Upload
others
View
13
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PESAN MORAL DALAM IKLAN TELEVISI
Analisis Semiotika Roland Barthes Pada Iklan Rokok Apache
Versi Hidup Gue Cara Gue
YEYEN NURIMBA
Nomor Stambuk : 105650004915
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
ii
PESAN MORAL DALAM IKLAN TELEVISI
Analisis Semiotika Roland Barthes Pada Iklan Rokok Apache
Versi Hidup Gue Cara Gue
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom)
Disusun dan Diajukan Oleh:
YEYEN NURIMBA
Nomor Stambuk : 1056500049 15
Kepada
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
iii
iv
v
vi
YEYEN NURIMBA. Pesan Moral dalam Iklan Televisi (Analisis Semiotika
Roland Barthes pada Iklan Rokok Apache Versi Hidup Gue Cara
Gue)(dibimbing oleh Muhammad Yahya dan Amir Muhiddin).
Produk media yang mempunyai kemampuan mengubah pengetahuan,
sikap dan perilaku masyarakat salah satunya adalah iklan. Iklan adalah suatu
bentuk komunikasi antara produsen, konsumen dan khalayak dengan
memanfaatkan media massa, agar pesan dapat diterima khalayak secara global dan
serentak. Komunikasi iklan tersebut memuat informasi tentang keberadaan produk
melalui kata, gambar, tulisan dan suara yang dikemas sedemikian rupa dengan
tampilan yang menarik untuk mendorong khalayak melakukan pembelian
terhadap produk yang diiklankan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan
mengangkat makna penanda (signifier), petanda (signified), denotatif dan
konotatif serta pesan moral yang terdapat pada iklan rokok Apache versi Hidup
Gue Cara Gue yang ditayangkan di media televisi. Mengangkat cerita tentang
kisah sukses seorang pria dalam usahanya meracik kopi. Untuk mengkaji masalah
tersebut secara menyeluruh dan mendalam, digunakan pendekatan kualitatif
deskriptif dan analisis semiotika Roland Barthes. Semiotika dianggap tepat untuk
mengetahui atau mengurai sesuatu yang ada dibalik pemaknaan tanda dari iklan.
Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa makna penanda (signifier), petanda
(signified), denotatif dan konotatifnya tercantum dalam beberapa tanda seperti
kopi, manusia, daerah NTT, serta ekspresi wajah dan usaha pantang menyerah.
Pesan moral yang disampaikan yaitu dibutuhkan sifat yang ulet dan pantang
menyerah ketika hendak menggapai kesuksesan, percaya terhadap kemampuan
yang kita miliki sebagai penunjang untuk memperbaiki hidup kita menjadi lebih
baik lagi serta bersyukur atas apapun hasil yang kita dapatkan karena baik
buruknya sesuatu yang terjadi pada diri kita merupakan hal yang sudah diatur oleh
Allah SWT.
Kata Kunci: Iklan, Pesan Moral, Semiotika.
vii
KATA PENGANTAR
Tiada kata indah yang patut diucapkan seorang hamba kepada Sang
Pencipta atas segala cinta kasih-Nya yang tak terhingga dan nikmat-Nya yang tak
berujung sehingga kita mampu melewati hari-hari yang penuh makna, dan
memberi kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pesan Moral dalam Iklan Televisi (Analisis Semiotika Roland Barthes pada Iklan
Rokok Apache Versi Hidup Gue Cara Gue)” Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Imu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian penulisan skripsi ini dapat terwujud
atas bantuan dan dorongan dari berbagai pihak yang telah tulus memberikan
sumbangan berupa pikiran, motivasi, dan nasehat. Untuk semua itu dengan
kerendahan hati pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih
dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
Kedua orang tua penulis, Ibu Nurhaeni dan Bapak Alm. Bambang Thatet Prayogo
yang telah membesarkan dan mendidik penulis secara ikhlas serta memberikan
motivasi dan doa yang tiada henti-hentinya. Terimakasih juga untuk saudara
sedarah penulis Tenri Malinton, Niken Trimurti dan Nur Khair Purqan yang selalu
menyayangi dan memberi semangat untuk terus melanjutkan pendidikan setinggi
mungkin kepada saya selaku kakaknya.
viii
Selanjutnya pada kesempatan ini, tak lupa penulis mengucapkan penghargaan dan
ucapan terimakasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuannya terutama kepada:
1. Bapak Dr. Muhammad Yahya, M.Si selaku Pembimbing I dan Bapak Dr.
Amir Muhiddin, M.Si selaku Pembimbing II ditengah kesibukan yang begitu
padat selaku tenaga pengajar dan berbagai kesibukan lainnya, tetapi beliau
masih sempat meluangkan waktunya untuk membimbing penulis secara
intensif, mengoreksi naskah skripsi serta mendorong agar penulis dapat
menyelesaikan studi dengan cepat. Penghargaan yang sangat tinggi kepada
beliau atas keteladanan yang diberikan baik sebagai pribadi maupun sebagai
pembimbing.
2. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE, MM selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
4. Segenap Dosen serta staf Tata Usaha Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberi bekal ilmu
pengetahuan dan pelayanan kepada penulis selama menempuh pendidikan di
Universitas Muhammadiyah Makassar.
5. Sahabat-sahabat PBS Nurhidayati, Nurul Fadhillah (Uyyun), Marwah
Rahman, Asmita Handyani, Febi Ayu Lestari dan Wa Ode Nur Asyifah, yang
selalu memberikan doa dan dukungan kepada penulis.
ix
x
DAFTAR ISI
Halaman Pengajuan Skripsi ................................................................................. ii
Halaman Persetujuan ............................................................................................ iii
Halaman Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ...................................................... v
Abstrak .................................................................................................................. vi
Kata Pengantar...................................................................................................... vii
Daftar Isi ............................................................................................................... xi
Daftar Tabel .......................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 7
D. Kegunaan Penelitian .......................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Media Komunikasi Massa ................................................................. 9
B. Pesan Moral ....................................................................................... 24
C. Semiotika............................................................................................ 30
D. Kerangka Pikir ................................................................................... 37
E. Fokus Penelitian................................................................................. 39
F. Deskripsi Fokus Penelitian................................................................ 39
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Objek Penelitian ............................................................. 42
B. Jenis dan Tipe Penelitian ................................................................... 42
C. Sumber Data....................................................................................... 43
D. Informan Penelitian ........................................................................... 43
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 44
F. Teknik Analisis Data ......................................................................... 46
G. Keabsahan Data ................................................................................. 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Iklan Rokok Apache Versi Hidup Gue Cara Gue ........ 50
B. Makna Penanda (signifier), Petanda (signified), Denotatif dan
Konotatif Iklan Rokok Apache Versi Hidup Gue Cara Gue ......... 54
xi
C. Pesan Moral dalam Iklan Rokok Apache Versi Hidup Gue
Cara Gue ........................................................................................... 75
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 84
B. Saran .................................................................................................. 85
DAFTAR PUSTAKA
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tanda Roland Barthes ......................................................................... 33
Tabel 2.2 Kerangka Pikir ..................................................................................... 39
Tabel 3.1 Informan Pendukung ........................................................................... 44
Tabel 4.1 Scene 1-2 .............................................................................................. 56
Tabel 4.2 Scene 3-4 .............................................................................................. 57
Tabel 4.3 Scene 5-6 .............................................................................................. 59
Tabel 4.4 Scene 7-8 .............................................................................................. 61
Tabel 4.5 Scene 9-10 ............................................................................................ 63
Tabel 4.6 Scene 11-12 .......................................................................................... 67
Tabel 4.7 Scene 13 ............................................................................................... 70
Tabel 4.8 Analisis Bentuk Pesan Moral .............................................................. 79
Tabel 4.9 Analisis Bentuk Pesan Moral .............................................................. 79
Tabel 4.10 Analisis Bentuk Pesan Moral............................................................ 80
Tabel 4.11 Analisis Bentuk Pesan Moral............................................................ 81
Tabel 4.12 Analisis Bentuk Pesan Moral............................................................ 82
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi dan informasi dalam kehidupan manusia
pada abad ke 21 ini telah mengalami banyak peningkatan. Banyak hal
penting yang terjadi pada abad ini yang berkaitan dengan pemanfaatan
teknologi. Keterlibatan teknologi yang hampir memasuki semua aspek
kehidupan menunjukkan perannya yang dominan. Sekarang hampir tidak
ada kehidupan sosial dan budaya yang tidak bersentuhan dengan
teknologi. Teknologi tersebut tidak lepas dari yang namanya sebuah media
komunikasi.
Saat ini media komunikasi memiliki jumlah yang sangat banyak,
ada yang dalam bentuk tradisional dan juga bentuk modern seperti yang
banyak digunakan saat ini. Untuk mencapai target komunikasi kita dapat
menggunakan salah satu media bahkan menggabungkan beberapa media
sekaligus. Hal tersebut tergantung dari tujuan yang hendak dicapai, pesan
yang ingin disampaikan serta teknik yang akan digunakan. Untuk
memberikan tampilan penyampaian yang komplit dapat dengan melalui
media audio visual yang bisa ditangkap secara lengkap.
Media audio visual menyajikan informasi dalam bentuk gambar
dan juga suara. Pada dasarnya unsur-unsur visual atau gambar memiliki
peran penting dalam keberhasilan informasi yang disampaikan, karena
audio atau suara sifatnya hanya sebagai pendukung untuk memperjelas
2
informasi yang belum ada dalam gambar. Penyajian informasi melalui
media audio visual sering kita temukan terdapat pada teknologi
komunikasi massa media televisi.
Televisi merupakan media massa elektronik paling efektif dan
banyak diminati masyarakat, karena melibatkan penerima pesan dalam
skala jumlah banyak serta tersebar dalam area geografis yang luas. Serta
pesan yang disampaikan dapat diterima serentak pada satu waktu yang
sama. Pengiklanan di media televisi hingga saat ini masih dianggap cara
yang paling efektif dalam mempromosikan produk terutama di Indonesia
yang masyarakatnya masih menggemari mindeddimana produk yang
pernah muncul di iklan televisi lebih digemari dari pada yang tidak di
iklankan di televisi. Disamping itu, berpengaruh tidaknya pemirsa akan
penyajian iklan sangat ditentukan oleh sejauhmana iklan televisi mampu
dikemas secara menarik untuk memperoleh minat khalayak.
Untuk itu diperlukan gagasan yang cemerlang. Gagasan-gagasan
tersebut juga sangat diperlukan dalam rencana iklan agar potensi dari
setiap media-media komunikasi dapat diterima secara positif. Rencana
iklan harus direncanakan dan dilaksanakan secara serius. Iklan yang baik
merupakan perpaduan sumber daya yang memadai dan strategi yang tepat.
Tayangan iklan televisi saat ini banyak menggunakan
imagesebagai tampilan utama yang lebih ditonjolkan dalam menawarkan
produk kepada pemirsa, sehingga menutupi informasi yang sebenarnya
mengenai produk karena kuatnya pencitraan produk yang ingin dibangun.
3
Hal tersebut terkadang membuat alur cerita iklan menjadi tidak selaras
dengan imajinasi yang ditampilkan. Dalam perjalanannya sebagai
penggerak industrialisasi, iklan bukanlah sebuah karya kreatif yang bisa
bebas berekspresi dan bereksplorasi. Hal itu disebabkan karena iklan harus
tunduk dan patuh pada aturan-aturan yang diminta oleh klien dan harus
tunduk pada peraturan yang dibuat oleh pemerintah sebagai pemegang
kekuasaan tertinggi mengenai penyiaran. Dan ini dapat disimpulkan
bahwa terdapat hal-hal yang membatasi kreativitas dalam pembuatan
iklan. Hal itulah yang terjadi pada iklan rokok sekarang ini.
Dari sekian banyak iklan produk komersial yang ditayangkan di
media televisi, memang terdapat perbedaan antara iklan produk rokok dan
non rokok. Sudah menjadi rahasia umum dimana penyajian iklan rokok
harus dikemas semenarik mungkin meskipun isinya jauh melenceng dan
tidak ada hubungannya dengan mengiklankan produk rokok itu sendiri.
Iklan rokok mempunyai keterbatasan dalam memvisualisasikan
produknya.
Hal itu disebabkan karena ketatnya peraturan penayangan iklan
rokok oleh pemerintah. Iklan rokok hanya boleh menampilkan citra
produk tanpa adanya perwujudan dari produk rokok, ini telah diatur dalam
UU No. 32 tahun 2002 tentang penyiaran pasal 46 ayat 3 huruf c serta
frekuensi penayangan iklan rokok pun juga terbatas, seperti yang
tercantum dalam PP No. 19 tahun 2003 pasal 16 ayat 3 dimana iklan rokok
hanya dapat ditayangkan pada pukul 21.30 sampai 05.00. Hal tersebut
4
membuat para pembuat iklan rokok di televisi harus berpikir kreatif dalam
pembuatan iklan serta tidak sembarangan dalam mendistribusikan
iklannya di media televisi.
Pada kenyataannya dibalik ketatnya peraturan mengenai
penayangan iklan rokok, justru iklan rokok memiliki keleluasaan untuk
tampil lebih menonjol dibandingkan iklan produk non rokok. Hal ini
terlihat dari maraknya iklan rokok yang muncul sekarang ini dengan
mengedepankan penyampaian pesan yang mengandung multi makna.
Sekarang ini, iklan rokok banyak mengangkat cerita realitas sosial
dalam masyarakat yang sarat akan pesan moral didalamnya, seperti iklan
rokok A Mild versi “roda” yang menceritakan mengenai langkah awal
akan menentukan hasil akhir, iklan rokok LA Lights versi “yang lain
bersandiwara, gue apa adanya” menceritakan seorang pejabat yang sedang
berorasi mengenai kebohongan visi dan misi simpati serta iming-iming
janji yang diobral demi mendapatkan dukungan dari rakyat, dan iklan
rokok Djarum 76 versi “gayus tambunan” menceritakan mengenai isu
pungli (pungutan liar) atau sogokan yang kerap dilakukan oleh oknum
birokrat Indonesia.
Dari sekian banyaknya iklan rokok yang tidak lepas dari
pengawasan ketatnya peraturan penayangan, salah satunya adalah iklan
rokok Apache. Meskipun dalam sisi penayangannya terbatas, namun iklan
tersebut tetap mampu menunjukkan eksistensinya di belantika perkilanan
5
televisi Indonesia. Iklan rokok Apache merupakan salah satu diantara
sekian banyak iklan rokok tematis yang mempunyai ide tersendiri.
Dalam beberapa bulan terakhir, iklan rokok Apache sering kita
jumpai di layar televisi adalah iklan yang menampilkan cerita kesuksesan
seorang robusta kopi. Dalam iklan yang ber tag-line “Hidup Gue Cara
Gue” itu juga terdapat kalimat “Apa yang lebih gak masuk akal dari cara
gue yang beda, adalah disaat lo gak punya cara sama sekali” yang secara
verbal dapat memberikan semangat untuk terus berjuang dalam meraih
kesuksesan. Dengan kalimat tersebut menjadikan iklan Apache menarik
oleh khalayak. Selain itu, banyak sekali interpretasi simbol-simbol dan
tanda yang terdapat pada iklan tersebut yang sarat akan makna yang
mengandung pesan moral.
Berawal dari situlah akhirnya penulis menjadikan iklan rokok
Apache versi “Hidup Gue Cara Gue” sebagai objek penelitian. Selain itu,
ketertarikan penulis pada pemilihan iklan rokok Apache versi “Hidup Gue
Cara Gue” sebagai objek penelitian karena simbol, relasi tanda dan
pemaknaan tanda yang ada pada iklan tersebut menarik untuk ditafsirkan,
diteliti dan dikaji secara semiotika.
