Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
ANALISIS PERATAAN LABA
PADA PERUSAHAAN NON MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2007-2011
Oleh :
LILA SEPTIA ADI KUSUMA
NIM : 232008107
KERTAS KERJA
Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan – persyaratan untuk mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS: EKONOMIKA DAN BISNIS
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2013
ii
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
Jalan Diponegoro 52 -60
:(0298) 321212, 311881
Telex 322364 ukswsa ia
Salatiga 50711 – Indonesia
Fax. (0298) -3 21433
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS KERTAS KERJA
Yang bertanda tangan di bawah ini :
N a m a : LILA SEPTIA ADI KUSUMA
N I M : 232008107
Program Studi : AKUNTANSI
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga.
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kertas kerja,
Judul : ANALISIS PERATAAN LABA PADA
PERUSAHAAN NON MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA TAHUN 2007-2011
Pembimbing : Paskah Ika Nugroho, SE, M. Si., CMA
Tanggal diuji : 24 Mei 2013
adalah benar-benar hasil karya saya.
Di dalam kertas kerja ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau
gagasan orang lain yang saya ambil dengan menyalin atau meniru dalam bentuk
rangkaian kalimat atau simbol yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya
sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin
atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku di Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, termasuk
pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh.
Salatiga, 24 Mei 2013
Yang memberi pernyataan,
LILA SEPTIA ADI KUSUMA
iii
ANALISIS PERATAAN LABA
PADA PERUSAHAAN NON MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2007-2011
Oleh :
LILA SEPTIA ADI KUSUMA
NIM : 232008107
KERTAS KERJA
Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI
Disetujui oleh :
Paskah Ika Nugroho, SE, M. Si., CMA
Pembimbing
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2013
iv
HALAMAN MOTTO
Serahkanlah perbuatanmu kepada
Tuhan,
maka terlaksanalah segala rencanamu
(amsal 16:3)
Sebab bagi Allah tidak ada yang
mustahil
(Lukas 1: 37)
v
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus
yang selalu menyertai penulis dalam pembuatan skripsi ini, karena melalui
penyertaan Tuhan Yesus Kristus penulis dapat menyelesaikan skripsi dari awal
sampai akhir pembuatan skripsi ini dengan baik.
Sebagai salah satu syarat dalam mencapai gelar sarjana di Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana penulis menulis skripsi
yang berjudul “Analisis Perataan Laba pada Perusahaan Non Manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-20011”.
Akhir kata penulis menyadari masih ada banyak kekurangan dan
keterbatasan dalam penyusunan kertas kerja ini. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan adanya masukan berupa kritik dan saran agar penulisan kertas
kerja lebih sempurna. Semoga penulisan kertas kerja ini memberikan manfaat
berupa masukan kepada pihak yang membutuhkan.
Salatiga, 24 Mei 2013
Penulis
vi
UCAPAN TERIMAKASIH
Dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan rasa
hormat penulis haturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Keluargaku tercinta Papah Hadi Koen, Mama Sus, Kakakq Satiok,
Adikku si endoet kalian inspirasiku. Serta keluarga besar ku yang tidak
dapat disebutkan satu persatu, aku sayang kalian.
2. Bapak Hari Sunarto, SE., MBA., Ph.D., selaku dekan Fakultas Ekonomika
dan Bisnis.
3. Bapak Usil Sis Sucahyo, SE., MBA., selaku Kaprogdi Akuntansi Fakultas
Ekonomika dan Bisnis
4. Bapak Paskah Ika Nugroho, SE, M. Si., CMA selaku pembimbing saya yang
telah memberi banyak inspiransi, ide, dukungan, saran dan kritik selama
penyusunan kertas kerja ini.
5. Ibu Sally Dwijayanti, SE., M.SM., selaku wali studi saya yang telah
memberikan banyak arahan selama saya kuliah.
6. Para dosen-dosen yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama
menempuh kuliah di fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen
Satya Wacana dan seluruh para staff fakultas maupun universitas.
7. Si Jelek “Benyamin” makasih buat dukungan doa, suport, kesabaran dan
waktunya selama pembuatan skripsi terlebih-lebih waktu membantu
menginput data dan antar jemput demi menyelesaikan kertas kerja ini.
vii
8. Temen-temen LC Crew : si Kupret, si Endog, nyak Narti, si Genter, si
Emprit, Chilphiee, cah Cinta, si Jimbon makasih ya temen-temen LC Crew
dari awal kuliah sampai menjelang lulus segala suasana telah kita laluin
bersama, meskipun sudah ada yang mendahuluin, bakal kangen masa-
masa menggila bersama kalian.
9. Penghuni kost Jelita 26 a angkatan 08: si Bantet, si Kuntet, si Sutet
makasih ya say buat semuanya, bakal kangen untuk kumpul bareng dan
seluruh anggota Mokjang Wonosobo :Babe Sugi, si dudul Dimas, adekku
Titah.
10. Efrianus Landu M buat waktu dan materi yang sudah diberi selama
mengerjakan kertas kerja ini.
11. Dan semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak dapat
disebutkan satu per satu.
viii
DAFTAR ISI
Halaman Judul .........................................................................................................i
Pernyataan Keaslian Karya Tulis Kertas Kerja ......................................................ii
Halaman Persetujuan .............................................................................................iii
Halaman Motto ......................................................................................................iv
Kata Pengantar ........................................................................................................v
Ucapan Terima Kasih ............................................................................................vi
Daftar Isi ...............................................................................................................vii
Daftar Lampiran ....................................................................................................ix
Saripati ...................................................................................................................x
Abstract ..................................................................................................................xi
Pendahuluan ............................................................................................................1
Telaah Teoritis ........................................................................................................5
Metode Penelitian ..................................................................................................12
Analisis dan Pembahasan ......................................................................................14
Kesimpulan/Penutup .............................................................................................31
Daftar Pustaka .......................................................................................................33
Lampiran-lampiran ................................................................................................36
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Penelitian
Lampiran 2 Statistik Deskriptif
x
SARIPATI
Tujuan dari penilitian ini adalah untuk meneliti tentang praktik perataan
laba pada perusahaan non manufaktur. Penelitian ini menggunakan periode waktu
pada tahun 2007-2011, jumlah observasi 73 . Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk laporan keuangan tahunan yang
telah diaudit untuk perusahaan publik yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2007-2011. Sumber data yang diperoleh dari web www.idx.co.id dan
Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Perhitungan perataan laba
menggunakan indeks Eckel. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka
terdapat 22 perusahaan yang melakkan tindakan perataan laba dan 51 perusahaan
tidak melakukan tindakan perataan laba. Dari analisis perataan laba perjenis
industri, perusahaan konstruksi memiliki prosentase yang paling tinggi dalam
melakukan tindakan pertaan laba yaitu sebesar 66,66%, hampir secara
keseluruhan sampel perusahaan konstruksi melakukan tindakan perataan laba.
Besar kecilnya nilai ukuran perusahaan , financial leverage, net profit margin dan
struktur kepemilikan publik yang mempengaruhi praktik perataan laba tergantung
pada jenis perusahaan, karena di dalam setiap perusahaan berada pada kondisi
yang berbeda-beda.
Kata Kunci : Perataan Laba
http://www.idx.co.id/
xi
ABSTRACT
The aim of this research is to analyze income smoothing practices in non
manufacturing companies listed in Indonesian Stock Exchange (BEI/IDX) using
time period 2007 until 2011. Data were collected from www.idx.co.id and
Indonesian Capital Market Directory (ICMD) and 73 sample were used. Eckel
index was used to compute income smoothing. The result of this research show
that 22 companies conduct income smoothing practices and 51 companies don’t.
Construction companies have highest percentage (66.66%) in income smoothing
practices.
Key words : Income Smoothing
xii
1
PENDAHULUAN
Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi akuntansi yang
diharapkan mampu memberi bantuan bagi pihak-pihak yang berkepentingan
dalam proses pengambilan keputusan,misalnya bagi investor sebagai pihak
surplus dana, karena melalui laporan keuangan ini dapat diketahui bagaimana
kondisi suatu perusahaan. Laporan keuangan dibuat sebagai laporan pertanggung
jawaban manajemen perusahaan terhadap pengguna laporan keuangan tersebut.
Pada dasarnya pengguna laporan keuangan ini mencakup dua pihak, yaitu pihak
internal (manajemen) maupun pihak eksternal (investor, pemegang saham,
kreditor, pemerintah, karyawan, masyarakat), dan yang paling khusus dalam
penggunaan laporan keuangan adalah pihak eksternal karena dalam hal ini pihak
eksternal berada dalam posisi ketidakpastian yang paling besar, sedangkan pihak
internal mengetahui secara terperinci apa yang terjadi dalam perusahaan. Dengan
adanya hal ini menjadikan kondisi ketidakseimbangan perolehan informasi antara
pihak internal (manajemen sebagai penyedia informasi) dengan pihak eksternal
(sebagai pemakai informasi).
Sebenarnya isi semua komponen laporan keuangan bermanfaat, akan
tetapi pihak eksternal lebih cenderung memperhatikan informasi laba. Nasser dan
Herlina (2003:291) menyatakan bahwa informasi laba pada umumnya merupakan
perhatian utama dalam menaksir kinerja atau pertanggungjawaban manajemen
dan informasi laba membantu pemilik atau pihak lain melakukan penaksiran atas
“earning power” perusahaan di masa yang akan datang.
Menyadari hal ini, manajemen cenderung melakukan perilaku tidak
semestinya yaitu dengan melakukan perataan laba untuk mengatasi berbagai
konflik kepentingan yang timbul antara manajemen dengan berbagai pihak yang
berkepentingan dengan perusahaan (Budileksmana dan Andriani, 2005). Tindakan
perataan laba dapat didefinisikan sebagai proses memanipulasi profit waktu
earning atau pelaporan earning agar aliran laba yang dilaporkan perubahannya
lebih sedikit (Zuhroh, 1996).
Ada dua motivasi menurut Utomo dan Siregar (2008) yang mendorong
manajer melakukan perataan laba yaitu efisiensi dan opurtunistik. Motivasi
2
efisiensi dilakukan manajer dengan berbagai alasan yaitu meningkatkan
kepercayaan investor, mengurangi utang pajak, dan menghindari permintaan
kenaikan gaji oleh karyawan. Sedangkan motivasi opurtunistik dilakukan manajer
dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dari perusahaan.
Praktik perataan laba merupakan suatu fenomena yang sudah tidak asing
lagi bagi setiap perusahaan, akan tetapi praktik perataan laba sulit untuk dideteksi
dan dapat menyebabkan informasi yang menyesatkan bagi para pengguna
informasi tersebut. Apabila para pengguna informasi tersebut tidak menyadari
akan adanya praktik perataan laba di dalam laporan keuanagan setiap perusahaan,
maka dapat menyebabkan kesalahan dalam pengambilan keputusan. Di lain sisi
bagi pihak manajemen, praktik perataan laba juga dapat menimbulkan kerugian
apabila pihak eksternal mengetahui bahwa informasi yang disajikan dengan tidak
semestinya, yaitu harga saham perusahaan yang tadinya bisa diperkirakan
overvalued menjadi undervalued. Ashari et al (1994) menemukan bahwa terdapat
indikasi tindakan perataan laba dan laba operasi merupakan sasaran umum yang
digunakan untuk melakukan perataan laba. Tindakan perataan laba cenderung
dilakukan oleh perusahaan yang profitabilitasnya rendah, dan perusahaan dalam
industri yang beresiko.
