157
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MADU DAN PRODUK PESAINGNYA SERTA IMPLIKASINYA BAGI STRATEGI PEMASARAN SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor Oleh FIRMANSYAH F03400125 Dilahirkan di Jakarta pada tanggal 6 Oktober 1981 Tanggal Lulus : 27 November 2006 Menyetujui, Bogor, 24 November 2006 Dr. Ir. Jono M. Munandar, MSc Dosen Pembimbing

ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP

ATRIBUT MADU DAN PRODUK PESAINGNYA SERTA

IMPLIKASINYA BAGI STRATEGI PEMASARAN

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada Jurusan Teknologi Industri Pertanian

Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh

FIRMANSYAH

F03400125

Dilahirkan di Jakarta pada tanggal 6 Oktober 1981

Tanggal Lulus : 27 November 2006

Menyetujui,

Bogor, 24 November 2006

Dr. Ir. Jono M. Munandar, MSc Dosen Pembimbing

Page 2: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

SURAT PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul :

”ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP

ATRIBUT MADU DAN PRODUK PESAINGNYA SERTA IMPLIKASINYA

BAGI STRATEGI PEMASARAN” adalah karya asli saya sendiri dengan arahan dari

dosen pembimbing, kecuali yang dengan jelas ditunjukkan rujukannya.

Bogor, 24 November 2006

Yang Membuat Pernyataan

Firmansyah F03400125

Page 3: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 6 Oktober 1981 sebagai anak

pertama dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Muhammad Tahir,

S.Pd dan Ibu Siti Jawiyah. Ayah penulis adalah seorang guru di SMP

Negeri 168 Jakarta, sedangkan Ibu penulis adalah seorang ibu rumah

tangga.

Pendidikan dasar penulis diselesaikan pada tahun 1994 di SD Negeri Cibening II

Pondok Gede, Bekasi. Setelah itu penulis melanjutkan di SLTP Negeri 20 Bekasi dan

tamat pada tahun 1997. Penulis kemudian menyelesaikan pendidikan lanjutan atas di

SMU Negeri 67 Jakarta dan tamat pada tahun 2000.

Penulis diterima sebagai mahasiswa pada Jurusan Teknologi Industri Pertanian,

Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Masuk

Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN) pada tahun 2000. Pada tahun 2003 penulis

melaksanakan Praktek Lapang (PL) di PTPN VIII Tambaksari, Subang dengan judul

”Mempelajari Aspek Manajemen Kualitas dan Aspek Produksi Teh CTC di PTPN VIII

Tambaksari, Kabupaten Subang”.

Penulis aktif berorganisasi sejak di bangku SLTP dengan mengikuti kegiatan

Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi. Sedangkan ketika di bangku SMU,

penulis aktif dalam organisasi Forum Remaja Islam (FORIS), OSIS, dan Kelompok

Ilmiah Remaja (KIR) SMUN 67 Jakarta. Selama kuliah penulis pernah aktif pada

organisasi Dewan Keluarga Masjid (DKM) Al Hurriyyah IPB, Lembaga Dakwah

Fakultas (LDF) Forum Bina Islami (FBI) FATETA, dan anggota pada Himpunan

Mahasiswa Teknologi Industri Pertanian (HIMALOGIN). Penulis pernah menjadi

Asisten Dosen Pendidikan Agama Islam (PAI) IPB pada tahun 2001-2003. Di luar

kampus penulis juga aktif menjadi pengurus DPC PK Sejahtera Kec. Dramaga,

Kabupaten Bogor.

Page 4: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

“Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman

(madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar

terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.”(QS. An Nahl [16] : 69)

Kupersembahkan buah karya ini kepada Bapak, Mama, dan Adik-adikku yang tercinta

Kebahagiaan mereka adalah kebahagiaaku juga …

Page 5: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

FIRMANSYAH. F03400125. Analisis Perilaku dan Preferensi Konsumen Terhadap Atribut Madu dan Produk Pesaingnya serta Implikasinya bagi Strategi Pemasaran. Di bawah bimbingan Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc. 2006

RINGKASAN

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi aneka ragam jenis lebah

penghasil madu dan jenis tanaman bunga sebagai sumber pakan lebah yang cukup besar untuk memproduksi madu. Dengan potensi tersebut seharusnya Indonesia dapat mengoptimalkan produksi madunya. Apabila potensi tersebut bisa kelola secara profesional dan tingkat konsumsi madu masyarakat terus meningkat, maka industri madu dan perlebahan akan semakin maju.

Selain dapat dikonsumsi secara langsung, madu juga banyak digunakan dalam berbagai industri. Beberapa industri yang sering menggunakan madu adalah industri minuman, makanan, farmasi, dan kosmetik. Kebutuhan akan bahan baku madu untuk bahan dasar obat-obatan, kosmetik, makanan dan minuman diperkirakan terus meningkat. Tingkat permintaan tersebut belum dapat diimbangi oleh peningkatan produksi madu dalam negeri. Produksi madu dalam periode lima tahun dari tahun 1996 hingga 2000 mengalami fluktuasi dengan produksi terendah 1.538 ton pada tahun 1999 dan produksi tertinggi sebesar 2.824 pada tahun 1998. (www.bi.go.id, 2004).

Kontinuitas penjualan madu di Indonesia juga tidak stabil karena produksi sangat tergantung dari musim pembungaan dan perubahan iklim serta masih banyaknya madu palsu yang beredar di pasaran. Disamping itu mutu madu yang dihasilkan bervariasi dan umumnya masih di bawah standar SNI-3545-2004, dicirikan dengan kadar air yang tinggi dan kemurnian yang tidak terjamin. Madu yang banyak terdapat di pasaran saat ini tidak hanya madu yang dihasilkan oleh produsen lokal saja, tetapi banyak juga madu impor yang kualitas lebih terjamin dan kemasan yang lebih menarik. Hal ini menjadi tantangan bagi perusahaan yang bergerak di bidang perlebahan untuk lebih mengembangkan strategi pemasarannya.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis atribut-atribut yang mempengaruhi perilaku dan preferensi konsumen dalam mengkonsumsi madu, mendeskripsikan hubungan produk madu dan produk-produk pesaingnya dengan faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi dan perilaku konsumen, serta menyusun alternatif strategi dan taktik pemasaran madu.

Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner dengan teknik purpossive sampling di lima kecamatan di wilayah Kotamadya Bogor dan Kabupaten Bogor. Dari jawaban 165 orang responden yang terkumpul diperoleh informasi bahwa sebagian besar responden yang mengkonsumsi madu sebesar 82% dengan karakteristik responden sebagian besar berjenis kelamin laki-laki (52%), berusia antara 21-30 tahun (29%), berprofesi sebagai pelajar dan mahasiswa (23%), tingkat pendidikan SMA atau sederajat (32%), berasal dari suku Sunda (37%), memiliki pendapatan rata-rata per bulan Rp 300.001 - 500.000,- (25%), dan pengeluaran rata-rata per bulan Rp 250.001 - 400.000,- (24%).

Analisis yang digunakan adalah analisis pembobotan untuk mengetahui urutan atribut yang menjadi prioritas konsumen dalam pembelian madu, analisis cluster konsumen dengan untuk menentukan segmentasi dan target pasar konsumen madu, serta metode analisis korespondensi untuk melihat posisi produk madu dengan produk pesaingnya. Berdasarkan perpaduan analisis pembobotan, analisis cluster, dan analisis korespondensi akan disusun alternatif strategi dan taktik pemasaran produk madu.

Berdasarkan hasil analisis pembobotan atribut madu, keaslian madu menjadi atribut yang paling utama diprioritaskan dalam membeli madu dengan nilai sebesar 13,70. Sedangkan atribut ketersediaan madu dengan nilai 3,31 menjadi atribut yang terakhir diprioritaskan konsumen dalam membeli madu.

Untuk strategi pengembangan pemasaran madu, kelompok konsumen madu yang dipilih sebagai target pengembangan pemasaran madu adalah kelompok dengan usia antara 21–30

Page 6: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

tahun, berprofesi sebagai karyawan swasta yang membutuhkan banyak tambahan energi; memiliki pendapatan rata-rata antara Rp 1.000.001 - 1.500.000,-; dan pengeluran rata-rata antara Rp 800.001 - 1.250.000,-. Dan positioning yang ingin disampaikan adalah “Madu, produk alami yang halal dan menyehatkan”.

Berdasarkan hasil analisis korespondensi madu dengan produk pesaingnya dengan atribut yang sama dapat diketahui bahwa produk madu secara keseluruhan relatif dekat dengan atribut manfaat bagi kesehatan (A1). Pada hubungan madu dengan produk minuman kesehatan, posisi madu relatif lebih dekat dengan atribut manfaat (A1), logo halal (A2), dan kehigienisan (A3). Sedangkan pada hubungan madu dengan produk minuman penyegar, posisi madu relatif dekat dengan atribut manfaat bagi kesehatan (A1), kehigienisan dan (A2). Pada hubungan madu dengan produk pemanis makanan dan minuman, posisi madu relatif dekat dengan atribut manfaat (A1) dan atribut rasa (A5). Keunggulan kompetitif madu berupa manfaat bagi kesehatan (A1) harus dijaga dengan meningkatkan kualitas madu yang diproduksi, sehingga tidak akan kalah bersaing dengan produk minuman kesehatan, minuman penyegar, dan pemanis makanan/minuman.

Sedangkan atribut yang posisinya jauh dari produk madu (P1), yaitu atribut harga (A6), promosi (A8), ketersediaan (A7), dan kemasan (A4) menunjukkan bahwa ketiga atribut tersebut perlu mendapatkan perhatian serius pihak produsen, sehingga perlu dilakukan perbaikan dalam strategi pengembangan pemasaran pada atribut harga, promosi, dan ketersediaan produk madu di pasar.

Taktik pemasaran dibuat menggunakan bauran pemasaran dengan mempertahankan keunggulan produk madu dalam hal manfaat, kehalalan, kehigienisan, dan rasa dibandingkan dengan produk minuman kesehatan, minuaman penyegar, dan pemanis makanan/minuman. Adapun taktik bauran pemasaran yang disusun, antara lain melakukan standarisasi produk madu yang layak dipasarkan sesuai ketentuan SNI-3545-2004, komitmen untuk tidak menjual madu palsu atau madu tiruan, melakukan diversifikasi terhadap bentuk kemasan, memperluas penjualan di tempat-tempat yang strategis, mudah dijangkau, dan dekat dengan pemukiman penduduk dan perkantoran, mengusahakan outlet-outlet yang khusus menjual madu dan produk lebah lainnya, memberikan harga madu yang murah dan terjangkau oleh kelompok ekonomi menengah ke bawah, memberikan potongan harga, mengusahakan promosi madu lewat iklan di televisi.

Page 7: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

FIRMANSYAH. F03400125. Analysis of Consumer Behavior and Preference to the Attribute of Honey and Its Competitor Products and the Implication to Marketing Strategy. Under supervision of Dr. Ir. Jono. M. Munandar, M.Sc

SUMMARY

Indonesia has many varieties of honey-bee potential and sort of flowers as its abundant food sources to produce the honey. Therefore, Indonesia should produce honey more optimal. Moreover, if it is managed professionally along with the increase of honey consumption level in the community, then honey industry will get advanced.

Honey can be eaten directly and either used in many industries, such as beverages, food, pharmacy, and cosmetics manufacturer. The need of honey as raw material for basic medicine, cosmetics, food and beverage is expected to increase. However, the honey demand level has not been balanced with the increase of its domestic production. Honey production in 5 years period from 1996 to 2000 has been fluctuated with the lowest production which reached 1.538 ton in 1999 while the highest production was 2.824 ton which occurred in 1998. (www.bi.go.id, 2004).

The continuity of honey selling in Indonesia is unstable because the production is depended on the flowering season and climatic changing. Beside, many counterfeit honeys found distributed freely in the market, which is identified by many variant qualities and generally under the standard set by SNI-3545-2004, and was characterized with high water concentration and un-guaranteed of its purity. Honey found in the market today is not only produced by the local producer but also from import producer with good quality of honey and attractive package. This has brought a challenge for honey-bee manufacturers to develop theirs marketing strategies.

This research aims to analyze the attribute of consumer behavior and their preferences in consume the honey product, to describe the relationship between honey products and its competitors with any other factors that influencing the consumer behavior and preferences, and also to formulate the alternative strategy and marketing tactics of honey products.

Data collection was conducted by distributing the questionnaire with purposive sampling at five sub districts of Bogor district and regencies. From 165 responders answers which collected, has resulted that most of the responders were identified as follows: male (52%), 21-30 years of age (29%), profession as students or university students (23%), originated from Sundanesse (37%), average income per month IDR 300.001 – 500.000 (25%) and average expenses per month IDR 250.001 – 400.000 (24%).

Weighting analysis was selected to decide attribute ranking of consumer priority in buying the honey products, while cluster consumer analysis was conducted to determine segmentation and market target of honey consumer, and correspondence analysis was performed to observe the position of honey products attribute with its competitors. Based on combination of weighting analysis, cluster analysis and correspondence analysis would provide strategy model and tactic to develop honey products marketing.

Based on weighting analysis, honey purity became the most prioritized attribute for the consumer in buying the honey products with 13.70 of analysis point. The availability of honey products was the last prioritized attribute which only hit 3.31 points.

For marketing develop of honey, consumers clusters who were selected as the target to develop marketing strategy was group with these following criteria: age between 21 – 30 years old, private employee and other profession which requiring a lot of addition energi; average income per month was IDR 1.000.001 to 1.500.001; average expenses per month was IDR 800.001 to 1.250.000. Positioning of the product was “honey, halal natural product and healthy”.

Based on result of correspondence analysis between honey and its competitor products by using the same attributes showed that honey products was completely relatively close with the attributes of benefit for health (A1). The relationship between honey and healthy beverage product was relatively close with benefit (A1), halal logos (A2), and hygiene (A3) attribute.

Page 8: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Meanwhile, the relationship between honey and fresh beverage products has described that honey was relatively close with AMDK (P8) and syrup on benefit (A1) and halal logos (A2) attribute. According to the relationship between honey and sweetener food/beverage, honey was relatively close with benefit attribute (A1) and flavor attribute (A5). Competitive excellences of honey in benefit attribute (A1) for human health should be maintained by increasing its quality products in order to compete with any other healthy, fresh beverage, and sweetener food/beverage products.

However, the farthest attributes of honey product (P1) such as the attribute of price, promotion (P8), availability (A7) and packaging (A4) showed that those three attributes should get more serious attention from producer, therefore improvement should be conducted in order to develop marketing strategy to the attributes of price, promotion, and availability of the honey product in the market.

Marketing tactic made using marketing mix by defend and upgrade the excellences of honey product in benefit, halal, hygene and flavor compared healthy beverage, fresh beverage, and sweetener food/beverage. Marketing tactic was formulated by using blending packages such as by standardizing the honey product in line with SNI-3545-2004 guidance, commitment not to sell counterfeit honey, diversification of packaging appearance, extended the product marketing in strategic location, accessible, and near with community settlement and offices, establish particular outlet where selling honey or any other bee-products, giving the economical price and accessible by mid-end group, giving discount and also promotion by advertising it on TV.

Page 9: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................. iii

DAFTAR TABEL...................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR............................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................. ix

I. PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG .......................................................................................1

B. TUJUAN PENELITIAN....................................................................................2

C. RUANG LINGKUP...........................................................................................3

D. MANFAAT PENELITIAN ...............................................................................3

II. TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................4

A. MADU ...............................................................................................................4

B. PEMASARAN ...................................................................................................8

C. ATRIBUT PEMASARAN.................................................................................9

D. PERILAKU KONSUMEN ................................................................................9

E. PREFERENSI KONSUMEN...........................................................................10

F. STRATEGI PEMASARAN .............................................................................10

1. Segmentasi Pasar (Segmentation) ................................................................11

2. Penetapan Sasaran Pasar (Targetting) .........................................................12

3. Penetapan Posisi Pasar (Positioning)...........................................................13

G. BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX).............................................13

H. RISET PEMASARAN.....................................................................................14

I. ANALISIS CLUSTER .......................................................................................16

J. ANALISIS KORESPONDENSI.......................................................................16

K. PENELITIAN TERDAHULU.........................................................................16

III. METODOLOGI PENELITIAN ..........................................................................18

A. KERANGKA PEMIKIRAN...........................................................................18

Page 10: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

B. SUMBER DATA ............................................................................................18

C. JENIS PENELITIAN......................................................................................19

D. PEMBUATAN DAN PENGUJIAN KUESIONER .......................................20

E. PENENTUAN JUMLAH DAN PENGAMBILAN SAMPEL .......................21

F. METODE PENGOLAHAN DATA ................................................................22

G. TATA LAKSANA..........................................................................................23

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...........................................................................25

A. PENGUJIAN KUESIONER...........................................................................25

B. PENYEBARAN KUESIONER ......................................................................26

C. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI RESPONDEN .......................................26

D. PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN MADU..............................31

E. HASIL ANALISIS PEMBOBOTAN .............................................................46

1. Penilaian Atribut Madu Menurut Preferensi Konsumen ............................48

2. Penilaian Atribut Minuman Kesehatan Menurut Preferensi Konsumen ....49

3. Penilaian Atribut Minuman Penyegar Menurut Preferensi Konsumen ......49

4. Penilaian Atribut Pemanis Makanan dan Minuman

Menurut Preferensi Konsumen ...................................................................50

F. HASIL ANALISIS CLUSTER ........................................................................51

G. HASIL ANALISIS KORESPONDENSI........................................................54

1. Analisis Korespondensi Madu dengan Produk Minuman Kesehatan.........55

2. Analisis Korespondensi Madu dengan Produk Minuman Penyegar ..........56

3. Analisis Korespondensi Madu dengan Produk Pemanis Makanan dan

Minuman.....................................................................................................57

H. PENGEMBANGAN MODEL PEMASARAN ..............................................59

1. Strategi Pemasaran.......................................................................................59

2. Taktik Pemasaran dan Prioritas Pengembangan Pemasaran........................61

A. Bauran Produk ........................................................................................61

B. Bauran Distribusi ....................................................................................62

C. Bauran Harga ..........................................................................................63

D. Bauran Promosi.......................................................................................63

E. Prioritas Pengembangan Pemasaran........................................................64

Page 11: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

V. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................66

A. KESIMPULAN...............................................................................................66

B. SARAN ...........................................................................................................68

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................69

LAMPIRAN...............................................................................................................72

Page 12: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Komposisi nutrisi yang terkandung dalam madu ..........................................5

Tabel 2. Persyaratan mutu madu..................................................................................7

Tabel 3. Jumlah populasi penduduk beberapa kecamatan di Bogor......................... 21

Tabel 4. Penyebaran kuesioner di beberapa kecamatan di Bogor .............................26

Tabel 5. Pengetahuan responden tentang manfaat/khasiat madu ..............................32

Tabel 6. Pengalaman responden dalam membeli/mengkonsumsi madu. ..................32

Tabel 7. Alasan responden yang tidak pernah membeli madu ..................................33

Tabel 8. Tujuan pembelian madu oleh konsumen .....................................................33

Tabel 9. Motivasi konsumen mengkonsumsi madu...................................................34

Tabel 10. Frekuensi konsumsi madu responden........................................................34

Tabel 11. Waktu konsumen mengkonsumsi madu ....................................................35

Tabel 12. Hal yang dirasakan oleh konsumen setelah mengkonsumsi madu............35

Tabel 13. Merek madu yang dikonsumsi konsumen .................................................36

Tabel 14. Alasan konsumen membeli madu di tempat tersebut ................................36

Tabel 15. Jenis madu yang disukai konsumen...........................................................37

Tabel 16. Ukuran madu yang dikonsumsi konsumen................................................37

Tabel 17. Bahan kemasan madu yang disukai konsumen .........................................38

Tabel 18. Bentuk kemasan madu yang disukai konsumen ........................................38

Tabel 19. Informasi yang diinginkan responden ada pada label kemasan madu.......39

Tabel 20. Tempat pembelian madu konsumen ..........................................................40

Tabel 21. Alasan konsumen membeli madu di tempat tersebut ................................40

Tabel 22. Tempat penjualan madu yang tepat menurut konsumen ...........................40

Tabel 23. Sumber informasi konsumen tentang madu ..............................................41

Tabel 24. Bentuk promosi madu yang tepat menurut konsumen ..............................42

Tabel 25. Harga madu kemasan sachet (20 ml) menurut konsumen .........................42

Tabel 26. Harga madu kemasan botol ukuran 250/300 ml menurut konsumen ........43

Tabel 27. Harga madu kemasan botol ukuran 600/650 ml menurut konsumen ........43

Page 13: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Tabel 28. Pengalaman konsumen mengkonsumsi produk lebah selain madu...........44

Tabel 29. Produk lebah selain madu yang pernah dikonsumsi konsumen ................44

Tabel 30. Pengalaman konsumen mengkonsumsi produk yang mengandung madu 44

Tabel 31 Produk mengandung madu yang dikonsumsi konsumen...........................44

Tabel 32. Pengalaman konsumen mengkonsumsi minuman kesehatan ....................45

Tabel 33. Minuman kesehatan yang dikonsumsi konsumen .....................................45

Tabel 34. Pengalaman konsumen mengkonsumsi minuman penyegar .....................46

Tabel 35. Minuman penyegar yang dikonsumsi konsumen ......................................46

Tabel 36. Pemanis makanan/minuman yang dikonsumsi konsumen ........................46

Tabel 37. Hasil analisis pembobotan atribut produk madu .......................................48

Tabel 38. Hasil analisis pembobotan atribut produk minuman kesehatan ................49

Tabel 39. Hasil analisis pembobotan atribut produk minuman penyegar..................50

Tabel 40. Hasil analisis pembobotan atribut produk pemanis makanan dan minuman ....................................................................................................50

Tabel 41. Hasil Analisis Cluster konsumen berdasarkan variabel demografis .........53

Tabel 42. Atribut Madu dan dan produk pesaingnya.................................................54

Tabel 43. Hasil analisis korespondensi produk madu dengan produk minuman kesehatan....................................................................................................56

Tabel 44. Hasil analisis korespondensi produk madu dengan produk minuman penyegar.....................................................................................................57

Tabel 45. Hasil analisis korespondensi produk madu dengan produk pemanis makanan dan minuman ..............................................................................58

Tabel 46. Formulasi Strategi Pemasaran Produk Madu ............................................60

Page 14: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Diagram alir proses pengolahan madu.......................................................6

Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian ................................................................19

Gambar 3. Diagram alir proses penelitian .................................................................24

Gambar 4. Proporsi kelompok responden................................................................. 27

Gambar 5. Proporsi jenis kelamin responden ........................................................... 27

Gambar 6. Proporsi usia responden .......................................................................... 28

Gambar 7. Proporsi pekerjaan responden ................................................................. 29

Gambar 8. Proporsi pendidikan terakhir responden ................................................. 29

Gambar 9. Proporsi pendapatan rata-rata responden ................................................ 30

Gambar 10. Proporsi pengeluaran rata-rata responden............................................. 30

Gambar 11. Proporsi suku asal responden................................................................ 31

Page 15: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Contoh kuesioner pendahuluan .............................................................72

Lampiran 2. Hasil perhitungan nilai MPE.................................................................73

Lampiran 3. Contoh kuesioner konsumen .................................................................74

Lampiran 4. Pohon industri madu..............................................................................81

Lampiran 5. Hasil uji validitas kuesioner ..................................................................82

Lampiran 6. Hasil uji reliabilitas kuesioner...............................................................83

Lampiran 7. Hasil analisis cluster..............................................................................84

Lampiran 8. Gambar plot hasil analisis korespondensi produk madu dengan produk minuman kesehatan ..................................................................86

Lampiran 9. Gambar plot hasil analisis korespondensi produk madu dengan produk minuman penyegar ...................................................................87

Lampiran 10. Gambar plot hasil analisis korespondensi produk madu dengan produk pemanis makanan dan minuman .............................................88

Lampiran 11. Tabel manfaat/khasiat beberapa jenis madu bagi kesehatan...............89

Page 16: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi aneka ragam

jenis lebah penghasil madu dan jenis tanaman berbunga sebagai sumber pakan

lebah yang cukup besar untuk memproduksi madu. Dengan potensi tersebut

seharusnya Indonesia dapat mengoptimalkan produksi madunya. Apabila potensi

tersebut bisa dikelola secara profesional dan tingkat konsumsi madu oleh

masyarakat terus meningkat, maka industri madu dan perlebahan akan semakin

maju.

Konsumsi madu per kapita di Indonesia masih sangat rendah yaitu sebesar

0,3 kg per tahun, sedangkan negara Jerman dan Jepang sudah mencapai 1,3 kg per

tahun menurut Pusbahnas (Pusat Perlebahan Nasional). Tingkat konsumsi madu di

masyarakat Indonesia yang masih rendah disebabkan oleh persepsi masyarakat

tentang fungsi madu hanya sebagai obat. Dari produksi nasional madu yang saat ini

diperkirakan 8.800 ton, masih jauh dari kebutuhan yang semestinya sekitar 25.000

ton per tahun. Karena itu, Indonesia belum dapat mengekspor madu untuk

menghasilkan devisa, karena untuk kebutuhan dalam negeri saja belum terpenuhi.

(www.bi.go.id, 2004).

Selain dapat dikonsumsi secara langsung, madu juga banyak digunakan

dalam berbagai industri. Beberapa industri yang sering menggunakan madu adalah

industri minuman, makanan, farmasi, dan kosmetik. Kebutuhan akan bahan baku

madu untuk bahan dasar obat-obatan, kosmetik, makanan dan minuman

diperkirakan terus meningkat. Tingkat permintaan tersebut belum dapat diimbangi

oleh peningkatan produksi madu dalam negeri. Produksi madu dalam periode lima

tahun dari tahun 1996 hingga 2000 mengalami fluktuasi dengan produksi terendah

1.538 ton pada tahun 1999 dan produksi tertinggi sebesar 2.824 pada tahun 1998.

(www.bi.go.id, 2004).

Kontinuitas penjualan madu di Indonesia juga tidak stabil karena produksi

sangat tergantung dari musim pembungaan dan perubahan iklim serta masih

banyaknya madu palsu yang beredar di pasaran. Disamping itu mutu madu yang

dihasilkan bervariasi dan umumnya masih di bawah standar SNI-04, dimana mutu

Page 17: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

madu dicirikan dengan kadar air yang tinggi dan kemurnian yang tidak terjamin.

Madu yang banyak terdapat di pasaran saat ini tidak hanya madu yang dihasilkan

oleh produsen lokal saja, tetapi banyak juga madu impor yang kualitasnya lebih

terjamin dengan kemasan yang lebih menarik. Hal ini menjadi tantangan bagi

industri madu atau perlebahan untuk lebih mengembangkan strategi pemasarannya

Saat ini banyak produk-produk minuman kesehatan, minuman penyegar,

dan food suplemen yang dijual di pasaran. Produk-produk tersebut juga diklaim

oleh produsennya memiliki manfaat atau khasiat untuk kesehatan yang juga

dimiliki oleh madu. Hal ini perlu disikapi oleh produsen dan pemasar madu sebagai

tantangan agar selalu berusaha mempromosikan madu sebagai produk alami yang

sangat berguna untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.

Penelitian mengenai perilaku dan preferensi konsumen madu melalui survei

kepada konsumen yang mengkonsumsi madu secara langsung perlu dilakukan

untuk memberikan informasi dan masukan kepada produsen, pemasar, dan

konsumen tentang kelebihan dan kekurangan produk madu dibandingkan dengan

produk-produk pesaingnya. Oleh karena adanya beberapa kesamaan manfaat dari

produk-produk minuman kesehatan, minuman penyegar, bahan pemanis makanan

atau minuman dengan manfaat-manfaat yang dimiliki madu, maka dapat diketahui

posisi masing-masing produk dengan atributnya. Hasil dari penelitian ini digunakan

untuk membuat rekomendasi strategi pemasaran yang bersaing untuk produk madu.

B. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1. Menganalisis atribut-atribut yang mempengaruhi perilaku dan preferensi

konsumen dalam mengkonsumsi madu.

2. Mendeskripsikan posisi madu dan produk-produk pesaingnya dengan atribut-

atribut yang mempengaruhi perilaku dan preferensi konsumen.

3. Menyusun alternatif strategi dan taktik pemasaran madu.

C. Ruang Lingkup

Page 18: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Penelitian ini dilakukan melalui survei konsumen. Responden adalah

konsumen yang membeli dan mengkonsumsi madu di lima kecamatan di wilayah

Kotamadya dan Kabupaten Bogor (Kecamatan Bogor Barat, Bogor Tengah,

Dramaga, Ciomas, dan Cibinong). Analisis yang dilakukan pada penelitian ini

meliputi analisis perilaku dan preferensi konsumen terhadap produk madu yang

pernah dikonsumsinya, juga terhadap produk-produk pesaingnya yaitu produk

minuman kesehatan, produk minuman penyegar, dan produk bahan pemanis

makanan atau minuman.

D. Manfaat

Penelitian ini sangat bermanfaat bagi peneliti sebagai sarana untuk

menerapkan materi yang sudah didapatkan selama perkuliahan. Bagi mahasiswa

lainnya, penelitian ini dapat berguna sebagai informasi tambahan bagi penelitian

selanjutnya. Manfaat lain dari penelitian ini ialah untuk memberikan informasi

kepada pihak produsen dan pemasar madu mengenai kelebihan dan kekurangan

atribut yang dimiliki produk madu, serta posisinya dibandingkan dengan produk-

produk pesaingnya. Penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi

produsen dan pemasar madu untuk menyusun strategi pemasaran madu yang tepat.

Sedangkan bagi konsumen madu, hasil penelitian ini dapat menambah informasi

tentang atribut-atribut apa saja yang perlu diperhatikan dalam membeli dan

mengkonsumsi madu.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Page 19: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

A. MADU

Madu merupakan bahan makanan alami yang istimewa, berasal dari berbagai

sumber nektar yang dikumpulkan dan diolah oleh beberapa jenis lebah, antara lain :

Apis cerana, Apis mellifera, Apis dorsata, Apis florea, Trigona sp. (Kustantiny,

1993) dalam Komara (2002). Sedangkan Codex Alimentarius Commision (1984)

dalam Crane (1990), mendefinisikan madu sebagai zat manis yang dihasilkan oleh

lebah madu, berasal dari nektar bunga yang berkembang atau dari sekresi tanaman

yang dikumpulkan oleh lebah, kemudian diubah bentuknya dan dikombinasikan

dengan zat khusus yang ada pada tubuh lebah, selanjutnya disimpan hingga masak

di dalam sel-sel madu.

Berdasarkan sumber nektarnya, madu dibagi menjadi beberapa jenis, seperti

madu floral, madu ekstrafloral, dan madu embun. Madu floral dihasilkan dari nektar

bunga. Madu ekstrafloral dihasilkan dari cairan hasil sekresi tanaman pada bagian

tanaman lainnya selain bunga (nektar ekstrafloral). Sedangkan madu embun

dihasilkan dari cairan hasil sekresi serangga lain yang diletakkan pada bagian

tanaman. Cairan tersebut kemudian dihisap dan dikumpulkan oleh lebah di sarang

madu.

Sifat fisik yang dimiliki oleh madu antara lain : madu bersifat higroskopis

karena larutan madu sangat jenuh dan tidak stabil (Gojmerac, 1983). Madu yang

kental memiliki viskositas tinggi, sedangkan pada madu yang encer viskositasnya

rendah (Root, 1980). Selain itu cairan madu mempunyai tekanan osmosis yang

tinggi, aktivitas air (Aw) bervariasi antara 0,5 (16 % H2O) dan 0,6 (18 % H2O) pada

rentang suhu 4o-37oC (The National Honey Board, 2001). Kadar air madu secara

langsung mempengaruhi kualitas madu. Jika kadar air tinggi, maka kualitas

madunya rendah. (White, 1992).

Madu menurut hasil riset diketahui menagndung 24 macam zat gula,

disamping mengandung zat ferment, vitamin, mineral, asam-asam amino, hormon,

zat bakterisidal, dan bahan bahan aromatik (Mashudi dkk. 2000). Disamping itu

sifat kimia yang dimilikinya antara lain : memiliki pH antara 3,5–6,1 dan kandungan

asam antara 0,17-1,17% terutama asam glukonat. Madu juga mengandung protein

(0,26%), nitrogen (0,04%), dan asam-asam amino antara 0,05-0,10% (Sihombing,

Page 20: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

1997). Selain itu madu mengandung beberapa enzim yaitu : enzim invertase,

diastase (amilase), glukosaoksidase, katalase, peroksidase, fosfatase, dan protease

(White,1992). Komposisi kimia madu terbesar adalah karbohidrat (82,4%), lalu

diikuti oleh air (17,2%), protein (0,3%), dan Abu (0,2%) (The National Honey

Board, 2001). Selain itu madu mengandung beberapa vitamin dan mineral yang

berasal dari pollen yang tertinggal di dalam madu antara lain : vitamin A, vitamin C,

tiamin (B1), riboflavin (B2), dan piridoksin (B6). Komposisi kimia madu

selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Komposisi nutrisi yang terkandung dalam madu No. Komponen Jumlah (%) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Air Fruktosa Glukosa Maltosa Karbohidrat Sukrosa Enzim, Mineral, dan Vitamin Energi (kalori/100 g)

17,0 38,5 31,0 7,2 4,2 1,5 0,5

294 kal Sumber : Pusat Apiari (2001).

Pemanenan madu dilakukan jika sisiran sarang lebah yang berisi madu telah

tertutup semua atau sepertiganya oleh lilin lebah (bees wax). Sebagai patokan saat

panen madu, yaitu paling sedikit sepertiga dari sel-sel sarang madu telah tertutup

oleh lilin. Panen madu dilakukan pada saat itu agar kadar air madu tidak terlalu

tinggi atau kurang dari 20 %.

Hal pertama yang dilakukan dalam panen madu adalah dengan membuka

stup dan menghembuskan asap ke dalam stup melalui penutup dalam (kasa).

Selanjutnya tutup dalam (kasa) dibuka dan sisiran madu diangkat. Kemudian sisiran

madu dihentakkan ke arah dalam stup sehingga lebah terlepas dari sisiran dan jatuh

ke dasar stup. Lebah yang masih menempel pada sisiran dibersihkan dengan sikat

lebah. Setelah itu lilin penutup madu dikupas dengan pisau sebelum sisiran

dimasukan ke dalam wadah ekstraktor untuk mengeluarkan madunya. Lalu

ekstraktor diputar agar madu keluar dari sarang lebah. Setelah madu keluar semua,

sisiran dikembalikan untuk diisi kembali oleh lebah. Madu yang tertampung dalam

ekstraktor kemudian disaring dan ditempatkan dalam drum penampung madu.

Page 21: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Sebelum dibawa ke gudang untuk dikemas, madu yang ditampung dalam ember

diambil sampelnya dan untuk dilakukan uji kualitas dan untuk menurunkan kadar air

madu sampai kisaran 17-21%. Kemudian madu dibawa ke gudang untuk dikemas ke

dalam botol dengan beberapa macam ukuran atau ke dalam plastik sachet. Proses

pengolahan madu dapat dilihat pada gambar terhadap 1.

Sisiran sarang

lebah berisi madu

- Lilin (beeswax) - Bee Pollen

Penyaringan dengan ekstraktor

Pengemasan

Penurunan Kadar Air dengan dehidrator

Madu dengan kadar air 17-21 %

Penampungan

Cairan Madu

Produk Madu dalam kemasan

Gambar 1. Diagram alir proses pengolahan madu

Page 22: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Produk madu yang baik adalah produk madu yang telah memenuhi syarat

mutu madu yang ditetapkan oleh Badan Standarisasi Nasional dalam SNI 01-3545-

2004 (lihat tabel 2).

Tabel 2. Persyaratan mutu madu

No. Jenis Uji Satuan Persyaratan

1 Aktifitas enzim diastase, DN min. 3

2 Hidroksimetilfurfural (HMF) mg/kg maks. 40

3 Kadar air % b/b maks. 22

4 Gula pereduksi (dihitung sebagai glukosa)

% b/b min. 60

5 Sukrosa % b/b maks. 5

6 Keasaman ml NaOH 1 N/kg maks 40

7 Padatan yang tak larut dalam air % b/b maks. 0,5

8 Abu % b/b maks. 0,5

9

Cemaran logam Timbal (Pb),

Cemaran logam Tembaga (Cu)

mg/kg mg/kg

maks. 1,0

maks. 5,0

10 Cemaran arsen (As) mg/kg maks. 0,5

Sejak zaman dahulu madu biasa digunakan sebagai obat atau bahan pangan.

Madu berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit beberapa penyakit, antara lain :

maag, radang usus, disentri, diare, asma, darah tinggi/darah rendah, jantung,

sariawan, berbagai penyakit kulit, luka luka bakar, dan sebagainya (lihat lampiran

11). Madu merupakan sumber daya energi bagi tubuh (100 fr madu = 328 kalori).

Menurut sumber kepustakaan, setiap 1.000 g madu bernilai 3.280 kalori. Nilai kalori

1 kg madu sama dengan 50 butir telur atau 5,575 liter susu, atau 1,680 kg daging.

Madu juga diyakini berkhasiat dapat memperlancar fungsi otak, meningkatkan daya

tubuh, meningkatkan nafsu makan, dan lain-lain (Pusat Apiari, 2004).

Berbagai permasalahan –selain pemasaran- yang dihadapi dalam

pengembangan industri madu atau perlebahan di Indonesia meliputi bidang

produksi, permodalan, penelitian dan pengembangan (www.bi.go.id/sipuk.2004).

Untuk aspek produksi, sampai saat ini Indonesia belum memiliki basis data

mengenai potensi pakan lebah yang berupa luasan, jenis tanaman, musim

Page 23: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

pembungaan, dan distribusinya, sehingga potensi yang tersedia belum dapat

dimanfaatkan dengan optimal. Para peternak atau pengusaha kini merasakan makin

terbatasnya sumber penggembalaan. Disamping itu pada kegiatan pemungutan madu

lebah hutan A. Dorsata, oleh karena terjadi perubahan jumlah lebah hutan akibat

kebakaran, konversi dan penebangan hutan. Selain itu umumnya pengetahuan dan

tingkat penguasaan teknis budidaya lebah masih rendah sehingga jumlah dan

kualitas produsinya rendah, serta penyediaan sarana produksi perlebahan berupa

koloni lebah, ratu lebah, peralatan, obat-obatan pemberantas hama masih terbatas.

Pada aspek permodalan, umumnya usaha perlebahan dilaksanakan oleh

peternak kecil dengan kemampuan modal yang terbatas dan perbankan belum

bersedia menyediakan kredit di bidang usaha perlebahan karena belum diyakini

kelayakan usahanya. Sedangkan untuk program penelitian perlebahan belum

terkoordinasikan secara beaik dan terbatasnya jumlah peneliti, sarana dan prasarana,

dan dana penelitian. Perguruan tinggi dan lembaga ilmiah lainnya belum sedikit

yang menagani perlebahan.

B. PEMASARAN

Kebutuhan manusia (needs) adalah suatu keadaan akan sebagian dari

pemuasan dasar yang dirasakan atau disadari. Sementara keinginan manusia (wants)

adalah hasrat untuk memperoleh pemuas-pemuas tertentu untuk kebutuhan yang

lebih mendalam. Sedangkan permintaan (demands) adalah keinginan terhadap

produk-produk tertentu yang didukung oleh suatu kemampuan dan kemauan untuk

membeli produk itu (Kotler, 1990).

Menurut Kotler (1990), pemasaran adalah fungsi bisnis yang

mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan pelanggan, menetapkan pasar sasaran

mana yang dapat dilayani secara baik oleh organisasi, merancang produk, layanan,

dan program yang tepat untuk melayani pasar-pasar saat ini. Tujuan pemasaran

adalah untuk menciptakan kepuasan pelanggan atau konsumen secara

menguntungkan dengan membangun hubungan yang sarat nilai dengan pelanggan

utama. Sedangkan manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan, penerapan,

dan pengendalian terhadap program yang dirancang untuk menciptakan,

Page 24: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

membangun, dan mempertahankan pertukaran dan hubungan dengan pasar sasaran

dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.

Secara garis besar proses pemasaran meliputi pengukuran dan peramalan

permintaan, segmentasi pasar, penetapan pasar sasaran dan penentuan posisi pasar,

dan penetapan strategi yang kompetitif (Kotler dan Amstrong, 1994).

C. ATRIBUT PEMASARAN

Menurut Simamora (2002) atribut dalam istilah pemasaran dapat

mengandung dua pengertian. Pertama, atribut sebagai karakteristik yang

membedakan merek atau produk dari yang lain. Kedua, faktor-faktor yang

dipertimbangkan konsumen dalam mengambil keputusantentang pembelian merek

ataupun kategori produk, yang melekat pada produk atau menjadi bagian produk itu

sendiri.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan definisi atribut yang kedua

dimana atribut produk meliputi dimensi-dimensi yang terkait dengan produk atau

yang lain termasuk yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.

D. PERILAKU KONSUMEN

Keinginan dan kebutuhan konsumen dapat dipahami jika sebuah organisasi

mengetahui perilaku konsumen. Perilaku konsumen merupakan perilaku yang

ditunjukkan oleh konsumen dalam kegiatan mencari, membeli, menggunakan,

mengevaluasi, dan menentukan produk dan jasa yang akan memuaskan keinginan

mereka (Schiffman dan Kanuk, 1994).

Assael (1992) menyebutkan bahwa proses pengambilan keputusan oleh

konsumen dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu pengaruh konsumen sebagai individu,

pengaruh lingkungan dan strategi pemasaran terhadap produk yang dilakukan oleh

pihak perusahaan. Pengaruh konsumen sebagai individu dalam pengambilan

keputusan meliputi kebutuhan konsumen, persepsi konsumen terhadap karakteristik

yang terdapat pada produk, faktor demografi, gaya hidup, dan karakter pribadi

konsumen. Pengaruh lingkungan meliputi kebudayaan (norma sosial, norma agama,

dan kelompok etnik), kelas sosial, dan kekerabatan.

