Upload
others
View
17
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
ANALISIS STUDI KELAYAKAN USAHA DAN EKONOMI
MINYAK PALA DI KABUPATEN ACEH SELATAN
SKRIPSI
OLEH
IRFAN AFANDI
NIM 08C20101032
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH, ACEH BARAT
2014
2
ANALISIS STUDI KELAYAKAN USAHA DAN EKONOMI
MINYAK PALA DI KABUPATEN ACEH SELATAN
SKRIPSI
OLEH
IRFAN AFANDI
NIM : 08C20101032
Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Pada Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar Meulaboh
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH, ACEH BARAT
2014
3
ABSTRAK
Irfan Afandi. Analisis studi kelayakan usaha dan ekonomi minyak pala di
Kabupaten Aceh Selatan. Dibawah bimbingan Mahrizal dan Dian Ariani.
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Aceh Selatan dengan tujuan untuk
melihat kelayakan sebuah usaha khususnya usaha minyak pala di Kabupaten Aceh Selatan. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data
sekunder, dimana data primer didapat langsung dari hasil pengamatan langsung ketempat usaha minyak pala tersebut, sedangkan data sekunder didapat dari dokumen dan informasi dari dinas-dinas terkait.
Dari hasil penelitian yang diolah dan berdasarkan teori yang telah dipelajari diketahui bahwa analisis studi kelayakan usaha minyak pala di
Kabupaten Aceh Selatan memiliki 3 (tiga) usaha yang berada pada 3 (tiga) Kecamatannya yaitu Kecamatan Labuhan Haji, Meukek dan Samadua. Masing-masing Kecamatan diperoleh hasil layak setelah dilakukan perhitungan.
Kecamatan Labuhan Haji diperoleh hasil Net Present Value (NPV) sebesar Rp1.068.143.950 dengan Internal Rate Return (IRR) sebesar 94,21% dan Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) diperoleh 1,26, dengan demikian criteria untuk
usaha produksi minyak pala dinilai layak. Kecamatan Meukek diperoleh hasil Net Present Value (NPV) sebesar Rp 1.028.908.603 dengan Internal Rate Return
(IRR) sebesar 84,92% dan Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) diperoleh 1,24, dengan demikian kriteria untuk usaha produksi minyak pala dinilai layak. Kemudian Kecamatan Samadua diperoleh hasil Net Present Value (NPV) sebesar
Rp1.034.809804 dengan Internal Rate Return (IRR) sebesar 86,20% dan Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) diperoleh 1,26, dengan demikian kriteria untuk
usaha produksi minyak pala dinilai layak.
Kata Kunci : Analisis Kelayakan Usaha dan Ekonomi Minyak Pala di
Kabupaten Aceh Selatan.
4
LEMBARAN PENGESAHAN
Judul Skripsi :
Nama Mahasiswa : IRFAN AFANDI
NIM : 08C20101032 Program Studi : EKONOMI PEMBANGUNAN
Menyetujui,
Komisi Pembimbing
Ketua Anggota
Mahrizal, SE,M.Si Dian Ariani,M.Si
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan
Zulbaidi, MM Yayuk EW, SE, M.Si
Tanggal Lulus : 20 September 2014
ANALISIS STUDI KELAYAKAN USAHA DAN
EKONOMI MINYAK PALA DI KABUPATEN ACEH SELATAN
5
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
Skripsi dengan judul:
ANALISIS STUDI KELAYAKAN USAHA DAN EKONOMI
MINYAK PALA DI KABUPATEN ACEH SELATAN
Yang disusun oleh :
Nama : Irfan Afandi
Nim : 08C20101032 Fakultas : Ekonomi Program Studi : Ekonomi Pembangunan
Telah dipertahankan didepan Dewan Penguji pada tanggal 20 September 2014 dan
dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
1. Abd. Jamal, SE. M.Si ………………………….. (Ketua Penguji)
2. Prof.Dr. Jasman J. Makruf, SE., M.Si …………………………..
(Anggota Penguji I)
3. Mahrizal, SE., M.Si ………………………….. (Anggota Penguji II)
4. Drs.H.T. Razali Rasyid …………………………..
(Anggota Penguji III)
Alue Peunyareng, 21 Oktober 2014
Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan
Yayuk EW, SE. M.Si
6
RIWAYAT HIDUP
Nama : Irfan Afandi
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat/Tanggal Lahir : Blang Baru,23 Juli 1989
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat : Blang Baru, Kec. Labuhan Haji Barat
Kab. Aceh Selatan
Orang Tua/Wali :
Ayah : Zaini Ibu : Nuraini
Pendidikan Formal :
1995 – 2001 : SD Negeri 1 Blang Baru
2001 – 2004 : SMP Negeri 1 Krueng Batu
2004 – 2007 : SMA Negeri 1 Labuhan Haji Barat
2008 – 2014 : UNIVERSITAS TEUKU UMAR,MEULABOH
7
Motto/Peruntukkan
“Dan kamu perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah kepadaku dan kepada kedua orang ibu-bapakmu, hanya kepadakulah kembalimu”.
(Lukman : 14)
Andai karya kecil ini sekuntum mawar maka seluruh kuntumnya ku persembahkan kepada Ayahanda dan Ibundaku.
“Andai karya kecilku ini melati yang menebarkan wanginya, maka bagian wanginya kupersembahkan kepada saudara-saudaraku”.
Andai karya kecilku ini edelwis yang abadi, maka keabadian cinta kupersembahkan kepada kekasihku tercinta.
“Andai karya kecilku ini ikatan-ikatan anggrek seluruh dan ikatan tersebut ku persembahkan kepada sahabat-sahabatku tersayang.
Diantara kuntum-kuntum mawar Diantara timbunan-timbunan melati Diantara keabadian edelwis Semoga karya kecilku ini menebarkan wangi “ Tuk Selamanya”
Wasalam
IRFAN AFANDI
8
KATA PENGANTAR
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
Puji syukur kepada Allah S.W.T, atas Rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul “Analisis Studi Kelayakan
Usaha dan Ekonomi Minyak Pala di Kabupaten Aceh Selatan”. Serta tidak lupa
pula shalawat beriring salam kita sampaikan keharibaan Nabi Besar Muhammad
S.A.W yang telah merubah pola pikir manusia dari alam kebodohan hingga
kealam yang berilmu pengetahuan di permukaan bumi ini.
Selama penyusunan laporan penelitian Skripsi/tugas akhir ini, penulis
tidak luput dari kendala maupun kesulitan, namun berkat ketabahan, bimbingan
dan dorongan dari berbagai pihak, akhirnya Skripsi ini dapat terselesaikan dengan
baik. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih sebesar-
besarnya kepada :
1. Bapak Mahrizal, SE, M.Si selaku pembimbing ketua yang telah
memberikan bimbingan dan saran untuk menyusun Skripsi ini.
