunakan beberapa metode

yaitu Linear Regression, Moving Average, Weighted Moving Average,

Exponential Smoothing, dan exponential smoothing with trend.

Page 58: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

36

1.1. Linear Regression

Regresi adalah sebuah metode matematika untuk menggambarkan

hubungan antar variabel. Kata linier menunjukan bahwa

hubungannya adalah proporsional secara linier. Model regresi yang

paling sederhana melibatkan sebuah variabel tak bebas dan sebuah

variabel bebas (Assauri, 2004). Menurut Bahagia (2006), bentuk

model Linear Regression adalah :

Y′ = a + bX

Keterangan:

𝑌′ = Nilai yang diramalkan

a = Konstanta (intercept)

b = Koefisien regresi (slope)

X = Variabel yang mempengaruhi (waktu: tahun, bulan, hari)

1.2. Moving Average

Metode peramalan Moving Average merupakan peramalan yang

didasarkan pada rata-rata aritmatika yang didapatkan dari data pada

masa lampau. Teknik peramalan permintaan menggunakan Moving

Average diperkiran dengan menghitung rata-rata permintaan aktual

dari jumlah tertentu pada periode sebelumnya (Baroto, 2002).

Menurut Gitosudarmo (2002), bentuk dari metode Moving Average

adalah :

Y′𝑡+1 =Tt−n+1 + ⋯ + Tt+1 + Tt

n

Keterangan:

Y′𝑡+1 = Nilai peramalan periode t+1

Tt = Nilai rill periode ke-t

n = Jumlah deret waktu yang digunakan

Page 59: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

37

1.3. Weighted Moving Average

Metode peramalah Weighted Moving Average merupakan peramalan

lebih lanjut dari Moving Average dimana setiap deret waktu lampau

diberikan bobot tertentu dan mungkin diberi bobot yang berbeda-beda

(Handoko, 2014). Menurut Heizer dan Render (2010), bentuk dari

metode Weighted Moving Average adalah:

𝑌′t =W1At−1 + W2At−2 + ⋯ + W nAt−n

n

Keterangan:

𝑌′t = Nilai peramalan periode t

W1 = Bobot yang diberikan pada periode t-1

W2 = Bobot yang diberikan pada periode t-2

Wn = Bobot yang diberikan pada periode t-n

n = Jumlah periode

1.4. Exponential Smoothing

Metode Exponential Smoothing adalah suatu prosedur yang secara

terus menerus memperbaiki peramalan (smoothing) dengan merata-

ratakan nilai masa lalu dari suatu data deret waktu dengan cara

menurun (exponential) (Indrajit dan Djokopranoto, 2003). Menurut

Nasution, dkk. (2008), bentuk model Exponential Smoothing adalah:

St = α ∗ Xt + (1 − α) ∗ 𝑆𝑡−1

Keterangan:

𝑆𝑡 = Peramalan untuk periode t

St−1 = Peramalan pada waktu t-1

α = Konstanta perataan antara 0 dan 1

Xt + (1 − α) = Nilai aktual time series

Page 60: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

38

1.5. Exponential Smoothing with Trend

Model Exponential Smoothing with Trend merupakan salah satu

analisis Exponential Smoothing yang menganalisa deret waktu, dan

merupakan metode peramalan dengan memberi nilai pembobot pada

serangkaian pengamatan sebelumnya untuk memprediksi masa depan

(Rangkuti, 2004). Menurut Ristono (2009), bentuk model

Exponential Smoothing with Trend adalah :

Tt = β(St − St−1) + (1 − β)Tt−1

Keterangan:

Tt = Peramalan untuk periode t

Tt−1 = Peramalan pada waktu t-1

β = Konstanta dengan nilai antara 0 dan 1

St = Permintaan nyata periode t

St−1 = Permintaan nyata periode t-1

2. Pengukuran Relatif

Pengukuran relatif digunakan untuk mengetahui besar kesalahan sebuah

peramalan. Besar kesalahan sebuah peramalan (nilai eror) dapat diketahui

dengan menghitung selisih antara nilai asli dengan nilai ramalan (Subagya,

1994). Menurut Yamit (2003), berikut ini merupakan beberapa cara

pengukuran yang digunakan untuk mengetahui besarnya kesalahan yang

dihasilkan oleh model peramalan:

2.1. Mean Absolute Deviation (MAD)

Mean Absolute Deviation (MAD) merupakan ukuran utama dari

kesalahan perkiraan dari seluruh model peramalan. Nilai eror dihitung

dengan membagi jumlah nilai absolut dari kesalahan perkiraan dengan

jumlah periode. Mean Absolute Deviation (MAD) paling berguna

Page 61: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

39

ketika orang yang menganalisa ingin mengukur kesalahan ramalan

dalam unit yang sama sebagai deret asli.

