110
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN KONVENSIONAL Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Disusun Oleh : ASEP SURYO NUGROHO NIM. F1107036 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user i

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

SYARIAH DENGAN PERBANKAN KONVENSIONAL

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Syarat-Syarat

Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun Oleh :

ASEP SURYO NUGROHO

NIM. F1107036

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

2011

Page 3: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

Page 4: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

MOTTO

Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua.

(Aristoteles)

Apabila anda berbuat kebaikan kepada orang lain, maka anda telah

berbuat baik terhadap diri sendiri. ( Benyamin Franklin )

Kerjakan sesuatu dengan ikhlas dan mohon petunjuk Tuhan Yang

Maha Esa. ( Penulis )

Page 5: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan untuk :

· Tuhan Yesus Kristus, berkat Mu senantiasa mengurapi kehidupanku.

· Bapak yang sedang sakit semoga lekas sembuh, Mama tetap sabar dan

kuat merawat Bapak, Mbah dan keluargamu.

· Kakakku tercinta, terima kasih semangat dan doanya.

· Semua teman – teman, terima kasih untuk semua yang pernah kita lakukan

bersama.

· Almamaterku.

Page 6: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul ”ANALISIS

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DENGAN

PERBANKAN KONVENSIONAL “. Adapun skripsi ini disusun untuk memenuhi

persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Pembangunan Universitas

Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari skripsi ini tidak mungkin selesai tanpa

adanya dorongan, bimbingan, petunjuk, serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya atas segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis baik secara

langsung maupun tidak langsung dalam rangka penyelesaian skripsi ini, terutama

kepada:

1. Ibu Dra. Izza Marfuhah, M.Si., selaku dosen pembimbing yang dengan begitu

luar biasa membimbing , penulis sangat bersyukur dan mengahturkan hormat

yang setinggi-tingginya atas segala yang beliau berikan.

2. Bapak Dr. Bambang Sutopo, M.Com., Akt., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang secara langsung maupun tidak

langsung telah banyak membantu penulis selama menuntut ilmu di Fakultas

Ekonomi UNS

Page 7: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

3. Bapak Drs. Kresno Sarosa Pribadi, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ekonomi

Pembangunan di Fakultas Ekonomi UNS.

4. Ibu Dwi Prasetyani SE, M.Si, selaku pembimbing akademik yang telah

banyak memberikan arahan dan bimbingan.

5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Surakarta beserta seluruh staff dan karyawan yang telah memberikan

bimbingan, arahan, dan pelayanan kepada penulis.

6. Teman – teman seperjuangan EP NONREG 2007, canda tawa saat bersama

kalian tak pernah kulupakan.

7. Teman – teman HMJ Ekonomi Pembangunan tetep kompak, semangat dan

lanjutkan terus ALCOFE.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu baik secara langsung

maupun tidak atas bantuannya.

Demikian skripsi ini penulis susun dan tentunya masih banyak kekurangan

yang perlu dibenahi. Semoga karya ini dapat bermafaat bagi seluruh pihak yang

membaca dan terkait dengan skripsi ini.

Surakarta, 21 Maret 2011

Penulis

Page 8: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………. i

HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………………….. ii

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………….. iii

HALAMAN MOTTO………………………………………………………………… iv

HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………………… v

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………. vi

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………. viii

DAFTAR TABEL……………………………………………………………………. x

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………… x

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………….... ix

ABSTRAKSI………………………………………………………………………… xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………… 1

B. Perumusan Masalah……………………………………………………….. 16

C. Tujuan Penelitian………………………………………………………….. 16

D. Manfaat Penelitian………………………………………………………… 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Bank……………………………………………………………. 18

B. Bank Konvensional………………………………………………………… 21

C. Bank Syariah……………………………………………………………….. 24

D. Prinsip Dasar Perbankan Syariah…………………………………………... 26

E. Produk Perbankan Syariah…………………………………………………. 33

F. Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional……………………... 44

G. Rasio Keuangan……………………………………………………………. 48

Page 9: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

H. Penelitian Terdahulu……………………………………………………….. 60

I. Kerangka Pemikiran……………………………………………………….. 64

J. Hipotesis…………………………………………………………………… 65

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian…………………………………………………… 66

B. Sumber Data …………………………………...……………………………. 67

C. Populasi dan Sampel…………………… …………………………………… 68

D. Metode Analisis……………………………………………………………… 69

E. Definisi Operasional Variabel……………………………………………….. 73

F. Teknik Analisis………………………………………………………………. 76

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian…………………………………………………… 79

B. Analisis Data dan Pembahasan………………………………………………. 80

BAB V KESIMPUlAN DAN SARAN

A. Kesimpulan………………………………………………………………….. 94

B. Saran…………………………………………………………………………. 96

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 98

LAMPIRAN

Lampiran 1………………………………………………………………………….... 100

Lampiran 2…………………………………………………………………………… 104

Lampiran 3…………………………………………………………………………… 105

Page 10: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

DAFTAR TABEL Halaman

Tabel 1.1 Rangkaian Paket Deregulasi Perbankan Sejak Tahun 1983 – 1993……. 4

Tabel 1.2 Peraturan Bank Indonesia yang dijadikan Acuan/Pedoman

Operasional Bank Syariah……………………………………………….. 10

Tabel 1.3 Jaringan Kantor Perbankan Syariah (Syariah Bank Office Network)…... 13

Tabel 2.1 Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil……………………………………….. 29

Tabel 2.2 Perbedaan Bank Konvensional Dan Bank Syariah …………………….. 47

Tabel 4.1 Rasio Keuangan Bank Syariah dan Konvensional Per Juni 2010……… 80

Tabel 4.2 Rata – rata Rasio Kinerja Keuangan…………………………………….. 81

Tabel 4.3 Independent Sample T- test…………………………………………….. 85

DAFTAR GAMBAR Halaman

Gambar 2.1 Skema Kerja Prinsip Wadi’ah Yad Amanah………………………..… 34

Gambar 2.2 Skema Kerja Prinsip Wadi’ah Yad Dhomanah…………………….… 35

Gambar 2.3 Skema Kerja Prinsip Mudharabah Muqayyadah on Balance Sheet.… 36

Gambar 2.4 Skema Kerja Prinsip Mudharabah Muqayyadah off Balance Sheet…. 37

Gambar 2.5 Skema Kerja Prinsip Murabahah…………………………………...... 38

Gambar 2.6 Skema Kerja Prinsip Bai As-Salam…………………………………... 39

Gambar 2.7 Skema Kerja Prinsip Bai Al-Istishna……………………………….… 39

Gambar 2.8 Skema Kerja Prinsip Ijarah……………………………………………..…. 40

Page 11: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

Gambar 2.9 Skema Kerja Prinsip Ijarah Muntahia Bithamlik……………………….. 40

Gambar 2.10 Skema Kerja Prinsip Mudharabah………………………………………. 41

Gambar 2.11 Skema Kerja Prinsip Musyarakah……………………………………….. 42

Gambar 2.12 Skema Kerja Prinsip Qardh………………………………………………. 42

Gambar 2.13 Kerangka Konseptual Pemikiran…………………………………..... 62

Page 12: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xii

ABSTRAKSI

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN KONVENSIONAL

ASEP SURYO NUGROHO

NIM. F1107036

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kinerja keuangan perbankan

syariah dengan perbankan konvensional pada periode Juni 2005-2010 dengan

menggunakan rasio keuangan. Rasio keuangan yang digunakan terdiri dari CAR,

NPL/NPF, ROA, ROE, BOPO dan LDR/FDR. Penelitian ini merupakan analisis data

sekunder dengan mengambil data keuangan publikasi bank pada per Juni 2005 –

2010.

Berdasarkan dari kriteria sampel yang telah ditentukan, diperoleh dua

kelompok sampel penelitian, yaitu 3 bank umum syariah dan 3 bank umum

konvensional. Pengambilan sampel ditentukan melalui perbankan syariah yang telah

berdiri minimal selama 5 tahun, sedangkan pengambilan perbankan konvensional

ditentukan dari aset jumlah aset yang berimbang dengan perbankan syariah. Alat

analisis yang digunakan untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian ini adalah

independent sample t-test.

Analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa rata-rata rasio keuangan

perbankan syariah NPL/NPF dan LDR/FDR lebih baik secara signifikan

dibandingkan dengan perbankan konvensional, sedangkan pada rasio CAR dan

BOPO perbankan syariah lebih rendah kualitasnya. Pada rasio rentabilitas (ROA dan

ROE) tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan, akan tetapi secara deskriptif

rasio rentabilitas perbankan syariah relatif lebih baik.

Kata kunci : Perbandingan Kinerja Keuangan, Rasio Keuangan, Bank Umum

Syariah, Bank Umum Konvensional, Independent Sample T- test.

Page 13: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiii

Page 14: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perbankan sebagai lembaga keuangan tidak pernah luput dari perhatian

masyarakat dan perekonomian suatu Negara. Hal itu karena lembaga perbankan di

dalam kehidupan dunia modern merupakan suatu lembaga yang menjadi sarana

keuangan masyarakat. Negara yang sedang melakukan pembangunan dan

mewujudkan kesejahteraan masyarakat memerlukan modal yang besar. Modal

sebagai sumber pembiayaan pembangunan bisa berasal dari dalam negeri maupun

luar negeri.

Modal pembangunan yang berasal dari luar negeri mempunyai fungsi

sebagai pelengkap dana domestik yang belum memadai untuk membiayai seluruh

proses pembangunan di Indonesia. Namun demikian, modal pembangunan yang

berasal dari luar negeri sangatlah besar resikonya. Bank dalam Pasal 1 ayat (2)

UU No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan UU No. 7 Tahun 1992 tentang

perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

dan atau bentuk- bentuk lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat

banyak. Modal pembangunan yang berasal dari dalam negeri biasanya dihimpun

dari dana masyarakat. Masyarakat akan menyisihkan sebagian dari pendapatannya

Page 15: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 2

yang tidak dikonsumsi untuk menabung. Tabungan inilah yang akan dihimpun

oleh pihak bank sebagai dana pihak ketiga (DPK).

Di sektor keuangan, dalam rangka mengatasi kesenjangan antara

tabungan dan investasi, upaya menggerakkan sumber dana domestik dilakukan

dengan mengembangkan infrastruktur sektor keuangan, khususnya industri

perbankan. Hal ini terlihat sangat jelas kalau kita mengamati perkembangan

sektor keuangan di Indonesia yang sarat dengan rangkaian deregulasi sejak tahun

1983.

Kebijakan di sektor keuangan yang diambil adalah melakukan selective

credit policy atau semacamnya agar dana lebih banyak mengalir ke sektor-sektor

ekonomi tersebut. Kebijakan ini didukung oleh kebijakan suku bunga kredit yang

rendah. Berbagai kebijakan itu telah membatasi keleluasaan sektor keuangan

untuk bergerak secara efisien dalam menyalurkan dana dari pemilik ke pengguna

dana (Abdullah, 2003:4). Sebagai dampak dari terbatasnya ruang gerak sektor

keuangan maka terjadilah apa yang disebut oleh McKinnon dan Shaw sebagai

“financial repression” yang menyebabkan “shallow finance”, yaitu tidak

tersalurnya dana (daya beli) secara efisien ke kegiatan-kegiatan ekonomi yang

produktif dan efisien, sehingga pertumbuhan ekonomi menjadi terhalang (

McKinnon dan Shaw, 1973 ).

Page 16: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 3

Untuk mengatasi masalah itu, McKinnon dan Shaw menganjurkan agar

diadakan liberalisasi (deregulasi) sehingga terjadi “financial deepening”. Melalui

deregulasi, bank - bank dan lembaga-lembaga keuangan lainnya diberi

keleluasaan yang lebih besar untuk beroperasi secara efisien atas dasar

mekanisme pasar sehingga mereka dapat berfungsi dengan baik dan seefisien

mungkin dalam menyalurkan dana dari pemilik dana kepada pengguna dana

(pengusaha) untuk keperluan produksi.

Tingkat inflasi yang tinggi serta kondisi ekonomi makro secara umum

yang tidak bagus terjadi secara bersamaan dengan kondisi perbankan yang tidak

dapat memobilisasikan dana dengan baik. Untuk mengatasi situasi yang tidak

menguntungkan tersebut pemerintah melakukan serangkaian kebijakan berupa

deregulasi di sektor riil dan di sektor moneter. Pada tahap awal deregulasi lebih

cepat dampaknya pada sektor moneter melalui serangakaian perubahan di dunia

perbankan. Meskipun istilah yang digunakan adalah “ deregulasi “, tidak berarti

bahwa perubahan yang dilakukan sepenuhnya berupa pengurangan atau

pembatasan di dunia perbankan. Perubahan yang terjadi juga termasuk

peningkatan pengaturan pada bidang – bidang tertentu, sehingga deregulasi ini

lebih tepat diartikan sebagai perubahan – perubahan yang dimotori oleh otoritas

moneter untuk meningkatkan kinerja dunia perbankan, dan pada akhirnya juga

diharapkan akan meningkatkan kinerja sektor riil (Budisantoso & Triandaru:

2006).

Page 17: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 4

Tabel 1.1

Rangkaian Paket Deregulasi Perbankan Sejak Tahun 1983 – 1993

Paket Kebijakan 1 juni 1983

- Penghapusan pagu kredit dan pembatasan aktiva lain sebagai instrumen pengendali jumlah uang beredar ( JUB )

- Pengurangan KLBI untuk sektor – sektor tertentu - Pemberian kebebasan bank untuk memberikan suku bunga

simpanan dan pinjaman

Sejak 1984 Bank Indonesia mengeluarkan Sertifikat Bank Indonesia ( SBI )

1985 Bank Indonesia mengeluarkan ketentuan perdagangan SBPU dan fasilitas diskonto oleh BI

27 oktober 1988

- Kemudahan pembukaan kantor bank dengan modal ringan. - Bank dan lembaga keuangan bukan bank bisa menerbitkan

sertifikat deposito tanpa memerlukan izin. - Likuiditas wajib minimum perbankan dan lembaga keuangan

bukan bank diturunkan dari 15% menjadi 2 % dari jumlah dana pihak ketiga ( DPK )

- Pengembangan pasar modal, perluasan modal bank dan lembaga keuangan bukan bank dapat dilakukan dengan menjual saham baru melalui pasar modal.

25 maret 1989

- Penyempurnaan paket sebelumnya - Bank dan lembaga keuangan bukan bank dapat memiliki net open

position maksimum 25 % dari modal sendiri

29 januari 1990

Berisi tentang penyempurnaan program perkreditan kepada usaha kecil agar dilakukan secara luas oleh semua bank.

28 februari 1991

- Berisi tentang penyempurnaan paket sebelumnya menuju penyelenggaraan lembaga keuangan dengan prinsip kehati – hatian, sehingga dapat tetap mempertahankan keprcayaan masyarakat terhadap lembaga keuangan

1992 UU Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan 29 mei 1993

- Berisi tentang penyempurnaan aturan kesehatan bank meliputi rasio kecukupan modal ( CAR ), Batas Maksimum Pemberian Kredit ( BMPK ), Kredit Usaha Kecil ( KUK ), pembentukan cadangan piutang, Rasio pinjaman dana pihak ketiga ( NPL )

Sumber : Martono, 2002.

Page 18: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 5

Serangkaian kebijakan diatas telah mengakibatkan banyak perubahan

dalam perbankan di Indonesia. Adanya peraturan yang memberikan kepastian

hukum serta semakin mudahnya prosedur pendirian bank swasta menyebabkan

banyak bermunculan bank swasta baru untuk ikut dalam persaingan perbankan di

Indonesia. Di sisi lain, kita juga melihat bahwa pertumbuhan perbankan yang

sangat pesat ini bukannya tidak menimbulkan permasalahan tersendiri. Di tingkat

makro, perkembangan sektor keuangan yang pesat ini telah menimbulkan

permasalahan di sektor moneter. Bagi pengendalian moneter, perkembangan

sektor keuangan yang pesat, yang juga salah satunya didorong oleh arus

globalisasi, telah menyebabkan berbagai hubungan kausalitas antara besaran-

besaran moneter menjadi tidak tetap, yang berimplikasi kepada makin

kompleksnya transmisi kebijakan moneter dan kurang efektifnya instrumen

moneter yang ada (Sarwono & Boediono, 1998).