2. Ibu Dian Ariani, M.Si selaku pembimbing anggota yang telah meluangkan
waktu dalam membimbing penulis untuk menyusun Skripsi ini.
3. Ibu Yayuk EW, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Ekonomi
Pembangunan Universitas Teuku Umar.
4. Bapak Zulbaidi, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Pembangunan yang
telah membantu penulis dalam menyusun Skripsi ini.
5. Bapak penguji yang sudah bersedia menjadi penguji, Bapak Abdul Jamal,
SE. M.Si, Bapak Prof.Dr. Jasman J. Makruf, SE,. MBA, Bapak Mahrizal,
SE, M.Si yang telah memberikan saran dan kritikan dalam skripsi ini.
9
6. Bapak Prof. Dr. Jasman J. Makruf, SE,. MBA, selaku Rektor Universitas
Teuku Umar Meulaboh.
7. Seluruh Dosen dan Staf pengajar serta Civitas Akademika Fakultas
Ekonomi Universitas Teuku Umar Meulaboh yang telah memberikan
dorongan serta saran kepada penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.
8. Kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta beserta keluarga yang telah
memberikan motivasi kepada penulis selama ini.
9. Seluruh teman-teman khususnya Angkatan 2008, atas kerjasamanya dan
bantuan serta dukungan moralnya selama ini di kampus tercinta Fakultas
Ekonomi Universitas Teuku Umar.
Penulis menyadari dalam penulisan Skripsi ini masih banyak terdapat
kekurangan dan kejanggalan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran
dan kritikan yang bersifat membangun demi perbaikan dan penyempurnaan
Skripsi ini dimasa mendatang.
Akhirnya dengan satu harapan semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis sendiri dan bagi semua kalangan yang membacanya, Aminn….
Alue Peunyareng, 25 September 2014
Penulis
IRFAN AFANDI
10
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN TUJUAN....................................................................................... ii
ABSTRAK ......................................................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iv
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... vi
MOTTO/PERUNTUKAN ............................................................................... vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
DAFTAR TABEL.............................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii
I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................... 3
1.3. Tujuan Penelitian..................................................................................... 4
1.4. Manfaat Penelitian................................................................................... 4
1.5. Sistematika Penulisan.............................................................................. 4
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 6
2.1. Pengertian Tanaman Pala ....................................................................... 6
2.2. Minyak Pala............................................................................................. 7
2.3. Metode Penyulingan Minyak Pala .......................................................... 8
2.4. Konsep Pendapatan ................................................................................. 9
2.5. Konsep Biaya Produksi ........................................................................... 10
2.6. Konsep Tenaga Kerja .............................................................................. 11
2.7. Hubungan Antara Kesempatan Kerja dengan Pendapatan...................... 14
2.8. Hubungan Antara Biaya Produksi dengan Pendapatan........................... 15
III. METODE PENELITIAN ........................................................................... 16
3.1. Populasi dan Sampel ............................................................................... 16
3.1.1. Populasi......................................................................................... 16
3.1.2. Sampel .......................................................................................... 16
3.2. Data Penelitian ........................................................................................ 16
3.2.1. Jenis dan Sumber Data.................................................................. 16
3.2.2. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 17
3.3. Model Analisa Data................................................................................. 18 3.4. Pengujian Hipotesis ................................................................................ 20
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 21
11
4.1. Gambaran Umum Kabupaten Aceh Selatan......................................... 21
4.1.1. Aspek Geografis dan Demografi .............................................. 21
4.1.2. Luas dan Batas Wilayah Administrasi ..................................... 21
4.2. Analisis Kelayakan Usaha dan Ekonomi Minyak di Kabupaten
Aceh Selatan............................................................................................... 23
4.3. Dampak Ekonomi ................................................................................
V. SIMPULAN DAN SARAN........................................................................ 28
5.1. Kesimpulan........................................................................................... 28
5.2. Saran ..................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 30
LAMPIRAN ............................................................................................................ 32
12
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Usaha/Industri Minyak Pala di Kabupaten Aceh Selatan Periode 2013-2018 ..................................................................................... 2
2. Luas Areal Komoditi Perkebunan di Kabupaten Aceh Selatan ................. 23
3. Pendapatan dan Modal Kerja Usaha dan Ekonomi Minyak Pala
per Kecamatan di Kabupaten Aceh Selatan Periode 2009-2013 dalam Jutaan Rupiah ................................................................................... 24
4. Nilai Kriteria Investasi Pengembangan Usaha dan Ekonomi Minyak Pala di Kecamatan LabuhanHaji
Kabupaten Aceh Selatan ............................................................................. 24 5. Nilai Kriteria Investasi Pengembangan Usaha dan Ekonomi Minyak Pala
di Kecamatan Meukek Kabupaten Aceh Selatan ............................................................................ 25
6. Nilai Kriteria Investasi Pengembangan Usaha dan Ekonomi Minyak Pala di Kecamatan Samadua
Kabupaten Aceh Selatan ............................................................................ 26
7. Hasil Kesimpulan dari Ketiga Indikator .................................................... 28
13
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Cash flow ke 3 (tiga) Kecamatan di Kabupaten Aceh Selatan ........... 32
2. Total Cost, Benefit, Net Benefit, DF dan NPV dari ke 3 (tiga) Kecamatan di Kabupaten Aceh Selatan.............................................. 33
3. Present Value ...................................................................................... 37
14
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kabupaten Aceh Selatan yang di kenal dengan daerah pala, merupakan
daerah penghasil pala terbesar kedua di Indonesia setelah Provinsi Maluku, dan
merupakan daerah sentra utama penghasil paladi Provinsi Aceh. Di daerah ini,
tanaman pala (Myristicafragrans) merupakan tanaman primadona (tanaman
unggulan lokal) karena tanaman ini dibudidayakan di setiap kecamatan seperti di
Kecamatan Labuhan Haji, Meukek dan Samadua.
Tanaman ini mempunyai nilai ekonomi tinggi serta cukup berperan sebagai
sumber pendapatan utama sebagian besar petani maupun sebagai salah satu
pendapatan asli daerah.Sebagai komoditas ekspor pala dipasarkan ke Singapura,
Korea Selatan, Jepang, Australia, dan Inggris dalam bentuk biji pala, fuli, dan
minyak pala, selain memanfaatkan biji pala dan fuli, masyarakat Aceh Selatan
mengolah daging buah pala menjadi manisan pala dan sirup pala (BPS Aceh,
2013).