Semiotika merupakan metode yang dipakai untuk menganalisis
tanda-tanda. Semiotika mempelajari studi tentang bahasa dan bagaimana
bahasa menjadi pengaruh dominan yang membentuk persepsi dan pikiran
manusia. Semiotika juga merupakan alat untuk menganalisis gambar-
gambar. Dengan pendekatan semiotik nantinya diharapkan dapat diketahui
6
bagaimana dasar terbentuknya ide iklan yang didalamnya terdapat relasi
perpaduan antara simbol dan tanda-tanda yang terdapat pada iklan.
Dalam pembuatan iklan Apache versi “Hidup Gue Cara Gue”
membutuhkan peran besar dari kreativitas pembuat iklan yang secara
subyektif membentuk dan merelasikan simbol dan tanda yang ada pada
iklan dengan realitas cerita yang mengandung pesan moral. Banyak makna
yang terkandung dibalik ide kreatif iklan tersebut dan pemirsa hanya
menangkapnya sebagai cerita motivasi yang terjadi dalam masyarakat saja.
Oleh karena itu, peneliti ingin menguraikan secara mendalam makna yang
terkandung secara jelas maupun tersembunyi dibalik iklan Apache versi
“Hidup Gue Cara Gue” dengan menggunakan sistem tanda dalam iklan
untuk mengkajinya dalam perspektif semiotik.
Dengan ini, pendekatan semiotika Roland Barthes digunakan
sebagai metodologi untuk mengupas dan menguraikan unsur pemaknaan
tanda yang terkandung dalam iklan dan menafsirkannya. Berdasarkan
uraian diatas maka pada penelitian ini penulis tertarik untuk mengangkat
judul Pesan Moral dalam Iklan Televisi (Analisis Semiotika Roland
Barthes pada Iklan Rokok Apache Versi Hidup Gue Cara Gue).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana makna penanda (signifier), petanda (signified), denotatif
dan konotatif pada iklan rokok Apache Versi Hidup Gue Cara Gue?
7
2. Bagaimana pesan moral dalam iklan rokok Apache Versi Hidup Gue
Cara Guepada media televisi?
C. Tujuan Penelitian
Sebagaimana telah diketahui maka dari itu penulis melakukan
penelitian ini dengan tujuan untuk :
1. Untuk mengetahui makna penanda (signifier), petanda (signified),
denotatif dan konotatif pada iklan rokok Apache Versi Hidup Gue
Cara Gue.
2. Untuk mengetahui pesan moral dalam iklan rokok Apache Versi Hidup
Gue Cara Gue pada media televisi.
D. Kegunaan Penelitian
Dilakukannya penelitian ini tentunya untuk memberikan manfaat
bagi penulis maupun pihak lain yang memerlukannya. Adapun manfaat
dari penelitian ini adalah :
1. Kegunaan secara teoritis:
a. Penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam memberikan
kontribusi yang positif dalam pengembangan studi ilmu
komunikasi khususnya semiotika.
b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan penggambaran yang
lebih jelas mengenai pesan moral dalam iklan rokok Apache Versi
Hidup Gue Cara Gue.
8
2. Kegunaan secara praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran
bagi para pembuat iklan agar dapat membuat iklan yang lebih kreatif,
syarat akan makna dan sesuai dengan etika budaya masyarakat
sehingga kedepannya dapat menghasilkan iklan yang lebih berkualitas.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Media Komunikasi Massa
1. PengertianKomunikasi Massa
Pada dasarnya, komunikasi massa merupakan komunikasi yang
dilakukan melalui media massa (media cetak dan elektronik). Definisi
komunikasi massa menurut Bittner (Hendraswari, Hera, 2016, h:12), yakni
komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media
massa pada sejumlah besar orang. Dari definisi tersebut dapat dipahami
bahwa komunikasi massa harus menggunakan media massa. Apabila
komunikasi tersebut tidak menggunakan media massa dalam
penyampaiannya, maka tidak dapat dikatakan sebagai komunikasi
massa.Massa dalam arti komunikasi massa lebih merujuk pada penerimaan
pesan yang berkaitan dengan media massa. Massa yang dimaksud ialah
menunjuk kepada audience, penonton, pemirsa atau pembaca.
Berdasarkan sifat-sifat komponen, komunikasi massa mempunyai
ciri-ciri khusus sebagai berikut: Pertama, berlangsung satu arah dimana
dalam komunikasi massa feed back akan diperoleh setelah komunikasi
berlangsung serta kurang memungkinkan terjadinya dialog antara
pengirim dan penerima. Kedua, komunikator dalam komunikasi massa
melembaga karena seorang komunikator dalam media massa bertindak
atas nama lembaga dan hampir tidak memiliki kebebasan individual.
10
Ketiga, pesan-pesannya bersifat umum karena pesan yang disampaikan
melalui media massa pada umumnya ditujukan untuk orang banyak atau
khalayak. Keempat, melahirkan keserempakan karena informasi yang
disampaikan akan diterima oleh orang banyak pada waktu yang
bersamaan. Kelima, komunikan dalam komunikasi massa bersifat
heterogen karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda
berdasarkan faktor usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar
belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi (Zami Azari, M, 2014, h:
153).
2. Pengertian Media Massa
Pengertian media massa sangatlah luas. Media massa dapat
diartikan sebagai segala bentuk media atau sarana komunikasi untuk
menyalurkan dan mempublikasikan berita kepada masyarakat (Musthopa,
RMA, 2017, h:12). Media massa adalah salah satu sarana untuk memenuhi
kebutuhan manusia akan informasi maupun hiburan. Media massa
merupakan hasil produk teknologi modern sebagai saluran dalam
komunikasi massa.
Jika dilihat dari bentuknya, media massa dikelompokkan menjadi
dua, yaitu media cetak yang mencakup surat kabar, majalah, buku dan
brosur, kemudian media elektronik seperti radio, televisi, film, slide dan
video. (Shanty, AP, 2015, h: 8). Terdapat satu tambahan media massa saat
ini, yaitu internet. Saat ini media massa telah memenuhi keseharian hidup
11
masyarakat tanpa disadari kehadiran maupun pengaruhnya. Media massa
menyajikan informasi, menghibur, bahkan terkadang dapat mengganggu
khalayak. Berangkat dari penjelasan diatas, maka ditarik kesimpulan
bahwa media massa merupakan saluran komunikasi massa yang berguna
untuk menyampaikan informasi atau pesan kepada khalayak secara
serentak. Media massa dapat mempengaruhi hampir seluruh aspek
kehidupan masyarakat, sosial, budaya, ekonomi dan politik.
Karkteristik media massa dibagi menjadi empat bagian, yaitu :
Pertama, bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri
dari banyak orang, yakni mulai dari pengumpulan data, pengelolaan
sampai pada penyajian informasi. Kedua, bersifat satu arah, artinya
komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadinya dialog
antara pengirim dan penerima. Kalaupun terjadi reaksi atau umpan balik,
biasanya memerlukan waktu dan tertunda. Ketiga, meluas dan serempak,
artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak, karena ia memiliki
kecepatan. Bergerak secara luas dan stimultan, dimana informasi yang
disampaikan akan diterima oleh orang banyak pada saat yang sama.
Keempat, bersifat terbuka, artinya pesannya dapat diterima oleh siapa
sajadan dimana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin dan suku bangsa
(Musthopa, RMA, 2017, h:12-13).
Menurut Dennis McQuail (1987) dalam (Shanty, AP, 2015, h: 9-
10) memberikan beberapa asumsi pokok tentang peran atau fungsi media
di tengah kehidupan masyarakat saat ini, antara lain:
12
a. Media merupakan sebuah industri. Media terus berkembang
seiring dengan perkembangan teknologi dan menciptakan
lapangan kerja, barang, dan jasa. Di sisi lain, industri media
tersebut diatur oleh masyarakat.
b. Media berperan sebagai sumber kekuatan yaitu alat kontrol
manajeman dan inovasi dalam masyarakat. Komunikator
menjadikan media sebagai pengganti kekuatan, tameng, atau
sumber daya lainnya dalam kehidupan nyata.
c. Media menjadi wadah informasi yang menampilkan peristiwa-
peristiwa kehidupan masyarakat, baik dari dalam negeri
maupun internasional.
d. Media berperan sebagai wahana pengembangan budaya.
Melalui media seseorang dapat mengembangkan
pengetahuannya akan budaya lama, maupun memperoleh
pemahaman tentang budaya baru. Misalnya gaya hidup dan
tren masa kini yang semuanya didapat dari informasi di media.
e. Media menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang
dikombinasikan dengan berita dan tayangan hiburan. Media
telah menjadi sumber dominan bagi individu dan kelompok
masyarakat.
Media massa memiliki fungsi yang beragam, akan tetapi pada
dasarnya media massa berperan sebagai saluran dalam penyampaian
informasi atau pesan. Tentang bagaimana peran media selanjutnya
13
ditentukan oleh jenis media itu sendiri dan bagaimana cara penggunaan
media oleh khalayak. Perkembangan teknologi komunikasi massa
menimbulkan efek media massa terhadap khalayaknya. Efek komunikasi
massa yang timbul dapat dilihat dari adanya perubahan sikap dan
pandangan dari khalayak. Efek komunikasi massa menurut Steven H.
Chafee dalam (Haryono, Rahayu Try, 2016) ada lima efek komunikasi
massa, antara lain:
a. Komunikasi massa memberikan efek ekonomis, kehadiran
media massa menggerakkan berbagai usaha produksi distribusi
dan jasa media massa.
b. Komunikasi massa memberikan efek sosial, efek sosial
berkenaan dengan perubahan pada struktur atau interaksi sosial
akibat kehadiran media massa.
c. Komunikasi massa memberikan efek penjadwalan kegiatan.
d. Komunikasi massa sebagai tempat menyalurkan perasaan
tertentu, orang menggunakan media massa untuk memuaskan
kebutuhan psikologis dan untuk menghilangkan perasaan tidak
enak seperti kesepian, marah, kecewa, dan sebagainya.
e. Komunikasi massa menumbuhkan perasaan orang terhadap
media, kehadiran media massa bukan saja menghilangkan
perasaan tetapi juga menumbuhkan perasaan tertentu.
Seseorang mempunyai perasaan positif seperti senang, suka,
dan perasaan negatif seperti tidak senang, tidak suka, mungkin
14
erat kaitannya dengan pengalaman individu bersama media
tersebut. Pesan positif dan negatif seseorang terhadap media
boleh jadi dikarenakan isi pesan atau jenis media itu sendiri.
3. Iklan
a. Pengertian Iklan
Menurut Kotler & Armstrong dalam (Hamzah, Muhammad
Ismail, 2018, h:10) iklan adalah segala bentuk presentasi, promosi,
ide yang bersifat non pribadi terkait barang atau jasa dan
memerlukan biaya yang terukur. Menurut Morissan dalam
(Hamzah, Muhammad Ismail, 2018, h:10) iklan adalah satu
instrumen promosi yang penting, terutama bagi perusahaan yang
memproduksi barang atau jasanya untuk masyrakat luas. Iklan juga
adalah hal yang banyak dibicarakan orang karena jangkauannya
cukup luas.
Sedangkan menurut Dyer dalam (Masrukhi, Moh, 2014, h:
128) iklan diartikan sebagai sarana untuk menarik perhatian
seseorang terhadap sesuatu atau untuk menginformasikan sesuatu.
Secara normatif, periklanan merupakan salah satu bentuk khusus
komunikasi untuk memenuhi fungsi pemasaran. Iklan adalah
bentuk penyajian pesan yang dilakukan oleh komunikator secara
nonpersonal melalui media untuk ditujukan pada komunikan
dengan cara membayar. Iklan memberikan informasi dan
membujuk khalayak ramai agar membeli produk-produk yang
15
ditawarkan. Iklan harus dapat mempengaruhi pemilihan dan
keputusan pembeli (Helmy, Abid, 2012, h:13).
Menurut Tinarbuko dalam (Helmy, Abid, 2012, h:14),
sebagai salah satu perwujudan kebudayaan massa, iklan tidak
hanya bertujuan menawarkan dan mempengaruhi calon konsumen
untuk membeli barang atau jasa. Iklan juga turut memberikan nilai
tertentu yang secara terpendam terdapat di dalamnya.
Secara umum orang awam mengatakan iklan adalah jualan
atau usaha menjual produk, barang atau jasa kepada khalayak.
Pada prinsipnya iklan adalah sarana komunikasi dalam rangka
menyajikan dan mempromosikan ide, barang atau jasa yang
dilakukan oleh komunikator dalam hal ini perusahaan atau
produsen kepada komunikan yang dalam hal ini publik, khususnya
pelanggannya melalui media non personal yaitu media massa.
Selain itu, semua iklan dibuat dengan tujuan yang sama yaitu untuk
memberi informasi dan membujuk para konsumen untuk mencoba
atau mengikuti pesan yang ada dalam iklan tersebut, dapat berupa
aktivitas mengkonsumsi produk dan jasa yang ditawarkan
(Marhaeni K, Dian, 2019, h: 3).Jadi, iklan adalah suatu usaha
untuk memberikan informasi, meyakinkan atau membujuk orang
banyak melalui bahasa dan disertai gambar ilustrasi agar calon
konsumen menyukai, memilih, dan kemudian membeli barang
16
yang sedang diiklankan serta iklan juga harus dapat menggugah
atau menggelitik serta mudah diingat.
b. Unsur-Unsur Iklan Televisi
Didalam iklan terdapat berbagai unsur yang saling
mendukung. Unsur-unsur tersebut adalah unsur verbal (teks) dan
unsur nonverbal (gambar dan ilustrasi). Kedua unsur inilah yang
menjadi penggerak suatu iklan dan memberi ruh kepada iklan.
Unsur- unsur tersebut merupakan hasil kreasi atau modifikasi yang
ditata dengan baik dan terpadu supaya dapat menarik perhatian
calon konsumen (Masrukhi, Moh, 2014, h: 129).
Terdapat dua unsur dalam sebuah iklan televisi, yakni audio
dan visual. Audio meliputi susunan dari kata-kata yang diucapkan,
musik, dan suara-suara lain. Visual adalah bagian yang bisa dilihat
pada layar televisi. Iklan televisi dapat dikategorikan sebagai iklan
yang menggunakan aksi, emosi, dan demonstrasi untuk
menciptakan pesan yang menarik dan menancap dibenak khalayak,
(Dianti, Dyah Erza, 2013, h:13). Tidak hanya memiliki dua unsur,
yaitu audio-visual saja iklan televisi juga memiliki taktik kreatif
yang lebih kompleks daripada media lain. Taktik kreatif dalam
iklan televisi menurut Burnet dalam (Dianti, Dyah Erza, 2013,
h:13):
17
1) Audio
Elemen audio mempunyai batasan pada suara (voice),
music, jingle serta sound effect.Keempat elemen ini menjadi
satu kesatuan yang berupaya menciptakan mood yang
baik.Pertama, voice meliputi narasi yang tidak ada dalam layar
dimana audience tidak dapat melihat orang yang berbicara
namun dapat mendengar (announcer).Voice biasanya
menginformasikan nama brand, slogan brand, ataupun
keunggulan produk yang ditawarkan. Kedua, music berperan
sebagai backsound yang berfungsi untuk menciptakan mood
bagi iklan tersebut sehingga tercipta iklan yang menarik.
Penciptaan musik yang menarik akan menarik audience untuk
memperhatikan iklan tersebut. Music dalam iklan tidak sekedar
musik semata, didalamnya selalu terkandung makna dimana
makna tersebut mengandung pesan yang ingin disampaikan
kepada audience.Selain itu biasanya pengiklan meminjam
musik yang sudah popular dan familiar di benak audience
supaya iklan tersebut mampu diterima dengan mudah dibenak
audience. Musik membentuk berbagai fungsi komunikasi,
meliputi cara menarik perhatian, menjadikan konsumen berada
dalam perasaan yang positif, membuat konsumen lebih dapat
menerima pesan-pesan dalam iklan, dan bahkan
mengkomunikasikan arti produk-produk yang diiklankan.