Permasalahan muncul yang dimulai dari gejolak nilai tukar yang terjadi

sejak pertengahan tahun 1997 berubah dengan cepat menjadi krisis ekonomi dan

keuangan yang sangat dalam. Di sektor luar negeri, pengaruh krisis nilai tukar

telah menyebabkan arus modal keluar neto, khususnya sektor swasta, yang sangat

besar sehingga neraca pembayaran mengalami defisit untuk pertama kalinya sejak

tahun 1989/90. Selain itu, posisi pinjaman dan beban angsuran pembayaran luar

negeri naik sangat tinggi, terutama dalam rupiah, sehingga banyak perusahaan

tidak dapat memenuhi kewajibannya.

Page 19: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 6

Di sektor perbankan, krisis nilai tukar yang terjadi telah menyebabkan

terganggunya fungsi intermediasi yang ditandai dengan banyaknya bank menjadi

insolvent. Hal ini terjadi karena meningkatnya kerentanan terhadap posisi hutang

dalam USD sehingga memberatkan sisi liability (pasiva) bank. Sisi asset (aktiva)

bank memburuk sebagaimana tercermin pada meningkatnya kredit bermasalah

atau non performing loan (NPL) akibat banyaknya debitur yang default.

Sementara itu, upaya pengetatan likuiditas melalui kenaikan suku bunga yang

dilakukan guna menstabilkan inflasi dan nilai tukar telah pula menyebabkan

“negative spread” di sektor perbankan. Krisis yang berkelanjutan telah

mengakibatkan perbankan nasional menjadi semakin rawan. Pada sisi yang lain

kepercayaan masyarakat semakin merosot, khususnya sejak pencabutan izin usaha

16 bank pada bulan November 1997.

Khusus mengenai bank syariah perlu dikemukan bahwa pengalaman

selama krisis ekonomi ini memberikan suatu pelajaran berharga bagi kita bahwa

prinsip risk sharing (berbagi risiko) atau profit and loss sharing (bagi hasil),

sebagaimana yang terdapat pada sistem bank berdasarkan prinsip syariah,

merupakan suatu prinsip yang dapat berperan meningkatkan ketahanan satuan-

satuan ekonomi. Dalam hal ini, prinsip bagi hasil atau berbagi risiko antara

pemilik dana dan pengguna dana sudah diperjanjikan secara jelas dari awal,

sehingga jika terjadi kesulitan usaha karena krisis ekonomi, misalnya, maka risiko

kesulitan usaha tersebut otomatis ditanggung bersama oleh pemilik dana dan

Page 20: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 7

pengguna dana. Dengan demikian kesulitan ekonomi akan relatif lebih ringan

terasa oleh perorangan dan badan usaha secara individual sehingga kebangkitan

kembali ekonomi dapat diharapkan berlangsung lebih cepat. (Abdullah, 2003:

13).

Terkait dengan kegiatan usaha bank berdasarkan prinsip bagi hasil

(syariah) pada Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 belum

spesifik sehingga perlu diatur secara khusus dalam suatu undang-undang

tersendiri yaitu Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah. Dalam

ketentuan tersebut ditegaskan bahwa bank yang memilih kegiatan usahanya

berdasarkan prinsip bagi hasil tidak boleh melakukan kegiatan sebagai bank

konvensional, sedangkan bank umum konvensional yang akan melakukan

kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah wajib membuka UUS ( Unit Usaha

Syariah ) di kantor pusat bank dengan izin Bank Indonesia. kegiatan operasional

bank berdasarkan prinsip bagi hasil baik dalam penghimpunan dan penanaman

dana maupun dalam pemberian jasa perbankan lainnya serta dalam hal risiko

usaha pada dasarnya sama dengan bank konvensional.

Pasal 19 dalam Undang – Undang Nomor 21 Tahun 2008 dijelaskan

kegiatan bank umum syariah meliputi :

Page 21: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 8

1. Menghimpun dana dalam bentuk simpanan berupa Giro, Tabungan atau

bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad wadi'ah

atau akad lain yang tidak beertentangan dengan prinsip syari'ah;

2. Menghimpun dana dalam bentuk investasi berupa deposito, tabungan atau

bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad

mudharabah atau akad lainnya yang tidak bertentangan dengan prinsip

syari'ah.

3. Menyalurkan pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad mudharabah, akad

musyarakah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip

syari'ah.

4. Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad murabahah, akad salam, akad

istishna' atau akad lainnya yang tidak bertentangan dengan prinsip

syari'ah.

5. Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad qardh atau akad lain yang

tidak bertentangan dengan prinsip syari'ah.

6. Menyalurkan pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak

kepada nasabah berdasarkan akad ijarah dan /atau sewa beli dalam bentuk

ijarah muntahiya bittamlik atau akad lain yang tidak bertentangan dengan

prinsip syari'ah;

7. Melakukan pengambilalihan utang berdasarkan akad hawalah atau akad

lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syari'ah;

Page 22: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 9

8. Melakukan usaha kartu debit dan/atau kartu pembiayaan berdasarkan

prinsip syari'ah;

9. Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri surat berharga pihak

ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata berdasarkan Prinsip

Syari'ah, antara lain seperti akad Ijarah, Musyarakah, Mudharabah,

Murabahah, Kafalah, atau Hawalah;

10. Membeli surat berharga berdasarkan prinsip syari'ah yang diterbitkan oleh

pemerintah dan/atau Bank Indonesia;

11. Menerima pembayaran dan tagihan atas surat berharga dan melakukan

perhitungan dengan pihak ketiga atau antarpihak ketiga berdasarkan

prinsip syari'ah.

12. Melakukan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu akad

yang berdasarkan Prinsip Syari'ah;

13. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga

berdasarkan prinsip syari'ah

14. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk

kepentingan nasabah berdasarkan prinsip Syari'ah;

15. Melakukan fungsi sebagai Wali Amanat berdasarkan akad wakalah;

16. Memberikan fasilitas letter of kredit atau bank garansi berdasarkan prinsip

syari'ah; dan

Page 23: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 10

17. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan di bidang perbankan dan di

bidang sosial sepanjang tidak bertentangan dengan Prinsip Syari'ah dan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Beberapa PBI ( Peraturan Bank Indonesia ) yang mengatur sistem prosedur

dan operasional bank syariah tersusun dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 1.2

Peraturan Bank Indonesia yang dijadikan Acuan Operasional Bank Syariah

Sumber : Bank Indonesia

Peraturan Isi

PBI NOMOR: 10/16/PBI/2008 Tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/19/Pbi/2007 Tentang Pelaksanaan Prinsip Syariah Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana Dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa Bank Syariah.

PBI NOMOR: 10/17/PBI/2008 Tentang Produk Bank Syariah Dan Unit Usaha Syariah.

PBI NOMOR: 10/18/PBI/2008 Tentang Restrukturisasi Pembiayaan Bagi Bank Syariah Dan Unit Usaha Syariah.

PBI NOMOR: 10/ 23 /PBI/2008 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/21/pbi/2004 Tentang Giro Wajib Minimum Dalam Rupiah Dan Valuta Asing Bagi Bank Umum Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah.

PBI NOMOR: 10/ 24 /PBI/2008 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/21/pbi/2006 Tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah.

PBI NOMOR 10/ 32 /PBI/2008 Tentang Komite Perbankan Syariah

PBI NOMOR 11/ 3 /PBI/2009

Tentang Bank Umum Syariah

PBI NOMOR 11/15/PBI/2009 Tentang Perubahan Kegiatan Usaha Bank Konvensional Menjadi Bank Syariah.

Page 24: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 11

Mengenai PBI NOMOR: 10/16/PBI/2008 tentang Pelaksanaan Prinsip

Syariah Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana Serta

Pelayanan Jasa Bank Syariah. Peraturan ini menjelaskan kewajiban bank syariah

untuk memenuhi prinsip syariah dalam melaksanakan jasa perbankan melalui

kegiatan penghimpunan dana, penyaluran dana dan pelayanan jasa bank.

Pelaksanaan prinsip syariahnya dilakukan dengan memenuhi ketentuan pokok

hukum Islam antara lain prinsip keadilan dan keseimbangan, kemaslahatan dan

universalisme serta tidak mengandung gharar, maysir, riba, zalim dan objek

haram.

PBI NOMOR: 10/17/PBI/2008 tentang produk Bank Syariah dan Unit

Usaha Syariah. Dalam peraturan ini BI mewajibkan Bank Syariah untuk

menyampaikan laporan kepada Bank Indonesia atas pengeluaran produk bank

baru yang memenuhi criteria tertentu yakni yang memiliki karakteristik

sebagaimana dimaksud dalam Buku Kodifikasi Produk Perbankan Syariah, paling

lambat 30 (tigapuluh) hari sebelum produk baru dikeluarkan. Sedangkan PBI

mengenai restrukturisasi pembiayaan bagi bank umum syariah dan unit usaha

syariah. Peraturan ini menyatakan restrukturisasi pembiayaan harus

memperhatikan prinsip-prinsip kehati-hatian dan prinsip syariah. Didalamnya

juga dijelaskan mengenai larangan restrukturisasi yang mengakibatkan penurunan

penggolongan kualitas pembiayaan, pembentukan penyisihan penghapusan

aktiva, yang lebih besar atau penghentian pengakuan pendapatan margin atau

Page 25: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 12

ujrah secara aktual. Restrukturisasi pembiayaan dapat dilakukan maksimal tiga

kali selama jangka waktu akad pembiayaan awal. selanjutnya restrukturisasi

pembiayaan kedua dan ketiga dapat dilakukan paling cepat enam bulan setelah

restrukturisasi pembiayaan sebelumnya. Pembiayaan yang direstrukturisasi lebih

dari tiga kali akan dikategorikan macet sampai dilunasi.

Selain prinsip risk sharing (berbagi risiko) atau profit and loss sharing

(bagi hasil) yang diterapkan bank syariah juga sistem pembiayaan yang lebih di

arahkan pada sektor produksi domestik. Pembiayaan perbankan syariah yang

lebih diarahkan kepada aktivitas perekonomian domestik ini, sehingga belum

memiliki tingkat integrasi yang tinggi dengan sistem keuangan global dan belum

memiliki tingkat sofistikasi transaksi yang tinggi faktor yang dinilai telah

menyelamatkan bank syariah dari dampak langsung guncangan krisis keuangan

global pada tahun 2008. Hal itu terlihat dari pertumbuhan bank syariah setelah

krisis keuangan global pada tahun 2008 hingga bulan September 2010.

Page 26: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 13

Tabel 1.3

Jaringan Kantor Perbankan Syariah (Syariah Bank Office Network)

Indikator 2005 2006 2007 2008 2009 Sep-2010

Bank Umum Syariah (BUS) (Sharia Commercial Banks ) Jumlah Bank ( Total Banks) 3 3 3 5 6 10 Jumlah Kantor (Total Bank Offices) 301 346 398 576 711 1.151 Unit Usaha Syariah (UUS) (Sharia Business Units) Jumlah Bank (Total Banks) 19 20 26 27 25 23 Jumlah Kantor (Total Bank Offices) 133 163 170 214 297 237

BPR Syariah (Sharia Rural Bank)

Jumlah Bank (Total Banks) - - 114 131 139 146 Jumlah Kantor (Total Bank Offices) - - 195 202 223 278

Sumber : Statistik Perbankan Indonesia, Vol. 8, No. 10, September 2010

Di tahun 2009 jaringan pelayanan bank syariah mengalami penambahan

sebanyak 135 jaringan kantor. Hingga saat ini sudah ada penambahan bank umum

syariah ( BUS ) menjadi 10 BUS termasuk bank BNI Syariah yang sebelumnya

Unit Usaha Syariah UUS ( Unit Usaha Syariah ) mulai beroperasi pada bulan Juni

2010. Hingga saat ini total jumlah kantor BUS meningkat menjadi 1.151, hal ini

mengindikasikan bahwa keberadaan bank syariah diterima baik oleh masyarakat.

Belajar dari pengalaman menghadapi krisis, di tahun 2010 Bank Indonesia

memiliki 4 (empat) kebijakan utama berbasis insentif dan disinsentif ( Darmin

Nasution, 2010 ). Pertama, peningkatan ketahanan sistem perbankan akan

ditempuh melalui penguatan pengaturan, pemantapan sistem pengawasan bank,

penataan kembali tingkat kompetisi di industri perbankan Indonesia, serta

Page 27: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 14

pendalaman pasar keuangan. Kedua, peningkatan intermediasi perbankan melalui

penyempurnaan peraturan dan penyediaan infrastruktur pendukung. Peraturan

yang akan disempurnakan diantaranya meliputi giro wajib minimum (GWM),

optimalisasi dan efisiensi kegiatan operasional bank, kemudahan persyaratan

kegiatan devisa yang dapat mendorong pemberian kredit. Ketiga, peningkatan

peran perbankan syariah terhadap perekonomian nasional dan penguatan

ketahanannya. Kebijakan untuk perbankan syariah ini akan ditempuh diantaranya

dengan meningkatkan insentif untuk mendorong peningkatan modal,

memfasilitasi pengembangan unit usaha syariah dan anak perusahaannya, serta

memfasilitasi terpenuhinya kebutuhan SDM perbankan syariah yang kompeten.

Keempat, peningkatan peran Bank Perkreditan Rakyat dalam pembiayaan

keuangan mikro dan penguatan ketahanannya. Kebijakan ini akan ditempuh

diantaranya dengan, memberikan insentif untuk mendorong peningkatan modal,

dan memfasilitasi terpenuhinya kebutuhan SDM BPR yang kompeten, serta

mempertegas posisi BPR sebagai community bank.

Sementara arah kebijakan pengembangan perbankan syariah tahun 2011

difokuskan kepada beberapa hal berikut ( Halim Alamsyah, 2010 ): Pertama,

peningkatan kualitas sistem pengawasan yang sejalan dengan pertumbuhan

industri yang pesat, pengawasan risiko yang semakin terkendali, dan

perkembangan terkini kepatuhan regulasi baik yang berasal dari IFSB, BIS

maupun komitmen-komitmen internasional lainnya, seperti G-20 dan ASEAN

Page 28: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 15

Economic Community (AEC). Kedua, pengembangan sumber daya manusia

perbankan syariah dimana dalam perspektif manajemen modern, human capital

merupakan elemen terpenting dan penentu dalam mencapai visi dan keunggulan

bersaing organisasi. Ketiga, strategi co-opetition untuk meningkatkan kapasitas

dan kualitas layanan. Co-opetition merupakan kombinasi dari cooperation dan

competition yang mensinergikan sumber daya antara BUS atau UUS dengan BUK

induknya. Keempat, adanya level of playing field yang memungkinkan bank

syariah untuk memberikan tingkat pelayanan yang luas dan sama modern-nya

dengan apa yang telah disediakan oleh bank konvensional. Kelima, edukasi publik

secara inovatif dan terintegrasi. Masyarakat telah semakin mengenal dan

merasakan kemanfaatan dari kehadiran bank syariah sehingga antusiasme untuk

menggunakan produk dan jasa perbankan syariah semakin meningkat. Hal ini

menunjukkan bahwa citra baru yang lebih universal dan inklusif dari industri

perbankan syariah, yang kini populer dikenal sebagai iB (ai-Bi), telah berhasil

menempatkan bank syariah sebagai alternatif sistem perbankan yang dapat

dinikmati oleh semua kalangan masyarakat.

Dengan fokusnya kebijakan – kebijakan dalam mengembangkan

perbankan syariah akan menjadi peluang yang sangat besar bagi pertumbuhan

bank syariah. Dewasa ini beberapa perbankan konvensional berekspansi

membuka cabang syariah. Sebagai salah satu lembaga keuangan, bank perlu

menjaga kinerjanya agar dapat beroperasi secara optimal. Terlebih lagi bank

Page 29: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 16

syariah harus bersaing dengan bank konvensional yang dominan dan telah

berkembang pesat di Indonesia. Persaingan yang semakin tajam ini harus

dibarengi dengan manajemen yang baik untuk bisa bertahan di industri

perbankan. Salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh bank untuk bisa terus

bartahan hidup adalah kinerja (kondisi keuangan) bank. Oleh karena itu, penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Perbandingan

Kinerja Keuangan Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensional”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka yang menjadi

permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1) Bagaimana kinerja keuangan perbankan syariah jika dibandingkan dengan

perbankan konvensional untuk masing-masing rasio keuangan?

