15
151 Volume 5 No. 2 Juni 2017 ANALISIS PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L) TADAH HUJAN DI DESA LEA WAI KECAMATAN SERAM UTARA TIMUR KOBI ANALYSIS OF RAINFED LOWLAND RICE (Oriza satuva L) PRODUCTION (Oriza satuva L) IN LEA WAI VILLAGE NORTH SERAM EAST KOBI DISTRICT Nur Lailiyah, Natelda R. Timisela, Raihana Kaplale Program Studi Agribinis Fakultas Pertanian Universitas Pattimura Jln. Ir. M. Putuhena, Kampus Poka-Ambon, Kode Pos. 97232 E-mail : [email protected] [email protected] raihana [email protected] Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis produksi padi sawah tadah hujan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini dilakukan di Desa Lea Wai Kecamatan Seram Utara Timur Kobi, Kabupaten Maluku Tengah. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja karena daerah penelitian merupakan sentra produksi padi sawah tadah hujan. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan rumus slovin dan diperoleh sampel penelitian sejumlah 46 responden. Tingkat produksi dianalisis secara kuantitatif sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dianalisis dengan mengunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani rata-rata memiliki 1,3 ha tanah sawah yang menghasilkan 3,6 ton gabah kering. Hasil uji F menunjukkan bahwa ketujuh variabel yang dianalisis secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap produksi padi sawah tadah hujan. Hasil analisis uji t menunjukkan bahwa terdapat luas lahan, NPK, HOK dan jumlah benih berpengaruh nyata dan memiliki hubungan positif terhadap produksi padi sawah tadah hujan, sedangkan pupuk urea, pestisida padat dan pestisida cair tidak berpengaruh nyata terhadap produksi. Nilai koefisien determinasi atau R-Square sebesar 97,7 persen. Nilai ini menunjukkan bahwa variabel luas lahan, pupuk NPK, pupuk urea, pestisida cair, pestisida padat, HOK dan jumlah benih secara bersama-sama dapat menjelaskan variasi produksi padi sawah tadah hujan sebesar 97,7 persen, sedangkan sisanya 2,3 persen dipengaruhi oleh faktor lain seperti iklim, cuaca, kesuburan tanah, dan manajeman yang tidak dimasukkan dalam model. Kata kunci: Faktor produksi; produksi; sawah tadah hujan; variabel Abstract The purpose of this study was to analyze the production of rainfed lowland rice and the factors that influence it. The research was conducted in Lea Wai Village, North Seram East Kobi District, Central Maluku Regency. The research location was chosen purposely because the research area is the production center of rainfed lowland rice. Sampling was done using slovin formula and the sample of research was 46 respondents. Production level was analyzed quantitatively while the factors influencing the production were analyzed by using multiple linear regression analysis. The results showed that farmers have an average of 1.3 ha of paddy land that produced 3.6 tons of dry grain. The results of F test showed that the seven variables that were analyzed have a significant influence on the production of rainfed lowland rice simultaneously. The result of t test analysis showed that land area, NPK, HOK, and number of seeds have a significant and positive influence on rainfed lowland rice production, while urea fertilizer, solid pesticides and liquid pesticides do not have a significant influence on production. The value of determination coefficient or R-Square was 97.7 percent. This value indicates that variable of land area, NPK fertilizer, urea fertilizer, liquid pesticide, solid pesticide, HOK and number of seeds can explain the variation of rain-fed rice production simultaneously by 97.7 percent, while the remaining of 2.3 percent influenced by other factors such as climate, weather, soil fertility, and management that are not included in the model. Keywords: Production factors; production; rainfed lowland; variables

ANALISIS PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L) TADAH …

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L) TADAH …

151 Volume 5 No. 2 Juni 2017

ANALISIS PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L) TADAH HUJAN DI DESA LEA WAI KECAMATAN

SERAM UTARA TIMUR KOBI ANALYSIS OF RAINFED LOWLAND RICE (Oriza satuva L) PRODUCTION

(Oriza satuva L) IN LEA WAI VILLAGE NORTH SERAM EAST KOBI DISTRICT

Nur Lailiyah, Natelda R. Timisela, Raihana Kaplale

Program Studi Agribinis Fakultas Pertanian Universitas Pattimura Jln. Ir. M. Putuhena, Kampus Poka-Ambon, Kode Pos. 97232

E-mail : [email protected]

[email protected]

raihana [email protected]

