17
1 ANALISIS PROSES PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SEKRETARIAT PRESIDEN TAHUN 2013 Rizkiyani Nastiti dan Achmad Lutfi Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia E-mail: [email protected] ABSTRAK Jurnal ini membahas tentang analisis penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran di Sekretariat Presiden tahun 2013. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah kuantitas pelaksana penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran masih kurang memadai. Data dukung (TOR/RAB) yang dikumpulkan dari tiap Unit Kerja sering kali tidak lengkap dan mengalami keterlambatan saat pengumpulannya. Proses penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran meliputi pengusulan Rencana Kerja dan Anggaran dari tiap Unit Kerja, penyusunan kompilasi Rencana Kerja dan Anggaran oleh Sub Bagian Perencanaan Program dan Anggaran dan penetapan RKA-K/L. Hasil dari Perencanaan Program dan Anggaran ini berupa dokumen RKA-K/L Sekretariat Presiden tahun 2013 yang sudah representatif, namun masih belum transparan kepada publik. Berdasarkan hasil penelitian disarankan agar dilakukan sosialisasi terkait kelengkapan dan ketepatan waktu pengumpulan data dukung, konsep penganggaran berbasis kinerja, dan perubahan-perubahan peraturan yang sering terjadi setiap tahunnya. Selain itu, sebaiknya RKA-K/L lebih transparan dan terbuka kepada publik. Kata Kunci: Anggaran, Penganggaran Berbasis Kinerja, Perencanaan, RKA-K/L, Sekretariat Presiden. ABSTRACT This journal discusses about the analysis of drafting work plan and budget at the Secretariat of President in 2013. This research uses qualitative method with descriptive design. The results of this research shows quantity of the human resources in drafting work plan and budget is still inadequate. Supporting data (TOR/RAB) which are collected from each Work Units are often incomplete and delay. The process of drafting the work plan and budget proposals include a work plan and budget for each Unit of work, drafting the work plan and budget by The Budget Planning Program and RKA-K/L validation. The results of this Budget Planning Program is a Secretariat of President’s RKA-K/L document of 2013 which is representative, but is still not transparant to the public. Based on the research results, it is recommended to socialize the completeness and timeliness of supporting data collection related, performance based budgeting concept and regulatory changes which often occurs each year. In addition, it is recommend RKA- K/L to be more transparant and opened to the public. Keywords: The budget, performance based budgeting, planning, RKA-K /L, The Secretariat of President. Analisis proses..., Rizkiyani Nastiti, FISIP UI, 2013

ANALISIS PROSES PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN

1    

ANALISIS PROSES PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SEKRETARIAT PRESIDEN TAHUN 2013

Rizkiyani Nastiti dan Achmad Lutfi

Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia

E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Jurnal ini membahas tentang analisis penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran di Sekretariat Presiden tahun 2013. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah kuantitas pelaksana penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran masih kurang memadai. Data dukung (TOR/RAB) yang dikumpulkan dari tiap Unit Kerja sering kali tidak lengkap dan mengalami keterlambatan saat pengumpulannya. Proses penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran meliputi pengusulan Rencana Kerja dan Anggaran dari tiap Unit Kerja, penyusunan kompilasi Rencana Kerja dan Anggaran oleh Sub Bagian Perencanaan Program dan Anggaran dan penetapan RKA-K/L. Hasil dari Perencanaan Program dan Anggaran ini berupa dokumen RKA-K/L Sekretariat Presiden tahun 2013 yang sudah representatif, namun masih belum transparan kepada publik. Berdasarkan hasil penelitian disarankan agar dilakukan sosialisasi terkait kelengkapan dan ketepatan waktu pengumpulan data dukung, konsep penganggaran berbasis kinerja, dan perubahan-perubahan peraturan yang sering terjadi setiap tahunnya. Selain itu, sebaiknya RKA-K/L lebih transparan dan terbuka kepada publik. Kata Kunci: Anggaran, Penganggaran Berbasis Kinerja, Perencanaan, RKA-K/L, Sekretariat Presiden.

ABSTRACT

This journal discusses about the analysis of drafting work plan and budget at the Secretariat of President in 2013. This research uses qualitative method with descriptive design. The results of this research shows quantity of the human resources in drafting work plan and budget is still inadequate. Supporting data (TOR/RAB) which are collected from each Work Units are often incomplete and delay. The process of drafting the work plan and budget proposals include a work plan and budget for each Unit of work, drafting the work plan and budget by The Budget Planning Program and RKA-K/L validation. The results of this Budget Planning Program is a Secretariat of President’s RKA-K/L document of 2013 which is representative, but is still not transparant to the public. Based on the research results, it is recommended to socialize the completeness and timeliness of supporting data collection related, performance based budgeting concept and regulatory changes which often occurs each year. In addition, it is recommend RKA-K/L to be more transparant and opened to the public. Keywords: The budget, performance based budgeting, planning, RKA-K /L, The Secretariat of President.

Analisis proses..., Rizkiyani Nastiti, FISIP UI, 2013

Page 2: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN

2    

PENDAHULUAN

Penerapan sistem perencanaan dan penganggaran merupakan kunci bagi

kepastian pendanaan pemerintah, dalam keadaan di mana dana yang tersedia

sangat terbatas, sedangkan kebutuhan begitu besar (Anggarini dan Puranto, 2010:

6). Reformasi sistem perencanaan dan penganggaran telah banyak membawa

perubahan yang mendasar dalam pelaksanaannya. Sistem perencanaan dan

penganggaran sektor publik di Indonesia sendiri mengalami perubahan dengan

diberlakukannya Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 menjelaskan bahwa

penganggaran yang diterapkan di Indonesia pada saat ini adalah anggaran berbasis

kinerja, yang mulai diterapkan secara bertahap pada tahun 2005.

