Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PRODUK SIMPANAN SUKARELA LANCAR
(SI RELA) DI BMT BINA USAHA KARANGJATI
KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna
Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syari’ah (A.Md.E.Sy)
DISUSUN OLEH
ELGIT ABDUL BASIT
NIM : - -
JURUSAN DIII PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
i
ANALISIS PRODUK SIMPANAN SUKARELA LANCAR
(SI RELA) DI BMT BINA USAHA KARANGJATI
KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG
Oleh:
ELGIT ABDUL BASIT
- -
TUGAS AKHIR
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN salatiga
Untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh
Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya,
maka Tugas Akhir saudara:
Nama : Elgit Abdul Basit
NIM :
Jurusan : D III Perbankan Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Judul : Analisis Produk Simpanan Sukarela Lancar (Si
Rela) di BMT Bina Usaha Karangjati Kec. Bergas
Kab. Semarang.
Dapat diajukan dalam sidang munaqosah Tugas Akhir. Demikian surat ini
dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Salatiga, September
Pembimbing
Fetria Eka Yudiana, M.Si
NIP.
iii
PENGESAHAN
ANALISIS PRODUK SIMPANAN SUKARELA LANCAR (SI RELA) DI
BMT BINA USAHA KARANGJATI KEC. BERGAS KAB. SEMARANG
DISUSUN OLEH:
ELGIT ABDUL BASIT
NIM: - -
Telah dipertahankan di depan panitia Dewan Penguji TUGAS AKHIR
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga, pada tanggal September
dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh
gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)
Susunan Panitia Penguji
Ketua Sidang : Dr. Anton Bawono, S.E., M.Si
Sekretaris Sidang : Fetria Eka Yudiana, M.Si
Penguji I : Dr. Ahmad Mifdlol M, M.Si
Penguji II : Drs. Alfred L, M.Si
Salatiga, September
Dekan FEBI IAIN Salatiga
Dr. Anton Bawono, S.E., M.Si.
NIP.
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA Jl. Tentara Pelajar Telp. Fax. Kode Pos. Salatiga
http//www.iainsalatiga.ac.id e-mail:[email protected]
iv
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Elgit Abdul Basit
NIM : - -
Jurusan : D III Perbankan Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Dengan ini saya menyatakan bahwa naskah Tugas Akhir ini benar-benar karya
saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat
yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan
dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang lazim.
Salatiga,
Saya yang menyatakan,
Elgit Abdul Basit
NIM: - -
v
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Elgit Abdul Basit
NIM : - -
Jurusan : D III Perbankan Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Menyatakan bahwa naskah Tugas Akhir ini secara keseluruhan bebas dari
plagiasi. Jika dikemudian hari terbukti melakukan plagiasi maka saya siap
ditindak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Salatiga,
Saya yang menyatakan,
Elgit Abdul Basit
NIM: - -
vi
MOTTO
Meyakini bahwa setelah kesulitan pasti ada kemudahan.
Semuanya tidak tergantung bisa atau tidak untuk meraihnya, yang
terpenting adalah kemauan untuk meraihnya.
Jika kau menunggu ku untuk menyerah maka kau akan menunggu ku
selamanya.
Tidak ada yang tidak mungkin, itulah simbol keyakinan, karena di dunia
ini tidak ada yang terjadi secara kebetulan, sebab semuanya terjadi karena
suatu alasan.
vii
PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini penulis persembahkan kepada:
. Mamah, U Enung dan U Toni senantiasa memberikan doa, semangat,
dukungan spiritual maupun material.
. Ismanto, Muhamad Febrianto, Muhammad Luxman dan teman-teman DIII
Perbankan Syariah yang selama ini telah memberikan warna dalam
perjalanan hidup ku.
. Semua dosen FEBI yang senantiasa membimbing ku selama tiga tahun ini.
. Semua sahabat dan teman-teman ku di Kota Salatiga dan sekitarnya.
. Seluruh staff dan karyawan BMT Bina Usaha Karangjati yang senantiasa
membantu penulis dalam menyusun Tugas Akhir ini.
. Seluruh staf, karyawan, dan keluarga besar IAIN Salatiga yang telah
membagikan ilmunya dan banyak sekali membantu hingga Tugas Akhir
ini selesai.
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjat kan kepada kepada Allah SWT atas
nikmat, rahmat dan karunia nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas
Akhir ini yang berjudul “Analisis Produk Simpanan Sukarela Lancar (Si
Rela) di BMT Bina Usaha Karangjati Kec. Bergas Kab. Semarang”. Salawat
beserta salam penulis panjat kan kepada junjungan kita Nabi Muhamad
SAW. Penulisan Tugas Akhir ini dilaksanakan guna memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) pada jurusan D III Perbankan Syariah
IAIN Salatiga.
Penulisan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik oleh penulis
atas bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak baik moril
maupun materiil. Oleh karena itu dengan segenap kerendahan hati, pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:
. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.
. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam IAIN Salatiga.
. Bapak H.Alfred L, M.Si selaku Ketua Jurusan DIII Perbankan Syariah
IAIN Salatiga.
. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dengan penuh
perhatian dan kesabaran selama menyusun maupun penulisan Tugas Akhir
ini.
ix
. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi DIII Perbankan Syariah yang telah
memberikan banyak ilmu kepada penulis.
. Ibu Siti Hanifah, S.Ag selaku Manager BMT Bina Usaha Karangjati Kec.
Bergas Kab. Semarang yang memberikan izin kepada penulis untuk
mengadakan penelitian ini.
. Teman-teman DIII Perbankan Syariah dan sahabat- sahabat yang selalu
memberi dukungan dan semangat kepada penulis dalam penyelesaian
Tugas Akhir ini.
. Seluruh anggota keluarga yang telah memberikan motivasi, dukungan
materiil maupun spiritual.
. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan Tugas Akhir ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis sangat menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kata
sempurna. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan Tugas Akhir ini. Akhirnya penulis
memohon maaf atas keterbatasan penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir
ini, besar harapan penulis, semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat dan
menambah pengalaman serta pengetahuan bagi pembaca.
Salatiga,
Penulis
Elgit Abdul Basit
NIM :
x
ABSTRAK
Basit, Elgit Abdul, . Analisis Produk Simpanan Sukarela Lancar (Si
Rela) di Bina Usaha Karangjati Kec. Bergas Kab. Semarang. Jurusan
DIII Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut
Agama Islam Negri (IAIN) Salatiga. Pembimbing Fetria Eka Yudiana,
M.Si.
Hasil dari penelitian ini adalah produk Simpanan Sukarela Lancar (Si
Rela) merupakan simpanan anggota BMT dengan akad wadi‟ah yad
dhamanah yaitu akad titipan uang anggota BMT dengan tanggungan
keamanan dari BMT, dan BMT diperkenankan untuk mengelola uang
tersebut untuk keperluan yang bermanfaat. BMT akan memberikan
pembagian kadar keuntungan sesuai dengan ketetapan BMT yaitu dengan
nisbah bagi hasil ( : ) untuk anggota dan untuk BMT.
Untuk teknik perhitungan bagi hasilnya produk Simpanan Sukarela
Lancar (Si Rela) dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu jumlah rata-rata
simpanan anggota, saldo rata-rata aset BMT pada periode itu, pendapatan
BMT pada periode itu dan persentase bagi hasil yang diberikan. Dari segi
perkembangan nya dari tahun sampai dengan , produk simpanan
Sukarela Lancar (Si Rela) anggota dan simpanan nya mengalami peningkatan
setiap tahun nya. Dari segi keunggulan Produk Si Rela menggunakan prinsip
wadi‟ah yad dhamanah, Jika dibandingkan dengan simpanan dengan akad
mudharabah, wadi‟ah adalah akad titipan yang (bersifat
sukarela/tabarru‟/tolong menolong) sedangkan mudharabah adalah akad
kerja sama yang (bersifat komersil/tijarri).
Kata Kunci : Produk, Simpanan, Si Rela, Wadi’ah, Wadi’ah
yadhamanah.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................. iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ..................................................... v
MOTTO .................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ..................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................. viii
ABSTRAK ............................................................................................... x
DAFTAR ISI ............................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................
B. Rumusan Masalah .................................................................
C. Tujuan Penelitian ..................................................................
D. Manfaat Penelitian ................................................................
E. Penelitian Terdahulu ..............................................................
F. Metode Penelitian...................................................................
G. Penegasan Istilah ....................................................................
H. Sistematika Penulisan ............................................................
xii
BAB II LANDASAN TEORI
A. Dasar Hukum BMT ..................................................................
B. Pengertian BMT .......................................................................
C. Peran BMT ...............................................................................
D. Produk BMT .............................................................................
E. Akad .........................................................................................
F. Wadi‟ah ....................................................................................
G. Bagi Hasil .................................................................................
H. Faktor Yang Mempengaruhi Bagi Hasil...................................
I. Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil .............................................
BAB III LAPORAN OBJEK PENELITIAN
A. Sejarah Berdiri nya BMT Bina Usaha ......................................
B. Legalitas BMT Bina Usaha ......................................................
C. Visi dan Misi ............................................................................
D. Struktur Organisasi ...................................................................
E. Operasional BMT Bina Usaha ................................................
BAB IV PEMBAHASAN
A. Karakteristik Produk Si Rela ....................................................
B. Teknik Perhitungan Bagi Hasil.. ..............................................
C. Perkembangan Produk Si Rela .................................................
D. Keunggulan Produk Si Rela .....................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..............................................................................
xiii
B. Saran ........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar . Skema akad wadi‟ah
Gambar . Skema akad wadi‟ah yad dhamanah
Gambar . Perbedaan sistem bunga dan bagi hasil
Gambar . Struktur Organisasi BMT Bina Usaha Karangjati
BAB I
PENDAHULIAN
A. Latar Belakang
Munculnya banyak lembaga keuangan yang beroperasi berdasarkan
prinsip syariah termasuk BMT dalam beberapa tahun terakhir, merupakan
fenomena aktual yang menarik untuk dicermati. Paling tidak, ini bisa dianggap
sebagai bukti awal diterima nya dengan baik sistem ekonomi berlandaskan
syariah di tengah masyarakat dengan tingkat peradaban yang sudah sedemikian
maju. Fenomena tersebut sekaligus menjadi jawaban atas keraguan sementara
pihak terhadap otentisitas ajaran Islam yang tercermin dalam Juz ayat-ayat
Alquran yang telah selesai diwahyukan Allah Swt. Kepada Nabi-Nya abad
lampau.
Ketika puluhan bank konvensional ambruk akibat badai krisis ekonomi
dan moneter menimpa bangsa Indonesia menjelang dan pasca lengser nya
pemerintah Orde Baru, Bank Mualamat (BMI) sebagai Bank Umum pertama
di Indonesia yang beroperasi sesuai syariah tetap bertengger dengan kukuh,
termasuk Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) dan umumnya lembaga
mikro keuangan syariah yang direpresentasikan oleh BMT.
Perkembangan pesat dimulai sejak tahun dan barulah momentum
tambahan akibat krisis ekonomi pada tahun , menurut Badan Pusat
Statistik (BPS) pada tahun telah ada sekitar . BMT yang beroperasi
di Indonesia. beberapa Orang pun berdecak kagum dan mulai melirik lembaga-
lembaga keuangan alternatif ini. Banyak kalangan kemudian mencoba melihat
dari dekat mencoba mempelajari sistem yang diterapkannya. Sebagai
hasilnya lahir lah kemudian Bank IFI Syariah, Bank Syariah Mandiri, BNI
Syariah, dan seterusnya. Demikian juga dalam waktu yang relatif singkat
ribuan BMT lainnya lahir di berbagai penjuru tanah air. Beberapa Bank Umum
Konvensional papan atas pun terlihat mulai sibuk berencana mengikuti jejak
sejawat nya yang sudah terlebih dulu turut menawarkan jasa-jasa perbankan
syariah dengan membuka Islamic window dalam kegiatan usaha nya. Ini yang
merupakan bagian dari suatu proses panjang menuju tercipta nya tatanan
ekonomi bangsa yang menempatkan sistem syariah sebagai alternatif solusi
atas berbagai permasalahan yang kerap lahir akibat implementasi prinsip-
prinsip ekonomi yang dibangun di atas pondasi kapitalistik, seperti
ketidakadilan, gejolak moneter, serta krisis ekonomi yang menghantui bangsa-
bangsa di dunia.
Keadaan terus membaik seiring dengan lahirnya Undang-Undang No.
Tahun tentang Perbankan, yang di dalamnya diatur mengenai perlu
nya Indonesia menumbuhkan sekaligus mengembangkan Perbankan syariah,
dan bukan sebatas mengakui keberadaanya saja. Apabila semula menurut
Undang-Undang No. Tahun tentang Perbankan bank konvensional tidak
boleh memiliki Islamic window, dalam melakukan kegiatan usaha nya, maka
keluar nya Undang-Undang No. Tahun , bank konvensional di
Indonesia memperoleh justifikasi untuk membuka Islamic window, bila bank
bersangkutan ingin memberikan layanan jasa-jasa perbankan syariah
disamping jasa-jasa perbankan konvensional yang telah dijalankan nya.