Menurut Letak Geografis, Luas wilayah Kabupaten Aceh Selatan di
perkirakan 4.185,56 Km2 yang terdiri dari 18 Kecamatan dan 248 gampong.dari
18 Kecamatan Daerah sentra penghasil pala dan yang memiliki usaha Penyulingan
antara lain berada di Kecamatan Meukek, Labuhan haji, dan Samadua. Mayoritas
penduduknya bermata pencarian sebagai petani sawah, nelayan sebagian kecil
petani kebun dan yang lainnya berdagang dan sebagai pegawai di kantor
pemerintahan. Sementara itu salah satu kawasan usaha/industri yang masih
beroperasi hingga saat ini di Kabupaten Aceh Selatan yaitu di Kecamatan
Labuhan Haji, Meukek dan Samadua yang memiliki pabrik atau industri dalam
melakukan pengolahan buah pala untuk dijadikan minyak. Ternyata komoditi
15
palamempunyai arti penting dalam perekonomian masyarakat karena di samping
salah satu komoditi ekspor juga sebagai penambah modal usaha yang di harapkan
oleh masyarakat.Harapannya Pemerintah Daerah bisa meminjamkan modal usaha
dengan bunga yang lebih rendah untuk peningkatan perekonomian di bidang
industriyang berbentuk koperasi simpan pinjam kemudian bisa memberi
kesempatan pada tenaga kerja untuk membuka lapangan pekerjaan yang dapat
menyerap tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan petani pala khususnya.
Industri minyak pala di Kabupaten Aceh Selatan merupakan salah satu jenis
usaha yang ada pada masa endatu dan sampai sekarang masih
dikembangkan,selain cara pengolahan dan cara kerjanya juga sangat berbeda
dibandingkan dengan pada masa duluyang masih tradisional pengolahannya
adapun jumlah tenaga kerja yang ada di masing-masing industri yaitu di
Kecamatan Labuhan Haji yang hanya memiliki tenaga kerja 5 orang, Kecamatan
Meukek 8 orangdan Kecamatan Samadua memiliki 6 orang tenaga kerja dengan
industri yang lebih banyak dari kecamatan lainnya (Aceh Selatan Dalam Angka,
2013).
Berikut ini usaha/industri minyak palayang ada di Kabupaten Aceh Selatan
di beberapa Kecamatan diantaranya sebagai berikut :
Tabel 1
Usaha/industri Minyak Pala di Kabupaten Aceh Selatan
Periode 2013– 2018.
No Nama Pemilik Usaha/Industri Gampong/Kecamatan Jumla
h
1
2
3
Sama’un Toke Bintang Muhammad
Hulu Pisang, Labuhan Haji 1 Ie Buboeh, Meuekek 1
Tengah Baru,Samadua 1
Sumber : RPJM Kabupaten Aceh Selatan Perode 2013-2018.
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa nama usaha/industi minyak pala di
berdasarkan Kecamatan yang masih beroperasi hingga saat ini menurut data
16
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Aceh Selatan
periode 2013-2018.
Permasalahan yang dihadapi di industri minyak pala ini menurut hasil
wawancara perkebunan rakyat adalah tingkat produktivitas rata-rata tanaman yang
masih rendah. Hal ini terutama disebabkan oleh karena banyaknya tanaman tua
rusak yang sudah tidak produktif lagi, teknik budidaya yang belum memadai dan
adanya serangan organisme pengganggu tanaman seperti Bactocerasp (Penggerek
Batang Pala) yang banyak menimbulkan kerusakan tanaman.Petani pala biasanya
menjual hasil panen berupa biji basah yang masih terbungkus fuli pada pedagang
pengumpul dan diteruskan pada pengumpul tingkat kabupaten. Ataupun petani
menjualnya dalam bentuk pala kering setelah dipisahkan biji dengan fulinya
(Serambi Indonesia, 2013 h.15).
Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas, maka penulis mengambil
penelitian dengan judul “Analisis Studi Kelayakan Usaha dan Ekonomi
Minyak Pala di Kabupaten Aceh Selatan”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi rumusan
permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana analisis studi kelayakan
usaha dan ekonomi minyak pala di Kabupaten Aceh Selatan.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah Untuk
menganalisiskelayakan usaha dan ekonomi minyak paladi Kabupaten Aceh
Selatan.
17
1.4 Manfaat Penelitian
a. Sebagai Karya Tulis yang bisa dijadikan bahan studi untuk dapat
dikembangkan bagi pihak yang membutuhkan.
b. Sebagai bahan pertimbangan dan informasi bagi para industri minyak
paladalam hal meningkatkan pendapatan.
1.5 Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penulisan skripsi ini, maka penulis telah membagi
tulisan ini ke dalam beberapa bagian yang meliputi :
Bagian Pertama merupakan Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang
masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian dan
Sistematika penulisan.
Bagian Kedua merupakan Landasan Teori terdiri dari Minyak pala
(Nutmeg Oil), Konsep Modal, Konsep Biaya Produksi, Konsep Tenaga
Kerja,Hubungan Antara Kesempatan Kerja dengan Pendapatan dan Hubungan
Antara Biaya Produksi dengan Pendapatan, Hipotesis.
Bagian Ketiga merupakan Metode Penelitian terdiri dari Populasi dan
sampel, Teknik pengumpulan data, Model analisis.
Bagian Keempat Hasil dan Pembahasan terdiri dari Gambaran umum
Kabupaten Aceh Selatan, Analisis Kelayakan Usaha dan Ekonomi Minyak Pala di
Kabupaten Aceh Selatan, Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return
(IRR), dan Net Benefit Cost Ratio (Net B/C).
Bagian Kelima Simpulan dan Saran.
18
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Tanaman Pala
Tanaman pala (Myristica fragranst) adalah tanaman asliIndonesia yang
berasal dari pulau Banda. Tanaman ini merupakan tanamankeras yang dapat
berumur panjang hingga lebih dari 100 tahun. Tanamanpala tumbuh dengan baik
di daerah tropis, selain di Indonesia terdapatpula di Amerika, Asia dan Afrika.
Pala termasuk famili (Myristicaceae) yang terdiri atas 15 genus (marga) dan 250
species (jenis). Dari 15marga tersebut 5 marga di antaranya berada di daerah
tropis Amerika, 6 marga di tropis Afrika dan 4 marga di tropis Asia.Tanaman pala
merupakan tumbuhan berbatang sedang dengan tinggimencapai 18 m, memiliki
daun berbentuk bulat telur atau lonjong yangselalu hijau sepanjang tahun. Pohon
pala dapat tumbuh di daerah tropis pada ketinggian di bawah 700 m dari
permukaan laut, beriklim lembabdan panas, curah hujan 2.000-3.500 mm tanpa
mengalami periode musimkering secara nyata.
