Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS POLA PENGEMBANGAN SIMPAN PINJAM PEREMPUAN
(SPP) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP) DI DESA TELUK RENDAH ILIR
KECAMATAN TEBO ILIR KABUPATEN TEBO
SKRIPSI
LAILATUSSARIPAH
EES.150716
PEMBIMBING
Drs. H. MAULANA YUSUF, M. Ag
MELLYA EMBUN BAINING, SE. M. EI
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2019
ii
iii
iv
v
MOTTO
۞ يأمركمأنتؤدواالماناتئلىأهلهاوإذا حكمتمبينالناسأنتحكمىابالعدل إن الل نا
ئناللهكانسميعابصير ايعظكمبه ﴾٨٥﴿انعم
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan
hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.
Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya
kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha
Melihat. (Q.S. An-Nisaa’(4): 58)
vi
PERSEMBAHAN
الله الرحمن الرحيم بسم
Alhamdulillah dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah SWT.Karya kecil
ini ku persembahkan untuk orang-orang yang kukasihi dan kusayangi:
Ayahanda Salim Najmi dan Ibuda Uliyah orang tuaku tercinta yang telah
membimbing dari kecil hingga sekarang dengan penuh kasih sayang dan
tetasan air mata disetiap do’anya yang tak mungkin mampu ku
membalasnya.
Nenek Maimanah dan Zulaiha yang telah memotivasi saya dari awal kuliah
hingga saat ini, terima kasih atas doa dan semangatnya.
Adindaku Ratia dan Syahratul Fitri yang selalu memberi motivasi dan
semangat sehingga penulis tetap teguh dalam berjuang.
Kekasihku Sirwani yang telah memberi semangat, motivasi dan dorongan
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Keluaga besarku yang senantiasa memberikan do’a dan dukungannya.
Sahabat seperjuangan khususnya Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam yang selalu memberikan semangat, saran dan
dukungannya sehingga penulis mampu melewati masa-masa sulit dengan
sabar dan ikhlas dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
vii
ABSTRAK
Lailatussariapah; EES.150716; Analisis Pola Pengembangan Simpan Pinjam Perempuan
(SPP) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) di Desa
Teluk Rendah Ilir Kecamatan Tebo Ilir Kabupaten Tebo.
Pola pengembangan Simpan Pinjam Perempuan adalah pola pertumbuhan secara
perlahan (evolution) dan perubahan secara bertahap. Simpan pinjam perempuan
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh kaum perempuan dengan aktivitas
pengelolaan dana simpanan dan pengelolaan dana pinjaman dengan tujuan untuk
mengembangkan potensi kegiatan simpan pinjam pedesaan, kemudahan akses
pendanaan usaha skala mikro, dan memperkuat kelembagaan kegiatan kaum
perempuan. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui Pola Pengembangan SPP Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Perdesaan pada tahun 2014-2017 di Desa Teluk Rendah Ilir
Kecamatan Tebo Ilir Kabupaten Tebo, kendala serta upaya yang dihadapi oleh
PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Tebo Ilir dalam melaksanakan program
SPP.Jenis penelitian ini adalah Field Research (Penelitian Lapangan) yang
menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode pengumpulan data
yang digunakan yaitu melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pertama, pola pengembangan Simpan pinjam
perempuan dilakukan dengan tiga pola pendekatan, yaitu : pola pendekatan
persuasif, pola pendekatan kelompok, dan pola pendekatan tokoh masyarakat.
Kedua, kendala yang dihadapi oleh PNPM Mandiri Perdesaan dalam sosialisasi
program SPP dilatarbelakangi oleh sikap ketidakpedulian masyarakat terhadap
program pemerintah, rendahnya minat masyarakat untuk usaha, terlambatnya
pencairan dana SPP dan banyaknya masyarakat yang menyalahgunakan dana SPP.
Ketiga, upaya yang telah dilakukan untuk menarik minat masyarakat agar ikut
serta dalam program PNPM Mandiri Perdesaan yaitu: usaha yang akan dijalankan
tidak ditentukan, pengajukan pinjaman SPP tidak dibatasi terkecuali PNS dan
perangkat desa, danpenambahan jumlah pinjaman jika angsuran SPP lancar.
Kata Kunci: Pola Pengembangan, Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat, Simpan Pinjam Perempuan
viii
KATA PENGATAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana dalam
penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Tak lupa pula iringan shalawat serta
salam penulis sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.
Skripsi berjudul “Analisis Pola Pengembangan Simpan Pinjam
Perempuan (SPP) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perdesaan (PNPM-MP) di Desa Teluk Rendah Ilir Kecamatan Tebo Ilir
Kabupaten Tebo” disusun sebagai tugas akhir untuk memenuhi salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu pada Jurusan Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi dapat diselesaikan dengan lancar.
Kemudian dalam proses penulisan skripsi ini, penulis menyadari tidak
sedikit hambatan dan rintangan yang penulis temui baik dalam mengumpulkan
data maupun dalam penyusunannya. Dan berkat adanya bantuan dari berbagai
pihak, terutama bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing,
maka skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam
menyelesaiakan skripsi ini, terutama sekali kepada yang Terhormat:
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA Selaku Rektor UIN STS Jambi.
2. Bapak Dr. H. Suaidi Asy’ari, MA. Ph.D. Bapak Dr. H. Marwazi, M.Ag, dan
Ibu Dr. Fadhilah, M. Ag Selaku Wakil Rektor I, II dan III.
3. Bapak Dr. Subhan, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Di UIN STS Jambi.
4. Ibu Rafidah, SE., M.EI, Bapak Dr. Novi Mubyarto, SE. ME., dan Ibu Dr.
Halimah Djafar, M. Fil.I. selaku Wakil Dekan I, II, Dan III di lingkungan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.
ix
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................ i
PERNYATAAN ORIENTALITAS TUGAS AKHIR.................. ii
NOTA DINAS.................................................................................. iii
PENGESAHANTUGAS AKHIR.................................................. iv
MOTTO............................................................................................ v
PERSEMBAHAN............................................................................ vi
ABSTRAK......................................................................................... vii
KATA PENGANTAR...................................................................... viii
DAFTAR ISI.................................................................................... x
DAFTAR SINGKATAN.................................................................. xii
DAFTAR TABEL............................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR........................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................. 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.............................................. 9
D. Batasan Masalah.................................................................... 10
E. Kerangka Teori...................................................................... 11
1. Pengertian Pengembangan.............................................. 11
2. Simpan Pinjam................................................................ 12
3. Simpan Pinjam Syariah................................................... 18
4. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
MandiriPerdesaan (PNPM-MP)..................................... 20
5. Simpan Pinjam Perempuan............................................. 23
6. Manajemen Keuangan Simpan Pinjam........................... 27
F. Tinjauan Pustaka.................................................................... 29
xi
BAB II METODE PENELITIAN
A. Tempat Penelitian.................................................................. 33
B. Pendekatan Penelitian............................................................ 33
C. Jenis Data dan Sumber Data.................................................. 34
D. Populasi dan Sampel.............................................................. 35
E. Metode Pengumpulan Data................................................... 36
F. Teknik Analisis Data.............................................................. 38
G. Tekik Pemeriksaan Keabsahan Data...................................... 40
H. Sistematika Penulisan............................................................ 40
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Desa Teluk Rendah Ilir............................ 42
B. Visi, Misi dan Struktur Organisisasi Pemerintahan Desa
Teluk Rendah Ilir................................................................... 45
C. Gambaran Umum Simpan Pinjam Perempuan (SPP)............ 48
D. Mekanisme Pelaksanaan Simpan Pinjam Perempuan (SPP). 50
E. Ketentuan dan Pelaksanaan Pencairan Dana......................... 52
F. Sanksi Tunggakan Pembayaran Pinjaman............................. 54
G. Pelaksanaan SPP dalam Tiap Kelompok............................... 55
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Pola Pengembangan Simpan Pinjam Perempuan di Desa
Teluk Rendah Ilir................................................................... 58
B. Kendala PNPM Mandiri Perdesaan dalam Mengembang-
kanSPP di Desa Teluk Rendah Ilir....................................... 74
C. Upaya yang Dilakukan dalam Pengembangan SPP di
Desa Teluk Rendah Ilir Kecamatan Tebo.............................. 79
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................... 82
B. Saran................................................................................ 83
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
xii
DAFTAR SINGKATAN
PNPM : Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
SPP : Simpan Pinjam Perempuan
UPK : Unit Pengelola Kegiatan
BumDes : Badan Usaha Milik Desa
KM : Kilo Meter
LS : Lintang Selatan
BT : Bujur Timur
SDM : Sumber Daya Manusia
KK : Kartu Keluarga
BPD : Badan Perwakilan Desa
PNS : Pegawai Negeri Sipil
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 : Jumlah Dana yang Disalurkan untuk Anggota
SPP di Desa Teluk Rendah Ilir................................ 7
Tabel 1.2 : Jumlah Anggota SPP di Kec. Tebo Ilir.................... 7
Tabel 1.3 : Perkembangan Jumlah Anggota SPP di Desa
Teluk RendahIlir..................................................... 8
Tabel 1.4 : Jumlah Kelompok SPP dan Penggunaan Dana
SPP di Desa Teluk Renda Ilir.................................. 8
Tabel 3.1 : Mata Pencaharian Penduduk Desa Teluk Rendah
Ilir............................................................................. 45
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1: Skema Pencairan Dana SPP...................................... 27
Gambar1 : Bagan Organisasi PemerintahanDesa Teluk
RendahIlir............................................................... 48
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang
menghadapi berbagai masalah kependudukan, salah satunya adalah
kemiskinan. Seperti kita ketahui fenomena kemiskinan di Indonesia masih
sulit dipecahkan. Problem kemiskinan tidak hanya disebabkan oleh kondisi
ekonomi yang kekurangan, pendapatan yang tidak mencukupi, tetapi juga
disebabkan tingkat kualitas sumber daya manusia yang bersangkutan, masalah
sedikit dan sulitnya mendapatkan pekerjaan, pengangguran yang terus
bertambah, masalah gizi dan kesehatan masyarakat dan budaya malas atau
bahkan disebabkan oleh pemerintahan yang korupsi yang dapat memiskinkan
masyarakatnya.1
Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah
kemiskinan, mulai dari memberikan bantuan langsung ke masyarakat hingga
mengadakan program yang berbasis pemberdayaan masyarakat. Sebagai
upaya serius pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan secara terpadu dan
berkelanjutan, maka pada tahun 1998 dirancang Program Pengembangan
Kecamatan (PPK). Namun mulai tahun 2007 berubah nama menjadi Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan atau disingkat
1Juliarni Sipayung, Efektivitas Pelaksanaan Program Simpan Pinjam Perempuan
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Di Kecamatan Bangun Purba
Kabupaten Deli Serdang, Tahun 2013, hlm. 3.
2
menjadi PNPM-Mandiri Perdesaan.Pada 31 Desember 2014 program PNPM
Mandiri Perdesaan telah resmi berakhir, sebagaimana yang tertuang dalam
dokumen Berita Acara Serah Terima Nomor : 100/1694/SJ dan Nomor:
01/BA/M-DPDTT/IV/2015 yang ditanda tangani Kemendagri dan Kemendes
PDTT. Dengan begitu secara otomatis kontak pendamping PNPM juga telah
berakhir. Namun dalam mengisi kekosongan pendamping dana desa yang
telah disalurkan, Kemendes PDTT berinisiatif mengangtifkan kembali PNPM
untuk menjadi pendamping desa sehingga perekrutan pendamping desa selesai
dan kontrak tersebut berakhir hingga 31 Maret 2016.2
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan
adalah program untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan secara
terpadu dan berkelanjutan. Tujuan umum dari pelaksanaan PNPM-MP adalah
untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin
secara mandiri, mempercepat penanggulangan kemiskinan serta meningkatkan
kemampuan kelembagaan masyarakat dan aparat desa yang ditempuh melalui
pemberian modal usaha untuk mengembangkan kegiatan usaha ekonomi
produktif dan membangun sarana dan prasarana yang mendukung
pembangunan di pedesaan. Sedangkan tujuan khususnya adalah meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelestarian
kegiatan usaha ekonomi masyarakat pedesaan.3
2http://m.tribunnews.com/nasional/2016/03/31/pnpm-berakhir-di-bawah-naungan-
kemendagri, Diakses pada Tanggal 12 September 2018
3Juliarni Sipayung, op.cit., hlm. 4.
3
Dalam pelaksanaan PNPM-Mandiri Perdesaan beberapa program selain
program Infrastruktur pedesaan juga mempunyai program lain yaitu Simpan
Pinjam Perempuan (SPP) dan Dana Bergulir yang bertujuan untuk
membangkitkan ekonomi keluarga sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, selanjutnya disalurkan kepada komunitas
masyarakat melalui kelompok-kelompok perempuan berdasarkan Petunjuk
Teknis Operasional (PTO) PNPM MandiriPerdesaan.
Simpan Pinjam Perempuan (SPP) adalah kegiatan pemberian
permodalan untuk kelompok perempuan yang mempunyai kegiatan simpan
pinjam. Adapun yang menjadi tujuan umum program SPP adalah untuk
mengembangkan potensi kegiatan simpan pinjam di pedesaan, kemudahan
akses pendanaan usaha mikro, pemenuhan kebutuhan pendanaan sosial dasar,
dan memperkuat kelembagaan kegiatan kaum perempuan serta mendorong
pengurangan rumah tangga miskin dan penciptaan lapangan kerja. Sedangkan
tujuan khusus kegiatan SPP ini adalah mempercepat proses pemenuhan
kebutuhan pendanaan usaha ataupun sosial dasar, memberikan kesempatan
kaum perempuan meningkatkan ekonomi rumah tangga melalui pendanaan
modal usaha, dan mendorong penguatan kelembagaan simpan pinjam oleh
perempuan.4
4PTO Penjelasan IV, Jenis dan Proses Pelaksanaan Bidang Kegiatan PNPM Mandiri
Perdesaan, Jakarta, hlm. 58.
4
Ayat Al-qur’an yang menjelaskan tentang hal diatas yaitu dalam surah
Al-Maidah : 2
ثم والعدوان وتعاونىا عل البر والتقىي ول تعاونىا عل ال
شديد العقاب إن الل واتقىا الل
Artinya: Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan
takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah sesungguhnya
Allah amat berat sisksaannya.5
Dana programSPP berasal dari Dana Bantuan Langsung Masyarakat
(BLM). BLM merupakan dana yang disediakan untuk mendanai kegiatan SPP
perkecamatan maksimal 25% dari alokasi BLM. Adapun bentuk dari kegiatan
SPP ini adalah memberikan dana pinjaman sebagai modal usaha atau
tambahan modal kerja bagi kelompok perempuan.6
Desa Teluk Rendah Ilir merupakan desa yang terletak di Kecamatan
Tebo Ilir Kabupaten Tebo yang sebagian besar masyarakatnya adalah petani.
Sama seperti desa lain pada umumnya, Desa Teluk Rendah Ilir juga
menghadapi masalah kesejahteraan masyarakat. Sulitnya memperoleh dana
untuk modal usaha adalah masalah yang sering dihadapi masyarakat desa.
Dengan adanya SPP dari program yang dicanangkan pemerintah melalui
5Q.S Al-Maidah (5) : 2.
6Ana Zahrotun Nihaya, Pengaruh Program Simpan Pinjam Kelompok Perempuan
Terhadap Pendapatan Usaha Mikro Kecil dan Poverty Reduction dalam Perspektif Ekonomi Islam
(Studi Kasus PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Bangilan, Tuban), Jurnal Ekonomi dan
Hukum Islam, Vol 5, No. 2 Tahun 2015, hlm. 4.
5
PNPM Mandiri Perdesaan diharapkan mampu membantu masyarakat dalam
memperoleh modal usaha dengan cara yang mudah.
Pada mulanya, program yang ada di Desa Teluk Rendah Ilir adalah
Program Pengembangan Kecamatan (PPK) yaitu program yang dicanangkan
pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat miskin dengan tujuan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Program ini berjalan baik, hanya saja
alokasi dana dari program ini dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur
desa. Kemudian pada tahun 2007, PPK disempurnakan dan diubah menjadi
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-
Mandiri Perdesaan) sebagai dasar dan acuan program-program pemberdayaan
masyarakat.7
Program PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Teluk Rendah Ilir sudah
berjalan sejak tahun 2007 dan masih berlanjut hingga sekarang. Bentuk
kegiatan dalam program PNPM Mandiri Perdesaan yang ada di Desa Teluk
Rendah Ilir adalah Program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) yang
penyaluran dananya dilakukan melalui kelompok masyarakat di desa. Namun
pada saat itu hanya sedikit sekali masyarakat yang menggunakan program dari
pemerintah ini.
Kemudian dilakukan lagi realisasi program PNPM Mandiri Perdesaan
berupa Simpan Pinjam Perempuan dengan mengadakan musyawarah desa
antara pemerintah dan masyarakat desa dengan PNPM Mandiri Perdesaan
7Wawancara dengan Bapak Jasmi Selaku Mantan Kepala Desa Teluk Rendah Ilir dan
Responden Penelitian, 28 Januari 2019.
6
Kecamatan Tebo Ilir. Pada tahun 2014 terbentuklah 10 kelompok SPP yang
setiap kelompok terdiri dari 5-7 orang.
Kepala BKAD Kec. Tebo Ilir mengatakan bahwa: Seperti biasa yang
terjadi didalam pencanangan pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat,
di desa ini juga terdapat beberapa masalah yang terjadi dalam proses
pelaksanaan program tersebut. Salah satunya adalah ketidaktepatan sasaran
program SPP. Sebagian besar masyarakat yang mendapatkan dana SPP tidak
menggunakan dana tersebut untuk modal usaha melainkan dipergunakan
untuk kebutuhan lain atau konsumtif.”8 Dari hal tersebut terdapat
ketidakmaksimalan dana pinjaman yang seharusnya digunakan untuk modal
usaha tetapi digunakan untuk keperluan lainnya.
Selain ketidaktepatan sasaran program SPP, juga terdapat masalah lain
yaitu terjadinya peningkatan jumlah anggota kelompok SPP di Desa Teluk
Rendah Ilir setiap tahunnya. Desa Teluk Rendah Ilir juga merupakan desa
yang paling banyak anggota SPP dengan angsuran kreditnya terbilang baik
dari desa-desa lain di Kecamatan Tebo Ilir. Berikut adalah dana yang
disalurkan ke Desa Teluk Rendah Ilir tahun 2014-2017.
8Wawancara dengan Kepala Kantor Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Kecamatan
Tebo Ilir, Pada 16 Oktober 2018 Pukul 10.45 Wib.
7
Tabel 1.1
Jumlah Dana yang Disalurkan untuk Anggota SPP di Desa Teluk
Rendah Ilir
Tahun Jumlah
2014 Rp. 668.000.000
2015 Rp. 365.000.000
2016 Rp. 1.014.000.000
2017 Rp. 1.270.000.000
(Sumber: Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Kecamatan Tebo Ilir)
Berikut adalah data jumlah anggota SPP di Kecamatan Tebo Ilir tahun
2017.
Tabel 1.2
Jumlah Anggota SPP di Kecamatan Tebo Ilir
Nama Desa Jumlah Anggota
Teluk Rendah Ulu 50
Teluk Rendah Pasar 40
Teluk Rendah Ilir 120
Muaro Ketalo 40
Sungai Aro 35
Betung Bedarah Barat 55
Sungai Bengkal Barat 47
Betung Bedarah Timur 63
Kelurahan Sungai Bengkal 60
(Sumber: Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Kecamatan Tebo Ilir)
Berikut adalah data pertumbuhan jumlah anggota Simpan Pinjam
Perempuan di Desa Teluk Rendah Ilir Tahun 2014-2017.
