12
ANALISIS SPERMA ANALISIS SPERMA Oleh Oleh ARNI AMIR ARNI AMIR

ANALISIS SPERMA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ANALISIS SPERMA. Oleh ARNI AMIR. I. Pemeriksaan Semen. Prosedur Standar Penampungan dan pengiriman sampel Sebaiknya subyek dibekali dengan lembaran instruksi tertulis yang jelas berhubungan dengan cara koleksi dan transportasi semen. - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: ANALISIS SPERMA

ANALISIS SPERMA ANALISIS SPERMA

Oleh Oleh

ARNI AMIR ARNI AMIR

Page 2: ANALISIS SPERMA

I. Pemeriksaan Semen I. Pemeriksaan Semen A. Prosedur Standar

1. Penampungan dan pengiriman sampel • Sebaiknya subyek dibekali dengan lembaran instruksi

tertulis yang jelas berhubungan dengan cara koleksi dan transportasi semen.

a. Sebaiknya sampel dikeluarkan dan ditampung setelah abstinensi seksual (puasa berhubungan suami istri) sedikitnya 48 jam dan paling lama 7 hari.

b. Untuk evaluasi awal sedikitnya diperlukan dua kali pemeriksaan

c. Sebaiknya sampel dikumpulkan diruang khusus didekat laboratorium

d. Sampel didapat dengan cara masturbasi

Page 3: ANALISIS SPERMA

e. Kondom yang terdapat dipasaran tidak bole digunakan karena dapat menyebabkan kematian spermatozoa (berisi spermisid)

f. Sample harus dilindungi terhadap perubahan temperatur yang ekstrim (kurang dari 200C atau lebih dari 400C)

g. Botol harus diberi label nama, tanggal dan waktu p engeluaran, serta lama abstinensi

2. Keamanan dalam penanganan sampel • Teknisi laboratorium harus hati – hati terhadap

sampel semen yang mungkin mengandung virus – virus yang berbahaya (HIV, Hepatitis dan Herpes)

Lanjutan ………

Page 4: ANALISIS SPERMA

B. Pemeriksaan Makroskopis• Pemeriksaan awal melalui pengamatan fisik sampel • Pengamatan dilakukan pada suhu kamar, dimana dinilai

warna, bau, koagulasi dan likuefaksi, volume, konsistensi dan pH 1. Warna Sperma

• Warna sperma yang “normal” (mengandung spermatozoa) adalah putih keabuan/ putih mutiara

• Pada keadaan Azoospermia atau ekstrim olipozoospermia akan berwarna putih jernih

2. Bau Sperma • Khas, seperti bunga akasia. • Bau – bau lain seperti amis, busuk dapat dicurigai

adanya lokosit (infeksi) atau sebab – sebab lain (parasit)

Lanjutan ………

Page 5: ANALISIS SPERMA

3. Koagulasi dan Likuefaksi • Setelah dikeluarkan, semen akan mengalami proses

koagulasi (terbentuknya koagulum yang disebabkan oleh protein – protein yang dihasilkan oleh kelenjar vesika seminalis

• Selanjutnya akan mengalami pencairan (likuefaksi), menjadi homogen dalam waktu 60 menit

4. Volume • Data diukur dengan gelas ukura atau dengan pipet khusus

5. Konsistensi • Dulu digunakan istilah Viskositas • Pengukuran konsistensi dikerjakan dengan menekan

keluar sampel lewat Jarum 21G • Observasi bentuk yang keluar, berupa tetesan, atau

benang yang keluar dari ujung jarum.

Lanjutan ………

Page 6: ANALISIS SPERMA

• Cara pengukuran konsistensi : • Semen dihisap sampai tanda 0,1 ml, ujung B ditutup

dengan jari telunju, dipegang tegak lurus. • Tangan kiri memegang stopwatch. Bersamaan

dengan dibukanya tutup ujung jari, stopwatch ditekan.