Daerah penghasil utama pala di Indonesia adalahKepulauan Maluku,
Sulawesi Utara, Sumatra Barat, Aceh, Jawa Barat dan Papua.Pala dikenal sebagai
tanaman rempah yang memiliki nilai ekonomis dan multiguna karena setiap
bagian tanaman dapat dimanfaatkan dalam berbagai industri. Biji, fuli dan minyak
pala merupakan komoditas ekspor dan digunakan dalam industri makanan dan
minuman.
Minyak yang berasal dari biji, fuli dan daun banyak digunakan untuk
industri obat-obatan, parfum dan kosmetik. Buah pala berbentuk bulat berkulit
kuning jika sudah tua, berdaging putih. Bijinya berkulit tipis agak berwarna hitam
kecokelatan yang dibungkus fuli berwarna merah padam. Isi bijinya putih, bila
19
dikeringkan menjadi kecokelatan gelapdengan aroma khas (Nanan, 2007, h.1).
2.2 Minyak Pala (Nutmeg Oil)
Minyak hasil sulingan serbuk biji pala disebut dengan Nutmeg Oil yaitu
penyulingan fuli yang menghasilkan mace oil. Didalam dunia perdagangan, kedua
jenis minyak ini tidak dibedakan karena terdapat kesamaan unsur-unsur penyusun
yang dikandungnya(Lutony, 2006, h.149).
Minyak pala sebagai bahan penyedap pada produk makanan dianjurkan
memakai dosis sekitar 0,08 persen, karena dalam dosis yang lebih tinggi dapat
menyebabkan keracunan. Minyak ini memiliki kemampuan lain, yaitu dapat
mematikan serangga (insektisida), antijamur (fungisida), dan antibakteri. Selain
itu evalusi terhadap karakteristik antioksidan dari biji pala telah diteliti oleh Jukic
et al (2006, h. 99) dengan pembanding BHT.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak atsiri biji pala mempunyai
sifat antioksidan yang kuat. Aktivitas antioksidan tersebut disebabkan sinergisme
di antara komponen-komponen minyak atsiri tersebut. Akhir-akhir ini ada
perkembangan baru pemanfaatan minyak atsiri pala, yaitu sebagai bahan baku
dalam aromaterapi.Dilaporkan bahwakomponen utama pala dan fuli yaitu
myristicin, elemicin dan iso-elemicin dalam aromaterapi bersifat menghilangkan
stres.Selain itu evalusi terhadap karakteristik antioksidan dari biji pala telah
diteliti oleh Jukic et al (2006 h.23. Aktivitas antioksidan tersebut disebabkan
sinergisme di antara komponen komponen minyak atsiri tersebut. Minyak pala
dan fuli digunakan sebagai penambah flavorpada produk-produk berbasis daging,
pikel, saus, dan sup, serta untuk menetralkan bau yang tidak menyenangkan dari
20
rebusan kubis (Lewisdalam Librianto, 2003, h.46). Pada industri parfum, minyak
pala digunakan sebagai bahan pencampur minyak wangi dan penyegar ruangan.
Sebagai obat, biji pala bersifat karminatif (peluruh angin), stomakik,
stimulan,spasmolitik dan antiemetik (anti mual). Minyak pala juga digunakan
dalam industri obat-obatan sebagai obat sakit perut, diare dan bronchitis.
2.3 Metode Penyulingan Minyak Pala
Fuli dan biji pala mengandung minyak atsiri, masing-masing 11 dan 12 per
kg. Minyak atsiri tersebut dapat diperoleh dengan berbagai teknik penyulingan,
yaitu:
a. Metode Perebusan
Bahan direbus di dalam air mendidih. Minyak atsiri akan menguap
bersama uap air, kemudian dilewatkan melalui kondensor untuk kondensasi. Alat
yang digunakan untuk metode ini disebut alat suling perebus.
b. Metode Pengukusan
Bahan dikukus di dalam ketel yang konstruksinya hampir sama dengan
dandang.Minyak atsiri akan menguap dan terbawa oleh aliran uap air yang
dialirkan ke kondensor untuk kondensasi. Alat yang digunakan untuk metode ini
disebut suling pengukus.
c. Metode Uap Langsung
Bahan dialiri dengan uap yang berasal dari ketel pembangkit uap. Minyak
atsiri akan menguap dan terbawa oleh aliran uap air yang dialirkan ke kondensor
untuk kondensasi. Alat yang digunakan untuk metode ini disebut alat suling uap
langsung.
21
Untuk skala kecil seperti yang dilakukan oleh kebanyakan petani, metode
pengukusan paling sering digunakan karena mutu produk cukup baik, proses
cukup efisien, dan harga alat tidak terlalu mahal. Untuk skala besar, metode uap
langsung yang paling baik karena paling efisien dibanding cara lainnya.
2.4 Konsep Pendapatan
Pendapatan perseorangan (Personal Income) adalah jumlah pendapatan
yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang
diperoleh tanpa melakukan kegiatan. Menurut Dewi (2006 h.15) menyatakan
bahwa pendapatan merupakan balas jasa yang diterima atas keikutsertaan
seseorang dalam proses produksi barang atau jasa, pendapatan ini dikenal dengan
nama pendapatan dari kerja (Labor Income). Selain Pendapatan dari kerja, Pekerja
sering kali memperoleh pendapatan lain yang bukan merupakan balas jasa dari
kerja, pendapatan bukan dari kerja disebut Non Labor Income. Berdasarkan atas
hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa pendapatan seseorang tergantung dari
keterampilan dibidang tertentu yang dapat diperoleh dari pendidikan, latihan
keterampilan, dan pengalaman bekerja pada bidang tertentu.
Menurut Sukirno (2006, h.47), pendapatan adalah jumlah penghasilan
yang diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu
baik harian, mingguan, bulanan maupun tahunan. Beberapa klasifikasi
pendapatan antara lain :
a. Pendapatan Pribadi/Personal Income yaitu semua jenis pendapatan yang
diperoleh tanpa memberikan sesuatu kegiatan apapun yang diterima penduduk
suatu negara.
22
b. Pendapatan Disposibel yaitu pendapatan pribadi dikurangi pajak yang harus
dibayarkan oleh para penerima pendapatan, nilai yang tersisa dari pendapatan
tersebut yang siap dibelanjakan inilah yang dinamakan pendapatan disposibel.
c. Pendapatan Nasional yaitu nilai seluruh barang-barang jadi dan jasa-jasa yang
diproduksikan oleh suatu Negara dalam satu tahun.
2.5 Konsep Biaya Produksi
Menurut Mulyadi (2005 h.8) biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi
yang di ukur dalam uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk
mencapai tujuan tersebut.Menurut Armanto (2006 h.6) biaya adalah pengorbanan
sumber daya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sebagai akuntan
mendefinisikan biaya sebagai satuan moneter atas pengorbanan barang dan jasa
untuk memperoleh manfaat dimasa kini atau masa yang akan datang.
