Upload
hoangtram
View
239
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS SEMIOTIK PESAN DAKWAH DALAM
VIDEO KLIP DEMI MATAHARI KARYA SNADA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
Nurul Fauziah
NIM: 109051000039
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H /2015 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah
saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli
saya atau merupakan jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Ciputat, 13 Januari 2015
Nurul Fauziah
i
ABSTRAK
Nurul Fauziah
109051000039
Analisis Semiotik Pesan Dakwah Dalam Video Klip Demi Matahari Karya
Snada
Video klip Demi Matahari adalah sebuah lagu karya grup nasyid Snada
yang terdapat di album ke 9. Video klip yang berdurasi selama 3 menit 41 detik
ini mencoba menguraikan tentang penggambaran makna dari surat As-Syams ayat
1-10 yang digambarkan melalui potongan-potongan gambar yang sederhana.
Dari pernyataan diatas, muncul pertanyaan yang dapat dirumuskan yakni
bagaimana penggambaran makna ikon, indeks dan simbol dalam video klip Demi
Matahari karya Snada?
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis semiotik. Analisis semiotik
merupakan cara atau metode untuk menganalisis dan memberikan makna-makna
terhadap lambang-lambang yang terdapat dalam suatu pesan atau teks. Sumber
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan
sekunder. Sumber data primer berasal dari apa yang diperoleh dari rekaman video
klip Demi Matahari, sedangkan sumber data sekunder berasal dari studi
kepustakaan.
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teori semiotik
Charles Sanders Peirce. Objek dalam penelitian ini adalah potongan-potongan
gambar pada video klip Demi Matahari.
Penelitian ini mendapatkan data bahwa penggambaran ikon dalam video
klip ini ditandai dengan foto personil Snada dan suara lantunan lagu Demi
Matahari. Indeks dalam video klip ini ditandai dengan adanya hubungan antara
visual foto tersebut dengan lantunan nyanyian lagu demi Matahari. Simbol dalam
video klip ini bahwa Snada ingin menggambarkan makna dari surat As-Syams
melalui video klip ini. Pesan dakwah yang disampaikan sesuai dengan makna
surat As-Syams adalah anjuran Allah kepada setiap manusia untuk selalu
melakukan aneka perbuatan yang baik dan menjauhi perbuatan yang buruk.
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.wb
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala karunia yang
dicurahkan-Nya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan
baik. Shalawat serta salam tak lupa semoga tercurah kepada baginda Nabi
Muhammad SAW.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
sarjana strata satu (S1) pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat untuk
kawan-kawan mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam khususnya
dan kawan-kawan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada umumnya.
Skripsi dengan judul “Analisis Semiotik Pesan Dakwah Dalam Video Klip
Demi Matahari Karya Snada” merupakan karya yang memiliki banyak tantangan
dalam proses penyelesaiannya. Namun, berkat bantuan serta motivasi dari
berbagai pihak, alhamdulillah skripsi ini dapat terselesaikan.
Selanjutnya penulis turut mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi
ini. Rasa terimakasih penulis ucapkan kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Arief Subhan,
MA, Pembantu Dekan Bidang Administrasi, Dr. Suparto, M.Ed, Wakil
Dekan Bidang Administrasi Umum, Drs. Jumroni, M.Si.
iii
2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Rachmat Baihaky,
MA, beserta Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fita
Fathurokhmah, M.Si, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
yang selalu siap membantu urusan akademik dan segala bimbingannya.
3. Para dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
memberikan berbagai pengarahan, pengalaman, serta bimbingannya
kepada penulis selama masa perkuliahan.
4. Khususnya kepada Ibu Siti Nurbaya, M.Si, selaku pembimbing skripsi
atas segala bimbingannya yang cukup sabar kepada penulis sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
5. Pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan pelayanan yang baik untuk menunjang
penulisan skripsi ini sampai akhir.
6. Segenap manager serta personil grup nasyid Snada, terimakasih atas
kesediannya meluangkan waktu untuk membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
7. Keluarga tercinta, terutama ayah Riswandi Nurdin dan ibu Elita Ilyas
S.Pd, kakak Ahmad Rifqi Riswandi, yang senantiasa mendukung dan
mendoakan penulis di setiap waktu demi kemudahan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
8. Teman-teman seperjuangan KPI B angkatan 2009, atas kebersamaan
selama ini dan kenangan-kenangan indah yang tidak terlupakan.
iv
9. Fitri Sani Najiha, Siti Nurfajri Subharani, Fikri Faisal Adli, Cholifah
Nur Asri, Nurul Uswah dan teman-teman lainnya yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu terimakasih atas segala bantuan dan
dukungan do’a serta cinta kasih selama kuliah sampai penulis
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
10. Dan kepada semua pihak yang secara langsung ataupun tidak langsung
yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi ini.
Walaupun demikian, karya tulis ini telah menjadi tanggung jawab penulis,
kritik dan saran sangat diharapkan dari pembaca. Semoga skripsi ini bermanfaat
bagi semua pihak.
Ciputat, 13 Januari 2015
Nurul Fauziah
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK …………………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR ………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………………… 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ……………………... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...…………………………. 5
D. Metodologi Penelitian …………...………………………… 6
E. Tinjauan Pustaka ……...…………………………………… 9
F. Sistematika Penulisan …………...…………………………. 10
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Umum Semiotik …………………………………. 12
1. Konsep Semiotik …………………………………... 12
2. Semiotika Charles Sanders Peirce ………………… 17
B. Tinjauan Umum Dakwah …………………………………. 23
1. Pengertian Dakwah ………………………….…..... 23
2. Unsur-unsur Dakwah …….....…………………….. 25
3. Tujuan Dakwah ………………………………...….. 31
C. Tinjauan Umum Video Klip ………………………………. 33
1. Pengertian Video Klip …………………………….. 33
2. Video Klip sebagai Media Dakwah ……………….. 33
vi
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Berdirinya Nasyid Snada …….………………..….. 35
1. Biodata Personil ………..………………………….. 37
2. Hasil Karya Nasyid Snada ………...………………. 42
3. Hasil Penghargaan Nasyid Snada .…………………. 44
4. Jingle Nasyid Snada ……………………………….. 44
5. Show Nasyid Snada ………………………………... 45
BAB IV ANALISIS DATA
A. Analisis Semiotik Video Klip Demi Matahari Karya Snada
dalam Semiotika Charles Sanders Peirce
……………………………………………………………… 47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ………………………………………………... 72
B. Saran …………………………………………………......... 73
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Video klip merupakan salah satu media komunikasi yang
berkembang seiring dengan kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi ini
tidak terlepas dari era globalisasi yang kian hari semakin menunjukkan
eksistensinya. Globalisasi merupakan suatu kondisi dimana batas-batas
geografis seolah-olah tidak ada. Penduduk dunia berada dalam ruang kaca
dimana mereka dapat melihat kejadian diluar daerahnya dengan jelas tanpa
perlu mendatangi daerah tersebut. Keadaan ini merupakan dampak dari
pesatnya perkembangan teknologi.1
Video klip sebagai media komunikasi berarti sebuah video klip
berfungsi sebagai sarana penyampaian pesan. Video klip telah digunakan
sebagai media penyampaian pesan moral, keagamaan, kritik sosial, dan
propaganda. Berfungsinya video klip sebagai sarana penyampaian pesan
moral ialah bilamana dalam video klip tersebut disampaikan materi
ataupun pesan moral yang divisualisasikan dalam sebuah adegan visual
yang diperankan oleh artis yang kita sebut sebagai video klip.
Berdakwah dengan segala bentuknya adalah wajib bagi setiap
muslim. Kegiatan dakwah itu harus bersifat dinamis sejalan dengan
1
Bakri Abbas, Komunikasi Internasional: Peranan dan Permasalahannya, (Jakarta:
IISIP, 2003), h.23.
2
perkembangan peradaban manusia. “Dakwah harus berdasarkan keaslian
sumbernya yaitu Al-Qur’an dan Hadist namun cara, sarana, serta strategi
yang digunakan harus seiring dengan perkembangan zaman, artinya
dakwah harus melihat situasi, kondisi, suasana, peristiwa, sikap,
keperluan, yang dikaitkan dengan sasaran, tetapi tetap dalam koridor yang
sesuai dengan ajaran agama”.2
Seiring dengan kemajuan teknologi informasi saat ini, media massa
seperti surat kabar, radio, televisi, internet dan bahkan sebuah video klip
juga dapat digunakan untuk kepentingan dakwah. Media tersebut dapat
memberikan kemudahan bagi para da’i untuk menyampaikan pesan
dakwahnya, dimana dakwah sebagai proses untuk menyampaikan
informasi kepada manusia agar mengikuti aturan-aturan Islam dan
menjauhi apa yang dilarang hingga tercapai kebahagiaan hidup baik di
dunia dan akhirat karena salah satu tujuan dakwah adalah menyeru kepada
yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar.
Islam adalah agama dakwah, yaitu agama yang menugaskan
ummatnya untuk menyebarkan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat
manusia. Sebagai rahmat bagi seluruh alam, Islam dapat menjamin
terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan ummat manusia, bilamana
2 Irwan Prayitno, Fiqhud Dakwah: Seri Pendidikan Islami, (Bekasi: Balai Pustaka
Tarbiatuna, 2002), Cet. Ke-1, h.75.
3
ajaran Islam yang mencakup segenap aspek kehidupan itu dijadikan
sebagai pedoman hidup dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh.3
Pada zaman Rasulullah SAW, proses penyampaian dakwah banyak
dilakukan melalui dakwah bil-lisan (ucapan) dan dakwah bil-hal
(perbuatan). Seiring dengan perkembangan zaman, saat ini, dakwah bil-
qalam atau dakwah melalui media cetak juga begitu efektif.
Dalam perkembangannya telah muncul dakwah melalui berbagai
metode dan berbagai cara. Semua itu dilakukan oleh para da’i untuk
mengajak umat ke jalan yang lurus, yakni jalan yang diridhoi oleh Allah
SWT. Merupakan suatu keharusan bagi juru dakwah agar tidak menempuh
jalan yang bertentangan dengan dakwah di dalam menyiarkan dakwah itu,
misalnya dengan cara perdebatan yang biasa digunakan orang sejak dahulu
sebagai cara yang berhasil untuk tabligh dakwah Islam, sehingga
disusunlah kitab-kitab yang menjelaskan prinsip-prinsip, dasar-dasar dan
kaidah-kaidahnya.4
Snada merupakan sebuah grup nasyid yang sudah cukup lama eksis
di tanah air. Grup nasyid yang sekarang beranggotakan 5 orang personil
ini terbentuk pada tahun 1991 dan merupakan pencetus (pionir) dari grup-
grup nasyid di Indonesia. Sampai saat ini, Snada sudah merilis video klip
3
Abd. Rosyad Shaleh, Manajemen Da’wah Islam, (Jakarta: Bulan bintang, 1993), Cet.
Ke-3, h. 1.
4 Amin Ahsan Ishlalahi, Metode Dakwah Menuju Jalan Allah, (Jakarta: PT. Litera
Antarnusa, 1985), Cet. Ke-1, h.72-73.
4
sebanyak hampir 25 buah. Termasuk di dalamnya, video klip Demi
Matahari.
Video klip Demi Matahari karya Snada yang berusaha
memvisualisasikan makna surat As-Syams dari ayat 1-10 ini dikemas
secara sederhana. Video klip yang dimana Snada berperan sebagai aktor
utamanya, juga ingin mencoba ikut berkontribusi dalam kegiatan
berdakwah melalui video klip.
Dakwah dan seni pada hakekatnya merupakan upaya untuk
mempengaruhi seseorang dalam bertindak dan berperilaku. Melalui
keduanya diharapkan dapat mengubah kepribadian baik secara individu
maupun kolektif. Dalam berdakwah terdapat banyak metode yang dipilih,
karena berdakwah tidak hanya berlangsung di atas mimbar, artinya da’i
berceramah di depan audience sementara audience hanya mendengarkan
saja, melainkan banyak cara yang dapat ditempuh diantaranya melalui
media, yakni melalui sebuah video klip.
