Upload
doankhuong
View
241
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK
PEMBIAYAAN BMT AL MUNAWARAH PAMULANG
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh :
RAHMAT RAMADIANSYAH
NIM : 1113046000155
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018 M
i
ABSTRACT
Rahmat Ramadiansyah. NIM 1113046000155. Analysis of BMT Financing Product
Marketing Strategy Al Munawarah. Department of Sharia Economics. Economics and
Business Faculty. Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta 2018 / 1439H. vii +
75 pages + 25 pages of attachments. In the world of an ever-changing economy over time, it
is undeniable that inter-company business competition can continue to survive in an
increasingly competitive economy. This is the reference of a company to keep trying to make
innovations to a product and service that became the main supporters of the success of the
company to be able to compete. The objectives of this study are (1) to identify internal and
external factors of BMT Al Munawarah's financing products; (2) to analyze the strengths,
weaknesses, opportunities, and threats on marketing of BMT financing products; and (3) to
provide an appropriate marketing strategy alternative to product financing of BMT Al
Munawarah. The research data is sourced from primary and secondary data. Primary data
was obtained through interviews and questionnaires. Secondary data is obtained from
literature study, internet, and company literatures. The interviews and questionnaires were
conducted on four competent people in the field, namely the head of BMT, the operation
officer, and two marketing staff. The acquisition of alternative strategies is derived from the
SWOT matrix and to select the best strategy with Quantitative Strategic Planning Matrix
(QSPM). Based on the results of IFE and EFE matrix analysis, it is known that the main
strength of BMT Al Munawarah is a good corporate image in the eyes of investors and
society, while the main weakness is still lack of strong network. The main opportunity for
BMT Al Munawarah is that people are getting interested in the Islamic financial system,
while the threat faced is the incessant promotion of competitors BMT. Based on QSPM
obtained the right marketing strategy alternative in this research is market penetration
strategy.
Keywords: Business Competition, Financing Products, BMT Al Munawarah, Marketing
Strategy, SWOT Matrix, QSPM, Market Penetration Strategy.
ii
ABSTRAK
Rahmat Ramadiansyah. NIM 1113046000155. Analisis Strategi Pemasaran Produk
Pembiayaan BMT Al Munawarah. Jurusan Ekonomi Syariah. Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018/1439H. vii + 75 halaman + 25
halaman lampiran. Di dalam dunia perekonomian yang terus berubah seiring berjalannya
waktu, tidak dapat dipungkiri adanya persaingan bisnis antar perusahaan untuk dapat terus
bertahan dalam kondisi perekonomian yang semakin kompetitif. Hal inilah yang menjadi
acuan suatu perusahaan untuk terus berusaha melakukan inovasi-inovasi terhadap suatu
produk dan jasa yang menjadi pendukung utama keberhasilan perusahaan untuk mampu
bersaing. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengidentifikasi faktor-faktor internal dan
eksternal produk pembiayaan BMT Al Munawarah (2) Menganalisis kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman pada pemasaran produk pembiayaan BMT, dan (3) Memberikan
alternatif strategi pemasaran yang tepat untuk produk pembiayaan BMT Al Munawarah. Data
penelitian bersumber dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui
wawancara dan pengisian kuesioner. Data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan,
internet, dan literatur-literatur dari perusahaan. Wawancara dan pengisian kuesioner tersebut
dilakukan terhadap empat orang yang kompeten di bidangnya yaitu kepala BMT, operation
officer, dan dua staf marketing. Perolehan alternatif strategi didapatkan dari matriks SWOT
dan untuk memilih strategi yang terbaik dengan Quantitative Strategic Planning Matrix
(QSPM). Berdasarkan hasil analisis matriks IFE dan EFE, diketahui bahwa kekuatan utama
yang dimiliki BMT Al Munawarah adalah citra perusahaan yang baik di mata investor
maupun masyarakat, sedangkan kelemahan utamanya adalah masih kurangnya jaringan yang
kuat. Peluang utama bagi BMT Al Munawarah adalah masyarakat mulai tertarik pada sistem
keuangan syariah, sedangkan ancaman yang dihadapi adalah semakin gencarnya promosi
BMT kompetitor. Berdasarkan QSPM diperoleh alternatif strategi pemasaran yang tepat
dalam penelitian ini adalah market penetration strategy.
Kata Kunci: Persaingan Bisnis, Produk Pembiayaan, BMT Al Munawarah, Strategi
Pemasaran, Matriks SWOT, QSPM, Market Penetration Strategy.
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Bismillahirrahmaanirrahiim
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas karunia, rahmat, ridho, dan
dukungan yang diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi dengan judul Profitabilitas Produk Pembiayaan KPR iB dengan Akad
Murabahah (Studi Kasus Bank BNI Syariah) ini merupakan prasyarat guna meraih gelar
Sarjana Ekonomi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selama proses penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan, dukungan,
bimbingan, saran, petunjuk, serta dorongan, baik secara moril maupun spiritual dari berbagai
pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada MA, selaku Rektor Universitas Islam NegeriSyarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Asep Saepudin Jahar, MA, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak A.M Hasan Ali, M.A., selaku Ketua Prodi Muamalat dan Bapak
Abdurrauf, M.A., selaku Sekretaris Prodi Muamalat Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan arahan dan membantu penulis secara tidak langsung dalam
menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si., selaku ketua Prodi Ekonomi Syariah dan Ibu RR.
Tini Anggraeni, ST, M.Si., selaku Sekretaris Prodi Ekonomi
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
iv
Jakarta yang telah memberikan arahan dan membantu penulis secara tidak langsung
dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Drs. H. Ahmad Yani,M. Ag selaku Dosen Pembimbing yang bersedia
meluangkan waktu dan kesabarannya dalam membimbing penulis mengerjakan
skripsi ini.
7. Bapak Moch. Bukhori Muslim M.A. selaku Dosen Penasehat Akademik.
8. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat untuk penulis.
9. Seluruh staf akademik dan perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
10. Kedua orang tua saya, Bapak Alam Syahrudin dan Ibu Nur Aini, dan ketiga Adik saya
Arif, Aida, Alya. serta keluarga besar penulis yang berkat dukungan, arahan, motivasi
dan doanya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
11. Meilliana Putri Chandra Dewi, yang selalu setia menemani, menyemangati, dan
membantu penulis dalam proses pembuatan naskah skripsi ini.
12. Sahabat-sahabat selama masa kuliah, Subekti Danang, Muhammad Ariga, Aditya NS,
Ahmad Yunus, Rozi Syafutra dan Anak-Anak Wapin yang senantiasa saling
mendukung satu sama lain dalam menyelesaikan skripsi masing-masing.
13. Keluarga besar Muamalat angkatan 2013 yang telah bersama-sama berjuang dari awal
masuk kuliah hingga akhir kuliah.
14. Teman-teman Warung ipin yang selalu menghibur dan memberi semangat untuk
menyelesaikan skripsi ini.
15. Teman-teman Pemuda 05 yang selalu menghibur dan bermain futsal untuk
menghilangkan rasa lelah selama mengerjakan skripsi ini.
16. Semua pihak lainnya yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu atas segala
bantuannya kepada penulis.
v
Akhir kata penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
skripsi ini. Untuk itu penulis memohon maaf dan pengertian sebesar-besarnya apabila
terdapat kekeliruan, kesalahan, ataupun segala kekurangan dalam penulisan skripsi ini, baik
yang disadari maupun yang tidak disadari.
Besar harapan penulis agar skripsi ini dapat memberikan informasi dan bermanfaat
untuk orang yang membacanya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, April 2018
Penulis
Rahmat Ramadiansyah
vi
Dafftar ISI
ABSTRAK…….. ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………… .... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................................... 5
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................................ 5
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................................... 6
E. Review Studi Terdahulu................................................................................ 6
F. Kerangka Konsep ........................................................................................... 7
G. Sistematika Penulisan .................................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Konsep Strategi .............................................................................................. 9
1. Pengertian Strategi………….. ................................................................. 9
2. Langkah-langkah Strategi……. ............................................................... 9
B. Konsep Pemasaran ......................................................................................... 11
1. Pengertian Pemasaran……… .................................................................. 11
2. Konsep Pemasarn…….. ........................................................................... 11
3. Strategi Pemasaran…… ........................................................................... 12
4. Analisis Strategi Pemasaran….. ............................................................... 12
C. Baitul Maal Wat Tamwil ............................................................................... 22
1. Pengertian BMT………….. ..................................................................... 22
2. Visi, Misi & Tujuan BMT….. ................................................................. 23
3. Struktur Organisasi..... ............................................................................. 23
vii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Kerangka Pemikiran Penelitian...................................................................... 27
B. Jenis, Sumber dan Metode Pengumpulan Data Penelitian............................. 29
C. Metode Analisis Data ..................................................................................... 29
1. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan
External Factor Evaluation (EFE)… ....................................................... 29
2. Matriks Internal-External (IE)……… ..................................................... 34
3. Matriks Strengths Weaknesses Opportunities Threats (SWOT) ............. 36
4. Quantitative Strategy Planning Matrix (QSPM) ...................................... 38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Profil BMT Al Munawarah ............................................................................ 40
1. Sejarah Singkat BMT Al Munawwarah ................................................... 40
2. Visi, Misi & Tujuan ................................................................................. 40
3. Tujuan ...................................................................................................... 40
4. Struktur Organisasi .................................................................................. 41
5. Produk & Layanan ................................................................................... 41
B. Analisis Lingkungan Internal ........................................................................ 45
1. Segmentation, Targetting, dan Positioning .............................................. 45
2. Analisis Bauran Pemasaran (Marketing Mix) .......................................... 46
C. Analisis Lingkungan Eksternal ...................................................................... 49
1. Lingkungan Jauh ...................................................................................... 49
2. Lingkungan Industri ................................................................................. 51
D. Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman ........................... 52
1. Identifikasi Kekuatan ............................................................................... 52
2. Identifikasi Kelemahan ............................................................................ 54
3. Identifikasi Peluang ................................................................................. 55
4. Identifikasi Ancaman ............................................................................... 57
E. Perumusan Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan BMT Al Munawarah .. 59
1. Tahap Input .............................................................................................. 59
2. Tahap Pencocokan ................................................................................... 64
3. Tahap Keputusan ..................................................................................... 69
viii
F. Implikasi Manajerial ...................................................................................... 71
1. Strategi SO ............................................................................................... 71
2. Strategi WO ............................................................................................. 71
3. Strategi ST ............................................................................................... 72
4. Strategi WT .............................................................................................. 72
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ................................................................................................... 73
B. Saran ............................................................................................................. 74
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 76
LAMPIRAN PENELITIAN .................................................................................... 79
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................................. 25
Tabel 3.1 Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan ............................... 31
Tabel 3.2. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan ........................... 31
Tabel 3.3 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) .................................................. 32
Tabel 3.4 Matriks External Factor Evaluation (EFE) ................................................ 33
Tabel 3.5 Matriks QSPM ........................................................................................... 39
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)..................... 59
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Matriks External Factor Evaluation (EFE .................... 62
Tabel 4.3 Matriks SWOT ........................................................................................... 66
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Konsep ................................................................................... 7
Gambar 2.1Model Lima Kekuatan Porter .................................................................. 19
Gambar 2.2 Struktur Organisasi BMT ....................................................................... 24
Gambar 3.1 Alur Penelitian ....................................................................................... 28
Gambar 3.2 Matriks IE .............................................................................................. 36
Gambar 3.3 Matriks SWOT ....................................................................................... 37
Gambar 4.1 Hasil Matriks IE ..................................................................................... 64
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pertanyaan Wawancara .......................................................................... 79
Lampiran 2 Kuesioner Penelitian ............................................................................... 82
Lampiran 3 Hasil kuesioner pembobotan faktor internal BMT ................................. 90
Lampiran 4 Hasil kuesioner rating faktor internal BMT ........................................... 93
Lampiran 5 Hasil kuesioner rating faktor internal BMT ........................................... 94
Lampiran 6 Hasil kuesioner rating faktor eksternal BMT ......................................... 96
Lampiran 7Hasil matriks IFE dan EFE ...................................................................... 97
Lampiran 8:Hasil kuesioner QSPM untuk menentukan attractive score
pada market penetration strategy (strategi 1) ............................................................ 99
Lampiran 9: Hasil kuesioner QSPM untuk menentukan attractive score
pada product development strategy (strategi 2) ........................................................ 100
Lampiran 10: Hasil kuesioner QSPM untuk menentukan attractive score
pada strategi konsolidasi internal (strategi 3) ........................................................... 101
Lampiran 11: Hasil kuesioner QSPM untuk menentukan attractive score
pada market development strategy (strategi 4) .......................................................... 102
Lampiran 12: Matriks QSPM..................................................................................... 103
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa memerlukan pola pengaturan
pengelolaan sumber-sumber ekonomi yang tersedia secara terarah dan terpadu
serta dimanfaatkan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lembaga-
lembaga perekonomian bahu membahu mengelola dan menggerakkan semua
potensi ekonomi agar berhasil guna secara optimal. Lembaga keuangan
mempunyai peranan yang sangat strategis dalam menggerakkan roda
perekonomian. Dinamika kompetisi lembaga keuangan sekarang ini semakin
tinggi, mengakibatkan suatu keuntungan kompetitif (competitive advantage).
Dengan demikian, sebuah lembaga keuangan harus melakukan berbagai upaya
pembaharuan yang tidak kenal henti untuk dapat menjadi pemain utama pada
segmennya. Sehingga, dapat menjadi preferensi utama pelanggan (customer) yang
berujung pada kepuasan dan bahkan loyalitas. Seiring dengan berkembangnya
suatu bisnis yang membuat persaingan menjadi ketat, banyak lembaga keuangan
berlomba-lomba meningkatkan fasilitas, prasarana, dan berbagai manfaat lainnya
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggannya.
Di dalam dunia perekonomian yang terus berubah seiring berjalannya
waktu, tidak dapat dipungkiri adanya persaingan bisnis antar lembaga keuangan
untuk dapat terus bertahan dalam kondisi perekonomian yang semakin kompetitif.
Hal inilah yang menjadi acuan suatu lembaga keuangan untuk terus berusaha
melakukan inovasi-inovasi terhadap suatu produk yang menjadi pendukung utama
keberhasilan lembaga keuangan untuk mampu bersaing. Adanya sistem syariah
dengan karakteristik beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil memberikan
alternatif sistem lembaga keuangan yang saling menguntungkan bagi masyarakat,
serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi, investasi yang beretika,
mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi, dan
menghindari kegiatan spekulatif dalam bertransaksi. Hal itu dapat mendorong
para pelaku usaha untuk lebih giat, bekerja keras, dan tekun berlatih dalam
2
menjalani usaha mereka. Selain itu, lembaga keuangan yang berbasis syariah
menyediakan beragam produk yang beragam dengan skema keuangan yang lebih
bervariatif seperti bagi hasil antara tabungan dengan deposito akan berbeda
perbandingan bagi hasilnya dan disesuaikan dengan keuntungan yang diperoleh
lembaga keuangan. Lembaga keuangan berbasis syariah menjadi alternatif sistem
keuangan yang kredibel dan dapat dinikmati oleh seluruh golongan masyarakat.
Dengan semakin bertambahnya perkembangan perekonomian di negara
Indonesia saat ini dapat dilihat banyak bermunculan lembaga-lembaga keuangan
yang menerapkan prinsip Syari’at islam seperti perbankan syariah, Pegadaian
Syariah, Asuransi Syariah dan Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), yang
menyebabkan setiap lembaga keuangan Syariah dituntut untuk lebih kreatif dan
inovatif karena semakin ketat tingkat persaingan bisnis maka dibutuhkan fungsi
pemasaran yang baik, sehingga tujuan yang di harapkan oleh Lembaga Keuangan
Syariah akan tercapai, karena pemasaran merupakan faktor utama yang penting
dalam kelangsungan hidup Lembaga Keuangan tersebut.
Berdasar pada kebutuhan untuk menciptakan pemerataan ekonomi dari
atas sampai bawah, maka lahirlah lembaga keuangan non bank yang disebut
dengan Baitul Maal wa Tamwil (BMT). Baitul Maal wa Tamwil (BMT)
merupakan salah satu perintis lembaga keuangan non bank dengan prinsip
syari’ah di indonesia. Baitul Maal wa Tamwil (BMT) sebagai lembaga ekonomi
yang bermisi pemberdayakan pengusaha kecil bawah dan kecil yang menerapkan
prinsip syari’ah, telah terbukti berperan dalam membangun perekonomian
masyarakat khususnya lapisan bawah. Dikarenakan perannya yang sangat strategis
inilah, akhirnya pada tanggal 7 Desember 1997 Presiden RI berkenan
mencanangkan BMT sebagai gerakan nasional dalam rangka memberdayakan
masyarakat lapisan bawah.1
Sebagai suatu badan usaha yang menganut sistem bagi hasil, BMT
memiliki banyak keunggulan, sehingga menyebabkan pergerakan perekonomian
Indonesia ke arah yang lebih positif ditandai dengan munculnya hal-hal baru
dengan sistem syariah.Pada saat krisis moneter pada tahun 1997 di mana sejumlah
1Pedoman Pengelolaan BMT-Balai Usaha Mandiri Terpadu, PINBUK.
3
lembaga keuangan konvensional akhirnya dilikuidasi karena tidak mampu
melaksanakan kewajibannya terhadap nasabah sebagai akibat dari kebijakan
bunga yang tinggi yang ditetapkan pemerintah selama krisis berlangsung.Dalam
kondisi tersebut, lembaga keuangan konvensional dengan sistem bunga
mengalami pertumbuhan yang negatif sehingga menyebabkan sekitar 64 bank
terlikuiditasi, namun tidak bagi lembaga keuangan syariah.Lembaga keuangan
syariah tidak memiliki kewajiban untuk membayar bunga simpanan kepada para
nasabahnya, hanya membayar bagi hasil kepada nasabahnya sesuai dengan
keuntungan yang diperoleh dari hasil investasi yang dilakukannya. Selain itu,
semakin bertambah jugalah lembaga keuangan konvensional yang membuka
cabang syariah ataupun melakukan konversi total ke sistem syariah.
Hal ini merupakan tantangan yang perlu dihadapi oleh manajer BMT saat
ini dalam menghadapi persaingan tersebut. Perkembangan kebutuhan pelayanan
masyarakat dimasa depan ditentukan oleh perubahan ekonomi, dan sosial.
Nasabah sebagai komitmen utama jasa pelayanan BMT perlu diperhatikan
keinginan dan kebutuhannya.Keinginan pemasaran BMT di Indonesia akhir-akhir
ini mulai mendapat perhatian.Pada awalnya BMT menggunakan upaya pemasaran
hanya untuk mencari nasabah dengan meningkatkan komunikasi dengan
masyarakat.
Suatu lembaga keuangan yang berorientasi terhadap perolehan laba
(keuntungan) sudah pasti membutuhkan apa yang disebut Strategi Pemasaran,
pengertian pemasaran itu sendiri yaitu suatu proses untuk menciptakan dan
mempertukarkan produk yang ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan nasabah dengan cara memberikan kepuasan kepada nasabah.2Pada
umumnya orang mengasumsikan mengenai pemasaran atau memasarkan barang
yaitu menjual barang agar laku terjual.Hal tersebut hanyalah sebagian kecil dari
kegiatan pemasaran.Pemasaran memiliki cakupan kegiatan yang luas dari itu.
Pemasaran meliputi perumusan jenis produk, bagaimana cara menyalurkan produk
tersebut kepada konsumen, seberapa tinggi harga yang seharusnya ditetapkan
terhadap produk tersebut yang cocok dengan kondisi konsumennya, bagaimana
2Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana, 2005), Cet. Ke-1, h.63
4
cara promosi untuk mengkomunikasikan produk tersebut kepada konsumen, serta
bagaimana mengatasi kondisi persaingan yang dihadapi oleh perusahaan dan
sebagainya.3
Beberapa lembaga keuangan mempunyai tujuan yang sama akan tetapi
strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut sudah tentu berbeda. Pada
umumnya semua jajaran manajemen suatu lembaga keuangan akan selalu
membuat rencana-rencana yang baik dan tepat. Jadi jelaslah masalah strategi bagi
suatu lembaga keuangan sangatlah penting sebab strategi tersebut merupakan
penentuan tercapainya tujuan yang telah direncanakan.BMT Al Munawwarah
adalah salah satu BMT yang cukup berkembang.Lokasi BMT Al Munawwarah
berada di Kota Tangerang Selatan, tepatnya Kelurahan Pamulang.Dengan lokasi
yang sangat strategis ini, BMT Al Munawwarah menjadi salah satu alternatif
peminjaman ataupun pembiayaan dengan prinsip syari’ah guna meningkatkan
kinerja kegiatan ekonomi masyarakat Jabodetabek khususnya Kota Tangerang
Selatan.
Berdasarkan persoalan di atas, maka penyusun tertarik untuk
membahasnya dalam suatu karya ilmiah yang berupa skripsi karena lembaga
keuangan syari’ah seperti BMT Al Munawwarahyang menerapkan nilai-nilai
ekonomi islam dan mewujudkan kesejahteraan ekonomi umat kelas menengah ke
bawah. Penelitian ini mengindikasikan faktor eksternal dan internal serta
menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman sehingga diperoleh
strategi pemasaran yang dapat diterapkan oleh BMT Al Munawwarah Cabang
Pamulang.
3Drs. H. Indriyo Gitosudarmo, M.Com. (Hons), Manajemen Strategis, (Yogyakarta:
BPFE, 2001) hal. 183
5
B. Identifikasi Masalah
1. Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa memerlukan pola pengaturan pengelolaan
sumber-sumber ekonomi yang tersedia secara terarah dan terpadu serta
dimanfaatkan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat;
2. Lembaga keuangan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam
menggerakkan roda perekonomian;
3. Dengan semakin bertambahnya perkembangan perekonomian, banyak
bermunculan lembaga-lembaga keuangan yang menerapkan prinsip Syari’at
yang menyebabkan setiap lembaga keuangan Syariah dituntut untuk lebih
kreatif dan inovatif maka dibutuhkan fungsi pemasaran yang baik.
4. Berdasar pada kebutuhan untuk menciptakan pemerataan ekonomi dari atas
sampai bawah, maka lahirlah lembaga keuangan non bank yang disebut
dengan Baitul Maal wa Tamwil (BMT);
5. Suatu lembaga keuangan yang berorientasi terhadap perolehan laba sudah
pasti membutuhkan apa yang disebut Strategi Pemasaran.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
a. Fokus penelitian adalah pada strategi pemasaran produk pembiayaan
musyarakah dan mudharabah;
b. Data analisis yang digunakan adalah data primer yang bersumber langsung
dari pihak BMT Al Munawwarah;
c. Obyek penelitian adalah BMT Al Munawwarah;
d. Waktu penelitian dilakukan pada Januari 2018.
2. Perumusan Masalah
a. Faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal apakah yang
mempengaruhi BMT Al Munawwarah terhadap pemasaran produk
pembiayaan BMT?