Page 25: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

E. PREFERENSI KONSUMEN

Preferensi konsumen menunjukkan bagaimana konsumen menggunakan

dimensi-dimensi yang relevan untuk mengevaluasi produk-produk atau merek-

merek yang ditawarkan. Konsumen dapat menggunakan dimensi evaluasi yang

sama dalam menganalisis merek-merek suatu produk, tetapi tiap konsumen akan

memiliki kepentingan yang berbeda-beda terhadap dimensi (atribut) yang

digunakannya. Perbedaan kepentingan tersebut menimbulkan keragamam dalam

preferensi konsumen (www.digilib-1997-194, 15 Agustus 2006)

Preferensi konsumen merupakan utilitas, yaitu tingkat kesenangan atau

kesukaan. Suatu produk atau atribut akan lebih disukai konsumen jika ia

menempatkan produk atau atribut sebagai pilihan pertama (Achmad, 1999 dalam

Resya (2005)). Sedangkan preferensi konsumen menurut Assael (1992) terbentuk

dari persepsi konsumen terhadap produk. Persepsi yang telah mengendap dan

melekat dalam pikiran akan menjadi preferensi. Persepsi dapat dipengaruhi oleh

rangsangan primer yang berasal dari produk itu sendiri dan rangsangan sekunder

yang berasal dari simbol, kesan, dan informasi tentang produk. Selain itu Engel

et.al. (1995), mengatakan bahwa preferensi konsumen dapat dipengaruhi oleh

faktor-faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologis (motivasi, persepsi, dan

kepercayaan) konsumen.

F. STRATEGI PEMASARAN

Strategi pemasaran adalah serangkaian tindakan terpadu menuju keunggulan

kompetitif yang berkelanjutan. Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi

pemasaran adalah,

(1) faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat,

(2) faktor makro, yaitu demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik dan

sosial/budaya. Sedangkan strategi dan kiat pemasaran dari sudut pendangan

penjual (4 P) adalah tempat yang strategis (place), produk yang bermutu

(product), harga yang kompetitif (price) dan promosi yang gencar (promotion).

Page 26: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Sedangkan dari sudut pandang pelanggan (4 C) adalah kebutuhan dan keinginan

pelanggan (customer needs and wants), biaya pelanggan (cost to the customer),

kenyamanan (convenience) dan komunikasi (comunication) (Kotler dan

Amstrong, 1995)

Menurut Porter (1990) dalam Subrata (2004), membangun strategi

pemasaran merupakan usaha untuk emrumusakn formula mengenai usaha kompetisi

bisnis, target, yang seharusnya dicapai dan kebijaksanan yang dibutuhkan untuk

mencapai target tersebut. Terdapat empat kunci utama yang perlu dipertimbangkan

oleh suatu perusahaan dalam menentukan strategi persaingan untuk mencapai

kesuksesan yaitu : (1) kekuatan dan kelemahan perusahaan, (2) nilai SDM sebagai

pelaksana kunci, (3) peluang dan hambaan dalam industri, dan (4) masyarakat dan

sosial.

Strategi pemasaran menurut Kottler (1990), adalah suatu logika pemasaran

sehingga perusahaan diharapkan dapat mencapai sasaran-sasaran pemasarannya.

Strategi pemasaran terdiri dari pengambilan keputusan tentang biaya pemasaran,

bauran pemasaran, dan alokasi pemasaran dalam hubungannya dengan kondisi

lingkungan dan persaingan perusahaan. Sedangkan menurut Assael (1992), perilaku

konsumen akan mempengaruhi kondisi strategi pemasaran sedangkan strategi

pemasaran meliputi pendefinisian terhadap peluang pasar dan pengembangan

rencana pemasaran

1. Segementasi Pasar (Segmentation)

Menurut Kotler (1990), segmentasi pasar adalah usaha pemisahan pasar

pada kelompok-kelompok pembeli menurut jenis-jenis produk tertentu yang

memerlukan bauran pemasaran tersendiri. Segmen pasar terdiri dari kelompok

besar yang dapat diidentifikasi dalam sebuah pasar. Perusahaan yang

menerapkan pemasaran segmen menyadari bahwa pembeli berbeda-beda dalam

keinginan, daya beli, lokasi geografis, perilaku pembelian dan kebiasaan

pembelian mereka. Konsumen yang menjadi bagian suatu segmen diasumsikan

cukup serupa dalam keinginan dan kebutuhan mereka, Variabel segmentasi

utama biasanya adalah segmentasi geografis, demografis, psikografis, dan

perilaku.

Page 27: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Segmentasi geografis mencakup beberapa variabel, antara lain : wilayah,

ukuran daerah, kepadatan, iklim, wilayah sruktur pemerintahan, dan sebagainya.

Variabel untuk segmentasi demografis, yaitu : umur, jenis kelamin, pendidikan,

pekerjaan, agama, ras, kebangsaan, pendapatan, dan sebagainya. Segmentasi

psikografis meliputi kelas sosial, gaya hidup, dan kepribadian konsumen.

Sedangkan contoh variabel untuk segmentasi perilaku yaitu status pemakai,

manfaat yang dicari, tingkat pemakaian, dan sebagainya.

2. Penetapan Sasaran Pasar (Targetting)

Menurut Kotler (1990), perusahaan dapat memilih tiga strategi memilih

sasaran pemasaran dalam penetapan sasaran pasarnya, yaitu:

a. Pemasaran serba sama (massal), dimana perusahaan mengabaikan,

perbedaan-perbedaan yang ada dalam segmen-segmen pasar dan melayani

seluruh pasar dengan hanya satu produk atau jasa. Strategi ini lebih

menitikberatkan pada kesaman kebutuhan konsumen dan dilakukan

distribusi massal dan iklan secara besar-besaran namun tetap menghemat

biaya.

b. Pemasaran serba aneka, dimana perusahaan memproduksi beberapa jenis

produk yang berbeda untuk dipasarkan ke beberapa segmen. Dengan

berbagai ragam produk dan cara pemasaran, perusahaan berharap

memperoleh penjualan yang lebih tinggi serta posisi yang lebih kuat pada

setiap segmen pasar.

c. Pemasaran terpusat, yakni perusahaan sebagian kecil segmen dari pasar

yang luas ada daripada melayani pasar secara keseluruhan namun hasil yang

diperoleh hanya sedikit. Selain itu pada strategi ini perusahaan juga

melakukan pengembangan produk dan bauran pemasaran yang disesuaikan

dengan masing-masing segmen.

Kotler (1990) juga menyebutkan bahwa ada beberapa faktor yang perlu

diperhatikan sebelum menentukan salah satu strategi penetapan sasaran, antara

lain : sumber daya perusahaan, homogenitas produk, tahapan produk dalam daur

hidup produk, homogenitas pasar, dan strategi pemasaran yang dilakukan

pesaing.

Page 28: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

3. Penetapan Posisi Pasar (Positioning)

Menurut Kasali (2000), positioning adalah strategi komunikasi untuk

memasuki jendela otak konsumen, agar produk atau merek produk anda

mengandung arti tertentu yang dalam beberapa segi mencermimnkan

keunggulan terhadap produk atau merek lain dalam bentuk hubungan asosiatif.

Tujuan utama positioning dalam dunia bisnis adalah menempatkan

produk di pasar sehingga produk tersebut terpisah atau berbeda dengan merek-

merek yang bersaing. Bentuk akhir postioning adalah persepsi masyarakat

mengenai kedudukan produk dan perusahaan terhadap para pesaingnya

(Tjiptono,1997).

G. BAURAN PEMASARAN

Bauran pemasaran menurut Stanton et.al (1994) adalah suatu bentuk

kombinasi antara produk, harga, distribusi, dan promosi. Gabungan empat

komponen bauran pemasaran tersebut dalam pelaksanannya harus diarahkan untuk

memenuhi dan memuaskan kebutuhan konsumen agar tujuan pemasaran dapat

tercapai. Sedangkan menurut Kotler (1990), bauran pemasaran adalah campuran

dari variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan dan dipergunakan oleh

suatu perusahaan untuk mengejar tingkat penjualan yang diinginkan dalam pasar

sasaran. Namun tidak semua variabel dapat diserasikan dalam jangka pendek.

Variabel itu berbeda-beda tergantung penyesuaiannya.

Menurut Stanton et.al (1994), dalam pandangan para pemasar, produk berarti

kumpulan atribut-atribut yang bersifat nyata (tangible) dan tidak nyata (intangible),

dalam hal ini termasuk kemasan, warna, kualitas, merek, serta pelayanan konsumen

dari perusahaan

Harga adalah nilai uang atau barang dengan atribut yang potensial untuk

memuaskan konsumen dalam mendapatkan produk (Stanton et.al, 1994). Kotler

(1990) mengatakan bahwa harga perlu disesuaikan dengan nilai produk yang

ditawarkan menurut pandangan pelanggan.

Distribusi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk

menyalurkan, menyebarkan, mengirimkan, serta menyampaikan barang yang

Page 29: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

dipasarkan kepada konsumen (Kotler,1997). Sedangkan saluran distribusi adalah

kesatuan orang dan badan usaha yang terlibat dalam proses distribusi produk

(Stanton et.al, 1994). Beberapa bentuk saluran distribusi antara lain : agen distribusi,

retailler, dan wholeseller.

Menurut Stanton et.al (1994), promosi adalah semua kegiatan yang berkaitan

dengan mendesain dan mengatur tiga elemen bauran pemasaran lainnya, yaitu

produk, harga, dan distribusi untuk mengkomunikasikannya dan mempengaruhi

konsumen yang sudah ada dan konsumen yang potensial agar tertarik dan kemudian

melakukan tingkat pembelian.

Alat-alat yang dapat digunakan untuk promosi menurut Engel et.al, (1995)

antara lain : iklan melalui berbagai media massa, personal selling (penjualan secara

personal), reseller support (pemberian insentif), consumer relationship, dan

publisitas non iklan yang ditampilkan oleh media massa.

H. RISET PEMASARAN

Riset pemasaran adalah kegiatan penelitian di bidang pemasaran yang

dilakukan secara sistematis mulai dari perumusan masalah, tujuan penelitian,

pengumpulan data, pengolahan data dan interpretasi hasil penelitian. Hasil riset

penelitian dapat dipakai untuk merumuskan strategi pemasaran dalam merebut

peluang pasar (Rangkuti, 1997). Sedangkan menurut Supranto (1991), riset

pemasaran adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan serta analisis seluruh fakta

atau data yang menyangkut persoalan yang berhubungan dengan pemindahan dan

penjualan barang dan jasa dari produsen ke konsumen.

Menurut Umar (1997), langkah-langkah dalam riset pemasaran adalah

sebagai berikut : 1) Pendefinisian dan perumusan masalah; 2) Perumusan hipotesa;

3) Penentuan metode dan desain riset; 4) Penentuan variabel, data, dan sumber data;

5) Pengumpulan data; 6) Pengolahan data; 7) Analisis dan interpretasi data hasil

olahan; 8) Pembuatan kesimpulan dan saran, dan 9) Pembuatan laporan hasil riset.

Menurut Kinnear dan Taylor (1995), riset pemasaran dapat dibagi menjadi

tiga, yaitu :

Page 30: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

a. Riset eksploratif, riset ini cocok diterapkan pada situasi manajemen yang sedang

menelusuri permasalahan, mencari gagasan, hipotesis baru atau menginginkan

rumusan permasalahan yang lebih tepat.

b. Riset konklusif, riset ini memberikan informasi untuk mengevaluasi dan

menyeleksi serangkaian tindakan.

c. Riset pemantauan hasil, riset ini digunakan untuk mengendalikan program

pemasaran sesuai dengan seleksi dan evaluasi yang telah dilakukan.

Desain atau rancangan riset adalah suatu pengaturan syarat-syarat untuk

mengontrol pengumpulan data di dalam suatu riset sedemikian rupa dengan tujuan

untuk mengkombinasikan semua informasi yang akurat sesuai dengan tujuan riset.

Cara pengumpulan data itu harus dilakukan seefisien mungkin dengan biaya rendah,

tenaga yang sedikit serta waktu yang relatif pendek akan tetapi dapat memberikan

informasi yang cukup teliti (Supranto, 1998).

Menurut Kinnear dan Taylor (1995), ada dua macam penarikan sampel

(sampling) yaitu probability sampling dan non probability sampling. Pada metode

probability sampling, peluang setiap unsur populasi memiliki untuk terpilih

menjadi sampel dapat diketahui. Sedangkan pada non probability sampling, peluang

untuk terpilih menjadi sampel tidak dapat diketahui dengan pasti.

Ada tiga jenis metode penarikan sampel non probabilitas yaitu : metode

penarikan sampel berdasarkan kemudahan (convenience sampling), penarikan

sampel berdasarkan pertimbangan (judgement sampling), dan penarikan sampel

berdasarkan kuota (quota sampling). Penarikan sampel kemudahan paling sering

digunakan karena kemudahan dan fleksibilitasnya. Cara ini merupakan cara yang

paling mudah dipertanggungjawabkan dalam pelaksanaan riset eksploratif dan

sesuai untuk penelitian dengan waktu, biaya, dan tenaga yang terbatas (Kinnear dan

Taylor, 1995).

I. ANALISIS CLUSTER

Analisis cluster pada prinsipnya digunakan untuk mereduksi data, yaitu

proses untuk meringkas sejumlah variabel menjadi lebih sedikit dan menamakannya

Page 31: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

sebagai cluster. Pada riset pemasaran, analisis cluster biasanya digunakan untuk

melakukan proses segmentasi sejumlah responden (konsumen) berdasarkan ciri-ciri

sejumlah atribut yang ada. Analisis cluster dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu

Hierarchical Cluster dan K-Means Cluster. Pengelompokkan (clustering) secara

hirarki biasanya digunakan untuk jumlah sampel (data) yang relatif sedikit.

Sedangkan untuk data yang banyak (di atas 200 sampel dapat digunakan) K-Means

Cluster, yang sekarang merupakan metode cluster yang paling populer digunakan

(Santoso, Tjiptono, 2001).

J. ANALISIS KORESPONDENSI

Analisis korespondensi adalah alat pengujian untuk mengetahui hubungan

interdependen atau saling ketergantungan antarvariabel/data. Analisis korespondensi

lebih berhubungan dengan objek dari suatu penelitian. Analisis korespondensi

mempunyai ciri, yaitu data yang diinput adalah data nonmetrik dan oada

kebanyakan kasus, data yang dipakai adalah data nominal (Santoso, Tjiptono, 2001).

Analisis korespondensi adalah suatu teknik eksplorasi peubah ganda yang

mengkonversikan suatu matriks data ke dalam suatu bentuk grafik dimana setiap

baris dan kolom matriks diperagakan sebagai gugusan titik. Analisis korespondensi

menggambarkan kedekatan profil antar kategori tiap gugus data dalam bentuk grafik

atas dasar posisi relatif yang menunjukkan jarak antar kategori. Bentuk paling

mendasar dari analisis korespondensi adalah aplikasinya pada tabel kontingensi dua

arah (Grenacre dan Hastie, 1987).

K. PENELITIAN TERDAHULU

Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, antara lain oleh Lutfiah

(2000) yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran Madu Odeng”. Penelitiannya

bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman serta

merumuskan alternatif strategi pemasaran bagi perusahaan di masa mendatang.

Hasil penelitiannya dengan menggunakan analisis SWOT menyebutkan bahwa

kekuatan utama dari madu dengan merek “Odeng” adalah terjaminnya keaslian

madu dan merek yang sudah dikenal oleh konsumen. Kelemahannya antara lain

mutu madu yang berbah-ubah, kurangnya kegiatan promosi, dan keterbatasan modal

Page 32: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

yang dimiliki. Sedangkan peluang dimiliki yaitu adanya dukungan pemerintah dan

bertambahnya jumlah pengecer madu “Odeng”. Namun pemasaran madu “Odeng”

juga mendapat ancaman dengan semakin banyaknya madu impor yang beredar di

pasaran.

Farida (2000) dalam penelitian yang berjudul Evaluasi Perkembangan Usaha

Lebah Madu (Apis mellifera) (Studi Kasus di Perusahaan Madu Odeng, Cibubur).

Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa strategi pemasaran perusahaan madu

Odeng adalah dengan menjual madu dalam bentuk curah dan dalam bentuk kemasan

botol. Madu dalam bentuk curah dijual langsung ke konsumen akhir, atau konsumen

datang langsung ke perusahaan. Sedangkan madu dalam kemasan botol dijual

melalui kedai-kedai, agen, dan pameran untuk konsumen akhir. Sistem pemasaran

madu yang dilakukan adalah untuk menghindari saluran distribusi panjang yang

mengakibatkan harga pasar madu cukup tinggi dan perusahaan terhindar dari

pemalsuan madu dengan merek yang sama.

Penelitian lainnya dilakukan oleh Bassit (2003) yang berjudul Penempatan

Posisi (Positioning) Produk Minuman Madu (Studi Kasus di Pusat Perlebahan

Nasional Parung Panjang). Penelitiannya bertujuan untuk mengetahui preferensi

konsumen terhadap produk minuman madu dan menentukan penempatan posisi

(positioning) minuman madu yang diproduksi oleh Pusbahnas. Hasil penelitiannya

dengan menggunakan analisis kuadran dan peringkat keunikan produk,

menyebutkan bahwa produk minuman yang diproduksi oleh Pusat Perlebahan

Nasional Parung Panjang paling tepat diposisikan sebagai minuman yang higienis,

segar, dan menyehatkan. Positioning statement yang disampaikan adalah “minuman

madu, sangat baik untuk anak-anak dan cocok bagi orang yang aktif bekerja, atau

dapat dengan positioning produk minuman madu tersebut.

Page 33: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. KERANGKA PEMIKIRAN

Tujuan akhir dari konsep, kiat dan strategi pemasaran adalah kepuasan

konsumen sepenuhnya. Kepuasan konsumen sepenuhnya bukan berarti memberikan

kepada apa yang menurut kita keinginan dari mereka, tetapi apa yang sesungguhnya

mereka inginkan serta kapan dan bagaimana mereka inginkan. Dalam merencanakan

strategi pemasaran yang kompetitif, efektif, dan efisien, maka perusahaan perlu

memiliki pemahaman mengenai pasar dan perilaku konsumen. Dengan mengenali

dan membedakan kelompok konsumen, pengembangan strategi pemasaran dapat

disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Hal itu merupakan syarat utama bagi

setiap perusahaan yang ingin mempertahankan eksistensinya dalam persaingan

pasar. Taktik bauran pemasaran merupakan taktik untuk merangsang penjualan

Page 34: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

dengan jalan merubah atau memodifikasi salah satu atau lebih elemen bauran

pemasaran yaitu 4P: product, price, place, dan promotion.

Penelitian ini dilakukan dengan metode pengamatan langsung di pasar,

penyebaran kuesioner, wawancara, dan studi pustaka. Metode analisis yang akan

digunakan adalah analisis pembobotan, analisis cluster, dan analisis korespondensi.

Identifikasi atribut-atribut produk madu dilakukan dengan wawancara dan

penyebaran kuesioner dengan para pakar atau praktisi yang sudah memahami

karakteristik produk madu dan pemasarannya. Kemudian dari atribut-atribut yang

diperoleh, penulis menyusun kuesioner dengan menambahkan pertanyaan yang

berusaha mengetahui perilaku dan preferensi konsumen terhadap atribut madu dan

produk-produk pesaingnya. Kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar 2.

B. SUMBER DATA

E. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan

data sekunder. Data primer dikumpulkan dengan melakukan pengamatan langsung,

wawancara dengan pihak perusahaan madu (Pusbahnas), dan penyebaran kuesioner

dengan teknik wawancara terhadap responden di lima kecamatan di wilayah Bogor.

Sedangkan data sekunder diperoleh dari Pusat Perlebahan Nasional (Pusbahnas)

Perhutani, instansi-instansi yang terkait dengan penelitian, berbagai literatur di

perpustakaan IPB, dan informasi dari beberapa situs internet.

Madu

Uji MPE

• Analisis Cluster

Atribut-atribut Madu dan Atribut-atribut produk-produk pesaingnya

Identifikasi Atribut yang mempengaruhi Preferensi Konsumen

Atribut-atribut Madu dan Atribut-atribut produk-produk pesaingnya

yang mempengaruhi konsumen

Analisis Perilaku dan Preferensi Konsumen Madu • Analisis Pembobotan

• Analisis Korespondensi

Segmentasi, Target, Posisi, dan Bauran Produk Madu

Page 35: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Gambar 2. Kerangka Pemikiran Penelitian C. JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian survei dengan

mengumpulkan data dari konsumen. Menurut Singarimbun dan Effendi (1989),

penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan

menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan yang utama.

Tipe desain riset yang digunakan pada penelitian ini adalah tipe riset

deskriptif. Riset deskriptif memiliki tujuan untuk menjelaskan karakteristik pasar

atau konsumen. Karakteristik riset ini memiliki desain penelitian secara terstruktur

dengan menggunakan data primer (survei), data sekunder, panel atau observasi

(Rangkuti, 1997)

D. PEMBUATAN DAN PENGUJIAN KUESIONER

Kuesioner yang digunakan dibuat dalam bentuk pertanyaan terbuka dan

terutup yang jelas dan tidak mengandung makna yang tersembunyi bagi pihak

responden. Pertanyaan dalam kuesioner meliputi aspek demografi responden, serta

aspek perilaku dan preferensi konsumen terhadap atribut-atribut madu dan produk

pesaingnya.

Pengujian terhadap kuesioner dilakukan sebelum kuesioner yang sebenarnya

disebarkan kepada responden. Pengujian ini dilakukan agar dapat memperoleh

informasi dengan tingkat keandalan (reliability) dan keabsahan (validity) sebesar

mungkin. Validitas atau keabsahan adalah menyangkut pemahaman mengenai

kesesuaian antara konsep dengan kenyataan empiris. Sedangkan, reliabilitas adalah

Page 36: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

tingkat konsistensi suatu alat ukur yang menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat

diandalkan kebenarannya dan dapat dipercaya bila alat ukur itu digunakan kembali

kedua kalinya untuk mengukur gejala yang sama (Singarimbun dan Effendi, 1989).

Jenis validitas yang digunakan adalah validitas konstruk untuk mengetahui

adanya komponen konstruk yang ditunjukkan dengan adanya korelasi antara satu

dengan yang lainnya. Korelasi antar pertanyaan diukur dengan menggunakan rumus

teknik korelasi product moment sebagai berikut :

)]Y(YN)()X(XN[(

)(-)(Nr2222 Σ−ΣΣ−Σ

ΣΧΣΥΣΧΥ=

Keterangan : X = skor pada pertanyaan yang diukur

Y = skor total masing-masing pertanyaan

N = jumlah pengamatan

r = indeks validitas

Jika diperoleh rhitung lebih besar dari rtabel pada tingkat signifikansi (α) = 0,05,

maka pertanyaan pada kuesioner mempunyai validitas konstruk atau terdapat

konsistensi internal dalam pertanyaan tersebut dan layak digunakan.

Dalam penelitian ini indeks reliabilitas dihitung dengan menggunakan teknik

pengukuran ulang (test re-test). Artinya, responden diminta untuk mengisi kuesioner

yang sama sebanyak dua kali dalam selang waktu tertentu antara 15 sampai 30 hari.

Kemudian skor akhir dikorelasikan dengan teknik product moment. Nilai korelasi

yang diperoleh dikoreksi kembali untuk mencari nilai korelasi keseluruhan.

E. PENENTUAN JUMLAH DAN PENGAMBILAN SAMPEL

Untuk menentukan jumlah responden minimal yang dibutuhkan sebagai data

primer digunakan rumus Slovin, yaitu salah satu teknik untuk menentukan jumlah

sampel dengan tingkat ketelitian 7 – 10%. Dalam penelitian ini jumlah sampel yang

akan diambil dihitung menggunakan rumus Slovin dengan tingkat toleransi

kesalahan (error) 8% (0,08). Jumlah tersebut diperoleh dengan menggunakan rumus

sebagai berikut :

21 NeNn

+=

Keterangan : N = Ukuran populasi penduduk

Page 37: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

n = Jumlah sampel

e = toleransi kesalahan pengambilan sampel, yaitu 8% (0,08)

Namun untuk menghindari adanya salah interpretasi dari responden dalam

menjawab kuesioner, maka jumlah kuesioner ditambah menjadi 180 buah kuesioner.

Jumlah penduduk beberapa kecamatan di Bogor dapat dilihat pada tabel 3 di bawah

ini,

Tabel 3. Penyebaran kuesioner di beberapa kecamatan di Bogor Kecamatan Jumlah Penduduk

Dramaga* 80.421 Ciomas* 176.534 Cibinong* 90.914 Bogor Barat** 168.052 Bogor Tengah** 80.523

Total 596.444 Penarikan sampel dilakukan dengan penyebaran kuesioner menggunakan

metode non random sampling dengan prosedur purposive sampling, yaitu metode

penarikan sampel secara sengaja dan tidak acak berdasarkan pertimbangan ahli

sesuai dengan tujuan penelitian. Penarikan sampel dilakukan di kecamatan yang

menjadi ibukota pemerintahan di Bogor (Kecamatan Cibinong dan Kecamatan

Bogor Tengah), di kecamatan yang memiliki pusat pendidikan tinggi (IPB,

Kecamatan Dramaga), serta di kecamatan yang memiliki sentra perdagangan dan

kawasan perumahan (Kecamatan Bogor Barat dan Bogor Tengah). Alasan pemilihan

metode ini adalah pertimbangkan kemudahan dalam menemui responden di tempat-

tempat tersebut dan pernah mengkonsumsi madu.

Sampel diperoleh dengan menyebarkan kuesioner di beberapa tempat lima

kecamatan di daerah Bogor, yaitu di lingkar Kampus IPB dan Cangkurawok

(Kecamatan Dramaga), di Perumnas BTN dan Pertigaan Karadenan (Kecamatan

Cibinong), di Komplek Laladon dan Pagelaran (Kecamatan Ciomas), di Balumbang

Jaya dan Marga Jaya (Kecamatan Bogor Barat), serta di Jl. Pajajaran dan Babakan

Fakultas (Kecamatan Bogor Tengah).

Berdasarkan data populasi penduduk lima kecamatan di Kotamadya dan

Kabupaten Bogor dari www.jakweb.com/id/jabar/regency/bogor/2005 dan

www.kotabogor.or.id/2004 diketahui berjumlah 596.444 jiwa. Besarnya persentase

sampel disesuaikan dengan jumlah populasi penduduk kecamatan tersebut.

Page 38: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

F. METODE PENGOLAHAN DATA

Pada penelitian ini pengolahan data primer dari kuesioner yang terkumpul

dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel for Windows 2003,

program SPSS 11.0 for Windows dan program Minitab 13.0 for Windows. Data dan

hasil penelitian yang bersifat kualitatif ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif,

sedangkan data kuantitatif diuji dengan beberapa uji statistik untuk melihat

hubungan antarvariabel digunakan analisis yang akan digunakan antara lain :

analisis pembobotan, analisis cluster, dan analisis korespondensi.

Analisis yang digunakan adalah analisis pembobotan untuk mengetahui

urutan atribut yang menjadi prioritas konsumen dalam pembelian madu, analisis

cluster konsumen dengan untuk menentukan segmentasi dan target pasar konsumen

madu, dan metode analisis korespondensi untuk melihat posisi produk madu

atributnya dengan produk pesaingnya. Dari perpaduan analisis pembobotan, analisis

cluster, dan analisis korespondensi akan disusun alternatif strategi dan taktik pemasaran

produk madu. Analisis cluster digunakan untuk menyusun strategi pemasaran.

Analisis pembobotan dan analisis korespondensi akan digunakan untuk menyusun

taktik pemasaran.

G. TATA LAKSANA

Proses penelitian diawali dengan penentuan masalah, sehingga masalah dapat

didefinisikan dan metode penyelesaian masalah disesuaikan dengan tujuan

penelitian, ruang lingkup, peubah/atribut, serta asumsi alternatif yang ada.

Kemudian pendekatan masalah ini dilakukan dengan studi pustaka, observasi, dan

pengumpulan data primer langsung dari responden yang pernah mengkonsumsi

madu. Observasi dilakukan terhadap pasar dan konsumen.

Identifikasi atribut dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi preferensi konsumen terhadap produk madu di wilayah Bogor

berdasarkan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE). Identifikasi atribut

dilakukan dengan melakukan wawancara dan penyebaran kuesioner kepada para

pakar dan praktisi dalam produksi dan pemasaran madu di Pusat Perlebahan

Nasional (Pusbahnas).

Page 39: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Hasil dari identifikasi atribut-atribut yang mempengaruhi preferensi

konsumen madu dan produk pesaingnya dengan uji MPE, didapatkan sepuluh

atribut yang berpengaruh, yaitu atribut manfaat/khasiat, logo halal, kehigienisan,

kemasan, rasa, harga, ketersediaan, promosi, aroma, citra produsen, kadar air,

keaslian, dan kekentalan. Tiga atribut terakhir digunakan khusus pada pertanyaan

terbuka untuk mengurutkan prioritas atribut untuk produk madu. Sedangkan

kesepuluh atribut yang lain digunakan untuk atribut madu dan produk pesaingnya

pada pertanyaan tertutup menggunakan skala likert.

Tahapan penelitian dilanjutkan dengan pembuatan kuesioner konsumen

berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan produk madu dan produk

pesaingnya secara umum. Kuesioner yang sudah dibuat diuji dengan uji validitas

dan uji reliabilitas agar hasilnya dapat dipercaya. Data dan informasi yang diperoleh

dari penyebaran kuesioner diolah dengan menggunakan analisis pembobotan,

analisis cluster, dan analisis korespondensi. konsumen dalam pembelian produk

madu dan membuat alternatif strategi bauran pemasaran yang tepat bagi produk

madu. Diagram alir proses penelitian selengkapnya dapat dilihat pada gambar 3.

Mulai

Penentuan Judul, Tujuan, dan Ruang Lingkup Penelitian

Studi Pustaka

YES

Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Kuesioner

Pembuatan Kuesioner

Identifikasi Atribut yang

NO

mempengaruhi konsumen

Page 40: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Pelaksanaan Survei Konsumen

Pengolahan Data

Analisis pembobotan, analisis cluster, dan analisis korespondensi

Analisis data dan penarikan

k i l

Selesai

Gambar 3. Diagram Alir Proses Penelitian IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PENGUJIAN KUESIONER

Pengujian kuesioner konsumen pada penelitian ini dilakukan dengan dua

macam uji, yaitu uji reliabilitas dan uji validitas. Uji reliabilitas untuk menguji

tingkat konsistensi suatu alat ukur yang digunakan. Sedangkan uji validitas

digunakan untuk menguji sejauh mana suatu alat ukur dapat mengukur apa yang

ingin diukur.

Pengujian validitas yang digunakan pada kuesioner konsumen ini adalah uji

validitas konstruk dengan teknik korelasi product moment untuk variabel yang

berskala ordinal dan validasi berdasarkan justifikasi pihak ahli, yaitu pakar madu

untuk variabel yang berskala nominal. Hasil pengujian validitas untuk pertanyaan

yang berskala ordinal menyatakan sepuluh atribut dari lima belas jenis produk yang

menjadi objek survei, valid dengan faktor koreksi 95%. Artinya dengan angka

korelasi yang diperoleh maka kesepuluh variabel tersebut memiliki validitas

konstruk untuk mengukur jenis produk yang sama. Sedangkan untuk hasil uji

validasi dengan justifikasi ahli menunjukkan ada beberapa pertanyaan yang

penyusunan redaksional kata-katanya perlu diperbaiki, sampai beberapa pertanyaan

yang telah diperbaiki dinyatakan benar. Adapun kesepuluh atribut tersebut adalah :

atribut manfaat, logo halal, kehigienisan, kemasan, rasa, harga, ketersediaan,

promosi, aroma, dan citra produsen.

Page 41: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Teknik pengujian reliabilitas pada kuesioner ini menggunakan teknik

pengukuran ulang atau test re-test. Pengujian ini dilakukan terhadap 30 orang

responden untuk mengisi kuesioner yang sama pada waktu yang berbeda dengan

selang waktu selama 15 hari. Suatu kuesioner dinyatakan reliabel dan memiliki

konsistensi yang dapat diandalkan bila angka nilai r hitung pada pengujian tingkat

reliabilitasnya lebih besar daripada angka kritis nilai r-nya pada tabel untuk taraf

kepercayaan 95%.

Berdasarkan hasil uji reliabilitas pada kuesioner ini didapatkan bahwa nilai r

hitung adalah sebesar 0,480. Angka ini lebih besar dari nilai r tabel pada taraf

kepercayaan 95% yaitu 0,361. Karena angka r hitung yang diperoleh telah

memenuhi persyaratan, maka dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang digunakan

pada penelitian ini reliabel sebagai alat ukur untuk menggambarkan perilaku dan

preferensi konsumen yang menjadi objek survei pada taraf kepercayaan 95%.

B. PENYEBARAN KUESIONER

Jumlah kuesioner yang disebarkan pada penelitian ini sebanyak 180 buah

kuesioner. Penyebaran kuesioner yang berlebih dimaksudkan untuk mengantisipasi

kuesioner yang tidak kembali dan yang tidak valid. Dari total kuesioner yang

disebarkan sebanyak 165 buah kuesioner diolah untuk kepentingan penelitian ini.

Jumlah tersebut telah memenuhi standar jumlah sampel minimal yang

disyaratkan berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus Slovin dengan

persen kesalahan (e) 0,08 yaitu 156 buah. Jumlah tersebut diperoleh dari

perhitungan dibawah ini,

156242.3818

596444)08.0(5964441

5964441 22 ≈=

+=

+=

NeNn orang

Data mengenai proporsi penyebaran kuesioner di lima kecamatan di wilayah

Bogor dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 4. Penyebaran kuesioner di beberapa kecamatan di Bogor Kecamatan Jumlah

Penduduk Jumlah Sampel

di Lapangan Persentase

(%) Dramaga* 80.421 22 13 Ciomas* 176.534 50 30 Cibinong* 90.914 25 15

Page 42: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Bogor Barat** 168.052 46 28 Bogor Tengah** 80.523 22 13

Total 596.444 165 100 Sumber : *) http://www.jakweb.com/id/jabar/regency/bogor/

**) http://www.kotabogor.go.id/

C. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI RESPONDEN

Karakteristik demografi responden pada penelitian ini dibedakan

berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan terakhir, pendapatan rata-rata

/ uang saku per bulan, pengeluaran rata-rata per bulandan suku daerah asal

responden. Dari hasil survei terhadap 165 orang responden diperoleh hasil bahwa

82% adalah konsumen madu dan 18% bukan konsumen madu

Kelompok Responden

82

18

010203040

5060708090

Konsumen Non Konsumen

Per

sent

ase

(%)

Konsumen

NonKonsumen

Gambar 4. Proporsi kelompok responden

Data selengkapnya mengenai karakteristik responden tersebut diuraikan

sebagai berikut

1. Jenis Kelamin Konsumen

Dari jumlah responden keseluruhan diperoleh hasil bahwa 52% konsumen

madu berjenis kelamin laki-laki dan 30% adalah perempuan. Proporsi ini

menunjukkan bahwa jumlah konsumen laki-laki lebih banyak dari wanita, Data

mengenai proporsi jenis kelamin responden dapat dilihat pada gambar 5.

Page 43: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Jenis Kelamin Responden (%)

52

30

117

0

10

20

30

40

50

60

Pria Wanita

Pers

enta

se (%

)Konsumen

NonKonsumen

Gambar 5. Proporsi jenis kelamin responden

2. Usia Konsumen

Hasil pengamatan mengenai kelompok usia responden (lihat gambar 6),

diketahui bahwa kelompok usia 21-30 tahun merupakan kelompok usia terbesar

yang menjadi konsumen madu dengan persentase sebesar 48%. Kemudian

kelompok usia 31-40 tahun sebanyak 46%, usia 41-50 tahun 22%, usia 15-20 tahun

16%, dan usia 51-60 tahun sebanyak 3%. Dari data tersebut dapat disimpulkan

bahwa sebagian besar responden berusia muda antara 21-30 tahun.

Usia Responden (%)

16

48 46

22

310

29 28

13

20

10

20

30

40

50

60

15-20tahun

21-30tahun

31-40tahun

41-50tahun

51-60tahun

Pers

enta

se (%

)

Konsumen

NonKonsumen

Gambar 6. Proporsi Usia responden

3. Pekerjaan Responden

Page 44: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Berdasarkan jenis pekerjaan atau profesi responden menunjukkan bahwa

38% dari total responden yang adalah pelajar/mahasiswa, 18% ibu rumah tangga,

35% berprofesi sebagai wiraswasta, 18% berprofesi sebagai pegawai negeri sipil,

25% sebagai karyawan swasta dan jenis pekerjaan lainnya 1%. Dari data tersebut

dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden berprofesi sebagai

pelajar/mahasiswa dan wiraswasta. Data selengkapnya mengenai pekerjaan

responden dapat dilihat pada gambar 7.

4. Pendidikan Responden

Karakteristik responden menurut tingkat pendidikan terakhir responden

(lihat gambar 8) diketahui bahwa jumlah konsumen madu memiliki tingkat

pendidikan SD sebanyak 12%, tingkat pendidikan SMP sebanyak 16%, tingkat

pendidikan SMA sebanyak 53%, tingkat pendidikan Diploma sebanyak 10%,

tingkat pendidikan Sarjana sebanyak 43%, dan tingkat pendidikan Pasca Sarjana

sebanyak 1%.

Pekerjaan Responden (%)38

18

35

18

25

1

23

11

21

1115

105

10152025303540

Pelajar/Mahasiswa

Ibu Rumah Tangga

Wiraswasta PNS

Karyawan swastaLainnya

Pers

enta

se (%

)

Konsumen

NonKonsumen

Gambar 7. Proporsi Pekerjaan responden

Page 45: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Pendidikan terakhir responden (%)

1216

53

10

43

17 10

32

6

26

10

10

20

30

40

50

60

SD/MI

SMP/MTs

SMA/SMK/M

A

Diploma

Sarjan

a

Lainny

a

Per

sent

ase

(%)

Konsumen

NonKonsumen

Gambar 7. Proporsi tingkat pendidikan responden

5. Pendapatan Rata-rata Responden per Bulan

Menurut tingkat pendapatan rata-rata responden per bulan (lihat gambar 9)

diperoleh hasil bahwa responden yang menjadi konsumen madu memiliki

pendapatan rata-rata per bulan dibawah Rp 300.000,- sebanyak 13%, pendapatan Rp

300.001 - Rp 500.000 sebanyak 41%, pendapatan Rp 500.001 - Rp 1.000.000

sebanyak 36%, pendapatan Rp 1.000.001 - Rp 1.500.000 sebanyak 25%, pendapatan

Rp 1.500.001 - Rp 2.000.000 sebanyak 14%, pendapatan Rp 2.000.001 - Rp

3.000.000 sebanyak 4%, dan pendapatan diatas Rp 3.000.000,- per bulan sebanyak 2

orang 1%.

6. Pengeluaran Rata-rata Responden per Bulan

Menurut tingkat pengeluaran rata-rata responden per bulan (lihat gambar 10)

diperoleh hasil bahwa responden yang menjadi konsumen madu memiliki

pengeluaran rata-rata per bulan dibawah Rp 250.000,- sebanyak 14%, Rp 250.001 -

Rp 400.000 sebanyak 40%, Rp 400.001 - Rp 800.000 sebanyak 38%, Rp 800.001 -

Rp 1.250.000 sebanyak 23%, Rp 1.250.001 - Rp 1.750.000 sebanyak 14%, Rp

1.750.001 - Rp 2.500.000,- sebanyak 4%, dan pengeluaran per bulan diatas Rp

2.500.000,- sebanyak 2%. Data mengenai tingkat pengeluaran responden dapat

dilihat pada gambar 9.

Page 46: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Pendapatan Responden Rata-rata per bulan (%)

13

4136

25

14

4 28

2522

15

82 1

05

1015202530354045

< 300.000

301.000-500.000

501.000-1.000.000

1.000.001-1.500.000

1.501.000-2.000.000

2.001.000-3.000.000

> 3.000.000

Per

sent

ase

(%)

Konsumen

NonKonsumen

Gambar 8. Proporsi tingkat pendapatan responden

Pengeluaran Rata-rata responden per bulan (%)

14

40 38

23

14

4 2

8

24 23

148

2 105

1015202530354045

< 250.000

251.000-400.000

401.000-800.000

800.001-1.250.000

1.251.000-1.750.000

1.751.000-2.500.000

> 2.500.000

Pers

enta

se (%

)

Konsumen

NonKonsumen

Gambar 9. Proporsi tingkat pendapatan responden

7. Suku Asal Responden

Berdasarkan suku asal responden dapat diketahui bahwa jumlah responden

yang menkonsumsi madu berasal dari suku Sunda sebanyak 61%, suku Jawa

sebanyak 37%, suku Betawi 12%, suku Minang 6%, suku Batak 2%, Palembang

3%, suku Bugis 1%, dan suku Sumbawa 2%. Sedangkan responden yang berasal

dari suku daerah lain sebesar 2%.

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden

berasal dari suku Sunda. Data mengenai suku asal responden dapat dilihat pada

gambar 11.

Page 47: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Suku Asal Responden (%)

61

32

15

410

2 3 5 3

37

19

92

61 2 3 2

0

10

20

30

40

50

60

70

Sunda

Jawa

Betawi

Batak

Minang

Bugis

Sumba

wa

Palemba

ng

Lainny

a

Per

sent

ase

(%)

Konsumen

NonKonsumen

Gambar 10. Proporsi suku asal responden

D. PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN MADU

1. Pengetahuan Responden tentang Manfaat atau Khasiat Madu

Pengetahuan konsumen terhadap produk yang dikonsumsinya akan

memudahkan konsumen dalam memutuskan produk mana yang akan dipilih dan

dibeli. Sebaliknya kurangnya pengetahuan akan informasi produk yang akan

dikonsumsinya menyebabkan konsumen mudah tertipu dengan tampilan luar produk

yang sebetulnya tidak layak dibeli atau dikonsumsi.

Responden yang tahu adalah responden yang ketika ditanya menjawab tahu

dan dapat menyebutkan apa saja manfaat atau khasiat madu bagi kesehatan.

Sedangkan responden yang tidak tahu adalah responden yang memberikan jawaban

tidak rahu pada saat pengisian kuesioner. Berdasarkan tabel 5 diperoleh informasi

bahwa sebanyak 84% responden mengetahui manfaat atau khasiat dari madu dan

18% responden tidak mengetahui manfaat atau khasiat madu.

Tabel 5. Pengetahuan responden tentang manfaat/khasiat madu Pengetahuan responden tentang

manfaat / khasiat madu Jumlah Persentase

(%) Tahu 138 84

Tidak Tahu 27 16 Total 165 100

2. Pengalaman Responden Membeli atau Mengkonsumsi Madu

Page 48: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Berdasarkan pengalaman responden membeli atau mengkonsumsi madu

(tabel 6), sebanyak responden 53% pernah membeli dan mengkonsumsi madu, 29%

tidak pernah membeli madu tapi pernah mengkonsumsi madu, dan 18% tidak

pernah membeli dan tidak pernah mengkonsumsi madu. Konsumen adalah

responden yang menjawab pernah mengkonsumsi madu. Konsumen yang tidak

pernah membeli tetapi pernah mengkonsumsi juga termasuk konsumen. Hal itu

dimungkinkan karena konsumen mendapatkan madu dari keluarga atau temannya,

dan juga karena konsumen mengkonsumsi madu bersama-sama dengan keluarga

atau temannya.