Berdasarkan latarbelakang di atas, penulis termotivasi dan
berangkat untuk menulis skripsi dengan mengangkat sebuah judul:
“Analisis Semiotik Pesan Dakwah dalam Video Klip Demi Matahari
Karya Snada”.
5
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan judul dan latar belakang masalah, penelitian ini
dibatasi hanya pada video klip Demi Matahari karya Snada.
2. Perumusan Masalah
Mengacu pada batasan masalah, maka perumusan masalahnya adalah:
1. Bagaimana makna ikon dalam video klip Demi Matahari karya
Snada?
2. Bagaimana makna indeks dalam video klip Demi Matahari karya
Snada?
3. Bagaimana makna simbol dalam video klip Demi Matahari karya
Snada?
4. Apa pesan dakwah yang terkandung dalam video klip Demi
Matahari karya Snada?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan diatas, maka ada
beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, yaitu:
a. Untuk mengetahui makna ikon dalam video klip Demi
Matahari karya Snada.
b. Untuk mengetahui makna indeks dalam video klip Demi
Matahari karya Snada.
6
c. Untuk mengetahui makna simbol dalam video klip Demi
Matahari karya Snada.
d. Untuk mengetahui pesan dakwah yang terkandung dalam video
klip Demi Matahari karya Snada.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis. Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan tambahan referensi khususnya dalam kajian
pembuatan video klip sebuah grup musik yang tidak hanya
semata-mata untuk dinikmati saja namun juga bisa memiliki
sisi atau nilai dakwah Islam.
b. Manfaat Praktis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
inspirasi dan kontribusi bagi pekerja media. Bagi penulis,
penelitian ini bermanfaat untuk memberikan pengetahuan
tentang analisis semiotik yang terkandung dalam video klip
tersebut. Sedangkan untuk para pembaca dan masyarakat
diharapkan penelitian ini dapat memberi pelajaran untuk
senantiasa mengerjakan amal kebaikan dan menjauhi
keburukan atas segala apa yang dilarang oleh Allah.
D. Metodologi Penelitian
1. Paradigma Penelitian: konstruktivisme
Paradigma konsktruktivis, yaitu paradigma yang hampir
merupakan antithesis dari paham yang meletakkan pengamatan dan
objektivitas dalam menemukan suatu realitas atau ilmu pengetahuan.
7
Paradigma ini memandang ilmu sosial sebagai analisis sistematis terhadap
socially meaningful action melalui pengamatan langsung dan terperinci
terhadap pelaku sosial yang bersangkutan menciptakan dan
memelihara/mengelola dunia sosial mereka.5
2. Pendekatan Penelitian: kualitatif
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yaitu
penelitian yang tidak menggunakan data-data statistik dan jenis
penelitiannya adalah analisis deskriptif seperti yang di definisikan oleh
Jalaludin Rachmat sebagai metode yang hanya memaparkan situasi dan
peristiwa dan tidak mencari atau menjelaskan hubungan. Penelitian
deskriptif timbul karena adanya suatu peristiwa yang menarik perhatian
peneliti namun berum ada kerangka teoritis yang menjelaskannya.6
3. Metode Penelitian: Semiotika Charles Sanders Peirce
Analisis semiotika yang digunakan dalam penelitian ini mengacu
pada teori semiotik Charles Sanders Peirce melalui tanda-tanda yang
dimaknai olehnya sebagai ikon, indeks dan simbol. Menurut Lofland,
sumber utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, tindakan dan
selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan yang lainnya.7
5 Dedy N. Hidayat, Paradigma dan Metodologi Penelitian Sosial Empirik Klasik, (Jakarta:
Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia, 2003), h.3. 6 Jalaludin Rachmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2005), h. 24-25. 7 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
edisi revisi, 2007), h.4.
8
4. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah video klip Demi Matahari karya Snada
dan yang menjadi objek penelitian ini adalah potongan-potongan gambar
dalam video klip Demi Matahari karya Snada.
5. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui beberapa tahap:
a. Wawancara. Wawancara ini merupakan cara yang
penulis gunakan dalam rangka mengumpulkan data
dengan tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara
sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian.8
b. Dokumentasi. Dokumentasi adalah pendukung yang
memperkuat data primer yang didapat dari sumber
data. Dokumentasi adalah instrumen pengumpulan
data yang sering digunakan dalam berbagai metode
pengumpulan data. Dokumentasi bertujuan untuk
menggali data-data masa lampau secara sistematis
dan objektif untuk mendapatkan informasi yang
mendukung analisis dan interpretasi data.9 Adapun
dokumen dalam penelitian ini berupa dokumen
elektronik yaitu Soft Copy/Video video klip Demi
Matahari karya Snada.
8 Marzuki, Metodologi Riset, (Yogyakarta: BPFE-UII, 1995), h.62. 9 Rahmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: PT. Kencana Prenada
Media Group, 2007), h. 192-193.
9
6. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis data dari hasil temuan dalam video klip ini,
penelitian ini mengacu pada teori semiotik Charles Sanders Peirce yang
membagi tanda atas icon (ikon), index (indeks), dan symbol (simbol).
Adapun teknik analisis data yang penulis lakukan yakni dengan cara
mengumpulkan data yang diperoleh dan mengklasifikasikan setiap
potongan-potongan gambar sesuai dengan rumusan masalah penelitian.
Kemudian penulis menganalisis data dengan model semiotik Charles
Sanders Peirce dan tahap terakhir penulis menjabarkan dan menyimpulkan
data yang telah diperoleh.
D. Tinjauan Pustaka
Terdapat cukup banyak skripsi yang membahas tentang analisis semiotik.
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan di Perpustakaan Fakultas Dakwah
dan di Perpustakaan Utama dan penulis menemukan beberapa judul skripsi yang
hampir serupa, diantaranya:
1. Analisis Semiotika Terhadap Iklan ”Hidup Adalah Perbuatan”
Soetrisno Bachir, karya Sella Nurmaya Sari, Jurusan Komunikasi
dan Penyiaran Islam tahun 2009. Dalam penelitian tersebut, kasus
yang diangkat adalah media massa sebagai objek penelitian,
konsep yang digunakan, dan temuan analisa data menggunakan
analisis semiotik Charles Sanders Peirce. Perbedaannya dengan
skripsi penulis adalah video klip yang dijadikan sebagai objek
penelitian.
10
2. Analisis Semiotika Pesan Akhlak Dalam komik ESQ For Kids
Akulah Sang Pemenang, karya Alvionita Jayussarah, Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam tahun 2014. Perbedaan dengan
skripsi tersebut dengan yang penulis buat terletak pada objek yang
digunakan. Skripsi tersebut membahas tentang pesan akhlak dalam
komik, sedangkan penelitian yang penulis buat membahas tentang
pesan tauhid dalam video klip.
3. Analisis Semiotik Pesan Dakwah Syari’ah Islam Dalam Video Klip
Lagu ”The Choosen One” Maher Zain, karya Anah Ervina,
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam tahun 2014. Perbedaan
dengan skripsi tersebut dengan yang penulis buat terletak pada
teori yang digunakan. Teori yang digunakan adalah model semiotik
Roland Barthes, sedangkan yang penulis teliti menggunakan
Charles Sanders Peirce.
E. Sistematika Penulisan
Pembahasan dalam skripsi ini terdiri dari lima bab. Untuk memudahkan
pemahaman terhadap skripsi ini maka penulis menyusun sistematika penulisan
sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi
penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.
11
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi landasan teori dari berbagai referensi yang penulis
gunakan dalam penulisan skripsi ini.
BAB III GAMBARAN UMUM
Bab ini berisi sejarah berdirinya grup nasyid Snada, profil personil
grup nasyid Snada, hasil karya cipta grup nasyid Snada,
penghargaan grup nasyid Snada.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini berisi penjelasan dari hasil analisis semiotik pesan dakwah
dalam video klip Demi Matahari karya Snada.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Umum Semiotik
1. Konsep Semiotik
Semiotik atau semiologi merupakan terminologi yang
merujuk pada ilmu yang sama. Istilah semiologi lebih banyak
digunakan di Eropa sedangkan semiotik lazim dipakai oleh
ilmuwan Amerika. Istilah yang berasal dari kata Yunani semeion
yang berarti „tanda‟ atau „sign‟ dalam bahasa Inggris itu adalah
ilmu yang mempelajari sistem tanda seperti: bahasa, kode, sinyal,
dan sebagainya.1
Menurut danessi dan perron (1999: 68-70), tujuan utama
semiotika adalah memahami kemampuan otak kita untuk
memproduksi dan memahami tanda serta kegiatan membangun
pengetahuan tentang sesuatu dalam kehidupan manusia.2
Menurut John Fiske, studi semiotik dapat dibagi ke dalam
bagian sebagai berikut3:
a. Tanda itu sendiri. Wilayah ini meliputi kajian mengenai
berbagai jenis tanda yang berbeda, cara-cara berbeda
dari tanda-tanda di dalam menghasilkan makna, dan
1 http://id.wikipedia.org/wiki/Semiotika.
2 Benny H. Hoed, Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya, (Depok: Komunitas Bambu,
2011), h. 23. 3 John Fiske, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012),
Cet ke-1, h. 66.
13
cara tanda-tanda tersebut berhubungan dengan orang
yang menggunakannya. Tanda adalah konstruksi
manusia dan hanya bisa dipahami didalam kerangka
penggunaan/konteks orang-orang yang menempatkan
tanda-tanda tersebut.
b. Kode-kode atau sistem dimana tanda-tanda
diorganisasi. Kajian ini melingkupi bagaimana beragam
kode telah dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat atau budaya, atau untuk mengeksploitasi
saluran-saluran komunikasi yang tersedia bagi
pengiriman kode-kode tersebut.
c. Budaya tempat dimana kode-kode dan tanda-tanda
beroperasi. Hal ini pada gilirannya bergantung pada
penggunaan dari kode-kode dan tanda-tanda untuk
eksistensi dan bentuknya sendiri.
Semiotika berasal dari kata Yunani: semion, yang berarti
tanda. Dalam pandangan Piliang, penjelajahan semiotika sebagai
metode kajian ke dalam berbagai cabang keilmuan ini
dimungkinkan karena ada kecenderungan untuk memandang
berbagai wacana sosial sebagai fenomena bahasa. Dengan kata lain
bahasa dijadikan model dalam berbagai wacana sosial.4
4 Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, (Yogyakarta: Penerbit Jalasutra,
2008), h. 11.
14
Semiotik pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana
kemanusiaan memaknai hal-hal. Memaknai dalam hal ini tidak
dapat digabungkan dengan mengkomunikasikan. Memaknai berarti
bahwa objek-objek tidak hanya membawa informasi, dalam hal
mana objek-objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga
mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda.5
Dalam buku Semiotika Visual yang ditulis oleh Sumbo
Tinarbuko menyatakan bahwa semiotika memiliki dua tokoh, yakni
Ferdinand de Saussure (1857-1913) dan Charles Sanders Peirce
(1839-1914). Kedua tokoh tersebut mengembangkan ilmu
semiotika secara terpisah dan tidak mengenal satu sama lain.
Saussure di Eropa dan Peirce di Amerika Serikat. Latar belakang
keilmuannya adalah linguistik, sedangkan Peirce filsafat. Saussure
menyebut ilmu yang dikembangkannya semiologi (semiology).