6
b. Apakah yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi
pemasaran produk pembiayaan BMT yang dilaksanakan oleh BMT Al
Munawwarah?
c. Strategi pemasaran apakah yang paling efektif untuk produk pembiayaan
BMT BMT Al Munawwarah?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal produk pembiayaan
BMT pada BMT Al Munawwarah.
b. Menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman pada
pemasaran produk pembiayaanBMT Al Munawwarah.
c. Memberikan alternatif strategi pemasaran yang tepat untuk produk
pembiayaan BMT bagi BMT Al Munawwarah.
2. Manfaat Penelitian
a. Bahan pertimbangan dalam hal pengambilan keputusan mengenai strategi
pemasaran bagi BMT Al Munawwarah;
b. Bahan informasi dan acuan bagi para peneliti maupun pihak-pihak yang
berkepentingan;
c. Referensi dan pengetahuan untuk penelitian selanjutnya;
d. Masukan berupa alternatif strategi pemasaran yang tepat bagi BMT Al
Munawwarah.
7
E. Review Studi Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No. Nama/judul Penelitian Substansi
Perbedaan dan
Persamaan dengan
Penelitian ini
1
Syafitri(2010),/Analisis
Strategi Pemasaran Produk
Dana Koperasi Baitul
Maal Wa Tamwil
Muamalat di Perumnas
Bantarjati Bogor Utara
Hasil pengolahan data dengan
menggunakan matriks IFE dan EFE
didapatkan nilai 2,52 untuk faktor
internal dan 2,63 untuk faktor
eksternal. Pada analisis matriks IE
dapat diketahui posisi Koperasi BMT
Muamalat berada pada kuadran V,
sehingga alternatif strategi yang
dapat diterapkan adalah strategi
penetrasi pasar, strategi
pengembangan produk dan
konsolidasi internal (penguatan ke
dalam). Untuk hasil perhitungan
QSPM, didapatkan strategi yang
menjadi pilihan strategi utama yakni
strategi pengembangan produk
dengan nilai total TAS 5,149.
Perbedaan terletak
pada sampel atau
objek yang akan
diteliti, lokasi
pengamatan, periode
pengamatan dan
variabel dependen.
Persamaan terletak
padapengidentifikasian
model yang digunakan
yaitu metode analisis
Matriks SWOT
dengan instrumen
matriks IFE dan EFE
yang dilengkapi
dengan Matriks
QSPM.
8
2
Zahra (2011)/Analisis
Strategi Pemasaran Produk
Tabungan Muamalat PT
Bank Muamalat Indonesia,
Tbk. Cabang Bogor
Berdasarkan hasil analisis matriks
IFE dan EFE, diketahui bahwa
kekuatan utama yang dimiliki PT
Bank Muamalat Indonesia, Tbk.
Cabang Bogor adalah Sumber Daya
Insani yang berkualitas dan
berorientasi pada pelayanan,
sedangkan kelemahan utamanya
adalah kerjasama dengan channelling
yang hanya untuk produk tertentu
saja. Peluang utama bagi PT Bank
Muamalat Indonesia, Tbk. Cabang
Bogor adalah masih luasnya pangsa
pasar bank syariah secara nasional,
sedangkan ancaman yang dihadapi
adalah semakin lengkap dan inovatif
fitur produk bank pesaing yang
dilengkapi dengan teknologi canggih.
Berdasarkan QSPM diperoleh
alternatif strategi pemasaran yang
tepat dalam penelitian ini yaitu
market penetration strategy.
Perbedaan terletak
pada sampel atau
objek yang akan
diteliti, lokasi
pengamatan, periode
pengamatan dan
variabel dependen.
Persamaan terletak
pada
pengidentifikasian
model yang digunakan
yaitu metode analisis
Matriks SWOT
dengan instrumen
matriks IFE dan EFE
yang dilengkapi
dengan Matriks
QSPM.
3
Mutiah(2013)/Strategi
Pemasaran Produk Mitra
Iqra’ Plus Pada Divisi
Syariah AJBBumiPutrea
1912
Strategi pemasaran yang diterapkan
oleh AJB BumiPutera 1912 Divisi
Syariah adalah dengan menggunakan
saluran distribusi sistem agency
Perbedaan terletak
pada sampel atau
objek yang akan
diteliti, lokasi
pengamatan, periode
pengamatan dan
variabel dependen dan
metode analisis.
Persamaan sama-sama
membahas strategi
pemasaran.
9
4
Ulil Ansor(2014)/“Strategi
Pemasaran PT. Bank
Syariah Mandiri TBK
pada Produk Gadai Emas
dalam Meningkatkan
Daya Saing Antar Sesama
Bank Syariah
Dalam penelitian ini membahas
tentang strategi pemasaran dalam
meningkatkan daya saing antar
sesama Bank Syariah. Strategi
pemasaran yang diterapkan Bank
Syariah Mandiri adalah dengan
melakukan kerjasama dengan Kantor
Pos.
Perbedaan terletak
pada sampel atau
objek yang akan
diteliti, lokasi
pengamatan, periode
pengamatan dan
variabel dependen dan
metode analisis.
Persamaan sama-sama
membahas strategi
pemasaran.
5
Atep
Misbahudin(2008)/Strategi
Pemasaran Produk Gadai
Emas (Rahn) pada BPRS
PNM Al-MA’SOEM
dalam
Meningkatkan Pendapatan
Bank
Strategi yang diterapkan BPRS PNM
AL-MA’SOME diantaranya yaitu
membina dan menekan pertumbuhan
kaum dhu’afa sehingga terbentuk
dasar yang kuat, melakukan
penyebarluasan informasi tentang
BPRS melalui tokoh masyarakat dan
nama yayasan al-Ma’some itu sendiri
yang sudah terkenal dikalangan
masyarakat Jawa Barat khususnya
Bandung dan sekitarnya.
Perbedaan terletak
pada sampel atau
objek yang akan
diteliti, lokasi
pengamatan, periode
pengamatan dan
variabel dependen dan
metode analisis.
Persamaan sama-sama
membahas strategi
pemasaran.
10
F. Kerangka Konsep
Gambar 1.1 Kerangka Konsep
Analisis Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan
Musyarakah dan Mudharabah pada BMT Al
Munawwarah Pamulang Tahun 2018
BMT Al Munawwarah Pamulang
Kegiatan Usaha
Bagi Hasil Jual Beli Multi jasa
Funding
Tabungan (Mudharabah
Mutlaqah)
Deposito (Mudharabah
Mutlaqah)
Pinjaman (Mudharabah
Mutlaqah/Mudharabah
Muqayyadah)
Penyertaan Modal
(Mudharabah)
Financing
Mudharabah
Musyarakah
Murabahah Ijarah
Hiwalah
Qardh
Strategi Pemasaran Nasabah
Usaha Laba/rugi
Analis Strategi Pemasaran
Analisis Faktor Internal
Segmentation,Targetting,
Positioning
Marketing Mix
Analisis Faktor Eksternal
Lingkungan Jauh
Lingkungan Industri
Matriks IFE dan EFE
Matriks QSPM
Hasil Uji Matriks QSPM: Strategi
Simpulan
11
G. Sistematika Penulisan
Penulisan dalam penelitian ini berpedoman pada buku pedoman penulisan
skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2017-
2018 yang terdiri dari beberapa bab sebagai berikut:
BAB I :PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang, identifikasi masalah, batasan dan
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan kerangka konsep.
BAB II :KAJIAN TEORITIS
Pada bab ini akan disajikan teori terkait pengertian pemasaran, konsep
pemasaran, strategi pemasaran, analisis strategi pemasaran, dan review studi
terdahulu.
BAB III :METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentanglokasi dan waktu penelitian, jenis dan sumber data,
metode pengumpulan data, dan metode analisis.
BAB IV :ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Berisi data penelitian mengenai analisis strategi pemasaran produk pembiayaan
mudharabah dan musyarakah pada BMT Al Munawwarah.
BAB V :PENUTUP
Bab ini memuat kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan
permasalahan yang telah dibahas sebelumnya dan saran.
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Strategi
1. Pengertian Strategi
Secara Etimologi, strategi berasal dari bahasa yunani Strategos yang
berarti Jendral.1Strategi pada mulanya dari peristiwa peperangan, yaitu
sebagai suatu siasat untuk mengalahkan musuh.Namun pada akhirnya strategi
berkembang untuk kegiatan organisasi termasuk keperluan ekonomi, sosial,
budaya dan agama.Dalam kamus Manajemen istilah Strategi adalah rencana
yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus dan saling
hubungan dalam waktu dan ukuran.2Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
disebutkan strategi adalah seni atau ilmu yang menggunakan sumber daya
untuk melaksanakan kegiatan tertentu.3
2. Langkah-langkah Strategi
a. Perumusan Strategi
Perumusan strategi ini di dalamnya termasuk mengembangkan tujuan,
mengenali peluang dan ancaman eksternal, menetapkan kekuatan dan
kelemahan internal, menghasilkan strategi alternatif dan memilih strategi
yang akan dilaksanakan.4Pada tahap perumusan strategi perusahaan secara
berkala mengkaji kembali misi dan tujuan perusahaan serta merumuskan
strategi yang sesuai dengan misi dan tujuan perusahaan
tersebut.5Perumusan strategi ini di dalamnya termasuk mengembangkan
tujuan, mengenali peluang dan ancaman eksternal, menetapkan kekuatan
dan kelemahan internal, menghasilkan strategi alternatif dan memilih
strategi yang akan dilaksanakan.
1George A Stainer, Kebijakan dan Strategi Manajemen, (Jakarta: Erlangga, 1997), h. 18
2B.N Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta: Pustaka Sinar Harian, 2003), h. 340
3Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1997), h. 199 4Fred R David, Strategic Management Concepts and cases, (New Jersey: Prentice Hall,
2001), h. 5 5Ismail Solihin, Manajemen Strategik, (Bandung: Erlangga, 2012), h. 82
13
b. Implementasi Strategi
Tujuan dan strategi perusahaan yang telah dibuat akan dapat di
implementasikan dengan baik apabila tujuan dan strategi tersebut
dituangkan ke dalam rangkaian kegiatan dalam bentuk program yang
terjadwal dengan jelas serta memperoleh alokasi sumber daya yang
memadai yang telah dituangkan dalam bentuk anggaran yang akan
mendukung semua program.6Di dalamnya termasuk menciptakan struktur
organisasi yang efektif, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan
memanfaatkan sistem informasi yang diterima.Implementasi strategi
sering disebut tahap tindakan, tahap ini merupakan tahap yang paling sulit
karena memerlukan kedisiplinan, komitmen dan pengorbanan.Kerjasama
juga merupakan kunci dari berhasilnya atau tidaknya implemetasi
strategi.7
c. Evaluasi Strategi
Evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan yang telahdicapai
dapat diukur kembali untuk menetapkan tujuan berikutnya.Evaluasi
menjadi tolak ukur untuk strategi yang akan dilaksanakankembali oleh
suatu organisasi dan evaluasi sangat diperlukan untukmemastikan sasaran
yang dinyatakan telah dicapai. Ada tiga aktifitasmendasar untuk
mengevaluasi strategi:8
1) Meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar
strategi yang sekarang.
2) Mengukur prestasi, yakni membandingkan hasil yang
diharapkandengan kenyataan..
3) Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasisesuai
rencana.
6Ibid h. 82
7Fred R David, Strategic Management concept and cases, h. 6
8 Ibid h. 6
14
A. Konsep Pemasaran
1. Pengertian Pemasaran
Pemasaran berhubungan dan berkaitan dengan suatu
prosesmengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan
masyarakat.Salah satu dari definisi pemasaran yang terpendek adalah
memenuhikebutuhan secara menguntungkan.9
2. Konsep Pemasaran
Menurut Kasmir10
terdapat lima konsep dalam pemasaran di mana masing-
masing konsep saling bersaing satu sama lainnya. Setiap konsep dijadikan
landasan pemasaran oleh masing-masing perusahaan untuk menjalankan
kegiatan pemasarannya. Adapun konsep-konsep yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
a. Konsep Produksi
.Konsep ini menekankan kepada volume produksi atau distribusi
yang seluas-luasnya dengan harga ditekan serendah mungkin.
b. Konsep Produk
Konsep ini menimbulkan adanya marketing nyopia (pemandangan
yang dangkal terhadap pemasaran).Secara umum konsep produk
menekankan kepada kualitas, penampilan, dan ciri-ciri yang terbaik.
c. Konsep Penjualan
Dalam konsep ini kegiatan pemasaran ditekankan lebih agresif
melalui usaha-usaha promosi yang gencar.
d. Konsep Pemasaran
Konsep ini menyatakan bahwa kunci untuk mencapai sasaran
organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar
sasaran.Kemudian kunci yang kedua adalah pemberian kepuasan
seperti yang diinginkan oleh konsumen secara lebih efektif dan lebih
efisien dari yang dilakukan pesaing.
9M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung:
Alfabeta,2010), Cet. Ke-1, h. 6 10
Kasmir.. Pemasaran Bank. h. 65
15
e. Konsep Pemasaran Kemasyarakatan
Konsep pemasaran kemasyarakatan merupakan konsep yang
bersifat kemasyarakatan.Konsep ini menekankan kepada penentuan
kebutuhan, keinginan, dan minat pasar serta memberikan kepuasan,
sehingga memberikan kesejahteraan konsumen dan masyarakat.
Bagi dunia lembaga keuangan, konsep yang paling tepat untuk
diaplikasikan adalah konsep pemasaran yang bersifat kemasyarakatan atau
paling tidak menggunakan konsep pemasaran.Dalam kedua konsep itu jelas
tertuang bahwa pelanggan benar-benar harus diperhatikan. Tujuannya adalah
agar pelanggan tetap setia menggunakan produk atau jasa-jasa yang dihasilkan
oleh lembaga keuangan
3. Strategi Pemasaran
Di dalam Kamus Manajemen, Strategi Pemasaran adalah semua rencana
untuk memperbesar pengaruh terhadappasar, baik dalam jangka pendek
maupun dalam jangka panjang, yangdidasarkan pada riset pasar, penilaian dan
perencanaan produk, promosidan perencanaan penjualan, serta distribusi
berhubungan dengan sasaranperusahaan yang hendak dicapai.11
4. Analisis Strategi Pemasaran
a. Analisis Lingkungan Internal Perusahaan
Analisis lingkungan internal adalah suatu proses dalam perencanaan
strategi yang mengkaji faktor internal perusahaan untuk menentukan di
mana perusahaan memiliki kekuatan dan kelemahan yang berarti, sehingga
dapat memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman dengan cara yang
paling efektif. Faktor-faktor yang terkait dengan lingkungan internal
meliputi segmentation, targetting, dan positioning serta marketing mix.
1) Segmentation, Targetting, dan Positioning
a) Segmentation
Segmentasi pasar digunakan untuk mendesain produk-
produk yang lebih responsif terhadap kebutuhan pasar, mencari
peluang, merumuskan pesan-pesan komunikasi yang efektif
11
B.N Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta: Pustaka Sinar Harian, 2003), h. 340
16
dan efisien, melayani lebih baik, menciptakan keunggulan
bersaing, menganalisis perilaku konsumen, dan
sebagainya.Segmentasi pasar adalah usaha untuk meningkatkan
ketepatan sasaran dari suatu perusahaan.12
Segmentasi pasar dapat dikelompokan berdasarkan:
(1) Segmentasi berdasarkan Geografik
Segmentasi berdasarkan geografik, artinya membagi
pasar berdasarkan wilayah tertentu seperti jenis bangsa,
provinsi, kabupaten, kecamatan, atau lainnya.
(2) Segmentasi berdasarkan Demografik
Segmentasi berdasarkan demografik maksudnya
membagi pasar berdasarkan kependudukan secara
umum seperti umur, jenis kelamin, ukuran keluarga,
daur hidup keluarga, pendapatan, pekerjaan,
pendidikan, agama, ras, kebangsaan, tingkat sosial atau
lainnya.
(3) Segmentasi berdasarkan Psikografik
Segmentasi berdasarkan psikografik maksudnya
membagi pasar berdasarkan kriteria yaitu kelas sosial,
gaya hidup, karakteristik kepribadian, atau lainnya.
(4) Segmentasi berdasarkan Perilaku
Segmentasi berdasarkan perilaku disusun
berdasarkan tingkah laku atau kebiasaan masyarakat
yaitu pengetahuan, sikap, kegunaan, tanggap terhadap
suatu produk, atau lainnya.
b) Targetting
Targetting adalah suatu proses mengevaluasi beragam
segmen dan memutuskan berapa banyak dan mana yang akan
dibidik. Dalam mengevaluasi segmen-segmen pasar yang
berbeda, perusahaan harus melihat pada tiga faktor, yaitu
12
Purwanto, I. Manajemen Strategi. (Jakarta:Yrama Widya,2008) h. 33
17
ukuran segmen, daya tarik segmen, dan tujuan serta sumber
daya perusahaan.Sedangkan memilih segmen pasar dapat
dilakukan pada segmen tunggal, beberapa segmen (selektif),
atau semua segmen.13
c) Positioning
Penentuan posisi merupakan tindakan untuk merancang
penawaran dan citra perusahaan agar menempati suatu posisi
kompetitif yang berarti dan berbeda dalam benak pelanggan
yang menjadi sasarannya.14
2) Marketing Mix
Bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat
pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus
mencapai tujuan pemasarannya dipasar sasaran. Untuk pemasaran
pada produk, marketing mix tidak hanya meliputi product, price,
place, dan promotion saja, juga meliputi empat elemen tambahan
yaitu people, process, physical evidence, dan productivityand
quality.15
a) Produk (Product)
Produk adalah semua komponen kinerja jasa yang
menciptakan nilai bagi pelanggan.Dalam hal ini manajer harus
memilih fitur-fitur produk inti (baik barang maupun jasa) dan
beberapa elemen jasa pelengkap yang mengelilinginya, dengan
merujuk pada manfaat yang dinginkan pelanggan dan seberapa
tinggi daya saing produk tersebut.16
b) Harga (Price)
Harga memperlihatkan kepada manajemen berbagai biaya
yang ditimbulkan pelanggan dalam memperoleh manfaat suatu
13 Ibid h. 34 14 Ibid h. 34 15
Lovelock, C dan L. Wright.. Manajemen Pemasarn Jasa. (Jakarta:PT. Indeks, 2007) h.
35 16 Ibid h. 35
18
produk jasa. Manajer jasa harus juga mengenali dan bila
memungkinkan, mencari cara untuk meminimalkan biaya yang
harus ditanggung pelanggan dalam membeli dan menggunakan
jasa tersebut, termasuk waktu, usaha fisik dan mental, dan
pengalaman buruk.17
c) Tempat (Place)
Pengiriman elemen produk ke pelanggan melibatkan
keputusan tentang tempat dan waktu pengiriman dan mungkin
melibatkan saluran distribusi fisik atau elektronik dan atau
keduanya, serta bergantung pada sifat jasa yang diberikan.18
d) Promosi (Promotion)
Promosi adalah semua aktivitas dan alat yang menggugah
komunikasi yang dirancang untuk membangun preferensi
pelanggan terhadap jasa tertentu.Komponen ini memainkan
tiga peran penting yaitu menyediakan informasi dan saran yang
dibutuhkan, membujuk pelanggan sasaran tentang kelebihan
suatu produk, dan mendorong pelanggan untukmengambil
tindakan pada suatu waktu.19
e) Sumber Daya Manusia (People)
Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas akan
berpengaruh terhadap pelayanan yang diberikan. Hal ini
disebabkan jika SDM yang dimiliki berkualitas akan dapat
memberikan kecepatan, ketepatan, dan keakuratan pelayanan
yang diberikan, demikian pula sebaliknya.20
17 ibid 18 ibid 19 ibid 20
Kasmir.. Pemasaran Bank. h. 65
19
f) Proses (Process)
Proses adalah metode pengoperasian atau serangkaian
tindakan tertentu, yang umumnya berupa langkah-langkah yang
diperlukan dalam suatu urutan yang telah ditetapkan.21
g) Bukti fisik (Physical Evidence)
Bukti fisik merupakan petunjuk visual atau berwujud
lainnya yang memberi bukti atas kualitas jasa.Gedung, tanah,
kendaraan, perabotan interior, perlengkapan, anggota staf,
tanda-tanda, barang cetakan, dan petunjuk yang terlihat lainnya
yang memberi bukti atas kualitas jasa.22
h) Produktivitas dan Kualitas (Productivity and Quality)
Produktivitas menjelaskan seberapa efisien pengubahan
input jasa menjadi output yang menambah nilai bagi
pelanggan. Sedangkan kualitas menjelaskan sejauh mana suatu
jasa memuaskan pelanggan dengan memenuhi kebutuhan,
keinginan, dan harapan mereka.23
b. Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan
Lingkungan eksternal perusahaan terdiri dari berbagai variabel
(peluang dan ancaman) yang berada di luar suatu organisasi dan berada di
luar pengendalian jangka pendek manajemen puncak.24
Peluang adalah
suatu bidang kebutuhan pembeli di mana perusahaan dapat beroperasi
secara menguntungkan. Ancaman adalah tantangan akibat kecenderungan
atau perkembangan yang kurang menguntungkan, yang akan mengurangi
penjualan dan laba jika tidak dilanjutkan dengan pemasaran defensif.