8
Tabel 1.3
Jumlah Pertumbuhan Anggota SPP di Desa Teluk Rendah Ilir Tahun
2014-2017
Tahun Jumlah Anggota
2014 40
2015 50
2016 70
2017 120
(Sumber: Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Kecamatan Tebo Ilir)
Tabel 1.4
Jumlah Kelompok SPP dan Penggunaan Dana SPP di Desa Teluk
Rendah Ilir
Tahun Jumlah
Kelompok SPP
Digunakan
untuk Usaha
Digunakan untuk
keperluan lain (Konsumtif)
2014 10 20 20
2015 12 24 26
2016 14 39 31
2017 17 51 69
(sumber: Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Kecamatan Tebo Ilir)
Melihat data diatas dan penomena yang terjadi, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian di desa Teluk Rendah Ilir dengan judul :“ANALISIS
POLA PENGEMBANGAN SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP)
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP) DI DESA TELUK RENDAH
ILIR KECAMATAN TEBO ILIR KABUPATEN TEBO”.
9
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pola pengembangan Simpan Pinjam Perempuan di Desa Teluk
Rendah Ilir Kecamatan Tebo Ilir Kabupaten Tebo?
2. Apa kendala dalam pegembangan Simpan Pinjam Perempuan di desa
Teluk Rendah Ilir Kecamatan Tebo Ilir Kabupaten Tebo?
3. Apa upaya yang dilakukan dalam pengembangan Simpan Pinjam
Perempuan di desa Teluk Rendah Ilir Kecamatan Tebo Ilir Kabupaten
Tebo?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini dengan melihat latar
belakang dan rumusan masalah diatas adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengatahui pola pengembangan Simpan Pinjam Perempuan di desa
Teluk Rendah IlirKecamatan Tebo Ilir Kabupaten Tebo.
2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapai dalam pengembangan Simpan
Pinjam Perempuan di desa Teluk Rendah Ilir Kecamatan Tebo Ilir
Kabupaten Tebo.
3. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan dalam pengembangan Simpan
Pinjam Perempuan di desa Teluk Rendah Ilir Kecamatan Tebo Ilir
Kabupaten Tebo.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang sosial.
10
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan acuan bagi
peneliti selanjutnya maupun pihak lain yang membutuhkan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Instansi dan Pihak Terkait
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi
instansi dan pihak terkait (Pemerintah kecamatan Tebo Ilir dan pihak
pengelola program SPP Desa Teluk Rendah Ilir) dalam pengambilan
keputusan dan penetapan kebijakan mengenai pelaksanaan program
PNPM-MP di Desa Teluk Rendah Ilir Kecamatan Tebo ilir Kabupaten
Tebo.
b. Bagi Peneliti
Penelitian ini menjadi sarana dalam memperoleh pengetahuan,
wawasan dan latihan menerapkan ilmu yang diperoleh selama kuliah
serta mengaplikasikan dengan kenyataan yang dihadapi di lapangan.
D. Batasan Masalah
Karena adanya keterbatasan waktu, dana dan tenaga, dan agar
penelitian ini dapat dilakukan secara mendalam, maka tidak semua masalah
yang telah diidentifikasiakan diteliti. Guna memperdalam kajian, penelitian ini
akan dibatasi hanya melihat metode pengembangan angggota SPP yang
dilakukan dalam program Simpan Pinjam perempuan di desa Teluk Rendah
Ilir Kecamatan Tebo Ilir Kabupaten Tebo tahun 2014-2017.
11
E. Kerangka Teori
1. Pengertian Pola Pengembangan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pola adalah gambar yang
dibuat contoh/model atupun bentuk (struktur) yang tetap.9
Pengembangan adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002 : 538).10
Menurut Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2002 Pengembangan adalah kegiatan
ilmu pengetahuan dan tegnologi yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan
teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya untuk
meningkatkan fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahun dan
tegnologi yang telah ada, atau menghasilkan tegnologi baru.11
Pengembangan secara umum berarti pola pertumbuhan secara
perlahan (evolution) dan perubahan secara bertahap. Menurut Seels dan
Richey pengembangan berarti proses menterjemahkan atau menjabarkan
spesifikasi rancangan kedalam bentuk fitur fisik pengembangan secara
khusus berarti proses menghasilkan bahan-bahan pembelajaran.
Sedangkan menurut Tessmer dan Richey, pengembangan memusatkan
perhatiannya tidak hanya pada analisis kebutuhan, tetapi juga isu-isu luas
tentang analisis awal-akhir, seperti analisis kontekstual.Pengembangan
bertujuan untuk menghasilkan produk berdasarkan temuan-temuan uji
lapangan. Menurut AECT Pengembangan adalah proses penterjemahan
9Departemen Pendidikan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002)
hlm. 885. 10
Ibid., hlm. 538.
11
http://Banghens.Blogspot.Com/2016/Definisi-Pengembengan-Menurut-Para-Ahli-Dan-
Definisi-Bahan-Ajar, Diakses pada Tanggal 18 Oktober 2018.
12
spesifikasi desain kedalam bentuk fisik, didalamnya meliputi: (1)
tegnologi cetak (2) tegnologi audiovisual (3) tegnologi berbasis komputer
4) dan tegnologi terpadu.12
Agar tidak salah tafsir, pola pengembangan yang dimaksud dalam
skripsi ini adalah pola pertumbuhan anggota atau kapital sosial dari SPP.
Kapital sosial merupakan suatu sistem yang mengacu kepada hasil dari
organisasi sosial dan ekonomi, seperti pandangan umum, kepercayaan,
pertukaran timbal balik, pertukaran ekonomi dan informasi, kelompok-
kelompok formal dan informal, serta asosiasi-asosiasi yang melenggapi
kapital-kapital lainnya sehingga memudahkan terjadinya tindakan kolektif,
pertumbuhan ekonomi, dan pembangunan. Kapasitas lembaga KSP sangat
dipengaruhi oleh kapital sosial. Kapital sosial ini dibentuk oleh hubungan
sosial anggota kelompok dan keberadaan tokoh di tengah-tengah
masyarakat.13
2. Simpan Pinjam
Menurut Lana simpan adalah suatu proses perjanjian untuk
mengelola asset seseorang dimana pihak pengelola akan memberikan
sejumlah return kepada pemilik asset. Tingkat return yang diberikan
sesuai dengan perjanjian yang telah ditentukan antara pihak pemberi dan
pihak pengelola.14
12
Ibid.
13
Abdul Salam, Sustainabilitas Lembaga Keuangan Mikro Koperasi Simpan Pinjam,
(Yogyakarta : Sekolah Pascasarjana UGM, 2008) hlm. 141.
14
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi Keenam, (Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, 2005), hlm. 92.
13
Adanya pinjaman ini bukan setiap pengajuan pinjaman pasti dapat
diperoleh, tetapi ada persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi.
Misalnya peminjam harus melengkapi setiap surat pengajuan maupun
pencairan pinjaman. Setelah dokumen yang dibutuhkan lengkap maka
badan/orang yang memberi pinjaman akan mensurvei kemampuan
peminjam untuk mengembalikan pinjaman dan jaminan. Pinjaman dapat
disamakan dengan kredit. Menurut Undang-Undang Perbankan No. 10
Tahun 1998 kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersembahkan dengan itu. Berdasarkan persetujan atau kesepakatan
pinjam meminjam anatara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam untuk melunasi uangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
pemberian bunga.15
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pinjaman atau
kredit adalah pinjaman uang yang diperoleh dari pihak tertentu dan
pengembaliannya dilakukan secara mengansur dalam jangka waktu yang
telah ditentukan. Adapaun unsur-usur yang terkandung dalam pemberian
suatu fasilitas kredit adalah:
a. Kepercayaan, yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang
diberikan (berupa uang, barang, atau jasa) akan benar-benar diterima
kembali dimasa mendatang.
b. Kesepakatan, yaitu unsur yang mengandung kesepakatan antara si
pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan
15
Ibid.
14
dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani
baik hak maupun kewajibannya.
c. Jangka waktu, yaitu setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu
tertentu, mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.
Jangka waku tersebut bisa berbentuk kredit jangka pendek, jangka
menengah, maupun jangka panjang.
d. Resiko, yaitu suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan
suatu resiko tidak tertagih atau kredit macet.
e. Balas jasa, yaitu keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa
tersebut yang dikenal dengan nama bunga.16
Jadi, simpan pinjam adalah simpanan yang dikumpulkan bersama
dan dipinjamkan kepada anggota yang memerlukan pinjaman dalam
berbagai usaha dimana anggota mengajukan permohonan tertulis kepada
pengurus dengan mencantumkan jumlah uang yang diperlukan, kemudian
pengurus mempertimbangkan dan memutuskan permohonan pinjaman
sesuai dengan kemampuan koperasi, pada saat itu dimana pengurus berhak
menentukan besarnya jumlah pinjaman, syarat-syarat pengembalian, dan
bentuk nilai.17
a. Koperasi Simpan Pinjam
Menurut International Cooperative Alliane (ICA) koperasi
adalah kumpulan orang-orang atau badan hukum yang bertujuan untuk
16
http://usaha-aku.blogspot.com/2012/04/unsur-unsur-tujuan-dan-fungsi-
kredit.html?m=1,Diakses pada Tanggal 10 Januari 2019. 17
http://www.lepank.com/2012/08/Pengertian-Simpan-Pinjam.html?m=1, Diakses pada
Tanggal 25 Januari 2019.
15
perbaikan sosial ekonomi anggotanya dengan memenuhi kebutuhan
ekonomi anggotanya dengan jalan usaha bersama dengan saling
membantu antara satu dengan lainnya dengan cara membatasi
keungtungan, usaha tersebut harus didasarlkan prinsip-prinsip
koperasi. Sedangkan definisi koperasi menurut UU N0.25 tahun 1992
adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan
hukum koperasidengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonoi rakyat yang
berdasar atas asas kekluargaan.18
Koperasi merupakan salah satu bentuk badan hukum yang sudah
lama dikenal di Indonesia. Pelopor perkembangan perekoperasian di
Indonesia adalah Bung Hatta, dan sampai saat ini beliau sangat dikenal
sebagai bapak koperasi Indonesia. Koperasi merupakan suatu
kumpulan dari orang-orang yang mempunyai tujuan atau kepentingan
bersama. Jadi koperasi merupakan bentuk dari sekelompok orang yang
memiliki tujuan bersama. Kelompok orang inilah yang akan menjadi
anggota koperasi yang didirikannya Pembentukan koperasi
berdasarkan asas kekeluargaan dan gotong royong khususnya untuk
membantu para anggotanya yang memerlukan bantuan baik bantuan
barang ataupun pinjaman uang.19
18
Hendra Kusnadi, Ekonomi Koperasi Edisi Kedua, (Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi UI, 2005) hlm. 17-18
19
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2005) hlm. 269-274
16
Dalam peminjaman koperasi simpan pinjam mengutamakan
pemberian pinjaman kepada para anggotanya dengan bunga yang
relatif murah sekitar 12 persen setahun. Besarnya pinjaman biasanya
dibatasi sampai jumlah tertentu mengingat banyaknya anggota
koperasi, sedangkan dana yagn tersedia biasanya terbatas. Jika
memang para anggota sudah ridak membutuhkan lagi dan dana masih
lebih, maka tidak menurup kemungkinan koperasi memberikan
pinjaman kepada bukan anggota koperasi.20
Koperasi adalah organisasi golongan masyarakat yang potensi
ekonominya lemah. Koperasi sering diartikan sebagai perkumpulan
orang-orang yang secara sukarela mempersatukian diri untuk
memenuhi kebutuhan ekonomi anggotanya dengan menyelenggarakan
usaha bersama melalui pembentukan suatu perkumpulan yang diawasi
secara demokratis.21
Koperasi simpan pinjam didirikan bertujuan untuk memberikan
kesempatan kepada anggotanya untuk memperoleh pinjaman dengan
mudah dan dengan bunga ringan. Koperasi simpan pinjam juga
berusaha untuk mencegah para anggotanya agar tidak terlibat dalam
jeratan kaum lintah darat pada waktu mereka memerlukan sejumlah
uang, dengan jalan menggiatkan tabungan-tabungan dan mengatur
pemberian pinjaman uang dengan bunga yang serendah-rendahnya,
koperasi simpan pinjam menghimpun dana dari para anggotanya yang
20Ibid.
21
Ninik Widiyanti, Manajemen Koperasi ( Jakarta : PT Rineka Cipta, 1992) hlm. 72.
17
kemudian menyalurkan kembali dana tersebut kepada para
anggotanya.22
Secara umum yang dimaksud dengan koperasi adalah suatu
badan usaha bersama yang bergerak dalam bidang perekonomian,
beranggotakan mereka yang umumnya berekonomi lemah yang
bergabung secara sukarela dan atas dasar persamaan hak, berkewajiban
melakukan suatu usaha yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan para anggotanya.23
b. Tujuan Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi simpan pinjam memiliki tujuan untuk mendidik
anggotanya hidup hemat dan juga menambah pengetahuan anggotanya
terhadap perkoperasian untuk mencapai tujuannya, koperasi simpan
pinjam harus melaksanakan aturan mengenai pengurus, pengawas,
manajer dan yang paling penting rapat anggota. Menurut UU No. 25
Tahun 1992, koperasi melandaskan kegiatan usahanya pada Pancasila
dan UUD 1945 (hasil amandemen). Pancasila dijadikan landasan idiil,
sedangkan UUD 1945 dijadikan landasan konstitudional. Dengan
landasan tersebut, kegitan koperasi dikololah oleh seluruh anggota
koperasi dengan berdasarkan asas kekeluargaan.24
Manajer koperasi simpan pinjam juga seperti manajer di
organisasi apapun, harus memiliki keterampilan eksekutif,
22Kartasaputro,G,. dkk, Koperasi Indonesia Ynag Berdasarkna Pancasila dan UUD 1945,
(Jakarta: PT Rineka Cipta, 1993), hlm. 1. 23
Ibid.
24
Agung Feryanto, Koperasi dan Perannya dalam Perekonomian, (Klaten : Saka Mitra
Kompetensi, 2018), hlm. 5.
18
kepemimpinan, jangkauang pandangan jauh kedepan dan menemukan
kompromi dan pandangan berbeda. Akan tetapi, untuk mencapai
tujuan, rapat anggota harus mempunyai kekuasaan tertinggi dalam
organisasi koperasi. Hal ini ditetapkan dalam pasal 22 sampai pasal 27
UU No.25 Tahun1992.25
c. Prinsip Utama Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi Simpan Pinjam Memiliki tiga prinsip utama:
1) Swadaya
Koperasi swadaya adalah koperasi yang memiliki prinsip bahwa
tabungan hanya diperoleh dari anggotanya.
2) Setia Kawan
Pengertian koperasi setia kawan adalah memiliki prinsip bahwa
pinjaman hanya diberikan kepada anggotanya.
3) Pendidikan dan Penyadaran
Pengertian koperasi pendidikan dan penyadaran adalah memiliki
prinsip membangun watak adalah yang utama, jadi hanya yang
berwatak baik yang dapat diberi pinjaman.26
3. Simpan Pinjam Syariah
Terbitnya Keputusan Mentri Negara Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah Republik Indonesia Nomor 91/Kep/IV/KUKM/IX/2004
tentang petunjuk Pelaksaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan
Syariah merupakan wujud nyata peran pemerintah memberikan payung
25Ibid.
26
Agn. Supriyanto, Tata Kelola Koperasi Kredit Atau Koperasi Simpan Pinjam,
(Yogyakarta : CV Andi Offset, 2015), hlm. 23.
19
hukum atau kenyataan yang tumbuh suburnya ekonomi syariah dalam
masyarakat indonesia terutama dalam lingkungan koperasi dan usaha
kecil dan menengah.27
Dalam Keputusan Mentri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia Nomor 91/Kep/IV/KUKM/IX/2004
tentang Petunjuk Pelaksaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan
Syariah (KJKS) Koperasi Simpan Pinjam Syariah Atau Koperasi Keungan
Syariah (KJKS) adalah koperasi yang kegiatan usahanya bergerak di
bidang pembiayaan, investasi, dan simpanan sesuai pola bagi hasil
(syariah). Selain keberadaan KJKS yang secara penuh beroperasi secara
syariah, koperasi kompensional juga dapat membuka Unit Jasa Keuangan
Syariah (UJKS).28
Pada dasarnya koperasi simpan pinjam syariah di Indonesia sering
disebut dengan BMT (Bitul Maal Waat-Tamwil).Baitul Mal wat Tamwil
(BMT) adalah balai usaha mandiri terpadu yang isinya berintikan bayt al-
mal wa al-tamwil dengan kegiatan mengembangkan usaha-usaha
produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi
pengusaha kecil bawah dan kecil dengan antara lain mendorong kegiatan
menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya. Selain itu,
baitul mal wat tamwil juga bisa menerima titipan zakat, infak, dan
sedekah, serta menyalurkannya sesuai dengan peraturan dan amanatnya.29
27Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Edisi Kedua, (Jakarta: Kencana,
2017), hlm. 469-140.
28
Ibid.
29
Ibid, hlm. 473-474.
20
Sistem keuangan syariah merupakan sistem keuangan yang
menjembatani antara pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang
memiliki kelebihan dana melalui produk dan jasa keuangan yang sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah. Seluruh transaksi yang terjadi dalam
kegiatan keuangan syariah harus dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip
Al-Qur’an dan Sunnah. Dalam konteks Indonesia, prinsip syariah adalah
prinsip hukum islam dalam kegiatan perbankan dan lembaga keuangan
berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki
kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah. Sistem keuangan
syariah didasari oleh dua prinsip utam, yaitu prinsip syar’i dan prinsip
tabi’i.30
4. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan
(PNPM-MP)
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri
Mulai dirancang Pemerintah Indonesia tahun 2007 yang terdiri dari PNPM
Mandiri Perdesaan, PNPM Mandiri Perkotaan, serta PNPM Mandiri
wilayah khusus dan desa tertinggal. PNPM adalah program untuk
mempercepat penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan
berkelanjutan. Pendekatan PNPM merupakan pengembangan dari PPK,
yang selama ini dinilai berhasil. Beberapa keberhasilan PPK adalah berupa
penyediaan lapangan kerja dan pendapatan bagi kelompok rakyat miskin,
30
Haqiqi Rafsanjani dan Rukhul Amin, Peran Koperasi Wanita Dalam Membangun
Keuangan Inklusif Syariah (Studi Kasus Pada Koperasi Simpan Pinjam Dan Pembiayaan Syariah
Mejelis Taklim Aisyiyah “Sinar Sakina Mandiri”,Jurnal Masharif Al-Syariah: Jurnal Ekonomi dan
Perbankan Syariah, Vol. 2, No.2, 2017, hlm. 7.
21
efisiensi dan efektivitas kegiatan, serta berhasil menumbuhkan
kebersamaan dan partisipasi masyarakatc.31
Visi PNPM-MP adalah tercapainya kesejahteraan dan kemandirian
masyarakat miskin pedesaaa. Kesejahteraan berarti terpenuhinya
kebutuhan dasar masyarakat. Kemandirian berarti mampu mengorganisir
diri untuk memobilisasi sumber daya yang ada di lingkungannya, mampu
mengakses sumber daya di luar lingkungannya, serta mengelola sumber
daya tersebut untuk mengatasi masalah kemiskinan. Misi PNPM-MP
adalah:
a. Peningkatan kapasitas masyarakat dan kelembagaannya
b. Pengembangan sistem pembangunan pastisipasif
c. Pengefektifan fungsi dan peran pemerintah lokal
d. Peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana sarana sosial dasar dan
ekonomi masyarakat
e. Pengembangan jaringan kemitraan dalam pembangunan.32
Dalam rangka mencapai visi dan misi PNPM-MP, strategi yang
dikembangkan PNPM-MP yaitu menjadikan rumah tangga miskin (RTM)
sebagai kelompok sasaran, menguatkan sistem pembangunan partisipatif,
serta mengembangkan kelembagaan kerjasama antar desa.Melalui PNPM-
MP diharapkan masyarakat dapat menuntaskan tahapan pemberdayaan
31
Keppi Sukesi, Gender dan Kemiskinan di Indonesia, (Malang:UB Press, 2015), hlm.