2) Bagaiman keunggulan kinerja keuangan untuk masing – masing rasio

keuangan pada perbankan syariah jika dibandingkan dengan perbankan

konvensional ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai melalui analisis perbandingan kinerja keuangan

perbankan syariah dengan perbankan konvensional adalah :

Page 30: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 17

1) Menganalisa kinerja keuangan perbankan syariah jika dibandingkan dengan

perbankan konvensional untuk masing-masing rasio keuangan.

2) Menganalisa kinerja perbankan syariah jika dibandingkan dengan perbankan

konvensional secara keseluruhan.

3) Untuk mengetahui kemampuan perbankan syariah bersaing dengan perbankan

konvensional jika dilihat dari kinerja keuangan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh bagi beberapa pihak dari penelitian

mengenai perbandingan kinerja keuangan perbankan syariah dengan perbankan

konvensional antara lain :

1) Bagi penulis, dengan melakukan penelitian ini penulis memperoleh

pengalaman dan ilmu pengetahuan baru mengenai perbankan syariah.

2) Bagi bank syariah, dapat dijadikan sebagai catatan/koreksi untuk

mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya, sekaligus memperbaiki

apabila ada kelemahan dan kekurangan.

3) Bagi bank konvensional, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan

atau pertimbangan untuk membentuk atau menambah Unit Usaha Syariah atau

bahkan mengkonversi menjadi bank syariah.

4) Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan wacana

dan sarana terhadap eksistensi perbankan sya

Page 31: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Bank

Kata bank berasal dari kata bangue dalam bahasa Perancis dan dari kata

banco dalam bahasa Italia, yang berarti peti atau lemari atau bangku. Kata lemari

atau peti menyiratkan fungsi sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga

seperti emas, berlian, uang dan sebagainya. Sedangkan istilah bank di dalam Al

Quran tidak disebutkan secara eksplisit. Akan tetapi, jika yang dimaksud adalah

sesuatu yang memiliki unsur-unsur seperti struktur, manajemen fungsi, hak dan

kewajiban maka semua itu disebutkan dengan jelas seperti zakat, sodaqoh,

ghanimah (rampasan perang), ba‟i (jual beli), dayn (utang dagang), maal (harta),

dan sebagainya, yang memiliki fungsi yang dilaksanakan oleh peran tertentu

dalam kegiatan ekonomi (Sudarsono, 2004: 27).

Pengertian bank menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang

perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan adalah

badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-

bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan empat peranan penting bank

dalam sistem keuangan (Sri Susilo et al., 2000: 8), peranan tersebut adalah :

Page 32: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 19

a) Pengalihan asset (asset transmutation)

Bank dan lembaga keuangan bukan bank memberikan pinjaman kepada

pihak yang membutuhkan dana dalam jangka waktu tertentu yang telah

disepakati. Sumber dana pinjaman tersebut diperoleh dari pemilik dana

yaitu unit surplus yang jangka waktunya dapat diatur sesuai dengan

keinginan pemilik dana. Dalam hal ini bank dan lembaga keuangan bukan

bank telah berperan sebagai pengalih asset dari unit surplus (lenders)

kepada unit defisit (borrowers). Dalam kasus lain, pengalihan asset dapat

pula terjadi jika lembaga keuangan memerlukan sekuritas sekunder (giro,

deposito berjangka, dana pensiun, dan sebagainya) yang kemudian dibeli

oleh unit surplus dan selanjutnya ditukarkan dengan sekuritas primer

(saham, obligasi, promes, commercial paper, dan sebagainya) yang

diterbitkan unit defisit.

b) Transaksi (transaction)

Bank dan lembaga keuangan bukan bank memberikan berbagai

kemudahan kepada pelaku ekonomi untuk melakukan transakasi barang

dan jasa. Produk-produk yang dikeluarkan (giro, tabungan, deposito,

saham dan sebagainya) merupakan pengganti uang dan dapat digunakan

sebagai alat pembayaran

c) Likuiditas (liquidity)

Unit surplus dapat menempatkan dana yang dimilikinya dalam bentuk

produk-produk berupa giro, tabungan, deposito dan sebagainya. Produk-

Page 33: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 20

produk tersebut mempunyai likuiditas yang berbeda-beda untuk

kepentingan likuiditas pemilik dana, mereka dapat menempatkan dananya sesuai

dengan kebutuhan dan kepentingannya.

d) Efisiensi (efficiency)

Peranan bank dan lembaga keuangan bukan bank adalah mempertemukan

pemilik dan pengguna modal. Lembaga keuangan memperlancar dan

mempertemukan pihak-pihak yang saling membutuhkan. Adanya

informasi yang tidak simetris antara peminjam dan investor menimbulkan

masalah insentif.

Secara lebih spesisfik fungsi bank dapat disebut sebagai agen of trust,

agen of development, dan agen of services ( Sri Susilo et al., 2000: 6). Agent of

Trust dasar utama kegiatan bank adalan kepercayaan atau trust, baik dalam hal

penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan menitipkan

dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur kepercayaan.

Agent of Development adalah tugas bank sebagai penghimpun dana dan

penyalur dana sangat diperlukan untuk kegiatan perekonomian di sector riil.

Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat untuk melakukan kegiatan

investasi, distribusi dan juga mengkonsumsi barang dan jasa mengingat semua

kegiatan investasi distribusi, konsumsi selalu berkaitan dengan pengguanaan uang

, kelancaraan kegiatan investasi, distribusi, konsumsi ini tidak lain adalah

kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat.

Page 34: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 21

Agent of Services adalah bank memberikan penawaran jasa – jasa

perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa bank ini dapat berupa jaminan bank,

jasa penyelesaian tagihan dan jasa – jasa lainnya.

B. Bank Konvensional

Bank Konvensional yaitu bank yang dalam aktivitasnya, baik

penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan

mengenakan imbalan berupa bunga atau sejumlah imbalan dalampersentase

tertentu dari dana untuk suatu periode tertentu. Keuntungan utama dari bisnis

perbankan yang berdasarkan prinsip konvensional diperoleh dari selisih bunga

simpanan yang diberikan kepada penyimpan dengan bunga pinjaman atau kredit

yang disalurkan. Keuntungan dari selisih bunga di bank dikenal dengan istilah

spread based. Apabila suatu bank mengalami kerugian dari selisih bunga, dimana

suku bunga simpanan lebih besar dari suku bunga kredit, maka istilah ini dikenal

dengan nama negatif spread (Martono, 2002 ).

Kegiatan usaha bank umum konvensional menurut Booklet Perbankan

Indonesia tahun 2010 adalah:

1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro,

deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lainnya

yang dipersamakan dengan itu;

2. Memberikan kredit;

3. Menerbitkan surat pengakuan hutang;

Page 35: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 22

4. Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk

kepentingan dan atas perintah nasabahnya:

a. Surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasioleh bank yang

masa berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam

perdagangan surat-surat dimaksud;

b. Surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa

berlakunya tidak lebih lama daripadakebiasaan dalam perdagangan

surat-surat dimaksud;

c. Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminanpemerintah;

d. Sertifikat Bank Indonesia (SBI);

e. Obligasi;

f. Surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun;

g. Instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan 1

(satu) tahun;

5. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk

kepentingan nasabah;

6. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana

kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi

maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya;

7. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan

perhitungan dengan atau antar pihak ketiga;

Page 36: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 23

8. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga;

9. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu

kontrak;

10. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam

bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek;

11. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali

amanat;

12. Menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan

Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh BI;

13. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak

bertentangan dengan Undang-undang tentang Perbankan dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku;

14. Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang

ditetapkan oleh BI;

15. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di

bidang keuangan, seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek,

asuransi, serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan, dengan

memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh BI;

16. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat

kegagalan kredit atau kegagalan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah,

Page 37: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 24

dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya, dengan memenuhi

ketentuan yang ditetapkan oleh BI; dan

17. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun sesuai

dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dana pensiun yang

berlaku.

C. Bank Syariah

Menurut pasal 1 dalam UU No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah,

dijelaskan bahwa bank adalah suatu badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat

dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

taraf hidup rakyat banyak. Dalam undang-undang ini juga mengatur jenis bank

berdasarkan prinsip atau instrument yang digunakan, yaitu :

a) Bank konvensional adalah bank yang dalam operasinya mengambil

keuntungan dari selisih antara bunga pinjaman dengan bunga simpanan

dan mendasarkan segala aktivitasnya mengambil keuntungan dari bunga.

b) Bank berdasarkan prinsip syariah, hal ini juga dibedakan menjadi dua

jenis:

1) Bank umum syariah. Pada dasarnya sama dengan bank umum akan

tetapi segala aktifitasnya didasarkan pada prinsip-prinsip syariat

islam dimana adanya pelarangan pengambilan bunga yang dalam

Page 38: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 25

syariat islam termasuk salah satu jenis riba yang dilarang dalam

syariat islam.

2) Unit usaha syariah. Pada prinsipnya sama dengan bank umum

syariah akan tetapi keberadaanya merupakan cadangan dari bank

konvensional yang secara pengelolaanya dipisahkan dari aktifitas

bank konvensional(induknya). Dasar hukum perbankan unit usaha

syariah di bank konvensional adalah UU. No 21 Tahun 2008.

Pengertian Bank Syariah itu sendiri menurut praktisi ekonomi islam yaitu

Syafi‟i Antonio dan Karnaen Perwaatmadja, Bank Syariah dibedakan menjadi

dua, yaitu:

a. Bank Islam, adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip

syariah Islam dan bank yang tata cara beroperasinya mengacu kepada

ketentuan-ketentuan Al Quran dan Hadits.

b. Bank yang beroperasi dengan prinsip syariah Islam, adalah bank yang

dalam beroperasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam,

khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalat secara Islam. Dalam

tata cara bermuamalat tersebut menjauhi praktek-praktek yang

dikhawatirkan mengandung unsur-unsur riba yang selanjutnya memakai

kegiatan-kegiatan investasi atas dasar bagi hasil dan pembiayaan

perdagangan.

Page 39: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 26

Bank Indonesia memberikan pengertian bahwa Bank Syariah merupakan

lembaga intermediasi dan penyedia jasa keuangan yang bekerja berdasarkan etika

dan sistem nilai Islam, khususnya yang bebas dari bunga (riba), bebas dari

kegiatan spekulatif yang nonproduktif seperti perjudian (maysir), bebas dari hal-

hal yang tidak jelas dan meragukan (gharar), berprinsip keadilan, dan hanya

membiayai kegiatan usaha yang halal.

D. Prinsip Dasar Perbankan Syariah

Batasan-batasan bank syariah yang harus menjalankan kegiatannya

berdasar pada syariat Islam, menyebabkan bank syariah harus menerapkan

prinsip-prinsip yang sejalan dan tidak bertentangan dengan syariat Islam.

Adapun prinsip-prinsip bank syariah adalah sebagai berikut :

1. Prinsip Titipan atau Simpanan (Al-Wadiah)

Al-Wadiah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain,

baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan

dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki (Syafi’I Antonio,

2001). Secara umum terdapat dua jenis al-wadiah, yaitu:

a) Wadiah Yad Al-Amanah (Trustee Depository) adalah akad penitipan

barang/uang dimana pihak penerima titipan tidak diperkenankan

menggunakan barang/uang yang dititipkan dan tidak bertanggung

jawab atas kerusakan atau kehilangan barang titipan yang bukan

Page 40: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 27

diakibatkan perbuatan atau kelalaian penerima titipan. Adapun

aplikasinya dalam perbankan syariah berupa produk safe deposit box.

b) Wadiah Yad adh-Dhamanah (Guarantee Depository) adalah akad

penitipan barang/uang dimana pihak penerima titipan dengan atau

tanpa izin pemilik barang/uang dapat memanfaatkan barang/uang

titipan dan harus bertanggung jawab terhadap kehilangan atau

kerusakan barang/uang titipan. Semua manfaat dan keuntungan yang

diperoleh dalam penggunaan barang/uang titipan menjadi hak

penerima titipan. Prinsip ini diaplikasikan dalam produk giro dan

tabungan.

2. Prinsip Bagi Hasil (Profit Sharing)

Sistem ini adalah suatu sistem yang meliputi tatacara pembagian hasil

usaha antara penyedia dana dengan pengelola dana. Bentuk produk yang

berdasarkan prinsip ini adalah:

a) Al-Mudharabah

Al-Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak

dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100%)

modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola (mudharib).

Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan

yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh

pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola.

Page 41: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 28

Seandainya kerugian ini diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian

si pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian

tersebut. Akad mudharabah secara umum terbagi menjadi dua jenis:

a. Mudharabah Muthlaqah

Adalah bentuk kerjasama antara shahibul maal dan mudharib yang

cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis

usaha, waktu, dan daerah bisnis

b. Mudharabah Muqayyadah

Adalah bentuk kerjasama antara shahibul maal dan mudharib

dimana mudharib memberikan batasan kepada shahibul maal

mengenai tempat, cara, dan obyek investasi.

b) Al-Musyarakah

Al-musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih

untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak

memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan

risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.

Dua jenis al-musyarakah:

i. Musyarakah pemilikan, tercipta karena warisan, wasiat, atau

kondisi lainnya yang mengakibatkan pemilikan satu aset oleh dua

orang atau lebih.

ii. Musyarakah akad, tercipta dengan cara kesepakatan dimana dua

Page 42: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 29

orang atau lebih setuju bahwa tiap orang dari mereka

memberikan modal musyarakah.

Sistem ini berbeda dengan bank konvensional yang pada intinya

meminjam dana dengan membayar bunga pada satu sisi neraca dan

memberikan pinjaman dana dengan menarik bunga pada sisi lainnya.

Inti mekanisme bagi hasil pada dasarnya terletak pada kerjasama antara

pemilik dana (shahibul maal) dengan pengelola dana (mudharib).

Tabel 2.1

Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil BUNGA BAGI HASIL

1. Penentuan bunga di buatn pada waktu akad,

tanpa berpedoman pada untung rugi.

2. Besarnya presentase berdasarkan pada

jumlah uang ( modal ) yang dipinjamkan.

3. Bunga dapat mengambang atau variabel, dan

besarnya naik turun sesuai dengan naik

turunnya bunga patokan atau kondisi

ekonomi.

4. Pembayaran bunga tetap seperti yang

dijanjikan, tanpa pertimbangan apakah

proyek dijalankan oleh pihak nasabah untung

atau rugi.

5. Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat

sekalipun julmlah keuntungan berlipat ganda.

6. Eksistensi bunga diragukan ( kalau tidak

dikecam ) oleh semua agama.

1. Penentuan besarnya rasio bagi0hasil dibuat

pada waktu akad dengan pedoman pada

kemungkinan untung – rugi.

2. Besarnya rasio bagi-hasil berdasarkan pada

jumlah keuntungan yang diperoleh.

3. Rasio bagi-hasil tetap tidak berubah Selama

akad masih berlaku, kecuali diubah atas

kesepakatan bersama.

4. Bagi-hasil tergantung pada keuntungan

proyek yang dijalankan. Bila usaha merugi,

kerugian akan ditanggung bersama.

5. Jumlah pembagian laba meningkat sesuai

dengan peningkatan keuntungan.

6. Tidak ada yang meragukan keabsahan

keuntungan bagi – hasil.

Sumber : Ascarya (PPSK BI), 2005: 6

Page 43: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 30

Inti mekanisme bagi hasil pada dasarnya terletak pada kerjasama

antara pemilik dana (shahibul maal) dengan pengelola dana (mudharib).

Secara syari’ah, prinsip bagi hasil dilaksanakan berdasarkan pada asas

mudharabah yang kemudian diaplikasikan dalam bentuk investasi. Meskipun

demikian, dalam perkembangannya bank syari’ah tidak hanya membatasi

dirinya pada akad mudharabah saja. Akan tetapi sesuai dengan jenis dan

nature usahanya, bank syari’ah juga memperoleh dana melalui sistem

perkongsian, sistem jual beli, sewa menyewa, dan lain-lain.

3. Prinsip Jual Beli.

Prinsip ini merupakan suatu sistem yang menerapkan tata cara jual beli

dimana bank akan membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan atau

mengangkat nasabah sebagai agen bank melakukan pembelian barangatas

nama bank, kemudian bank menjual barang tersebut kepada nasabah dengan

harga sejumlah harga beli ditambah keuntungan (margin).

