12
Jurnal Sosial Ekonomi dan Humaniora (JSEH) ISSN: 2461-0666 Volume 4 Nomor 2 2018 (PP. 71-82) e-ISSN: 2461-0720 71 ANALISIS REVALUASI ASET BERBASIS PERPAJAKAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN Umi Muawanah*, Anang Febita Kurniawan* *Universitas Gajayana Malang Kata Kunci Abstrak Nilai Revaluasi Aset, Revaluasi Aset dummy variabel, Tobins’Q, Penelitian ini bertujuan untuk mengnalisis Revaluasi aset menurut PMK No 191/PMK.010/2015 terhadap nilai perusahaan pada perusahaan perbankan yang listing di Bursa efek Indonesia tahun 2015 dan 2016. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis data sampel yang diperoleh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nilai Revaluasi aset tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. namun hasil analisis model alternatif dengan variabel dummy menunjukkan Revaluasi aset berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Kehati-hatian dalam membaca hasil penelitian ini sangat diperlukan. Korespondensi : Umi Muawanah Email : umuawanah @gmail.ac.id PENDAHULUAN Kebijakan fiskal dan moneter yang dikeluarkan pemerintah Indonesia bertujuan untuk memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian nasional pada umumnya dan bagi kalangan usaha pada khususnya. Instrumen utama kebijakan fiskal yang digunakan oleh pemerintah adalah pajak. Bagi pemerintah pajak merupakan sumber pendapatan sementara bagi perusahaan pajak merupakan biaya atau beban yang akan mengurangi laba bersih. Semakin besar keuntungan diperoleh perusahaan, semakin besar pajak penghasilan yang dibayar. Oleh karena itu melakukan perencanaan pajak (tax planing) menjadi pilihan yang dimanfaatkan perusahaan. hal ini bertujuan meminimalkan atau menghemat pembayaran pajak dengan memanfaatkan celah-celah peraturan perpajakan atau melalui insentif dan fasilitas perpajakan lain yang diberikan oleh pemerintah. Bentuk insentif dan fasilitas perpajakan yang diberikan pemerintah sebagai salah satu kebijakan ekonomi Jilid V adalah kebijakan revaluasi aset tetap. Revaluasi aset tetap yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor 191/PMK.010/2015 merupakan kebijakan pemberian tarif khusus atas revaluasi aset tetap yang dilakukan oleh Wajib Pajak pada tahun 2015 dan tahun 2016 (Tax Learning, 2016). Sebelum terbitnya kebijakan tersebut, Menteri Keuangan telah menerbitkan peraturan revaluasi aset tetap dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor 79/PMK.03/2008 dengan tarif PPh sebesar 10% dari selisih lebih nilai aset tetap setelah revaluasi dengan nilai sisa buku semula. Cotter dan Zimmer (2003) dan Missonier- Pierra (2007) dalam Iatridis dan Kilirgiotis (2011) menyatakan terdapat fakta bahwa perusahaan mempunyai kecenderungan untuk melakukan revaluasi aset tetap dengan dorongan atau motivasi tertentu. Dorongan untuk

ANALISIS REVALUASI ASET BERBASIS PERPAJAKAN TERHADAP …

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS REVALUASI ASET BERBASIS PERPAJAKAN TERHADAP …

Jurnal Sosial Ekonomi dan Humaniora (JSEH) ISSN: 2461-0666

Volume 4 Nomor 2 2018 (PP. 71-82) e-ISSN: 2461-0720

71

ANALISIS REVALUASI ASET BERBASIS PERPAJAKAN TERHADAP NILAI

PERUSAHAAN

Umi Muawanah*, Anang Febita Kurniawan*

*Universitas Gajayana Malang

Kata Kunci Abstrak

Nilai Revaluasi

Aset, Revaluasi Aset

dummy variabel,

Tobins’Q,

Penelitian ini bertujuan untuk mengnalisis Revaluasi aset menurut PMK No

191/PMK.010/2015 terhadap nilai perusahaan pada perusahaan perbankan yang

listing di Bursa efek Indonesia tahun 2015 dan 2016. Analisis regresi linier berganda

digunakan untuk menganalisis data sampel yang diperoleh. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa Nilai Revaluasi aset tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan. namun hasil analisis model alternatif dengan variabel dummy

menunjukkan Revaluasi aset berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan. Kehati-hatian dalam membaca hasil penelitian ini sangat diperlukan.

Korespondensi : Umi Muawanah

Email : umuawanah @gmail.ac.id

PENDAHULUAN

Kebijakan fiskal dan moneter yang

dikeluarkan pemerintah Indonesia bertujuan

untuk memberikan dampak yang signifikan

terhadap perekonomian nasional pada umumnya

dan bagi kalangan usaha pada khususnya.

Instrumen utama kebijakan fiskal yang

digunakan oleh pemerintah adalah pajak. Bagi

pemerintah pajak merupakan sumber pendapatan

sementara bagi perusahaan pajak merupakan

biaya atau beban yang akan mengurangi laba

bersih. Semakin besar keuntungan diperoleh

perusahaan, semakin besar pajak penghasilan

yang dibayar. Oleh karena itu melakukan

perencanaan pajak (tax planing) menjadi pilihan

yang dimanfaatkan perusahaan. hal ini bertujuan

meminimalkan atau menghemat pembayaran

pajak dengan memanfaatkan celah-celah

peraturan perpajakan atau melalui insentif dan

fasilitas perpajakan lain yang diberikan oleh

pemerintah.

Bentuk insentif dan fasilitas perpajakan

yang diberikan pemerintah sebagai salah satu

kebijakan ekonomi Jilid V adalah kebijakan

revaluasi aset tetap. Revaluasi aset tetap yang

diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor

191/PMK.010/2015 merupakan kebijakan

pemberian tarif khusus atas revaluasi aset tetap

yang dilakukan oleh Wajib Pajak pada tahun

2015 dan tahun 2016 (Tax Learning, 2016).

Sebelum terbitnya kebijakan tersebut, Menteri

Keuangan telah menerbitkan peraturan revaluasi

aset tetap dalam Peraturan Menteri Keuangan

nomor 79/PMK.03/2008 dengan tarif PPh

sebesar 10% dari selisih lebih nilai aset tetap

setelah revaluasi dengan nilai sisa buku semula.

Cotter dan Zimmer (2003) dan Missonier-

Pierra (2007) dalam Iatridis dan Kilirgiotis

(2011) menyatakan terdapat fakta bahwa

perusahaan mempunyai kecenderungan untuk

melakukan revaluasi aset tetap dengan dorongan

atau motivasi tertentu. Dorongan untuk

Page 2: ANALISIS REVALUASI ASET BERBASIS PERPAJAKAN TERHADAP …

Jurnal Sosial Ekonomi dan Humaniora (JSEH) ISSN: 2461-0666

Volume 4 Nomor 2 2018 (PP. 71-82) e-ISSN: 2461-0720

72

melakukan revaluasi aset tetap berbeda-beda

antara perusahaan yang satu dengan lainnya.