Menurut Ronen dan Simeha (1975) perataan laba dapat dilakukan dengan
berbagai cara, diantaranya (a) melalui kejadian dan pengakuan peristiwa, untuk
mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan, manajemen dapat menentukan waktu
terjadinya transaksi tersebut terhadap laba yang dilaporkan cenderung rata
sepanjang tahun; (b) melalui alokasi, manajemen melakukan perataan dan
mengalokasikan pendapatan dan biaya selama beberapa periode pelaporan; (c)
melalui klasifikasi, manajemen melakukan perataan dengan mengklasifikasi laba
sebagai ordinary dan extraordinary item.
Banyak penelitian mengenai praktik perataan laba, penelitian Yusuf dan
Soraya (2004) melakukan penelitian dalam jangka waktu 4 tahun pada
perusahaan-perusahaan disektor manufaktur yang dibagi menurut status
perusahaan yaitu perusahaan yang terdaftar sebagai penanam asing dan
perusahaan yang terdaftar sebagai penanam modal dalam negeri. Dari hasil
3
perhitungan yang dilakukan, ada 30 perusahaan yang dijadian sampel, terdapat 14
perusahan asing dan non asing yang melakukan perataan laba dan 16 perusahaan
asing dan non asing tidak melakukan tindakan perataan laba. Antara perusahaan
asing dan non asing, perusahaan non asing lebih banyak melakukan tindakan
perataan laba. Hal ini nampak bahwa 8 dari 16 perusahaan non asing yang
dijadikan sampel diindikasikan melakukan praktik perataan laba laba atau sekitar
50% dari total sampel yag diuji untuk perusahaan non asing tersebut. Sedangkan
untuk perusahaan asing nampak bahwa 6 dari 14 perusahaan asing yang
melakukan paktik perataan laba atau 42,85% dari total sampel yang diuji untuk
perusahaan asing.
Penelitian Juniarti dan Corolina (2005) membuktikan bahwa dari 54
perusahaan yang berhasil dijadikan sampel, terdapat 25 perusahaan yang
melakukan perataan laba (46,30% dari total sampel) dan 29 perusahaan yang tidak
melakukan perataan laba (53,70% dari total sampel). Budileksana dan Andriani
(2005) meneliti bahwa dari 76 sampel perusahaan diklasifikasikan menjadi dua
kelompok yaitu sebanyak 37 perusahaan untuk kelompok perata laba dan 39
perusahaan kelompok bukan perata laba.
Penelitian Dewi dan Carina (2008) dari 52 perusahaan terdapat 25
perusahaan yang melakukan praktik perataan laba dan 27 perusahaan tidak
melakukan praktik perataan laba. Untuk sektor industri tampak bahwa perusahaan
manufaktur lebih banyak melakukan praktik perataan laba dibandingkan dengan
lembaga keuangan lainnya. Pada perusahaan manufaktur terdapat 17 perusahaan
dari 31 perusahaan melakukan yang melakukan praktik perataan laba, artinya
terdapat 54,84% perusahaan manufaktur yang melakukan praktik perataan laba.
Untuk lembaga keuangan lainnya terdapat 8 perusahaan dari 21 perusahaan yang
melakukan praktik perataan laba, artinya terdapat 38,10% lembaga keuangan
lainnya yang melakukan praktik perataan laba. Penelitian Herni dan Susanto
(2008) laba adalah sebesar 33 perusahaan sehingga nilai ketepatan perusahaan
yang tidak melakukan perataan laba adalah sebesar 86,3% . Sedangkan untuk
perusahaan yang melakukan perataan laba menurut prediksi ada 165 perusahaan
tetapi dalam hasil observasinya ternyata ada 83 perusahaan yang tidak melakukan
4
tindakan perataan laba sehingga ketepatan perusahaan yang melakukan tindakan
perataan laba adalah sebesar 49,7%. Penelitian Mila dan Supatmi (2012)
membuktikan bahwa dari 212 observasi yang melakukan tindakan perataan laba
72 observasi dilakukan oleh perusahaan non manufaktur dan 140 diantaranya
dilakukan perusahaan manufaktur. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa dari100
observasinya perusahaan non manufaktur, 72% diantaranya melakukan perataan
laba, sementara dari 300 observasi perusahaan manufaktur, hanya 46,66%
diantaranya melakukan tindakan perataan laba.
Banyak penelitian mengenai praktik perataan laba, penelitian Yusuf dan
Soraya (2004) mengatakan hanya Financial leverage yang berpengaruh terhadap
perataan laba, sementara faktor-faktor seperti ukuran perusahaan, profitabilitas
dan status perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap perataan laba.
Penelitian Suwito dan Herawaty (2005) membuktikan bahwa jenis usaha,
ukuran perusahaan, profitabilitas perusahaan, financial leverage, dan net profit
margin perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perataan
laba. Juniarti dan Corolina (2005) membuktikan bahwa ukuran perusahaan,
profitabilitas (return on assets) dan sektor industri mempunyai pengaruh negatif
terhadap praktik perataan laba. Budileksana dan Andriani (2005) membuktikan
resiko perusahaan berpengaruh positif dan profitabilitas, ukuran perusahaan,
leverage operasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap praktik
perataan laba.
Syahriana (2006) menemukan bahwa hanya Operating Profit Margin yang
mempunyai pengaruh terhadap perataan laba dan faktor-faktor yang lain seperti
besaran perusahaan, net profit margin dan return on assets tidak memiliki
pengaruh yang positif terhadap perataan laba. Budiasih (2006) membuktikan
bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas dan dividend payout ratio mempunyai
pengaruh positif terhadap praktik perataan laba. Sedangkan financial leverage
tidak memiliki pengaruh terhadap praktik perataan laba.
Yulianto (2007) mengatakan bahwa tidak ada satu pun dari besaran
perusahaan, kelompok usaha, winner/losser stocks, net profit margin, dan
operating margin yang mempunyai pengaruh terhadap praktik perataan laba.
5
Penelitian Dewi dan Carina (2008) menyatakan bahwa profitabilitas
(return on asset) dan sektor industri berpengaruh positif terhadap praktik perataan
laba sementara faktor-faktor seperti ukuran perusahaan, net profit margin dan
financial leverage berpengaruh negatif terhadap praktik perataan laba. Penelitian
Herni dan Susanto (2008) membuktikan bahwa struktur kepemilikan publik,
praktik pengelolaan perusahaan, jenis industri, ukuran perusahaan, dan
profitabilitas mempunyai pengaruh terhadap praktik perataan laba, sedangkan
resiko keuangan memberikan pengaruh yang negatif terhadap praktik perataan
laba. Hasil penelitian Utomo dan Siregar (2008) membuktikan bahwa
profitabilitas dan financial leverage memiliki pengaruh yang positif terhadap
praktik perataan laba, sedangkan faktor-faktor seperti ukuran perusahaan, dan
kontrol kepemilikan tidak memiliki pengaruh terhadap praktik perataan laba.
Penelitian Mila dan Supatmi (2012) membuktikan ukuran perusahaan dan
financial leverage berpengaruh secara positif terhadap tidakan perataan laba.
Sedangka jenis usaha, net profit margin, dan struktur kepemilikan publik tidak
berpengaruh terhadap tindakan perataan laba. Di dalam penelitian ini juga
menyebutkan ada indikasi bahwa perusahaan non manufaktur memiliki dorongan
yang lebih besar untuk melakukan tindakan perataan laba. Penelitian ini
merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mila dan
Supatmi (2012), karena adanya indikasi bahwa perusahaan non manufaktur lebih
cenderung melakukan praktik perataan laba. Penelitian ini mencoba untuk
meneliti lebih lanjut mengenai praktik perataan laba pada perusahaan non
manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun
2007-2011. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan manfaat
bagi para emiten dalam menilai kinerja suatu perusahaan, serta dapat memberikan
masukan pada investor sebelum memutuskan untuk melakukan investasi.
KERANGKA TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
Manajemen laba (earnings management)
Menurut Tarjo dan Sulistyowati dalam Herni dan Susanto (2008)
manajemen laba terjadi ketika manajemen menggunakan keputusan tertentu dalam
laporan keuangan dan transaksi untuk mengubah laporan keuangan sebagai dasar
6
untuk mempengaruhi hasil kontraktual yang mengandalkan angka-angka
akuntansi yang dilaporkan. Manajemen laba dapat terjadi karena manajer diberi
keleluasaan untuk memilih metoda akuntansi yang akan digunakan dalam
mencatat dan mengungkapkan informasi keuangan privat yang dimiliki.
Manajemen laba merupakan salah satu faktor yang dapat mengurangi kredibilitas
laporan keuangan, manajemen laba menambah bias dalam laporan keuangan dan
dapat mengganggu pemakai laporan keuangan yang mempercayai angka laba hasil
rekayasa tersebut sebagai angka laba tanpa rekayasa (Herni dan Susanto, 2008).
Mila dan Supatmi (2012) mengatakan manajemen laba diartikan sebagai suatu
proses yang dilakukan dengan sengaja dalam batasan General Accepted
Accounting Principles (GAAP). Scott dalam Mila dan Supatmi (2012)
mengemukakan bentuk-bentuk manajemen laba yang dilakukan oleh manajer
antara lain :
o Taking a bath, dilakukan ketika keadaan buruk yang tidak
menguntungkan tidak bisa dihindari pada periode berjalan, dengan
cara mengakui biaya pada periode-periode yang akan datang dan
kerugian periode berjalan.
o Income Minization, dilakukan saat perusahaan memperoleh
profitabilitas yang tinggi dengan tujuan agar tidak mendapat perhatian
secara politis. Kebijakan yang diambil bisa berupa pembebanan
pengeluaran iklan, riset dan pengembangan yang cepat dan
sebagainya. Cara ini mirip dengan taking a bath namun kurang
ekstrim.
o Income Maximization, yaitu memaksimalkan laba agar memperoleh
bonus yang lebih besar. Demikian pula bagi perusahaan yang
mendekati suatu pelanggaran kontrak hutang jangka panjang, manajer
perusahaan tersebut cenderung untuk memaksimalkan laba.
o Income Smoothing (Perataan Laba), merupakan bentuk manajemen
laba yang paling sering dilakukan dan paling populer, lewat income
smoothing, manajer menaikkan atau menurunkan laba untuk
7
mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan sehingga perusahaan
terlihat stabil atau tidak beresiko tinggi.
Perataan Laba (income smoothing)
Perataan laba menurut Assih dkk (2000), merupakan tindakan yang
dilakukan dengan sengaja untuk mengurangi variabilitas laba yang dilaporkan
agar dapat mengurangi resiko pasar atas saham perusahaan, yang pada akhirnya
dapat meningkatkan harga saham perusahaan. Rivard dkk (2003) mendefinisikan
income smoothing sebagai sebuah praktik dengan menggunakan tehnik-tehnik
akuntansi untuk mengurangi fluktuasi laba bersih selama beberapa periode waktu.