Oprasionaliasi dari kebijakan penerapan anggaran berbasis kinerja

tersebut, ialah dengan dikeluarkannya dua Peraturan Pemerintah terkait hal ini.

Pertama adalah Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana

Kerja Pemerintah (RKP). Kedua adalah Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun

2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara dan

Lembaga (RKA-K/L). Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara dan

Lembaga (RKA-K/L) adalah dokemen perencanaan dan anggaran untuk tingkat

Kementrian Negara/Lembaga. RKA-K/L tersebut merupakan dokumen

perencanaan dan penganggaran yang berisi program dan kegiatan suatu

Kementerian Negara/Lembaga yang merupakan penjabaran dari Rencana Kerja

Pemerintah (RKP) dan Rencana Strategis Kementerian Negara/Lembaga (Renstra-

K/L) yang bersangkutan dalam satu tahun anggaran serta anggaran yang

diperlukan untuk melaksanakannya (Wahyuni, 2006).

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010, tentang Penyusunan

Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga, bahwa anggaran

berbasis kinerja adalah penyusunan anggaran dengan memperhatikan keterkaitan

antara pendanaan dengan keluaran dan hasil yang diharapkan termasuk efisiensi

dalam pencapaian hasil dan keluaran tersebut. Sayangnya dalam kenyataan, pada

skala nasional masih banyak dijumpai kelemahan anggaran berbasis kinerja ini,

dari mulai proses perencanaan kinerja, proses penyusunan dan pembahasan

anggaran, hingga proses penuangannya ke dalam format-format dokumen

Analisis proses..., Rizkiyani Nastiti, FISIP UI, 2013

Page 3: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN

3    

anggaran (RKA-K/L dan APBN). Dalam proses perencanaan kinerja, tiap instansi

mendefinisikan sendiri-sendiri apa saja yang menjadi sasaran programnya, yang

kemungkinan besar berbeda antara satu instansi dengan instansi lainnya. Hal

tersebut menyulitkan pendefinisian ukuran kinerja nasional bagi program tersebut.

Program-progran pemerintah dan program-program masing-masing Kementerian

Negara/Lembaga belum terstruktur dengan baik, sehingga sulit dipetakan

keterkaitannya (Wahyuni, 2006).

Sebagaimana diketahui bahwa Indonesia merupakan suatu negara kesatuan

yang dipimpin oleh seorang Presiden. Jabatan Kepresidenan memiliki peranan

yang amat penting dan sentral dalam keberlangsungan suatu negara. Apalagi

jabatan Presiden di Indonesia berperan ganda, yakni sebagai kepala negara dan

kepala pemerintahan. Pada tahun 2010 terdapat pemberitaan yang mencuat ke

permukaan bahwa terkait Undang-undang keterbukaan informasi publik, terdapat

indikasi atau dugaan yang disampaikan oleh Sekretariat Nasional Forum

Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Seknas FITRA) mengenai pemborosan

anggaran yang terlihat di lingkungan Istana Presiden yakni berdasarkan data yang

dimiliki oleh Seknas FITRA yang diolah dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

(DIPA) Rumah Tangga Kepresidenan Tahun 2010, alokasi anggaran yang

digunakan untuk Rumah Tangga Kepresidenan pada 2010 mencapai 203,8 miliar

rupiah, yang terbagi dalam enam pos anggaran. Salah satu pos anggaran tersebut

ialah alokasi anggaran untuk pembelian baju Presiden sebesar 839 juta rupiah, dan

pembelian furniture sebesar 42 miliar rupiah, dan empat pos anggaran lainnya

(Redaksi Kompas, 2010).

Pihak Kepresidenan membantah dugaan pemborosan anggaran tersebut.

Menurut pihak kantor Kepresidenan, anggaran di lingkungan Rumah Tangga

Kepresidenan yang terakumulasi untuk pengadaan 1.420 stel pakaian adalah

sebesar Rp 1.446.025.000,00. Dari jumlah tersebut terdapat empat rincian

pengadaan, dan tak ada satupun pos anggaran yang menyangkut pembelian baju

pribadi Presiden. Anggaran tersebut sudah meliputi pakaian pejabat teras, pejabat

eselon, dan seluruh pegawai di lingkungan Istana dari dokter hingga tukang

kebun. Jadi, bukan anggaran untuk Presiden secara pribadi (Redaksi Rakyat

Merdeka Online, 2010).

Analisis proses..., Rizkiyani Nastiti, FISIP UI, 2013

Page 4: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN

4    

Kantor Kepresidenan juga menampik tudingan menghabiskan anggaran 42

miliar untuk biaya furniture rumah Presiden. Anggaran untuk furniture Istana juga

perlu dikoreksi karena besaran yang benar adalah Rp 883.040.000,00. Jumlah

tersebut juga sudah meliputi kantor dan seluruh Istana Presiden. Menurut

Presiden, Beliau juga telah mengecek ke Kepala Rumah Tangga Kepresidenan

dan ternyata memang ada pemeliharaan perabotan dan penggantian yang rusak,

namun bukan untuk rumah pribadi Presiden, melainkan untuk kantor-kantor di

lingkungan Rumah Tangga Kepresidenan. Presiden menduga karena

penamaannya Rumah Tangga Presiden, lantas muncul dugaan bahwa anggaran

tersebut untuk rumah pribadi Presiden (Redaksi Rakyat Merdeka Online, 2010).