Tabel 6. Pengalaman responden dalam membeli/mengkonsumsi madu Pengalaman responden membeli / mengkonsumsi madu

Jumlah Persentase (%)

Pernah Beli & Konsumsi Madu 88 53 Pernah Beli tapi Tidak Pernah Konsumsi Madu 0 0 Tidak Pernah Beli tapi Pernah Konsumsi Madu 47 29 Tidak Pernah Beli & Konsumsi Madu 30 18

Total 165 100 Adapun alasan responden yang tidak membeli madu (lihat tabel 7) antara

lain 60% responden beralasan karena harganya mahal. Hal ini menunjukkan bahwa

harga madu yang mahal masih menjadi alasan utama responden tidak membeli dan

tidak mengkonsumsi madu, khususnya pada masyarakat kelas ekonomi menengah

ke bawah.

Tabel 7. Alasan responden yang tidak membeli madu Alasan responden yang tidak membeli

dan tidak mengkonsumsi madu Jumlah Persentase

(%) Tidak menyukainya 3 6 Harganya mahal 18 34 Sulit untuk mendapatkannya 12 23 Keasliannya meragukan 7 13 Tidak/belum membutuhkannya 11 21 Lainnya 2 3

Total 53 100 (*) Pilihan boleh lebih dari satu

3. Tujuan Konsumen Membeli Madu

Berdasarkan data tabel 8, dapat diketahui bahwa sebanyak 53% konsumen

membeli atau mengkonsumsi madu tujuan konsumen membeli madu adalah untuk

Page 49: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

dikonsumsi sendiri dengan persentase sebesar 45%. Kemudian diikuti denagn tujuan

untuk dikonsumsi bersama keluarga sebesar 30% dan untuk dikonsumsi bersama

teman sebesar 11%. Data ini menunjukkan adanya kecenderungan konsumen untuk

mengkonsumsi madu sendiri tanpa ingin berbagi dengan orang lain atau

mengkonsumsinya bersama keluarga di rumah. Hal ini biasanya dilakukan oleh

konsumen yang membeli madu dengan ukuran volume kecil, yakni ukuran 20 ml

(sachet), ukuran 100 ml, dan ukuran 250/300 ml.

Tabel 8. Tujuan pembelian madu oleh konsumen Tujuan membeli madu Jumlah Persentase (%)

Untuk dikonsumsi sendiri 40 45 Untuk dikonsumsi bersama keluarga 6 30 Untuk dikonsumsi bersama teman 10 11 Untuk oleh-oleh 5 6 Untuk dijual kembali 3 3 Lainnya 4 5

Total 92 100 4. Motivasi Konsumen Mengkonsumsi Madu

Berdasarkan motivasi konsumen untuk mengkonsumsi madu (lihat tabel 9)

diketahui bahwa sebagian besar konsumen mengkonsumsi madu sebagai obat untuk

penyakit yang sedang diderita dengan persentase sebesar 32%. Kemudian disusul

dengan motivasi untuk meningkatkan kebugaran tubuh sebesar 26% dan untuk

campuran makanan atau minuman sebesar 14%. Hal ini menunjukkan bahwa

manfaat atau khasiat madu memang sudah lama diyakini oleh masyarakat sebagai

resep yang manjur untuk melakukan pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit.

Tabel 9. Motivasi konsumen mengkonsumsi madu Motivasi mengkonsumsi madu Jumlah Persentase (%)

Untuk pengobatan penyakit 43 32 Untuk perawatan kulit dan wajah 15 11 Sebagai campuran pada makanan / minuman 19 14 Untuk meningkatkan kecerdasan 13 10 Untuk meningkatkan kebugaran 35 26 Untuk coba-coba 6 4 Lainnya 4 3

Total 135 100

Page 50: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

5. Frekuensi dan Waktu Mengkonsumsi madu

Berdasarkan data frekuensi mengkonsumsi madu (lihat tabel 10) diperoleh

informasi bahwa sebagian besar konsumen mengkonsumsi madu secara tidak

menentu dengan persentase sebesar 34%. Diurutan kedua dan ketiga adalah

konsumen yang mengkonsumsi madu satu kali sehari sebesar 27% dan yang

mengkonsumsi 2-3 kali sehari sebesar 21%. Ini artinya sebagian besar konsumen

belum membiasakan dirinya untuk mengkonsumsi madu secara rutin dan teratur.

Hal ini dapat disebabkan karena daya beli karena keinginan untuk sembuh dari

penyakit yang diderita, sehingga konsumen mengkonsumsi madu hanya ketika

sedang sakit saja.

Tabel 10. Frekuensi konsumsi madu konsumen Frekuensi mengkonsumsi madu Jumlah Persentase (%)

Satu kali sehari 37 27 2-3 kali sehari 28 21 2-3 hari sekali 15 11 Satu minggu sekali 9 7 Tidak menentu 46 34

Total 135 100

Berdasarkan informasi pada tabel 11 diketahui bahwa waktu mengkonsumsi

madu paling banyak dilakukan oleh konsumen adalah ketika sedang sakit dengan

persentase sebesar 28%. Kemudian diikuti oleh waktu mengkonsumsi madu sehabis

makan 24%, setelah selesai bekerja 13%, dan sebelum berangkat bekerja 10%.

Tabel 11. Waktu mengkonsumsi madu Waktu Mengkonsumsi Madu Jumlah Persentase (%)

Sebelum bekerja 13 10 Setelah bekerja 19 13 Sebelum olahraga 9 7 Setelah olahraga 8 6 Sebelum makan 12 9 Setelah makan 32 24 Ketika sakit 38 28 Lainnya 4 3

6. Hal yang Dirasakan Konsumen Setelah Mengkonsumsi Madu

Page 51: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Sebagian besar konsumen madu merasakan kesembuhan dari penyakitnya

setelah mengkonsumsi madu dengan persentase sebesar 40%. Kemudian disusul

dengan konsumen yang merasakan staminanya pulih kembali sebesar 23%, daya

tahan tubuh meningkat sebesar 20%, perasaan lainnya sebesar 10%, dan biasa saja

atau tidak ada perubahan yang signifikan setelah mengkonsumsi sebesar 7% (Lihat

tabel 12).

Tabel 12. Hal yang dirasakan konsumen setelah mengkonsumsi madu Hal yang dirasakan konsumen setelah mengkonsumsi madu

Jumlah Persentase (%)

Sembuh dari penyakit 54 40 Stamina pulih kembali 31 23 Daya tahan tubuh meningkat 27 20 Biasa saja (tidak ada perubahan) 10 7 Lainnya 13 10

Total 135 100

7. Merek Madu yang Dikonsumsi Konsumen

Merek madu yang paling banyak dikonsumsi oleh konsumen (lihat tabel 13)

yaitu merek Madurasa dengan persentase sebesar 30%, disusul dengan merek madu

Perhutani 18%. Urutan persentase merek madu berikutnya adalah madu Sumbawa

dengan persentase 16%, madu Nusantara 10%, madu Multisari 10%, madu merek

lainnya 7%, madu Kembang 4%, dan madu Apiari 4%. Hal ini menunjukkan madu

lokal dengan merek-merek yang sudah terekenal (Madurasa, Madu Perhutani, Madu

Nusantara, Madu Sumbawa Alami) masih digemari oleh konsumen madu di Bogor.

Adapun alasan konsumen yang membeli madu merek-merek diatas (tabel

14) antara lain 26% konsumen menjawab karena harganya murah, karena

keasliannya terjamin 21%, karena rasanya enak 19%, dan karena mudah untuk

mendapatkannya sebanyak 14%. Hal ini menunjukkan preferensi konsumen

terhadap merek madu harga yang murah lebih besar dibandingkan merek madu lain

yang ahrganya lebih mahal.

Tabel 13. Merek madu yang sering dikonsumsi konsumen Merek Madu Jumlah Persentase (%)

Madu Apiari 5 4 Madu Perhutani 24 18 Madurasa 41 30 Madu Sumbawa Alami 22 16

Page 52: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Madu Nusantara 15 10 Madu Multisari 13 10 Madu Kembang 6 4 Lainnya 9 7

Total 135 100 Tabel 14. Alasan konsumen membeli atau mengkonsumsi madu merek di atas

Alasan Konsumen membeli atau mengkonsumsi madu merek tersebut

Jumlah Persentase (%)

Rasanya enak 25 19 Keasliannya terjamin 29 21 Harganya murah 35 26 Mereknya terkenal 14 10 Mudah untuk memperolehnya 19 14 Lainnya 13 10

Total 135 100

8. Jenis Madu Jenis madu dapat diketahui dari jenis bunga nektar yang menjadi sumber

pakan lebah. Biasanya nama jenis madu tercantum pada label kemasan madu. Jenis

madu yang paling disukai oleh konsumen (lihat tabel 15) adalah jenis madu hutan

dengan persentase sebesar 25%. Jenis madu yang disukai oleh konsumen berturut-

turut adalah jenis madu bunga rambutan sebesar 17%, dan madu bunga randu

sebesar 14%.

Tabel 15. Jenis madu yang disukai konsumen

Jenis Aroma Madu Jumlah Persentase (%) Bunga Randu 19 14 Bunga Rambutan 23 17 Bunga Klengkeng 11 8 Bunga Karet 9 7 Bunga Kaliandra 9 7 Bunga Kopi 8 6 Bunga Apel 7 5 Hutan 34 25 Lainnya 15 11

Total 135 100

9. Ukuran Kemasan Madu Berdasarkan ukuran volume madu yang dibeli (lihat tabel 16), madu dengan

ukuran volume 20 ml paling banyak dibeli oleh konsumen dengan persentase

Page 53: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

sebesar 29%. Kemudian secara berturut-turut persentase ukuran volume madu yang

dibeli oleh kosumen adalah ukuran 250 ml sebesar 21%, ukuran 350 ml sebesar

19%, ukuran 650 ml sebesar 16%, ukuran 1 L sebesar 1%, dan ukuran lainnya

sebesar 5%. Hal ini menunjukkan madu ukuran volume 20 ml yang harganya jauh

lebih murah dan pemakaian yang praktis cukup menarik bagi konsumen untuk

dikonsumsi.

Tabel 16. Ukuran Volume madu yang biasa dikonsumsi konsumen Ukuran Madu Jumlah Persentase (%)

20 ml 39 29 100 ml 11 8 250 ml 29 21 350 ml 26 19 650 ml 22 16 1 Liter 1 1 Lainnya 7 5

Total 135 100

10. Bahan dan Bentuk Kemasan Madu Bahan kemasan yang paling disukai konsumen adalah bahan dari botol kaca

dengan persentase sebesar 54%, kemudian diikuti oleh bahan plastik sebesar 24%.

Bahan kemasan berikutnya yang disukai konsumen adalah botol plastik sebesar

16%, kertas tetrapack 4%, dan lainnya sebesar 2% (lihat tabel 17)

Bentuk kemasan madu yang paling disukai oleh konsumen adalah bentuk

botol dengan persentase sebesar 74%. Kemudian bentuk kemasan madu lainnya

yang dipilih konsumen adalah bentuk kotak (sachet) sebesar 27%, tube (silinder) 7%

, bentuk prisma dengan persentase sebesar 5%, bentuk kerucut sebesar 2%, dan

bentuk lainnya 3% (lihat tabel 18)

Tabel 17. Bahan kemasan madu yang disukai konsumen Bahan kemasan madu Jumlah Persentase (%)

Botol Kaca 73 54 Botol plastik 21 16 Plastik (sachet) 33 24 Kertas tetrapack 5 4 Lainnya 3 2

Total 135 100

Tabel 18. Bentuk kemasan madu yang disukai konsumen

Page 54: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Bentuk Kemasan yang disukai Jumlah Persentase (%) Kotak (sachet) 37 27 Botol 74 55 Kerucut 3 2 Tube (silinder) 10 7 Prisma 7 5 Lainnya 4 3

Total 135 100

11. Informasi Label Madu Konsumen

Berdasarkan informasi yang diinginkan konsumen terdapat pada label

kemasan madu, informasi tentang kadaluarsa paling banyak diinginkan oleh

konsumen ada pada label kemasan madu dengan persentase sebesar 51%. Informasi

berikutnya yang harus ada adalah informasi tentang manfaat atau khasiat madu

dengan persentase sebesar 49%. Informasi lainnya yang diinginkan oleh konsumen

tercantum dalam label kemasan madu secara berturut-turut adalah logo halal 40%,

nilai gizi madu 40%, izin Departemen Kesehatan 38% (lihat tabel 19). Data di atas

menunjukkan kepedulian konsumen terhadap informasi yang terdapat pada label

kemasan madu. Banyak produsen madu masih mencantumkan sedikit sekali

informasi tentang produk pada label kemasannya, bahkan ada yang tidak

mencantumkan label kemasan sama sekali. Ada juga produsen madu yang tidak

mencantumkan tanggal kadaluarasa, karena merasa yakin bahwa madu memiliki

daya tahan untuk jangka waktu yang lama, walaupun sebenarnya madu juga punya

umur simpan yang terbatas. Selain itu ada juga produsen madu yang tidak

mencantumkan komposisi, dan nilai gizi karena sedikitnya pengetahuan produsen

tentang produk madu. Dan yang paling banyak adalah produk madu tidak memiliki

izin dari Departemen Kesehatan, Kode SNI, dan sertifikasi halal dari LPPOM MUI

karena produsen beralasan proses administrasinya yang lama dan juga memerlukan

biaya yang tidak sedikit untuk mengurusnya.

Tabel 19. Informasi yang diinginkan konsumen ada pada label kemasan madu Informasi pada label

kemasan madu Jumlah Persentase

(%) Komposisi 30 22 Logo Halal 54 40 Nilai Gizi 54 40 Kode SNI 14 10

Page 55: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Aturan Pakai 22 16 Izin Departemen Kesehatan 51 38 Barcode 2 1 Tanggal Kadaluarsa 69 51 Merek Dagang 50 37 Khasiat Madu 66 49 Logo Produsen 10 7 Nama & Alamat produsen 19 14

Total 135 100

12. Tempat Pembelian Produk Madu Berdasarkan data pada tabel 20, diketahui bahwa warung atau toko menjadi

tempat pembelian madu paling banyak oleh konsumen dengan persentase sebesar 36

%. Supermarket menjadi pilihan konsumen berikutnya dengan persentase sebesar

26%. Setelah itu tempat pembelian madu yang menjadi pilihan konsumen adalah

agen dengan persentase sebesar 11% dan pasar tradisional 10%.

Alasan konsumen memilih tempat pembelian madu karena alasan harga

madu yang murah merupakam alasan yang paling banyak dengan persentase sebesar

29%. Kemudian alasan berikutnya adalah karena lokasinya lebih dekat sebesar 24%,

persediaannya banyak 17%, dan produknya bervariasi sebesar 12% (lihat tabel 21.

Data di atas menunjukkan bahwa toko atau warung merupakan tempat pembelian

madu yang banyak didatangi konsumen karena harganya yang cukup murah dan

mudah dijangkau dari rumah dibandingkan dengan Supermarket .

Tabel 20. Tempat pembelian madu konsumen Tempat Pembelian Madu Jumlah Persentase (%)

Pasar 9 10 Supermarket 24 26 Warung/Toko 33 36 Outlet Produsen 4 4 Pedagang Keliling 5 5 Agen 10 11 Apotik 5 5 Lainnya 2 2

Total 92 100 Tabel 21. Alasan konsumen memilih tempat pembelian madu

Alasan Konsumen Membeli Madu di Tempat Tersebut

Jumlah Persentase (%)

Lokasi lebih dekat 22 24

Page 56: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Pelayanannya bagus 5 5 Harganya murah 27 29 Persediaannya banyak 16 17 Kualitas madunya bagus 8 9 Produknya bervariasi 11 12 Lainnya 4 4

Total 92 100

Tabel 22. Tempat penjualan madu yang disukai konsumen Jumlah Tempat Penjualan Madu yang

disukai Konsumen Persentase

(%) Pasar 12 9 Supermarket 26 19 Warung/Toko 43 32 Outlet Produsen 11 9 Agen 15 11 Apotek 19 14 Lainnya 9 7

Total 135 100

Tempat penjualan madu yang disukai konsumen madu adalah warung atau

toko kelontong dengan persentase 32%. Supermarket menjadi pilihan konsumen

berikutnya dengan persentase sebesar 19%. Setelah itu tempat penjualan madu

menurut konsumen adalah apotek dengan persentase sebesar 14%, dan agen 11%

(lihat tabel 22).

Dari informasi pada tabel 20 – 22 dapat diambil kesimpulan bahwa warung

atau toko kelontong menjadi tempat yang paling banyak disukai dan dikunjungi

untuk membeli madu karena mudah dijangkau dari rumah dan menyediakan madu

ukuran sachet yang harganya jauh lebih murah.

13. Sumber Informasi Produk Madu

Pada tabel dapat dilihat bahwa sumber informasi konsumen madu terbesar

adalah dari pihak keluarga dengan persentase sebesar 34%, lalu disusul oleh

informasi dari teman sebesar 21%. Sumber informasi lainnya setelah keluarga dan

teman adalah internet sebesar 11%, iklan di koran sebesar 9%, dan iklan TV sebesar

8% (lihat tabel 23). Data tersebut menunjukkan pengetahuan tentang madu dan

Page 57: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

manfaatnya lebih banyak diterima konsumen secara lisan dari keluarga dan

temannya dibandingkan melalui media cetak maupun media elektronik.

Tabel 23. Sumber informasi konsumen tentang madu Sumber Informasi Madu Jumlah Persentase (%)

Keluarga 46 34 Teman 28 21 Brosur 9 7 Internet 15 11 Iklan Koran 12 9 IklanTV 11 8 Even-even tertentu 10 7 Lainnya 4 3

Total 135 100

Bentuk promosi madu yang disukai oleh konsumen adalah iklan televisi

dengan persentase sebesar 24%. Setelah itu ada bentuk promosi dengan potongan

harga (discount) dengan persentase sebesar 16%, iklan di koran 13%, brosur atau

leaflet 12%, dan bentuk promosi lainnya 10% (lihat tabel 24). Ini menunjukkan

pengaruh iklan televisi dalam mempengaruhi konsumen sangat besar. Hal ini

disebabkan televisi sebagai media informasi audio visual dapat meymapaikan

informasi secara cepat. Namun besarnya biaya untuk memasang iklan pada stasiun

televisi menyebabkan media promosi ini kurang disukai oleh para produsen atau

pengusaha madu.

Tabel 24.Bentuk promosi madu yang Disukai konsumen Bentuk Promosi Madu Jumlah Persentase (%)

Iklan di Koran 17 13 Iklan di Majalah 7 5 Iklan di TV 32 24 Iklan di Radio 7 5 Iklan di Internet 10 7 Brosur/leaflet 16 12 Event tertentu 12 9 Potongan harga 21 16 Lainnya 13 10

Total 135 100

14. Harga Produk Madu berdasarkan Ukuran Kemasan yang Dikehendaki Konsumen

Harga madu yang diinginkan oleh konsumen sangat bervariasi sesuai ukuran

kemasan madu. Untuk madu kemasan sachet (20 ml) paling banyak diinginkan oleh

Page 58: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

konsumen adalah pada kisaran harga Rp 500 – 1000,- dengan persentase sebesar

47%. Selanjutnya pada harga Rp 1001 – 1250,- sebesar 20%; dan harga Rp 1251 –

1500,- (lihat tabel 25).

Tabel 25. Harga madu kemasan sachet (20 ml) menurut konsumen Jumlah Harga madu kemasan sachet (20 ml)

yang tepat menurut konsumen Persentase

(%) Rp 500 - 1000 63 47 Rp 1001 - 1250 27 20 Rp 1251 - 1500 20 17 Rp 1501 - 1750 12 9 Rp 1751 - 2000 7 5 > Rp 2000 3 2 Total 135 100

Sedangkan pada madu kemasan botol ukuran sedang (250/300 ml), sebagian

besar konsumen menginginkan harga madu pada ukuran tersebut adalah antara Rp

20001 – 25000,- dengan persentase sebesar 50%. Kemudian diikuti oleh kisaran

harga Rp 15001 – 20000,- sebesar 19%; Rp 10001 – 15000,- sebesar 14%; dan Rp

25001 – 30000,- sebesar 13% (lihat tabel 26).

Tabel 26. Harga madu kemasan botol ukuran 250/300 ml menurut konsumen Jumlah Harga madu kemasan botol ukuran

250/300 ml yang tepat menurut konsumen Persentase

(%) < Rp 10000 1 1 Rp 10001 - 15000 17 14 Rp 15001 - 20000 26 19 Rp 20001 - 25000 68 50 Rp 25001 - 30000 19 13 > Rp 30000 4 3 Total 135 100

Untuk madu kemasan botol ukuran besar (600/650 ml), harga madu yang

paling diinginkan oleh konsumen adalah pada kisaran harga Rp 40001 – 45000,-

dengan persentase sebesar 35%. Kemudian diikuti oleh kisaran harga Rp 35001 –

40000,- sebesar 19%; dan Rp 30001 – 35000,- (lihat tabel 27).

Tabel 27. Harga madu kemasan botol ukuran 600/650 ml menurut konsumen Harga madu kemasan botol ukuran

600/650 ml yang tepat menurut konsumen Jumlah Persentase

(%) < Rp 20000 0 0 Rp 20001 - 25000 8 6

Page 59: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Rp 25001 - 30000 14 10 Rp 30001 - 35000 16 12 Rp 35001 - 40000 25 19 Rp 40001 - 45000 47 35 Rp 45001 - 50000 15 11 > Rp 50000 10 7

Total 135 100

15. Pengalaman Mengkonsumsi Produk Lebah Selain Madu Menurut pengalaman mengkonsumsi produk hasil lebah selain madu,

sebagian besar konsumen menjawab tidak pernah dengan persentase sebesar 67%.

Sedangkan yang menjawab pernah mengkonsumsi produk hasi lebah selain madu

sebesar 33% (lihat tabel 28). Adapun produk hasil lebah selain madu yang paling

banyak dikonsumsi konsumen adalah royal jelly sebesar 65%. Sedangkan untuk

produk lainnya yaitu propolis sebesar 25%, dan bee pollen sebesar 8% (lihat tabel

29).

Tabel 28. Pengalaman konsumen mengkonsumsi produk lebah selain madu Pengalaman konsumen mengkonsumsi

Produk lebah selain madu Jumlah Persentase

(%) Pernah 60 33 Tidak Pernah 75 67

Total 135 100

Tabel 29. Produk lebah selain madu yang pernah dikonsumsi konsumen Produk lebah selain madu yang

pernah dikonsumsi Jumlah

Persentase

(%) Royal Jelly 39 65 Propolis 15 25 Bee Pollen 5 8 Lilin 1 2

Total 60 100 16. Pengalaman Mengkonsumsi Produk yang Mengandung Bahan Baku Madu

Data pada tabel 30 menunjukkan bahwa 63% konsumen menjawab pernah

mengkonsumsi produk yang mengandung bahan baku madu dan 37% konsumen

tidak pernah mengkonsumsi produk lebah selain madu (lihat tabel 30). Kemudian

secara berturut-turut produk hasil lebah yang pernah dikonsumsi oleh konsumen

Page 60: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

yaitu Susu sebesar 21%, shampoo sebesar 21%, dan minuman ringan sebesar 19%

(lihat tabel 31).

Tabel 30. Pengalaman konsumen mengkonsumsi produk yang mengandung madu Pengalaman konsumen mengkonsumsi

produk yang mengandung madu Jumlah Persentase

(%) Pernah 85 63 Tidak Pernah 50 37

Total 135 100

Tabel 31. Produk mengandung bahan madu yang dikonsumsi konsumen Produk yang mengandung bahan

madu yang pernah dikonsumsi Jumlah Persentase

(%) Makanan Ringan 19 15 Minuman Ringan 26 19 Susu 28 21 Shampoo 29 21 Sabun 25 19 Jamu 23 17 Lainnya 3 2

17. Pengalaman Mengkonsumsi Produk Minuman Kesehatan

Berdasarkan pengalaman konsumen dalam mengkonsumsi minuman

kesehatan diketahui informasi bahwa konsumen 97% pernah mengkomsumsi

minuman kesehatan, dan yang mengaku tidak pernah mengkonsumsi minuman

kesehatan sebanyak 3% (lihat tabel 32). Sedangkan untuk pengalaman

mengkonsumsi minuman kesehatan, konsumen paling banyak menjawab susu

dengan persentase sebesar 71%. Lalu secara berturut-turut minuman kesehatan yang

pernah dikonsumsi oleh konsumen yaitu jamu sebesar 43%, teh sebesar 42%, dan

sari buah sebesar 23% (lihat tabel 33). Ini menunjukkan bahwa madu belum banyak

dikonsumsi oleh masyarakat dalam upaya menjaga kesehatan dan pencegahan

penyakit.

Tabel 32. Pengalaman konsumen mengkonsumsi minuman kesehatan Pengalaman konsumen

mengkonsumsi minuman kesehatan Jumlah Persentase

(%) Pernah 131 97 Tidak Pernah 4 3

Total 135 100

Tabel 33. Minuman kesehatan yang dikonsumsi konsumen

Page 61: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Minuman kesehatan yang Pernah dikonsumsi

Jumlah Persentase (%)

Teh 63 42 Susu 107 71 Jamu 65 43 Sari buah 31 23 Lainnya 25 19

(*) Pilihan boleh lebih dari satu

18. Pengalaman Mengkonsumsi Produk Minuman Penyegar

Sebanyak konsumen 95% menyatakan pernah meminum minuman

penyegar dan 5% menjawab tidak pernah meminum minuman penyegar (lihat tabel

34). Jenis minuman penyegar yang paling banyak dikonsumsi oleh konsuemen

adalah Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dengan persentase sebesar 65%.

Kemudian secara berturut-turut minuman penyegar yang pernah dikonsumsi oleh

konsumen yaitu sirup buah dengan persentase sebesar 58% softdrink 51%, larutan

penyegar 44%, energy drink 35%, dan kopi sebesar 13% (lihat tabel 35).

Tabel 34. Pengalaman konsumen mengkonsumsi minuman penyegar

Pengalaman konsumen mengkonsumsi minuman penyegar

Jumlah Persentase (%)

Pernah 128 95 Tidak Pernah 7 5

Total 135 100

Tabel 35. Minuman penyegar yang dikonsumsi konsumen Minuman penyegar yang

Pernah dikonsumsi Jumlah Persentase

(%) Softdrink 70 51 Energydrink 47 35 AMDK 88 65 Sirup 60 44 Kopi 78 58 Lainnya 20 13

19. Bahan Pemanis Makanan / Minuman yang biasa Dikonsumsi

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa 91% konsumen sudah biasa dalam

kesehariannya menggunakan gula putih sebagai pemanis makaanan atau minuman,

dan konsumen 37% selain menggunakan gula merah sebagai pemanis makanan atau

minuman. Sedangkan konsumen yang menggunakan pemanis madu adalah 21%

Page 62: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

(lihat tabel 36). Ini menunjukkan bahwa jumlah produksi madu yang jauh lebih

rendah dari pada gula putih dan gula merah ikut mempengaruhi konsumen dalam

menggunakannya sebagai pemanis makanan atau minuman.

Tabel 36. Pemanis makanan/minuman yang dikonsumsi konsumen Pemanis makanan/minuman

yang biasa dipakai Jumlah Persentase

(%) Madu 28 21 Gula putih 123 91 Gula merah 50 37 Gula cair 2 1 Gula bit 4 3 Pemanis buatan 14 6

(*) Pilihan boleh lebih dari satu

E. HASIL ANALISIS PEMBOBOTAN

Pada penelitian ini analisis pembobotan dilakukan untuk mengetahui

preferensi konsumen dalam menentukan atribut yang menjadi prioritas dalam

pembelian madu dan produk pesaingnya. Atribut madu sengaja dibedakan dengan

atribut produk-produk pesaingnya untuk melihat perbedaan prioritas pemilihan

konsumen terhadap atribut masing-masing produk dalam melakukan pembelian.

Untuk atribut madu, atribut yang akan diujikan merupakan hasil identifikasi yang

dilakukan oleh enam orang pakar madu di Pusbahnas yang kemudian diolah uji

MPE. Atribut yang dipilih sebanyak sepuluh buah atribut yang merupakan peringkat

satu sampai sepuluh pada penilaian MPE.

Adapun kesepuluh atribut madu yang dinilai adalah keaslian, logo halal,

kemasan, aroma, harga, manfaat atau khasiat, kehigienisan, ketersediaan, dan kadar

air. Sedangkan atribut yang dianalisis dari produk minuman kesehatan, produk

minuman penyegar, dan produk bahan pemanis makanan atau minuman adalah sama

dengan atribut madu, yaitu logo halal, promosi, kemasan, rasa, aroma, harga,

manfaat, kehigienisan, ketersediaan, dan citra produsen. Kesepuluh atribut tersebut

merupakan peringkat satu sampai tiga belas pada uji MPE untuk atribut madu yang

memiliki kesamaan dengan produk pesaingnya.

Dalam analisis pembobotan ini konsumen memberikan peringkat terhadap

sepuluh atribut madu dan produk-produk pesaingnya. Pemberian peringkat ini

beragam satu konsumen dengan konsumen lainnya. Tingkat kepentingan suatu

Page 63: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

atribut dalam mempengaruhi pertimbangan konsumen dalam melakukan pembelian

terhadap suatu produk ditunjukkan nilai skala kepentingan. Nilai skala kepentingan

merupakan nilai rata-rata penjumlahan nilai suatu atribut pada berbagai prioritas ke-

i setelah dikalikan faktor pengali (bobot). Besar nilai faktor pengali (bobot)

ditentukan berdasarkan urutan peringkat atribut dalam prioritas pembelian. Atribut

yang menjadi peringkat satu akan dikalikan dengan nilai bobot sepuluh, atribut

peringkat dua dikalikan dengan nilai bobot sembilan, atribut peringkat tiga dikalikan

dengan delapan, dan seterusnya sampai atribut peringkat sepuluh dikalikan dengan

nilai bobot satu.

Hasil dari analisis ini akan terlihat perbedaan atau persamaan atribut yang

menjadi prioritas konsumen dalam pembelian produk. Semakin besar nilai skala

kepentingan suatu atribut berarti semakin pentinglah atribut tersebut dalam

pertimbangan pembelian konsumen terhadap produk tersebut. Hasil penjumlahan

terbesar merupakan atribut produk yang utama oleh konsumen, sedangkan nilai

yang terkecil merupakan atribut dari madu atau produk-produk pesaingnya yang

paling akhir dipilih konsumen.

1. Penilaian Atribut Madu Menurut Preferensi Konsumen

Berdasarkan hasil analisis pembobotan atribut madu, keaslian madu menjadi

atribut yang paling utama diprioritaskan dalam membeli madu dengan nilai sebesar

13,70. kemudian diikuti oleh atribut logo halal (11,21), atribut manfaat atau khasiat

madu (9,90), dan atribut kehigienisan (9,04) di peringkat kedua, ketiga, dan keempat

yang menjadi prioritas konsumen dalam membeli madu. Ketiga atribut tersebut

harus tetap dijaga oleh produsen madu untuk dalam pempertahankan pelanggannya.

Sedangkan atribut kemasan dan ketersediaan madu dengan nilai prioritas 5,15 dan

3,31 menjadi atribut yang terakhir diprioritaskan konsumen dalam membeli madu.

Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 37.

Tabel 37. Hasil analisis pembobotan atribut produk madu Atribut Nilai Prioritas Rangking

Keaslian 13,70 1 Logo halal 11,21 2 Manfaat/khasiat 9,90 3 Kehigienisan 9,04 4 Harga 6,79 5

Page 64: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Kekentalan 6,54 6 Aroma 6,28 7 Kadar air 6,25 8 Kemasan 5,15 9 Ketersediaan 3,31 10

Kehalalan produk madu memang telah diyakini oleh konsumen madu

terutama yang beragama Islam. Namun keyakinan konsumen akan kehalalan madu

tidak boleh dijadikan alasan bagi produsen untuk tidak mencantumkan logo halal

pada kemasan produk madunya dan memiliki sertifikasi halal. Pencantuman logo

dan sertifikasi halal pada kemasan akan menambah kepercayaan dari konsumen

terhadap suatu produk madu yang akan dibeli.

Kehigienisan produk madu berarti suatu kondisi produk madu tidak

mengandung bahan cemaran biologis, kimia, benda-benda asing lain yang dapat

mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan. Kehigienisan madu juga

sangat penting untuk diperhatikan oleh produsen dan konsumen madu, karena

kehigienisan ikut menentukan baik-buruknya kualitas madu. Salah satu contoh

ketidakhigienisan proses pengolahan madu antara lain melakukan proses ektraksi

madu di tempat yang kurang bersih. Dalam proses pengolahan madu, upaya untuk

mencegah timbulnya kontaminasi dan pencegahan pertumbuhan kontaminan dalam

produk harus dilakukan dengan berbagai cara. Diantaranya kegiatan menjaga

kebersihan dengan mencuci tangan, peralatan, pakaian kerja, serta lingkungan

produksi

2. Penilaian Atribut Minuman Kesehatan Menurut Preferensi Konsumen

Sebagian besar konsumen memprioritaskan manfaat bagi kesehatan sebagai

pertimbangan dalam membeli produk minuman kesehatan dengan nilai 11,14. Di

peringkat kedua dan ketiga prioritas konsumen dalam membeli minuman kesehatan

adalah atribut logo halal dan kehigienisan dengan nilai prioritas sebesar 11,10 dan

8,85. Sedangkan dua atribut yang menjadi prioritas terakhir adalah atribut citra

produsen dan promosi dengan nilai prioritas 3,94 dan 3,28 menjadi atribut yang

terakhir diprioritaskan konsumen dalam membeli minuman kesehatan. Data

selengkapnya dapat dilihat pada tabel 38.

Tabel 38. Hasil analisis pembobotan atribut produk minuman kesehatan

Page 65: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Atribut Nilai Prioritas Rangking Manfaat 11,14 1 Logo halal 11,10 2 Kehigienisan 8,85 3 Harga 8,59 4 Rasa 7,82 5 Aroma 6,54 6 Kemasan 6,50 7 Ketersediaan 4,15 8 Citra Produsen 3,94 9 Promosi 3,28 10

3. Penilaian Atribut Minuman Penyegar Menurut Preferensi Konsumen

Berdasarkan hasil analisis pembobotan atribut produk minuman penyegar,

logo halal menjadi atribut yang paling utama diprioritaskan dalam membeli produk

minuman penyegar dengan nilai sebesar 11,05. Kemudian diikuti oleh atribut

manfaat dengan nilai 10,03 dan atribut rasa dengan nilai 9,72 di peringkat kedua dan

ketiga yang menjadi prioritas konsumen dalam membeli minuman penyegar.

Sedangkan atribut citra produsen dan promosi dengan nilai prioritas 3,24 dan 2,47

menjadi atribut yang terakhir diprioritaskan konsumen dalam membeli minuman

penyegar. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 38.

Tabel 39. Hasil analisis pembobotan atribut produk minuman penyegar Atribut Nilai Prioritas Rangking

Logo halal 11,05 1 Manfaat 10,03 2 Rasa 9,72 3 Kehigienisan 8,95 4 Harga 8,77 5 Aroma 7,91 6 Kemasan 7,12 7 Ketersediaan 4,14 8 Citra Produsen 3,24 9 Promosi 2,47 10

4. Penilaian Atribut Pemanis Makanan dan Minuman Menurut Preferensi Konsumen

Sebagian besar konsumen memprioritaskan keberadaan logo halal sebagai

pertimbangan dalam membeli produk pemanis makanan dan minuman dengan nilai

Page 66: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

10,14. Di peringkat kedua dan ketiga prioritas konsumen dalam membeli produk

pemanis makanan dan minuman adalah atribut manfaat dan kehigienisan dengan

nilai prioritas sebesar 9,70 dan 9,60

Tabel 40. Hasil analisis pembobotan atribut produk pemanis makanan dan minuman

Atribut Nilai Prioritas Rangking Logo halal 10,14 1 Rasa 9,70 2 Kehigienisan 9,60 3 Manfaat 9,38 4 Aroma 7,51 5 Harga 7,47 6 Kemasan 6,53 7 Ketersediaan 4,47 8 Citra Produsen 3,62 9 Promosi 2,95 10

Sedangkan dua atribut yang menjadi prioritas terakhir adalah atribut citra

produsen dan promosi dengan nilai prioritas 3,62 dan 2,95 menjadi atribut terakhir

diprioritaskan konsumen dalam membeli pemanis makanan dan minuman. Data

selengkapnya dapat dilihat pada tabel 40.

Berdasarkan hasil analisis pembobotan atribut produk madu dan produk

pesaingnya yang ditunjukkan pada tabel 36-39 dapat diketahui bahwa sebagian

besar konsumen menempatkan atribut logo halal produk sebagai atribut yang

diprioritaskan pada pembelian produk madu maupun produk pesaingnya. Selain ada

tidaknya logo halal produk, atribut manfaat, dan atribut kehigienisan juga termasuk

atribut yang diprioritaskan dalam pembelian produk. Untuk produk madu dan

produk pesaingnya, atribut promosi, dan atribut citra produsen menempati posisi

terbawah urutan atribut yang menjadi prioritas konsumen. Untuk dua atribut terakhir

yang disebutkan perlu diperbaiki oleh pihak produsen madu dan produk pesaingnya.

Kehalalan sebuah produk kini memang kian menjadi perhatian umat Islam.

Sebagian kalangan umat telah begitu sadar bahwa makanan yang halal merupakan

keharusan yang tak bisa ditawar. Ini tentunya menuntut produsen untuk memenuhi

kepentingan umat. Kehalalan suatu produk merupakan suatu keharusan untuk setiap

produk pangan, farmasi, dan kosmetika yang dipasarkan di Indonesia yang

Page 67: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

mayoritas penduduknya beragama Islam. Bagi konsumen muslim, adanya logo dan

sertifikasi halal akan mendapatkan kepastian dan jaminan bahwa produk yang

dikonsumsinya tidak mengandung sesuatu yang tidak halal serta diproduksi dengan

cara yang halal. Sedangkan bagi produsen, sertifikasi halal memberikan peluang

untuk meraih pasar pangan halal global yang diperkirakan sebanyak 1,4 milyar

muslim dan jutaan non-muslim lainnya dan meningkatkan citra produknya.

Sikap berhati-hati sebaiknya juga diterapkan oleh konsumen setiap kali

membeli atau mengonsumsi makanan dan minuman olahan. Artinya ketika kita

belum bisa memastikan status halal atau haramnya bahan pangan tersebut. Siapa

tahu dalam makanan / minuman itu terselip kandungan bahan atau ramuan

(ingredients) tidak halal alias haram atau meragukan. Masalahnya, kita hidup di

tengah-tengah masyarakat yang telah terkondisi dengan bahan pangan olahan yang

dalam proses produksinya kerap dibubuhkan bahan atau ramuan tertentu. Faktanya,

tak semua ramuan itu berasal dari bahan dan atau proses yang halal. Adakalanya

ramuan itu juga tidak jelas status dan asal-usulnya. Maka, berhati-hati dalam

memilih sudah menjadi keharusan. (www.guidehalal.com, 2006).

F. HASIL ANALISIS CLUSTER

Analisis cluster adalah analisis yang bertujuan untuk mengelompokkan

konsumen ke dalam beberapa kelompok yang akan dijadikan sebagai sasaran

segmen pasar produknya. Pemilihan ini tidak hanya berdasarkan besarnya

persentase kelompok namun juga harus berdasarkan pertimbangan lain seperti

kelayakan kelompok dibandingkan dengan karaketristik produk yang hendak

dikembangkan aspek pemasarannya. Dalam penelitian ini analisis cluster yang

dilakukan membagi konsumen madu kedalam empat kelompok berdasarkan data

demografi (segmentasi demografis). Segmentasi jenis ini memisahkan pasar ke

dalam kelompok-kelompok yang didasarkan pada variabel demografis sosiologi,

yaitu variabel usia dan pekerjaan, serta demografi ekonomi yaitu pendapatan atau

uang saku dan pengeluaran rata-rata responden per bulan. Alasan menggunakan

variabel demografis ialah karena variabel ini sangat berkaitan dengan keinginan,

preferensi, dan tingkat penggunaan konsumen serta lebih mudah diukur.

Page 68: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Hasil dari analisis cluster ini berupa segmentasi pasar untuk produk madu.

Strategi positioning madu dapat ditentukan setelah segmentasi pemasaran yang

diketahui. Kendala dalam pemasaran madu dapat diatasi melalui perancangan

strategi pemasaran yang dilakukan melalui analisis segmen pasar berdasarkan

demografi dan perilaku konsumen untuk mendapatkan segmen sasaran

pengembangan pemasarannya. Sasaran segmen pasar utama tidak harus kelompok

segmen yang memiliki persentase terbesar.

Hasil analisis cluster menunjukkan bahwa ada empat kelompok segmen pasar

madu yang memiliki persentase dan karakteristik yang berbeda-beda. berdasarkan

variabel demografis (pendapatan dan pengeluaran rata-rata per bulan, usia, dan

pekerjaan). Kelompok konsumen madu yang terbentuk berdasarkan variabel

demografis selengkapnya dapat dilihat pada tabel 41.

Tabel 41. Hasil Analisis Cluster konsumen berdasarkan variabel demografis Kelompok 1 2 3 4

Persentase (%) 32,6 % 17,8 % 34,8 % 14,8 % Usia 15 – 20 tahun 15 – 20 tahun 21 – 30 tahun 41 – 50 tahunPekerjaan Pelajar/

Mahasiswa Pelajar/

Mahasiswa Karyawan

Swasta Wiraswasta

Pendapatan atau uang saku rata-rata / bulan

< 300.000

< 300.000

1.000.001-1.500.000

> 3.000.000

Pengeluaran rata-rata / bulan

< 250.000 < 400.000 800.001-1.250.000

> 2.500.000

Dari empat kelompok segmen diatas, kelompok satu dan tiga memiliki

persentase yang lebih besar dibandingkan kelompok dua dan empat. Kelompok satu

adalah kelompok konsumen dengan persentase sebesar 32,6% yang berusia antara

15-20 tahun, dan sebagian besar berprofesi sebagai pelajar atau mahasiswa. Selain

itu kelompok tiga memiliki rata-rata pendapatan atau uang saku per bulan kurang

dari Rp 300.000,- dan rata-rata pengeluaran per bulan kurang dari Rp 250.000,- per

bulan. Sedangkan kelompok tiga adalah kelompok konsumen dengan persentase

sebesar 34,8% yang berusia antara 21-30 tahun, dan sebagian besar berprofesi

sebagai karyawan swasta. Selain itu kelompok tiga memiliki rata-rata pendapatan

per bulan antara Rp 1.000.001 - 1.500.000,- dan rata-rata pengeluaran per bulan

antara Rp 800.001 - 1.250.000,-.