18
Ketiga, jingle adalah suatu kalimat atau lagu yang menarik,
jingle berisi segala informasi tentang produk yang diiklankan.
Jingle berisikan pesan singkat akan produk dan slogan dari
produk tersebut, selain itu jingle juga berfungsi untuk
mengidentifikasikan produk yang biasanya dimunculkan pada
akhir pesan. Keempat, sound effect berfungsi untuk
menguatkan pesan iklan dan menggambarkan alur cerita.Ada
beragam sound effect yang digunakan dalam iklan, selain
digunakan untuk menguatkan iklan sound effect juga berfungsi
untuk menguatkan mood iklan tersebut.
2) Visual
Elemen visual iklan harus menarik perhatian dan
menyampaikan gagasan ide kreatif untuk menghasilkan iklan
yang efektif.Elemen visual meliputi sesuatu yang dapat dilihat
dalam iklan televisi.Elemen visual meliputi warna dan alur
cerita.
3) Talent
Talent mempunyai fungsi sebagai penarik perhatian dalam
iklan, talent iklan juga disesuaikan dengan konsep iklannya
supaya iklan tersebut menjadi lebih menarik.Talent biasanya
berasal dari orang biasa atau kalangan selebritis.Talent
biasanya menjelaskan fungsi produk ataupun keberadaan
produk.
19
4) Props
Props merupakan tampilan bentuk produk yang
ditayangkan dalam iklan.Tampilan produk ini diharapkan
mampu membantu peningkatan pengetahuan audience terhadap
produk yang diiklankan.Misalnya melalui logo dan bentuk
kemasan produk.
5) Setting
Setting atau latar belakang merupakan tempat atau lokasi
dimana iklan tersebut dibuat.Setting dapat dibuat dalam studio
dengan menyetting studio sedemikian rupa sesuai dengan
konsep iklannya ataupun diluar studio atau outdoor sesuai
dengan konsep iklannya.
6) Graphics
Graphics adalah effect tambahan diluar pengambilan teknis
gambar, selain itu graphic juga merupakan penggabungan
beberapa elemen visual seperti warna, ilustrasi dan teks
kedalam satuan iklan melalui teknologi komputer. Sebagai
contoh adalah running teks dalam iklan, mendesain bentuk
huruf dalam iklan akan mempengaruhi emosional yang cukup
kuat.
7) Pacing
Pacing merupakan elemen yang berusaha mendiskripsikan
gerakan iklan (motion) setiap frame iklannya terkait dengan
20
elemen iklan lainnya baik alur cerita dan pesan yang
disampaikan maupun backsound iklan. Misal saja ketika iklan
akan menampilkan pesannya melalui teks atau visual
produknya, gerakan iklan akan melambat supaya audience bisa
lebih melihat dan mengenalnya.
c. Jenis-Jenis Iklan
Berdasarkan tujuannya, iklan dibedakan menjadi dua jenis
yakni iklan komersial atau biasa disebut dengan iklan bisnis dan
iklan non komersial.Iklan komersial bertujuan untuk mendapatkan
keuntungan ekonomi, tujuan utamanya adalah meningkatkan
penjualan.Iklan komersial terbagi menjadi tiga jenis, pertama iklan
konsumen bertujuan untuk mendapatkan keuntungan bisnis dimana
pesan iklan ditujukan kepada konsumen akhir yaitu pengguna
terakhir suatu produk. Kedua, iklan bisnis adalah iklan yang
disampaikan dengan maksud mendapatkan keuntungan ekonomi
dimana sasarannya adalah seseorang atau lembaga yang akan
mengolah atau menjual produk kepada konsumen terakhir. Ketiga,
iklan profesional adalah iklan yang disampaikan dengan tujuan
mendapatkan keuntungan bisnis dimana khalayak sasaran iklan
adalah segmen khusus, yaitu para profesional.
Iklan non komersial adalah iklan yang digunakan untuk
menginformasikan, membujuk atau mendidik khalayak yang tujuan
akhirnya tidak untuk mencari keuntungan ekonomi melainkan
21
untuk keuntungan sosial.Keuntungan sosial yang dimaksud adalah
tambahan ilmu,kesadaran masyarakat terhadap perkara yang
diiklankan, serta mencari citra di mata masyarakat.
Secara khusus, berdasarkan media yang digunakan, iklan
dapat dibagi menjadi beberapa jenis salah satunya adalah iklan
televisi.Sesuai karakteristiknya iklan televisi mengandung unsur
suara, gambar dan gerak.Oleh karena itu pesan yang disampaikan
sangatlah menarik perhatian dan empresif.
Berdasarkan bentuknya, iklan televisi dapat dikelompokkan
dalam beberapa jenis, pertama live action merupakan video klip
iklan yang melibatkan unsur gambar, suara dan gerak secara
bersama. Kedua, animationmerupakan iklan yang dibangun
berdasarkan gambar-gambar kartun dua dimensi maupun tiga
dimensi yang digambar dengan keterampilan tangan atau animasi
komputer.
Ketiga, stop action merupakan iklan televisi yang wujudnya
berupa perpaduan antara live action dan teknik animasi sehingga
menghasilkan efek dramatik iklan, dimana ilustrasi yang rumit bisa
digambarkan dengan bagus dan menarik. Keempat, music
merupakan iklan yang dibungkus dalam alunan musik yang
menjadi kekuatan pesan iklan. Kelima, superimposed merupakan
iklan televisi berwujud gambar iklan yang ditontonkan di atas
22
gambar lain, gambar yang terlihat biasanya diperlihatkan pada
bagian pojok layar, sementara siaran televisi tetap berjalan.
Keenam, sponsor program merupakan iklan televisi yang
dimana pihak pengiklan atau sponsor membiayai program acara
televisi tertentu dan yang menjadi imbalannya bisa menyampaikan
pesan iklan dengan lebih variatif.Ketujuh, running text merupakan
iklan yang pesannya ditampilkan keluar masuk secara perlahan,
dari sisi kanan keluar sisi kiri.Biasanya running text ada disebelah
bawah layar dan acara utamanya tetap berjalan.
Kedelapan, property endorsement merupakan iklan yang
berwujud dukungan sponsor yang ditonton melalui berbagai bab
yang digunakan menjadi kelengkapan properti siaran atau berbagai
bab yang dipakai para artis atau penyiar. Kesembilan, caption
merupakan iklan yang mirip dengan superimposed namun pesan
yang digunakan hanya berupa tulisan. Umumnya digunakan untuk
mendukung iklan property endorsement.
Kesepuluh, backdrop merupakan iklan televisi dimana
pesan iklan ditontonkan pada latar belakang acara yang di adakan.
Kesebelas, credit title merupakan iklan yang pesannya ditontonkan
di bagian akhir ketika acara telah selesai. Keduabelas, ad lib
merupakan iklan televisi yang pesannya disampaikan dan disiarkan
melalui penyiar secara langsung.Bisa diantara acara dan acara
lainnya atau disampaikan oleh pembawa acara.Ketigabelas, promo
23
ad merupakan iklan yang dibuat oleh pengelola televisi untuk
mempromosikan acara-acaranya, hal ini untuk mengajak pemirsa
tertarik mengenai acara yang ditayangkan.Harapannya acara
tersebut dapat dilihat oleh pemirsa yang banyak.
d. Fungsi Iklan
Adapun lima fungsi periklanan menurut Terence yakni,
pertama informingatau memberi informasi. Iklan membuat
konsumen sadar (aware) akan merek-merek baru, mendidik mereka
tentang berbagai fitur dan manfaat merek, serta memfasilitasi
penciptaan citra merek yang positif. Kedua persuading, iklan yang
efektif akan mampu mempersuasi (membujuk pelanggan untuk
mencoba produk dan jasa yang diiklankan) persuasi mempengaruhi
permintaan primer (menciptakan permintaan bagi keseluruhan
kategori produk) dan berupaya mempengaruhi permintaan
sekunder (permintaan bagi merek perusahaan yang spesifik).
Ketiga reminding, periklanan menjaga agar merek perusahaan tetap
segar dalam ingatan para konsumen. Keempat adding value, iklan
memberi nilai tambah yang berupa inovasi, penyempurnaan
kualitas atau mengubah persepsi konsumen. Kelima assisting
(mendampingi), periklanan memberi bantuan untuk upaya lain
perusahaan. Pada saat yang lain periklanan adalah pendamping
yang memfasilitasi upaya-upaya lain dari perusahaan dalam proses
komunikasi pemasaran (Marhaeni K, Dian, 2019).
24
B. Pesan Moral
1. Pengertian Pesan
Dalam komunikasi, pesan merupakan salah satu unsur yang sangat
penting. Pesan adalah sesuatu yang disampaikan oleh komunikator kepada
komunikan melalui proses komunikasi (Munifah, NS, 2016, h:17). Pesan
dapat disampaikan dengan cara tatap muka ataupun melalui media
komunikasi yang di dalamnya terdapat simbol-simbol yang bermakna
yang telah disepakati antara pelaku komunikasi, dimana isinya bisa berupa
ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasehat atau propaganda.
Sedangkan arti kata pesan dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah
nasehat, perintah, amanat atau permintaan yang disampaikan.Adapun
pesan menurut Onong Effendy, menyatakan bahwa pesan adalah suatu
komponen dalam proses komunikasi berupa paduan dari pikiran dan
perasaan seseorang dengan menggunakan lambang, bahasa/lambang-
lambang lainnya disampaikan kepada orang lain (Munifah, NS, 2016,
h:17). Jadi pesan merupakan keseluruhan dari apa yang disampaikan
komunikator atau pengirim baik itu secara langsung maupun melalui
media, dimana didalamnya mengandung informasi yang bernilai positif
maupun negatif.
Simbol terpenting dalam pesan adalah kata-kata (bahasa), yang
dapat mempresentasikan objek (benda), gagasan dan perasaan, baik
ucapan yang dapat berupa percakapan, wawancara, diskusi, ceramah,
maupun tulisan seperti surat, esai, artikel, novel, puisi famflet dan
25
sebagainya. Kata-kata memungkinkan manusia berbagi pikiran dengan
orang lain. Pesan juga dapat disampaikan secara nonverbal seperti melalui
tindakan atau isyarat anggota tubuh, misalnya acungan jempol, anggukan
kepala, senyuman, tatapan mata. Selain itu pesan juga dapat disampaikan
melalui musik, lukisan, patung atau tarian .
Jadi pesan merupakan simbol yang disampaikan oleh seseorang
melalui media tertentu dengan harapan bahwa pesan itu akan
menimbulkan reaksi dan dimaknai dengan makna tertentu dalam diri orang
lain yang akan diajak berkomunikasi.
Menurut Hanafi dalam (Najam, Humda, 2019, h: 18-21) ada tiga
faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pesan yaitu:
a. Kode pesan adalah sederetan simbol yang disusun sedemikian rupa
sehingga bermakna bagi orang lain. Misalnya seperti bahasa Indonesia
adalah kode yang mencakup unsur bunyi, suara, huruf dan kata yang
disusun sedemikian rupa sehingga mempunyai arti.
b. Pesan adalah bahan atau materi yang dipilih kemudian ditentukan oleh
komunikator untuk mengomunikasikan maksudnya.
c. Wujud pesan adalah sesuatu yang membungkus inti pesan itu sendiri,
komunikator memberi wujud nyata agar komunikan tertarik akan isi
pesan didalamnya.
Adapun menurut A. W. Widjaja dan M. Arisyk Wahab terdapat
tiga bentuk pesan yaitu:
26
a. Informatif. Untuk memberikan keterangan fakta dan data kemudian
komunikan mengambil kesimpulan dan keputusan sendiri, dalam situasi
tertentu pesan informatif tentu lebih berhasil dibandingkan persuasif.
b. Persusif. Berisikan bujukan yakni membangkitkan pengertian dan
kesadaran manusia bahwa apa yang kita sampaikan akan memberikan
sikap berubah. Tetapi berubahnya atas kehendak sendiri. Jadi
perubahan seperti ini terasa dipaksakan akan tetapi diterima dengan
keterbukaan dari penerima.
c. Koersif. Menyampaikan pesan yang bersifat memaksa dengan
menggunakan sanksi-sanksi bentuk yang terkenal dari penyampaian
secara inti adalah agitasi dengan penekanan yang menumbuhkan
tekanan batin dan ketakutan dikalangan publik. Koersif berbentuk
perintah-perintah, instruksi untuk penyampaian suatu target.
Di dalam proses komunikasi, pesan memegang peranan penting
dalam menentukan jenis komunikasi. Pesan moral, maka komunikasinya
komunikasi moral atau etika. Untuk itu ada beberapa prinsip yang harus
diperhatikan dalam merumuskan pesan :
a. Isi pesan harus dapat merangsang perhatian.
b. Cara pengutaraannya harus mengikat dan jelas, artinya audiens dapat
menangkap maksudnya serta memahami sebaik-baiknya.
c. Mempersiapkan pesan, dalam arti memilih dan menyususn struktur
dalam bentuk serta susunan yang baik.
27
d. Memperhatikan waktu, apakah dalam penyampaiannya telah tepat
waktu.
e. Pengalaman, semakin banyak pengalaman dalam menyampaikan
semakin sedikit hambatan yang ditemui.
Adapun hal-hal penting lain yang harus diperhatikan dalam
penyampaian pesan pada komunikan adalah channel atau medium yang
akan digunakan. Pesan yang bersifat khusus dan ditujukan kepada
komunikan tertentu, cara penyampainnya memerlukan medium khusus.
2. Moral
Moral secara kebahasaan berasal dari bahasa latin mores, jamak dari kata
mos yang berarti adat kebiasaan menurut Asmaran dalam (N, Kumalasari,
2017, h:17). Sedangkan dalam kamus umum bahasa Indonesia moral
diartikan dengan penentuan baik-buruk terhadap perbuatan dan kelakuan.
Selanjutnya moral menurut istilah adalah suatu istilah yang digunakan untuk
menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat, atau
perbuatan yang dapat dikatakan benar, salah, baik, buruk (Najam, Humda,
2019, h: 21).
Adapun pengertian moralitas atau moral menurut Burhanuddin Salim
dalam (Najam, Humda, 2019, h: 50), memiliki arti:
1. Sistem nilai tentang bagaimana seseorang harus hidup secara baik
sebagaimana manusia. Sistem nilai ini terkandung dalam ajaran
berbentuk petuah-petuah, nasehat, wejangan, peraturan, perintah ,dsb.
Yang diwariskan secara turun temurun melalui agama atau kebudayaan
28
tertentu tentang bagaimana manusia harus hidup secara baik agar ia
benar-benar menjadi manusia baik.
2. Tradisi kepercayaan dalam agama atau kebudayaan tentang perilaku yang
baik dan buruk. Moralitas memberi manusia aturan atau petunjuk konkret
tentang bagaimana ia harus hidup. Bagaimana ia harus bertindak sebagai
manusia yang baik, dan bagaimana menghindari perilaku-perilaku yang
tidak baik.
Dengan demikian, moral dapat diartikan dengan suatu istilah yang
digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktivitas manusia dengan
nilai ketentuan baik-buruk, benar-salah. Jika dalamkehidupan sehari-hari
dikatakan bahwa orang tersebut bermoral, maka yangdimaksudkan adalah
bahwa orang tersebut tingkah lakunya baik. Kesadaran moral erat
kaitannya dengan hati nurani serta kesadaran moral juga mencakup
perasaan wajib untuk melakukan tindakan yang bermoral, kesadaran moral
dapat berwujud rasional dan obektif.