Menurut Umar25
, lingkungan eksternal dibagi ke dalam dua kategori,
yakni:
21
Lovelock, C dan L. Wright.. Manajemen Pemasarn Jasa. H. 38 22 ibid 23 ibid 24
Kotler, P dan K. Keller.. Manajemen Pemasaran (Jakarta: Erlangga, 2009) h. 73 25
Umar, H. Strategic Management in Action. (Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama,
2003) h. 75
20
1) Lingkungan Jauh
Lingkungan jauh perusahaan terdiri dari faktor-faktor yang pada
dasarnya di luar dan terlepas dari perusahaan.Lingkungan jauh ini
memberikan kesempatan besar bagi perusahaan untuk maju, sekaligus
dapat menjadi hambatan dan ancaman.Faktor-faktor utama yang bisa
diperhatikan adalah faktor politik, ekonomi, sosial, dan teknologi26
.
a) Politik
Arah, kebijakan, dan stabilitas politik pemerintah menjadi
faktor penting bagi para pengusaha.Beberapa hal utama yang perlu
diperhatikan dari faktor politik agar bisnis dapat berkembang
dengan baik, adalah undang-undang tentang lingkungan dan
perburuhan, peraturan tentang perdagangan luar negeri, stabilitas
pemerintahan, peraturan tentang keamanan dan kesehatan kerja,
dan sistem perpajakan.27
b) Ekonomi
Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat
mempengaruhi iklim berbisnis suatu perusahaan.Beberapa faktor
kunci yang perlu diperhatikan dalam menganalisis ekonomi suatu
daerah atau negara adalah siklus bisnis, ketersediaan energi, inflasi,
suku bunga, investasi, harga-harga produk dan jasa, produktivitas,
dan tenaga kerja.28
c) Sosial
Faktor-faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan
mencakup sikap, gaya hidup, adat istiadat, dan kebiasaan dari
orang-orang di lingkungan eksternal perusahaan, sebagaimana
yang dikembangkan misalnya dari kondisi kultural, ekologis,
demografis, religius, pendidikan, dan etnis.29
26 ibid 27 ibid 28 ibid 29 Ibid h. 76
21
d) Teknologi
Faktor teknologi sebagaimana faktor-faktor lainnya dalam
lingkungan umum merefleksikan kesempatan dan ancaman bagi
perusahaan. Kemajuan teknologi secara dramatis telah mengubah
produk, jasa, pasar, pemasok, distributor, pesaing, pelanggan,
proses manufaktur, praktik-praktik pemasaran, dan posisi
persaingan. Kemajuan teknologi dapat menciptakan pasar baru,
perkembangan produk, merubah relativecompetitive cost serta
membuat barang dan jasa menjadi cepat usang. Perubahan
teknologi dapat mengurangi atau menghilangkan perbedaan biaya
antar perusahaan, menciptakan proses produksi yang lebih singkat,
menciptakan kelangkaan pada tenaga teknikal serta mampu
merubah nilai-nilai dan harapan stakeholder.30
2) Lingkungan Industri
Menurut Purwanto31
, strategi dan tujuan perusahaan dipengaruhi
oleh daya saing industri di mana mereka memilih untuk menjalankan
bisnis dan posisi sektor industri tersebut. Suatu industri dapat
digambarkan sebagai serangkaian perusahaan yang bersaing satu sama
lain untuk meraih pangsa pasar yang tinggi dalam mencapai skala
ekonomi dan strategi yang telah ditentukan. Keadaan persaingan dalam
suatu industri tergantung pada lima kekuatan pesaing pokok. Menurut
Porter dalam David (2006), hakikat persaingan suatu industri dapat
dilihat sebagai kombinasi atas lima kekuatan yang disebut Model Lima
Kekuatan Porter (Porter‟s Five-Forces Model), yaitu persaingan antar
perusahaan sejenis, kemungkinan masuknya pesaing baru, potensi
pengembangan produk substitusi, kekuatan tawar-menawar penjual
atau pemasok, dan kekuatantawar-menawar pembeli atau
konsumen.Berikut adalah gambaran tentang Model Lima Kekuatan
Porter yang dapat dilihat pada Gambar 2.1
30 ibid 31
Purwanto, I. Manajemen Strategi. (Jakarta:Yrama Widya,2008) h. 41
22
Gambar 2.1
Model Lima Kekuatan Porter32
Adapun penjelasan yang dapat diuraikan dari kelima sektor yang
mempengaruhi manajemen strategi pada Gambar 2.1, yaitu sebagai
berikut:
a) Kekuatan Tawar-menawar Pembeli
Perencanaan strategi yang efektif menaruh perhatian pada jenis
konsumen serta kebutuhan dan keinginan konsumen. Mereka juga
berkepentingan dengan siapa dan di mana calon konsumen berada
dan kecenderungan di masa depan. Sektor ini membahas tiga faktor
yang mencakup perencanaan strategi sebagai bagian dari analisis
industri mereka atas sektor konsumen, yaitu identitas pembeli,
faktor-faktor demografi yang menciptakan perubahan dalam
golongan-golongan konsumen tertentu, dan lokasi geografi pasar.
b) Kekuatan Tawar-menawar Pemasok
Para pemasok memberikan modal, tenaga kerja, bahan dan
sebagainya kepada suatu perusahaan.Perencana strategi yang
32
David, F. Strategic Management.(Jakarta.: Salemba Empat, 2006) h. 65
Para Pesaing Industri
Persaingan antara
Perusahaan yang ada
Potensi Pengembangan Produk Substitusi
Kekuatan Tawar-menawar
Pemasok
Pemasok
Kekuatan Tawar-menawar
Pembeli
Pembeli
Kemungkinan Masuknya Pesaing Baru
23
efektif berkepentingan dengan perubahan pemasok di dalam
lingkungan.Perencana strategi harus meneliti biaya dan tersedianya
semua faktor produksi yang digunakan dalam perusahaan. Biaya
dan ketersediaan bahan baku, sub perakitan, uang, tenaga sampai
pada batas yang lebih kecil, karyawan juga terpengaruh oleh
hubungan kekuatan antara perusahaan dan pemasok.
c) Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri
Rivalitas dikalangan pesaing yang ada berbentuk perlombaan
untuk mendapatkan posisi dengan menggunakan taktik-taktik
seperti persaingan harga, perang iklan, introduksi produk dan
meningkatkan pelayanan atau jaminan terhadap
pelanggan.Persaingan terjadi karena satu atau lebih pesaing
merasakan adanya tekanan atau melihat peluang untuk
memperbaiki posisi.Pada kebanyakan industri, gerakan persaingan
oleh satu perusahaan mempunyai pengaruh yang besar terhadap
para pesaingnya. Dengan demikian, dapat mendorong perlawanan
atau usaha untuk menandingi gerakan tersebut, artinya perusahaan-
perusahaan saling ketergantungan satu sama lain (mutually
dependent).
d) Ancaman dari Produk Pengganti
Semua perusahaan dalam suatu industri bersaing, dalam arti
yang luas, dengan industri-industri yang menghasilkan produk
pengganti.Produk pengganti membatasi laba potensial dari industri
dengan menetapkan harga pagu yang dapat diberikan oleh
perusahaan industri.Semakin menarik alternatif harga yang
ditawarkan oleh produk pengganti, maka semakin ketat
pembatasan laba industri.Produk pengganti yang perlu mendapat
perhatian besar, yaitu produk-produk yang mempunyai
kecenderungan untuk memiliki harga atau prestasi yang lebih baik
ketimbang produk industri dan dihasilkan oleh industri yang
berlaba tinggi.
24
e) Ancaman Masuk Pendatang Baru
Pendatang baru pada suatu industri membawa kapasitas baru,
keinginan merebut bagian pasar, serta seringkali juga sumber daya
yang besar.Ancaman masuknya pendatang baru ke dalam industri
tergantung pada rintangan masuk yang ada, digabung dengan
reaksi dari para pesaing yang sudah ada yang dapat diperkirakan
oleh pendatang baru. Jika rintangan atau hambatan ini besar dan
atau pendatang baru memperkirakan akan ada perlawanan yang
keras dari pesaing lama, maka ancaman masuknya pendatang baru
akan rendah. Terdapat tujuh sumber utama rintangan masuk yaitu:
(1) Skala ekonomis, dapat terjadi pada hampir semua fungsi
bisnis, meliputi manufaktur, pembelian, penelitian dan
pengembangan, pemasaran, jaringan pelayanan, distribusi,
dan sebagainya.
(2) Diferensiasi produk, artinya perusahaan tertentu
mempunyai identifikasi merek dan kesetiaan pelanggan,
yang disebabkan oleh periklanan, pelayanan terhadap
pelanggan, perbedaan produk di masa yang lampau, atau
sekedar karena merupakan perusahaan pertama yang
memasuki industri.
(3) Kebutuhan modal, untuk menanamkan modal yang besar
bila akan memasuki industri, dapat bersaing menciptakan
hambatan masuk, khususnya jika modal tersebut
diperuntukkan untuk periklanan yang tidak dapat kembali
lagi atau untuk kegiatan penelitian dan pengembangan yang
penuh risiko.
(4) Biaya beralih pemasok, hambatan masuk tercipta dengan
adanya biaya peralihan pemasok yaitu biaya satu kali yang
harus dikeluarkan pembeli bilamana berpindah dari produk
pemasok tertentu ke produk pemasok lainnya. Biaya
peralihan ini dapat meliputi biaya melatih karyawan, biaya
25
peralatan pelengkap yang baru, dan waktu untuk menguji
atau menerima sumber baru.
(5) Akses ke saluran distribusi, makin terbatasnya saluran
distribusi untuk suatu produk dan makin banyak pesaing
yang telah banyak mengikat saluran ini, jelas akan berat
usaha untuk masuk ke dalam industri.
(6) Biaya yang tidak menguntungkan terlepas dari skala,
perusahaan yang mempunyai keunggulan biaya yang tidak
dapat ditiru oleh pendatang baru yang akan masuk tidak
peduli berapapun besarnya dan berapapun pencapaian skala
ekonomis dari pendatang baru tersebut.
(7) Kebijakan pemerintah, pemerintah dapat membatasi atau
bahkan menutup kemungkinan masuk ke dalam industri
dengan peraturan-peraturan yang berlaku.
B. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT)
1. Pengertian BMT
Baitul Maal wat Tamwil (BMT) atau padanan kata dari Balai
Usaha Mandiri Terpadu adalah lembaga keuangan mikro yang
dioperasikan denganprinsip bagi hasil yang menumbuhkembangkan bisnis
usaha mikro dan kecildalam rangka mengangkat derajat dan martabat serta
membela kepentingankaum fakir miskin. BMT adalah lembaga keuangan
mikro syariah yangditumbuhkan oleh prakarsa dan dengan modal awal
dari tokoh-tokohmasyarakat setempat sebagai landasan ekonomi yang
salaam (keselamatanberintikan keadilan, kedamaian dan kesejahteraan).33
33
M.Amin Aziz, Pedoman Pendirian BMT (Baitul Maal Wat Tamwil), (Jakarta: PINBUK
Press,2004), h. 1-2.
26
2. Visi, Misi & Tujuan BMT34
a. Visi BMT
Menjadi lembaga keuangan mikro syariah (dengan sistem bagi hasil)
yang professional dan terpercaya, memiliki jaringan yang
luasmencakup ¾ usaha mikro dan kecil di seluruh Indonesia sebelum
tahun2014.
b. Misi BMT
Menciptakan sistem, lembaga dan kondisi kehidupan ekonomi rakyat
banyak yang dilandasi oleh nilai-nilai dasar salaam
(keselamatanberintikan keadilan, kedamaian dan kesejahteraan),
melandasi tumbuhdan berkembangnya ¾ usaha mikro dan kecil di
seluruh Indonesiasebelum tahun 2014.
c. Tujuan BMT
Terciptanya sistem, lembaga dan kondisi kehidupan ekonomi rakyat
banyak yang dilandasi oleh nilai-nilai dasar salaam
(keselamatanberintikan keadilan, kedamaian dan kesejahteraan)
berwujud pada ¾usaha mikro dan kecil di seluruh Indonesia sebelum
tahun 2014.
3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah suatu gambaran secara skematis tentang
hubungan kerjasama antarbagian yang terdapat dalam suatu badan
dalamrangka mencapai suatu tujuan. Tujuannya adalah untuk
mempermudahpelaksanaan tugas, membagi suatu kegiatan-kegiatan kerja
besar menjadikegiatan-kegiatan kerja yang lebih kecil. Di samping itu juga
untukmempermudah pimpinan dalam melaksanakan tugas pengawasan.
Berikut inistruktur organisasi BMT
34 ibid
27
Gambar 2.2
Struktur Organisasi BMT35
35 Ibid
Rapat Anggota Tahunan
Pengurus
Ketua
Sekretaris
Bendahara
Departemen/
Instansi terkait PINBUK
Manajer Umum
Kasir
Penggalangan Dana Pembukuan & Adm. Pembiayaan
28
BAB III
METEDOLOGI PENELITIAN
A. Metode dan Jenis Penelitian
Bentuk penelitian yang dilakukan adalah analisa kuantitatif yaitu analisa
data yang dilakukan terhadap data yang berwujud angka, dengan cara
mengklarifikasikan, mentabulasi dan perhitungan statistik.1
Sedangkan jenis penelitian ini merupakan penelitan korelasional, yaitu
suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna
menentukan apakah ada hubungan dan tingkatan hubungan antara variabel
atau lebih diselidiki.2 Untuk memperoleh data yang lengkap dan obyektif
maka penulis menggambarkan jenis penelitian sebagai berikut:
1. Kajian Pustaka/Literatur (Library Research)
Merupkan pengumpualan data yang berasal dari studi kepustakaan. Data
berasal dari buku-buku, tulisan-tulisan ilmiah, majalah dan surat-surat
kabar.3 Yang bertujuan mengupas dan mencari data seputar pengaruh
pendidikan agama islam terhadap kecerdasan moral.
2. Penilitian Lapangan (Field Research)
Merupakan pengumpulan data dengan risert dan terjun langsung
kelapangan untuk mendapat data yang valid dan menemukan jawaban
dari permasalahan penelitian.4
Selanjutnya menurut Whitney, penelitian adalah pencari atau sesuatu
(inquiry) secara sistematis dengan penekakan bahwa pencarian ini
dilakukan terhadap masalah-masalah yang dipecahkan.5
1 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, Dan R & B, (Bandung: Alfabeta,
2011) hal.7.
2 Sukardi, Metodelogi Penelitain Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007) hal. 157.
3 Sutrisno Hadi, Metodelogi Research II, (Yogyakarta: Andi Offset, 1993), hal. 139.
4 Sutrisno Hadi, Metodelogi Research II, hal. 136.
5 Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1993), hal. 13.
29
Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena data yang
diperoleh berupa angka dan analisisnya menekan pada nomerikal yang diolah
dengan statistika.Dan selanjutnya, untuk variabel penelitian Dalam penelitian
ini terjadi dari dua variabel, yaitu Variabel Independen (bebas) dan Variabel
Dependen (terikat). Variabel independen adalah variabel tang dapat berdiri
sendiri dan mempengaruhi variabel lain. Variabel ini dilamabangkan dengan
X. Sedangkan Variabel Dependen adalah variabel yang tergantung atas
variabel lain yang di lambangkan dengan Y.6 Variabel Independen (X) dalam
penelitian ini adalah pengaruh pendidikan agama islam dan untuk Variabel
Dependen (Y) adalah kecerdasan moral di Yayasan Darul Aitam Pamulang
Barat, Kota Tangerang Selatan.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Yayasan Panti Asuhan Darul Aitam
pamulang Barat Kel. Pamulang Barat Kec. Pamulang Kota Tangerang
Selatan yang terletak di Jl. Surya Kencana No.24 Kota Tangerang
Selatan Provinsi Banten.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini direncanakan dilakukan selama dua bulan. Dimulai
pada 31 Agustus sampai akhir bulan september.
C. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan dan peliputan data
adalah sebagai berikut:
1. Observasi
6 Anas Sudijono, Pengantar Ststistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grapfindo Persada,
2008). Ed 18, hal 179.
30
Observasi yaitu pengamatan dan pencatan dengan sistematik
fenomena-fenomena yang diselidiki.7 Observasi dilakukan dengan terjun
langsung ke lokasi penelitian yaitu Yayasan Darul Aitam Pamulang
Barat, Kota Tangerang Selatan.
2. Angket
Angket merupakan suatu daftar yang diberi pertanyaan-pertanyaan
yang harus di jawab atau dikerjakan oleh seorang anak yang ingin
diselediki atau responden.8 Angket dalam penelitian in berupa tertulis
daftar pertanyaan tentang maslah penelitian yang disebarkan kepada
responden, dalam hal ini peserta didik sebgai objek penelitian untuk
menjawab dan dikembalikan untuk dijadikan data.
Angket atau kuesioner yang digunakan penulis adalah angket
tertutup yang berisi pertanyaan yang disertai sejumlah jawaban yang
terikat pada sejumlah kemungkinan jawaban yang sudah diselesaikan.9
Responden mengisi angket dengan menceklis jawaban dengan pemberian
skor sebagai berikut:
Tabel 3.1
Pemberian Skor (Positif)
No Alternatif Jawaban Skor
1. Selalu 4
2. Sering 3
3. Kadang-kadang 2
4. Tidak pernah 1
7 Sutrisno Hadi, Metodelogi Research II, hal. 136.
8 Bimo Walgito, Bimbingan Dan Penyuluhan Di Sekolah, (Yogyakarta: Ardi Offset,
1993) Hal. 60.
9 Suharsimin Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), Cet. 12
Hal. 200.
31
Tabel 3.2
Pemberian Skor (Negatif)
No Alternatif Jawaban Skor
1 Tidak pernah 4
2 Kadang-kadang 3
3 Sering 2
4 Selalu 1
3. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan atau peristiwa yang sudah berlalu.
Dapat berupa gambar ataupun karya tulis yang telah dibuat oleh
seseorang. Dokumen berbentuk tulisan digunakan dalam penelitian ini
ialah berupa peraturan undang-undang yang dibuat pemerintah,
kumpulan jurnal, skripsi atau buku-buku sejarah. Sedangkan dokumen
berbentuk gambar yang digunakan dalam penelitian kali ini berupa foto-
foto dokumentasi atau gambar diagram hasil olah data.
D. Populasi dan Sempel
1. Populasi
Menurut Sugiyono populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.10
Populasi dalam penelitian ini adalah
keseluruahn dari santri. Jumlah Populasi penelitian ini adalah total
keseluruhan santri Darul Aitam yaitu sekitar 25 orang.
2. Sempel
10
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2010), hal. 117.
32
Sempel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau
keadaan tertentu yang akan diteliti. Sempel dalam penelitian kuantitatif
merupakan subjek penelitian yang dianggap mewakili populasi dan
biasanya disebut dengan responden penelitian.11
Kemudian dalam teknik
pengambilan sempel, penelitian menggunakan teknik simple random
sampling yaitu pengambilan anggota semple dari populasi dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi
tersebut, sehinggga subjek dianggap sama.
Menurut Suhasimi Arikunto, jika subjek penelitiannya kurang dari
100 orang, maka lebih baik semuanya sehingga penelitiannya sebgai
penelitian populasi. Selanjutnya jika subjek penelitianya lebih besar dari
100 orang maka dapat diambil 10%-15% atau 20%-25%.12
Melihat
jumlah populasi 25 santri, maka sabjeknya di bawah 100 dan samplenya
diambil dari seluruh populasi. Oleh karena itu penelitian ini disebut
dengan penelitian populasi.
E. Teknik Pengelola dan Analisis Data
Teknik dan pengelola analisis data dimaksudkan untuk menguraikan
keterangan-keterangan data yang diperoleh dari penelitian agar data-data
tersebut dapat dipahami dengan baik oleh yang mengadakan penelitian sendiri
maupun orang lain yang ingin mengetahui penelitian ini. Untuk mengetahui
kondisi variabel bedasarkan skor yang diperoleh, data yang didapat dari hasil
penelitian dianalisa dengan menggunakan analisis statistik deskriptif.
Data yang terkumpul akan dianalisis dengan beberapa metode sebgai
berikut:
1. Pengelolahan data
11
Sugiono, Metode Kuantitatif, Kualitatif Dan Kombinasi (Mixed Methods) hal. 119.
12 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta: Pt Rineka Cipta 2002) hal.112.
33
Setelah data terkumpul, maka data diolah dengan menggunakan
langkah-langkah sebgai berikut:
a. Editing
Dalam proses editing penulis melakukan pengeekna terhadap
pengisian angket, setiap angket diteliti satu persatu mengenai
perlengkapan, kejelasan dan kebenaran angket tersebut agar terhindar
dari kekeliruan dan kesalahan dalam mendapatkan informasi
sehingga dapat diperoleh data yang akurat.
b. Skoring
Untuk menentukan skoring dalam hasil penelitian ditetapkan
bahwa responden yang menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
peneliti, diberi bobot sebagai berikut:
1). Pertanyaan positif
a). Alternatif jawaban Selalu (SL) mempunyai bobot nilai 4
b). Alternatif jawaban Sering (SR) mempunyai bobot nilai 3
c). Alternatif jawaban Kadang-Kadang (KD) mempunyai bobot nilai
2
d). Alternatif jawaban Tidak Pernah (TP) mempunyai bobot nilai 1
2). Pertanyaan negatif
a). Alternatif jawaban Selalu (SL) mempunyia nilai bobot 1
b). Alternatif jawaban Sering (SR) mempunyai nilai bobot 2
c). Alternatif jawaban Kadang-Kadang (KD) mempunyai nilai bobot
3
d). Alternatif jawaban Tidak Pernah (TP) mempunyai nilai bobot 4
c. Tabulating
Langkah ketiga adalah megelola data dengan memindahkan
jawaban yang terdapat dalam angket ke dalam tabulasi, kemudian
setelah data dikelola sehingga hasil angket dinyatakan sah, maka
selanjutnya melakukan analisis data dengan analisis kuantitatif
secara deskriptif. Analisa yang sebelumnya telah ditentuka
34
presentasenya dengan menggunakan distribusi frekuensi, adapun
rumusnya sebagai berikut:
F
N
Keterangan:
P = Prosentase
F = Frekuensi
N = Number of Case
2. Teknik Analisa Data
Bedasarkan atas penggolonganya, teknik analisa ini berjenis bivariat,
yaitu teknik analisa yang bedasarkan dua buah variabel (variabel x dan
y)13
. Sedangkan teknik Analisa data yang digunakan adalah dengan
logika statistik induktif, yaitu berhubungan dengan proses penarikan
kesimpulan mengenai populasi yang ditelit guna menguji hipotesis
bedasarkan data laporan yang diperoleh dari kuisioner. Tujuannya dalah
untuk menarik kesimpulan (inferens) kaitana antara dua variabel dari
suatu sempel untuk digeneralisakan kedalam populasi.14
Penelitian ini menggunakan statistik korelasi Produk Moment
Corelation,yaitu salah satu tehnik analisa untuk mencari karelasi antara
dua variabel. Disebut Product Moment Corelation karena koefisien
korelasinya diperoleh dengan cara mencari hasil perkalian dari momen-
momen variabel yang dikorelasikan (product of the moment).15
Adapun
rumus dari product moment Corelation adalah sebagai berikut:
13
Sugiono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung: CV Alfabeta, 2005), Hal. 267.
14 Agus Suradika, Metode Penelitian Komunikasi, Hal. 61.
15 Anas Sudiyono, Pengantar Staistik Pendidika, (Jakarta: Raja Gafindo Perdsada, 2008),
Ed, Hal. 190.
P= X 100 %
35
N ∑XY – ( ∑X )( ∑Y )
√[(N∑X2 – (∑X)
2] [ N∑Y
2 – (∑Y)
2]
Keterangan:
rxy : Angka indeks korelasi “r” Product Moment.
N : Number of Case.
∑XY : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y.
∑X : Jumlah seluruh skor X.
∑Y : Jumlah seluruh skor Y.
Setelah melakukan perhitungan rxy = langkah selanjutnya adalah
menguji kebenaran hipotesis atau kepalsuan dari hipotesis yang telah
dirumuskan diatas. Maksudnya adalah manakah yang benar antara
hipotesis alternaif (Ha) atau hipotesis (Ho) dengan jalan membandignkan
besarnya “r” yang telah diperoleh dalam proses perhitungan besarnya “r
table”, dengan terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (db) atau
Degrees of freedom (df) yang dirumuskan adalah sebagai berikut:
df = N – nr
Keterangan:
N : Banyaknya responden yang diteliti.
nr : Banyaknya variabel yang akan dikorelasikan.
Dengan diperolehnya db maka dapat dicari besar “r tebel”, baik
pada taraf signifikan 5% maupun pada taraf signifikan 1%. jika “rxy”
sama dengan atau lebih besar dari pada “r tabel” pada taraf 5% maka
Ha diterima atau terbukti kebenaranya. Dan jika “rxy” lebih kecil dari
pada “r tebel” maka Ho tidak dapat diterima atau tidak terbukti
lebenaranya.