Page 69: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Kelompok tiga merupakan kelompok konsumen madu di Bogor yang layak

untuk dijadikan target pasar karena memiliki persentase yang terbesar dibandingkan

dengan kelompok satu. Kelayakan ini didukung dengan karakteristik konsumen

yang usianya masih muda dan banyak menggunakan sebagian besar tenaganya

dalam bekerja dan aktivitas lain, sehingga madu sangat tepat untuk dijadikan

makanan tambahan bagi segmen ini. Selain itu sebagian besar konsumen pada

kelompok tiga berprofesi sebagai karyawan swasta yang sudah mandiri dalam

berpenghasilan dengan memiliki pendapatan rata-rata per bulan Rp 1.000.001 -

1.500.000,- dan pengeluaran rata-rata per bulan Rp 800.001 - 1.250.000,-.

Sementara kelompok satu walaupun persentasenya tidak jauh selisihnya

dengan kelompok tiga, juga cukup potensial dijadikan target pasar karena

karakteristik demografi konsumennya yang merupakan para pelajar atau mahasiswa

yang memiliki pendapatan / uang saku rata-rata per bulan kurang dari Rp 300.000,-

dan pengeluaran rata-rata per bulan kurang dari Rp 250.000,-. Namun untuk

kelompok tiga memiliki keunggulan yang lebih dibandingkan dengan kelompok satu

yang masih tergantung pada pemberian orang tua serta memiliki banyak kebutuhan

lain yang lebih diprioritaskan daripada mengkonsumsi madu. Maka, dari

karakteristik demografi ekonomi dan sosial kelompok tiga sangat potensial menjadi

kelompok sasaran dalam pengembangan pemasaran produk madu.

G. HASIL ANALISIS KORESPONDENSI

Pada penelitian ini analisis korespondensi digunakan untuk menganalisis

menyusun taktik pemasaran madu dengan atribut-atributnya dibandingkan dengan

produk pesaingnya. Adapun produk pesaing madu diklasifikasi menjadi tiga macam,

yaitu produk minuman kesehatan yang diwakili oleh susu, teh, jamu, dan sari buah.

Produk minuman penyegar diwakili oleh soft drink, energy drink, Air Minum Dalam

Kemasan (AMDK), sirup, dan kopi. Sedangkan produk bahan tambahan pemanis

makanan atau minuman diwakili oleh gula putih, gula merah, gula bit, gula cair, dan

pemanis buatan.

Tabel 42. Atribut Madu dan produk pesaingnya Produk (P) Atribut (A)

a. Madu (P1) b. Teh (P2)

1. Manfaat/Khasiat (A1) 2. Logo halal (A2)

Page 70: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

c. Susu (P3) d. Jamu (P4) e. Sari buah (P5) f. Soft drink (P6) g. Energy drink (P7) h. Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) (P8) i. Sirup (P9) j. Kopi (P10) k. Gula putih (P11) l. Gula merah (P12) m. Gula bit (P13) n. Gula cair (P14) o. Pemanis buatan (P15)

3. Harga (A3) 4. Rasa (A4) 5. Aroma (A5) 6. Kehigienisan (A6) 7. Kemasan (A7) 8. Promosi (A8) 9. Ketersediaan (A9) 10. Citra produsen (A10)

Madu dan produk-produk pesaingnya itu dianalisis berdasarkan atribut

pemasaran yang paling mempengaruhi konsumen dalam pengambilan

keputusannya. Dari informasi tersebut akan dirancang taktik pemasaran yang sesuai

kebutuhan dan keinginan konsumen.

Tingkat kepentingan suatu atribut dalam mempengaruhi pertimbangan

konsumen dalam melakukan pembelian terhadap suatu produk ditunjukkan oleh

suatu grafik hubungan korespondensi. Kedekatan jarak antara suatu produk dengan

suatu atribut menunjukkan kelebihan atau keunggulan produk pada atribut tersebut.

Semakin dekat simbol atribut suatu dengan simbol produk berarti semakin

pentinglah atribut tersebut dalam pertimbangan pembelian konsumen terhadap

produk tersebut. Hasil analisis korespondensi produk madu dengan produk

pesaingnya secara lengkap dapat dilihat pada tabel 43-45.

1. Analisis Korespondensi Madu dengan Produk Minuman Kesehatan

Berdasarkan hasil analisis korespondensi produk madu dengan produk

minuman kesehatan (lihat tabel 43), dapat diketahui bahwa posisi produk madu (P1)

berdekatan dengan atribut manfaat bagi kesehatan (A1), logo halal (A2), dan

kehigienisan (A3). Sementara itu, produk teh (P2) posisinya paling dekat dengan

atribut ketersediaan (A7), disamping relatif dekat juga dengan atribut kemasan (A4)

aroma (A9), dan citra produsen (A10). Produk susu (P3) relatif dekat dengan atribut

kemasan (A4), rasa (A5), promosi (A8), dan aroma (A9). Produk jamu (P4) relatif

lebih dekat dengan atribut harga (A6). Sedangkan produk sari buah berada sangat

Page 71: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

dekat dengan atribut kemasan (A4), disamping relatif dekat dengan atribut

ketersediaan (A7), promosi (A8), aroma (A9), dan citra produsen (A10).

Atribut yang relatif dekat posisinya dengan produk madu (P1), yaitu atribut

manfaat bagi kesehatan (A1), logo halal (A2), dan kehigienisan (A3) menunjukkan

bahwa madu memiliki keunggulan pada ketiga atribut tersebut. Sehingga untuk

bersaing dengan produk minuman kesehatan lainnya, ketiga atribut tersebut harus

ditingkatkan. Atribut manfaat bagi kesehatan (A1) merupakan salah satu

keunggulan kompetitif produk madu diantara produk minuman kesehatan lainnya.

Manfaat madu bagi kesehatan manusia sudah tidak diragukan lagi karena sejak

ribuan tahun yang lalu madu digunakan sebagai resep untuk menyembuhkan

berbagai jenis penyakit, untuk pemanis dan pengawet makanan/minuman, dan

sebagainya. Selain memiliki kelebihan dalam atribut manfaat/khasiat bagi

kesehatan, madu juga memiliki kelebihan pada kehalalan produknya, kehigienisan

produk, dan rasanya yang manis.

Tabel 43. Hasil analisis korespondensi produk madu dengan produk minuman kesehatan

Kelompok Produk (P) Atribut (A) Madu

Madu (P1)

• Manfaat (A1) • Logo Halal (A2) • Kehigienisan (A3)

1. Teh (P2)

• Kemasan (A4) • Ketersediaan (A7) • Aroma (A9) • Citra Produsen (A10)

2. Susu (P3)

• Kemasan (A4) • Rasa (A5) • Promosi (A8) • Aroma (A9)

3. Jamu (P4) • Harga (A6)

Minuman Kesehatan

4. Sari buah (P5)

• Kemasan (A4) • Ketersediaan (A7) • Promosi (A8) • Aroma (A9) • Citra Produsen (A10)

2. Analisis Korespondensi Madu dengan Produk Minuman Penyegar

Page 72: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Berdasarkan hasil analisis korespondensi produk madu dengan produk

minuman penyegar pada (lihat tabel 44), dapat diketahui bahwa posisi produk madu

(P1) relatif lebih dekat dengan atribut manfaat bagi kesehatan (A1) dan logo halal

(A2). Sementara itu produk soft drink (P6) relatif dekat dengan atribut kemasan

(A4), dan promosi (A8). Produk energy drink (P7) posisinya paling dekat dengan

atribut ketersediaan (A7), serta relatif dekat dengan atribut kemasan (A4), harga

(A6), promosi (A8), dan citra produsen (A10). Produk AMDK (P8) dan sirup (P9)

posisi keduanya berdekatan relatif lebih dekat dengan atribut kehigienisan (A3),

harga (A6) dan citra produsen (A10). Sedangkan produk kopi (P10), posisinya

paling dekat dengan atribut aroma (A9), serta relatif dekat dengan atribut kemasan

(A4), rasa (A5), dan citra produsen (A10).

Produk madu (P1) memiliki kelebihan pada atribut manfaat bagi kesehatan

(A1) dan atribut logo halal (A2) yang perlu ditingkatkan untuk dapat bersaing

dengan produk-produk minuman penyegar lainnya. Madu memiliki manfaat untuk

memulihkan kembali tenaga yang hilang, menambah energi, dan meningkatkan

vitalitas tubuh yang tidak kalah dengan produk minuman penyegar lainnya.

Tabel 44. Hasil analisis korespondensi produk madu dengan produk minuman penyegar

Kelompok Produk (P) Atribut (A) Madu Madu (P1) • Manfaat (A1)

• Logo halal (A2) 1. Softdrink (P6) • Kemasan (A4)

• Promosi (A8) 2. Energy drink (P7)

• Kemasan (A4) • Harga (A6) • Ketersediaan (A7) • Promosi (A8) • Citra Produsen (A10)

3. AMDK (P8)

• Kehigienisan (A3) • Harga (A6) • Citra Produsen (A10)

4. Sirup (P9)

• Kehigienisan (A3) • Harga (A6) • Citra Produsen (A10)

Minuman Penyegar

5. Kopi (P10)

• Kemasan (A4) • Rasa (A5) • Aroma (A9) • Citra produsen (A10)

Page 73: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

3. Analisis Korespondensi Madu dengan Produk Pemanis Makanan dan Minuman

Berdasarkan hasil analisis korespondensi produk madu dengan dengan produk

bahan pemanis makanan dan minuman (lihat tabel 45), dapat diketahui bahwa posisi

produk madu (P1) posisinya relatif dekat dengan atribut manfaat (A1) dan atribut

rasa (A5). Produk gula putih (P11) dan gula merah (P12), keduanya relatif dekat

dengan produk madu (P1) dari atribut rasa (A5). Selain itu, produk gula putih (P11),

gula merah (P12), dan gula cair (P14) juga relatif dekat dengan beberapa atribut

yang berada pusat koordinat, yaitu logo halal (A2), kehigienisan (A3), kemasan

(A4), promosi (A8), aroma (A9), dan citra produsen (A10). Produk gula bit (P13),

gula cair (P14), dan pemanis buatan relatif lebih dekat dengan atribut kemasan (A4),

harga (A6), ketersediaan (A7), dan citra produsen (A10).

Tabel 45. Hasil analisis korespondensi produk madu dengan produk pemanis makanan dan minuman

Kelompok Produk (P) Atribut (A) Madu Madu (P1) • Manfaat (A1)

• Rasa (A5) 1. Gula putih (P11)

• Logo halal (A2) • Kehigienisan (A3) • Kemasan (A4) • Rasa (A5) • Promosi (A8) • Aroma (A9) • Citra produsen (A10)

2. Gula merah (P12)

• Logo halal (A2) • Kehigienisan (A3) • Kemasan (A4) • Rasa (A5) • Promosi (A8) • Aroma (A9) • Citra produsen (A10)

3. Gula bit (P13) • Ketersediaan (A7) 4. Gula cair (P14)

• Logo halal (A2) • Kehigienisan (A3) • Kemasan (A4) • Ketersediaan (A7) • Promosi (A8) • Aroma (A9) • Citra produsen (A10)

Bahan Tambahan Pemanis Makanan / Minuman

5. Pemanis buatan (P15) • Harga (A6)

Page 74: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

• Ketersediaan (A7)

Dari informasi pada tabel 45, dapat diketahui bahwa atribut yang posisinya

relatif dekat dengan produk madu, yaitu atribut manfaat bagi kesehatan dan atribut

rasa. Kelebihan madu pada kedua atribut tersebut harus ditingkatkan agar mampu

bersaing dengan produk pemanis lainnya, terutama dengan produk gula putih dan

gula merah. Hal ini mungkin karena ketiga jenis pemanis ini yaitu madu, gula putih,

dan gula merah merupakan produk pemanis makanan dan minuman yang rasa

manisnya sudah dikenal dan dikonsumsi oleh masyarakat luas dibandingkan gula

bit, gula cair, dan pemanis buatan.

Keunggulan madu dalam atribut manfaat bagi kesehatan (A1), logo halal

(A2), kehigienisan (A3), dan rasa (A5) harus dipertahankan dan ditingkatkan

kualitasnya oleh produsen. Posisi produk madu dengan produk minuman kesehatan,

minuman penyegar, dan pemanis makanan dan minuman terdapat kesamaan pada

beberapa atribut jauh posisinya dengan produk madu (P1). Beberapa atribut yang

jauh dari produk madu antara lain atribut harga (P6), promosi (P8), ketersediaan

(P7), dan kemasan (A4). Hal ini menunjukkan bahwa produk madu (P1) masih

memiliki berbagai kekurangan pada atribut-atribut tersebut.

Dalam aspek harga, produk madu masih dirasakan mahal oleh sebagian besar

masyarakat terutama yang tergolong ekonomi menengah ke bawah. Ketersediaan

madu di pasar untuk memenuhi kebutuhan konsumen juga masih kurang, karena

produksi madu tergantung dengan musim pembungaan. Sedangkan untuk aspek

kemasan, produk madu lokal paling jarang melakukan inovasi terhadap bahan dan

bentuk kemasan, serta minimnya informasi yang dicantumkan pada label kemasan

madu.

H. MODEL PENGEMBANGAN PEMASARAN MADU

Memformulasikan strategi pemasaran dan bauran pemasaran merupakan

salah satu cara untuk mengembangkan model pemasaran yang sesuai dengan

keinginan konsumen. Strategi pemasaran meliputi bagaimana cara menentukan

segmentasi pasar, menentukan target pasar, dan memposisikan keunggulan produk

dalam benak konsumen. Sedangkan bauran pemasaran merupakan taktik pemasaran

Page 75: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

untuk merumuskan strategi pemasaran dengan melakukan intensifikasi atau

diversifikasi terhadap performance produk, harga produk, distribusi produk, dan

promosi produk.

1. Strategi Pemasaran

Segmentasi konsumen produk madu dapat dibedakan dari aspek demografi

dan aspek perilaku konsumen. Segmentasi berdasarkan demografis mencakup

variabel usia, pekerjaan, pendapatan dan pengeluaran rata-rata per bulan. Sedangkan

segmentasi berdasarkan perilaku konsumen mencakup pengalaman, dan motivasi

konsumen membeli atau mengkonsumsi madu. Meski pun sebenarnya madu

merupakan produk yang dapat dikonsumsi oleh siapa saja baik tua maupun muda,

apa pun profesinya, dan darimana pun asal sukunya.

Berdasarkan hasil analisis cluster dapat diketahui bahwa kelompok yang

potensial dijadikan sasaran pengembangan segmentasi pasar adalah konsumen pada

kelompok tiga dengan usia antara 21-30 tahun, berprofesi sebagai karyawan swasta,

memiliki pendapatan per bulan antara Rp 1.000.001 - 1.500.000,- dan pengeluaran

rata-rata per bulan antara Rp 800.001 - 1.250.000,- yang merupakan konsumen kelas

ekonomi menengah ke atas.

Tabel 46. Formulasi Strategi Pemasaran Produk Madu Strategi Pemasaran Produk Madu

Segmentation

• Kelompok konsumen berdasarkan perilaku dan preferensi konsumen dalam membeli dan mengkonsumsi madu

Targetting

• Kelompok konsumen berusia antara 21 – 30 tahun, serta berprofesi sebagai karyawan swasta dan profesi lain yang membutuhkan banyak tambahan energi.

• Kelompok konsumen dengan pendapatan atau uang saku rata-rata per bulan Rp 1.000.001,- sampai Rp 1.500.000,- dan pengeluaran rata-rata per bulan Rp 800.000,- sampai Rp 1.250.000,-

Positioning ” Madu, produk alami yang halal dan menyehatkan”

Disamping itu, kelompok konsumen yang dipilih menjadi segmen dan target

pemasaran merupakan konsumen yang memiliki pengalaman pernah membeli

sekaligus mengkonsumsi madu untuk pengobatan penyakit dan untuk menguatkan

Page 76: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

stamina tubuh atau menambah energi. Segmen pasar yang telah dipilih dapat

dispesifikkan dengan menentukan target pasar. Kelompok konsumen ini dinilai

potensial sebagai target pengembangan pemasaran produk madu karena kelompok

ini cukup memiliki dukungan keuangan, kebiasaan, kesadaran akan pentingnya

kesehatan untuk membeli produk madu. Oleh karena itu kelompok konsumen

dengan karakteristik inilah yang akan dijadikan target pengembangan pemasaran

produk madu.

Dari hasil perumusan segmen dan target pasar tersebut maka dapat

ditentukan suatu positioning produk untuk pasar yang diharapkan dapat menarik

kelompok konsumen yang dari segmen yang dituju. Dan positioning yang diambil

lebih menonjolkan keunggulan manfaat atau khasiat produk madu, dan berusaha

menanamkan kesadaran mengkonsumsi madu untuk menjaga kesehatan tubuh pada

masyarakat. Dan positioning produk yang cocok untuk madu disesuaikan dengan

penilaian konsumen terhadap atribut madu “produk alami yang halal dan

menyehatkan”

2. Taktik Pemasaran dan Prioritas Pengembangan Pemasaran

Taktik pemasaran yang disarankan untuk produk madu ialah perbaikan dan

pengembangan pada empat aspek bauran pemasaran yaitu produk, harga, distribusi,

dan promosi. Taktik pemasaran yang dibuat didasarkan atas strategi pemasaran yang

sudah ditetapkan sebelumnya dengan tetap mempertahankan keunggulan dan

memperbaiki kelemahan yang dimiliki. Selain itu, di dalam taktik pemasaran

ditentukan juga atribut yang akan menjadi prioritas dalam pengembangan

pemasaran.

A. Bauran Produk

Pengembangan produk dalam pengembangan pemasaran madu

mencakup pengembangan pada aspek kemasan madu. Dalam pengembangan

produk ini produsen perlu menyesuaikan dengan preferensi konsumen.

Berdasarkan hasil survei yang diperoleh informasi bahwa sebagian besar

konsumen menyukai madu dengan ukuran kemasan sachet 20 ml dan kemasan

Page 77: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

botol ukuran 250 ml. Bahan dan bentuk kemasan yang disukai adalah yang

terbuat dari kaca dan berbentuk botol.

Kemasan dengan kemasan plastik (sachet) berukuran volume 20 ml,

karena lebih praktis dan ekonomis. Diversifikasi kemasan madu dengan bahan

botol ke bahan plastik (sachet) yang lebih ekonomis perlu ditingkatkan untuk

merebut pasar kelompok ekonomi menengah ke bawah yang cenderung ingin

membeli produk yang bermutu, praktis penggunaannya, harganya murah dan

terjangkau. Namun dari segi kehigienisan dan keamanan produk madu, kemasan

madu yang baik adalah kemasan botol dari bahan kaca dengan berbagai ukuran

volume dan warna yang bening sehingga warna madu tampak dengan jelas.

Sedangkan untuk bentuk kemasan, konsumen masih menyukai bentuk botol

berleher dengan berbagai jenis ukuran, sehingga tetap dipertahankan. Namun

produsen dapat saja melakukan inovasi terhadap tampilan kemasan madu

sehingga dapat terlihat menarik oleh konsumen. Produsen juga harus

memastikan bahwa kemasan tertutup rapat sehingga madu tidak keluar dan

mengotori kemasan.

Harus diakui bahwa penampilan produk madu dalam negeri dari segi

kemasan maupun dari segi label masih jauh dibawah standar apabila

dibandingkan dengan madu impor, sehingga terkesan murahan. Adapun

penyebabnya antara lain karena penutup kemasan yang tidak rapat, sehingga

isinya meluber dan mengotori kemasan; penggunaan kemasan yang tidak sesuai

seperti jerigen plastik yang kumal atau botol yang berwarna gelap.

Dalam aspek informasi yang tercantum pada label kemasan, banyak

sekali produk madu yang tidak mencantumkan informasi secara lengkap pada

label kemasannya, seperti tidak mencantumkan izin dari Departemen Kesehatan,

tidak mencantukan logo halal, komposisi madu, dan sebagainya. Hal ini sangat

merugikan konsumen yang umumnya masih awam dengan kualitas madu yang

baik. Sebagian besar konsumen menginginkan pada label kemasan produk madu

tercantum khasiat madu, izin dari Departemen Kesehatan, tanggal kadaluarsa,

logo halal dengan sertifikasi dari LPPOM MUI, kode SNI, aturan pemakaian,

komposisi madu, nilai gizi madu, merek dagang, dan nama produsen. Semua

aspek tersebut adalah informasi minimal yang harus diterima konsumen dari

Page 78: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

produsen pada label kemasan madu. Kelengkapan informasi pada label kemasan

dapat meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk, sehingga orang

tertarik untuk membeli. Selain itu label kemasan dibuat semenarik mungkin

sehingga disukai konsumen.

B. Bauran Distribusi

Strategi pengembangan produk dalam pengembangan pemasaran madu

mencakup aspek letak tempat penjualan madu, rantai saluran distribusí. Pada

aspek letak penjualan madu, konsumen menginginkan tempat yang mudah

dijangkau, strategis, dan dekat dari rumah atau tempat bekerja. Sedangkan

masalah aspek rantai saluran distribusi yang panjang perlu diatasi dengan

menambah sentra outlet tempat penjualan madu. Dimana outlet ini khusus

menyajikan produk madu dan produk lebah lainnya sebagai sajian utama dan

bukan sebagai barang dagangan sampingan. Sehingga rantai distribusi dari

produsen ke konsumen tidak terlalu panjang. Dan setiap tempat tempat

penjualan madu perlu dibuat senyaman mungkin agar konsumen tertarik untuk

membeli madu ditempat itu.

C. Bauran Harga

Pengembangan produk dalam pengembangan pemasaran madu

mencakup kesuaian harga madu dengan ukuran kemasan madu dan kualitas

madu. Produsen perlu melakukan inovasi, dengan memproduksi madu yang

ekonomis, namun berkualitas karena konsumen harga madu yang murah dan

terjangkau oleh masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Adanya produk madu

dengan kemasan ekonomis dapat meningkatkan tingkat konsumsi madu di

Indonesia, sehingga konsumen dapat mengkonsumsi madu secara teratur sebagai

makanan dan obat tanpa perlu menunggu sakit.

D. Bauran Promosi

Pengembangan produk dalam pengembangan pemasaran madu juga

mencakup aspek sumber informasi dan bentuk promosi madu. Berdasarkan hasil

Page 79: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

survei diperoleh informasi bahwa sebagian besar konsumen mendapatkan

informasi dari keluarga dan temannya. Informasi dari keluarga dan teman sangat

membantu positioning untuk membenakkan produk madu sebagai produk alami

yang halal dan menyehatkan.

Namun hal ini juga menunjukkan adanya kelemahan para pengusaha

dalam mempromosikan produk madu. Oleh karena itu pengusaha madu atau

perlebahan berusaha mengupayakan agar keunggulan manfaat/khasiat madu

tersampaikan kepada masyarakat, sehingga mau mengkonsumsi madu sebagai

produk yang menyehatkan bagi masyarakat. Sebagian besar konsumen ingin

madu dipromosikan secara gencar di Televisi karena informasi tentang

manfaat/khasiat madu akan lebih cepat tersampaikan ke seluruh pelosok di tanah

air dan mancanegara. Selain itu, promosi dengan memberikan potongan harga

dan hadiah langsung akan membuat para konsumen tertarik untuk membeli

madu.

E. Prioritas Pengembangan Pemasaran

Berdasarkan hasil analisis pembobotan dan analisis korespondensi

diketahui bahwa atribut yang menjadi prioritas utama dalam pembelian madu

adalah atribut manfaat atau khasiat madu bagi kesehatan, keaslian, kehigienisan,

madu sebagai produk yang halal, dan rasa madu yang manis. Oleh sebab itu

maka hal yang harus menjadi prioritas dalam pengembangan pemasaran adalah

menjaga image sekaligus positioning madu sebagai produk alami yang halal dan

menyehatkan, meningkatkan kehigienisan produk madu, dan meningkatkan

kekhasan rasa madu.

Citra dan positioning madu sebagai produk alami yang halal dan

mneyehatkan harus selalu dipromosikan secara massif dan terus-menerus

melalui berbagai media baik media cetak maupun elektronik. Dengan adanya

promosi yang gencar akan melahirkan kesadaran di masyarakat untuk

mengkonsumsi madu tidak hanya sebagai obat tetapi juga sebagai makanan

tambahan sehari-hari. Produsen madu juga perlu memiliki sertifikasi halal dari

LPPOM MUI sehingga konsumen mendapatkan jaminan dan kepastian akan

produk madu yang dikonsumsinya. Peran pemerintah dan media sangat

Page 80: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

dibutuhkan dalam mengkampanyekan pentingnya mengkonsumsi madu guna

meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.

Keaslian produk madu yang diproduksi dan dipasarkan harus mampu

medapatkan jaminan dari produsen madu, sehingga konsumen yakin bahwa

produk yang dibeli dan dikonsumsinya adalah madu asli yang dihasilkan oleh

lebah madu dan bukan madu palsu atau tiruan yang dibuat dari bahan sintetis.

Pihak produsen harus dapat memberikan informasi yang jelas tentang perbedaan

madu yang asli dengan yang palsu. Untuk menghindari beredarnya madu palsu,

maka pemerintah perlu melakukan tindakan pengawasan terhadap peredaran

madu palsu dan memberikan sanksi hukum kepada pengedarnya. Produk madu

yang akan dipasarkan juga harus memenuhi syarat mutu SNI-3545-2004 yang

dikeluarkan Badan Standarisasi Nasional.

Kehigienisan produk madu perlu mendapatkan perhatian serius dari

produsen dalam pengembangan pemasaran karena kehigienisan produk

merupakan salah satu parameter dalam penilaian mutu suatu produk.

Kehigienisan produk madu biasanya dapat dinilai pada saat proses pengolahan

madu mulai waktu pemanenan dan pengemasan produk madu. Produk madu

yang higienis akan diperoleh jika produk madu tidak mengandung bahan

cemaran biologis, kimia, benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan

membahayakan kesehatan. Sedangkan rasa dan aroma dari beberapa jenis madu

yang khas harus dipertahankan dengan cara melakukan proses pengolahan yang

baik dan yang benar. Oleh karena itu proses pengolahan madu yang sesuai

syarat mutu SNI-3545-2004 akan menjamin kehigienisan produk madu.

Page 81: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PENGUJIAN KUESIONER

Pengujian kuesioner konsumen pada penelitian ini dilakukan dengan dua

macam uji, yaitu uji reliabilitas dan uji validitas. Uji reliabilitas untuk menguji

tingkat konsistensi suatu alat ukur yang digunakan. Sedangkan uji validitas

digunakan untuk menguji sejauh mana suatu alat ukur dapat mengukur apa yang

ingin diukur.

Pengujian validitas yang digunakan pada kuesioner konsumen ini adalah uji

validitas konstruk dengan teknik korelasi product moment untuk variabel yang

berskala ordinal dan validasi berdasarkan justifikasi pihak ahli, yaitu pakar madu

untuk variabel yang berskala nominal. Hasil pengujian validitas untuk pertanyaan

yang berskala ordinal menyatakan sepuluh atribut dari lima belas jenis produk yang

menjadi objek survei, valid dengan faktor koreksi 95%. Artinya dengan angka

korelasi yang diperoleh maka kesepuluh variabel tersebut memiliki validitas

konstruk untuk mengukur jenis produk yang sama. Sedangkan untuk hasil uji

validasi dengan justifikasi ahli menunjukkan ada beberapa pertanyaan yang

penyusunan redaksional kata-katanya perlu diperbaiki, sampai beberapa pertanyaan

yang telah diperbaiki dinyatakan benar. Adapun kesepuluh atribut tersebut adalah :

atribut manfaat, logo halal, kehigienisan, kemasan, rasa, harga, ketersediaan,

promosi, aroma, dan citra produsen.

Teknik pengujian reliabilitas pada kuesioner ini menggunakan teknik

pengukuran ulang atau test re-test. Pengujian ini dilakukan terhadap 30 orang

responden untuk mengisi kuesioner yang sama pada waktu yang berbeda dengan

Page 82: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

selang waktu selama 15 hari. Suatu kuesioner dinyatakan reliabel dan memiliki

konsistensi yang dapat diandalkan bila angka nilai r hitung pada pengujian tingkat

reliabilitasnya lebih besar daripada angka kritis nilai r-nya pada tabel untuk taraf

kepercayaan 95%.

Berdasarkan hasil uji reliabilitas pada kuesioner ini didapatkan bahwa nilai r

hitung adalah sebesar 0,480. Angka ini lebih besar dari nilai r tabel pada taraf

kepercayaan 95% yaitu 0,361. Karena angka r hitung yang diperoleh telah

memenuhi persyaratan, maka dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang digunakan

pada penelitian ini reliabel sebagai alat ukur untuk menggambarkan perilaku dan

preferensi konsumen yang menjadi objek survei pada taraf kepercayaan 95%.

B. PENYEBARAN KUESIONER

Jumlah kuesioner yang disebarkan pada penelitian ini sebanyak 180 buah

kuesioner. Penyebaran kuesioner yang berlebih dimaksudkan untuk mengantisipasi

kuesioner yang tidak kembali dan yang tidak valid. Dari total kuesioner yang

disebarkan sebanyak 165 buah kuesioner diolah untuk kepentingan penelitian ini.

Jumlah tersebut telah memenuhi standar jumlah sampel minimal yang

disyaratkan berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus Slovin dengan

persen kesalahan (e) 0,08 yaitu 156 buah. Jumlah tersebut diperoleh dari

perhitungan dibawah ini,

156242.3818

596444)08.0(5964441

5964441 22 ≈=

+=

+=

NeNn orang

Data mengenai proporsi penyebaran kuesioner di lima kecamatan di wilayah

Bogor dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 4. Penyebaran kuesioner di beberapa kecamatan di Bogor Kecamatan Jumlah

Penduduk Jumlah Sampel

di Lapangan Persentase

(%) Dramaga* 80.421 22 13 Ciomas* 176.534 50 30 Cibinong* 90.914 25 15 Bogor Barat** 168.052 46 28 Bogor Tengah** 80.523 22 13

Total 596.444 165 100 Sumber : *) http://www.jakweb.com/id/jabar/regency/bogor/

**) http://www.kotabogor.go.id/

Page 83: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

C. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI RESPONDEN

Karakteristik demografi responden pada penelitian ini dibedakan

berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan terakhir, pendapatan rata-rata

/ uang saku per bulan, pengeluaran rata-rata per bulandan suku daerah asal

responden. Dari hasil survei terhadap 165 orang responden diperoleh hasil bahwa

82% adalah konsumen madu dan 18% bukan konsumen madu

Kelompok Responden

82

18

010203040

5060708090

Konsumen Non Konsumen

Per

sent

ase

(%)

Konsumen

NonKonsumen

Gambar 4. Proporsi kelompok responden

Data selengkapnya mengenai karakteristik responden tersebut diuraikan

sebagai berikut

8. Jenis Kelamin Konsumen

Dari jumlah responden keseluruhan diperoleh hasil bahwa 52% konsumen

madu berjenis kelamin laki-laki dan 30% adalah perempuan. Proporsi ini

menunjukkan bahwa jumlah konsumen laki-laki lebih banyak dari wanita, Data

mengenai proporsi jenis kelamin responden dapat dilihat pada gambar 5.

Page 84: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Jenis Kelamin Responden (%)

52

30

117

0

10

20

30

40

50

60

Pria Wanita

Pers

enta

se (%

)Konsumen

NonKonsumen

Gambar 5. Proporsi jenis kelamin responden

9. Usia Konsumen

Hasil pengamatan mengenai kelompok usia responden (lihat gambar 6),

diketahui bahwa kelompok usia 21-30 tahun merupakan kelompok usia terbesar

yang menjadi konsumen madu dengan persentase sebesar 48%. Kemudian

kelompok usia 31-40 tahun sebanyak 46%, usia 41-50 tahun 22%, usia 15-20 tahun

16%, dan usia 51-60 tahun sebanyak 3%. Dari data tersebut dapat disimpulkan

bahwa sebagian besar responden berusia muda antara 21-30 tahun.

Usia Responden (%)

16

48 46

22

310

29 28

13

20

10

20

30

40

50

60

15-20tahun

21-30tahun

31-40tahun

41-50tahun

51-60tahun

Pers

enta

se (%

)

Konsumen

NonKonsumen

Gambar 6. Proporsi Usia responden

10. Pekerjaan Responden

Page 85: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Berdasarkan jenis pekerjaan atau profesi responden menunjukkan bahwa

38% dari total responden yang adalah pelajar/mahasiswa, 18% ibu rumah tangga,

35% berprofesi sebagai wiraswasta, 18% berprofesi sebagai pegawai negeri sipil,

25% sebagai karyawan swasta dan jenis pekerjaan lainnya 1%. Dari data tersebut

dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden berprofesi sebagai

pelajar/mahasiswa dan wiraswasta. Data selengkapnya mengenai pekerjaan

responden dapat dilihat pada gambar 7.

11. Pendidikan Responden

Karakteristik responden menurut tingkat pendidikan terakhir responden

(lihat gambar 8) diketahui bahwa jumlah konsumen madu memiliki tingkat

pendidikan SD sebanyak 12%, tingkat pendidikan SMP sebanyak 16%, tingkat

pendidikan SMA sebanyak 53%, tingkat pendidikan Diploma sebanyak 10%,

tingkat pendidikan Sarjana sebanyak 43%, dan tingkat pendidikan Pasca Sarjana

sebanyak 1%.

Pekerjaan Responden (%)38

18

35

18

25

1

23

11

21

1115

105

10152025303540

Pelajar/Mahasiswa

Ibu Rumah Tangga

Wiraswasta PNS

Karyawan swastaLainnya

Pers

enta

se (%

)

Konsumen

NonKonsumen

Gambar 7. Proporsi Pekerjaan responden

Page 86: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Pendidikan terakhir responden (%)

1216

53

10

43

17 10

32

6

26

10

10

20

30

40

50

60

SD/MI

SMP/MTs

SMA/SMK/M

A

Diploma

Sarjan

a

Lainny

a

Per

sent

ase

(%)

Konsumen

NonKonsumen

Gambar 7. Proporsi tingkat pendidikan responden

12. Pendapatan Rata-rata Responden per Bulan

Menurut tingkat pendapatan rata-rata responden per bulan (lihat gambar 9)

diperoleh hasil bahwa responden yang menjadi konsumen madu memiliki

pendapatan rata-rata per bulan dibawah Rp 300.000,- sebanyak 13%, pendapatan Rp

300.001 - Rp 500.000 sebanyak 41%, pendapatan Rp 500.001 - Rp 1.000.000

sebanyak 36%, pendapatan Rp 1.000.001 - Rp 1.500.000 sebanyak 25%, pendapatan

Rp 1.500.001 - Rp 2.000.000 sebanyak 14%, pendapatan Rp 2.000.001 - Rp

3.000.000 sebanyak 4%, dan pendapatan diatas Rp 3.000.000,- per bulan sebanyak 2

orang 1%.

13. Pengeluaran Rata-rata Responden per Bulan

Menurut tingkat pengeluaran rata-rata responden per bulan (lihat gambar 10)

diperoleh hasil bahwa responden yang menjadi konsumen madu memiliki

pengeluaran rata-rata per bulan dibawah Rp 250.000,- sebanyak 14%, Rp 250.001 -

Rp 400.000 sebanyak 40%, Rp 400.001 - Rp 800.000 sebanyak 38%, Rp 800.001 -

Rp 1.250.000 sebanyak 23%, Rp 1.250.001 - Rp 1.750.000 sebanyak 14%, Rp

1.750.001 - Rp 2.500.000,- sebanyak 4%, dan pengeluaran per bulan diatas Rp

2.500.000,- sebanyak 2%. Data mengenai tingkat pengeluaran responden dapat

dilihat pada gambar 9.

Page 87: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Pendapatan Responden Rata-rata per bulan (%)

13

4136

25

14

4 28

2522

15

82 1

05

1015202530354045

< 300.000

301.000-500.000

501.000-1.000.000

1.000.001-1.500.000

1.501.000-2.000.000

2.001.000-3.000.000

> 3.000.000

Per

sent

ase

(%)

Konsumen

NonKonsumen

Gambar 8. Proporsi tingkat pendapatan responden

Pengeluaran Rata-rata responden per bulan (%)

14

40 38

23

14

4 2

8

24 23

148

2 105

1015202530354045

< 250.000

251.000-400.000

401.000-800.000

800.001-1.250.000

1.251.000-1.750.000

1.751.000-2.500.000

> 2.500.000

Pers

enta

se (%

)

Konsumen

NonKonsumen

Gambar 9. Proporsi tingkat pendapatan responden

14. Suku Asal Responden

Berdasarkan suku asal responden dapat diketahui bahwa jumlah responden

yang menkonsumsi madu berasal dari suku Sunda sebanyak 61%, suku Jawa

sebanyak 37%, suku Betawi 12%, suku Minang 6%, suku Batak 2%, Palembang

3%, suku Bugis 1%, dan suku Sumbawa 2%. Sedangkan responden yang berasal

dari suku daerah lain sebesar 2%.

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden

berasal dari suku Sunda. Data mengenai suku asal responden dapat dilihat pada

gambar 11.

Page 88: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Suku Asal Responden (%)

61

32

15

410

2 3 5 3

37

19

92

61 2 3 2

0

10

20

30

40

50

60

70

Sunda

Jawa

Betawi

Batak

Minang

Bugis

Sumba

wa

Palemba

ng

Lainny

a

Per

sent

ase

(%)

Konsumen

NonKonsumen

Gambar 10. Proporsi suku asal responden

D. PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN MADU

1. Pengetahuan Responden tentang Manfaat atau Khasiat Madu

Pengetahuan konsumen terhadap produk yang dikonsumsinya akan

memudahkan konsumen dalam memutuskan produk mana yang akan dipilih dan

dibeli. Sebaliknya kurangnya pengetahuan akan informasi produk yang akan

dikonsumsinya menyebabkan konsumen mudah tertipu dengan tampilan luar produk

yang sebetulnya tidak layak dibeli atau dikonsumsi.

Responden yang tahu adalah responden yang ketika ditanya menjawab tahu

dan dapat menyebutkan apa saja manfaat atau khasiat madu bagi kesehatan.

Sedangkan responden yang tidak tahu adalah responden yang memberikan jawaban

tidak rahu pada saat pengisian kuesioner. Berdasarkan tabel 5 diperoleh informasi

bahwa sebanyak 84% responden mengetahui manfaat atau khasiat dari madu dan

18% responden tidak mengetahui manfaat atau khasiat madu.

Tabel 5. Pengetahuan responden tentang manfaat/khasiat madu Pengetahuan responden tentang

manfaat / khasiat madu Jumlah Persentase

(%) Tahu 138 84

Tidak Tahu 27 16 Total 165 100

4. Pengalaman Responden Membeli atau Mengkonsumsi Madu

Page 89: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Berdasarkan pengalaman responden membeli atau mengkonsumsi madu

(tabel 6), sebanyak responden 53% pernah membeli dan mengkonsumsi madu, 29%

tidak pernah membeli madu tapi pernah mengkonsumsi madu, dan 18% tidak

pernah membeli dan tidak pernah mengkonsumsi madu. Konsumen adalah

responden yang menjawab pernah mengkonsumsi madu. Konsumen yang tidak

pernah membeli tetapi pernah mengkonsumsi juga termasuk konsumen. Hal itu

dimungkinkan karena konsumen mendapatkan madu dari keluarga atau temannya,

dan juga karena konsumen mengkonsumsi madu bersama-sama dengan keluarga

atau temannya.

Tabel 6. Pengalaman responden dalam membeli/mengkonsumsi madu Pengalaman responden membeli / mengkonsumsi madu

Jumlah Persentase (%)

Pernah Beli & Konsumsi Madu 88 53 Pernah Beli tapi Tidak Pernah Konsumsi Madu 0 0 Tidak Pernah Beli tapi Pernah Konsumsi Madu 47 29 Tidak Pernah Beli & Konsumsi Madu 30 18

Total 165 100 Adapun alasan responden yang tidak membeli madu (lihat tabel 7) antara

lain 60% responden beralasan karena harganya mahal. Hal ini menunjukkan bahwa

harga madu yang mahal masih menjadi alasan utama responden tidak membeli dan

tidak mengkonsumsi madu, khususnya pada masyarakat kelas ekonomi menengah

ke bawah.

Tabel 7. Alasan responden yang tidak membeli madu Alasan responden yang tidak membeli

dan tidak mengkonsumsi madu Jumlah Persentase

(%) Tidak menyukainya 3 6 Harganya mahal 18 34 Sulit untuk mendapatkannya 12 23 Keasliannya meragukan 7 13 Tidak/belum membutuhkannya 11 21 Lainnya 2 3

Total 53 100 (*) Pilihan boleh lebih dari satu

4. Tujuan Konsumen Membeli Madu

Berdasarkan data tabel 8, dapat diketahui bahwa sebanyak 53% konsumen

membeli atau mengkonsumsi madu tujuan konsumen membeli madu adalah untuk

Page 90: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

dikonsumsi sendiri dengan persentase sebesar 45%. Kemudian diikuti denagn tujuan

untuk dikonsumsi bersama keluarga sebesar 30% dan untuk dikonsumsi bersama

teman sebesar 11%. Data ini menunjukkan adanya kecenderungan konsumen untuk

mengkonsumsi madu sendiri tanpa ingin berbagi dengan orang lain atau

mengkonsumsinya bersama keluarga di rumah. Hal ini biasanya dilakukan oleh

konsumen yang membeli madu dengan ukuran volume kecil, yakni ukuran 20 ml

(sachet), ukuran 100 ml, dan ukuran 250/300 ml.