Trisnawati (2001) dalam Firmansyah dan

Sherlita (2012) menyatakan bahwa tujuan Wajib

Pajak melakukan revaluasi adalah agar penyajian

laporan keuangan lebih relevan dalam

pengambilan keputusan serta untuk

meningkatkan nilai perusahaan. Tujuan utama

perusahaan adalah memaksimalkan

kemakmuran pemegang sahamnya. Salah satu

bentuk implementasinya adalah dengan menjaga

stabilitas nilai perusahaan. Bringham dan

Gapensi (2006) menyatakan bahwa nilai

perusahaan sangat penting untuk diperhatikan

mengingat semakin tinggi nilai perusahaan,

semakin meningkat kesejahteraan pemegang

saham.

Informasi tentang nilai perusahaan

merupakan faktor determinan dalam keputusan

investasi yang dilakukan oleh investor. Informasi

mengenai nilai perusahaan dapat di analisis

dengan beberapa metode. Weston dan Copelan

(2004) dalam Purnamasari (2015) menyatakan

terdapat beberapa metode yang dapat digunakan

dalam menganalisis nilai perusahaan diantaranya

pertama Price Earning Ratio (PER) sebagaimana

digunakan oleh Mahendra (2011) dan Wiagustini

dan Pertamawati (2015). Kedua Price to Book

Value (PBV) sebagaimana digunakan oleh

Febrianti (2012). Dan ketiga Tobin’s-Q yang

merupakan metode paling banyak digunakan

dalam menganalisis nilai perusahaan

sebagaimana digunakan oleh Mahendra et.al.

(2012), Hermuningsih (2013), (Moeljadi, 2014),

Putu et.al. (2014) serta Purnomosidi (2014).

Penelitian yang dilakukan Sharpe dan

Walker (1975) dilatar belakangi fakta

pengamatan yang dilakukan terhadap perusahaan

publik di Australia yang mengumumkan

revaluasi aset tetapnya pada periode 1960 sampai

dengan 1970. Hasil penelitian dimaksud

menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan

revaluasi aset tetap terhadap naiknya harga

saham perusahaan. Harga saham yang meningkat

merupakan cerminan nilai perusahaan yang

dibutuhkan oleh investor dalam mengambil

keputusan investasi. Hasil penelitian tersebut

konsisten dengan penelitian Barth dan Clinch

(1998), Aboody et.al. (1998), Jaggi dan Tsui

(2001), serta Jamshidian dan Sharifabadi (2016).

Penelitian Jamshidian dan Sharifabadi (2016)

menunjukkan revaluasi aset tetap berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja masa

depan perusahaan yang terdaftar di Tehran Stock

Exchange.

Penelitian dengan menggunakan variabel

yang sama namun menghasilkan penemuan yang

berbeda ditunjukkan oleh penelitian Standish

dan Ung (1982). Dalam penelitian dimaksud

Standish dan Ung (1982) menggunakan sampel

232 perusahaan di Inggris, antara tahun 1964 dan

1973. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

revaluasi aset tetap saja tidak menghasilkan

pengaruh positif yang signifikan terhadap tingkat

kembalian. Hasil yang sama juga dibuktikan

penelitian Braudel dan Walker (2011) yang

dilakukan terhadap perusahaan-perusahaan di

Brazil. Revaluasi aset tetap berpengaruh negatif

terhadap harga saham dan efisiensi.

Perbankan merupakan industri jasa

keuangan sedang berkembang pesat yanag

menghadapi tantangan dan permasalahan yang

kompleks. Kewajiban penyediaan modal

minimum sesuai profil resiko (Capital Adequacy

Ratio) sebagaimana ditetapkan oleh Bank

Indonesia minimal sebesar 8%, sejalan dengan

tantangan untuk menunjukkan stabilitas nilai

perusahaan dalam perspektif investor. Penelitian

ini memilih perusahaan perbankan yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia sebagai objek penelitian

karena beberapa alasan. Pertama bank

merupakan cerminan kepercayaan investor pada

stabilitas sistem keuangan dan sistem perbankan

suatu negara. Kedua, bank yang telah go public

mudah aksesibilitas laporan keuangannya

sehingga memudahkan di analisis untuk melihat

kinerja keuangan maupun manajerialnya.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara

empiris pengaruh revaluasi aset tetap terhadap

nilai perusahaan.

Tinjauan Teori

Revaluasi Aset

Revaluasi Aset adalah penilaian kembali

aset tetap perusahaan, yang diakibatkan adanya

kenaikan nilai aset tetap tersebut di pasaran atau

karena rendahnya nilai aset tetap dalam laporan

keuangan perusahaan yang disebabkan oleh

devaluasi atau sebab lain, sehingga nilai aset

tetap dalam laporan keuangan tidak lagi

Page 3: ANALISIS REVALUASI ASET BERBASIS PERPAJAKAN TERHADAP …

Jurnal Sosial Ekonomi dan Humaniora (JSEH) ISSN: 2461-0666

Volume 4 Nomor 2 2018 (PP. 71-82) e-ISSN: 2461-0720

73

mencerminkan nilai yang wajar. Berdasarkan

PSAK 16 yang baru, perusahaan dapat memilih

model biaya atau model revaluasi sebagai dasar

menilai aset setelah dimiliki. Aturan ini konsisten

dengan peraturan dalam IAS (Pardede, 2017).

Tujuan revaluasi aset tetap perusahaan

dimaksudkan agar perusahaan dapat melakukan

perhitungan penghasilan dan biaya lebih wajar

sehingga mencerminkan kemampuan dan nilai

perusahaan yang sebenarnya. Secara umum

kajian mengenai revaluasi aset tetap dapat dilihat

dari dua perspektif keilmuan yaitu akuntansi dan

perpajakan. Dalam perspektif akuntansi

revaluasi aset tetap telah diatur perlakuannya

dalam PSAK 16, sedangkan dalam perspektif

perpajakan revaluasi aset tetap, yang terkini,

diatur melalui PMK-79/PMK.03/2008 dan

khusus untuk Tahun Pajak 2015 dan 2016

melalui PMK-191/PMK.010/2015.

PSAK 16 menyebutkan bahwa revaluasi

merupakan salah satu kebijakan akuntansi yang

dapat dipilih oleh suatu entitas terhadap aset

tetapnya, disamping metode biaya. Jika suatu

entitas memilih menggunakan metode revaluasi

maka metode ini harus diterapkan secara

konsisten oleh perusahaan terhadap seluruh aset

tetap dalam kelompok yang sama. Perusahaan

tidak boleh hanya menggunakan metode

revaluasi sesekali untuk tujuan tertentu, tetapi

revaluasi harus dilakukan secara reguler.

Revaluasi aset tetap yang dilakukan pada

tahun pajak 2015 dan 2016 berdasarkan PMK

No. 191/PMK.010/2015 adalah lex specialis dari

ketentuan PMK-79/PMK.03/2015. Khusus

revaluasi aset tetap yang dilakuan oleh Wajib

Pajak pada tahun pajak 2015 dan 2016 diberikan

tarif khusus Pajak Penghasilan Final atas selisih

lebih nilai aset tetap setelah dinilai kembali.