Bahkan sebuah bank konvensional dapat pula mengganti seluruh sistem nya
dengan sistem yang sama sekali baru dan seratus persen bercorak perbankan
syariah. (Ilmi, : )
Bank syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian berdasarkan hukum islam
antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana atau pembiayaan kegiatan
usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah. Dalam
menjalankan usahanya bank syariah menggunakan pola bagi hasil yang
merupakan landasan utama dalam segala operasinya, baik dalam produk
pendanaan, pembiayaan, maupun dalam produk lainnya. Produk-produk bank
syariah mempunyai kemiripan tetapi tidak sama dengan produk bank
konvensional karena adanya pelarangan riba, gharar dan maysir.Oleh karena
itu, produk-produk pendanaan dan pembiayaan pada bank syariah harus
menghindari unsur-unsur yang dilarang tersebut. (Ascarya, : )
Baitul maal wattamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu baitul maal
dan baitul tamwil. Baitul maal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan
dan penyaluran dana yang non profit, seperti; zakat, infaq, dan shodaqoh.
Sedangkan baitul tamwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana
komersial. Usaha-usaha tersebut menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
BMT sebagai lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil dengan
berlandaskan syariah. Secara kelembagaan BMT didampingi atau didukung
Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK). PINBUK sebagai lembaga
primer karena mengemban misi yang lebih luas, yakni menetaskan usaha kecil.
Dalam praktek nya, PINBUK menetaskan BMT, dan pada giliran nya BMT
menetaskan usaha kecil. Keberadaan BMT merupakan representasi dari
kehidupan masyarakat dimana BMT itu berada, Dengan jalan ini BMT mampu
mengakomodir kepentingan ekonomi masyarakat. Peran umum BMT yang
dilakukan adalah melakukan pembinaan dan pendanaan yang berdasarkan
sistem syariah. Peran ini menegaskan arti penting prinsip-prinsip syariah dalam
kehidupan ekonomi masyarakat. Sebagai lembaga keuangan syariah yang
bersentuhan langsung dengan kehidupan masyarakat kecil yang serba cukup,
maka BMT mempunyai tugas penting dalam mengemban misi ke- islaman
dalam segala aspek kehidupan masyarakat. (Ridwan, : - ).
Ada banyak produk penghimpunan dan penyaluran dana yang secara
teknis finansial dapat dikembangkan sebuah lembaga keuangan Islam termasuk
BMT. Hal ini dimungkinkan karena sistem syariah memberi ruang yang cukup
untuk itu. Namun dalam praktek, sebagian besar BMT masih membatasi diri
dengan penerapan beberapa produk saja yang dianggap aman dan profitable.
Dalam memobilisasi dana, misalnya, BMT lebih menyukai produk berbagi
hasil mudharabah dengan pertimbangan tidak terlalu berisiko karena kapasitas
nya sebagai mudharib, serta relatif mudah dalam penerapan. Tetapi sayangnya,
bila harus menyalurkan nya kembali kepada masyarakat dalam bentuk
pemberian fasilitas pembiayaan kepada para nasabah, BMT lebih
mengedepankan murabahah dengan alasan, produk tersebut mampu memberi
jaminan perolehan keuntungan dalam jumlah memadai berdasarkan
kesepakatan kedua pihak pada saat perjanjian ditandatangani. Hanya saja
dalam praktik, keadaan ini berjalan seringkali mengingkari prinsip-prinsip
murabahah, seperti obyek barang yang tidak jelas keberadaan nya maupun
ukuran-ukurannya.
Sebenarnya, seperti dijelaskan di atas, terdapat banyak produk yang secara
teknis finansial dapat dikembangkan BMT untuk dapat menjalankan usaha nya,
seperti penghimpunan dana wadi‟ah, penghimpun dan penyaluran dana
mudharabah, penghimpun dana dan penyaluran dana musyarakah, serta
penyaluran dana murabahah. Adapun produk-produk lain seperti bai‟ salam,
ijarah, ijarah wa iqtina‟, hiwalah, sharf, qardh dan seterusnya. (Ilmi, :
)
BMT Bina Usaha merupakan BMT yang berbadan hukum koperasi,
BMT berintikan dua kegiatan usaha yang mencakup Baitul Maal dan
Baituttamwil. BMT sebagai baitul maal adalah lembaga keuangan yang
kegiatan pokoknya menerima dan menyalurkan dana umat Islam yang berasal
dari zakat, infak dan sedekah (ZIS). Penyaluran nya dialokasikan kepada
mereka yang berhak (mustahiq) zakat, sesuai dengan aturan agama dan sesuai
dengan manajemen keuangan modern. Dalam mengelola dana ZIS ini, BMT
tidak mendapat keuntungan finansial, karena hasil zakat tidak boleh
dibisniskan BMT. Sedangkan BMT sebagai baitul tamwil adalah lembaga
(institusi) keuangan umat Islam yang usaha pokoknya menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan/tabungan dan menyalurkannya lewat
pembiayaan usaha-usaha masyarakat yang produktif dan menguntungkan
sesuai sistem ekonomi syariah. Dengan demikian, selain menghimpun dana
dari masyarakat, melalui investasi/tabungan, kegiatan baitul tamwil adalah
mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan
kualitas ekonomi umat, terutama pengusaha kecil.
Jenis-jenis produk yang ditawarkan oleh BMT Bina Usaha juga
beraneka ragam untuk produk funding terdapat deposito dan tabungan. Untuk
jenis simpanan di BMT Bina Usaha menawarkan produk simpanan yaitu
Simpanan Sukarela Lancar (Si Rela), Simpanan Sukarela berjangka (Si Suka),
Simpanan Sukarela Pelajar (Si Supel), Simpanan Sukarela Qurban (Si Suqur),
Simpanan Amanah (Si Aman). Dari beberapa jenis produk simpanan tersebut
yang paling menonjol dan banyak diminati oleh anggota adalah Produk
Simpanan Sukarela Lancar (Si Rela). Anggota banyak memilih produk Si Rela
ini karena Produk Si Rela memakai akad wadi‟ah yang merupakan akad titipan
yang bersifat tolong menolong/tabarru‟ jika dibandingkan dengan akad
mudharabah yang bersifat komersial/tijarri selain itu anggota akan
mendapatkan bagi hasil yang sangat kompetitif, bebas administrasi bulanan,
kemudahan dalam setoran dan penarikan tabungan, serta setelah mempunyai
rekening simpanan Si Rela ini anggota berhak atas fasilitas pembiayaan.
Sehingga penelitian ini penulis berusaha untuk memberikan gambaran
tentang karakteristik Produk Simpanan Sukarela Lancar (Si Rela), Cara
perhitungan bagi hasilnya, tingkat perkembangan nya serta keunggulannya.
Dengan demikian, penulis mengambil judul, “Analisis Produk Simpanan
Sukarela Lancar (Si Rela) di BMT Bina Usaha Karangjati Kabupaten
Semarang.
B. Rumusan Masalah
Untuk mempermudah pemahaman terhadap permasalahan yang ada
serta mempermudah pembahasan agar lebih terarah dan mendalami sesuai
dengan sasaran, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
. Bagaimana gambaran umum produk Simpanan Sukarela Lancar (Si Rela)
di BMT Bina Usaha Karangjati Kec. Bergas Kab. Semarang?
. Bagaimana teknik perhitungan bagi hasil Simpanan Sukarela Lancar (Si
Rela) di BMT Bina Usaha Karangjati Kec. Bergas Kab. Semarang?
. Bagaimana tingkat perkembangan produk Simpanan Sukarela Lancar (Si
Rela) di BMT Bina Usaha Karangjati Kec. Bergas Kab. Semarang antara
tahun - ?
. Apa saja keunggulan Produk Simpanan Sukarela Lancar (Si Rela) di BMT
Bina Usaha Karangjati Kec. Bergas Kab. Semarang?
C. Tujuan Penelitian
. Untuk mengetahui gambaran umum produk Simpanan Sukarela Lancar (Si
Rela) di BMT Bina Usaha Karangjati Kec. Bergas Kab. Semarang.
. Untuk mengetahui teknik perhitungan bagi hasil Simpanan Sukarela
Lancar (Si Rela) di BMT Bina Usaha Karangjati Kec. Bergas Kab.
Semarang.
. Untuk mengetahui tingkat perkembangan Simpanan Sukarela Lancar (Si
Rela) di BMT Bina Usaha Karangjati Kec. Bergas Kab. Semarang tahun
- .
. Untuk mengetahui apa saja keunggulan Produk Simpanan Sukarela Lancar
(Si Rela) di BMT Bina Usaha Karangjati Kec.Bergas Kab. Semarang.
D. Manfaat Penelitian
. Bagi peneliti dan akademisi
Penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan bagi pihak peneliti sendiri
yang berguna untuk salah satu syarat memperoleh gelar diploma tiga
dan bisa menjadi bahan referensi bagi peneliti-peneliti yang akan
datang apabila akan mengangkat tema yang sama.
. Bagi BMT Bina Usaha Karangjati.
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk mengetahui
seberapa besar tingkat perkembangan produk simpanan yang paling
diminati di BMT Bina Usaha Karangjati Kec. Bergas Kab. Semarang di
kalangan masyarakat.
. Bagi Masyarakat
Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat digunakan sebagai
tambahan informasi dan pengetahuan serta referensi untuk dapat
diambil manfaat nya.
E. Penelitian Terdahulu
Kamala Putra ( ), dalam tugas akhir yang berjudul “Analisis
Produk Tabungan BSM dan Tabungan Simpatik di Bank Syariah Mandiri
Kantor Cabang Pembantu Banyumanik Semarang” menjelaskan bahwa
bagi hasil yang didapatkan dari Tabungan BSM dengan akad mudharabah
mutlaqoh Antara pihak bank dengan nasabah adalah : %
sedangkan Tabungan Simpatik yang menggunakan akad wadiah yad
dhamanah adalah sebesar : .
Untuk tehnik perhitungan bagi hasilnya baik Tabungan BSM
maupun Tabungan Simpatik dipengaruhi oleh beberapa faktor, sepertti
jumlah rata-rata tabungan nasabah, ekuivalen rate pada waktu bulan itu,
persentase bagi hasil yang diberikan dan juga pajak. Selain itu bagi hasil
ini juga dipengaruhi oleh pendapatan bank itu sendiri, jika pendapatan
bank tinggi maka hasilnya juga ikut tinggi, sebaliknya jika rendah maka
bagi hasilnya pun akan rendah.
Resty S ( ), dalam tugas akhir yang berjudul “Produk
Tabungan Muamalat di Bank Muamalat Indonesia Capem Salatiga”
menjelaskan bahwa bagi hasil yang didapatkan oleh nasabah setiap
bulannya selalu berbeda, kemudian dalam sistem tabungan syariah tingkat
keuntungan yang diperoleh nasabah akan mengalami peningkatan dan
penurunan tergantung pada pendapatan bank dan nisbah bagi hasil yang
diperoleh.
Iin Ayuni ( ), dalam tugas akhir yang berjudul “ Analisis Akad
Wadiah Pada Tabungan iB Hasanah Di Bank Negara Indonesia Syariah
KCP Unissula Semarang” menjelaskan bahwa Tabungan BNI Syariah
dengan produk iB Hasanah mempunyai dua skim yaitu: Wadi‟ah dan
Mudharabah Mutlaqah yang mempunyai perbedaan. Perbedaan
diantaranya terletak pada imbal hasil yang diberikan. Jika dengan prinsip
Mudharabah, bank akan memberikan bagi hasil yang besarnya sesuai
dengan yang dijanjikan diawal. Sementara akad Wadi‟ah tidak punya
kewajiban memberi bagi hasil. Sedangkan dalam operasionalnya BNI
Syariah menggunakan akad wadi‟ah yad dhamanah.
Nafiah ( ), dalam tugas akhir yang berjudul “Analisis
Tabungan BSM Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Semarang”
menjelaskan bahwa Tabungan BSM berdasarkan akad Mudharabah
Mutlaqah sebagai imbalan dana disamping jaminan keamanan uangnya
juga akan memperoleh bagi hasil. Bagi hasil yang diberikan yaitu apabila
saldo nasabah kurang dari juta maka nisbah untuk nasabah dan
untuk bank apabila saldo yang dimiliki nasabah lebih dari juta
maka nisbah untuk nasabah , dan untuk bank , .