Paparan di atas menunjukan bahwa indikator kinerja Presiden dan

organisasi Rumah Tangga Kepresidenan pada tahun 2010 masih bermakna bias

dan belum jelas, sehingga menimbulkan kesalahpahaman dan ketidakpercayaan

publik. Untuk itu, dalam hal ini ingin diketahui sebenarnya bagaimana proses

perencanaan anggarannya, hingga menghasilkan suatu dokumen Rencana Kerja

dan Anggaran. Alasan tersebut membuat peneliti melakukan penelitian di

Sekretariat Presiden (sebelum tahun 2011 bernama Rumah Tangga

Kepresidenan). Sebagaimana diketahui bahwa Sekretariat Presiden merupakan

instansi yang memberikan dukungan teknis, administrasi kerumahtanggaan,

keprotokolan Presiden. Untuk itu, Sekretariat Presiden yang bertanggungjawab

dalam melaksanakan penyusunan rencana kegiatan dan anggaran tiap tahun yang

dikenal dengan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara dan Lembaga

(RKA-K/L).

Terkait hal tersebut, maka perlu diketahui sebenarnya bagaimana proses

penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran sesuai dengan penganggaran berbasis

kinerja yang ada di sana pada saat ini, hingga Rencana Kerja dan Anggaran

tersebut ditetapkan/disahkan. Hal-hal tersebut mendorong peneliti untuk berusaha

meneliti mengenai proses penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran di Sekretariat

Presiden pada tahun 2013. Berdasarkan pokok permasalahan tersebut, maka

tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk memperoleh penjelasan mengenai

proses penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran di Sekretariat Presiden pada

tahun 2013.

Analisis proses..., Rizkiyani Nastiti, FISIP UI, 2013

Page 5: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN

5    

KERANGKA TEORI

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang mengangkat tema yang

serupa dengan penelitian ini. Pertama, Durachman (2006) mengkaji bahwa bahwa

(1) pelaksanaan proses perencanaan anggaran di Dinas Kesehatan Provinsi Jambi

tidak melibatkan staf perencanaan, (2) kompetensi sumber daya manusia dalam

perencanaan relatif rendah, (3) pada level unit pelayanan, tidak ada tim

perencanaan anggaran, (4) komponen dari pengalokasian anggaran tidak tercermin

secara keseluruhan pada program prioritas, (5) penggunaan dokumen rencana

anggaran unit layanan tahun 2005, hanya dijadikan sebagai panduan gambaran

aktivitas, bukan untuk mencari pencapaian program. Kedua, Nursita Racharlian

(2007) menjelaskan bahwa bahwa proses penyusunan dan evaluasi anggaran pada

praktek di organisasi nirlaba tidak sesederhana dalam teori, suatu organisasi juga

tidak dapat dipaksakan untuk memenuhi semua rincian sesuai teori karena pasti

organisasi tersebut telah melakukan penyesuaian-penyesuaian yang paling tepat

dengan organisasinya. Ketiga, Itjok Henandarto (2009) mengkaji bahwa (1) perlu

dilakukan perubahan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan fungsi

perencanaan dan penganggaran, peningkatan sumber daya manusia dan

peningkatan koordinasi di antara Departemen Keuangan dan Badan Perencanaan

pembangunan Nasional.

Kerangka berpikir dalam penelitian ini terbentuk dari beberapa teori, yaitu

teori perencanaan, dan teori penganggaran. Perencanaan adalah suatu kegiatan

yang dilakukan untuk memilih cara dan penggunaan sumber daya-sumber daya

organisasi yang tepat dalam mencapai tujuannya. Tanpa rencana, tidak mungkin

dapat mengorganisasikan dan menggerakkan sumber daya-sumber daya yang

digunakan secara tepat. Demikian juga, tanpa rencana yang tepat akan sulit untuk

mengendalikan penggunaan sumber daya-sumber daya yang ada dalam organisasi,

sehingga mempunyai dampak dalam pencapaian tujuan (Bangun, 2008: 76).

Mulyadi juga mengemukakan bahwa perencanaan merupakan suatu rangkaian

langkah berurutan untuk merencanakan kegiatan guna mewujudkan visi (Mulyadi,

2001: 4). Saat membahas mengenai perencanaan ini, ada tiga pokok yang harus

diperhatikan. Ketiga aspek yang dimaksud adalah perangkat organisasi yang

dipergunakan untuk melakukan perencanaan (mechanic of planning), proses atau

Analisis proses..., Rizkiyani Nastiti, FISIP UI, 2013

Page 6: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN

6    

langkah-langkah melakukan perencanaan (process of planning), serta hasil dari

perencanaan (outcome of palnning) (Azwar, 1996: 184-185).

Perencanaan terdiri dari dua jenis, yaitu perencanaan strategis dan

perencanaan operasional. Perencanaan strategis adalah suatu rencana jangka

panjang sebagai penjabaran dari perumusan strategi atau pelaksanaan misi dalam

rangka mencapai tujuan strategis. Perencanaan operasional merupakan

turunan/terjemahan dari rencana strategis organisasi dalam rentang waktu tertentu

(selama satu tahun). Perencanaan operasional memberikan deskripsi atau rincian

tentang bagaimana rencana strategis dilaksanakan (Siswanto, 2005: 48-49). Jadi

dalam pelaksanaannya, perencanaan strategis dan perecanaan operasional

mempunyai tiga perbedaan, antara lain jangka waktu penggunaan, cakupan

kegiatan, dan sasaran yang dicapai (Bangun, 2008: 77-78).