• HItung waktu jatuhnya tetesan pertama, normal 2 detik

• Cara lain dengan menggunakan batang pengaduk gelas • Celupkan batang pengaduk kedalam semen, angkat

dan perhatikan tetesan/ benang cairan yang terjadi• Normal tetesan/ benang yang terjadi tidak melebihi

2 cm

Lanjutan ………

Page 7: ANALISIS SPERMA

6. pH sperma • Teteskan 1 tetes semen keatas kertas pH ( 6,4 –

8,0). • Setelah 30 detik bandingkan dengan warna standar • pH harus diperiksa dalam waktu 1 jam setelah

semen dikeluarkan • Nilai normal : >7.2 (WHO 92;7.2 -8.0) (WHO 87 :7.2 -

7-8)

Lanjutan ………

Page 8: ANALISIS SPERMA

C. Pemeriksaan Mikroskopis • Pemeriksaan mikroskopis semen dilakukan dengan preparat

basah dan preparat hapus. • Pada pemeriksaan preparat basah, penilaian meliputi : motilitas

spermatozoa perkiraan konsentrasi (memperkirakan jumlah spermatozoa per lapang pandang besar (400 x), adanya sel – sel lain (epitel, sel bulat, parasit, bakteri, kristal dan sebagainya dan ada/ tidaknya aglutinasi

1. Perkiraan Konsentrasi Spermatozoa • Perkiraan konsentrasi spermatozoa secara kasar ini

dilakukan dengan memperkirakan/ menghitung jumlah rata – rata spermatozoa pada beberapa lapang pandang (400x) danhasilnya dikalikan dengan 105

• Misalnya didapatkan jumlah rata – rata spermatozoa 40/LPB, maka perkiraan konsentrasi : 40 x 105 = 4.106/ml

Lanjutan ………

Page 9: ANALISIS SPERMA

2. Pemeriksaan Motilitas Spermatoza • Persiapan

• Satu tetes semen (10 – 15 L) diteteskan dengan mikropipet atau melalui jarum 21G pada kaca objek dan ditutup dengan kaca penutup ukuran 22 c22 mm

• Preparat diperiksadibawah mikroskop pada pembesaran 400 x• Penilaian

• Pemeriksaan perlu dilakukan pada beberapa lapang pandang ( 4 -6 LPB). Pergerakan spermatozoa dapat diklasifikasikan dalam 4 golongan : a, b, c dan d a : gerak spermatozoa maju kedepan, cepat dan

lurus b : gerak spermatozoa maju, lambat atau berkelok c : tidak ada gerak maju kedepan, bergetar

ditempat, gerak melingkar d : tidak bergerak sama sekali

Lanjutan ………

Page 10: ANALISIS SPERMA

• Perhitungan gerak spermatozoa dinyatakan dalam persentase a = …..%b = …..%c = …..% dan d = …..%

D. Pemeriksaan Mikroskopis Lanjutan 1. Pemeriksaan Vitalis Spermatozoa

a. Pewarnaan vital • Pada sel yang mati akan terjadi kerusakan membran plasma dan

selanjtunya akan menyerap zat warna • Sedikit dihitung 100 spermatozoa yang menyerap zat warna (mati) dan

yang tidak menyerap warna (hiduo)• Teknik ini dapat dibedakan berapa persen spermatozoa immotil yang

hidup dan mati

Lanjutan ………

Page 11: ANALISIS SPERMA

b. Uji Pembengkakan hipoosmotik (UPHO) • Dasar dari UPHO ini adala membran yang semi permiabel pada sel

akan menyerap air dan menyebabkan terjadinya pembengkakan sel (drevius & Eriksson, 1966)

• UPHO pertama kali diperkenalkan oleh Jeyendran dkk (1984)• Spermatozoa yang utuh (hidup) dalam cairan hipoosmotik akan

mengalami pembengakan dan ini jelas terlihat pada ekornya • Pembengkan ini menyebabkan ekor berbentuk koil

2. Penghitungan jumlah spermatozoa • Konsentrasi spermatozoa (jumlah spermatozoa (ml), ditentukan dengan

menggunakan hemositometer. • Sampel harus trecampur merata sebelum dilakukan penghitungan. • Pengenceran dapat dilakukan 1/10, 1/20/, 1/100, 1/200 tergantung dari

jumlah spermatozoa pada pemeriksaan awal

Lanjutan ………

Page 12: ANALISIS SPERMA

3. Pemeriksaan Morfologi Spermatozoa a. Klasifikasi morfologi spermatozoa manusia b. Kategori kelainan yang perlu dihitung

1. Kepala 2. Leher dan Midpiece 3. Kelainan ekor 4. Butir sitoplasma

Lanjutan ………