Tabel 8. Tujuan pembelian madu oleh konsumen Tujuan membeli madu Jumlah Persentase (%)

Untuk dikonsumsi sendiri 40 45 Untuk dikonsumsi bersama keluarga 6 30 Untuk dikonsumsi bersama teman 10 11 Untuk oleh-oleh 5 6 Untuk dijual kembali 3 3 Lainnya 4 5

Total 92 100 4. Motivasi Konsumen Mengkonsumsi Madu

Berdasarkan motivasi konsumen untuk mengkonsumsi madu (lihat tabel 9)

diketahui bahwa sebagian besar konsumen mengkonsumsi madu sebagai obat untuk

penyakit yang sedang diderita dengan persentase sebesar 32%. Kemudian disusul

dengan motivasi untuk meningkatkan kebugaran tubuh sebesar 26% dan untuk

campuran makanan atau minuman sebesar 14%. Hal ini menunjukkan bahwa

manfaat atau khasiat madu memang sudah lama diyakini oleh masyarakat sebagai

resep yang manjur untuk melakukan pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit.

Tabel 9. Motivasi konsumen mengkonsumsi madu Motivasi mengkonsumsi madu Jumlah Persentase (%)

Untuk pengobatan penyakit 43 32 Untuk perawatan kulit dan wajah 15 11 Sebagai campuran pada makanan / minuman 19 14 Untuk meningkatkan kecerdasan 13 10 Untuk meningkatkan kebugaran 35 26 Untuk coba-coba 6 4 Lainnya 4 3

Total 135 100

Page 91: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

20. Frekuensi dan Waktu Mengkonsumsi madu

Berdasarkan data frekuensi mengkonsumsi madu (lihat tabel 10) diperoleh

informasi bahwa sebagian besar konsumen mengkonsumsi madu secara tidak

menentu dengan persentase sebesar 34%. Diurutan kedua dan ketiga adalah

konsumen yang mengkonsumsi madu satu kali sehari sebesar 27% dan yang

mengkonsumsi 2-3 kali sehari sebesar 21%. Ini artinya sebagian besar konsumen

belum membiasakan dirinya untuk mengkonsumsi madu secara rutin dan teratur.

Hal ini dapat disebabkan karena daya beli karena keinginan untuk sembuh dari

penyakit yang diderita, sehingga konsumen mengkonsumsi madu hanya ketika

sedang sakit saja.

Tabel 10. Frekuensi konsumsi madu konsumen Frekuensi mengkonsumsi madu Jumlah Persentase (%)

Satu kali sehari 37 27 2-3 kali sehari 28 21 2-3 hari sekali 15 11 Satu minggu sekali 9 7 Tidak menentu 46 34

Total 135 100

Berdasarkan informasi pada tabel 11 diketahui bahwa waktu mengkonsumsi

madu paling banyak dilakukan oleh konsumen adalah ketika sedang sakit dengan

persentase sebesar 28%. Kemudian diikuti oleh waktu mengkonsumsi madu sehabis

makan 24%, setelah selesai bekerja 13%, dan sebelum berangkat bekerja 10%.

Tabel 11. Waktu mengkonsumsi madu Waktu Mengkonsumsi Madu Jumlah Persentase (%)

Sebelum bekerja 13 10 Setelah bekerja 19 13 Sebelum olahraga 9 7 Setelah olahraga 8 6 Sebelum makan 12 9 Setelah makan 32 24 Ketika sakit 38 28 Lainnya 4 3

21. Hal yang Dirasakan Konsumen Setelah Mengkonsumsi Madu

Page 92: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Sebagian besar konsumen madu merasakan kesembuhan dari penyakitnya

setelah mengkonsumsi madu dengan persentase sebesar 40%. Kemudian disusul

dengan konsumen yang merasakan staminanya pulih kembali sebesar 23%, daya

tahan tubuh meningkat sebesar 20%, perasaan lainnya sebesar 10%, dan biasa saja

atau tidak ada perubahan yang signifikan setelah mengkonsumsi sebesar 7% (Lihat

tabel 12).

Tabel 12. Hal yang dirasakan konsumen setelah mengkonsumsi madu Hal yang dirasakan konsumen setelah mengkonsumsi madu

Jumlah Persentase (%)

Sembuh dari penyakit 54 40 Stamina pulih kembali 31 23 Daya tahan tubuh meningkat 27 20 Biasa saja (tidak ada perubahan) 10 7 Lainnya 13 10

Total 135 100

22. Merek Madu yang Dikonsumsi Konsumen

Merek madu yang paling banyak dikonsumsi oleh konsumen (lihat tabel 13)

yaitu merek Madurasa dengan persentase sebesar 30%, disusul dengan merek madu

Perhutani 18%. Urutan persentase merek madu berikutnya adalah madu Sumbawa

dengan persentase 16%, madu Nusantara 10%, madu Multisari 10%, madu merek

lainnya 7%, madu Kembang 4%, dan madu Apiari 4%. Hal ini menunjukkan madu

lokal dengan merek-merek yang sudah terekenal (Madurasa, Madu Perhutani, Madu

Nusantara, Madu Sumbawa Alami) masih digemari oleh konsumen madu di Bogor.

Adapun alasan konsumen yang membeli madu merek-merek diatas (tabel

14) antara lain 26% konsumen menjawab karena harganya murah, karena

keasliannya terjamin 21%, karena rasanya enak 19%, dan karena mudah untuk

mendapatkannya sebanyak 14%. Hal ini menunjukkan preferensi konsumen

terhadap merek madu harga yang murah lebih besar dibandingkan merek madu lain

yang ahrganya lebih mahal.

Tabel 13. Merek madu yang sering dikonsumsi konsumen Merek Madu Jumlah Persentase (%)

Madu Apiari 5 4 Madu Perhutani 24 18 Madurasa 41 30 Madu Sumbawa Alami 22 16

Page 93: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Madu Nusantara 15 10 Madu Multisari 13 10 Madu Kembang 6 4 Lainnya 9 7

Total 135 100 Tabel 14. Alasan konsumen membeli atau mengkonsumsi madu merek di atas

Alasan Konsumen membeli atau mengkonsumsi madu merek tersebut

Jumlah Persentase (%)

Rasanya enak 25 19 Keasliannya terjamin 29 21 Harganya murah 35 26 Mereknya terkenal 14 10 Mudah untuk memperolehnya 19 14 Lainnya 13 10

Total 135 100

23. Jenis Madu Jenis madu dapat diketahui dari jenis bunga nektar yang menjadi sumber

pakan lebah. Biasanya nama jenis madu tercantum pada label kemasan madu. Jenis

madu yang paling disukai oleh konsumen (lihat tabel 15) adalah jenis madu hutan

dengan persentase sebesar 25%. Jenis madu yang disukai oleh konsumen berturut-

turut adalah jenis madu bunga rambutan sebesar 17%, dan madu bunga randu

sebesar 14%.

Tabel 15. Jenis madu yang disukai konsumen

Jenis Aroma Madu Jumlah Persentase (%) Bunga Randu 19 14 Bunga Rambutan 23 17 Bunga Klengkeng 11 8 Bunga Karet 9 7 Bunga Kaliandra 9 7 Bunga Kopi 8 6 Bunga Apel 7 5 Hutan 34 25 Lainnya 15 11

Total 135 100

24. Ukuran Kemasan Madu Berdasarkan ukuran volume madu yang dibeli (lihat tabel 16), madu dengan

ukuran volume 20 ml paling banyak dibeli oleh konsumen dengan persentase

Page 94: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

sebesar 29%. Kemudian secara berturut-turut persentase ukuran volume madu yang

dibeli oleh kosumen adalah ukuran 250 ml sebesar 21%, ukuran 350 ml sebesar

19%, ukuran 650 ml sebesar 16%, ukuran 1 L sebesar 1%, dan ukuran lainnya

sebesar 5%. Hal ini menunjukkan madu ukuran volume 20 ml yang harganya jauh

lebih murah dan pemakaian yang praktis cukup menarik bagi konsumen untuk

dikonsumsi.

Tabel 16. Ukuran Volume madu yang biasa dikonsumsi konsumen Ukuran Madu Jumlah Persentase (%)

20 ml 39 29 100 ml 11 8 250 ml 29 21 350 ml 26 19 650 ml 22 16 1 Liter 1 1 Lainnya 7 5

Total 135 100

25. Bahan dan Bentuk Kemasan Madu Bahan kemasan yang paling disukai konsumen adalah bahan dari botol kaca

dengan persentase sebesar 54%, kemudian diikuti oleh bahan plastik sebesar 24%.

Bahan kemasan berikutnya yang disukai konsumen adalah botol plastik sebesar

16%, kertas tetrapack 4%, dan lainnya sebesar 2% (lihat tabel 17)

Bentuk kemasan madu yang paling disukai oleh konsumen adalah bentuk

botol dengan persentase sebesar 74%. Kemudian bentuk kemasan madu lainnya

yang dipilih konsumen adalah bentuk kotak (sachet) sebesar 27%, tube (silinder) 7%

, bentuk prisma dengan persentase sebesar 5%, bentuk kerucut sebesar 2%, dan

bentuk lainnya 3% (lihat tabel 18)

Tabel 17. Bahan kemasan madu yang disukai konsumen Bahan kemasan madu Jumlah Persentase (%)

Botol Kaca 73 54 Botol plastik 21 16 Plastik (sachet) 33 24 Kertas tetrapack 5 4 Lainnya 3 2

Total 135 100

Tabel 18. Bentuk kemasan madu yang disukai konsumen

Page 95: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Bentuk Kemasan yang disukai Jumlah Persentase (%) Kotak (sachet) 37 27 Botol 74 55 Kerucut 3 2 Tube (silinder) 10 7 Prisma 7 5 Lainnya 4 3

Total 135 100

26. Informasi Label Madu Konsumen

Berdasarkan informasi yang diinginkan konsumen terdapat pada label

kemasan madu, informasi tentang kadaluarsa paling banyak diinginkan oleh

konsumen ada pada label kemasan madu dengan persentase sebesar 51%. Informasi

berikutnya yang harus ada adalah informasi tentang manfaat atau khasiat madu

dengan persentase sebesar 49%. Informasi lainnya yang diinginkan oleh konsumen

tercantum dalam label kemasan madu secara berturut-turut adalah logo halal 40%,

nilai gizi madu 40%, izin Departemen Kesehatan 38% (lihat tabel 19). Data di atas

menunjukkan kepedulian konsumen terhadap informasi yang terdapat pada label

kemasan madu. Banyak produsen madu masih mencantumkan sedikit sekali

informasi tentang produk pada label kemasannya, bahkan ada yang tidak

mencantumkan label kemasan sama sekali. Ada juga produsen madu yang tidak

mencantumkan tanggal kadaluarasa, karena merasa yakin bahwa madu memiliki

daya tahan untuk jangka waktu yang lama, walaupun sebenarnya madu juga punya

umur simpan yang terbatas. Selain itu ada juga produsen madu yang tidak

mencantumkan komposisi, dan nilai gizi karena sedikitnya pengetahuan produsen

tentang produk madu. Dan yang paling banyak adalah produk madu tidak memiliki

izin dari Departemen Kesehatan, Kode SNI, dan sertifikasi halal dari LPPOM MUI

karena produsen beralasan proses administrasinya yang lama dan juga memerlukan

biaya yang tidak sedikit untuk mengurusnya.

Tabel 19. Informasi yang diinginkan konsumen ada pada label kemasan madu Informasi pada label

kemasan madu Jumlah Persentase

(%) Komposisi 30 22 Logo Halal 54 40 Nilai Gizi 54 40 Kode SNI 14 10

Page 96: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Aturan Pakai 22 16 Izin Departemen Kesehatan 51 38 Barcode 2 1 Tanggal Kadaluarsa 69 51 Merek Dagang 50 37 Khasiat Madu 66 49 Logo Produsen 10 7 Nama & Alamat produsen 19 14

Total 135 100

27. Tempat Pembelian Produk Madu Berdasarkan data pada tabel 20, diketahui bahwa warung atau toko menjadi

tempat pembelian madu paling banyak oleh konsumen dengan persentase sebesar 36

%. Supermarket menjadi pilihan konsumen berikutnya dengan persentase sebesar

26%. Setelah itu tempat pembelian madu yang menjadi pilihan konsumen adalah

agen dengan persentase sebesar 11% dan pasar tradisional 10%.

Alasan konsumen memilih tempat pembelian madu karena alasan harga

madu yang murah merupakam alasan yang paling banyak dengan persentase sebesar

29%. Kemudian alasan berikutnya adalah karena lokasinya lebih dekat sebesar 24%,

persediaannya banyak 17%, dan produknya bervariasi sebesar 12% (lihat tabel 21.

Data di atas menunjukkan bahwa toko atau warung merupakan tempat pembelian

madu yang banyak didatangi konsumen karena harganya yang cukup murah dan

mudah dijangkau dari rumah dibandingkan dengan Supermarket .

Tabel 20. Tempat pembelian madu konsumen Tempat Pembelian Madu Jumlah Persentase (%)

Pasar 9 10 Supermarket 24 26 Warung/Toko 33 36 Outlet Produsen 4 4 Pedagang Keliling 5 5 Agen 10 11 Apotik 5 5 Lainnya 2 2

Total 92 100 Tabel 21. Alasan konsumen memilih tempat pembelian madu

Alasan Konsumen Membeli Madu di Tempat Tersebut

Jumlah Persentase (%)

Lokasi lebih dekat 22 24

Page 97: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Pelayanannya bagus 5 5 Harganya murah 27 29 Persediaannya banyak 16 17 Kualitas madunya bagus 8 9 Produknya bervariasi 11 12 Lainnya 4 4

Total 92 100

Tabel 22. Tempat penjualan madu yang disukai konsumen Jumlah Tempat Penjualan Madu yang

disukai Konsumen Persentase

(%) Pasar 12 9 Supermarket 26 19 Warung/Toko 43 32 Outlet Produsen 11 9 Agen 15 11 Apotek 19 14 Lainnya 9 7

Total 135 100

Tempat penjualan madu yang disukai konsumen madu adalah warung atau

toko kelontong dengan persentase 32%. Supermarket menjadi pilihan konsumen

berikutnya dengan persentase sebesar 19%. Setelah itu tempat penjualan madu

menurut konsumen adalah apotek dengan persentase sebesar 14%, dan agen 11%

(lihat tabel 22).

Dari informasi pada tabel 20 – 22 dapat diambil kesimpulan bahwa warung

atau toko kelontong menjadi tempat yang paling banyak disukai dan dikunjungi

untuk membeli madu karena mudah dijangkau dari rumah dan menyediakan madu

ukuran sachet yang harganya jauh lebih murah.

28. Sumber Informasi Produk Madu

Pada tabel dapat dilihat bahwa sumber informasi konsumen madu terbesar

adalah dari pihak keluarga dengan persentase sebesar 34%, lalu disusul oleh

informasi dari teman sebesar 21%. Sumber informasi lainnya setelah keluarga dan

teman adalah internet sebesar 11%, iklan di koran sebesar 9%, dan iklan TV sebesar

8% (lihat tabel 23). Data tersebut menunjukkan pengetahuan tentang madu dan

Page 98: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

manfaatnya lebih banyak diterima konsumen secara lisan dari keluarga dan

temannya dibandingkan melalui media cetak maupun media elektronik.

Tabel 23. Sumber informasi konsumen tentang madu Sumber Informasi Madu Jumlah Persentase (%)

Keluarga 46 34 Teman 28 21 Brosur 9 7 Internet 15 11 Iklan Koran 12 9 IklanTV 11 8 Even-even tertentu 10 7 Lainnya 4 3

Total 135 100

Bentuk promosi madu yang disukai oleh konsumen adalah iklan televisi

dengan persentase sebesar 24%. Setelah itu ada bentuk promosi dengan potongan

harga (discount) dengan persentase sebesar 16%, iklan di koran 13%, brosur atau

leaflet 12%, dan bentuk promosi lainnya 10% (lihat tabel 24). Ini menunjukkan

pengaruh iklan televisi dalam mempengaruhi konsumen sangat besar. Hal ini

disebabkan televisi sebagai media informasi audio visual dapat meymapaikan

informasi secara cepat. Namun besarnya biaya untuk memasang iklan pada stasiun

televisi menyebabkan media promosi ini kurang disukai oleh para produsen atau

pengusaha madu.

Tabel 24.Bentuk promosi madu yang Disukai konsumen Bentuk Promosi Madu Jumlah Persentase (%)

Iklan di Koran 17 13 Iklan di Majalah 7 5 Iklan di TV 32 24 Iklan di Radio 7 5 Iklan di Internet 10 7 Brosur/leaflet 16 12 Event tertentu 12 9 Potongan harga 21 16 Lainnya 13 10

Total 135 100

29. Harga Produk Madu berdasarkan Ukuran Kemasan yang Dikehendaki Konsumen

Harga madu yang diinginkan oleh konsumen sangat bervariasi sesuai ukuran

kemasan madu. Untuk madu kemasan sachet (20 ml) paling banyak diinginkan oleh

Page 99: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

konsumen adalah pada kisaran harga Rp 500 – 1000,- dengan persentase sebesar

47%. Selanjutnya pada harga Rp 1001 – 1250,- sebesar 20%; dan harga Rp 1251 –

1500,- (lihat tabel 25).

Tabel 25. Harga madu kemasan sachet (20 ml) menurut konsumen Jumlah Harga madu kemasan sachet (20 ml)

yang tepat menurut konsumen Persentase

(%) Rp 500 - 1000 63 47 Rp 1001 - 1250 27 20 Rp 1251 - 1500 20 17 Rp 1501 - 1750 12 9 Rp 1751 - 2000 7 5 > Rp 2000 3 2 Total 135 100

Sedangkan pada madu kemasan botol ukuran sedang (250/300 ml), sebagian

besar konsumen menginginkan harga madu pada ukuran tersebut adalah antara Rp

20001 – 25000,- dengan persentase sebesar 50%. Kemudian diikuti oleh kisaran

harga Rp 15001 – 20000,- sebesar 19%; Rp 10001 – 15000,- sebesar 14%; dan Rp

25001 – 30000,- sebesar 13% (lihat tabel 26).

Tabel 26. Harga madu kemasan botol ukuran 250/300 ml menurut konsumen Jumlah Harga madu kemasan botol ukuran

250/300 ml yang tepat menurut konsumen Persentase

(%) < Rp 10000 1 1 Rp 10001 - 15000 17 14 Rp 15001 - 20000 26 19 Rp 20001 - 25000 68 50 Rp 25001 - 30000 19 13 > Rp 30000 4 3 Total 135 100

Untuk madu kemasan botol ukuran besar (600/650 ml), harga madu yang

paling diinginkan oleh konsumen adalah pada kisaran harga Rp 40001 – 45000,-

dengan persentase sebesar 35%. Kemudian diikuti oleh kisaran harga Rp 35001 –

40000,- sebesar 19%; dan Rp 30001 – 35000,- (lihat tabel 27).

Tabel 27. Harga madu kemasan botol ukuran 600/650 ml menurut konsumen Harga madu kemasan botol ukuran

600/650 ml yang tepat menurut konsumen Jumlah Persentase

(%) < Rp 20000 0 0 Rp 20001 - 25000 8 6

Page 100: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Rp 25001 - 30000 14 10 Rp 30001 - 35000 16 12 Rp 35001 - 40000 25 19 Rp 40001 - 45000 47 35 Rp 45001 - 50000 15 11 > Rp 50000 10 7

Total 135 100

30. Pengalaman Mengkonsumsi Produk Lebah Selain Madu Menurut pengalaman mengkonsumsi produk hasil lebah selain madu,

sebagian besar konsumen menjawab tidak pernah dengan persentase sebesar 67%.

Sedangkan yang menjawab pernah mengkonsumsi produk hasi lebah selain madu

sebesar 33% (lihat tabel 28). Adapun produk hasil lebah selain madu yang paling

banyak dikonsumsi konsumen adalah royal jelly sebesar 65%. Sedangkan untuk

produk lainnya yaitu propolis sebesar 25%, dan bee pollen sebesar 8% (lihat tabel

29).

Tabel 28. Pengalaman konsumen mengkonsumsi produk lebah selain madu Pengalaman konsumen mengkonsumsi

Produk lebah selain madu Jumlah Persentase

(%) Pernah 60 33 Tidak Pernah 75 67

Total 135 100

Tabel 29. Produk lebah selain madu yang pernah dikonsumsi konsumen Produk lebah selain madu yang

pernah dikonsumsi Jumlah

Persentase

(%) Royal Jelly 39 65 Propolis 15 25 Bee Pollen 5 8 Lilin 1 2

Total 60 100 31. Pengalaman Mengkonsumsi Produk yang Mengandung Bahan Baku Madu

Data pada tabel 30 menunjukkan bahwa 63% konsumen menjawab pernah

mengkonsumsi produk yang mengandung bahan baku madu dan 37% konsumen

tidak pernah mengkonsumsi produk lebah selain madu (lihat tabel 30). Kemudian

secara berturut-turut produk hasil lebah yang pernah dikonsumsi oleh konsumen

Page 101: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

yaitu Susu sebesar 21%, shampoo sebesar 21%, dan minuman ringan sebesar 19%

(lihat tabel 31).

Tabel 30. Pengalaman konsumen mengkonsumsi produk yang mengandung madu Pengalaman konsumen mengkonsumsi

produk yang mengandung madu Jumlah Persentase

(%) Pernah 85 63 Tidak Pernah 50 37

Total 135 100

Tabel 31. Produk mengandung bahan madu yang dikonsumsi konsumen Produk yang mengandung bahan

madu yang pernah dikonsumsi Jumlah Persentase

(%) Makanan Ringan 19 15 Minuman Ringan 26 19 Susu 28 21 Shampoo 29 21 Sabun 25 19 Jamu 23 17 Lainnya 3 2

32. Pengalaman Mengkonsumsi Produk Minuman Kesehatan

Berdasarkan pengalaman konsumen dalam mengkonsumsi minuman

kesehatan diketahui informasi bahwa konsumen 97% pernah mengkomsumsi

minuman kesehatan, dan yang mengaku tidak pernah mengkonsumsi minuman

kesehatan sebanyak 3% (lihat tabel 32). Sedangkan untuk pengalaman

mengkonsumsi minuman kesehatan, konsumen paling banyak menjawab susu

dengan persentase sebesar 71%. Lalu secara berturut-turut minuman kesehatan yang

pernah dikonsumsi oleh konsumen yaitu jamu sebesar 43%, teh sebesar 42%, dan

sari buah sebesar 23% (lihat tabel 33). Ini menunjukkan bahwa madu belum banyak

dikonsumsi oleh masyarakat dalam upaya menjaga kesehatan dan pencegahan

penyakit.

Tabel 32. Pengalaman konsumen mengkonsumsi minuman kesehatan Pengalaman konsumen

mengkonsumsi minuman kesehatan Jumlah Persentase

(%) Pernah 131 97 Tidak Pernah 4 3

Total 135 100

Tabel 33. Minuman kesehatan yang dikonsumsi konsumen

Page 102: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Minuman kesehatan yang Pernah dikonsumsi

Jumlah Persentase (%)

Teh 63 42 Susu 107 71 Jamu 65 43 Sari buah 31 23 Lainnya 25 19

(*) Pilihan boleh lebih dari satu

33. Pengalaman Mengkonsumsi Produk Minuman Penyegar

Sebanyak konsumen 95% menyatakan pernah meminum minuman

penyegar dan 5% menjawab tidak pernah meminum minuman penyegar (lihat tabel

34). Jenis minuman penyegar yang paling banyak dikonsumsi oleh konsuemen

adalah Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dengan persentase sebesar 65%.

Kemudian secara berturut-turut minuman penyegar yang pernah dikonsumsi oleh

konsumen yaitu sirup buah dengan persentase sebesar 58% softdrink 51%, larutan

penyegar 44%, energy drink 35%, dan kopi sebesar 13% (lihat tabel 35).

Tabel 34. Pengalaman konsumen mengkonsumsi minuman penyegar

Pengalaman konsumen mengkonsumsi minuman penyegar

Jumlah Persentase (%)

Pernah 128 95 Tidak Pernah 7 5

Total 135 100

Tabel 35. Minuman penyegar yang dikonsumsi konsumen Minuman penyegar yang

Pernah dikonsumsi Jumlah Persentase

(%) Softdrink 70 51 Energydrink 47 35 AMDK 88 65 Sirup 60 44 Kopi 78 58 Lainnya 20 13

34. Bahan Pemanis Makanan / Minuman yang biasa Dikonsumsi

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa 91% konsumen sudah biasa dalam

kesehariannya menggunakan gula putih sebagai pemanis makaanan atau minuman,

dan konsumen 37% selain menggunakan gula merah sebagai pemanis makanan atau

minuman. Sedangkan konsumen yang menggunakan pemanis madu adalah 21%

Page 103: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

(lihat tabel 36). Ini menunjukkan bahwa jumlah produksi madu yang jauh lebih

rendah dari pada gula putih dan gula merah ikut mempengaruhi konsumen dalam

menggunakannya sebagai pemanis makanan atau minuman.

Tabel 36. Pemanis makanan/minuman yang dikonsumsi konsumen Pemanis makanan/minuman

yang biasa dipakai Jumlah Persentase

(%) Madu 28 21 Gula putih 123 91 Gula merah 50 37 Gula cair 2 1 Gula bit 4 3 Pemanis buatan 14 6

(*) Pilihan boleh lebih dari satu

E. HASIL ANALISIS PEMBOBOTAN

Pada penelitian ini analisis pembobotan dilakukan untuk mengetahui

preferensi konsumen dalam menentukan atribut yang menjadi prioritas dalam

pembelian madu dan produk pesaingnya. Atribut madu sengaja dibedakan dengan

atribut produk-produk pesaingnya untuk melihat perbedaan prioritas pemilihan

konsumen terhadap atribut masing-masing produk dalam melakukan pembelian.

Untuk atribut madu, atribut yang akan diujikan merupakan hasil identifikasi yang

dilakukan oleh enam orang pakar madu di Pusbahnas yang kemudian diolah uji

MPE. Atribut yang dipilih sebanyak sepuluh buah atribut yang merupakan peringkat

satu sampai sepuluh pada penilaian MPE.

Adapun kesepuluh atribut madu yang dinilai adalah keaslian, logo halal,

kemasan, aroma, harga, manfaat atau khasiat, kehigienisan, ketersediaan, dan kadar

air. Sedangkan atribut yang dianalisis dari produk minuman kesehatan, produk

minuman penyegar, dan produk bahan pemanis makanan atau minuman adalah sama

dengan atribut madu, yaitu logo halal, promosi, kemasan, rasa, aroma, harga,

manfaat, kehigienisan, ketersediaan, dan citra produsen. Kesepuluh atribut tersebut

merupakan peringkat satu sampai tiga belas pada uji MPE untuk atribut madu yang

memiliki kesamaan dengan produk pesaingnya.

Dalam analisis pembobotan ini konsumen memberikan peringkat terhadap

sepuluh atribut madu dan produk-produk pesaingnya. Pemberian peringkat ini

beragam satu konsumen dengan konsumen lainnya. Tingkat kepentingan suatu

Page 104: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

atribut dalam mempengaruhi pertimbangan konsumen dalam melakukan pembelian

terhadap suatu produk ditunjukkan nilai skala kepentingan. Nilai skala kepentingan

merupakan nilai rata-rata penjumlahan nilai suatu atribut pada berbagai prioritas ke-

i setelah dikalikan faktor pengali (bobot). Besar nilai faktor pengali (bobot)

ditentukan berdasarkan urutan peringkat atribut dalam prioritas pembelian. Atribut

yang menjadi peringkat satu akan dikalikan dengan nilai bobot sepuluh, atribut

peringkat dua dikalikan dengan nilai bobot sembilan, atribut peringkat tiga dikalikan

dengan delapan, dan seterusnya sampai atribut peringkat sepuluh dikalikan dengan

nilai bobot satu.

Hasil dari analisis ini akan terlihat perbedaan atau persamaan atribut yang

menjadi prioritas konsumen dalam pembelian produk. Semakin besar nilai skala

kepentingan suatu atribut berarti semakin pentinglah atribut tersebut dalam

pertimbangan pembelian konsumen terhadap produk tersebut. Hasil penjumlahan

terbesar merupakan atribut produk yang utama oleh konsumen, sedangkan nilai

yang terkecil merupakan atribut dari madu atau produk-produk pesaingnya yang

paling akhir dipilih konsumen.

5. Penilaian Atribut Madu Menurut Preferensi Konsumen

Berdasarkan hasil analisis pembobotan atribut madu, keaslian madu menjadi

atribut yang paling utama diprioritaskan dalam membeli madu dengan nilai sebesar

13,70. kemudian diikuti oleh atribut logo halal (11,21), atribut manfaat atau khasiat

madu (9,90), dan atribut kehigienisan (9,04) di peringkat kedua, ketiga, dan keempat

yang menjadi prioritas konsumen dalam membeli madu. Ketiga atribut tersebut

harus tetap dijaga oleh produsen madu untuk dalam pempertahankan pelanggannya.

Sedangkan atribut kemasan dan ketersediaan madu dengan nilai prioritas 5,15 dan

3,31 menjadi atribut yang terakhir diprioritaskan konsumen dalam membeli madu.

Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 37.

Tabel 37. Hasil analisis pembobotan atribut produk madu Atribut Nilai Prioritas Rangking

Keaslian 13,70 1 Logo halal 11,21 2 Manfaat/khasiat 9,90 3 Kehigienisan 9,04 4 Harga 6,79 5

Page 105: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Kekentalan 6,54 6 Aroma 6,28 7 Kadar air 6,25 8 Kemasan 5,15 9 Ketersediaan 3,31 10

Kehalalan produk madu memang telah diyakini oleh konsumen madu

terutama yang beragama Islam. Namun keyakinan konsumen akan kehalalan madu

tidak boleh dijadikan alasan bagi produsen untuk tidak mencantumkan logo halal

pada kemasan produk madunya dan memiliki sertifikasi halal. Pencantuman logo

dan sertifikasi halal pada kemasan akan menambah kepercayaan dari konsumen

terhadap suatu produk madu yang akan dibeli.

Kehigienisan produk madu berarti suatu kondisi produk madu tidak

mengandung bahan cemaran biologis, kimia, benda-benda asing lain yang dapat

mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan. Kehigienisan madu juga

sangat penting untuk diperhatikan oleh produsen dan konsumen madu, karena

kehigienisan ikut menentukan baik-buruknya kualitas madu. Salah satu contoh

ketidakhigienisan proses pengolahan madu antara lain melakukan proses ektraksi

madu di tempat yang kurang bersih. Dalam proses pengolahan madu, upaya untuk

mencegah timbulnya kontaminasi dan pencegahan pertumbuhan kontaminan dalam

produk harus dilakukan dengan berbagai cara. Diantaranya kegiatan menjaga

kebersihan dengan mencuci tangan, peralatan, pakaian kerja, serta lingkungan

produksi

6. Penilaian Atribut Minuman Kesehatan Menurut Preferensi Konsumen

Sebagian besar konsumen memprioritaskan manfaat bagi kesehatan sebagai

pertimbangan dalam membeli produk minuman kesehatan dengan nilai 11,14. Di

peringkat kedua dan ketiga prioritas konsumen dalam membeli minuman kesehatan

adalah atribut logo halal dan kehigienisan dengan nilai prioritas sebesar 11,10 dan

8,85. Sedangkan dua atribut yang menjadi prioritas terakhir adalah atribut citra

produsen dan promosi dengan nilai prioritas 3,94 dan 3,28 menjadi atribut yang

terakhir diprioritaskan konsumen dalam membeli minuman kesehatan. Data

selengkapnya dapat dilihat pada tabel 38.

Tabel 38. Hasil analisis pembobotan atribut produk minuman kesehatan

Page 106: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Atribut Nilai Prioritas Rangking Manfaat 11,14 1 Logo halal 11,10 2 Kehigienisan 8,85 3 Harga 8,59 4 Rasa 7,82 5 Aroma 6,54 6 Kemasan 6,50 7 Ketersediaan 4,15 8 Citra Produsen 3,94 9 Promosi 3,28 10

7. Penilaian Atribut Minuman Penyegar Menurut Preferensi Konsumen

Berdasarkan hasil analisis pembobotan atribut produk minuman penyegar,

logo halal menjadi atribut yang paling utama diprioritaskan dalam membeli produk

minuman penyegar dengan nilai sebesar 11,05. Kemudian diikuti oleh atribut

manfaat dengan nilai 10,03 dan atribut rasa dengan nilai 9,72 di peringkat kedua dan

ketiga yang menjadi prioritas konsumen dalam membeli minuman penyegar.

Sedangkan atribut citra produsen dan promosi dengan nilai prioritas 3,24 dan 2,47

menjadi atribut yang terakhir diprioritaskan konsumen dalam membeli minuman

penyegar. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 38.

Tabel 39. Hasil analisis pembobotan atribut produk minuman penyegar Atribut Nilai Prioritas Rangking

Logo halal 11,05 1 Manfaat 10,03 2 Rasa 9,72 3 Kehigienisan 8,95 4 Harga 8,77 5 Aroma 7,91 6 Kemasan 7,12 7 Ketersediaan 4,14 8 Citra Produsen 3,24 9 Promosi 2,47 10

8. Penilaian Atribut Pemanis Makanan dan Minuman Menurut Preferensi Konsumen

Sebagian besar konsumen memprioritaskan keberadaan logo halal sebagai

pertimbangan dalam membeli produk pemanis makanan dan minuman dengan nilai

Page 107: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

10,14. Di peringkat kedua dan ketiga prioritas konsumen dalam membeli produk

pemanis makanan dan minuman adalah atribut manfaat dan kehigienisan dengan

nilai prioritas sebesar 9,70 dan 9,60

Tabel 40. Hasil analisis pembobotan atribut produk pemanis makanan dan minuman

Atribut Nilai Prioritas Rangking Logo halal 10,14 1 Rasa 9,70 2 Kehigienisan 9,60 3 Manfaat 9,38 4 Aroma 7,51 5 Harga 7,47 6 Kemasan 6,53 7 Ketersediaan 4,47 8 Citra Produsen 3,62 9 Promosi 2,95 10

Sedangkan dua atribut yang menjadi prioritas terakhir adalah atribut citra

produsen dan promosi dengan nilai prioritas 3,62 dan 2,95 menjadi atribut terakhir

diprioritaskan konsumen dalam membeli pemanis makanan dan minuman. Data

selengkapnya dapat dilihat pada tabel 40.

Berdasarkan hasil analisis pembobotan atribut produk madu dan produk

pesaingnya yang ditunjukkan pada tabel 36-39 dapat diketahui bahwa sebagian

besar konsumen menempatkan atribut logo halal produk sebagai atribut yang

diprioritaskan pada pembelian produk madu maupun produk pesaingnya. Selain ada

tidaknya logo halal produk, atribut manfaat, dan atribut kehigienisan juga termasuk

atribut yang diprioritaskan dalam pembelian produk. Untuk produk madu dan

produk pesaingnya, atribut promosi, dan atribut citra produsen menempati posisi

terbawah urutan atribut yang menjadi prioritas konsumen. Untuk dua atribut terakhir

yang disebutkan perlu diperbaiki oleh pihak produsen madu dan produk pesaingnya.

Kehalalan sebuah produk kini memang kian menjadi perhatian umat Islam.

Sebagian kalangan umat telah begitu sadar bahwa makanan yang halal merupakan

keharusan yang tak bisa ditawar. Ini tentunya menuntut produsen untuk memenuhi

kepentingan umat. Kehalalan suatu produk merupakan suatu keharusan untuk setiap

produk pangan, farmasi, dan kosmetika yang dipasarkan di Indonesia yang

Page 108: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

mayoritas penduduknya beragama Islam. Bagi konsumen muslim, adanya logo dan

sertifikasi halal akan mendapatkan kepastian dan jaminan bahwa produk yang

dikonsumsinya tidak mengandung sesuatu yang tidak halal serta diproduksi dengan

cara yang halal. Sedangkan bagi produsen, sertifikasi halal memberikan peluang

untuk meraih pasar pangan halal global yang diperkirakan sebanyak 1,4 milyar

muslim dan jutaan non-muslim lainnya dan meningkatkan citra produknya.

Sikap berhati-hati sebaiknya juga diterapkan oleh konsumen setiap kali

membeli atau mengonsumsi makanan dan minuman olahan. Artinya ketika kita

belum bisa memastikan status halal atau haramnya bahan pangan tersebut. Siapa

tahu dalam makanan / minuman itu terselip kandungan bahan atau ramuan

(ingredients) tidak halal alias haram atau meragukan. Masalahnya, kita hidup di

tengah-tengah masyarakat yang telah terkondisi dengan bahan pangan olahan yang

dalam proses produksinya kerap dibubuhkan bahan atau ramuan tertentu. Faktanya,

tak semua ramuan itu berasal dari bahan dan atau proses yang halal. Adakalanya

ramuan itu juga tidak jelas status dan asal-usulnya. Maka, berhati-hati dalam

memilih sudah menjadi keharusan. (www.guidehalal.com, 2006).

F. HASIL ANALISIS CLUSTER

Analisis cluster adalah analisis yang bertujuan untuk mengelompokkan

konsumen ke dalam beberapa kelompok yang akan dijadikan sebagai sasaran

segmen pasar produknya. Pemilihan ini tidak hanya berdasarkan besarnya

persentase kelompok namun juga harus berdasarkan pertimbangan lain seperti

kelayakan kelompok dibandingkan dengan karaketristik produk yang hendak

dikembangkan aspek pemasarannya. Dalam penelitian ini analisis cluster yang

dilakukan membagi konsumen madu kedalam empat kelompok berdasarkan data

demografi (segmentasi demografis). Segmentasi jenis ini memisahkan pasar ke

dalam kelompok-kelompok yang didasarkan pada variabel demografis sosiologi,

yaitu variabel usia dan pekerjaan, serta demografi ekonomi yaitu pendapatan atau

uang saku dan pengeluaran rata-rata responden per bulan. Alasan menggunakan

variabel demografis ialah karena variabel ini sangat berkaitan dengan keinginan,

preferensi, dan tingkat penggunaan konsumen serta lebih mudah diukur.

Page 109: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Hasil dari analisis cluster ini berupa segmentasi pasar untuk produk madu.

Strategi positioning madu dapat ditentukan setelah segmentasi pemasaran yang

diketahui. Kendala dalam pemasaran madu dapat diatasi melalui perancangan

strategi pemasaran yang dilakukan melalui analisis segmen pasar berdasarkan

demografi dan perilaku konsumen untuk mendapatkan segmen sasaran

pengembangan pemasarannya. Sasaran segmen pasar utama tidak harus kelompok

segmen yang memiliki persentase terbesar.

Hasil analisis cluster menunjukkan bahwa ada empat kelompok segmen pasar

madu yang memiliki persentase dan karakteristik yang berbeda-beda. berdasarkan

variabel demografis (pendapatan dan pengeluaran rata-rata per bulan, usia, dan

pekerjaan). Kelompok konsumen madu yang terbentuk berdasarkan variabel

demografis selengkapnya dapat dilihat pada tabel 41.

Tabel 41. Hasil Analisis Cluster konsumen berdasarkan variabel demografis Kelompok 1 2 3 4

Persentase (%) 32,6 % 17,8 % 34,8 % 14,8 % Usia 15 – 20 tahun 15 – 20 tahun 21 – 30 tahun 41 – 50 tahunPekerjaan Pelajar/

Mahasiswa Pelajar/

Mahasiswa Karyawan

Swasta Wiraswasta

Pendapatan atau uang saku rata-rata / bulan

< 300.000

< 300.000

1.000.001-1.500.000

> 3.000.000

Pengeluaran rata-rata / bulan

< 250.000 < 400.000 800.001-1.250.000

> 2.500.000

Dari empat kelompok segmen diatas, kelompok satu dan tiga memiliki

persentase yang lebih besar dibandingkan kelompok dua dan empat. Kelompok satu

adalah kelompok konsumen dengan persentase sebesar 32,6% yang berusia antara

15-20 tahun, dan sebagian besar berprofesi sebagai pelajar atau mahasiswa. Selain

itu kelompok tiga memiliki rata-rata pendapatan atau uang saku per bulan kurang

dari Rp 300.000,- dan rata-rata pengeluaran per bulan kurang dari Rp 250.000,- per

bulan. Sedangkan kelompok tiga adalah kelompok konsumen dengan persentase

sebesar 34,8% yang berusia antara 21-30 tahun, dan sebagian besar berprofesi

sebagai karyawan swasta. Selain itu kelompok tiga memiliki rata-rata pendapatan

per bulan antara Rp 1.000.001 - 1.500.000,- dan rata-rata pengeluaran per bulan

antara Rp 800.001 - 1.250.000,-.

Page 110: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Kelompok tiga merupakan kelompok konsumen madu di Bogor yang layak

untuk dijadikan target pasar karena memiliki persentase yang terbesar dibandingkan

dengan kelompok satu. Kelayakan ini didukung dengan karakteristik konsumen

yang usianya masih muda dan banyak menggunakan sebagian besar tenaganya

dalam bekerja dan aktivitas lain, sehingga madu sangat tepat untuk dijadikan

makanan tambahan bagi segmen ini. Selain itu sebagian besar konsumen pada

kelompok tiga berprofesi sebagai karyawan swasta yang sudah mandiri dalam

berpenghasilan dengan memiliki pendapatan rata-rata per bulan Rp 1.000.001 -

1.500.000,- dan pengeluaran rata-rata per bulan Rp 800.001 - 1.250.000,-.

Sementara kelompok satu walaupun persentasenya tidak jauh selisihnya

dengan kelompok tiga, juga cukup potensial dijadikan target pasar karena

karakteristik demografi konsumennya yang merupakan para pelajar atau mahasiswa

yang memiliki pendapatan / uang saku rata-rata per bulan kurang dari Rp 300.000,-

dan pengeluaran rata-rata per bulan kurang dari Rp 250.000,-. Namun untuk

kelompok tiga memiliki keunggulan yang lebih dibandingkan dengan kelompok satu

yang masih tergantung pada pemberian orang tua serta memiliki banyak kebutuhan

lain yang lebih diprioritaskan daripada mengkonsumsi madu. Maka, dari

karakteristik demografi ekonomi dan sosial kelompok tiga sangat potensial menjadi

kelompok sasaran dalam pengembangan pemasaran produk madu.

H. HASIL ANALISIS KORESPONDENSI

Pada penelitian ini analisis korespondensi digunakan untuk menganalisis

menyusun taktik pemasaran madu dengan atribut-atributnya dibandingkan dengan

produk pesaingnya. Adapun produk pesaing madu diklasifikasi menjadi tiga macam,

yaitu produk minuman kesehatan yang diwakili oleh susu, teh, jamu, dan sari buah.

Produk minuman penyegar diwakili oleh soft drink, energy drink, Air Minum Dalam

Kemasan (AMDK), sirup, dan kopi. Sedangkan produk bahan tambahan pemanis

makanan atau minuman diwakili oleh gula putih, gula merah, gula bit, gula cair, dan

pemanis buatan.