Sedangkan Menurut Simamora(2002 h.36) biaya adalah kas atau nilai
setara kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan memberi
manfaat pada saat ini atau di masa mendatang bagi organisasi.Biaya adalah setiap
pengorbanan untuk membuat suatu barang atau untuk memperoleh suatu barang
yang bersifat ekonomis rasional. Jadi dalam pengorbanan ini tidak boleh
mengandung unsur pemborosan sebab segala pemborosan termasuk unsur
kerugian, tidak dibebankan ke harga pokok. Jenis dan perilaku biaya merupakan
elemen kunci dalam proses pengangaran, terutama menyangkut tanggung jawab
manajer.
23
Biaya dapat dibedakan atas :
a. Biaya variabel, yaitu biaya yang berubah-ubah secara langsung dengan
tingkat aktivitas yang ada misalnya komponen penjualan menurut metode
komisi langsung.
b. Biaya semi variabel, yaitu biaya yang bervariasi dengan tingkat aktivitas yang
ada tetapi tidak dalam proporsi langsung.
c. Biaya tetap, yaitu biaya yang tidak berpengaruh oleh perubahan aktivitas
tetapi bersifat konstan selama periode tertentu.
Biaya dapat juga dikelompokkan menjadi :
a. Biaya langsung, yaitu biaya yang langsung dibebankan pada aktivitas atau
bagian tertentu dari organisasi.
b. Biaya tidak langsung, yaitu biaya yang tidak dapat dikaitkan dengan
dengan produk tertentu (Mulyadi 2005 h.8).
2.6 Konsep Tenaga Kerja
Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan,
yang dimaksud dengan tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan
pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan
sendiri maupun untuk masyarakat. Definisi undang-undang ketenagakerjaan tahun
2003 sedikit lebih luas dimana mereka yang menghasilkan barang atau jasa untuk
memenuhi kebutuhan sendiri juga dimaksudkan sebagai tenaga kerja, padahal
pada undang-undang ketenagakerjaan tahun 1969 ditekankan pada pemenuhan
kebutuhan masyarakat (Marhaeni, 2004 h.78).Tenaga kerja sebagai semua orang
yang bersedia untuk bekerja. Pengertian tenaga kerja tersebut meliputi mereka
24
yang bekerja untuk dirinya sendiri ataupun keluarga yang tidak menerima bayaran
berupa upah atau mereka yang bersedia bekerja dan mampu untuk bekerja namun
tidak ada kesempatan kerja sehingga terpaksa menganggur (Sumarsono,2003
h.33).
MenurutSitanggang dan Nachrowi (2007 h.88) memberikan ciri-ciri
tenaga kerja yang antara lain:
Tenaga kerja umumnya tersedia di pasar tenaga kerja dan biasanya siap untuk
digunakan dalam suatu proses produksi barang dan jasa. Kemudian perusahaan
atau penerima tenaga kerja meminta tenaga kerja dari pasar tenaga kerja. Apabila
tenaga kerja tersebut telah bekerja, maka mereka akan menerima imbalan berupa
upah atau gaji. Tenaga kerja yang terampil merupakan potensi sumber daya
manusia (SDM) yang sangat dibutuhkan pada setiap perusahaan untuk mencapai
tujuan. Jumlah penduduk dan angkatan kerja yang besar di satu sisi merupakan
potensi SDM yang dapat diandalkan, tetapi disisi lain juga merupakan masalah
besar yang berdampak pada berbagai sektor.
Sedangkan menurut Arta(2009 h.35) tenaga kerja adalah setiap orang yang
mampu melakukan pekerjaan untuk mengahasilkan barang atau jasa untuk
pemenuhan kebutuhan hidup sendiri maupun masyarakat.Tenaga kerja umumnya
memiliki pengaruh yang besar dalam suatu perekonomian, karena ikut
memberikan kontribusi dalam hal faktor produksi untuk berproduksi dan
menjalankan kegiatan ekonomi. Pertumbuhan penduduk dan tenaga kerja
dianggap sebagai faktor positif dalam merangsang pertumbuhan ekonomi.
Struktur pekerja menurut lapangan usaha secara makro merupakan
gambaran karakteristik perekonomian suatu daerah ditinjau dari sisi produksi
25
jumlah penduduk yang besar, apabila dapat dibina dan di kerahkan sebagai tenaga
kerja yang efektif akan merupakan modal pembangunan yang besar dan sangat
menguntungkan bagi usaha-usaha pembangunan di segala bidang. Apabila
kualitas sumber daya manusia rendah karena penduduk tersebut merupakan beban
pembangunan.
Menurut Mulyadi (2002 h.57), tenaga kerja (man power) adalah penduduk
dalam usia kerja (15-64 tahun) yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada
permintaan terhadap mereka dan mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas
tersebut.
Menurut Simanjuntak (2007, h. 87) tenaga kerja mencakup penduduk
yang sudah dan sedang bekerja, sedang mencari pekerjaan dan yang melakukan
kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga. Pencari kerja,
bersekolah dan mengurus rumah tangga, walaupun tidak bekerja,mereka dianggap
secara fisik mampu dan sewaktu-waktu dapat ikut bekerja.
Menurut Widjaja (2000, h.87) mendefinisikan tenaga kerja adalah semua
golongan yang bekerja atau dengan istilah sekarang golongan karyawan baik yang
bekerja pada pemerintah maupun yang bekerja pada swasta.
Menurut Faisal (2007, h.28) tenaga kerja merupakan angkatan kerja yang
bekerja (employed) minimal 36 jam seminggu, biasanya makin sejahtera suatu
bangsa maka jam kerjanya semakin padat.
Menurut pendapat Sondang (2006, h.15) tenaga kerja mencakup penduduk
yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan dan yang
melakukan kegiatan yang lain seperti bersekolah atau mengurus rumah tangga
26
walau pun sedang tidak bekerja, mereka dianggap secara fisik mampu dan pada
sewaktu-waktu mampu bekerja.
Tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah bekerja, sedang mencari
kerja dan yang mencari kerja serta yang mencari kerja lain seperti bersekolah dan
mengurus rumah tangga. Hasibuan menjelaskan bahwa di Indonesia yang
dimaksud tenaga kerja adalah penduduk yang berusia 10 tahun atau lebih.
Indonesia tidak mengenal umur maksimum, alasannya Indonesia belum
mempunyai jaminan negeri dan pegawai swasta. Pendapatan yang mereka terima
tidak mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari. Oleh sebab itu mereka yang telah
mencapai usia pensiun biasanya tetap masih harus bekerja (Hasibuan, 2009, h.8).