3. Pesan Moral
Pesan moral adalah pesan yang berisikan ajaran-ajaran, wejangan-
wejangan, lisan maupun tulisan, tentang bagaimana manusia itu harus
hidup dan bertindak, agar ia menjadi manusia yang baik. Sumber langsung
ajaran moral adalah berbagai orang dalam kedudukan yang berwenang,
seperti orang tua, guru, para pemuka masyarakat, serta para orang bijak.
Sumber ajaran itu adalah tradisi-tradisi dan adat istiadat, ajaran agama,
atau ideologi tertentu (N, Kumalasari, 2017, h:17). Standar moral dapat
29
diidentifikasikan dengan lima ciri (N, Kumalasari, 2017, h:17-18) yaitu,
pertama standar moral berkaitan dengan persoalan yang dianggap akan
merugikan secara serius atau benar-benar merugikan manusia. Kedua,
standar moral terletak pada kecukupan nalar yang digunakan untuk
mendukung kebenaran. Ketiga, standar moral berdasarkan pada
pertimbangan yang tidak memihak. Keempat, standar moral harus lebih
diutamakan dari pada nilai lain termasuk kepentingan lain. Kelima, standar
moral diasosiasikan dengan emosi tertentu.
Dalam Islam, moral disebut dengan akhlak atau perangai,
sedangakhlak berasal dari perkataan (al-akhlaku) yaitu kata jam’
daripadaperkataan (al-khuluqu) berarti tabiat, kelakuan, perangai,
tingkahlaku, petuah, adat kebiasaan. Imam Ghazali r.a mengatakan ;
akhlak ialah suatu keadaan yang tertanam di dalam jiwa yang
menampilkan perbuatan-perbuatan dengan senang tanpa memerlukan
pemikiran dan penelitian. Apabila perbuatan yang keluar itu baik dan
terpuji menurut akal, perbuatan itu dinamakan akhlak yang mulia,
sebaliknya apabila perbuatan buruk, itu dinamakan akhlak yang buruk.
Pesan moral hanya sebatas tentang ajaran baik-buruk perbuatan
dan kelakuan (akhlak) secara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan
tanpa memerlukan pemikiran serta berkaitan dengan disiplin dan kemajuan
kualitas perasaan, emosi, dan kecenderungan manusia. Sedang nilai-nilai
moral diartikan sebagai berfikir, berkata, dan bertindak baik. Maka pesan
moral yang dimaksud dalam skripsi ini adalah setiap tayangan gambar dan
30
bahasa yang disampaikan dalam iklan yang mengandung tingkah laku
yang telah ditentukan oleh etika moral.
C. Semiotika
1. Pengertian Semiotik
Istilah semiotika sendiri berasal dari kata Yunani “semeion” yang
berarti tanda. Semiotika berakar dari studi klasik dan skolastik atas
seni logika, retorika, dan poetika. Semiotika adalah suatu ilmu atau
metode analisis untuk mengkaji tanda. Semiotika, atau dalam istilah
Barthes, semiologi, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana
kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (thinks). Memaknai (to
sinify) dalam hal ini tidak dapat dicampuradukkan dengan
mengkomunikasikan (to communicate). Memaknai berarti bahwa
objek-objek tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana objek-
objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem
terstruktur dari tanda. Tanda (sign) merupakan satuan dasar bahasa
yang niscaya tersusun dari dua realita yang tidak terpisahkan yaitu
citra-bunyi (Coustic Image) sebagai unsur penanda (signifier) dan
konsep sebagai petanda (signified) (Susilowati, Endang, 2013, h: 41).
Barthes menyatakan semiotika pada dasarnya hendak mempelajari
bagaimana kemanusiaan memaknai hal-hal, yang berarti objek-objek
tidak hanya membawa informasi tetapi juga mengkonstitusi sistem
terstruktur dari tanda. Suatu tanda menandakan sesuatu selain dirinya
31
sendiri, dan makna ialah hubungan antara suatu objek atau ide dengan
suatu tanda (Little John dalam Sobur, 2016, h: 16).
Menurut Little John dalam (Sobur, 2016, h: 15), tanda-tanda
adalah basis seluruh komunikasi. Manusia dengan perantara tanda-
tanda, dapat melakukan komunikasi dengan sesamanya.Kajian
semiotika terbagi atas dua jenis yaitu semiotika komunikasi dan
semiotika signifikasi.Semiotika komunikasi menekankan pada teori
tentang produksi tanda yang salah satu diantaranya mengasumsikan
adanya enam faktor dalam komunikasi, yaitu pengirim, penerima kode,
pesan, saluran komunikasi, dan acuan (hal yang dibicarakan).
Semiotika signifikasi lebih menekankan pada teori tanda dan
pemahamannya dalam suatu konteks tertentu, dan tidak
mempersoalkan adanya tujuan komunikasi, sehingga proses
kondisinya pada penerimaan tanda lebih diperhatikan dari pada proses
komunikasi.
Konsep dasar ini mengikat seperangkat teori yang berhubungan
dengan simbol, bahasa, wacana, dan bentuk-bentuk nonverbal dengan
teori-teori yang menjelaskan tentang bagaimana tanda berhubungan
dengan maknanya dan bagaimana tanda disusun.Tanda-tanda hanya
mengemban arti dalam kaitannya dengan pembacanya. Pembacalah
yang menghubungkan tanda dengan apa yang ditandakan sesuai
dengan konvensi dalam sistem bahasa yang bersangkutan.Lebih
ringkas lagi menurut Kriyantono dalam (Helmy, Abid, 2012, h:30),
32
semiotika adalah ilmu tentang tanda-tanda. Studi tentang tanda dan
segala yang berhubungan dengannya, cara berfungsinya, hubungannya
dengan tanda-tanda lain, pengirimannya dan penerimaannya oleh
mereka yang menggunakannya.
2. Semiotika Roland Barthes
Ronald Barthes dikenal sebagai salah seorang pemikir
strukturalis yang mempraktikan model linguistik dan semiologi
Saussurean. Barthes lahir pada tahun 1915 dari keluarga kelas
menengah Protestan di Cherbourg dan dibesarkan di Beyonne, kota
kecil dekat pantai Atlantik sebelah barat barat daya Prancis. Barthes
adalah penerus Saussure yang mengembangkan teori penanda
(signifier) dan petanda (signified) menjadi lebih dinamis. Bertens
menyebut Barthes sebagai tokoh yang memainkan peranan sentral
dalam strukturalisme tahun 1960-an dan 70-an. Barthes
mengembangkan model dikotomis penanda dan petanda menjadi lebih
dinamis. Roland Barthes dikenal sebagai salah seorang pemikir
strukturalis yang getol mempraktikkan model linguistik dan semiologi
Saussurean. Ia juga intelektual dan kritikus sastra Prancis yang
ternama, eksponen penerapan strukturalisme dan semiotika pada studi
sastra. Barthes berpendapat bahasa adalah sebuah sistem tanda yang
mencerminkan asumsi-asumsi dari suatu masyarakat tertentu dalam
waktu tertentu.
33
Untuk mengetahui cara kerja tanda, Barthes menciptakan peta
tentang bagaimana tanda bekerja, yaitu sebagai berikut:
Table 2. 1. Tanda Roland Barthes
1. Signifier
(penanda)
2. Signified
(petanda)
3. Denotative sign (tanda
denotatif)
4. Connotative signifier
(penanda konotatif)
5. Connotative signified
(petanda konotatif)
6. Connotative sign (tanda konotatif)
Sumber: Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, 2016, hal 69.
Dari peta Barthes di atas, terlihat bahwa tanda denotatif terdiri atas
penanda dan petanda. Penanda adalah bunyi yang bermakna atau coretan
yang bermakna, jadi penanda adalah aspek material dari bahasa yaitu apa
yang dikatakan atau didengar dan apa yang ditulis dan dibaca.Sedangkan
petanda adalahgambaran mental, pikiran atau konsep, jadi petanda adalah
aspek mental dari bahasa (Sobur, 2016, h: 46). Singkatnya, menurut
Barthes penanda (signifier) adalah teks, sedangkan petanda (signified)
merupakan konteks tanda (sign)(Susilowati, Endang, 2013, h:60) . Akan
tetapi, pada saat yang bersamaan tanda denotatif adalah penanda
konotatif.Konotasi diartikan sebagai aspek makna sebuah atau sekelompok
34
kata yang didasarkan atas perasaan atau pikiran yang timbul atau
ditimbulkan pada pembicara (penulis) dan pendengar (pembaca). Dengan
kata lain, hal tersebut merupakan unsur material, contoh: hanya jika anda
mengenal singa, barulah konotasi seperti harga diri, kegarangan, dan
keberanian menjadi mungkin (Sobur, 2016, h: 69 & 263).
Dalam pengertian umum, denotasi biasanya dimengerti sebagai
makna harafiah, makna yang sesungguhnya. Denotasi biasanya mengacu
kepada penggunaan bahasa dengan arti yang sesuai dengan apa yang
terucap. Akan tetapi dalam semiologi Roland dan para pengikutnya,
denotasi merupakan sistem signifikasi tingkat pertama, sedangkan
konotasi merupakan tingkat kedua. Dalam hal ini denotasi justru lebih
diasosiasikan dengan ketertutupan makna, sensor atau represi politis.
Barthes mencoba menyingkirkan dan menolaknya, baginya yang ada
hanyalah konotasi semata-mata. Penolakan ini terasa berlebihan, namun
tetap berguna sebagai sebuah koreksi atas kepercayaan bahwa makna
harafiah merupakan sesuatu yang bersifat alamiah (Sobur, 2016, h: 70-71).
Dalam kerangka Barthes, konotasi identik dengan operasi ideologi,
yang disebutnya sebagai mitos, dan berfungsi untuk mengungkapkan dan
memberikan pembenaran bagi nilai-nilai dominan yang berlaku dalam
suatu periode tertentu. Di dalam mitos terdapat pola tiga dimensi yaitu
penanda, petanda dan tanda, namun sebagai sistem yang unik, mitos
dibangun oleh suatu rantai pemaknaan yang telah ada sebelumnya, atau
dengan kata lain, mitos juga suatu sistem pemaknaan tataran ke dua. Di
35
dalam mitos pula sebuah petanda dapat memiliki beberapa
penanda.Artinya dari segi jumlah petanda lebih sedikit dari pada penanda,
sehingga dalam praktiknya terjadilah pemunculan sebuah konsep secara
berulang-ulang dalam bentuk-bentuk yang berbeda. Mitologi mempelajari
bentuk-bentuk tersebut kerena pengulangan konsep terjadi dalam wujud
berbagai bentuk tersebut.
Sama halnya dengan Marx, Barthes juga memahami ideologi
sebagai kesadaran palsu yang membuat orang hidup di dunia yang
imajiner dan ideal, meski realitas hidup yang sesungguhnya tidaklah
demikian.Ideologi ada selama kebudayaan ada, dan oleh karena itulah
Barthes berbicara tentang konotasi sebagai suatu ekspresi budaya.
Kebudayaan mewujudkan dirinya dalam teks-teks dan dengan demikian
ideologi pun mewujudkan dirinya melalui berbagai kode di dalam teks
yang berbentuk penanda-penanda penting, seperti tokoh, latar, sudut
pandang dan lainnya (Sobur, 2016, h: 71).
Tommy Christomy dalam semiotika budaya (Lestari, Tri Utami,
2019, h: 26-27) adapun pengertian dari denotasi, konotasi dan mitos, yaitu:
a. Denotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan antara
penanda dan petanda atau antara tanda dan rujukannya pada realitas,
yang menghasilkan makna eksplisit, langsung dan pasti. Makna
denotasi (denotative meaning), dalam hal ini adalah makna apa yang
tampak.
36
b. Konotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan antara
penanda dan petanda, yang didalamnya beroperasi makna yang tidak
eksplisit, tidak langsung dan tidak pasti (artinya terbuka terhadap
berbagi kemungkinan). Ia menciptakan makna lapis kedua yang
terbentuk ketika penanda dikaitkan dengan berbagai aspek psikologis,
seperti perasaan, emosi atau keyakinan. Misalnya, tanda bunga
mengkonotasikan “kasih sayang” atau tanda tengkorak
mengkonotasikan “bahaya”. Konotasi dapat menghasilkan makna lapis
kedua yang bersifat implisit, tersembunyi, yang disebut makna
(konotative meaning).
c. Mitos dalam kerangka barthes, konotasi identik dengan operasi
ideologi yang disebut dengan mitos dan berfungsi untuk
mengungkapkan dan memberikan nilai-nilai dominan yang berlaku
dalam periode tertentu. Jadi mitos adalah suatu tanda yang memiliki
konotasi kemudian berkembang menjadi denotasi, maka makna
denotasi tersebut akan menjadi mitos atau singkatnya mitos merupakan
suatu kejadian yang terjadi berulang-ulang disuatu kelompok
masyarakat sehingga diakui sebagai kebudayaan yang ada didalam
masyarakat tersebut.
3. Kategori-kategori Tanda
Dalam (Sobur, 2016, h: 42), untuk menjelaskan bagaimana tanda
menyampaikan makna, Pierce membuat tiga kategori tanda, yaitu:
37
a. Ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang
bersifat kemiripan. Pada dasarnya ikon merupakan tanda yang
menggambarkan ciri utama sesuatu (objek) meskipun objek
tersebut tidak hadir. Jadi ikon adalah suatu bendak fisik dua atau
tiga dimensi yang menyerupai apa yang direpresentasikannya.
Representasi ini ditandai dengan kemiripan, misalnya, foto Mega
Wati adalah ikon Mega Wati, gambar Amien Rais adalah ikon
Amien Rais.
b. Indeks adalah tanda yang menunjukan adanya hubungan alamiah
antara tanda dan penanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab
akibat yang langsung mengacu pada kenyataan. Contoh yang
paling jelas ialah asap sebagai tanda adanya api.
c. Simbol adalah tanda yang menunjukan hubungan alamiah antara
penanda dengan petandanya. Hubungan diantaranya bersifat
arbitrer atau semena, yaitu hubungan berdasarkan konvensi
(perjanjian) masyarakat. Contohnya, seorang dewi dengan mata
tertutup memegang timbangan yang menguatkan tentang simbol
keadilan.
D. Kerangka Pikir
Pesan moral diarahkan pada pembentukan pribadi manusia sebagai
makhluk individu, sosial, religius dan berbudaya. Dalam iklan rokok
Apache versi Hidup Gue Cara Gue, tidak sekedar menyajikan promosi
38
produk saja, namun terdapat pesan moral yang bernilai edukasi untuk
diterapkan dalam realita kehidupan.
Dalam iklan ini dijelaskan mengenai bagaimana seseorang bisa
sukses dengan menggunakan caranya sendiri meskipun lingkungan sekitar
termasuk orang terdekatnya tidak memberikan dukungan. Dalam iklan,
nilai-nilai seperti ini disampaikan melalui bahasa yang mengandung tanda-
tanda. Bahasa menurut Barthes adalah sebuah sistem tanda yang
mencerminkan asumsi-asumsi dari suatu masyarakat tertentu dalam waktu
tertentu. Berdasarkan pendapat diatas peneliti menggunakan semiotika
Roland Barthes tentang bagaimana tanda bekerja, untuk menganalisis
bentukpesan moral dalam iklan rokok Apache versi Hidup Gue Cara Gue.
Dimana konsep tanda tersebut terdiri dari, Signifier (penanda),
Signified (petanda), Denotative Sign (tanda denotatif), Connotative
Signifier (penanda konotatif), Connotative Signified (petanda konotatif) an
Connotative Sign (tanda konotatif). Dengan menggunakan konsep diatas,
diharapkan mampu menganalisis makna pesan moraldalam dialog ataupun
adegan iklan Apache versi Hidup Gue Cara Gue.