Ada lima pandangan Saussure tentang prinsip dasar
semiotika yaitu pertama, signifier (penanda) dan signified
(petanda); kedua, form (bentuk) dan content (isi); ketiga, langue
(bahasa) dan parole (tuturan, ujaran); keempat, synchronic
(sinkronik) dan diachronic (diakronik); dan kelima, syntagmatic
(sintagmatik) dan associative (paradigmatik).6
Sedangkan Peirce menyebut ilmu yang dibangunnya
semiotika (semiotics). Bagi Peirce yang ahli filsafat dan logika,
5 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. Ke-
3, h.15.
6 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), h. 12.
15
penalaran manusia senantiasa dilakukan lewat tanda. Artinya,
manusia hanya dapat bernalar lewat tanda. Dalam pikirannya,
logika sama dengan semiotika dan semiotika dapat diterapkan pada
segala macam tanda (Berger, 2001:11-22). Dalam perkembangan
selanjutnya, istilah semiotika lebih populer dibanding semiologi.
Semiotika menurut Peirce adalah tidak lain dari sebuah nama lain
dari logika yakni doktrin formal tentang tanda-tanda.7
Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda
(sign), berfungsinya tanda, dan produksi makna. Tanda adalah
sesuatu yang bagi seseorang berarti sesuatu yang lain. Dalam
pandangan Zoest, segala sesuatu yang dapat diamati atau dibuat
teramati dapat disebut tanda. Karena itu, tanda tidaklah terbatas
pada benda. Adanya peristiwa, tidak adanya peristiwa, struktur
yang ditemukan dalam sesuatu, suatu kebiasaan, semua ini dapat
disebut tanda.
Banyak para tokoh yang menggeluti bidang semiotik atau
semiotika, diantaranya:8
a. Charles Sanders Peirce: Peirce terkenal karena teori
tandanya. Di dalam lingkup semiotika, Peirce, sebagaimana
dipaparkan Lechte, seringkali mengulang-ulang bahwa
secara umum tanda adalah yang mewakili sesuatu bagi
7 Kris Budiman, Semiotika Visual, (Yogyakarta: Penerbit Buku Baik, 2004), h. 3.
8 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. Ke-
3, h. 39-62.
16
seseorang. Berdasarkan objeknya, Peirce membagi tanda
atas icon (ikon), index (indeks), dan symbol (simbol).
b. Ferdinand de Saussure, sedikitnya ada lima pandangan
Saussure yang kemudian menjadi peletak dasar dari
strukturalisme Levi-Straus, salah satunya ialah signifier
(penanda) dan signified (petanda).
c. Roman Jakobson, Jakobson adalah salah seorang dari
teoretikus yang pertama-tama berusaha menjelaskan
komunikasi teks sastra. Pengaruh Jakobson pada semiotika
berawal pada abad-20. Menerangkan adanya fungsi bahasa
yang berbeda, yang merupakan faktor-faktor pembentuk
dalam setiap komunikasi verbal yakni addresser
(pengirim), message (pesan), adresse (yang dikirimi),
context (konteks), code (kode), dan contact (kontak).
d. Louis Hjelmslev, Hjelmslev mengembangkan sistem
dwipihak (dyadic system) yang merupakan ciri sistem
Saussure. Sumbangan Hjelmslev terhadap semiologi
Saussure adalah dalam menegaskan perlunya sebuah sains
yang mempelajari bagaimana tanda hidup dan berfungsi
dalam masyarakat. Dalam pandangan Hjelmslev, sebuah
tanda tidak hanya mengandung sebuah hubungan internal
antara aspek material (penanda) dan konsep mental
17
(petanda), namun juga mengandung hubungan antara
dirinya dan sebuah sistem yang lebih luas di luar dirinya.
2. Semiotika Charles Sanders Peirce
Peirce lahir dalam sebuah keluarga intelektual pada tahun
1839 (ayahnya, Benjamin adalah seorang professor matematika di
Harvard). Peirce menulis tentang berbagai masalah yang satu sama
lain tidak saling berkaitan, tentunya karena bidang yang
diminatinya sangat luas. Ia menekuni ilmu pasti dan alam, kimia,
astronomi, linguistik, psikologi, dan agama.
Teori dari Peirce menjadi ground theory dalam semiotik.
Hal ini berarti bahwa teori yang dikemukakan oleh Peirce
merupakan pondasi awal dalam mengkaji semiotika. Peirce
memandang tanda bukanlah sebagai sebuah struktur, melainkan
bagian dari proses pemahaman.
Bertolak dari pandangan Charles Sanders Peirce seorang
ahli matematika asal Amerika Serikat yang sangat tertarik kepada
persoalan tanda-tanda dan kemudian melakukan telaah dari
perspektif logika dan filsafat. Bagi Peirce, tanda mencakup
keberadaan yang luas termasuk pahatan, gambar, tulisan, ucapan
lisan, isyarat bahasa tubuh, musik dan lukisan.
Bagi Peirce, terdapat prinsip mendasar dari sifat tanda,
yakni sifat representatif dan sifat interpretatif. Sifat representatif
tanda berarti tanda mewakili sesuatu yang lain (something that
18
represents something else). Sedangkan sifat interpretatif artinya
bahwa tanda tersebut memberikan peluang bagi interpretasi
tergantung kepada siapa yang memakai dan menerimanya.
Proses pemaknaan tanda pada Peirce mengikuti hubungan
prosesual antara tiga titik, yaitu representamen (R), objek (O) dan
interpretan (I). R adalah bagian tanda yang dapat dipersepsi (secara
fisik atau mental) yang merujuk pada sesuatu yang diwakili
olehnya (O). kemudian I adalah bagian dari proses yang
menafsirkan hubungan R dengan O. Oleh karena itu, bagi Peirce,
tanda tidak hanya representatif, tetapi juga interpretatif.
Peirce mengemukakan teori segitiga makna atau triangle
meaning yang terdiri dari tiga elemen utama, yakni tanda (sign),
object dan interpretant.9
Model Semiotik Charles Sanders Peirce
Peirce juga memandang bahwa bahasa sangat terkait
dengan realitas, karena semiotika merupakan konfigurasi metode
9 Kris Budiman, Semiotika Visual, (Yogyakarta: Penerbit Buku Baik, 2004), h. 26.
OBJEK INTERPRETAN
TANDA
19
memaknai realitas secara bertahap. Dalam memaknai suatu realitas,
subjek memahaminya berdasarkan keberlakuan suatu tanda.
Keberlakuan ini bersifat trikotomi. Trikotomi kategori tanda
menurut Peirce dapat digambarkan sebagai berikut:
Trikotomi Charles Sanders Peirce
Berdasarkan objeknya, Peirce membagi tanda menjadi tiga
bagian yaitu:
1. Ikon adalah tanda yang mengandung kemiripan “rupa”
(resemblance) sebagaimana dikenali oleh para pemakainya.
Akan tetapi, sesungguhnya ikon tidak semata-mata
20
mencakup citra realitas seperti pada lukisan atau foto saja,
melainkan juga ekspresi-ekspresi semacam grafik-grafik,
skema-skema, peta geografis.
2. Indeks adalah tanda yang memiliki kaitan fisik, eksistensial
atau kausal diantara representamen dan objeknya sehingga
seolah-olah akan kehilangan karakter yang menjadikannya
tanda jika objeknya dipindahkan atau dihilangkan. Indeks
bisa berupa hal-hal semacam zat atau benda material (asap
adalah indeks dari adanya api), gejala alam (jalan becek
adalah indeks dari hujan yang turun beberapa saat yang
lalu), gejala fisik (kehamilan adalah indeks dari sudah
terjadinya pembuahan).
3. Simbol adalah tanda yang representamennya merujuk
kepada objek tertentu tanpa motivasi (unmotivated), simbol
terbentuk melalui konvensi-konvensi atau kaidah-kaidah,
tanpa adanya kaitan langsung diantara representamen dan
objeknya.10
Dalam konteks semiotik, simbol biasanya dipahami sebagai
“a sign which is determined by its dynamic object only in the sense
that it will be so interpreted” (suatu tanda yang ditentukan oleh
objek dinamiknya dalam arti ia harus benar-benar diinterpretasi).
Dalam hal ini, interpretasi tanda simbolik melibatkan proses
10
Kris Budiman, Ikonitas: Semiotia Sastra dan Seni Visual, (Yogyakarta: Penerbit Buku
Baik, 2005), h. 56,59.
21
belajar, pengalaman, dan kesepakatan-kesepakatan dalam
masyarakat.11
Dalam penelitian ini, untuk memperjelas makna visualisasi
gambar dalam video klip Demi Matahari karya Snada, perlu
diketahui bahwa pengambilan gambar juga merupakan elemen
yang penting untuk menandakan sesuatu tanda tersebut. Dalam
buku Setting Up Your Shots menjelaskan beberapa teknik dasar
pengambilan gambar memuat dramatisasi iklan, yaitu:
1) Master/Establishing Shot, merupakan pengambilan
jarak jauh yang menggambarkan objek dengan
kegiatan dan latar belakangnya.
2) Full Shot, merupakan pengambilan gambar gambar
objek secara seluruh badan dengan aktifitas yang
dilakukan objek.
3) Long Shot, pengambilan gambar dengan membuat
subjek hanya sebagian kecil saja dari objek yang
ditampilkan dalam gambar, selanjutnya kesan yang
dimunculkan adalah ketidakberartian objek.
4) Ekxtreme Long Shot, pengambilan gambar dari
jarak yang sangat jauh yang ditonjolkan bukan
objek, tetapi latar belakangnya. Dengan demikian
11 Pawito, Komunikasi Politik, Media Massa dan Kampanye Pemilihan, (Yogyakarta:
Jalasutra, 2009), h. 81-83.
22
dapat dipastikan posisi objek tersebut dengan
lingkungannya.
5) Medium Shot, pengambilan gambar setengah badan.
6) Medium Close Up, pengambilan gambar mulai dari
dada ke atas.
7) Ekstreme Close Up, pengambilan gambar jarak
dekat secara ekstrim biasanya tidak sempurna
karena yang diambil hanya sebagian tubuhnya saja.
Missal mata, hidung, bibir dan lain-lain.
8) High Angle, sudut pengambilan gambar dari atas
objek hingga mengesankan objek terlihat kecil.
Teknik ini memberikan kesan dramatis yaitu nilai
kerdil.
9) Low Angle, sudut pengambilan gambar dari arah
bawah objek sehingga mengesankan objek terlihat
besar.
10) Tilt, teknik pengambilan gambar yang bergerak
hanya dalam bidang yang sama.
11) Full Focus, ini merupakan teknik yang biasa
digunakan karena merupakan teknik pengambilan
objek dengan latar belakang objek lain di depan
lebih besar.
23
12) Mechanical, teknik ini digunakan dengan
pergerakan yang lebih bebas dengan arah horizontal
ataupuun vertikal juga dengan sudut pandang yang
berbeda-beda tetapi dari objek yang jauh hingga
mendekat.
13) Zoom, teknik ini bukan pergerakan kamera, tapi
lebih pada pergerakan lensa ke arah yang lebih
fokus, biasanya dari jarak jauh menjadi jarak dekat.
14) Transition, merupakan metode yang bergerak dari
satu image ke image yang lain, biasanya perubahan
dari satu objek menjadi objek yang baru.
15) Montage, satu adegan tanpa narasi hanya musik
sebagai latarbelakang suara.
B. Tinjauan Umum Dakwah
1. Pengertian Dakwah
Secara etimologi kata dakwah berasal dari bahasa Arab
yang berarti panggilan, ajakan, seruan. Bila dijabarkan menurut
tata bahasa arab kata dakwah berasal dari kata da’a, yad’u,
da’watan yang artinya menyeru, memanggil mengajak, menjamu.12
Sedangkan terminologi (istilah) kata dakwah memiliki pengertian
yang variatif. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan sudut
pandang para pakar ilmu dakwah. Untuk lebih memahami
12
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: PT. Hidaya Karya Agung, 1989), h.
128.