MAD =∑ |𝐷𝑡 − 𝐹𝑡|

n

Keterangan:

𝐷𝑡 = Nilai yang sebenarnya pada masa-t

Ft = Nilai yang diramalkan pada masa-t

𝑛 = jumlah masa yang dicakup

2.2. Mean Squared Error (MSE)

Mean Squared Error (MSE) adalah metode lain untuk mengevaluasi

metode peramalan. Masing-masing kesalahan atau sisa dikuadratkan.

Kemudian dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah observasi.

Pendekatan ini mengatur kesalahan peramalan yang besar karena

kesalahan-kesalahan itu dikuadratkan. Kelemahan dari menggunakan

Mean Squared Error (MSE) adalah bahwa ia cenderung untuk

menonjolkan penyimpangan besar karena istilah kuadrat.

MSE =∑(𝐷𝑡 − 𝐹𝑡)2

n

Keterangan:

Dt = Nilai yang sebenarnya pada masa-t

Ft = Nilai yang diramalkan pada masa-t

n = jumlah masa yang dicakup

2.3. Mean Absolute Percentage Error (MAPE)

Masalah dengan MAD dan MSE adalah bahwa nilai-nilai mereka

bergantung pada besarnya item yang diperkirakan. Jika item yang

diramalkan dalam ribuan, maka MAD dan MSE bisa sangat besar.

Untuk menghindari masalah tersebut, kita dapat menggunakan metode

Page 62: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

40

Mean Absolute Percentage Error (MAPE). MAPE mengindikasi

seberapa besar kesalahan dalam meramal yang dibandingkan dengan

nilai nyata pada deret. Metode MAPE digunakan untuk

membandingkan ketepatan dari teknik yang sama atau berbeda dalam

dua deret yang sangat berbeda dan mengukur ketepatan nilai dugaan

model yang dinyatakan dalam bentuk rata-rata persentase absolut

kesalahan. MAPE dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

MAPE =∑ |𝐷𝑡 − 𝐹𝑡|

∑ 𝐷𝑡

Keterangan:

Dt = Nilai yang sebenarnya pada masa-t

Ft = Nilai yang diramalkan pada masa-t

3. Pengendalian Persediaan

Analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu

ABC Analysis, Economic Order Quantitiy (EOQ), Period Order Quality

(POQ), dan Re-Order Point (ROP).

3.1. ABC Analysis

Metode ABC Analysis merupakan metode yang digunakan untuk

memfokuskan perhatian manajemen pengadaan barang yang paling

penting dan perlu di prioritaskan dalam suatu persediaan (Heizer dan

Render, 2010). Assauri (2004), menyatakan bahwa metode ABC

Analysis merupakan metode yang dapat digunakan dalam penentuan

kebijakan pengawasan persediaan yang ketat hingga longgar terhadap

persediaan bahan yang dibutuhkan. Sedangkan Nasution, dkk. (2008),

berpendapat bahwa manajemen persediaan pada perusahaan dengan

Page 63: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

41

menggunakan analisis ABC dibagi menjadi tiga klasifikasi yaitu A, B,

dan C sehingga dikenal sebagai analisis ABC. Menurut Bahagia

(2006), barang dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori

berdasarkan prinsip pareto sebagai berikut:

1. Kategori A (80-20)

Merupakan jenis barang yang memiliki total nilai rupiah pembelian

tahunan sekitar 80 % dari seluruh modal yang disediakan untuk

persediaan dan jumlah jenis barangnya sekitar 20 % dari semua

jenis barang yang ada dalam persediaan.