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis produksi padi sawah tadah hujan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini dilakukan di Desa Lea Wai Kecamatan Seram Utara Timur Kobi, Kabupaten Maluku Tengah. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja karena daerah penelitian merupakan sentra produksi padi sawah tadah hujan. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan rumus slovin dan diperoleh sampel penelitian sejumlah 46 responden. Tingkat produksi dianalisis secara kuantitatif sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dianalisis dengan mengunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani rata-rata memiliki 1,3 ha tanah sawah yang menghasilkan 3,6 ton gabah kering. Hasil uji F menunjukkan bahwa ketujuh variabel yang dianalisis secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap produksi padi sawah tadah hujan. Hasil analisis uji t menunjukkan bahwa terdapat luas lahan, NPK, HOK dan jumlah benih berpengaruh nyata dan memiliki hubungan positif terhadap produksi padi sawah tadah hujan, sedangkan pupuk urea, pestisida padat dan pestisida cair tidak berpengaruh nyata terhadap produksi. Nilai koefisien determinasi atau R-Square sebesar 97,7 persen. Nilai ini menunjukkan bahwa variabel luas lahan, pupuk NPK, pupuk urea, pestisida cair, pestisida padat, HOK dan jumlah benih secara bersama-sama dapat menjelaskan variasi produksi padi sawah tadah hujan sebesar 97,7 persen, sedangkan sisanya 2,3 persen dipengaruhi oleh faktor lain seperti iklim, cuaca, kesuburan tanah, dan manajeman yang tidak dimasukkan dalam model. Kata kunci: Faktor produksi; produksi; sawah tadah hujan; variabel

Abstract

The purpose of this study was to analyze the production of rainfed lowland rice and the factors that influence it. The research was conducted in Lea Wai Village, North Seram East Kobi District, Central Maluku Regency. The research location was chosen purposely because the research area is the production center of rainfed lowland rice. Sampling was done using slovin formula and the sample of research was 46 respondents. Production level was analyzed quantitatively while the factors influencing the production were analyzed by using multiple linear regression analysis. The results showed that farmers have an average of 1.3 ha of paddy land that produced 3.6 tons of dry grain. The results of F test showed that the seven variables that were analyzed have a significant influence on the production of rainfed lowland rice simultaneously. The result of t test analysis showed that land area, NPK, HOK, and number of seeds have a significant and positive influence on rainfed lowland rice production, while urea fertilizer, solid pesticides and liquid pesticides do not have a significant influence on production. The value of determination coefficient or R-Square was 97.7 percent. This value indicates that variable of land area, NPK fertilizer, urea fertilizer, liquid pesticide, solid pesticide, HOK and number of seeds can explain the variation of rain-fed rice production simultaneously by 97.7 percent, while the remaining of 2.3 percent influenced by other factors such as climate, weather, soil fertility, and management that are not included in the model.

Keywords: Production factors; production; rainfed lowland; variables

Page 2: ANALISIS PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L) TADAH …

152 AGRILAN : Jurnal Agribisnis Kepulauan

Pendahuluan

Indonesia sebagai negara agraris dimana sebagian besar penduduknya hidup

dari hasil bercocok tanam atau bertani,sehingga pertanian merupakan sektor yang

memegang peranan penting dalam kesejahteraan kehidupan penduduk Indonesia.

Menurut Suparta, pembangunan pertanian penting dalam memaksimalkan

pemanfaatan geografi dan kekayaan alam Indonesia, memadukannya dengan

teknologi agar mampu memperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan. Sektor

pertanian berperan penting dalam menyediakan bahan pangan bagi seluruh

penduduk maupun menyediakan bahan baku bagi industri, dan untuk perdagangan

ekspor (Suparta, 2010).

Maluku merupakan salah satu Provinsi di kawasan Timur Indonesia yang

memiliki sentra produksi padi yaitu Kabupaten Maluku Tengah, Buru, Seram

Bagian Barat (SBB), dan Seram Bagian Timur (SBT). Produksi padi sawah di

Propinsi Maluku tahun 2015 sebesar 115,170 ton dengan luas areal panen 20,368

ha. (Dinas Pertanian Propinsi Maluku, 2015).

Seram Utara Timur kobi merupakan salah satu Kabupaten yang memiliki

luas 265.65 Km 2

. Luas panen padi sawah 11.280 Ha, produksi sebesar 50.760,0

ton, dengan tingkat produktifitas 5,362 ton/Ha (BPS, 2014). Berikut adalah data

produksi padi sawah di Seram Utara Timur Kobi Kabupaten Maluku tengah 4

tahun terakhir.

Tabel 1. Luas panen, produksi dan produktifitas tanaman padi sawah di

Seram Utara Timur Kobi tahun 2010-2014

Luas panen (ha) Produksi (ton) Produktifitas(ton/ha)

5.702 45 7,891

5.089 47 9,235

5.215 45 8,628

6.430 43,5 6,765

Seram Utara Timur Kobi terdiri dari beberapa desa yakni Samal, Leawai,

Waitonipa, Morokay, Waimusi, Waiasih, Marasahua, Sariputih, Kobi, Kobi

mukti, dan Maneo rendah. Mayoritas masyarakatnya menanam padi, namun

proses penanamannya ada yang mengharapkan irigasi dan hujan (sawah tadah

Page 3: ANALISIS PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L) TADAH …

153 Volume 5 No. 2 Juni 2017

hujan). Desa Lea Wai merupakan salah satu desa yang mayoritas petaninya

menanam padi saat musim hujan. Hal ini disebabkan karena desa ini terletak pada

dataran yang tinggi sehingga kesulitan untuk dibangun saluran irigasi. Masyarakat

setempat mengharap hujan yang ditampung di sungai kecil kemudian air tersebut

dialirkan ke pematang- pematang sawah. Kepala Desa setempat mengatakan

mengapa sampai sekarang irigasi belum jalan hal ini terjadi karena anggaran

terbatas dan medannya berat karena harus membelah empat gunung.