Tarif khusus dimaksud yaitu 3% untuk

revaluasi yang dilakukan pada tahun 2015

sejak berlakunya PMK-191/PMK.010/2015

yaitu tanggal 20 Oktober 2015, 4% untuk

periode semester pertama tahun 2016, dan 6%

untuk periode semester kedua tahun 2016.

Nilai Perusahaan

Perusahaan merupakan penyatuan antara

berbagai kepentingan pemegang saham dan

manajemen yang bertujuan memaksimalkan nilai

perusahaan. Ini berarti memaksimalkan nilai

kekayaan pemegang saham adalah tujuan akhir

dari perusahaan. Naiknya harga saham berarti

peningkatan nilai perusahaan itu sendiri (nilai

pasar perusahaan). Harga saham yang tinggi

membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai

perusahaan yang tinggi akan membuat pasar

percaya tidak hanya dalam kinerja perusahaan

saat ini tetapi juga pada prospek masa depan

perusahaan. Sehingga dapat diartikan bahwa

nilai perusahaan adalah nilai sekarang dari

pendapatan yang diharapkan di masa mendatang

serta mencerminkan dampak atas keputusan

yang telah diambil oleh manajer keuangan

terhadap harga saham perusahaan (Wijaya, et.al.,

2010).

Perusahaan yang go public memiliki

karakteristik yang berbeda dari perusahaan pada

umumnya dalam hal perspektif nilai perusahaan.

Bagi perusahaan go public selain menunjukkan

nilai seluruh aset, nilai perusahaan juga

tercermin dari nilai pasar atau harga sahamnya,

sehingga semakin tinggi harga saham

mencerminkan tingginya nilai perusahaan

(Afzal, 2011). Harga saham juga dapat sebagai

indikator keberhasilan manajemen dalam

mengelola aset perusahaan, sedangkan nilai

perusahaan publik ditentukan oleh pasar saham.

Weston dan Copelan (2004) dalam

Purnamasari (2015) menyatakan terdapat

beberapa metode yang dapat digunakan untuk

menganalisis nilai perusahaan. Metode-metode

tersebut antara lain Price Earning Ratio (PER),

Price to Book Value (PBV), dan Tobin’s-Q.

Tobin’s Q merupakan mekanisme menganalisis

nilai pasar dari suatu perusahaan dengan

membandingkan nilai pasar suatu perusahaan

yang terdaftar di pasar keuangan dengan nilai

penggantian aset (asset replacement value)

perusahaan (Munawaroh dan Priyadi, 2014).

Tobin’s Q ditemukan oleh seorang pemenang

hadiah nobel dari Amerika Serikat yaitu James

Tobin. Tobin’s Q dapat dirumuskan sebagai

perbandingan nilai pasar aset dengan perkiraan

jumlah uang yang harus dikeluarkan untuk

mengganti seluruh aset tersebut pada saat ini.

Tobin’s Q memasukkan semua unsur utang

dan modal saham perusahaan, tidak hanya saham

biasa saja dan tidak hanya ekuitas perusahaan

yang dimasukkan namun seluruh aset

perusahaan. Dengan memasukkan seluruh aset

Page 4: ANALISIS REVALUASI ASET BERBASIS PERPAJAKAN TERHADAP …

Jurnal Sosial Ekonomi dan Humaniora (JSEH) ISSN: 2461-0666

Volume 4 Nomor 2 2018 (PP. 71-82) e-ISSN: 2461-0720

74

perusahaan berarti perusahaan tidak hanya

terfokus pada investor ekuitas saja tetapi juga

debt investor (Septiani, 2015)

Nilai perusahaan secara empiris

dipengaruhi oleh beberapa faktor determinan,

diantaranya adalah faktor ukuran perusahaan dan

profitabilitas. Perusahaan dengan total aset yang

besar menunjukkan kemampuan pengelolaan

cash flow yang baik serta menjanjikan prospek

bagus di masa mendatang, sebagaimana

pendapat Siregar (2005) serta Rachmawati dan

Triatmoko (2007) dalam Moeljadi (2014).

Sedangkan Bhattacarya (1979) dalam Hamidy

(2014) menyatakan bahwa profitabilitas tinggi

berkaitan dengan prospek perusahaan yang

bagus, sehingga memicu investor untuk

meningkatkan permintaan saham.

Pengembangan Hipotesis

Sejumlah penelitian telah dilakukan untuk

menginvestigasi pengaruh revaluasi aset

terhadap nilai perusahaan, namun hasilnya masih

inkonsisten. Braudel dan Walker (2011)

melakukan penelitian pengaruh revaluasi aset

tetap terhadap kinerja perusahaan di masa depan

dan tata kelola perusahaan yang kuat pada

perusahaan-perusahaan di Brazil. Hasil

penelitian menunjukkan hubungan yang negatif

antara revaluasi aset tetap dengan kinerja

perusahaan yang diukur dengan efisiensi dan

harga saham. Sementara itu Jamshidian dan

Sharifabadi (2016) menemukan bahwa revaluasi

memiliki pengaruh yang kuat dan signifikan

terhadap tingkat kembalian saham di Tehran

Stock Exchange.

Penelitian ini ingin menganalisis pengaruh

Revaluasi aset tetap yang diproksi pertambahan

bersih dari aset tetap yang dilakukan revaluasi (∆

Rev / net revaluation of fixed asset) sesuai

dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor

191/PMK.010/2015 terhadap nilai perusahaan.

Nilai perusahaan diproksikan dengan Tobin’s Q

dengan pertimbangan mekanisme analisis nilai

pasar dari suatu perusahaan dilakukan

membandingkan nilai pasar suatu perusahaan

yang terdaftar di pasar keuangan dengan nilai

penggantian aset (asset replacement value).

Tobin’s Q memasukkan semua unsur utang dan

modal saham perusahaan, tidak hanya saham

biasa saja dan tidak hanya ekuitas perusahaan

yang dimasukkan namun seluruh aset

perusahaan. Sehingga perusahaan tidak hanya

terfokus pada satu tipe investor saja yaitu

investor dalam bentuk saham namun juga untuk

kreditur karena sumber pembiayaan operasional

perusahaan bukan hanya dari ekuitasnya saja

tetapi juga dari pinjaman yang diberikan oleh

kreditur.

Penelitian yang dilakukan mengambil

pendekatan yang sama dengan penelitian

Jamshidian dan Sharifabadi (2016). Revaluasi

aset tetap dipandang sebagai kebijakan akuntansi

yang tepat untuk meningkatkan modal yang

selanjutnya mampu meningkatkan nilai

perusahaan dan mempengaruhi pengambilan

keputusan oleh investor maupun kreditur. . Oleh

karena itu hipotesis yang diajukan adalah:

H1. Revaluasi Aset Tetap berpengaruh positif

dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan

Metode Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian

ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI). Purposive

sampling digunakan untuk memilih sampel

dengan kriteria perusahaan perbankan yang

laporan keuangannya bisa dikases di idx.co.id

tahun 2015-2016 serta perusahaan yang

memanfaatkan fasilitas perpajakan dengan

berlakunya PMK-191/PMK.010/2015, maupun

yang tidak memanfaatkan untuk revaluasi aset.