Perataan laba adalah cara yang digunakan oleh manager untuk mengurangi
fluktuasi laba yang dilaporkan agar sesuai target yang diinginkan baik melalui
metode akuntansi maupun melalui transaksi (Zuhroh, 2006).
Konsep perataan laba sebenarnya sejalan dengan konsep manajemen laba,
yaitu menggunakan teori keagenan (agency teory). Menurut Budileksmana dan
Eka (2005) menyatakan bahwa tehnik manajemen laba dipengaruhi oleh konflik
kepentingan antara manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang timbul ketika
setiap pihak berusaha untuk mencapai atau memperhatikan tingkat kemakmuran
yang dikehendakinya.
Menurut Utomo dan Siregar, (2008) perataan laba dibagi menjadi 2, yaitu :
o Perataan laba yang terjadi secara alamiah (naturally income
smoothing)
Merupakan sebuah proses yang dilakukan oleh pihak manajemen
secara langsung tanpa adanya rekayasa.
o Perataan laba yang disengaja oleh manajemen (intentionally income
smoothing)
Terjadi karena adanya campur tangan dari pihak manajemen.
Bisa dalam bentuk:
Perataan laba rill
Merupakan tindakan manajemen dalam mengendalikan
peristiwa ekonomi yang secara langsung mempengaruhi laba
perusahaan di masa yang akan datang.
8
Perataan laba artificial
Merupakan usaha yang dilakukan manajemen untuk meratakan
laba dengan cara manipulasi.
Menurut Ronen dan Sadan (1981) dalam Belkoui (1993) perataan laba
dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu:
1. Manajemen dapat menetapkan waktu terjadinya peristiwa tertentu untuk
mengurangi perbedaan laba yang diperoleh.
2. Manajemen dapat mengalokasikan pendapatan dan beban tertentu pada
periode akuntansi yang berbeda.
3. Manajemen dengan kebijaksanaannya mengelompokan item laba tertentu
ke dalam kategori yang berbeda.
Alasan perataan laba oleh manajemen menurut Hepwort (1953) adalah sebagai
berikut :
1. Sebagai rekayasa untuk mengurangi laba dan menaikkan biaya pada
periode berjalan yang dapat mengurangi hutang pajak.
2. Dapat meningkatkan kepercayaan investor karena kestabilan penghasilan
dan kebijkan deviden sesuai dengan keinginan.
3. Dapat mempererat hubungan antara manajer dan karyawan karena dapat
menghindari perintah kenaikan upah atau gaji oleh karyawan.
4. Memilki dampak psikologis pada perekonomian.
Selain itu, menurut Foster (1986) dalam Suwito dan Herawati (2005)
mengungkapkan bahwa tujuan perataan laba adalah untuk memperbaiki citra
perusahaan dimata pihak eksternal dan menunjukkan bahwa perusahaan tersebut
memiliki resiko yang rendah. Disamping itu, memberikan informasi yang relevan
dalam melakukan prediksi terhadap laba pada masa mendatang, meningkatkan
kepuasan relasi bisnis, meningkatkan presepsi pihak eksternal terhadap
kemampuan manajemen, dan meningkatkan kompensasi bagi pihak manajemen.
9
Menurut Foster (1986) pos–pos tertentu pada laporan keuangan yang
sering digunakan sebagai sasaran manajemen untuk melakukan perataan laba
adalah :
a) Pos–pos penjualan misalnya dengan membuat faktur penjualan pada
periode yang akan datang ke periode saat ini, atau dengan membuat
penjualan fiktif atau memasukkan produk baik ke dalam produk
cacat atau rusak sehingga dapat dilaporkan telah terjual dengan harga
yang lebih rendah dari harga semestinya.
b) Pos–pos biaya, misalnya biaya dibayar dimuka dianggap sebagai
biaya pada periode saat ini.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi Perataan Laba
Sebenarnya hasil dari penelitian terdahulu menunjukkan bahwa belum adanya
ketepatan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi tentang pratik perataan laba,
mungkin ini dikarenakan kondisi setiap perusahaan berbeda-beda. Akan tetapi
peneliti ingin meneliti lebih lanjut tentang faktor-faktor yang diduga
mempengaruhi praktik perataan laba, diantaranya ukuran perusahaan, Financial
Leverage, Net Profit Margin, Struktur Kepemilikan Publik. Adapun penjelasan
lebih lanjut dijelaskan di bawah:
Ukuran Perusahaan
Menurut Machfoedz (1994), penentuan ukuran perusahaan ini didasarkan
kepada total asset perusahaan. Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana
dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan menurut berbagai cara, antara lain:
total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain. Pada dasarnya ukuran
perusahaan hanya terbagi dalam 3 kategori yaitu perusahaan besar (large firm),
perusahaan menengah (medium-size) dan perusahaan kecil (small firm).
Penelitian Moses ( 1997) menyatakan bahwa perusahaan besar mempunyai
kemungkinan yang lebih besar untuk melakukan praktik perataan laba
dibandingkan dengan perusahaan kecil karena merupakan subyek yang diamati
oleh publik dan pemerintah. Semakin besar perusahaan maka biaya yang
10
dibebankan pemerintah terhadap perusahaan tersebut semakin besar karena biaya
tersebut dianggap sesuai dengan kemampuan perusahaan. Hasil penelitian
Budiasih (2006) menemukan bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka akan
mendorong perusahaan melakukan perataan laba.
Hasil penelitian Utomo dan Siregar (2008) menemukan bahwa perusahaan
yang lebih besar kurang memiliki dorongan untuk melakukan perataan laba
dibanding dengan perusahaan yang lebih kecil.
Financial Leverage
Dalam penelitian Herni dan Susanto (2008) Financial Leverage yang
digunakan adalah perbandingan antara hutang jangka panjang dengan total asset
yang dimiliki oleh perusahaan, yang menunjukkan berapa bagian asset yang
digunakan untuk menjamin hutang. Semakin tinggi financial leverage
menunjukkan bahwa resiko kegagalan perusahaan untuk mengembalikan
pinjaman akan semakin tinggi dan sebaliknya semakin rendah financial leverage
menunjukkan bahwa resiko kegagalan perusahaan untuk mengembalikan
pinjaman akan semakin rendah. Perusahaan dengan tingkat hutang yang tinggi
mempunyai resiko yang tinggi pula sehingga laba perusahaan berfluktuasi dan
perusahaan cenderung melakukan perataan laba supaya perusahaan kelihatan
stabil. Hasil penelitian Suwito dan Herawaty (2005) menemukan bahwa semakin
tinggi financial leverage suatu perusahaan maka semakin kecil perusahaan
melakukan tindakan perataan laba. Menurut Sartono di dalam Budiasih (2006)
financial leverage menunjukkan proporsi penggunaan utang untuk membiayai
investasinya. Semakin besar utang perusahaan maka semakin besar pula resiko
yang dihadapi investor sehingga investor akan meminta tingkat keuntungan yang
semakin tinggi. Akibat kondisi tersebut perusahaan cenderung melakukan praktik
pertaan laba. Menurut Yusuf dan Soraya (2004) menemukan bukti bahwa semakin
tinggi financial leverage suatu perusahaan maka akan mendorong perusahaan
untuk melakukan tindakan perataan laba.
Net Profit Margin
11
Menurut Suwito dan Herawaty (2005) net profit margin adalah suatu
pengukuran dari setiap satuan nilai penjualan yang tersisa setelah dikurangi oleh
seluruh biaya, termasuk bunga dan pajak. Hasil penelitian Salno dan Baridwandi
dalam Suwito dan Herawati (2005) mengatakan net profit margin diduga
mempengaruhi perataan laba, karena secara logis margin ini terkait langsung
dengan objek perataan penghasilan. Hasil penelitian Suwito dan Herawaty (2005)
menemukan bukti empiris bahwa semakin tinggi net profit margin maka
perusahaan kurang memiliki dorongan untuk melakukan tindakan perataan laba.
Menurut Mila dan Supatmi (2012) mengatakan bahwa perusahaan dengan net
profit margin yang tinggi menunjukkan bahwa operasi perusahaan tersebut
semakin baik. Semakin baik operasi suatu perusahaan maka akan menjadi subjek
pemeriksaan (pengawasan yang lebih ketat dari pemerintah dan masyarakat
umum). Dengan demikian semakin tinggi net profit margin akan mendorong
perusahaan untuk melakukan tindakan perataan laba.
Net Profit Margin
Menurut Suwito dan Herawaty (2005) net profit margin adalah suatu
pengukuran dari setiap satuan nilai penjualan yang tersisa setelah dikurangi oleh
seluruh biaya, termasuk bunga dan pajak. Hasil penelitian Salno dan Baridwandi
dalam Suwito dan Herawati (2005) mengatakan net profit margin diduga
mempengaruhi perataan laba, karena secara logis margin ini terkait langsung
dengan objek perataan penghasilan. Hasil penelitian Suwito dan Herawaty (2005)
menemukan bukti empiris bahwa semakin tinggi net profit margin maka
perusahaan kurang memiliki dorongan untuk melakukan tindakan perataan laba.
Menurut Mila dan Supatmi (2012) mengatakan bahwa perusahaan dengan net
profit margin yang tinggi menunjukkan bahwa operasi perusahaan tersebut
semakin baik. Semakin baik operasi suatu perusahaan maka akan menjadi subjek
pemeriksaan (pengawasan yang lebih ketat dari pemerintah dan masyarakat
umum). Dengan demikian semakin tinggi net profit margin akan mendorong
perusahaan untuk melakukan tindakan perataan laba.
12
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian adalah perusahaan non manufaktur yang terdaftar di
dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2007-2011. Penelitian ini menggunakan
periode waktu pada tahun 2007-2011, jumlah observasi 73
Tabel 1
Pemilihan Sampel Penelitian
Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2007-2011 381
Perusahaan tidak menerbitkan laporan keuangan selama periode 2007-2011 -68
Perusahaan yang selama periode 2007-2011 tidak melaporkan laba -138
Perusahaan yang melakukan akuisisi dan merger selama periode 2007-2011 -102
Sampel penelitian yang digunakan 73
Sumber : data sekunder yang diolah, 2013
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam
bentuk laporan keuangan tahunan yang telah diaudit untuk perusahaan publik
yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2011. Sumber data yang
diperoleh dari web www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market Directory
(ICMD).
Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel
Praktik perataan laba diukur dengan menggunakan indeks eckel (Utomo
dan Siregar, 2008). Indeks eckel ini dilakukan untuk mengetahui perusahaan yang
melakukan perataan laba dengan perusahaan yang tidak melakukan perataan laba.
Adapun indeks perataan laba dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Indeks Perataan Laba =
Dimana :
I : Perubahan laba dalam satu periode
http://www.idx.co.id/
13
S :Perubahan penjualan dalam satu periode
CV :Koefisien variasi dari variabel yaitu standar deviasi dengan nilai
yang diharapkan.