24
pengertian dakwah, di sini akan dipaparkan beberapa pengertian
dakwah menurut beberapa ahli, diantaranya:
a. Menurut Prof. Dr. Hamka dakwah adalah seruan dan
panggilan untuk menganut suatu pendirian yang pada
dasarnya berkonotasi positif dengan substansinya terletak
pada aktivitas yang memrintahkan amar ma‟ruf nahi
munkar.13
b. Prof. Toha Yahya Omar menyatakan bahwa dakwah
Islam sebagai upaya mengajak umat dengan cara
bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan
perintah Tuhan untuk kemaslahatan di dunia dan
akhirat.14
c. Menurut Syaikh Ali Mahfudz di dalam kitabnya
Hidayatul Mursyiddin dakwah adalah mendorong
(memotivasi manusia untuk melakukan kebaikan dan
mengikuti petunjuk, memerintahkan mereka berbuat
ma‟ruf dan mencegahnya dari perbuatan munkar agar
mereka memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.15
d. Syaik Abdullah Ba‟alawi mengatakan dakwah adalah
mengajak, membimbing, dan memimpin orang yang
belum mengerti atau sesat jalannya dari agama yang
13 Hamka, Pelajaran Agama Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1956), h. 233.
14
Toha Yahya Omar, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Wijaya, 1992), h.1. 15
Moh Ardani, Memahami Permasalahan Fikih Dakwah, (Jakarta: PT. Mitra Cahaya
Utama, 2006), h.10.
25
benar untuk dialihkan ke jalan ketaatan kepada Allah,
menyuruh mereka berbuat baik dan melarang mereka
berbuat jelek agar mereka mendapat kebahagiaan di
dunia dan akhirat.16
Dari berbagai pengertian para pakar di atas terdapat
persamaan dan perbedaan. Namun, dapat disimpulkan bahwa
dakwah adalah suatu usaha baik lisan, tulisan, tingkah laku, dan
sebagainya yang membutuhkan proses untuk menyeru dan
mengajak individu, golongan, atau kelompok untuk mengikuti
ajaran Islam untuk beramal ma‟ruf nahi munkar dan
mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari untuk
menuju kepada situasi yang lebih baik dengan keridhaan Allah.
2. Unsur-unsur Dakwah
Dalam berdakwah, ada beberapa unsur yang harus dipenuhi
agar dakwah tersampaikan. Unsur-unsur tersebut adalah:
a. Subjek Dakwah
Pada dasarnya da‟i (subjek dakwah) merupakan orang atau
sekelompok orang yang melaksanakan atau menyiarkan
dakwah.17
Seorang da‟i harus memiliki bekal yang cukup
dalam berdakwah dan harus mampu membimbing umat
16 Moh Ardani, Memahami Permasalahan Fikih Dakwah, (Jakarta: PT. Mitra Cahaya
Utama, 2006), h.10.
17
Sayyid M. Nuh, Dakwah Fardiyyah dalam Manhaj Amal Islam, (Solo: Citra Islami
Press, 1996), h. 20.
26
untuk memahami realitas, memaksimalkan potensi yang
mereka miliki.
b. Objek Dakwah
Objek dakwah (mad‟u) merupakan penerima pesan dakwah
dari subjek dakwah (da‟i). Dalam kegiatan dakwah unsur
ini harus diperhatikan karena ini merupakan sasaran
dakwah yang melaksanakan tujuan dakwah. Oleh sebab itu,
dalam berdakwah seorang da‟i harus memahami
karakteristik objek dakwah agar dakwah yang disampaikan
dapat diterima.
c. Metode Dakwah
Dalam segi bahasa metode berasal dari dua kata
yaitu ”meta” (melalui) dan ”hodos” (jalan, cara).18
Dengan
demikian dapat diartikan bahwa metode adalah cara atau
jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.
Sumber yang lain menyebutkan bahwa metode berasal dari
bahasa Jerman methodica, artinya ajaran tentang metode.
Dalam bahasa Yunani metode berasal dari kata metodos
artinya jalan yang dalam bahasa Arab disebut thariq.19
18
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), Cet. Ke-1, h. 61.
19
Hasanuddin, Hukum Dakwah, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet. Ke-1, h. 35.
27
Landasan umum mengenai metode dakwah adalah Al-
Qur‟an Surat An-Nahl ayat 125 yang artinya:
”Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan
hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka
dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah
yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat di jalan-
Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk.”
Dari ayat tersebut dapat diketahui bahwa bentuk
metode dakwah ada tiga yaitu:
a) Metode Al-Hikmah (dengan hikmah)
Kata ”Hikmah” dalam Al-Qur‟an disebutkan
sebanyak 20 kali baik dalam bentuk nakiroh
maupun ma‟rifat. Bentuk masdarnya adalah
”hukman” yang diartikan secara makna aslinya
adalah mencegah. Jika dikaitkan dengan hukum
berarti mencegah dari kezaliman, dan jika dikaitkan
dengan dakwah maka berarti menghindari hal-hal
yang kurang relevan dalam melaksanakan tugas
dakwah.
28
Prof. DR. Toha Yahya Umar, M.A.,
menyatakan bahwa hikmah berarti meletakkan
sesuatu pada tempatnya dengan berfikir, berusaha
menyusun dan mengatur dengan cara yang sesuai
keadaan zaman dengan tidak bertentangan dengan
larangan Tuhan.20
Kata hikmah sering diterjemahkan dalam
pengertian bijaksana, yaitu suatu pendekatan
sedemikian rupa hingga pijak objek dakwah mampu
melaksanakan apa yang didakwahkan atas
kemauannya sendiri, tidak merasa ada paksaan,
konflik, maupun terasa tertekan. Dalam bahasa
komunikasi disebut sebagai frame of reference, field
of reference, dan field of experience, yaitu suatu
situasi total yang mempengaruhi sikap pihak
komunikan (objek dakwah).21
Metode al-Hikmah mengandung pengertian
yang luas. Kata al-Hikmah sendiri di dalam Al-
Qur‟an dalam berbagai bentuk derivasinya
ditemukan sebanyak 280 kali. Secara harfiah kata
tersebut mengandung makna kebijaksanaan.
20
Drs. H. Hasanuddin, Hukum Dakwah, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet. Ke-1,
h. 35.
21
Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Media Pratama, 1987), h.37.
29
b) Metode Mau’idzah Hasanah (dengan pelajaran
yang baik)
Secara bahasa, mau’idzah hasanah terdiri
dari dua kata, yaitu mau’idzah dan hasanah. Kata
mau’idzah berasal dari kata wa’adza-ya’idzu-
wa’dzan-’idzatan yang berarti nasihat, bimbingan,
pendidikan dan peringatan22
, sementara hasanah
merupakan kebalikan dari sayyi’ah yang artinya
kebaikan lawannya kejelekan.
Mau’idzah hasanah atau nasihat yang baik,
maksudnya adalah memberikan nasihat kepada
orang lain dengan cara yang baik, yaitu petunjuk-
petunjuk kearah kebaikan dengan bahasa yang baik,
dapat diterima, berkenan dihati, menyentuh
perasaan, lurus di pikiran, menghindari sikap kasar,
dan tidak mencari atau menyebut kesalahan audiens
sehingga pihak objek dakwah dengan rela hati dan
atas kesadarannya dapat menghikuti ajarannya yang
disampaikan oleh pihak objek dawah. Jadi, dakwah
bukan propaganda.
22
Hasanuddin, Hukum Dakwah, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h.37.
30
c) Metode Al-Mujadalah Bi-al-Lati Hiya Ahsan
(bantahlah mereka dengan cara yang baik)
Dalam kegiatan dakwah, metode dakwah
harus disesuaikan dengan kondisi mad’u (penerima
dakwah) baik dari segi pendidikan, ekonomi, dan
adat agar tercapainya keberhasilan dakwah.
d. Media Dakwah
Menurut Zaini Muhtaram, media yang dapat dijadikan
sebagai media dakwah secara umum dapat dibagi ke dalam
beberapa bentuk, diantaranya adalah:23
a) Media lisan, media lisan adalah media yang paling
banyak digunakan dibandingkan dengan media lain
karena karakteristiknya yang praktis dan ekonomis.
Media lisan seperti diskusi, ceramah agama,
simposium, ramah tamah dan sebagainya.
b) Media cetak, dikenal juga dengan sebutan media
tulisan, ide-ide pemikiran dan ajaran Islam
dituangkan dalam bentuk tulisan seperti pada surat
kabar, buku, majalah, tabloid, bulletin dan
sebagainya.
c) Media elektronik, ialah media yang lahir karena
pemikiran manusia dalam bidang tekhnologi
23
Zaini Muhtaram, Dasar-Dasar Manajemen Dakwah Islam, (Yogyakarta: Al-Amin
Press, 1996), h.15.
31
modern. Pada media ini emosi dan ketegangan
penonton atau pendengar akan terpancing melalui
tingkah laku, kata-kata ataupun suara yang
dihasilkan. Media elektronik antara lain televisi,
radio, VCD, film, dan lain sebagainya.
d) Media organisasi, organisasi dakwah merupakan
alat untuk pelaksanaan dakwah yang telah
ditetapkan secara efektif dan efisien. Maka melalui
organisasi sosial maupun keagamaan, dakwah dapat
selalu dilaksanakan dalam setiap kegiatan intern
maupun ekstern.
e) Media seni dan budaya, media ini merupakan suatu
media yang sangat diminati dan akan terus
diwariskan pada generasi selanjutnya. Dakwah
lewat seni dan budaya sudah dilakukan (digunakan)
oleh para guru dan da‟i terdahulu hingga sekarang.
3. Tujuan Dakwah
a. Tujuan umum
Tujuan umum dakwah merupakan sesuatu yang
hendak dicapai dalam seluruh aktifitas dakwah, ini berarti
tujuan dakwah yang masih bersifat umum dan utama,
dimana seluruh gerak langkah proses dakwah harus
ditujukan dan diarahkan kepadanya. Tujuan umum dakwah
32
seperti yang terdapat dalam ayat suci Al-Qur‟an sebagai
berikut: ”Mengajak umat manusia (meliputi orang mukmin
maupun orang kafir atau musyrik) kepada jalan yang benar
yang diridhai Allah SWT agar dapat hidup bahagia dan
sejahtera di dunia dan di akhirat”.
b. Tujuan khusus
Tujuan khusus dakwah merupakan rincian daripada
tujuan umum dakwah dimana tujuan ini dimaksudkan agar
dalam pelaksanaan seluruh aktifitas dakwah dapat jelas
diketahui kemana arahnya, ataupun jenis kegiatan apa yang
hendak dikerjakan, kepada siapa berdakwah, dan dengan
cara bagaimana secara terperinci. Tujuan khusus dakwah
yaitu:
1) Mengajak umat manusia yang sudah memeluk agama
Islam untuk selalu meningkatkan takwanya kepada
Allah SWT.
2) Membina mental agama (Islam) bagi kaum yang masih
mualaf.
3) Mengajak umat manusia yang belum beriman kepada
Allah untuk memeluk agama Islam.
4) Mendidik dan mengajar anak-anak agar tidak
menyimpang dari fitrahnya.
33
C. Tinjauan Umum Video Klip
1. Pengertian Video Klip
Video klip (music video), menurut definisi Encarta 2007
merupakan song-length film or videotape production that combines the
music of a particular musician or musical group with complementary
visual images, atau dapat diartikan sebagai suatu hasil produksi dari
penggabungan musik dari suatu band atau penyanyi dengan tampilan
visual yang komplementer.
Video klip adalah sarana bagi para produser musik untuk
memasarkan produknya lewat medium televisi. Di Indonesia, video
klip berkembang menjadi bisnis seiring dengan pertumbuhan televisi
swasta. Pada awalnya video klip hanya merupakan suatu tampilan
visual sederhana yang menampilkan penyanyi/band. Namun, lama
kelamaan produser musik mulai menyadari bahwa tampilan visual
sangat berperan dalam mempromosikan sebuah musik, artis beserta
albumnya. Oleh karena itu tampilan visual semakin diperhatikan dan
digarap. Semakin berbeda tampilan dan konsep suatu video klip maka
kemungkinan ia untuk dilihat dan digemari akan semakin tinggi.