Perencanaan operasional berupa program kerja dan kegiatan perlu

didukung anggaran, sebab tanpa anggaran maka strategi, program kerja, dan

kegiatan yang disusun tidak akan berjalan. Pelaksanaan strategi, program, dan

kegiatan membutuhkan orang-orang dan sumber daya untuk melaksanakannya

yang semua itu membutuhkan biaya. Dalam perencanaan operasional belum

direncanakan secara detail mengenai rincian kebutuhan misalnya. Mungkin saja

dalam perencanaan operasional sudah direncanakan kebutuhan dana untuk

pelaksanaan program dan kegiatan tetapi sifatnya masih global dan dalam bentuk

plafon anggaran saja. Sementara itu, dalam perencanaan anggaran sudah berisi

rincian kebutuhan tenaga kerja, bahan baku, bahan penolong, dan barang modal

beserta biaya per unit dari masing-masing komponen untuk setiap program kerja

dan kegiatan (Mahmudi, 2011: 34).

Macam dan bentuk perencanaan anggaran sangatlah bervariasi, namun

pada dasarnyan proses yang ditempuh dalam menyusun rencana anggaran tidaklah

berbeda. Proses tersebut ialah (1) mengidentifikasi kegiatan; (2) Menentukan

sumber daya; (3) Mengubah sumber daya ke dalam bentuk uang; (4) Menyusun

dan menyajikan rencana anggaran; (5) Mengirimkan persetujuan (Azwar, 1996:

222-223).

Penganggaran di sektor publik membutuhkan penerapan anggaran berbasis

prestasi kerja. Mengingat bahwa anggaran prestasi kerja/hasil memerlukan kriteria

Analisis proses..., Rizkiyani Nastiti, FISIP UI, 2013

Page 7: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN

7    

pengendalian kinerja dan evaluasi serta untuk menghindari duplikasi dalam

penyusunan rencana kerja dan anggaran Kementerian Negara/Lembaga, perlu

dilakukan penyatuan sistem akuntabilitas kinerja dalam sistem penganggaran

dengan memperkenalkan sistem penyusunan rencana kerja dan anggaran

Kementerian Negara/Lembaga (Kamaroesid, 2013: 7).

Penganggaran berbasis kinerja merupakan suatu pendekatan dalam sistem

penganggaran yang memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dan kinerja

yang diharapkan, serta memperhatikan efisiensi dalam pencapaian kinerja

tersebut. Yang dimaksud kinerja adalah prestasi kerja yang berupa keluaran dari

suatu kegiatan atau hasil dari suatu program dengan kuantitas dan kualitas yang

terukur (Kamaroesid, 2013: 7).

Landasan konseptual yang mendasari penerapan anggaran berbasis kinerja

meliputi (1) pengalokasian anggaran berorientasi pada kinerja; (2) pengelolaan

anggaran program/kegiatan didasarkan pada tugas/fungsi Unit Kerja yang

dilekatkan pada struktur organisasi (money follow function); (3) terdapatnya

fleksibilitas pengelolaan anggaran dengan tetap menjaga prinsip akuntabilitas.

Landasan konseptual tersebut dalam rangka penerapan anggaran berbasis kinerja

bertujuan untuk (1) menunjukan keterkaitan antara pendanaan dengan kinerja

yang akan dicapai; (2) meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam

penganggaran; (3) meningkatkan fleksibilitas dan akuntabilitas unit dalam

melaksanakan tugas dan pengelolaan anggaran (Kamaroesid, 2013: 7).

Agar penerapan anggaran berbasis kinerja tersebut dapat dioperasionalkan,

maka anggaran berbasis kineja menggunakan instrumen sebagai berikut (1)

indikator kinerja yang merupakan instrumen yang digunakan untuk mengukur

kinerja; (2) standar biaya yang merupakan satuan biaya yang ditetapkan baik

berupa standar biaya masukan maupun standar biaya keluaran sebagai acuan

perhitungan kebutuhan anggaran; (3) evaluasi kinerja yang merupakan penilaian

terhadap capaian sasaran kinerja (Kamaroesid, 2013: 8).

Analisis proses..., Rizkiyani Nastiti, FISIP UI, 2013

Page 8: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN

8    

METODE PENELITIAN

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif guna

mendapatkan pemahaman mendalam mengenai penyusunan Rencana Kerja dan

Anggaran di Sekretariat Presiden dengan melihat fakta-fakta yang terjadi di

lapangan. Penelitian ini bertujuan deskriptif dan digolongkan sebagai penelitian

murni yang dilakukan pada April sampai dengan Juni 2013 di Sekretariat Presiden.

Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan observasi

langsung, wawancara mendalam, dan studi kepustakaan. Teknik analisis data yang

digunakan adalah analisis data kualitatif. Informan dalam penelitian ini berjumlah

enam orang, yaitu empat orang informan dari pihak Sekretariat Presiden, satu

orang informan dari pihak Akademisi sekaligus Pegawai Direktorat Jendral

Anggaran (DJA)/Kementerian Keuangan, dan satu orang informan dari pihak

pihak LSM Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA). Adapun,

lokasi penelitian ini adalah Sekretariat Presiden yang ada di Jakarta dengan alasan

yang telah dikemukakan sebelumnya.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran di Sekretariat Presiden

memaparkan mengenai sumber daya yang mempengaruhi perencanaan; proses

perencanaan yang dilakukan; dan hasil dari perencanaan tersebut. Hal tersebut

digunakan peneliti untuk mengetahui proses penyusunan Rencana Kerja dan

Anggaran yang ada di Sekretariat Presiden.

Sumber daya yang mempengaruhi penyusunan Rencana Kerja dan

Anggaran. Dalam melaksanakan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran,

peranan sumber daya tentu sangatlah penting. Sumber daya yang ada sangat

menentukan dan mempengaruhi proses penyusunan serta hasil akhir Rencana

Anggaran tersebut. Secara umum, sumber daya organisasi termasuk pula dalam

hal perencanaan antara lain pelaksana perencanaan anggaran, dana, data, sarana

prasarana, dan peraturan.