Apabila CV I ≥ CV S atau Indeks Perataan Laba 1 maka perusahaan tidak
digolongkan perusahaan yang melakukan tindakan perataan laba, sedangkan CV
I < CV S atau Indeks Perataan Laba < 1 maka perusahaan digolongkan
perusahaan yang melakukan tindakan perataan laba.
CV I : Koefisien variasi untuk perubahan laba
CV S : Koefisien variasi untuk perubahan laba
CV I atau CV S dapat dihitung sebagai berikut :
CV I atau CV S =
Di mana
CV ∆I dan CV ∆S = (∆x - ∆X)2
: ∆X
n – 1
Keterangan :
X : Perubahan laba (I) atau Penjualan (S)
X : Rata-rata perubahan laba (I) atau Penjualan (S)
N : Banyaknya tahun yang diamati
Praktik perataan laba diukur dengan dummy variable, skor (1) jika perusahaan
melakukan tindakan perataan laba, dan skor (0) jika perusahaan tidak melakukan
tindakan perataan laba.
Ukuran Perusahaan (UP)
Ukuran perusahaan adalah total nilai kekayaan yang dimiliki oleh
perusahaan. Variabel ini diukur dengan menggunakan logaritma besarnya aktiva
perusahaan (Yusuf dan Soraya, 2004).
14
Financial Leverage (LEV)
Variabel ini diukur dengan total hutang jangka panjang dibandingkan
dengan total asset yang dimiliki oleh perusahaan (Utomo dan Siregar, 2008).
Net Profit margin (NPM)
Variabel ini diukur dengan rata-rata rasio antara laba bersih setelah pajak
dengan total penjualan (Suwito dan Herawati, 2005).
Struktur Kepemilikan Publik (SKP)
Variabel ini diukur dengan menggunakan perbandingan antara total saham
yang dimiliki publik terhadap total saham yang beredar (Herni dan Susanto,
2008).
Langkah Analisis
a. Statistik deskriptif
Analisis deskriptif adalah memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, nilai
minimum (Ghozali, 2006).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Statistik deskriptif ini dimaksudkan untuk menggambarkan variabel-
variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu variabel ukuran perusahaan,
financial leverage, net profit margin dan struktur kepemilikan publik terhadap
perataan laba. Berdasarkan data-data yang tersaji dalam laporan keuangan yang
mendukung variabel-variabel penelitian maka tabel berikut ini memperlihatkan
kisaran teoritis dan nilai mean, std deviation, minimum dan maksimum dari
variabel penelitian dengan hasil sebagai berikut :
15
Tabel 2
Statistik Deskriptif
N Min Max Mean Std Deviation
Ukuran Perusahaan 73 5,00 8,62 6,4366 ,85361
Financial Leverage 73 ,00 ,73 ,1432 ,15103
NPM 73 3,09 16,00 ,3560 1,85894
Struktur Kep. Publik 73 ,00 68,48 27,9707 15,48381
Perataan Laba 73 0 1 ,30 ,426
Sumber : data sekunder yang diolah, 2013
Keterangan :
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah responden ada 73, dari 73
responden ukuran perusahaan terkecil sebesar 5 , dan nilai terbesar senilai 8,62 .
Adapun rata-ratanya sebesar 6,4366 dengan standar deviasi sebesar ,85361.
Variabel financial leverage, dari 73 responden memiliki nilai terkecil
sebesar 0, dan nilai terbesar senilai ,73 . Adapun nilai rata-ratanya ,1432 dengan
standar deviasi sebesar ,85361 .
Variabel net profit margin memiliki nilai rata-rata sebesar ,3560 dengan
standar deviasi 1,8589 . Adapun nilai terkecil 0 dan nilai terbesar 16,00.
Variabel struktur kepemilikan publik memiliki nilai minimal sebesar 0,
nilai maksimum sebesar 68,48. Sedangkan nilai rata-rata struktur kepemilikan
sebesar 27,9707 dengan standar deviasi sebesar 15,48381.
Berdasarkan tabel 2 juga diketahui bahwa nilai terendah pada variabel
perataan laba 0 dan nilai yang tertinggi adalah 1. Adapun mean yang dihasilkan
sebesar ,30 dengan standar deviasi sebesar ,426.
16
Analisis Perataan Laba per Jenis Industri
Tabel 3.1 menunjukkan bahwa secara keseluruhan sampel jenis
perusahaan agriculture, forestry and fishing tidak melakukan perataan laba yang
ditunjukkan dengan nilai hasil perbandingan koefisien varians laba dan penjualan
diatas 1, hanya PP London Sumatra Indonesia yang melakukan perataan laba.
Dari sampel yang digunakan pada jenis industri agriculture, forestry and fishing,
memiliki nilai prosentase sebesar 20% (yang artinya 1 dari 5 perusahaan yang
menjadi sampel penelitian)
Tabel 3.1
Status Perusahaan Agriculture, Forestry and Fishing
Perusahaan Agriculture, Forestry and Fishing
KODE UP LEV NPM SKP STATUS
AALI 6,8858 0,0287 0,264 20,32 0
UNSP 7,011 0,0658 0,1443 66,23 0
BISI 6,1366 0,0229 0,177 36,01 0
LSIP 6,7169 0,1083 0,2702 36,17 1
SGRO 6,4079 0,1063 0,1741 24,65 0
Sumber : data sekunder yang diolah, 2013
LSIP atau PP London Sumatra Indonesia (LONSUM) merupakan
perusahaan perkebunan dan perdagangan yang menjadikan karet sebagai
komoditas utama perseroan. Selama tahun 2007-2011 pendapatan perusahaan
LISP, pada tahun 2009 saja LISP mengalami penurunan pendapatan, yaitu sebesar
220068 (dalam miliaran rupiah), dan penjualan pada tahun 2009 juga mengalami
penurunan sebesar 646467. Pada pergitunngan Indeks Perataan Laba (IPL)
mempunyai nilai sebesar 1,19533.
Sampel pada jenis perusahaan agriculture, forestry and fishing untuk
ukuran perusahaan yang melakukan praktik perataan laba memiliki nilai sebesar
6,7169, adanya indikasi bahwa perataan laba lebih cenderung dilakukan pada
perusahaan yang memiliki skala yang besar kurang tepat, hal ini terlihat dari tabel
17
3.1, meskipun nilai ukuran perusahaan terbesar terdapat pada UNSP, perusahaan
ini kategorikan pada perusahaan yang tidak melakukan tindakan perataan laba.
Untuk financial leverage dan net profit margin pada jenis perusahaan agriculture,
forestry and fishing yang melakukan praktik perataan laba memiliki nilai tertinggi
dari sampel yang digunakan, adanya indikasi perataan laba lebih cenderung
dilakukan pada perusahaan yang memilki nilai financial leverage dan net profit
margin yang tinggi. Meskipun nilai struktur kepemilikan publik untuk perusahaan
yang melakukan perataan laba pada jenis perusahaan agriculture, forestry and
fishing mempunyai pengaruh yang signifikan, akan tetapi hal ini tidak mendukung
adanya indikasi bahwa perusahaan yang memiliki struktur kepemilikan publik
yang tinggi cenderung melakukan tindakan perataan laba, hal ini terbukti dari
hasil perhitungan data sekunder yang tertuang di dalam tabel 3.1
Tabel 3.2
Status Perusahaan Animal Feed and Husbandry
Perusahaan Animal Feed and Husbandry
KODE UP LEV NPM SKP STATUS
CPIN 6,7875 0,0487 0,0927 36,13 0
MAIN 5,9727 0,0105 0,0521 30,89 0
MBAI 6,0058 0,3132 0,0744 12,43 1
Sumber : data sekunder yang diolah, 2013
Berdasarkan tabel 3.2 menunjukkan bahwa secara keseluruhan sampel
jenis perusahaan animal feed and husbandry, tidak melakukan perataan laba yang
ditunjukkan dengan nilai hasil perbandingan koefisien varian laba lebih besar dari
pada varian penjualan atau dengan kata lain nilai indeks perataan laba pada jenis
perusahaan animal feed and husbandry masih di atas 1. Akan tetapi ada satu
perusahaan yang melakukan praktik perataan laba, yaitu Multibreeder Adirama
Indonesia Tbk. Hal ini menunjukkan bahwa jenis perusahaan animal feed and
18
husbandry memiliki nilai prosentase sebesar 33,33% dalam hal melakukan
tindakan perataan laba per jenis industri.
Perusahaan Multibreeder Adirama Indonesia Tbk memulai usahanya
secara komersial pada tahun 1985, ruang lingkup kegiatan perusahaan ini meliputi
bidang pertanian, peternakan, perikanan, industri dan perdagangan umum. Selama
5 tahun (tahun 2007-2011), perubahan pendapat setiap tahun cenderung
mengalami penurunan, hanya pada tahun 2009 perubahan pendapatan perusahaan
ini mengalami kenaikan, yaitu sebesar 164855. Akan tetapi untuk perubahan
penjualan dalam perusahaan ini cenderung mengalami kenaikan, hal ini
ditunjukkan dari data yang diperoleh, selama 5 tahun hanya tahun 2010 saja yang
mengalami penurunan penjualan, penurunan penjualan pada tahun itu sebesar
787085. Dari hasil perhitungan data sekunder menunjukkan bahwa nilai indeks
perataan laba untuk perusahaan ini cukup besar, yaitu 21,37878.
Ukuran perusahaan pada jenis perusahaan animal feed and husbandry
yang melakukan praktik perataan laba memilki nilai sebesar 6,0058. Nilai untuk
financial leveragenya untuk perusahaan yang melakukan perataan laba sebesar
0,3132, hasil ini jauh di atas dari nilai financial leverage yang sampel dijadikan
sampel. Nilai net profit marginnya sebesar 0,0744. Untuk struktur kepemilikan
publik pada jenis perusahaan animal feed and husbandry yang melakukan praktik
perataan laba memiliki nilai yang paling rendah diantara perusahaan lain yang
dijadikan sampel penelitian, ada indikasi bahwa perusahaan yang memiliki nilai
financial leverage tinggi lebih cenderung melakukan tindakan perataan laba
kurang tepat.
Tabel 3.3
Status Perusahaan Mining and Mining Services
Perusahaan Mining and Mining Services
KODE UP LEV NPM SKP STATUS
ANTM 7,0765 0,1358 0,2165 35 0
MEDC 7,3236 0,1584 0,1683 36,85 0
PGAS 7,4398 0,4417 0,3683 43,6 1
Sumber : data sekunder yang diolah, 2013
19
Berdasarkan tabel 3.3 menunjukkan bahwa secara keseluruhan sampel
jenis perusahaan mining and mining services, tidak melakukan perataan laba yang
ditunjukkan dengan nilai hasil perbandingan koefisien varians laba dan penjualan
masih di bawah angka 1, hanya Perusahaan Gas Negara yang melakukan perataan
laba. Jenis perusahaan mining and mining services memiliki nilai prosentase
33,33% dalam hal melakukan tindakan perataan laba.
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk pada awalnya bernama Firma L.