2. Video Klip sebagai Media Dakwah
Menurut Zaini Muhtaram, seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya, media seni dan budaya juga merupakan suatu media yang
sangat diminati dan akan terus diwariskan pada generasi selanjutnya.
34
Dakwah lewat seni dan budaya sudah dilakukan (digunakan) oleh para
guru dan da‟i terdahulu hingga sekarang.
Berdakwah merupakan bagian yang pasti ada dalam kehidupan
umat beragama. Dalam ajaran agama Islam, ia merupakan suatu
kewajiban yang dibebankan oleh agama terhadap pemeluknya, dengan
tujuan bukan hanya untuk memberikan informasi tentang Islam
melainkan juga membujuk dan mempengaruhi orang lain agar bersedia
menerima atau masuk kedalam agama Islam atau bersedia melakukan
suatu tindakan berfkir, bersikap, atau bertingkahlaku yang
mencerminkan nilai-nilai ajaran Islam.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut kita harus bisa mengemas
materi-materi dakwah yang akan dikomunikasikan, diantaranya
melalui video klip yang lagu-lagunya atau syair-syairnya memiliki
muatan dakwah Islam berupa sebuah gambar bergerak yang dikemas
dengan menarik dan aktual.
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengemas materi dakwah
agar selalu berada dalam kualitas menarik dan aktual, salah satunya
dengan media elektronik. Video klip merupakan salah satu media yang
dapat dipergunakan untuk menyampaikan dakwah Islam yang sangat
mengena bagi kelangsungan aktivitas dakwah.
35
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Berdirinya Nasyid Snada
Snada adalah singkatan dari “Senandung Nada dan Dakwah”,
sebuah grup acapella beraliran humanis relijius yang dikenal dengan
istilah nasyid. Snada mulai dikenal luas sejak lagunya Neo Shalawat dan
Jagalah Hati booming di awal tahun 2000-an. Grup religi beraliran
accapella ini pun menjadi ikon nasyid masa kini dengan belasan album
yang telah dirilis.1
Kelompok yang mendapatkan namanya dari seorang kyai kondang,
KH. Toto Tasmara, pada acara kuliah Taman Labmen pada tahun 1994 ini
telah menjadi ikon nasyid Indonesia. Snada memberikan jalan dan menjadi
pioneer bagi tim-tim nasyid muda yang bermunculan secara cepat dan
mengagumkan di seluruh pelosok nusantara. Merekalah kelompok nasyid
pertama yang membawa nasyid ke sekolah, kampus, hotel, perhelatan
pernikahan, konferensi, dan event lokal, nasional, regional, dan bahkan
internasional.2
Sejak dirintis pada tahun 1991 oleh Agus Idwar Jumhadi (Iid),
Erwin Yahya (Ewink), dan M. Lukman Nunasyim (Lukman), Snada telah
membuat beragam kejutan. Snada terbentuk saat Erwin, Lukman, dan
1https://www.facebook.com/pages/Nasyid-Snada-Asli-
Indonesia/136885859757899?id=136885859757899&sk=info, diakses pada 20 April 2013 pukul
23:40 WIB. 2 http://nasyidsnada.com/snada-the-stories/, diakses pada 20 April 2013 pukul 23:40
WIB.
36
Agus sering nongkrong bareng di salah satu musala kampus pada tahun
1991. Mereka bertiga dulu teman satu kampus di FISIP UI (Universitas
Indonesia). Dari situlah mereka membentuk kelompok vokal lagu-lagu
religius. Saat itu, aliran musik nasyid belum begitu populer. Waktu awal
pembentukan group, mereka masih memakai nama Trio APS (Trio
Administrasi Perkantoran dan Sekretari). Mereka pertama kali mengikuti
acara Musikalisasi Puisi dan Nasyid. Hal itu mendorong Erwin, Lukman,
dan Agus membuat kelompok nasyid. Pembentukan kelompok ini juga
didorong oleh persoalan Palestina pada masa itu.
Bermula dari teknik bernasyid membagi suara, sambil berdiri, dan
menghadap penonton. Snada memberikan kejutan bagi blantika
pernasyidan saat itu, dimana semua orang bernasyid dengan cara duduk,
tanpa membagi suara, tiada unsur entertainment, dan monoton.
Masuknya personil keempat, Alamsyah (Isa) tahun 1992, membuat
kelompok ini lengkap dengan 4 suara. Masuknya Alamsyah Agus (Aal)
dan M. Iqbal Taqiudin (Iqbal) melengkapi rumusan nasyid mereka
sehingga seperti Boyz II Men pada saat itu. Iqbal yang mantan juara di
berbagai festival lagu seperti Cipta Pesona Bintang dan Voice Of Asia,
membuat penampilan Snada semakin kinclong pada masa itu.
Kepergian Isa di tahun 1995, Iid di tahun 2002, dan Aal di tahun
2006 karena kesibukan dan visi yang berbeda serta masuknya dua personil
baru, Ikhsan Nur Ramadhan (Ikhsan) di bulan Maret 1999 yang notabene
mualaf dan Teddy Tardiana Tarlanda (Kang Teddy) di bulan November
37
2000, memberikan kejutan-kejutan lebih dahsyat lagi bagi Snada sekaligus
blantika nasyid yang semakin marak dari tahun ke tahun.
Ikhsan yang seorang mantan pe-bassist dan Teddy yang penyanyi
professional membuat performa Snada lebih sempurna, penuh ragam
ekspresi suara, dan karakter serta kekuatan vokal yang jauh lebih prima.
Kemampuan olah suara Teddy melengkapi karakter vokal Iqbal. Terlebih
lagi sejak anak-anak muda ini mendapat gemblengan dari sekolah Farabi,
sekolah musik Dwiki Darmawan yang sejak lama sudah memberi support
sangat positif terhadap nasyid di Indonesia terutama kepada Snada.
1. Biodata Personil
Erwin Yahya atau yang biasa disapa Ewink, muallaf
keturunan Tionghoa ini lahir di Jakarta, 16 Juli 1971. Pendidikan
yang dilaluinya adalah DIII FISIP UI (Universitas Indonesia)
jurusan administrasi perkantoran. Hobinya bulutangkis dan
jogging. Mottonya ”Be Creative And Proffesional”. Saat ini,
aktivitas yang ia jalankan adalah pemilik dari salah satu toko
”BATIKITA”, Senior Consultant di PT.168 Solution, mitra
38
pengelola PT. Arminareka Perdana (Biro Haji dan Umrah Plus),
komposer lagu dan pemilik PT. Swara Cita Inspirasi. Hal menarik
yang pernah dilaluinya bersama SNADA adalah bernyanyi
bersama dengan personil SNADA yang lain.
Ikhsan Nur Ramadhan VH lahir di Magelang pada tanggal
5 September 1969. Pendidikan terakhir yang dilaluinya adalah S1
Fakultas Ekonomi di Universitas Riau. Hobinya cukup banyak,
diantaranya membaca, mendengar dan bermain musik, jogging dan
travelling. Mottonya hidupnya ”Always positive thinking and be
patient in face of everything in life”. Saat ini, aktivitas yang ia
jalankan adalah menjadi seorang inventory control PT. Melati
Puspamedika Sejahtera (Blue Dot Group). Hal menarik yang
pernah dilaluinya bersama SNADA adalah traveling ke Hongkong
ketika musim winter di bulan Februari tahun 2005 dan memakan
dimsum dan shopping di kota Shenzen dan beberapa orang
temannya yang berasal dari Hongkong.
39
Iqbal Taqiudin atau yang biasa disapa Dingo lahir di
Pontianak, 29 Oktober 1976. Pendidikan yang dilaluinya adalah S1
FISIP UI (Universitas Indonesia) jurusan Social Welfare. Hobinya
membaca terutama membaca komik, traveling bersama teman-
teman dan menonton film (drama dan komedi). Mottonya ”Work
hard, creative, innovative, and ikhlas”. Saat ini, aktivitas yang ia
jalankan selain menjadi seorang penyanyi religi adalah menjadi
staff di PT.PNM. Hal menarik yang pernah dilaluinya bersama
SNADA adalah melihat hadirin tersentuh mendengarkan
senandungnya SNADA hingga berurai air mata. Ada juga yang
mendapat hidayah sampai kemudian mengenakan jilbab setelah
menonton konser SNADA.
40
M. Lukman Nunasyim atau yang biasa disapa Lukman ini
lahir di Jakarta, 30 Juli 1968. Pendidikan terakhir yang dilaluinya
adalah DIII FISIP UI (Universitas Indonesia) jurusan administrasi
fiskal dan S1 FISIP STEI jurusan administrasi fiskal. Hobinya
menulis syair yang memuji kebesaran Allah SWT. Mottonya
”Lakukanlah segala sesuatu dengan penuh keihklasan hati”. Saat
ini, aktivitas yang ia jalankan selain menjadi seorang penyanyi
religi adalah menjadi chief of corporate event division di Bank
Syari’ah Mandiri Pusat. Hal menarik yang pernah dilaluinya
bersama SNADA adalah saat ramai-ramainya kerusuhan bulan Mei
di Jakarta beberapa waktu lalu, SDANA tengah berangkat ke
Airport Cengkareng. Menjelang akhir perjalanan, mobil yang
ditumpangi dihadang oleh massa yang hampir semuanya tampak
beringas dengan beberapa diantaranya membawa senjata. Bukan
main terkejutnya mereka, hingga hanya mampu pasrah dan
berserah diri pada-Nya. Namun ketika mereka bertatap muka
langsung dengan massa yang bersenjata itu ternyata sikap mereka
41
perlahan mulai mencair. Diantara kerumunan massa tersebut ada
yang menyangka mereka adalah rombongan haji dan sedang
mengejar pesawat (karena mereka semua berpeci dan berkoko).
Alhamdulillah, akhirnya mereka diberikan jalan menuju airport
sehingga tidak tertinggal pesawat ke Palembang. Begitulah, bila
kita aktif dalam kegiatan apapun yang mensyiarkan kebenaran
Allah, insya Allah kita akan dimudahkan dari segala macam
kesulitan.
Teddy Tardiana atau yang biasa disapa Kang Teddy ini
lahir di Bandung, 16 Desember 1965. Pendidikan yang dilaluinya
adalah S1 FISIP Universitas Pasundan jurusan administrasi negara.
Hobinya adalah olah vokal, dunia fotografi, membaca dan
traveling. Mottonya ”Usahakan tetap istiqomah dalam segala hal”.
Saat ini, aktivitas yang ia jalankan selain menjadi seorang penyanyi
religi adalah menjadi staff di PT.PNM. Hal menarik yang pernah
dilaluinya bersama SNADA adalah melihat hadirin tersentuh
mendengarkan senandungnya SNADA hingga berurai air mata.
42
Ada juga yang mendapat hidayah sampai kemudian mengenakan
jilbab setelah menonton konsernya SNADA.