Produksi padi sawah tadah hujan umumnya lebih rendah dibandingkan padi

irigasi. Produktifitas padi sawah tadah hujan berkisar 3,0 – 3,5 ton/Ha ( Fagi,

1995: Setiobudi dan Suprihatno, 1996). Komunitas Internasional di bidang

penelitian padi menggolongkan sawah tadah hujan sebagai ekosistem yang

beresiko tinggi (high risk nvironmentst), karena terancam oleh kekeringan,

kebanjiran, atau kegaraman (salinity). Antisipasi risiko diupayakan melalui

pemulian tanaman dan teknik budidaya (Ingram, 1995) dan pengelolaan hara

tanaman padi (Ladha, et al, 1998). Umumnya petani padi sawah tadah hujan

menggunakan teknologi tradisional sehingga produksi padi sawah tadah hujan di

desa Leawai antara lain 1,8-3,1 ton/ha. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis

produksi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Metode Penelitian

Penelitian berlangsung di Desa Lea Wai Kecamatan Seram Utara Timur

Kobi.Lokasi dipilih secara proposive sampling (sengaja) karena Desa Lea Wai

merupakan salah satu kawasan pertanian Kabupaten Seram khususnya penghasil

padi sawah tadah hujan dan sebagai sentra produksi beras di Provinsi Maluku.

Sampel penelitian adalah petani padi sawah tadah hujan berjumlah 46

responden yang diambil menggunakan rumus Slovin:

yang dihitung

berdasarkan jumlah populasi petani padi sawah tadah hujan sebanyak 86 orang

dengan menggunakan error sebesar 5%.Penelitian dilakukan untuk mendapatkan

data primer dan data sekunden.Data primer diperolehdari petani dengan

mengunakan wawancara terstruktur dipandu dengan kuesioner sedangkan data

Page 4: ANALISIS PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L) TADAH …

154 AGRILAN : Jurnal Agribisnis Kepulauan

sekunder merupakan data yang diperoleh dari dinas, instansi terkait, dan

pustaka.Data penelitian kemudian dianalisis secara kualitatit dan

kuantitatif.Analisis kualitatif untuk menggambarkan secara deskriptif mengenai

gambaran tentang data primer dan data sekunder yang diperoleh selama

penelitian, Analisis deskriptif ini menggunakan alat bantu tabel. Analisis ini

digunakan untuk menggambarkan usahatani padi sawah di lokasi penelitian yang

berkaitan dengan karakteristik responden. Analisis data secara kuantitatif untuk

menganalisis tingkat produksi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

menggunakan formula:

Y = (α + β 1 X 1 +β 2 X 2 + β3 X3 + β4 X4 + β5 X5 + β6 X6 + β7 X7 + e)

Keterangan :

Y = Tingkat produksi α = Intercep

β 1- β7 = Koefisien regresi X1 = Luas Lahan

X2 = Jumlah pupuk NPK X3 = Jumlah pupuk UREA

X4 = Jumlah Pestisida Cair X5 = Jumlah Pestisida Padat

X6 = Jumlah HOK X7 = Jumlah Benih

Hasil Dan Pembahasan

Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah petani yang mengusahakan padi

sawah tadah hujan pada musim tanam 2016. Dalam penelitian ini setiap responden

memiliki karakter yang berbeda satu dan lainnya sehingga mempengaruhi

pengambilan keputusan, dalam menjalankan usahatani padi sawah tadah hujan.

Karakteristik responden meliputi umur, tingkat pendidikan, pengalaman

berusahatani, jumlah tanggungan keluarga, dan kepemilikan lahan.

Umur

Umur seseorang dapat mempengaruhi kinerja/aktifitas kehidupan baik

secara fisik maupun non fisik. Usia produktif berhubungan erat dengan

kemampuan fisik serta kemampuan dalam mengambil keputusan. Hal ini dapat

dilihat bahwa umumnya semakin tua umur seseorang maka kemampuan untuk

bekerja akan semakin meningkat sampai pada batas tertentu, dan setelah itu

Page 5: ANALISIS PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L) TADAH …

155 Volume 5 No. 2 Juni 2017

kemampuannya akan menurun. Distribusi responden berdasarkan umur dilihat

pada Tabel 2.

Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan tingkat umur

Kelompok Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Presentase (%)

≤ 30 4 8,70

31- 40 12 26,08

41- 50 9 19,56

51- 60 12 26,08

>60 9 19,56

Total 46 100,00

Kartasapoetra (1993), menyatakan bahwa pada umur muda seseorang

biasanya mempunyai kemampuan yang baik untuk bekerja dan mengetahui apa

yang belum diketahui tentang hal-hal baru dalam pengembangan usaha agar lebih

maju. Tabel 1 menunjukkan bahwa klasifikasi umur responden antara 31-60 tahun

lebih banyak yaitu 71,72% dibandingkan klasifikasi umur lainnya. Ini berarti

bahwa responden di lokasi penelitian kebanyakan berada pada kategori usia

produktif yang dilihat dari kemampuan fisik akan berpengaruh terhadap kinerja

kemampuan bekerja dalam hal perolehan pendapatan dari usahatani yang

dijalankan, terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan keluarga.

Tingkat Pendidikan

Kerja petani sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Pendidikan formal

merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pengembangan

sumber daya manusia. Menurut Hernanto (1995), tingkat pendidikan umumnya

mempengaruhi cara berpikir seseorang. Pendidikan formal petani dilokasi

penelitian bervariasi, mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai Perguruan

Tinggi (PT). Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan formal

Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan.

Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)

SD 20 43,48

SMP 15 32,61

SMA 10 21,74

PT 1 2,17

Total 46 100,00

Page 6: ANALISIS PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L) TADAH …

156 AGRILAN : Jurnal Agribisnis Kepulauan

Tabel 3, menunjukkan bahwa tingkat pendidikan SD dan SMP merupakan

tingkatan pendidikan yang paling banyak digeluti oleh responden sebesar 76,09%.

Berdasarkan hasil penelitian, tingkat pendidikan khusunya pendidikan formal

tidak menentukan seseorang dalam keberhasilan usahatani yang dijalankannya,

tetapi sebaliknya pendidikan formal jika diimbangi dengan pendidikan informal

lewat penyuluhan akan berpengaruh terhadap cara berpikir petani dalam hal

penyerapan teknologi dan inovasi dalam peningkatan pendapatan petani dan

keluarganya.

Jumlah Anggota Keluarga

Jumlah anggota keluarga mempengaruhi kegiatan usahatani. Petani sebagai

kepala keluarga memiliki motivasi untuk bekerja menafkahi seluruh kebutuhan

hidup keluarga baik pangan maupun non pangan. Selain itu petani harus

bertanggung jawab terhadap kesejahteraan seluruh anggota keluarga. Jumlah

anggota keluarga yang banyak berdampak pada penambahan tenaga kerja di

dalam keluarga namun disisi lain jumlah anggota keluarga yang banyak

berdampak pada pengeluaran biaya untuk di konsumsi. Distribusi responden

berdasarkan jumlah anggota keluarga dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Distribusi responden berdasarkan jumlah anggota keluarga

Anggota keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa jumlah anggota keluarga terbanyak adalah 4-6 anggota

keluarga seebsar 63,63 persen. Hal ini berarti bahwa sebagian besar petani sudah

sadar akan jumlah anak yang ideal dalam satu keluarga. Besar kecilnya anggota

keluarga memacu petani untuk lebih giat bekerja agar mendapatkan pendapatan

yang lebih besar sehingga dapat memenuhi seluruh kebutuhan keluarga sehari-

hari. Selanjutnya, banyaknya jumlah anggota keluarga dapat berpengaruh

terhadap banyaknya penggunaan faktor produksi tenaga kerja dalam keluarga

Kategori Anggota Keluarga Jumlah (Orang) Persentase (%)

Kecil ( < 3) 13 29,54

Sedang (4 - 6) 28 63,63

Besar (> 6) 3 6,81

Total 44 100,00

Page 7: ANALISIS PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L) TADAH …

157 Volume 5 No. 2 Juni 2017

yang berpengaruh terhadap kegiatan usahatani padi sawah, semakin banyak

jumlah anggota keluarga, maka efisiensi pekerjaan dan biaya akan semakin

ditekan.

Pengalaman Berusahatani

Pengalaman berusahatani penting dalam menunjang aktivitas

usahatani.Sebagian besar petani cenderung mengembangkan usahataninya

berdasarkan pengalaman yang dimiliki. Petani yang memiliki pengalaman

berusahatani yang relatif lama membuat responden mampu memperhitungkan

resiko dalam berusahatani. Distribusi responden berdasarkan pengalaman

responden dalam berusahatani dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Distribusi responden berdasarkan pengalaman berusaha

Pengalaman Bertani (Tahun) Jumlah (Orang) Presentase (%)

< 10 10 21,73

11-20 16 26,91

>20 20 34,78

Total 46 100,00

Tabel 5, menunjukkan bahwa petani yang mempunyai pengalaman

berusahatani>20 tahun sebesar 34,78 persen. Hal ini berarti bahwa kebanyakan

responden yang baru memulai usahatani padi sawah tadah hujan. Kebanyakan

petani yang memiliki pengalaman demikian karena mereka melanjutkan usaha

orang tuanya. Umumnya responden yang memiliki pengalaman berusahatani lebih

lama cenderung memiliki ketrampilan yang lebih baik dan lebih memahami

proses pengolahan usahatani padi sawah tadah hujan. Pengalaman berusahatani

responden diperoleh dari orang tua sebagai warisan secara turun temurun dan

pendidikan non formal yang diterapkan oleh para penyuluh dilokasi penelitian.