J. N. Eindhoven & Co. Gravenhage yang didirikan pada tahun 1859 dan akhirnya
menjadi perusahaan perseroan terbatas yang dimiliki oleh negara (“Persero”) dan
namanya berubah menjadi PT Perusahaan Gas Negara (Persero) berdasarkan
Peraturan Pemerintah No. 37 tahun 1994 dan Akta Pendirian Perusahaan No. 486
tanggal 30 Mei 1996. Selama 5 tahun (tahun 2007-2011) PGAS mengalami
kenaikan pendapatan hanya pada tahun 2009 dan 2010, 3 tahun lainnya
mengalami penurunan . Dalam penjualannya selama 5 tahun, PGAS ini juga
mengalami penurunan penjualan selama 2 periode waktu juga, akan tetapi
penurunannya pada tahun 2009 dan tahun 2011. Pada perhitungan indeks perataan
laba, PGAS memiliki nilai sebesar 1,01948.
Pada jenis perusahaan mining and mining services yang melakukan praktik
perataan laba, memiliki nilai ukuran perusahaan, financial leverage, net profit
margin, struktur kepemilikan publik yang tinggi dibanding perusahaan lain yang
dijadikan sampel akan tetapi masuk dalam kategori pada perusahaan yang tidak
melakukan praktik perataan laba. Adanya indikasi bahwa apabila perusahaan
memiliki nilai ukuran perusahaan, financial leverage, net profit margin, struktur
kepemilikan publik memiliki nilai tinggi cenderung melakukan tindakan perataan
laba dapat dikatakan benar pada jenis peusahaan mining and mining services.
20
Tabel 3.4
Status Perusahaan Constructions
Perusahaan Constructions
KODE UP LEV NPM SKP STATUS
ADHI 6,7181 0,1011 0,0228 44,34 1
PTRO 6,3264 0,2658 0,105 14,29 1
TOTL 6,1714 0,0496 0,0406 31,11 0
Sumber : data sekunder yang diolah, 2013
Berdasarkan tabel 3.4 menunjukkan bahwa secara keseluruhan sampel
jenis perusahaan construction, melakukan perataan laba yang ditunjukkan dengan
nilai hasil perbandingan koefisien varians laba dan penjualan dengan angka 1,
hanya Total Bangun Persada yang tidak melakukan perataan laba. Maka dari itu
perusahaan construction memiliki nilai prosentase yang cukup besar dalam
melakukan tindakan perataan laba, yaitu sebesar 66,66% (dari sampel perusahaan
construction). Dari hasil perhitungan secara keseluruhan, jenis perusahaan
construction mempunyai nilai prosentase tindakan perataan laba yang paling
tinggi dibandingkan jenis perusahaan yang lainnya.
Adhi Karya (Persero) Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
konstruksi, EPC, properti, real state, investasi infrastruktur dan perusahaan ini
berdiri pada 11 maret 1960. Dari tahun 2007-2011 perusahaan ini cenderung
mengalami kenaikan pendapatan, hanya pada tahun 2008 saja mengalami
penurunan pendapatan, yaitu sebesar 30119. Penurunan penjualan juga terjadi,
akan tetapi hanya pada tahun 2010, penurunan penjualan sebesar 2039634. Dalam
perhitungan IPL nya, ADHI mempunyai nilai sebesar 1,28098.
Dalam perhitungan data sekunder, Petrosea Tbk memiliki nilai indeks
perataan laba sebesar 1,14577. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 1972, yang
bergerak dibidang industri batubara, minyak dan gas bumi di Indonesia. Dalam
kurun waktu 5 tahun yang dijadikan tahun penelitian, perusahaan ini mengalami
penurunan pendapatan selama 2 tahun berturut-turut, yaitu pada tahun 2008 dan
21
2009. Pada tahun 2009 perusahaan ini mengalami penurunan penjualan,
penurunan penjualan ini sebesar 638280.
Pada jenis perusahaan construction yang melakukan perataan laba
memiliki nilai ukuran perusahaan dan financial leverage yang tinggi
dibandingkankan pada jenis perusahaan construction yang tidak melakukan
tindakan perataan laba, akan tetapi nilai untuk net profit margin, struktur
kepemilikan publik untuk perusahaan yang melakukan praktik perataan laba
terdapat pada perusahaan yang memiliki nilai net profit margin, struktur
kepemilikan publik tertinggi dan terendah, jadi pada jenis perusahaan construction
yang melakukan perataan laba belum tentu dilakukan pada perusahaan yang
memiliki nilai net profit margin dan struktur kepemilikan publik tinggi, begitu
pula juga sebaliknya.
Tabel 3.5
Status Perusahaan Transpotation Services
Perusahaan Transpotation Services
KODE UP LEV NPM SKP STATUS
WEHA 5,2512 0,0808 0,0292 26,08 0
Sumber : data sekunder yang diolah, 2013
Berdasarkan tabel 3.5 menunjukkan bahwa sampel jenis perusahaan
transportation service, tidak melakukan tindakan perataan laba, yang ditunjukkan
dengan nilai hasil indeks perataan laba di bawah 1. Dengan kata lain jenis
perusahaan transportation service tidak memiliki nilai prosentase dalam hal
melakukan tindakan perataan laba.
Tabel 3.6
Status Perusahaan Telecommunication
Perusahaan Telecommunication
KODE UP LEV NPM SKP STATUS
TLKM 7,9039 0,0741 0,2022 33,9 0
Sumber : data sekunder yang diolah, 2013
22
Berdasarkan tabel 3.6 menunjukkan bahwa sampel jenis perusahaan
telecomunication, tidak melakukan perataan laba yang ditunjukkan dengan nilai
hasil perbandingan koefisien varians laba dan penjualan masih di bawah angka 1.
Atau dengan kata lain, sampel jenis perusahaan telecommunication sama dengan
sampel jenis perusahaan transportation service, dalam sampel yang dijadikan
penelitian kedua jenis perusahaan ini tidak melakukan tindakan praktik perataan
laba.
Tabel 3.7
Status Perusahaan Whole Sale and Retail Trade
Perusahaan Whole Sale and Retail Trade
KODE UP LEV NPM SKP STATUS
AIMS 5,0876 0,0034 0,0041 48,77 0
EPMT 6,4834 0,0124 0,0337 16,92 0
HERO 6,4329 0,0772 0,024 3,09 0
MPPA 7,0046 0,0574 0,1295 40,11 0
MICE 5,5086 0,0151 0,0839 22,95 0
RALS 6,5143 0,0356 0,0756 40,07 1
TGKA 6,2095 0,1054 0,0117 5,38 0
Sumber : data sekunder yang diolah, 2013
Berdasarkan tabel 3.7 menunjukkan bahwa secara keseluruhan sampel
jenis perusahaan whole sale and retail trade tidak melakukan praktik perataan
laba. Hanya terdapat satu perusahaan yang melakukan perataan laba yang
ditunjukkan dengan nilai hasil perbandingan koefisien laba dan penjualan satu
(dummy angka 1) yaitu Ramayana Lestari Sentosa.
Dengan ini menunjukkan bahwa nilai prosentase tindakan perataan laba
pada jenis perusahaan whole sale and retail trade sebesar 14,28%. 1 perusahaan
yang melakukan tindakan perataan laba, mempunyai IPL sebesar 1,20846.
Ramayana Lestari Sentosa Tbk pada tahun 2009 mengalami penurunan
pendapatan, yaitu sebesar 94984. Namun perubahan penjualan selama periode
penelitian selalu konstan, tidak mengalami penurunan. Perusahaan Ramayana
Lestari Sentosa Tbk merupakan salah satu department store terkemuka di
Republik Indonesia yang berdiri sejak tahun 1978
23
Nilai ukuran perusahaan, financial leverage, net profit margin, struktur
kepemilikan publik pada jenis perusahaan whole sale and retail trade memiliki
nilai relatif ditengah diantara perusahaan yang dijadikan sampel penelitian akan
tetapi masuk dalam kategori perusahaan yang tidak melakukan praktik perataan
laba.
Tabel 3.8
Status Perusahaan Banking
Perusahaan Banking
KODE UP LEV NPM SKP STATUS
BBKP 7,621 0,066 0,1109 30,29 0
BNBA 6,381 0,0192 0,1264 9,04 0
BBCA 8,463 0,0266 0,2956 48,63 0
BDMN 8,0456 0,1218 0,1311 30 0
SDRA 6,4525 0,0502 0,1288 31,22 0
BMRI 8,6177 0,059 0,2023 35,9 1
MAYA 6,9103 0,0552 0,0854 11,59 0
MEGA 7,6492 0,0725 0,1529 42,7 0
BBNI 8,3654 0,0413 0,1304 30,18 0
BBNP 6,6668 0,0318 0,0951 9,72 1
BBRI 8,5161 0,0373 0,2266 43,22 0
BVIC 6,907 0,0823 0,1176 34,87 0
Sumber : data sekunder yang diolah, 2013
Berdasarkan tabel 3.8 menunjukkan bahwa sampel jenis perusahaan
banking hanya terdapat dua bank yang melakukan perataan laba yaitu Bank
Mandiri dan Bank Nusantara Parahyangan atau nilai presentase jenis perusahaan
banking yang melakukan tindakan peratan laba dari total sampel jenis perusahaan
banking hanya sebesar 16,66% saja.
Pada jenis perusahaan banking, perusahaan yang melakukan perataan laba
ada 2 perusahaan. Perusahaan yang satu memiliki nilai ukuran perusahaan
tertinggi diantara perusahaan yang dijadikan sampel, akan tetapi satu perusahaan
yang melakukan praktik perataan laba memiliki nilai ukuran perusahaan relatif,
tidak tertinggi maupun rendah. Nilai financial leverage, net profit margin,
24
struktur kepemilikan public untuk jenis perusahaan banking yang melakukan
praktik perataan laba memiliki nilai diantara nilai terendah maupun tertinggi.
Tabel 3.9
Status Perusahaan Credit Agencies Other than Bank
Perusahaan Credit Agencies Other than Bank
KODE UP LEV NPM SKP STATUS
ADMF 6,8538 0,4269 0,3073 5,14 1
CFIN 6,399 0,1126 0,5884 29,43 0
MFIN 6,4046 0,0337 0,1619 24,52 0
SMMA 7,388 0,7267 0,0822 45,32 0
TRUS 5,3914 0,0524 0,3096 28,39 1
Sumber : data sekunder yang diolah, 2013
Berdasarkan tabel 3.9 menunjukkan bahwa secara keseluruhan sampel
jenis perusahaan credit agencies other than bank, terdapat dua perusahaan yang
melakukan perataan laba yang ditunjukkan dengan nilai lebih dari 1 (dummy)
yaitu Adira Dinamika Multi Finance dan Truss Finance Indonesia. Hal ini
menunjukkan bahwa jenis perusahaan credit agencies other than bank memiliki
nilai prosentase sebesar 40% dari sampel jenis industri credit agencies other than
bank
Adanya indikasi apabila sebuah perusahaan memiliki nilai ukuran
perusahaan , financial leverage, net profit margin, struktur kepemilikan publik
yang tinggi akan memiliki dorongan untuk melakukan tindakan kurang tepat,
karena dari hasil olah data sekunder yang tertuang di dalam tabel 3.9 sudah
terbukti, bahwa perusahaan yang memiliki nilai ukuran perusahaan, financial
leverage, net profit margin, struktur kepemilikan publik tertinggi malah tidak
melakukan tindakan perataan laba.