2. Hasil Karya Nasyid Snada
No Nama Album Judul Lagu
1 The Presentation (1994) 1. My Prayer
2. Al Anbiya
3. Where Are You going
4. Tahajjud
5. Ikhlas
6. Aku Anak Sholeh
7. Highest Love
8. Pagi Yang cerah
9. Ukhuwah
10. Dakwah
2 Air Mata Bosnia dan Syair
Kehidupan (1996)
1. Tragedi Bosnia
2. Salam Sejahtera Bosnia
3. Bosnia
4. Dalam Kezaliman
5. Air Mata Bosnia
6. Thala’al Badru
7. Sesal
8. Mari Berjuang
9. Doa Untuk Anakku
10. Biladi
3 Cinta Ilahi (1997) 1. Adakah Qur’an
2. Ikhlas
3. Muslim Watashiwa
4. Cinta Ilahi (Acapella)
5. Temaram
6. When
4 Assalamu’alaikum (1998) 1. Ahlan Wa Sahlan
2. Anak Jalanan
3. Arti Cinta
4. Doa Di Tanah Suci
5. Go To School
6. Kusadari
7. Pasrahkan Diri
8. Shalawat Badar
5 Satu Dalam Damai (1999) 1. Alif Kecil
2. Doa
3. Zikrullah
4. Lorong Kehidupan
43
5. Nuansa Ramadhan
6. Obsesi
7. Rindu
8. Sabda Rasul
9. Satu Dalam Damai
10. Thala’al Badru
6 Neo Sholawat (2000) 1. Mabadiuna
2. Hanya Padamu
3. Jagalah Hati
4. Kasih Putih
5. Kutemukan Jalanmu
6. My Pray
7. Neo Sholawat
8. Saat Ajal Menjelang
9. Teman Sejati
7 Dari Jakarta Ke Kuala
Lumpur (2001)
1. Cinta Ilahi
2. Arti Cinta
3. Surilang
4. Alif Kecil
5. Satu Dalam Damai
6. Membaca
7. Jagalah Hati
8. Pagi Yang Cerah
9. Just Giving Once
10. Doa
8 Bukalah Mata Hati (2003) 1. Segala Puji Bagimu
2. Shalawat Barzanji
3. Buka Mata Hati
4. Pandangan Mata
5. Mengemis Kasih
6. Lentera Hati
7. Pada Kesangsian
8. Pemimpin Adil
Bijaksana
9. Perjalanan Di Malam
Hari
10. Harta Titipan
11. Lentera Hati
(Instrument)
12. Perjalanan Di Malam
Hari (Instrument)
9 Di Pintu Langit (2006) 1. Aku Disini
2. Antara Mekkah Dan
Madinah
3. Cahaya Ramadhan
4. Demi Matahari
44
5. Jejak Surga
6. Maafkan Ingkarku
7. Sambut Panggilannya
8. Syukurku
9. Taubat
10. Ya Rabbana
3. Hasil Penghargaan Nasyid Snada
1) Group nasyid terbaik, Pemuda Islam Sunda Kelapa (2001)
2) Group nasyid terpopuler, versi MUI (2002)
3) Platinum Award dari label Blackboard untuk album Neo
Sholawat (2003)
4) Penghargaan dari Menpora sebagai pionir dan group nasyid
terpopuler di Indonesia (2008)
5) Penghargaan dari radio Nuris FM untuk kategori khusus
Life Time Achievement Nasyid Indonesia (2010)
4. Jingle Nasyid Snada
1) Jingle Bank Muamalat
2) Jingle Bank Syariah Mandiri
3) Jingle PATUNA Tours & Travel
4) Jingle TAZKIA Biro Perjalanan Haji
5) Jingle SLI 008 (SATELINDO)
6) Jingle SABILI
7) Jingle Bank Danamon Syariah
45
5. Show Nasyid SNADA
No Jenis Show Keterangan
1 TV 1. TV3 Malaysia
2. RCTI
3. Indosiar
4. SCTV
5. Trans7 (TV7)
6. Trans TV
7. MNC TV
8. ANTV
9. Metro TV
10. TVRI
11. Jak TV
12. TV One (Lativi)
13. MQ TV
14. Global TV
15. Alif TV
16. Astro TV
2 Event Bank 1. PT. Bank Mandiri dan Syariah
Mandiri
2. PT. Bank Permata Syariah
3. PT. Bank Rakyat Indonesia
4. PT. Bank Danamon Syariah
5. PT. Bank Mega Syariah
6. PT. Bank Indonesia
7. PT. Bank Negara Indonesia
8. PT. Bank International Indonesia
9. PT. Citibank
3 Hotel 1. Hotel Sari Pan Pasific, Jakarta
2. Hotel Sahid, Jakarta
3. Hotel Le Meridien. Jakarta
4. Balai Sudirman, Jakarta
5. Balai Kartini, Jakarta
6. Hotel Mutiara, Pekanbaru
7. Hotel Grand Senyiur, Balikpapan
4 Perusahaan 1. PT. Freeport Indonesia, Papua
2. PT. Unocal Indonesia
3. PT. Pertamina (Balongan dan
Balikpapan)
4. PT. LG (Cibitung)
5. PT. Aneka Tambang, Jakarta
6. PT. Indosat Pusat, Jakarta
7. PT. Pupuk Sriwijaya, Jakarta
8. PT. CNOC, Jakarta
46
9. PT. TOTAL, Balikpapan
10. PT. PNM, Jakarta
11. PT. Indocement, Bogor
12. PT. Frisian Flag, Jakarta
13. PT. Exxon Mobil, Jakarta
14. PT. Unilever, Jakarta
15. PT. Telkomsel, Jakarta
16. PT. Excelcomindo Pratama
17. PT. MQ TV
18. PT. Bakrie Sumatera Plantations
5 Show Di Negara Lain 1. Malaysia For Peace (2003)
2. Konferensi OKI, Malaysia (2003)
3. Hongkong (2003,2005, 2006,
2008)
4. Jeddah, Arab Saudi (2006)
5. Singapore (2006)
6 Spesial Show 1. Makan pagi bersama Raja
Jordania di Istana Negara (2005)
2. Takbir Akbar Nasional
3. Event di Istana Negara (Open
house, breakfasting, dinner with
country guest)
4. Konser “Menembus Batas” ESQ
165 (2006, 2007, 2008)
7 Lain-lain 1. Dompet Dhuafa Republika,
Indonesia dan Hongkong
2. Bulan Sabit Merah Indonesia
(BSMI)
3. Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS)
4. Pos Keadilan Peduli Umat
(PKPU)
5. Mall, sekolah dan beberapa
universitas di Indonesia
47
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Analisis Semiotik Video Klip “Demi Matahari” Karya Snada Dalam
Semiotika Charles Sanders Peirce
1) Scene 1: 00:25-00:32
Demi matahari dan sinarnya di pagi hari
Demi bulan apabila ia mengiringi
Visualisasi
Ikon
1. Foto 2 orang personil Snada.
2. Teknik pengambilan gambar medium shot,
pengambilan gambar dari pinggang ke atas.
3. Suara “demi matahari dan sinarnya di pagi
hari demi bulan apabila ia mengiringi”.
48
4. Latar foto pemandangan alam.
Indeks
Terlihat dalam scene ini 2 orang personil Snada
memakai baju muslim berwarna orange dan sorban
coklat. Personil kiri melakukan gerakan
mengangkat kedua tangan dan personil kiri berdiri
tegak lurus menatap kedepan. Terdengar suara
personil tersebut bernyanyi “demi matahari, dan
sinarnya di pagi hari demi bulan apabila ia
mengiringi”. Latar foto tersebut yang
menggambarkan pemandangan alam menjadi
penegas hubungan antara visualisasi gambar dan
suara nyanyian lagu demi matahari yang
dilantunkan oleh 2 orang personil Snada tersebut.
Simbol
Dari ikon dan indeks diatas tersebut terkandung
simbol bahwa gambar 2 orang personil tersebut
sedang menyanyikan lagu demi matahari dan setiap
gerakannya berusaha menyesuaikan dengan lirik
lagu demi matahari.
Scene pada gambar diatas menjadi scene pembuka pada visualisasi
video klip Demi Matahari. Pembuat video klip menggambarkan scene ini
sebagai penggambaran Surat As-Syams ayat pertama dan kedua.
49
Surat As-Syams ayat pertama dimulai dengan
yang artinya demi matahari dan sinanya dipagi hari. Kata ( ) dhuha
dipahami oleh sementara ulama yang memahami kata ini pada ayat di atas
dalam arti cahaya matahari secara umum, atau kehangatannya. Pendapat
yang lebih tepat adalah waktu dimana matahari naik sehingga terbayang
bagaikan meninggalkan tempat terbitnya dengan kadar sepenggalahan.1
Ayat kedua dimulai dengan yang artinya demi bulan
apabila ia mengiringi. Kata ( ) yang artinya mengikuti. Kalimat tilawah
al-Qur’an yang seakar dengan kata tala antara lain dipahami dalam arti
mengikuti bacaan Al-Qur’an dengan pengamalannya. Bulan seringkali
mengikuti matahari dalam banyak hal. Sinar bulan yang memantulkan
adalah cahaya matahari. Bulan sabit biasa terlihat setelah matahari
terbenam dalam tiga malam pertama. Ayat yang berbicara tentang bulan
ini dapat dipahami sebagai salah satu ayat yang mengisyaratkan bahwa
sinar bulan bersumber dari cahaya matahari. Ini merupakan salah satu
isyarat ilmiah Al-Qur’an.2
Dalam video klip ini, yang menjadi persumpahan Allah adalah
matahari dan bulan. Sumpah Allah yang terdapat pada ayat pertama dan
kedua di atas menjadi perintah kepada setiap muslim dan muslimah untuk
1 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an,
(Jakarta: Lentera Hati, 2002), Vol.15, h. 295-296 2 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an,
(Jakarta: Lentera Hati, 2002), Vol.15, h. 296
50
bertauhid kepada Allah. Tauhid yang dimaksud disini adalah tauhid
uluhiyyah atau tauhid ketuhanan, yakni mengakui adanya sifat-sifat Allah
yang Esa dan mutlak adanya.
2) Scene 2: 00:34-00:40
Demi siang hari bila menampakkan dirinya
Demi malam apabila ia menutupi
Visualisasi
Ikon
1. Foto 5 orang personil Snada.
2. Teknik pengambilan gambar long shot.
pengambilan gambar dengan teknik
memperlihatkan tubuh manusia yang
tampak jelas namun latar belakang masih
dominan.
51
3. Suara “demi siang hari bila menampakkan
dirinya demi malam apabila ia menutupi”.
4. Latar foto berupa hamparan alam hijau
dengan 1 pohon tampak berdiri di sebelah
kanan.
Indeks
Terlihat dalam scene ini 5 orang personil Snada
memakai atribut seragam baju muslim berwarna
putih, celana hitam dan peci putih. Semua personil
dlam scene ini serentak mengangkat kedua tangan
kanan ke atas yang mengartikan berdoa dan
bersyukur kepada Allah. Terdengar suara personil
tersebut melantunkan “demi siang hari bila
menampakkan dirinya demi malam apabila ia
menutupi”. Latar foto tersebut yang
menggambarkan pemandangan alam memperjelas
adanya hubungan antara gambar dan suara
nyanyian lagu demi matahari tersebut.
Simbol
Dari ikon dan indeks diatas tersebut terkandung
simbol bahwa gambar 5 orang personil tersebut
sedang menyanyikan lagu demi matahari dan setiap
gerakannya menyesuaikan dengan lirik lagu demi
matahari.
52
Scene kedua ini menjelaskan tentang ayat ketiga dan
keempat dari surat As-Syams. Ayat ketiga surat As-Syams
dimulai dengan yang artinya demi siang hari bila
menampakkan dirinya dan ayat keempat yang berbunyi
yang artinya demi malam apabila ia menutupi.
Kata yaghsyaha/menutupinya yang jika ayat di atas
memahami pelakunya adalah malam, maka redaksi semacam ini
merupakan majaz karena sebenarnya bukan malam yang menutupi
matahari, tetapi itu disebabkan karena posisi belahan bumi yang
gelap terhadap matahari. Dengan demikian penyebabnya adalah
peredaran bumi itu terhadap matahari. Kata ini menggunakan
bentuk kata kerja masa kini dan datang (mudhari’) sedang
sebelumnya ketika berbicara tentang mengiringi dan
menampakkan, keduanya menggunakan bentuk kata kerja masa
lalu (madhi’).3
Scene kedua ini berbeda dengan scene yang pertama jika
dilihat dari indeksnya. Kostum yang digunakan Snada dalam
scene kedua menggunakan seragam celana hitam, baju koko dan
peci putih. Sumpah Allah yang terdapat pada ayat ketiga dan
keempat di atas juga masih mengandung perintah kepada setiap
3 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an,
(Jakarta: Lentera Hati, 2002), Vol.15, h. 296
53
muslim dan muslimah diwajibkan untuk bertauhid kepada Allah.