Kepemilikan Lahan

Lahan merupakan faktor produksi penting dalam aktifitas usahatani.

Penduduk di Desa Lea Wai merupakan penduduk transmigran dari Jawa ke pulau

Seram. Para transmigran mendapatkan pembagian tanah yang diberikan oleh

pemerintah untuk bercocok tanam padi sawah. Berdasarkan hasil penelitian

Page 8: ANALISIS PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L) TADAH …

158 AGRILAN : Jurnal Agribisnis Kepulauan

sebagian besar lahan yang dimiliki petani merupakan lahan milik sendiri.

Distribusi responden berdasarkan kepemilikan lahan dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Distribusi responden berdasarkan kepemilikan lahan

Luas Lahan (Ha) Jumlah (Orang) Presentase (%)

< 1 16 34,78

1-2 29 63,04

> 2 1 2,17

Jumlah 46 100,00

Setiap petani di daerah transmigrasi mendapat pembagian lahan dari

pemerintah seluas 2 ha terdiri dari 1 ha utk lahan sawah, 0,25 ha untuk

pemukiman dan 0,75 ha untuk lahan kebun. Tabel 6, menunjukkan bahwa petani

yang memiliki lahan usahatani padi sawah tadah hujan seluas 1-2 hektar relatif

besar yaitu 63,04 persen dengan jumlah produksi mencapai 2 ton/hektar. Lahan

yang tersedia sangat cukup untuk mengembangkan usahatani padi sawah tadah

hujan. Selain kepemilikan lahan sendiri, petani juga menambah luasan lahan

dengan cara membeli dari petani padi sawah lainnya atau dari masyarakat

pribumi.

Tingkat Produksi Padi Sawah Tadah Hujan dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya

Tingkat Produksi

Produksi merupakan suatu proses pendayagunaan sumber-sumber yang

telah tersedia, dimana diharapkan terwujud hasil yang lebih dari segala

pengorbanan yang telah diberikan (Hernanto, 1995). Para petani yang melakukan

aktivitas usahatani menginginkan agar produksinya tinggi sehingga pendapatan

juga meningkat oleh sebab itu dibutuhkan kerja keras dari para petani agar

produksinya maksimal serta stabil.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani padi sawah tadah hujan di desa

Lea Wai mengusahakan lahan mulai dari luas lahan 0,75 ha sampai 3 hektar

sawah dapat menghasilkan 2,9 sampai 4,8 ton gabah. Produksi yang diperoleh

masing-masing responden berbeda-beda hal ini disebabkan oleh luas lahan, sistem

budidaya, serta modal yang berbeda pula sehingga produksi yang diperoleh oleh

masing-masing responden per musim tanam juga berbeda-beda.

Page 9: ANALISIS PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L) TADAH …

159 Volume 5 No. 2 Juni 2017

Suatu proses pendayagunaan sumber-sumber yang telah tersedia, dimana

diharapkan terwujud hasil yang lebih dari segala pengorbanan yang telah

diberikan (Hernanto, 1995). Para petani yang melakukan aktifitas usahatani

menginginkan agar produksinya tinggi sehingga dapat meningkatkan

pendapatannya.Oleh sebab itu dibutuhkan kerja keras para petani agar

produksinya maksimal serta stabil. Petani pada Desa Lea Wai berusahatani padi

sawah tadah hujan dengan total luas lahan 60,5 ha mampu menghasilkan produksi

sebesar 164,3 ton per ha atau rata-rata luas lahan 1,3 ha menghasilkan 3,6 ton

gabah kering. Ditribusi responden berdasarkan jumlah produksi padi sawah tadah

hujan ditampilkan padaTabel 6.

Tabel 7. Distribusi responden berdasarkan jumlah produksi.

Kategori Jumlah Produksi (kg) Jumlah (Orang) Presentase (%)

≤ 2800 14 30,43

2801-3500 13 28,26

>3501 19 41,30

Tabel 7, menunjukkan bahwa responden yang mempunyai jumlah produksi

padi sawah tadah hujan dalam kategori lebih besar dari 3501 kg relatif besar yaitu

41,30 persen. Dengan produktifitas mencapai 4 ton per hektar. Hal ini

mengindikasikan bahwa kepemilikan lahan berpengaruh terhadap jumlah produksi

yang dihasilkan petani. Jumlah produksi di atas berarti kepemilikan lahan

usahatani padi sawah tadah hujan rata-rata berkisar antara 1-3 ha. Data luas lahan

dan produksi padi sawah tadah hujan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 8. Luas lahan dan produksi rata-rata padi sawah tadah hujan per

musim tanam.