2. Kategori B (15-30)

Merupakan jenis barang yang memiliki total nilai rupiah pembelian

tahunan sekitar 15 % dari seluruh modal yang disediakan untuk

persediaan dan jumlah jenis barangnya sekitar 30 % dari semua

jenis barang yang ada dalam persediaan.

3. Kategori C (5-50)

Merupakan jenis barang yang memiliki total nilai rupiah pembelian

tahunan sekitar 5 % dari seluruh modal yang disediakan untuk

persediaan dan jumlah jenis barangnya sekitar 50 % dari semua

jenis barang yang ada dalam persediaan.

3.2. Economic Order Quantitiy (EOQ)

Metode Economic Order Quantity (EOQ) merupakan metode

perencanaan persediaan satu tahun yang dilakukan dengan cara

meminimalkan ongkos pesan dan ongkos simpan (Sofyan, 2013).

Fadlallh (2015), menyatakan bahwa penerapan EOQ bertujuan untuk

Page 64: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

42

mengefisienkan persediaan bahan baku sesuai dengan kebijakan

perusahaan. Sedangkan menurut Baroto (2002), model persediaan

diklasifikasikan menjadi dua yaitu metode P dan metode Q. Metode

Q terdiri dari banyak model dengan salah satu modelnya adalah

metode EOQ. Menurut Rangkuti (2004), EOQ dapat dihitung

menggunakan rumus sebagai berikut:

EOQ = √2DS

H

Keterangan:

EOQ = Jumlah pemesanan ekonomis

S = Biaya setiap kali pesan

D = Jumlah kebutuhan bahan baku dalam satu periode produksi

H = Biaya penyimpanan dinyatakan dalam persentase dari

persediaan rata-rata bahan baku

Sedangkan jumlah pemesanan optimum (Q) dapat dihitung dengan

menggunakan rumus berikut:

Q =D

f

Keterangan:

Q = Jumlah pemesanan optimum

D = Jumlah kebutuhan bahan baku dalam satu periode produksi

f = Frekuensi pemesanan dalam satu periode produksi

Menurut Wahyuni dan Achmad (2015), persentase biaya penyimpanan

dapat dihitung berdasarkan persentase harga item yang disimpan di

gudang dengan rincian sebagai berikut:

- Biaya kerusakan dan kehilangan : 1 % dari harga item

- Biaya penanganan persediaan : 0,5 % dari harga item

Page 65: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

43

- Biaya fasilitas penyimpanan : 0,5 % dari harga item

- Persentase biaya penyimpanan : 2 % dari harga item

3.3. Period Order Quality (POQ)

Period Order Quality (POQ) merupakan salah satu metode dalam

pengendalian persediaan bahan baku yang bertujuan menghemat total

biaya persediaan dengan menekankan pada efektifitas frekuensi

pemesanan bahan baku agar lebih terpola (Subagya, 1994). Metode

POQ merupakan pendekatan menggunakan konsep jumlah pemesanan

ekonomis agar dapat dipakai pada periode yang bersifat beragam

(Tersine, 1994). Menurut Hansa (2015), metode ini dapat diterapkan

ketika persediaan bahan baku terus menerus digunakan sepanjang

periode waktu setelah pemesanan. Sedangkan menurut Septiyana

(2016), metode POQ digunakan untuk mendapatkan interval

pemesanan yang optimal dalam satu periode. Menurut Sofyan (2013),

metode POQ dapat dihitung menggunakan rumus berikut:

POQ =1

D√

2. P. H

S

Keterangan:

POQ = Frekuensi pemesanan bahan baku

P = Biaya pemesanan bahan baku setiap kali pesan

H = Permintaan rata-rata perhorizon waktu perencanaan

D = Permintaan atau pemakaian rata-rata bahan baku perputaran

produksi

S = Biaya penyimpanan bahan baku

3.4. Re-Order Point (ROP)

Re-Order Point (ROP) atau titik pemesanan kembali adalah salah satu

metode dalam pengendalian persediaan yang bertujuan untuk

Page 66: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

44

menentukan batas minimal tingkat persediaan bahan baku pembantu

yang harus dipertimbangkan untuk kembali memesan sehingga tidak

terjadi kekurangan persediaan (Baroto, 2002). Metode ROP

merupakan pendekatan menggunakan konsep tingkat pemesanan

kembali dengan menentukan suatu titik atau batas minimal dari

jumlah persediaan yang ada pada suatu saat dimana pemesanan harus

dilakukan kembali (Assauri, 2004). Ristono (2009), menyatakan

bahwa metode ROP merupakan metode yang dapat digunakan untuk

menentukan jangka waktu pemesanan kembali bahan baku dari

vendor. Sedangkan menurut Rangkuti (2004), metode ROP

merupakan suatu strategi operasi persediaan untuk menentukan titik

pemesanan yang harus dilakukan suatu perusahaan dikarenakan

adanya lead time dan safety stock. Menurut Amrillah, dkk. (2016),

Metode ROP dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

ROP = (𝐸𝑂𝑄

𝐿𝑎𝑚𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 x LT) + SS

Keterangan:

Re-Order Point = Titik pemesanan kembali

LT = Lead Time (waktu yang dibutuhkan antara barang

yang dipesan hingga sampai di perusahaan)

SS = Safety Stock (persediaan pengamanan)

Safety stock dapat dihitung menggunakan rumus:

SS = Pemakaian rata rata x Lead Time

Page 67: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Metode peramalan yang paling tepat digunakan PT. XYZ untuk

memprediksi produksi gula di masa yang akan datang.adalah metode

Linear Regression dengan nilai MAD, MSE, dan MAPE terkecil dari

metode lainnya yaitu sebesar 7.195, 65.854.060, dan 10%, dengan hasil

peramalan pada tahun 2019 sebesar 44.746 ton gula pasir.

2. Metode POQ merupakan metode pengendalian persediaan bahan baku

pembantu yang tepat di gunakan pada PT. XYZ dengan biaya

penghematan sebesar Rp. 61.424.950 atau 1,956 % dari total biaya secara

konvensional.

B. Saran

Peneliti menyarankan perlu diadakan penelitian lanjutan menggunakan

metode Material Requirement Planing (MRP) pada manajemen persediaan

bahan baku pembantu di PT. XYZ untuk mendapatkan persediaan bahan baku

pembantu yang efisien dengan memperhatikan Bill Of Material (BOM),

Inventory Status File, dan Master Production Schedule (MPS) di PT. XYZ.

Page 68: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

DAFTAR PUSTAKA

Amrillah, A. F., Zahroh, Z. A., dan Maria, G. W. E. N. P. 2016. Analisis Metode

Economic Order Quantity (EOQ) Sebagai Dasar Pengendalian Persediaan

Bahan Baku Pembantu (Studi Pada PG. Ngadirejo Kediri-PT. Perkebunan

Nusantara X). Jurnal Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya.

33(1):35-42.

Anggraini, C., Isharijadi, dan Nik. A. 2017. Analisis Efisiensi Biaya Dengan

Menggunakan Metode Lot For Lot Dalam Pengendalian Persediaan.

Jurnal Akutansi dan Pendidikan Universitas PGRI Madiun. 6(2):142-152.

Apriawan, D. C., Irham, dan Jangkung, H. M. 2015. Analisis Produksi Tebu dan

Gula di PT. Perkebunan Nusantara VII (PERSERO). Jurnal Agro Ekonomi

Universitas Gajah Mada. 26(2):159-167.

Assauri, S. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi. Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia: Jakarta.

Badan Pusat Statistik. 2018. Luas Tanaman Perkebunan Menurut Provinsi dan

Jenis Tanaman, Indonesia (000 Ha), 2011 - 2018.

https://www.bps.go.id/dynamictable/2015/09/04/838/luas-tanaman-

perkebunan-menurut-propinsi-dan-jenis-tanaman-indonesia-000-ha-2011-

2018-.html. Diakses pada 17 September 2019.

Badan Pusat Statistik. 2018. Produksi Tanaman Perkebunan Menurut Propinsi dan

Jenis Tanaman, Indonesia (000 Ton), 2012-2018.

https://www.bps.go.id/dynamictable/2015/09/04/839/produksi-tanaman-

perkebunan-menurut-propinsi-dan-jenis-tanaman-indonesia-000-ton-2012-

2018-.html. Diakses pada 17 September 2019.

Bahagia, S. N. 2006. Sistem Inventory. Institiut Teknologi Bandung : Bandung.

Baroto, T. 2002. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Ghalia Indonesia:

Jakarta.