39
Tabel 2.2. Kerangka Pikir
E. Fokus Penelitian
Untuk mempermudah peneliti dalam menganalisis hasil penelitian,
maka penelitian difokuskan pada adegan atau dialog yang mengandung
makna pesan moral dalam iklan rokok Apache versi Hidup Gue Cara Gue.
F. Deskripsi Fokus Penelitian
Untuk memperoleh kesamaan mengenai objek penelitian, berikut
diuraikan beberapa deskripsi fokus penelitian:
1. Iklan rokok Apache versi Hidup Gue Cara Guemerupakan objek dari
penelitian ini dan akan dibagi menjadi potongan atau scene yang
Iklan rokok Apache versi “Hidup Gue Cara Gue”
Semiotika Roland Barthes (penanda, petanda,
tanda denotatif, penanda konotatif, petanda
konotatif, tanda konotatif)
Makna penanda
(signifier),petanda
(signified),
denotatif dan
konotatif
Pesan Moral
40
mengandung pesan moral yang ditunjukkan melalui dialog ataupun
tindakan.
2. Semiotika Ronald Barthes yaitu teknik yang digunakan dalam
menganalisis isi iklan rokok Apache versi Hidup Gue Cara Gue.
Adapun semiotika menurut Barthes terdapat penanda (signifier),
petanda (signified), tanda denotatif, penanda konotatif, petanda
konotatif dan tanda konotatif.
3. Makna penanda (signifier), petanda(signified), denotatif dan
konotatifadalah bagian yang ingin diketahui serta menunjukkan
adanyapesan moral yang tergambarkan dalam setiap scene iklan.
Tanda denotatif terdiri atas penanda dan petanda, dimana tanda
denotatif merupakan makna yang sebenarnya dari apa yang
digambarkan tanda terhadap objek. Singkatnya, denotatif merupakan
makna paling nyata dari sebuah tanda. Dan pada saat yang bersamaan,
tanda denotatif adalah penanda konotatif. Dimana konotatif merupakan
bagaimana cara kita dalam menggambarkan suatu tanda. Pada bagian
konotatif, disini kita akan lebih banyak menginterpretasikan suatu
tanda yang didasari dari perasaan atau pikiran.
4. Pesan moral yang dimaksud adalah adanya unsur, dialog maupun
adegan yang berisikan ajaran-ajaran, wejangan-wejangan tentang
bagaimana manusia harus bertindak agar dapat hidup menjadi manusia
yang lebih baik lagi yang ada dalam iklan rokok Apache versi Hidup
41
Gue Cara Gue.Dan pembatasan mengenai moral yang peneliti
gunakan yaitu menurut Burhanuddin Salim.
Perlu disadari bahwa fokus penelitian yang telah dirumuskan
sebaik dan serapi mungkin, ada kemungkinan sedikit banyak akan
mengalami perubahan dan penyesuaian tertentu setelah lebih
mendalami kenyataan yang sesungguhnya.
42
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Objek Penelitian
Dalam meneliti iklanrokok ApacheversiHidup Gue Cara Gue,
peneliti membutuhkan waktu kisaran 2 bulan. Sedangkan untuk objek
penelitiannya berfokus pada pemutaran iklanrokok ApacheversiHidup Gue
Cara Gue, sehingga peneliti terlibat langsung dalam menganalisis isi dari
iklan tersebut. Hal ini dilakukan karena peneliti menggunakan metode
analisis semiotik, yang diharuskan mengamati dan menganalisis tanda-
tanda dalam iklan secara langsung. Dimana objek yang diamati merupakan
iklanrokok ApacheversiHidup Gue Cara Gue, sedangkan unit analisisnya
merupakan potongan-potongan scene dalam iklan tersebut yang
menunjukkan pesan moral.
B. Jenis dan Tipe Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan
pendekatan kualitatif.Studi deskriptif bertujuan untuk menggambarkan,
meringkas berbagai kondisi, situasi yang terdapatdalam iklanrokok
ApacheversiHidup Gue Cara Gue sebagai objek penelitian. Pendekatan
kualitatif bertujuan untuk memberikan gambaran dan pemahaman
mengenai hal-hal yang bermakna pesan moral dalam iklan rokok
ApacheversiHidup Gue Cara Gue. Data kualitatif merupakan data yang
ditampilkan dalam bentuk verbal, interpretatf, menekankan pada persoalan
43
kontekstual dan tidak terikat secara ketat dengan hitungan, angka dan
ukuran yang bersifat empiris.
C. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua,
yaitu:
1. Sumber data primer, merupakan data yang diperoleh secara langsung
dari objek penelitian perorangan, kelompok dan organisasi (Ruslan, R,
2017, h: 29). Dalam penelitian ini data primer yang digunakan peneliti
yaitu data yang diperoleh dari iklan rokok ApacheversiHidup Gue
Cara Gue.
2. Sumber data sekunder, yaitu data dari sumber yang berkaitan serta
mendukung objek penelitian, yang berbentuk dokumen tertulis yang
diperoleh dari literatur-literatur seperti, buku-buku, koran, jurnal,
penelitian terdahulu serta data yang bersumber dari internet yang
digunakan untuk mendukung penelitian ini. Data ini digunakan untuk
melengkapi data primer yang telah ada.
D. Informan Penelitian
Informan adalah orang yang memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang kompleks tentang objek yang akan diteliti. Penentuan
informan pada penelitian ini dilakukan dengan cara snowball sampling,
yakni melibatkanorang-orang yang dianggap mengetahui dan dapat
memberikan informasi terkait dengan penelitian sehingga peneliti
mendapatkan data akurat yang diperoleh melalui proses bergulir dari satu
44
responden ke responden yang lainnya. Adapun informan dalam
penelitian ini adalah informan yang paham mengenai semiotika dan
pernah menyaksikan penayangan iklan rokok ApacheversiHidup Gue Cara
Gue.
Tabel 3.1. Informan Pendukung
No. Nama Pekerjaan
1.
2.
3.
4.
Dwi Surti Junida, S.Sos., M.Si
Mashudiah S Putri, S.E
Risman, S.IP
Nurul Fadhillah
Dosen UIN Alauddin Makassar
Mahasiswa
PascasarjanaManajemen
Universitas Tarumanagara
Jakarta
Aktivis IMM
Penonton Iklan dan Mahasiswa
Ilmu Komunikasi FISIP
Universitas Muhammadiyah
Makassar
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling
strategis dalam penelitian, oleh karena itu dalam penelitian ini teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, teknik
wawancara dan teknik dokumentasi.
45
1. Observasi, merupakan tindakan menyaksikan dan mencatat berbagai
peristiwa yang terjadi. Observasi diartikan sebagai pengamatan dan
pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang nampak pada objek
penelitian. Observasi langsung adalah pengamatan yang dilakukan di
tempat berlangsungnya peristiwa sehingga melibatkan peneliti bertemu
langsung dengan objek yang diteliti. Observasi tidak langsung adalah
pengamatan yang dilakukan dengan tidak berada pada tempat
berlangsungnya peristiwa yang diteliti. Misalnya yaitu melakukan
pengamatan melalui foto atupun film. Berdasarkan uraian tersebut,
maka penelitian ini dilakukan menggunakan teknik observasi tidak
langsung karena melakukan pengamatan pada iklan rokok
ApacheversiHidup Gue Cara Guedi televisi dalam bentuk rekaman
video.
2. Wawancara,dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara yang tidak
berstruktur, yang bertujuan untuk mencari informasi secara leluasa dari
berbagai segi dan arah guna mendapatkan informasi yang lengkap dan
mendalam (Ruslan, R, 2017, h: 67).
3. Dokumentasi, terdiri dari kata-kata dan gambar yang telah direkam
tanpa adanya campur tangan dari peneliti. Teknik ini merupakan teknik
pengumpulan data dari objek penelitian yang didapatkan dari sumber
tertulis yang dapat mendukung analisa penelitian tentang simbol-simbol
dan pesan yang terdapat pada sebuah iklan. Pada penelitian ini, materi
46
iklan dan data-data lainnya juga diperoleh melalui berbagai situs
internet.
F. Teknik Analisis Data
Langkah awal peneliti akan mendokumentasikan rekaman iklan,
kemudian diuraikan atau dipotong berdasarkan scene. Kemudian
melakukan pendeskripsian dari setiap potongan scene tersebut. Langkah
selanjutnya, melakukan analisa dengan menggunakan teknik analisa
semiotik. Setelah melakukan pendeskripsian dan menganalisa masing-
masing scene iklan, ditariklah kesimpulan dari potongan-potongan adegan
iklan secara utuh.
Melalui analisis semiotik kita dapat mengetahui makna yang
terkandung dalam pesan iklan. Ada banyak metode analisis semiotik yang
dikemukakan oleh pakar semiotik. Untuk penelitian ini, peneliti akan
menggunakan metode analisis semiotik Roland Barthes untuk mengetahui
pananda (signifier) dan petanda (signified) secara lebih luas yang terdapat
pada iklan rokok ApacheversiHidup Gue Cara Gue.
G. Keabsahan Data
Keabsahan data digunakan untuk membuktikan bahwa penelitian
yang dilakukan adalah benar-benar merupakan penelitian yang bersifat
ilmiah serta digunakan juga untuk menguji kebenaran data yang
didapatkan.Menurut Lincoln dan Guba dalam (Bungin, 2015, h: 59-62),
47
paling sedikit ada empat standar atau kriteria utama guna menjamin
keabsahan hasil penelitian kualitatif, yaitu:
1. Standar Kredibilitas
Kredibilitas merupakan uji kepercayaan terhadap data dari hasil
penelitian yang dilakukan agar penelitian yang dilakukan dapat dibuktikan
sebagai suatu karya ilmiah. Dan untuk membuktikannya, perlu dilakukan
upaya-upaya sebagai berikut:
a. Perpanjangan keikutsertaan
Dalam hal ini, peneliti harus memperpanjang keikutsertaannya
dalam proses pengumpulan data. Karena dalam penelitian kualitatif,
peneliti merupakan instrumen utama dalam penelitian. Semakin
lamanya peneliti terlibat dalam pengumpulan data, maka akan semakin
memungkin meningkatnya tingkat kepercayaan data yang diperoleh.
b. Observasi
Peneliti harus melakukan observasi secara terus-menerus dan
sungguh-sungguh agar peneliti semakin memahami peristiwa yang
sedang diteliti seperti apa adanya.
c. Trigulasi
Trigulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah trigulasi
sumber data yakni mengumpulkan beberapa penelitian yang memiliki
48
kajian yang sama yang diperoleh dari berbagai sumber data yang
sesuai. Dengan semikian dapat diperoleh variasi informasi selengkap-
lengkapnya.
d. Melibatkan teman sejawat
Melibatkan teman yang tidak ikut melakukan penelitian untuk
berdiskusi, memberikan masukan, bahkan kritik mulai awal kegiatan
proses penelitian sampai tersusunnya hasil penelitian. Hal ini perlu
dilakukan karena terbatasnya pengetahuan peneliti pada kompleksitas
fenomena sosial yang diteliti.
2. Standar Transferabilitas
Standar ini merupakan pertanyaan yang empirik yang tidak
dapat dijawab oleh peneliti, tapi dijawab dan dinilai oleh para pembaca
laporan penelitian. Hasil penelitian kualitatif memiliki standar
transferabilitas yang tinggi apabila para pembaca laporan penelitian
memperoleh gambaran dan pemahaman yang jelas tentang konteks dan
fokus penelitian.
3. Standar Dependabilitas
Standar dependablitas merupakan pengecekan atau penilaian
ketepatan peneliti dalam mengkonseptualisasikan yang diteliti. Makin
konsisten peneliti dalam keseluruhan proses penelitian, baik dalam
kegiatan pengumpulan data, interpretasi temuan maupun dalam
49
melaporkan hasil penelitian, akan semakin memenuhi standar
dependabilitas.
4. Standar Konfirmabilitas
Standar konfirmabilitas lebih berfokus pada pemeriksaan
kualitas dan kepastian hasil penelitian. Pemeriksaan konfirmabilitas
biasanya dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan dependabilitas.
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini, peneliti akan mendeskripsikan hasil penelitian dan
pembahasan dari data yang berkaitan dengan fokus penelitian sebagai tindak
lanjut dari hasil pengumpulan data. Sebelum mendeskripsikan hasil penelitian dan
pembahasan, maka terlebih dahulu peneliti akan menguraikan secara singkat
tentang gambaran umum iklan rokok Apache Versi Hidup Gue Cara Gue, yang
menjadi objek penelitian.
A. Gambaran Iklan Rokok Apache Versi Hidup Gue Cara Gue
1. Profil PT. Karya Dibya Mahardhika
PT. Karya Dibya Mahardhika (KDM) adalah salah satu perusahaan
yangmemproduksi rokok di Indonesia, berdiri pada tahun 2007 dengan
berlokasi di Jawa Timur tepatnya di Jl. A. Yani Km. 45 Tawangrejo-
Pandaan, Pasuruan-Jawa Timur. Perusahaan ini berada di bawah naungan
PT. Gudang Garam Tbk. KDM memiliki beberapa pabrik yang tersebar di
Indonesia, diantaranya di Pasuruan dan juga Blitar.
Perusahaan ini telah memiliki beberapa cabang perusahaan yang
tersebar di wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jakarta. Seiring
berjalannya waktu, perusahaan PT. Karya Dibya Mahardhika telah
memberlakukan program investasi dan rencana kerja guna membawa
perusahaan menjadi salah satu perusahaan rokok nasional yang nantinya
mampu menembus pasar internasional.
51
Adapun beberapa produk yang dihasilkan oleh PT. Karya Dibya
Mahardhika, yaitu:
1. Absolute Mild
2. Absolute Mild Menthol
3. Absolute Ruby
4. Minna Internatonal
5. Apache
6. Extreme Mild
7. Extreme Mild Menthol
8. Kennedy
9. Marcopolo
10. Master Mild
11. Win Mild
12. Bohem Cigar
13. Esse
14. Raison
15. The One.
2. Profil Iklan Rokok Apache Versi Hidup Gue Cara Gue
Iklan Rokok Apache Versi Hidup Gue Cara Gue berdurasi 1 menit,
ditayangkan dibeberapa stasiun televisi swasta yakni SCTV, Trans TV, Trans
7 dan ANTV. Perlu diketahui bahwa rokok Apache di produksi oleh PT.
Karya Dibya Mahardhika, sedangkan yang menjadi distributornya ialah PT.
Surya Mustika Nusantara.
52
Kali ini konsep yang dibawakan pada iklan rokok Apache Versi Hidup
Gue Cara Gue, mengangkat cerita realitas sosial yang sering terjadi di
lingkungan masyarakat. Dalam iklan tersebut mengajak masyarakat untuk
ikut melihat dan merasakan berbagai persoalan hidup yang terjadi
dilingkungan keluarga maupun sekitar. Tidak hanya itu, dalam iklan rokok
Apache versi Hidup Gue Cara Gue juga terdapat beberapa pesan moral yang
disampaikan, terutama moral dalam tekat pantang menyerah.
Karena seperti yang kita ketahui kebanyakan orang diluar sana ketika
memiliki keinginan untuk mencapai titik kesuksesan, terkadang mereka
terhalang oleh tidak adanya dukungan dari orang lain terutama dari pihak
keluarga dan juga berhenti berusaha ketika telah mengalami beberapa kali
kegagalan. Hal itulah yang terkadang menjadi penyebab untuk berpikir
pesimis dan akhirnya tidak ingin berusaha lebih giat lagi.