Menurut Rosyidi (2009, h. 56) yang dimaksud dengan istilah tenaga kerja
manusia (labor) bukanlah semata-mata kekuatan manusia untuk mencangkul,
menggergaji, bertukang dan segala kegiatan fisik lainnya. Hal yang dimaksudkan
disini memang bukanlah sekedar laboratau tenaga kerja saja, tetapi lebih luas lagi
yaitu human resources (sumber daya manusia). Tenaga kerja adalah salah satu
unsur penentu, terutama bagi usahatani yang sangat tergantung musim.
Kelangkaan tenaga kerja berakibat mundurnya penanaman sehingga berpengaruh
pada pertumbuhan tanaman, produktivitas dan kualitas produk.
Tenaga kerja adalah seseorang yang bekerja karena ada sesuatu yang
hendak dicapainya dan orang yang berharap bahwa aktifitas kerja yang
dilakukannya akan membawa kepada suatu keadaan yang lebih memuaskan diri
keadaan sebelumnya. Tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah atau sedang
bekerja, yang sedang mencari pekerjaan dan yang melakukan kegiatan yang lain
seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga walaupun sedang tidak bekerja,
27
mereka dianggap secara fisik mampu yang sewaktu-waktu mampu bekerja.
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang memegang peran penting
dalam kegiatan usaha tani.Tenaga kerja dapat juga berupa sebagai pemilik
(pertanian tradisional) maupun sebagai buruh biasa (pertanian komersial). Tenaga
kerja dapat berarti sebagai hasil jerih payah yang dilakukan oleh seseorang,
pengaruh tenaga untuk mencapai suatu tujuan kebutuhan tenaga kerja dalam
pertanian sangat tergantung pada jenis tanaman yang diusahakan (Anoraga, 2007,
h.231).
Selanjutnya Nanga (2005, h.249) Tenaga kerja merupakan salah satu
faktor produksi yang penting, bukan hanya perannya tetapi juga menyangkut
kesejahteraan masyarakat.
2.7 Hubungan Antara Kesempatan Kerja dengan Pendapatan
Menurut Samuelson (2003 h.64), menyatakan apabila masyarakat
menginginkan lebih banyak barang dan jasa, maka akan semakin banyak
kesempatan kerja yang dipekerjakan pada yang terbatas luasnya. Sesuai dengan
hukum The Law of diminishing return, setiap tambahan pekerja baru akan
memberikan output tambahan, namun pada titik atau tingkat tertentu akan
mengurangi output artinya penggunaan tenaga kerja mempunyai titik maksimal
untuk memaksimalkan dalam menghasilkan barang dan jasa yang mempunyai
nilai tambah. Jadi kesempatan kerja sangat berpengaruh terhadap pendapatan
petani pala dan industri minyak pala, jika penggunaan tenaga kerja meningkat
maka pendapatan petani dan industri minyak pala juga akan meningkat begitu
pula sebaliknya jika pengguanaan tenaga kerja menurun maka pendapatan petani
28
pala dan industri minyak pala juga akan menurun. Jadi antara kesempatan kerja
dengan pendapatan petani pala dan industri minyak pala mempunyai hubungan
positif.
2.8 Hubungan Antara Biaya Produksi dengan Pendapatan
Menurut Sukirno (2004 h.205), biaya adalah pengeluaran yang dilakukan
oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan
mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang
diproduksikan perusahaan tersebut. Disini jika penggunaan biaya-biaya produksi
semakin tinggi maka pendapatan petani pala dan industri minyak pala akan
menurun dan sebaliknya jika penggunaan biaya produksi sedikit maka pendapatan
petani pala dan industri minyak pala akan meningkat. Jadi hubungan antara biaya
produksi dengan pendapatan petani pala dan industri minyak pala
mempunyaihubungan negatif.
29
III. METODE PENELITIAN
3.1 Populasi danSampel
3.1.1 Populasi
Untuk penelitian ini yang dijadikan populasi adalah semua yang
bekerjapadaindustri minyak pala yang ada di Kabupaten Aceh Selatan yang masih
beroperasi sampai sekarang yaitu di Kecamatan Labuhan Haji berjumlah 5 orang,
Kecamatan Samadua 6 orang dan Kecamatan Meukek 8 orang.
3.2.1 Sampel
Sampel dalampenelitianini diambil secara keseluruhan dari berdasarkan
jumlah populasi yang ada di Kabupaten Aceh Selatan yaitu dengan mengacu
rumusan (Arikunto, 2005 h. 25) yang menjelaskan bahwa apabila pengambilan
sampel pada subjek penelitian kurang dari 100, maka dapat diambil semua
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, Jadi sampel dalam
penelitian ini berjumlah 19 orang.
3.2 Data Penelitian
3.2.1 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer
adalah data yang diambil secara langsung dari tempat penelitian yang berupa data
hasil pengamatan langsung dan data jumlah industri di Kabupaten Aceh Selatan.
Data sekunder adalah data pendukung atau pelengkap data primer. Data ini
diperoleh secara tidak langsung yang bersumber dari dokumen dan informasi yang
ada di Dinas terkait.
30
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
dua teknik yaitu :
a. Library Research (Riset kepustakaan)yaitu penelitian dilakukan melaluistudi
kepustakaan untuk mendapatkan data sekunder sebagai landasan
teoritis.Landasan teoritis dan anggapan dasar dikumpulkan dan ditelaah dari
buku panduan yang ada hubungan dengan penelitian ini.
b. Field Research (Riset Lapangan) yaitu pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara :
1. Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung ke objek yang akan
diteliti.
2. Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab dengan para pihak pengelola
usaha minyak pala yang berada Kecamatan Labuhan Haji, Kecamatan
Meukek dan Kecamatan Samadua.
3. Kuisioner, yaitu menyebarkan daftar pertanyaan tertulis untuk
mendapatkan data-data yang dapat mendukung penelitian.
3.3 Model Analisa Data
Model analisa data dalam penelitian ini menggunakan studi kelayakan
yaitumenurut Perkins, 1994 dalam Kadariah dan Soekartawi, Soeharjo2008 :
a. Net Present Value (NPV)
NPV merupakan Keuntungan bersih dari suatu usaha yang telah didiskon
dengan menggunakan Biaya kesempatan sosial yang diperoleh dari modal (social
opportunity cost of capital) sebagai diskon faktor.
31
Rumus:
NPV = 𝐵𝑡 − 𝐶𝑡
(1 + 𝑖)𝑡
𝑛
𝑡=1
Dimana:
Bt = Manfaat pada tahun t
Ct = Biaya pada tahun t
i = Discount rate (%)
t = Tahun kegiatan bisnis (t= 0, 1, 2, 3, ...., n)
n = Umur usaha (tahun)
Kriteria:
NPV > 0 (nol) → usaha/proyeklayak (feasible) untukdilaksanakan
NPV < 0 (nol) → usaha/proyektidaklayak (feasible) untukdilaksanakan
NPV = 0 (nol) → usaha/proyekberadadalamkeadaan BEP dimanaTR=TC
dalambentuk present value
b. Internal Rate of Return (IRR)
IRR adalah suatu tingkat discount rate yang menghasilkan NPV = 0 (nol).