213. 32
Buku Petunjuk Teknis OperasionalProgram Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM) Mandiri Perdesaan. (Edisi Juli 2007), hlm. 2.
22
yaitu tercapainya kemandirian dan keberlanjutan, setelah tahapan
pembelajaran dilakukan melalui PPK.33
Adapun tujuan PNPM-MP yang tertuang di dalam Pedoman Umum
PNPM-MP disebutkan bahwa tujuan umum PNPM-MP adalah
meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin di
pedesaan dengan mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan
dan pengelolaan pembangunan. Tujuan khususnya meliputi:
a. Meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat, khususnya masyarakat
miskin dan kelompok perempuan, dalam pengambilan keputusan
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pelestarian
pembangunan.
b. Melembagakan pengelolaan pembangunan partisipatif dengan
mendayagunakan sumber daya lokal.
c. Mengembangkan kapasitas pemerintahan desa dalam memfasilitasi
pengelolaan pembangunan partisipatif.
d. Menyediakan prasarana sarana sosial dasar dan ekonomi yang
diprioritaskan oleh masyarakat.
e. Melembagakan pengelolaan dana bergulir.
f. Mendorong berkembangnya Badan Kerja sama Antar Desa (BKAD).
g. Mengembangkan kerja sama antar pemangku kepentingan dalam
upaya penanggulangan kemiskinan perdesaan.34
33Ibid.
34
Gunawan Prayitno dan Aris Subagio. Membangun Desa Merencanakan Desa Dengan
Pendekatan Partisipatif Dan Berkelanjutan, (Malang: UB Press, 2018), hlm. 47-48.
23
5. Simpan Pinjam Perempuan (SPP)
Simpan pinjam perempuan adalah kegiatan yang dilakukan oleh
kaum perempuan dengan aktivitas pengelolaan dana simpanan dan
pengelolaan dana pinjaman. Secara umum tujuan dari kegiatan SPP adalah
untuk mengembangkan potensi kegiatan simpan pinjam pedesaan,
kemudahan akses pendanaan usaha skala mikro, pemenuhan kebutuhan
pendanaan sosial dasar, dan memperkuat kelembagaan kegiatan kaum
perempuan. Sementara itu tujuan khusus dari kegiatan SPP adalah
mempercepat proses pemenuhan kebutuhan pendanaan usaha ataupun
sosial dasar, memberikan kesempatan bagi kaum perempuan
meningkatkan ekonomi rumah tangga melalui pendanaan peluang usaha,
dan mendorong penguatan simpan pinjam oleh kaum perempuan.35
Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat miskin produktif yang
memerlukan pendanaan kegiatan usaha ataupun kebutuhan sosial dasar
melalui kelompok simpan pinjam perempuan yang sudah ada di
masyarakat. Selain itu, bentuk kegiatan SPP adalah memberikan dana
pinjaman sebagai tambahan modal kerja bagi kelompok perempuan yang
mempunyai pengelolaan dana simpanan dan pengelolaan dana pinjaman.
Dalam kegiatan ini, kelompok yang berhak menerima dana SPP
adalah kelompok:
1. Beranggotakan perempuan yang mempunyai ikatan pemersatu dan
saling mengenal minimal satu tahun.
35
Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia, Petunjuk Teknis Operasionl Pnpm
Mandiri Pedesaan, Jakarta, 2010, hlm. 3.
24
2. Mempunyai kegiatan simpan pinjam dengan aturan pengelolaan dana
simpanan dan dana pinjamana yang telah disepakati.
3. Telah mempunyai mempunyai modal dan simpanan dari anggota
sebagai sumber dana yang diberikan.
4. Kegiatan pinjaman masih berlangsung dengan baik
5. Mempunyai kelompok dan administrasi secara sederhana. Dalam
pengembalian dana, dana tersebut hanya boleh digunakan untuk
kegitan SPP, baik kelompok lama atau kelompokbaru sesuai ketentuan
pengelolaan dana bergulir.36
SPP selama ini menyalurkan kredit kepada kelompok masyakarat
yang minimal telah aktif satu tahun lamanya dengan sistem pengembalian
Jasa 12 persen untuk kelompok pemula dan kelompok lanjutan
disesuaikan dengan lamanya pengembalian dengan persentase 1 persen
perbulannya (maksimal 18 bulan). Pinjman/kredit yang diberikan,
dikenakan bunga 12 persen pertahun dengan sistem perhitungan bunga
tetap. Organisasi PKK dapat menjadi wadah atausarana pemberdayaan
perempuan, terutama bagi anggotanya. Meskipun demikian, organisasi
PKK belum dapat menumbuhkan kemitrasejajaran dengan laki-laki karena
program-programnya masih berorientasi kepada peningkatan kesejahteaan
keluarga, dan anggotanya mayoritas perempuan yang tidak bekerja atau
pensiun.37
36
Ibid., hlm. 5. 37
Siti Hasanah, “Pemberdayaan Perempuan Melalui Kegiatan Ekonomi Berkeadilan
(Simpan Pinjam Syariah Perempun) “, Jurnal Sawwa – Volume 9, Nomor 1, Oktober 2013, hlm
77-78.
25
Simpan pinjam perempuan (SPP) adalah kegiatan PNPM Mandiri
Perdesaan dalam bilang pengembangan ekonomi yang dikhususkan bagi
perempuan. Dalam program SPP tersebut, perempuan diberi kesempatan
untuk berperan pada sektor publik dengan membuka peluang usaha. Sesuai
dengan dana pijaman diberikan kepada perempuan yang bersedia
mengikuti pelaksaan program, selanjutnya dana tersebut digunakan untuk
membuka berbagai usaha berdasarkan keinginan peserta program. 38
Keterlibatan perempuan dalam sektor publik dapat membuka
peluang mereka untuk aktif dalam pembangunan. Diduga itu tidak terlepas
dari peran laki-laki yang turut mendukung aktivitas publik perempuan,
termasuk mempengaruhi partisipasi atau keterlibatan perempuan dalam
program SPP. Hasil keluaran atau pengaruh dari pelaksanaan SPP
diharapkan berdampak pada perubahan kondisi sosial ekonomi
masyarakat. Hal ini tercermin dalam tujuan khusus program SPP, yaitu
mempercepat proses pemenuhan kebutuhan pendanaan usaha/sosial dasar,
memberikan kesempatan kaum perempuan meningkatkan ekonomi rumah
tangga melalui pendanaan dana usaha, dan mendorong penguatan
kelembagaan simpan pinjam kaum perempuan. Berdasarkan tujuan
program SPP maka seyogyanya program tersebut dapat mengurangi
tingkat kemiskinan masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.39
38Novia Indah Lestari dan Ivanovich Agusta, Analisis Gender dalam Program Simpan
Pinjam untuk Kelompok Perempuan (SPP), Jurnal Sosiologi Pedesaan Agustus 2013, hlm 112. 39
Ibid., hlm 113.
26
Sesuai dengan namanya, kegiatan kelompok simpan pinjam
perempuan (SPP) ini memang dikhususkan bagi kaum perempuan.
Program simpan pinjam perempuan diadopsi dari Bangladesh dimana
kaum perempuan sangat berperan dalam sistem pengelolaan keuangan,
mereka menjalankan Grameen Bank (GB) yaitu semacam bank yang
memberikan pinjaman tanpa jaminan barang. Pinjaman diberikan dalam
kelompok-kelompok kecil, bila satu anggota mendapat kredit, anggota
yang lain memberikan jaminan bahwa orang itu dapat membayar kembali.
Kelompok-kelompok kecil yang mendapat pinjaman adalah kaum
perempuan. Gramee Bank ini didirikan pada tahun 1976, sengaja
menggerakkan kelompok-kelompok perempuan di Bangladesh karena
mereka merasa kebiasaan arisan yang ada dalam kalangan perempuan
disana dapat dijadikan patokan sebagai kekuatan untuk menggerakkan
simpan dan pinjam yang bernilai kebersamaan. Grameen Bankmerupakan
contoh keberhasilan pinjaman tanpa jaminan barang dan memberikan
peluang serta kesempatan usaha bagi kaum perempuan.40
Selain untuk mengakomodir usulan kegiatan ekonomi dari kaum
perempuan, SPP diharapkan menjadi penunjang peningkatan
perekonomian rumah tangga miskin yang digerakkan kaum perempuan.
Selain karena prosedur peminjaman yang mudah bagi warga desa, proses
pendanaan usaha ini juga dikelola sendiri oleh masyarakat setempat.
Setian kaum perempuan (secara berkelompok) dari desa-desa di lokasi
40Gianalina Amelinda Rantung, Efektifitas Kegiatan Kelompok Simpan Pinjam Khusus
Perempuan Di Kecamatan Kauditan Kabupaten Minahasa, Maret 2014, hlm 9-10.
27
program memiliki kesempatan untuk memperoleh modal. Berikut skema
cara kelompok SPP untuk memperoleh modal.41
Gambar 1 : Skema Pencairan Dana SPP
Sumber: Petunjuk Teknis Operasional PNPM Mandiri Perdesaan
Tahun 2014
6. Manajemen Keuangan Simpan Pinjam
Manajemen keuangan adalah suatu aktivitas dalam upaya
memperoleh dana atau modal dan penggunaannya berpegang pada rule of
thumb perusahaan. Manajemen keuangan merupakan penerapan fungsi-
fungsi manajemen dalam bidang keuangan dan pengaturan kegiatan
keuangan yang menyangkut kegiatan perencanaan, analisis dan
pengendalian kegiatan dalam perusahaan. Manajemen keuangan berkaitan
dengan perencanaan, pengarahan, pemantauan, pengorganisasian dan
pengendalian sumber daya keuangan suatu perusahaan. Manajemn
keuangan terutama menangani masalah pengelolaan uang. Pengelolaan
41
Ibid.
Musyawarah
Khusus
Perempuan
S
P
P MAD
Prioritas
Usulan
MAD
perguliran
Kelompok
Perempuan
Proposal Verifikasi
28
uang tersebut merupakan aspek penting dalam proses manajemen
keuangan.42
Manajemen keuangan simpan pinjam atau koperasi adalah aktifitas
pencarian dana dengan cara yang paling menguntungkan dan aktivitas
penggunaan dana dengan efektif dan efisien dengan memperhatikan
prinsip ekonomi dan prinsip-prinsip koperasi. Dalam pengertian
manajemen keuangan koperasi diatas mengandung beberapa hal penting.
Yaitu:
a. Pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen, minimal fungsi perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing) implementasi (actuating)
dan fungsi pengendalian (controlling).
b. Kegiatan pencairan dana, adalah memanage aktivitas untuk
memperoleh atau mendapatkan dana atau modal.
c. Kegiatan penggunaan dana, adalah aktivitas untuk mengalokasikan
atau menginvestasikan modal, baik dalam bentuk modal kerja maupun
investasi aktiva tetap.
d. Prinsip ekonomi, adalah suatu prinsip yang dijadikan dasar dalam
berbagai kegiatan ekonomi, yang terdiri dari:
1. Rasionalitas, yaitu suatu tindakan yang penuh dengan perhitungan
ekonomis sesuai dengan tujuan.
2. Efisiensi, yaitusuatu penghematan pengukuran suamber daya
ekonomis.
42Dadang Prasetyo Jatmiko, Pengantar Manajemen Keuangan, (Yogyakarta: Diandra
Kreatif, 2017), hlm. 1.
29
3. Efektivitas, yaitu suatu pencapaian target dari output atau tujuan
yang akan dicapai.
e. Prinsip koperasi dan aturan lainnya, yaitu suatu aturan main yang
berlaku dalam koperasi.43
F. Tinjauan Pustaka
Penelitian ini memiliki relevansi dengan penelitian sebelumnya. Akan
tetapi, penelitian ini tetap memiliki sisi perbedaan dengan hasil penelitian
terdahulu tersebut.
No. Peneliti Judul Metode Hasil Penelitian
1 Anis Masruroh
(2016)
Pengaruh
Pelaksanaan
Simpan Pinjam
Bagi Perempuan
(SPP) Terhadap
Tingkat Kreativitas
Ibu Rumah Tangga
dalam
Mengembangkan
Usaha Kecil
Menengah di Desa
Braja Dewa
Kecamatan Way
Jepara Lampung
Timur Tahun 2016.
Kuantitatif Berdasarkan hasil
penelitian, pengaruh
pelaksanaan simpan pinjam
perempuan berpengaruh
terhadap terhadap tingkat
kreativitas ibu rumah tangga
dalam meningkatkan usaha
kecil dan menengah di Desa
Braja Dewa Kecamatan
Way Jepara Lampung
Timur. Hal ini dikarenakan
adanya kemudahan dalam
pelaksanaan program
simpan pinjam bagi
perempuan, penyaluran
dana koperasi telah melalui
kelompok yang mempunyai
tata cara dan prosedur yang
sudah baku dalam
pengelolaan simpanan dan
pengelolaan pinjaman, dan
proses pengelolaan didasari
oleh keputusan yang
profesional dari pengurus
dengan mempertimbangkan
43
http://www.netibudiwati.com/2009/03/manajemen-keuangan-dan-
permodalan.html?m=1, Diakses pada Tanggal 5 Januari 2019.
30
pelestarian dan
pengembangan dana
bergulir guna meningkatkan
kesejahteraan para
anggota.44
2 Afrizal
(2016)
Sikap Masyarakat
Terhadap
Pengembalian
Uang Simpan
Pinjam Perempuan
(SPP) di Gampong
Labuy Kecamatan
Baitussalam
Kabupaten Aceh
Besar.
Kualitatif Berdasarkan penelitian yang
dilakukan maka diperoleh
hasil yairu: sikap
masyarakat terhadap
pengembanlian uang simpan
pinjam perempuan memiliki
beberapa keragaman yang
dapat mempengaruhi
kelancaran pengembalian
setoran yaitu adanya sikap
positif dan negatif
masyarakat. Adapun
kendala yang dihadapi
yaitu: usaha tidak berjalan,
penggunaan dan tidak
produktif, ketidakjelasan
manajemen keuangan,
hilangnya rasa
tanggungjawab, kurangnya
monitoring program SPP
serta kurangnya pembekalan
sebelum penyaluran dana
kepada masyarakat.45
3 Siti Muhibah
(2015)
Tinjauan Hukum
Islam Terhadap
Sistem Tanggung
Renteng dalam
Simpan Pinjam
Perempuan (SPP)
PNPM-Mandiri
Perdesaan
Kecamatan Depok
Kabupaten Sleman.
Kualitatif Berdasarkan penelitian
yang dilakukan diperoleh
hasil yaiu pelaksanaan
tanggung renteng yang
dilakukan dalam sistem
simpan pinjam perempuan
adalah tanggung renteng
bertingkat. Sistem tanggung
renteng ini berjalan jika
terdapat kemacetan
44
Anis Masruroh, Pengaruh Pelaksanaan Simpan Pinjam Bagi Perempuan (SPP)
Terhadap Tingkat Kreativitas Ibu Rumah Tangga dalam Mengembangkan Usaha Kecil Menengah
di Desa Braja Dewa Kecamatan Way Jepara Lampung Timur Tahun 2016, Skripsi, (Bandar
Lampung: Universitas Lampung, 2016).
45Afrizal, Sikap Masyarakat Terhadap Pengembalian Uang Simpan Pinjam Perempuan
(SPP) di Gampong Labuy Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar, Skripsi, (Darussalam-
Banda Aceh: Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, 2016).
31
angsuran. Sistem yang
mendasari tanggung renteng
dari pihak UPK dikatakan
bahwa, UPK memberikan
wadah bagi kelompok dan
didalamnya menghendaki
adanya gotong royong dari
para anggota kelompok
dalam hal pelunasan
pengembalian pinjaman.
Sistem tanggung renteng
yang ada dalam simpan
pinjam perempuan ini
termasuk kafalah bin-nafs.46
4 Fikanti
Zuliastri
(2014)
Dampak Perguliran
Dana Simpan
Pinjam Khusus
Perempuan (SPP)
PNPM Mandiri
Perdesaan
Terhadap
Perkembangan
UMKM : Studi
Kasus Kecamatan
Cimarga
Kabupaten Lebak
Provinsi Banten.
Kuantitatif Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan maka
diperoleh hasil yaitu
program pinjaman dana
bergulir SPP berdampak
positif terhadap
perkembangan UMKM.
Keuntungan usaha
mengalami peningkatan
sebesar 36,08 persen dari
keuntungan usaha rata-rata
7,91 juta rupiah menjadi
10,09 juta rupiah per tahun
dengan jenis usaha.
Berdasarkan analisis dengan
persamaan simultan,
pinjaman dana bergulir SPP
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap omset
usaha, dan penyerapan
tenaga kerja.47
5 Riki Tri
Kurniawanto
(2014)
Pengaruh Pinjaman
Modal Kegiatan
Simpan Pinjam
Kelompok
Perempuan (SPP)
Kuantitatif Berdasarkan penelitian yang
dilakukan maka diperoleh
hasil yaitu: tidak terdapat
pengaruh positif dan
signifikan pinjaman modal
46
Siti Muhibah, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sistem Tanggung Renteng dalam
Simpan Pinjam Perempuan (SPP) PNPM-Mandiri Perdesaan Kecamatan Depok Kabupaten
Sleman, Skripsi (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2015). 47
Fikanti Zuliastri, Dampak Perguliran Dana Simpan Pinjam Khusus Perempuan (SPP)
PNPM Mandiri Perdesaan Terhadap Perkembangan UMKM : Studi Kasus Kecamatan Cimarga
Kabupaten Lebak Provinsi Banten, Skripsi, (Bogor: Institut Pertanian Bogor, 2012).
32
Program PNPM
Mandiri Perdesaan
Serta Sikap
Wirausaha
Terhadap
Perkembangan
Usaha dan
Peningkatan
Pendapatan
Masyarakat Kec.
Ambal Kabupaten
Kebumen.
kegiatan SPP program
PNPM Mandiri Perdesaan
terhadap perkembangan
usaha, terdapat pengaruh
positif dan signifikan sikap
wirausaha terhadap
perkembangan usaha, tidak
terdapat pengaruh positif
dan signifikan pinjaman
modal kegiatan SPP
program PNPM Mandiri
Perdesaan terhadap
peningkatan pendapatan
masyarakat, terdapat
pengaruh positif dan
signifikan sikap wirausahan
terhadap peningkatan
pendapatan masyarakat, dan
terdapat pengaruh positif
dan signifikan
perkembangan usaha
terhadap peningkatan
pendapatan masyarakat.48
Berdasarkan pemaparan diatas, maka dapat diketahui bahwa
penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian yang dilakukan
sebelumnya. Perbedaan itu terletak pada tujuan penelitian yang ingin dicapai,
metode penelitian yang akan dilakukan, dan lokasi penelitian yaitu di desa
Teluk Rendah Ilir Kecamatan Tebo Ilir Kabupaten Tebo.
48
Riki Tri Kurniawanto, Pengaruh Pinjaman Modal Kegiatan Simpan Pinjam Kelompok
Perempuan (SPP) Program PNPM Mandiri Perdesaan Serta Sikap Wirausaha Terhadap
Perkembangan Usaha dan Peningkatan Pendapatan Masyarakat Kec. Ambal Kabupaten
Kebumen, Skripsi, (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2014).
33
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Tempat Penelitian
Tempat atau lokasi yang menjadi subjek penelitian adalah Desa Teluk
Rendah Ilir kecamatan Tebo Ilir kabupaten Tebo. Instrumen pengumpulan
data yang digunakan dalam penulisan proposal skripsi ini adalah wawancara
dan dokumentasi.