Rahayu ( ), dalam tugas akhir yang berjudul “Tingkat
Perkembangan Produk Tabungan Mudharabah Di PT. BPR Syariah Asad
Alif Sukorejo Kendal” Produk tabungan Mudharabah di BPR Syari‟ah
Asad Alif yaitu tabungan Ummat, tabungan Idul Fitri dan tabungan
Remaja Muslim (Tarmus) mempunyai perbedaan dan persamaan dalam hal
keuntungan dan keistimewaan, karakteristik produknya serta pada syarat
pembukuan rekening.
Semua produk tabungan Mudharabah (tabungan Ummat, tabungan
Idul Fitri dan tabungan Remaja Muslim) akan mendapatkan bagi hasil
dimana bank akan membagi keuntungan yang diperoleh dari pemanfaatan
dana tabungan tersebut. Tingkat perkembangan masing-masing produk
tabungan mudharabah berbeda-beda, terlihat dari jumlah dana yang
diperoleh dan jumlah nasabah yang menabung pada tabungan
mudharabah.
Fajriah ( ), dalam tugas akhir yang berjudul “Analisis
Perkembangan Produk Tabungan Sirela di BMT Amal Mulia Suruh”
menyimpulkan produk tabungan Sirela merupakan produk tabungan yang
menggunakan akad wadi‟ah atau dana yang dititipkan kepada pihak BMT.
Dana yang disimpan oleh nasabah di BMT Amal Mulia Suruh akan
disalurkan dalam usaha yang tidak dilarang dalam islam, dengan nisbah
bagi hasil untuk nasabah dan untuk BMT.
Masrohati ( ), dalam tugas akhir yang berjudul “Analisis Faktor-
Faktor Kualitas Pelayanan Nasabah Produk Tabungan di BMT Amal
Mulia Suruh” menyimpulkan fakor-faktor yang mempengaruhi kualitas
pelayanan nasabah yang dominan antara lain:
. Tangibles, faktor dominannya adalah gedung dan lokasi BMT Amal
Mulia Suruh yang strategis.
. Reliability, faktor dominannya adalah kemampuan BMT Amal Mulia
Suruh dalam memecahkan masalah nasabah dan BMT Amal Mulia
Suruh yang selalu memenuhi janji kepada nasabah sesuai waktu yang
telah disepakati.
. Responsiveness, faktor yang dominannya adalah pernyataan yang jelas
dari pihak BMT atas jenis pelayanan yang diberikan, BMT Amal Mulia
Suruh selalu bersedia membantu nasabah, dan karyawan BMT Amal
Mulia Suruh memberikan pelayanan yang cepat kepada nasabah.
. Assurance, faktor dominannya adalah nasabah merasa aman atas
pelayanan yang diberikan BMT Amal Mulia dan karyawan BMT Amal
Mulia Suruh ramah dan sopan.
. Empathy, faktor dominannya adalah waktu nyaman diberikan kepada
nasabah, BMT akan mengetahui minat para nasabahnya, dan dalam
memberikan pelayanan terhadap nasabah BMT tidak memandang status
sosial.
Faktor dominan dari dimensi kualitas pelayanan nasabah di BMT
Amal Mulia Suruh adalah assurance.
Ummah ( ), dalam tugas akhir yang berjudul “Analisis Sikap
Nasabah Terhadap Produk Tabungan Si Rela di BMT Amal Mulia Suruh”
menyimpulkan bahwa sikap nasabah terhadap atribut tabungan si rela
adalah positif dengan skor sebesar , . Implikasi sikap nasabah yang
aktif dan loyal terhadap produk tabungan si rela BMT Amal Mulia Suruh.
Dengan sikap nasabah yang positif tersebut, menjadikan nasabah banyak
yang merekomendasikan tabungan si sirela kepada teman-temannya atau
keluarganya. Hal ini ditunjukan dengan skor atribut yang menyatakan
bahwa jumlah setoran si rela rendah adalah skor yang paling bandingkan
dengan skor atribut lainnya.
Fatmawati ( ), dalam tugas akhir yang berjudul “Pengaruh
Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pengguna Jasa BMT Tumang
Cabang Ampel” menyimpulkan bahwa secara individu, variabel
Assurance, Emphaty, dan Tangible mempunyai pengaruh positif dan
signifikan pada kepuasan pengguna jasa BMT Tumang Cabang Ampel.
Sehingga hipotesa , , terbukti dan sebaliknya variabel responsiveness
dan reliability tidak berpengaruh positif dan signifikan pada kepuasan
pengguna jasa BMT Tumang Cabang Ampel. Dengan demikian hipotesa
dan tidak terbukti. Secara bersama-sama kelima variabel independen
yang mewakili kualitas jasa berpengaruh pada kepuasan pengguna jasa
BMT Tumang Cabang Ampel.
Husna ( ), dalam tugas akhir yang berjudul “Analisis Kepuasan
Nasabah Produk Tabungan di BMT Alfattah Susukan” menyimpulkan
bahwa faktor yang paling berpengaruh dominan terhadap kepuasan
nasabah yaitu biaya dan kemudahan untuk mendapatkan produk atau jasa
dengan persentase serta emosional . Sedangkan faktor kepuasan
nasabah lainnya seperti kualitas produk, harga, kualitas pelayanan dan
kepuasan pelanggan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan, kurang
berpengaruh.
F. Metode Penelitian
. Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di BMT Bina Usaha Karangjati, yang beralamat di
Ngimbun, RT RW , Karangjati, Kec. Bergas Kab. Semarang.
. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian atau penulisan dalam tugas akhir ini menggunakan
pendekatan deskriptif kualitatif, karakteristik penelitian deskriptif
kualitatif yaitu:
a. Kata berfokus pada kata bukan angka.
b. Keterlibatan peneliti, peneliti terlibat dekat dengan hal-hal yang diteliti.
c. Sudut pandang partisipan, menyelidiki dan menyajikan berbagai
perspektif subjektif para partisipan.
d. Riset skala kecil, mengeksplorasi penelitian terperinci.
e. Fokus yang holistik, tidak hanya terpaku pada satu atau dua variabel,
tetapi lebih luas cakupan nya.
f. Fleksibel, tidak hanya meneliti topik, tetapi juga menyelidiki hal baru
yang diungkapkan informan tentang pemahaman mereka.
g. Proses, menangkap proses yang berlangsung dari waktu ke waktu.
h. Latar alami, dilakukan di lingkungan alami tempat orang berbeda.
i. Induktif dan deduktif, mendapatkan gagasan dari hasil mengumpulkan
dan meneliti data. (Daymon : - )
. Metode Pengumpulan Data
a. Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah
prasasti, notulen, rapat, agenda, dan sebagainya. Metode ini peneliti
gunakan untuk mencari tambahan data yang kongkrit tentang yang
sedang diteliti yang diperoleh dari sebuah catatan dokumentasi.
(Arikunto, : ).
b. Observasi
Teknik observasi diperoleh melalui pengamatan terhadap gejala yang
diteliti. Dalam hal ini, panca indera manusia (penglihatan dan
pendengaran) diperlukan untuk menangkap gejala yang diamati. Hasil
penangkapan tersebut dicatat dan selanjutnya dianalisis oleh peneliti
untuk menjawab masalah penelitian. Tujuan pengamatan terutama
adalah mencatat atau mendeskripsikan perilaku obyek serta
memahami nya. Atau bisa juga hanya ingin mengetahui frekuensi
kejadian. (Wiratha, : ).
c. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan
jalan komunikasi, yaitu melalui kontak atau hubungan pribadi antara
pengumpulan data (pewawancara) dengan sumber data (responden).
(Wiratha, : ). Penulis melakukan wawancara dengan
diantaranya:
) Manager BMT Bina Usaha Karangjati Kec. Bergas Kab. Semarang
yaitu Ibu Siti Hanifah, S.Ag.
) Ibu Annisa Ummahmudah, S.Pd selaku teller di BMT Bina Usaha
Karangjati Kec. Bergas Kab. Semarang.
) Bapak Ramadani NKP selaku teller di BMT Bina Usaha Karangjati
Kec. Bergas Kab. Semarang.
) Bapak Juwanto Selaku kabag pembiayaan di BMT Bina Usaha
Karang jati Kec. Bergas Kab. Semarang.
) Bapak Irsyam Priyadi, S.E selaku bagian pembukuan di BMT Bina
Usaha Karangjati Kec. Bergas Kab. Semarang.
) Ibu Arum Gumilarsari A.md selaku bagian marketing di BMT Bina
Usaha Karangjati Kec. Bergas Kab. Semarang.
) Bapak Ahmad Turyono, S.E selaku bagian marketing di BMT Bina
Usaha Karangjati Kec. Bergas Kab. Semarang.
) Bapak Pujiarto selaku bagian marketing di BMT Bina Usaha
Karangjati Kec. Bergas Kab. Semarang
) Ibu Catur Setyani Selaku bagian administrasi pembiayaan di BMT
Bina Usaha Karangjati Kec. Bergas Kab. Semarang.
Dengan pertanyaan sebagai berikut:
) Bagaimana gamabaran umum Produk Simpanan Sukarela Lancar
(Si Rela)?
) Bagaimana teknik perhitungan bagi hasil Produk Simpanan
Sukarela Lancar (Si Rela)?
) Bagaimana tingkat perkembangan Produk Simpanan Sukarela
Lancar (Si Rela) dari tahun - ?
) Berapa jumlah anggota Produk Simpanan Sukarela Lancar (Si
Rela) saat ini?
) Apa saja keunggulan Produk Simpanan Sukarela Lancar (Si Rela)?
. Sumber Data
a. Data Primer
Merupakan data yang didapatkan langsung dari sumber dimana
penelitian berlangsung baik dari individu atau lembaga. Data primer
diperoleh dari wawancara dengan bagian manager, kasir/teller dan bagian
marketing BMT Bina Usaha Karangjati Kec. Bergas Kab. Semarang.
b. Data Sekunder
Merupakan data yang diperoleh dari dokumen, buku-buku, dan
arsip-arsip yang berkaitan dengan topik data yang akan diteliti .Dalam
penelitian ini data sekunder yang diperoleh penulis adalah data yang
diolah oleh pihak lembaga yaitu BMT Bina Usaha Karangjati Kec.
Bergas Kab. Semarang.
G. Penegasan Istilah
. Produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk
memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk-produk yang dipasarkan
meliputi barang fisik, jasa, Pengalaman, acara-acara, orang, tempat,
properti, organisasi, dan gagasan. (Kotler dan Keller, : )
. Simpanan
Simpanan adalah titipan dana yang tiap waktu dapat ditarik pemilik atau
anggota dengan cara mengeluarkan semacam surat berharga pemindah
bukuan /transfer dan perintah membayar lainnya. Simpanan atau
tabungan wadiah dikenakan biaya administrasi namun oleh karena dana
dapat diberikan oleh bank syariah sesuai dengan jumlah dana yang ikut
berperan di dalam pembentukan laba bagi bank syariah. (Muhamad,
: ).
. Simpanan Sukarela
Simpanan Sukarela, merupakan simpanan atau titipan anggota dan calon
anggota kepada BMT bisa dalam bentuk tabungan, deposito atau bentuk-
bentuk lain yang sah. Atas simpanan ini BMT membukukan nya ke
dalam rekening hutang. (Ridwan, : )
. Simpanan Sukarela Lancar (Si Rela)
Merupakan simpanan dengan akad wadiah yad dhamanah, yaitu akad
titipan uang anggota BMT dengan tanggungan keamanan dari BMT dan
BMT diperkenankan untuk mengelola uang tersebut untuk keperluan
yang bermanfaat BMT akan memberikan kadar keuntungan sesuai
dengan ketetapan BMT.
. BMT (Baitul Maal Wat Tamwil)
BMT merupakan kependekan dari baitul maal wat tamwil atau dapat juga
ditulis dengan Baitul Maal wa baitul tamwil. Secara harfiah atau lughowi
Baitul Maal berarti rumah dana dan baitul tamwil berarti rumah usaha.
Kedua pengertian tersebut memiliki makna yang berbeda dan dampak
yang berbeda pula. Baitul Maal dengan segala konsekuensi nya
merupakan lembaga sosial yang berdampak pada tidak adanya profit atau
keuntungan duniawi atau materil di dalamnya, sedangkan baitul tamwil
merupakan lembaga bisnis yang karenanya harus dapat berjalan sesuai
dengn prinsip bisnis yakni efektif dan efisien. (Ridwan, : )
H. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan karya ilmiah ini terdapat bab yang terdiri dari sub-sub
yang dapat diuraikan kembali. Sistematika dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab pertama berisi pendahuluan yang di dalamnya terdapat latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
penelitian terdahulu serta sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Kemudian bab kedua berisi landasan teori yang membahas tentang
kerangka teori yang membahas tentang pengertian dasar hukum BMT,
pengertian BMT, sejarah BMT, produk penghimpunan dan penyaluran dana di
BMT, pengertian akad, akad wadiah, dasar hukum wadiah, rukun dan syarat
wadiah, jenis-jenis wadiah, pengertian bagi hasil, prinsip bagi hasil, faktor
yang mempengaruhi bagi hasil dan perbedaan bagi hasil dan bunga.