Luas Lahan

(Ha)

Jumlah

(Orang)

Presentase

(%) Produksi rata-rata

(kg/ha)

<1 16 34,78 2.694

1-3 30 65,22 4.079

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi Sawah Tadah Hujan

Hasil analisis regresi berganda terhadap faktor - faktor yang mempengaruhi

produksi padi sawah tadah hujan dapat dilihat pada Tabel 9.

Page 10: ANALISIS PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L) TADAH …

160 AGRILAN : Jurnal Agribisnis Kepulauan

Tabel 9. Hasil analisis regresi terhadap faktor- faktor yang mempengaruhi

produksi usahatani padi sawah tadah hujan

Variabel Koefisien thitung Fhitung Sig (Constant) 1481,910 11,320

227.473

0,000 Luas Lahan 463,966 2,029 0,049 Jumlah Pupuk NPK 0,977 2,240 0,031 Jumlah Pupuk UREA -0,731 -0,981 0,333 Jumlah pestisida cair -18,970 -1,051 0,300 Jumlah Pestisida padat -0,165 -0,093 0,927 HOK (orang) 3,671 2,132 0,040 Jumlah benih 17,188 4,647 0,000 R

2 : 0,977

ttabel : 2,021

Uji F

Uji simultan digunakan untuk menegtahui apakah variabel bebas yang

diteliti secara bersama-sama berpengaruh terhadap produksi padi sawah tadah

hujan di desa Lea Wai. Uji ini membandingkan antara nilai F-hitung dengan nilai

Ftabel.

Tabel 9, menunjukkan bahwa nilai F-hitung sebesar 227.473lebih besar dan

nilai F-tabel sebesar 2,45. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa

variabel independen secara bersama-sama berpengaruh sangat nyata terhadap

produksi padi sawah tadah hujan di desa Lea Wai.

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji determinasi menunjukkan nilai R-Squared = 0.997 berarti bahwa

variabel bebas mampu menjelaskan sebesar 100 persen terhadap variabel terikat.

Hal ini berarti bahwa keseluruhan variabel bebas maksimal dan tidak ada faktor

lain yang mempengaruhi variasi nilai variabel terikat. Hasil analisis data regresi

linier berganda menunjukkan bahwa koefisien determinasi atau R-Square sebesar

0,977 atau 97,7 persen. Nilai ini menunjukkan bahwa variabel luas lahan, pupuk

NPK, pupuk urea, pestisida cari, pestisida padat, HOK dan jumlah benih secara

bersama-sama dapat menjelaskan variasi produksi padi sawah tadah hujan sebesar

97,7 persen. Sedangkan sisanya 2,3 persen dipengaruhi oleh faktor lain seperti

iklim, cuaca, kesuburan tanah, dan manajeman yang tidak dimasukan dalam

model.

Page 11: ANALISIS PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L) TADAH …

161 Volume 5 No. 2 Juni 2017

Uji parsial ( Uji T )

Analisis uji t dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari

masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Uji t dilakukan

dengan membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel pada selang kepercayaan 95

persen. Hasil uji t pada masing-masing variabel dapat dijelaskan sebagai berikut:

Luas lahan

Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel luas lahan berpengaruh nyata

terhadap produksi padi sawah tadah hujan. Hal ini dapat dilihat dari nilai thitung

sebesar 2,029 lebih besar dari nilai ttabel yaitu sebesar 2,021. Luas lahan

berpengaruh nyata terhadap produksi dan memiliki hubungan positif. Hal ini

berarti bahwa kondisi tanah tergolong baik dan cocok untuk usahatani padi sawah

tadah hujan. Siregar (1981), mengatakan bahwa hasil pertanaman padi dimana

tanahnya diolah dengan mengunakan air dalam jumlah yang cukup senantiasa

hasil produksinya lebih tinggi dari pada hasil pertanaman apabila tanahnya diolah

secara kering dengan persediaan air yang kurang. Nilai koefisien regresi luas

lahan sebesar 463,966 artinya bahwa jika terjadi penambahan luas lahan sebesar

satu satuan maka akan menaikan produksi padi sawah sebesar 463,966 kg dengan

asumsi bahwa variabel lainya tetap (ceteris paribus).