Implikasinya berupa :

a) Al-Murabahah

Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga

perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan

pembeli.

b) Salam

Salam adalah akad jual beli barang pesanan dengan penangguhan

Page 44: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 31

pengiriman oleh penjual dan pelunasannya dilakukan segera oleh

pembeli sebelum barang pesanan tersebut diterima sesuai syarat-

syarat tertentu. Bank dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual

dalam suatu transaksi salam. Jika bank bertindak sebagai penjual

kemudian memesan kepada pihak lain untuk menyediakan barang

pesanan dengan cara salam maka hal ini disebut salam paralel.

c) Istishna’

Istishna’ adalah akad jual beli antara pembeli dan produsen yang juga

bertindak sebagai penjual. Cara pembayarannya dapat berupa

pembayaran dimuka, cicilan, atau ditangguhkan sampai jangka

waktu tertentu. Barang pesanan harus diketahui karakteristiknya

secara umum yang meliputi: jenis, spesifikasi teknis, kualitas, dan

kuantitasnya. Bank dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual.

Jika bank bertindak sebagai penjual kemudian memesan kepada

pihak lain untuk menyediakan barang pesanan dengan cara istishna

maka hal ini disebut istishna paralel.

4. Prinsip Sewa (Al-Ijarah)

Al-ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau

jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan hak

kepemilikan atas barang itu sendiri. Al-ijarah terbagi kepada dua jenis:

a) Ijarah, sewa murni.

Page 45: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 32

b) Ijarah al muntahiya bit tamlik merupakan penggabungan sewa dan beli,

dimana si penyewa mempunyai hak untuk memiliki barang pada akhir

masa sewa.

5. Prinsip Jasa (Fee-Based Service)

Prinsip ini meliputi seluruh layanan non-pembiayaan yang diberikan

bank. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini antara lain:

a) Al-Wakalah

Nasabah memberi kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya

melakukan pekerjaan jasa tertentu, seperti transfer.

b) Al-Kafalah

Jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada pihak ketiga untuk

memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung.

c) Al-Hawalah

Adalah pengalihan utang dari orang yang berutang kepada orang lain

yang wajib menanggungnya Kontrak hawalah dalam perbankan

biasanya diterapkan pada Factoring (anjak piutang), Post-dated check,

dimana bank bertindak

sebagai juru tagih tanpa membayarkan dulu piutang tersebut.

d) Ar-Rahn

Adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas

pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut memiliki

Page 46: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 33

nilai ekonomis. Dengan demikian, pihak yang menahan memperoleh

jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau sebagian

piutangnya. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa rahn adalah

semacam jaminan utang atau gadai.

e) Al-Qardh

Al-qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat

ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan

tanpa mengharapkan imbalan. Produk ini digunakan untuk

membantu usaha kecil dan keperluan sosial. Dana ini diperoleh dari dana

zakat, infaq dan shadaqah.

E. Produk Perbankan Syariah

Bank syariah sebagai lembaga intermediasi menerima pendanaan dari

nasabah dan meminjamkannya kepada nasabah (unit ekonomi) lain yang

membutuhkan dana. Atas pendanaan para nasabah itu bank memberi imbalan

berupa bagi hasil. Demikian pula, atas pemberian pembiayaan itu bank

mewajibkan bagi hasil kepada para peminjam. Peran bank syariah dianggap

mampu untuk memenuhi kebutuhan manusia, dan aktivitas perbankan dapat

dipandang sebagai wahana bagi masyarakat modern untuk membawa mereka

kepada pelaksanaan kegiatan tolong-menolong dan menghindari adanya dana-

Page 47: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 34

dana yang menganggur. Selain itu bank syariah juga menyediakan produk-produk

jasa yang dapat dimanfaatkan oleh nasabahnya.

Secara umum keseluruhan transaksi di perbankan syariah dapat dibagi

menjadi tiga bagian besar, yakni (Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia,

2008):

1. Produk penghimpunan dana (funding)

Produk-produk yang tergabung disini adalah produk yang bertujuan untuk

menghimpun dana masyarakat. Dalam sistem perbankan syariah simpanan

diterima berdasarkan prinsip Wadi’ah dan Mudharabah.

a) Prinsip Wadi’ah .

Prinsip ini mempunyai implikasi hukum yang sama dengan qardh, di mana

nasabah bertindak sebagai pihak yang meminjamkan uang dan bank bertindak

sebagai pihak peminjam. Pengembangan produk bank syariah yang

berdasarkan prinsip ini meliputi dua jenis, yaitu: wadi’ah yad amanah dan

wadi’ah yad dhomanah. Adapun penjelasan tentang mekanisme produk bank

syariah yang berdasarkan prinsip ini diperlihatkan pada gambar 2.1 dan 2.2.

Gambar 2.1

Skema Kerja Prinsip Wadi’ah Yad Amanah

Page 48: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 35

Gambar 2.2 Skema Kerja Prinsip Wadi’ah Yad Dhomanah

Gambar

2.7 dan

2.8 menjelaskan perbedaan kedua prinsip tersebut. Wadi’ah yad amanah

merupakan barang yang dititipkan tidak dapat dikelola oleh bank syariah.

Wadi’ah yad dhomanah yaitu barang yang dititipkan dapat dikelola oleh bank

syariah. Prinsip ini dikembangkan dalam bentuk, yaitu:

i. Giro Syariah

Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap

saat dengan menggunakan cek atau bilyet giro, sarana perintah

pembayaran lainnya, atau dengan pemindahbukuan

ii. Tabungan Syariah

Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat

dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak

dapat ditarik dengan cek atau bilyet giro, dan atau alat lainnya

yang dipersamakan dengan itu.

b) Prinsip Mudharabah

Page 49: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 36

Aplikasi prinsip ini adalah bahwa deposan atau penyimpan bertindak sebagai

shahibul maal dan bank sebagai mudharib. Dana ini digunakan bank untuk

melakukan pembiayaan akad jual beli maupun syirkah. Apabila kerugian

terjadi, bank bertanggung jawab atas kerugian yang terjadi. Prinsip ini dalam

aplikasinya seperti: tabungan berjangka dan deposito berjangka. Prinsip

mudharabah dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: mudharabah muqayyadah on

balance sheet dan off balance sheet serta mudharabah mutlaqah

Gambar 2.3 Skema Kerja Prinsip Mudharabah Muqayyadah on Balance Sheet

Page 50: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 37

Gambar 2.4 Skema Kerja Prinsip Mudharabah Muqayyadah off Balance Sheet

Sumber : Muhammad, 2005.

Perbedaan antara mudharabah muqayyadah on balance sheet dengan off

balance sheet dapat dilihat pada gambar 2.3 dan 2.4. Pada mudharabah

muqayyadah off balance sheet, bank syariah juga berperan memberikan

modal untuk dikelola mudharib dan bank syariah akan mendapatkan

kembali modalnya dan bagi hasil dari proyek yang dikerjakan.

2. Produk pembiayaan/penyaluran dana (financing).

Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan

itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah dan atau

Unit Usaha Syariah dan pihak lain yang mewjibkan pihak yang dibiayai dan

Page 51: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 38

atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka

waktu tertentu dengan imbalan ujroh, tanpa imbalan, atau bagi hasil. Produk-

produk yang tergabung di sini adalah produk yang bertujuan untuk membiayai

kebutuhan masyarakat. Dalam sistem perbankan syariah pembiayaan

dibedakan menjadi:

a) Transaksi jual beli dalam bentuk:

i. Murabahah yaitu transaksi jual beli suatu barang sebesar harga

perolehan barang ditambah dengan margin yang disepakati oleh

para pihak dimana penjual menginformasikan terlebih dahulu

harga perolehan kepada pembeli.

Gambar 2.5 Skema Kerja Prinsip Murabahah

Sumber : Muhammad, 2005.

Page 52: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 39

ii. Salam yaitu transaksi jual beli barang dengan cara pemesanan

dengan syarat-syarat tertentu dan pembayaran tunai terlebih dahulu

secara penuh.

Gambar 2.6 Skema Kerja Prinsip Bai As-Salam

Sumber: Muhammad, 2005

iii. Istishna yaitu jual beli seperti akad salam, namun pembayarannnya

dilakukan oleh bank dalam beberapa kali pembayaran. Istishna

diterapkan pada pembiayaan manufaktur dan konstruksi.

Gambar 2.7 Skema Kerja Prinsip Bai Al-Istishna

Page 53: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 40

b) Transaksi sewa menyewa dalam bentuk:

i. Ijarah yaitu transaksi sewa menyewa atas suatu barang dan atau

jasa antara pemilik objek sewa termasuk kepemilikan hak pakai

atas objek sewa dengan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas

objek sewa yang disewakan.

Gambar 2.8 Skema Kerja Prinsip Ijarah

Sumber: Muhammad, 2005

ii. Ijarah muntahiyah bittamlik yaitu transaksi sewa menyewa antara

pemilik objek sewa dan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas

objek sewa yang disewakannya dengan opsi perpindahan hak milik

objek sewa.

Gambar 2.9 Skema Kerja Prinsip Ijarah Muntahia Bithamlik

Page 54: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 41

c) Transaksi Bagi Hasil

i. Mudharabah yaitu transaksi penanaman dana dari pemilik dana

(shahibul maal) kepada pengelola dana (mudharib) untuk

melakukan kegiatan usaha tertentu yang sesuai syariah, dengan

pembagian hasil usaha antara kedua belah pihak berdasarkan

nisbah yang telah disepakati sebelumnya.

Gambar 2.10 Skema Kerja Prinsip Mudharabah

Sumber : Muhammad, 2005.

ii. Musyarakah yaitu transaksi penanaman dana dari dua atau lebih

pemilik dana dan atau barang untuk menjalankan usaha antara

kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang disepakati sedangkan

pembagian kerugian berdasarkan proporsi modal masing-masing.

Page 55: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 42

Gambar 2.11 Skema Kerja Prinsip Musyarakah

Sumber : Muhammad, 2005.

d) Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk:

Piutang Qardh ini membantu nasabah secara cepat, berjangka pendek, dan

diarahkan untuk usaha kecil serta keperluan sosial.

Gambar 2.12 Skema Kerja Prinsip Qardh

Sumber: Muhammad, 2005.

Page 56: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 43

e) Transaksi multijasa dalam bentuk:

i. Ijarah yaitu transaksi sewa menyewa atas suatu barang dan atau

jasa antara pemilik objek sewa termasuk kepemilikan hak pakai

atas objek sewa dengan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas

objek sewa yang disewakan.

ii. Kafalah yaitu transaksi penjaminan yang diberikan oleh

penanggung (kafil) kepada pihak ketiga atau yang tertanggung

(makful lahu)untuk memenuhi kewajiban pihak kedua (makful

„anhulashil)

3. Produk pelayanan jasa (service).

Produk-produk yang tergabung disini adalah produk yang dibuat untuk

melayani kebutuhan masyarakat yang berbasis pendapatan tanpa exposure

pembiayaan. Dalam sistem perbankan syariah produk pelayanan jasa , yaitu:

a) Letter of Credit (L/C) Import Syariah

Letter of Credit (L/C) Import Syariah yaitu surat pernyataan akan

membayar kepada Eksportir (beneficiary) yang diterbitkan oleh

Bank (issuing bank) atas permintaan Importir dengan pemenuhan

persyaratan tertentu (Uniform Custom and Practice for

Documentary Credits/ UCP)

b) Bank Garansi Syariah

Page 57: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 44

Bank Garansi Syariah yaitu jaminan yang diberikan oleh bank

kepada pihak ketiga penerima jaminan atas pemenuhan kewajiban

tertentu nasabah bank selaku pihak yang dijamin kepada pihak

ketiga dimaksud.

c) Penukaran Valuta Asing (Sharf)

Penukaran Valuta Asing (Sharf) merupakan jasa yang diberikan

bank syariah untuk membeli atau menjual valuta asing yang sama

(single currency) maupun berbeda (multi currency), yang hendak

ditukarkan atau dikehendaki oleh nasabah.

F. Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional

Bank konvensional dan bank syariah dalam beberapa hal memiliki

persamaan, terutama dalam sisi teknis penerimaan uang, mekanisme transfer,

teknologi komputer yang digunakan, persyaratan umum pembiayaan, dan lain

sebagainya. Perbedaan antara bank konvensional dan bank syariah menyangkut

aspek legal, struktur organisasi, usaha yang dibiayai, dan lingkungan kerja.

a) Akad dan Aspek Legalitas

Akad yang dilakukan dalam bank syariah memiliki konsekuensi duniawi

dan ukhrawi karena akad yang dilakukan berdasarkan hukum Islam.

Nasabah seringkali berani melanggar kesepakatan/perjanjian yang telah

dilakukan bila hukum itu hanya berdasarkan hokum positif belaka, tapi

Page 58: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 45

tidak demikian bila perjanjian tersebut memiliki pertanggungjawaban

hingga yaumil qiyamah nanti. Setiap akad dalam perbankan syariah, baik

dalam hal barang, pelaku transaksi, maupun ketentuan lainnya harus

memenuhi ketentuan akad.

b) Lembaga Penyelesai Sengketa

Penyelesaian perbedaan atau perselisihan antara bank dan nasabah pada

perbankan syariah berbeda dengan perbankan konvensional. Kedua belah

pihak pada perbankan syariah tidak menyelesaikannya di peradilan negeri,

tetapi menyelesaikannya sesuai tata cara dan hukum materi syariah.

Lembaga yang mengatur hukum materi dan atau berdasarkan prinsip

syariah di Indonesia dikenal dengan nama Badan Arbitrase Muamalah

Indonesia atau BAMUI yang didirikan secara bersama oleh Kejaksaan

Agung Republik Indonesia dan Majelis Ulama Indonesia.

c) Struktur Organisasi

Bank syariah dapat memiliki struktur yang sama dengan bank

konvensional, misalnya dalam hal komisaris dan direksi, tetapi unsur yang

amat membedakan antara bank syariah dan bank konvensional adalah

keharusan adanya Dewan Pengawas Syariah yang berfungsi mengawasi

operasional bank dan produk-produknya agar sesuai dengan garis-garis

syariah. Dewan Pengawas Syariah biasanya diletakkan pada posisi

setingkat Dewan Komisaris pada setiap bank. Hal ini untuk menjamin

Page 59: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 46

efektivitas dari setiap opini yang diberikan oleh Dewan Pengawas Syariah.

Karena itu biasanya penetapan anggota Dewan Pengawas Syariah

dilakukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham, setelah para anggota

Dewan Pengawas Syariah itu mendapat rekomendasi dari Dewan Syariah

Nasional.

d) Bisnis dan Usaha yang Dibiayai

Bisnis dan usaha yang dilaksanakan bank syariah, tidak terlepas dari

kriteria syariah. Hal tersebut menyebabkan bank syariah tidak akan

mungkin membiayai usaha yang mengandung unsur-unsur yang

diharamkan. Terdapat sejumlah batasan dalam hal pembiayaan. Tidak

semua proyek atau objek pembiayaan dapat didanai melalui dana bank

syariah, namun harus sesuai dengan kaidah-kaidah syariah.

e) Lingkungan dan Budaya Kerja

Sebuah bank syariah selayaknya memiliki lingkungan kerja yang sesuai

dengan syariah. Dalam hal etika, misalnya sifat amanah dan shiddiq, harus

melandasi setiap karyawan sehingga tercermin integritas eksekutif muslim

yang baik, selain itu karyawan bank syariah harus profesional (fathanah),

dan mampu melakukan tugas secara team-work dimana reward dan

punishment, diperlukan prinsip keadilan yang sesuai dengan syariah.

Secara garis besar perbandingan bank syariah dengan bank

konvensional dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 60: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 47

Tabel 2.2

Perbedaan Bank Konvensional Dan Bank Syariah

Bank Konvensional Bank Syariah

Fungsi dan Kegiatan Bank

Intermediasi, jasa keuangan. Intermediasi, manager investasi, investor, social, jasa keuangan.