Adapun tinggi rendahnya nilai koefesien korelasi (angka indeks korelasi)
“r”product moment “rxy” ini adalah
rxy =
36
Tabel 3.3
Tabel interpretasi “rxy”16
Besarnya “r” product moment
“rxy”
Interpretasi
0,00-0,20 Antara variabel X dan variabel Y
memang terdapat korelasi, aan
tetapi korelasi itu sangat lemah
atau sangt rendah sehingga
korelasi itu diabaikan (dianggap
tidak ada korelasi) antara variabel
X dan variabel Y
0,20-0,40 Antara variabel X dan variabel Y
terdapat korelasi yang lemah atau
rendah
0,40-0,70 Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang sedang atau cukupan
0,70-0,90 Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang kuat dan tinggi
0,90-1,00 Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang sangat kuat atau
sangat tinggi
F. Hipotesa Penelitian
Ho : Tidak ada pengaruh pendidikan agama Islam terhadap kecerdasan
moral di Yayasan Yatim Piatu Darul Aitam Pamulang Barat Kota Tangerang
Selatan.
16
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, hal. 193.
37
Ha : Ada pengaruh pendidikan agama Islam terhadap kecerdasan
moral Yayasan Yatim Piatu Darul Aitam Pamulang Barat Kota Tangerang
Selatan.
38
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Profil BMT Al Munawwarah
1. Sejarah Singkat BMT Al Munawwarah
Tepat pada tanggal 26 Mei 1996, BMT Al Munawwarah bersama 16
BMT baru lainnya di wilayah Jakarta Selatan diresmikan operasionalnya
oleh Ketua PINBUK Jakarta Selatan, H.Ali Moeis dan Direktur Bank
Muamalat, H.Zainul Bahar Noor. Sejak itu BMT Al Munawwarah yang
didukung oleh para pendiri dari 2 lembaga yaitu Yayasan Al Munawwarah
dan ICMI orsat Pamulang serta 39 perorangan lainnya mulai berkiprah
dalam komunitas usaha lapisan grass root, yaitu usaha kecil mikro.1
2. Visi, Misi & Tujuan
a. Visi
Terwujudnya BMT yang terdepan, tangguh dan profesional dalam
membangun ekonomi umat.
b. Misi
1) Memberikan layanan yang prima kepada seluruh anggota dan mitra
BMT.
2) Mencapai pertumbuhan dan hasil usaha BMT yang layak serta
proporsional untuk kesejahteraan bersama.
3) Memperkuat permodalan sendiri dalam rangka memperluas
jaringan layanan BMT.
4) Turut berperan-serta dalam gerakan pengembangan ekonomi
syariah.
3. Tujuan
Meningkatkan kesejahteraan bersama melalui kegiatan ekonomi yang
menaruh perhatianpada nilai-nilai dan kaidah-kaidah muamalah syar‟iyyah
yang memegang teguh keadilan, keterbukaan dan kehatihatian.
1 Wawancara langsung dengan pihak BMT Al-Munawwarah Pamulang
39
4. Struktur Organisasi
Berikut ini adalah susunan Badan Pengawas, Pengurus, dan Pengelola
BMT Al Munawwarah periode Mei 2016 sampai dengan April 2019:
a. BADAN PENGAWAS
Ketua : M. Sugeng Hidayat
Anggota : Nur Moch. Hidayat
Anggota : Safruddin Rozali
b. BADAN PENGURUS
Ketua : H. Sukamdi
Sekretaris : Nadarsjah Mahdur
Bendahara : Hendrian
c. BADAN PENGELOLA
Manajer : Mudzakir Murad, S.Ag
Kepala Operasional : Sutanto, SE
Kepala Marketing : Wahyu Kuncoro
Kepala Cabang BPI : Asep Soufian
Kepala Cabang Depok : Susanto Samidjan
Kepala Cabang BSD : Samabi Yanto
Kepala Cabang Pamtim : Rausin Aman
5. Produk & Layanan
a. Penghimpunan Dana (Funding)
1) Simpanan/Tabungan INSANI (Investasi Syariah Non-Ribawi)
Merupakan tabungan berbagi-hasil yang memberikan
keleluasaan berinvestasi dengan transaksi yang mudah, cepat,
aman, dan insya-Allah menguntungkan. BMT telah mengemas
tabungan INSANI dalam beberapa bentuk yaitu:SIMAPAN
(Simpanan Amanah untuk Masa Depan), SAHAJA (Simpanan Haji
Al Munawwarah), TAFAQUR (Tabungan Fasilitas Qurban),
SAPITRI (Simpanan Pendidikan untuk Putra-Putri), TAFADDAL
(Simpanan Fasilitas Debet Al Munawwarah), SAHARA
40
(Simpanan Hari Raya) dan TAZKIAH (Tabungan Zakat Infaq
Shadaqah)
2) Deposito BERKAH (Berjangka Mudharabah)
Merupakan investasi dengan nisbah bagi hasil kompetitif
dalamjumlah dan jangka waktu tertentu. Dengan prinsip
MudharabahMuthlaqah dimana nasabah memberi kebebasan penuh
kepada BMTuntuk mengelola dana sesuai dengan prinsip syariah.
Manfaat dan kelebihan dari produk ini adalah:Bagi hasil
keuntungan atas pengelolaan dana, jangka waktu yang fleksibel,
yaitu 2, 3, 6, 9, dan 12 bulan, dapat dijadikan jaminan pembiayaan,
hasil investasi dapat diambil secara tunai, otomatis dikreditkan ke
rekening tabungan atau ditambahkan ke pokok deposito, sesuai
dengan keinginan nasabah.
3) Pembiayaan/Pinjaman Dari Pihak Lain
Adalah kewajiban BMT kepada pihak lain dalam bentuk
hutangpembiayaan atau investasi dengan jangka waktu tertentu.
Investor akanmendapatkan bagi hasil sesuai kesepakatan nisbah
yangdimusyawarahkan diawal. BMT menerima pembiayaan dari
pihak lain dalam bentuk akad Mudharabah Mutlaqah maupun
Mudharabah Muqayyadah.
4) Penanaman/Penyertaan Modal
Adalah penyertaan yang bertujuan investasi untuk memupuk
penguatan modal BMT. Untuk tahap awal, produk ini ditawarkan
bagi pendiri BMT yang berminat. Penyerta modal akan
mendapatkan imbalan berupa dividen tahunan yang ditentukan
oleh RAT-BMT.
b. Penanaman Dana
Alasan BMT Al Munawwarah dalam memberikan pembiayaan
pada sektor UKM yaitu:
41
1) Menjalankan fungsi mediasi utama BMT, dimana selain menerima
dana juga menyalurkan dana.
2) Untuk memperoleh pendapatan, sebab tanpa pembiayaan BMT
tidak akan berjalan dengan semestinya.
3) Mempermudah akses permodalan usaha bagi anggota dan non-
anggotadalam rangka mengembangkan usaha mereka.
BMT Al Munawwarah hanya memberikan pembiayaan ke sektor
UKM karena BMT sebagai lembaga UKM harus konsisten dalam
pengembangan segmen UKM. Karenanya BMT Al Munawwarah
melakukan pembiayaan 100% hanya di segmen UKM, sehingga
keuntungan pun didapat hanya dari sektor UKM. Mengenai porsinya,
volume pembiayaan BMT Al Munawwarah tiap tahunnya terus
meningkat rata-rata 30%. Adapun produk-produk penyaluran dana
yang ada di BMT Al Munawwarah, antara lain:
1) Sistem Bagi Hasil (Mudharabah dan Musyarakah)
a) Mudharabah
Pembiayaan atas dasar prinsip bagi hasil sesuai dengan
kesepakatan bersama yang disalurkan untuk berbagai jenis
usaha halal, seperti industri rumah tangga, perdagangan, jasa
dan pertanian. Dalam pembiayaan mudharabah tidak ada porsi
penyertaan (sharing) dana dari mitra. Total dana pembiayaan
adalah dari BMT.
b) Musyarakah
Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil yang diperuntukan
bagi mitra yang telah memiliki usaha produktif halal dan
bermaksud untuk menambah modal usahanya. BMT
menempatkan porsi penyertaan (sharing) dana terhadap usaha
mitra.
2) Sistem Jual Beli (Murabahah)
a) Pembiayaan dengan prinsip jual-beli barang dengan
keuntungan/margin yang disepakati.
42
b) Pembayaran dapat diangsur sesuai kesepakatan bersama.
c) Diperuntukan bagi nasabah yang memerlukan aset berupa
barang dan tidak ingin melunasi sekaligus (angsuran dicicil).
3) Sistem Jasa (Ijarah Multijasa, Hiwalah, Pembiayaan Pembayaran
Rekening Telepon)
Pembiayaan atas dasar prinsip jasa, disalurkan untuk berbagai
jenis kebutuhan halal seperti:
a) Ijarah multijasa: Untuk pembayaran biaya pendidikan,
pengobatan, sewa tempat, dan lain lain.
b) Hiwalah: Untuk anjak hutang-piutang.
c) Pembiayaan tagihan rekening telepon.
4) Sistem Pinjaman (Al Qardh)
Adalah penyediaan dana pinjaman berdasarkan kesepakatan
antara BMT dan mitra peminjam yang mewajibkan mitra
peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu sesuai
perjanjian. Dalam sistem ini, mitra peminjam diperkenankan
memberi imbalan kepada BMT tanpa dipersyaratkan sebelumnya
oleh BMT.
c. Jasa Layanan
Jasa layanan merupakan kegiatan usaha BMT selain
simpanpinjam, terdiri dari:
1) Transaksi ONLINE, meliputi;Pembayaran Listrik PLN,
Pembayaran Telepon TELKOM, Pembayaran Air PAM-TPJ,
Pembayaran Angsuran Kredit Motor FIF, Pembayaran Tagihan
Kartu Kredit Citibank, Pembayaran Tagihan Ponsel Pascabayar,
Transfer Antar Bank, dan Pembelian Isi Ulang Pulsa
2) Mini Market WASERDA
Merupakan usaha perdagangan retail yang menyediakan
berbagai macam kebutuhan rumah tangga.
3) Aksi Sosial
43
Merupakan kegiatan sosial yang dilakukan dalam rangka
memenuhi Corporate Social Responsibility (CSR).2
B. Analisis Lingkungan Internal
1. Segmentation, Targetting, dan Positioning
a. Segmentation
Pembiayaan BMT mencakup segmentasi berdasarkan
geografik,demografik, psikografik, dan perilaku. Segmentasi geografik
BMT Al Munawarrah adalah lokal dan interlokal yaitu di Tangerang
Selatan,demografik yaitu setiap orang yang membuka penyaluran
pembiayaan harus mempunyai Kartu Tanda Penduduk (KTP). Jenis
UMKM perdagangan, pertanian, perikanan, agribisnis, jasa kontraktor.
Selain itu berdasarkanagama yaitu sekelompok orang yang mengerti
hukum Islam, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk sekelompok
orang non muslim untuk mengajukan pembiayaan. Segmentasi
psikografik adalah segmen terhadap sekelompok orang yang
menyesuaikan dengan gaya hidup islami yang terus berkembang dan
kelas ekonomi menengah kebawah yang potensial. Sedangkan untuk
segmentasi perilaku adalah segmen terhadap sekelompok orang yang
dengan pengetahuan yang mereka miliki yang tanggap terhadap suatu
produk dengan memperhatikan kegunaan atau manfaat yang
disesuaikan dengan kebutuhan nasabah.
b. Targetting
Target pasar untuk produk pembiayaan BMT yaitu cakupan
seluruh segmentasi masyarakat kota Tangerang Selatan baik penduduk
muslim yang mengerti prinsip syariah yang merupakan ajaran agama
Islam, maupun sekelompok orang nonmuslim yang tertarik dengan
sistem ekonomi syariah dengan melihat keuntungan yang didapat.
Selain itu, target pasar ini dipilih BMT karena kota Tangerang
2 Wawancara langsung dengan pihak BMT Al-Munawwarah, dengan Bpk, Wahyu
Kuncoro
44
Selatanmerupakan kota yang memiliki potensi tinggi untuk menjadi
kota besar.
c. Positioning
BMT Al Munawarrah meyakini untuk menjadi pemimpin pasar
(market leader) di Tangerang Selatan. Market leader merupakan
pemimpin pasar dalam berbagai hal seperti memberikan pelayanan
yang memuaskan, meningkatkan kualitas produk yang sudah ada, dan
hal-hal lain sebelum dilakukan oleh pesaing. Tujuan utama yang
dijalankan oleh pemimpin pasar adalah menjadi atau tetap nomor satu.
Karena saat ini di kota Tangerang Selatan memiliki reputasi yang baik.
Hal ini yang dapat menjadi daya tarik nasabah sehingga membuka
peluang besar bagi BMT.
Beberapa hal yang harus dilakukan BMT Al Munawwarah untuk
mencapai posisi tersebut yaitu memberikan pelayanan yang terbaik,
mengelola SDM yang dimiliki dengan baik, meningkatkan aset,
penetrasi pasar, memberikan, memperkuat tim marketing, menjaga
integritas, dan terus melakukan promosi dan sosialisasi kepada
masyarakat.
2. Analisis Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
a. Produk (Product)
Produk BMT didasarkan pada prinsip dan kaidah syariah yang
terdiri dari tiga bagian, yaitu pembiayaan atau penyaluran dana
(Investment Product), produk dana atau penghimpunan dana (Funding
Product), dan produk jasa (Service Product). Pembiayaan BMT ini
merupakan salah satu produk untuk segmen pasar perdagangan,
pertanian, perikanan, agribisnis dan jasa kontraktor karena segmen ini
lebih menguntungkan bagi BMT dalam hal biaya yang dikeluarkan
untuk bagi hasil kecil. Selain itu, ketika semakin banyak nasabah,
maka keuntungan yang diperoleh bank semakin besar. Alasan lain
perusahaan memilih segmen tersebut sesuai dengan salah satu misi
45
BMT yaitu mencapai pertumbuhan dan hasil usaha BMT yang layak
serta proporsional untuk kesejahteraan bersama.
b. Harga (Price)
Pengajuan pembiayaan BMT maksimal Rp 12.000.000 untuk
akad musyarakah dan Rp 55.000.000 untuk akad mudharabah.
c. Tempat (Place)
`Kegiatan fungsional BMT Al Munawwarah berada di Komplek
Masjid Al Muhajirin Perumahan Bukit Pamulang Indah Blok A
Pamulang Timur. Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan,
Propinsi Banten.
d. Promosi (Promotion)
Promosi yang dilakukan oleh BMT Al Munawwarah adalah:
1) Penjualan Pribadi (Personal Selling)
Promosi yang secara umum dilakukan oleh seluruh pegawai
BMT, mulai dari cleaning service, security, sampai pejabat BMT.
Personal selling juga dilakukan dengan merekrut tenaga-tenaga
salesman dan salesgirl untuk melakukan penjualan door to door.
Kegiatan promosi ini dilakukan melalui pasardaerah
KotaTangerang Selatan, ke UMKM dan industri kecil, serta
melakukan presentasi dengan mengundang calon nasabah untuk
mempromosikan produk pembiayan BMT yang sudah melalui
pembidikan terlebih dahulu. Selain itu, secara khusus personal
selling dilakukan oleh petugas Account Officer (AO).
2) Periklanan (Advertising)
Promosi yang dilakukan BMT Al Munawwarah antara lain
melaluidirect selling atau bersilaturahmi kepada sasaran pasar dan
menyebarkan produk melalui perbincangan dari mulut ke mulut di
Kota Tangerang Selatan.
3) Promosi Penjualan (Sales Promotion)
46
Promosi yang dilakukan untuk menarik nasabah untuk segera
membeli setiap produk atau jasa yang ditawarkan. Promosi
penjualan yang dilakukan BMT Al Munawwarah dilakukan
melalui pemberian cinderamata, hadiah serta kenang-kenangan
lainnya kepada nasabah yang loyal.
4) Publisitas (Publicity)
Kegiatan promosi yang dilakukan BMT dengan mengadakan
acara bakti soSial. Kegiatan publisitas ini diharapkan dapat
meningkatkan pamor BMT di mata para nasabahnya. Selain itu,
tujuan publisitas ini agar nasabah mengenal lebih dekat. Dengan
mengikuti kegiatan tersebut, nasabah akan selalu mengingat BMT
Al Munawarah dan diharapkan akan menarik nasabah.
Bentuk promosi yang menjadi andalan untuk menunjang
kegiatan pemasaran produk pembiayaan BMT yaitu melalui
personal selling. Kegiatan ini dilakukan dengan mempresentasikan
langsung produk pembiayaan BMT dengan mengundang calon
nasabah yang sudah melalui pembidikan terlebih dahulu.
e. Sumber Daya Manusia (People)
Karyawan BMT Al Munawarah berjumlah 17 orang. Pada
umumnya latar belakang pendidikan karyawannya adalah S1 dengan
rata-rata lama bekerja dari seluruh karyawan adalah 2 tahun. BMT
mengadakan evaluasi untuk meningkatkan kinerja karyawan yaitu satu
minggu sekali, sedangkan untuk penilaian hasil kinerja dilakukan
evaluasi tiga bulan sekali. Salah satu kunci penting untuk menjaga
kualitas kinerja BMT adalah mengembangkan dan mendidik
karyawannya secara berkesinambungan. BMT memiliki komitmen
yang tinggi terhadap peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM). SDM yang unggul adalah penopang utama untuk menjadi
pemimpin pasar dan lokomotif pengembangan ekonomi syariah di
Indonesia. Untuk melahirkan SDM yang unggul, BMT
47
menumbuhkembangkan budaya pembelajaran secara berkelanjutan,
dan didukung fasilitas belajar terbaik.3
f. Proses (Process)
Proses administrasi untuk pengajuan pembiayaan yaitu calon nasabah
mengunjungi Account Officer (AO). Kemudian AO memberikan
informasi mengenai produk-produk BMT, menjelaskan manfaat dan
ciri-cirinya. AO membantu nasabah mengisi formulir permohonan
pembiayaan dan persetujuan suami/istri, menyerahkan pas photo dan
fotokopi KTP suami-istri, fotokopi KK, Akta Nikah, rekening listrik,
telepon dan PBB terakhir, slip gaji dan fotokopi jaminan.
g. Produktivitas dan Kualitas (Productivity and Quality)
BMT terus mengelola karyawannya sebagai aset perusahaan
dalam segi peningkatan kompetensi untuk meningkatkan produktivitas
dan kualitas karyawan.Adapun upaya yang dilakukan perusahaan yaitu
dengan memberikan pendidikan dan pelatihan. Lebih jelasnya
karyawan harus mengikuti pelatihan yang disesuaikan dengan jabatan
pegawai.
h. Bukti Fisik (Physical Evidence)
BMT mampu menjadi juara ke-2 Koperasi berprestasi Tingkat Kota
Tangerang Selatan pada tahun 2012, memperoleh peringkat „Cukup
Berkualitas‟ dari Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia pada tahun 2009 serta memperoleh
piagam penghargaan atas jasa-jasanya dalam pengembangan Koperasi
BMT Berprestasi dari Bupati Tangerang Bpk. Ismet Iskandar pada
tahun 2008. Bentuk pengakuan keberadaan BMT Al Munawwarah
dengan melihat dari penghargaan-penghargaan yang sudah diperoleh
perusahaan membuat citra perusahaan semakin baik di mata investor
dan masyarakat. Sehingga ini akan membantu perusahaan untuk
mempromosikan kegiatan BMT Al Munawwarah.
3 Wawancara langsung dengan pihak BMT Al-Munawwarah Pamulang
48
C. Analisis Lingkungan Eksternal
1. Lingkungan Jauh
a. Faktor Politik
Kebijakan politik atau hukum dari pemerintah itu tidak
berpengaruh terhadap pemasaran produk BMT Al Munawwarah.
Kebijakan politik atau hukum pemerintah berpengaruh kepada regulasi
atau peraturan Bank Indonesia. Adapun untuk kebijakan politik dari
pemerintah daerah secara peraturan tidak ada, tetapi jika dilihat dari
respon pemerintahan Kota Tangerang Selatan sangat mendukung
adanya BMT Al Munawwarah. Publikasi terus dilakukan untuk
menghimbau tokoh-tokoh masyarakat untuk bertransaksi dengan
produk pembiayaan BMT.
b. Faktor Ekonomi
Kondisi perekonomian secara tidak langsung berpengaruh pada
BMT karena mempengaruhi daya beli dan pola pembelanjaan
konsumen. Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan daya beli
nasabah adalah perubahan pendapatan dan perubahan harga-harga
produk dan jasa di pasar. Inflasi yang cukup tinggi juga berpengaruh
terhadap pemasaran produk pembiayaan BMT. Apabila inflasi sangat
tajam maka kebutuhan biaya hidup mengalami peningkatan seiring
terjadinya pengendalian pendapatan dan harga-harga pokok sehingga
terjadi pengurangan pendapatan di BMT.
c. Faktor Sosial
Faktor ini mempengaruhi nilai di masyarakat terhadap produk dan
jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan seperti persepsi, preferensi,
dan perilaku masyarakat yang dapat mempengaruhi strategi pemasaran
pembiayan BMT. Nilai-nilai ini terwujud ke dalam perubahan gaya
hidupyang semakin beragam dapat mempengaruhi permintaan
terhadap produk dan jasa, sehingga segmen pasar untuk produk
pembiayaan BMT akan semakin meningkat seiring dengan kekuatan
sosial yang bersifat dinamis.
49
d. Faktor Teknologi
BMT Al Munawwarah menggunakan teknologi SIMKO.
Perkembangan teknologi yang semakin canggih mempengaruhi
pemasaran produk Pembiayaan BMT. Adanya fasilitas Mobile
Banking dan Net Banking, fasilitas kirim uang dan tarik tunai serta
transaksi lain seperti pembayaran tagihan ponsel, Telkom, PLN, dan
layanan informasi saldo akan mengefisienkan waktu. Sehingga kualitas
proses pelayanan terhadap produk BMT akan lebih efektif dan efisien.
Faktor teknologi yang merupakan kekuatan-kekuatan yang
menciptakan teknologi baru, menciptakan inovasi baru melalui
pengembangan suatu produk serta mampu menangkap peluang-
peluang yang ada. Hal tersebut dapat meningkatkan hasil dan tujuan
perusahaan.
2. Lingkungan Industri
a. Ancaman Masuk Pendatang Baru
Persaingan antar BMT sendiri sekarang ini semakin kompetitif,
maka tidak ada alternatif lain selain harus memiliki strategi pemasaran
yang tepat dan lebih baik lagi. Semakin banyaknya Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah, BPRS dan BMT menunjukan bahwa
semakin banyaknya kompetitor BMT. Hal ini mengakibatkan semakin
banyaknya bank atau BMT yang memasarkan produk pembiayaan
yang memiliki karakteristik sama.
b. Persaingan sesama BMT dalam Industri
Pesaing terbesar BSM adalah BMT Al Fath Ciputat dari sekian banyak
kompetitor produk BMT yang berprinsip syariah. Selain itu, sekarang
semakin banyak Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah dan
BPRS yang terus mempromosikan produk-produk yang dimiliki
dengan memberikan keunggulan masing-masing produk untuk mampu
bersaing. Oleh karena itu, perusahaan harus tetap waspada untuk dapat
mempertahankan posisi sekarang yang sudah diraih dan agar bisa lebih
baik lagi.