Variabel dalam penelitian ini meliputi:

1. Revaluasi Aset Tetap

Dalam penelitian ini proxy yang digunakan

untuk revaluasi aset tetap adalah

pertambahan bersih aset yang direvaluasi (∆

Rev/net revaluation of fixed asset), dengan

formula sebagai berikut:

∆ Rev = ITERFA x inverted tax rate RFA

Keterangan:

∆ Rev : Nilai Revaluasi Aset

ITERFA : Income Tax Expense for

Revaluation of Fixed Assets (Beban Pajak

Penghasilan atas

Revaluasi Aset Tetap)

inverted tax rate RFA : Tarif Pajak atas

Revaluasi Aset yang di-invert

Page 5: ANALISIS REVALUASI ASET BERBASIS PERPAJAKAN TERHADAP …

Jurnal Sosial Ekonomi dan Humaniora (JSEH) ISSN: 2461-0666

Volume 4 Nomor 2 2018 (PP. 71-82) e-ISSN: 2461-0720

75

2. Nilai Perusahaan

Dalam penelitian ini proxy yang digunakan

untuk nilai perusahaan adalah Tobin’s Q.

Modifikasi versi Chung dan Pruit (1994)

secara konsisten telah digunakan karena

kesederhanaan dalam berbagai simulasi

(Sudiyatno dan Puspitasari, 2011). Adapun

formulasi Tobin’s Q versi Chung dan Pruit

(1994) adalah sebagai berikut:

Q =(MVS + D)

FA

Keterangan:

Q = nilai perusahaan

MVS = Market Value of all outstanding Shares

D = nilai buku dari total hutang

FA = Firm’s assets

Market Value of all Outstanding Shares

(MVS) merupakan nilai pasar saham yang

diperoleh dari perkalian jumlah saham yang

beredar dengan harga saham (Outstanding

Shares x Stock Price). Sedangkan Debt

merupakan besarnya nilai hutang, dimana nilai

ini dapat dihitung dengan menggunakan

persamaan sebagai berikut:

D = (AVCL – AVCA) + AVLTD

AVCL = Accounting value of the firm’s

Current Liablities

= Short Term Debt + Taxes Payable

AVCA = Accounting value of the firm’s

Current Assets

= Cash + Account Receivable +

Inventories

AVLTD = Accounting value of the firm’s Long

Term Debt

= Long Term Debt

3. Variabel Kontrol

Dalam penelitian ini ukuran perusahaan

digunakan sebagai variabel kontrol bersama-

sama dengan profitabilitas. Variabel kontrol

digunakan dengan tujuan untuk meminimalkan

pengaruh dari extraneous variabel, yaitu

variabel independen yang tidak berhubungan

dengan tujuan studi atau hipotesis yang akan

diuji, tetapi berpengaruh terhadap variabel

dependen (Ghozali, 2014:309). Jika variabel

dependen tidak bebas dari pengaruh extraneous

variabel, maka hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen sering

disebut confounded relationship.

a. Sebagai proksi dari ukuran perusahaan

(size), umumnya studi-studi menggunakan

logaritma natural dari total aset (Ln TA)

sebagai proksi. Hal tersebut untuk

mengurangi perbedaan signifikan antara

ukuran perusahaan yang terlalu besar dengan

ukuran perusahaan yang terlalu kecil. Nilai

total aset dibentuk menjadi logaritma natural

dengan tujuan untuk membuat data total aset

terdistribusi normal. Ukuran perusahaan

diukur dengan menggunakan formula

sebagai berikut:

Ukuran perusahaan (Size) = Ln of Total

Asset

b. Brigham dalam Moeljadi (2014)

mengungkapkan bahwa berdasarkan

Signaling Theory, profitabilitas yang tinggi

menunjukkan prospek perusahaan yang baik

sehingga investor akan merespon positif

yang selanjutnya akan meningkatkan nilai

perusahaan. Dalam penelitian ini proxy yang

digunakan untuk profitabilitas adalah Rasio

Return on Assets (ROA) dengan formula

sebagai berikut:

ROA =Total Sales

Total Aset

Terdapat dua model yang diuji dalam penelitian

ini dengan menggunakan regresi berganda.

Model tersebut adalah:

1. Persamaan Regresi Linear untuk

menganalisis pengaruh Nilai Revaluasi Aset

Tetap terhadap Nilai Perusahaan dengan

Variabel Kontrol Ukuran Perusahaan dan

Profitabilitas

Y = a + b*X1 + c*X2 +

d*X3+ε

Dimana Y = Nilai Perusahaan (Tobins Q) ,

Nilai Revaluasi Aset Tetap (X1), variabel

Page 6: ANALISIS REVALUASI ASET BERBASIS PERPAJAKAN TERHADAP …

Jurnal Sosial Ekonomi dan Humaniora (JSEH) ISSN: 2461-0666

Volume 4 Nomor 2 2018 (PP. 71-82) e-ISSN: 2461-0720

76

kontrol Ukuran Perusahaan (X2) dan

Profitabilitas (X3).

2. Persamaan Regresi Linear untuk Revaluasi

Aset Tetap dengan variabel dummy terhadap

Nilai Perusahaan dan Variabel Kontrol

Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas

Y = a + b*X1 + c*X2 + d*X3

Berdasarkan persamaan regresi linear

tersebut akan diuji pengaruh dan signifikansi

variabel independen Revaluasi Aset Tetap

(dummy variable) (X1) terhadap variabel

dependen Nilai Perusahaan (Y), dengan

variabel kontrol Ukuran Perusahaan (X2) dan

Profitabilitas (X3). Variabel dummy

digunakan dengan mengakomodir seluruh

sampel perusahaan perbankan yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia yang merevaluasi

aset tetapnya memanfaatkan kebijakan PMK-

191/PMK.010/2015 pada tahun 2015 dan

2016 maupun yang tidak.

Hasil Penelitian

Berikut hasil Regresi Linear berganda dari

86 data tahun yang diperoleh dari 43 perusahaan

untuk menganalisis pengaruh Nilai Revaluasi

Aset Tetap terhadap Nilai Perusahaan dengan

Variabel Kontrol Ukuran Perusahaan dan

Profitabilitas disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 1

Hasil Regresi Nilai Revaluasi Aset

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.074 .439 2.448 .021

Revaluasi Asset .041 .021 .658 2.004 .056

Ukuran Perusahaan -.041 .024 -.568 -1.731 .095

Profitabilitas -.370 1.076 -.063 -.344 .734

Dimana R = .138

F = 1.386

Sig = .269

a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan

Sumber: diolah dari output SPSS versi 24.0

Berdasarkan Tabel 1 Hasil Analisis

Regresi diperoleh model regresi hubungan

Pengaruh Nilai Revaluasi Aset (X1), Ukuran

Perusahaan (X2), dan Profitabilitas (X3)

terhadap Nilai Perusahaan (Y), sebagai berikut:

Y = 1.074 + 0.041*X1 −

0.041*X2 − 0.370*X3

Hasil analisis tersebut menunjukkan

bahwa nilai koefisien untuk X1 menunjukkan

arah positif namun tidak signifikan dengan nilai

ρ value > α =0.05. dengan demikian hipotesis

yang diajukan dalam penelitian ini tidak dapat

didukung.