Prinsip dasar operasi Tidak anti riba dan anti masyir Anti riba dan anti masyir prioritas pelayanan - bebas nilai ( prinsip

materialistis ) - uang sebagai komoditi - Bunga

- tidak bebas nilai ( prinsip syariah islam) - uang sebagai alat tukar dan bukan komoditi - bagi hasil, jual beli, sewa

Orientasi Kepentingan Pribadi Kepentingan public Bentuk Keuntungan Tujuan social ekonomi islam,

keuntungan Evaluasi Nasabah Bank komersial Bank komersial, bank

pembangunan, bank universal atau multi-purpose

Sumber likuiditas jangka pendek

Terbatas debitor - kreditor Erat sebagai mitra usaha

Hubungan Nasabah Kepastian pengembalian pokok dan bunga ( creditworthiness dan collateral )

Lebih hati – hati karena partisipasi dalam risiko

Pinjaman yang diberikan

Pasar uang, Bank Sentral Terbatas

Lembaga Peyelesai Sengketa

Komersial dan nonkomersial, berorientasi laba

Komersial dan nonkomersial, berorientasi laba dan nirlaba

Risiko usaha Pengadilan, badan arbitrase Pengadilan, Badan Arbitrase Syariah Nasional

Struktur Organisasi Pengawas

- risiko bank tidak terkait langsung dengan debitur, sebaliknya risiko debitur tidak terkait langsung dengan bank - kemungkinan terjadi negative spread

- dihadapi bersama antara bank dan nasabah dengan prinsip keadilan dan kejujuran - tidak mungkin terjadi negative spread

Investasi - Dewan komisaris - melakukan investasi halal atau haram

- Dewan komisaris, dewan pengawas syariah, dewan syariah nasional - melakukan investasi halal saja

Sumber: Ascarya (PPSK BI), 2005: 12

Page 61: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 48

G. Rasio Keuangan.

Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh

informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil yang telah dicapai oleh

perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi

pihak – pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk

dua periode atau lebih dan analisa lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yang

akan mendukung keputusan yang akan diambil. Laporan keuangan merupakan

bentuk laporan pencatatan keuangan secara sistematis dan metodologis tentang

posisi keuangan maupun hasil operasi keuangan perusahaan pada suatu periode

waktu tertentu. Laporan keuangan bank pada umumnya terdiri atas neraca,

perhitungan laba rugi, laporan komitmen dan kontijensi ( Abdullah, 2003:106 ).

Setiap perusahaan, baik bank maupun non bank pada suatu waktu (periode

tertentu) akan melaporkan semua kegiatan keuangannya. Laporan ini bertujuan

untuk memberikan informasi keuangan perusahaan, baik kepada pemilik,

manajemen maupun pihak luar yang berkepentingan terhadap laporan tersebut

(Kasmir, 2004).

Dalam rangka peningkatan transparansi kondisi keuangan, berdasarkan

Peraturan Bank Indonesia Nomor:3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001,

bank wajib menyusun dan menyajikan laporan keuangan dengan bentuk dan

cakupan yang terdiri dari (Siamat, 2005) :

Page 62: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 49

1) Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Tahunan

Adalah laporan lengkap mengenai kinerja suatu bank dalam kurun

waktu satu tahun.

2) Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan

Adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan standar akuntansi

keuangan yang berlaku dan dipublikasikan setiap triwulan.

3) Laporan Keuangan Publikasi Bulanan

4) Adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan Laporan Bulanan

Bank Umum yang disampaikan bank kepada Bank Indonesia dan

dipublikasikan setiap bulan.

5) Laporan Keuangan Konsolidasi

Bank yang merupakan bagian dari suatu kelompok usaha dan atau

memiliki Anak Perusahaan, wajib menyusun laporan keuangan

konsolidasi berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

yang berlaku serta menyampaikan laporan sebagaimana diatur dalam

Peraturan Bank Indonesia.

Pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan

perusahaan antara lain (Kasmir, 2004):

1) Pemegang saham, digunakan untuk melihat kemajuan bank yang

dipimpin oleh manajemen dalam suatu periode.

Page 63: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 50

2) Pemerintah, digunakan untuk mengetahui kemajuan bank yang

bersangkutan, kepatuhan bank dalam melaksanakan kebijakan moneter

yang telah ditetapkan, dan sampai sejauh mana peranan perbankan

dalam mengembangkan sektor-sektor industri tertentu.

3) Manajemen, digunakan untuk menilai kinerja menajemen bank dalam

mencapai target-target yang telah ditetapkan, menilai kinerja

manajemen dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Ukuran

keberhasilan ini dapat dilihat dari pertumbuhan laba yang diperoleh

dan pengembangan aset-aset yang dimilikinya.

4) Karyawan, digunakan untuk mengetahui kondisi keuangan bank yang

sebenarnya.

5) Masyarakat Luas, digunakan untuk mengetahui kondisi bank yang

bersangkutan, sehingga masih tetap mempercayakan dananya

disimpan di bank yang bersangkutan atau tidak.

Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu bank maka dapat dilihat

laporan keuangan yang disajikan oleh suatu bank secara periodik. Laporan ini

juga sekaligus menggambarkan kinerja bank selama periode tersebut melalui

perhitungan rasio – rasio keuangan (Kasmir, 2004). Menurut ( Martin,

1993:504 ) rasio keuangan memberi cara bagi analisis untuk membuat

perbandingan yang berarti data keuangan perusahaan pada waktu yang

Page 64: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 51

berbeda atau dengan perusahaan yang berbeda. Jadi merupakan upaya

menstandarisasikan informasi keuangan sehingga menghasilkan perbandingan

yang berguna.

Menurut ( Abdullah, 2003:124 ) bahwa rasio keuangan adalah ukuran

yardstick yang digunakan dalam interpretasi dan analisis laporan keuangan

financial suatu perusahaan. Sedangkan pengertian rasio itu sendiri adalah

hanyalah alat yang dinyatakan dalam aritmatical term yang dapat digunakan

untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data financial.

Dari uraian diatas dapat diarik kesimpulan bahwa analisis rasio

keuangan adalah perbandingan dua data baik data masa lalu atau data dari

perusahaan data lain guna mengetahui kondisi perusahaan itu sendiri. Rasio –

rasio keuangan tersebut terdiri dari CAR, NPL/NPF, ROA dan ROE,

LDR/FDR, dan BOPO.

1. Rasio Permodalan (Solvabilitas)

Bank pada umumnya dan bank syariah pada khususnya adalah

lembaga yang didirikan dengan orientasi laba. Kekuatan aspek permodalan ini

memungkinkan terbangunnya kondisi bank yang dipercaya oleh masyarakat.

Pengertian modal bank berdasar ketentuan Bank Indonesia dibedakan

antara bank yang didirikan dan berkantor pusat di Indonesia dan kantor

cabang bank asing yang beroperasi di Indonesia. Modal bank yang didirikan

Page 65: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 52

dan berkantor pusat di Indonesia terdiri atas modal inti atau primary capital

dan modal pelengkap atau secondary capital. Komponen modal inti pada

prinsipnya terdiri atas modal disetor dan cadangan-cadangan yang dibentuk

dari laba setelah pajak, dengan perincian sebagai berikut:

a) Modal disetor

Modal disetor adalah modal yang telah disetor secara efektif oleh

pemiliknya. Bank yang berbadan hukum koperasi, modal disetor

terdiri atas simpanan pokok dan simpanan wajib para anggotanya.

b) Agio saham

Agio saham adalah selisih lebih setoran modal yang diterima oleh

bank sebagai akibat dari harga saham yang melebihi nilai

nominalnya.

c) Cadangan umum

Cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba ditahan atau laba

bersih setelah dikurangi pajak dan mendapat persetujuan rapat

umum pemegang saham atau rapat anggota sesuai anggaran dasar

masing-masing

d) Cadangan tujuan

Cadangan tujuan adalah bagian laba setelah dikurangi pajak yang

disisihkan untuk tujuan tertentu dan telah mendapat persetujuan

rapat umum pemegang saham atau rapat anggota.

Page 66: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 53

e) Laba ditahan

Laba ditahan adalah saldo laba bersih setelah dikurangi pajak yang

oleh rapat umum pemegang saham atau rapat anggota diputuskan

untuk tidak dibagikan.

f) Laba tahun lalu

Laba tahun lalu adalah laba bersih tahun-tahun lalu setelah

dikurangi pajak dan belum ditentukan penggunaannya oleh rapat

umum pemegang saham atau rapat anggota. Jumlah laba tahun lalu

yang diperhitungkan sebagai modal hanya sebesar 50%. Jika bank

mempunyai saldo rugi pada tahun-tahun lalu, seluruh kerugian

tersebut menjadi factor pengurang dari modal inti.

g) Bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang laporan

keuangannya dikonsolidasikan.

Bagian kekayaan bersih tersebut adalah modal inti anak perusahaan

setelah dikompensasikan nilai penyertaan bank pada anak perusahaan

tersebut. Anak perusahaan adalah bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank

(LKBB) lain yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh bank. Modal pelengkap

terdiri atas cadangan-cadangan yang tidak dibentuk dari laba setelah pajak dan

pinjaman yang sifatnya dapat dipersamakan dengan modal, dengan perincian

sebagai berikut:

Page 67: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 54

1) Cadangan revaliasi aktiva tetap

Cadangan revaluasi aktiva tetap adalah cadangan yang dibentuk

dari selisih penilaian kembali aktiva tetap yang telah mendapat

persetujuan dari Direktorat Jenderal Pajak.

2) Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan.

Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan adalah

cadangan yang dibentuk dengan cara membebani laba rugi tahun

berjalan. Hal ini dimaksudkan untuk menampung kerugian yang

mungkin timbul sebagai akibat tidak diterimanya kembali sebagian

atau seluruh aktiva produktif.

3) Modal kuasi

Modal kuasi adalah modal yang didukung oleh instrumen atau

warkat yang sifatnya seperti modal.

4) Pinjaman subordinasi

Pinjaman subordinasi adalah pinjaman yang harus memenuhi

berbagai syarat, seperti ada perjanjian tertulis antara bank dan

pemberi pinjaman, mendapat persetujuan dari bank Indonesia,

minimal berjangka 5 tahun dan pelunasan sebelum jatuh tempo

harus atas persetujuan Bank Indonesia.

Yang dinilai adalah permodalan yang ada berdasarkan pada kewajiban

penyediaan modal minimum bank. Penilaian tersebut berdasarkan pada CAR (

Page 68: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 55

Capital Adequacy Ratio ) yang telah di tetapkan Bank Indonesia.

Perbandingan rasio tersebut adalah rasio modal terhadap aktiva tertimbang

menurut resiko ( ATMR ) dan sesuai ketentuan pemerintah CAR tahun 1999

minimum harus 8 % ( Kasmir, 1999:47 ).

CAR yaitu dihitung dari perbandingan modal terhadap aktiva

tertimbang menurut resiko ( ATMR ). Modal disini terdiri dari modal inti dan

modal pelengkap dengan memperhitungkan penyertaan yang dilakukan bank

sebagai pengurang. Sedangkan ATMR aktiva yang dimaksud adalah aktiva

keseluruhan yang meliputi aktiva yang tercantum dalam neraca maupun aktiva

yang bersifat administrative sebagaimana yang tercermin dalam kewajiban

yang masih bersifat kontijensi dan atau komitmen yang disediakan oleh bank

bagi pihak ketiga. Semakin besar nilai CAR maka semakin baik posisi modal

sebuah bank, demikian sebaliknya dimana CAR pada dasarnya menunjukkan

pemenuhan modal yang merupakan landasan bank untuk mengembangkan

kegiatan usahanya. Dan rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

CAR = ꙰ĖƼ䇐울 䇐鍐꙰ො መ 100 %

2. Rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP)

Pengertian aktiva produktif dalam Surat Keputusan Direksi Bank

Indonesia No. 31/147/KEP/DIR Tanggal 12 November 1998 tentang Kualitas

Aktiva Produktif adalah penanaman dana bank baik dalam Rupiah maupun

valuta asing dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan dana antar bank,

Page 69: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 56

penyertaan, komitmen dan kontijensi pada transaksi rekening administratif.

Kualitas Aktiva Produktif dinilai berdasarkan:

1) Prospek usaha

2) Kondisi keuangan dengan penekanan pada arus kas debitur

3) Kemampuan membayar

Berdasarkan analisis dan penilaian terhadap faktor penilaian mengenai

prospek usaha, kinerja debitur, kemampuan membayar dengan

mempertimbangkan komponen-komponen yang tidak disebutkan, kualitas

kredit ditetapkan menjadi:

a. Lancar (Pass)

b. Dalam perhatian khusus (special mention)

c. Kurang lancar (sub standard)

d. Diragukan (doubtful)

e. Macet (loss)

Aktiva produktif bermasalah (NPL) merupakan aktiva produktif

dengan kualitas aktiva kurang lancar, diragukan, dan macet. Besarnya NPL

dapat dirumuskan sebagai berikut :

NPL = 鍐DRúLhAeyɣR ꫠeAkúrúLú痀鍐DRúL ὰeL粕A粕痀 匹AeyɣR x 100 %

Page 70: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 57

NPL yang digunakan pada rasio likuiditas oleh bank umum

konvensional memiliki istilah yang berbeda yaitu Non Performing Financing

(NPF). Akan tetapi, pada dasarnya NPL dan NPF ini memiliki pengertian

yang sama, yang membedakan hanya pada istilah kredit digunakan bank

umum konvensional dan pembiayaan di bank syariah. Rasio NPF

dapatdirumuskan sebagai berikut:

NPF = 鍐DRúLhAeyɣR ꫠeAkúrúLú痀鍐DRúL 䎸ekgɣú仆úú坡 x 100 %

Pembiayaan = pembiayaan mudharabah & musyarakah, piutang

mudharabah ishtisna, salam dan qard.

3. Rasio Rentabilitas (Earning)

Analisis rasio rentabilitas bank adalah alat untuk menganalisis atau

mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank

yang bersangkutan. Rasio rentabilitas yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE).

a) Return on Assets (ROA)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank

dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin

besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang

dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari

segi penggunaan aset. Rumus yang digunakan adalah:

Page 71: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 58

ROA =울úgú ꫠeArɣ痀鍐DRúL 䇐hRɣ剖ú x 100%

b) Return on Equity (ROE)

ROE adalah perbandingan antara laba bersih bank dengan modal

sendiri. Rasio dapat dirumuskan sebagai berikut

ROE = 울úgú ꫠeArɣ痀꙰DyúL ὰe坡yɣAɣ x 100%

Rasio ini banyak diamati oleh para pemegang saham bank

(baik pemegang saham pendiri maupun pemegang saham baru) serta

para investor di pasar modal yang ingin membeli saham bank yang

bersangkutan (jika bank tersebut telah go public).

Dengan demikian rasio ROE merupakan indikator penting bagi

para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan

bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan

pembayaran deviden. Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan

laba bersih dari bank yang bersangkutan.

4. Rasio Efisiensi (Rasio Biaya Operasional)

Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biayaoperasional

dan pendapatan operasional. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat

efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Untuk

bank syariah, pendapatan operasional bank terdiri atas pendapatan bagi hasil,

Page 72: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 59

keuntungan atas kontrak jual beli, serta fee, biaya administrasi, dll. Rasio ini

dapat dirumuskan dan dipakai baik untuk bank umum konvensional dan bank

syariah sebagai berikut:

BO/PO = ꫠɣú仆ú ĖseAúrɣD坡úL䎸e坡yúsúRú坡 ĖseAúrɣD坡úL x 100 %

5. Rasio Likuiditas (Liquidity)

Suatu bank dikatakan likuid apabila bank bersangkutan dapat

memenuhi kewajiban hutang-hutangnya, dapat membayar kembali semua

depositonya, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa

terjadi penangguhan. Rasio likuiditas ini dilakukan untuk menganalisis

kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban tersebut. Dalam

penelitian ini, rasio likuiditas yang digunakan adalah Loan to Deposit Ratio

(LDR).

Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio antara seluruh jumlah kredit

yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Rasio ini

digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali

kewajiban kepada para nasabah yang telah menanamkan dananya dengan

kredit-kredit yang telah diberikan kepada para debiturnya. Semakin tinggi

rasionya semakin tinggi tingkat likuiditasnya. Rasio ini dapat dirumuskan

sebagai berikut:

LDR =鍐DRúL 匹AeyɣR 仆ú坡苹 ƼɣrúL粕Ahú坡Ƽú坡ú 䎸ɣ痀úh 匹eRɣ苹ú x 100%

Page 73: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 60

Yang termasuk jumlah dana yang diterima (dana pihak ketiga) oleh

bank pada kriteria ini adalah Kredit Likuiditas Bank Indonesia (jika ada),

Giro/Deposito dan tabungan masayarakat, Deposito dan pinjaman dari bank

lain yang berjangka waktu lebihdari 3 bulan, Surat berharga yang diterbitkan

oleh bank yang berjangka waktulebih dari 3 bulan, Modal pinjaman dan

modal inti.