B. Pendekatan Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif.
Menurut Strauss dan Corbin, penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang
menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh)
dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari
kuantifikasi (pengukuran). Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode
yang digunakan untuk menemukan pengetahuan terhadap subjek penelitian
pada suatu saat tertentu. Deskriptif berasal dari bahasa latin “descriptivus”
yang berarti uraian. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang
dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai subjek penelitian
dan perilaku subjek penelitian pada suatu periode tertentu. Penelitian
deskriptif berusaha mendeskripsikan seluruh gejala atau keadaan yang ada
dengan deskripsi apa adanya pada saat penelitian dilakukan.49
49
Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, Cet. Ke-1 , (Jakarta:
Referenci, 2013), hlm. 10-11.
34
Penelitian ini menggunakan pendekatan Field Research (Penelitian
Lapangan), karena penelitian ini langsung di lakukan di lapangan yaitu pada
kelompok-kelompok simpan pinjam khusus perempuan (SPP) di Desa Teluk
Rendah Ilir Kecamatan Tebo Ilir Kabupaten Tebo.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Secara umum jenis data dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian
yaitu data primer dan sekunder.50
a. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung, baik yang
dilakukan melalui wawancara, observasi, dan alat lainnya.51
Data
primer merupakan data pokok. Data pokok tersebut di dapat dari
program simpan pinjam perempuan di Desa Teluk Rendah Ilir
Kecamatan Tebo Ilir Kabupaten Tebo yang berupa data laporan
keuangan.
b. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung oleh
peneliti, tapi telah berjenjang melalui sumber tangan kedua atau
ketiga. Data sekunder biasanya telah tersusun dalam bentuk
dokumen-dokemen.52
Dan diperlukan untuk mendukung analisis
pembahasan yang maksimal serta diperlukan untuk pengungkapan
fenomena sosial di DesaTeluk Rendah Ilir Kecamatan Tebo Ilir
50
Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi, Cet. Ke-2, (Jambi: Syariah Press, 2014),
hlm.34. 51
Joko Subagyo, Metodologi Penelitian dalam Teori dan Praktek, (Jakarta : PT Ribeka
Cipta, 1999), hlm. 87. 52
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (PT Rajagrafindo Persada, 2006) hlm. 39.
35
Kabupaten tebo. Data sekunder meliputi kepustakaan (Library
Research) atau dokumentasi serta bahan dari internet .
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat
diperoleh. Sumber data yang berupa responden dan berupa informan
disebut sebagai sumber data berupa orang (person), sumber data berupa
peristiwa-peritiwa atau kejadian-kejadian selama observasi berlangsung
disebut sebagai sumber data berupa tempat (place), sedangkan sumber
data berupa dokumen-dokumen atau berupa literatur-literatur pustaka
disebut sebagai sumber data berupa huruf, angka, gambar atau simbol-
simbol (paper). Sumber data di dapat dari program simpan pinjam
perempuan (SPP) di Desa Teluk Rendah Ilir Kecamatan Tebo Ilir
Kabupaten Tebo.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan orang yang menjadi sasaran
penelitian.53
Populasi dalam penelitian ini adalah kepala desa, seluruh
anggota SPP di desa Teluk Rendah Ilir dan pengelola PNPM Mandiri
Perdesaan kecamatan tebo ilir. Yang berjumlah 130 terdiri dari kepala
dan karyawan PNPM Mandiri Perdesaan dan anggota SPP desa Teluk
Rendah Ilir.
53
Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Penelitian Deskriptif Kualitatif, (Jakarta GP Press
Group, 2013), hlm. 93.
36
2. Sampel
Digunakan sampel dalam penelitian ini adalah untuk mereduksi
objek penelitian dan melakukan generalisasi hasil penelitian, sehingga
dapat ditarik kesimpulan.54
Apabila populasi besar dan peneliti tidak
mungkin memepelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti
dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Untuk itu
sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif
(mewakili). Adapun sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sebeagai berikut: kepala Desa Teluk Rendah Ilir, kepala
BumDes Bersama Kecamatan Tebo Ilir sebagai key informan, Bendahara
BumDes Bersama Kecamatan Tebo Ilir, Ketua UPK Jaya Bersama
Kecamatan Tebo Ilir dan anggota SPP berjumlah 10 0rang, sehingga
sampel dalam penelitian ini adalah 14 orang.
E. Metode Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi merupakan suatu kegiatan mendapatkan informasi yang
diperlukan untuk menyajikan gambaran rill suatu peristiwa atau
kejadiaan untuk menjawab pertanyaan penelitian, untuk membantu
mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan
pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan unpan balik terhadap
pengukuran tersebut.55
Observasi(observation)atau pengamatan
54
Munawwaroh, Panduan Memahami Metodologi Penelitian, (Jawa Timur, Anggota
IKAPI, 2013), hlm. 63. 55
Sujarweni, V Wiratna, Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi, (Yogyakarta:
Pustakabarupress, 2015), hlm. 31-33.
37
merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data dengan jalan
mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.
Dengan kata lainobservasi adalah proses pengambilan data dalam
penelitian dimana peneliti atau pengamati kondisi yang berkaitan dengan
objek penelitian.56
Di Desa Teluk Rendah Ilir Kecamatan Tebo Ilir
Kabupaten Tebo.
2. Wawancara
Wawancara adalah kegiatan untuk memperoleh informasi secara
mendalam tentang sebuah isu atau tema yang diangkat dalam penelitian.
Atau, merupakan proses pembuktian terhadap informasi atau keterangan
yang telah diperoleh lewat teknik yang lain sebelumnya. Dalam
penelitian ini, wawancara (Interview) dilakukan untuk memperoleh
informasi tentang keadaan program SPP di Desa Teluk Rendah Ilir
Kecamatan Tebo Ilir Kabupaten Tebo, model wawancaranya dilakukan
dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada kepala desa,
masyarakat desa, ketua kelompok dan pengelola SPP di Kecamatan Tebo
Ilir.
3. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan kejadian atau peristiwa yang sudah
lampau yang dinyatakan bentuk lisan, tulisan dan dalam bentuk karya. 57
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data dengan cara melihat
56
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2002), hlm. 220. 57
Djama’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet. Ke-5
(Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 148.
38
dokumen yang ada. Penelitian ini akan diperkaya dengan dokumen yang
menginformasikan tentang proses penelitian, seperti buku-buku tentang
Simpan Pinjam khususnya yang membahas tentang program simpan
pinjam perempuan dan buku-buku PNPM-Mandiri Pendesaan yang
berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat di desa Teluk
Rendah Ilir Kecamatan Tebo Ilir Kabupaten Tebo.
F. Teknik Analisis data
Menurut Mudjiarahardjo analisis data adalah sebuah kegiatan untuk
mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode, atau tanda, dan
mengkategorikannya, sehingga diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus
atau masalah yang ingin dijawab. Analisis data merupakan proses mencari
data dan menyusun secarasistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara
mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,
menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh penulis sendiri maupun orang
lain.58
Hasil penelitian ini akan dianalisis secara kualitatif. Untuk data
mengenai: (a) pengembangan SPP di Desa Teluk Rendah Ilir, Kec. Tebo Ilir,
Kab. Tebo, (b) kendala yang dihadapi oleh UPK SPP dalam peningkatan SPP,
(c) upaya yang dilakukan oleh UPK SPP dalam peningkatan SPP.
58M Hasbi Umar, Pedoman Penulisan Skripsi (Jambi, 2012). hlm. 232.
39
Secara teknik, analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini
berdasarkan analisis intraktif sebagaimana yang dikemukakan oleh Miles dan
Huberman. Analisis tersebut terdiri dari tiga kegiatan yang saling berinteraksi,
yaitu:
a. Reduksi Data ( Data Reduction)
Melalui pengamatan lapangan dan wawancara ditemukan data yang
sedemikian banyak dan kompleks serta campur aduk, maka langkah yang perlu
diambil adalah mereduksi data. Reduksi data adalah aktifitas penelitian dalam
memilih dan memilah data yang di anggap relevan untuk disajikan. Pemilihan
data menfokuskan pada informasi yang mengarah untuk pemecahan masalah,
pemaknaan, dan penemuan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Kegiatan
ini akan berlangsung sejak awal sampai akhir penelitian.
b. Penyajian Data (Data Display)
Data disajikan secara sistematis, agar lebih mudah dipahami tentang
hubungan antara bagian yang berkenaan dengan penelitian yang sedang
dilakukan. Bentuk penyajian data lebih banyak berupa narasi yaitu
pengungkapan secara tertulis, tujuannya adalah untuk mempermudahkan
mengikuti kronologi alur pristiwa, sehingga dapat terungkap apa sebenarnya
yang terjadi di balik peristiwa tersebut.
40
c. Penarikan Kesimpulan
Menarik kesimpulan merupakan bagian dari penelitian sebagai
konfigurasi yang utuh. Kesimpulan atau verifikasi dilakukan selama penelitian
berlansung.59
G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan
penggunaan sumber dalam penelitian ini dapat dicapai dengan jalan yaitu
sebagai berikut:
1. Membandingkan hasil pengamatan data hasil wawancara
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa
yang dikatakan orang secara pribadi.
3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang lain.
5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumentasi yang
berkaitan.60
H. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penyusunan, penulis membagi skripsi ini
menjadi beberapa bab dan setiap bab terdiri sub dengan sistematika sebagai
berikut:
59Ibid., hlm. 232-233.
60Lexy J Moleong, Methodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya,
2004), hlm. 332.
41
BAB I Pendahuluan
Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah,
tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka teori, dan tinjauan
pustaka.
BAB II Metode Penelitian
Dipaparkan tentang metodologi penelitian, yang mencakup
pendekatan penelitian, jenis dan sumber data, instrumen
pengumpulan data, dan teknik analisis data.
BAB III Gambaran umum Lokasi penelitian
Membahas gambaran umum Desa dan Simpan Pinjam Perempuan
(SPP) di Desa Teluk Rendah Ilir Kecamatan Tebo Ilir Kabupaten
Tebo.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Menguraikan tentang deskriptif objek penelitian yang menjelaskan
secara umum, objek penelitian dan hal-hal yang berkaitan dengan
penelitian ini, serta proses penginterprestasian hasil yang diperoleh
untuk mencari makna dan implikasinya dari hasil analisis.
BAB V Penutup
Berisi Kesimpulan dan Saran
42
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Desa Teluk Rendah Ilir
1. Sejarah Desa
Pada abad ke-16 Masehi atau zaman kerajaan Hindu, datanglah
lima orang bersaudara ke Rantau Kederas (sekarang dikenal) Pangkal
Bloteng Desa Teluk Rendah Ulu, yaitu: 1) Datuk Bedarah Putih, 2)
Datuk Makam Rendah, 3) Datuk Makam Tinggi, 4) Datuk Celengah, Dan
5) Datuk Muaro Suluk. Tujuan mereka ingin menyebarkan agama yang
mereka anut yaitu agama Hindu. Saat itu masyarakat masih berpencar
belum merupakan kesatuan dan masih memakai sistem kelompok-
kelompok yang saling bermusuhan. Diantara datuk-datuk tersebut, salah
seorang dari mereka yaitu Datuk Makan Rendah meinggalkan agama
lamanya dan memeluk agama Islam dengan nama H. Abdul Hamid.61
Nama asli Teluk Rendah (Kecamatan Tebo Ilir) adalah Teluk
Pinang Bajek (sekarang dikenal Desa Teluk Rendah Pasar). Desa Teluk
Rendah Ilir terletak di wilayah Kecamatan Tebo Ilir Kabupaten Tebo.
Memiliki luas keseluruhan 350 ha. Terdiri dari sawah, perkebunan,
sungai dan rawa-rawa. Jumlah penduduk desa teluk rendah ilir hingga
tahun 2018 mencapai 1.975 jiwa.62
61Dokumentasi, Kantor Desa Teluk Rendah Ilir Kecamatan Tebo Ilir Kabupaten Tebo,
Desember 2018.
62
Dokumentasi, Kantor Desa Teluk Rendah Ilir Kecamatan Tebo Ilir Kabupaten Tebo,
Desember 2018.
43
Desa Teluk Rendah Ilir merupakan pecahan dari tiga desa yang ada
di lingkungan Teluk Rendah, yaitu Teluk Rendah Ilir, Teluk Rendah
Pasar dan Teluk Rendah Ulu. Nama Desa Teluk Rendah berasal dari
nama keadaan tempat daerah tersebut, dimana didaerah pasar terdapat
teluk/tebing, sedangkan didaerah ulu dan ilir daerahnya rendah. Nama
Desa Teluk Rendah Ilir berasal dari posisi daerahnya yang berada
dibagian ilir Teluk Rendah sehingga dinamakan Desa Teluk Rendah Ilir.
Desa Teluk Rendah merupakan desa yang pernah disusuki oleh penjajah
Belanda sebelum masa kemerdekaan. Hal ini membuktikan bahwa Desa
Teluk Rendah sudah cukup tua.63
2. Letak Geografis
Secara geografis Desa Teluk Rendah Ilir berada diantara 1020
47’08,6” BT dan 010 24’03,1” LS di atas permukaan laut dengan luar
lebih kurang 1,9 Km. Secara administratif wilayah Desa Teluk Rendah
Ilir berbatasan dengan:
a. Sebelah Utara : Sungai Batang Hari, Teluk Rendah Pasar
b. Sebelah Selatan : Desa Tuo Ilir
c. Sebelah Barat : Desa Teluk Rendah Ulu
d. Sebelah Timur : Sungai Batang Hari
Sumber air masyarakat tergantung pada air sungai Batanghari dan
sumur penduduk di Desa Teluk Rendah Ilir, dan sekarang sebagian besar
63Dokumentasi, Kantor Desa Teluk Rendah Ilir Kecamatan Tebo Ilir Kabupaten Tebo,
Desember 2018.
44
masyarakat sudah menggunakan sumber air dari PDAM Desa Teluk
Rendah. Jika musim kemarau datang biasanya masyarakat mendalami
sumur mereka atau mengambil air langsung dari sungai untuk memenuhi
keperluan sehari-hari.64
3. Kondisi Perekonomian Desa
Potensi ekonomi yang paling menonjol dan sudah diberdayakan di
Desa Teluk Rendah Ilir yaitu sektor pertanian dan perkebunan. Hal ini
disesuaikan dengan mata pencaharian penduduk Desa Teluk Rendah Ilir
yang mayoritas sebagai buruh tani dan petani. Pertumbuhan ekonomi
masyarakat Desa Teluk Rendah Ilir secara umum juga mangalami
peningkatan, hal ini dinilai dari bertambahnya jumlah penduduk yang
memiliki usaha atau pekerjaan walaupun jenis pendapatan tersebut pada
umumnya belum dapat dipastikan bersumber dari hasil usaha yang
dilakukan, bisa juga diperoleh dari pinjaman modal usaha dari
pemerintah. Oleh karena itu, adanya program SPP di Desa Teluk Rendah
Ilir dapat berperan dalam meningkatkan potensi unit usaha yang ada.65
64Dokumentasi, Kantor Desa Teluk Rendah Ilir Kecamatan Tebo Ilir Kabupaten Tebo,
Desember 2018.
65
Dokumentasi, Kantor Desa Teluk Rendah Ilir Kecamatan Tebo Ilir Kabupaten Tebo,
Desember 2018.
45
Tabel 3.1
Mata Pencaharian Penduduk Desa Teluk Rendah Ilir
No. Mata Pencaharian Persentase dari Jumlah Penduduk
1 Petani Padi 40%
2 Pedagang 5%
3 Peternak 5%
4 Petani Sawit 20%
5 Petani Karet 6%
6 PNS 2%
7 Ibu Rumah Tangga 10%
8 Bengkel 1%
9 Tidak Bekerja 7%
10 Buruh 4%
Jumlah 100%
Sumber : Rencana Kerja Desa Pemerintah Desa Teluk Rendah Ilir 2018
B. Visi, Misi dan Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Teluk Rendah
Ilir
Visi adalah suatu gambaran atau cita-cita tentang keadaan masa depan
yang diinginkan dengan melihat potensi dan kebutuhan desa. Penyusunan
Visi Desa Teluk Rendah Ilir dilakukan dengan pendekatan partisipatif,
melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan di Desa Teluk Rendah Ilir
seperti pemerintah desa, BPD, tokoh masyarakat, tokoh agama, lembaga
masyarakat desa dan masyarakat desa pada umumnya. Maka berdasarkan
pertimbanagan diatas, Visi Desa Teluk Rendah Ilir adalah:
“MEWUJUDKAN DESA TELUK RENDAH ILIR YANG BERSIH,
46
DISIPLIN, MAKMUR SEJAHTERA DAN AGAMIS MELALUI TATA
KELOLA PEMERINTAHAN YANG JUJUR DAN ADIL”.66
Selain penyusunan Visi, juga telah ditetapkan misi-misi yang memuat
pernyataan yang harus dilakukan oleh Desa agar tercapainya visi desa
tersebut. Visi berada diatas Misi. Pernyataan Visi kemudian dijabarkan
kedalam misi agar dapat dioparasionalkan atau dilaksanakan. Sebagaimana
penyusunan Visi, misipun dalam penyusunannya menggunakan pendekatan
partisipatif dan mempertimbangkan potensi dan kebutuhan desa. Adapun
Misi Desa Teluk Rendah Ilir adalah sebagai berikut:
1. Pembinaan umat dibidang religius untuk mencapai peningkatan keimanan
dan ketahanan masyarakat.
2. Pengembangan ekonomi berbasis kelompok.
3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
4. Meningkatkan pelayanan masyarakat.
5. Meningkatkan sarana dan prasarana desa.
6. Pembinaan masyarakat dibidang trantib sadarkum dan nilai-nilai
kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
7. Menyelenggarakan urusan pemerintahan Desa secara benar, terbuka, dan
bertanggungjawab sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
8. Melaksanakan pembangunan Desa berdasarkan Demokrasi, Kebersamaan,
Keadilan berwawasan lingkungan serta kemandirian.
66Dokumentasi, Kantor Desa Teluk Rendah Ilir Kecamatan Tebo Ilir Kabupaten Tebo,
Desember 2018.
47
9. Meningkatkan peran organisasi keagamaan dalam pemberdayaan ummat.
10. Berupaya membina dan mengembangkan seluruh aspek potensial yang
dimiliki Desa Teluk Rendah Ilir, sehingga bisa terwujud masyarakat yang
adil makmur dan sejahtera.67
Setiap lembaga memiliki struktur organisasi yang berbeda-beda. Agar
organisasi tersebut dapat berjalan dengan baik, maka harus diatur suatu
struktur organisasi yang merupakan kerangka kerja organisasi. Struktur
organisasi akan mempermudah pimpinan mengawasi bawahannya dan
meminta pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas-tugasnya, serta untuk
memberi batasan yang jelas mengenai tingkat otoritas yang dimiliki setiap
tingkat devisi. Berikut struktur organisasi pemerintahan Desa Teluk Rendah
Ilir.68
67Dokumentasi, Kantor Desa Teluk Rendah Ilir Kecamatan Tebo Ilir Kabupaten Tebo,
Desember 2018.
68
Dokumentasi, Kantor Desa Teluk Rendah Ilir Kecamatan Tebo Ilir Kabupaten Tebo,
Desember 2018.
48
Gambar 2 : Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Teluk Rendah Ilir69
C. Gambaran Umum Simpan Pinjam Perempuan (SPP)
Berdasarkan Petunjuk Teknis Operasional (PTO) PNPM Mandiri
Perdesaan Tahun 2008 (Peraturan Departemen Dalam Negeri Nomor:
414.2/316/PMD), upaya pemberian dukungan terhadap PNPM Mandiri
Perdesaan yang mempunyai tujuan percepatan penanggulangan kemiskinan
maka kegiatan pengelolaan dana bergulir menjadi salah satu kegiatan yang
memberikan kemudahan bagi Rumah Tangga Miskin (RTM) untuk
mendapatkan permodalan dalam bentuk kegiatan SPP. Dana bergulir
merupakan seluruh dana program dan bersifat pinjaman yang dikelola unit
69Dokumentasi, Kantor Desa Teluk Rendah Ilir Kecamatan Tebo Ilir Kabupaten Tebo,
Desember 2018.