25
Tabel 3.10
Status Perusahaan Securities
Perusahaan Securities
KODE UP LEV NPM SKP STATUS
BCAP 6,0905 0,5182 0,2103 10,5 0
KREN 5,6946 0,5073 0,3522 39,68 1
PEGE 5,441 0,1666 0,5315 44,61 1
RELI 5,7501 0,2449 0,4408 33,89 0
TRIM 6,0107 0,2651 0,1424 11,98 1
Sumber : data sekunder yang diolah, 2013
Berdasarkan tabel 3.10 menunjukkan bahwa secara keseluruhan sampel
jenis perusahaan securities, memiliki nilai prosentase 60% dari jumlah sampel
pada jenis perusahaan securities yang melakukan tindakan perataan laba. Terdapat
tiga perusahaan yang melakukan perataan laba yang ditunjukkan dengan nilai
hasil perbandingan koefisien laba dan penjualan dengan angka 1, yaitu perusahaan
Kresna Graha Sekurindo, Panca Global Securities dan Tri Megah Securite.
Nilai ukuran perusahaan , financial leverage, net profit margin, struktur
kepemilikan publik untuk perusahaan yang bergerak di bidang securities memiliki
nilai yang bermacam-macam, ada nilai terendah ada pula nilai yang tinggi. Hal ini
diperkira karena keadaan setiap perusahaan yang bergerak dibidang securities
berbeda-beda.
26
Tabel 3.11
Status Perusahaan Insurance
Perusahaan Insurance
KODE UP LEV NPM SKP STATUS
ASDM 5,446 0,213 0,1007 20,66 0
AHAP 5,0017 0,2554 0,0771 24,81 0
AMAG 5,7803 0,1572 0,2088 33,47 1
ASRM 5,6 0,3978 0,092 15,85 0
LPGI 5,8783 0,1176 0,1237 36,82 0
MREI 5,5595 0,4045 0,1276 16,8 1
PNIN 6,9474 0,2347 0,2453 25,07 1
Sumber : data sekunder yang diolah, 2013
Berdasarkan tabel 3.11 menunjukkan bahwa secara keseluruhan sampel
jenis perusahaan insurance, ada 3 perusahaan yang melakukan perataan laba yang
ditunjukkan dengan nilai hasil perbandingan koefisien laba dan penjualan dengan
angka 1, yaitu Asuransi Multi Artha Guna, Maskapai Reasuransi Indonesia dan
Panin Insurance. Dengan kata lain jenis perusahaan insurance memiliki nilai
prosentase sebesar 42,85% secara keseleruhan dari sampel jenis industri
insurance.
Nilai ukuran perusahaan pada perusahaan insurance yang melakukan
perataan laba memiliki nilai relatif yang cukup tinggi dari sampel perusahaan
yang tidak melakukan perataan laba, hal ini terlihat dari hasil olah data sekunder
yang tertuang di dalam tabel 3.11. Untuk nilai financial leverage pada perusahaan
yang melakukan perataan laba, memiliki nilai yang tinggi diantara sampel yang
dijadikan penelitian pada jenis perusahaan insurance, begitu juga untuk nilai net
profit marginnya juga. Nilai tertinggi struktur kepemilikan publik terdapat pada
perusahaan yang tidak melakukan tindakan perataan laba.
27
Tabel 3.12
Status Perusahaan Real Estate and Property
Perusahaan Real Estate and Property
KODE UP LEV NPM SKP STATUS
ELTY 7,0821 0,057 0,1477 62,49 0
CTRS 6,3975 0,0208 0,1639 43,63 0
DART 6,4818 0,0575 0,187 14,22 1
DUTI 6,6696 0,0302 0,1668 13,9 1
GMTD 5,5359 0,6181 0,2159 25,85 1
JRPT 6,4497 0,0647 0,3028 18,27 1
LAMI 5,7897 0,0709 0,172 7,11 0
LPCK 6,2013 0,2303 0,1811 51,05 0
LPKR 7,139 0,0725 0,1556 68,48 0
PJAA 6,1728 0,1412 0,1637 9,99 0
PUDP 5,4341 0,1216 0,1521 12,72 1
SMRA 6,7051 0,0703 0,063 61,56 0
Sumber : data sekunder yang diolah, 2013
Berdasarkan tabel 3.12 menunjukkan bahwa dari keseluruhan sampel jenis
perusahaan real estate dan property, terdapat 6 perusahaan yang melakukan
perataan laba yaitu Duta Anggada Realty, Duta Pertiwi, Gowa Makassar Tourism
Development, Jaya Real Property, Pudjiadi Prestige dan Summerecon Agung atau
dengan kata lain memiliki nilai prosentase sebesar 50%.
Duta Pertiwi Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dibidang property.
Perusahaan ini, tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 1995. Dalam
penelitian ini, DUTI memiliki nilai indeks perataan laba yang paling tinggi, yaitu
sebesar 30,7752. Selama kurun waktu dalam penelitian, DUTI memiliki nilai
perubahan pendapatan menurun pada 2 tahun awal, yaitu tahun 2007 dan 2008
dan perubahan penurunan penjualan pada tahun 2008 dan 2009.
Gowa Makassar Tourism Development Tbk merupakan perusahaan yang
bergerak dibidang properti. Meskipun pendapatan pada 5 tahun (tahun 2007-2011)
tergolong kecil, akan tetapi perubahan pendapatan selalu konstan naik, begitu pula
pada penjualan juga tetap konstan. Hasil dari olah data sekunder, GMTD memiliki
nilai perata laba sebesar 1,17744.
28
PT Jaya Real Property, Tbk. merupakan salah satu pengembang properti
hunian dan komersial terkemuka di Indonesia yang berdiri sejak tahun 1979.
Perusahaan ini memiliki nilai perubahan pendapatan dan penjualan yang stabil.
Perubahan dalam tahun ketahun tidak pernah mengalami penurunan. Perusahaan
ini memiliki nilai perataan laba sebesar 1,06168.
Pudjiadi Prestige Tbk berdiri sejak tahun 1983, perusahaan ini bergerak di
kancah bisnis property dan real estat nasional. Perusahaan ini memiliki IPL
sebesar 1,67102. Pada tahun 2007, perusahaan ini mengalami penurunan
pendapatan sebesar 2849, dan pada tahun itu juga perusahaan ini mengalami
penurunan penjualan sebesar 16686.
Adanya indikasi perusahaan yang memiliki nilai ukuran perusahaan tinggi
lebih cenderung melakukan tindakan perataan kurang tepat, karena dalam tabel
3.13 tertuang, nilai ukuran perusahaan tertinggi terdapat pada perusahaan yang
tidak melakukan perataan laba, begitu juga untuk nilai financial leverage, struktur
kepemilikan publik yang tertinggi juga terdapat pada perusahaan yang tidak
melakukan tindakan perataan laba. Akan tetapi untuk nilai net profit margin yang
tertinggi terdapat pada perusahaan yang melakukan tindakan perataan laba.
Tabel 3.13
Status Perusahaan Hotel and Travel Services
Perusahaan Hotel and Travel Services
KODE UP LEV NPM SKP STATUS
BAYU 5,3312 0,0185 0,0065 27,82 0
SHID 5,795 0,2689 0,1009 5,51 0
PANR 5,7485 0,1621 0,006 12,35 0
SONA 5,7584 0,0785 0,0173 8,54 0
Sumber : data sekunder yang diolah, 2013
Berdasarkan tabel 3.13 menunjukkan bahwa secara keseluruhan sampel
jenis perusahaan hotel and travel service, tidak melakukan perataan laba yang
ditunjukkan dengan nilai hasil perbandingan koefisien laba dan penjualan masih
di bawah angka 1. Hal ini menunjukkan bahwa nilai prosentase pada jenis
29
perusahaan hotel and travel service sebesar 0% pada sampel perusahaan yang
melakukan tindakan perataan laba.
Pada jenis perusahaan hotel and travel service, besar kecilnya nilai ukuran
perusahaan , financial leverage, net profit margin, struktur kepemilikan publik
tidak mempengaruhi praktik perataan laba, hal ini terbukti dari hasil olah data
sekunder yang tertuang di dalam tabel 1.13
Tabel 3.14
Status Perusahaan Holding and Other Invesment Companies
Perusahaan Holding and Other Invesment Companies
KODE UP LEV NPM SKP STATUS
ALKA 5,2365 0,1555 0,0063 5,08 0
Sumber : data sekunder yang diolah, 2013
Berdasarkan tabel 3.14 menunjukkan bahwa secara keseluruhan sampel
jenis perusahaan holding and other investment companies, tidak melakukan
perataan laba yang ditunjukkan dengan nilai hasil perbandingan koefisien laba dan
penjualan masih di bawah angka 1. Jenis perusahaan holding and other investment
companies juga memiliki prosentase 0% terhadap praktik perataan laba pada
sampel jenis perusahaan holding and other investment companies.
Tabel 3.15
Status Perusahaan Others
Perusahaan Others
KODE UP LEV NPM SKP STATUS
JTPE 5,2649 0,0508 0,1295 25,92 0
MNCN 6,8925 0,1339 0,1347 23,92 0
RUIS 5,0829 0,0591 0,0189 17,66 0
SCMA 6,3895 0,1964 0,2322 16,21 1
Sumber : data sekunder yang diolah, 2013
30
Berdasarkan tabel 3.15 menunjukkan bahwa secara keseluruhan sampel
jenis perusahaan other, tidak melakukan perataan laba yang ditunjukkan dengan
nilai hasil perbandingan koefisien laba dan penjualan masih di bawah angka 1.
hanya satu perusahaan yang melakukan perataan laba yaitu Surya Citra Media
Tbk.
PT Surya Citra Media Tbk, atau selanjutnya disebut „Perseroan‟,
didirikan pada tahun 2000 dengan fokus bidang usaha meliputi jasa multimedia,
hiburan dan komunikasi, terutama di bidang pertelevisian. Pada tahun yang
dijadikan penelitian perubahan pendapatan selalu konstan, tidak ada perubahan
pendapatan yang negatif.
Nilai untuk ukuran perusahaan dan struktur kepemilikan publik tertinggi
terdapat pada perusahaan yang dikategorikan pada perusahaan yang tidak
melakukan tindakan perataan laba, maka dari itu adanya indikasi bahwa ukuran
perusahaan tinggi akan mempengaruhi praktik perataan laba kurang tepat begitu
juga untuk nilai struktur kepemilikan publik. Akan tetapi nilai untuk financial
leverage dan net profit margin tertinggi terdapat pada perusahaan yang melakukan
tindakan perataan laba, adanya indikasi bahwa nilai financial leverage dan net
profit margin tinggi akan mempengaruhi praktik perataan laba benar.