Untuk bank syariah, instrument Loan to Deposit Ratio ( LDR ) yang

digunakan pada rasio likuiditas oleh bank umum konvensional memiliki

istilah yang berbeda yaitu Finance to Deposit Ratio ( FDR ). Akan tetapi LDR

dan FDR ini pada dasarnya memiliki arti yang sama, yang membedakan

hanya pada istilah kredit digunakan pada bank umum konvensional dan

pembiayaan digunakan pada bank syariah. Rasio FDR dapat dirumuskan

sebagai berikut :

FDR =鍐DRúL 䎸ekgɣú仆úú坡 仆ú坡苹 ƼɣrúL粕Ahú坡Ƽú坡ú 䎸ɣ痀úh 匹eRɣ苹ú x 100%

H. Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang perbandingan kinerja bank sudah dilakukan oleh

beberapa orang peneliti, antara lain:

1. Sabi (1996), melakukan penelitian perbandingan kinerja bank antara bank

domestik dengan bank asing pada masa transisi menuju ekonomi yang

Page 74: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 61

berorientasi pasar (market-oriented economy) di Hungaria periode 1992-1993.

Ukuran kinerja yang digunakan adalah rasio keuangan yang dibagi kedalam

tiga kelompok, yaitu profitabilitas, likuiditas dan komitmen terhadap ekonomi

domestik. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa, dibanding dengan bank

lokal, profitabilitas bank asing lebih tinggi, tingkat likuiditas dan penyaluran

kredit berisiko lebih kecil.

2. Samad dan Hasan (2000) melengkapi penelitian Sabi (1996) dengan

menggabungkan metode inter-temporal dan inter-bank. Metode intertemporal

digunakan untuk membandingkan kinerja Bank Islam Malaysia Berhad

(BIMB) pada awal dan akhir pendiriannya. Hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa ROA dan ROE akhir periode lebih baik dibandingkan

awal periode. Metode inter-bank digunakan untuk membandingkan kinerja

BIMB dengan 8 bank konvensional di Malaysia selama periode 1984-1997.

Hasilnya menunjukkan bahwa BIMB mempunyai likuiditas relatif lebih baik

dan risiko kecil dibandingkan 8 bank konvensional.

3. Chaniapong (2003), merujuk dari penelitian Manijeh Sabi untuk

membandingkan kinerja bank domestik dengan bank asing di Thailand setelah

krisis keuangan melanda Asia Tenggara pada tahun 1997. Data yang

digunakan adalah rasio keuangan yang dihitung berdasarkan neraca keuangan

dan laporan laba/rugi dari kedua kelompok bank selama periode 1995-2000.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bank asing mempunyai tingkat

Page 75: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 62

profitabilitas lebih tinggi dibandingkan bank domestik. Namun demikian

angka profitabilitas semua bank menunjukkan peningkatan selama

pascakrisis. Studi tersebut juga membuktikan bahwa perbedaan bank asing

dan bank domestik dimasa setelah krisis menjadi semakin kecil atau bahkan

tidak ada.

4. Rubitoh (2003), melakukan penelitian dengan membandingkan kinerja

keuangan Bank Muamalat sebagai bank syariah pertama dengan enam bank

konvensional selama 1997-2001. Kriteria yang digunakan dalam penelitian itu

adalah RORA (profitabilitas), CAR (rasio kecukupan modal), LDR (rasio

penyaluran terhadap dana pihak ketiga), FBI, NNRF, hasil kredit, dan

produktifitas karyawan. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa

secara umum kinerja keuangan bank syariah lebih baik, walaupun ada juga

kinerja bank syariah dibawah bank konvensional. Bahkan perkembangan bank

syariah mencapai 53 persen, sedang bank konvensional hanya lima persen.

5. Maysun ( 2003 ), melakukan penelitian perbandingan kinerja bank antara

Bank Syariah dan Bank Konvensional. Metode yang digunakan untuk

meneliti kinerja 14 Bank Umum Dengan Kinerja Keuangan Sangat Bagus

Pada Aset 1-10 Triliun tahun 2003 adalah Data Envelopment Analysis (DEA).

DEA menggunakan multi input dan multi output untuk menjelaskan kinerja

bank secara riil sehingga dapat dilakukan kebijakan koreksi yang digunakan

untuk meningkatkan kualitas kinerja bank. Hasil analisis menunjukkan bahwa

Page 76: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 63

dari 14 Bank Umum yang diteliti hanya 7 Bank yang mempunyai kinerja yang

baik dari sisi efisiensi teknisnya yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank

Mestika, Bank Bumi Putera, Bank Eksekutif, Bank Agro Niaga, Bank

Nusantara Parahyangan, dan Bank Ekonomi Raharja yang ditunjukkan nilai

efisiensi yang mencapai angka 100%. Bank yang inefisien dalam proses

produksinya adalah Bank Syariah Mandiri dengan tingkat efisiensinya baru

mencapai 83,58%; Bank Artha Niaga Kencana sebesar 79,15%; Bank Yudha

Bhakti 73,96%; Bank Maspion 71,40%; Bank Bumi Artha 67,11%; Bank

BTPN 49,72%; dan efisiensi terendah pada Bank Danpac yaitu sebesar

46,87% atau terjadi inefisiensi sebesar 53,13%. Sumber inefisiensi yang

terjadi menurut hasil analisis DEA pada umumnya berasal dari input-input

yang digunakan yaitu modal, jumlah tenaga kerja, jumlah kantor bank, dan

beban operasional terkecuali untuk bank Bumi Artha inefisiensi juga terjadi

pada outputnya yang berupa pembiayaan. Untuk perbandingan bank-bank

umum syariah dan bank-bank umum konvensional kelompok bank umum

syariah kinerjanya yang dicerminkan dengan efisiensi lebih baik dari pada

kelompok bank umum konvensional. Hal itu terlihat dari nilai mean-nya

sebesar 91,79% untuk kelompok bank umum syariah dan 82,35% untuk

kelompok bank umum konvensional.

Page 77: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 64

I. Kerangka Pemikiran

Dalam memecahkan suatu masalah perlu disusun suatu kerangka

pemikiran agar mempunyai bentuk yang terarah pada pemecahan masalah. Skema

kerangka pemikiran dari “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan

Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensional ” adalah:

Gambar 2.13

Kerangka Konseptual Pemikiran

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, dapat dijelaskan bahwa dalam

membandingkan kinerja antara bank syariah dan bank konvensional dipengaruhi

oleh beberapa rasio keuangan, antara lain CAR, ROE, ROA, NPL. BOPO, LDR.

Bank Umum Syariah

Bank Konvensional

Kinerja Perbankan

RA

SIO K

EU

AN

GA

N

CAR

NPL/NPF

ROA

ROE

LDR/FDR

BOPO

Page 78: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 65

J. Hipotesis

Hipotesis yang akan diuji untuk mencapai tujuan penelitian adalah sebagai

berikut:

H1 : Ada perbedaan yang signifikan antara kinerja perbankan syariah di

perbankan konvensional, jika dilihat dari rasio permodalan.

H2 : Ada perbedaan yang signifikan antara kinerja perbankan syariah dengan

perbankan konvensional, jika dilihat dari rasio kualitas aktiva produk.

H3 : Ada perbedaan yang signifikan antara kinerja perbankan syariah dengan

perbankan konvensional, jika dilihat dari rasio rentabilitas.

H4 : Ada perbedaan yang signifikan antara kinerja perbankan syariah dengan

perbankan konvensional, jika dilihat dari rasio efisiensi bank.

H5 : Ada perbedaan yang signifikan antara kinerja perbankan syariah dengan

perbankan konvensional, jika dilihat dari rasio likuiditas.

Page 79: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 66

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Mengingat adanya keterbatasan waktu, keilmuan, dan kemampuan

penulis, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian dengan menghitung

aspek keuangan pada 6 ( enam ) bank yang menjadi objek penelitian. Aspek

keuangan tersebut terdiri dari solvabilitas, rentabilitas, profitabilitas, likuiditas

dan efisiensi. Aspek keuangan tersebut terdiri dari rasio CAR ( capital adequacy

ratio ), NPL/NPF ( non performing loan/financing ), ROA ( return on assets ),

ROE ( return on equity ), BOPO ( biaya operasional terhadap pendapatan

operasional ), LDR/FDR ( loan/finance to deposit ratio).

Pengambilan 3 bank syariah dalam penelitian ini, yaitu Bank Muamalat

Indonesia (BMI), Bank Syariah Mandiri (BSM), Bank Syariah Mega Indonesia

(BSMI), dan 3 bank konvensional yaitu Bank DKI, BPD DIY, dan Bank UOB

BUANA didasarkan pada alesan karena : (1) Bank Muamalat Indonesia adalah

bank umum syariah pertama di Indonesia. (2) Bank Syariah Mandiri dan Bank

Mega Syariah Indonesia adalah bank umum syariah yang telah berdiri lebih dari 5

tahun. (3) pemilihan bank konvensional didasarkan pada asset perbankan syariah

yang bervarisasi, sehingga di ambil sampel yang sebanding dan layak untuk

Page 80: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 67

dibandingkan dengan perbankan syariah. Menurut ( Riyanto, 1997:263 )

penganalisaan keuangan dalam mengadakan analisis rasio keuangan pada

dasarnya dapat melakukan dua macam cara perbandingan yaitu :

1. Membandingkan rasio keuangan sekarang dengan rasio – rasio dari waktu ke

waktu yang akan datang diketahui perubahan – perubahan dari rasio tersebut

dari tahun ke tahun.

2. Membandingkan rasio – rasio dari satu perusahaan dengan rasio semacam dari

perusahaan lain.

B. Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari barbagai

literatur seperti buku, majalah, jurnal, internet, dan lain – lain yang berhubungan

dengan aspek penelitian. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebagai

berikut :

a) Neraca Keuangan dari Juni 2005 – Juni 2010.

b) Laporan Rugi Laba dari Juni 2005 – Juni 2010.

c) Laporan Kualitas Aktiva Produktif dari Juni 2005 – Juni 2010.

d) Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum dari Juni 2005 –

Juni 2010.

e) Ikhtisar Keuangan dari Juni 2005 – Juni 2010.

Page 81: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 68

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah jumlah semua objek atas individu yang memiliki

karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti (Hasan, 2000). Populasi

dalam penelitian ini adalah bank-bank syariah khususnya BUS ( Bank Umum

Syariah ) dan bank konvensional yang terdaftar dalam Bank Indonesia pada

tahun 2005-2010.

Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya akan diduga

dan dianggap dapat mewakili populasinya. Pengambilan sampel dalam penelitian

ini dilakukan secara purposive sampling artinya metode pemilihan sampel dipilih

berdasarkan pertimbangan (judgement sampling) yang berarti pemilihan sampel

secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan pertimbangan tertentu.

Sampel dalam penelitian ini adalah bank-bank syariah khususnya BUS ( Bank

Umum Syariah ) dan bank konvensional yang terdaftar dalam Bank Indonesia

pada tahun 2005-2010.

Adapun kriteria dalam pengambilan sampel meliputi:

1) Bank konvensional berskala nasional yang secara konsisten terdaftar di

Bank Indonesia sebagai bank devisa maupun non-devisa dan termasuk

sebagai bank bank persero maupun swasta nasional pada periode

pengamatan, yaitu 2005-2010.

2) Bank syariah khususnya BUS ( Bank Umum Syariah ) berskala nasional

yang secara konsisten terdaftar di Bank Indonesia minimal 5 tahun sebagai

Page 82: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 69

bank yang menyajikan laporan keuangan tahunan pada periode 2005-

2010.

Pengambilan sampel dengan metode purposive sampling diperoleh

sebanyak 6 bank konvensional dan bank syariah yang layak diteliti, di mana

bank-bank tersebut telah terdaftar dan menyajikan laporan keuangan tahunan di

Bank Indonesia. Adapun 3 bank syariah dalam penelitian ini, yaitu Bank

Muamalat Indonesia (BMI), Bank Syariah Mandiri (BSM), Bank Syariah Mega

Indonesia (BSMI), dan 3 bank konvensional yang memiliki aset sebanding

dengan bank syariah yang diteliti.

D. Metode Analisis Data

Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

teknik statistik yang berupa uji beda dua rata-rata (Independent Sample T-Test).

Prosedur Independent Sample T – Test yang sering disebut juga t – test digunakan

ntuk menguji 2 ( dua ) sample independent. Sampel ini bisa berasal dari populasi

yang mempunyai mean sama atau berbeda. Jika misalnya, terdapat perbedaan 2 (

dua ) mean tersebut, bisa saja perbedaan itu disebabkan karena faktor kebetulan

atau memang benar – benar signifikans. Karena itu perlu dilakukan pengujian

terhadap 2 ( dua ) mean yang berbeda itu dengan uji t- test ( Alhusin, 2003: 101 ).

Tujuan dari uji hipotesis yang berupa uji beda dua rata-rata pada penelitian ini

adalah untuk menentukan menerima atau menolak hipotesis yang telah dibuat.

Page 83: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 70

Selain nilai T – Test, maka terdapat pula nilai uji F. Uji F berguna untuk

mengecek erlebih dahulu apakah dari kedua varians rasio keuangan bank syariah

dan bank konvensional sama atau berbeda. Jika dalam pengujian F menunjukan

bahwa kedua varians sama, maka dalam pengujian T – Test, harus pula

menggunakan asumsi bahwa varians sama ( yakni Equal Variance Assumed ).

Jika pada pengujian F menunjukan bahwa varians tidak sama, maka dalam

pengujian t harus pula harus pula menggunakan hasil data dengan asumsi varians

tidak sama ( Equal Varians not Assumed ).

Konstanta hipotesis untuk F – test dan T – test.

Ho : µ1 = µ2

Ha : µ1 ≠ µ2

Proses Pengujian F test dan T – test.

1) Tentukan Hipotesis

Ho : bahwa kedua varians rasio keuangan perbankan syariah dengan

perbankan konvensional sama.

Ha : bahwa kedua varians rasio keuangan perbankan syariah dengan

perbankan konvensional berbeda.

2) Penentuan kesimpulan berdasarkan probabilitas :

· Jika probabilitas (signifikans) > 0,05, maka Ho : diterima

· Jika probabilitas (signifikans) < 0,05, maka Ho : ditolak

3) Pengujian terhadap harga t ( berdasarkan probabilitas ):

Page 84: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 71

· Jika probablitas t hitung > 0,05, maka Ho : diterima

· Jika probabilitas t hitung < 0,05, maka Ho : ditolak

Dalam pengujian hipotesis dianalisis pada setiap rasio keuangan sebagai

berikut :

1. Hipotesis 1 / Rasio Car

Ho : Tidak terdapat perbedaan antara kinerja perbankan syariah di

perbankan konvensional, jika dilihat dari rasio permodalan.

H1 : Ada perbedaan yang signifikan antara kinerja perbankan syariah di

perbankan konvensional, jika dilihat dari rasio permodalan.

2. Hipotesis 2 / Rasio NPL

Ho : Tidak ada Ada perbedaan yang signifikan antara kinerja perbankan

syariah dengan perbankan konvensional, jika dilihat dari rasio kualitas

aktiva produk.

H2 : Ada perbedaan yang signifikan antara kinerja perbankan syariah

dengan perbankan konvensional, jika dilihat dari rasio kualitas aktiva

produk.

3. Hipotesis 3 / Rasio Rentabilitas.

Page 85: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 72

Ho : Tidak ada Ada perbedaan yang signifikan antara kinerja perbankan

syariah dengan perbankan konvensional, jika dilihat dari rasio

rentabilitas.

H3 : Ada perbedaan yang signifikan antara kinerja perbankan syariah

dengan perbankan konvensional, jika dilihat dari rasio rentabilitas.

4. Hipotesis 4 / Rasio Efisiensi / BOPO

Ho : Tidak ada Ada perbedaan yang signifikan antara kinerja perbankan

syariah dengan perbankan konvensional, jika dilihat dari rasio

efisiensi.

H4 : Ada perbedaan yang signifikan antara kinerja perbankan syariah

dengan perbankan konvensional, jika dilihat dari rasio efisiensi bank.

5. Hipotesis 5 / Rasio Likuiditas / LDR

Ho : Tidak ada Ada perbedaan yang signifikan antara kinerja perbankan

syariah dengan perbankan konvensional, jika dilihat dari rasio

Likuiditas.

H5 : Ada perbedaan yang signifikan antara kinerja perbankan syariah

dengan perbankan konvensional, jika dilihat dari rasio likuiditas.