SUBHANI
KADUS III KADUS IV
SIRWANI, S. Sos AHYAR
KADUS II KADUS I
ANDI TAMIM
SARHAKI
KAUR PEMBANGUNAN
SUBHAN, S. Pt
KAUR KEUANGAN
A. MANAP
KAUR UMUM
NAJIB
KAUR PEMERINTAHAN
BPD
KEPALA DESA
JASMI
SEKRETARIS DESA
HASBI ASSIDDIKI, S. Pd
49
pengelola kegiatan (UPK) bagi mesyarakat untuk mendanai kegiatan ekonomi
masyarakat yang disalurkan melalui kelompok-kelompok masyarakat. Dana
bergulir ini tidak diperkenankan untuk mendanai kegiatan sektor riil yang
dijalankan oleh pihak UPK. Simpan pinjam perempuan (SPP) merupakan
salah satu bentuk kegiatan dana bergulir yang mempunyai kegiatan
pengelolaan simpanan dan pinjaman yang termasuk dalam jenis Kelompok
Simpan Pinjam (KSP) dengan ketentuan anggota khusus perempuan dan
prioritas kelompok yang memiliki anggota RTM.70
Kegiatan dana bergulir ini
bertujuan:
1. memberikan kemudahan akses permodalan usaha baik kepada masyarakat
sebagai pemanfaat maupun kelompok usaha.
2. Memberikan dan meningkatkan pelayanan kepada RTM dalam
pemenuhan kebutuhan permodalan usaha yang tidak mempunyai akses
langsung pada lembaga keuangan formal.
Mekanisme perguliran dana yang dimaksud yaitu dana pembayaran
angsuran pinjaman yang diterima pihak UPK dari tiap anggota akan
dipinjamkan kembali atau digulirkan pada kelompok lain yang mengajukan
pinjaman. Oleh karena itu, apabila ada kelompok yang menunggak, maka
akan terhambat pula penyaluran pinjaman pada kelompok lain yang
membutuhkan. Ketentuan mengenai pendanaan dalam kegiatan dana bergulir
70Dokumentasi, Kantor Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Kecamatan Tebo Ilir,
Januari 2019.
50
SPP mengacu pada aturan perguliran dan Standar Operasional Prosedur
(SOP) UPK yang telah disepakati yang memuat hal-hal sebagai berikut:
1. Dana perguliran SPP hanya digunakan untuk pendanaan kegiatan SPP
dengan alokasi dana sebesar 25 persen dari total dana PNPM Mandiri
Perdesaan.
2. Tidak diperkenankan memberikan pinjaman secara individu.
3. Adanya perjanjian pinjaman antara pihak UPK dengan kelompok
pemanfaat dalam bentuk surat perjanjian utang.
4. Jangka waktu pinjaman SPP yaitu selama 1 tahun atau 12 bulan dengan
sistem atau jadwal pembayaran angsuran tiap bulan dan tanggal jatuh
tempo tiap kelompok disesuaikan dengan tanggal saat pencairan dana.
5. Besarnya beban jasa pinjaman SPP yaitu 12 persen.
6. Kelompok dapat memberikan Insentif Pengambilan Tepat Waktu (IPTW)
sebagai stimulan sehingga terdorong untuk membayar tepat waktu
sebelum tanggal jatuh tempo.71
D. Mekanisme Pelaksanaan Simpan Pinjam Perempuan (SPP)
Pelaksanaan SPP agar dapat dipahami secara benar oleh masyarakat
khususnya kelompok pemanfaat SPP, maka dibentuk kader di setiap desa
yang melaksanakan program SPP yang terdiri dari satu orang laki-laki dan
satu orang perempuan yang bertujuan untuk mendampingi kelompok dan
membantu ketua kelompok. Musyawarah kegiatan perguliran dana SPP
71Dokumentasi, Kantor Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Kecamatan Tebo Ilir,
Januari 2019.
51
dilakukan setahun sekali pada saat akan dilakaukan pencairan dan dan
sekaligus diadakan sosialisasi untuk memberitahu pada warga sekitar bahwa
ada program pemberian pinjaman dari pemerintah berupa SPP. Mekanisme
untuk dapat memperoleh pinjaman dari program SPP yaitu dengan cara
membentuk kelompok terlebih dahulu dengan jumlah anggota tidak boleh
lebih dari 20 orang. Pembentukan kelompok dilakukan sendiri bukan oleh
pihak UPK dengan penentuan ketua kelompok dipilih langsung oleh anggota
melalui musyawarah.72
Mekanisme pengajuan pinjaman SPP dilaksanakan dengan memenuhi
persyaratan pengajuan pinjaman dengan melalui beberapa tahap yaitu:
1. Pembuatan proposal pengajuan oleh ketua kelompok sebagai salah satu
persyaratan yang berisi identitas tiap anggota, jenis usaha yang dijalankan
dan besarnya pengajuan pinjaman dengan ketentuan besarnya pinjaman
tiap anggota tidak boleh lebih dari 5 juta rupiah.
2. Menyerahkan proposal pada pihak UPK SPP dengan disertai persyaratan
lain yaitu fotokopi KTP dan Kartu Keluarga (KK)
3. Mengisi formulir atau disebut sebagai surat pengakuan utang untuk tiap
anggota dan surat pernyataan kesanggupan pembayaran sebagai
persyaratan pengajuan.73
72Dokumentasi, Kantor Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Kecamatan Tebo Ilir,
Januari 2019.
73
Dokumentasi, Kantor Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Kecamatan Tebo Ilir,
Januari 2019.
52
Setelah melaksanakan tahapan pengajuan tersebut, maka akan
dilakukan servei lapangan oleh tim verifikasi dari UPK SPP untuk pengajuan
pinjaman yang pertama mengenai kelayakan memperoleh bantuan pinjaman
dana bergulir dan kesesuaian antara jenis usaha yang dijalankan dengan
besarnya pengajuan pinjaman. Kemudian setelah dinyatakan layak maka
selanjutnya menunggu pengesahan dari Kepala Kecamatan dan setelah
disahkan makan akan dilaksanakan pencairan dana SPP. Pencairan SPP
dilakukan di Kantor Kepala Desa dan harus dihadiri oleh seluruh anggota
kelompok karena dana pinjaman langsung diberikan pada masing-masing
anggota tidak melalui ketua kelompok terlebih dahulu.74
Pelaksanaan pinjaman program SPP di kecamatan Tebo Ilir pada
tahun 2014 ada pergantian kepengurusan, sehingga ada kebijakan baru
mengenai persyaratan pengajuan pinjaman yakni harus menyertakan fotokopi
KTP suami untuk mengantisipasi atau menghindari kasus penyalahgunaan
dana SPP yang tidak diketahui pihak suami. Selain itu kebijakan adanya
potongan 2% (dua persen) dari total pinjaman kelompok untuk biaya
pengelolaan dana.75
E. Ketentuan dan Pelaksanaan Pencairan Dana
Besarnya dana pinjaman yang diterima oleh tiap anggota pada saat
pencairan terkadang tidak sesuai dengan nilai pengajuannya (Credit
74Dokumentasi, Kantor Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Kecamatan Tebo Ilir,
Januari 2019.
75
Dokumentasi, Kantor Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Kecamatan Tebo Ilir,
Januari 2019.
53
rationing). Hal ini dikarenakan untuk anggota yang baru pertama kali
mengajukan pinjaman SPP disesuaikan dengan jenis usaha yang dijalankan
dan kesanggupan pembayaran yang dilihat dari hasil survei lapangan oleh tim
verifikasi. Adapun untuk anggota yang sudah mengajukan kembali, besarnya
pinjaman yang diperoleh didasarkan pada kondisi pinjaman sebelumnya.
Apabila pada periode sebelumnya tidak terdapat tunggakan, maka anggota
dapat mengajukan pinjaman dengan jumlah pinjaman yang lebih besar dari
pinjaman sebelumnya. Akan tetapi, apabila pada periode sebelumnya terdapat
tunggakan maka besarnya dana pinjaman yang diterima akan lebih kecil dari
pinjaman sebelumnya.76
Setiap anggota diwajibkan untuk menabung terlebih dahulu sebelum
pencairan dana dilakukan. Hal ini terdapat dalam ketentuan pelaksanaan SPP
karena sesuai dengan nama programnya yaitu Simpan Pinjam Perempuan
(SPP) sehingga harus ada kegiatan menabung atau menyimpan. Besarnya
tabungan atau simpanan yaitu sebesar 10 persen dari total pinjaman. Apabila
anggota ingin uang pinjaman yang diterimanya utuh maka anggota harus
membayar simpanan terlebih dahulu sebelum dana pinjaman diterima pada
saat pencairan. Akan tetapi, simpanan yang diwajibkan tersebut dapat juga
dibayarkan dari jumlah pinjaman yang akan diterima anggota tetapi dengan
konsekuensi jumlah pinjaman yang diterima tidak utuh karena dikurangi
simpanan sebesar 10 persen. Hal ini bertujuan untuk tidak memberatkan
anggota karena harus menyediakan sejumlah uang terlebih dahulu untuk
76Dokumentasi, Kantor Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Kecamatan Tebo Ilir,
Januari 2019.
54
membayar simpanan dan memberikan kebebasan pada anggota. Simpanan
sebesar 10 persen ini dalam prosedus SPP disebut sebagai tabungan tanggung
renteng.77
F. Sanksi Tunggakan Pembayaran Pinjaman
Bentuk sanksi yang diberikan pada anggota yang menunggak
pembayaran pinjaman berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) UPK
SPP yaitu apabila pada tahap berikutnya mengajukan pinjaman kembali maka
besarnya pinjaman akan lebih kecil dari pinjaman semula. Akan tetapi,
apabila anggota tersebut sering menunggak pembayaran maka tidak akan
diberikan pinjaman kembali oleh pihak UPK pada periode berikutnya. Hal ini
karena menyebabkan dana menjadi terhambat untuk digulirkan kembali.
Pihak UPK SPP menawarkan dua pilihan pada anggota kelompok yang
menunggak pembayaran pinjaman, yaitu:
1. Rescheduling, yaitu dengan tetap diberi pinjaman pada tahap berikutnya,
tetapi besarnya jumlah pinjaman leih rendah dari besarnya jumlah
pinjaman awal.
2. Jangka waktu pembayaran pinjaman diperpanjang tetapi dengan resiko
untuk pengajuan tahap berikutnya harus menunggu anggota yang macet
tersebut untuk melunasinya terlebih dahulu.78
77Dokumentasi, Kantor Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Kecamatan Tebo Ilir,
Januari 2019.
78
Dokumentasi, Kantor Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Kecamatan Tebo Ilir,
Januari 2019.
55
G. Pelaksanaan SPP dalam Tiap Kelompok
Pada pelaksanaan SPP tidak ada pertemuan rutin mingguan ataupun
bulanan yang dilaksanakan oleh tiap kelompok. Pertemuan intern tiap
kelompok hanya dilakukan pada saat sebelum pembayaran angsuran terakhir
atau angsuran kedua belas. Pertemuan tersebut membahas mengenai
keputusan tiap anggota kelompok untuk mengajukan pinjaman kembali pada
periode berikutnya atau tidak dan keluar dari kelompoknya. Hal ini bertujuan
untuk mempercepat proses pengajuan pinjaman pada periode berikutnya
dengan mengetahui siapa saja anggota yang akan mengajukan kembali.79
Kegiatan pelaksanaan simpanan pada program SPP ini tidak hanya
dalam bentuk tabungan yang diwajibkan dalam proses pelaksanaan. Tetapi
juga ada yang dinamakan tabungan kelompok dimana tiap anggota menabung
pada saat pembayaran angsuran setiap bulannya kepada ketua kelompok
ataupun bendahara kelompok jika ada. Besarnya jumlah tabungan tiap
bulannya tidak ditentukan. Tabungan kelompok berfungsi untuk membantu
anggota yang mendesak membutuhkan pinjaman sehingga dana yang
terkumpul digulirkan kembali. Tabungan kelompok yang terkumpul dari tiap
anggota terkadang dipinjamkan pada non anggota kelompok yang
membutuhkan sehingga pada akhirnya dapat menambah anggota baru.
79Dokumentasi, Kantor Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Kecamatan Tebo Ilir,
Januari 2019.
56
Dengan demikian, adanya tabungan kelompok dapat mendorong terjadinya
kemandirian dalam penyediaan dana.80
Pengadaan tabungan kelompok ini tidak diwajibkan dalam prosedur
pelaksanaan SPP. Akan tetapi diserahkan pada masing-masing kelompok
untuk mengadakan tabungan tersebut atau tidak tergantung pada kesepakatan
setiap anggota. Berkaitan dengan hal tersebut, maka tugas ketua kelompok
yaitu:
1. Membuat proposal pengajuan pinjaman dengan dibantu oleh kader desa.
2. Menampung dan mengkoordinir tabungan kelompok setiap bulan untuk
dipinjamkan atau digulirkan kembali pada anggota.
3. Mengkoordinir angsuran pembayaran dari tiap anggota setiap bulannya
sebelum diserahkan pada bendahara UPK SPP termasuk menagih
pembayaran angsuran ke anggota.
4. Membuat laporan bulanan mengenai pembayaran angsuran pinjaman tiap
anggota.81
Mekanisme pengembalian pinjaman bergulir SPP dilakukan dengan
cara tiap anggota kelompok membayar angsuran pinjaman setiap bulannya
pada ketua kelompok. Batas pembayaran angsuran tiap bulannya disesuaikan
dengan tanggal jatuh tempo tiap kelompok. Setelah dana angsuran dari tiap
anggota terkumpul maka ketua kelompok langsung menyerahkan pada pihak
80Dokumentasi, Kantor Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Kecamatan Tebo Ilir,
Januari 2019.
81
Dokumentasi, Kantor Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Kecamatan Tebo Ilir,
Januari 2019.
57
bendahara UPK SPP untuk digulirkan kembali pada kelompok lain yang
membutuhkan.82
82Dokumentasi, Kantor Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Kecamatan Tebo Ilir,
Januari 2019.
58
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Pola Pengembangan Simpan Pinjam Perempuan di Desa Teluk Rendah
Ilir Kecamatan Tebo Ilir Kabupaten Tebo
1. Pola Pendekatan Persuasif
Persuasif merupakan simbol (terkadang disertai gambar) oleh satu
aktor sosial dengan tujuan untuk mengubah atau mempertahankan opini.83
Pendekatan persuasif di Desa Teluk Rendah Ilir dilakukan oleh para ketua
kelompok maupun anggota. Pendekatan ini dilakukan dengan cara
mengajak masyarakat yang bukan anggota SPP supaya mau menjadi
anggota dan mengajukan pinjaman.84
Seperti penjelasan yang diberikan
oleh Bapak Yusriadi, S.Sos selaku Kepala Bagian Umum Bumdes
Bersama Kecamatan Tebo Ilir, sebagai berikut:
Simpan pinjam perempuan (SPP) adalah kegiatan pemberian
permodalan untuk kelompok perempuan yang mempunyai kegiatan
simpan dan kegiatan pinjam. Tujuan dari SPP ini adalah untuk
mengembangan pemberdayaan bagi kaum perempuan,
mengembangkan usaha dan membantu masyarakat miskin yang
kekurangan atau tidak mempunyai modal. Dalam sosialisasi program
SPP terdapat banyak masyarakat yang belum paham bahkan sama
sekali tidak hadir pada saat sosialisasi SPP dilakukan. Untuk itu,
kami meminta kepada ketua-ketua kelompok atau anggota SPP agar
mau mengajak ibu-ibu yang lain untuk ikut serta dalam program SPP
ini.85
83
Charles R. Berger, Michael E. Roloff, Dkk, Handbook Ilmu Komunikasi, (Bandung:
Nusa Media, 2014, hlm 287. 84
Observasi, 28 Januari 2019. 85
Wawancara dengan Bapak Yusriadi, S.Sos Selaku Kepala Bagian Umum Bumdes
Bersama Kecamatan Tebo Ilir dan Respondem Penelitian, 28 Januari 2019.
59
Untuk lebih memperluas anggota SPP, pihak UPK menghimbau
kepada anggota SPP untuk turut serta mengajak masyarakat yang lain agar
program ini dapat benar-benar tersalurkan kepada masyarakat yang
membutuhkan dengan cara memberikan penjelasan yang baik tentang
program SPP. Seperti yang dikatakan oleh Ibu Nikmatun selaku Ketua
Kelompok Asoka sebagai berikut:
Saat menyetorkan angsuran bulanan SPP, kami dihimbau untuk
mengajak ibu-ibu lain yang belum mengerti atau bahkan yang tidak
tahu tentang program ini agar mau menjelaskan dan mengajaknya
ikut serta menjadi anggota SPP supaya program ini dapat tersalurkan
kepada masyarakat yang membutuhkan.86
Persuasif juga bisa dikatakan seni membujuk dengan menggunakan
teknik dalam komunikasi. Untuk membujuk masyarakat, setiap
komunikator harus lebih memahami dan dapat menjelaskan secara baik
tentang apa yang akan dia sampaikan kepada objek tersebut agar apa yang
disampaikan benar-benar dapat mengerti dan paham serta mau ikut dalam
program pemerintah ini. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu anggota
SPP, Ibu Uswatun Hasanah sebagai berikut:
Saya ikut serta menjadi anggota SPP pada tahun 2014, melihat ibu-
ibu yang sudah bergabung menjadi anggota SPP saya pun merasa
tertarik untuk ikut bergabung. Tetapi sayangnya waktu itu saya tidak
berani untuk memberitahukannya. Untungnya pada saat itu ada Ibu
ketua kelompok Asoka datang ke rumah saya dan mengajak saya
berpartisipasi dalam program ini dengan cara menjadi anggota SPP.
Kebetulan juga pada saat itu saya memang membutuhkan modal
untuk usaha keripik singkong yang sebelumnya pernah saya geluti.87
86
Wawancara dengan Ibu Nimatun Selaku Ketua Kelompok SPP dan Respondem
Penelitian, 28 Januari 2019. 87
Wawancara dengan Ibu Uswatun Hasanah Selaku Anggota SPP dan Respondem
Penelitian, 28 Januari 2019.
60
Membujuk atau mempengaruhi masyarakat dilakukan bukan hanya
dengan berbicara atau berkomunikasi langsung saja, tetapi juga dengan
perilaku dan perbuatan masyarakat penerima SPP. Jika dengan adanya
program SPP ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka
secara tidak langsung masyarakat lain juga akan melirik program ini.88
Penjelasan dan cara kerja yang baik dapat mempengaruhi objek untuk
turut serta dalam apa yang kita kerjakan.89
Seperti Ibu Uswatun Hasanah,
ia juga menambahkan, berikut keterangannya:
Mendengar penjelasan yang disampaikan oleh ibu salah satu ketua
kelompok dan melihat ibu-ibu lain yang sudah ikut serta dalam
program ini membuat saya tertarik untuk ikut serta dalam program
SPP ini. Namun saat itu saya tidak bisa masuk ke kelompok lain
karena semua kelompok lain jumlah anggotanya sudah maksimal,
dan saya diminta untuk membuat kelompok baru. Untungnya banyak
yang mau ikut serta sehingga saya tidak perlu untuk susah payah
mengajak ibu-ibu yang lain agar ikut juga.90
Hal yang sangat berpengaruh dalam membujuk responden adalah
jumlah dari peminat suatu organisasi itu sendiri. Jika banyak yang turut
serta dalam suatu organisasi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
lembaga tersebut mempunyai kredibilitas yang baik. Banyak orang
menggambarkannya secara sederhana bahwa isi media dan respon individu
mempunyai hubungan sebab-akibat langsung. Mereka akan
membayangkan bahwa pembaca akan serta-merta melakukan sesuatu
sesuai dengan yang dikatakan komunikator. Jika sesuatu disampaikan oleh
88
Observasi, 28 Januari 2019. 89
Observasi, 28 Januari 2019. 90
Wawancara dengan Ibu Uswatun Hasanah Selaku Anggota SPP dan Respondem
Penelitian, 28 Januari 2019.