Selanjutnya hasil uji model kedua

disajikan dalam tabel 2 berikut:

Tabel 2

Hasil Regresi model dummy variabel

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.444 .158 9.159 .000

Revaluasi Asset -.018 .009 -.602 -2.094 .047

Ukuran Perusahaan -.001 .009 -.023 -.080 .937

Profitabilitas -.419 .381 -.169 -1.099 .282

Page 7: ANALISIS REVALUASI ASET BERBASIS PERPAJAKAN TERHADAP …

Jurnal Sosial Ekonomi dan Humaniora (JSEH) ISSN: 2461-0666

Volume 4 Nomor 2 2018 (PP. 71-82) e-ISSN: 2461-0720

77

Dimana R = 0.407

F = 5.728

Sig. = 0.004

a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan

Sumber: diolah dari output SPSS versi 24.0

Berdasarkan Tabel 4.2 Hasil Analisis

Regresi diperoleh model regresi hubungan

Revaluasi Aset (X1), Ukuran Perusahaan (X2),

dan Profitabilitas (X3) terhadap Nilai

Perusahaan (Y), sebagai berikut:

Y = 1.444 − 0.018*X1 − 0.001*X2 - 0.419*X3

Hasil tersebut menunjukkan bahwa

koefisien untuk Revaluasi aset dengan indikator

variabel dummy menunjukkan koefisien negatif

dengan nilai signifikansi lebih kecil dari α.

Dengan kata lain Revaluasi aset berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Revaluasi Aset Tetap berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Artinya

semakin tinggi Revaluasi Aset Tetap yang

dilakukan oleh perusahaan, maka Nilai

Perusahaan akan semakin menurun. Hasil ini

membuktikan bahwa hipotesis penelitian

Revaluasi Aset Tetap berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Nilai Perusahaan ditolak.

Hasil penelitian ini konsisten dengan

penelitian yang dilakukan oleh Braudel dan

Walker (2011) di Brazil yang menunjukkan

menunjukkan hubungan negatif revaluasi

terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan

efisiensi dan harga saham. Menggunakan data

849 perusahaan yang terdaftar di Sao Paulo

Stock Exchange dalam periode tahun 1998

sampai dengan 2004 di peroleh fakta bahwa

revaluasi aset tetap berpengaruh negatif

terhadap kinerja masa depan perusahaan, harga

saham, dan tingkat kembalian. Lebih lanjut

ditemukan fakta motif pengambilan keputusan

untuk melakukan revaluasi aset tetap

berhubungan dan berpengaruh negatif terhadap

nilai index perusahaan pada Brazilian Corporate

Governance Index (BCGI). Namun berpengaruh

positif pada hutang dan likuiditas. Artinya

bahwa motivasi pengambil keputusan di Brazil

untuk melakukan revaluasi adalah memoles

laporan keuangan agar relevan bagi kreditor

untuk memberikan pinjaman sesuai yang

diharapkan perusahaan.

Hasil penelitian berlawanan dengan

penelitian Jamshidian dan Sharifabadi (2016)

dengan penelitiannya di Teheran Stock

Exchange. Hasil penelitian menunjukkan

hubungan yang signifikan peningkatan modal

berbentuk aset karena revaluasi maupun sumber

lainnya terhadap kinerja perusahaan di masa

depan. Studi lain yang membuktikan relevansi

revaluasi aset dilakukan oleh Jaggi dan Tsui

(2001) dengan perusahaan Hong Kong pada

periode 1991 sampai 1995, di mana mereka

mengidentifikasi bahwa revaluasi aset relevan

secara positif berpengaruh pada nilai

perusahaan. Namun lagi-lagi penelitian terdapat

perbedaan dengan penelitian terdahulu Standish

dan Ung (1982) yang tidak menemukan hasil

yang signifikan di Inggris dengan menggunakan

sampel dari 232 perusahaan antara tahun 1964

dan 1973, dengan menggunakan uji Capital

Asset Pricing Model (CAPM). Mereka

menunjukkan bahwa revaluasi saja tidak

menghasilkan sinyal positif yang signifikan

dengan pengembalian.

Efek negatif dari revaluasi aset tetap

terhadap nilai perusahaan dalam penelitian ini

adalah bersifat semu. Hal ini disebabkan

penambahan aset perusahaan yang terjadi tidak

berasal dari penambahan atau pembelian aset

baru, melainkan dari aset tetap lama yang

kemudian dilakukan penilaian kembali sehingga

nilai aset tetap tersebut relevan dengan nilai

pasar pada saat sekarang. Disisi lain tidak terjadi

penambahan pembiayaan oleh investor atau

pemegang saham, atau oleh kreditur melalui

penambahan hutang atau liabilitas perusahaan.

Hal ini menyebabkan nilai perusahaan yang di

analisis dengan metode Tobin’s Q hanya

bertambah besar pada sisi penyebutnya, tanpa

diimbangi oleh bertambah besarnya sisi

pembilangnya. Sehingga semakin besar

revaluasi aset t etap yang dilakukan oleh

perusahaan maka akan semakin kecil nilai

Page 8: ANALISIS REVALUASI ASET BERBASIS PERPAJAKAN TERHADAP …

Jurnal Sosial Ekonomi dan Humaniora (JSEH) ISSN: 2461-0666

Volume 4 Nomor 2 2018 (PP. 71-82) e-ISSN: 2461-0720

78

perusahaan. Selisih lebih revaluasi aset tetap

pada perusahaan-perusahaan perbankan yang

melakukan revaluasi memanfaatkan PMK-

191/PMK.010/2015, dibukukan dalam akun

tersendiri di Neraca di sisi Ekuitas diluar modal

saham yang ditempatkan dan disetor penuh,

serta tidak mempengaruhi saldo laba

perusahaan. Perlakuan ini tentu membedakan

selisih lebih revaluasi aset tetap dari Market

Value of all a Outstanding Shares atau nilai

pasar saham perusahaan yang menjadi faktor

dalam analisis nilai perusahaan dengan metode

Tobin’s Q. Sehingga penambahan nilai aset tetap

karena revaluasi tersebut justru akan

memperkecil nilai Q dari perusahaan. Untuk itu

sebagai pertimbangan oleh peneliti selanjutnya

yang mengkaji hubungan revaluasi aset tetap

terhadap Nilai Perusahaan, dapat menggunakan

alternatif metode analisis Nilai Perusahaan

dengan metode lain selain Tobin’s Q yaitu Price

Earning Ratio (PER), Price to Book Value

(PBV), atau metode yang lainnya.