Djie, I. S. J. 2013. Analisis Peramalan Penjualan dan Penggunaan Metode Linear

Programing dan Decision Tree guna Mengoptimalkan Keuntungan pada

PT Primajaya Pantes Garment. Journal The Winners. 14(2):113-119.

Page 69: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

72

Fadlallh, A. W. 2015. The Effect of Applying The Economic Order Quantity

Model in The Field of Inventory. International Journal of Management

(IJM). 6(4):9-18.

Febilia, C. M. dan Dyah. F. I. 2016. Evaluasi Manajemen Persediaan Pupuk PT.

ABC Menggunakan Metode EOQ. Jurnal Pendidikan Vokasi Universitas

Brawijaya. 1(1):1-15.

Fithri, P., dan Sindikia, A. 2014. Pengendalian Persediaan Pozzolan di PT. Semen

Padang. Jurnal Optimasi Sistem Industri Universitas Andalas. 13(2):665-

686.

Gazali, I., Moh. Fuad. F. M., dan Bainun. D. P. 2015. Model Pengadaan Bahan

Baku Kurma Salak Menggunakan Teknik Lot For Lot. Jurnal Agrointek

Universitas Trunojoyo Madura. 9(1):42-49.

Gitosudarmo, H. I. 2002. Manajemen Operasi. Fakultas Ekonomi Universitas

Gajah Mada: Yogyakarta.

Handoko, T. H. 2014. Dasar Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. BPFE-

Yogyakarta: Yogyakarta.

Hansa, A. P. A. 2015. Penerapan Metode Period Order Quality(POQ) pada

Aplikasi Pendukung Optimalisasi Persediaan Bahan Baku Kain di UD.

Dwidaku Jaya. Skripsi. Fakultas Ilmu Komputer Universitas Jember.

Heizer, J., dan Render, B. 2010. Manajemen Operasi Edisi 9. Salemba Empat:

Jakarta.

Indrajit, R. E., dan Djokopranoto, R. 2003. Manajemen Persediaan Barang

Umum dan Suku Cadang Untuk Keperluan Pemeliharaan Perbaikan dan

Operasi. PT. Grasindo: Jakarta.

Ikhwanina, Q. 2017. Analisis Penentu Re-Order Point (ROP) Kedelai Untuk

Kelancaran Proses Produksi Tempe pada Raja Tempe di Nganjuk. Jurnal

Simki-EconomicUniversitas Nusantara PGRI Kediri. 1(4):1-17.

Iqbal, T., Daniael. A., dan Muhammad. W. 2017. Aplikasi Manajemen Persediaan

Barang Berbasis Economic Order Quantity (EOQ). Jurnal Teknologi

Informasi dan Komunikasi Universitas Syah Kuala. 1(1):1-60.

Junaidi. 2019. Penerapan Metode ABC Terhadap Pengendalian Persediaan Bahan

Baku Pada UD.Mayong Sari Probolinggo. Jurnal Universitas Panca

Marga Probolinggo. 2(2):158-174.

Kushartini, D., dan Almahdy, I. 2016. Sistem Persediaan Bahan Baku Produk

Dispersant di Industri Kimia. Jurnal PASTI Universitas Mercu Buana.

10(2):217-234.

Page 70: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

73

Munawaroh, N. M. 2017. Penentuan Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point)

dalam Pengendalian Persediaan Bahan Baku Tepung Terigu (Studi Kasus

Pada Amirah Bakery Tulungagung. Jurnal Simki-EconomicUniversitas

Nusantara PGRI Kediri. 1(3):1-13.

Nasution, Hakim, A., dan Prasetyawan, Y. 2008. Perencanaan dan Pengendalian

Produksi Edisi Pertama. Graha Ilmu: Jakarta.

Plantamor. 2019. Informasi Spesies Tebu. http://plantamor.com/species/info/

saccharum/officinarum. Diakses pada tanggal 10 April 2019.

Prasetio, R. T. 2014. Inventory Control Using Statistics Forecasting On

Manufacture Company. Jurnal Informatika Universitas BSI. 2(2):136-142.

PT Perkebunan Nusantara VII. 2014. Profil Distrik Bungamayang. PT

Perkebunan Nusantara VII (Persero) Distrik Bungamayang. Lampung

Utara.