Dengan adanya iklan rokok Apache versi Hidup Gue Cara Gue ini,
diharapkan dapat memberikan pesan-pesan moral pantang menyerah untuk
mendorong masyarakat lebih semangat lagi dalam meraih kesuksesannya.
Selain tayang di televisi, iklan rokok Apache versi Hidup Gue Cara Gue ini
juga ditayangkan di media Youtube pada tanggal 21 Juni 2019
(https://www.youtube.com/watch?v=ZHJwaQxWcp8).
3. Sinopsis Iklan Rokok Apache Versi Hidup Gue Cara Gue
Iklan rokok Apache versi Hidup Gue Cara Gue yang berdurasi 1 menit
ini tayang di televisi swasta seperti SCTV, Trans TV, Trans 7 dan ANTV
53
beberapa bulan lalu. Tidak hanya di televisi, iklan ini juga tayang di Youtube
pada tanggal 21 Juni 2019.
Iklan ini mengisahkan seorang pria yang sedang menceritakan proses
hidup temannya sebelum mencapai titik kesuksesan. Dimana dalam iklan ini,
teman yang dimaksud ialah seorang pria yang berprofesi sebagai robusta kopi
yang beberapa kali gagal dalam meracik kopinya. Di cerita ini,
memperlihatkan seberapa keras usaha pria tersebut untuk mendapatkan rasa
yang khas dari kopi yang ia racik sendiri.
Ditengah usahanya tersebut, ia justru tidak mendapatkan dukungan
dari ayahnya. Dan sering ditanya “emang bisa hidup dari hasil kopi doang?”
yang menandakan bahwa orang disekitarnya ragu akan usaha yang ia lakukan.
Namun hal tersebut tidak mematahkan semangatnya, ia memilih pergi ke
provinsi Nusa Tenggara Timur untuk menambah pengetahuannya akan kopi.
Disana ia belajar bagaimana memilih biji kopi yang baik dan
mempelajari cara meraciknya dari orang-orang yang berada di Nusa Tenggara
Timur. Setelah mendapatkan ilmu yang ia cari, kemudian ia terapkan
sasampainya dirumah. Dan mendapatkan hasil yang selama ini ia inginkan.
Ayah dan orang-orang di sekitarnyapun, bangga dengan usaha yang
dilakukan pria tersebut.
54
B. Makna Penanda (signifier), Petanda (signified), Denotatif dan Konotatif
Iklan Rokok Apache Versi Hidup Gue Cara Gue
Obyek dalam penelitian ini berupa komunikasi teks media dalam iklan
rokok Apache versi Hidup Gue Cara Gue, yang mana dapat dijelaskan
melalui gambar (visual) dan suara (audio).
a. Gambar
Gambar merupakan suatu sususan-susunan dari berbagai jenis titik,
garis, bidang dan warna sehingga menjadi suatu objek tertentu. Gambar
bisa menjadi sebuah ekspresi dari perasaan yang membuatnya. Dari
ekspresi yang muncul akan menghasilkan suatu gambar yang biasa disebut
karya seni.
Gambar-gambar yang terdapat dalam iklan merupakan suatu
produksi serangkaian kegiatan pengambilan gambar, terlebih dalam iklan
rokok Apache versi Hidup Gue Cara Gue cukup beragam gambar yang
diambil seperti ekspresi wajah, permasalahan dalam melakukan sesuatu
dan kekayaan alam Indonesia. Oleh karena itu, peneliti hanya mengambil
gambar atau scene yang terdapat dalam iklan rokok Apache versi Hidup
Gue Cara Gue dengan dasar pertimbangan yang mengacu pada pesan-
pesan moral.
b. Suara
Suara merupakan gelombang longitudingal hasil dari suatu getaran
yang dapat merangsang pendengaran. Suara merambat melalui media
kompresibel seperti udara atau air (suara dapat merambat melalui benda
55
padat juga) ada tambahan mode propagasi. Selama propagasi, gelombang
dapat dipantulkan, dipancarkan, dibiaskan dan dilemahkan oleh media.
Suara yang ada dalam iklan rokok Apache versi Hidup Gue Cara Gue
yakni suara dari voice over atau suara latar belakang yang menjelaskan
alur cerita pada iklan.
Pada tahapan ini peneliti akan menguraikan data yang ditemukan
untuk dianalisis. Tahapan ini menjelaskan makna penanda (signifier),
petanda (signified), denotatif dan konotatif beberapa scene atau gambar
yang ada pada iklan rokok Apache versi Hidup Gue Cara Gue. Peneliti
menggunakan teknik analisis semiotika Roland Barthes.
Berdasarkan peta tanda dari Roland Barthes yang mengaitkan
unsur-unsur berupa tanda, penanda dan petanda hingga membangun
sebuah pemaknaan dari pesan yang disampaikan dalam iklan tersebut.
Dalam peta tanda tersebut akan diuraikan unsur-unsur pembangun sebuah
makna yaitu tanda denotasi, penanda (signifier), petanda (signified), tanda
denotatif, penanda konotasi dan petanda konotasi yang berperan penuh
dalam menentukan sebuah makna yang terkandung seperti apa yang akan
ditangkap oleh masyarakat.
Dimana tanda denotatif merupakan makna yang sebenarnya dari
apa yang digambarkan tanda terhadap objek. Singkatnya, denotatif
merupakan makna paling nyata dari sebuah tanda. Dan konotatif
merupakan bagaimana cara kita dalam menggambarkan suatu tanda. Pada
56
bagian konotatif, disini kita akan lebih banyak menginterpretasikan suatu
tanda yang didasari dari perasaan atau pikiran.
Tabel4. 1. (Scene 1-2)
Penanda
(Signifier)
Bahan dan alat yang digunakan
seorang pria yang sedang
meracik kopi.
Petanda
(Signified)
Konsep tahapan membuat kopi
yang dilakukan oleh seorang
pria.
Tanda Denotatif
(Denotative Sign)
Iklan rokok Apache versi Hidup Gue Cara Gue.
Scene 1-2
57
Penanda Konotatif
(Connotative Signifier)
Gambar alat dan bahan (kopi,
air, canteng) yang digunakan
seorang pria untuk meracik
kopi.
Petanda Konotatif
(Connotative Signified)
Konsep tahapan awal yang perlu
dipersiapkan ketika akan
memulai melakukan sesuatu.
Sama halnya ketika hendak
membuat kopi. Yang paling
pertama perlu disiapkan ialah
bahan kopinya serta alat yang
digunakan untuk mengolah kopi
tersebut.
Tanda Konotatif
(Connotative Sign)
Pesan mengenai langkah awal ketika hendak memulai sesuatu,
yakni usaha untuk mempersiapkan segala yang dibutuhkan mulai
dari alat, bahan, kesiapan diri serta apapun itu yang dapat
menunjang dalam hal mencapai target keberhasilan nantinya.
Tabel 4. 2. (Scene 3-4)
Penanda
(Signifier)
Hasil olahan kopi yang dicicipi
oleh orang yang membuatnya
Petanda
(Signified)
Konsep perilaku yang harus
dilakukan.
58
sendiri.
Tanda Denotatif
(Denotative Sign)
Iklan rokok Apache versi Hidup Gue Cara Gue.
Scene 3-4
Penanda Konotatif
(Connotative Signifier)
Gambar segelas kopi yang
merupakan hasil racikan dari
pria tersebut. Kemudian
digambar kedua, pria itu
mencicipi kopi buatannya.
Petanda Konotatif
(Connotative Signified)
Konsep tindakan yang perlu
dilakukan untuk mengetahui
hasil dari percobaan awal dari
pembuatan produk yang telah
dilakukan. Sebelum produk
yang kita buat di berikan pada
orang lain, orang pertama yang
harus mengetahui segala
59
sesuatu yang berkaitan dengan
produk yang dibuat adalah si
pembuatnya sendiri.
Tanda Konotatif
(Connotative Sign)
Pesan perilaku yang mesti dilakukan ketika membuat produk atau
apapun itu. Saat sedang membuat produk baik itu dalam bentuk
barang maupun jasa, perlu melakukan uji coba terlebih dahulu
sebelum mengedarkannya ke khalayak. Kita perlu memastikan
kelayakan produk terlebih dahulu, khususnya untuk produk
makanan yang betul-betul harus dipastikan dari segi rasa,
kesehatan, tampilan dll sebelum di konsumsi oleh konsumen. Dan
hal seperti ini perlu diperhatikan karena akan menunjang dari segi
penjualannya.
Tabel 4. 3. (Scene 5-6)
Penanda
(Signifier)
Beberapa hasil percobaan
seorang pria yang gagal saat
meracik kopi.
Petanda (Signified)
Konsep gambaran kegagalan
dari usaha yang dilakukan.
60
Tanda Denotatif
(Denotative Sign)
Iklan rokok Apache versi Hidup Gue Cara Gue.
Scene 5-6
Penanda Konotatif
(Connotative Signifier)
Gambar seorang pria yang
memegang secangkir kopi
dengan menampilkan mimik
wajah seakan mengisyarakat
bahwa kopi yang ia racik
belum memiliki rasa yang enak
dan merupakan beberapa kali
kegagalan dalam
percobaannya, terlihat pada
Petanda Konotatif
(Connotative Signified)
Konsep yang menggambarkan
beberapa kali kegagalan dari
usaha yang telah dilakukan.
Karena untuk mencapai target
keberhasilan, kedepannya akan
ada rintangan yang harus
dihadapi. Tidak selamanya yang
kita lakukan akan selalu berjalan
baik-baik saja.
61
gambar kedua yang
menampilkan beberapa gelas.
Tanda Konotatif
(Connotative Sign)
Pesan mengenai kegagalan yang sering terjadi disetiap usaha yang
dilakukan. Kegagalan dalam kehidupan manusia ketika memiliki
keinginan yang hendak dicapai merupakan hal yang biasa terjadi
dan secara tidak langsung kegagalan tersebut akan membentuk diri
kita menjadi pribadi yang lebih giat lagi dalam berusaha. Karena
disetiap usaha yang sedang dilakukan tidak akan lepas dari yang
namanya berbagai macam rintangan. Dan untuk mencapai target
akhir, tergantung bagaimana kita dalam menyikapi setiap
kegagalan itu.
Tabel4. 4. (Scene7-8)
Penanda
(Signifier)
Ayah dari pria tersebut
menentang usahanya.
Petanda (Signified)
Konsep disetiap usaha tidak
selamanya akan diterima.
Tanda Denotatif
(Denotative Sign)
Iklan rokok Apache versi Hidup Gue Cara Gue.
Scene 7-8
62
Penanda Konotatif
(Connotative Signifier)
Gambar seorang pria paruh baya
yang berbicara dengan pria
pembuat kopi. Dimana pria
paruh baya tersebut merupakan
ayahnya yang nampak sedang
mempertanyakan sesuatu dengan
sangat menuntut kepada pria
Petanda Konotatif
(Connotative Signified)
Konsep yang menjelaskan
bahwa setiap yang kita
lakukan, tidak serta merta bisa
diterima oleh orang lain. Hal
inilah yang menjadi salah satu
tantangan sekaligus rintangan
saat hendak memulai sesuatu
63
tersebut. dan akan terus berlanjut hingga
akhirnya mencapai puncak
kesuksesan.
Tanda Konotatif
(Connotative Sign)
Pesan tentang rintangan yang kemungkinan akan muncul ketika
kita sedang mengusahakan sesuatu dalam meraih keberhasilan.
Terkadang rintangan itu berasal dari orang terdekat kita yakni
keluarga bahkan orang tua kita sendiri. Orang tua seharusnya
mampu memberikan kesempatan kepada anaknya untuk berkarya
sesuai dengan minat dan bakatnya. Dan kita sebagai anak harus
percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki dalam bidang
tertentu meskipun sebagian orang menganggap hal itu tidak masuk
akal. Kejadian seperti ini sering terjadi dikalangan masayarakat,
utamanya kepada seseorang yang ingin sukses dengan menerapkan
prinsip-prinsip hidupnya sendiri, namun terkendala karena orang-
orang yang tidak mendukung.
Tabel 4. 5. (Scene9-10)
Penanda
(Signifier)
Rencana yang disiapkan seorang
pria agar lebih mengetahui
Petanda
(Signified)
Konsep sikap pantang
menyerah untuk menggapai
64
persoalan kopi. kesuksesan.
Tanda Denotatif
(Denotative Sign)
Iklan rokok Apache versi Hidup Gue Cara Gue.
Scene 9-10
65
Penanda Konotatif
(Connotative Signifier)
Gambar papan yang dipenuhi
berbagai kertas, salah satunya
adalah peta yang
menggambarkan lokasi Nusa
Tenggara Timur yang
merupakan tempat yang akan
Petanda Konotatif
(Connotative Signified)
Konsep sikap pantang
menyerah serta semangat untuk
mengetahui sesuatu yang dapat
menunjang keberhasilan. Hal
itu ditunjukkan dari jauhnya ia
pergi untuk mencari tambahan
66
dikunjungi pria tersebut.
Digambar berikutnya
menunjukkan suasana tempat
pengolahan kopi di NTT dan
ditempat itulah pria tersebut
belajar cara membuat kopi
dengan orang yang berada
disana dan nampak orang NTT
tersebut membuat kopi hanya
dengan menggunakan alat
sederhana namun dapat
menghasilkan kopi dengan rasa
yang enak.
ilmu dan pengalaman. Juga
memanfaatkan waktu dengan
sebaik-baiknya ketika berada
ditempat dimana ia dapat
belajar lebih untuk mendapat
tambahan ilmu.
Tanda Konotatif
(Connotative Sign)
Pesan untuk lebih bersungguh-sungguh ketika ingin merubah
kegagalan menjadi keberhasilan. Ketika usaha yang dilakukan
tidak kunjung mendapatkan hasil tetaplah positive thinking,
pantang menyerah serta berani keluar dari zona nyaman dan keluar
untuk mendapatkan pengalaman baru serta mencoba cara berbeda
yang diperoleh dari orang lain. Terkadang untuk memperoleh
keberhasilan, bisa kita dapatkan dari pengalaman orang yang
sebelumnya sudah lebih dulu berhasil. Dari pengalaman, ilmu dan
pengetahuan orang-orang itulah bisa dijadikan pelajaran dan
67
memotivasi kita untuk lebih giat lagi dalam berusaha dan bekerja
keras.
Tabel 4. 6. (Scene11-12)
Penanda
(Signifier)
Keberhasilan seorang pria
membuat kopi dengan rasa
yang enak.
Petanda
(Signified)
Konsep hasil dari usaha yang
pantang menyerah.
Tanda Denotatif
(Denotative Sign)
Iklan rokok Apache versi Hidup Gue Cara Gue.
Scene 11-12
68
69
Penanda Konotatif
(Connotative Signifier)
Gambar seorang pria yang
membuat kopi. Dan kopi yang
ia buat kali ini memiliki rasa
yang enak, ditandai dengan
ekspresi wajahnya yang
bahagia. Serta ayah yang
awalnya tidak setuju dengan
usaha yang ia lakukan juga
turut bahagia dengan
keberhasilan anaknya, ditandai
dengan ekspresi wajahnya
yang tersenyum bangga ke arah
anaknya.
Petanda Konotatif
(Connotative Signified)
Konsep hasil dari kegigihan
dalam meraih kesuksesan.
Ketika kita memiliki tekat yang
kuat untuk meraih cita-cita yang
diinginkan, masalah apapun
yang datang akan mampu kita
atasi dan menjadikan kita pribadi
yang lebih kuat lagi.