Jumlah Pupuk NPK

Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai thitung variabel pupuk NPK sebesar

2,240 lebih besar dibandingkan nilai ttabel sebesar 2,021. Hal ini berarti pupuk

NPK berpengaruh nyata terhadap produksi dan memiliki hubungan positif. Petani

memperhatikan secara baik pemberian pupuk NPK pada tanaman padi sawah

tadah hujan. Pupuk NPK sangat penting pada pertumbuhan tanaman padi karena

pupuk NPK mengandung tiga unsur sekaligus yaitu Nitrogen, posfor, dan kalium

yang sangat dibutuhkan tanaman untuk proses pertumbuhan. Pemberian pupuk

NPK yang berbeda-beda akan berpengaruh pada produksi sesuai dengan

pengalokasian pupuk yang digunakan. Nilai koefisien regresi sebesar 0,977artinya

jika penambahan pupuk NPK sebesar satu satuan maka akan meningkatkan

Page 12: ANALISIS PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L) TADAH …

162 AGRILAN : Jurnal Agribisnis Kepulauan

produksi sebesar 0,977 kg dengan asumsi bahwa variabel lainnya tetap (ceteris

paribus).

Jumlah Pupuk UREA

Hasil analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pupuk urea

yang digunakan dalam usahatani padi sawah tadah hujan tidak berpengaruh nyata

serta memiliki hubungan negatif dengan produksi padi sawah tadah hujan. Hal ini

terlihat dari nilai thitung yang diperoleh adalah sebesar -0,981 lebih kecil bila

dibandingkan dengan nilai ttabel yakni sebesar 2,021 pada selang kepercayaan 95

persen. Dalam melakukan pemupukan sebagian besar petani tidak memperhatikan

jumlah pupuk yang diberikan apakah lebih atau kurang sesuai dengan luas lahan

yang dimiliki berdampak pada produksi yang dihasilkan, selain itu pupuk urea

merupakan jenis pupuk kimia dimana dalam pengunaannya harus memperhatikan

dosis sesuai dengan yang disarankan. Nilai koefisien regresi -0,731 artinya jika

peningkatan pengalokasian pupuk sebesar satu satuan maka akan berdampak pada

penurunan produksi sebesar 0,731 kg, dengan asumsi bahwa variabel lainnya

dalam keadaan tetap (ceteris paribus). Sehingga, petani dapat mengurangi

penggunaan pupuk, serta melakukan rotasi pergiliran tanaman atau masa

peristirahatan (bera) untuk mengembalikan tingkat keesuburan tanah.

Jumlah Pestisida Cair

Hasil analisis yang dilakukan diperoleh nilai thitung untuk variabel pestisida

cair sebesar -1,051 lebih kecil dibandingkan nilai ttabel sebesar 2,021. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa secara statistik pestisida cair yang digunakan dalam usahatani

padi sawah tadah hujan tidak berpengaruh nyata terhadap produksi padi sawah

tadah hujan. Kenyataan yang terjadi dilapangan yakni petani menggunakan

pestisida cair tidak mengacu pada dosis yang dianjurkan. Pengunaan pestisida

yang berlebihan akan berdampak pada pertumbuhan tanaman yang terganggu.

Oleh sebab itu pemberian pestisida harus sesuai dengan kebutuhan yang

diperlukan oleh tanaman sesuai dengan tingkat serangan hama. Nilai koefisien

regresi pestisida cair adalah sebesar 18,970 artinya jika terjadi penambahan

pestisida cair sebesar satu satuan maka akan berdampak pada penurunan produksi

Page 13: ANALISIS PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L) TADAH …

163 Volume 5 No. 2 Juni 2017

padi sawah tadah hujan sebesar 18,970 kg dengan asumsi semua variabel dalam

keadaan tetap (ceteris paribus). Dengan demikian, petani dapat mengurangi

penggunaan pestisida cair yang berlebihan, sehingga berdampak terhadap

produktifitas padi sawah.

Jumlah Pestisida Padat

Hasil analisis menunjukkan bahwa penggunaan pestisida padat pada

usahatani padi sawah tadah hujan tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat

produksi padi sawah tadah hujan. Nilai thitung sebesar -0,093 lebih kecil dari nilai

ttabel yaitu 2,021. Hal ini dapat disimpulkan bahwa secara statistik pestisida padat

yang digunakan dalam usahatani padi sawah tadah hujan tidak berpengaruh nyata

terhadap produksi padi sawah. Pengunaan pestisida padat tidak berpengaruh

terhadap produksi dikarenakan petani tidak mengaplikasikan pestisida padat

sesuai ketentuan yang benar. Petani asal menyemprot pestisida padat untuk

tanaman secara keseluruhan baik untuk tanaman yang terserang hama maupun

belum terserang hama. Nilai koefisien regresi dari pestisida padat adalah -0,165

artinya apabila penambahan pengunaan pestisida padat sebesar satu satuan maka

akan berdampak pada penurunan produksi padi sawah sebesar 0,165 kg dengan

asumsi semua variabel dalam keadaan tetap (ceteris paribus). Dengan demikian

penggunaan pestisida padat dikurangi tingkat pemakaiannya.