Rumus :
IRR = i1 +NPV1
NPV1−NPV2+ (i2−i1 )
Dimana:
NPV1 = NPV positif
NPV2 = NPV negatif
i1 = Discount rate yang menghasilkan NPV positif
i2 = Discount rate yang menghasilkan NPV negatif
32
Kriteria :
Jika IRR > SOCC maka usaha dikatakan layak
IRR = SOCC berarti usaha pada BEP
IRR < SOCC dikatakan bahwa proyek tidak layak.
c. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)
Net B/C adalah perbandingan antara net benefit yang telah didiskon positif
(+) dengan net benefit yang telah didiskon negatif.
Rumus :
Net B/C =
Bt−Ct
(1+i)t
nt =0
Bt−Ct
(1+i)t
nt =0
Dimana :
Bt = Manfaat pada tahun t
Ct = Biaya pada tahun t
N = Umur bisnis
I = Discount rate (%)
Jika :
Net B/C > 1 (satu) berarti proyek (usaha) layak dikerjakan
Net B/C < 1 (satu) berarti proyek tidak layak dikerjakan
Net B/C = 1 (satu) berarti cash in flows = cash out flows (BEP) atau
TR=TC
33
3.4.Pengujian Hipotesis
Di duga bahwa adanya kelayakan yang diperoleh dari analisis studi
kelayakan usaha dan ekonomi minyak pala di Kabupaten Aceh Selatan.
34
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Kabupaten Aceh Selatan
4.1.1 Aspek Geografi dan Demografi
Aspek geografis menganalisis mengenai karakteristik lokasi dan wilayah
untuk melihat kawasan pengembangan budidaya, potensi pengembangan wilayah,
dan wilayah rawan bencana serta aspek demografi.
4.1.2 Luas dan Batas Wilayah Administrasi
Secara geografis Kabupaten Aceh Selatan merupakan salah satu
Kabupaten di Provinsi Aceh yang terletak di wilayah pantai Barat – Selatan
dengan Ibukota Kabupaten adalah Tapaktuan. Luas wilayah daratan Kabupaten
Aceh Selatan adalah 4.185,56 Km2 atau 418.556 Ha,yang meliputi daratan utama
di pesisir Barat – Selatan Provinsi Aceh. Berdasarkan Peta Rupa Bumi Indonesia
skala 1:50.000, wilayah daratan Kabupaten Aceh Selatan secara geografis terletak
pada 020 23’ 24” – 030 44’ 24” LU dan 960 57’ 36” – 970 56’ 24” BT. Dengan
batas-batas wilayah adalah :
Sebelah Utara : Kabupaten Aceh Tenggara;
Sebelah Timur : Kota Subulussalam dan Kabupaten Aceh Singkil;
Sebelah Selatan : Samudera Hindia;
Sebelah Barat : Kabupaten Aceh Barat Daya.
Kabupaten Aceh Selatan secara administrasi Pemerintahan terbagi atas 18
wilayah Kecamatan, 43 Mukim dan 248 Gampong. Pembagian wilayah ini sesuai
dengan penetapan dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang
Pemerintahan Aceh, yang membagi wilayah administrasi pemerintahan
35
Kabupaten/Kota di Aceh berturut-turut atas: Kecamatan, Mukim dan Gampong.
(BPS, Aceh Selatan, 2013).
Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal mencapai rata-rata
sebesar 4,95 ton per hektar selama 2009-2013. Produktivitas ini masih lebih
rendah dari produktivitas Nasional yang mencapai 6-8 ton per hektar. Demikian
juga kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB baik pertanian/palawija maupun
sektor perkebunan (tanaman keras), selama kurun waktu 5 tahun terakhir relatif
mengalami penurunan. Rendahnya produktivitas pertanian tersebut disebabkan
oleh beberapa faktor diantaranya akibat perubahan fungsi lahan pertanian menjadi
permukiman seiring bertambahnya jumlah penduduk.
Upaya untuk terus mempertahankan budidaya pertanian dilakukan dengan
meningkatkan cakupan pembinaan pada kelompok tani. Diharapkan program bina
kelompok tani dapat meningkatkan produktivitas dan kontribusi pertanian
terhadap PDRB. Pala merupakan komoditi unggulan Kabupaten Aceh Selatan dan
salah satu unsur penting dalam perekonomian masyarakat. Luas areal komoditas
pala mencapai 14.183 Ha dan pada umumnya kebun pala yang dimiliki
masyarakat sebagian besar diperoleh dari warisan turun temurun. Kendati
demikian, pasca serangan hama dan penyakit pala, masyarakat sudah mulai
menanam komoditi perkebunan lainnya seperti coklat, pinang, kelapa sawit, dan
nilam. Namun demikian, mengingat pala merupakan komoditi historis,
pemerintah daerah tetap berupaya melestarikan tanaman tersebut. Selain pala,
komoditi perkebunan yang memiliki potensi dikembangkan di Aceh Selatan
adalah nilam, kakao, kelapa, kelapa sawit, pinang dan beberapa lainnya. Selama
36
periode 2009-2013 pengembangan komoditi perkebunan tersebut dapat dilihat
dalam tabel berikut.
Tabel 2 Luas Areal Komoditi Perkebunan di Kabupaten Aceh Selatan
No Uraian Luas Areal Produksi (Ton)
2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013
1 Karet 848 833 844 1.099 1.094 267 269 260 252 262
2 Kopi 1.589 1.519 1.501 1.459 1.444 471 432 382 359 357
3 K.Sawit 4.365 5.848 6.897 7.277 7.464 12.550 13.649 14.797 21.010 34.414
4 Kakao 454 434 830 955 1.332 883 74 85 106 153
5 Tebu 53 40 32 32 38 6,88 6 4 4 5
6 Kelapa 8.500 7.476 7.280 709 7.023 3.750 3.125 3.033 2.963 2.948
7 Pala 12.400 12.161 13.876 14.183 14.891 3.000 3.909 4.168 4.650 5.192
8 Nilam 810 383 334 423 408 55 34 16 25 24
9 Pinang 1.534 1.528 5.518 1.540 1.534 327 340 350 355 365
10 Cengkeh 1.213 1.201 1.202 1.201 1.189 18 15 14 14 9
11 Kemiri 400 585 430 430 429 34 70 73 73 69
12 Cassiavera - - - - 157 - - - - 13
Sumber :Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Aceh Selatan 2013
4.2 Analisis Kelayakan Usaha dan Ekonomi Minyak Pala di Kabupaten
Aceh Selatan
Parameter–parameter yang digunakan untuk menilai kelayakan dalam
penelitian ini adalah NPV, IRR, Net B/C. Parameter-parameter tersebut di ukur
kalayakannya pada tingkat pendapatan. Tingkat pendapatan bersih tersebut adalah
tingkat pendapatan yang dimulai pada pada awal usaha minyak pala dibangun.