50
c. Ancaman dari Produk Pengganti
Produk pengganti adalah produk yang berbeda karakteristiknya, tetapi
memberikan fungsi yang sama yang biasanya disebut sebagai barang
substitusi. Barang substitusi adalah barang yang saling menggantikan
antara barang satu dengan yang lain. Produk substitusi ini akan
menjadi ancaman bagi BMT, karena nasabah dihadapkan pada produk
yang memiliki fitur yang memiliki kualitas yang sama atau lebih baik.
Produk substitusi untuk pembiayaan BMT adalah pembiayaan dari
BMT Al Fath Ciputat.
d. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
Pembeli dalam hal ini merupakan nasabah maupun calon nasabah dan
yang menjadi objek dalam pemasaran produk ini adalah pembiayaan
BMT. Oleh karena itu, BMT AL Munawwarah perlu menaruh
perhatian lebih pada nasabah yaitu dengan memberikan pelayanan
yang maksimal dan melakukan penawaran yang intensif untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah. Pelayanan tersebut
berkaitan dengan sarana dan prasarana yang dimiliki bank untuk
kenyamanan dalam melakukan transaksi.
D. Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman
Hasil yang diperoleh dari analisis kondisi lingkungan internal dan eksternal
BMT Al Munawwarah yaitu beberapa kekuatan dan kelemahan yang terdapat
pada BMT, serta peluang dan ancaman yang dihadapi dalam memasarkan
produk pembiayaan BMT.
1. Identifikasi Kekuatan
Kekuatan menggambarkan keunggulan kompetitif yang dimiliki BMT.
Berdasarkan analisis yang dilakukan, maka diperoleh beberapa kekuatan
yang dimiliki BMT Al Munawwarah diantaranya adalah:
a. Citra perusahaan baik
BMTAl Munawwarah telah melayani Koperasi selama kurang lebih 13
tahun. Hal ini mempengaruhi citra perusahaan BMT Al Munawwarah
51
di mata masyarakat. Sudah banyak produk yang beragam dan semakin
inovatif,contohnya produk pembiayaan BMT yang memiliki fasilitas
dan manfaat untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabahnya
yang ditunjang dengan pelayanan prima. Semakin berkembangnya
BMT juga dibuktikan dengan banyaknya penghargaan-penghargaan
yang diperoleh, ini membuktikan adanya pengakuan atas citra
perusahaan yang sangat baik di bidangnya.
b. Produk pembiayaan BMT memiliki fitur yang menarik
Fasilitas dan manfaat yang diberikan adalah aman dan terjamin, bagi
hasil yang kompetitif, kemudahan dalam penyaluran zakat, infaq dan
sedekah.
c. Pemegang ModalBMT terdiri dari pemilik modal yang kuat
BMT Al Munawwarah terus mengalami peningkatan modal tiap
tahunnya, pada tahun 2016 memiliki modal Rp 23 Miliar. Peningkatan
modal ini merupakan bagian dalam Rencana Bisnis Bank (RBB).4
d. Memiliki SDM yang berkualitas
BMT Al Munawwarah memiliki SDM yang berkualitas dengan
dibekali pendidikan dan pelatihan, yaitu program pengembangan
kompetensi. BMT Al Munawwarah juga mengadakan evaluasi satu
minggu sekali dengan tujuan untuk terus meningkatkan kinerja
karyawannya. Selain itu, untuk mengembangkan budaya BMT,
segenap karyawan BMT terlibat secara aktif pada program Bakti
Sosial yang terdiri dari nilai-nilai: Excellence, Teamwork, Humanity,
Integrity, dan Customer Focus, juga memiliki program peningkatan
integritas pegawai 'melalui kegiatan forum do‟a pagi, reading
discussion.
e. Memiliki bagi hasil yang kompetitif
Bagi hasil pembiayaan BMT ini lebih besar dibandingkan BMT lain
yaitu sebesar 66:34 artinya 66% untuk BMT dan 34% untuk nasabah.
Bagi hasil pembiayaan ini lebih besar dibandingkan produk
4 Wawancara dengan pihak BMT Al-munawwarah pamulang
52
pembiayaan BMT Al Fath Ciputat yang hanya sebesar 88:12.5 Selain
itu, BMT Al Munawwarah terus menambah fitur-fitur pada produk
unggulannya dengan tujuan agar nasabahnya bertambah.
f. Kenyamanan dan kemudahan dalam bertransaksi
Fasilitas SMS-banking yang terdapat di produk BMT Al Munawwarah
memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam bertransaksi di
manapun dan kapanpun nasabah berada. Melalui fasilitas ini nasabah
dengan mudahnya bisa melakukan beberapa transaksi diantaranya
adalah pembayaran tagihan listrik dan telepon, isi ulang listrik dan
pulsa, pindah buku dan kliring, transfer online ke 83 bank, transfer ke
kantor pos, info mutasi dan saldo, pembayaran premi asuransi, dan
pembayaran infaq dan zakat.
2. Identifikasi Kelemahan
Kelemahan mencerminkan hal yang tidak dimiliki BMT serta merupakan
kendala internal BMT dalam memasarkan produk. Berdasarkan analisis
yang telah dilakukan, maka diperoleh beberapa kelemahan yang terdapat
pada BMT Al Munawwarah, diantaranya adalah:
a. Masih kurangnya fasulitas kantor
Fasilitas kantor layanan masih sedikit, sehingga mempersulit nasabah
maupun calon nasabah untuk melakukan transaksi keuangan.
b. Masih kurangnya jaringan yang kuat
Sistem jaringan yang lemah juga menyulitkan dalam menghadapi suatu
permasalahan. Hal ini disebebkan beberapa BMT cenderung
menghadapai masalah yang sama, misalnya nasabah yang bermasalah.
Kadang ada suatu nasabah yang tidak hanya bermasalah disatu BMT
tetapi di BMT lain juga bermasalah. Apabila terdapat jaringan
koordinasi yang baik antar BMT maka nasabah tersebut tidak akan
dapat mengakses dana dari BMT lainnya.
c. ImageBMT di masyarakat sebagai BMT yang diperuntukkan hanya
untuk orang Islam
5http://www.bmtalfath.com/, diakses pada tanggal 1 Desember 2018 Pukul 16.30 WIB.
53
Prinsip syariah yang melekat pada BMT ini membuat imageBMT di
mata masyarakat sebagai lwmbaga keuangan mikro yang khusus untuk
umatberagama Islam. Hal ini mengakibatkan sekelompok orang non
muslim masih ragu untuk pengajuan pembiayaan, karena mereka
beranggapan produk-produk ekonomi syariah ini khusus untuk umat
yang beragama Islam. Hal ini disebabkan karena kurangnya kegiatan
promosi yang dilakukan BMT Al Munawwarah dalam memasarkan
produk pembiayaan BMT kepada pihak-pihak di luar yang beragama
Islam.
d. Kerjasama dengan channelling belum menggunakan layanan syariah
secara umum
Kerjasama dengan channelling yaitu dengan kantor pos merupakan
kerjasama yang dilakukan BMT untuk nasabah yang tidak memiliki
rekening, tapi mereka bisa mengambil uang yang dikirim melalui
BMT. Kerjasama itu masih terkendala dengan adanya faktor
keterbatasan dana yang dimiliki kantor pos itu sendiri. Selain itu,
nasabah yang tidak mempunyai rekening, sebaliknya belum bisa
mengirimkan uang melalui kantor pos kepada orang yang mereka tuju
yang memiliki rekening BMT. Hal itu disebabkan karena layanannya
yang masih bersifat transaksional.
3. Identifikasi Peluang
Peluang merupakan faktor yang berasal dari lingkungan yang dapat
membantu BMT untuk berkembang dan akan lebih menguntungkan
apabila BMT memanfaatkannya semaksimal mungkin. Berdasarkan
analisis yang dilakukan, maka terdapat beberapa peluang bagi BMT Al
Munawwarah diantaranya adalah:
a. Masyarakat mulai tertarik pada sistem ekonomi syariah
Jumlah nasabah pembiayan BMT Al Munawwarah dari tahun 2011
sampai tahun 2016 yaitu 2089 nasabah. Masyarakat mulai tertarik
dengan BMT ini dikarenakan perhitungannya dengan cara bagi hasil
dan landasan hukumnya yang berdasarkan kepada Al-Qur‟an dan
54
Sunnah Rasul sebagaimana hukum Islam. Untuk sebagian masyarakat
Islam yang tidak begitu mengerti mengenai untung rugi dan hal-hal
yang berhubungan tentangdunia perbisnisan ini, pemilihan BMT dirasa
lebih aman dunia akhirat, karena penggunaan bank umum ditakutkan
memiliki hukum riba yang tidak diridhoi di agama Islam.
b. Masih luasnya pangsa pasar ekonomi syariah secara nasional
Baitul Maal Wat Tamwil memiliki angka pertumbuhan sangat pesat
dari tahun ke tahun, sebagaimanadisampaikan oleh Joelarso, Ketua
Umum Dewan Pimpinan PusatPerhimpunan BMT Indonesia, “hingga
akhir 2012 ini, terdapat 3.900 BMT.Sebanyak 206 di antaranya
bergabung dalam asosiasi BMT seluruh Indonesia.Pada tahun 2005,
seluruh aset 96 BMT yang menjadi anggota asosiasimencapai Rp 364
miliar. Pada 2006, aset tumbuh menjadi Rp 458 miliar, danhingga
akhir 2011 jumlah aset mencapai Rp 3,6 triliun dari 206 BMT
yangbergabung di asosiasi”.6 Dalam perkembangannya, di tahun 2013,
angkapertumbuhan BMT sudah mencapai lebih dari 5500 BMT yang
tersebar diseluruh Indonesia.7 Sebagai bagian dari LKM yang terus
bertumbuh,sebagaimana data yang disampaikan oleh Kepala Eksekutif
Pengawas IndustriKeuangan Non Bank Otoritas Jasa Keuangan
Firdaus Djaelani, yangmemperkirakan bahwa saat ini jumlah LKM di
Indonesia sekitar 567 ribusampai 600 ribu unit.11 Ini menunjukkan
bahwa lembaga keuangan mikroadalah lembaga keuangan yang sangat
dibutuhkan oleh masyarakat kecil,khususnya di daerah-daerah untuk
menunjang dan mendukung pertumbuhanekonomi kerakyatan,
terutama masyarakat berpenghasilan rendah yang selamaini tidak
terjangkau oleh layanan perbankan.
c. Tingginya tingkat populasi penduduk yang beragama Islam
6Joelarso, BMT Summit 2012, Yogyakarta, Universitas Gajah Mada, 7 November 2012.
7 Muhammad Zubair Mughal, CEO Al Huda Center of Islamic Banking and Economics,
internasional Conference Empowering SMEs for Financial Inclusion and Growth, (Jakarta: 2014)
55
Jumlah pemeluk agama di Kota Tangerang Selatan berdasarkan
kepadatan penduduk tahun 2016 yang berjumlah 1.233.905 jiwa, yaitu
98,96% adalah pemeluk agama Islam, 14,96% pemeluk agama Kristen
Protestan, 11,75% pemeluk agama Kristen Khatolik, 2,50% pemeluk
agama Hindu, dan 7,60% pemeluk Agama Budha. Tingginya
persentase penduduk yang beragama Islam, ini menjadi peluang bagi
perusahaan untuk meningkatkan segmen pasar yang lebih besar.8
d. Perluasan jaringan BMT
Perluasan jaringan BMT pada wilayah-wilayah yang dinilai potensial
dan membutuhkan jasa lembaga keuangan mikro syariahmerupakan
salah satu cara untuk terus mengembangkan BMT agar semakin
mempermudah proses promosi untuk terus memperbanyak nasabah
dan mempertahankan nasabah yang loyal. Hal ini juga yang terus
dilakukan BMT Al Munawwarahuntuk terus memperluas jaringan dan
akan menambah kantor cabang pembantu.
4. Identifikasi Ancaman
Ancaman merupakan faktor yang merugikan perusahaan, sehingga akan
mengganggu keberlangsungan suatu kegiatan. Oleh karena itu, perusahaan
harus mengatasi dengan mengurangi dampak tersebut. Beberapa ancaman
yang dihadapi oleh BMT Al Munawwarah adalah sebagai berikut:
a. Minimnya SDM yang kompeten dalam bidang ekonomi syariah
Pertumbuhan industri ekonomi syariah secara global terkendala
dengan adanya kelangkaan tenaga profesional. Kurangnya tenaga
profesional di industri ekonomi syariah tidak hanya berpengaruh pada
pertumbuhanBMT secara global tetapi sampai pada lingkup kualitas
layanan yang diberikan kepada nasabah. Sulitnya mencari SDM yang
sudah berpengalaman menjadikan ancaman bagi BMT Al
Munawwarah karena sangat menentukan perkembangan BMT di masa
mendatang.
8BPS.. Agama dan Kepercayaan. (http://lebakkab.go.id/index.php?pilih=hal&id=52.) [18
Desember 2017]
56
b. Semakin lengkap dan inovatif fitur produk BMT pesaing yang
dilengkapi dengan teknologi canggih
Semakin banyaknya BMT yang bermunculan dengan mengeluarkan
inovasi-inovasi terhadap fitur produk yang dilengkapi dengan
teknologi canggih membuat semakin ketatnya persaingan di dunia
BMT. Dalam dunia BMT, perkembangan teknologi informasi
membuat banyak BMT mengubah strategi bisnis dengan menempatkan
teknologi sebagai unsur utama dalam proses inovasi produk dan jasa
seperti adanya transaksi berupa transfer uang via mobile maupun via
teller, pengambilan uang secara cash selama 24 jam, penggunaan
database di bank-bank, sinkronisasi data-data pada kantor cabang
dengan kantor pusat.
c. Semakin banyak Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah dan BPRS
yang tumbuh di Indonesia
Jumlah bank syariah berkembang cukup pesat dan sudah mulai masuk
ke pelosok. Hal ini merupakan suatu ancaman bagi BMT yang sudah
berdiri lebih awal. Berdasarkan data statistik di website official Bank
Indonesia, jumlah Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah
(UUS), maupun Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) terus
meningkat dari tahun ke tahun. Dalam kurun waktu kurang dari 6
tahun dari tahun 2006 sampai Januari 2012, total bank dan kantor
perbankan syariah di Indonesia ada 2.202 dan diperkirakan akan
bertambah dengan pesat sesuai dengan bertambahnya pengetahuan
masyarakat Indonesia.9
d. Semakin gencarnya promosi kompetitor BMT
Hal lain yang harus diperhatikan yaitu kegiatan promosi pesaing yang
merupakan suatu ancaman yang harus terus diperhatikan untuk bisa
bersaing untuk mendapatkan banyak nasabah. Salah satu kegiatan
promosi yang dilakukan pesaing adalah terus melakukan publisitas
9Amanda, D. 2012. Perkembangan dan Peran Perbankan Syariah di Era Modern.
(http://ekonomisyariah.blog.gunadarma.ac.id./2012/04/13/tren_perkembangan_perbankan_syariah/
.) [19 Desember 2017]
57
dengan mensponsori kegiatan atau event besar untuk terus
mempromosikan produk-produknya ke masyarakat. Selain itu, jejaring
sosial menjadi media baru bagi bank syariah untuk mempromosikan
produknya. Sejumlah BMT pun membidik penambahan nasabah dari
pengguna jejaring sosial.
E. Perumusan Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan BMT Al
Munawwarah
1. Tahap Input
a. Analisis Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
Matriks IFE disusun berdasarkan identifikasi kekuatan dan kelemahan
yang dimiliki BMT di mana faktor strategis dari lingkungan internal
yang diperoleh dirangkum dalam sebuah tabel Internal Factor
Evaluation (IFE). Bobot dan rating (peringkat) faktor-faktor strategis
internal diperoleh berdasarkan kuesioner yang diberikankepada empat
orang responden yaitu Kepala KCP, operation officer, dan dua staf
marketing. Hasil pengisian kuesioner dan perhitungan bobot tersebut
dapat dilihat pada Lampiran 6. Untuk hasil pengisian kuesioner dan
perhitungan peringkat dapat dilihat pada Lampiran 7. Selanjutnya
dilakukan perhitungan untuk menentukan nilai rata-ratanya dari hasil
pembobotan dan pemberian rating (peringkat). Adapun hasil
perhitungan dari matriks IFE dapat dilihat pada Tabel 4.1
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Matriks Internal Factor
Evaluation(IFE)
No. Faktor-faktor Strategis Internal Bobot Rating Skor
Kekuatan
1 Citra BMT Baik 0.102869 4 0.411476
2 Produk Pembiayaan BMT memilki fitur yang menarik 0.103049 3.5 0.360671
3 Pemilik BMT terdiri dari pemilik modal yang kuat 0.10161 3.75 0.381037
58
4 Memiliki Sumber Daya Manusia yang berkualitas 0.105848 3.25 0.344007
5 Memiliki bagi hasil yang kompetitif 0.109508 3.5 0.383279
6 Kenyamanan dan kemudahan dalam bertransaksi 0.102762 3.5 0.359669
Kelemahan
7 Masih kurangnya fasilitas kantor 0.100168 2 0.200336
8 Masih kurangnya jaringan yang kuat 0.0946 1.25 0.118249
9 Image BMT di masyarakat sebagai bank yang diperuntukan hanya untuk orang Islam 0.084903 2 0.169806
10 Kerjasama dengan channelling belum menggunakan layanan syariah secara umum 0.094682 1.5 0.142024
Total 2.870554
Pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa BMT Al Munawwarah memiliki
kekuatan utama, yaitu citra perusahaan yang baik dengan skor
0.411476. Citra BMT yang baik ini tidak terlepas dari semakin baiknya
prestasi perusahaan yang ditandai dengan berbagai penghargaan yang
sudah diraih oleh BMT. BMT mampu menjadi juara ke-2 Koperasi
berprestasi Tingkat Kota Tangerang Selatan pada tahun 2012,
memperoleh peringkat „Cukup Berkualitas‟ dari Kementerian Negara
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia pada
tahun 2009 serta memperoleh piagam penghargaan atas jasa-jasanya
dalam pengembangan Koperasi BMT Berprestasi dari Bupati
Tangerang Bpk. Ismet Iskandar pada tahun 2008. Bentuk pengakuan
keberadaan BMT Al Munawwarah dengan melihat dari penghargaan-
penghargaan yang sudah diperoleh perusahaan membuat citra
perusahaan semakin baik di mata investor dan masyarakat. Sehingga
ini akan membantu perusahaan untuk mempromosikan kegiatan BMT
Al Munawwarah.Hal ini membuktikan semakin baiknya prestasi BMT,
sehingga akan mempengaruhi kepercayaan nasabah untuk mengajukan
59
pembiayaan di BMT. Jika citra BMT semakin baik maka akan
tertanam rasa kepercayaan nasabah untuk setia pada BMT Al
Munawwarah.
Kekuatan yang kedua yaitu memiliki bagi hasil yang kompetitif
dengan skor 0.383279. Bagi hasil pembiayaan BMT ini lebih besar
dibandingkan BMT lain yaitu sebesar 66:34 artinya 66% untuk BMT
dan 34% untuk nasabah. Bagi hasil pembiayaan ini lebih besar
dibandingkan produk pembiayaan BMT Al Fath Ciputat yang hanya
sebesar 88:12. Selain itu, BMT Al Munawwarah terus menambah
fitur-fitur pada produk unggulannya dengan tujuan agar nasabahnya
bertambah.
Adapun faktor yang menjadi kelemahan utama perusahaan
adalahmasih kurangnya fasilitas kantor dengan skor 0.200336, fasilitas
kantor layanan masih sedikit, sehingga mempersulit nasabah maupun
calon nasabah untuk melakukan transaksi keuangan.Kelemahan kedua
adalah image BMT di masyarakat sebagai bank yang diperuntukan
hanya untuk orang Islamdengan skor 0.169806. Prinsip syariah yang
melekat pada BMT ini membuat image BMT di mata masyarakat
sebagai lwmbaga keuangan mikro yang khusus untuk umat beragama
Islam. Hal ini mengakibatkan sekelompok orang non muslim masih
ragu untuk pengajuan pembiayaan, karena mereka beranggapan
produk-produk ekonomi syariah ini khusus untuk umat yang beragama
Islam. Hal ini disebabkan karena kurangnya kegiatan promosi yang
dilakukan BMT Al Munawwarah dalam memasarkan produk
pembiayaan BMT kepada pihak-pihak di luar yang beragama Islam.
Skor total dari faktor-faktor internal BMT Al Munawwarah adalah
2.870554. Nilai tersebut memiliki arti bahwa posisi BMT Al
Munawwarah secara internal adalah kuat, karena berada di atas nilai
rata-ratanya 2,5. Kondisi tersebut menunjukan bahwa faktor internal
BMT Al Munawwarah relatif kuat dalam memanfaatkan kekuatan
60
yang dimiliki dan mampu mengatasi kelemahan yang dapat menjadi
kendala untuk kegiatan pemasaran produk pembiayaan BMT.
b. Analisis Matriks External Factor Evaluation (EFE)
Matriks EFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
faktor eksternal yang dihadapi perusahaan BMT. Matriks EFEdisusun
berdasarkan hasil identifikasi dari kondisi lingkungan eksternal BMT,
sehingga diperoleh beberapa peluang dan ancaman yang dihadapi
BMT. Pada masing-masing faktor dilakukan pembobotan dan
pemberian rating (peringkat) melalui kuesioner. Hasil pengisian
kuesioner dan perhitungan bobot dapat dilihat pada Lampiran 6. Untuk
hasil pengisian kuesioner dan perhitungan peringkat dapat dilihat pada
Lampiran 7. Selanjutnya dilakukan perhitungan untuk menentukan
nilai rata-ratanya dari hasil pembobotan dan pemberian rating. Adapun
hasil perhitungan dari matriks EFE dapat dilihat pada Tabel 4.2
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Matriks External Factor
Evaluation(EFE)
No. Faktor-faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Skor
Peluang
1 Masyarakat mulai tertarik pada sistem ekonomi syariah 0.139527 3.75 0.523228
2 Masih luasnya pangsa pasar BMT secara nasional 0.114961 3 0.344882
3 Tingginya tingkat populasi penduduk yang beragama Islam 0.119451 3.5 0.41808
4 Perluasan jaringan BMT 0.143781 3.25 0.467289
Ancaman
5 Minimnya SDM yang kompeten dalam bidang ekonomi syariah 0.108305 1 0.108305
61
6 Semakin lengkap dan inovatif fitur produk BMT pesaing yang dilengkapi dengan teknologi canggih
0.130482 1.5 0.195722
7 Semakin banyak BMT yang tumbuh di Indonesia 0.1174 1.75 0.20545
8 Semakin gencarnya promosi BMT kompetitor 0.126093 2 0.252186
Total 2.515141
Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa BMT Al Munawarah memiliki
peluang utama, yaitu Masyarakat mulai tertarik pada sistem ekonomi
syariah dengan skor 0.523228.Jumlah nasabah pembiayan BMT Al
Munawwarah dari tahun 2011 sampai tahun 2016 yaitu 2089 nasabah.