Hasil analisis regresi linear dengan

menggunakan dummy menunjukkan revaluasi

aset tetap berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap Nilai Perusahaan. Hasil penelitian ini

juga konsisten dengan penemuan Rangel et.al.

(2003) yang melakukan penelitian di Brazil. Di

Brasil, hanya sedikit penelitian tentang revaluasi

aset tetap. Rangel et.al. (2003) melakukan

penelitian pada perusahaan di Brasil dari tahun

1998 sampai 2001. Mereka menggunakan

Market to Book Ratio dan diperoleh hasil

penelitian bahwa dengan atau tanpa melakuan

revaluasi aset tetap dan biaya penangguhan tidak

ada perbedaan di antara rata-rata Market to Book

Ratio.

Revaluasi aset tetap dalam kajian teori

disebutkan dapat dilihat dari dua perspektif

disiplin keilmuan yaitu akuntansi dan

perpajakan, masing-masing mempunyai

perlakuan sekaligus implikasi sendiri-sendiri.

Dari sisi perpajakan revaluasi aset tetap untuk

tujuan perpajakan melalui PMK-

191/PMK.010/2015 tersebut memang

memberikan penawaran yang sangat menarik

menimbang tarif khusus yang ditawarkan bagi

pemanfaatnya. Reduksi tarif Pajak Penghasilan

Final atas selisih lebih revaluasi hingga menjadi

tarif 3%, 4%, atau 5%, tergantung pelaksanaan

revaluasi aset-nya, dari tarif normal yang

berlaku yaitu sebesar 10%, membuat banyak

kalangan umumnya dan insustri perbankan pada

khususnya tertarik untuk memanfaatkan. Belum

lagi insentif tidak langsung berupa

berkurangnya Penghasilan Neto sebelum Pajak

(EBIT) yang akan dikurangi dengan beban

penyusutan aset tetap yang telah direvaluasi,

yang selanjutnya akan mengecilkan pembayaran

Pajak Penghasilan Perusahaan secara global.

Revaluasi menurut akuntansi merupakan

suatu kebijakan akuntansi yang dapat dipilih

oleh perusahaan terhadap aset tetapnya

disamping model biaya, sebagaimana diatur

dalam PSAK 16 tentang Aset Tetap. PSAK 16

yang terakhir di revisi pada tahun 2015,

mengatur bahwa apabila perusahaan memilih

model revaluasi aset tetap maka perubahan

kebijakan aktiva tersebut harus dilakukan secara

konsisten. Sekali entitas memilih melakukan

model atau metode revaluasi, entitas tersebut

tidak bisa kembali ke model historical cost.

Asumsinya informasi fair value lebih relevan

dibanding informasi historical cost. Revaluasi

harus dilakukan secara reguler dan harus

dilakukan untuk seluruh aset dalam kelompok

yang sama. Artinya jika satu aset direvaluasi, hal

itu juga harus dilakukan terhadap aset di kelas

yang sama. Misalnya entitas merevaluasi

sebidang tanah, dia harus merevaluasi seluruh

tanah yang dimiliki. Tidak bisa memilih sesuai

keinginan (cherry picking), akuntansi harus

diterapkan secara konsisten karena PSAK tidak

mengizinkan hal-hal seperti itu. Kemudian

revaluasi juga tidak harus dilakukan setiap tahun

sepanjang nilai aset tidak berubah signifikan,

tetapi dilakukan secara reguler.

Perbedaan perspektif kedua disiplin

keilmuan yaitu akuntansi dan perpajakan

tersebut menjadi latar belakang keragu-raguan

dari perusahaan perbankan untuk memutuskan

untuk melakukan revaluasi aset-aset tetapnya.

Dari 43 sampel perusahaan perbankan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia terdapat 14

perusahaan perbankan yang tidak melakukan

revaluasi baik pada tahun 2015 maupun 2016.

Dengan jumlah perusahaan yang mengikuti

revaluasi aset yang lebih banyak,

memungkinkan terjadinya perbedaan hasil akhir

Page 9: ANALISIS REVALUASI ASET BERBASIS PERPAJAKAN TERHADAP …

Jurnal Sosial Ekonomi dan Humaniora (JSEH) ISSN: 2461-0666

Volume 4 Nomor 2 2018 (PP. 71-82) e-ISSN: 2461-0720

79

analisis regresi berganda dengan Dummy

Variable.

Daya tarik berupa insentif perpajakan

dalam PMK-191/PMK.010/2015 tidak cukup

membuat perusahaan perbankan untuk

memanfaatkannya dengan merevaluasi aset

tetapnya. Penelitian- penelitian terdahulu

membuktikan adanya inkonsistensi hasil dari

determinant factor tertentu yang diduga

berpengaruh terhadap keputusan melakukan

revaluasi. Penelitian Seng dan Su (2010) ukuran

perusahaan berpengaruh secara signifikan

terhadap keputusan untuk melakukan revaluasi.

Hasil penelitian tersebut konsisten dengan

penelitian Tay (2009) dan Barac dan Sodan

(2011) di Kroasia. Namun hasil berbeda

ditunjukkan dalam penelitian Yulistia, Fauziati,

Minovia, Khairati (2015) yang melakukan

penelitian pada perusahaan manufaktur di

Indonesia dalam rentang waktu 2012 sampai

dengan 2013. Penelitian tersebut menunjukkan

bahwa variabel leverage, operating cash flow,

firm size, dan fixed asset intensity tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap

revaluasi aset tetap. Artinya perbedaan hasil

penelitian yang dimungkinkan karena adanya

perbedaan karakteristik dari perusahaan dan

pasar modal di Indonesia dengan perusahaan dan

pasar modal di luar negeri.

Secara umum perusahaan-perusahaan go

public yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia

konservatif pada metode biaya dibandingkan

metode revaluasi. Penelitian Kurniawati (2013)

menunjukkan dari 405 laporan keuangan

perusahaan yang terdaftar di BEI, 395

diantaranya menggunakan metode biaya.

Adapun yang menggunakan metode revaluasi

hanya 6 perusahaan. Sedangkan dari 6

perusahaan yang menggunakan metode

revaluasi tersebut, cenderung tidak

mengungkapkan periode revaluasi yang akan

dilakukan terhadap aktiva tetapnya. Lebih jauh

pengungkapan mengenai kebijakan revaluasi

yang dilakukannya belum lengkap di disclose

dalam catatan atas laporan keuangannya. Cost

dan benefit penggunaan metode revaluasi

dibandingkan metode biaya masih menjadi

pertimbangan yang sangat rumit dari

perusahaan. Sehingga kedepan diperlukan

adanya kebijakan yang massive baik dari sisi

akuntansi maupun perpajakan yang dapat

digunakan untuk menarik perhatian dari

perusahaan untuk menggunakan metode

revaluasi. Kebijakan tersebut dapat berupa

pemberian fasilitas terkait pengenaan pajak atas

revaluasi, revisi atau perbaikan standar

akuntansi tentang revaluasi aktiva tetap, dan

sebagainya. Dengan demikian metode revaluasi

dianggap populer bagi perusahaan dalam

menilai aktiva tetapnya karena metode ini

memberikan berbagai keuntungan komersial

bagi entitas yang menerapkannya. Dalam

metode revaluasi, nilai sesungguhnya atau nilai

wajar dari aset dapat tercermin dalam laporan

keuangan sehingga memudahkan pengambilan

keputusan oleh para stakeholders.