BAB III LAPORAN OBYEK PENELITIAN
Pada bab tiga berisi mengenai laporan obyek yang berupa sejarah
singkat mengenai BMT Bina Usaha, visi dan misi, organisasi perusahaan
meliputi struktur organisasi dan deskripsi kegiatan nya, serta produk-produk
pada BMT Bina Usaha.
BAB IV PEMBAHASAN
Selanjutnya pada bab empat berisi tentang gambaran umum produk
Simpanan Sukarela Lancar (Si Rela), perhitungan bagi hasil produk
Simpanan Sukarela Lancar (Si Rela) serta perkembangan nya antara tahun
dan tahun , faktor yang mempengaruhi bagi hasil dan perbedaan
bunga dan bagi hasil.
BAB V PENUTUP
Dan pada bab lima berisi penutup yang membahas tentang kesimpulan
dan saran.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Dasar Hukum BMT
Dalam Perspektif hukum di Indonesia, sampai saat sekarang badan
hukum yang paling mungkin untuk BMT adalah koperasi, baik serba usaha
(KSU) maupun simpan-pinjam syariah (KSPS). Bagi BMT yang berbadan
hukum KSU, diharuskan membentuk Unit Simpan Pinjam Syariah (USPS).
Unit inilah yang akan menangani kegiatan usaha simpan-pinjam Syariah
secara terpisah dengan kegiatan lainnya, baik dari aspek manajemen
maupun keuangan nya.
Namun demikian, sangat mungkin dibentuk perundangan tersendiri,
mengingat, sistem operasional BMT tidak sama persis dengan koperasi,
semisal LKM (Lembaga Keuangan Mikro) Syariah atau yang lainnya. Oleh
sebab itu, sebelum beroperasi, BMT harus segera mengurus badan hukum,
supaya lembaga nya menjadi legal. Sambil menunggu turun nya badan
hukum dari instansi yang berhak, BMT dapat mengajukan sertifikat
operasional dari lembaga yang berhak seperti PINBUK (Pusat Inkubasi
Bisnis Usaha Kecil). (Ridwan, : )
B. Pengertian BMT
Baitul Maal Wat Tamwil atau biasa dikenal dengan sebutan BMT,
dari segi Bahasa atau bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang
benar berarti rumah uang dan (rumah) pembiayaan, sehingga bila diartikan
secara terpisah, Baitul Maal adalah rumah uang. Namun bukanlah yang
dimaksud dengan nya dalam tulisan ini adalah demikian. Baitul Maal adalah
lembaga keuangan berorientasi sosial keagamaan yang kegiatan
utama nya menampung serta menyalurkan harta masyarakat berupa zakat,
infak, dan shadaqah berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan Alquran
dan Sunnah Rasul-Nya. Karena berorientasi sosial keagamaan, ia tidak
dapat dimanipulasi untuk kepentingan bisnis atau mencari laba (profit).
Yang dimaksud dengan Baituttamwiil adalah lembaga keuangan
yang kegiatan utama nya menghimpun dana masyarakat dalam bentuk
tabungan (simpanan) maupun deposito dan menyalurkan nya kembali
kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan berdasarkan prinsip syariah
melalui mekanisme yang lazim dalam dunia perbankan. Dengan demikian
perlu ditegaskan bahwa untuk bisa disebut BMT, sebuah lembaga keuangan
syariah harus memiliki dua unit usaha sekaligus dalam bidang pengelolaan
ZIS dan perbankan syariah. Bila salah satu nya tidak ada, maka bukanlah
yang demikian disebut sebagai BMT tetapi Baitul Maal saja atau
Baituttamwiil saja. Keduanya merupakan suatu sistem dalam wadah BMT
yang bekerja sinergi dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Pengingkaran terhadap prinsip ini dapat berakibat fatal dan berimplikasi
serius secara negatif terhadap keutuhan jati diri BMT sebagai lembaga
keuangan mikro syariah. Siapapun tidak berhak mengklaim lembaga nya
sebagai BMT bila Baitul Maal nya tidak ada, dan atau Baituttamwiil nya
tidak tunduk mengikuti prinsip syariah. (Ilmi, : - ).
C. Peran BMT Sebagai Lembaga Keuangan Mikro Syariah
Dalam Pedoman Akad Syariah (PAS) Perhimpunan BMT Indonesia
( ) menyebutkan bahwa peran sebagai LKMS itu adalah fungsi BMT
sebagai Baitul Tamwil, yakni bergiat mengembangkan usaha-usaha
produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan pengusaha
kecil bawah dan pengusaha kecil dengan mendorong kegiatan menabung
dan menunjang pembiayaan ekonomi. Ada fungsi utama lain, yakni sebagai
Baitul Maal, melakukan berbagai kegiatan tanpa orientasi mencari
keuntungan. BMT berfungsi sebagai pengemban amanah, menyalurkan
bantuan dana secara langsung kepada pihak yang berhak dan membutuhkan.
Perhimpunan BMT Indonesia sebagai asosiasi, induk organisasi dan
wadah perjuangan bersama BMT-BMT kemudian menyatakan secara lebih
tegas bahwa jatidiri BMT adalah sebagai lembaga dakwah. Jati diri yang
harus tercermin dalam keseluruhan perilaku, proses, dan kinerja BMT.
Dengan demikian, semua pejuang BMT adalah aktivis dakwah atau dai.
Yang tercermin dalam perilaku sebagai pribadi, anggota masyarakat
maupun pekerja professional. BMT pun harus berupaya keras menjadi
rahmatan lil alamien. (Suharto, Jularso dkk, : V)
D. Produk BMT
Ada banyak produk penghimpunan dan penyaluran dana yang secara
teknis finansial dapat dikembangkan sebuah lembaga keuangan Islam
termasuk BMT. Hal ini dimungkinkan karena sistem syariah memberi ruang
yang cukup untuk itu. Namun dalam praktek, sebagian besar BMT masih
membatasi diri dengan penerapan beberapa produk saja yang dianggap
aman dan profitable. Dalam memobilisasi dana, misalnya, BMT lebih
menyukai produk berbagi hasil mudharabah dengan pertimbangan tidak
terlalu beresiko karena kapasitas nya sebagai mudharib,serta relatif mudah
dalam penerapan. Tetapi sayangnya, bila harus menyalurkan nya kembali
kepada masyarakat dalam bentuk pemberian fasilitas pembiayaan kepada
para nasabah, BMT lebih mengedepankan produk murabahah dengan
alasan, produk tersebut mampu memberi jaminan perolehan keuntungan
yang memadai berdasarkan kesepakatan kedua pihak pada saat perjanjian
ditandatangani. Hanya saja dalam praktik, keadaan ini berjalan seringkali
dengan mengingkari prinsip murabahah, seperti obyek barang yang tidak
jelas keberadaan nya maupun ukuran-ukurannya.
Sebenarnya, seperti dijelaskan diatas, terdapat banyak produk yang
secara teknis finansial dapat dikembangkan BMT untuk dapat menjalankan
usahanya, seperti penghimpunan dana wadi‟ah, penghimpunan dan
penyaluran dana mudharabah, penghimpunan dan penyaluran dana
musyarakah, serta penyaluran dana murabahah. Adapun produk-produk lain
seperti bai‟ salam, ijarah, ijarah wa iqtina, hiwalah, sharf, qardh, dan
seterusnya, BMT belum bisa menerapkannya. (Ilmi, : ).
. Produk Penghimpunan Dana BMT
Dalam kegiatan nya menghimpun dana dari masyarakat, BMT dapat
menawarkan produk jasa wadi‟ah yang dari segi kebahasaan berarti titipan,
akad wadi‟ah termasuk kategori akad tabarru yakni akad yang bersifat
kebajikan karena mengandung unsur tolong menolong antar sesama
manusia dalam lingkungan sosialnya. Prinsip dasar wadi‟ah menyebutkan
bahwa seorang penitip barang wajib membayar seluruh biaya yang
dikeluarkan pihak yang dititipi, secara otomatis, untuk keperluan
pemeliharaan barang titipan tersebut, disamping imbalan jasa dalam jumlah
yang pantas sesuai kadar kepatutan atau berdasarkan kesepakatan di muka
antara kedua pihak pada waktu perjanjian wadi‟ah dibuat. (Ilmi, : )
Selain dengan menggunakan prinsip wadi‟ah BMT juga dapat
menawarkan produk pendanaan dengan prinsip mudharabah. Mudharabah
berasal dari kata dharaba yang berarti memukul. Orang yang bekerja keras
disamakan dengan orang yang memukulkan tangan nya untuk mencari
karunia Allah. Yang dimaksudkan mudharabah dalam produk BMT adalah
bagi hasil antara pemilik dana (shahibul maal) dengan pengusaha
(mudharib). Mudharabahah secara umum dibagi dua, mudharabah
muthlaqoh dan muqayadah. (Ridwan, : )
a. Mudharabah Muhtlaqoh
Mudharabah muthlaqah adalah akad mudharabah dimana pemilik
dana (shahibul maal) tidak dapat memberikan batasan-batasan terhadap
dana yang di investasikan. Dengan demikian mudharib diberi kewenangan
penuh untuk mengelola dana tanpa keterikatan waktu, tempat, bentuk
usaha, dan jenis pelayanan. (Ridwan, : )
b. Mudharabah Muqayadah
Mudharabah Muqayadah adalah akad mudharabah dimana
pemilik dana atau (shahibul maal) memberikan batasan terhadap dana
yang diinvestasikannya. Mudharib hanya bisa mengelola dana sesuai
dengan permintaan atau persyaratan pemilik modal yang dapat berupa
jenis usaha, tempat dan waktu tertentu saja. (Susanto, : )
Prinsip mudharabah dipergunakan oleh BMT dalam mengelola
jasa simpanan dari anggota yang ingin menitipkan dana nya untuk tujuan
tujuan tertentu. Tujuan yang dimaksudkan biasanya berkaitan dengan
hajat beribadah yang membutuhkan dana besar dan tidak terjangkau,
seperti ibadah qurban, ibadah haji, atau pendidikan. Atas dasar tujuan
tersebut, tabungan mudharabah sering disebut jenis tabungan berjangka
(targeted saving), berbeda dengan wadiah yang bersifat tabungan biasa.
(Dahlan, : )
. Produk Penyaluran Dana BMT
a. Produk Pembiayaan Mudharabah
Mudharabah merupakan akad kerja sama usaha dimana pihak
pertama yaitu BMT menyediakan seluruh modal sedangkan pihak
pengelola atau anggota BMT menyediakan seluruh keterampilan , tenaga
dan waktu. Adapun keuntungan dari pembiayaan mudharabah ini dibagi
berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak. Sedangkan jika terjadi
kerugian, maka akan ditanggung oleh pemilik modal yaitu BMT selama
kerugian tersebut bukan disebabkan oleh kelalaian dari pihak pengelola
yaitu anggota BMT. Namun jika kerugian tersebut disebabkan oleh
kelalaian atau kecurangan pengelola, maka pengelola lah yang
berkewajiban menanggung kerugian tersebut. (Ridwan, : )
b. Produk Pembiayaan Murabahah
Pembiayaan Murabahah merupakan akad jual beli barang pada
harga asal ditambah dengan keuntungan yang disepakati. Dalam
transaksi ini, penjual harus memberitahukan kepada pembeli tentang
harga pokok barang yang menjadi obyek jual beli. (Ridwan, : )
c. Produk Pembiayaan Musyarakah
Pembiayaan Musyarakah (syirkah), adalah suatu bentuk akad
kerjasama perniagaan anatara beberapa pemilik modal untuk
menyertakan modalnya dalam suatu usaha, dimana masing-masing
pihak mempunyai hak untuk ikut serta dalam pelaksanaan manajemen
usaha tersebut. Keuntungan dibagi menurut proporsi penyertaan modal
atau berdasarkan kesepakatan bersama. Musyarakah dapat diartikan
pula sebagai pencampuran dana untuk tujuan pembagian keuntungan.
(Yudiana Eka, : ).
d. Prinsip Sewa (Ijaroh-Operational Lease)
Selain mengembangkan produk bagi hasil dan jual beli, BMT
juga mengembangkan produk sewa atau operational lease. Yang
dimaksudkan dengan sewa adalah pemindah hak guna atas barang atau
jasa melalui pembayaran upah sewa tanpa diikuti dengan perpindahan
kepemilikan barangnya. BMT sebagai lembaga keuangan umumnya
tidak akan menyewakan barang dengan tujuan semata-mata untuk
menyewakan secara terus menerus, melainkan sekedar mencarikan
barang sesuai dengan kebutuhan anggotanya. BMT tidak berhajat akan
barang yang disewakan, tetapi lebih berhajat pada perputaran dananya.