61
media secara terus-menerus, hal itu berpengaruh pada perilaku individu.91
Sosialisasi yang intens dapat mempengaruhi komunikan dalam memahami
sebuah organisasi. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Ana Maria selaku
anggota SPP sebagai berikut:
Pada saat sosialisasi program SPP saya turut hadir, tetapi pada saat
itu saya belum tertarik untuk ikut. Tetapi melihat tetanga saya sudah
memperoleh dana beberapa kali, dan kadang secara tidak langsung
dia menjelaskan kepada saya tentang program ini, ada ketertarikan
saya tentang SPP ini. Dari apa yang saya lihat dan yang telah
disampaikan tersebut, saya sangat tertarik dan pada tahun 2015 saya
mengajukan pinjaman SPP. Dana SPP ini saya gunakan untuk
menambah modal membuka kebun sayuran.92
Komunikasi persuasif juga merupakan jenis komunikasi yang
memiliki tujuan untuk memberikan pengaruh kepada komunikan dari
komunikator terhadap kepercayaan, sikap, hingga perilaku komunikan.
Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Novita Yusmanili selaku Bendahara
Bumdes Bersama Kecamatan Tebo Ilir sebagai beriku:
Kami meminta kepada ketua-ketua kelompok atau anggota SPP
untuk mengajak ibu-ibu lain yang membutuhkan, apalagi untuk
usaha agar ikut serta dalam program ini. Mungkin banyak yang
masih belum paham sehingga enggan untuk ikut serta. Dengan cara
mengajak seperti ini kami rasa akan lebih efektif karena yang
mengajak adalah masyarakat dari desa tersebut dan sudah
melakukan pengajuan pinjaman sehingga berkemungkinan besar
mereka percaya dan yakin dengan program ini serta mau ikut
berpartisipasi.93
91
William L. Rivers, Jay W. Jensen Theodore Peterson, Media Massa dan Masyarakat
Modern, (Jakarta: Prenada Media, 2004), hlm. 252-253. 92
Wawancara dengan Ibu Ana Maria Selaku Anggota SPP dan Respondem Penelitian, 28
Januari 2019. 93
Wawancara dengan Ibu Novita Yusmalini Selaku Bendahara Bumdes Bersama
Kecamatan Tebo Ilir dan Responden Penelitian, 28 Januari 2019.
62
Adanya hasil nyata yang diperlihatkan oleh anggota SPP di Desa
Teluk Rendah Ilir pada tahun 2014 membuat banyak ibu-ibu yang melirik
tentang program ini. Meskipun banyak penggunaan uang SPP ini tidak
tepat sasaran tetapi setidaknya dapat membantu kebutuhan rumah
tangganya. Seiring berjalannya waktu, sedikit demi sedikit ada ibu-ibu
yang akhirnya sadar bahwa membuka usaha sendiri lebih baik dari pada
hanya digunakan untuk konsumtif saja.94
Seperi wawancara penulis
dengan salah pedagang yaitu Ibu Fitria, ia mengatakan sebagai berikut:
Saya menjadi anggota SPP pada tahun 2016. Saya mengajukan
pinjaman SPP untuk membuka toko klontong kecil-kecilan. Adanya
penambahan jumlah dana yang diberikan setiap tahun membuat saya
mampu menambah modal dan jumlah barang di toko saya. Saya ikut
serta dalam SPP karena diajak oleh tetangga saya yang lebih dulu
ikut dalam SPP. Meskipun pembayarannya dilakukan setiap bulan
dengan bunga 1%, saya tidak merasa keberatan karena saya sudah
punya usaha sendiri tanpa harus menyusahkan suami saya.95
Dengan adanya dana SPP yang diajukan, seorang ibu rumah tangga
mampu membantu perekonomian keluarga sehingga perekonomian
keluarga dapat meningkat. Pembayaran bulanan pun bukan masalah lagi
karena sudah mempunyai penghasilan sendiri.
2. Pola Pendekatan Kelompok
Pada dasarnya kelompok terbentuk karena adanya suatu kumpulan
dua orang atau lebih yang bekerja sama atau melakukan kontak untuk
mencapai tujuan dan mempertimbangkan kerjasama diantara kelompok
94
Observasi, 28 Januari 2019. 95
Wawancara dengan Ibu Fitria Selaku Anggota SPP dan Responden Penelitian, 28
Januari 2019.
63
sebagai satu yang berarti.96
Untuk meningkatkan kualitas suatu kelompok
perlu adanya komukasi yang baik di dalam kelompok tersebut.
Komunikasi kelompok merupakan proses komunikasi yang berlangsung
antar beberapa orang dalam suatu kelompok kecil yang langsung secara
tatap muka seperti dalam rapat, pertemuan konferensi, dan sebagainya.97
Anggota kelompok mampu saling mempengaruhi dan juga mampu
memengaruhi hasil akhir kelompok.98
Dengan demikian, dalam pemikiran
dan cara pandang kelompok satu dengan kelompok lainnya sangat
berbeda. Ini terjadi karena latar belakang ideologi kelompok tersebut.
Seperti keterangan salah satu anggota kelompok Melati, Ibu Fadliyah
sebagai berikut:
Saya mengajukan pinjaman SPP pada tahun 2014 dengan tujuan
peminjamannya adalah untuk menambah kebutuhan rumah tangga
dan biaya sekolah anak. Saya bergabung dalam kelompok Melati
dengan jumlah anggota 10 orang yang rata-rata anggotanya
mengajukan pinjaman pada tahun 2014. Anggota kelompok melati
sebagian besar juga mengajukan pinjaman untuk kebutuhan
konsumtif, hanya 3 orang saja yang mengajukan pinjaman untuk
modal usaha. Tetapi seiring berjalannya waktu, banyak anggota
yang beralih membuka usaha kecil-kecilan seperti menjual keripik
singkong, keripik pisang, jagung goreng, dll. Walaupun hasil
penjualan ini tidak seberapa, tetapi banyak anggota yang lain turut
melakukan hal serupa dengan jenis makanan yang berbeda. Hal ini
membuat saya juga ingin melakukan hal yang sama, tetapi karena
belum ada kesempatan jadi saya belum pernah jualan. Insya allah
dana yang saya ajukan tahun ini (2019) rencananya akan saya
gunakan untuk modal usaha.99
96Namora Lumongga Lubis dan Hasnida, Konseling Kelompok, (Jakarta : Kencana,
2016), hlm. 3.
97
Redi Panuju, Pengantar Studi (Ilmu) Komunikasi Komunikasi sebagai Kegiatan
Komunikasi sebagai Ilmu, (Jakarta : Kencana, 2018), hlm. 73. 98
Charles r. Berger, michael e. Roloff, dkk, handbook, imlu komunikasi, (Bandung : Nusa
Media, 2014), hlm. 340. 99
Wawancara dengan Ibu Fadliyah Selaku Anggota SPP dan Responden Penelitian, 29
Januari 2019.
64
Martowijoyo mengemukakan bahwa hubungan sosial telah
menciptakan ikatan sosial, saling percaya, penurunan konflik, dan
terjalinnya kesinambungan hubungan ekonomi di antara anggota SPP.
Kondisi ini berdampak positif terhadap berkurangnya tunggakan
pelunasan pinjaman. Dikemukakan pula bahwa hubungan sosial akan
terjalin lebih kuat dan signifikan pada SPP yang mempunyai intensitas
tinggi dalam memobilisasi tabungan sukarela.100
Dari 10 orang responden
yang peneliti wawancarai selaku anggota SPP menyatakan bahwa dalam
kelompok SPP mereka melakukan pertemuan rutin antaranggota dengan
frekuensi minimal sekali dalam setahun. Hal ini menunjukkan bahwa
keeratan hubungan antaranggota sangat mendukung sustainabilitas SPP.101
Terbentuknya kelompok anggota SPP yang solid dapat
meningkatkan kelayakan dari anggota SPP untuk mendapatkan pinjaman.
Pada kelompok yang solid juga dimungkinkan menerapkan sistem
tanggung renteng, sehingga apabila terdapat anggota yang mengalami
gagal angsur dapat diatasi oleh kelompoknya yang telah memupuk dana
secara tanggung renteng. Seperti yang dijelaskan oleh Ibu Paikah selaku
ketua kelompok Bugemvil, yaitu sebagai berikut:
Dalam pengajuan pinjaman, kami diminta untuk membuat suatu
perjanjian kredit dan surat pernyataan tanggung renteng. Tujuan
adanya surat tersebut adalah untuk mempertegas bahwa adanya
sesanggupan dan keseriusan anggota dalam mengajukan pinjaman
SPP.kami memang diminta untuk membuat tabungan kelompok
100
Sumantoro Martowijoyo, Dampak Pemberlakuan Sistem Bank Perkreditan Rakyat
Terhadap Kinerja Lembaga Keuangan Perdesaan. (Yogyakarta : Disertasi Doktor Universitas
Gadjah Mada, 2001). 101
Observasi, 29 Januari 2019.
65
untuk mengantisipasi terjadinya kredit macet dalam angsurannya.
Tabungan kelompok ini memang sangat membantu, apalagi kalau
ada yang telat membayar angsurannya bisa menggunakan tabungan
tersebut untuk menutupi tunggakan dan diangsur pada saat telah ada
uang. Sikap yang solid seperti inilah yang membuat saya nyaman
berada didalam kelompok ini, meskipun jarang melakukan
pertemuan tetapi solidaritas antar anggota kelompok tetap tinggi.
SPP pada dasarnya sama dengan KSP yang merupakan community
based institution, yaitu lembaga yang dibangun oleh komunitas yang
saling mengenal satu sama lain dan pengelola pun mengenal satu per satu
anggotanya. Inti dalam membangun kelompok simpan pinjam adalah suatu
premis bahwa masyarakat yang menjadi the intended beneficiaries
memilik potensi untuk berkembang dan mandiri dalam menghadapi
berbagai tantangan dan perubahan yang terjadi. Oleh karena itu,
membangun sebuah kelompok simpan pinjam harus dilakukan melalui
proses pengembangan masyarakat yang memerlukan pemahaman terhadap
konteks sosio-budaya masyarakat, yaitu pentingnya kepercayaan dan
sistem nilai masyarakat, serta proses kesejahteraan masyarakat. Dengan
demikian, konsep membangun sebuah kelompok simpan pinjam harus
dilakukan secara spesifik sesuai sistem budaya masyarakat setempat.
Pengembangan dan pembangunan kelompok simpan pinjam tidak boleh
dilakukan dengan cara pemerataan mengingat kondisi sumber daya alam
sebagai sumber kesejahteraan masyarakat di setiap daerah memiliki
karakteristik yang berbeda.102
102
Abdul Salam, Sustainabilitas Lembaga Keuangan Mikro Koperasi Simpan Pinjam,
(Yogyakarta : Sekolah Pascasarjana UGM, 2008) hlm.143-144.
66
Dalam sistem tanggung renteng, setiap anggota diharuskan
melakukan musyawarah secara terbuka, termasuk menerima anggota baru,
pengambilan pinjaman, dan kelangsungan pembayaran kewajiban. Tujuan
dari sitem tanggung renteng adalah agar pengurus dan anggota memiliki
rasa kebersamaan, berani mengemukakan pendapat, disiplin, jujur, dan
bertanggung jawab, baik pada diri sendiri maupun lingkungannya. Agunan
dalam sistem pinjaman SPP berupa kesepakatan dari seluruh anggota
kelompok dan terbukti mampu menekan pinjaman bermasalah hingga nol
persen, serta tumbuh secara sehat.103
3. Pola Pendekatan Tokoh Masyarakat
Tokoh masyarakat merupakan panutan masyarakat yang
menunjukkan bahwa tokoh relatif cukup berpengaruh, walaupun tidak
dominan. Keberadaan tokoh masyarakat dalam pengembangan SPP
berpengaruh dalam peningkatan jumlah anggota SPP. Keberadaan tokoh
masyarakat sangat penting untuk membangun kepercayaan masyarakat
terhadap unit PNPM mandiri perdesaan, terutama pada`awal
disosialisasikannya program tersebut. Namun keberadaan tokoh harus
diikuti oleh penerapan sistem sehingga lembaga akan terbangun dengan
baik.104
Masyarakat lebih percaya kepada tokoh yang menjadi panutan di
desanya. Adanya seruan dari tokoh masyarakat seperti kepala desa
103Ibid., hlm. 145.
104
Ibid., hlm.149.
67
membuat pekerjaan unit PNPM mendiri perdesaan lebih mudah. Seperti
yang diungkapkan oleh Bapak Kepala Desa Teluk Rendah Ilir, Bapak
Jasmi, sebagai berikut:
Program SPP merupakan lanjutan dari program PPK yang sudah ada
di Desa Teluk Rendah Ilir Ini. Tujuan dari SPP adalah untuk
mengembangkan ekonomi masyarakat desa dalam kegiatan simpan
pinjam. Menyampaikan program ini kepada masyarakat adalah hal
yang sangat penting bagi saya, apalagi program dari pemerintah ini
merupakan program untuk me ningkatkan ekonomi masyarakat desa
sehingga ekonomi desa pun juga akan ikut meningkat jika berhasil.
Sebelum unit PNPM Mandiri Perdesaan melakukan sesialisasi
langsung kepada masyarakat, terlebih dahulu saya menghimbau
masyarakat untuk ikut serta dalam sosialisasi yang akan diadakan.
Saya berharap bahwa dengan adanya program ini dapat membantu
masyarakat terutama dalam ekonomi, sehingga dengan berhasilnya
program ini akan meningkatkan perekonomian desa.105
Keberadaan tokoh sangat diperlukan untuk menciptakan kredibilitas
lembaga sehingga dapat menarik anggota masyarakat lainnya untuk
terlibat dalam kegiatan tersebut. Seperti wawancara penulis dengan Ibu
Nikmatun selaku Ketua Kelompok yang mengungkapkan sebagai berikut:
Pada tahun 2012 kami dihimbau oleh Bapak Kepala desa untuk
berkumpul di kantor desa karena kedatangan orang dari kecamatan
dan akan menyampaikan kelanjutan program PPK yang ada di Desa
Teluk Rendah Ilir ini. Tetapi karena tidak begitu berjalan maka
mereka datang lagi dan akan menyampaikan prosedur terbaru.106
Pemberdayaan menurut PNPM mandiri perdesaan adalah untuk
menciptakan atau meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara
individu maupun kelompok, dalam berbagai pemecahan persoalan terkait
upaya meningkatkan kualitas hidup, memandirikan dan kesejahteraan.
105
Wawancara dengan Bapak Jasmi Selaku Mantan Kepala Desa Teluk Rendah Ilir dan
Responden Penelitian, 28 Januari 2019. 106
Wawancara dengan Ibu Nikmatun Selaku Ketua Kelompok Asoka dan Responden
Penelitian, 28 Januari 2019.
68
Memberdayakan masyarakat memerlukan keterlibatan yang lebih besar
dari perangkat pemerintah daerah atau perangkat desa serta berbagai pihak
untuk memberikan kesempatan dan menjamin keberlanjutan berbagai hasil
yang dicapai. Seperti wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan Ibu
Novita Yusmalini selaku Bendahara Bumdes Bersama Kecamatan Tebo
Ilir yang membenarkan tentang hal itu, ia menyampaikan seperti sebagai
berikut:
Keterlibatan perangkat desa dalam sosialisasi program PNPM
mandiri perdesaan sangatlah berpengaruh dan penting. Perangkat
desa merupakan tokoh masyarakat yang dipercaya oleh masyarakat.
Oleh karena itu sangat penting sekali adanya keiikutsertaan
perangkat desa dalam sosialisasi program ini, hal ini juga
mempermudah kami dalam menyampaikan tujuan dan prosedur
program secara langsung kepada masyarakat. Sebelumnya pada
tahun 2008, kami pernah melakukan sosialisasi program PNPM
Mandiri Perdesaan di desa ini. Karena tidak berjalan efektif dan
sedikit sekali anggotanya maka kami datang lagi untuk melakukan
sosialisasi program PNPM Mandiri Perdesaan. Kami mengajak
masyarakat untuk ikut dalam program ini karena PNPM mandiri
persedasaan mempunyai program SPP dan dana bergulir untuk
masyarakat desa. Program yang paling cocok untuk masyarakat desa
Teluk Rendah Ilir ini adalah SPP, makanya kami banyak sosialisasi
tentang SPP kepada msyarakat desa.107
Berinteraksi langsung dengan masyarakat adalah hal yang paling
dasar dalam penyampaian sebuah program pemerintah. Dengan adanya
interaksi, lembaga atau pemerintah dapat mengetahui bagaimana kondisi
dan keperluan masyarakat daerah tersebut. Komunikasi yang berkelanjutan
dan berkesinambungan antara anggota SPP dan UPK SPP sangat
107
Wawancara dengan Ibu Novita Yusmalini Selaku Bendahara Bumdes Bersama
Kecamatan Tebo Ilir dan Responden Penelitian, 28 Januari 2019.
69
diperlukan guna membangun interaksi yang konstruktif. Walaupun pada
kenyataannya masih jauh dari harapan.
Tercapainya tujuan organisasi sangat ditentukan oleh keberadaan
hubungan masyarakat pada suatu organisasi apabila jalinan hubungan
terhadap masyarakat mampu menumbuhkan kesan yang bersifat positif.
Dengan demikian kebutuhan secara timbal balik antara kebutuhan
masyarakat dengan kebutuhan organisasi dapat terpenuhi dan dapat
dilakukan sesuai dengan kemampuan dan strateginya.108
Untuk mencapai tujuan dalam sebuah program seperti halnya pada
implementasi kegiatan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) maka unit PNPM
Mandiri Perdesaan dan pihak-pihak yang terkait baik itu di tingkat
kecamatan maupun di tingkat Desa Teluk Rendah Ilir perlu didukung
suatu strategi yang efektif untuk mengembangkan SPP agar hal-hal yang
disampaikan dan dilaksanakan dalam kegiatan SPP dapat berjalan dengan
baik kepada masyarakat penerima manfaat.109
Sebelumnya kita harus mengetahui bahwa mengenal masyarakat
haruslah merupakan langkah pertama bagi unit PNPM mandiri perdesaan
dalam usaha mensosialisasikan program pemerintah. Proses komunikasi
dengan masyarakat sama sekali tidak pasif melainkan aktif sehingga antara
pihak unit PNPM mandiri perdesaan dan masyarakat bukan hanya terjadi
108Israyanti, Strategi Komunikasi dalam Mengimplementasikan Kegiatan Simpan Pinjam
Perempuan (SPP) pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakatmandiri (PNPM) Mandiri
Perdesaan, Skripsi, (Makassar: Universitas Hasanuddin, 2017), hlm. 65. 109
Ibid., hlm. 65-66.
70
hubungan melainkan juga terjadi proses saling mempengaruhi, artinya
masyarakat dapat dipengaruhi oleh lembaga PNPM mandir perdesaan dan
begitu juga sebaliknya.110
Dalam unsur penyampaian program oleh lembaga PNPM mandiri
perdesaan dan pihak-pihak yang terkait terhadap implementasi kegiatan
SPP di Desa Teluk Rendah ilir yang menjadi sasaran program SPP adalah
semua perempuan yang ada di Desa Teluk Rendah Ilir terkecuali mereka
yang berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan perangkat desa.
Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh ketua unit pengelola kegiatan
(UPK) kecamatan tebo ilir, Bapak Husni Mubarak yang memberikan
keterangan sebagai berikut :
Penerima manfaat dari program adalah semua perempuan yang ada
di Desa Teluk Rendah Ilir, kecuali mereka yang berprofesi sebagai
PNS dan Perangkat desa. Yang tidak diberikan ialah masyarakat
yang tidak bekerja. Tetapi bagi masyarakat yang tidak bekerja tetapi
mau berusaha dengan dana ini ya kita berikan. Karena kalau tidak
diberikan maka dia akan semakin tidak berdaya. Apapun resikonya
nanti harus kita terima, berhasil atau tidaknya kita tidak tau, yang
penting uang ini sudah kita salurkan kepada masyarakat yang
membutuhkan. Jadi siapapun yang membutuhkan dana ini terlebih
yang ingin usaha tentu akan diberikan pinjaman.111
Sebelum melakukan sosialisasi sebuah program, perlu diketahui
bahwa dalam mengenal masyarakat desa sasaran hal yang perlu dilakukan
ialah mengenal terlebih dahulu kerangka referensi (frame of
110Ibid., hlm. 66.
111Wawancara dengan Bpak Husni Mubarak Selaku Ketua Unit Pengelola Kegiatan
(UPK) Jaya Bersama Kecamatan Tebo Ilir dan Responden Penelitian, 28 Januari 2019.
71
reference)serta sistuasi dan kondisi yang layak. Hal ini dapat dilakukan
melalui observasi, penjajakan, atau penelitian.
Sama dengan yang dijelaskan diatas, pihak-pihak yang terkait dalam
kegiatan SPP di Desa Teluk Rendah Ilir dalam mengenal masyarakat
sebelumnya juga melakukan observasi di lapangan. Seperti perbaikan
tentang sasaran program SPP yang seharusnya adalah untuk masyarakat
yang membutuhkan modal dan memulai usaha mikro, sekarang di
perbaharui untuk semua perempuan yang ada di desa teluk rendah ilir yang
ingin usaha, tetapi usahanya tidak ditentukan kecuali usaha yang dapat
merugikan masyarakat.112
Seperti wawancara yang dilakukan oleh peneliti
dengan Ibu Ulyah yang merupakan seorang petani mentimun, dia
mengungkapkan sebagai beriku :
Saya adalah seorang petani, saya sangat mengapresiasi adanya
program SPP di desa ini. Sebagai seorang petani tentunya saya
sangat berharap bahwa saya dapat menambah atau memperluas
usaha saya dibidang pertanian dengan adanya uang SPP ini.113
Mengenal masyarakat telah dilakukan oleh lembaga PNPM mandiri
perdesaan kecamatan tebo ilir beserta pihak-pihak yang terkait dalam
kegiatan SPP agar pengimplementasinya tepat sasaran. Hanya saja dalam
prosesnya masih belum maksimal. Mengenal masyarakat merupakan
proses yang sangat penting sebab merekalah yang akan menerima dana
112
Observasi, 28 Januari 2019. 113
Wawancara dengan Ibu Ulyah Selaku Anggota SPP dan Responden Penelitian, 28
Januari 2019.
72
SPP tersebut. Dengan mengenal masyarakat terlebih dahulu maka langkah
untuk kedepan akan lebih mudah.
Setelah mengenal masyarakat dan situasinya, maka selanjutnya
adalah menyusun pesan, yaitu menentukan tema dan materi. Materi pesan
sangatlah penting untuk disusun dengan baik karena tidak semua
masyarakat memiliki kemampuan yang sama dalam memahami informasi
yang disampaikan oleh pihak PNPM mandiri perdesaan. Selain itu, dalam
penyusunan pesan ini hal utama yang juga akan dilakukan alah bagaimana
menarik perhatian masyarakat, mengubah perilaku dan pola pikir
masyarakat.114
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Bapak
Yusriadi, S. Sos sebagai berikut :
Semua aturan atau pesan-pesan itu dibacakan (lisan) pada saat
sosialisasi diadakan. Kemudian kami juga biasanya membagikan
selebaran-selebaran atau brousur (tulisan) kepada masyarakat yang
isinya terkait dengan kegiatan tersebut.115
Sementara itu terkait dengan materi pesan yang disampaikan oleh
pihak pengelola kegiatan disusun berdasarkan petunjuk teknis operasional
(PTO) PNPM Mandiri Perdesaan yang sudah ada. Seperti yang
diungkapkan oleh ketua UPK Jaya Bersama kecamatan tebo ilir sebagai
berikut :
Pesan-pesan itu disampaikan melalui sosialisasi. Jadi yang pertama
kita lakukan adalah mengadakan sosialisasi tentang kegiatan PNPM
114Israyanti, Strategi Komunikasi dalam Mengimplementasikan Kegiatan Simpan Pinjam
Perempuan (SPP) pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakatmandiri (PNPM) Mandiri
Perdesaan, Skripsi, (Makassar: Universitas Hasanuddin, 2017), hlm. 71. 115
Wawancara dengan Bapak Yusriadi, S. Sos Selaku Kepala Bagian Umum Bumdes
Bersama Kecamatan Tebo Ilir dan Responden Penelitian, 28 Januari 2019.
73
Mandiri Perdesaan yang didalamnya juga termasuk SPP. Kemudian
tentang kebijakannya apa saja, konsep, prinsip, prosedur, tahapan
pelaksanaan sampai dengan hasil pelaksanaannya. Sebenarnya yang
disampaikan tersebut sudah ada dalam PTO PNPM Mandiri
Perdesaan. Tinggal bagaimana pihak pengelola kegiatan
menyempurnakan sesuai dengan kondisi dan situasi masing-masing
wilayah.116
Hal tersebut juga dibenarkan oleh masyarakat penerima manfaat
yang tidak lain adalah salah satu ketua kelompok SPP Bugenvil ia
menyampaikan sebagai berikut:
Kami mengetahui program ini awalnya dari sosialisasi di kantor
desa. Katanya ada dana yang mau keluar, tetapi dengan persyaratan
harus membentuk kelompok. Maka kami bentuklah kelompok bagi
yang ingin mengajukan.117
Namun dari wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan
beberapa masyarakat penerima manfaat sebagian besar dari mereka jarang
mengikuti proses sosialisasi lanjutan yang dilakukan pihak pengelola
kegiatan, kecuali pada saat diladakan pencairan dana. Seperti yang
diungkapkan oleh ibu Fadliah sebagai berikut:
Untuk sosialisasi biasanya melalui ketua atau perwakilan yang hadir
saja kemudian barulah diberitahukan kepada anggota. Kecuali kalau
lagi pencairan, barulah semua anggota dikumpulkan. Jadi dari ketua
kelompok itu saja yang saling memberikan informasi atau
perwakilan yang hadir.118
Sama halnya wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan ketua
kelompok Asoka yang membenarkan tentang hal tersebut. Ia
mengungkapkan sebagai berikut :
116
Wawancara dengan Bapak Husni Mubarak Selaku Ketua UPK Jaya Bersama
Kecamatan Tebo Ilir dan Responden Penelitian, 28 Januari 2019. 117
Wawancara dengan Ibu Faikah Selaku ketua kelompok Bugenvil dan Responden
Penelitian, 28 Januari 2019. 118
Wawancara dengan Ibu Fadliah Selaku ketua kelompok Melati dan Responden
Penelitian, 28 Januari 2019.
74
Kadang-kadang saya juga tidak ikut sosialisasi lanjutan karena ada
kesibukan. Biasanya bergantian ikut sosialisasi. Tapi kalau tidak ada
yang hadir untuk perwaakilan perempuan dari desa teluk rendah ilir,
maka Kepala desa atau perangkatnya yang biasanya menyampaikan
informasi.119
Pesan pesan yang disampaikan bisa efektif bila pesan itu mampu
menarik perhatian khalayak atau membangkitkan perhatiannya dan pesan
tersebut mudah diperoleh oleh masyarakat.
B. Kendala Dalam Pengembangan Simpan Pinjam Perempuan di Desa
Teluk Rendah Ilir Kecamatan Tebo Ilir Kabuoaten Tebo
Dalampelaksanaan suatu program pemerintah, seperti program SPP
tidak terlepas dari berbagai kendala-kendala di lapangan, kendala-kendala ini
boleh jadi disebabkan oleh sistem-sistemnya ataupun kendala-kendala yang
ditimbulkan oleh individu-individu itu sendiri. Kendala yang dimaksud disini
adalah kendala dalam menarik minat masyarakat untuk ikut serta dalam
program pemberdayaan masyarakat dan kendala- kendala lain yang berkaitan
dengan SPP di Desa Teluk Rendah Ilir baik yang berasal dari dalam organisasi
(internal) maupun yang berasal dari luar organisasi (eksternal).
1. Sikap Ketidakpedulian Masyarakat
Ternyata di masyarakat kita terdapat banyak masyarakat yang tidak
peduli dengan apa yang dilakukan oleh pemerintah, mereka mengangggap
bahwa yang dilakukan tersebut tidak juga dapat mensejahterakan mereka
sehingga apabila ada suatu rancangan program pemberdayaan masyarakat
seolah acuh tak acuh. Banyak hal yang menjadi faktor kenapa masyarakat
119
Wawancara dengan Ibu NIkmatun Selaku Ketua Kelompok Asoka dan Responden
Penelitian, 28 Januari 2019.
75
seolah tidak peduli dengan rancangan yang dibaut pemerintah, salah
satunya adalah kebijakan dan sistem yang dijalankan terkadang terkesan
memberatkan masyarakat sehingga banyak masyarakat yang memilih tidak
mengikutinya.120
Seperti yang diungkapkan oleh bapak Kepala Desa Teluk
Rendah Ilir, sebagai berikut:
Dalam mengajak masyarakat untuk berkumpul di suatu perkumpulan
desa kadang membutuhkan trik khusus, karena sebagian masyarakat
seolah tidak peduli dengan realisasi program dari pemerintah.
Apalagi tentang realisasi program SPP ini. Mereka lebih senang
bertanya kepada yang hadir saja, akibatnya banyak yang tidak
memahami tentang sistem yang disampaikan oleh pengelola SPP.
Mungkin mereka beranggapan bahwa program yang dicanangkan
tersebut hanyalah program biasa dan mungkin akan memberatkan
bagi mereka121
Hal demikian juga disampaikan Kepala Bagian Bumdes Bersama
Kecamatan Tebo Ilir sebagai berikut:
Menyampaikan program ini kepada masyarakat adalah bentuk
pengabdian kami kepada negara, tetapi kadang dalam realisasi
program banyak masyarakat yang belum mengerti dan paham
bagaimana sistem kerja dari program SPP ini. Mereka juga kadang
enggan bertanya. Makanya kami terkadang kebingungan untuk
membuat masyarakat cepat memahami, ini adalah PR besar buat
kami. Selain hanya sedikit yang hadir pada saat realisasi dilakukan,
banyak juga masyarakat yang hadir seolah tidak memperhatikan apa
yang kami sampaikan, ada juga yang mengantuk sehingga tidak
konsentrasi dan kadang ada yang salah mengartikan tentang program
ini karena hanya memperhatikan sedikit.122
2. Rendahnya Minat Masyarakat untuk Usaha
Usaha merupakan suatu pengorbanan untuk mendapatkan sesuatu
yang kita inginkan. Terkadang dalam usaha banyak hal yang kita temui
120
Observasi, 28 Januari 2018. 121
Wawancara dengan Bapak Jazmi Selaku Kepala Desa Teluk Rendah Ilir dan
Responden Penelitian, 28 Januari 2019. 122
Wawancara dengan Bapak Yusriadi, S.Sos selaku Kepala Bagian Bumdes Bersama
Kecamatan Tebo Ilir dan Responden Penelitian, 28 Januari 2019.
76
baik itu halangan maupun rintangan. Rendahnya masyarakat desa teluk
rendah ilir untuk usaha membuat dana SPP yang tersalur ke masyarakat
banyak digunakan untuk keperluan pribadi dan untuk konsumtif saja.
Seperti wawancara peneliti dengan Ibu Ulyah selaku anggota SPP, ia
menyampaikan sebagai berikut:
Saya mengajukan pinjaman SPP sudah terbilang lama yakni pada
tahun 2014, sampai saat ini uang spp tersebut belum ada saya
gunakan untuk usaha tetapi saya gunakan untuk keperluan rumah
tangga, seperti membayar uang sekolah anak, biaya berobat, dan
biaya lainnya. Kalau untuk membuka usaha saya merasa tidak
mampu karena saya tidak mempunyai skill yang baik dalam usaha.
Saya juga merupakan petani, saya lebih baik ke sawah dari pada
harus usaha jual-jualan yang hasilnya belum tentu.123
3. Terlambatnya Pencairan Dana
SPP merupakan kegiatan simpan pinjam bagi kaum perempuan yang
tersebar luas diseluruh desa dan kecamatan di indonesia. Banyaknya
perempuan yang mengajukan pinjaman SPP membuat pihak pengelola
lebih selektif dalam memberikan pinjaman. Adanya kredit macet dengan
jumlah tak sedikit membuat pihak pengelola harus benar-benar berhati-hati
dalam memberikan dana SPP kepada anggota SPP, terutama yang baru
mengajukan. Semua masyarakat mempunyai kemampuan dan pemahaman
yang berbeda tentang SPP ini.124
Terlambatnya pencairan dana disebabkan oleh laporan akhir dari
para pelaku yang terlibat dalam kegiatan SPP baik itu ditingkat Kecamatan
123
Wawancara dengan Ibu Ulyah selaku anggota kelompok SPP dan Responden
Penelitian, 28 Januari 2019.
124
Israyanti, Strategi Komunikasi dalam Mengimplementasikan Kegiatan Simpan Pinjam
Perempuan (SPP) pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakatmandiri (PNPM) Mandiri
Perdesaan, Skripsi, (Makassar: Universitas Hasanuddin, 2017), hlm. 98.
77
maupun ditingkat Desa/Kelurahan mengalami keterlambatan dalam
penyetoran ditingkat kabupaten sehingga proses pencairan dana dari
kegiatan SPP ini juga akan ikut terlambat. Akibatnya banyak masyarakat
yang enggan untuk mengajukan pinjaman dikarenakan lambatnya proses
pencairan dana. Masyarakat menginginkan proses yang cepat karena
mempunyai kebutuhan mendesak.
4. Menyalahgunakan Dana SPP
Pada dasarnya program SPP adalah untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat agar lebih mandiri. Peningkatan taraf hidup tersebut dapat
ditingkatkan melalui usaha, meningkatkan peluang lapangan pekerjaan
yakni perempuan yang sebelumnya tidak memiliki pekerjaan, kini
memiliki bermacam ragam pekerjaan pokok mulai berdagang dengan
harapan mereka mampu untuk membiayai kehidupan sehari-hari.125
Harapan demi harapan pastinya tidak sesuai dengan realita
dilapangan, serta tidak menjalankan sesuai dengan aturan penggunaan
dana SPP yang telah ditetapkan. Hal ini dibuktikan oleh anggota kelompok
SPP, mereka mengakui bahwa dana tersebut tidak dipergunakan untuk
membuka usaha karena disaat dana SPP itu keluar, mereka membutuhkan
dana tersebut untuk keperluan rumah tangga dan kebutuhan anak-anak
yang masih sekolah.
Penyalahgunaan dana SPP biasanya terjadi pada kelompok SPP baik
yang dilakukan oleh ketua maupun anggota kelompok. Seperti wawancara
125Afrizal, Sikap Masyarakat Terhadap Pengembalian Uang Simpan Pinjam Perempuan
(SPP) di Gampong Labui Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar, Skripsi, (Barussalam-
Banda Aceh: Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, 2016), hlm. 65.
78
peneliti dengan ibu Fadliyah selaku ketua kelompok Melati, ia
mengungkapkan sebagai berikut:
Setelah uang SPP cair, banyak ibu-ibu yang menggunakan uang SPP
hanya untuk keperluan konsumtif saja. Mereka menggunakan dana
ini untuk memperbaiki rumah, bayar sekolah anak, dan keperluan
rumah tangga lainnya. Untuk angsuran bulanan mereka hanya
mengandalkan hanya pada gaji suami.126
Kesadaran akan usaha memang sangat rendah sehingga dana yang
diberikan seharusnya untuk modal usaha tetapi digunakan sebagai bagian
dari kebutuhan sehari-hari. Hal serupa juga disampaikan oleh Bapak
Kepala Bagian Umum Bumdesa Bersama Kecamatan Tebo Ilir, ia
Menyampaikan sebagai beriku:
Memang banyak ibu-ibu yang mengajukan pinjaman SPP, tetapi
sedikit sekali yang penggunaannya tepat. Di proposal pengajuan
pinjaman disebutkan bahwa ingin memulai usaha atau menambah
modal usaha tetapi pada implementasinya berbeda. Kenyataan
seperti ini tidak asing lagi bagi kami. Karena kami hanya
menyalurkan dana atau modal usaha kepada masyarakat, dan itu
sudah kami laksanakan. Tinggal masyarakatnya saja mau
dipergunakan bagaimana dana yang sudah diberikan. Yang penting
dana yang kami salurkan dapat bermanfaat bagi masyarakat dan
dapat membuatnya sejahtera walaupun penggunaannya tidak sesuai
dengan yang direncanakan. Semoga untuk pinjaman-pinjaman
berikutnya dapat menyadarkan masyarakat bahwa memulai usaha
lebih baik dari pada hanya jadi konsumen saja.127
Bapak Kabag sangat berharap bahwa nantinya dana yang diajukan
tersebut dapat digunakan sebaik mungkin dan dapat memperbaiki ekonomi
masyarakat terutama masyarakat Desa Teluk Rendah Ilir. Tergantung
masyarakatnya lagi mau dipergunakan bagaimana.
126
Wawancara dengan Ibu Fadliah Selaku ketua kelompok Melati dan Responden
Penelitian, 28 Januari 2019. 127
Wawancara dengan Bapak Yusriadi, S. Sos Selaku Kepala Bagian Umum Bumdes
Bersama Kecamatan Tebo Ilir dan Responden Penelitian, 28 Januari 2019.
79
C. Upaya yang Dilakukan untuk Pengembangan Anggota Simpan Pinjam
Perempuan di Desa Teluk Rendah Ilir Kecamatan Tebo Ilir Kabupaten
Tebo
PNPM memilik tujuan pokok yaitu untuk memberdayakan
masyarakat khusunya kelompok SPP Desa Teluk Rendah Ilir. Program SPP
bertekad untuk mengembangkan potensi kegiatan simpan pinjam pedesaan,
kemudahan akses pendanaan, usaha skala mikro, pemenuhan kebutuhan sosial
pedanaan sosial dasar, memperluas kelembagaan kegiatan kaum perempuan,
serta mendorong pengurangan rumah tangga miskin dan penciptaan lapangan
kerja. Untuk dapat menjangkau masyarakat, perlu adanya upaya perbaikan
dalam program SPP. SPP harus bisa menyesuaikan programnya dengan
keadaan masyarakat setempat. Karena jika tidak dimungkinkan program ini
tidak akan terealisasi dengan baik.128
Seperi yang diungkapkan oleh Kepala
Desa Teluk Rendah Ilir, sebagai berikut:
Desa teluk rendah ilir merupakan desa yang mayoritas
masyarakatnya adalah petani, mereka yang berdagang ataupun usaha
lain juga merupakan petani. Kalau program ini harus mengikuti
prosedur dari pemerintah, saya rasa tidak akan berjalan di desa ini,
karena masyarakat desa lebih menyukai bercocok tanam dan
menggarap sawah dibandingkan harus memulai usaha yang belum
tentu hasilnya. Mungkin ada, tapi hanya sedikit sekali.
Tambahnya.129
128Afrizal, Sikap Masyarakat Terhadap Pengembalian Uang Simpan Pinjam Perempuan
(SPP) di Gampong Labui Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar, Skripsi, (Barussalam-
Banda Aceh: Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, 2016), hlm. 69. 129
Wawancara dengan Bapak Jazmi Selaku Kepala Desa Teluk Rendah Ilir dan
Responden Penelitian, 28 Januari 2019.