Tabel 42. Atribut Madu dan produk pesaingnya Produk (P) Atribut (A)

p. Madu (P1) q. Teh (P2)

1. Manfaat/Khasiat (A1) 2. Logo halal (A2)

Page 111: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

r. Susu (P3) s. Jamu (P4) t. Sari buah (P5) u. Soft drink (P6) v. Energy drink (P7) w. Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) (P8) x. Sirup (P9) y. Kopi (P10) z. Gula putih (P11) aa. Gula merah (P12) bb. Gula bit (P13) ö. Gula cair (P14) aa. Pemanis buatan (P15)

3. Harga (A3) 4. Rasa (A4) 5. Aroma (A5) 6. Kehigienisan (A6) 7. Kemasan (A7) 8. Promosi (A8) 9. Ketersediaan (A9) 10. Citra produsen (A10)

Madu dan produk-produk pesaingnya itu dianalisis berdasarkan atribut

pemasaran yang paling mempengaruhi konsumen dalam pengambilan

keputusannya. Dari informasi tersebut akan dirancang taktik pemasaran yang sesuai

kebutuhan dan keinginan konsumen.

Tingkat kepentingan suatu atribut dalam mempengaruhi pertimbangan

konsumen dalam melakukan pembelian terhadap suatu produk ditunjukkan oleh

suatu grafik hubungan korespondensi. Kedekatan jarak antara suatu produk dengan

suatu atribut menunjukkan kelebihan atau keunggulan produk pada atribut tersebut.

Semakin dekat simbol atribut suatu dengan simbol produk berarti semakin

pentinglah atribut tersebut dalam pertimbangan pembelian konsumen terhadap

produk tersebut. Hasil analisis korespondensi produk madu dengan produk

pesaingnya secara lengkap dapat dilihat pada tabel 43-45.

1. Analisis Korespondensi Madu dengan Produk Minuman Kesehatan

Berdasarkan hasil analisis korespondensi produk madu dengan produk

minuman kesehatan (lihat tabel 43), dapat diketahui bahwa posisi produk madu (P1)

berdekatan dengan atribut manfaat bagi kesehatan (A1), logo halal (A2), dan

kehigienisan (A3). Sementara itu, produk teh (P2) posisinya paling dekat dengan

atribut ketersediaan (A7), disamping relatif dekat juga dengan atribut kemasan (A4)

aroma (A9), dan citra produsen (A10). Produk susu (P3) relatif dekat dengan atribut

kemasan (A4), rasa (A5), promosi (A8), dan aroma (A9). Produk jamu (P4) relatif

lebih dekat dengan atribut harga (A6). Sedangkan produk sari buah berada sangat

Page 112: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

dekat dengan atribut kemasan (A4), disamping relatif dekat dengan atribut

ketersediaan (A7), promosi (A8), aroma (A9), dan citra produsen (A10).

Atribut yang relatif dekat posisinya dengan produk madu (P1), yaitu atribut

manfaat bagi kesehatan (A1), logo halal (A2), dan kehigienisan (A3) menunjukkan

bahwa madu memiliki keunggulan pada ketiga atribut tersebut. Sehingga untuk

bersaing dengan produk minuman kesehatan lainnya, ketiga atribut tersebut harus

ditingkatkan. Atribut manfaat bagi kesehatan (A1) merupakan salah satu

keunggulan kompetitif produk madu diantara produk minuman kesehatan lainnya.

Manfaat madu bagi kesehatan manusia sudah tidak diragukan lagi karena sejak

ribuan tahun yang lalu madu digunakan sebagai resep untuk menyembuhkan

berbagai jenis penyakit, untuk pemanis dan pengawet makanan/minuman, dan

sebagainya. Selain memiliki kelebihan dalam atribut manfaat/khasiat bagi

kesehatan, madu juga memiliki kelebihan pada kehalalan produknya, kehigienisan

produk, dan rasanya yang manis.

Tabel 43. Hasil analisis korespondensi produk madu dengan produk minuman kesehatan

Kelompok Produk (P) Atribut (A) Madu

Madu (P1)

• Manfaat (A1) • Logo Halal (A2) • Kehigienisan (A3)

1. Teh (P2)

• Kemasan (A4) • Ketersediaan (A7) • Aroma (A9) • Citra Produsen (A10)

2. Susu (P3)

• Kemasan (A4) • Rasa (A5) • Promosi (A8) • Aroma (A9)

3. Jamu (P4) • Harga (A6)

Minuman Kesehatan

4. Sari buah (P5)

• Kemasan (A4) • Ketersediaan (A7) • Promosi (A8) • Aroma (A9) • Citra Produsen (A10)

2. Analisis Korespondensi Madu dengan Produk Minuman Penyegar

Page 113: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Berdasarkan hasil analisis korespondensi produk madu dengan produk

minuman penyegar pada (lihat tabel 44), dapat diketahui bahwa posisi produk madu

(P1) relatif lebih dekat dengan atribut manfaat bagi kesehatan (A1) dan logo halal

(A2). Sementara itu produk soft drink (P6) relatif dekat dengan atribut kemasan

(A4), dan promosi (A8). Produk energy drink (P7) posisinya paling dekat dengan

atribut ketersediaan (A7), serta relatif dekat dengan atribut kemasan (A4), harga

(A6), promosi (A8), dan citra produsen (A10). Produk AMDK (P8) dan sirup (P9)

posisi keduanya berdekatan relatif lebih dekat dengan atribut kehigienisan (A3),

harga (A6) dan citra produsen (A10). Sedangkan produk kopi (P10), posisinya

paling dekat dengan atribut aroma (A9), serta relatif dekat dengan atribut kemasan

(A4), rasa (A5), dan citra produsen (A10).

Produk madu (P1) memiliki kelebihan pada atribut manfaat bagi kesehatan

(A1) dan atribut logo halal (A2) yang perlu ditingkatkan untuk dapat bersaing

dengan produk-produk minuman penyegar lainnya. Madu memiliki manfaat untuk

memulihkan kembali tenaga yang hilang, menambah energi, dan meningkatkan

vitalitas tubuh yang tidak kalah dengan produk minuman penyegar lainnya.

Tabel 44. Hasil analisis korespondensi produk madu dengan produk minuman penyegar

Kelompok Produk (P) Atribut (A) Madu Madu (P1) • Manfaat (A1)

• Logo halal (A2) 1. Softdrink (P6) • Kemasan (A4)

• Promosi (A8) 2. Energy drink (P7)

• Kemasan (A4) • Harga (A6) • Ketersediaan (A7) • Promosi (A8) • Citra Produsen (A10)

3. AMDK (P8)

• Kehigienisan (A3) • Harga (A6) • Citra Produsen (A10)

4. Sirup (P9)

• Kehigienisan (A3) • Harga (A6) • Citra Produsen (A10)

Minuman Penyegar

5. Kopi (P10)

• Kemasan (A4) • Rasa (A5) • Aroma (A9) • Citra produsen (A10)

Page 114: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

5. Analisis Korespondensi Madu dengan Produk Pemanis Makanan dan Minuman

Berdasarkan hasil analisis korespondensi produk madu dengan dengan produk

bahan pemanis makanan dan minuman (lihat tabel 45), dapat diketahui bahwa posisi

produk madu (P1) posisinya relatif dekat dengan atribut manfaat (A1) dan atribut

rasa (A5). Produk gula putih (P11) dan gula merah (P12), keduanya relatif dekat

dengan produk madu (P1) dari atribut rasa (A5). Selain itu, produk gula putih (P11),

gula merah (P12), dan gula cair (P14) juga relatif dekat dengan beberapa atribut

yang berada pusat koordinat, yaitu logo halal (A2), kehigienisan (A3), kemasan

(A4), promosi (A8), aroma (A9), dan citra produsen (A10). Produk gula bit (P13),

gula cair (P14), dan pemanis buatan relatif lebih dekat dengan atribut kemasan (A4),

harga (A6), ketersediaan (A7), dan citra produsen (A10).

Tabel 45. Hasil analisis korespondensi produk madu dengan produk pemanis makanan dan minuman

Kelompok Produk (P) Atribut (A) Madu Madu (P1) • Manfaat (A1)

• Rasa (A5) 1. Gula putih (P11)

• Logo halal (A2) • Kehigienisan (A3) • Kemasan (A4) • Rasa (A5) • Promosi (A8) • Aroma (A9) • Citra produsen (A10)

2. Gula merah (P12)

• Logo halal (A2) • Kehigienisan (A3) • Kemasan (A4) • Rasa (A5) • Promosi (A8) • Aroma (A9) • Citra produsen (A10)

3. Gula bit (P13) • Ketersediaan (A7) 4. Gula cair (P14)

• Logo halal (A2) • Kehigienisan (A3) • Kemasan (A4) • Ketersediaan (A7) • Promosi (A8) • Aroma (A9) • Citra produsen (A10)

Bahan Tambahan Pemanis Makanan / Minuman

5. Pemanis buatan (P15) • Harga (A6)

Page 115: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

• Ketersediaan (A7)

Dari informasi pada tabel 45, dapat diketahui bahwa atribut yang posisinya

relatif dekat dengan produk madu, yaitu atribut manfaat bagi kesehatan dan atribut

rasa. Kelebihan madu pada kedua atribut tersebut harus ditingkatkan agar mampu

bersaing dengan produk pemanis lainnya, terutama dengan produk gula putih dan

gula merah. Hal ini mungkin karena ketiga jenis pemanis ini yaitu madu, gula putih,

dan gula merah merupakan produk pemanis makanan dan minuman yang rasa

manisnya sudah dikenal dan dikonsumsi oleh masyarakat luas dibandingkan gula

bit, gula cair, dan pemanis buatan.

Keunggulan madu dalam atribut manfaat bagi kesehatan (A1), logo halal

(A2), kehigienisan (A3), dan rasa (A5) harus dipertahankan dan ditingkatkan

kualitasnya oleh produsen. Posisi produk madu dengan produk minuman kesehatan,

minuman penyegar, dan pemanis makanan dan minuman terdapat kesamaan pada

beberapa atribut jauh posisinya dengan produk madu (P1). Beberapa atribut yang

jauh dari produk madu antara lain atribut harga (P6), promosi (P8), ketersediaan

(P7), dan kemasan (A4). Hal ini menunjukkan bahwa produk madu (P1) masih

memiliki berbagai kekurangan pada atribut-atribut tersebut.

Dalam aspek harga, produk madu masih dirasakan mahal oleh sebagian besar

masyarakat terutama yang tergolong ekonomi menengah ke bawah. Ketersediaan

madu di pasar untuk memenuhi kebutuhan konsumen juga masih kurang, karena

produksi madu tergantung dengan musim pembungaan. Sedangkan untuk aspek

kemasan, produk madu lokal paling jarang melakukan inovasi terhadap bahan dan

bentuk kemasan, serta minimnya informasi yang dicantumkan pada label kemasan

madu.

H. MODEL PENGEMBANGAN PEMASARAN MADU

Memformulasikan strategi pemasaran dan bauran pemasaran merupakan

salah satu cara untuk mengembangkan model pemasaran yang sesuai dengan

keinginan konsumen. Strategi pemasaran meliputi bagaimana cara menentukan

segmentasi pasar, menentukan target pasar, dan memposisikan keunggulan produk

dalam benak konsumen. Sedangkan bauran pemasaran merupakan taktik pemasaran

Page 116: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

untuk merumuskan strategi pemasaran dengan melakukan intensifikasi atau

diversifikasi terhadap performance produk, harga produk, distribusi produk, dan

promosi produk.

1. Strategi Pemasaran

Segmentasi konsumen produk madu dapat dibedakan dari aspek demografi

dan aspek perilaku konsumen. Segmentasi berdasarkan demografis mencakup

variabel usia, pekerjaan, pendapatan dan pengeluaran rata-rata per bulan. Sedangkan

segmentasi berdasarkan perilaku konsumen mencakup pengalaman, dan motivasi

konsumen membeli atau mengkonsumsi madu. Meski pun sebenarnya madu

merupakan produk yang dapat dikonsumsi oleh siapa saja baik tua maupun muda,

apa pun profesinya, dan darimana pun asal sukunya.

Berdasarkan hasil analisis cluster dapat diketahui bahwa kelompok yang

potensial dijadikan sasaran pengembangan segmentasi pasar adalah konsumen pada

kelompok tiga dengan usia antara 21-30 tahun, berprofesi sebagai karyawan swasta,

memiliki pendapatan per bulan antara Rp 1.000.001 - 1.500.000,- dan pengeluaran

rata-rata per bulan antara Rp 800.001 - 1.250.000,- yang merupakan konsumen kelas

ekonomi menengah ke atas.

Tabel 46. Formulasi Strategi Pemasaran Produk Madu Strategi Pemasaran Produk Madu

Segmentation

• Kelompok konsumen berdasarkan perilaku dan preferensi konsumen dalam membeli dan mengkonsumsi madu

Targetting

• Kelompok konsumen berusia antara 21 – 30 tahun, serta berprofesi sebagai karyawan swasta dan profesi lain yang membutuhkan banyak tambahan energi.

• Kelompok konsumen dengan pendapatan atau uang saku rata-rata per bulan Rp 1.000.001,- sampai Rp 1.500.000,- dan pengeluaran rata-rata per bulan Rp 800.000,- sampai Rp 1.250.000,-

Positioning ” Madu, produk alami yang halal dan menyehatkan”

Disamping itu, kelompok konsumen yang dipilih menjadi segmen dan target

pemasaran merupakan konsumen yang memiliki pengalaman pernah membeli

sekaligus mengkonsumsi madu untuk pengobatan penyakit dan untuk menguatkan

Page 117: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

stamina tubuh atau menambah energi. Segmen pasar yang telah dipilih dapat

dispesifikkan dengan menentukan target pasar. Kelompok konsumen ini dinilai

potensial sebagai target pengembangan pemasaran produk madu karena kelompok

ini cukup memiliki dukungan keuangan, kebiasaan, kesadaran akan pentingnya

kesehatan untuk membeli produk madu. Oleh karena itu kelompok konsumen

dengan karakteristik inilah yang akan dijadikan target pengembangan pemasaran

produk madu.

Dari hasil perumusan segmen dan target pasar tersebut maka dapat

ditentukan suatu positioning produk untuk pasar yang diharapkan dapat menarik

kelompok konsumen yang dari segmen yang dituju. Dan positioning yang diambil

lebih menonjolkan keunggulan manfaat atau khasiat produk madu, dan berusaha

menanamkan kesadaran mengkonsumsi madu untuk menjaga kesehatan tubuh pada

masyarakat. Dan positioning produk yang cocok untuk madu disesuaikan dengan

penilaian konsumen terhadap atribut madu “produk alami yang halal dan

menyehatkan”

2. Taktik Pemasaran dan Prioritas Pengembangan Pemasaran

Taktik pemasaran yang disarankan untuk produk madu ialah perbaikan dan

pengembangan pada empat aspek bauran pemasaran yaitu produk, harga, distribusi,

dan promosi. Taktik pemasaran yang dibuat didasarkan atas strategi pemasaran yang

sudah ditetapkan sebelumnya dengan tetap mempertahankan keunggulan dan

memperbaiki kelemahan yang dimiliki. Selain itu, di dalam taktik pemasaran

ditentukan juga atribut yang akan menjadi prioritas dalam pengembangan

pemasaran.

F. Bauran Produk

Pengembangan produk dalam pengembangan pemasaran madu

mencakup pengembangan pada aspek kemasan madu. Dalam pengembangan

produk ini produsen perlu menyesuaikan dengan preferensi konsumen.

Berdasarkan hasil survei yang diperoleh informasi bahwa sebagian besar

konsumen menyukai madu dengan ukuran kemasan sachet 20 ml dan kemasan

Page 118: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

botol ukuran 250 ml. Bahan dan bentuk kemasan yang disukai adalah yang

terbuat dari kaca dan berbentuk botol.

Kemasan dengan kemasan plastik (sachet) berukuran volume 20 ml,

karena lebih praktis dan ekonomis. Diversifikasi kemasan madu dengan bahan

botol ke bahan plastik (sachet) yang lebih ekonomis perlu ditingkatkan untuk

merebut pasar kelompok ekonomi menengah ke bawah yang cenderung ingin

membeli produk yang bermutu, praktis penggunaannya, harganya murah dan

terjangkau. Namun dari segi kehigienisan dan keamanan produk madu, kemasan

madu yang baik adalah kemasan botol dari bahan kaca dengan berbagai ukuran

volume dan warna yang bening sehingga warna madu tampak dengan jelas.

Sedangkan untuk bentuk kemasan, konsumen masih menyukai bentuk botol

berleher dengan berbagai jenis ukuran, sehingga tetap dipertahankan. Namun

produsen dapat saja melakukan inovasi terhadap tampilan kemasan madu

sehingga dapat terlihat menarik oleh konsumen. Produsen juga harus

memastikan bahwa kemasan tertutup rapat sehingga madu tidak keluar dan

mengotori kemasan.

Harus diakui bahwa penampilan produk madu dalam negeri dari segi

kemasan maupun dari segi label masih jauh dibawah standar apabila

dibandingkan dengan madu impor, sehingga terkesan murahan. Adapun

penyebabnya antara lain karena penutup kemasan yang tidak rapat, sehingga

isinya meluber dan mengotori kemasan; penggunaan kemasan yang tidak sesuai

seperti jerigen plastik yang kumal atau botol yang berwarna gelap.

Dalam aspek informasi yang tercantum pada label kemasan, banyak

sekali produk madu yang tidak mencantumkan informasi secara lengkap pada

label kemasannya, seperti tidak mencantumkan izin dari Departemen Kesehatan,

tidak mencantukan logo halal, komposisi madu, dan sebagainya. Hal ini sangat

merugikan konsumen yang umumnya masih awam dengan kualitas madu yang

baik. Sebagian besar konsumen menginginkan pada label kemasan produk madu

tercantum khasiat madu, izin dari Departemen Kesehatan, tanggal kadaluarsa,

logo halal dengan sertifikasi dari LPPOM MUI, kode SNI, aturan pemakaian,

komposisi madu, nilai gizi madu, merek dagang, dan nama produsen. Semua

aspek tersebut adalah informasi minimal yang harus diterima konsumen dari

Page 119: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

produsen pada label kemasan madu. Kelengkapan informasi pada label kemasan

dapat meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk, sehingga orang

tertarik untuk membeli. Selain itu label kemasan dibuat semenarik mungkin

sehingga disukai konsumen.

G. Bauran Distribusi

Strategi pengembangan produk dalam pengembangan pemasaran madu

mencakup aspek letak tempat penjualan madu, rantai saluran distribusí. Pada

aspek letak penjualan madu, konsumen menginginkan tempat yang mudah

dijangkau, strategis, dan dekat dari rumah atau tempat bekerja. Sedangkan

masalah aspek rantai saluran distribusi yang panjang perlu diatasi dengan

menambah sentra outlet tempat penjualan madu. Dimana outlet ini khusus

menyajikan produk madu dan produk lebah lainnya sebagai sajian utama dan

bukan sebagai barang dagangan sampingan. Sehingga rantai distribusi dari

produsen ke konsumen tidak terlalu panjang. Dan setiap tempat tempat

penjualan madu perlu dibuat senyaman mungkin agar konsumen tertarik untuk

membeli madu ditempat itu.

H. Bauran Harga

Pengembangan produk dalam pengembangan pemasaran madu

mencakup kesuaian harga madu dengan ukuran kemasan madu dan kualitas

madu. Produsen perlu melakukan inovasi, dengan memproduksi madu yang

ekonomis, namun berkualitas karena konsumen harga madu yang murah dan

terjangkau oleh masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Adanya produk madu

dengan kemasan ekonomis dapat meningkatkan tingkat konsumsi madu di

Indonesia, sehingga konsumen dapat mengkonsumsi madu secara teratur sebagai

makanan dan obat tanpa perlu menunggu sakit.

I. Bauran Promosi

Pengembangan produk dalam pengembangan pemasaran madu juga

mencakup aspek sumber informasi dan bentuk promosi madu. Berdasarkan hasil

Page 120: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

survei diperoleh informasi bahwa sebagian besar konsumen mendapatkan

informasi dari keluarga dan temannya. Informasi dari keluarga dan teman sangat

membantu positioning untuk membenakkan produk madu sebagai produk alami

yang halal dan menyehatkan.

Namun hal ini juga menunjukkan adanya kelemahan para pengusaha

dalam mempromosikan produk madu. Oleh karena itu pengusaha madu atau

perlebahan berusaha mengupayakan agar keunggulan manfaat/khasiat madu

tersampaikan kepada masyarakat, sehingga mau mengkonsumsi madu sebagai

produk yang menyehatkan bagi masyarakat. Sebagian besar konsumen ingin

madu dipromosikan secara gencar di Televisi karena informasi tentang

manfaat/khasiat madu akan lebih cepat tersampaikan ke seluruh pelosok di tanah

air dan mancanegara. Selain itu, promosi dengan memberikan potongan harga

dan hadiah langsung akan membuat para konsumen tertarik untuk membeli

madu.

J. Prioritas Pengembangan Pemasaran

Berdasarkan hasil analisis pembobotan dan analisis korespondensi

diketahui bahwa atribut yang menjadi prioritas utama dalam pembelian madu

adalah atribut manfaat atau khasiat madu bagi kesehatan, keaslian, kehigienisan,

madu sebagai produk yang halal, dan rasa madu yang manis. Oleh sebab itu

maka hal yang harus menjadi prioritas dalam pengembangan pemasaran adalah

menjaga image sekaligus positioning madu sebagai produk alami yang halal dan

menyehatkan, meningkatkan kehigienisan produk madu, dan meningkatkan

kekhasan rasa madu.

Citra dan positioning madu sebagai produk alami yang halal dan

mneyehatkan harus selalu dipromosikan secara massif dan terus-menerus

melalui berbagai media baik media cetak maupun elektronik. Dengan adanya

promosi yang gencar akan melahirkan kesadaran di masyarakat untuk

mengkonsumsi madu tidak hanya sebagai obat tetapi juga sebagai makanan

tambahan sehari-hari. Produsen madu juga perlu memiliki sertifikasi halal dari

LPPOM MUI sehingga konsumen mendapatkan jaminan dan kepastian akan

produk madu yang dikonsumsinya. Peran pemerintah dan media sangat

Page 121: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

dibutuhkan dalam mengkampanyekan pentingnya mengkonsumsi madu guna

meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.

Keaslian produk madu yang diproduksi dan dipasarkan harus mampu

medapatkan jaminan dari produsen madu, sehingga konsumen yakin bahwa

produk yang dibeli dan dikonsumsinya adalah madu asli yang dihasilkan oleh

lebah madu dan bukan madu palsu atau tiruan yang dibuat dari bahan sintetis.

Pihak produsen harus dapat memberikan informasi yang jelas tentang perbedaan

madu yang asli dengan yang palsu. Untuk menghindari beredarnya madu palsu,

maka pemerintah perlu melakukan tindakan pengawasan terhadap peredaran

madu palsu dan memberikan sanksi hukum kepada pengedarnya. Produk madu

yang akan dipasarkan juga harus memenuhi syarat mutu SNI-3545-2004 yang

dikeluarkan Badan Standarisasi Nasional.

Kehigienisan produk madu perlu mendapatkan perhatian serius dari

produsen dalam pengembangan pemasaran karena kehigienisan produk

merupakan salah satu parameter dalam penilaian mutu suatu produk.

Kehigienisan produk madu biasanya dapat dinilai pada saat proses pengolahan

madu mulai waktu pemanenan dan pengemasan produk madu. Produk madu

yang higienis akan diperoleh jika produk madu tidak mengandung bahan

cemaran biologis, kimia, benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan

membahayakan kesehatan. Sedangkan rasa dan aroma dari beberapa jenis madu

yang khas harus dipertahankan dengan cara melakukan proses pengolahan yang

baik dan yang benar. Oleh karena itu proses pengolahan madu yang sesuai

syarat mutu SNI-3545-2004 akan menjamin kehigienisan produk madu.

Page 122: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, A. I. 1994. Studi Preferensi dan Persepsi Konsumen terehadap Produk

Perikanan (White Fish) di California Fried Chicken. Skripsi. Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB. Bogor.

Assael, H. 1992. Consumer Behaviour and Marketing Action. Fourth Edition. PWS-

Kent Publishing Company, Boston. Bassit, R. Teten A. 2003. Penempatan Posisi (Positioning) Produk Minuman Madu

(Studi Kasus di Pusat Perlebahan Nasional Parung Panjang). Skripsi. Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan, Jurusan Sosial Ekonomi Ilmu Peternakan, Fakultas Peternakan, IPB. Bogor

Badan Pusat Statistik DKI Jakarta. 2000. SNI 01-3545. 2004. Standar Mutu. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta. Crane, E. 1990. A Book of Honey. Oxford University Press, London. Engel, et. al. 1995. Perilaku Konsumen. Jilid I. Binapura Aksara. Jakarta. Farida, Ida. 2000. Evaluasi Perkembangan Usaha Lebah Madu (Apis mellifera) (Studi

Kasus pada Perusahaan Madu Odeng Cibubur). Skripsi. Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan. Jurusan Sosial Ekonomi Ilmu Peternakan, Fakultas Peternakan, IPB. Bogor

Gojmerac, Walter L. 1983. Bees, Beekeeping, Honey, and Pollination.The Avi

Publishing. Connecticut. USA Greenacre, M. J. (1984). Theory and Applications of Correspondence Analysis.

Academic Press. New York. Grenacre, M. dan T. Hastie.1987. The Geometric of Correspondence Analysis.

Academic Press. New York.

http://www.bi.go.id/sipuk.2004. Perlebahan Nasional. http://www. digilib-1997-194, 15 Agustus 2005. Perlebahan Nasional. http://www.jakweb.com/id/jabar/regency/bogor/2005 http://www.kotabogor.or.id/2004 Kasali, R. 2000. Membidik Pasar Indonesia : Segementasi, Targetting, dan Positioning.

Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Page 123: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Kinnear, T. C. dan J. R. Taylor. 1995. Riset Pemasaran. Terjemahan. Erlangga. Jakarta. Kotler, P dan Gary Amstrong. 1994. Dasar-dasar Pemasaran. Terjemahan. Erlangga.

Jakarta. Kotler, P. 1990. Manajemen Pemasaran. Terjemahan. Erlangga. Jakarta. Komara, Syahrul. 2002. Kajian Aktivitas Anti Bakteri 5 Jenis Madu di Indonesia.

Skripsi. Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB. Bogor.

Kustantiny, Anny. 1993. Persyaratan dan Pengujian Mutu Madu Indonesia, Majalah

BPPT edisi XI, Serpong. Lutfiah. 2000. Analisis Strategi Pemasaran ”Madu Odeng”. Skripsi. Program Studi

Sosial Ekonomi Peternakan, Jurusan Sosial Ekonomi Industri Peternakan, Fakultas Peternakan. IPB. Bogor

Resya, R. Malinda. 2005. Analisis Strategi dan Taktik Pemasaran Beras Pandan Wangi,

Manisan, dan Pindang Ikan Mas Khas Cianjur. Skripsi. Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian. IPB. Bogor

Porter, E. M. 1990. Staretgi Bersaing Teknik Menganalisa Industri dan Pesaing.

Terjemahan. Erlangga Pusat Apiari Pramuka. 2004. Manfaat Berbagai Macam Madu. Jakarta Rangkuti, F. 1997. Riset Pemasaran. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Root, A. I. 1980. The ABC and XYZ of Bee Culture. The A.I. Root Company. Medina,

Ohio, USA Sihombing, D. T. H.1997. Ilmu Ternak Lebah Madu. Gajah Mada University Press,

Yogyakarta. Subrata, M. A. 2004. Merancang Strategi dan Taktik Pemasaran untuk Meningkatkan

Pangsa Pasar (Studi Kasus Makaroni Panggang, Bogor). Skripsi. Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB. Bogor,

Supranto, J. 1991. Metode Riset dan Aplikasinya dalam Pemasaran Lembaga

Penerbitan. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. Simamora, Bilson. 2002. Panduan Riset Perilaku Konsumen. PT. Gramedia Pustaka

Utama. Jakarta Singarimbun, M. dan Sofyan Effendi. 1989. Metode Penelitian Survei. LP3ES, Jakarta. Stanton, William J. 1994. Prinsip Pemasaran. Erlangga. Jakarta

Page 124: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Sumarwan, Ujang. 1997. Perilaku Konsumen. Ghalia Indonesia, Jakarta The National Honey Board. 2001. A Reference Guide from The National HoneyBoard.

Longmont. USA Tjiptono, F dan Singgih Santoso. 2001. Riset Pemasaran, Konsep dan Aplikasi dengan

SPSS. Andi Offset. Yogyakarta. Umar, H.1997. Metode Penelitian Aplikasi dalam Pemasaran. Gramedia Pustaka

Utama. Jakarta White, J.W. 1992. Honey. Di dalam The Hive and The Honey Bee. Dadant and Sons Hamilton. Illiniois. USA Winarno, F. G. 1992. Madu : Teknologi, Khasiat, dan Analisa. Pusat Pengembangan

Teknologi Pangan, Bogor.

Page 125: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Lampiran 1. Kuesioner Pendahulan

Kuesioner

Nama Responden : Tanggal Pengisian : Alamat/Telp : Kuesioner ini digunakan untuk memperoleh informasi dalam menentukan atribut perilaku dan preferensi konsumen terhadap produk madu, sebagai bahan penulisan skripsi yang dilakukan oleh Firmansyah (F03400125), Mahasiswa Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB)

Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) Petunjuk Pengisian : • Tuliskan skor yang paling sesuai pad tiap alternatif atribut yang tersedia • Pada kriteria tingkat kepentingan atribut terhadap pembelian madu, nilai skor

berkisar antara 1 – 9 Sangat Tidak Berpengaruh 1-2-3-4-5-6-7-8-9 Sangat Berpengaruh

• Nilai bobot berkisar antara 1 – 9 dengan membandingkan derajat kepentingan setiap kriteria Sangat Tidak Penting 1-2-3-4-5-6-7-8-9 Sangat Penting

Kriteria Alternatif atribut

produk madu Pengaruh atribut

terhadap pembelian produk madu (A)

Tingkat kepentingan atribut terhadap

pilihan konsumen (B) 1. Atribut manfaat produk 2. Atribut rasa 3. Atribut keaslian 4. Atribut kekentalan 5. Atribut warna madu 6. Atribut kemasan 7. Atribut kehigienisan 8. Atribut ketersediaan madu 9. Atribut harga madu 10. Atribut tempat pembelian 11. Atribut promosi 12. Atribut hadiah langsung 13. Atribut situasi waktu beli 14. Atribut potongan harga 15. Atribut aroma 16. Atribut logo halal 17. Atribut citra produsen 18. Atribut pelayanan penjual 19. Atribut kadar air madu

*☺* TERIMA KASIH *☺*

72

Page 126: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Lampiran 2. Hasil Perhitungan Nilai MPE

Kriteria 1 Kriteria 2 Bobot Kriteria

7,58 7,43

Alternatif Atribut Kriteria 1 Kriteria 2 Nilai MPE Madu (A) A^7,58 (B) A^7,43 (A+B)

Atribut keaslian 9 17106384 8.5 8046048 25152432Atribut kadar air 8.333 9542770 8.167 5978948 15521719Atribut manfaat 8.333 9542770 8.167 5978948 15521719Atribut kehigienisan 8.167 8192834 7.833 4384156 12576990Atribut logo halal 8 7005225 8 5128125 12133350Atribut ketersediaan 8 7005225 8 5128125 12133350Atribut kekentalan 8 7005225 7.667 3739101 10744326Atribut kemasan 7.833 5970012 7.667 3739101 9709113Atribut aroma 7.5 4295012 7.333 2685610 6980622Atribut citra produsen 7.5 4295012 7.333 2685610 6980622Atribut harga 7.5 4295012 7.333 2685610 6980622Atribut promosi langsung 7.167 3044090 7.5 3174718 6218809Atribut rasa 7.333 3621055 7.167 2265463 5886518Atribut tempat pembelian 7.333 3621055 7.167 2265463 5886518Atribut potongan harga 7.167 3044090 7 1901422 4945512Atribut situasi waktu beli 7.167 3044090 7 1901422 4945512Atribut warna madu 7.167 3044090 7 1901422 4945512Atribut pelayanan penjual 6.333 1191790 6.167 741736.1 1933527Atribut hadiah langsung 6.167 974452.2 6.167 741736.1 1716188

73

Page 127: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Lampiran 3. Contoh Kuesioner Konsumen

<< Kuesioner Konsumen >>

No. Responden : Tanggal Pengisian : Nama : Lokasi Pengisian :

Kuisioner ini digunakan untuk mengetahui Preferensi dan Perilaku Konsumen terhadap Produk Madu dan beberapa Produk Pesaingnya sebagai bahan penyusunan skripsi yang dilakukan oleh Firmansyah (F03400125), Mahasiswa Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB.

Petunjuk : Berilah tanda silang (X) Untuk jawaban yang paling tepat menurut penilaian Anda pada tempat yang telah disediakan!!! A. Informasi umum Responden

1. Jenis Kelamin Anda : a. Laki - laki b. Perempuan

2. Usia Anda : a. 15-20 tahun d. 41-50 tahun b. 21-30 tahun e. 51-60 tahun c. 31-40 tahun f. > 60 tahun

3. Pekerjaan Anda : a. Pelajar / Mahasiswa b. Ibu Rumah Tangga c. Wiraswasta d. Pegawai Negeri e. Karyawan Swasta f. Lainnya (sebutkan)......................................

4. Pendidikan Anda sampai saat ini: a. SD / sederajat b. SMP / sederajat c. SMA / sederajat d. Diploma e. Sarjana f. Lainnya (sebutkan)......................................

5. Rata-rata pendapatan / uang saku Anda per bulan : a. < Rp 300.000,- b. Rp 300.001 – Rp 500.000,- c. Rp 500.001 – Rp 1.000.000,- d. Rp 1.000.001 – Rp 1.500.000,- e. Rp 1.500.001 – Rp 2.000.000,- f. Rp 2.000.001 – Rp 3.000.000,- g. > Rp 3.000.000,-

6. Rata-rata pengeluaran Anda per bulan : a. < Rp 250.000,- b. Rp 250.001 – Rp 400.000,- c. Rp 400.001 – Rp 800.000,- d. Rp 800.001 – Rp 1.250.000,- e. Rp 1.250.001 – Rp 1.750.000,- f. Rp 1.750.001 – Rp 2.500.000,- g. > Rp 2.500.000,-

7. Suku keluarga Anda : a. Sunda f. Minang b. Jawa g. Bugis

c. Betawi h. Sumbawa d. Dayak i. Lainnya (sebutkan) e. Batak ..............................

B. Informasi Produk

8. Apakah Anda mengetahui Manfaat atau Khasiat Madu ?

a.Ya (Tahu) b. Tidak tahu

9. Apakah Anda pernah membeli atau mengkonsumsi Madu ?

a. Pernah membeli dan mengkonsumsi b. Pernah membeli tapi belum pernah mengkonsumsi c. Tidak pernah membeli tapi pernah mengkonsumsi

d. Tidak pernah membeli dan mengkonsumsi

(Jika Anda menjawab a dan c silahkan lanjutkan ke Nomor 11 dan seterusnya)

(Jika Anda menjawab b silahkan menjawab pertanyaan No. 11, 16, 17, ...., dan seterusnya

10. Jika pada No. 9 Anda menjawab d, maka Alasan Anda Tidak Membeli dan Tidak mengkonsumsi Madu adalah : a. Tidak menyukai rasanya b. Harganya Mahal c. Sulit untuk mendapatkannya d. Tidak tahu Manfaat / Khasiatnya e. Tidak membutuhkannya f. Lainnya (sebutkan)........................................

(Terima Kasih Anda tidak perlu melanjutkan ke pertanyaan berikutnya...!)

11. Apa Tujuan Anda membeli madu ? a. Untuk dikonsumsi sendiri b. Untuk dikonsumsi bersama keluarga c. Untuk dikonsumsi bersama teman d. Untuk dihadiahkan kepada teman e. Untuk buah tangan (oleh-oleh) f. Untuk dijual kembali g. Lainnya (sebutkan)........................................

74

Page 128: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

12. Untuk Keperluan apa Anda mengkonsumsi Madu ?

a. Untuk Pengobatan Penyakit tertentu b. Untuk Perawatan Wajah / Kulit c. Untuk Tambahan pada Makanan / Minuman e. Untuk meningkatkan Kecerdasan f. Untuk meningkatkan Kebugaran tubuh g. Hanya untuk mencoba-coba g. Lainnya (sebutkan)....................................

13. Berapa kali Anda biasa mengkonsumsi Madu ?

a. 1 kali sehari d. Seminggu sekali b. 2-3 kali sehari e. Lainnya (sebutkan) c. 2-3 hari sekali .................................

14. Kapan Anda mengkonsumsi madu ? a. Sebelum bekerja f. Setelah makan b. Setelah bekerja g. Ketika Sakit c. Sebelum berolahraga h. Lainnya d. Setelah berolahraga (sebutkan) e. Sebelum makan .......................

15. Apa yang Anda rasakan setelah mengkonsumsi madu ?

a. Penyakit bisa tersembuhkan b. Daya tahan tubuh meningkat c. Tidur menjadi lelap d. Biasa saja (tidak ada perubahan) e. Kesehatan menurun f. Lainnya (sebutkan)...................................

16. Merek Madu apa yang pernah Anda beli / konsumsi ?

a. Apiari Pramuka e. Nusantara b. Perhutani f. Multi Sari c. MaduRasa g. Madu Kembang d. Sumbawa Alami h. Madu Flora i. Lainnya (sebutkan)......................................

17. Apa alasan Anda membeli / mengkonsumsi madu dengan merek madu tersebut ?

a. Rasanya Enak b. Keasliannya terjamin c. Harganya murah d. Mereknya terkenal e. Mudah mendapatkannya f. Aromanya harum g. Lainnya (sebutkan) ....................................

18. Jenis Madu dari apa yang biasa Anda beli / konsumsi ?

a. Madu B. Randu e. Madu B. Kaliandra c. Iklan di TV g. Potongan Harga b. Madu B. Rambutan f. Madu B. Kopi c. Madu B. Klengkeng g. Madu B. Apel d. Madu B. Karet h. Madu Hutan i. Lainnya (sebutkan) ...........................

19. Dalam Satuan ukuran apa Anda suka membeli / mengkonsumsi Madu ?

a. 20 ml (sachet) e. 650 ml

b. 100 ml f. 1 Liter c. 250 ml g. Lainnya (sebutkan) d. 350 ml ..............................

20. Bahan Kemasan Madu apa yang paling Anda sukai ?

a. Botol kaca d. Plastik (jirigen) b. Botol plastik e. Kertas tetra pack c. Plastik (sachet) f. Lainnya (sebutkan) .............................

21. Bentuk Kemasan Madu apa yang paling Anda sukai ?

a. Kotak / kubus d. Bola / bulat b. Tabung/silinder e. Prisma c. Kerucut f. Lainnya (sebutkan) ........

22. Kalau Anda pernah membeli Madu, Di mana Anda biasa membeli Madu ?

a. Pasar Tradisional f. Agen b. SuperMarket g. Apotik c. Warung / Toko h. Lainnya (sebutkan) d. Outlet Produsen ..................... e. Pedagang Keliling

23. Apa Alasan Anda membeli madu di tempat tersebut ?

a. Lokasi mudah dijangkau b. Pelayanannya bagus c. Harganya lebih murah d. Persediaannya banyak e. Variasi produknya banyak f. Lainnya (sebutkan)....................................

24. Menurut Anda di mana tempat yang tepat untuk menjual madu ?

a. Pasar Tradisional e. Agen b. Supermarket f. Apotik c. Toko g. Lainnya d. Outlet produs

en (sebutkan).....................

25. Dari mana Anda mengetahui Informasi tentang Madu ?

a. Keluarga f. Radio b. Teman g. TV c. Brosur/pamflet h. Internet d. Koran i. Event tertentu e. Majalah j. Lainnya(sebutkan) ..

.........

26. Bentuk promosi madu apa yang paling Anda sukai ?

a. Iklan di koran. e. Iklan di Internet b. Iklan di majalah f. Brosur/leaflet

d. Iklan di Radio h. Even tertentu h. Lainnya (sebutkan) ................................

27. Informasi Penting apa yang Anda inginkan tertera (ada) pada kemasan Madu yang ingin Anda konsumsi ?

a. Komposisi bahan g. Bar Code b. Logo Halal h. Tanggal Kadaluarsa

75

Page 129: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

c. Nilai gizi i. Merek Dagang d. Kode seri SNI j. Khasiat Madu e. Aturan Pakai k. Logo Produsen f. Izin DepKes l. Nama & alamat

produsen

28. Menurut Anda berapa harga yang tepat untuk madu kemasan sachet (20 ml) ?

a.Rp 500 – Rp 1000 d. Rp 1500 – Rp 1750 b.Rp 1000 – Rp 1250 e. Rp 1750 – Rp 2000 c.Rp 1250 – Rp 1500 f. > Rp 2000

29. Menurut Anda berapa harga yang tepat untuk madu kemasan botol (250/350 ml) ?

a. < 10.000 d. 20.000 –25.000 b. 10.000 –15000 e. 25.000 – 30.000 c. 15.000 –20000 f. > 30.000

30. Menurut Anda berapa harga yang tepat untuk madu kemasan botol (600/650 ml) ?

a. < 20.000 e. 35.000 – 40.000 b. 20.000 – 25.000 f. 40.000 – 45.000 c. 25.000 – 30.000 g. 45.000 – 50.000 d. 30.000 – 35.000 h. > 50.000

31. Menurut Anda Faktor apakah yang terpenting dalam produk Madu ? (Urutkan sesuai Prioritas, Isi dengan Angka 1 – 10) !

[.....] AROMA [.....] HARGA Produk [.....] LABEL KEMASAN [.....] KEKENTALAN [.....] KETERSEDIAAN [.....] KEASLIAN [.....] MANFAAT / KHASIAT [.....] KADAR AIR [.....] KEHIGIENISAN [.....] LOGO HALAL

32. Selain Madu, pernahkah Anda mengkonsumsi produk hasil Lebah yang lain? a. Pernah b. Tidak pernah

33. Jika Pernah, Produk hasil Lebah apa yang Anda beli / konsumsi ?

a. Royal Jelly / makanan ratu lebah b. Propolis / air liur lebah c. Bee Pollen / tepung sari d. Lilin (bee wax) / malam e. Racun (apitoxin)/ sengat lebah f. Lainnya (sebutkan).........................