Masyarakat mulai tertarik dengan BMT ini dikarenakan
perhitungannya dengan cara bagi hasil dan landasan hukumnya yang
berdasarkan kepada Al-Qur‟an dan Sunnah Rasul sebagaimana hukum
Islam. Untuk sebagian masyarakat Islam yang tidak begitu mengerti
mengenai untung rugi dan hal-hal yang berhubungan tentang dunia
perbisnisan ini, pemilihan BMT dirasa lebih aman dunia akhirat,
karena penggunaan bank umum ditakutkan memiliki hukum riba yang
tidak diridhoi di agama Islam.Peluang keduayang dapat dimanfaatkan
perusahaan yaitu masih luasnya pangsa pasar BMT secara nasional
dengan skor 0.467289. Perluasan jaringan BMT menjadi peluang
untuk mempermudah proses pemasaran produk-produk yang dimiliki
BMT, sehingga akan semakin memudahkan untuk mendapatkan
nasabah.
Adapun ancaman utama yang dihadapi oleh BMT Al Munawwarah
adalah semakin gencarnya promosi BMT kompetitor dengan skor
0.252186. Dengan kondisi seperti ini, maka BMT harus mempunyai
strategi untuk mampu bertahan dalam menghadapi persaingan yang
semakin kompetitif. Ancaman kedua bagi BMT yaitu Semakin banyak
BMT yang tumbuh di Indonesia dengan skor 0.20545. Banyaknya
62
BMT yang bermunculan sekarang ini, pasti diikuti dengan
mengeluarkan produk-produk yang menawarkan fasilitas dan manfaat
berbeda untuk menghadapi persaingan. Hal ini perlu terus diperhatikan
BMT agar mampu bersaing dengan mengeluarkan program-program
yang menguntungkan untuk dijadikan sebagai daya tarik bagi nasabah.
Skor total dari faktor-faktor eksternal BMT Al Munawwarah adalah
2.515141. Hal ini menunjukan bahwa BMT mampu merespon faktor
eksternal dengan memanfaatkan peluang yang ada untuk mengatasi
ancaman. Dapat disimpulkan bahwa perusahaan berada pada posisi
kuat dengan total skor terbobot lebih tinggi dari nilai rata-ratanya yaitu
2,5.
2. Tahap Pencocokan
a. Matriks IE
Tahap berikutnya dalam perumusan strategi adalah tahap pencocokan,
yaitu perumusan strategi berdasarkan hasil identifikasi dan analisis
kondisi lingkungan internal dan eksternal BMT yang telah diperoleh
dengan menggunakan model matriks IE.
Matriks Internal-Eksternal (IE) merupakan penggabungan dari hasil
skorterbobot dari matriks IFE dan matriks EFE yang dapat dilihatpada
lampiran 7. Hasil analisis faktor internal dengan menggunakan matriks
IFE diperoleh skor terbobot yaitu 2.870554. Sedangkan hasil analisis
faktor eksternal dengan menggunakan matriks EFE diperoleh skor
terbobot yaitu 2.515141. Berdasarkan hasil skor tersebut jika hasil dari
matriks IFE dan hasil dari matriks EFE dipadukan ke dalam matriks
IE, maka BMT Al Munawwarah dalam hal pemasaran produk
pembiayaan BMT berada pada sel V yang dapat dilihat pada Gambar.
63
Gambar 4.1 Hasil Matriks IE
SKOR TOTAL IFE
Posisi pemasaran produk pembiayan BMT pada BMT Al
Munawwarah berada pada sel V, maka diperoleh empat alternatif
strategi yang dapat dilakukan perusahaan. Strategi tersebut adalah
market penetration strategy, market development strategy, product
development strategy, dan strategi konsolidasi internal atau penguatan
ke dalam. Pada posisi ini BMT dapat dikatakan paling sukses, karena
mampu menghasilkan bisnis yang berada pada sel V10
.
b. Matriks SWOT
Berdasarkan hasil identifikasi dengan menggunakan matriks IFE dan
matriks EFE yang menggambarkan kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki BMT serta peluang dan ancaman yang dihadapi BMT dengan
menggunakan matriks SWOT, maka diperoleh alternatif strategi
dengan mengkombinasikan faktor-faktor internal dan eksternal
perusahaan yang dapat dilihat pada Tabel 4.3. Matriks SWOT
menghasilkan empat tipe strategi yaitu strategi SO (Strenghts-
Opportunities), strategi WO (Weaknesses-Opportunities), strategi ST
(Strenghts-Threats), dan strategi WT (Weaknesses-Threats).
1) Strategi SO
10
Umar, H. Strategic Management in Action. h. 115
Kuat Rata-rata Lemah
4 3 2
2.873
Tinggi I II III
3,00 Grow and Build Grow and Build Hold and Maintain
Skor
Total EFE 2.515IV V VI
Rata-rata 2,00Grow and Build Hold and Maintain Harvest and Divestiture
VII VIII IX
Rendah 1,00Hold and Maintain Harvest and Divestiture Harvest and Divestiture
64
Strategi SO atau strategi kekuatan-peluang yaitu strategi yang
menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan
peluang yang ada. Strategi SO yang dapat dilakukan adalah:
Meningkatkan kualitas produk dengan tetap
mempertahankan sistem bagi hasil yang kompetitif dan
memberikan kenyamanan dan kemudahan dalam
bertransaksi agar nasabah tetap loyal.
Strategi ini diperoleh dengan mengkombinasikan kekuatan internal
untuk memanfaatkan peluang yang ada. Kekuatan tersebut adalah
produk pembiayaan BMT memiliki fitur yang menarik, memiliki
bagi hasil yang kompetitif, serta kenyamanan dan kemudahan
dalam. Peluang yang dapat dimanfaatkan BMT adalah masyarakat
mulai tertarik terhadap sistem ekonomi syariah dan tingginya
tingkat populasi penduduk yang beragama Islam.
Tabel 4.3 Matriks SWOT
Faktor Internal Kekuatan – S 1. Citra perusahaan baik 2. Produk Pembiayaan BMT memilki fitur yang menarik 3. Pemegang saham BMT terdiri dari pemilik modal yang kuat 4. Memiliki Sumber Daya Manusia yang berkualitas 5. Memiliki bagi hasil yang kompetitif 6. Kenyamanan dan kemudahan dalam bertransaksi
Kelemahan – W 1. Masih kurangnya jumlah kantor 2. Masih kurangnya jumlah ATM 3. Image BSM di masyarakat sebagai bank yang diperuntukan hanya untuk orang Islam 4. Kerjasama dengan channelling belum menggunakan layanan perbankan syariah secara umum
Faktor Eksternal
65
Peluang – O 1. Masyarakat mulai tertarik pada sistem Ekonomi syariah 2. Masih luasnya pangsa pasar BMT secara nasional 3. Tingginya tingkat populasi penduduk yang beragama Islam 4. Perluasan jaringan BMT
Strategi SO 1. Meningkatkan kualitas produk dengan tetap mempertahankan sistem bagi hasil yang kompetitif dan memberikan kenyamanan serta kemudahan dalam bertransaksi agar nasabah tetap loyal (S2, S5, S6, O1, O3).
Strategi WO 1. Menambah kantor cabang di Indonesia khususnya di daerah Jabodetabek (W1, W2, O1, O2, O3, O4). 2. Meningkatkan pelayanan yang sudah terjalin dengan chanelling untuk mempermudah transaksi yang dilakukan nasabah (W4, O4).
Ancaman – T 1. Minimnya SDM yang kompeten dalam bidang ekonomi syariah 2. Semakin lengkap dan inovatif fitur produk BMT pesaing yang dilengkapi dengan teknologi canggih 3. Semakin banyak BMT yang tumbuh di Indonesia 4. Semakin gencarnya promosi kompetitor BMT
Strategi ST 1. Menambah fitur-fitur produk dengan memanfaatkan teknologi secara optimal serta mempertahankan kualitas Sumber Daya Manusia untuk dapat memberikan pelayanan yang baik agar dapat menghadapi persaingan (S2, S4, T1). 2. Mempertahankan pemegang modal BMT yang merupakan pemilik modal yang kuat serta mempertahankan citra perusahaan yang baik dan terus ditingkatkan dengan meningkatkan kualitas pelayanan (S1, S3, T3).
Strategi WT 1. Meningkatkan kegiatan promosi yang sudah dilakukan agar produk lebih dapat bersaing dengan produk kompetitor (W3, T2, T4).
2) Strategi WO
Strategi WO atau strategi kelemahan-peluang yaitu strategi yang
bertujuan untuk memperbaiki kelemahan dengan memanfaatkan
peluang yang ada. Strategi WO yang dapat diterapkan adalah:
Menambah kantor cabang di Indonesia khususnya di daerah
Jabodetabek
Meningkatkan pelayanan yang sudah terjalin dengan
channelling untuk mempermudah transaksi yang dilakukan
nasabah.
Strategi WO yang pertama diperoleh dari peluang masyarakat yang
mulai tertarik pada sistem ekonomi syariah, masih luasnya pangsa
66
pasar ekonomi syariah secara nasional, tingginya tingkat populasi
penduduk yang beragama Islam, dan perluasan jaringan BMT.
Peluang tersebut dimanfaatkan untuk mengatasi kelemahan yang
terdapat di BMT Al Munawwarah, yaitu Masih kurangnya
teknologi yang memadai.
Strategi WO yang kedua diperoleh untuk mengatasi kelemahan
yang dimiliki BMT Al Munawwarah. Kelemahan tersebut adalah
kerjasama dengan channelling belum menggunakan layanan
syariah secara umum. Hal ini dapat diatasi dengan adanya peluang
perluasan jaringan BMT sehingga BMT dapat meningkatkan
pelayanan dengan channelling untuk mempermudah transaksi yang
dilakukan nasabah.
3) Strategi ST
Strategi ST atau strategi kekuatan-ancaman yaitu strategi yang
menggunakan kekuatan untuk menghindari maupun mengurangi
dampak ancaman dari faktor eksternal. Strategi ST yang diperoleh
adalah:
Menambah fitur-fitur produk dengan memanfaatkan
teknologi secara optimal serta mempertahankan kualitas
SDM untukdapat memberikan pelayanan yang baik agar
dapat menghadapi persaingan.
Mempertahankan pemegang saham BMT yang merupakan
pemilik modal yang kuat serta mempertahankan citra
perusahaan yang baik dan terus ditingkatkan dengan
meningkatkan kualitas pelayanan sehingga dapat bersaing
dengan para kompetitor yang terus bertambah.
Strategi ST yang pertama adalah dengan memanfaatkan kekuatan
BMT, yaitu produk pembiayaan BMT memilki fitur yang menarik
dan memiliki SDM yang berkualitas. Penerapan strategi ini
diharapakan BMT Al Munawwarah dapat bersaing baik dengan
67
bank syariah maupun bank konvensional dalam merebut pangsa
pasar.
Strategi ST yang kedua adalah dengan memanfaatkan kekuatan
yang dimiliki BMT Al Munawwarah, yaitu citra perusahaan yang
baik dan pemegang saham BSM terdiri dari pemilik modal yang
kuat. Penerapan strategi ini diharapkan agar perusahaan dapat
menghadapi para kompetitor yang terus bertambah.
4) Strategi WT
Strategi WT atau strategi kelemahan-ancaman adalah strategi
untuk mengurangi kelemahan BMT serta menghindari ancaman
dari faktor eksternal. Strategi WT yang dapat dilakukan adalah:
Meningkatkan kegiatan promosi yang sudah dilakukan agar
produk lebih dapat bersaing dengan produk kompetitor.
Strategi ini diperoleh dengan mengurangi kelemahan perusahaan,
yakni citra BMT di masyarakat sebagai lembaga keuangan mikro
yang diperuntukan hanya untuk orang Islam. Penerapan strategi
diharapkan agar BMT dapat melakukan penetrasi pasar untuk terus
memperkenalkan produk-produk ke masyarakat yang bersifat
universal agar pangsa pasar BMT semakin luas.
3. Tahap Keputusan
Tahap akhir dari perumusan strategi pemasaran yaitu pemilihan strategi
terbaik dengan menggunakan alat analisis Quantitative Strategic Planning
Matrix(QSPM) berdasarkan hasil dari analisis IE dan SWOT. Hasil dari
analisis IE dan SWOT dihasilkan empat strategi. Keempat strategi tersebut
selanjutnya diajukan kepada empat responden kemudian dilakukan
perhitungan QSPM, yang dapat dilihat pada Lampiran 8, 9, 10, 11 dan 12.
Urutan strategi yang dihasilkan berdasarkan QSPM adalah sebagai berikut:
a. Market penetration strategy, yaitu strategi yang dilakukan sebagai
suatu usaha untuk mempertahankan nasabah pembiayaan BMT agar
tidak beralih ke pesaing melalui upaya promosi yang lebih gencar. Hal
ini terus didukung dengan menjaga citra perusahaan yang baik dan
68
memberikan pelayanan yang baik kepada nasabah melampaui
kepuasannya, serta terus menjaga tali silaturahmi dengan para
nasabahnya. Strategi ini dapat dicapai apabila didukung dengan
menambah usaha promosi yang lebih gencar mengenai produk
pembiayaan BMT dengan menawarkan fasilitas, manfaat, maupun
program-program menguntungkan yang dijanjikan oleh BMT Al
Munawwarah yang disesuaikan dengan segmen yang dituju. Langkah
itu dilakukan dengan melakukan identifikasi segmen nasabah agar
promosi itu efektif dan efisien. Selain itu, strategi ini bisa dilakukan
dengan cara meningkatkan pelayanan yang sudah terjalin dengan
channelling untuk mempermudah transaksi yang dilakukan nasabah.
Nilai Total Attractive Score (TAS) untuk strategi ini sebesar 6.0927.
b. Strategi konsolidasi internal, yaitu strategi dengan mempertahankan
dan terus meningkatkan kualitas SDM agar dapat menghasilkan kinerja
yang lebih baik dengan terus melakukan pendidikan dan pelatihan
pada masing-masing jabatan untuk pengembangan karirnya. SDM
yang ada di perusahaan diharapkan bisa memberikan pelayanan yang
maksimal kepada nasabah agar semua segmen bisa terkelola dengan
baik, sehingga tercipta loyalitas nasabah. Nilai Total TAS untuk
strategi ini sebesar 5,8666.
c. Market development strategy, yaitu strategi memperluas pasar dengan
menambah potensi pasar lama dengan pasar yang baru, dengan
menjual produk dan jasa yang sama. Hal ini dapat dilakukan dengan
kegiatan promosi yang intensif untuk menawarkan produk pembiayaan
BMT kepada calon nasabah melalui personal selling, sales promotion,
advertising, dan publicity.
Kegiatan promosi ini untuk mendapatkan nasabah berdasarkan
segmentasi perilaku yaitu segmen terhadap sekelompok orang yang
menabung yang tanggap terhadap suatu produk dengan memperhatikan
kegunaan atau manfaat yang disesuaikan dengan kebutuhan nasabah.
Selain itu, strategi ini dapat dilakukan dengan cara menambah jumlah
69
kantor cabang untuk menjangkau para nasabah. Nilai TAS untuk
strategi ini sebesar 5,4653.
d. Product development strategy, yaitu strategi untuk terus
mengembangkan dan mengoptimalkan fasilitas serta manfaat dari
produk pembiayan BMT pada BMT Al Munaawarah. Strategi ini dapat
dilakukan dengan memberikan kenyamanan dan kemudahan dalam
bertransaksi menggunakan teknologi canggih secara optimal, karena
disesuaikan dengan segmen psikografik yang membutuhkan suatu
produk yang disesuaikan dengan gaya hidup yang terus berkembang
dengan adanya perkembangan teknologi. Selain itu BMT Al
Munawarah perlu mempertahankan posisi yang sudah dicapai
perusahaan untuk mempertahankan nasabah lama melalui kegiatan
pemasaran produk yang sudah dilakukan dan menambah nasabah baru
dengan mengambil kesempatan yang ada. Nilai TAS untuk strategi ini
sebesar 5,9222.
F. Implikasi Manajerial
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di BMT Al Munawwarah,
maka BMT sebaiknya melakukan strategi penetrasi pasar (market penetration
strategy) yaitu strategi untuk mempertahankan nasabah agar tetap loyal
dengan meningkatkan mutu pelayanan dan melakukan promosi produk lebih
gencar. Strategi ini dilakukan dengan cara meningkatkan kegiatan promosi
yang melalui penjualan pribadi (personal selling), promosi penjualan (sales
promotion), periklanan (advertising), dan publisitas (publicity) untuk
memasarkan produk pembiayaan BMT. Hal ini bisa dilakukan dengan
didukung peningkatkan fitur produk maupun pelayanan yang diberikan
karyawan BMT Al Munaawwarah untuk meningkatkan volume penjualan.
Pihak manajer sebaiknya melaksanakan strategi SWOT yang berkaitan dengan
strategi penetrasi pasar, yaitu:
70
1. Strategi SO
Meningkatkan kualitas produk pembiayaan BMT dengan tetap
mempertahankan sistem bagi hasil yang kompetitif dibandingkan dengan
BMT lain. Sistem bagi hasil bagi hasil pembiayaan BMT ini lebih besar
dibandingkan BMT lain yaitu sebesar 66:34 artinya 66% untuk BMT dan
34% untuk nasabah. Bagi hasil pembiayaan ini lebih besar dibandingkan
produk pembiayaan BMT Al Fath Ciputat yang hanya sebesar 88:12.
Selain itu, BMT Al Munawwarah terus menambah fitur-fitur pada produk
unggulannya dengan tujuan agar nasabahnya bertambah. Selain itu
memberikan kenyamanan serta kemudahan dalam bertransaksi agar
nasabah tetap loyal.
2. Strategi WO
BMT Al Munawwarah sebaiknya menambah kantor cabang khususnya di
daerah Jabodetabek. Selain itu, BMT harus terus meningkatkan pelayanan
yang sudah terjalin dengan channelling untuk mempermudah transaksi
yang dilakukan nasabah. Saat ini BMT Al Munawwarah masih melakukan
pelayanan yang bersifat transaksional belum menggunakan layanan
keuangan syariah secara umum. Strategi WO ini dilakukan untuk
mempermudah nasabah melakukan transaksi dalam menggunakan layanan
keuangan syariah.
3. Strategi ST
Meningkatkan kualitas SDM, yaitu sebaiknya antar karyawan saling
mengingatkan untuk melakukan pendidikan dan pelatihan dalam
mengembangkan soft skill. Selain itu, terus mempertahankan sistem
evaluasi yang sudah diterapkan perusahaan agar terkontrol semua aktivitas
karyawan yang tujuannya untuk mengetahui kinerja yang sudah dilakukan
serta untukmenyadari kekurangan yang harus diperbaiki, maupun
memotivasi peningkatan yang harus terus dipertahankan. Akhirnya,
kualitas pelayanan yang diberikan kepada nasabah semakin meningkat
dalam mempromosikan produk pembiayaan BMT dengan fitur-fitur yang
dimilikinya. Selain itu, mempertahankan investor yang merupakan pemilik
71
modal yang kuat dengan terus meningkatkan keuntungan perusahaan serta
mempertahankan citra perusahaan yang baik di mata masyarakat dengan
memberikan pelayanan yang maksimal untuk nasabah dan harus terus
ditingkatkan sebagai nilai lebih bagi nasabah maupun calon nasabah.
4. Strategi WT
Meningkatkan kegiatan promosi yang sudah dilakukan agar produk lebih
dapat bersaing dengan produk kompetitor. Karena selama ini citra BMT
Al Munawwarah di masyarakat sebagai BMT yang diperuntukkan hanya
untuk orang Islam. Sehingga perlu promosi yang lebih gencar dan intensif
lagi untuk terus memperkenalkan produk pembiayaan BMT ke masyarakat
dengan mengembangkan nilai-nilai syariah yang bersifat universal yaitu
adanya aspek keadilan, transparansi, dan menghindari kegiatan spekulatif
dalam bertransaksi secara umum dengan menerapkan sistem bagi hasil
agar pangsa pasar semakin luas dengan tidak dibatasi oleh keyakinan atau
kepercayaan yang dianut oleh masyarakat.
72
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
1. Faktor-faktor internal yang menjadi kekuatan BMT Al Munawarah adalah
citra perusahaan yang baik, SDM yang berkualitas, produk pembiayaan
BMT dengan fitur yang menarik, bagi hasil yang kompetitif, pemegang
modal BMT terdiri dari pemilik modal yang kuat serta kenyamanan dan
kemudahan dalam bertransaksi. Faktor internal yang menjadi kelemahan
adalah masih kurangnya jumlah kantor, masih kurangnya teknologi yang
memadai, kerjasama dengan channelling belum menggunakan layanan
keuangan syariah secara umum, dan citra BMT Al Munawarah di
masyarakat sebagai BMT yang diperuntukkan hanya untuk orang Islam.
Faktor eksternal yang menjadi peluang adalah perluasan jaringan BMT,
luasnya pangsa pasar BMT secara nasional, masyarakat mulai tertarik pada
sistem keuangan syariah, dan tingginya tingkat populasi penduduk yang
beragama Islam. Faktor eksternal yang menjadi ancaman adalah semakin
banyak BMT yang tumbuh di Indonesia, semakin lengkap dan inovatif
fitur produk BMT pesaing yang dilengkapi dengan teknologi canggih,
minimnya SDM yang kompeten dalam bidang keuangan syariah, dan
semakin gencarnya promosi BMT kompetitor.
2. Berdasarkan analisis SWOT, diperoleh beberapa strategi. Strategi SO
(kekuatan-peluang) yang dihasilkan adalah meningkatkan kualitas produk
dengan tetap mempertahankan sistem bagi hasil yang kompetitif dan
memberikan kenyamanan dan kemudahan dalam bertransaksi agar nasabah
tetap loyal. Strategi WO (kelemahan-peluang) yang dapat dilakukan
adalah menambah kantor cabang di Indonesia khususnya di daerah
Jabodetabek. Meningkatkan pelayanan yang sudah terjalin dengan
channelling untuk mempermudahtransaksi yang dilakukan nasabah.
Strategi ST (kekuatan-ancaman) yang diperoleh adalah menambah fitur-
fitur produk dengan memanfaatkan teknologi secara optimal serta
73
mempertahankan kualitas SDM untuk dapat memberikan pelayanan yang
baik agar dapat menghadapi persaingan, mempertahankan investor, yang
merupakan pemilik modal yang kuat serta mempertahankan citra
perusahaan yang baik dan terus ditingkatkan dengan meningkatkan
kualitas pelayanan sehingga dapat bersaing dengan para kompetitor yang
terus bertambah. Strategi WT (kelemahan-ancaman) yang dapat dilakukan
adalah meningkatkan kegiatan promosi yang sudah dilakukan agar produk
lebih dapat bersaing dengan produk kompetitor.