Purfadila, S., dan Andriani, D. R. 2018. Analisis Peramalan Produksi dan Faktor-

Faktor yang Mempengaruhi Produksi Gula Kristal Putih pada Pabrik Gula

Modjopanggoong Kabupaten Tulung Agung. Jurnal Ekonomi Pertanian

dan Agribisnis (JEPA). 2(1):52-61.

Rahmawati, R., Endang. S. R., dan Susi. W. A. 2017. Analisis Penerapan

Economic Order Quantity (EOQ) di Pabrik Gula Madukismo Bantul.

Journal of Sustainable Agriculture Universitas Sebelas Maret. 32(2):126-

131.

Rangkuti, F. 2004. Manajemen Persediaan Aplikasi di Bidang Bisnis. PT. Raja

Grafindo Persada: Jakarta.

Ristono, A. 2009. Manajemen Persediaan Edisi Pertama. Graha

Ilmu:Yogyakarta.

Savitri, R., dan Widyastutik. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi

Gula PTPN VII (PERSERO). Jurnal Manajemen dan Agribisnis Institut

Pertanian Bogor. 10(3):175-181.

Septiyana, D. 2016. Penggunaan Metode POQ (Period Order Quantity) dalam

Upaya Pengendalian Tingkat Persediaan Bahan Baku (HDN) (Studi Kasus

pada Perusahaan Fragrance di Tangerang). Jurnal Teknik Universitas

Muhammadiyah Tangerang. 5(1):1-94.

Siregar, A.Z. dan Try S.A. 2017. Keanekaragaman Hama Dan Penyakit Pada

Tanaman Tebu (Saccharum Officinarum L.). Kolokium Penunjang dan

Pendukung. Program Studi Agroteknologi Universitas Sumatra Utara.

Page 71: ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN …digilib.unila.ac.id/61537/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfini analisis pengendalian persediaan menggunakan beberapa teknik yaitu ABC

74

Subagya, M. 1994. Manajemen Logistik. PT. Gunung Agung: Jakarta.

Susila, W. R., dan Hutagaol, M. P. 2005. Model Keterpaduan Jadual Tanam dan

Tebang Tebu: Pendekatan Kompromi. Jurnal Manajemen dan Agribisnis

Institut Pertanian Bogor. 2(2):129-144.

Sutoni, A. 2018. Analisis Persediaan Menggunakan Metode Periodic Order

Quality (POQ)(Studi Kasus di B.B.Barokah Cianjur). Jurnal Teknik

Industri Universitas Suryakancana. 2(3):55-61

Sofyan, D.K. 2013. Perencanaan dan Pengendalian Produksi Edisi Pertama.

Graha Ilmu: Yogyakarta.

Tayibnapis, A. Z., Made. S. S., dan Lucia. E. W. 2016. Meningkatkan Daya Saing

Pabrik Gula Di Indonesia Era Masyarakat Ekonomi ASEAN. Jurnal Riset

Ekonomi dan Manajemen Universitas Surabaya. 16(2):.225-236.

Tersine, R. J. 1994. Principles of Inventory and Material Management. Prentice-

Hall, Englewood Cliffs: New Jersey.

Wahyuni, A., dan Achmad, S. 2015. Perencanaan Persediaan Bahan Baku Dengan

Menggunakan Metode Material Requirement Planing (MRP) Produk

Kacang Shanghai Pada Perusahaan Gangsar Ngunut-Tulung Agung.

Jurnal Spektrum Industri STT POMOSDA Nganjuk. 13(2):115-228.

Wibisono, A. 2009. Penerapan Analisis ABC dalam Pengendalian Persediaan

Produk Furniture pada Java Furniture, Wonosari, Klaten. Tugas Akhir.

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

Widarwati, T. 2008. Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Produksi Gula di

PG. Pagotan. Skripsi. Fakultas Manajemen dan Ekonomi Institut

Pertanian Bogor.

Yamit, Z. 2003. Manajemen Produksi dan Operasi. Ekonisia: Yogyakarta.

Yulius, H., dan Yetti, I. 2014. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik pada

Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al Fitrah. Jurnal Edik Informatika

Universitas Putra Indonesia Padang. 1(11):5-14.