34. Apakah Anda pernah mengkonsumsi produk (Makanan / Minuman / Kosmetika / Obat ) yang mengandung bahan Madu ?

a. Pernah B. Tidak Pernah

35. Jika pernah, produk berbahan madu apa yang pernah Anda beli ?

a. Makanan ringan (snack) e. Sabun Mandi b. Minuman ringan f. Jamu

c. Susu g.Lainnya d. Shampoo (sebutkan) ...........

36. Apakah Anda pernah beli Minuman Kesehatan ? a. Pernah b. Tidak pernah

37. Jika pernah, Minuman Kesehatan apa yang pernah Anda beli ?

a. Teh (cth : Teh Sariwangi, Teh Sosro,dsb) b. Susu (cth : Indomilk, Bendera, Dancow,dsb) c. Jamu d. Sari Buah (nutrisari, juice) e . Lainnya (sebutkan)...................................

38. Apakah Anda pernah beli Minuman Penyegar ? a. Pernah b. Tidak pernah

39. Jika pernah, Minuman Penyegar apa yang pernah Anda beli ?

a. Soft Drink (cth : Coca cola, Fanta, Sprite, dsb) b. Energy Drink (cth : Extra joss, Fit Up, dsb) c. AMDK (cth : Aqua, 2 Tang, Bening) d. Sirup (cth : sirup ABC, Marjan, dsb) e. Kopi (cth : Kopi, Kapal Api, Nescafe, dsb) f. Lainnya (sebutkan)...................................

40. Zat Pemanis makanan dan minuman apa yang biasa Anda Konsumsi ?

a. Madu e. Gula Bit b. Gula Putih f. Pemanis Buatan/sintetis c. Gula Merah g. Lainnya (sebutkan)........ d. Gula Cair

41. Menurut Anda Faktor apakah yang Terpenting dalam produk Minuman Kesehatan ? (Urutkan sesuai Prioritas, Isi dengan Angka 1 – 10) !

[.....] AROMA [.....] HARGA produk [.....] KEMASAN [.....] RASA [.....] KETERSEDIAAN [.....] PROMOSI [.....] MANFAAT / KHASIAT [.....] CITRA PRODUSEN [.....] KEHIGIENISAN [.....] LOGO HALAL

42. Menurut Anda Faktor apakah yang Terpenting dalam produk Minuman Penyegar ? (Urutkan sesuai Prioritas, Isi dengan Angka 1 – 10)

[.....] AROMA [.....] HARGA produk [.....] KEMASAN [.....] RASA [.....] KETERSEDIAAN [.....] PROMOSI [.....] MANFAAT / KHASIAT [.....] CITRA PRODUSEN [.....] KEHIGIENISAN [.....] LOGO HALAL

76

Page 130: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

43. Menurut Anda Faktor apakah yang Terpenting dalam produk Pemanis Makanan/Minuman ? (Urutkan sesuai Prioritas, Isi dengan Angka

1 – 10) [.....] AROMA [.....] HARGA produk

[.....] KEMASAN [.....] RASA [.....] KETERSEDIAAN

[.....] PROMOSI [.....] MANFAAT / KHASIAT [.....] CITRA PRODUSEN

[.....] KEHIGIENISAN [.....] LOGO HALAL C. Berikut ini merupakan Penilaian Skala terhadap Madu dan produk-produk pesaingnya Petunjuk : Berilah tanda silang ( X ) atau (O) pada Kisaran nilai 1 – 6 terhadap Aribut produk

Contoh : a. Madu Sangat Tidak Bermanfaat 1 2 3 4 5 6 Sangat Bermanfaat

1. Penilaian Anda tentang Manfaat / Khasiat produk-produk berikut ini bagi Kesehatan tubuh: Jenis Produk Penilaian Anda

a. Madu Sangat Tidak Bermanfaat 1 2 3 4 5 6 Sangat Bermanfaat b. Teh Sangat Tidak Bermanfaat 1 2 3 4 5 6 Sangat Bermanfaat c. Susu Sangat Tidak Bermanfaat 1 2 3 4 5 6 Sangat Bermanfaat d. Jamu Sangat Tidak Bermanfaat 1 2 3 4 5 6 Sangat Bermanfaat e. Sari Buah Sangat Tidak Bermanfaat 1 2 3 4 5 6 Sangat Bermanfaat f. Soft Drink Sangat Tidak Bermanfaat 1 2 3 4 5 6 Sangat Bermanfaat g. Energy Drink Sangat Tidak Bermanfaat 1 2 3 4 5 6 Sangat Bermanfaat h. AMDK Sangat Tidak Bermanfaat 1 2 3 4 5 6 Sangat Bermanfaat i. Sirup Sangat Tidak Bermanfaat 1 2 3 4 5 6 Sangat Bermanfaat j. Kopi Sangat Tidak Bermanfaat 1 2 3 4 5 6 Sangat Bermanfaat k. Gula Putih Sangat Tidak Bermanfaat 1 2 3 4 5 6 Sangat Bermanfaat l. Gula Merah Sangat Tidak Bermanfaat 1 2 3 4 5 6 Sangat Bermanfaat m. Gula Bit Sangat Tidak Bermanfaat 1 2 3 4 5 6 Sangat Bermanfaat n. Gula Cair Sangat Tidak Bermanfaat 1 2 3 4 5 6 Sangat Bermanfaat

o. Pemanis Buatan Sangat Tidak Bermanfaat 1 2 3 4 5 6 Sangat Bermanfaat 2. Penilaian Anda tentang Logo Halal produk-produk berikut ini : Jenis Produk Penilaian Anda

a. Madu Sangat Tidak Terjamin 1 2 3 4 5 6 Sangat Terjamin b. Teh Sangat Tidak Terjamin 1 2 3 4 5 6 Sangat Terjamin c. Susu Sangat Tidak Terjamin 1 2 3 4 5 6 Sangat Terjamin d. Jamu Sangat Tidak Terjamin 1 2 3 4 5 6 Sangat Terjamin e. Sari Buah Sangat Tidak Terjamin 1 2 3 4 5 6 Sangat Terjamin f. Soft Drink Sangat Tidak Terjamin 1 2 3 4 5 6 Sangat Terjamin g. Energy Drink Sangat Tidak Terjamin 1 2 3 4 5 6 Sangat Terjamin h. Air Minum Dalam Kemasan Sangat Tidak Terjamin 1 2 3 4 5 6 Sangat Terjamin i. Sirup Sangat Tidak Terjamin 1 2 3 4 5 6 Sangat Terjamin j. Kopi Sangat Tidak Terjamin 1 2 3 4 5 6 Sangat Terjamin k. Gula Putih Sangat Tidak Terjamin 1 2 3 4 5 6 Sangat Terjamin l. Gula Merah Sangat Tidak Terjamin 1 2 3 4 5 6 Sangat Terjamin m. Gula Bit Sangat Tidak Terjamin 1 2 3 4 5 6 Sangat Terjamin n. Gula Cair Sangat Tidak Terjamin 1 2 3 4 5 6 Sangat Terjamin o. Pemanis Buatan Sangat Tidak Terjamin 1 2 3 4 5 6 Sangat Terjamin

77

Page 131: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

3. Penilaian Anda tentang keHigienisan produk-produk berikut ini : Jenis Produk Penilaian Anda

a. Madu Sangat Tidak Higienis 1 2 3 4 5 6 Sangat Higienis b. Teh Sangat Tidak Higienis 1 2 3 4 5 6 Sangat Higienis c. Susu Sangat Tidak Higienis 1 2 3 4 5 6 Sangat Higienis d. Jamu Sangat Tidak Higienis 1 2 3 4 5 6 Sangat Higienis e. Sari Buah Sangat Tidak Higienis 1 2 3 4 5 6 Sangat Higienis f. Soft Drink Sangat Tidak Higienis 1 2 3 4 5 6 Sangat Higienis g. Energy Drink Sangat Tidak Higienis 1 2 3 4 5 6 Sangat Higienis h. AMDK Sangat Tidak Higienis 1 2 3 4 5 6 Sangat Higienis i. Sirup Sangat Tidak Higienis 1 2 3 4 5 6 Sangat Higienis j. Kopi Sangat Tidak Higienis 1 2 3 4 5 6 Sangat Higienis k. Gula Putih Sangat Tidak Higienis 1 2 3 4 5 6 Sangat Higienis l. Gula Merah Sangat Tidak Higienis 1 2 3 4 5 6 Sangat Higienis m. Gula Bit Sangat Tidak Higienis 1 2 3 4 5 6 Sangat Higienis n. Gula Cair Sangat Tidak Higienis 1 2 3 4 5 6 Sangat Higienis o. Pemanis Buatan Sangat Tidak Higienis 1 2 3 4 5 6 Sangat Higienis

4. Penilaian Anda tentang Kemasan produk-produk berikut ini : Jenis Produk Penilaian Anda

a. Madu Sangat Tidak Menarik 1 2 3 4 5 6 Sangat Menarik b. Teh Sangat Tidak Menarik 1 2 3 4 5 6 Sangat Menarik c. Susu Sangat Tidak Menarik 1 2 3 4 5 6 Sangat Menarik d. Jamu Sangat Tidak Menarik 1 2 3 4 5 6 Sangat Menarik e. Sari Buah Sangat Tidak Menarik 1 2 3 4 5 6 Sangat Menarik f. Soft Drink Sangat Tidak Menarik 1 2 3 4 5 6 Sangat Menarik g. Energy Drink Sangat Tidak Menarik 1 2 3 4 5 6 Sangat Menarik h. Air Minum Dalam Kemasan Sangat Tidak Menarik 1 2 3 4 5 6 Sangat Menarik i. Sirup Sangat Tidak Menarik 1 2 3 4 5 6 Sangat Menarik j. Kopi Sangat Tidak Menarik 1 2 3 4 5 6 Sangat Menarik k. Gula Putih Sangat Tidak Menarik 1 2 3 4 5 6 Sangat Menarik l. Gula Merah Sangat Tidak Menarik 1 2 3 4 5 6 Sangat Menarik m. Gula Bit Sangat Tidak Menarik 1 2 3 4 5 6 Sangat Menarik n. Gula Cair Sangat Tidak Menarik 1 2 3 4 5 6 Sangat Menarik o. Pemanis buatan Sangat Tidak Menarik 1 2 3 4 5 6 Sangat Menarik

5. Penilaian Anda tentang Rasa produk-produk berikut ini bagi kesehatan: Jenis Produk Penilaian Anda

a. Madu Sangat Tidak Enak 1 2 3 4 5 6 Sangat Enak b. Teh Sangat Tidak Enak 1 2 3 4 5 6 Sangat Enak c. Susu Sangat Tidak Enak 1 2 3 4 5 6 Sangat Enak d. Jamu Sangat Tidak Enak 1 2 3 4 5 6 Sangat Enak e. Sari Buah Sangat Tidak Enak 1 2 3 4 5 6 Sangat Enak f. Soft Drink Sangat Tidak Enak 1 2 3 4 5 6 Sangat Enak g. Energy Drink Sangat Tidak Enak 1 2 3 4 5 6 Sangat Enak h. Air Minum Dalam Kemasan Sangat Tidak Enak 1 2 3 4 5 6 Sangat Enak i. Sirup Sangat Tidak Enak 1 2 3 4 5 6 Sangat Enak j. Kopi Sangat Tidak Enak 1 2 3 4 5 6 Sangat Enak k. Gula Putih Sangat Tidak Enak 1 2 3 4 5 6 Sangat Enak l. Gula Merah Sangat Tidak Enak 1 2 3 4 5 6 Sangat Enak m. Gula Bit Sangat Tidak Enak 1 2 3 4 5 6 Sangat Enak n. Gula Cair Sangat Tidak Enak 1 2 3 4 5 6 Sangat Enak o. Pemanis buatan Sangat Tidak Enak 1 2 3 4 5 6 Sangat Enak

6. Penilaian Anda tentang Harga produk-produk berikut ini : Jenis Produk Penilaian Anda

a. Madu Sangat Mahal 1 2 3 4 5 6 Sangat Murah b. Teh Sangat Mahal 1 2 3 4 5 6 Sangat Murah c. Susu Sangat Mahal 1 2 3 4 5 6 Sangat Murah

Page 132: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

d. Jamu Sangat Mahal 1 2 3 4 5 6 Sangat Murah e. Sari Buah Sangat Mahal 1 2 3 4 5 6 Sangat Murah f. Soft Drink Sangat Mahal 1 2 3 4 5 6 Sangat Murah g. Energy Drink Sangat Mahal 1 2 3 4 5 6 Sangat Murah h. Air Minum Dalam Kemasan Sangat Mahal 1 2 3 4 5 6 Sangat Murah i. Kopi Sangat Mahal 1 2 3 4 5 6 Sangat Murah j. Sari madu Sangat Mahal 1 2 3 4 5 6 Sangat Murah k. Gula Putih Sangat Mahal 1 2 3 4 5 6 Sangat Murah l. Gula Merah Sangat Mahal 1 2 3 4 5 6 Sangat Murah m. Gula Bit Sangat Mahal 1 2 3 4 5 6 Sangat Murah n. Gula Cair Sangat Mahal 1 2 3 4 5 6 Sangat Murah o. Pemanis buatan Sangat Mahal 1 2 3 4 5 6 Sangat Murah

7. Penilaian Anda tentang Ketersediaan produk-produk berikut ini di pasaran: Jenis Produk Penilaian Anda

a. Madu Sangat Sedikit 1 2 3 4 5 6 Sangat Banyak b. Teh Sangat Sedikit 1 2 3 4 5 6 Sangat Banyak c. Susu Sangat Sedikit 1 2 3 4 5 6 Sangat Banyak d. Jamu Sangat Sedikit 1 2 3 4 5 6 Sangat Banyak e. Sari Buah Sangat Sedikit 1 2 3 4 5 6 Sangat Banyak f. Soft Drink Sangat Sedikit 1 2 3 4 5 6 Sangat Banyak g. Energy Drink Sangat Sedikit 1 2 3 4 5 6 Sangat Banyak h. Air Minum Dalam Kemasan Sangat Sedikit 1 2 3 4 5 6 Sangat Banyak i. Sirup Sangat Sedikit 1 2 3 4 5 6 Sangat Banyak j. Kopi Sangat Sedikit 1 2 3 4 5 6 Sangat Banyak k. Gula Putih Sangat Sedikit 1 2 3 4 5 6 Sangat Banyak l. Gula Merah Sangat Sedikit 1 2 3 4 5 6 Sangat Banyak m. Gula Bit Sangat Sedikit 1 2 3 4 5 6 Sangat Banyak n. Gula Cair Sangat Sedikit 1 2 3 4 5 6 Sangat Banyak o. Pemanis buatan Sangat Sedikit 1 2 3 4 5 6 Sangat Banyak

8. Penilaian Anda tentang Promosi produk-produk berikut ini : Jenis Produk Penilaian Anda

a. Madu Sangat Tidak Menarik 1 2 3 4 5 6 Sangat Menarik b. Teh Sangat Tidak Menarik 1 2 3 4 5 6 Sangat Menarik c. Susu Sangat Tidak Menarik 1 2 3 4 5 6 Sangat Menarik d. Jamu Sangat Tidak Menarik 1 2 3 4 5 6 Sangat Menarik e. Sari Buah Sangat Tidak Menarik 1 2 3 4 5 6 Sangat Menarik f. Soft Drink Sangat Tidak Menarik 1 2 3 4 5 6 Sangat Menarik g. Energy Drink Sangat Tidak Menarik 1 2 3 4 5 6 Sangat Menarik h. Air Minum Dalam Kemasan Sangat Tidak Menarik 1 2 3 4 5 6 Sangat Menarik i. Sirup Sangat Tidak Menarik 1 2 3 4 5 6 Sangat Menarik j. Kopi Sangat Tidak Menarik 1 2 3 4 5 6 Sangat Menarik k. Gula Putih Sangat Tidak Menarik 1 2 3 4 5 6 Sangat Menarik l. Gula Merah Sangat Tidak Menarik 1 2 3 4 5 6 Sangat Menarik m. Gula Bit Sangat Tidak Menarik 1 2 3 4 5 6 Sangat Menarik n. Gula Cair Sangat Tidak Menarik 1 2 3 4 5 6 Sangat Menarik o. Pemanis buatan Sangat Tidak Menarik 1 2 3 4 5 6 Sangat Menarik

9. Penilaian Anda tentang Aroma produk-produk berikut ini : Jenis Produk Penilaian Anda

a. Madu Sangat Tidak Sesuai 1 2 3 4 5 6 Sangat Sesuai b. Teh Sangat Tidak Sesuai 1 2 3 4 5 6 Sangat Sesuai c. Susu Sangat Tidak Sesuai 1 2 3 4 5 6 Sangat Sesuai d. Jamu Sangat Tidak Sesuai 1 2 3 4 5 6 Sangat Sesuai e. Sari Buah Sangat Tidak Sesuai 1 2 3 4 5 6 Sangat Sesuai f. Soft Drink Sangat Tidak Sesuai 1 2 3 4 5 6 Sangat Sesuai g. Energy Drink Sangat Tidak Sesuai 1 2 3 4 5 6 Sangat Sesuai h. Air Minum Dalam Kemasan Sangat Tidak Sesuai 1 2 3 4 5 6 Sangat Sesuai

Page 133: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

i. Sirup Sangat Tidak Sesuai 1 2 3 4 5 6 Sangat Sesuai j. Kopi Sangat Tidak Sesuai 1 2 3 4 5 6 Sangat Sesuai k. Gula Putih Sangat Tidak Sesuai 1 2 3 4 5 6 Sangat Sesuai l. Gula Merah Sangat Tidak Sesuai 1 2 3 4 5 6 Sangat Sesuai m. Gula Bit Sangat Tidak Sesuai 1 2 3 4 5 6 Sangat Sesuai n. Gula Cair Sangat Tidak Sesuai 1 2 3 4 5 6 Sangat Sesuai o. Pemanis buatan Sangat Tidak Sesuai 1 2 3 4 5 6 Sangat Sesuai

10. Penilaian Anda tentang Citra Produsen dari produk-produk k berikut ini : Jenis Produk Penilaian Anda

a. Madu Sangat Buruk 1 2 3 4 5 6 Sangat Baik b. Teh Sangat Buruk 1 2 3 4 5 6 Sangat Baik c. Susu Sangat Buruk 1 2 3 4 5 6 Sangat Baik d. Jamu Sangat Buruk 1 2 3 4 5 6 Sangat Baik e. Sari Buah Sangat Buruk 1 2 3 4 5 6 Sangat Baik f. Soft Drink Sangat Buruk 1 2 3 4 5 6 Sangat Baik g. Energy Drink Sangat Buruk 1 2 3 4 5 6 Sangat Baik h. Air Minum Dalam Kemasan Sangat Buruk 1 2 3 4 5 6 Sangat Baik i. Sirup Sangat Buruk 1 2 3 4 5 6 Sangat Baik j. Kopi Sangat Buruk 1 2 3 4 5 6 Sangat Baik k. Gula Putih Sangat Buruk 1 2 3 4 5 6 Sangat Baik l. Gula Merah Sangat Buruk 1 2 3 4 5 6 Sangat Baik m. Gula Bit Sangat Buruk 1 2 3 4 5 6 Sangat Baik n. Gula Cair Sangat Buruk 1 2 3 4 5 6 Sangat Baik o. Pemanis buatan Sangat Buruk 1 2 3 4 5 6 Sangat Baik

TERIMA KASIH ATAS KERJASAMANYA untuk mengisi Kuesioner ini

Page 134: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Lampiran 4. Pohon Industri Madu

Lebah Madu

Royal Jelly

Propolis

Madu

Bee Pollen

Apitoksin

Lilin

Pengobatan Alternatif

Campuran Makanan dan Minuman/ Jamu

Bahan Obat-obatan

Bahan Kosmetik

Bahan Sabun atau Shampoo

Bahan pembuat semir sepatu

Campuran Makanan dan Minuman / Jamu

Page 135: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Lampiran 5. Hasil uji validitas kuesioner

No. Resp

Pengukuran I (X)

Pengukuran II (Y) X2 Y2 XY

1 570 666 324900 443556 379620 2 549 646 301401 417316 354654 3 703 649 494209 421201 456247 4 568 637 322624 405769 361816 5 718 781 515524 609961 560758 6 603 657 363609 431649 396171 7 761 769 579121 591361 585209 8 632 786 399424 617796 496752 9 570 589 324900 346921 335730

10 765 636 585225 404496 486540 11 656 692 430336 478864 453952 12 666 710 443556 504100 472860 13 608 642 369664 412164 390336 14 679 726 461041 527076 492954 15 598 579 357604 335241 346242 16 662 698 438244 487204 462076 17 740 789 547600 622521 583860 18 731 772 534361 595984 564332 19 705 725 497025 525625 511125 20 636 677 404496 458329 430572 21 816 546 665856 298116 445536 22 524 558 274576 311364 292392 23 471 507 221841 257049 238797 24 612 647 374544 418609 395964 25 702 704 492804 495616 494208 26 653 782 426409 611524 510646 27 676 718 456976 515524 485368 28 634 696 401956 484416 441264 29 515 554 265225 306916 285310 30 750 603 562500 363609 452250 19473 20141 12837551 13699877 13163541

r = N (∑ΧY ) - (∑ Χ ∑ Y)

√[(N ∑ Χ2 ) - (∑ Χ)2] [(N ∑ Y2) - (∑ Y)2]

r = (30x13163541)-(119473x20141)

�[(30x12837551)-(19473)2] [(30x13699877)-(20141)2]

394906230 - 392205693

�5928801x5336429

r = 2700537,000 = 0,48

5624822,272

Page 136: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Lampiran 6. Hasil uji reliabilitas kuesioner

No.Soal Reliabilitas No.Soal Reliabilitas No.Soal Reliabilitas No.Soal Reliabilitas36a 0,652 39a 0,461* 42a 0,677** 45a 0,678** 36b 0,581** 39b 0,374* 42b 0,646** 45b 0,731** 36c 0,697** 39c 0,745** 42c 0,515** 45c 0,716** 36d 0,787** 39d 0,739** 42d 0,637** 45d 0,673** 36e 0,689** 39e 0,6** 42e 0,643** 45e 0,662** 36f 0,789** 39f 0,533** 42f 0,667** 45f 0,692** 36g 0,828** 39g 0,524** 42g 0,64** 45g 0,692** 36h 0,491** 39h 0,594** 42h 0,76** 45h 0,574** 36i 0,811** 39i 0,39* 42i 0,736** 45i 0,514** 36j 0,577** 39j 0,489** 42j 0,687** 45j 0,815** 36k 0,705** 39k 0,542** 42k 0,639** 45k 0,701** 36l 0,599** 39l 0,696** 42l 0,588** 45l 0,729**

36m 0,502** 39m 0,721** 42m 0,804** 45m 0,703** 36n 0,790 39n 0,615** 42n 0,666** 45n 0,767** 36o 0,687** 39o 0,482** 42o 0,674** 45o 0,535** 37a 0,769** 40a 0,374* 43a 0,554** 37b 0,658** 40b 0,481** 43b 0,649** 37c 0,723** 40c 0,418* 43c 0,691** 37d 0,705** 40d 0,66** 43d 0,648** 37e 0,811** 40e 0,377* 43e 0,796** 37f 0,818** 40f 0,771** 43f 0,751** 37g 0,846** 40g 0,755** 43g 0,725** 37h 0,642** 40h 0,673** 43h 0,755** 37i 0,519** 40i 0,64** 43i 0,689** 37j 0,384* 40j 0,579** 43j 0,572** 37k 0,362* 40k 0,424** 43k 0,658** 37l 0,396* 40l 0,591** 43l 0,741**

37m 0,441* 40m 0,761** 43m 0,751** 37n 0,537** 40n 0,79** 43n 0,512** 37o 0,579** 40o 0,674** 43o 0,495** 38a 0,71** 41a 0,763** 44a 0,718** 38b 0,686** 41b 0,607** 44b 0,809** 38c 0,576** 41c 0,639** 44c 0,704** 38d 0,824** 41d 0,756** 44d 0,359* 38e 0,587** 41e 0,628** 44e 0,503** 38f 0,612** 41f 0,582** 44f 0,45* 38g 0,684** 41g 0,58** 44g 0,532** 38h 0,73** 41h 0,43* 44h 0,524** 38i 0,559** 41i 0,724** 44i 0,529** 38j 0,653** 41j 0,568** 44j 0,578** 38k 0,567** 41k 0,682** 44k 0,712** 38l 0,502** 41l 0,605** 44l 0,532**

38m 0,809** 41m 0,562** 44m 0,716** 38n 0,541** 41n 0,679** 44n 0,661** 38o 0,47** 41o 0,379* 44o 0,729**

Keterangan : *) r hitung lebih besar dari r tabel pada tingkat kesalahan 0,05 **) r hit ung lebih besar dari r tabel pada tingkat kesalahan 0,01

Page 137: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Lampiran 7. Hasil analisis cluster Quick Cluster

Initial Cluster Centers

1,00 1,00 2,00 4,001,00 1,00 5,00 3,003,00 10,00 1,00 5,001,00 1,00 4,00 7,001,00 1,00 4,00 7,00

UsiaPekerjaanSuku AsalPendapatan/blnPengeluaran/bln

1 2 3 4Cluster

Iteration Historya

2,011 2,454 1,714 2,062,879 1,088 ,103 ,486,399 ,313 ,266 ,676,000 ,000 6,864E-02 ,410,000 ,000 7,038E-02 ,348,000 ,000 5,723E-02 ,234,000 ,000 8,805E-02 ,319,000 ,000 ,193 ,489

8,364E-02 ,000 ,116 ,109,000 ,000 4,306E-02 9,969E-02

Iteration12345678910

1 2 3 4Change in Cluster Centers

Iterations stopped because the maximum number ofiterations was performed. Iterations failed to converge.The maximum distance by which any center haschanged is 6,842E-02. The current iteration is 10. Theminimum distance between initial centers is 6,245.

a.

Final Cluster Centers

2,55 2,04 2,89 2,851,57 1,79 4,09 3,701,48 7,38 1,62 2,252,00 2,46 3,34 5,351,98 2,54 3,28 5,30

UsiaPekerjaanSuku AsalPendapatan/blnPengeluaran/bln

1 2 3 4Cluster

Page 138: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

ANOVA

4,283 3 ,862 131 4,970 ,00361,662 3 ,814 131 75,767 ,000

216,492 3 1,171 131 184,808 ,00055,557 3 ,573 131 96,960 ,00053,464 3 ,630 131 84,854 ,000

UsiaPekerjaanSuku AsalPendapatan/blnPengeluaran/bln

Mean Square dfCluster

Mean Square dfError

F Sig.

The F tests should be used only for descriptive purposes because the clusters have been chosen tomaximize the differences among cases in different clusters. The observed significance levels are notcorrected for this and thus cannot be interpreted as tests of the hypothesis that the cluster means areequal.

Number of Cases in each Cluster

44,00024,00047,00020,000

135,000,000

1234

Cluster

ValidMissing

Page 139: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Lampiran 8. Gambar Plot hasil analisis korespondensi atribut madu dan produk minuman Kesehatan

0,150,100,050,00-0 ,05-0 ,10

0,15

0,10

0,05

0,00

-0 ,05

-0 ,10

C omponent 1

Com

pone

nt 2

A 1 0A 9

A 8

A 7

A 6

A 5

A 4

A 3

A 2

A 1

Symmetric Plot

P 5

P 4

P 3

P 2

P 1

Atribut (A)

A1 : Manfaat A2 : Logo Halal A3 : Kehigienisan A4 : Kemasan A5 : Rasa A6 : Harga A7 : Ketersediaan A8 : Promosi A9 : Aroma A10 : Citra Produsen

Keterangan : Produk (P)

P1 : Madu P2 : Teh P3 : Susu P4 : Jamu P5 : Sari buah

Page 140: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Lampiran 9. Gambar Plot hasil analisis korespondensi atribut madu dan produk minuman penyegar

Atribut (A)

A1 : Manfaat A2 : Logo Halal A3 : Kehigienisan A4 : Kemasan A5 : Rasa A6 : Harga A7 : Ketersediaan A8 : Promosi A9 : Aroma A10 : Citra Produsen

Keterangan : Produk (P)

P1 : Madu P6 : Softdrink P7 : Energydrink P8 : AMDK P9 : Sirup P10 : Kopi

-0,1 0,0 0,1

-0,1

0,0

0,1

Component 1

A1

A2A3

A4

A5

A6

A7

A8

A9

A10

Symmetric Plot

Com

pone

nt 2

P1

P6

P7

P8P9

P10

Page 141: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Lampiran 10. Gambar Plot hasil analisis korespondensi atribut madu dan produk pemanis makanan dan minuman

0,20,10,0-0,1-0,2

0,2

0,1

0,0

-0,1

-0,2

Component 1

Com

pone

nt 2

A10A9A8A7A6

A5

A4A3A2A1

Symmetric Plot

P15 P14P13

P12

P11 P1

Atribut (A)

A1 : Manfaat A2 : Logo Halal A3 : Kehigienisan A4 : Kemasan A5 : Rasa A6 : Harga A7 : Ketersediaan A8 : Promosi A9 : Aroma A10 : Citra Produsen

Keterangan : Produk (P)

P1 : Madu P11 : Gula Putih P12 : Gula Merah P13 : Gula Bit P14 : Gula Cair P15 : Pemanis Buatan

Page 142: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Lampiran 11. Tabel manfaat / khasiat beberapa jenis madu bagi kesehatan

No. Jenis Madu Manfaat 1 Madu Bunga Kapuk/ Randu Meningkatkan nafsu makan

Meningkatkan daya tahan tubuh Menyembuhkan sariawan Menyembuhkan luka bakar (dioles pada bagian

yang luka) Memperlancar fungsi otak

2 Madu Bunga Karet Meningkatkan daya tahan tubuh Menyembuhkan keputihan Menyembuhkan gatal-gatal Menyembuhkan alergi Memperlancar fungsi otak Menyembuhkan luka bakar

3 Madu Bunga Kopi Meningkatkan daya tahan tubuh Membuat enak tidur Memperlancar fungsi otak Menyembuhkan luka bakar

4 Madu Bunga Klengkeng Meningkatkan daya tahan tubuh Memperlancar urine Memperkuat fungsi ginjal Menyembuhkan sakit pinggang Mempercepat penyembuhan luka operasi Memperlancar fungsi otak Menyembuhkan luka bakar

5 Madu Bunga Durian Meningkatkan daya tahan tubuh Menghilangkan rasa mual Membuat enak tidur Memperlancar fungsi otak Menyembuhkan luka bakar

6 Madu Bunga Rambutan Meningkatkan daya tahan tubuh Memperlancar urine Memperkuat fungsi ginjal Menyembuhkan sakit pinggang Memperlancar fungsi otak Menyembuhkan sakit maag Menyembuhkan luka bakar

8 Madu Bunga Mangga Meningkatkan daya tahan tubuh Menghilangkan rasa mual Memperkuat kandungan bagi ibu hamil Memperlancar fungsi otak Menyembuhkan luka bakar

7 Madu Bunga Apel / Jambu Air Meningkatkan daya tahan tubuh Menghilangkan rasa mual Memperkuat kandungan bagi ibu hamil Memperlancar fungsi otak

Page 143: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Membuat enak tidur Menyembuhkan luka bakar

No. Jenis Madu Manfaat 9 Madu Bunga Kaliandra Meningkatkan daya tahan tubuh

Meningkatkan hormon Memperlancar pencernaan Menyembuhkan darah tinggi

10 Madu Hutan / Madu Multiflora Meningkatkan daya tahan tubuh Menyembuhkan darah tinggi/darah rendah Membuat enak tidur Mengobati reumatik Memperlancar fungsi otak Menyembuhkan luka bakar

11 Madu Bunga Mahoni Meningkatkan daya tahan tubuh Menyembuhkan sakit malaria Menyembuhkan keputihan bagi wanita Memperlancar fungsi otak Menyembuhkan luka bakar Menyembuhkan asam urat

12 Madu Pollen (Madu + Pollen) Meningkatkan daya tahan tubuh Meningkatkan hormon Menyuburkan peranakan Menyembuhkan keputihan bagi wanita Menghaluskan muka dan menghilangkan

jerawat (dioles pada bagian muka) serta Menjadikan kulit muka tidak berkeriput Menghilangkan rasa letih yang berkepanjangan Memperlancar fungsi otak Menyembuhkan penyakit darah tinggi dan

jantung 13 Madu Super (Madu + Pollen

+ Royal jelly) Meningkatkan daya tahan tubuh Meningkatkan hormon Menyuburkan peranakan bagi wanita Sangat cocok dikonsumsi bagi pria dewasa Menyembuhkan penyakit darah tinggi dan

jantung Menyembuhkan sel tubuh yang rusak Mempercepat penyembuhan loka operasi Mengendurkan bagian syaraf yang tegang Menghilangkan rasa letih yang berkepanjangan Memperlancar fungsi otak

Page 144: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

JURNAL PENELITIAN

ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP

ATRIBUT MADU DAN PRODUK PESAINGNYA SERTA

IMPLIKASINYA BAGI STRATEGI PEMASARAN

Oleh

FIRMANSYAH

F03400125

2006

DEPARETEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

Page 145: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MADU DAN PRODUK PESAINGNYA SERTA IMPLIKASINYA BAGI STRATEGI PEMASARAN

(Studi Kasus di Lima Kecamatan di Kotamadya dan Kabupaten Bogor)

Firmansyah, Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB

ABSTRACT

This research aims to analyze the attribute of consumer behavior and their preferences in buying the honey product, to describe the relationship between honey products and its competitors with any other factors that influencing the consumer behavior and preferences, and also to formulate the alternative strategy and marketing plan of honey products. Data collection was conducted by distributing the questionnaire with purposive sampling at five sub districts of Bogor district and regencies. Weighting analysis was selected to decide attribute ranking of consumer priority in buying the honey products, while cluster consumer analysis was conducted to determine segmentation and market target of honey consumer, and correspondence analysis was performed to observe the position of honey products attribute with its competitors. For marketing develop of honey, consumers clusters who were selected as the target to develop marketing strategy was group with these following criteria: age between 21 – 30 years old; private employee; average income per month was IDR 1.000.001 to 1.500.000; average expenses per month was IDR 800.001 to 1.250.000. Positioning of the product was “natural product, halal and healthy honey”. Result of correspondence analysis between honey and its competitor products by using the same attributes showed that honey products was completely relatively close with the attributes of benefit (A1), halal logos (A2), hygiene (A3), and flavor (A5).

Keyword : Attribute of honey, competitors product of honey, and marketing strategy

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi aneka ragam jenis lebah penghasil madu dan jenis tanaman berbunga sebagai sumber pakan lebah yang cukup besar untuk memproduksi madu. Dengan potensi tersebut seharusnya Indonesia dapat mengoptimalkan produksi madunya. Apabila potensi tersebut bisa dikelola secara profesional dan tingkat konsumsi madu oleh masyarakat terus meningkat, maka industri madu dan perlebahan akan semakin maju.

Konsumsi madu per kapita di Indonesia masih sangat rendah yaitu sebesar 0,3 kg per tahun, sedangkan negara Jerman dan Jepang sudah mencapai 1,3 kg per tahun menurut Pusbahnas (Pusat Perlebahan Nasional). Tingkat konsumsi madu di masyarakat Indonesia yang masih rendah disebabkan oleh persepsi masyarakat tentang fungsi madu hanya sebagai obat. Dari produksi nasional madu yang saat ini diperkirakan 8.800 ton, masih jauh dari kebutuhan yang semestinya sekitar 25.000 ton per tahun. Karena itu, Indonesia belum dapat mengekspor madu untuk menghasilkan devisa, karena untuk kebutuhan dalam negeri saja belum terpenuhi. (www.bi.go.id, 2004).

Selain dapat dikonsumsi secara langsung, madu juga banyak digunakan dalam berbagai industri. Beberapa industri yang sering menggunakan madu adalah industri minuman, makanan farmasi, dan kosmetik. Kebutuhan akan bahan baku madu untuk bahan dasar obat-obatan, kosmetik, makanan dan minuman diperkirakan terus meningkat. Tingkat permintaan tersebut belum dapat diimbangi oleh peningkatan produksi madu dalam negeri. Produksi madu dalam periode lima tahun dari tahun 1996

hingga 2000 mengalami fluktuasi dengan produksi terendah 1.538 ton pada tahun 1999 dan produksi tertinggi sebesar 2.824 pada tahun 1998. (www.bi.go.id, 2004).

Saat ini banyak produk-produk minuman kesehatan, minuman penyegar, dan food suplemen yang dijual di pasaran. Produk-produk tersebut juga diklaim oleh produsennya memiliki manfaat atau khasiat untuk kesehatan yang juga dimiliki oleh madu. Hal ini perlu disikapi oleh produsen dan pemasar madu sebagai tantangan agar selalu berusaha mempromosikan madu sebagai produk alami yang sangat berguna untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.

Penelitian mengenai perilaku dan preferensi konsumen madu melalui survei kepada konsumen yang mengkonsumsi madu secara langsung perlu dilakukan untuk memberikan informasi dan masukan kepada produsen, pemasar, dan konsumen tentang kelebihan dan kekurangan produk madu dibandingkan dengan produk-produk pesaingnya. Hasil dari penelitian ini digunakan untuk membuat rekomendasi strategi pemasaran yang bersaing untuk produk madu.

Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk : 1. Menganalisis atribut-atribut yang mempengaruhi

perilaku dan preferensi konsumen dalam pembelian madu.

2. Mendeskripsikan posisi madu dan produk-produk pesaingnya dengan atribut-atribut yang mempengaruhi perilaku dan preferensi konsumen.

3. Menyusun alternatif strategi dan taktik pemasaran madu.

1

Page 146: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

METODOLOGI PENELITIAN

Tujuan akhir dari konsep, kiat dan strategi

pemasaran adalah kepuasan konsumen sepenuhnya. Kepuasan konsumen sepenuhnya bukan berarti memberikan kepada apa yang menurut kita keinginan dari mereka, tetapi apa yang sesungguhnya mereka inginkan serta kapan dan bagaimana mereka inginkan (Kotler dan Amstrong, 1995). Dalam merencanakan strategi pemasaran yang kompetitif, efektif, dan efisien, maka perusahaan perlu memiliki pemahaman mengenai pasar dan perilaku konsumen. Dengan mengenali dan membedakan kelompok konsumen, pengembangan strategi pemasaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Hal itu merupakan syarat utama bagi setiap perusahaan yang ingin mempertahankan eksistensinya dalam persaingan pasar. Taktik bauran pemasaran merupakan taktik untuk merangsang penjualan dengan jalan merubah atau memodifikasi salah satu atau lebih elemen bauran pemasaran yaitu 4P: product, price, place, dan promotion.

Penelitian ini dilakukan dengan metode pengamatan langsung di pasar, penyebaran kuesioner, wawancara, dan studi pustaka. Metode analisis yang akan digunakan adalah analisis pembobotan, analisis cluster, dan analisis korespondensi. Identifikasi atribut-atribut produk madu dilakukan dengan wawancara dan penyebaran kuesioner dengan para pakar atau praktisi yang sudah memahami karakteristik produk madu dan pemasarannya. Kemudian dari atribut-atribut yang diperoleh, penulis menyusun kuesioner dengan menambahkan pertanyaan yang berusaha mengetahui perilaku dan preferensi konsumen terhadap atribut madu dan produk-produk pesaingnya.

Sumber Data

Dalam penelitian ini data yang digunakan

diperoleh dari data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dengan melakukan pengamatan langsung, wawancara dengan pihak perusahaan madu, dan penyebaran kuesioner dengan teknik wawancara terhadap responden di lima kecamatan di wilayah Bogor. Sedangkan data sekunder diperoleh dari Pusat Perlebahan Nasional (Pusbahnas) Perhutani, instansi-instansi yang terkait dengan penelitian, berbagai literatur di perpustakaan IPB, dan informasi dari beberapa situs internet.

Jenis Penelitian dan Pengambilan Sampel

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian survei dengan mengumpulkan data dari konsumen. Menurut Singarimbun dan Effendi (1989), penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan yang utama.

Tipe desain riset yang digunakan pada penelitian ini adalah tipe riset deskriptif. Riset deskriptif memiliki tujuan untuk menjelaskan

karakteristik pasar atau konsumen. Karakteristik riset ini memiliki desain penelitian secara terstruktur dengan menggunakan data primer (survei), data sekunder, panel atau observasi (Rangkuti, 1997)

Penarikan sampel dilakukan dengan penyebaran kuesioner menggunakan metode non random sampling dengan prosedur purpossive sampling, yaitu metode penarikan sampel secara sengaja dan tidak acak berdasarkan pertimbangan ahli sesuai dengan tujuan penelitian. Alasan pemilihan metode ini adalah pertimbangkan kemudahan dalam menemui responden di tempat-tempat tersebut dan pernah mengkonsumsi madu. Sampel diperoleh dengan menyebarkan kuesioner di lima kecamatan di daerah Bogor, yaitu Kecamatan Dramaga, Kecamatan Cibinong, Kecamatan Ciomas, Kecamatan Bogor Barat, dan Kecamatan Bogor Tengah. Besarnya persentase sampel disetiap kecamatan disesuaikan dengan jumlah populasi penduduk kecamatan tersebut. Data jumlah populasi penduduk kelima wilayah tersebut diketahui dari www. jakweb.com dan www. kotabogor.go.id. Berdasarkan data populasi penduduk di lima kecamatan di Bogor yang berjumlah 596.444 jiwa.

Jumlah kuesioner yang disebarkan pada penelitian ini sebanyak 180 buah kuesioner. Dari total kuesioner yang disebarkan sebanyak 165 buah kuesioner diolah untuk kepentingan penelitian ini.

Jumlah tersebut telah memenuhi standar jumlah sampel minimal yang disyaratkan berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus Slovin dengan persen kesalahan (e) 0,08 yaitu 156 buah. Jumlah tersebut diperoleh dari perhitungan dibawah ini,

156)08.0(5964441

5964441 22 ≈

+=

+=

NeNn orang

Keterangan : N = Ukuran populasi penduduk n = Jumlah sampel

e = toleransi kesalahan pengambilan sampel, yaitu 8%

Sebelum dilakukan penarikan sampel, terlebih dahulu dilakukan uji validitas (keabsahan) dan uji reliabilitas (keandalan) terhadap kuesioner yang akan digunakan. Jenis validitas yang digunakan adalah validitas konstruk (construct validity). Untuk menghitung koefisien reliabilitas digunakan teknik test re-test, kemudian skor total dikorelasikan dengan teknik product moment. Nilai korelasi dikoreksi kembali untuk mencari nilai korelasi keseluruhan,. Metode Pengolahan Data

Pada penelitian ini pengolahan data primer dari kuesioner yang terkumpul dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel for Windows 2003, program SPSS 11.0 for Windows dan program Minitab 13.0 for Windows. Data dan hasil penelitian yang bersifat kualitatif ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif, sedangkan data kuantitatif diuji dengan beberapa uji statistik untuk melihat hubungan antar variabel digunakan analisis yang akan digunakan

2

Page 147: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

antara lain : analisis pembobotan, analisis cluster, dan analisis korespondensi.