Oleh karenanya ijaroh dikembangkan kedalam bentuk akad ijaroh
muntahia bit tamlik yaitu akad sewa menyewa yang berakhir dengan
kepemilikan barang sewaan. (Ridwan, : )
E. Akad
. Pengertian Akad
Kata „aqad dalam istilah bahasa berarti ikatan, keputusan,
penguatan, perjanjian, atau kesepakatan atau transaksi dapat diartikan
sebagai komitmen yang ter bingkai dengan nilai-nilai syariah. Dalam
istilah fikih, secara umum akad berarti sesuatu yang menjadi tekad
seseorang untuk melaksanakan, baik yang muncul dari satu pihak,
seperti wakaf, talak, dan sumpah, maupun yang muncul dari dua pihak,
seperti jual beli, sewa, wakalah, dan gadai. Secara khusus akad berarti
keterkaitan antara ijab (pernyataan penawaran/pemindahan
kepemilikan) dan qabul (pernyataan penerimaan kepemilikan) dalam
lingkup yang disyariatkan dan berpengaruh pada sesuatu. (Ascarya,
: )
. Rukun Akad
Rukun dalam akad ada tiga: ) pelaku akad; ) objek akad; )
sighah yaitu yaitu pernyataan pelaku akad, ijab dan qabul. Pelaku akad
haruslah orang yang mampu melakukan akad untuk dirinya (ahliyah)
dan mempunyai otoritas syariah yang diberikan kepada seseorang untuk
merealisasikan akad sebagai perwakilan dari yang lain (wilayah). Objek
akad harus ada ketika akad terjadi akad, harus sesuatu yang
disyariatkan, harus bisa diserahterimakan ketika terjadi akad, dan harus
sesuatu yang jelas antara dua pelaku akad. Sementara itu, ijab qabul
harus jelas maksudnya, sesuai antara ijab dan qabul,dan bersambung
antara ijab dan qabul.
. Syarat Umum Akad
Syarat dalam akad ada empat, yaitu: ) syarat berlaku nya akad
(In‟iqod); ) syarat sah nya akad (Shihah); ) syarat terealisasikan nya
akad (Nafadz); dan ) syarat lazim. Syarat in‟iqod ada yang umum dan
khusus. Syarat umum harus selalu ada pada setiap akad, seperti syarat
yang harus ada pada pelaku akad, objek akad dan shighah akad, dan
akad bukan pada sesuatu yang diharamkan, dan akad pada sesuatu yang
bermanfaat. Sementara itu, syarat khusus merupakan sesuatu yang
harus ada pada akad-akad tertentu, seperti syarat minimal dua saksi
pada akad nikah. Syarat shihah, yaitu syarat yang diperlukan secara
syariah agar akad berpengaruh, seperti dalam akad perdagangan harus
bersih dari cacat. Syarat nafadz ada dua, yaitu kepemilikan (barang
dimiliki oleh pelaku dan berhak menggunakannya) dan wilayah. Syarat
lazim, yaitu bahwa akad harus dilaksanakan apabila tidak ada cacat.
Allah telah menghalalkan perniagaan (Al-bai‟) dan mengharamkan riba
(QS ). Inilah dasar utama operasi BMT yang meninggalkan
penggunaan system bunga dan menerapkan penggunaan sebagian akad-
akad lain di luar perniagaan dalam produk-produk nya. (Ascarya,
- ).
F. Wadiah
. Pengertian Wadiah
Dalam tradisi fiqih Islam, prinsip titipan atau simpanan dikenal
dengan prinsip al-wadi‟ah. Al-wadiah dapat diartikan sebagai titipan
murni dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan
hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip
menghendaki.
. Landasan Hukum Wadiah
a. Al-Qur‟an
هٱئن ۞ لل وا أهنمزكم يهأ د هٱتإه مه ل
...لههاأهه ئلهى تنه
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya…”An-Nisaa [ ]:
د فهل اض بهع ضكمبهع أهمههفهان ... ل ۥنهتههأهمه تمههؤ ٱل ذيٱيإه هٱيهت قوه لل
ب ه ۥ ره“… jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah
yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia
bertakwa kepada Allah Tuhannya….” QS. Al-Baqarah [ ]:
b. Hadist
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasullulah saw. Bersabda,
“Sampaikanlah (tunaikanlah) amanat kepada yang berhak menerimanya
dan jangan membalas khianat kepada orang yang telah mengkhianatimu.
“ (HR Abu Dawud dan menurut Tirmidzi hadist ini hasan, sedang
Imam Hakim mengkategorikannya sahih).
c. Ijma
Para tokoh ulama islam sepanjang zaman telah melakukan ijma
(konsensus) terhadap legitimasi al-wadiah karena kebutuhan manusia
terhadap hal ini jelas terlihat, seperti dikutip oleh Dr. Azzuhaily dalam
al-Fiqh al-Islami wa adillatuhu dari kitab al-mughni wa syarh kabir li
Ibni Qudhamah dan Musbuth Li Imam sarakhsy. Pada dasarnya,
penerima simpanan adalah yad al-amanah (tangan amanah), artinya dia
tidak bertanggung jawab atas kehilangan atau kerusakan yang terjadi
pada aset titipan selama hal ini bukan akibat dari kelalaian atau
kecerobohan yang bersangkutan dalam memelihara barang titipan selama
hal ini bukan akibat dari kelalaian atau kecerobohan yang bersangkutan
dalam memelihara barang titipan (karena faktor-faktor di luar batas
kemampuan). (Antonio Syafi‟I, : - ).
. Jenis-jenis Wadiah
a. Wadiah yad amanah
Akad penitipan barang atau uang, dimana pihak penerima titipan
tidak memiliki kewenangan untuk memanfaatkan barang tersebut.
Penyimpan menitipkan barangnya semata-mata karena menginginkan
keamanan dan kenyamanan, karena jika hanya disimpan di rumah
mungkin tidak aman. Barang yang dititipkan harus dijaga dari kerusakan,
kerugian, keamanan, dan keutuhan nya, dan dikembalikan kapan saja
penyimpan menghendaki. (Ridwan, : ).
Titipan Barang
Beban biaya
Penitipan
Gambar III.
Skema Kerja Prinsip Wadi‟ah yad Amananh
b. Wadiah yad dhamanah
Akad penitipan barang atau uang ketika pihak penerima titipan
dengan atau tanpa izin pemilik barang atau uang dapat memanfaatkan
barang atau uang titipan, dan harus bertanggung jawab terhadap
Nasabah BANK SYARIAH
kehilangan atau kerusakan barang atau uang titipan. Semua manfaat dan
keuntungan yang diperoleh dalam penggunaan barang atau uang tersebut
menjadi hak penerima titipan. (Ascarya, : ).
Titipan Barang
Beri Bonus
G. Bagi Hasil
Bagi hasil adalah suatu sistem pengelolaan dana dalam perekonomian
Islam yakni pembagian hasil usaha antara pemilik modal (shahibul maal) dan
pengelola modal (Mudharib). (Antonio Syafi‟I, ).
Dari pengertian di atas dapat diartikan bahwa bagi hasil merupakan
sistem pengelolaan dana yang kemudian hasil dari usaha pengelola dana
tersebut dibagi hasilkan sesuai dengan kesepakatan antara pihak pemilik dana
dan pihak pengelola dana.
H. Faktor yang Mempengaruhi Bagi Hasil
Dalam penentuan bagi hasil sangat dipengaruhi oleh hasil investasi,
besar kecilnya hasil investasi dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya
yaitu:
Nasabah BANK SYARIAH
Pengguna Dana
B
ag
i
H
as
il
Pemanf
aatan
Dana
Gambar II.
Skema Akad wadi‟ah yad dhamanah
. Faktor langsung
Faktor langsung yang berpengaruh adalah investment rate yaitu jumlah
dana yang tersedia dan nisbah bagi hasil (profit sharing ratio).
a) Investman rate yaitu persentase aktual dana yang diinvestasikan dari
total dana. Apabila bank syariah menentukan Investment rate sebesar
artinya dari total dana dialokasikan untuk memenuhi
likuiditas.
b) Jumlah dana yang tersedia untuk diinvestasikan merupakan jumlah
dari berbagai sumber dana yang tersedia untuk diinvestasikan.
Biasanya jumlah dana tersebut dihitung dengan menggunakan metode:
a) Rata-rata saldo minimum bulanan, dan b) rata-rata total saldo
harian.
c) Nisbah (profit sharing ratio)
. Untuk akad mudharabah nisbah harus ditentukan dan disetujui pada
awal perjanjian.
. Besar kecilnya nisbah antara bank syariah satu dengan bank syariah
lainnya dapat berbeda.
. Besar kecilnya nisbah juga dapat berubah-ubah, misalnya untuk
deposito bulan dan bulan.
. Besar kecilnya nisbah juga dapat berbeda antara satu account dengan
account lainnya sesuai dengan besarnya dana dan jatuh temponya.
. Faktor tidak langsung
a. Penentuan butir-butir pendapatan dan biaya mudharabah
) Bank syariah dan nasabah melakukan share dalam pendapatan dan
biaya. Pendapatan yang dibagihasilkan merupakan pendapatan
yang diterima dikurangi biaya-biaya.
) Apabila semua biaya ditanggung bank. Maka hal ini disebut dengan
revenue sharing.
b. Metode Akuntansi yang digunakan
Bagi hasil secara tidak langsung dipengaruhi oleh aktivitas yang
dilakukan, terutama metode pengakuan pendapatan dan biaya yang
digunakan.
I. Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil
Sebagai alternatif sistem bunga dalam ekonomi konvensional,
ekonomi Islam menawarkan sistem bagi hasil (profit and loss sharing)
ketika pemilik modal (surplus spending unit) bekerja sama dengan
pengusaha (deficit spending unit) untuk melakukan kegiatan usaha. Apabila
kegiatan usaha menghasilkan, keuntungan dibagi berdua, dan apabila
menderita kerugian, kerugian ditanggung bersama. Sistem bagi hasil
menjamin adanya keadilan dan tidak ada pihak yang tereksploitasi
(dizalimi). Sistem bagi hasil dapat berbentuk musyarakah atau mudharabah
dengan berbagai variasinya.
Dalam perekonomian konvensional, sistem riba, fiat money,
commodity money, fractional reserve system dalam perbankan, dan
pembolehan spekulasi menyebabkan penciptaan uang (kartal dan giral) dan
tersedotnya uang disektor moneter untuk mencari keuntungan tanpa risiko.
Akibatnya, uang atau investasi yang seharusnya tersalur ke sektor riil untuk
tujuan produktif sebagian besar lari ke sektor moneter dan menghambat
pertumbuhan bahkan menyusutkan sektor riil. Penciptaan uang tanpa adanya
nilai tambah akan menimbulkan inflasi. Pada akhirnya, pertumbuhan
ekonomi yang menjadi tujuan akan terhambat. (Ascarya, : )
Tabel II.
Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil
Sumber : (Ascarya, : ).
Bunga Bagi Hasil
. Penentuan bunga dibuat pada
waktu akad dengan asumsi
usaha akan selalu menghasilkan
keuntungan.
. Besarnya persentase didasarkan
pada jumlah dana /modal yang
dipinjamkan.
. Bunga dapat mengambang
/variabel dan besarnya naik
turun sesuai dengan naik
turunnya bunga patokan atau
kondisi ekonomi.
. Pembayaran bunga tetap seperti
yang dijanjikan peminjam
untung atau rugi.
. Jumlah pembayaran bunga tidak
meningkat sekalipun
keuntungan naik berlipat ganda.
. Eksistensi bunga diragukan
(kalau tidak dikecam) oleh
semua agama.
. Penentuan besarnya rasio bagi
hasil disepakati pada waktu
akad dengan berpedoman pada
kemungkinan untung rugi.
. Besarnya rasio bagi hasil
didasarkan pada jumlah
keuntungan yang diperoleh.
. Rasio bagi hasil tetap tidak
berubah selama akad masih
berlaku, kecuali diubah atas
kesepakatan bersama.
. Bagi hasil bergantung pada
keuntungan usaha yang
dijalankan. Bila usaha merugi,
kerugian akan ditanggung
bersama.
. Jumlah pembagian laba
meningkat sesuai dengan
peningkatan keuntungan.
. Tidak ada yang meragukan
keabsahan bagi hasil.
BAB III
GAMBARAN OBYEK PENELITIAN
A. Sejarah Berdirinya BMT Bina Usaha
Koperasi Bina Usaha terakhir dengan nama Baitul Mal Wattamwil
(BMT) Bina Usaha. Proses pendirian pra koperasi ini dilakukan melalui
beberapa kali pertemuan para pendiri di lingkungan Kecamatan Bergas yang
diprakarsai oleh Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK) Kabupaten
Dati II Semarang. Sosialisasi awal tentang BMT dilakukan di Masjid Al-
Taqwa Tegalsari yang dihadiri oleh tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama
dan pemuda di lingkungan Kecamatan Bergas dan Tim PINBUK sebagai
inisiator.