Pelaksana perencanaan anggaran di Sekretariat Presiden adalah Sub

Bagian Perencanaan Program dan Anggaran. Dari segi kualitas, pelaksana

perencanaan program dan anggaran telah memadai. Kualitas pelaksana yang telah

Analisis proses..., Rizkiyani Nastiti, FISIP UI, 2013

Page 9: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN

9    

memadai tersebut disebabkan oleh faktor-faktor yang sebelumnya telah dijelaskan

secara rinci, yakni rata-rata pelaksana yang terlibat dalam proses perencanaan

program dan anggaran telah bekerja cukup lama pada jabatan yang didudukinya

(lima tahun ke atas); latar belakang pendidikan para pelaksana yang sesuai dengan

tugasnya dalam perencanaan program dan anggaran (ekonomi); serta pemahaman

para pelaksana yang cukup mengenai tupoksi jabatan yang diduduki. Dari segi

kualitas, pelaksana perencanaan program dan anggaran, terlihat bahwa jumlah

pelaksana perencanaan program dan anggaran masih kurang atau belum memadai

seiring dengan beban kerja yang cukup berat.

Dana yang digunakan dalam melaksanakan penyusunan Rencana Kerja

dan Anggaran tahun 2013 berasal dari APBN yang tertuang dalam DIPA

Sekretariat Presiden tahun 2012. Besaran anggaran untuk penyusunan Rencana

Kerja dan Anggaran di Sekretariat Presiden tahun 2013 mengalami peningkatan

sekitar 10% dari tahun 2012.

Data dukung yang digunakan dalam menunjang pelaksanaan penyusunan

Rencana Kerja dan Anggaran di Sekretariat Presiden dibuat oleh masing-masing

Unit Kerja dalam bentuk Term of Reference (TOR) dan Rencana Anggaran Biaya

(RAB) yang nantinya dikumpulkan ke tiap Bagian kemudian dikompilasi oleh

Sub Bagian Program dan Anggaran (Bagian Perencanaan). Dalam prosesnya

sering terdapat ketidaklengkapan data yang dikumpulkan dari tiap Unit Kerja

yang hendak dikompilasi oleh Sub Bagian Perencanaan dan Anggaran. Hal

tersebut menyebabkan pelaksana perencanaan anggaran harus melengkapi sendiri

data dari tiap Unit Kerja tersebut. Selain ketidaklengkapan data, sering pula

terjadi keterlambatan dalam pengumpulan data kepada Sub Bagian Perencanaan

Program dan Anggran, hingga melebihi batas waktu yang ditetapkan.

Sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan penyusunan

Rencana Kerja dan Anggaran di Sekretariat sama halnya dengan sarana dan

prasarana pada umumnya yang biasa dibutuhkan dalam kegiatan perkantoran.

Sarana dan prasarana yang ada dalam keadaan mencukupi, baik dan memadai dari

segi ketersediaan maupun kondisinya.

Peraturan yang digunakan untuk melaksanakan penyusunan Rencana

Kerja dan Anggaran Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004

Analisis proses..., Rizkiyani Nastiti, FISIP UI, 2013

Page 10: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN

10    

tentang Sistem Perencanaan Pembangunana Nasional; Peraturan Pemerintah

Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah; Peraturan Pemerintah

Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran

Kementrian Negara/Lembaga; Peraturan Menteri Keuangan Nomor

112/PMK.02/2012 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana

Kegiatan dan Anggaran Kementerian/Lembaga Tahun 2013; dan Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 37/PMK.02/2012 tentang Standar Biaya Tahun

Anggaran 2013. Pemahaman para pelaksana perencanaan anggaran yang ada di

Sekretariat Presiden telah patuh terhadap peraturan yang ada, karena pelaksana

yang tidak patuh beresiko terkena sanksi. Kendala yang dihadapi terkait masalah

peraturan ini yaitu peraturan yang ada dinilai sering berubah-ubah, sehingga tak

jarang menyebabkan pelaksana menjadi bingung.

Proses Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran di Sekretariat

Presiden. Proses penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran yang terdiri dari

pengusulan Rencana Kerja oleh tiap Unit Kerja, penyusunan kompilasi Rencana

Kerja dan Anggaran oleh Bagian Perencanaan, dan penetapan dokumen RKA-

K/L.

Tahap pertama adalah pengusulan Rencana Kerja oleh Unit Kerja. Tahap

ini diawali dengan disusunnya usulan Rencana Kerja (Renja-K/L) oleh masing-

masing Unit-unit Kerja (Biro/Bagian dan Istana-istana Daerah). Pengusulan Renja

tersebut dimulai sekitar bulan Februari 2012. Untuk mengusulkan rancangan

Renja-K/L, tiap-tiap Unit Kerja melakukan identifikasi kegiatan terlebih dahulu.

Identifikasi kegiatan dilakukan berdasarkan atas peraturan atau ketentuan tentang

hasil restrukturisasi program dan kegiatan yang dikeluarkan oleh Badan

Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas). Dalam melakukan

identifikasi kegiatan disusun berdasarkan skala prioritas. Di Sekretariat Presiden,

kegiatan yang menjadi prioritas adalah Kegiatan Dasar dan Kegiatan VVIP

(Presiden beserta pendamping). Kegiatan Dasar adalah kegiatan yang harus

terpenuhi kebutuhan anggarannya dan tidak boleh kurang, seperti Belanja

Pegawai (gaji dan tunjangan), Belanja Operasional Rutin Perkantoran dan Belanja

Pemeliharaan (gedung/bangunan serta peralatan). Kegiatan VVIP (Presiden

Analisis proses..., Rizkiyani Nastiti, FISIP UI, 2013

Page 11: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN

11    

beserta pendamping) yang merupakan tugas pokok dan fungsi Sekretariat

Presiden yaitu memberikan pelayanan kepada Presiden.