Analisis yang digunakan adalah analisis pembobotan untuk mengetahui urutan atribut yang menjadi prioritas konsumen dalam pembelian madu, analisis cluster konsumen dengan untuk menentukan segmentasi dan target pasar konsumen madu, dan metode analisis korespondensi untuk melihat posisi produk madu atributnya dengan produk pesaingnya. Dari perpaduan analisis pembobotan, analisis cluster, dan analisis korespondensi akan disusun alternatif strategi dan taktik pemasaran produk madu. Analisis cluster digunakan untuk menyusun strategi pemasaran. Analisis pembobotan dan analisis korespondensi akan digunakan untuk menyusun taktik pemasaran.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengujian validitas untuk pertanyaan

yang berskala ordinal menyatakan dari lima belas jenis produk yang menjadi objek survei, sepuluh atribut valid dengan faktor koreksi 95%. Adapun kesepuluh atribut tersebut adalah : atribut manfaat, kehalalan, kehigienisan, kemasan, rasa, harga, ketersediaan, promosi, aroma, dan citra produsen. Berdasarkan hasil uji reliabilitas pada kuesioner ini didapatkan bahwa nilai r hitung adalah sebesar 0,480. Angka ini lebih besar dari nilai r tabel pada taraf kepercayaan 95% yaitu 0,361. Dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang digunakan pada penelitian ini reliabel sebagai alat ukur untuk menggambarkan perilaku dan preferensi konsumen yang menjadi objek survei pada taraf kepercayaan 95%. Karakteristik Demografi Responden

Dari hasil survei terhadap 165 responden diperoleh hasil bahwa 63% adalah pria, berusia 21-30 tahun (34%), berprofesi sebagai pelajar /mahasiswa dengan persentase sebesar 27%, dengan berpendidikan SMA sebanyak 41%, memiliki pendapatan Rp 300.001 - 500.000 (30%), dan pengeluaran rata-rata Rp 250.001 - 400.000 sebanyak (28%), dan sebagian besar berasal dari suku Sunda (47%).

Perilaku dan Preferensi Konsumen Madu

Berdasarkan pengetahuan responden tentang manfaat atau khasiat madu diperoleh informasi bahwa 84% responden mengetahui manfaat / khasiat dari madu dan 18% tidak mengetahui manfaat atau khasiat madu.

Berdasarkan pengalaman responden membeli atau mengkonsumsi madu, sebanyak 53% pernah membeli dan mengkonsumsi madu, 29% tidak pernah membeli madu tapi pernah mengkonsumsi madu, dan 18% tidak pernah membeli dan tidak pernah mengkonsumsi madu.

Adapun alasan responden yang tidak membeli madu antara lain 60% karena harganya mahal, dan 40% karena sulit untuk mendapatkannya, menunjukkan bahwa harga madu yang mahal masih

menjadi alasan utama responden tidak membeli dan tidak mengkonsumsi madu, khususnya pada masyarakat kelas ekonomi menengah ke bawah

Dari 88 konsumen madu yang membeli atau mengkonsumsi madu diketahui bahwa sebagian besar konsumen membeli madu untuk dikonsumsi sendiri dengan persentase 45%. Kemudian konsumen yang membeli madu untuk dikonsumsi bersama keluarga sebesar 29%. Motivasi konsumen untuk mengkonsumsi madu sebagai obat untuk penyakit yang diderita dengan persentase sebesar 32%. Untuk meningkatkan kebugaran tubuh persentasenya sebesar 26%

Dari data frekuensi mengkonsumsi madu bahwa konsumen paling banyak mengkonsumsi madu secara tidak menentu dengan persentase sebesar 34%. waktu mengkonsumsi madu yang paling banyak dilakukan oleh konsumen adalah ketika sedang sakit dengan persentase sebesar 28%. Sebagian besar konsumen madu merasakan kesembuhan dari penyakitnya setelah mengkonsumsi madu dengan persentase sebesar 40%

Merek madu yang paling banyak dikonsumsi oleh konsumen madu yaitu merek Madurasa 30%, disusul madu Perhutani 18%. Alasan konsumen yang membeli madu merek-merek diatas antara 26% karena harganya murah, terjamin 21% karena keasliannya. Jenis aroma madu yang paling disukai oleh konsumen adalah jenis aroma madu hutan 25%. Kemudian madu dengan aroma bunga rambutan 17%.

Madu dengan ukuran volume 20 ml paling banyak dibeli oleh konsumen 29%. Kemudian yang berukuran 250 ml 21%. Bahan kemasan yang paling disukai konsumen adalah bahan dari botol kaca 54%, kemudian bahan plastik sebesar 24%. Bentuk kemasan madu yang paling disukai oleh konsumen adalah bentuk botol 74%. Kemudian bentuk kotak (sachet) sebesar 27%. informasi kadaluarsa paling banyak diinginkan terdapat pada label kemasan madu dengan persentase sebesar 51%. Kemudian informasi tentang manfaat atau khasiat madu 49%.

Tempat pembelian madu paling banyak oleh konsumen yaitu toko atau warung 36%. Kemudian supermarket 26%. Alasan konsumen memilih tempat pembelian madu karena alasan harga madu yang murah merupakam alasan yang paling banyak dengan persentase sebesar 29. Kemudian alasan berikutnya adalah karena lokasinya lebih dekat sebesar 24%. Tempat penjualan madu yang disukai konsumen madu adalah warung atau toko kelontong dengan persentase 32%.

Sumber informasi konsumen madu terbesar adalah dari pihak keluarga dengan persentase sebesar 34%, lalu disusul oleh informasi dari teman sebesar 21%. Bentuk promosi madu yang disukai oleh konsumen adalah iklan televisi dengan persentase sebesar 24%. Setelah itu ada bentuk promosi dengan potongan harga (discount) dengan persentase sebesar 16%

Harga madu yang diinginkan oleh konsumen sangat bervariasi sesuai ukuran kemasan madu. Untuk madu kemasan sachet (20 ml) paling banyak diinginkan oleh konsumen adalah pada kisaran harga

3

Page 148: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Rp 500 – 1000,- dengan persentase sebesar 47%. madu kemasan botol ukuran sedang (250/300 ml), sebagian besar konsumen menginginkan harga antara Rp 20001 – 25000,- (50%). Untuk madu kemasan botol ukuran besar (600/650 ml), harga madu yang paling diinginkan oleh konsumen adalah Rp 40001 – 45000,- (35%).

Konsumen yang tidak pernah mengkonsumsi produk lebah selain madu sebesar 67%. Yang pernah mengkonsumsi produk lebah selain madu sebesar 33%. Adapun produk lebah selain madu yang paling banyak dikonsumsi konsumen adalah royal jelly sebesar (65%). Sedangkan untuk produk lainnya yaitu propolis sebesar (25%), bee pollen (8%), dan lilin (2%). Konsumen yang pernah mengkonsumsi produk yang mengandung bahan baku madu sebanyak 63% dan konsumen yang tidak pernah mengkonsumsi produk lebah selain madu (37%). produk berbahan baku madu yang pernah dikonsumsi oleh konsumen yaitu susu 21% (29 orang), dan shampoo sebesar 21%

Analisis Pembobotan

Berdasarkan hasil analisis pembobotan atribut

madu, keaslian madu menjadi atribut yang paling utama diprioritaskan dalam membeli madu dengan nilai sebesar 13,70. kemudian diikuti oleh atribut logo halal (11,21) dan atribut manfaat / khasiat madu (9,90) di peringkat kedua dan ketiga yang menjadi prioritas konsumen dalam membeli madu

Tabel 1. Hasil analisis pembobotan atribut produk madu

Atribut Nilai Prioritas Rangking Keaslian 13,70 1 Logo Halal 11,21 2 Manfaat/khasiat 9,90 3 Kehigienisan 9,04 4 Harga 6,79 5 Kekentalan 6,54 6 Aroma 6,28 7 Kadar Air 6,25 8 Kemasan 5,15 9 Ketersediaan 3,31 10

Kehalalan produk madu memang telah diyakini

oleh konsumen madu terutama yang beragama Islam. Namun keyakinan konsumen akan kehalalan madu tidak boleh dijadikan alasan bagi produsen untuk tidak mencantumkan logo halal pada kemasan produk madunya dan memiliki sertifikasi halal. Pencantuman logo halal pada kemasan akan menambah kepercayaan dari konsumen terhadap suatu produk. Kehigienisan madu juga sangat penting untuk diperhatikan oleh produsen dan konsumen madu, karena kehigienisan ikut menentukan baik-buruknya kualitas madu. Salah satu contoh ketidakhigienisan dalam proses pengolahan madu yaitu melakukan ekstraksi di tempat yang kurang bersih. Dalam proses pengolahan madu, upaya untuk mencegah timbulnya kontaminasi dan pencegahan pertumbuhan kontaminan dalam produk harus dilakukan dengan berbagai cara. Diantaranya

kegiatan menjaga kebersihan dengan mencuci tangan, peralatan, pakaian kerja, serta lingkungan produksi. Analisis Cluster

Hasil analisis cluster menunjukkan bahwa ada

empat kelompok segmen pasar madu, yang memiliki persentase dan karakteristik yang berbeda-beda. berdasarkan variabel demografis (pendapatan dan pengeluaran rata-rata per bulan, usia, pekerjaan, dan suku asal).

Dari empat kelompok segmen diatas, kelompok satu dan tiga memiliki persentase yang lebih besar dibandingkan kelompok dua dan empat. Kelompok satu adalah kelompok konsumen dengan persentase sebesar 32,6% yang berusia antara 15-20 tahun, dan sebagian besar berprofesi sebagai pelajar atau mahasiswa. Selain itu kelompok tiga memiliki rata-rata pendapatan atau uang saku per bulan kurang dari Rp 300.000,- dan rata-rata pengeluaran per bulan kurang dari Rp 250.000,- per bulan. Sedangkan kelompok tiga adalah kelompok konsumen dengan persentase sebesar 34,8% yang berusia antara 21-30 tahun, dan sebagian besar berprofesi sebagai karyawan swasta. Selain itu kelompok tiga memiliki rata-rata pendapatan per bulan antara Rp 1.000.001 - 1.500.000,- dan rata-rata pengeluaran per bulan antara Rp 800.001 - 1.250.000,-.

Kelompok tiga merupakan kelompok konsumen madu di Bogor yang layak untuk dijadikan target pasar karena memiliki persentase yang terbesar dibandingkan dengan kelompok satu. Kelayakan ini didukung dengan karakteristik konsumen yang usianya masih muda dan banyak menggunakan sebagian besar tenaganya dalam bekerja atau aktivitas lain, sehingga madu sangat tepat untuk dijadikan makanan tambahan bagi kelompok ini. Selain itu sebagian besar konsumen pada kelompok tiga berprofesi sebagai karyawan swasta yang sudah mandiri dalam berpenghasilan dengan memiliki pendapatan rata-rata per bulan Rp 1.000.001 - 1.500.000,- dan pengeluaran rata-rata per bulan Rp 800.001 - 1.250.000,-.

Tabel 2. Hasil Analisis Cluster

Cluster 1 2 3 4 % 32,6 % 17,8 % 34,8 % 14,8 %

Usia 15 – 20 tahun

15 – 20 tahun

21 – 30 tahun

41 – 50 tahun

Pekerjaan Pelajar/ Mhs

Pelajar/ Mhs

Karyawan Swasta

Wira swasta

Pendapatan/uang saku per bulan

<

300.000

< 300.000

1.000.001-1.500.000

>

3.000.000

Pengeluaran per bulan

<

250.000

< 400.000

800.001-1.250.000

>

2.500.000

Sementara kelompok satu walaupun persentasenya tidak jauh selisihnya dengan kelompok tiga, juga cukup potensial dijadikan target pasar karena karakteristik demografi konsumennya yang merupakan para pelajar atau mahasiswa yang memiliki pendapatan / uang saku rata-rata per bulan

4

Page 149: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

kurang dari Rp 300.000,- dan pengeluaran rata-rata per bulan kurang dari Rp 250.000,-. Namun untuk kelompok tiga memiliki keunggulan yang lebih dibandingkan dengan kelompok satu yang masih tergantung pada pemberian orang tua serta memiliki banyak kebutuhan lain yang lebih diprioritaskan daripada mengkonsumsi madu. Maka, dari karakteristik demografi ekonomi dan sosial kelompok tiga sangat potensial menjadi kelompok sasaran dalam pengembangan pemasaran produk madu.

Analisis Korespondensi

Berdasarkan hasil analisis korespondensi produk madu dengan produk minuman kesehatan (lihat tabel 43), dapat diketahui bahwa posisi produk madu (P1) berdekatan dengan atribut manfaat bagi kesehatan (A1), logo halal (A2), dan kehigienisan (A3). Sementara itu, produk teh (P2) posisinya paling dekat dengan atribut ketersediaan (A7), disamping relatif dekat juga dengan atribut kemasan (A4) aroma (A9), dan citra produsen (A10). Produk susu (P3) relatif dekat dengan atribut kemasan (A4), rasa (A5), promosi (A8), dan aroma (A9). Produk jamu (P4) relatif lebih dekat dengan atribut harga (A6). Sedangkan produk sari buah berada sangat dekat dengan atribut kemasan (A4), disamping relatif dekat dengan atribut ketersediaan (A7), promosi (A8), aroma (A9), dan citra produsen (A10).

Tabel 3. Hasil Analisis Korespondensi Madu dengan Produk Minuman Kesehatan

Kelompok Produk (P) Atribut (A) Manfaat (A1) Logo Halal (A2)

Madu

Madu (P1)

Kehigienisan (A3) Kemasan (A4) Ketersediaan (A7) Aroma (A9)

1. Teh (P2)

Citra Produsen (A10) Kemasan (A4) Rasa (A5) Promosi (A8)

2. Susu (P3)

Aroma (A9) 3. Jamu (P4) Harga (A6)

Kemasan (A4) Ketersediaan (A7) Promosi (A8) Aroma (A9)

Minuman Kesehatan

4. Sari buah (P5)

Citra Produsen (A10)

Atribut yang relatif dekat posisinya dengan produk madu (P1), yaitu atribut manfaat bagi kesehatan (A1), logo halal (A2), dan kehigienisan (A3) menunjukkan bahwa madu memiliki keunggulan pada ketiga atribut tersebut. Sehingga untuk bersaing dengan produk minuman kesehatan lainnya, ketiga atribut tersebut harus ditingkatkan. Atribut manfaat bagi kesehatan (A1) merupakan salah satu keunggulan kompetitif produk madu diantara produk minuman kesehatan lainnya. Manfaat madu bagi kesehatan manusia sudah tidak diragukan lagi karena sejak ribuan tahun yang lalu madu digunakan sebagai resep untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit, untuk

pemanis dan pengawet makanan dan minuman dan sebagainya.

Berdasarkan hasil analisis korespondensi produk madu dengan produk minuman penyegar pada (lihat tabel 44), dapat diketahui bahwa posisi produk madu (P1) relatif lebih dekat dengan atribut manfaat / khaisat bagi kesehatan (A1) dan logo halal (A2). Sementara itu produk soft drink (P6) relatif dekat dengan atribut kemasan (A4), dan promosi (A8). Produk energy drink (P7) posisinya paling dekat dengan atribut ketersediaan (A7), serta relatif dekat dengan atribut kemasan (A4), harga (A6), promosi (A8), dan citra produsen (A10). Produk AMDK (P8) dan sirup (P9) posisi keduanya berdekatan relatif lebih dekat dengan atribut kehigienisan (A3), harga (A6) dan citra produsen (A10). Sedangkan produk kopi (P10), posisinya paling dekat dengan atribut aroma (A9), serta relatif dekat dengan atribut kemasan (A4), rasa (A5), dan citra produsen (A10).

Tabel 4. Hasil Analisis Korespondensi Madu dengan Produk Minuman Penyegar

Kelompok Produk (P) Atribut (A) Manfaat (A1) Madu Madu (P1) Logo Halal (A2) Kemasan (A4) 1. Soft drink

(P2) Promosi (A8) Kemasan (A4) Harga (A6) Ketersediaan (A7) Promosi (A8)

2. Energy drink (P7)

Citra Produsen (A10) Kehigienisan (A9) Harga (A6)

3. AMDK (P8)

Citra Produsen (A10) Kehigienisan (A9) Harga (A6)

4. Sirup (P9)

Citra Produsen (A10) Kemasan (A4) Rasa (A5) Aroma (A9)

Minuman Penyegar

5. Kopi (P10)

Citra Produsen (A10)

Produk madu (P1) memiliki kelebihan pada atribut manfaat bagi kesehatan (A1) dan atribut logo halal (A2) yang perlu ditingkatkan untuk dapat bersaing dengan produk-produk minuman penyegar lainnya. Madu juga memiliki manfaat seperti minuman penyegar untuk memulihkan kembali tenaga yang hilang, menambah energi, dan meningkatkan vitalitas tubuh yang tidak kalah dengan produk minuman penyegar lainnya.

Berdasarkan hasil analisis korespondensi produk madu dengan dengan produk bahan pemanis makanan dan minuman (lihat tabel 45), dapat diketahui bahwa posisi produk madu (P1) posisinya relatif dekat dengan atribut manfaat (A1) dan atribut rasa (A5). Produk gula putih (P11) dan gula merah (P12), keduanya memiliki keunggulan yang sama dengan produk madu (P1) pada atribut rasa (A5). Selain itu, produk gula putih (P11), gula merah (P12), dan gula cair (P14) juga relatif dekat dengan beberapa atribut yang berada pusat koordinat, yaitu logo halal (A2), kehigienisan (A3), kemasan (A4), promosi (A8),

5

Page 150: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

aroma (A9), dan citra produsen (A10). Produk gula bit (P13), gula cair (P14), dan pemanis buatan relatif lebih dekat dengan atribut kemasan (A4), harga (A6), ketersediaan (A7), dan citra produsen (A10).

Tabel 5. Hasil Analisis Korespondensi Madu dengan Produk Pemanis Makanan dan Minuman

Kelompok Produk (P) Atribut (A) Manfaat (A1) Madu Madu (P1) Rasa (A5) Logo Halal (A2) Kemasan (A4) Rasa (A5) Harga (A6) Promosi (A8) Aroma (A9)

1. Gula Putih (P11)

Citra Produsen (A10) Logo Halal (A2) Kemasan (A4) Rasa (A5) Harga (A6) Promosi (A8) Aroma (A9)

2. Gula Merah (P12)

Citra Produsen (A10) 3. Gula bit (P13)

Ketersediaan (A7)

Logo Halal (A2) Kemasan (A4) Harga (A6) Ketersediaan (A7) Promosi (A8) Aroma (A9)

4. Gula cair (P14)

Citra Produsen (A10) Harga (A6)

Pemanis Makanan dan Minuman

5. Pemanis Buatan (P15) Ketersediaan (A7)

Dari informasi pada tabel 5, dapat diketahui

bahwa atribut yang posisinya relatif dekat dengan produk madu (P1), yaitu atribut manfaat bagi kesehatan (A1) dan atribut rasa (A5). Kelebihan madu pada kedua atribut tersebut harus ditingkatkan agar mampu bersaing dengan produk pemanis lainnya, terutama dengan produk gula putih (P11) dan gula merah (P12). Hal ini mungkin karena ketiga jenis pemanis ini yaitu madu (P1), gula putih (P11), dan gula merah (P12) merupakan produk pemanis makanan dan minuman yang rasa manisnya sudah dikenal dan dikonsumsi oleh masyarakat luas dibandingkan gula bit (P13), gula cair (P14), dan pemanis buatan (P15).

Selain memiliki kelebihan dalam atribut manfaat bagi kesehatan, madu juga memiliki kelebihan pada kehalalan produknya, kehigienisan produk, dan rasanya yang manis. Keunggulan madu pada empat atribut tersebut harus dipertahankan dan ditingkatkan kualitasnya oleh produsen untuk dapat bersaing dengan produk minuman kesehatan, minuman penyegar, serta pemanis makanan dan minuman.

Posisi produk madu dengan produk minuman kesehatan, minuman penyegar, dan pemanis makanan dan minuman juga terdapat kesamaan pada beberapa atribut jauh posisinya dengan produk madu (P1). Beberapa atribut yang jauh dari produk madu antara

lain atribut harga (P6), promosi (P8), ketersediaan (P7), dan kemasan (A4). Hal ini menunjukkan bahwa produk madu (P1) masih memiliki berbagai kekurangan pada atribut-atribut tersebut.

Dalam aspek harga, produk madu masih dirasakan mahal oleh sebagian besar masyarakat terutama yang tergolong ekonomi menengah ke bawah. Ketersediaan madu di pasar untuk memenuhi kebutuhan konsumen juga masih kurang, karena produksi madu tergantung dengan musim pembungaan. Sedangkan untuk aspek kemasan, produk madu lokal paling jarang melakukan inovasi terhadap bahan dan bentuk kemasan, serta minimnya informasi yang dicantumkan pada label kemasan madu.

Pengembangan Model Pemasaran Madu

Memformulasikan strategi pemasaran dan

bauran pemasaran merupakan salah satu cara untuk mengembangkan model pemasaran yang sesuai dengan keinginan konsumen. Strategi pemasaran meliputi bagaimana cara menentukan segmentasi pasar, menentukan target pasar, dan memposisikan keunggulan produk dalam benak konsumen. Sedangkan bauran pemasaran merupakan taktik pemasaran untuk merumuskan strategi pemasaran dengan melakukan intensifikasi, ekstensifikasi, atau diversifikasi terhadap performance produk, harga produk, distribusi produk, dan promosi produk. 1. Strategi Pemasaran (Segmentation, Targetting, dan Positioning)

Segmentasi konsumen produk madu dapat dibedakan dari aspek demografi dan aspek perilaku konsumen. Segmentasi berdasarkan demografis mencakup variabel usia, pekerjaan, suku asal, pendapatan dan pengeluaran rata-rata per bulan. Sedangkan segmentasi berdasarkan perilaku konsumen mencakup pengalaman, dan motivasi konsumen membeli atau mengkonsumsi madu. Namun produk madu merupakan produk yang dapat dikonsumsi oleh siapa saja baik tua maupun muda, berprofesi sebagai apa saja, dan darimana pun asal sukunya.

Berdasarkan hasil analisis cluster dapat diketahui bahwa kelompok yang potensial dijadikan sasaran pengembangan segmentasi pasar adalah konsumen pada kelompok tiga dengan usia antara 21- 30 tahun, berprofesi sebagai karyawan swasta, memiliki pendapatan per bulan antara Rp 1.000.001,- sampai Rp 1.500.000,- dan pengeluaran rata-rata per bulan antara Rp 800.001,- sampai Rp 1.250.000,-. Yang merupakan konsumen ekonomi menengah.

Disamping itu, segmen ini dipilih karena merupakan konsumen yang memiliki pengalaman pernah membeli sekaligus mengkonsumsi madu, dan mengkonsumsi madu untuk pengobatan penyakit dan untuk menguatkan stamina tubuh atau menambah energi. Kelompok konsumen ini dinilai potensial sebagai target pengembangan pemasaran produk madu karena kelompok ini cukup memiliki dukungan

6

Page 151: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

keuangan, kebiasaan, kesadaran akan pentingnya kesehatan untuk membeli produk madu. Segmen pasar yang telah dipilih dapat dispesifikkan dengan menentukan target pasar. Oleh karena itu kelompok konsumen dengan karakteristik inilah yang akan dijadikan target pengembangan pemasaran produk madu.

Dari hasil perumusan segmen dan target pasar tersebut maka dapat ditentukan suatu positioning produk untuk pasar yang diharapkan dapat menarik kelompok konsumen yang dari segmen yang dituju. Dan positioning yang diambil lebih menonjolkan keunggulan manfaat atau khasiat produk madu, dan berusaha menanamkan kesadaran mengkonsumsi madu untuk menjaga kesehatan tubuh pada masyarakat. Dan positioning produk yang cocok untuk madu disesuaikan dengan penilaian konsumen terhadap atribut madu “produk alami yang halal dan menyehatkan” 2. Bauran Pemasaran dan Prioritas Pengembangan Pemasaran

Taktik pemasaran yang disarankan untuk

produk madu ialah perbaikan dan pengembangan pada empat aspek bauran pemasaran yaitu produk, harga, distribusi, dan promosi. Taktik pemasaran yang dibuat didasarkan atas strategi pemasaran yang sudah ditetapkan sebelumnya dengan tetap mempertahankan keunggulan dan memperbaiki kekurangan yang dimiliki oleh produk madu sehingga mampu bersaing dengan produk-produk minuman kesehatan, minuman penyegar, serta produk pemanis makanan dan minuman. Selain itu, di dalam taktik pemasaran ditentukan juga atribut-atribut yang akan menjadi prioritas dalam pengembangan pemasaran.

A. Bauran Produk

Pengembangan produk dalam pengembangan pemasaran madu mencakup pengembangan pada aspek kemasan madu. Dalam pengembangan produk ini produsen perlu menyesuaikan dengan preferensi konsumen. Berdasarkan hasil survei yang diperoleh informasi bahwa sebagian besar konsumen menyukai madu dengan ukuran kemasan sachet 20 ml dan kemasan botol ukuran 250 ml. Bahan dan bentuk kemasan yang disukai adalah yang terbuat dari kaca dan berbentuk botol.

Diversifikasi kemasan madu dengan bahan botol ke bahan plastik (sachet) yang karena lebih praktis dan ekonomis perlu ditingkatkan untuk merebut pasar kelompok ekonomi menengah ke bawah yang cenderung ingin membeli produk yang bermutu, praktis penggunaannya, harganya murah dan terjangkau. Namun dari segi kehigienisan dan keamanan produk madu, kemasan madu yang baik adalah kemasan botol dari bahan kaca dengan berbagai ukuran volume dan warna yang bening sehingga warna madu tampak dengan jelas. Sedangkan untuk bentuk kemasan, konsumen masih menyukai bentuk botol berleher dengan berbagai jenis ukuran, sehingga tetap dipertahankan. Namun

produsen dapat saja melakukan inovasi terhadap tampilan kemasan madu sehingga dapat terlihat menarik oleh konsumen. Produsen juga harus memastikan bahwa kemasan tertutup rapat sehingga isinya tidak keluar dan mengotori kemasan.

Harus diakui bahwa penampilan produk madu dalam negeri dari segi kemasan maupun dari segi label masih jauh dibawah standar apabila dibandingkan dengan madu impor, sehingga terkesan murahan. Adapun penyebabnya antara lain karena penutup kemasan yang tidak rapat, sehingga isinya meluber dan mengotori kemasan; penggunaan kemasan yang tidak sesuai (seperti jerigen plastik yang kumal atau botol yang berwarna gelap.

Dalam aspek informasi yang tercantum pada label kemasan, banyak sekali produk madu yang tidak mencantumkan informasi secara lengkap pada label kemasannya, seperti tidak mencantumkan izin dari Departemen Kesehatan, tidak mencantukan logo halal, komposisi madu, dan sebagainya. Hal ini sangat merugikan konsumen yang umumnya masih awam dengan kualitas madu yang baik. Sebagian besar konsumen menginginkan pada label kemasan produk madu tercantum khasiat madu, izin dari Departemen Kesehatan, tanggal kadaluarsa, logo halal dengan sertifikasi dari LPPOM MUI, kode SNI, aturan pemakaian, komposisi madu, nilai gizi madu, merek dagang, dan nama produsen. Semua aspek tersebut adalah informasi minimal yang harus diterima konsumen dari produsen pada label kemasan madu. Kelengkapan informasi pada label kemasan dapat meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk, sehingga orang tertarik untuk membeli. Selain itu label kemasan dibuat semenarik mungkin sehingga disukai konsumen. B. Bauran Distribusi

Strategi pengembangan produk dalam pengembangan pemasaran madu mencakup aspek letak tempat penjualan madu, rantai saluran distribusí. Pada aspek letak penjualan madu, konsumen menginginkan tempat yang mudah dijangkau, strategis, dan dekat dari rumah atau tempat bekerja. Sedangkan masalah aspek rantai saluran distribusi yang panjang perlu diatasi dengan menambah sentra outlet tempat penjualan madu. Dimana outlet ini khusus menyajikan produk madu dan produk lebah lainnya sebagai sajian utama dan bukan sebagai barang dagangan sampingan. Sehingga rantai distribusi dari produsen ke konsumen tidak terlalu panjang. Dan setiap tempat tempat penjualan madu perlu dibuat senyaman mungkin agar konsumen tertarik untuk membeli madu ditempat itu. C. Bauran Harga

Pengembangan produk dalam pengembangan pemasaran madu mencakup kesuaian harga madu dengan ukuran kemasan madu dan kualitas madu. Produsen perlu melakukan inovasi, dengan memproduksi madu yang ekonomis, namun berkualitas karena konsumen harga madu yang murah

7

Page 152: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

dan terjangkau oleh masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Adanya produk madu dengan kemasan ekonomis dapat meningkatkan tingkat konsumsi madu di Indonesia, sehingga konsumen dapat mengkonsumsi madu secara teratur sebagai makanan dan obat tanpa perlu menunggu sakit.

D. Bauran Promosi

Pengembangan produk dalam pengembangan pemasaran madu juga mencakup aspek sumber informasi dan bentuk promosi madu. Berdasarkan hasil survei diperoleh informasi bahwa sebagian besar konsumen mendapatkan informasi dari keluarga dan temannya. Informasi dari keluarga dan teman sangat membantu positioning untuk membenakkan produk madu sebagai produk alami yang halal dan menyehatkan.

Namun hal ini juga menunjukkan adanya kelemahan para pengusaha dalam mempromosikan produk madu. Oleh karena itu pengusaha madu atau perlebahan berusaha mengupayakan agar keunggulan manfaat/khasiat madu dapat tersampaikan kepada masyarakat, sehingga mau mengkonsumsi madu sebagai produk yang menyehatkan bagi masyarakat. Sebagian besar konsumen ingin madu dipromosikan secara gencar di televisi karena informasi tentang manfaat madu akan lebih cepat tersampaikan ke seluruh pelosok di tanah air dan mancanegara. Selain itu, promosi dengan memberikan potongan harga dan hadiah langsung akan membuat para konsumen tertarik untuk membeli madu. E. Prioritas Pengembangan Pemasaran

Berdasarkan hasil analisis pembobotan dan analisis korespondensi diketahui bahwa atribut yang menjadi prioritas utama dalam pembelian madu adalah atribut manfaat madu bagi kesehatan, keaslian, kehigienisan, madu sebagai produk yang halal, dan rasa madu yang manis. Oleh sebab itu maka hal yang harus menjadi prioritas dalam pengembangan pemasaran adalah menjaga citra sekaligus positioning madu sebagai produk alami yang halal dan menyehatkan, meningkatkan kehigienisan produk madu, dan meningkatkan kekhasan rasa madu.

Citra dan positioning madu sebagai produk alami yang halal dan mneyehatkan harus selalu dipromosikan secara massif dan terus-menerus melalui berbagai media baik media cetak maupun elektronik. Dengan adanya promosi yang gencar akan melahirkan kesadaran di masyarakat untuk mengkonsumsi madu tidak hanya sebagai obat tetapi juga sebagai makanan tambahan sehari-hari. Produsen madu juga perlu memiliki sertifikasi halal dari LPPOM MUI sehingga konsumen mendapatkan jaminan dan kepastian akan produk madu yang dikonsumsinya. Peran pemerintah dan media baik cetak maupun elektronik sangat dibutuhkan dalam mengkampanyekan pentingnya mengkonsumsi madu guna meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.

Keaslian produk madu yang diproduksi dan dipasarkan harus mampu medapatkan jaminan dari

produsen madu, sehingga konsumen yakin bahwa produk yang dibeli dan dikonsumsinya adalah madu asli yang dihasilkan oleh lebah madu dan bukan madu palsu atau tiruan yang dibuat dari bahan sintetis. Pihak produsen harus dapat memberikan informasi yang jelas tentang perbedaan madu yang asli dengan yang palsu. Untuk menghindari beredarnya madu palsu, maka pemerintah perlu melakukan tindakan pengawasan terhadap peredaran madu palsu dan memberikan sanksi hukum kepada pengedarnya. Produk madu yang akan dipasarkan juga harus memenuhi syarat mutu SNI-3545-2004 yang dikeluarkan Badan Standarisasi Nasional.

Kehigienisan produk madu perlu mendapatkan perhatian serius dari produsen dalam pengembangan pemasaran karena kehigienisan produk merupakan salah satu parameter dalam penilaian mutu suatu produk. Kehigienisan produk madu biasanya dapat dinilai pada saat proses pengolahan madu mulai waktu pemanenan dan pengemasan produk madu. Produk madu yang higienis akan diperoleh jika produk madu tidak mengandung bahan cemaran biologis, kimia, benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan. Sedangkan rasa dari beberapa jenis madu yang khas harus dipertahankan dengan cara dengan melakukan proses pengolahan yang baik dan yang benar. Oleh karena pengolahan madu sesuai syarat mutu SNI-3545-2004 akan menjamin kehigienisan produk madu.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil survei, konsumen terbesar produk madu adalah pria berusia 21-30 tahun, berprofesi sebagai pelajar dan mahasiswa, dengan tingkat pendidikan SMA atau sederajat, berasal dari suku Sunda, memiliki tingkat pendapatan rata-rata per bulan antara Rp 300.001 - 500.000,- dan tingkat pengeluaran rata-rata per bulan antara Rp. 250.001 - 400.000,-.

Strategi pengembangan pemasaran madu dilakukan dengan menetapkan segmentasi, targetting, dan positioning pasar. Segmen pasar yang menjadi sasaran pengembangan pemasaran bagi produk madu dibuat berdasarkan variabel demografis serta perilaku dan preferensi konsumen madu dalam mengkonsumsi madu, baik dari kelas ekonomi menengah ke bawah untuk madu kemasan ukuran kecil dan sedang serta kelas ekonomi menengah ke atas untuk madu kemasan ukuran besar dan sedang. Berdasarkan hasil analisis cluster, Kelompok konsumen madu yang menjadi target pasar adalah konsumen yang berusia muda antara 21-30 tahun, sebagian besar berprofesi sebagai karyawan swasta, dan memiliki tingkat pendapatan rata-rata per bulan antara Rp 1.000.001 - 1.500.000,- dan tingkat pengeluaran rata-rata per bulan antara Rp 800.001 - 1.250.000,-. Sedangan positioning yang dirancang untuk memposisikan madu adalah positioning yang ingin menonjolkan keunggulan manfaat madu bagi kesehatan. Positioning yang ingin

8

Page 153: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

disampaikan adalah ”madu, produk alami yang halal dan menyehatkan”.

Berdasarkan hasil analisis korespondensi madu dengan produk peasaingnya dengan atribut yang sama dapat diketahui bahwa produk madu secara keseluruhan relatif dekat dengan atribut manfaat bagi kesehatan (A1). Pada hubungan madu dengan produk minuman kesehatan, posisi madu relatif dekat dengan atribut manfaat bagi kesehatan (A1), logo halal (A2), dan kehigienisan (A3). Sedangkan pada hubungan madu dengan produk minuman penyegar, posisi madu relatif dekat dengan atribut manfaat (A1) dan logo halal (A2). Pada hubungan madu dengan produk pemanis makanan dan minuman, posisi madu relatif dekat dengan atribut manfaat (A1) dan atribut rasa (A5) serta dekat dengan produk gula putih (P11) dan gula merah (P12) dari atribut rasa (A5).

Taktik pemasaran dirancang sebagai perpaduan dari hasil bauran pemasaran produk madu. Pada bauran produk, perlu adanya jaminan dari produsen bahwa produk madunya telah memenuhi syarat mutu SNI serta perlunya dibangun kredibilitas pengusaha madu untuk menjual madu yang asli dan tidak menjual madu tiruan.

Dalam hal kemasan, diversifikasi kemasan madu dengan bahan botol ke bahan plastik (sachet) yang lebih ekonomis perlu ditingkatkan untuk merebut pasar kelompok ekonomi menengah ke bawah yang cenderung ingin membeli produk yang bermutu, praktis penggunaannya, harganya murah dan terjangkau. Namun produksi madu dengan kemasan botol kaca harus tetap dipertahankan dengan melakukan inovasi bentuk dan layout kemasan agar terlihat lebih menarik. Selain itu, informasi yang terdapat pada label kemasan madu harus menarik dan mampu meyakinkan konsumen akan kualitas madu yang terjamin kehalalan, keaslian, dan kehigienisannya, serta bermanfaat bagi kesehatan untuk orang banyak.

Dari aspek distribusi perlu ditingkatkan penjualan madu di lokasi-lokasi yang strategis, mudah dijangkau, dan dekat dengan pemukiman penduduk atau perkantoran. Konsumen menginginkan produk madu tersedia di warung dan toko karena mudah dijangkau dan dekat dengan rumah. Selain itu sentra outlet yang menjual produk madu dan produk lebah lainnya perlu diperbanyak.

Untuk bauran harga, produsen perlu menerapkan strategi yang bersaing, namun tetap memperhatikan antara harga produk dengan modal produksi serta kemampuan daya beli masyarakat. Konsumen madu kelas ekonomi menengah ke bawah menginginkan harga yang murah dan terjangkau untuk setiap ukuran kemasan madu, sehingga mendorong konsumen kelas ekonomi menengah ke bawah untuk mengkonsumsi secara rutin dan teratur.

Sedangkan untuk aspek promosi pihak pengusaha dan pemerintah harus berusaha terus-menerus untuk mengkampanyekan anjuran mengkonsumsi madu sebagai makanan sekaligus obat yang dapt meningkatkan taraf kesehatan masyarakat. Iklan melalui media televisi merupakan bentuk promosi yang diharapkan konsumen madu, karena

pengaruhnya begitu luas dan cepat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat di pedesaan dan di perkotaan.

Saran

Dalam upaya mencapai strategi dan taktik pemasaran madu yang lebih baik, perlu memperhatikan aspek-aspek yang mendukung keberhasilannya. Beberapa hal dalam penelitian ini dirasa penulis masih belum optimal. Oleh karena itu penulis mengajukan saran-saran yang dapat dipertimbangkan dalam pengembangan pemasaran madu, antara lain : 1. Perlunya melakukan penelitian lebih lanjut tentang

sikap konsumen terhadap merek dan kemasan madu lokal dengan madu impor yang beredar di pasar.

2. Pihak produsen madu perlu melakukan usaha perbaikan dalam hal budidaya, pemanenan, dan pengemasan madu untuk meningkatkan kualitas madu yang diproduksi, dan memberikan informasi yang lengkap tentang produk madu yang dipasarkan khususnya pada informasi pada label kemasan, sehingga dapat menambah kepercayaan konsumen.

3. Pihak pemerintah perlu melakukan beberapa hal dalam mengembangkan pemasaran madu, antara lain : a. Melakukan pengawasan terhadap peredaran

madu palsu dengan melakukan standarisasi produk madu yang layak dipasarkan

b. Melakukan pembinaan dan penyuluhan yang kontinu terhadap para peternak lebah madu dan pengusaha madu untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi madunya.

c. Turut serta mengkampanyekan budaya mengkonsumsi madu kepada masyarakat, khususnya masyarakat kelas ekonomi menengah ke bawah.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik DKI Jakarta. 2000. http://www.bi.go.id/sipuk.2004. Perlebahan Nasional. http://www.jakweb.com/id/jabar/regency/bogor/2005 http://www.kotabogor.or.id/2004 Kotler, P dan Gary Amstrong. 1994. Dasar-dasar

Pemasaran. Terjemahan. Erlangga. Jakarta. Rangkuti, F. 1997. Riset Pemasaran. Gramedia

Pustaka Utama. Jakarta. Singarimbun, M. dan Sofyan Effendi. 1989. Metode

Penelitian Survei. LP3ES, Jakarta.

9

Page 154: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Lampiran 1. Gambar Plot hasil analisis korespondensi atribut madu dan produk minuman kesehatan

0,150,100,050,00-0 ,05-0 ,10

0,15

0,10

0,05

0,00

-0 ,05

-0 ,10

C omponent 1

Com

pone

nt 2

A 1 0A 9

A 8

A 7

A 6

A 5

A 4

A 3

A 2

A 1

Symmetric Plot

P 5

P 4

P 3

P 2

P 1

Keterangan : Produk (P) Atribut (A)

P1 : Madu A1 : Manfaat P2 : Teh A2 : Logo Halal P3 : Susu A3 : Kehigienisan P4 : Jamu A4 : Kemasan P5 : Sari buah A5 : Rasa

A6 : Harga A7 : Ketersediaan A8 : Promosi A9 : Aroma A10 : Citra Produsen

10

Page 155: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Lampiran 2. Gambar Plot hasil analisis korespondensi atribut madu dan produk minuman penyegar

-0,1 0,0 0,1

-0,1

0,0

0,1

Component 1

A1

A2A3

A4

A5

A6

A7

A8

A9

A10

Symmetric Plot

Atribut (A)

A1 : Manfaat A2 : Logo Halal A3 : Kehigienisan A4 : Kemasan A5 : Rasa A6 : Harga A7 : Ketersediaan A8 : Promosi A9 : Aroma A10 : Citra Produsen

Keterangan : Produk (P)

P1 : Madu P6 : Softdrink P7 : Energydrink P8 : AMDK P9 : Sirup P10 : Kopi

Com

pen

t 2

P1

P6

P7

P8P9

P10

on

11

Page 156: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

Lampiran 3. Gambar Plot hasil analisis korespondensi atribut madu dan produk pemanis makanan dan minuman

0,20,10,0-0,1-0,2

0,2

0,1

0,0

-0,1

-0,2

Component 1

Com

pone

nt 2

A10A9A8A7A6

A5

A4A3A2A1

Symmetric Plot

P15 P14P13

P12

P11 P1

Keterangan : Produk (P)

P1 : Madu P11 : Gula Putih P12 : Gula Merah P13 : Gula Bit P14 : Gula Cair P15 : Pemanis Buatan

Atribut (A)

A1 : Manfaat A2 : Logo Halal A3 : Kehigienisan A4 : Kemasan A5 : Rasa A6 : Harga

A7 : Ketersediaan A8 : Promosi A9 : Aroma A10 : Citra Produsen

12

Page 157: ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN … · SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul : ... Pramuka tingkat Penggalang SLTP 20 Bekasi

13