Secara resmi lembaga yang terlahir dari program P T (Proyek
Penanggulangan Pekerjaan Terampil) ini mulai berdiri pada tanggal
November di Masjid Ad-dakwah Karangjati oleh sekitar orang
pendiri dan beroprasional sejak tanggal November . Pada awal mula
berdiri BMT Bina Usaha berlokasi di jalan PTP Ngobo No. Sruwi
Karangjati, namun sejak tanggal juli BMT Bina Usaha Berlokasi di
desa Ngimbun RT RW , Kelurahan karangjati Kec. Bergas Kab.
Semarang.
B. Legalitas BMT BINA USAHA Karangjati Kec. Bergas
Dasar hukum yang digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan
operasi BMT Bina Usaha adalah sebagai berikut:
. BMT Bina Usaha bebadan hukum koprasi berdasarkan Akta Pendirian
Koperasi dengan SK Menteri Koperasi PKM
No. /BH/KDK. . tanggal maret .
. Perubahan Anggaran Dasar dan Badan Hukum nomor
/BH/PAD/XIV/ . /II/ tanggl fbruari
. SISIPK N . /SISIPK/KDK . /V/
. Ijin Gangguan No.
. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) Koperasi No. . , , .
C. Visi dan Misi BMT Bina Usaha Karangjati Kec. Bergas
. Visi
Menjadi lembaga yang besar, terpercaya, dan mampu
mensejahterakan anggotanya.
. Misi
a. Memperdayakan ekonomi umat Islam wilayah kabupaten Semarang
pada khususnya.
b. Menyelenggarakan pelayanan kepada anggota sesuai dengan prinsip
KJKS.
c. Menjalankan kegiatan usaha jasa keuangan syariah dengan efktif,
efisien dan transparan.
d. Menjalin kerjasama usaha dengan berbagai pihak.
D. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah suatu kerangka kerja yang dipikirkan oleh
manajer untuk membagi-bagi dan mengkoordinasikan aktivitas anggota
organisasi. Karena strategi dan lingkungan sekitar berbeda dari suatu
organisasi ke organisasi yang lain, terdapat berbagai kemungkinan struktur
organisasi. (Stoner, Freeman dan Gilbert Jr, : )
Struktur organisasi BMT menunjukkan adanya garis wewenang dan
tanggung jawab, garis komando serta cakupan bidang pekerjaan masing-
masing. Struktur ini menjadi sangat penting supaya tidak terjadi benturan
pekerjaan serta memperjelas fungsi dan peran masing-masing bagian dalam
organisasi. Tentu saja masing-masing BMT dapat memiliki karakteristik
tersendiri, sesuai dengan besar kecil nya organisasi. Namun demikian
struktur organisasi minimal dalam setiap BMT terdiri sebagai berikut:
. Musyawarah Anggota Tahunan
. Dewan Pengurus
. Dewan Pengawas Syariah
. Dewan Pengawas Manajemen
Dalam Undang-Undang Nomor Tahun , komponen organisasi
koperasi, perangkat tersebut terdiri dari:
a. Rapat anggota
b. Pengurus
c. Pengawas
) Musyawarah Anggota Tahunan atau Rapat Anggota Tahunan
Musyawarah ini dilaksanakan setiap satu tahun sekali yang dihadiri
oleh semua anggota atau perwakilan nya. Jika memungkinkan, semua
anggota dapat diundang untuk hadir dalam RAT, namun jika jumlah
anggota banyak dan domisili yang jauh, dapat dibuat RAT bertahap.
) Dewan pengurus
Dewan pengurus BMT pada hakikatnya adalah wakil dari anggota
dalam melaksanakan hasil keputusan musyawarah tahunan. Oleh karena
itu pengurus harus dapat menjaga amanah yang telah dibebankan
kepada nya. Amanah ini nanti nya akan dipertanggung jawabkan
kepada anggota pada tahun berikutnya. Masa kerja pengurus sangat
tergantung pada kepentingan organisasi. Artinya, BMT dapat
menetapkan masa kerja nya , , atau tahun.
) Dewan Pengawas Syariah (DPS)
Dewan Pengawas Syariah (DPS) menjadi salah satu pembeda antara
Lembaga Keuangan Syariah dengan Lembaga Keuangan Konvensional
dan memiliki tugas utama dalam pengawasan BMT yang berkaitan
dengan sistem syariah yang di jalankan nya.
) Dewan Pengawasan Manajemen
Dewan Pengawas Manajemen merupakan representasi anggota
terutama berkaitan dengan operasional kerja pengurus. Masa kerja
pengawas sama dengan pengurus Anggota dewan pengawas manajemen
dipilih dan disahkan dalam musyawarah anggota tahunan. (Ridwan,
: - ).
Gambar III.
Struktur Organisasi BMT Bina Usaha Karangjati
(Sumber : RAT BMT Bina Usaha Karangjati)
Rapat Anggota Tahunan
Pengurus Ketua :
Drs. Agus Gunawan,M.Pd
Sekretaris: Muhamin. S.Ag
Bendahara II Danar Dono
Pengawas Ketua:
Drs. Toni Irianto Anggota:
. H. Hartono, S.Pd
. Drs. Nasocha M
Noor
Manager Siti
Hanifah, S.Ag
Pembukuan Irsyam
Priyadi, SE
Kabag Pembia
yaan Juwanto
Adm. Pembiay
aan Catur
setiyani
Teller . Ramadhani N.K.P
. Annisa
Ummahmudah, S.Pd
Pemasaran
. Pujiarto
. Ahmad
Turyono. SE
. Arum
Gumilarsari
Tugas masing-masing bagian yang terdapat pada struktur organisasi
BMT Bina Usaha adalah sebagai berikut:
a. Pengawas
) Melakukan pengawasan secara tidak langsung
) Melakukan koordinasi dengan pengurus
b. Pengurus
) Mengadakan rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan dan
belanja BMT
) Menyelenggarakan rapat
) Menyelenggarakan rapat pengurus minimal kali setiap bulan untuk
mengevaluasi pelaksanaan usaha BMT oleh pengelola
) Menunjuk pengelola BMT yang profesional
c. Pengelola
) Manager
) Mempimpin kegiatan BMT secara menyeluruh
) Melakukan koordinasi seluruh staf BMT
) Menyusun rencana kerja bulanan, triwulanan, dan tahunan yang
merupakan penjabaran kebijakan umum pengawas dan rapat anggota
tahunan.
) Menandatangani surat-surat untuk kepentingan intern dan extern.
) Memberi persetujuan setiap transaksi, biaya atau pemindah bukuan.
) Mengangkat dan memberhentikan pegawai.
) Meneliti laporan periodik (bulanan, triwulanan, dan tahunan).
a. Kepala Pembiayaan
) Menyusun rencana pembiayaan
) Menerima usulan dan melakukan wawancara analisa pembiayaan
) Memantau, membina, dan mendata jalannya pengangsuran
pembiayaan agar tidak macet
) Menganalisa proposal pembiayaan nasabah
) Mengajukan persetujuan pembiayaan kepada manager
) Melakukan survei untuk mencari calon nasabah baru
) Melakukan administrasi pembiayaan
) Melakukan penagihan lapangan
) Melaksanakan pelayanan pengambilan pengambilan dan
pengantaran dari debitur.
b. Pembukuan (Accounting)
) Membukukan semua transaksi keuangan
) Membuat laporan-laporan keuangan secara periodik
) Mengadministrasikan seluruh dokumen yang berhubungan
dengan bagian keuangan
) Melayani claim, biaya, serta gaji yang telah disetujui manajer
) Mengarsip semua berkas, surat-surat dan dokumen-dokumen lain
sehingga tidak hilang.
c. Kasir (Teller)
) Bertindak sebagai penerima uang dan juru bayar
) Melayani penerimaan serta penarikan dari dan ke nasabah
) Melakukan pembayaran sesuai dengan perintah manajer
) Menghitung bagi hasil seluruh nasabah
) Mengadministrasikan seluruh transaksi yang berhubungan dengan
kas
) Setiap akhir jam kerja menghitung uang yang ada dan meminta
pemeriksaan manajer.
d. Pemasaran (Marketing)
) Melakukan kegiatan-kegiatan kerja dan promosi
) Mencari sumber-sumber dana dengan melihat kemungkinan dan
peluang dana murah yang dapat di himpun baik dari nasabah
maupun dari simpanan pihak ketiga
) Bersama bagian pembiayaan melakukan penagihan ke setiap
nasabah yang di berikan pembiayaan sesuai dengan tanggal dan
waktu yang telah disepakati.
E. Operasional BMT Bina Usaha
. Baitul Maal
Yaitu peran sosial dalam penyaluran dana kepada delapan
golongan BMT Bina Usaha selain sebagai organisasi bisnis juga
merupakan organisasi soisal. BMT Bina Usaha mendapat dana dari
zakat, infak, dan sodaqoh.
. Baitul Tamwil
Yaitu mengelola dana umat yang sangat potensial dan sesuai
syariat Islam. BMT Bina Usaha sebagai organisasi bisnis adalah
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkan kembali dalam bentuk pmbiayaan terhadap usaha-usaha
produktif dan menguntungkan. Jenis produk yang dikeluarkan BMT
Bina Usaha terdiri dari:
a. Produk Simpanan
Simpanan adalah dana yang terpercayakan oleh nasabah dalam
bentuk simpanan biasa atau simpanan berjangka. Produk simpanan
yang terdapat pada BMT Bina Usaha meliputi:
) Si Rela (Simpanan Sukarela Lancar)
Merupakan simpanan dengan akad wadiah yadhamanah,
yaitu akad titipan uang anggota BMT dengan tanggungan
keamanan dari BMT dan BMT diperkenankan untuk mengelola
uang tersebut untuk keperluan yang bermanfaat BMT akan
memberikan kadar keuntungan sesuai dengan ketetapan BMT.
Ketentuan:
a) Simpanan atas nama pribadi / lembaga
b) Membayar Simpanan Pokok Rp . ,-
c) Setoran awal minimal Rp . ,-
d) Setoran selanjutnya minimal Rp ,-
e) Penyetoran dan penarikan dapat dilakukan sewaktu-waktu
selama jam kerja.
f) Melayani sistem jemput bola (pelayanan penarikan setoran
dan penarikan simpanan dilokasi anggota).
) Si Supel (Simpanan Sukarela Pelajar)
Merupakan simpanan yang diperuntukan bagi pelajar
dengan akad wadiah yadhamanah, yaitu akad titipan uang dengan
tanggunga keamanan ari BMT dan BMT diperkenankan untuk
mengelola uang tersebut untuk keperluan yang bermanfaat BMT
akan memberikan pembagian kadar keuntungan sesuai dengan
ketetapan BMT.
Ketentuan:
a) Simpanan khusus untuk pelajar
b) Setoran awal pembukaan rekening minimal Rp . ,-
c) Setoran selanjutnya minimal Rp. ,-
d) Penyetoran dan penarikan dapat dilakukan sewaktu-waktu
setiap hari kerja.
) Si Suka (Simpanan Sukarela Berjangka)
Merupakan simpanan dengan akad mudharbah, yaitu
anggota BMT menginvestasikan sejumlah dana kedapa BMT dan
BMT akan mengelola dana tersebut dalam bentuk pembiayaan
dan usaha lain yang bermanfaat. Anggota BMT akan memperoleh
bagian keuntungan berdasarkan nisbah yang telah disepakati.
Ketentuan:
a) Simpanan atas nama pribadi / lembaga
b) Setoran minimal Rp . . ,-
c) Nisbah diberikan setiap akhir bulan kepada anggota dan
BMT (dari pendapatan BMT setiap bulan nya)
d) Jangka waktu jatuh tempo :
) bulan, nisbah :
) bulan, nisbah :
) bulan, nisbah :
) Si Suqur (Simpanan Persiapan Ibadah Qurban)
Merupakan simpanan yang direncanakan untuk pembelian
hewan qurban pada hari raya Idul Adha. Si Suqur menggunakan
akad wadiah yadhamanah, yaitu akad titipan uang dengan
tanggungan keamanan dari BMT, dan BMT akan memberikan
pembagian kadar keuntungan sesuai dengan ketetapan BMT.
Ketentuan:
a) Simpanan khusus untuk pembelian hewan qurban.
b) Setoran awal pembukaan rekening minimal Rp . ,-
c) Setoran selanjutnya minimal Rp . ,-
d) Penyetoran selanjutnya dapat dilakukan sewaktu-waktu
setiap hari kerja.
e) Pengambilan hanya bisa dilakukan mulai bulan menjelang
hari raya Idul Adha.