Tauhid dalam arti disini adalah tauhid uluhiyyah atau tauhid
ketuhanan, yakni mengakui adanya sifat-sifat Allah yang Esa dan
mutlak adanya.
3) Scene 3: 00:34-00:55
Demi langit beserta seluruh binaannya
Demi bumi serta yang ada dihamparannya
Demi jiwa dan seluruh penyempurnaannya
Visualisasi
1. Foto 5 orang personil Snada.
2. Teknik pengambilan gambar long shot,
54
Ikon
pengambilan gambar dengan teknik
memperlihatkan tubuh manusia yang
tampak jelas namun latar belakang masih
dominan.
3. Suara “demi langit beserta seluruh
binaannya demi bumi serta yang ada
dihamparannya demi jiwa dan seluruh
penyempurnaannya”
4. Latar foto berupa hamparan alam hijau
dengan pohon di sisi kanan atas.
Indeks
Terlihat dalam scene ini 5 orang personil Snada
memakai atribut celana hitam, baju koko dan peci
putih. Kelima personil melakukan gerakan tangan
yang berbeda-beda. Terdengar suara mereka
melantunkan nyanyian “demi langit beserta seluruh
binaannya, demi bumi serta yang ada
dihamparannya, demi jiwa dan seluruh
penyempurnaannya”. Latar foto tersebut yang
menggambarkan pemandangan alam memperjelas
adanya hubungan antara visualisasi gambar dan
suara nyanyian lagu demi matahari yang
dilantunkan oleh kelima orang personil Snada
tersebut.
55
Simbol
Dari ikon dan indeks diatas tersebut terkandung
simbol bahwa gambar 5 orang personil tersebut
sedang menyanyikan lagu demi matahari dan setiap
gerakannya menyesuaikan dengan lirik lagu demi
matahari.
Scene diatas menjadi scene ketiga yang penulis ambil
dalam menjelaskan makna dari ayat kelima, keenam dan ketujuh
dari surat As-Syams.
Ayat kelima surat As-Syams dimulai dengan
yang artinya demi langit beserta seluruh
binaannya, ayat keenam yang artinya demi bumi
serta yang ada dihamparannya dan ayat ketujuh
yang artinya demi jiwa dan seluruh penyempurnaannya. Setelah
ayat-ayat yang lalu mengemukakan sumpah Allah menyangkut
matahari, yang merupakan sumber kehidupan makhluk di bumi,
ayat diatas melanjutkan sumpah-Nya dengan langit tempat
matahari itu beredar dan memancarkan sinarnya dan dengan bumi
tempat makhluk yang menikmatinya bermukim. Setelah itu, Allah
melanjutkan sumpah-nya dengan mengingatkan tentang jiwa
56
manusia dan inilah yang dituju agar menyadari dirinya dan
memperhatikan makhluk yang disebut oleh ayat-ayat yang lalu. 4
Setiap jiwa manusia diberikan ilham oleh Allah SWT,
yakni kebaikan dan keburukan. Maka, pada ayat ketujuh, Allah
menegaskan kembali dengan melanjutkan sumpah-nya dengan
mengingatkan tentang jiwa manusia, dan inilah yang dituju agar
menyadari dirinya dan memperhatikan makhluk yang disebut oleh
ayat-ayat sebelumnya.
4 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an,
(Jakarta: Lentera Hati, 2002), Vol.15, h. 297.
57
4) Scene 4: 00:57-01:05
Demi matahari dan sinarnya di pagi hari
Demi bulan apabila ia mengiringi
Visualisasi
Ikon
1. Foto seorang personil Snada.
2. Teknik pengambilan gambar medium close up
yaitu teknik pengambilan gambar dari jarak
sedang, diambil dari dada ke atas.
3. Suara “demi matahari dan sinarnya di pagi
hari demi bulan apabila ia mengiringi”
4. Latar foto berupa visualisasi langit berwarna
hitam dan gambar sebuah matahari berwarna
kuning yang bersinar.
58
Indeks
Terlihat dalam scene ini seorang personil Snada
memakai baju muslim berwarna cream dan peci
dominan warna merah dan cream. Personil ini
menghadap ke matahari dan seluruh latar yang ada.
Terdengar suara personil tersebut bernyanyi “demi
matahari, dan sinarnya di pagi hari demi bulan
apabila ia mengiringi”. Latar foto tersebut yang
menggambarkan pemandangan alam menjadi
penekanan adanya hubungan antara visualisasi
gambar dan suara nyanyian lagu demi matahari yang
dilantunkan oleh seorang personil Snada tersebut.
Simbol
Dari ikon dan indeks diatas tersebut terkandung
simbol bahwa gambar seorang personil tersebut
sedang menyanyikan lagu demi matahari dan dalam
latar gambar dan setiap gerakannya menyesuaikan
dengan lirik lagu demi matahari.
Pada scene keempat ini, pembuat video klip mengulang kembali
Surat As-Syams ayat pertama dan kedua, namun visualisasi yang
ditampilkan berbeda dengan scene yang pertama. Surat As-Syams ayat
pertama dimulai dengan yang artinya demi matahari dan
sinanya dipagi hari. Kata ( ) dhuha dipahami oleh sementara ulama
59
yang memahami kata ini pada ayat di atas dalam arti cahaya matahari
secara umum, atau kehangatannya. Pendapat yang lebih tepat adalah
waktu dimana matahari naik sehingga terbayang bagaikan meninggalkan
tempat terbitnya dengan kadar sepenggalahan.5
Ayat kedua dimulai dengan yang artinya demi bulan
apabila ia mengiringi. Kata ( ) yang artinya mengikuti. Kalimat tilawah
al-Qur’an yang seakar dengan kata tala antara lain dipahami dalam arti
mengikuti bacaan Al-Qur’an dengan pengamalannya. Bulan seringkali
mengikuti matahari dalam banyak hal. Sinar bulan yang memantulkan
adalah cahaya matahari. Bulan sabit biasa terlihat setelah matahari
terbenam dalam tiga malam pertama. Ayat yang berbicara tentang bulan
ini dapat dipahami sebagai salah satu ayat yang mengisyaratkan bahwa
sinar bulan bersumber dari cahaya matahari. Ini merupakan salah satu
isyarat ilmiah Al-Qur’an.6
Pada foto di atas, latar foto divisualisasikan dalam gambar langit
gelap dengan bintang dan sebuah matahari berwarna kuning. Latar tersebut
memperjelas bahwa simbol yang dimaksud si pembuat video adalah
membantu dalam menegaskan arti surat A-Syams yang artinya demi
matahari dan sinarnya di pagi hari demi bulan apabila ia mengiringi.
5 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an,
(Jakarta: Lentera Hati, 2002), Vol.15, h. 295-296 6 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an,
(Jakarta: Lentera Hati, 2002), Vol.15, h. 296
60
5) Scene 5: 01:06-01:13
Demi siang hari bila menampakkan dirinya
Demi malam apabila ia menutupi
Visualisasi
Ikon
1. Foto 3 orang personil Snada yang
memperlihatkan hanya 1 orang saja yang
terlihat jelas di depan kamera.
2. Teknik pengambilan gambar medium shot
yaitu teknik pengambilan gambar dari jarak
sedang, diambil dari perut ke atas.
3. Suara “demi siang hari, bila menampakkan
dirinya, demi malam apabila ia menutupi”.
4. Latar foto berupa hamparan alam
61
rerumputan hijau.
Indeks
Terlihat dalam scene ini hanya difokuskan pada
seorang personil Snada yang memakai baju koko
dan peci berwarna putih. Terdengar suara personil
tersebut melantunkan “demi siang hari bila
menampakkan dirinya demi malam apabila ia
menutupi”. Latar foto tersebut yang
menggambarkan pemandangan alam menjadi
penekanan adanya hubungan antara visualisasi
gambar dan suara lantunan lagu demi matahari
yang dilantunkan oleh ketiga orang personil Snada
tersebut.
Simbol
Dari ikon dan indeks diatas tersebut terkandung
simbol bahwa gambar seorang personil tersebut
sedang menyanyikan lagu demi matahari dan dalam
latar gambar dan setiap gerakannya berusaha
menyesuaikan dengan lirik lagu demi matahari.
Dalam scene 6 ini, pembuat video klip ingin lebih
menekankan kembali makna surat As-Syams. Jika dilihat dari
latar dan suara yang dilantunkan oleh mereka, terdapat sebuah
hubungan antara keduanya. Saat mereka melantunkan “demi siang
hari bila menampakkan dirinya”, maka pembuat video klip
62
mengambil shoot pada waktu siang hari dimana pada saat itu
matahari menyinari seluruh bumi.
6) Scene 6: 01:14-01:18
Demi langit beserta seluruh binaannya
Visualisasi
Ikon
1. Foto 2 orang personil Snada.
5. Teknik pengambilan gambar medium shot
yaitu teknik pengambilan gambar dari jarak
sedang, diambil dari perut ke atas.
2. Suara “demi langit beserta seluruh
binaannya”
3. Latar foto pemandangan alam.
Terlihat dalam scene ini 2 orang personil Snada
63
Indeks
memakai baju muslim berwarna orange dan sorban
coklat. Personil kanan melakukan gerakan
mengangkat tangan kanan dan personil kiri berdiri
menatap kedepan. Terdengar suara kedua personil
tersebut melantunkan nyanyian “demi matahari,
dan sinarnya di pagi hari demi bulan apabila ia
mengiringi”. Latar foto tersebut yang
menggambarkan pemandangan alam memperjelas
adanya hubungan antara visulisasi gambar dan
suara nyanyian lagu “demi matahari dan sinarnya
di pagi hari” yang dilantunkan oleh kedua personil
Snada tersebut.
Simbol
Dari ikon dan indeks diatas tersebut terkandung
simbol bahwa gambar 2 orang personil tersebut
sedang menyanyikan lagu demi matahari dan dalam
scene ini setiap gerakannya dan latar foto tersebut
menyesuaikan dengan lirik lagu “demi matahari
dan sinnarnya di pagi hari”.
Scene keenam yang penulis teliti pada dasarnya sama
seperti pada scene pertama dimana kedua personil Snada tersebut
melantunkan nyanyian “demi matahari dan sinarnya di pagi hari”.
Perbedaan dengan scene pertama yaitu terletak dari perpaduan
64
ayat pertama dan kedua surat As-Syams. Namun, pada foto di
scene keenam ini Snada hanya memvisualisasikan makna ayat
pertama dari surat As-Syams.
7) Scene 7: 01:19-01:22
Demi bumi serta yang ada dihamparannya
Visualisasi
Ikon
1. Gambar seorang personil Snada.
2. Teknik pengambilan gambar medium close
up yaitu teknik pengambilan gambar dari
jarak sedang, diambil dari dada ke atas.
3. Suara “demi bumi serta yang ada
dihamparannya”
4. Latar foto berupa hamparan langit dengan
65
visualisasi bumi.
Indeks
Terlihat dalam scene ini seorang personil Snada
memakai baju muslim berwarna coklat dan peci
warna dominan merah dan coklat. Personil ini
menatap kedepan. Terdengar suara kedua personil
tersebut melantunkan nyanyian “demi matahari,
dan sinarnya di pagi hari demi bulan apabila ia
mengiringi”. Latar foto tersebut yang
menggambarkan pemandangan langit dimaksudkan
untuk memperjelas adanya hubungan antara
visulisasi gambar dan suara nyanyian lagu “demi
bumi serta yang ada dihamparannya” yang
dilantunkan oleh personil Snada tersebut.