Tugas pokok dan fungsi utama organisasi Sekretariat Presiden ialah

memberikan pelayanan kepada Presiden. Meski demikian, pengukuran kinerja

tetap ditujukan kepada organisasi Sekretariat Presiden itu sendiri. Maka dalam hal

ini, perlu dibedakan antara indikator kinerja kegiatan Presiden dengan indikator

kinerja organisasi Sekretariat Presiden. Kriteria indikator kegiatan Presiden,

adalah indikator yang mengacu kepada kegiatan yang dilaksanakan atau

ditentukan oleh Presiden langsung. Di lain pihak, indikator organisasi Sekretariat

Presiden adalah indikator yang mengacu kepada pencapaian tugas dan fungsi

organisasi Sekretariat Presiden yaitu memberikan pelayanan kepada Presiden

beserta pendamping, sehingga yang diukur dalam indikator kinerja organisasi

adalah pencapaian atau keberhasilan dalam memberikan layanan tersebut, di mana

kegiatan Presiden ini sulit diprediksi.

Perumusan output dari kegiatan yang direncanakan mengacu kepada

ketentuan dari Bappenas, di mana satu kegiatan memiliki satu ouput. Bentuk

output adalah yang dapat dikendalikan dalam pencapaiannya. Maksudnya adalah

output yang akan dicapai tersebut terukur dari kinerja yang dilakukan oleh

Sekretariat Presiden. Mengingat tugas dan fungsi yang bersifat pelayanan maka

ukuran output adalah mengukur kinerja pelayanan yang dilakukan oleh organisasi

Sekretariat Presiden, bukan output yang dilayani yaitu Presiden. Sayangnya dalam

hal tersebut, masih terdapat kendala yang dihadapi yaitu pemahaman Unit-unit

Kerja mengenai konsep anggaran berbasis kinerja secara merata belum memadai.

Selain dilakukan identifikasi kegiatan, pada tahap pertama ini dilakukan

penentuan sumber daya. Dalam menentukan sumber daya, apa saja yang

dibutuhkan dalam kegiatan dapat dilihat melalui Term of Reference (TOR). Dalam

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 112/PMK.02/2012 pada tentang Petunjuk

Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian

Negara/Lembaga dijelaskan bahwa TOR atau kerangka acuan merupakan

dokumen yang berisi penjelasan/keterangan mengenai kegiatan yang diusulkan

untuk diberikan alokasi anggaran.

Analisis proses..., Rizkiyani Nastiti, FISIP UI, 2013

Page 12: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN

12    

Setelah melakukan penentuan sumber daya, maka harus pula dihitung

berapa perkiraan dana yang digunakan untuk memenuhi sumber daya tersebut

demi keberlangsungan kegiatan yang direncanakan, Tahap ini merupakan

pengubahan sumber daya ke dalam bentuk uang. Terkait hal ini, di Sekretariat

Presiden selain terdapat TOR sebagai data dukung dalam perencanaan anggaran,

terdapat data dukung lain yaitu Rincian Anggaran Biaya (RAB). Berdasarkan

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 112/PMK.02/2012 pada tentang Petunjuk

Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian

Negara/Lembaga, RAB adalah suatu dokumen yang berisi komponen-komponen

masukan/input dari kegiatan serta besaran dana masing-masing komponen Dalam

hal pengubahan sumber daya ke dalam bentuk uang, perlu memperhatikan Standar

Biaya dari Kementerian Keuangan sebagai dasar perhitungan biaya masukan/input

dan biaya keluaran/output. Bagi yang belum ada Standar biayanya harus melalui

Surat Keputusan Kepala Kantor atau Surat Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran

(KPA) dilengkapi dengan data dukung.

Tahap kedua adalah penyusunan kompilasi Rencana Kerja dan Anggaran

oleh Sub Bagian Perencanaan Program dan Anggaran. Setelah setiap Unit Kerja

(Biro/Bagian) yang ada di Sekretariat Presiden membuat usulan Renja-K/L Unit

Kerjanya masing-masing, maka selanjutnya tiap Unit Kerja menyerahkan usulan

Renja-K/L tersebut kepada Bagian Perencanaan, khususnya Sub Bagian

Perencanaan Program dan Anggaran, untuk kemudian dikompilasi sebagai usulan

Rencana Kerja Sekretariat Presiden secara keseluruhan. Gambaran alur

penyusunan RKA-K/L oleh Bagian Perencanaan dapat dilihat pada Gambar

dibawah ini:

Gambar Alur Penyusunan RKA-K/L

Sumber: Olahan Peneliti, 2013

Pagu  Indika+f  

Renja-­‐K/L  

Pagu  Anggara

n  RKA-­‐K/L  

Analisis proses..., Rizkiyani Nastiti, FISIP UI, 2013

Page 13: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN

13    

Pada tahap ini dilakukan penyusunan dan penyajian anggaran. Diawali

sejak dikeluarkannya Pagu Indikatif sekitar bulan Maret, kemudian disusun

Rencana Kerja (Renja-K/L), lalu dibahas dalam Trilateral Meeting yang dihadiri

oleh perwakilan dari Sekretariat Presiden, Direktorat Jendral Anggaran

(Kementerian Keuangan), dan Badan Perencanaan Nasional (Bappenas). Sekitar

bulan Mei turun Pagu Anggaran, untuk kemudian dsusun Rencana Kerja dan

Anggaran (RKA-KL) Sekretariat Presiden secara rinci dalam format aplikasi

RKA-K/L dari Kementerian Keuangan. Dalam aplikasi RKA-K/L terdapat dua

kriteria Program, yaitu Program Generik dan Program Teknis. Program Generik

yang ada di Sekretariat Presiden ialah Program Dukungan Manajemen dan

Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Sekretariat Negara, dan Program