Simpulan

Berdasarkan uraian hasil penelitian dapat

diperoleh bukti empiris bahwa revaluasi aset

tetap berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap Nilai Perusahaan. Efek negatif dari

revaluasi aset tetap terhadap nilai perusahaan

dalam penelitian ini adalah bersifat semu. Hal

tersebut disebabkan penambahan aset

perusahaan yang terjadi tidak berasal dari

penambahan atau pembelian aset baru,

melainkan dari aset tetap lama yang kemudian

dinilai kembali sehingga nilainya relevan

dengan nilai pasar aset tetap tersebut pada saat

sekarang. Disisi lain tidak terjadi penambahan

pembiayaan oleh investor atau pemegang

saham, atau oleh kreditur melalui penambahan

hutang atau liabilitas perusahaan.

Selisih lebih revaluasi aset tetap pada

perusahaan-perusahaan perbankan yang

melakukan revaluasi memanfaatkan PMK-

191/PMK.010/2015, dibukukan dalam akun

tersendiri di Neraca di sisi Ekuitas diluar modal

saham yang ditempatkan dan disetor penuh,

serta tidak mempengaruhi saldo laba

perusahaan. Dengan kontra akun aset tetap yang

telah direvaluasi sehingga nilainya bertambah,

analisis Nilai Perusahaan dengan metode

Tobin’s Q hanya akan menambah semakin

kecilnya Q sebagai representasi nilai

perusahaan.

Demikian halnya hasil analisis regresi

berganda dengan nilai revaluasi aset, hasil

analisis menunjukkan bahwa revaluasi

berpengaruh positif tidak signifikan, sehingga

Page 10: ANALISIS REVALUASI ASET BERBASIS PERPAJAKAN TERHADAP …

Jurnal Sosial Ekonomi dan Humaniora (JSEH) ISSN: 2461-0666

Volume 4 Nomor 2 2018 (PP. 71-82) e-ISSN: 2461-0720

80

H1 ditolak. Kemungkinan yang menyebabkan

keengganaan perusahaan perbankan tidak

seluruhnya tertarik untuk melakukan revaluasi

aset tetapnya adalah perbedaan perspektif dua

disiplin keilmuan yaitu akuntansi dan

perpajakan mengenai perlakuan terhadap

revaluasi aset tetap. Hal tersebutlah yang

menjadi latar belakang keragu-raguan dari

perusahaan perbankan untuk memutuskan untuk

melakukan revaluasi aset-aset tetapnya.

Sehingga dalam kurun waktu 2015 dan 2016

hanya ada 29 perusahaan yang melakukan

revaluasi aset tetapnya memanfaatkan PMK-

191/PMK.010/2015.

Penelitian ini dapat digunakan sbagai

referensi bagi investor atau pun peneliti

selanjutnya yang menguji hubungan antara

revaluasi aset tetap dengan nilai perusahaan.

beberapa alternatif disarankan sebagai berikut

pertama, menggunakan populasi yang lebih

besar dan tidak hanya sebatas perusahaan

perbankan sebagaimana penelitian yang telah

dilakukan; kedua menggunakan metode analisis

nilai perusahaan selain Tobin’s Q dalam hal

melihat pengaruh nilai revaluasi aset tetap,

meskipun secara empiris Tobin’s Q adalah

metode yang paling relevan karena banyaknya

unsur yang dipertimbangkan didalam

analisisnya.

Bagi pemerintah selaku pembuat

kebijakan revaluasi aset tetap melalui PMK-

191/PMK.010/2015 dapat disampaikan

masukan bahwa dalam hal akan menerbitkan

peraturan yang sejenis terkait revaluasi aset tetap

agar mempertimbangkan waktu antara

penerbitan dan pemberlakuan kebijakan itu

sendiri. PMK-191/PMK.010/2015 diterbitkan

pada tanggal 20 Oktober 2015 dan mulai berlaku

pada yang sama. Tentu dengan periode

pemanfaatan tarif khusus revaluasi aset tetap

yang hanya sampai dengan smester ke II Tahun

2016 banyak hal yang dipertimbangkan dan

diperhitungkan oleh masyarakat Wajib Pajak

untuk memanfaatkan kebijakan dimaksud. Cost

and benefit tentu menjadi faktor utama yang

dipertimbangkan, namun ketika waktu juga

terlalu sempit, terlebih untuk mendapatkan

manfaat maksimal tarif terendah, hal tersebut

menjadi kurang leluasa bagi pemanfaatnya

untuk berkeputusan untuk memanfaatkan atau

tidak.

DAFTAR PUSTAKA

Aboody, D., & Barth, M. E., & Kasznik, R.

1999. Revaluations Of Fixed Assets And

Future Firm Erformance, Evidence

From The Uk. Journal Of Accounting

And Economics, 26 (1– 3),149–178.

Afzal, Arie. 2012. Pengaruh Keputusan

Investasi, Keputusan Pendanaan, dan

Kebijakan Dividen Terhadap Nilai

Peusahaan. Skripsi. Fakultas Ekonomi

Dan Bisnis. Universitas Diponegoro:

Semarang.

Bambang Sudiyatno dan Elen Puspitasari. 2010.

Tobin’s Q dan Altman Z – Score Sebagai

Indikator Pengukuran Kinerja

Perusahaan (Tobin's Q and Altman

Zscore As Indicators Of Performance

Measurement Company). Kajian

Akuntansi.

Barac, Zeljana Aljinovic dan Slavko Sodan,

2011. Motives For Asset Revaluation

Policy Choice In Croatia, Croation

Operational Research Review (Crorr),

Vol 2.

Brigham, E.F. dan L.C. Gapenski. 2006.

Intermediate Financial Management. 7th

Edition. Sea Harbor Drive: The Dryden

Press, New York.

Broedel, L. A. & Walker, M. 2010. Asset

Revaluation, Future Firm Performance

and Firm-Level Corporate Governance

Arrangements: New Evidence From

Brazil. Br. Accounting Rev., 44: 53-67.

Cotter, J., & Zimmer, I. 1995. Asset

Revaluations And Assessment Of

Borrowing Capacity. Abacus, 31(2), Pp.

136–151.

Cotter, J., & Zimmer, I. 2003. Disclosure Versus

Recognition: The Case Of Asset

Revaluations. Asia-Pacific Journal Of

Accounting And Economics, 10 (1), 81-

99.

Febrianti, M. 2012. Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Nilai Perusahaan Pada

Industri Pertambangan Di Bursa Efek

Indonesia. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi

14(2): 141-156.