3. Dari hasil penelitian dan berdasarkan QSPM diperoleh alternatif strategi
pemasaran yang terbaik adalah market penetration strategy.
B. Saran
1. Berdasarkan alternatif strategi penetrasi pasar, BMT Al Munawarah
sebaiknya melakukan strategi ini secara intensif agar dapat meningkatkan
volume penjualan dengan terus mengoptimalkan kegiatan pemasaran
dengan melakukan kegiatan promosi dengan lebih efektif dan efisien.
Promosi juga perlu didukung dengan anggaran untuk mendukung kegiatan
tersebut, misalnya melalui penyediaan brosur saat membuka gerai saat
mengikuti acara seminar atau kegiatan (event) lainnya agar calon nasabah
bisa mengetahui dan mempelajari produk-produk yang ditawarkan.
Kegiatan promosi tersebut dengan cara personal selling, sales promotion,
advertising, dan publicity serta menambah jumlah kantor cabang agar
memberikan kemudahan kepada nasabah untuk melakukan transaksi.
2. BMT Al Munawarah sebaiknya terus menambah inovasi fitur produk dan
fasilitas, khususnya memberikan program-program menguntungkan yang
belum terealisasikan. Diharapkan BMT bisa mengeluarkan program-
program menguntungkan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan
keinginan nasabah sebagai daya tarik nasabah.
3. BMT Al Munawarah juga sebaiknya terus meningkatkan kualitas SDM
yang dimiliki perusahaan. Melatih SDM agar berkualitas, proses
rekrutmen yang kompeten serta melaksanakan program evaluasi dan
74
perbaikan untuk terus mengembangkan potensi SDM yang menjadi
pendukung untuk mewujudkan tujuan perusahaan di masa mendatang.
75
DAFTAR PUSTAKA
Amanda, D. 2012. Perkembangan dan Peran Perbankan Syariah di Era Modern.
(http://ekonomisyariah.blog.gunadarma.ac.id./2012/04/13/tren_perkemban
gan_perbankan_syariah/.) [19 Desember 2017].
Alamsyah, H. 2011. Perbankan Syariah Indonesia Urutan Empat di Dunia.
(http://www.republika.co.id/berita/syariah/keuangan/11/11/11/luhexq_per
bankan_syariah_indonesia_urutan_keempat_di_dunia.) [18 Desember
2017].
Arifin, A. 2012. Pertumbuhan Perbankan Syariah Agresif.
(http://analisis.vivanews.com/news/read/277724_bank_syariah_untuk_sem
ua.) [5 Januari 2018].
BPS. 2008. Agama dan
Kepercayaan.(http://lebakkab.go.id/index.php?pilih=hal&id=52.) [18
Desember 2017].
David, F. 2006. Strategic Management. Salemba Empat, Jakarta.
Fauzi, Y. 2012. Sukses Mengawal BSM dengan Courage, Knowledge & Wisdom.
(http://www.syariahmandiri.co.id./category/edukasi_syariah/artikelwawan
cara/.) [5 Januari 2018]
Hendri, Z. 2012. Outlook Investasi Reksadana Tahun 2012.
(http://bisniskeuangan.kompas.com/Read/2012/01/24/105554397/.Outlook
.Investasi.Reksadana.Tahun.2012.html.) [5 Januari 2018].
IRIB Indonesia. 2011. Mengenal Populasi Muslim Dunia (bagian pertama).
(http://indonesian.irib.ir/sosialita/_/asset_publisher/QqB7/content/id/49541
57.) [18 Desember 2017].
Kasmir. 2005. Pemasaran Bank. Prenada Media, Jakarta.
Kotler, P dan K. Keller. 2009. Manajemen Pemasaran (Edisi 13, Jilid 1).
Erlangga, Jakarta.
Kurniasih, A. 2011. Adu Balap Bank Syariah Mandiri versus Bank Muamalat.
(http://www.infobanknews.com/2011/adu_balap_bank_syariah_mandiri_v
ersus-bank-muamalat/.) [5 Januari 2018]
76
Lovelock, C dan L. Wright. 2007. Manajemen Pemasarn Jasa. PT. Indeks,
Jakarta.
Machmud, A. dan Rukmana. 2010. Bank Syariah. Erlangga, Jakarta.
Mansury, P. N. 2011. Bank Mandiri Suntik BSM Rp 300 Miliar.
(http://www.republika.co.id/berita/syariah/keuangan/11/12/29/lwyj32bank.
mandiri.suntik.bsm.rp.300.miliar.) [4 Januari 2018.]
Prabowo, L. A. 2011. Penerapan Teknologi Komputer di Dunia Bisnis Perbankan
Baik di Jaman Dulu Sekarang Masa Depan.
(http://agoenkp.blogspot.com/2011/10/komputer_dalam_dunia_perbankan
_06.html.) [18 Desember 2017]
Pratiwi, N. 2012. Tren Perkembangan Perbankan Syariah.
(http://ekonomisyariah.blog.gunadarma.ac.id./2012/04/13/tren_perkemban
gan_perbankan_syariah/) [19 Desember 2017].
Purwanto, I. 2008. Manajemen Strategi. Yrama Widya, Jakarta.
Rangkuti, F. 2008. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Rizqullah, dkk. 2012. Bank Syariah Berbondong-bondong Gaet Nasabah Via
Jejaring
Sosial.(http://www.republika.co.id/berita/syariah/bisnis/12/01/26/lyebln_b
ank_syariah_berbondongbondong_gaet_nasabah_via_jejaring_sosial.) [4
Januari 2018].
Saefuddin, A. M. 2011. Membumikan Ekonomi Islam. PT. PPA Consultants,
Jakarta.
Subarkah, A. 2010. Struktur Organisasi PT Bank Syariah Mandiri.
(http://arifsubarkah.wordpress.com/2010/04/12/struktur_organisasi_pt_ban
k_mandiri_syariah/.) [18 Desember 2017].
Syafitri, N. 2010. Analisis Strategi Pemasaran Produk Dana Koperasi Baitul
Maal Wa Tamwil Muamalat di Perumnas Bantarjati Bogor Utara. Skripsi
pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
77
Umar, H. 2003. Strategic Management in Action. PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Zahra, I. 2011. Analisis Strategi Pemasaran Produk Tabungan Muamalat PT.
Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Bogor. Skripsi pada Departemen
Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
78
Lampiran 1 Pertanyaan Wawancara
PERTANYAAN WAWANCARA
BMT AL MUNAWWARAH
CABANG PAMULANG
I. Pertanyaan Mengenai Gambaran Umum Lembaga
1. Bagaimana sejarah berdirinya BMT Al Munawwarah?
2. Apa yang menjadi visi dan misi BMT?
3. Dimana lokasi BMT berada dan mengapa BMT ini didirikan di tempat
tersebut?
4. Bagaimana struktur organisasi serta tugas dan wewenang pada setiap jabatan
yang ada pada BMT Al Munawwaroh?
5. Fasilitas apa saja yang tersedia di BMT?
6. Dimana saja kantor cabang yang dimiliki BMT Al Munawaroh?
II. Pertanyaan Mengenai Segmentation, Targetting, dan Positioning
1. Segmen pasar mana yang dituju oleh BMT Al Munawarah untuk produk
pembiayaan khususnya dengan akad musyarakah dan mudharabah
berdasarkan kriteria berikut:
a. Segmentasi geografik
b. Segmentasi demografik
c. Segmentasi psikografik
d. Segmentasi perilaku
2. Mengapa memilih segmen pasar tersebut?
3. Apakah ada pesaing yang menguasai segmen pasar tersebut?
4. Bagaimana pembagian persentase antara segmen pasar ritel atau konsumen
dengan korporat?
5. Siapa yang menjadi target pasar dari BMT Al Munawwaroh?
6. Mengapa memilih target pasar tersebut?
7. Apakah ada target pasar lain yang lebih menguntungkan?
79
8. Posisi apa yang ingin ditempati oleh BMT Al Munawwaroh?
9. Mengapa memilih posisi tersebut?N
10. Apa saja hal-hal yang dilakukan untuk mendapatkan posisi tersebut?
III. Pertanyaan mengenai Bauran Pemasaran
1. Pertanyaan mengenai Produk
a. Produk apa saja yang dihasilkan oleh BMT Al Munawwarah?
b. Apa yang menjadi produk utama perusahaan?
c. Apa yang membedakan antara jenis produk yang satu dengan lainnya?
2. Pertanyaan mengenai Promosi
a. Bagaimana bentuk kegiatan promosi terhadap produk pembiayaan
yang dilakukan oleh BMT Al Munawwarah?
b. Media apa saja yang digunakan untuk sarana promosi?
c. Bentuk promosi apa yang menjadi andalan untuk menunjang kegiatan
pemasaran produk pembiayan?
3. Pertanyaan mengenai Harga
a. Berapa setoran awal minimun untuk melakukan pembukaan rekening
baru untuk produk pembiayaan?
4. Pertanyaan mengenai Tempat
a. Apa yang menjadi alasan BMT memilih lokasi kantor cabang di
Pamulang?
b. Bagaimana tata letak dari ruang atau gedung?
5. Pertanyaan mengenai People
a. Berapa jumlah karyawan BMT Al Munawwarah?
b. Apa rata-rata latar pendidikan dari seluruh karyawan?
c. Berapa lama rata-rata bekerja dari seluruh karyawan?
d. Setiap berapa bulan diadakan evaluasi terhadap kinerja karyawan?
e. Pendidikan dan pelatihan apa saja yang sudah dilakukan untuk
memperbaiki kualitas SDM (Sumber Daya Manusia)?
80
6. Pertanyaan mengenai Proses
a. Bagaimana proses operasional sehari-harinya?
b. Bagaimana prosedur penerimaan dan identifikasi nasabah?
7. Pertanyaan mengenai Produktivitas dan Kualitas
a. Bagaimana produktivitas dan kualitas yang telah dicapai oleh BMT Al
Munawwarah?
b. Apa saja upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produktivitas dan
kualitas baik dari segi kinerja karyawan maupun produk, terutama
untuk produk pembiayaan?
8. Pertanyaan mengenai Bukti Fisik
a. Apa bentuk penghargaan sebagai bukti dari kualitas produk
pembiayaan dan sebagai usulan nilai tambah bagi nasabah?
9. Pertanyaan mengenai Lingkungan Industri
a. Apakah terdapat produk pengganti dalam BMT ini?
b. Siapa yang menjadi pesaing potensial dari perusahaan ini?
c. Bagaimana kekuatan-kekuatan pesaing potensial tersebut?
d. Apakah terdapat hambatan keluar dari industri ini?
e. Bagaimana minat nasabah terhadap produk pembiayaan di BMT Al
Munawwarah?
f. Apakah terdapat BMT lain yang memasuki pasar BMT di Pamulang?
g. Apakah terdapat faktor-faktor yang mempermudah masuknya
pendatang baru?
10. Pertanyaan mengenai Lingkungan Jauh
a. Bagaimana pengaruh kebijakan politik atau hukum pemerintah
terhadap pemasaran produk pembiayaan yang dilakukan BMT Al
Munawwarah?
b. Apakah terdapat Undang-Undang yang memiliki pengaruh terhadap
berlangsungnya kegiatan pemasaran produk?
c. Bagaimana pengaruh dari kondisi ekonomi Indonesia saat ini terhadap
kebijakan?
81
d. Bagaimana pengaruh inflasi yang cukup tinggi bagi BMT?
e. Bagaimana pengaruh suku bunga bagi BMT?
f. Apakah gaya hidup masyarakat yang semakin beragam mempengaruhi
kegiatan pemasaran BMT?
82
Lampiran 2: Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
PENENTUAN BOBOT DAN RATING
FAKTOR STRATEGIK INTERNAL
DAN FAKTOR STRATEGIK EKSTERNAL PEMASARAN
Analisis Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan Musyarakah Dan
Mudharabah Pada BMT Al Munawwarah
Nama Responden :
…………………………………………………………………
Jabatan :
…………………………………………………………………
Diharapkan Bapak/Ibu dapat mengisi kuesioner ini secara lengkap, objektif, dan
benar adanya, karena kuesioner ini adalah untuk penelitian skripsi dengan tujuan
ilmiah sehingga diperlukan data yang valid dan akurat.
A. Penentuan Bobot
Tujuan:
Mendapatkan penilaian responden mengenai faktor-faktor strategis internal
maupun eksternal pemasaran yaitu dengan cara pemberian bobot terhadap
seberapa besar faktor tersebut dapat mempengaruhi atau membentuk keberhasilan
pemasaran produk pembiayaan pada BMT Al Munawwarah Cabang Pamulang.
Petunjuk Umum:
1. Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh responden.
2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden.
3. Dalam pengisian kuesioner, responden diharapkan untuk melakukan secara
langsung (tidak menunda untuk menghindari ketidakkonsistenan atas jawaban).
4. Responden berhak untuk menambahkan atau menguragi hal-hal yang sudah
tercantum dari kuesioner ini, memiliki pandangan berbeda dengan responden
lainnya, atau dengan peneliti. Hal ini dibenarkan jika dilengkapi dengan alasan
yang kuat.
83
Petunjuk Khusus:
1. Nilai diberikan pada perbandingan berpasangan antara dua faktor (variabel
horizontal dan variabel vertikal) berdasarkan kepentingan atau pengaruhnya
terhadap perusahaan. Untuk menentukan bobot setiap faktor digunakan skala 1, 2,
dan 3 dengan keterangan skala sebagai berikut:
Nilai 1 : Indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal.
Nilai 2 : Indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal.
Nilai 3 : Indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal.
2. Penentuan bobot merupakan pendapat masing-masing responden terhadap
faktor-faktor strategis internal dan eksternal.
PENENTUAN BOBOT FAKTOR STRATEGIK INTERNAL
STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN
BMT AL MUNAWWARAH CABANG PAMULANG
Faktor-faktor Strategis Internal A B C D E F G H I J
Citra BMT Baik (A)
Produk Pembiayaan BMT memilki fitur yang menarik (B)
Pemilik BMT terdiri dari pemilik modal yang kuat ©
Memiliki Sumber Daya Manusia yang berkualitas (D)
Memiliki bagi hasil yang kompetitif €
Kenyamanan dan kemudahan dalam bertransaksi (F)
Masih kurangnya fasilitas kantor (G)
Masih kurangnya teknologi yang memadai (H)
Image BMT di masyarakat sebagai bank yang diperuntukan hanya untuk orang Islam (I)
Kerjasama dengan channelling belum menggunakan layanan syariah secara umum (J)
84
PENENTUAN BOBOT FAKTOR STRATEGIK EKSTERNAL
STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN
BMT AL MUNAWWARAH CABANG PAMULANG
Faktor-faktor Strategis Eksternal A B C D E F G H
Masyarakat mulai tertarik pada sistem ekonomi syariah (A)
Masih luasnya pangsa pasar BMT secara nasional (B)
Tingginya tingkat populasi penduduk yang beragama Islam ©
Perluasan jaringan BMT (D)
Minimnya SDM yang kompeten dalam bidang ekonomi syariah €
Semakin lengkap dan inovatif fitur produk BMT pesaing yang dilengkapi dengan teknologi canggih (F)
Semakin banyak BMT yang tumbuh di Indonesia (G)
Semakin gencarnya promosi BMT kompetitor (H)
B. Penentuan Rating Faktor Internal dan Faktor Eksternal
Tujuan:
Mendapatkan penilaian responden mengenai faktor-faktor strategis internal
maupun eksternal pemasaran yaitu dengan cara pemberian bobot terhadap
seberapa besar faktor tersebut dapat mempengaruhi atau membentuk keberhasilan
pemasaran produk pembiayaan pada BMT Al Munawwarah Cabang Pamulang.
Petunjuk Umum:
1. Pengisian kuesioner dilakukan dengan metode wawancara.
2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden.
3. Dalam pengisian kuesioner, responden diharapkan untuk melakukan secara
langsung (tidak menunda untuk menghindari ketidakkonsistenan atas jawaban).
85
4. Responden berhak untuk menambahkan atau menguragi hal-hal yang sudah
tercantum dari kuesioner ini, memiliki pandangan berbeda dengan responden
lainnya, atau dengan peneliti. Hal ini dibenarkan jika dilengkapi dengan alasan
yang kuat.
Petunjuk Khusus:
1. Alternatif pemberian bobot terhadap faktor-faktor strategis internal yang
tersedia untuk kuesioner ini adalah:
1 = kelemahan utama
2 = kelemahan kecil
3 = kekuatan kecil
4 = kekuatan utama
2. Alternatif pemberian peringkat terhadap faktor-faktor strategis eksternal
(peluang dan ancaman) adalah sebagai berikut:
1 = respon perusahaan di bawah rata-rata terhadap faktor-faktor tersebut
2 = respon perusahaan rata-rata terhadap faktor-faktor tersebut
3 = respon perusahaan di atas rata-rata terhadap faktor-faktor tersebut
4 = respon perusahaan superior terhadap faktor-faktor tersebut
Pemberian peringkat masing-masing faktor strategis dilakukan dengan
memberikan tanda (√) pada skala likert (1 – 4) yang paling sesuai menurut
responden.
86
PENENTUAN RATING FAKTOR STRATEGIK INTERNAL
PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN
BMT AL MUNAWWARAH CABANG PAMULANG
No. Faktor-faktor Strategis Internal Rating
1 2 3 4
Kekuatan
1 Citra BMT Baik
2 Produk Pembiayaan BMT memilki fitur yang menarik
3 Pemilik BMT terdiri dari pemilik modal yang kuat
4 Memiliki Sumber Daya Manusia yang berkualitas
5 Memiliki bagi hasil yang kompetitif
6 Kenyamanan dan kemudahan dalam bertransaksi
Kelemahan
7 Masih kurangnya fasilitas kantor
8 Masih kurangnya teknologi yang memadai
9 Image BMT di masyarakat sebagai bank yang diperuntukan hanya untuk orang Islam
10 Kerjasama dengan channelling belum menggunakan layanan syariah secara umum
PENENTUAN RATING FAKTOR STRATEGIK EKSTERNAL
PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN
BMT AL MUNAWWARAH CABANG PAMULANG
No. Faktor-faktor Strategis Eksternal Rating
1 2 3 4
Peluang
1 Masyarakat mulai tertarik pada sistem ekonomi syariah
2 Masih luasnya pangsa pasar BMT secara nasional
3 Tingginya tingkat populasi penduduk yang beragama Islam
4 Perluasan jaringan BMT
Ancaman
5 Minimnya SDM yang kompeten dalam bidang ekonomi syariah
6 Semakin lengkap dan inovatif fitur produk BMT pesaing yang dilengkapi dengan teknologi canggih
7 Semakin banyak BMT yang tumbuh di Indonesia
8 Semakin gencarnya promosi BMT kompetitor
87
C. Kuesioner Penelitian Penentuan Strategi Terpilih dengan QSPM
Tujuan:
Untuk menetapkan kemenarikan relatif dari alternatif-alternatif strategi yang telah
diperoleh melalui analisis matriks Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan
Threats (SWOT) dan matriks Internal-Eksternal (IE), yang berguna untuk
menetapakan strategi pengembangan produk yang terbaik untuk
direkomendasikan kepada BMT Al Munawwarah Cabang Pamulang. Alternatif
strategi pemasaran produk yang dihasilkan adalah:
1. Strategi Penetrasi Pasar (Market Penetration), yaitu strategi untuk
mempertahankan nasabah agar tetap loyal dengan meningkatkan mutu
pelayanan dan melakukan promosi produk lebih gencar, yang dapat
dicapai melalui cara menambah usaha promosi, iklan, dan publisitas
(Strategi 1).
2. Strategi Pengembangan Produk (Product Development), yaitu strategi
dengan melakukan inovasi produk atau pengenalan produk baru kepada
nasabah dengan melakukan perbaikan pada produk yang sudah ada dan
menciptakan produk yang beragam (Strategi 2).
3. Konsolidasi Internal (penguatan ke dalam), dengan meningkatkan kualitas
SDM (Sumber Daya Manusia), modal, dan melakukan penguatan
kelembagaan dengan menjalankan hubungan kredibilitas karena hubungan
antara BMT Al Munawwarah Cabang Pamulang dengan nasabahnya
adalah hubungan yang dilandasi oleh prinsip kepercayaan (Strategi 3).
4. Market development strategy, yaitu strategi memperluas pasar dengan
menambah potensi pasar lama dengan pasar yang baru, dengan menjual
produk dan jasa yang sama (Strategi 4).
Petunjuk Pengisian:
Tentukan Attractive Score (AS) atau daya tarik dari masing-masing faktor internal
(kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) untuk
masing-masing alternatif strategi pemasaran sebagaimana disebut di atas dengan
cara memberikan tanda (√) pada pilihan Bapak/Ibu.