Page 86: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 73

E. Devinisi Operasional Variabel

1. Capital Adequcy Ratio (CAR)

Capital adequcye ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan

seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung resiko (kredit,

penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) yang ikut dibiayai dari

dana modal sendiri bank di samping memperoleh dana-dana dari sumber-

sumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain.

Dengan kata lain, capital adequacy ratio adalah rasio kinerja bank untuk

mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang

mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan

(Dendawijaya, 2009).

CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi

penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang

disebabkan oleh aktiva yang berisiko (Dendawijaya, 2009).

Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, bank yang dinyatakan

termasuk sebagai bank sehat harus memiliki CAR paling sedikit sebesar 8%.

Hal ini didasarkan kepada ketentuan yang ditetapkan oleh BIS (Bank for

Interntional Settlement).

Menurut Hasibuan (2002), ketetapan CAR sebesar 8% bertujuan

untuk:

a. Menjaga kepercayaan masyarakat kepada perbankan.

Page 87: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 74

b. Melindungi dana pihak ketiga pada bank bersangkutan.

c. Untuk memenuhi ketetapan standar BIS Perbankan International

dengan formula sebagai berikut:

i. 4% modal inti yang terdiri dari shareholder equity, prefered stock,

dan freereserves, serta

ii. 4% modal sekunder yang terdiri dari subordinate debt, loan loss

provision, hybrid securities, dan revolution reserves.

2. Non Performing Loan (NPL/NPF)

Rasio ini menunjukkan bahwa kemampuan manajemen bank dalam

mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Kredit dalam hal ini

adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk kredit

kepada bank lain. Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang

lancar, diragukan dan macet (Almilia dan Herdiningtyas, 2005). Bank

Indonesia menetapkan nilai NPL maksimum adalah sebesar 5%, apabila bank

melebihi batas yang diberikan maka bank tersebut dikatakan tidak sehat.

3. Return on Assets (ROA)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manjemen bank

dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar

ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank

tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset.

Page 88: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 75

Dengan demikian semakin tinggi asset bank dialokasikan pada pinjaman dan

semakin rendah rasio permodalan, maka kemungkinan bank untuk gagal akan

semakin meningkat; sedangkan semakin tinggi ROA maka kemungkinan bank

akan gagal akan semakin kecil (Sri Haryati, 2001).

4. Return on equity (ROE)

Return on equity merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank

memperoleh laba dan efisiensi secara keseluruhan operasional melalui

penggunaan modal sendiri. Rasio ini diperoleh dengan cara membagi laba

tahun berjalan dengan total modal. Semakin tinggi ROE maka semakin tinggi

pula laba yang diperoleh perusahaan sehingga rentabilitas bank semakin baik.

5. Efficiency ( BOPO )

Rasio biaya operasi adalah perbandingan antara biaya operasional dan

pendapatan operasional. Rasio biaya operasional digunakan untuk mengukur

tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya.

Mengingat kegiatan utama bank pada prinsipnya adalah bertindak sebagai

perantara yaitu menghimpun dan menyalurkan dana (misalnya dana

masyarakat), maka biaya dan pendapatan operasional bank didomonasi oleh

biaya bunga dan hasil bunga (Dendawijaya, 2009).

6. Loan/ Finance to Deposit Ratio ( LDR/FDR)

LDR adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank

dengan dana yang diterima oleh bank. Rasio ini menunjukkan salah satu

Page 89: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 76

penilaian likuiditas bank. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia tanggal 29

Mei 1993, termasuk dalam pengertian dana yang diterima bank adalah sebagai

berikut.

1. KLBI (kredit likuiditas Bank Indonesia) jika ada.

2. Giro, deposito, dan tabungan masyarakat.

3. Pinjaman bukan dari bank yang berjangka waktu lebih dari 3 bulan,

tidak termasuk pinjaman subordinasi.

4. Deposito dan pinjaman dari bank lain yang berjangka waktu lebih dari

3 bulan.

5. Surat berharga yang diterbitkan oleh bank yang berjangka waktu lebih

dari bulan.

6. Modal pinjaman dan modal inti .

Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya

kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena

jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin

besar (Dendawijaya, 2009).

F. Teknik Analisis

Analisis data pada penelitian ini rnenggunakan analisis deskriptif dan

kuantitatif induktif. Analisis deskriptif rnerupakan bentuk analisis dengan

rnenyimpulkan data rnentah sehingga hasilnya ditafsirkan. Sedangkan analisis

Page 90: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 77

kuantitatif induktif adalah studi yang bertujuan untuk mencari uraian secara

rnenyeluruh, teliti, dan komprehensif berdasarkan data empiris untuk

membuktikan hipotesis yang telah ditentukan. Untuk rnenguji hipotesis, peneliti

menggunakan analisis statistik pararnetrik comparing means dan independent

samples t-test. Langkah – langkah yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain

:

1) Menentukan sampel penelitian

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah bank umum syariah yang

telah berdiri lebih dari lima tahun. Bank umum syariah dalam hal ini diwakili

oleh Bank Muamalat Indonesia (BMI), Bank Syariah Mega Indonesia ( BSMI

) dan Bank Syariah Mandiri (BSM). Bank umum konvensional yang dipilih

untuk dibandingkan dengan bank umum syariah adalah bank konvensional

dengan total asset sebanding dengan bank umum syariah.

2) Setelah semua data terkumpul, langkah selanjutnya adalah pengolahan data

yang diawali dengan menghitung variabel-variabel yang digunakan. Variabel-

variabel tersebut yaitu rasio keuangan yang meliputi Capital Adequacy Ratio

(mewakili rasio permodalan), Non Performing Loan (mewakili rasio kualitas

aktiva produktif), Return on Asset dan Return on Equity (mewakili rasio

rentabilitas), Beban Operasional dibagi Pendapatan Operasional (mewakili

rasio efisiensi), dan Loan to Deposit Ratio (mewakili rasio likuiditas). Setelah

itu, untuk mengetahui kinerja bank secara keseluruhan dilakukan dengan cara

Page 91: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 78

menjumlahkan seluruh rasio yang sebelumnya telah diberi bobot nilai tertentu.

Menghitung variabel – variabel yang digunakan dalam perbandingan kinerja

keuangan bank meliputi :

a) Rasio permodalan, yang diwakili oleh variabel rasio CAR (Capital

Adequacy Ratio)

CAR = Modal Bank/Aktiva Tertimbang Menurut Risiko.

b) Rasio kualitas aktiva produktif, yang diwakili oleh NPL (Non Performing

Loan).

NPL = Total Kredit Bermasalah/Total Seluruh Kredit

c) Rasio Rentabilitas, yang diwakili oleh variabel rasio ROA (Return on

Asset) dan ROE (Return on Equity)

ROA = Laba Bersih/Total Aktiva

ROE = Laba Bersih/Modal Sendiri

d) Rasio biaya/efisiensi bank, yang diwakili oleh variabel rasio BOPO.

BOPO = Biaya Operasional/Pendapatan Operasional.

e) Rasio Likuiditas, yang diwakili oleh variabel rasio LDR ( Loan Deposit

Ratio).

LDR = Total Kredit yang diberikan/Dana Pihak Ketiga.

3) Selanjutnya adalah memasukkan data – data yang sudah terkumpul kedalam

software SPSS 16 untuk dilakukan pengujian statistic dengan metode

Independent Sample T – Test.

Page 92: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 79

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Bank Konvensional dan Bank

Syariah, pengambilan sampel dengan metode purposive sampling diperoleh

sebanyak 6 bank konvensional dan bank syariah yang layak diteliti, di mana

bank-bank tersebut telah terdaftar dan menyajikan laporan keuangan tahunan di

Bank Indonesia. Pengambilan sampel bank syariah khususnya BUS ( Bank

Umum Syariah ) berskala nasional yang secara konsisten terdaftar di Bank

Indonesia minimal 5 tahun sebagai bank yang menyajikan laporan keuangan

tahunan pada periode 2005-2010. Sedangkan pengambilan sampel bank

konvensional dipilih bank yang memiliki aset sebanding dengan bank syariah.

Adapun 3 bank syariah dalam penelitian ini, yaitu Bank Muamalat

Indonesia (BMI), Bank Syariah Mandiri (BSM), Bank Syariah Mega Indonesia

(BSMI), dan 3 bank konvensional yaitu, Bank DKI, BPD DIY, dan Bank UOB

BUANA. Pada saat penelitian ini total asset BMI sebesar Rp.

15.411.234.000.000, sedangkan total asset BSM sebesar Rp. 26.384.992.000.000,

dan total asset BSMI sebesar Rp. 4.474.923.000.000. Bank umum konvensional

yang memiliki total asset yang seimbang dengan tiga bank tersebut adalah Bank

Page 93: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 80

DKI yang memiliki total asset Rp. 16.470.644.000.000, BPD DIY sebesar Rp

4.560.107.000.000, dan Bank UOB BUANA sebesar Rp. 23.765.662.000.000.

Tabel 4.1

Rasio Keuangan Bank Syariah dan Konvensional per Juni 2010

Sumber : BI dan Laporan Publikasi Bank.

B. Analisis Data dan Pembahasan.

Analisis data pada penelitian ini rnenggunakan analisis deskriptif dan

kuantitatif /induktif. Analisis deskriptif rnerupakan bentuk analisis dengan

rnenyimpulkan data rnentah sehingga hasilnya ditafsirkan. Sedangkan analisis

kuantitatif induktif adalah studi yang bertujuan untuk mencari uraian secara

rnenyeluruh, teliti, dan komprehensif berdasarkan data empiris untuk

membuktikan hipotesis yang telah ditentukan. Untuk rnenguji hipotesis, peneliti

menggunakan analisis statistik pararnetrik comparing means dan independent

samples t-test.

Bank Asset Rasio Keuangan

CAR NPL/NPF ROA ROE LDR/FDR BOPO Syariah Mandiri 26,384,992,000,000 12.43 4.13 2.22 24.42 85.16 82.08

Muamalat Indonesia 15,411,234,000,000 10.12 4.3 1.07 19.63 103.71 90.52 Mega Syariah Indonesia 4,474,923,000,000 12.11 3.01 2.98 61.27 86.68 82.96

Bank DKI 16,470,644,000,000 13.84 4.05 2.27 25.1 52.21 82.59

BPD DIY 4,560,107,000,000 15.99 1.48 3.47 24.96 66.56 71.01

OUB Buana 23,765,662,000,000 22.24 1.79 2.54 10.73 100.45 79.64

Page 94: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 81

Tabel 4.2

Rata – rata Rasio Kinerja Keuangan

Sumber : Data diolah

1. Deskriptif / Comparing Means

a. Rasio CAR

Pada rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR),

secara deskriptif kinerja keuangan bank konvensional menunjukkan nilai

rata-rata CAR yang relatif lebih tinggi (16.68 %) dibandingkan rata-rata CAR

bank syariah (13%). Hal ini menunjukan kecukupan modal yang dimiliki oleh

bank konvensional relatif lebih baik daripada bank syariah, karena semakin

tinggi nilai CAR maka semakin bagus kualitasnya. Namun jika mengacu pada

ketentuan Bank lndonesia yang mewajibkan CAR minimum 8%, maka kedua

bank syariah masih dalam kategori bank yang berkinerja baik atau sehat

karena nilainya jauh diatas ketentuan BI.

RATIO MEAN Ketentuan

BANK BANK Bank Indonesia

KONVENSIONAL SYARIAH

CAR 16.6883 13 Min 8 % NPL 4.5294 3.2511 Max 5 % ROA 2.5683 2.3433 0.5 - 1.25% ROE 21.7761 26.1322 5 - 12 % LDR 62.0222 90.9744 80 % - 100% BOPO 78.4783 82.9906 92%

Page 95: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 82

b. Rasio NPL/NPF

Sedangkan pada rasio kredit yang bermasalah atau Non Performing

Loans/Financing (NPL/NPF), secara deskriptif kinerja keuangan berdasarkan

NPL, bank konvensional menunjukkan nilai rata-rata NPL/NPF yang relative

lebih besar (4.52 %) dibandingkan rata - rata NPL/NPF bank syariah (3.25

%). Hal ini menunjukkan kredit bermasalah yang lebih tinggi pada bank

konvensional daripada bank syariah, karena semakin tinggi nilai NPL maka

semakin buruk kualitasnya. Namun jika mengacu pada ketentuan Bank

Indonesia yang menetapkan NPL/NPF maksimum 5%, maka kedua bank

syariah masih dalam kategori bank yang berkinerja baik atau sehat karena

nilainya jauh dibawah ketentuan BI.

c. Rasio ROA

Rasio rentabilitas ditinjau dari kemampuan bank dalam menghasilkan

laba berdasarkan total aset yang dimilikinya.atau Return On Assets (ROA),

secara deskriptif kinerja keuangan berdasarkan ROA, bank syariah

menunjukkan nilai rata-rata ROA yang relative lebih rendah (2.34 %)

dibandingkan rata-rata ROA bank konvensional (2.56 %). Hal ini

menunjukkan laba yang dihasilkan dari total aset yang dimiliki oleh bank

konvensional relatif lebih baik daripada bank syariah, karena semakin tinggi

nilai ROA maka semakin bagus kualitasnya. Namun jika mengacu pada

Page 96: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 83

ketentuan Bank lndonesia tentang penetapan peringkat ROA adalah berkisar

antara 1.5%, maka kedua bank syariah dalam kategori bank yang berkinerja

baik atau sehat karena nilainya jauh diatas ketentuan BI.

d. Rasio ROE

Rasio rentabilitas ditinjau dari kemampuan bank dalam menghasilkan

laba berdasarkan modal yang dimilikinya atau Return On Equity (ROE),

secara deskriptif kinerja keuangan berdasarkan ROE, bank syariah

menunjukkan nilai rata-rata ROE yang relatif lebih besar (26.13 %)

dibandingkan rata-rata ROE bank konvensional ( 21.77 %). Hal ini

menunjukkan laba yang dihasilkan dari modal yang dimiliki oleh bank

syariah lebih tinggi daripada bank konvensional, karena semakin tinggi nilai

ROE maka semakin bagus kualitasnya. Namun jika mengacu pada ketentuan

Bank lndonesia tentang penetapan peringkat ROE adalah berkisar antara 5% -

12,5%, maka kgdua bank syariah dalam, kategori bank yang berkinerja baik

atau sehat karena nilainya jauh diatas ketentuan BI.

e. Rasio LDR/FDR

Pada rasio kemampuan perusahaan dalam mernenuhi kewajiban –

kewajibannya. Dalam penelitian ini rasio likuiditas yang digunakan adalah

Loan /Financing to Deposit Ratio (LDR/FDR), secara deskriptif kinerja

keuangan berdasarkan LDR, bank syariah menunjukkan nilai rata-rata

Page 97: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 84

LDR/FDR yang relative lebih tinggi (90.97%) dibandingkan rata-rata

LDR/FDR bank konvensional sebesar (62.02 %). Hal ini menunjukkan

likuiditas yang dirniliki oleh bank syariah relatif lebih baik daripada bank

konvensional. Namun jika mengacu pada ketentuan Bank lndonesia tentang

penetapan peringkat LDR/FDR adalah berkisar antara 80% - 100% maka

perbankan syariah berada pada kondisi ideal, sedangkan perbankan

konvensional berada pada kondisi yang buruk selama periode penelitian.

f. Rasio BOPO

Pada rasio efisiensi ( BOPO ) dapat terlihat bahwa Bank Syariah

mempunyai rata- rata rasio sebesar (82.99%), lebih besar dibanding dari rata –

rata rasio BOPO Bank Konvensional yang sebesar (78.47 %). Hal ini berarti

bahwa selama periode Juni 2005 - Juni 2010 perbankan syariah memiliki

BOPO yang lebih lebih rendah kualitasnya daripada perbankan konvensional,

karena semakin tinggi nilai BOPO maka semakin buruk kualitasnya. Akan

tetapi, jika mengacu pada ketentuan BI yang menyatakan bahwa standar

terbaik BOPO adalah 92%, maka perbankan syariah masih berada pada

kondisi ideal.

Page 98: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 85

2. Pengujian Hipotesis

Tabel 4.3

Sumber : data diolah.