Page 11: ANALISIS REVALUASI ASET BERBASIS PERPAJAKAN TERHADAP …

Jurnal Sosial Ekonomi dan Humaniora (JSEH) ISSN: 2461-0666

Volume 4 Nomor 2 2018 (PP. 71-82) e-ISSN: 2461-0720

81

Firmansyah, E., & Sherlita, E. 2012. Pengaruh

Negosiasi Debt Contracts Dan Political

Cost Terhadap Perusahaan Untuk

Melakukan Revaluasi Aset Tetap ( Studi

Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar

Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010),

Jurnal Akuntansi. Universitas

Widyatama, Bandung.

G. Sharpe, Ian & G Walker, R. 1975. Asset

Revaluation And Stock Market Prices.

Journal Of Accounting Research. 13.

10.2307/2490366.

Ghozali, I. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate

Dengan Program IBM SPSS 23. Badan

Penerbit Universitas Diponegoro.

Semarang.

Hamidy, Rahman Rusdi. 2014. “Pengaruh

Struktur Modal Terhadap Nilai

Perusahaan Dengan Profitbalitas Sebagai

Variabel Intervening Pada Perusahaan

Properti Dan Real Estate Di Bursa Efek

Indonesia. Tesis. Denpasar: Program

Studi Manajemen Universitas Udayana.

Dipublikasikan.

Hermuningsih, Sri. 2013. Profitability, Growth

Opportunity, Capital Structure And The

Firm Value. Bulletin Of Monetary,

Economics And Banking. Pp: 116- 136.

Iatridis, George Emmanuel, 2011. Incentives

For Fixed Asset Revaluations: The UK

Evidence, Journal Of Applied

Accounting Research, Vol. 13, No. 1.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2012. Standar

Akuntansi Keuangan, Ikatan Akuntan

Indonesia, Jakarta.

Jaggi, B. dan J. Tsui (2001), ‘Management

Motivation and Market Assessement:

Revaluations Of Fixed Assets’, Journal

Of International Financial Management

And Accounting, 12 (2), 160-187.

Jamshidian, A, and Sharifabadi, A. 2016. The

Relationship Between Fixed

Assets’revaluation and Future

Performance Of Companies Listed On

Tehran Stock Exchange. International

Business Management 10 (Special Issue

1).

Khairati, Adzkya, 2015. Pengaruh Leverage,

Firm Size dan Fixed Asset Intensity

Terhadap Keputusan Perusahaan

Melakukan Revaluasi Aset Tetap,

Skripsi, Universitas Bung Hatta, Padang.

Kurniawati, Heny. (2013). Analisis Dan Tren

Penggunaan Accounting Choice Yang

Dilakukan Perusahaan Di Indonesia

Pasca Adopsi IFRS. Binus Business

Review. 4. 765.

10.21512/Bbr.V4i2.1392.

Mahendra, A., Artini, L. G. S. & Suarjaya, A. A.

G. 2012. Pengaruh Kinerja Keuangan

Terhadap Nilai Perusahaan Pada

Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek

Indonesia. Jurnal Manajemen, Strategi

Bisnis, Dan Kewirausahaan. 6(2), 130-

138.

Missonier-Pierra, Franck. 2007. Motives For

Fixed-Asset Revaluation: An Empirical

Analysis With Swiss Data. The

International Journal Of Accounting,

2007, Vol. 42, Issue 2, 186-205.

Moeljadi. 2014. Factors Affecting Firm Value :

Theoretical Study On Public

Manufacturing Firms In Indonesia.

South East Asia Journal Contemporary

Business, Economical And Law. 5(2):

Pp: 6-15.

Munawaroh, Aisyatul dan Maswar Patuh

Priyadi. 2014. Pengaruh Profitabilitas

Terhadap Nilai Perusahaan Dengan

Corporate Social Responsibility Sebagai

Variabel Moderating. Jurnal Ilmu &

Riset Akuntansi Vol. 3 No. 4 (2014).

Pardede, Tiolina Evi Nausta. 2017. “Revaluasi

Aset Tetap Menurut PSAK 16”, Jurnal

Akuntansi. STIE Perbanas. Jakarta.

Https://Dosen.Perbanas.Id/ (Diakses

Pada Tanggal 2 Agustus 2017).

Peraturan Menteri Keuangan No.

79/PMK.03/2008 “Tentang Penilaian

Kembali Aktiva Tetap Perusahaan Untuk

Tujuan Perpajakan”

Peraturan Menteri Keuangan No.

191/PMK.010/2015 “Penilaian Kembali

Aktiva Tetap Untuk Tujuan Perpajakan

Bagi Permohonan Yang Diajukan Pada

Tahun 2015 dan Tahun 2016”

Purnomosidi. L, Suhadak, Hermanto Siregar, M.

Dzulkirom. 2014. The Influences Of

Company Size, Capital Structure, Good

Page 12: ANALISIS REVALUASI ASET BERBASIS PERPAJAKAN TERHADAP …

Jurnal Sosial Ekonomi dan Humaniora (JSEH) ISSN: 2461-0666

Volume 4 Nomor 2 2018 (PP. 71-82) e-ISSN: 2461-0720

82

Corporate Governance, Inflation,

Interest Rate, And Exchange Rate Of

Financial Performance And Valueof The

Company. Interdisciplinary Journal Of

Contemporary Research In Business, Vol

5, No 10.

Septiani, Aditya. 2015. Pengaruh Cash Holdings

Terhadap Nilai Perusahaan. Diponegoro

Journal Of Accounting. Vol. 4, No. 4.

Standish, P. E. M., & Ung, S.-I. 1982. Corporate

Signaling, Asset Revaluations and The

Stock Prices Of British Companies. The

Accounting Review, 57(4), Pages 701-

715.

Stay, Ink, 2009. Fixed Asset Revaluation:

Management Incentives And Market

Reactions, Thesis, Lincoln University,

New Zealand.

Trisnawati, Estralita. 2005. Perbedaan Antara

Kebijakan Akuntansi Dan Perpajakan

Dalam Aktiva Tetap”, Jurnal Akuntansi.

Universitas Tarumanegara . Jakarta.

www.Jurnal.pdii.lipi.go.id. (Diakses

Pada Tanggal 2 Agustus 2017).

Weston J.Fred Dan Copeland E.Thomas. 2004.

Manajemen Keuangan. Edisi Sembilan.

Jakarta: Binarupa Aksara.

Wiagustini, Ni Luh Putu dan Pertamawati, Ni

Putu. 2015. Pengaruh Risiko Bisnis dan

Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur

Modal Dan Nilai Perusahaan Pada

Perusahaan Farmasi Di Bursa Efek

Indonesia. Jurnal Manajemen, Strategi

Bisnis Dan Kewirausahaan,. ISSN 2302-

8890.

Wijaya, H., Ivan dan H. Darmawan. 2014.

Analisis Faktor Fundanmental Terhadap

Harga Saham Pada Perusahaan

Manufaktur di BEI Periode 2009-2011.

Jurnal Akuntansi 18(2):256-257.