Pilihan Attractive Score (AS) pada isian berikut terdiri dari:
1 = tidak memiliki daya tarik
2 = agak menarik
3 = menarik
4 = sangat menarik
88
Strategi IV
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Kekuatan
2 Citra BMT Baik
3
Produk Pembiayaan BMT memilki fitur
yang menarik
4
Pemilik BMT terdiri dari pemilik modal
yang kuat
5
Memiliki Sumber Daya Manusia yang
berkualitas
6 Memiliki bagi hasil yang kompetitif
7
Kenyamanan dan kemudahan dalam
bertransaksi
Kelemahan
1 Masih kurangnya fasilitas kantor
2
Masih kurangnya teknologi yang
memadai
3
Image BMT di masyarakat sebagai bank
yang diperuntukan hanya untuk orang
Islam
4
Kerjasama dengan channelling belum
menggunakan layanan syariah secara
umum
Peluang
1
Masyarakat mulai tertarik pada sistem
ekonomi syariah (A)
2
Masih luasnya pangsa pasar BMT secara
nasional (B)
3
Tingginya tingkat populasi penduduk
yang beragama Islam ©
4 Perluasan jaringan BMT (D)
Ancaman
1
Minimnya SDM yang kompeten dalam
bidang ekonomi syariah
2
Semakin lengkap dan inovatif fitur
produk BMT pesaing yang dilengkapi
dengan teknologi canggih (F)
3
Semakin banyak BMT yang tumbuh di
Indonesia (G)
4
Semakin gencarnya promosi BMT
kompetitor (H)
Strategi I Strategi II Strategi IIINo. Attractive Score
89
Lampiran 3: Hasil kuesioner pembobotan faktor internal BMT
Responden 1
Faktor Strategi Internal A B C D E F G H I J Total Bobot
A 1 1 1 1 2 3 3 2 3 17 0.092391
B 2 3 1 3 1 1 3 3 2 19 0.103261
C 1 2 2 2 3 3 2 3 2 20 0.108696
D 2 1 3 1 3 2 3 3 3 21 0.11413
E 2 1 2 1 2 2 2 3 3 18 0.097826
F 1 2 1 3 2 3 3 3 2 20 0.108696
G 1 1 2 2 1 3 3 3 2 18 0.097826
H 1 2 1 1 1 2 3 3 3 17 0.092391
I 1 1 2 1 1 2 3 3 2 16 0.086957
J 1 2 3 1 1 2 2 3 3 18 0.097826
12 13 18 13 13 20 22 25 26 22 184 1
Responden 2
Faktor Strategi Internal A B C D E F G H I J Total Bobot
A 3 1 3 2 1 2 1 3 3 19 0.107345
B 2 1 3 1 3 1 1 3 3 18 0.101695
C 1 2 3 2 1 2 1 3 3 18 0.101695
D 1 3 2 2 1 1 1 3 2 16 0.090395
E 2 3 3 3 3 3 3 3 1 24 0.135593
F 1 3 2 3 2 3 1 3 2 20 0.112994
G 1 1 1 2 1 3 3 3 2 17 0.096045
H 1 1 2 1 1 3 2 3 2 16 0.090395
I 1 1 1 2 1 1 2 2 1 12 0.067797
J 1 1 1 3 1 2 3 2 3 17 0.096045
11 18 14 23 13 18 19 15 27 19 177 1
90
Responden 3
Faktor Strategi Internal A B C D E F G H I J Total Bobot
A 3 1 3 2 1 3 2 3 3 21 0.112903
B 1 3 3 1 3 1 1 3 2 18 0.096774
C 1 2 2 2 1 2 1 3 3 17 0.091398
D 2 3 2 1 3 2 1 3 1 18 0.096774
E 2 3 3 2 3 3 2 3 3 24 0.129032
F 1 3 2 3 2 2 1 3 2 19 0.102151
G 1 2 2 3 1 3 2 2 3 19 0.102151
H 2 3 2 1 1 2 3 2 2 18 0.096774
I 1 3 2 2 1 2 3 1 1 16 0.086022
J 1 1 1 2 2 3 3 1 2 16 0.086022
12 23 18 21 13 21 22 12 24 20 186 1
Responden 4
Faktor Strategi Internal A B C D E F G H I J Total Bobot
A 1 2 1 2 3 3 2 2 1 17 0.098837
B 1 3 3 3 1 1 1 3 3 19 0.110465
C 2 2 1 2 2 3 1 2 3 18 0.104651
D 1 3 3 3 3 2 1 2 3 21 0.122093
E 1 2 1 1 1 1 2 3 1 13 0.075581
F 2 2 2 3 1 2 1 1 1 15 0.087209
G 1 3 1 1 2 3 2 3 2 18 0.104651
H 1 2 2 1 3 1 3 2 2 17 0.098837
I 3 1 1 3 2 2 1 1 3 17 0.098837
J 1 3 2 3 3 1 1 1 2 17 0.098837
13 19 17 17 21 17 17 12 20 19 172 1
91
Hasil perhitungan pembobotan faktor internal BMT
Kode Bobot
Rataan R1 R2 R3 R4
A 0.092391 0.10734463 0.112903226 0.098837209 0.102869
B 0.103261 0.10169492 0.096774194 0.110465116 0.103049
C 0.108696 0.10169492 0.091397849 0.104651163 0.10161
D 0.11413 0.09039548 0.096774194 0.122093023 0.105848
E 0.097826 0.13559322 0.129032258 0.075581395 0.109508
F 0.108696 0.11299435 0.102150538 0.087209302 0.102762
G 0.097826 0.0960452 0.102150538 0.104651163 0.100168
H 0.092391 0.09039548 0.096774194 0.098837209 0.0946
I 0.086957 0.06779661 0.086021505 0.098837209 0.084903
J 0.097826 0.0960452 0.086021505 0.098837209 0.094682
Keterangan:
A : Citra perusahaan baik
B : Produk Pembiayaan BMT memiliki fitur yang menarik
C : Pemilik BMT terdiri dari pemilik modal yang kuat
D : Memiliki Sumber Daya Manusia yang berkualitas
E : Memiliki bagi hasil yang kompetitif
F :Kenyamanan dan kemudahan dalam bertransaksi
G : Masih kurangnya jumlah kantor
H : Masih kurangnya teknologi yang memadai
I : Image BMT di masyarakat sebagai bank yang diperuntukan hanya untuk orang
Islam
J : Kerjasama dengan channelling belum menggunakan layanan syariah secara
umum
R1 : Responden 1
R2 : Responden 2
R3 : Responden 3
R4 : Responden 4
92
Lampiran 4: Hasil kuesioner rating faktor internal BMT
No. Faktor-faktor Strategis Internal Rating Rataan
R1 R2 R3 R4
Kekuatan
1 Citra BMT Baik 4 4 4 4 4
2 Produk Pembiayaan BMT memilki fitur yang menarik
3 4 4 3 3.5
3 Pemilik BMT terdiri dari pemilik modal yang kuat
3 4 4 4 3.75
4 Memiliki Sumber Daya Manusia yang berkualitas
4 3 3 3 3.25
5 Memiliki bagi hasil yang kompetitif
4 3 3 4 3.5
6 Kenyamanan dan kemudahan dalam bertransaksi
4 4 3 3 3.5
Kelemahan 0
7 Masih kurangnya fasilitas kantor 2 2 2 2 2
8 Masih kurangnya teknologi yang memadai
2 1 1 1 1.25
9 Image BMT di masyarakat sebagai bank yang diperuntukan hanya untuk orang Islam
2 2 2 2
2
10 Kerjasama dengan channelling belum menggunakan layanan syariah secara umum
1 2 1 2
1.5
Keterangan:
R1 : Responden 1
R2 : Responden 2
R3 : Responden 3
R4 : Responden 4
93
Lampiran 5: Hasil kuesioner pembobotan faktor eksternal BMT
Responden 1
Faktor Strategi
Eksternal A B C D E F G H Total Bobot
A 3 3 2 3 3 1 1 16 0.141593
B 1 3 2 2 3 1 2 14 0.123894
C 3 2 1 1 3 1 3 14 0.123894
D 3 1 3 3 1 3 3 17 0.150442
E 2 2 1 3 3 1 2 14 0.123894
F 1 2 1 1 3 2 3 13 0.115044
G 1 2 2 1 2 2 1 11 0.097345
H 2 2 1 1 3 2 3 14 0.123894
13 14 14 11 17 17 12 15 113 1
Responden 2
Faktor Strategi
eksternal A B C D E F G H Total Bobot
A 3 3 1 3 1 2 3 16 0.145455
B 1 1 1 3 1 2 1 10 0.090909
C 3 3 1 2 1 1 2 13 0.118182
D 3 3 2 3 1 2 2 16 0.145455
E 1 1 2 1 3 1 2 11 0.1
F 1 2 3 1 2 2 3 14 0.127273
G 1 3 3 2 1 3 3 16 0.145455
H 1 1 3 1 3 2 3 14 0.127273
11 16 17 8 17 12 13 16 110 1
Responden 3
Faktor Strategi
eksternal A B C D E F G H Total Bobot
A 3 3 1 2 3 2 2 16 0.142857
B 1 3 2 3 1 2 3 15 0.133929
C 3 3 2 1 1 1 2 13 0.116071
94
D 3 3 1 3 1 2 2 15 0.133929
E 1 2 1 1 3 1 2 11 0.098214
F 3 2 3 1 2 2 3 16 0.142857
G 1 2 2 1 3 2 1 12 0.107143
H 1 1 2 2 3 2 3 14 0.125
13 16 15 10 17 13 13 15 112 1
Responden 4
Faktor Strategi
eksternal A B C D E F G H Total Bobot
A 3 3 2 3 1 2 1 15 0.128205
B 1 3 1 2 1 2 3 13 0.111111
C 1 2 2 2 3 1 3 14 0.119658
D 3 3 2 3 1 2 3 17 0.145299
E 1 2 2 1 3 3 1 13 0.111111
F 2 3 3 1 2 2 3 16 0.136752
G 1 1 2 3 3 3 1 14 0.119658
H 1 2 3 1 3 2 3 15 0.128205
10 16 18 11 18 14 15 15 117 1
Hasil perhitungan pembobotan faktor eksternal BMT
Kode Bobot
Rataan R1 R2 R3 R4
A 0.141593 0.14545455 0.142857143 0.128205128 0.139527
B 0.123894 0.09090909 0.133928571 0.111111111 0.114961
C 0.123894 0.11818182 0.116071429 0.11965812 0.119451
D 0.150442 0.14545455 0.133928571 0.145299145 0.143781
E 0.123894 0.1 0.098214286 0.111111111 0.108305
F 0.115044 0.12727273 0.142857143 0.136752137 0.130482
G 0.097345 0.14545455 0.107142857 0.11965812 0.1174
H 0.123894 0.12727273 0.125 0.128205128 0.126093
Keterangan:
A : Masyarakat mulai tertarik pada sistem ekonomi syariah
B : Masih luasnya pangsa pasar BMT secara nasional
C : Tingginya tingkat populasi penduduk yang beragama Islam
95
D : Perluasan jaringan BMT
E : Minimnya SDM yang kompeten dalam bidang ekonomi syariah
F : Semakin lengkap dan inovatif fitur produk BMT pesaing yang dilengkapi dengan
teknologi canggih
G : Semakin banyak BMT yang tumbuh di Indonesia
H : Semakin gencarnya promosi BMT kompetitor
R1 : Responden 1
R2 : Responden 2
R3 : Responden 3
R4 : Responden 4
Lampiran 6: Hasil kuesioner rating faktor eksternal BMT
No. Faktor-faktor Strategis Eksternal Rating
Rataan R1 R2 R3 R4
Peluang
1 Masyarakat mulai tertarik pada sistem ekonomi syariah
3 4 4 4 3.75
2 Masih luasnya pangsa pasar BMT secara nasional
3 3 3 3 3
3 Tingginya tingkat populasi penduduk yang beragama Islam
4 3 4 3 3.5
4 Perluasan jaringan BMT 3 3 3 4 3.25
Ancaman
5
Minimnya SDM yang kompeten dalam bidang ekonomi syariah
1 1 1 1 1
6
Semakin lengkap dan inovatif fitur produk BMT pesaing yang dilengkapi dengan teknologi canggih
1 1 2 2
1.5
7 Semakin banyak BMT yang tumbuh di Indonesia
2 2 1 2 1.75
8 Semakin gencarnya promosi BMT kompetitor
2 2 2 2 2
Keterangan:
R1 : Responden 1
R2 : Responden 2
R3 : Responden 3
96
R4 : Responden 4
Lampiran 7: Hasil matriks IFE dan EFE
Hasil Matriks IFE
No. Faktor-faktor Strategis Internal Bobot Rating Skor
Kekuatan
1 Citra BMT Baik 0.102869 4 0.411476
2 Produk Pembiayaan BMT memilki fitur yang menarik 0.103049 3.5 0.360671
3 Pemilik BMT terdiri dari pemilik modal yang kuat 0.10161 3.75 0.381037
4 Memiliki Sumber Daya Manusia yang berkualitas 0.105848 3.25 0.344007
5 Memiliki bagi hasil yang kompetitif 0.109508 3.5 0.383279
6 Kenyamanan dan kemudahan dalam bertransaksi 0.102762 3.5 0.359669
Kelemahan
7 Masih kurangnya fasilitas kantor 0.100168 2 0.200336
8 Masih kurangnya teknologi yang memadai 0.0946 1.25 0.118249
9 Image BMT di masyarakat sebagai bank yang diperuntukan hanya untuk orang Islam 0.084903 2 0.169806
10 Kerjasama dengan channelling belum menggunakan layanan syariah secara umum 0.094682 1.5 0.142024
Total 2.870554
97
Hasil Matriks EFE
No. Faktor-faktor Strategis
Eksternal Bobot Rating Skor
Peluang
1 Masyarakat mulai tertarik pada sistem ekonomi syariah 0.139527 3.75 0.523228
2 Masih luasnya pangsa pasar BMT secara nasional 0.114961 3 0.344882
3 Tingginya tingkat populasi penduduk yang beragama Islam 0.119451 3.5 0.41808
4 Perluasan jaringan BMT 0.143781 3.25 0.467289
Ancaman
5 Minimnya SDM yang kompeten dalam bidang ekonomi syariah 0.108305 1 0.108305
6
Semakin lengkap dan inovatif fitur produk BMT pesaing yang dilengkapi dengan teknologi canggih 0.130482 1.5 0.195722
7 Semakin banyak BMT yang tumbuh di Indonesia 0.1174 1.75 0.20545
8 Semakin gencarnya promosi BMT kompetitor 0.126093 2 0.252186
Total 2.515141
98
Lampiran 8: Hasil kuesioner QSPM untuk menentukan attractive score pada market
penetration strategy (strategi 1)
No. Faktor Strategis Atractive Score
Rataan R1 R2 R3 R4
Kekuatan
1 Citra BMT Baik 4 3 4 4 3.75
2 Produk Pembiayaan BMT memilki fitur yang menarik 3 4 3 3 3.25
3 Pemilik BMT terdiri dari pemilik modal yang kuat 2 3 4 2 2.75
4 Memiliki Sumber Daya Manusia yang berkualitas 4 4 4 4 4
5 Memiliki bagi hasil yang kompetitif 3 2 3 3 2.75
6 Kenyamanan dan kemudahan dalam bertransaksi 2 3 2 4 2.75
Kelemahan
7 Masih kurangnya fasilitas kantor 3 2 2 1 2
8 Masih kurangnya teknologi yang memadai 2 3 2 2 2.25
9 Image BMT di masyarakat sebagai bank yang diperuntukan hanya untuk orang Islam 4 3 4 2 3.25
10 Kerjasama dengan channelling belum menggunakan layanan syariah secara umum 3 2 2 4 2.75
Peluang
11 Masyarakat mulai tertarik pada sistem ekonomi syariah 4 3 4 4 3.75
12 Masih luasnya pangsa pasar BMT secara nasional 2 3 2 4 2.75
13 Tingginya tingkat populasi penduduk yang beragama Islam 4 4 4 3 3.75
14 Perluasan jaringan BMT 3 2 3 4 3
Ancaman
15 Minimnya SDM yang kompeten dalam bidang ekonomi syariah 3 3 3 4 3.25
16
Semakin lengkap dan inovatif fitur produk BMT pesaing yang dilengkapi dengan teknologi canggih 4 2 4 4 3.5
99
17 Semakin banyak BMT yang tumbuh di Indonesia 2 2 3 3 2.5
18 Semakin gencarnya promosi BMT kompetitor 2 3 3 2 2.5
Lampiran 9: Hasil kuesioner QSPM untuk menentukan attractive score pada product
development strategy (strategi 2)
No. Faktor Strategis Atractive Score
Rataan R1 R2 R3 R4
Kekuatan
1 Citra BMT Baik 3 4 3 3 3.25
2 Produk Pembiayaan BMT memilki fitur yang menarik 4 3 2 2 2.75
3 Pemilik BMT terdiri dari pemilik modal yang kuat 3 4 2 4 3.25
4 Memiliki Sumber Daya Manusia yang berkualitas 2 3 3 1 2.25
5 Memiliki bagi hasil yang kompetitif 4 3 4 2 3.25
6 Kenyamanan dan kemudahan dalam bertransaksi 3 2 4 3 3
Kelemahan
7 Masih kurangnya fasilitas kantor 2 3 3 2 2.5
8 Masih kurangnya teknologi yang memadai 3 2 2 3 2.5
9 Image BMT di masyarakat sebagai bank yang diperuntukan hanya untuk orang Islam 3 4 4 4 3.75
10 Kerjasama dengan channelling belum menggunakan layanan syariah secara umum 2 3 4 3 3
Peluang
11 Masyarakat mulai tertarik pada sistem ekonomi syariah 3 2 4 2 2.75
12 Masih luasnya pangsa pasar BMT secara nasional 2 3 3 3 2.75
13 Tingginya tingkat populasi penduduk yang beragama Islam 4 4 3 4 3.75
14 Perluasan jaringan BMT 2 2 2 3 2.25
Ancaman
100
15 Minimnya SDM yang kompeten dalam bidang ekonomi syariah 3 3 2 2 2.5
16
Semakin lengkap dan inovatif fitur produk BMT pesaing yang dilengkapi dengan teknologi canggih 2 4 3 3 3
17 Semakin banyak BMT yang tumbuh di Indonesia 3 3 4 2 3
18 Semakin gencarnya promosi BMT kompetitor 2 4 4 4 3.5
Lampiran 10: Hasil kuesioner QSPM untuk menentukan attractive score pada strategi
konsolidasi internal (strategi 3)
No. Faktor Strategis Atractive Score
Rataan R1 R2 R3 R4
Kekuatan
1 Citra BMT Baik 3 3 3 3 3
2 Produk Pembiayaan BMT memilki fitur yang menarik 2 4 2 3 2.75
3 Pemilik BMT terdiri dari pemilik modal yang kuat 3 3 3 4 3.25
4 Memiliki Sumber Daya Manusia yang berkualitas 3 4 1 3 2.75
5 Memiliki bagi hasil yang kompetitif 3 2 3 3 2.75
6 Kenyamanan dan kemudahan dalam bertransaksi 2 3 3 4 3
Kelemahan
7 Masih kurangnya fasilitas kantor 2 3 2 1 2
8 Masih kurangnya teknologi yang memadai 4 2 3 2 2.75
9 Image BMT di masyarakat sebagai bank yang diperuntukan hanya untuk orang Islam 3 3 3 3 3
10 Kerjasama dengan channelling belum menggunakan layanan syariah secara umum 4 2 3 3 3
Peluang
11 Masyarakat mulai tertarik pada sistem ekonomi syariah 3 3 3 2 2.75
101
12 Masih luasnya pangsa pasar BMT secara nasional 2 2 2 2 2
13 Tingginya tingkat populasi penduduk yang beragama Islam 4 3 4 4 3.75
14 Perluasan jaringan BMT 2 3 2 3 2.5
Ancaman
15 Minimnya SDM yang kompeten dalam bidang ekonomi syariah 3 2 1 1 1.75
16
Semakin lengkap dan inovatif fitur produk BMT pesaing yang dilengkapi dengan teknologi canggih 2 3 4 4 3.25
17 Semakin banyak BMT yang tumbuh di Indonesia 3 2 3 2 2.5
18 Semakin gencarnya promosi BMT kompetitor 2 2 2 4 2.5
Lampiran 11: Hasil kuesioner QSPM untuk menentukan attractive score pada market
development strategy (strategi 4)
No. Faktor Strategis Atractive Score
Rataan R1 R2 R3 R4
Kekuatan
1 Citra BMT Baik 2 4 2 3 2.75
2 Produk Pembiayaan BMT memilki fitur yang menarik 4 3 3 1 2.75
3 Pemilik BMT terdiri dari pemilik modal yang kuat 3 4 3 2 3
4 Memiliki Sumber Daya Manusia yang berkualitas 2 3 2 2 2.25
5 Memiliki bagi hasil yang kompetitif 2 3 4 3 3
6 Kenyamanan dan kemudahan dalam bertransaksi 3 2 4 4 3.25
Kelemahan
7 Masih kurangnya fasilitas kantor 3 2 2 3 2.5
8 Masih kurangnya teknologi yang memadai 3 3 4 1 2.75
9 Image BMT di masyarakat sebagai bank yang diperuntukan hanya untuk orang Islam 4 4 3 4 3.75
102
10 Kerjasama dengan channelling belum menggunakan layanan syariah secara umum 3 2 3 4 3
Peluang
11 Masyarakat mulai tertarik pada sistem ekonomi syariah 2 3 2 2 2.25
12 Masih luasnya pangsa pasar BMT secara nasional 4 3 4 2 3.25
13 Tingginya tingkat populasi penduduk yang beragama Islam 4 2 4 4 3.5
14 Perluasan jaringan BMT 3 3 4 4 3.5
Ancaman
15 Minimnya SDM yang kompeten dalam bidang ekonomi syariah 2 3 2 2 2.25
16
Semakin lengkap dan inovatif fitur produk BMT pesaing yang dilengkapi dengan teknologi canggih 3 4 3 2 3
17 Semakin banyak BMT yang tumbuh di Indonesia 3 3 3 3 3
18 Semakin gencarnya promosi BMT kompetitor 4 4 3 3 3.5
Lampiran 12: Matriks QSPM
No. Faktor Strategis Bobot
Strategi 1 Strategi 2 Strategi3 Strategi 4
AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
Kekuatan
1 Citra BMT Baik 0.1029 3.75 0.39 3.25 0.3343 3 0.309 2.75 0.28289
2 Produk Pembiayaan BMT memilki fitur yang menarik 0.103 3.25 0.33 2.75 0.2834 2.75 0.283 2.75 0.283384
3 Pemilik BMT terdiri dari pemilik modal yang kuat 0.1016 2.75 0.28 3.25 0.3302 3.25 0.33 3 0.30483
4 Memiliki Sumber Daya Manusia yang berkualitas 0.1058 4 0.42 2.25 0.2382 2.75 0.291 2.25 0.238159
5 Memiliki bagi hasil yang kompetitif 0.1095 2.75 0.3 3.25 0.3559 2.75 0.301 3 0.328525
6 Kenyamanan dan kemudahan dalam bertransaksi 0.1028 2.75 0.28 3 0.3083 3 0.308 3.25 0.333978
Kelemahan
7 Masih kurangnya fasilitas kantor 0.1002 2 0.2 2.5 0.2504 2 0.2 2.5 0.250421
103
8 Masih kurangnya teknologi yang memadai 0.0946 2.25 0.21 2.5 0.2365 2.75 0.26 2.75 0.260149
9 Image BMT di masyarakat sebagai bank yang diperuntukan hanya untuk orang Islam 0.0849 3.25 0.28 3.75 0.3184 3 0.255 3.75 0.318386
10 Kerjasama dengan channelling belum menggunakan layanan syariah secara umum 0.0947 2.75 0.26 3 0.284 3 0.284 3 0.284047
Peluang
11 Masyarakat mulai tertarik pada sistem ekonomi syariah 0.1395 3.75 0.52 2.75 0.3837 2.75 0.384 2.25 0.313937
12 Masih luasnya pangsa pasar BMT secara nasional 0.115 2.75 0.32 2.75 0.3161 2 0.23 3.25 0.373622
13 Tingginya tingkat populasi penduduk yang beragama Islam 0.1195 3.75 0.45 3.75 0.4479 3.75 0.448 3.5 0.41808
14 Perluasan jaringan BMT 0.1438 3 0.43 2.25 0.3235 2.5 0.359 3.5 0.503234
Ancaman
15 Minimnya SDM yang kompeten dalam bidang ekonomi syariah 0.1083 3.25 0.35 2.5 0.2708 1.75 0.19 2.25 0.243686
16
Semakin lengkap dan inovatif fitur produk BMT pesaing yang dilengkapi dengan teknologi canggih 0.1305 3.5 0.46 3 0.3914 3.25 0.424 3 0.391445
17 Semakin banyak BMT yang tumbuh di Indonesia 0.1174 2.5 0.29 3 0.3522 2.5 0.294 3 0.3522
18 Semakin gencarnya promosi BMT kompetitor 0.1261 2.5 0.32 3.5 0.4413 2.5 0.315 3.5 0.441325
Total 6.09 5.8667 5.465 5.922297