Simbol
Dari ikon dan indeks diatas tersebut terkandung
simbol bahwa gambar 2 orang personil tersebut
sedang menyanyikan lagu demi matahari dan dalam
scene ini setiap gerakannya dan latar foto tersebut
menyesuaikan dengan lirik lagu “demi bumi serta
yang ada dihamparannya”.
Dalam scene 7, pembuat video menggambarkan seorang
personil Snada melantunkan nyanyian “demi bumi serta yang ada
dihamparannya”. Scene 7 ini memvisualisasikan makna surat As-
66
Syams ayat ke 6. Karena lantunan nyanyian dari seorang personil
tersebut berbunyi “demi bumi serta yang ada dihamparannya”,
maka pembuat video klip secara latar juga menyesuaikan dengan
lirik tersebut.
8) Scene 8: 01:23-01:26
Demi jiwa dan seluruh penyempurnaannya
Visualisasi
Ikon
1. Foto seorang personil Snada.
2. Teknik pengambilan gambar medium shot,
yaitu teknik pengambilan gambar dari jarak
sedang, diambil dari perut ke atas.
3. Suara “demi jiwa dan seluruh
penyempurnaannya”.
4. Latar foto berupa hutan dengan pohon hijau
67
dan ilalang.
Indeks
Terlihat dalam scene ini seorang personil Snada
memakai baju muslim berwarna orange dan
memakai sorban campuran warna hitam, coklat dan
putih. Terdengar suara personil tersebut
melantunkan nyanyian “demi jiwa dan seluruh
penyempurnaannya”. Personil ini menatap kedepan
dengan posisi kedua telapak tangan sejajar di depan
dada. Posisi seperti ini menandakan adanya
hubungan antara nyanyian yang ia lantunkan
dengan gerakan yang ia lakukan.
Simbol
Dari ikon dan indeks diatas tersebut terkandung
simbol bahwa gambar 2 orang personil tersebut
sedang menyanyikan lagu demi matahari dan dalam
scene ini setiap gerakannya dan latar foto tersebut
menyesuaikan dengan lirik lagu “demi bumi serta
yang ada dihamparannya”.
Dalam scene 8, pembuat video menggambarkan seorang
personil Snada melantunkan nyanyian “demi jiwa dan seluruh
penyempurnaannya”. Scene 8 ini memvisualisasikan makna surat
As-Syams ayat ketujuh. Karena lantunan nyanyian dari seorang
personil tersebut berbunyi “demi jiwa dan seluruh
68
penyempurnaannya”, maka pembuat video klip secara segi gerak
juga menyesuaikan dengan lirik tersebut.
9) Scene 9: 02:55-03:11
Allah mengilhamkan sukma kefasikan dan ketakwaan
Beruntung bagi yang mensucikannya
Merugi bagi yang mengotorinya
Visualisasi
1. Foto 5 orang personil Snada.
2. Teknik pengambilan gambar long shot,
pengambilan gambar dengan teknik
69
Ikon memperlihatkan tubuh manusia yang
tampak jelas namun latar belakang masih
dominan .
3. Suara “Allah mengilhamkan sukma
kefasikan dan ketaqwaan beruntung bagi
yang mensucikannya merugi bagi yang
mengotorinya”.
4. Latar foto tersebut hamparan alam hijau
dengan pohon hijau di sisi kanan.
Indeks
Terlihat dalam scene ini 5 orang personil Snada
memakai atribut seragam celana hitam, baju koko
dan peci putih. Kelima personil melakukan gerakan
tangan yang berbeda-beda. Terdengar suara mereka
melantunkan nyanyian “allah mengilhamkan sukma
kefasikan dan ketakwaan beruntung bagi yang
mensucikannya merugi bagi yang mengotorinya”.
Latar foto tersebut yang menggambarkan
pemandangan alam memperjelas adanya hubungan
antara visualisasi gambar dan suara nyanyian lagu
demi matahari yang dilantunkan oleh kelima orang
personil Snada tersebut.
Dari ikon dan indeks diatas tersebut terkandung
simbol bahwa gambar 5 orang personil tersebut
70
Simbol sedang menyanyikan lagu demi matahari dan setiap
gerakannya menyesuaikan dengan lirik lagu demi
matahari.
ayat kesembilan dari surat As-Syams yaitu
dan ayat kesepuluh . Setelah bersumpah
dengan sekian banyak hal, Allah berfirman menjelaskan apa yang
hendak ditekankan-Nya dengan sumpah-sumpah di atas.
Pada scene 9 yang merupakan scene terakhir, digambarkan
visualisasi 5 personil Snada memakai seragam celana hitam, bagu
koko dan peci putih di hamparan rerumputan hijau melantunkan
nyanyian “Allah mengilhamkan sukma kefasikan dan ketaqwaan
beruntung bagi yang mensucikannya merugi bagi yang
mengotorinya”. Jika dihubungkan dengan terjemahan dari surat
As-Syams pada ayat ketujuh sampai sepuluh, terdapat
hubungannya dengan teks pada scene diatas. Scene ini merupakan
puncak penegasan dari makna surat As-Syams dari ayat 1-5. Bagi
manusia yang melakukan kebaikan selama hidupnya, maka ia
akan senantia menjadi orang yang beruntung dan begitu pula
sebaliknya jika manusia yang selama hidupnya melakukan
71
keburukan, maka ia akan merugi seumur hidup baik di dunia
maupun di akhirat.
72
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil temuan penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan
bahwa:
1. Makna ikon yang terdapat dalam potongan gambar video klip
Demi Matahari ditandai dengan foto personil Snada dan suara dari
lagu Demi Matahari yang terdengar dalam setiap scene.
2. Makna indeks dalam video klip ini ditandai dengan adanya
hubungan antara visual foto tersebut dengan lantunan nyanyian
lagu demi Matahari.
3. Simbol dalam video klip ini adalah Snada dalam video klip ini
menggambarkan tentang makna dari surat As-Syams melalui video
klip ini. Karena itu, setiap makna ikon dan indeks yang ada
disesuaikan dengan lirik dari lagu Demi Matahari tersebut.
4. Pesan dakwah yang disampaikan melalui video klip ini yakni
anjuran Allah kepada setiap manusia agar senantiasa melakukan
kebaikan dan menjauhi perbuatan buruk.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa hal
yang dapat menjadi saran penulis antara lain:
1. Setelah menonton video klip tersebut, sebaiknya kita tidak pasif
menerima apa saja yang disuguhkan oleh tersebut, tetapi harus
73
bersikap lebih kritis dalam menilai pesan yang sebenarnya ingin
disampaikan oleh produsen produk video klip tersebut sehingga
kita tidak mudah terpengaruh dan terprovokasi olehnya.
2. Bagi para praktisi dakwah, media dakwah melalui video klip
tentunya merupakan sebuah media berdakwah yang baik. Hal ini
dikarenakan media yang satu ini tidak terikat ruang dan waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, Bakri. Komunikasi Internasional: Peranan dan Permasalahannya.
Jakarta: IISIP, 2003.
Ardani, Moh. Memahami Permasalahan Fikih Dakwah. Jakarta: PT. Mitra
Cahaya Utama, 2006.
Arifin, M. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 1991. Cet. Ke-1.
Budiman, Kris. Semiotika Visual. Yogyakarta: Penerbit Buku Baik, 2004.
Budiman, Kris. Ikonitas: Semiotia Sastra dan Seni Visual. Yogyakarta: Penerbit
Buku Baik, 2005.
Faizah dan Effendi, Lalu Muchsin. Psikologi Dakwah. Jakarta: Kencana, 2006.
Fiske, John. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2012. Cet. Ke-1.
Gazalba, Sidi. Asas Kebudayaan Islam Pembahasan Ilmu dan Filsafat Tentang
Ijtihad, Fiqih dan Akhlak, Bidang-bidang Kebudayaan, Masyarakat,
Negara. Jakarta: Bulan Bintang, 1978. Cet. Ke-3.
Ghazali, M. Bahri. Dakwah Komunikatif. Jakarta: CV Pedoman, 1997.
H. Hoed, Benny. Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya. Depok: Komunitas
Bambu. 2011.
Hamka. Pelajaran Agama Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1956.
Hasanuddin. Hukum Dakwah. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996. Cet. Ke-1.
Ishlalahi, Amin Ahsan. Metode Dakwah Menuju Jalan Allah. Jakarta: PT. Litera
Antarnusa, 1985. Cet. Ke-1.
Israr, C. Sejarah Kesenian Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1978. Jilid Ke-1.
Izutsu, Toshihiko. Konsep-Konsep Etika Religius Dalam Al’Qur’an. Terj. Agus
Fahri Husein, et al. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya. 1993.
J. Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, edisi revisi. 2007.
Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: PT. Kencana
Prenada Media Group, 2007.
Mahmud, Ahmad. Dakwah Islam. Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 2002. Cet.
Ke-1.
Marzuki, Metodologi Riset. Yogyakarta: BPFE-UII, 1995.
Muhidin, Asep. Dakwah Dalam Perspektif Al-Qur’an. Jakarta: Pustaka Setia,
2002.
Muhtaram, Zaini. Dasar-Dasar Manajemen Dakwah Islam. Yogyakarta: Al-Amin Press,
1996.
M. Nuh, Sayyid. Dakwah Fardiyyah Dalam Manhaj Amal Islam. Solo: Citra
Islami Press, 1996.
N. Hidayat, Dedy. Paradigma dan Metodologi Penelitian Sosial Empirik Klasik,
(Jakarta: Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia),
2003.
Nata, Abudin. Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2002.
Pawito, Komunikasi Politik, Media Massa dan Kampanye Pemilihan. Yogyakarta:
Jalasutra, 2009.
Prayitno, Irwan. Fiqhud Dakwah: Seri Pendidikan Islami. Bekasi: Balai Pustaka
Tarbiatuna, 2002. Cet. Ke-1.
Rachmat, Jalaludin. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005.
Raharjo, Dawam. Intelektual Intelegensia. Bandung: Mizan. 1991.
Shaleh, Abd. Rosyad. Manajemen Da’wah Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1993.
Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an.
Jakarta: Lentera Hati. 2002.
Shukri Mohd The, Kamal. Pengantar Ilmu Tauhid. Malaysia: Perpustakaan
Negara Malaysia.
Sobur, Alex. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004.
Sobur, Alex. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006.
Cet. Ke-3.
Tasmara, Toto. Komunikasi Dakwah. Jakarta: Media Pratama, 1987.
Tinarbuko, Sumbo. Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Penerbit Jalasutra,
2008.
Yunus, Mahmud. Kamus Arab-Indonesia. Jakarta: PT. Hidaya Karya Agung,
1989.
Internet:
http://id.wikipedia.org/wiki/Semiotika
https://www.facebook.com/pages/Nasyid-Snada-Asli-
Indonesia/136885859757899?id=136885859757899&sk=info
http://nasyidsnada.com/snada-the-stories/
LAMPIRAN
1. Album The Presentation (1994)
2. Album Air Mata Bosnia Dan Syair Kehidupan (1996)
3. Album Cinta Ilahi (1997)
4. Album Assalamu’alaikum (1998)
5. Album Satu Dalam Damai (1999)
6. Album Neo Sholawat (2000)
7. Album Dari Jakarta Ke Kuala Lumpur (2001)
8. Album Buka Mata Hati (2003)
9. Album Di Pintu Langit (2006)
10. Platinum Awards dari label Blackboard untuk album Neo Sholawat
(2003)
11. Show di TV3 Malaysia
12. Show di Hongkong (2003)
13. Event di Istana Negara (Open house, breakfasting, dinner with country
guest)
14. Konser “Menembus Batas” ESQ 165
Foto Pewawancara Skripsi dengan Snada Saat Mengisi Event
Pernikahan di Puri Ardhya Garini, Halim Perdanakusuma Jakarta, 5
Januari 2014