Teknis Sekretariat Presiden yaitu Program Penyelenggaraan Pelayanan Dukungan

Kebijakan Kepada Presiden dan Wakil Presiden. Rencana Kerja dan Anggaran

disajikan dalam bentuk format buku yang berlaku untuk seluruh Kementerian

Negara/Lembaga, dengan menerapkan perencanaan Anggaran Berbasis Kinerja

yang mengacu pada capaian output, yang bersifat rigid/kaku. Kendala Sekretariat

Presiden terkait hal tersebut ialah capaian kinerja output dengan sifat tugas dan

fungsi pelayanan yang sifatnya segera/mendadak/tiba-tiba/cepat mengakibatkan

sering dilakukan revisi/perubahan anggaran atas arahan pimpinan, dan diperlukan

kemampuan untuk menjembatani antara tuntutan tentang ketentuan penerapan

Anggaran Berbasis Kinerja dengan pelaksanaan sifat tugas dan fungsi organisasi,

yaitu memberikan pelayanan dengan segera dan cepat.

Revisi anggaran yang kerap dilakukan memiliki ketentuan yang mengacu

kepada Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata Cara Revisi DIPA. Pelaksanaan

revisi anggaran di Sekretariat Presiden secara mendasar harus mendapat

persetujuan terlebih dahulu dari Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), yang saat ini

pada tahun 2013 dijabat oleh Kepala Sekretariat Presiden. Berdasarkan disposisi

atau persetujuan KPA tersebut, maka selanjutnya Bagian Perencanaan akan

melakukan proses tindak lanjut yaitu menyesuaikan dengan ketentuan tata cara

revisi yang ada.

Tahap ketiga ialah penetapan Rencana Kerja Sekretariat Presiden. Setelah

RKA-K/L Sekretariat Presiden tahun 2013 selesai dikompilasi oleh Bagian

Analisis proses..., Rizkiyani Nastiti, FISIP UI, 2013

Page 14: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN

14    

Perencanaan, maka tahap selanjutnya ialah meminta persetujuan kepada pihak-

pihak terkait. Tahap ini merupakan tahap terakhir yakni mengirimkan peretujuan.

Dalam hal ini, rencana anggaran yang telah disusun diserahkan kepada pihak-

pihak yang berwenang memberikan persetujuan. Persetujuannya ialah berupa

tandatangan Kepala Kantor (Kepala Sekretariat Presiden). Kendala yang dihadapi

pada tahap ini ialah pimpinan yang hendak dimintai persetujuan sering tidak ada

di tempat, sehingga waktu yang dibutuhkan menjadi lebih panjang. Setelah

dokumen RKA-K/L Sekretariat Presiden mendapat persetujuan dari Kepala

Kantor Sekretariat Presiden, maka selanjutnya disampaikan ke Biro Perencanaan

Kementerian Sekretariat Negara untuk disusun menjadi RKA tingkat

Kementarian, dan berdasarkan atas persetujuan Menteri Sekretaris Negara.

Setelah itu, diserahkan ke Komisi II DPR RI dan DJA (Kementerian

Keuangan) untuk dibahas melalui rapat-rapat. disetujui. Hasil Persetujuan dari

DPR tersebut selanjutnya disampaikan kepada Kementerian Keuangan selambat-

lambatnya pertengahan bulan Juli. Dengan dasar persetujuan tersebut, maka

Kementerian Keuangan akan melakukan penelaahan secara detail terhadap

kesesuaian RKA-K/L Kementerian Sekretariat Negara dengan aturan/ketentuan

tentang penyusunan RKA-K/L, antara lain kesesuaian antara RKA-K/L dengan

hasil pembahasan bersama DPR, Pagu Anggaran, Perkiraan maju yang telah

disetujui tahun anggaran sebelumnya, Standar Biaya yang telah ditetapkan dan

terutama kelengkapan data dukung administrasi. Penelaahan tersebut berlangsung

sekitar bulan September dan Oktober. Setelah RKA-K/L ditelaah oleh

Kementerian Keuangan, maka diberi persetujuan yang kedua/persetujuan final

oleh DPR. RKA-K/L yang telah disetujui/disepakati oleh DPR ini nantinya akan

menjadi Dokumen Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA) yang merupakan

dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh pengguna Anggaran/Kuasa

Pengguna Anggaran.

Dokumen Rencana Kerja dan Anggaran Sekretariat Presiden Tahun

2013. Hasil perencanaan anggaran berupa dokumen RKA-K/L Sekretariat

Presiden memuat penjelasan bahwa Sekretariat Presiden memiliki satu Program

Generik yaitu Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis

Lainnya Kementerian Sekretariat Negara, dan satu Program Teknis yaitu Program

Analisis proses..., Rizkiyani Nastiti, FISIP UI, 2013

Page 15: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN

15    

Penyelenggaraan Pelayanan Dukungan Kebijakan Kepada Presiden dan Wakil

Presiden. Di dalamnya termuat juga bahwa Sekretariat Presiden memiliki 9

kegiatan, berserta dengan sasaran kinerjanya, serta memuat pula cakupan-

cakuapan rincian biaya lainnya. Kesembilan kegiatan yang tertuang dalam RKA-

K/L Sekertariat Presiden memiliki keterkaitan dengan kedua program Sekretariat

Presiden yang memayunginya tersebut. Menurut pihak Sekretariat Presiden,

dokumen RKA-K/L Sekretariat Presiden tahun 2013 telah memuat seluruh

kegiatan dan anggaran yang akan dilakukan pada tahun 2013.