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

CAR EVA .415 .524 3.778 34 .001 3.68833 .97621 1.70444 5.67223

EV Not A 3.778 33.413 .001 3.68833 .97621 1.70315 5.67352

NPL EVA 6.602 .015 3.016 34 .005 1.27833 .42385 .41696 2.13970

EV Not A 3.016 29.020 .005 1.27833 .42385 .41149 2.14518

ROA EVA .019 .892 .735 34 .468 .22500 .30633 -.39753 .84753

EV Not A .735 33.143 .468 .22500 .30633 -.39813 .84813

ROE EVA 3.089 .088 -1.166 34 .252 -4.35611 3.73687 -11.95035 3.23813

EV Not A -1.166 23.913 .255 -4.35611 3.73687 -12.07012 3.35790

LDR EVA 5.009 .032 -6.313 34 .000 -28.95222 4.58612 -38.27235 -19.63210

EV Not A -6.313 26.919 .000 -28.95222 4.58612 -38.36350 -19.54094

BOPO EVA .167 .685 -2.173 34 .037 -4.51222 2.07617 -8.73151 -.29294

EV Not A -2.173 34.000 .037 -4.51222 2.07617 -8.73151 -.29293

Page 99: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 86

a. CAR

Terlihat bahwa F hitung untuk CAR adalah 0.415 dengan probabilitas

0.524. Oleh karena probabilitas > 0.05 ( 0.524 > 0.05 ), maka Ho diterima

atau dapat dinyatakan bahwa kedua varians sama.

Bila kedua varians sama, maka dalam pengujian t (t-test) akan lebih

tepat menggunakan dasar Equal variance assumed (diasumsi kedua varian

sama). Terlihat bahwa t hitung untuk CAR dengan Equal variance assumed

adalah 3.778 , dengan probabilitas 0.001. Oleh karena 0.001 < 0.05, maka Ho

ditolak atau dapat dikatakan bahwa jika dilihat dari rasio CAR maka kinerja

perbankan syariah dan kinerja perbankan konvensional terdapat perbedaan

yang signifikan.

b. NPL/NPF

Terlihat bahwa F hitung untuk NPL/NPF adalah 6.602 dengan

probabilitas 0.015. Oleh karena probabilitas < 0.05 (0.015 < 0.05), maka Ho

ditolak atau dapat dinyatakan bahwa kedua varians berbeda.

Bila kedua varians berbeda, maka dalam pengujian t (t-test) akan

lebih tepat menggunakan dasar Equal variance not assumed (diasumsi kedua

varian berbeda). Terlihat bahwa t hitung untuk NPL/NPF dengan Equal

variance not assumed adalah 3.016, dengan probabilitas 0.005. Oleh karena

0.005 < 0.05, maka Ho ditolak atau dapat dikatakan bahwa jika dilihat dari

Page 100: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 87

rasio NPL/NPF maka kinerja perbankan syariah dan kinerja perbankan

konvensional terdapat perbedaan yang signifikan.

c. ROA

Terlihat bahwa F hitung untuk ROA adalah 0.019 dengan probabilitas

0.892. Oleh karena probabilitas > 0.05 (0.892 > 0.05 ), maka Ho diterima

atau dapat dinyatakan bahwa kedua varians sama.

Bila kedua varians sama, maka dalam pengujian t (t-test) akan lebih

tepat menggunakan dasar Equal variance assumed (diasumsi kedua varian

sama). Terlihat bahwa t hitung untuk ROA dengan Equal variance assumed

adalah 0.735, dengan probabilitas 0.468. Oleh karena 0.468 > 0.05, maka Ho

diterima atau dapat dikatakan bahwa jika dilihat dari rasio ROA maka kinerja

perbankan syariah dan kinerja perbankan konvensional tidak terdapat

perbedaan yang signifikan.

d. ROE

Terlihat bahwa F hitung untuk ROE adalah 3.089 dengan probabilitas

0.088. Oleh karena probabilitas > 0.05 (0.088 > 0.05 ), maka Ho diterima

atau dapat dinyatakan bahwa kedua varians sama.

Bila kedua varians sama, maka dalam pengujian t (t-test) akan lebih

tepat menggunakan dasar Equal variance assumed (diasumsi kedua varian

Page 101: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 88

sama). Terlihat bahwa t hitung untuk ROA dengan Equal variance assumed

adalah -1.166, dengan probabilitas 0.252. Oleh karena 0.252 > 0.05, maka Ho

diterima atau dapat dikatakan bahwa jika dilihat dari rasio NPL maka kinerja

perbankan syariah dan kinerja perbankan konvensional tidak terdapat

perbedaan yang signifikan.

e. LDR/FDR

Terlihat bahwa F hitung untuk LDR/FDR adalah 5.009 dengan

probabilitas 0.032. Oleh karena probabilitas < 0.05 (0.032 < 0.05 ), maka Ho

ditolak atau dapat dinyatakan bahwa kedua varians berbeda.

Bila kedua varians berbeda, maka dalam pengujian t (t-test) akan

lebih tepat menggunakan dasar Equal variance not assumed (diasumsi kedua

varian berbeda). Terlihat bahwa t hitung untuk LDR/FDR dengan Equal

variance not assumed adalah -6.313, dengan probabilitas 0.000. Oleh karena

0.000 < 0.05, maka Ho ditolak atau dapat dikatakan bahwa jika dilihat dari

rasio LDR/FDR maka kinerja perbankan syariah dan kinerja perbankan

konvensional terdapat perbedaan yang signifikan.

f. BOPO

Terlihat bahwa F hitung untuk BOPO adalah 0.167 dengan

probabilitas 0.685. Oleh karena probabilitas > 0.05 (0.685 > 0.05 ), maka Ho

diterima atau dapat dinyatakan bahwa kedua varians sama.

Page 102: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 89

Bila kedua varians sama, maka dalam pengujian t (t-test) akan lebih

tepat menggunakan dasar Equal variance assumed (diasumsi kedua varian

sama). Terlihat bahwa t hitung untuk BOPO dengan Equal variance assumed

adalah -2.173, dengan probabilitas 0.037. Oleh karena 0.037 < 0.05, maka Ho

ditolak atau dapat dikatakan bahwa jika dilihat dari rasio NPL maka kinerja

perbankan syariah dan kinerja perbankan konvensional terdapat perbedaan

yang signifikan.

3. Pembahasan

a. Rasio CAR

Berdasarkan hasil perhitungan dan pengolahan secara statistik

perbandingan pada rasio keuangan antara perbankan syariah dengan

perbankan konvensional menunjukan perbedaan yang signifikan. Perbankan

konvensional menunjukan CAR yang relatif lebih baik dari pada perbankan

syariah. Hal ini terjadi karena bank konvensional lebih mudah menjaring dana

nasabah dengan keunggulan fasilitas – fasilitasnya. Selain itu, keberadaan

bank konvensional lebih mendominasi perbankan nasional sehingga

pengetahuan masyarakat akan bank syariah masih rendah.

Dilihat pada perkembangan perbankan syariah dari tahun 2005 hingga

tahun 2010, keberadaan bank syariah mulai mengalami peningkatan pada

tahun 2008 dan sangat pesat pada tahun 2010, baik dari jumlah bank maupun

keberadaan kantor cabang. walaupun pada awal triwulan II 2010 sempat

Page 103: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 90

terjadi krisis Yunani. Namun, hal tersebut tidak berpengaruh signifikan

terhadap perkembangan dari perbankan syariah nasional, karena kondisi

perbankan syariah nasional yang masih dalam perkembangan awal dan belum

memiliki tingkat integrasi yang tinggi dengan sistem keuangan global serta

tidak signifikannya eksposur valas yang dimiliki perbankan syariah nasional,

sehingga berdampak pada terhindarnya bank syariah dari pengaruh langsung

krisis tersebut.

b. NPL/NPF

Pada rasio kredit yang bermasalah atau Non Performing

Loans/Financing (NPL/NPF), Berdasarkan hasil perhitungan dan pengolahan

secara statistik menunjukan perbedaan yang signifikan. Perbankan syariah

menunjukan NPL/NPF yang relatif lebih baik dari pada perbankan

konvensional. Hal ini terjadi karena perbedaan sistem dan prinsip yang

digunakan. Prinsip kehati – hatian ( prudential principal ), berbagi risiko (

risk sharing ), bagi hasil ( profit and loss sharing ) merupakan suatu prinsip

yang dapat berperan meningkatkan satuan – satuan ekonomi.

Dalam hal ini, prinsip bagi hasil atau berbagi risiko antara pemilik

dana dan pengguna dana sudah diperjanjikan secara jelas dari awal, sehingga

jika terjadi kesulitan usaha karena krisis ekonomi, misalnya, maka risiko

kesulitan usaha tersebut otomatis ditanggung bersama oleh pemilik dana dan

pengguna dana. Dengan demikian kesulitan ekonomi akan relatif lebih ringan

Page 104: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 91

terasa oleh perorangan dan badan usaha secara individual sehingga

kebangkitan kembali ekonomi dapat diharapkan berlangsung lebih cepat.

(Abdullah, 2003: 13).

c. ROA dan ROE

Berdasarkan hasil perhitungan dan pengolahan secara statistik

perbandingan pada rasio ROA dan ROE antara perbankan syariah dengan

perbankan konvensional menunjukan tidak terdapat perbedaan yang

signifikan. Hal ini terjadi karena sampel yang diteliti memiliki asset yang

berimbang, sehingga kemampuan profitabilitas kedua jenis bank relatif sama.

Rasio ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam

memperoleh keuntungan. Hasil pengolahan menunjukan ROA perbankan

konvensional relatif lebih baik, namun selisihnya relatif kecil dibandingkan

perbankan syariah, hal ini berarti perbankan syariah mampu bersaing,

sedangkan pada rasio ROE perbankan syariah jauh lebih baik. Walaupun tidak

menunjukan perbedaan yang signifikan, secara teori perbankan syariah

menunjukan rentabilitas yang relatif lebih baik. Rasio ROE banyak diamati

oleh para investor untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba

bersih. Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari bank

yang bersangkutan.

Page 105: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 92

d. LDR/FDR

Berdasarkan hasil perhitungan dan pengolahan secara statistik

perbandingan pada rasio LDR/FDR ( Loans to Deposit Ratio / Financing to

Deposit Ratio ) antara perbankan syariah dengan perbankan konvensional

menunjukan adanya perbedaan yang signifikan. Rasio LDR/FDR perbankan

syariah jauh lebih baik daripada perbankan konvensional. Hal ini terjadi

karena bank syariah lebih bersifat agresif/ekspansif dalam menyalurkan

pembiayaannya, dan lebih memfokuskan penempatan aktiva produktifnya

pada sektor riil. Prinsip perbankan syariah lebih banyak menyalurkan dananya

pada pembiayaan, sedangkan perbankan konvensional selain menyalurkan

dananya ke sektor riil, juga menyalurkannya ke pasar uang, pasar modal, SBI,

dan surat berharga lainnya.

e. BOPO

Berdasarkan hasil perhitungan dan pengolahan secara statistik

perbandingan pada rasio BOPO antara perbankan syariah dengan perbankan

konvensional menunjukan adanya perbedaan yang signifikan. Rasio biaya

operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan

bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Dari hasil pengolahan secara

statistik menunjukan BOPO perbankan konvensional relatif lebih baik dari

pada perbankan syariah. Hal ini terjadi karena sistem dan prinsip perbankan

syariah yang menyebabkan inefisiensi dalam operasionalnya. Hubungan

Page 106: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 93

antara perbankan syariah dengan para nasabah tidak lain seperti mitra usaha.

Perbankan syariah lebih berhati – hati dan ikut berpastisipasi dalam risiko, hal

ini berarti perbankan syariah dalam operasionalnya ikut memantau

pembiayaan – pembiayaan yang disalurkannya ke dalam sektor riil.

Page 107: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 94

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dalam rnernbandingkan kinerja dan untuk mengetahui apakah terdapat

perbedaan antara rasio-rasio antara bank syariah dan bank konvensional, peneliti

rnenggunakan independent sample t-test. Berdasarkan pengolahan data dan hasil

analisis data yang mengacu pada masalah dan tujuan penelitian, maka dapat

dirumuskan beberapa kesimpulan penelitian sebagai berikut :

1. Hasil uji statistik independent sample t-test menunjukkan terdapat perbedaan

perbandingan rata – rata rasio keuangan perbankan syariah dengan perbankan

konvensional. Secara deskriptif rata – rata rasio NPL, ROE, LDR perbankan

syariah lebih baik, sedangkan rata – rata rasio CAR, ROA, dan BOPO

perbankan konvensional lebih baik.

2. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik independent

sample t – test menunjukan perbedaan yang signifikan pada rasio keuangan

antara perbankan syariah dengan perbankan konvensional.secara signifikan

pada tingkat signifikansi α = 5 %. Rasio – rasio keuangan yang menunjukan

perbedaan signifikan pada CAR, NPL, LDR, BOPO. Sedangkan pada rasio

ROA dan ROE tidak menunjukan perbedaan yang signifikan.

Page 108: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 95

3. Dilihat dari teori perbankan, kinerja perbankan syariah relatif lebih baik dari

pada perbankan konvensional. Secara teori, rasio – rasio keuangan yang

menunjukan fungsi bank sebagai lembaga intermediasi adalah pada rasio NPL

dan LDR. Rasio NPL ( Not Performing Loan ) kredit macet dapat

menghambat kinerja perbankan sebagai lembaga intermediasi keuangan.

Sedangkan LDR ( Loan to Deposit Ratio ) menyatakan seberapa jauh

kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan

deposan dengan mengandalkan kredit yang digunakan sebagai sumber

likuiditasnya. Dengan demikian perbankan syariah memiliki likuiditas relatif

lebih baik dan risiko lebih kecil dibandingkan perbankan konvensional.

4. Melihat hasil dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Samad dan

Hasan ( 2000 ) yang membandingkan Bank Islam Malaysia Berhad ( BIMB )

dengan 8 bank konvensional, hasilnya menunjukan bahwa BIMB memiliki

likuiditas relatif lebih baik dan risiko lebih kecil dibandingkan 8 bank

konvensional. Rubitoh ( 2003 ), melakukan penelitian dengan menbandingkan

kinerja keuangan Bank Muamalat sebagai bank syariah pertama dengan 6

bank konvensional selama 1997 – 2001. Dari hasil penelitian tersebut

menunjukan bahwa secara umum kinerja keuangan perbankan syariah lebih

baik, walaupun ada juga kinerja perbankan syariah di bawah perbankan

konvensional. Dapat disimpulkan dari hasil penelitian sebelumnya senada

Page 109: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 96

dengan penelitian yang saya lakukan dengan membandingkan 3 bank syariah

dengan 3 bank konvensional.

B. Saran

Dari hasil kesimpulan dalam penelitian ini, penulis memberikan saran

sebagai berikut:

1. Bagi Perbankan Syariah

Secara umum, kinerja perbankan syariah lebih baik

dibandingkan dengan perbankan konvensional. Akan tetapi, ada

beberapa rasio yang lebih rendah dari perbankan konvensional, yaitu

rasio permodalan (CAR), rasio rentabilitas (ROA), dan rasio efisiensi

(BOPO). Untuk meningkatkan rasio-rasio tersebut, perbankan

syariah perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Rasio permodalan perbankan syariah dapat ditingkatkan dengan

penambahan modal. Hal ini dapat dilakukan dengan lebih

memperhatikan kebutuhan modal pada setiap ekspansi kredit.

Usahakan setiap asset yang berisiko tersebut menghasilkan

pendapatan, sehinggga tidak perlu menekan permodalan.

b. Rasio rentabilitas dapat ditingkatkan dengan lebih berhati-hati dalam

melakukan ekspansi. Usahakan setiap ekspansi senantiasa

Page 110: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 97

menghasilkan laba. Selain itu jangan biarkan asset berkembang

tanpa menghasilkan produktifitas.

c. Rasio efisiensi dapat ditingkatkan dengan menekan biaya

operasional dan meningkatkan pendapatan operasional. Hal ini dapat

dilakukan dengan mengurangi kegiatan operasional yang tidak

produkti, meningkatkan manajemen perbankan yang lebih efektif dan

efisien.

2. Bagi Perbankan Konvensional

Penelitian ini menyimpulkan bahwa likuiditas dan risiko perbankan

syariah relatif lebih baik. Sehingga sesuai dengan teori perbankan

syariah yang relatif lebih kuat dalam menghadapi gejolak pasar

terbukti. Dengan demikian perbankan konvensional harus lebih

meningkatkan kinerjanya agar dominasi pasar perbankan konvensional

di Indonesia tetap terjaga.