Tabel 4
Perincian Perataan Laba
Variabel Penelitia Jumlah %
Status Perusahaan :
Perusahaan yang melakukan tindakan perataan laba (1) 22 30%
Perusahaan yang tidak melakukan tindakan perataan laba (0) 51 70%
Total 73 100%
Sumber : data sekunder yang diolah, 2013
Dari tabel 4 yang telah diolah terdapat ada 22 perusahaan yang melakukan
tindakan pemerataan laba, dan sisanya sebanyak 51 perusahaan yang tidak
31
melakukan perataan laba. Atau secara presentase menunjukkan 30% perusahaan
melakukan tindakan perataa laba dan sisanya 70% dari total responden, tidak
melakukan tindakan perataan laba.
P E N U T U P
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa dari 73 responden dari perusahaan non manufaktur terdapat 22 perusahaan
yang melakukan tindakan perataan laba, dan 51 perusahaan yang dijadikan
responden tidak melakukan tindakan perataan laba. Dari analisis per jenis industri
dapat diketahui bahwa prosentase yang paling tinggi melakukan tindakan perataan
laba terdapat pada perusahaa constructions, nilai prosentasenya sebesar 66,66% (2
perusahaan melakukan tindakan perataan laba dari 3 responden yang dijadikan
sampel). Meskipun prosentase terbesar terdapat pada perusahaan constructions,
akan tetapi nilai indeks perataan laba tertinggi terdapat pada perusahaan real
estate and property,yaitu sebesar 30,7752. Hal ini jelas terlihat nyata bahwa DUTI
memiliki nilai penjualan yang cukup besar, akan tetapi meskipun nilai penjualan
dikategorikan besar, nilai pendapatan pada DUTI terlihat jelas berbeda jauh ke
bawah.
Adanya indikasi besar kecilnya nilai ukuran perusahaan , financial
leverage, net profit margin dan struktur kepemilikan publik yang mempengaruhi
praktik perataan laba tergantung pada jenis perusahaan, karena di dalam setiap
perusahaan berada pada kondisi yang berbeda-beda.
Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan, maka untuk implikasi
terapan dalam menilai kinerja perusahaan bagi para investor sebaiknya agar lebih
melihat lagi secara detail pada perusahaan constructions, akan tetapi pada
perusahaan real estate and property dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
untuk berinvestasi.
32
Keterbatasan
Adapun keterbatasan dari penelitian ini adalah hanya menganalisis tentang
perataan laba perjenis industri, tidak meneliti secara detail lagi tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi tindakan perataan laba itu sendiri.
Saran
Saran untuk penelitian selanjutnya adalah dapat melakukan penelitian
yang khusus ditujukan untuk mengembangkan model pengukuran perataan laba
yang lebih akurat, misalkan per industri tertentu misalnya hanya farmasi atau
perbankan.
33
DAFTAR PUSTAKA
Ashari, N., Koh H. C., Tan S.L., dan Wong W.H. 1994. Factors Affecting Income
Smoothing among Listed Companies in Singapore, Journal of Accounting
and Business Research, Autumn, 291-304.
Assih, P. dan M. Gundono, “Hubungan Tindakan Perataan laba dengan Reaksi
Pasar atas Pengumuman Informasi Laba Perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta”, Simposium Nasional Akuntansi III IAI-Kapd
Universitas Brawijaya, 24-25 September 1999.
Barnea, A., J. Ronen dan S. Sada, “The Implementation of Accounting Objectives
An Application to Extraordinary Items”, The Accounting Review, January
1975.
Belkaoui, A., R., Accounting Teory, 3th Edition,1993.
Budiasih, I.G.A.N. (2006). “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan
Laba.” Jurnal Akuntansi . Universitas Undayana. Diunduh dari
htpp://ejournal.unud.ac.id/abstrak/ok%20budiasih.pdf, tanggal 20 Maret
2012.
Budileksmana, Antariksa dan Eka Andriani. 2005. “Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Praktik Perataan Laba pada Perusahaan- Perusahaan di
Bursa Efek Indonesia. “Jurnal Akuntansi dan Investasi, Vol. 6 (2) hal.
205-223.
Dewi, Sofia Prima dan Carina. (2008). “ Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Perataan Laba pada Perusahaan Manufaktur dan Lembaga Keuangan
Lainnya yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta.”Jurnal Akuntansi/Tahun
XII, No. 02, Mei 2008 : 117-131.
Foster, “Financial Statement Analysis” Englewood, New Jersey, Prentice Hall
International, 1986.
Fudenberg, Drew dan Jean. T. (1995). “A Theory of Income and Devidend
Smoothing Based on Incumbency Rates. ”Journal of Political Economy.
February:75-93.
Ghozali, Imam. (2006). Analisis Multivariate Lanjutan dengan Program SPSS.
Edisi pertama. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Hepworth, S. R.,1953, Smoothing Periodic Income, The Accounting Review,
January.
Herni dan Yulius Kurnia Susanto. (2008). “ Pengaruh Struktur Kepemilikan
Publik, Praktik Pengelolaan Perusahaan, Jenis Industri, Ukuran
34
Perusahaan, Profitabilitas, dan Risiko Keuangan Terhadap Tindakan
Perataan Laba.” Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia.Vol 23. No 3. 2008.
Hal 302-314.
Juniarti dan Corolina. (2005). ” Analisa Faktor-faktor yang Berpengaruh
Terhadap Perataan Laba (income smoothing) pada Perusahaan-perusahaan
Go Public. Jurnal Akuntansi dan keuangan. Vol. 7(2). November.Hal 148-
162.
Kieso Donald E., Jerry J. Weygant., Terry D. Warfield. (2008). Akuntansi
Intermediate.Edisi keduabelas. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Mila, Efrianus. L dan supatmi. (2012). “ Analisis Perataan Laba dan Faktor-
Faktor yang Mempengaruhinya. “Prosiding Seminar Nasional dan Call for
Papers”. Hal. 3-17.
Moses, O., D., “Income Smoothing and Incentives : Empirical Test Using
Accounting Changes”, The Acounting Review, April, 1997,358-377.
Nasser,E. M dan Herlina. 2003. “Pengaruh Size, Profitabiltas, dan Laverage
terhadap Perataan Laba pada Perushaan Go Public.”Jurnal Ekonomi, Vol.2
(3) hal.291-303.
Rivard, Ricard J., Eugene B dan Gay B.H. Morris 2003. Income Smoothing
Behaviour of V.S Banks Under Revised International.
Ronen,J. dan Simeha, S. 1975. “Classificatory Smoothing : Alternative Income
Models.”Journal of Accounting Research. Spring : 113-377.
Scott, William R. (1997). Financial Accounting Theory, New Jersey: Prentice-
Hall.
Suwito, Edy dan Arleen Herawaty. (2005). “Analisis Pengaruh Karakteristik
Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba yang Dilakukan oleh
Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta.” Seminar Nasional
Akuntansi VIII, 15-16 September 2005.
Syahriana, Nani. (2006). “Analisis Perataan Laba dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta (2000-
2004)” Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia,
Yogyakarta. Diunduh dari
http://ayubbayu.files.wordpress.com/2011/02/akm3.pdf, tanggal 20 Maret
2012.
Utomo, Semcesen dan Baldric Siregar. 2008. “Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, dan Kontrol Kepemilikan Terhadap Perataan Laba pada
Perusahaan Manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia. “Jurnal
Akuntansi Manajemen. Vol. 19 hal. 113-114.
35
Yulianto, Agus. (2007). “Analisis Perataan Laba dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhi dan Kaitannya dengan Kinerja Saham Perusahaan Publik
Indonesia” Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.
Diunduh dari http://ayubbayu.files.wordpress.com/2011/02/akm3.pdf,
tanggal 20 Maret 2012.
Yusuf, Muhammad dan Soraya. (2004). “Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Praktik Perataan Laba pada Perusahaan Asing dan Non Asing di
Indonesia.” Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia, Vol 8, Juni 2004.
Zuhroh, D. 1996. Faktor-Faktor yang Berpengruh pada Tindakan Perataan Laba
pada Perusahaan Go Public di Indonesia. Thesis S2, Progam Pasca
Sarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
36
LAMPIRAN 1
Data Penelitian
Laba
Kode 2006 2007 2008 2009 2010 2011
AALI 787318 1973428 2631019 1660649 2103652 2498565
UNSP 172897 206575 173568 252783 793300 667631
BISI 60737 150192 398401 75780 150300 148135
LSIP 303105 564034 927555 707487 1033329 1701513
SGRO 112671 215083 439516 281766 457319 549523
CPIN 157057 185448 253977 1612710 2219861 2362497
MAIN 47411 28151 4210 75970 179966 204966
MBAI 106022 89600 31836 196691 62130 11796
ANTM 1552777 5118988 1368139 604307 1683490 1924739
MEDC 344297 61643 3068235 1807814 815418 790019
PGAS 1892705 1572565 633860 6229043 6239361 6163463
ADHI 95581 111601 81482 165530 181525 182727
PTRO 58103 66847 19436 14946 379906 477358
TOTL 102264 53613 17383 52030 80629 123515
WEHA 726 4112 4691 5026 272 4471
TLKM 11005577 12857018 10619470 11398826 15904000 15481000
AIMS 131 950 1337 655 459 567
EPMT 209164 231650 267011 328945 257415 352019
HERO 64163 68999 96705 171808 221908 273586
MPPA 160496 180191 10497 300035 5800640 120299
MICE 38270 30012 23941 30345 28154 36375
RALS 312552 366809 429747 334763 354752 373841
TGKA 26455 47191 110722 49593 108658 108495
BBKP 315216 375126 368780 362191 492599 738168
BNBA 26763 20802 27621 28214 28113 42625
BBCA 4242809 4489252 5776139 6807242 8479273 13380936
BDMN 1325332 2116915 1530022 1532533 3384200 3373192
SDRA 13092 31604 37658 35645 53735 99424
BMRI 2422472 4347491 5312821 7155464 9474023 12479456
MAYA 38185 40744 40965 41099 84831 180196
MEGA 151698 520719 501681 537460 951800 1010257
BBNI 4257572 901744 1225905 2483995 4673461 5991144
BBNP 30373 31849 28365 29399 51085 68146
BBRI 4257572 4838001 5958368 7308292 11558751 15296501
BVIC 30051 49554 35262 46240 106802 219914
ADMF 463939 559710 1020233 1212400 1467906 1580750
37
CFIN 50200 74714 112874 184723 245044 535515