80
Keadaan masyarakat yang tergolong dalam masyarakat pertanian
harus diketahui oleh unit PNPM Mandiri Perdesaan agar dapat menyesuaikan
programnya dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat. Seperti wawancara
peneliti dengan Bapak Kepala Bagian Bumdes Bersama yang menyampaikan
sebagai berikut:
Banyak masyarakat yang menyampaikan bahwa mereka lebih senang
untuk bekerja dibidang pertanian dari pada harus memulai usaha
baru. Mereka ingin mengembangkan kebun mereka saja, atau
membuka kebun baru. Dan dana ini bisa dipakai untuk modal
awalnya. Oleh karena itu program yang awalnya untuk UMKM kami
perluas untuk usaha apa saja seperti pertanian, perdagangan dll yang
penting tidak mengandung unsur kejahatan.130
Hal serupa juga disampaikan oleh Ibu Bendahara Bumdes Bersama
Kecamatan Tebo Ilir, ia mengungkapkan sebagai berikut:
Melihat masyarakat sejahtra adalah harapan kami, oleh karena itu,
kami selaku pengelola harus mengikuti apa yang menjadi kebutuhan
masyarakat desa, sehingga program yang tadinya kami programkan
untuk usaha kecil dan menengah kami ganti menjadi untuk usaha
lain yang mereka butuhkan.131
Namun hal tersebut belum sejalan dengan harapan, dimana adanya
kelompok yang belum mampu mengembangkan danaSPP tersebut karena
berbagai faktor, seperti kurangnya pengetahuan tentang berwirausaha dan
kurangnya rasa tanggungjawab, serta tidak menggunakan uang tersebut sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan.Langkah yang ditempuh untuk
meningkatkan keberdayaan pelaku SPP dalam pengelolaan dana bergtulir
berupa SPP tentu tidak bisa jika hanya di lakukan tanpa kerjasama antar
130
Wawancara dengan Bapak Yusriadi, S. Sos Selaku Kepala Bagian Umum Bumdes
Bersama Kecamatan Tebo Ilir dan Responden Penelitian, 28 Januari 2019. 131
Wawancara dengan Ibu Novita Yusmanili Selaku Bendahara Bumdes Bersama
Kecamatan Tebo Ilir dan Responden Penelitian, 28 Januari 2019.
81
pelaku-pelaku PNPM Mandiri Perdesaan hal ini bisa menyebabkan tidak
optimalnya hasil yang didapat. Untuk itu bantuan dari pelaku lainnya
terhadap keberdayaan pengelolaan yang didasari oleh masyarakat harus
diimbangi dengan pendamping dari pelaku PNPM Madiri Perdesaan lainya.
Disamping itu, untuk perkembangan usaha-usaha yang ada di Desa
Teluk Rendah Ilir belum terlihat sukses atau berhasil. Bapak Kabag
mengungkapkan sebagai berikut:
Kami pihak pengelola mengajak masyarakat perempuan terutama
yang ingin memulai usaha untuk mengajukan pinjaman pada UPK
SPP, usaha yang ingin jalankan tidak ditentukan asalkan tidak
merugikan masyarakat sekitar. Yang boleh mengajukan pinjaman
pun tidak dibatasi terkecuali mereka yang berprofesi sebagai PNS
ataupun perangkat desa, selain dari pada itu diperbolehkan. Dan jika
angsuran SPP lancar maka pengajuan pinjaman tahun berikutnya
akan ditambah.132
Untuk menumbuhkan minat masyarakat dalam usaha, pihak PNPM
Mandiri Perdesaan membuat suatu kebijakan untuk memperluas cakupan
usaha yang akan dijalankan oleh masyarakat sehingga masyarakat akan lebih
mudah dalam memilih usaha apa yang ingin dijalankan.
132Wawancara dengan Bapak Yusriadi, S. Sos Selaku Kepala Bagian Umum Bumdes
Bersama Kecamatan Tebo Ilir dan Responden Penelitian, 28 Januari 2019.
82
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada
bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pola pengembangan simpan pinjam perempuan di desa teluk rendah ilir
kecamatan tebo ilir kabupaten tebo dilakukan menggunakan tiga pola
yaitu: pola pendekatan persuasif yang merupakan pendekatan yang
dilakukan oleh pereorangan kepada masyarakat, pola pendekatan
kelompok yaitu pendekatan yang dilakukan oleh sebuah kelompok untuk
menarik minat masyarakat melalui perilaku kelompok, dan pola
pendekatan tokoh masyarakat yaitu pendekatan yang dilakukan oleh
tokoh-tokoh seperti kepala desa, unit PNPM, dan UPK SPP sebagai
penggerak utama program pemerintah. Pola-pola yang dilakukan tersebut
tujuannya adalah untuk menarik minat masyarakat agar mau ikut serta
dalam program yang dicanangkan oleh pemerintah sehingga mampu
meningkatkan ekonomi keluarga.
2. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program SPP dengan tujuan
mengembangkan SPP di Desa Teluk Rendah Ilir yaitu: adanya sikap
ketidakpedulian masyarakat terhadap program yang dicanangkan
pemerintah sehingga banyak yang tidak mengetahui secara baik tentang
program SPP, rendahnya minat masyarakat untuk usaha, terlambatnya
pencairan dana SPP sehingga banyak masyarakat yang enggan
83
mengajukan pinjaman dikarenakan lambatnya pencairan, dan terakhir
yaitu menyalahgunakan dana SPP yang seharusnya digunakan untuk
usaha tetapi dipergunakan untuk konsumtif saja.
3. Upaya yang dilakukan oleh unit PNPM Mandiri Perdesaan adalah
mengajak masyarakat perempuan terutama yang ingin memulai usaha
untuk mengajukan pinjaman pada UPK SPP, usaha yang ingin jalankan
tidak ditentukan asalkan tidak merugikan masyarakat sekitar. Yang boleh
mengajukan pinjaman pun tidak dibatasi terkecuali mereka yang
berprofesi sebagai PNS ataupun perangkat desa, selain dari pada itu
diperbolehkan. Untuk menumbuhkan minat masyarakat dalam usaha,
pihak PNPM Mandiri Perdesaan membuat suatu kebijakan bahwa “Jika
angsuran SPP lancar maka pengajuan pinjaman tahun berikutnya akan
ditambah”.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, selanjutnya dapat diusulkan saran yang
diharapkan akan bermanfaat bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan
pola yang digunakan untuk meningkatkan anggota simpan pinjam perempuan
(SPP).
Adapun saran-saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:
1. Untuk Anggota
Untuk anggota SPP diharapkan mampu untuk mengubah persepsi bahwa
peluang usaha tidak bisa diciptakan. Ada banyak cara untuk menciptakan
peluang usaha dalam hal apapun dan dibidang manapun.
84
2. Untuk Unit Pengelola
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan untuk unit
Pengelola Kegiatan (UPK) agar dapat mengetahui bahwa banyak
masyarakat yang tidak menggunakan uang SPP secara tepat sehingga
program ini tidak berjalan sesuai PTO PNPM Mandiri Perdesaan, pihak
UPK diharapkan untuk bisa membuat suatu badan pelatihan
kewirausahaan bagi masyarakat agar mampu membuat peluang usaha
sendiri sehingga dapat meningkatkan perekonomian rumah tangganya.
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur
Al-Qur’an dan Terjemahannya,Jakarta: PT Sinergi Pustaka Indonesia, 2012.
Abdul Salam,Sustainabilitas Lembaga Keuangan Mikro Koperasi Simpan
Pinjam, Yogyakarta: Sekolah Pascasarjana UGM, 2008.
Agn. Supriyanto, Tata Kelola Koperasi Kredit Atau Koperasi Simpan Pinjam,
Yogyakarta: CV Andi Offset, 2015.
Agung Feryanto, Koperasi dan Perannya dalam Perekonomian, Klaten: Saka
Mitra Kompetensi, 2018.
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Edisi Kedua, Jakarta:
Kencana, 2017.
Buku Petunjuk Teknis Operasional Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan,Edisi Juli 2007
Charles R. Berger, Michael E. Roloff, dkk.,Handbook Ilmu Komunikasi.
Bandung: Nusa Media, 2014.
Dadang Prasetyo Jatmiko, Pengantar Manajemen Keuangan, Yogyakarta:
Diandra Kreatif, 2017.
Djama’n Satori, Aan Komarian, Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet. Ke-5.
Bandung: Alfabeta, 2013.
Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia,Petunjuk Teknis Opersional
PNPM Mandiri Perdesaan. Jakarta, 2010.
Departemen Pendidikan,Kamus Besar Bahasa Indonesi,Jakarta: Balai
Pustaka, 2002.
G. Kartasaputro, dkk., Koperasi Indonesia Yang Berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1993.
Gunawan Prayitno, Aris Subagio, Membangun Desa Merencanakan Desa
dengan Pendekatan Partisipatif dan Berkelanjutan, Malang: UB
Press, 2018.
Joko Subagyo, Metodologi Penelitian dalam Teori dan Praktek, Jakarta: PT
Ribeka Cipta, 1999.
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi Keenam, Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, 2005.
Keppi Sukesi, Gender dan Kemiskinan di Indonesia, Malang: UB Press,
2015.
Kusnadi Hendra,Ekonomi Koperasi Edisi Kedua, Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi UI,2005.
Miller Mathew B, Hibermen Michael, Analisis Data Kualitatif, Jakarta: UI
Press, 1992.
Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, Jakarta: Referensi,
2013.
Namora Lumongga Lubis, Hasnida,Konseling Kelompok, Jakarta: Kencana,
2016.
Nana Syaodih Sukmadinata,Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja
Rodasakarya, 2002.
Ninik Widiyanti,Manajemen Koperasi, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1992.
PTO Penjelasan IV, Jenis dan Proses Pelaksaan Bidang Kegiatan PNPM
mandiri Perdesaan, Jakarta 2007.
Redi Panuju, Pengantar Studi (Ilmu) Komunikasi Komunikasi sebagai
Kegiatan Komunikasi sebagai Ilmu,Jakarta: Kencana, 2018..
Sayuti Una,Pedoman Penulisan Skripsi, Jambi: Syariah Press, 2014.
Sukmadinata,Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2010.
Sumadi Suryabrata,Metode Penelitian, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,
2006.
V Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi,
Yogyakarta: Pustakabarupress, 2015.
William L. Rivers, Jay W. Jensen Theodore Peterson,Media Massa dan
Masyarakat Modern, Jakarta: Prenada Media, 2004.
B. Lain-lain
Afrizal, “Sikap Masyarakat Terhadap Pengembalian Uang Simpan Pinjam
Perempuan (SPP) di Gampong Labuy Kecamatan Baitussalam
Kabupaten Aceh Besar”,Skripsi,Darussalam-Banda Aceh: Universitas
Islam Negeri Ar-Raniry, 2016.
Ana Zahrotun Nihaya, “Pengaruh Program Simpan Pinjam Kelompok
Perempuan Terhadap Pendapatan Usaha Mikro Kecil dan Poverty
Reduction dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus PNPM
Mandiri Perdesaan Kecamatan Bangilan, Tuban)”, Jurnal Ekonomi
dan Hukum Islam, Vol 5, No. 2 Tahun 2015.
Anis Masruroh, “Pengaruh Pelaksanaan Simpan Pinjam Bagi Perempuan
(SPP) Terhadap Tingkat Kreativitas Ibu Rumah Tangga dalam
Mengembangkan Usaha Kecil Menengah di Desa Braja Dewa
Kecamatan Way Jepara Lampung Timur Tahun 2016”,Skripsi,Bandar
Lampung: Universitas Lampung, 2016.
Banghens, “Definisi Pengembangan Menurut Beberapa Ahli dan Definisi
Bahan Ajar”, http://Banghens.Blogspot.com/2016/Definisi-
Pengembangan-Menurut-Para-Ahli-dan-Definisi-Bahan-Ajar.
Budiwati Neti, “Manemen Keuangan dan Permodalan Koperasi”
http://www.netibudiwati.com/2009/03/manajemen-keuangan-dan-
permodalan.html?m=1.
Fikanti Zuliastri, “Dampak Perguliran Dana Simpan Pinjam Khusus
Perempuan (SPP) PNPM Mandiri Perdesaan Terhadap Perkembangan
UMKM : Studi Kasus Kecamatan Cimarga Kabupaten Lebak Provinsi
Banten”, Skripsi, Bogor: Institut Pertanian Bogor, 2012.
Gianalina Amelinda Rantung, “Efektifitas Kegiatan Kelompok Simpan
Pinjam Khusus Perempuan Di Kecamatan Kauditan Kabupaten
Minahasa” Maret 2014.
Haqiqi Rafsanjani dan Rukhul Amin, “Peran Koperasi Wanita Dalam
Membangun Keuangan Inklusif Syariah (Studi Kasus Pada Koperasi
Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah Mejelis Taklim Aisyiyah
“Sinar Sakina Mandiri”,Jurnal Masharif Al-Syariah)”, Jurnal Ekonomi
dan Perbankan Syariah, Vol. 2, No.2, 2017.
Israyanti, “Strategi Komunikasi dalam Mengimplementasikan Kegiatan
Simpan Pinjam Perempuan (SPP) pada Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakatmandiri (PNPM) Mandiri Perdesaan”,
Skripsi, (Makassar: Universitas Hasanuddin,2017)
Juliarni Sipayung, “Efektivitas Pelaksanaan Program Simpan Pinjam
Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perdesaan di Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang”,
Tahun 2013.
Lepank, “Pengertian Simpan
Pinjam”,http://www.lepank.com/2012/08/pengertian-simpan-pinjam.
Novia Indah Lestari dan Ivanovich Agusta, “Analisis Gender dalam Program
Simpan Pinjam untuk Kelompok Perempuan (SPP)”, Jurnal Sosiologi
Pedesaan Agustus 2013.
Rachmat Hidayat,“PNPM Berakhir Di Bawah Naungan Kemendagri”
http://m.tribunnews.com/nasional/2016/03/31/pnpm-berakhir-di-
bawah-naungan-kemendagri.
Riki Tri Kurniawanto, “Pengaruh Pinjaman Modal Kegiatan Simpan Pinjam
Kelompok Perempuan (SPP) Program PNPM Mandiri Perdesaan Serta
Sikap Wirausaha Terhadap Perkembangan Usaha dan Peningkatan
Pendapatan Masyarakat Kec. Ambal Kabupaten Kebumen”, Skripsi,
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2014.
Siti Hasanah, “Pemberdayaan Perempuan Melalui Kegiatan Ekonomi
Berkeadilan (Simpan Pinjam Syariah Perempun) “, Jurnal Sawwa –
Volume 9, Nomor 1, Oktober 2013.
Siti Muhibah, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sistem Tanggung Renteng
dalam Simpan Pinjam Perempuan (SPP) PNPM-Mandiri Perdesaan
Kecamatan Depok Kabupaten Sleman”, Skripsi, Yogyakarta: UIN
Sunan Kalijaga, 2015.
Sumantoro Martowijoyo, “Dampak Pemberlakuan Sistem Bank Perkreditan
Rakyat Terhadap Kinerja Lembaga Keuangan Perdesaan” Disertasi,
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada, 2001.
Usaha, Aku, “Unsur-Unsur, Tujuan, dan Fungsi Kredit”, http://usaha-
aku.blogspot.com/2012/04/unsur-unsur-tujuan-dan-fungsi-
kredit.html?m=1.
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
A. Wawancara dengan Bapak Kepala Desa Teluk Rendah Ilir Kecamatan Tebo
Ilir
1 Tahun berapa SPP di desa ini mulai dilaksanakan?
2 Bagaimana proses sosialisasi program SPP di desa ini?
3 Kenapa SPP yang berjalan di desa ini?
4 Apakah dalam proses pelaksaan SPP masyarakat dilibatkan secara
aktif?
5 Bagaimana partisifasi masyarakat dalam SPP di desa ini?
6 Apa yang menjadi kendala/ masalah yang timbul dalam pelaksanaan
SPP di desa ini?
7 Apa saja upaya yang dilakukan pemerintah desa untuk meningkatkan
partisifasi masyarakat desa?
8 Apakah dengan adanya program SPP dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat desa?
9 Apakah ada perubahan yang terlihat di masyarakat dengan adanya
program SPP?
10 Bagaimana harapan Bapak terhadap SPP di desa ini?
B. Wawancara dengan Pengelola PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Tebo
Ilir
1 Tahun berapa SPP mulai dilaksanakan?
2 Bagaimana proses sosialisasi yang dilakukan untuk mengembangkan
SPP?
3 Apa tujuan yang ingin dicapai oleh program yang dilaksanakan
tersebut?
4 Apakah ada klasifikasi masyarakat yang berhak mengajukan pinjaman
SPP?
5 Berapakah dana yang diperoleh masyarakat dan bagaimana cara
memperoleh dana tersebut?
6 Adakah agunan atau jaminan yang disyaratkan dalam pengajuan
pinjaman SPP?
7 Apa yang mempengaruhi masyarakat sehingga tertarik untuk
mengajukan pinjaman pada SPP?
8 Apa yang menjadi kendala atau masalah yang timbul dalam
pelaksanaan SPP?
9 Apakah dengan adanya program SPP dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat?
10 Apa upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan partisifasi
masyarakat?
C. Wawancara dengan Ketua Kelompok SPP di Desa Teluk Rendah Ilir
1 Tahun berapa menjadi anggota SPP?
2 Apa tujuan mengajukan pinjaman SPP?
3 Apa jaminan yang berikan untuk mengajukan pinjamn SPP?
4 Apa yang menjadi tugas Ibu selaku ketua kelompok SPP?
5 Digunakan untuk apa dana yang diperoleh dari pinjaman SPP?
6 Bagaimana proses sosialisasi program SPP yang dilakukan?
7 Apa kendala/masalah yang timbul dalam pelaksanaan SPP?
8 Apa sanksi atau denda yang diberikan dalam pinjaman SPP?
9 Apakah SPP dapat membantu keuangan anda?
D. Wawancara dengan Anggota SPP di Desa Teluk Rendah Ilir
1 Tahun berapa menjadi anggota SPP?
2 Apa tujuan mengajukan pinjaman SPP?
3 Dari mana anda mengetahui tentang program SPP?
4 Apa jaminan yang berikan untuk mengajukan pinjamn SPP?
5 Digunakan untuk apasaja dana yang diperoleh dari pinjaman SPP?
6 Bagaimana proses sosialisasi program SPP yang dilakukan?
7 Apa kendala/masalah yang timbul dalam pelaksanaan SPP?
8 Apa sanksi atau denda yang diberikan dalam pinjaman SPP?
9 Apakah SPP dapat membantu keuangan anda?
LAMPIRAN
Keadaan Kantor Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Kecamatan Tebo Ilir
Wawancara dengan Bapak Yusriadi, S.Sos selaku Kabag Bumdes Bersama
kecamatan Tebo Ilir
Bersama Bapak Yusriadi S.Sos selaku Kabag Bumdes Bersama dan Ibu
Yusmalini selaku Bendahara Bumdes Bersama Kecamatan Tebo Ilir
Wawancara Ibu Fitria selaku anggota SPP Desa Teluk Rendah Ilir
Wawancara dengan Ibu Uswatun Hasanah selaku anggota SPP sekaligus
membantu proses pembuatan keripik singkong
Proses penggorengan keripik singkong
Dokumentasi Perguliran Dana SPP Tahun2017
Dokumentasi Perguliran Dana SPP Tahun 2018
DAFTAR RIWAYAT
(CURRICULUM VITAE)
Nama : Lailatussaripah
Tempat/Tgl Lahir : Desa Teluk Rendah Ilir/09 Januari 1997
Email/Surel : [email protected]
No. Kontak/HP : 0822-8269-9639
Alamat : Desa Teluk Rendah Ilir, Kec. Tebo Ilir, Kab. Tebo
Pendidikan Formal:
1. SD Negeri No. 50/VIII Teluk Rendah 2003-2009
2. MTs. Nurussa’adah Teluk Rendah 2009-2012
3. MA Nurussa’adah Teluk Rendah 2012-2015
4. IUN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi 2015-2019
Pengalaman Organisasi
1. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
2. Himpunan Mahasiswa Teluk Rendah (Himaster)
Motto Hidup:Lakukan hari ini, Nikmatilah masa mendatang