Meski demikian, pihak LSM FITRA selaku pihak eksternal yang

merupakan perwakilan masyarakat/publik, menilai bahwa hasil perencanaan dan

anggaran berupa RKA-K/L Sekretariat Presiden ini masih belum transparan dan

terbuka kepada publik. Mengingat sumber dana yang digunakan tersebut berasal

dari masyarakat, maka meskipun program/kegiatan yang ada di Sekretariat

Presiden tidak langsung bersentuhan dengan masyarakat, namun konsultasi publik

tetaplah harus dilakukan. Agar masyarakat dapat melakukan kontrol, memonitor,

serta memberikan masukan-masukan.

SIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka simpulan dalam

penelitian ini yaitu proses penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran di Sekretariat

Presiden terdiri dari Pengusulan Rencana Kerja oleh Unit Kerja, Penyusunan

Kompilasi Rencana Kerja dan Anggaran oleh Bagian Perencanaan, dan Penetapan

Rencana Kerja. Pada tahap Pengusulan Rencana Kerja oleh Unit Kerja, telah

mengacu pada Standar Biaya yang ditentukan oleh Kementerian Keuangan,

namun pemahaman tiap Unit Kerja terkait konsep Penganggaran Berbasis Kinerja

masih kurang memadai. Dalam hal ini perlu ditegaskan bahwa antara indikator

kinerja Presiden dan indikator kinerja organisasi harus dipisahkan. Pada tahap

Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran oleh Bagian Perencanaan sering

terjadi ketidaklengkapan dan keterlambatan dalam pengumpulan data dukung

(TOR/RAB) saat ingin dikompilasi oleh Bagian Perencanaan. Dalam tahap ini

kendalanya ialah capaian kinerja output yang sifatnya pasti dihadapkan dengan

sifat tugas dan fungsi pelayanan yang sifatnya tidak pasti/mendadak/segera,

Analisis proses..., Rizkiyani Nastiti, FISIP UI, 2013

Page 16: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN

16    

mengakibatkan sering dilakukan revisi/perubahan anggaran atas arahan pimpinan.

Pada tahap ketiga yaitu Penetapan Rencana Kerja Sekretariat Presiden, belum

melibatkan pihak LSM sebagai perwakilan publik, sehingga hasilnya belum

transparan kepada publik.

SARAN

Terkait pemahaman Unit Kerja mengenai Anggaran Berbasis Kinerja yang

belum memadai, sebaiknya dilakukan pemberian pemahaman lebih jauh terhadap

Unit-unit Kerja yang ada di Sekretariat Presiden mengenai konsep Anggaran

Berbasis Kinerja yang diterapkan dalam perencanaan program dan anggaran yang

ada saat ini. Hal tersebut dapat diwujudkan melalui pelaksanaan kegiatan

Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) secara rutin, intensif, dan menyeluruh terkait

pengetahuan mengenai penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran kepada tiap

Unit Kerja yang terlibat, serta pelaksana yang terlibat secara langsung dalam

penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran. Dalam hal ketidaklengkapan dan

keterlambatan pengumpulan data dukung, perlu dilakukan sosialisasi dan

koordinasi lebih intensif dan menyeluruh kepada Unit-unit Kerja yang ada di

Sekretariat Presiden mengenai kelengkapan data dukung administrasi, serta

ketepatan waktu dalam pengumupulan usulan Rencana Kerja dan Anggaran, agar

tidak sampai melampaui batas waktu yang telah ditentukan. Selain itu, mengenai

hasil perencanaan program dan anggaran berupa dokumen RKA-K/L Sekretariat

Presiden, sebaiknya lebih transparan dan terbuka kepada publik, dengan

konsultasi publik/melibatkan peran LSM dalam prosesnya, ataupun

mempublikasikannya di media massa. Agar masyarakat dapat melakukan kontrol,

memonitor, serta memberikan masukan-masukan.

DAFTAR REFERENSI

Amirullah dan Budiyono, Haris. (2004). Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anggraini, Yunita dkk. (2010). Anggaran Berbasis Kinerja.Yogyakarta: Unit

Penerbit dan Percetakan STIM YKPN. Azwar, Azrul. (1996). Pengantar Administrasi, Edisi Ketiga. Jakarta: Binarupa

Aksara.

Analisis proses..., Rizkiyani Nastiti, FISIP UI, 2013

Page 17: ANALISIS PROSES PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN

17    

Bangun, Wilson, (2011). Intisari Manajemen. Bandung: Refika Aditama. Kamaroesid, Herry. (2013). Sistem Administrasi Anggaran Negara. Jakarta: Mitra

Wacana Media. Mahmudi. (2011). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: UII Press. Redaksi. “Istana Bantah Data Fitra Soal Anggaran Wah Baju dan Furnitur

Presiden”. Rakyat Merdeka Online 1 Oktober 2010. (26 Desember 2013). http://www.rmol.co.

Redaksi. “Presiden Jangan Boroskan Duit Negara”. Kompas Nasional 24

September 2010. (25 Desember 2013). http://nasional.kompas.com. Siswanto. (2005). Pengantar Manajemen. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Wahyuni, Trisacti. “Penganggaran Berbasis Kinerja Pada Kementerian/Lembaga: Masih Harus Banyak Berbenah”. Depkeu 2006. (2 Januari 2013). http://www.anggaran.depkeu.go.id,

Analisis proses..., Rizkiyani Nastiti, FISIP UI, 2013