Harian Orang Kerja (HOK)

Hasil analisis variabel HOK menunjukkan nilai thitung sebesar 2,132 lebih

besar dibandingkan nilai ttabel yaitu sebesar 2,021. Hal ini berarti bahwa HOK

berpengaruh nyata terhadap produksi padi sawah tadah hujan dan memiliki

hubungan positif. Nilai koefisien regresi HOK sebesar 3,671 artinya jika

penambahan HOK sebesar satu satuan akan meningkatkan produksi sebesar 3,671

kg dengan asumsi variabel lain dalam keadaan tetap (ceteris paribus).

Jumlah Benih

Hasil analisis variable benih menunjukkan nilai thitung sebesar 4,647 lebih

besar dari nilaittable yaitu 2,021. Dapat disimpulkan bahwa dalam usahatani

Page 14: ANALISIS PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L) TADAH …

164 AGRILAN : Jurnal Agribisnis Kepulauan

padisawah tadah hujan benih yang digunakan dalam proses produksi berpengaruh

nyata dan memiliki hubungan positif terhadap produksi padi sawah.

Berpengaruhnya benih terhadap produksi padi sawah dipengaruhi oleh benih yang

digunakan oleh petani dapat tumbuh dengan baik dengan kondisi alam sekitar

karena benih yang digunakan merupakan benih berlebel, selain itu penggunaan

input benih yang cukup besar yang melebihi ketentuan yang di tetapkan oleh

Dinas Pertanian karena dengan penambahan jumlah benih berdampak pada

penambahan jumlah produksi. Nilai koefisien regresi benih adalah sebesar17,188

artinya jika terjadi penambahan benih sebesar satu satuan maka berpengaruh pada

peningkatan produksi sebesar17,188 kg dengan asumsi semua variable lainnya

tetap (ceteris paribus).

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka ada beberapa hal

yang dapat disimpulkan yaitu:Rata- rata produksi padi sawah tadah hujan dengan

luas 1,34 ha dapat menghasilkan produksi padi sebanyak 3,65 ton gabah

kering.Hasil analisis uji F menunjukkan semua veriabel luas lahan, benih, pupuk

urea, NPK, HOK, pestisida cair dan pestisida padat secara bersama-sama

berpengaruh nyata terhadap produksi padi sawah di lokasi penelitian. Hasil uji t

menunjukkan terdapat empat variabel yang berpengaruh nyata terhadap produksi

padi sawah tadah hujan dan memiliki hubungan positif terhadap produksi padi

yakni luas lahan, pupuk NPK, HOK dan benih. Sedangkan tiga variabel lainnya

tidak berpengaruh nyata terhadap produksi yakni pupuk urea, pestisida cair, dan

pestisida padat. Nilai koefisien determinasi atau R-Square sebesar 97,7 persen.

Nilai ini menunjukkan bahwa variable luas lahan, pupuk NPK, pupuk urea,

pestisida cair, pestisida padat, HOK dan jumlah benih secara bersama-sama dapat

menjelaskan variasi produksi padi sawah tadah hujan sebesar 97,7 persen.

Sedangkan sisanya 2,3 persen dipengaruhi oleh faktor lain seperti iklim, cuaca,

kesuburan tanah, dan manajeman yang tidak dimasukan dalam model.

Page 15: ANALISIS PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L) TADAH …

165 Volume 5 No. 2 Juni 2017

Daftar Pustaka

Badan Pusat Statistik 2014. “Luas Panen, Rata-Rata Produksi dan produksi

Tanaman Padi dirinci per kecamatan pada Kabupaten Maluku Tengah”.

Dinas Pertanian 2015. “Produksi Padi Sawah Provinsi Maluku”.

Badan Pusat Statistik 2014. “Luas Panen, Rata-Rata Produksi dan produksi

Tanaman Padi dirinci per kecamatan pada Kabupaten Maluku Tengah”.

Fagi,A.M. 1995.Strategiesfor improvingrain- fedlowland rice production system

sin Central Java.P :189-199 In Ingram, K.T. (Ed). Rainfed

Lowland rice. Agricultural Research for High-Risk Environments.IRRI.

Phlippines.

Hernanto, F. 1995. Ilmu Usahatani.Jakarta : Penebar Swadaya.

Ingram, K.T.(Ed.). 1995. Rainfed Lowland Rice :AgriculturalResearchfor High-

Risk EnvironmentsManila:IRRI.248p.

Kartasapoetra. 1993. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Jakarta : PT. Bumi

Aksara.

Ladha, J. K. et al. (Ed.). 1998."Rainfed Lowland Rice : Advances in Nutrient

Management Research". Proc. Int. Workshopon Nutrient Res. in

Rainfed Lowland,12-15 Oct. 1998. Ubon Ratchanthani, Thailand. Manila

(Philippines) IRRI, 304 p.

Siregar, H.1981.Budidaya Tanaman Padi di Indonesia. Jakarta : Penebar

Swadaya.

Suparta, N. 2010. Memaniapkam Strategi Pengelolaan Pertanian. Denpasar:

Pustaka Nayottama.