Tanda Konotatif
(Connotative Sign)
Pesan dimana kesuksesan merupakan capaian yang tidak semua
orang bisa sampai ke titik itu. Hanya orang-orang yang mau
bekerja keras serta berusaha lebih giatlah nantinya bisa sampai ke
tahap itu. Tugas kita sebagai orang yang ingin meraih kesuksesan
yaitu tetap berusaha dengan cara apapun itu meskipun orang lain
tidak mendukung cara serta jalan yang kita ambil. Tetaplah
berusaha dan buktikan ke orang-orang yang awalnya ragu dan
70
memandang rendah usaha yang kita lakukan, bahwa kita bisa
meraih kesuksesan itu.
Tabel 4. 7. (Scene13)
Penanda
(Signifier)
Hidup Gue Cara Gue. I AM
APACHE.
Petanda
(Signified)
Konsep cara dalam menjalani
hidup.
Tanda Denotatif
(Denotative Sign)
Iklan rokok Apache versi Hidup Gue Cara Gue.
Scene 13
Penanda Konotatif
(Connotative Signifier)
Gambar seorang pria yang
berdiri tegak sambil
menyilangkan kedua tangannya
tepat didepan dada. Dibagian
Petanda Konotatif
(Connotative Signified)
Konsep yang mendeskripsikan
keseluruhan isi iklan rokok
apache versi Hidup Gue Cara
Gue. Dilihat dari cerita iklan
71
sebelah kanan pria itu, terdapat
kalimat Hidup Gue Cara Gue
dimana kata “hidup” berwarna
merah dan digarisbawahi
dengan titik-titik putih,
kemudian kalimat “gue cara
gue” berwarna putih dimana
kata “gue” yang pertama
menggunakan ukuran font
yang lebih besar dibandingkan
dengan kata-kata yang lain.
Dibagian sebelah kiri pria
tersebut terdapat gambar
kepala dayak dan bagian
bawahnya bertuliskan IAM
APACHE, dimana kata “IAM”
berwarna putih dan
“APACHE” berwarna merah.
yang menggambarkan kerja
keras dari seorang pria melalui
usahanya sendiri serta perbedaan
masing-masing orang dalam
menjalani kehidupannya. Semua
orang memiliki cara yang
berbeda-beda untuk menetukan
hidupnya. Orang lain tidak
memiliki hak untuk mengatur
hidup yang lainnya. Karena
masing-masing dari kita telah
terlindungi oleh Hak Asasi
Manusia. Dan hal ini merupakan
deskripsi dari teks “Hidup Gue
Cara Gue”, sedangkan teks
selanjutnya yaitu “I Am
Apache” dimana kata “apache”
diberi penegasan warna yang
lebih terang yakni merah seakan
ingin menonjolkan nama produk
yang diiklankan.Serta gambar
kepala dayakyang memiliki arti
seorang pemimpin yang
72
tangguhmerupakan deskripsi
dari merk produk yang sedang
diiklankan. Sekaligus
mengisyaratkan bahwa produk
rokok apache tidak kalah dengan
produk rokok lainnya. Deskripsi
yang dimaksud adalah
pencitraan dari produk yang
memiliki perbedaan dengan
produk yang lain.
Tanda Konotatif
(Connotative Sign)
Pesan untuk menyemangati masyarakat agar berani mengambil
sikap dalam menjalani hidupnya. Karena kebanyakan yang terjadi
diluar sana, orang-orang selalu mengikuti sistem yang sudah
menjadi kebiasaan masyarakat sebelumnya. Sehingga merasa malu
dan takut tidak diterima oleh masyarakat lain apabila
menggunakan cara yang berbeda.
Setelah melakukan analisis terhadap scene dalam iklan rokok Apache
versi Hidup Gue Cara Gue, maka peneliti akan memaparkan hasil analisis
terkait makna penanda (signifier), petanda (signified), denotatif dan konotatif
yang terdapat dalam iklan rokok Apache versi Hidup Gue Cara Gue.
73
Iklan rokok Apache versi Hidup Gue Cara Gue mengusung cerita
mengenai kesuksesan seorang pria dalam usahanya dibidang pangan yakni
kopi. Dimana dalam iklannya menyisipkan pesan-pesan melalui adegan dan
suara voice over atau suara latar belakang yang menjelaskan alur cerita.
Dari tabel-tabel yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat dilihat bahwa
setiap scene yang ditampilkan dalam iklan rokok Apache versi Hidup Gue
Cara Gue memiliki dua makna yang diaplikasikan ke dalam signifikasi
denotasi dan konotasi. Namun dari kedua makna yang didapat dari dua tahap
signifikasi tersebut tetap saling berhubungan, begitu pula dari setiap tabel
yang dibuat juga tidak berdiri sendiri karena antara scene yang satu dengan
yang lainnya memiliki keterikatan dalam membangun sebuah makna yang
nantinya ditangkap oleh publik.
Munculnya alat dan bahan yang digunakan untuk membuat kopi seperti
ceret, biji kopi, gelas dan alat penyaring kopi, serta adanya manusia dan
gambar situasi di daerah Nusa Tenggara Timur dalam konteks iklan ini
merupakan sebagai penanda (signifier). Hal tersebut selaras dengan
pandangan Roland Barthes pada peta semiotikanya yang mengartikan bahwa
penanda (signifier)adalah bunyi yang bermakna atau coretan yang bermakna,
jadi penanda adalah aspek material dari bahasa yaitu apa yang dikatakan atau
didengar dan apa yang ditulis dan dibaca(Sobur, 2016, h: 46).
Kemudian penggambaran makna dari penanda (signifier) atau
penggambaran ekspresi dan usaha pantang menyerah menjadi bentuk petanda
(signified). Sama seperti yang dipaparkan oleh Roland Barthes yang
74
mengartikan bahwa petanda (signified) adalah gambaran mental, pikiran atau
konsep, jadi petanda adalah aspek mental dari bahasa (Sobur, 2016, h: 46).
Penanda (signifier) dan petanda (signified) tersebut sekaligus menjadi sebuah
makna denotatif dalam iklan ini. Selaras dengan pandangan Tommy
Christomy dalam semiotika budaya mengenai arti dari denotasi yakni tingkat
pertandaan yang menjelaskan hubungan antara penanda dan petanda atau
antara tanda dan rujukannya pada realitas, yang menghasilkan makna
eksplisit, langsung dan pasti. Makna denotasi (denotative meaning), dalam
hal ini adalah makna apa yang tampak (Lestari, Tri Utami, 2019, h: 26-27).
Makna konotatifnya dapat dilihat pada penjabaran yang terdapat di
disetiap tabel yang telah dipaparkan sebelumnya. Dimana penjabarannya
telah banyak ditambahkan intrepretasi dari penulis, sehingga terciptalah
makna yang kedua. Selaras dengan pengertian konotasi menurut Tommy
Christomy dalam semiotika budaya, dimana pengertian dari konotasi adalah
tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan antara penanda dan petanda,
yang didalamnya beroperasi makna yang tidak eksplisit, tidak langsung dan
tidak pasti (artinya terbuka terhadap berbagi kemungkinan). Ia menciptakan
makna lapis kedua yang terbentuk ketika penanda dikaitkan dengan berbagai
aspek psikologis, seperti perasaan, emosi atau keyakinan.Konotasi dapat
menghasilkan makna lapis kedua yang bersifat implisit, tersembunyi, yang
disebut makna (konotative meaning) (Lestari, Tri Utami, 2019, h: 26-27).
Secara garis besar, adapun makna yang bisa kita tangkap dari
penjabaran bagan di atas bahwa produsen dari iklan rokok Apache versi hidup
75
Gue Cara Gue mengisyaratkan bahwa produk mereka bisa memotivasi
konsumen dalam hal mewujudkan kesuksesannya dengan menggunakan
caranya sendiri yaitu memanfaatkan skill yang dimiliki serta mengembangkan
minatnya tersebut. Inilah semua yang merupakan perwujudan semiotik secara
gamblang yang hendak disampaikan oleh pembuat iklan tersebut kepada
publik, khususnya masyarakat Indonesia.Pernyataan diatas merupakan hasil
dari analisis makna penanda (signifier), petanda (signified), denotatif dan
konotatifdalam iklan rokok Apache versi Hidup Gue Cara Gue.
C. Pesan Moral dalam Iklan Rokok Apache Versi Hidup Gue Cara Gue
Dalam sebuah iklan, pasti terdapat pesan-pesan yang ingin ditunjukkan
baik itu secara verbal maupun non verbal. Begitu pula dengan iklan rokok
Apache versi Hidup Gue Cara Gue yang syarat akan makna, juga memiliki
pesan-pesan moral yang hendak disampaikan kepada khalayak. Dan
pembatasan mengenai moral yang peneliti gunakan yaitu menurut
Burhanuddin Salim dalam (Najam, Humda, 2019, h: 50), moralitas atau moral
memiliki arti:
3. Sistem nilai tentang bagaimana seseorang harus hidup secara baik
sebagaimana manusia. Sistem nilai ini terkandung dalam ajaran
berbentuk petuah-petuah, nasehat, wejangan, peraturan, perintah ,dsb.
Yang diwariskan secara turun temurun melalui agama atau kebudayaan
tertentu tentang bagaimana manusia harus hidup secara baik agar ia
benar-benar menjadi manusia baik.
76
4. Tradisi kepercayaan dalam agama atau kebudayaan tentang perilaku yang
baik dan buruk. Moralitas memberi manusia aturan atau petunjuk konkret
tentang bagaimana ia harus hidup. Bagaimana ia harus bertindak sebagai
manusia yang baik, dan bagaimana menghindari perilaku-perilaku yang
tidak baik.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan penulis, ada beberapa
pesan moral yang terdapat dalam iklan rokok Apache versi Hidup Gue
Cara Gue yaitu :
a. Untuk mencapai kesuksesan diperlukan sifat rajin dan ulet yang berasal
dari diri sendiri. Sebagaimana dijelaskan dalam QS. Ar-Ra’d ayat 11
dan QS. Al-Mujadilah ayat 11 sebagai berikut:
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya
bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas
perintah Allah[767]. Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan
sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan[768] yang ada pada
77
diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap
sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak
ada pelindung bagi mereka selain Dia.” QS. Ar-Ra’d ayat 11.
“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah
kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan.” QS. Al-Mujadilah ayat 11.
b. Berusaha dengan kemampuan yang kita miliki untuk dapat
memperbaiki hidup kita menjadi lebih baik lagi. Ketika memiliki skill
atau passion, kita harus bisa buktikan kalau skill atau passion yang
dimiliki mempunyai nilai dan dampak yang besar bagi sekitar. Tidak
78
sekedar untuk diri sendiri tapi bahkan bagi orang lain juga meskipun
secara tidak langsung. Salah satu cara membuktikannya dengan belajar
atau memperdalam dengan sungguh-sungguh apa yang menjadi passion
kita, agar skill yang kita miliki juga semakin terasah. Allah memberikan
kemampuan kepada diri kita masing-masing agar kita berusaha
mencapai kemajuan. Sebagaimana dijelaskan dalam QS. An-Najm ayat
39 sebagai berikut:
“dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang
telah diusahakannya,” QS. An-Najm ayat 39.
c. Bersyukur dengan yang kita dapat dan baik buruknya sesuatu untuk kita
merupakan hal yang sudah ditentukan Allah. Kita sebagai manusia
hanya dapat berusaha. Sebagaimana dijelaskan dalam QS. Al-Baqarah
ayat 216 sebagai berikut:
79
“diwajibkan atas kamu berperang, Padahal berperang itu adalah sesuatu
yang kamu benci. boleh Jadi kamu membenci sesuatu, Padahal ia Amat
baik bagimu, dan boleh Jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, Padahal ia
Amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui.” QS. Al-Baqarah ayat 216.
Pesan moral yang didapatkan kemudian diklasifikasikan sebagai
berikut:
Tabel 4.8. Analisis Bentuk Pesan Moral
Kategori Makna Penemuan
Penanda(Signifier)
Beberapa hasil percobaan seorang pria yang
gagal saat meracik kopi.
Petanda (Signified) Konsep gambaran kegagalan dari usaha yang
dilakukan.
Makna Denotatif Seorang pria yang memegang secangkir kopi
dengan ekspresi tidak suka dengan rasa kopi
ditangannya. Serta beberapa gelas yangterletak
diatas meja merupakan percobaannya yang
telah gagal dilakukan.
Makna Konotatif Kegagalan sering terjadi disetiap usaha yang
dilakukan. Karena segala sesuatunya dalam
80
hidup tidak akan pernah lepas dari yang
namanya berbagai macam rintangan.
Tabel 4.9. Analisis Bentuk Pesan Moral
Kategori Makna Penemuan
Penanda(Signifier)
Ayah dari pria tersebut menentang usahanya.
Petanda (Signified) Konsep disetiap usaha tidak selamanya akan
diterima.
Makna Denotatif Pria paruh baya yang berbicara dengan pria
pembuat kopi sedang mempertanyakan sesuatu
dengan sangat menuntut kepada pria tersebut.
Makna Konotatif Menjelaskan bahwa tidak semua orang akan
setuju dengan yang kita lakukan.Meskipun
yang kita lakukan itu baik menurut kita. Ini
adalah salah satu rintangan ketika ingin
mencapai kesuksesan.
Tabel 4.10. Analisis Bentuk Pesan Moral
Kategori Makna Penemuan
81
Penanda(Signifier) Rencana yang disiapkan seorang pria agar
lebih mengetahui persoalan kopi.
Petanda (Signified) Konsep sikap pantang menyerah untuk
menggapai kesuksesan.
Makna Denotatif Papan yang dipenuhi berbagai kertas, yang
menggambarkan lokasi Nusa Tenggara Timur
yang merupakan tempat yang akan dikunjungi
pria tersebut. Di Nusa Tenggara Timur ia
belajar cara membuat kopi dengan
menggunakan alat sederhana namun dapat
menghasilkan rasa kopi yang enak.
Makna Konotatif Pengetahuan bisa didapatkan dimana pun, dan
segala hal yang masih dalam bentuk tradisional
tidak selamanya bisa tergantikan dengan hal
yang berbau modern. Dan lebih bersungguh-
sungguhlah ketika ingin mengubah kegagalan
menjadi sebuah keberhasilan
Tabel 4.11. Analisis Bentuk Pesan Moral
Kategori Makna Penemuan
Penanda(Signifier) Keberhasilan seorang pria membuat kopi
dengan rasa yang enak.
Petanda (Signified) Konsep hasil dari usaha yang pantang
82
menyerah.
Makna Denotatif Kopi yang dibuat pria tersebut kali ini memiliki
rasa yang enak dan menampilkan wajah yang
bahagia. Pria paruh baya yang awalnya tidak
setuju dengan usaha yang ia lakukan juga turut
bahagia dengan keberhasilannya.
Makna Konotatif Kesuksesan merupakan capaian yang tidak
semua orang bisa sampai ke titik itu. Hanya
orang-orang yang mau bekerja keras serta
berusaha lebih giat yang bisa sampai ke tahap
itu.
Tabel 4.12. Analisis Bentuk Pesan Moral
Kategori Makna Penemuan
Petanda (Signifier) Hidup Gue Cara Gue. I AM APACHE.
Petanda (Signified) Slogan konsep cara dalam menjalani hidup.
Makna Denotatif Seeorang pria berdiri tegak sambil
menyilangkan kedua tangannya didepan dada.
Dibagian sebelah kanan pria itu, terdapat
kalimat Hidup Gue Cara Gue dimana kata
“hidup” berwarna merah dan digaris bawahi
dengan titik-titik putih, kemudian kalimat “gue
83
cara gue” berwarna putih dimana kata “gue”
yang pertama menggunakan ukuran font yang
lebih besar dibandingkan dengan kata-kata
yang lain. Dibagian sebelah kiri pria tersebut
terdapat gambar kepala dayak dan bagian
bawahnya bertuliskan IAM APACHE, dimana
kata “IAM” berwarna putih dan “APACHE”
berwarna merah.