) Si Aman (Simpanan Amanah)
Si Aman adalah dana amanah anggota BMT berupa zakat,
infaq, shodaqoh, dan dana sosial yang disampaikan kepada BMT
dan BMT akan menyalurkan serta mengalokasikan dana tersebut
kepada pihak yang membutuhkan dan berhak menerima
(mustahiq).
Ketentuan:
a) Si Aman adalah merupakan dana kebajikan dengan prinsip
tolong- menolong yang dilakukan dengan mengharapkan
keridho‟an Allah SWT.
b) Anggota BMT menyampaikan zakat, infak, shadaqoh
maupun dana sosial lainnya kepada BMT.
c) BMT mengalokasikan dana tersebut kepada pihak-pihak
yang membutuhkan dan berhak menerima (mustahiq) dalam
bentuk tunai, bantuan sosial, pinjaman qardhul hasan, dan
kegiatan-kegiatan lain yang bersifat sosial.
d) BMT akan melaporkan pengalokasian dana amanah tersebut
secara berkala.
) Syarat Pembukaan Rekening Simpanan
a) Mengisi formulir pendaftaran anggota dan pembukaan
simpanan
b) Menyerahkan foto copy kartu identitas (KTP / SIM)
lembar
c) Membayar simpanan pokok Rp . ,-
d) Mentaati peraturan menjadi anggota BMT BINA USAHA.
b. Produk Pembiayaan
Pembiayaan adalah penyediaan uang yang dapat dipinjamkan
kepada peminjam berdasrkan persetujuan atau kesepakatan bersama
antara pihak BMT dengan nasabah. Nasabah peminjam
(pembiayaan) wajib mengembalikan dan melunasi pinjaman berserta
bagi hasilny setelah jangka waktu tertentu yang telah ditentukan
sesuai kesepakatan bersama. Jenis-jenis pembiayaan di BMT Bina
Usaha adalah sebagai berikut :
. Mudharabah (MDA)
Mudharabah yaitu akad kerjasama suatu usaha antara dua pihak
dimana pihak pertama BMT selaku shahibul maal menyediakan
seluruh modal usaha, sedangkan pihak kedua anggota BMT
sebagai mudharib bertindak selaku pengelola usaha dan
keuntungan usaha dibagi antara BMT.
Ketentuan:
a) Pembiayaan untuk modal usaha produktif.
b) Modal usaha disediakan BMT.
c) Anggota BMT bertindak selaku modal usaha.
d) Anggota BMT bersedia untuk menyampaikan kondisi usaha,
dan laporan keuangan secara jujur dan terbuka.
e) Keuntungan hasil usaha dibagi antara BMT dan anggota BMT
sesuai kesepakatan bersama (nisbah).
. Musyarakah (MSA)
Musyarakah yaitu akad kerjasama antara BMT dan anggota BMT
untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak
memberikan kontribusi dana (modal usaha) dan keuntungan usaha
dibagi antara BMT dengan anggota BMT sesuai kesepakatan
yang dituangkan dalam akad pembiayaan.
Ketentuan:
a) Pembiayaan untuk modal usaha produktif.
b) Modal usaha disediakan BMT.
c) Anggota BMT bertindak selaku modal usaha.
d) Anggota BMT bersedia untuk menyampaikan kondisi usaha,
dan laporan keuangan secara jujur dan terbuka.
e) Keuntungan hasil usaha dibagi antara BMT dan anggota BMT
sesuai kesepakatan bersama (nisbah).
. Murabahah (MBA)
Murabahah yaitu akad jual beli suatu barang antara BMT
(penjual) dengan anggota BMT (pembeli) dengan menegaskan
harga belinya kepada anggota BMT dan anggota BMT
membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba.
Ketentuan:
a) Pembiayaan untuk pembelian barang (kebutuhan konsumtif)
b) Pihak BMT membelikan barang yang dipesan oleh anggota
BMT, kemudian menjualnya kepada anggota, atau BMT
mewakilkan kepada anggota BMT untuk membeli barang
yang dikehendakinya dan selanjutnya BMT menjual barang
tersebut kepada anggota.
c) BMT menyampaikan harga perolehan (harga beli barang) dan
menjual kepada anggota dengan harga lebih (profit margin).
d) Anggota BMT membayar barang yang dibeli tersebut dengan
cara jatuh tempo maupun angsuran sesuai jangka waktu yang
disepakati.
. Ijaroh (IJR)
Ijaroh adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu
barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran
sewa/upah, tanpa diikuti dengan pemindahan pemilikan barang itu
sendiri.
Ketentuan:
a) Ijaroh digunakan untuk keperluan menyewa barang / jasa
(pemindahan hak guna / manfaat barang / jasa).
b) Pihak BMT menyewakan barang atau jasa (menyediakan hak
guna / barang / jasa) sesuai kebutuhan anggota BMT.
c) Pembayaran sewa dilakukan secara mengangsur sesuai jangka
waktu yang disepakati.
d) Keuntungan BMT diperoleh dari imbalan jasa (ujroh) atas
penggunaan manfaat barang / jasa tersebut.
. Qardhul Hasan (QH)
Qardhul Hasan yaitu suatu akad pinjaman kepada anggota BMT,
dan anggota berkewajiban mengembalikan sejumlah pokok
pinjaman tanpa tambahan keuntungan kepada BMT.
Ketentuan:
a) Pinjaman ini diprioritaskan untuk kaum dhuafa.
b) Anggota hanya diwajibkan mengembalikan sejumlah pokok
pinjaman tanpa tambahan keuntungan.
. Bai Bitsaman Ajil
Bai Bitsaman Ajil adalah pembiayaan yang diberikan kepada
anggota untuk pembelian barang.keuntungan diperoleh dari harga
barang ditambah jumlah kelebihan harga barang sesuai dengan
kesepakatan, antara BMT dan lembaga.
Ketentuan:
a) Pembiayaan untuk pembelian barang (kebutuhan konsumtif)
b) Pihak BMT membelikan barang yang dipesan oleh anggota
BMT, kemudian menjualnya kepada anggota, atau BMT
mewakilkan kepada anggota BMT untuk membeli barang yang
dikehendakinya dan selanjutnya BMT menjual barang tersebut
kepada anggota.
c) BMT menyampaikan harga perolehan (harga beli barang) dan
menjual kepada anggota dengan harga lebih (profit margin).
d) Anggota BMT membayar barang yang dibeli tersebut dengan
cara jatuh tempo maupun angsuran sesuai jangka waktu yang
disepakati.
c) Syarat Pengajuan Pembiayaan
. Menjadi anggota BMT Bina Usaha
. Mengisi form aplikasi permohonan pembiayaan.
. Melengkapi persyaratan pembiayaan dengan menyertakan:
a) Photocopy KTP pemohon serta suami / istri /orang tua
b) Photocopy Kartu Keluarga lembar
c) Photocopy akta nikah lembar
d) Photocopy rekening listrik (bulan terakhir)
e) Slip gaji bulan terakhir
f) Photocopy jaminan:
. FC Sertifikat
. FC SPPT pajak
. FC BPKB tahun ke atas untuk motor dan
ke atas untuk mobil.
. FC STNK yang masih berlaku.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Produk Simpanan Sukarela Lancar (Si Rela) di BMT Bina
Usaha Karangjati Kec. Bergas Kab. Semarang
Si Rela (Simpanan Sukarela Lancar) merupakan simpanan dengan
akad wadiah yadhamanah, yaitu akad titipan uang anggota BMT dengan
tanggungan keamanan dari BMT dan BMT diperkenankan untuk mengelola
uang tersebut untuk keperluan yang bermanfaat BMT akan memberikan
kadar keuntungan sesuai dengan ketetapan BMT.
Ketentuan:
g) Simpanan atas nama pribadi / lembaga
h) Membayar Simpanan Pokok Rp . ,-
i) Setoran awal minimal Rp . ,-
j) Setoran selanjutnya minimal Rp ,-
k) Penyetoran dan penarikan dapat dilakukan sewaktu-waktu selama jam
kerja.
l) Melayani sistem jemput bola (pelayanan penarikan setoran dan penarikan
simpanan dilokasi anggota).
Dalam produk Si Rela ini tidak ada potongan bulanan maupun
potongan administrasi lainnya, sehingga banyak calon anggota yang tertarik
untuk menabung di BMT Bina Usaha Karangjati, Pembukaan rekening
hanya menyiapkan foto kopi kartu identitas yaitu (KTP/SIM/passport)
mengisi formulir simpanan Si Rela serta menandatangani kesepakatan
nisbah bagi hasil BMT Bina Usaha, yang nisbah bagi hasilnya adalah
untuk anggota dan untuk BMT Bina Usaha. Setoran awal minimal Rp.
. , dan setoran berikutnya minimal Rp. , . Penutupan
rekening saldo simpanan hanya disisakan Rp. , .
Kelebihan dari Produk Simpanan Sukarela Lancar (Si Rela) di BMT
Bina Usaha Karangjati ini diantaranya adalah penarikan dan penyetoran
dapat dilakukan dengan sangat mudah dan cepat, dapat melakukan transaksi
setiap saat atau selama jam kerja berlangsung karena melayani sistem
penarikan dan penyetoran simpanan di lokasi anggota, cukup dengan
melalui telepon seluler atau mengirim pesan via sms, bbm, atau whats ap
selain itu dapat juga dilakukan di kantor pusat atau kantor kas BMT Bina
Usaha Karangjati dengan akses yang sangat mudah dan terjangkau karena
lokasi kantor operasional yang sangat strategis yaitu berada tepat di tengah-
tengah pemukiman penduduk. Penempatan dana yang diperoleh dari
anggota dijamin keamanan nya, sehingga anggota tidak ragu untuk
menyimpan uang ataupun menabung di BMT Bina Usaha. Kemudian
simpanan tersebut akan diinvestasikan pada usaha yang halal dan produktif
atau BMT Bina Usaha menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat dalam
bentuk pembiayaan. Bagi hasil setiap bulan nya tidak sama karena
tergantung pada rata-rata aset dan pendapatan BMT Bina Usaha
perbulannya. Dari hasil investasi maupun hasil dari pembiayaan tersebut
BMT Bina Usaha akan mendapatkan bagi hasil yang sudah disepakati
sebelumnya, bagi hasil dimasukkan ke dalam pendapatan BMT kemudian
dikurangi biaya operasional selama satu bulan kemudian bisa dibagi
hasilkan kepada anggota penyimpan atau penabung sesuai dengan jangka
pengendapan dan banyaknya dana anggota yang disimpan. Bagi hasil
tersebut langsung ditambahkan langsung ke dalam rekening anggota
simpanan setiap bulan nya. Selain itu dari segi akad produk Si Rela ini
menggunakan akad wadi‟ah yad dhamanah. Wawancara ( Ibu Annisa
„Ummahmudah, S.Pd. selaku Teller BMT Bina Usaha, Jam . , Jum‟at
Agustus )
B. Teknik Perhitungan Bagi Hasil
Bagi hasil atau yang sering dikenal dengan Profit Sharing yang
merupakan karakteristik umum dan landasan bagi operasional Bank Syariah
termasuk BMT secara keseluruhan berdasarkan prinsip yang berpedoman
pada akad mudharabah. Hal ini juga terdapat pada Produk Simpanan
Sukarela Lancar atau (Si Rela) di BMT Bina Usaha Karangjati.
. Ilustrasi Cara Menghitung Bagi Hasil Si Rela
Saldo rata-rata Si Rela Bapak Nasokha pada akhir bulan Desember adalah
Rp. . . Rata-rata asset di BMT Bina Usaha adalah Rp. . . .
Pendapatan BMT Bina Usaha pada bulan Desember adalah Rp. . . .
Nisbah bagi hasil adalah ( ). untuk anggota dan untuk BMT
Bina Usaha.
Dari data tersebut dapat dihitung bagi hasilnya sebagai berikut:
Rumus:
Saldo rata-rata Si Rela Bapak Nasokha x Pendapatan x Nisbah = Bagi
Hasil
Saldo rata-rata aset BMT Bina Usaha
Rp. . . x Rp. . . . x = Rp. .
Rp. . .
Wawancara (Bpk. Irsyam selaku bagian pembukuan, jam . , hari Rabu
Agustus )
C. Perkembangan Produk Simpanan Sukarela Lancar (Si Rela) di BMT
Bina Usaha tahun -
Anggota merupakan bagian yang sangat penting bagi BMT Bina
Usaha Karangjati, karena banyaknya jumlah anggota adalah tolak ukur dari
keberhasilan operasional BMT Bina Usaha, dalam rangka menarik calon
anggota untuk mengembangkan usaha guna mencapai tujuan yang telah
direncanakan. Perkembangan jumlah anggota yang mempercayakan dana nya
pada BMT Bina Usaha dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Perkembangan Produk Si Rela BMT Bina Usaha Tahun - . Tabel III.