MFIN 50550 78372 105308 108105 132663 180261
SMMA 175574 533354 262342 700098 1410174 1893065
TRUS 8001 10226 12202 16272 18550 21251
BCAP 35229 106222 16112 6896 90428 51493
KREN 10140 16391 4253 12442 27495 89355
PEGE 8276 11006 6657 16172 18224 20119
RELI 30294 18905 10520 46061 19196 49849
TRIM 71695 95719 31283 21187 10931 5139
ASDM 3101 3038 5022 7696 14150 21805
AHAP 2157 1309 2565 7277 9413 14431
AMAG 17178 19289 29829 49193 59363 95466
ASRM 15464 15503 17579 22049 24383 37347
LPGI 1979 15399 12094 23127 54059 42014
MREI 9562 12587 21151 31736 46003 62006
PNIN 303396 355348 314815 400168 891159 1065243
ELTY 67609 134185 272100 132256 374390 14635
CTRS 169115 171506 144327 74200 169196 168559
DART 121878 100103 100851 30186 70777 61077
DUTI 72943 58938 40088 211986 267041 348591
GMTD 7377 7857 8023 13485 27572 49085
JRPT 84120 110128 147818 191705 264923 346699
LAMI 967 2955 9295 12602 28686 54818
LPCK 3270 11061 14173 25861 65307 257681
LPKR 324836 353027 370872 388053 568603 579917
PJAA 126213 140867 132233 137389 141758 161939
PUDP 288 6812 3963 6502 10131 21021
SMRA 168099 159839 94141 2475 83214 136512
BAYU 1796 4641 6084 412 8053 19458
SHID 17187 5445 15616 9166 17790 10001
PANR 2463 7094 5061 5739 8797 22423
SONA 7785 15821 22175 26676 64564 72627
ALKA 8317 7285 4524 7318 3506 10125
JTPE 1924 3640 8026 25388 75538 79699
MNCN 289590 427460 166955 385617 696011 1153383
RUIS 27676 35960 30073 18618 12236 4009
SCMA 72310 127001 207961 285453 530127 912588
38
Perubahan Laba
2007 2008 2009 2010 2011 Mean ΔI SD ΔI CV ΔI
1186110 657591 -970370 443003 394913 342249 798034 2,33173
33678 -33007 79215 540517 -125669 98946,8 258601 2,61353
89455 248209 -322621 74520 -2165 17479,6 210787 12,059
260929 363521 -220068 325842 668184 279682 320232 1,14499
102412 224433 -157750 175553 92204 87370,4 147391 1,68696
28391 68529 1358733 607151 142636 441088 562992 1,27637
-19260 -23941 71760 103996 25000 31511 56055,9 1,77893
-16422 -57764 164855 -134561 -50334 -18845 111409 -5,9118
3566211 -3750849 -763832 1079183 241249 74392,4 2672327 35,922
-282654 3006592 -1260421 -992396 -25399 89144,4 1706891 19,1475
-320140 -938705 5595183 10318 -75898 854152 2676178 3,13314
16020 -30119 84048 15995 1202 17429,2 41732,1 2,39438
8744 -47411 -4490 364960 97452 83851 165742 1,97663
-48651 -36230 34647 28599 42886 4250,2 43147,2 10,1518
3386 579 335 -4754 4199 749 3512,11 4,68906
1851441 -2237548 779356 4505174 -423000 895085 2525445 2,82146
819 387 -682 -196 108 87,2 569,586 6,53195
22486 35361 61934 -71530 94604 28571 62403,5 2,18416
4836 27706 75103 50100 51678 41884,6 26648,2 0,63623
19695 -169694 289538 5500605 -5680341 -8039,4 3957134 -492,22
-8258 -6071 6404 -2191 8221 -379 7377,84 -19,467
54257 62938 -94984 19989 19089 12257,8 63126,2 5,14988
20736 63531 -61129 59065 -163 16408 50856,4 3,09949
59910 -6346 -6589 130408 245569 84590,4 106308 1,25674
-5961 6819 593 -101 14512 3172,4 7788,96 2,45523
246443 1286887 1031103 1672031 4901663 1827625 1795891 0,98264
791583 -586893 2511 1851667 -11008 409572 943544 2,30373
18512 6054 -2013 18090 45689 17266,4 18079,6 1,0471
1925019 965330 1842643 2318559 3005433 2011397 743749 0,36977
2559 221 134 43732 95365 28402,2 41773,7 1,47079
369021 -19038 35779 414340 58457 171712 203402 1,18455
-3355828 324161 1258090 2189466 1317683 346714 2172467 6,26587
1476 -3484 1034 21686 17061 7554,6 11083,6 1,46714
580429 1120367 1349924 4250459 3737750 2207786 1664332 0,75385
19503 -14292 10978 60562 113112 37972,6 49894 1,31395
95771 460523 192167 255506 112844 223362 147263 0,6593
24514 38160 71849 60321 290471 97063 109687 1,13006
39
27822 26936 2797 24558 47598 25942,2 15899 0,61286
357780 -271012 437756 710076 482891 343498 367601 1,07017
2225 1976 4070 2278 2701 2650 835,507 0,31529
70993 -90110 -9216 83532 -38935 3252,8 73629,8 22,6358
6251 -12138 8189 15053 61860 15843 27621,2 1,74343
2730 -4349 9515 2052 1895 2368,6 4915,6 2,07532
-11389 -8385 35541 -26865 30653 3911 27604,5 7,05817
24024 -64436 -10096 -10256 -5792 -13311 31952,6 -2,4004
-63 1984 2674 6454 7655 3740,8 3216,2 0,85976
-848 1256 4712 2136 5018 2454,8 2455,21 1,00017
2111 10540 19364 10170 36103 15657,6 12957,3 0,82754
39 2076 4470 2334 12964 4376,6 5050,54 1,15399
13420 -3305 11033 30932 -12045 8007 16538,3 2,06548
3025 8564 10585 14267 16003 10488,8 5101,56 0,48638
51952 -40533 85353 490991 174084 152369 204281 1,34069
66576 137915 -139844 242134 -359755 -10595 240052 -22,658
2391 -27179 -70127 94996 -637 -111,2 60594,5 -544,91
-21775 748 -70665 40591 -9700 -12160 40220,1 -3,3075
-14005 -18850 171898 55055 81550 55129,6 78398,8 1,42208
480 166 5462 14087 21513 8341,6 9265,97 1,11081
26008 37690 43887 73218 81776 52515,8 23883,4 0,45478
1988 6340 3307 16084 26132 10770,2 10206,3 0,94764
7791 3112 11688 39446 192374 50882,2 80352 1,57918
28191 17845 17181 180550 11314 51016,2 72666 1,42437
14654 -8634 5156 4369 20181 7145,2 11033,6 1,5442
6524 -2849 2539 3629 10890 4146,6 5072,38 1,22326
-8260 -65698 -91666 80739 53298 -6317,4 74072,6 -11,725
2845 1443 -5672 7641 11405 3532,4 6488,79 1,83693
-11742 10171 -6450 8624 -7789 -1437,2 10095,1 -7,0241
4631 -2033 678 3058 13626 3992 5945,12 1,48926
8036 6354 4501 37888 8063 12968,4 14007,4 1,08012
-1032 -2761 2794 -3812 6619 361,6 4306,49 11,9095
1716 4386 17362 50150 4161 15555 20286,5 1,30418
137870 -260505 218662 310394 457372 172759 269717 1,56124
8284 -5887 -11455 -6382 -8227 -4733,4 7597,48 -1,6051
54691 80960 77492 244674 382461 168056 141844 0,84403
40
Penjualan
2006 2007 2008 2009 2010 2011
3757987 5960954 8161217 7424283 8843721 10772582
1180622 1940018 2931419 2325282 2939628 4367081
573676 889588 1627821 782125 894865 998656
2148413 2929993 3846154 3199687 3592658 4686457
977295 1598931 2288143 1815557 2311749 3142379
6661836 8679504 13212988 14569267 17077822 17957972
893494 1188635 1729647 1868616 2036519 2634461
786082 962741 1355378 1483197 696112 768101
5629401 12008202 9591981 8711370 8744300 10346433
7147497 10153648 14085289 6277333 8360312 0
2296829 2649254 12793849 1802429 19765716 19567407
4328860 4973867 6639942 7714614 5674980 6695112
954159 1186436 2253444 1615164 1680858 2391857
1119818 1321607 1893461 1730573 1541101 1569453
41713 56089 78007 194016 135548 171766
51294008 59440011 60689784 67677518 68629000 71253000
174227 92336 174643 223495 231255 234797
5522289 6367357 7392484 8550127 9713883 10610085
4808530 5147229 5863988 6653396 7667325 8952052
8487654 9768075 11977370 10280457 8544778 8908611
221130 234821 307870 340463 423343 465314
4478223 4892649 5526247 4310395 4775168 5086158
2869366 3576415 4353190 4788473 5561514 6472677
3238909 3479476 3683921 4125348 4412342 5359357
193318 189584 218492 230224 249724 277059
19376468 19173564 23179233 27279495 28020102 34041538
12956830 14127443 17186965 18863215 18769604 22088338
162360 220260 310956 374553 479401 617033
28994128 27317253 31989244 38083327 42917379 51313343
494264 508775 640190 933800 1071350 1383012
3155307 3588965 3995682 4415708 4826027 6204077
17904835 19007436 20177028 23742151 25898450 28293271
367063 352021 336962 407732 456790 642477
22579587 25062332 30631869 38603725 50159695 53940323
304674 395740 540869 800074 1070124 1082903
1973391 2483609 3378703 3941162 3897185 5303513
154000 218198 323342 329385 402624 700357
41
255701 393188 644137 672495 853891 1170319
2581351 6354097 8021136 11097846 14020305 18952300
40030 38420 47336 47920 51535 68322
117938 248979 213920 193838 290881 341333
28054 68192 62703 69013 122736 102999
19876 32094 22619 14869 31311 34905
45971 47248 44995 93661 69435 72537
217673 342280 288878 188511 171653 162009
81108 84129 93364 99592 110616 125432
33390 43650 55853 83519 120425 150183
174474 203304 235928 251934 220640 300339
190655 225008 236540 249196 255763 302389
133514 176365 174671 184111 294359 355829
96009 116126 169625 254383 330076 488786
1802851 2332824 1364377 2278284 2712821 3645784
393232 782106 1053840 1059004 1367556 2017319
1185718 1347518 1303221 391452 593300 804769
442062 481705 371713 319355 348907 418647
1101410 1274546 1062379 1022555 1077355 1117683
58520 60051 60084 63013 118479 189241
408218 527359 648573 662063 773529 893170
43566 93204 112947 134899 128971 159633
120763 158771 276558 323159 404660 902455
1905330 2091354 2553307 2565101 3125313 4189580
664969 763086 854372 898322 912926 932950
43710 65850 49164 56326 58064 88907
965250 1027230 1267036 1197693 1700832 2359331
848519 958610 1188807 1140656 1205856 1385288
89943 98701 88336 100120 123982 163540
889918 1190629 1647142 1524934 1683088 2008340
282901 412904 550413 524565 565995 774454
1699338 1410253 1287962 760609 845070 873024
96941 100270 159461 270958 445986 507422
2096113 2908709 3921940 3923845 4855907 5390474
801091 890978 1178573 1037582 1048159 1164018
1201602 1308586 1723946 1614415 1927997 2306735
42
Perubahan Penjualan
2007 2008 2009 2010 2011 Mean SD ΔS CV ΔS
2202967 2200263 -736934 1419438 1928861 1402919 1238113 0,882526
759396 991401 -606137 614346 1427453 637291,8 760147,9 1,192778
315912 738233 -845696 112740 103791 84996 580377,3 6,82829
781580 916161 -646467 392971 1093799 507608,8 694735 1,368643
621636 689212 -472586 496192 830630 433016,8 520436,6 1,201885
2017668 4533484 1356279 2508555 880150 2259227 1415091 0,626361
295141 541012 138969 167903 597942 348193,4 211333,5 0,606943
176659 392637 127819 -787085 71989 -3596,2 454513,6 -126,387
6378801 -241622