Makna Konotatif Semua orang memiliki cara yang berbeda-beda
untuk menetukan hidupnya. Pesan untuk
memberitahu masyarakat agar berani
mengambil sikap dalam menjalani hidupnya.
84
84
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Objek dalam penelitian ini adalah tujuh scene iklan rokok Apache versi
Hidup Gue Cara Gue. Tujuh scene itu dikaji menggunakan semiotika Roland
Barthes dengan menganalisis makna penanda (signifier), petanda (signified),
denotatif dan konotatif pada iklan rokok Apache Versi Hidup Gue Cara Gue.
Berdasarkan analisis dan interpretasi yang dilakukan terhadap iklan
rokok Apache versi Hidup Gue Cara Gue, maka peneliti dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Makna penanda (signifier), petanda (signified), denotatif dan konotatif,
iklan rokok Apache versi Hidup Gue Cara Gueadalah produsen dari iklan
rokok Apache versi hidup Gue Cara Gue mengisyaratkan bahwa produk
mereka bisa memotivasi konsumen dalam hal mewujudkan kesuksesannya
dengan menggunakan caranya sendiri yaitu memanfaatkan skill yang
dimiliki serta mengembangkan minatnya tersebut.
2. Pesan moral yang terkandung dalam iklan rokok Apache versi Hidup Gue
Cara Gue adalah iklan ingin menyampaikan pesan bahwa dibutuhkan sifat
yang ulet dan pantang menyerah ketika hendak menggapai kesuksesan,
percaya terhadap kemampuan yang kita miliki sebagai penunjang untuk
memperbaiki hidup kita menjadi lebih baik lagi serta bersyukur atas
apapun hasil yang kita dapatkan karena baik buruknya sesuatu yang terjadi
pada diri kita merupakan hal yang sudah diatur oleh Allah SWT.
85
B. Saran
Setelah peneliti melakukan penelitian, berdasarkan kesimpulan yang
telah dikemukakan di atas, saran yang dapat penulis sampaikan dan mungkin
dapat menjadi bahan pertimbangan yaitu:
1. Bagi praktisi periklanan, iklan sekarang ini memang kaya kreatifitas, tetapi
miskin akan pesan moral. Iklan yang banyak ditampilkan menarik dengan
unsur kreatifnya tetapi lebih bersifat komersial semata. Terlebih lagi iklan
sekarang ini didominasi oleh tema romantik atau melodramatik yang
banyak mengangkat cerita realitas cinta dan kasih sayang sebagai ide
besarnya, tanpa ada muatan sosial yang penuh nilai didalamnya dan
terkesan klise. Oleh sebab itu, saran dan juga harapan kepada biro iklan
kedepannya agar lebih memperbanyak memproduksi iklan yang
mengandung pesan moral. Sebisa mungkin antara iklan yang sarat akan
pesan moral dan yang bersifat komersial terjadi keseimbangan dalam
kuantitas dan kualitasnya, tanpa mengesampingkan fungsi utama iklan
sebagai penyampai pesan dari produsen ke konsumen yang lebih
didominasi komersialnya dari pada sisi sosialnya.
2. Bagi para penonton iklan jangan hanya melihat sisi iklan sebagai media
promosi semata, karena ada juga iklan yang menjadi media penyampai
nilai-nilai pesan moral yang dikemas secara menarik dan tidak
membosankan. Diharapkan juga, para penonton mampu menyampaikan
pesan moral dalam iklan serta mengaplikasikannya dalam kehidupan
nyata.
DAFTAR PUSTAKA
Bungin, B. (2015). Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali
Pers.
Changara, H. (2015). Pengantar Ilmu Komunikas. Jakarta: Rajawali Pers.
Dianti, Dyah Erza. (2013). Konsep Kreatif Pendekatan Parodi Dalam
Iklan Televisi Axis (Studi Deskriptif Mengenai Implementasi
Konsep Kreatif Pendekatan Parodi pada Iklan Televisi Axis Versi
Trilogi Joni Blak-Blakan). 13, http://Scholar.google.co.id. Diakses
pada 17 September 2019.
Fahmi, M.Fikri. (2016). Makna Pesan dalam IkLan Rokok 76 dan Rokok
Surya 12 ( Analisis semiotik tentang iklan Rokok 76 versi "Rokok
Membunuhmu dan Iklan Rokok Surya 12 Versi "Etanted" yang
ditayangkan di Televisi). http://Scholar.google.co.id. Diakses pada
10 September 2019.
Hamzah, Muhammad Ismail. (2018). Apresiasi Komunitas Film Tentang
Iklan Web Series Bukalapak : Medok Pendekar Jari Sakti (Studi
Pada Pengurus Kine Klub Umm Periode 2016 – 2017). 10,
http://Scholar.google.co.id. Diakses pada 16 September 2019.
Haryanto, Rahayu Try. (2016). Hubungan Rubrik Persib dengan Perilaku
Komunitas Bobotoh di Pikiran Rakyat Studi Kolerasional Rubrik
Persib Dengan Perilaku Komunitas Bobotoh Di Pikiran
Rakyat.http://Scholar.google.co.id. Diakses pada 17 September
2019.
Helmy, Abid. (2012). Kritik Sosial Dalam Iklan Komersial (Analisis
Semiotika Pada Iklan Rokok Djarum 76 Versi Gayus Tambunan).
13-14, 30, http://Scholar.google.co.id. Diakses pada 06 September
2019.
Hendraswari, Hera. (2016). Citizen Journalism dalam Penyebaran
Informasi Lalu Lintas Kota Bandung, 12,
http://Scholar.google.co.id. Diakses pada 10 September 2019.
Ida, R. (2016). Metode Penelitian Studi dan Kajian Budaya. Jakarta:
Prenada Media Group.
Lestari, Tri Utami. (2019). Analisis Semiotika Film Air Mata Surga. 26-
27, http://Scholar.google.co.id.Diakses Pada 15 September 2019.
Marhaeni, Dian K. (2019). Representasi Anak-Anak Dalam Tayangan
Iklan Komersial Di Media. 3, http://Scholar.google.co.id.Diakses
Pada 16 September 2019.
Masrukhi, Moh. (2014). Struktur Iklan Komersial Di Media Cetak Mesir
(Structure Of Commercial Advertisement In Egypt Printed Media),
Jurnal Cmes, Volume Vii Nomor 2. 128-129,
http://Scholar.google.co.id. Diakses Pada 16 September 2019.
Munifah, Nina Samikhotal. (2016). Pesan Sabar dalam Film “Hijrah
Cinta” (Analisis Semiotika). 17, http://Scholar.google.co.id.
Diakses Pada 9 Desember 2019.
Musthopa, R. M. A. Tubagus. (2017). Pemberitaan tentang Serangan
Paris di Media Online Arrahmah.com (Analisis Framing Robert
M. Entnam). 12-13, http://Scholar.google.co.id. Diakses Pada 11
September 2019.
N, Kumalasari. (2017). Pesan Moral dab Berita. 17-18,
http://Scholar.google.co.id. Diakses Pada 9 September 2019.
Najam, Humda. (2019). Pesan Moral pada Iklan Bukalapak “Ibu Linda”
di Youtube (Analisis Semiotika Charles Sander Pierce). 18-21,
http://Scholar.google.co.id. Diakses Pada 11 September 2019.
Nisa, Ishmatun (2014). Analisis Semiotika Pesan Moral Dalam Film
Jokowi. http://Scholar.google.co.id. Diakses Pada 23 September
2019.
Ruslan, R. (2017). Metode Penelitian: Public Relations dan komunikasi.
Jakarta: Rajawali Pers.
Shanty P, Ayu Puspita. (2015). Aspek Kognitif, Afektif dan Behavioral
Terkait Informasi Ekonomi dan Investasi dikalangan Wakil
Pialang Berjangka Studi Pada Karyawan PT. Victory International
Futures Malang.8-10, http://Scholar.google.co.id. Diakses Pada 15
September 2019.
Sobur, A. (2016). Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Susilowati, Endang. (2013). Nilai-Nilai Edukasi Dalam Iklan Televisi
(Analisis Semiotika Roland Barthes Pada Iklan Nutrilon Royal 3-
Life Is An Adventure).28-29, 31, &39-41,
http://Scholar.google.co.id. Diakses Pada 13 September 2019.
Zemi Azhari, M. (2014). Analisis Semiotika Makna Pesan Moral Dalam
Iklan Sampoerna Versi “Orang Pemimpi” di Televisi.153,
http://Scholar.google.co.id. Diakses Pada 13 September 2019.
https://www.youtube.com/watch?v=ZHJwaQxWcp8
LAMPIRAN
MATRIKS WAWANCARA
NO FOKUS/
SUB
FOKUS PERTANYAAN
JAWABAN INFORMAN
1 2 3 4
1. Menurut anda,
kenapa rokok
perlu diiklankan?
Sebenarnya
tujuan awal
rokok diiklankan
untuk
memperkenalkan
merk terbarunya
saja, jadi titik
fokusnya ada di
brand dari
produk itu.
Tanpa iklan pun,
rokok itu sudah
dikenal secara
umum oleh
masyarakat luas.
Toh juga kalau
kita liat bentuk
iklan rokok di tv
sama sekali tidak
menampilkan
kalau ini iklan
rokok. Karena
kan rokok
dilarang secara
gamblang
menampilkan
bentuk rokoknya
didalam iklan,
dan itu juga
sudah diatur
dalam undang-
undang. Dan
kalau mau
dipkir-pikir lagi,
lalu buat apa
rokok membuat
iklan di tv kalau
tidak boleh
menampilkan
produk
rokoknya?
Jawabannya ya
itu tadi, untuk
mengenalkan
merk/brandnya.
2. Setelah
menonton iklan
rokok apache
versi hidup gue
cara gue, apakah
ada keterikatan
antara alur cerita
yang diangkat
dengan produk
rokok yang
diiklankan?
Iklan rokok
pasti memiliki
makna
terselubung
terkait produk
yang ia
pasarkan dan
yang saya
tangkap
keterkaitannya
adalah dengan
rokok apache
dapat
membantu mu
untuk berkarya.
Alur cerita dari
iklan ini kan
lebih banyak
mengangkat
persoalan
seorang pria
yang
berhubungan
kopi, ingin
mencari
peruntungan
melalui usaha
kopinya itu.
Kalau orang-
orang yang
menonton iklan
ini tidak sampai
akhir, mereka
akan mengira
kalau ini adalah
iklan kopi. Jadi
kalau kita mau
melihat
keterkaitan
antara cerita
iklan dengan
produknya ya,
yang saya
tangkap secara
tidak langsung
iklan ini
mengatakan
bahwa ciri khas
orang yang
mengonsumsi
rokok merk
apache adalah
orang-orang
yang pantang
menyerah, giat
bekerja serta
tangguh dalam
menghadapi
tantangan.
Intinya iklan ini
mengatakan,
kalau ingin
sukses beralihlah
ke rokok merk
apache. Karena
ini adalah
rokoknya orang-
orang yang
sukses.
3. Apa pesan moral
yang anda
tangkap dari
iklan tersebut?
Sebenarnya
kalau kita mau
cari pesan moral
dalam iklan ini,
kita bisa ambil
dari berbagai
sisi. Pertama
dari sisi orang
tua, seharusnya
orang tua
mampu
memberikan
kesempatan
untuk anaknya
berkarya sesuai
dengan minat
dan bakatnya.
Biarkan mereka
fokus dan orang
tua tugasnya
mendukung
agar mereka
sukses melalui
karya mereka
itu. Kemudian
yang kedua dari
sisi si anak,
seorang anak
harus punya
percaya diri
dengan
kemampuannya.
Dengan
kepercayaan itu,
Kalau punya
skill/passion
dan orang
sekitar malah
mandang
sebelah mata ke
kita terkait itu
atau meragukan
bahkan tidak
percaya, jangan
langsung
ngedown.
Justru harus
makin terpacu
buat buktikan
kalau
skill/passion
yang kita punya
itu memiliki
value maupun
impact yang
besar bagi
sekitar, tidak
sekedar buat
diri sendiri tapi
bahkan buat
orang lain juga
meskipun
secara tidak
langsung. Salah
satu caranya
buktikan yah
dengan belajar
atau perdalam
Hidup itu adalah
proses
pembuktian dari
prinsip-prinsip
hidup, kita
hanya perlu
membuktikan.
Pesan
moral
yang dapat
saya
tangkap
adalah
tidak
putus asa
dan tetap
positif
thinking,
cari jalan
keluar
dalam
kesusahan,
percaya
diri (tetap
jadi diri
sendiri)
dan
optimis.
dia bisa
membuktikan
bahwa potensi
yang dimiliki
termasuk minat
dan bakatnya
dalam bidang
tertentu
meskipun bagi
sebagian orang
itu merupakan
hal yang tidak
masuk akal tapi
dia harus
mampu
mewujudkannya
bahwa itu
adalah mimpi
yang besar dan
dia bisa
membahagiakan
orang-orang
sekitarnya
dengan
mewujudkan
mimpi itu.
Intinya adalah
hal kecil yang
dengan ikhlas
dan tulus kita
berikan ke
orang lain
dampaknya itu
sangat besar
untuk
membahagiakan
orang lain,
apalagi orang
disekitar kita.
dengan
sungguh-
sungguh apa
yang menjadi
passionnya kita
biar skill kita
juga makin
terasah.
4. Apa harapan
anda mengenai
iklan
kedepannya?
Industri
periklanan
dalam
mengemas
iklan jangan
hanya fokus
dengan
Isi dari iklan
mengandung
nilai edukasi dan
tidak hanya
semata-mata
untuk
mengiklankan
artis/influencer
yang dia pake.
Tapi harus lebih
fokus pada cara
pengemasan
iklan yang
harus dapat
lebih kreatif
dengan tetap
memperthatikan
pesan/informasi
biar terkesan
simple dan
tidak bertele-
tele. Tapi value
dan
massagenya
langsung jelas
ditangkap
masyarakat
yang liat.
produknya saja.
<<
RIWAYAT HIDUP
YEYEN NURIMBA, lahir pada 17 Januari 1997 di
Polewali, Sulawesi Barat. Putri pertama dari empat
bersaudara dari pasangan Bapak Bambang Thatet
Pragoyo dan Ibu Nurhaeni.
Jenjang pendidikan penulis dimulai dari Taman Kanak-kanak di TK Dharma
Wanita Mamuju, Sulawesi Barat. Kemudian melanjutkan kejenjang Sekolah
Dasar di SDN Karema Mamuju, Sulawesi Barat pada tahun 2003. Di tahun
yang sama, pindah ke SDN Dirgahayu Tulungagung, Jawa Timur. Kemudian
berpindah di SDN 04 Mamuju, SDN Kelas Unggulan Mamuju dan terakhir di
SDN 048 Polman, Sulawesi Barat sekaligus menyelesaikannya pada tahun
2008. Menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMPN 02
Mamuju pada tahun 2011 dan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMKN
Rangas Mamuju pada tahun 2014. Setelah menyelesaikan pendidikan SMK,
pada tahun 2015 penulis terdaftar sebagai salah satu mahasiswa di Program
Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Muhammadiyah Makassar. Pada tahun 2020, penulis berhasil mendapatkan
gelar S1 Program Studi Ilmu Komunikasi dengan judul skripsi “Pesan Moral
dalam Iklan Televisi Analisis Semiotika Roland Barthes pada Iklan Rokok
Apache Versi Hidup Gue Cara Gue”. Penulis berharap skripsi ini dapat
bermanfaat dalam pengembangan penelitian di bidang Ilmu Komunikasi
terkhusus di Program Studi Ilmu Komunikasi, FISIP, Unismuh Makassar.