TAHUN JUMLAH ANGGOTA JUMLAH SIMPANAN
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
Sumber: BMT Bina Usaha
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa dari tahun ke tahun jumlah
anggota simpanan Sukarela Lancar (Si Rela) BMT Bina Usaha mengalami
perkembangan yang sangat signifikan. Pada tahun BMT Bina Usaha
memiliki anggota Si Rela sebanyak . , dan pada tahun mengalami
pertambahan lagi sebanyak sehingga jumlah anggota Si Rela pada tahun
keseluruhan menjadi . anggota, pada tahun mengalami pertambahan
lagi sebanyak sehingga jumlah anggota Si Rela pada tahun keseluruhan
menjadi . anggota, kemudian pada tahun mengalami pertambahan lagi
sebanyak anggota sehingga jumlah anggota Si Rela pada tahun
keseluruhan menjadi . anggota dan pada tahun mengalami pertambahan
lagi sebanyak anggota sehingga jumlah anggota Si Rela sampai tahun
keseluruhan mencapai . anggota. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan
anggota Si Rela di BMT Bina Usaha setiap tahun nya mengalami peningkatan
bahkan pada akhir bulan Juli ini BMT Bina Usaha sudah memiliki .
anggota Si Rela. Semakin meningkat nya jumlah anggota pada BMT Bina Usaha,
maka jumlah dana pada Simpanan Si Rela juga meningkat dapat diketahui
perkembangan simpanan Si Rela pada tahun mampu menghimpun dana
sebesar Rp. . . . dan pada tahun BMT Bina Usaha mampu
menghimpun dana sebesar . . . . sehingga mengalami peningkatan
sebesar Rp. . . . pada tahun BMT Bina Usaha mampu menghimpun
dana sebesar . . . . sedangkan pada tahun mampu menghimpun
dana sebesar Rp. . . . sehingga mengalami peningkatan sebesar Rp.
. . . dan pada tahun BMT Bina Usaha mampu menghimpun dana
sebesar Rp. . . . . Dari data tersebut menunjukkan bahwa perkembangan
simpanan Si Rela mengalami peningkatan setiap tahun nya dilihat dari jumlah
total simpanan anggota simpanan Si Rela. Peningkatan jumlah anggota Si Rela
ini menunjukkan bahwa Produk Simpanan Sukarela Lancar (Si Rela) di BMT
Bina Usaha mempunyai nilai lebih dan keunggulan tersendiri bagi calon anggota
sehingga tertarik untuk memilih Produk Simpanan Sukarela Lancar (Si Rela) di
BMT Bina Usaha.
D. Keunggulan Produk Simpanan Sukarela Lancar (Si Rela) di BMT Bina
Usaha Karangjati Kec. Bergas Kab. Semarang.
Keunggulan dari Produk Simpanan Sukarela Lancar (Si Rela) di BMT
Bina Usaha Karangjati dibandingkan dengan BMT lainnya yang ada di Kab.
Semarang, Produk Si Rela di BMT Bina Usaha ini menggunakan akad
wadi‟ah yad dhamanah. Jika dibandingkan dengan simpanan dengan akad
mudharabah, wadi‟ah adalah akad titipan (bersifat sukarela/tabarru‟)
sedangkan mudharabah adalah akad kerja sama (bersifat komersil/tijarri)
akad wadiah adalah perjanjian antara pemilik barang untuk menitipkan
barangnya dan pihak yang dipercaya (amanah) untuk menjaga barang titipan
nya. Simpanan dengan akad wadi‟ah adalah simpanan yang murni sebagai
titipan anggota yang harus dijaga dengan baik dan dikembalikan setiap saat
ketika anggota menghendaki. Akad wadi‟ah yang dipakai produk Si Rela ini
adalah akad wadi‟ah yad dhamanah, dalam hal ini BMT sebagai tempat
penitipan diperbolehkan mengelola dana simpanan wadi‟ah dari anggota
karena menggunakan prinsip wadi‟ah yad dhamanah, karena akad nya adalah
wadi‟ah yang merupakan akad sukarela/sosial/tabarru‟ maka tidak ada
keuntungan bagi hasil terhadap anggota, akan tetapi, BMT dapat memberikan
bonus yang langsung ditempatkan ke pemilik rekening anggota, bonus
wadi‟ah punya syarat, yang pertama tidak diperjanjikan di awal, dan yang
kedua ditentukan besaran jumlahnya di awal. Selain itu keunggulan dari
Produk Simpanan Sukarela Lancar (Si Rela) di BMT Bina Usaha Karangjati
ini diantaranya adalah pelayanan yang sangat fleksibel dibandingkan dengan
waktu pelayanan dimulai hari Senin sampai dengan hari Jum‟at dari jam
. – . dan hari Sabtu jam . – . , bagi hasil yang sangat
kompetitif, aman dan terjamin, penarikan dan penyetoran dapat dilakukan
dengan sangat mudah dan cepat, dapat melakukan transaksi setiap saat atau
selama jam kerja berlangsung karena melayani sistem penarikan dan
penyetoran simpanan di lokasi anggota, cukup dengan melalui telepon seluler
atau mengirim pesan via sms, bbm, atau whats ap selain itu dapat juga
dilakukan di kantor pusat atau kantor kas BMT Bina Usaha Karangjati
dengan akses yang sangat mudah dan terjangkau karena lokasi kantor
operasional yang sangat strategis yaitu berada tepat di tengah-tengah
pemukiman penduduk. Penempatan dana yang diperoleh dari anggota
dijamin keamanan nya, sehingga anggota tidak ragu untuk menyimpan uang
ataupun menabung di BMT Bina Usaha. Wawancara ( Ibu Siti Hanifah, S.Ag.
selaku Manager BMT Bina Usaha, Jam . , Rabu Agustus ).
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari uraian mengenai penelitian Tugas Akhir ini dapat disimpulkan
bahwa:
. Si Rela (Simpanan Sukarela Lancar) merupakan simpanan dengan akad
wadiah yadhamanah, dengan nisbah bagi hasil ( : ) % untuk
anggota dan % untuk BMT.
. Untuk teknik perhitungan bagi hasilnya Produk Simpanan Sukarela
Lancar (Si Rela) dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu saldo rata-rata
simpanan anggota, saldo rata-rata aset BMT Bina Usaha pada bulan itu,
pendapatan BMT pada bulan itu dan persentase atau nisbah bagi hasil
yang diberikan.
. Perkembangan jumlah anggota Produk Simpanan Sukarela Lancar (Si
Rela) di BMT Bina Usaha mengalami kenaikan yang signifikan. Hal ini
dapat dilihat dari perkembangan tahun terakhir diantaranya adalah
pada tahun BMT Bina Usaha mempunyai anggota Produk Si Rela
sebanyak . , pada tahun mengalami peningkatan menjadi
. , pada tahun mengalami peningkatan lagi menjadi .
anggota dan pada tahun meningkat lagi menjadi . anggota
dan hingga akhir tahun memiliki . anggota
. Keunggulan dari Produk Simpanan Sukarela Lancar (Si Rela) di BMT
Bina Usaha Karangjati ini dibandingkan dengan BMT lainnya yang ada
di Kab. Semarang, Produk Si Rela di BMT Bina Usaha ini
menggunakan akad wadi‟ah yad dhamanah, Jika dibandingkan dengan
simpanan dengan akad mudharabah, wadi‟ah adalah akad titipan yang
(bersifat sukarela/tabarru‟/tolong menolong) sedangkan mudharabah
adalah akad kerja sama yang (bersifat komersil/tijarri).
B. Saran
Setelah mengadakan penelitian dan pengamatan di BMT Bina Usaha,
maka penulis memberikan saran antara lain:
. Seiring dengan tumbuh kembang nya jumlah anggota Produk Simpanan
Sukarela Lancar (Si Rela) di BMT Bina Usaha saat ini maka pelayanan
pun harus ikut ditingkatkan juga, karena tidak adanya nomor antrian
kasir/teller sering kerepotan saat terjadi antrian transaksi. Maka perlu ada
nya nomor antrian sehingga ketika terjadi antrian transaksi, operasional
akan berjalan dengan lancar dan anggota akan mengantri dengan tertib.
. BMT Bina Usaha akan lebih baik lagi jika produk simpanan yang
ditawarkan mempunyai daya tarik tersendiri tidak hanya dari segi akad
nya yang hanya menggunakan akad wadi‟ah saja tetapi alangkah baiknya
juga jika menawarkan produk simpanan lain dengan akad mudharabah
dengan tingkat bagi hasil yang lebih kompetitif lagi dan dapat juga
memberikan bonus atau hadiah dalam bentuk barang apabila ada anggota
yang mempunyai prestasi menabung yang baik yaitu apabila saldo
tabungan nya terus mengalami peningkatan.
. Terus menjaga bahkan terus melakukan pembaharuan dalam pelayanan
dan produk sehingga masyarakat semakin percaya terhadap peran BMT
sebagai lembaga keuangan syariah mikro terbaik yang ada di daerah
Karangjati Kec. Bergas Kab. Semarang.
. Terus mengembangkan dan mensosialisasikan Produk Si Rela kepada
masyarakat dan terus melakukan promosi baik melalui media cetak
maupun elektronik secara berkesinambungan.
DAFTAR PUSTAKA
Ascarya. . Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta: Rajawali Pers.
Arikunto, Suharsimi. . Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan
Praktik.Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Ayuni, Iin. . “Analisis Akad Wadiah pada Tabungan iB Hasanah di Bank
Negara Indonesia KCP Unissula Semarang”. Tugas Akhir. Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.
Cristine, Daymon. . Qualitatif Riset in Public Relation & Marketing
Communications. Terjemahan oleh Renald Kasali. Yogyakarta: PT
Bentang Pustaka.
Fajriah, Shinta Dwi. . “Analisis Perkembangan Produk Tabungan Sirela
di BMT Amal Mulia Suruh”.Tugas Akhir. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam IAIN Salatiga.
Fatmawati, Zuli. . “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan
Pengguna Jasa BMT Tumang Cabang Ampel”.Tugas Akhir Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.
Dahlan, Ahmad. . Bank Syariah Teoritik, Praktik, Kritik. Yogyakarta:
Penerbit Teras.
Husna, M.As‟Adun. . “Analisis Kepuasan Nasabah Produk Tabungan di
BMT Alfattah Susukan”.Tugas Akhir.Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam IAIN Salatiga.
Ilmi, Makhalul. . Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah.
Yogyakarta: UII Press.
Kotler, Philip . Management Pemasaran, Analisis, Implementasi dan
Kontrol. Jakarta: PT Prenhalindo.
Masrohati, Kuni. . “Analisis Faktor-faktor Kualitas Pelayanan Terhadap
Produk Tabungan di BMT Amal Mulia Suruh”.Tugas Akhir.Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.
Muhamad. . Teknik Perhitungan Bagi Hasil dan Profit Margin Pada
Bank Syariah. Yogyakarta: UII Press.
Nafiah. . “Analisis Tabungan BSM pada Bank Syariah Mandiri Cabang
Semarang”. Tugas Akhir.Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN
Salatiga.
Putra, Husna Kamala. . “Analisis Produk Tabungan BSM dan Tabungan
Simpatik di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu
Banyumanik”. Tugas Akhir.Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN
Salatiga.
Resty, Yuliana. . “Produk Tabungan Muamalat di Bank Muamalat
Capem Salatiga”. Tugas Akhir.Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
IAIN Salatiga.
Rahayu. . “Tingkat Perkembangan Produk Tabungan Mudharabah di PT
BPR Syariah Asad Alif Sukorejo Kendal”. Tugas Akhir.Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.
Ridwan, Muhamad. . Manajemen Baitul Maal Wat Tamwil. Yogyakarta:
UII Press.
Syafi‟i Antonio, Muhammad. . Bank Syariah dari Teori ke Praktik.
Jakarta: Gema Insani Press.
Susanto, Burhanudin. . Hukum Perbankan Syariah di Indonesia.
Yogyakarta: UII Pres.
Stoner, Freeman, Gilbert Jr. . Manajemen. Terjemahan oleh Alexander
Sindoro. Jakarta. Victory Jaya Abadi.
Suharto Saat, Joelarso, Rambe Mursida, Ridwan Muhammad dkk. . PAS
BMT Jakarta: Zeropoint
Ummah. . “Analisis Sikap Nasabah Terhadap Produk Tabungan Sirela di
BMT Mulia Suruh”.Tugas Akhir.Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
IAIN Salatiga.
Wiratha, Imade. . Pedoman Penulisan: Usulan Penelitian Skripsi dan
Tesis.Yogyakarta: CV ANDI OFFSET.
Yudiana, Eka Fetria. . Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Salatiga:
STAIN Salatiga Press.