Penggunaan biaya produksi tersebut dikarenakan karena modal yang digunakan
untuk usaha minyak pala di kabupaten Aceh Selatan adalah modal sendiri.
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa tingkat kelayakan pengusahaan
pala di Kabupaten Aceh Selatan tergolong sangat tinggi. Hal ini dicerminkan oleh
semua indikator yang dihasilkan dari semua kriteria kelayakan yang digunakan.
Dengan demikian, investasi yang bersumber dari tabungan hasil usahanya
memberi peluang yang sangat besar untuk dikembangkan dimasa mendatang dan
memberi kesempatan bagi tenaga kerja dalam meningkatkan produksi minyak
pala di Kabupaten Aceh Selatan. Adapun pendapatan rata-rata produksi minyak
37
pala di Kabupaten Aceh Selatan per tiga Kecamatan dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 3 Pendapatan dan Modal KerjaUsaha Minyak Pala/Kecamatan
di Kabupaten Aceh SelatanPeriode 2009 –2013 dalam jutaan rupiah (Rp)
No Tahun Produksi
Kecamatan Modal Kerja
L.Haji Meukek Samadua L.Haji Meukek Samadua
1 2009 1.461.500.000 1.224.500.500 1.185.000.000 1.140.232.500 974.797.500 923.675.000
2 2010 1.440.000.000 1.485.000.000 1.395.000.000 1.109.520.000 1.161.942.500 1.071.597.500
3 2011 1.395.000.000 1.530.000.000 1.485.000.000 1.081.097.500 1.195.765.000 1.155.342.500
4 2012 1.715.000.000 1.813.000.000 1.715.000.000 1.359.337.500 1.457.802.500 1.362.837.500
5 2013 1.800.000.000 2.050.000.000 1.950.000.000 1.501.370.000 1.728.832.000 1.626.867.500
Jumlah 7.811.500.000 8.102.500.500 7.730.000.000 6.491.557.500 6.519.139.500 6.140.320.000
Sumber : data Primerdiolah tahun 2014
Berdasarkan tabel diatas jumlahpendapatan usaha usaha minyak pala
selama lima tahun terbanyak di Kecamatan Meukek yaitu Rp 8.102.500.500,
sedangkan di Kecamatan Labuhan Haji Rp 7.811.500.000 dan Kecamatan
Samadua Rp 7.730.000.000. Kabupaten Aceh Selatan memperoleh rata-rata
pendapatanminyak pala selama Periode 2009 sampai dengan 2013 sebesar Rp
23.644.000.500, nilai tersebut merupakan nilai yang di peroleh dari pendapatan di
tiga Kecamatan sebelum potongan pajak.
Hasil Analisis Kelayakan Usaha dan Ekonomi Minyak Pala di Kabupaten
Aceh Selatan dengan menggunakan tiga penilaian Kriteria Investasi.
Tabel 4 Nilai Kriteria Investasi Pengembangan Usaha Minyak Pala
Di Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Aceh Selatan
Kriteria Investasi Nilai
Labuhan Haji
Net Present Value (NPV) Rp 1.068.143.950,-
Internal Rate Return (IRR) 94,21 %
Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 1,26
Sumber: data Primer diolah Tahun 2014
38
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai NPV untuk Usaha dan
Ekonomi Minyak Pala di Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Aceh Selatan
adalah Rp 1.068.143.950. Selanjutnya diperoleh nilai IRR dariusaha dan ekonomi
minyak paladi Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Aceh Selatan sebesar 94,21
persen. Hal iniberarti, tingkat pengembalian yang hasilkan dari investasi
padapengembangan usaha ini lebih besar nilainya dibandingkan
tingkatpengembalian.Dengan demikian, kriteria untuk usaha produksi minyak
pala dapatdinilai layak.
Hasil perhitungan untuk usaha minyak pala di Kabupaten Aceh Selatan
menunjukkan nilai 1,26. Nilai ini berarti perbandingan penerimaan dari usaha
lebih besardaripada jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperolehnya,
ataudengan kata lain usaha produksi minyak pala di Kecamatan Labuhan Haji
Kabupaten Aceh Selatan akanmendapatkan tambahan penerimaan Rp 1,26 dari
setiap pengeluaran Rp 1 dan karena nilai Net B/C ini lebih besar dari 1 (PI > 1),
maka usahaminyak pala di Kabupaten Aceh Selatan ini layak untuk dilanjutkan.
Tabel 5
Nilai Kriteria Investasi Pengembangan Usaha Minyak Pala Di Kecamatan Meukek Kabupaten Aceh Selatan
Sumber: data Primer diolah Tahun 2014
Tabel diatas menjelaskan bahwa nilai NPV untuk usaha dan ekonomi
minyak pala di Kecamatan Meukek Kabupaten Aceh Selatan yaitu sebesar
Kriteria Investasi Nilai
Meukek
Net Present Value (NPV) Rp 1.028.908.603
Internal Rate Return (IRR) 84,92 %
Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 1,24
39
Rp1.028.908.603. Selanjutnya untuk usaha minyak pala di Kecamatan Meukek
Kabupaten Aceh Selatan diperoleh nilai IRR sebesar 84,92 persen. Artinya tingkat
pengembalian yang dihasilkan dari investasi pada pengembangan usaha ini lebih
besar nilainya dibandingkan tingkat pengembalian.Dengan demikian, kriteria
untuk usaha produksi minyak pala di Kecamatan Meukek dapat dinilai layak.
Usaha produksi minyak pala di Kecamatan Meukek Kabupaten Aceh
Selatan akanmendapatkan tambahan penerimaan Rp 1,24 dari setiap pengeluaran
Rp 1 dan karena nilai Net B/C ini lebih besar dari 1 (PI > 1), maka usaha minyak
pala di Kabupaten Aceh Selatan ini layak untuk dilanjutkan.
Tabel 6 Nilai Kriteria Investasi Pengembangan Usaha Minyak Pala
Di Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan
Kriteria Investasi Nilai
Samadua
Net Present Value (NPV) Rp 1.034.809.804
Internal Rate Return (IRR) 86,20%
Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 1,26
Sumber: data Primer diolah Tahun 2014
Nilai NPV untuk usaha minyak pala di Kecamatan Samadua Kabupaten
Aceh Selatan yaitu sebesar Rp 1.034.809.804. Usaha minyak pala di Kecamatan
Samadua Kabupaten Aceh Selatan diperoleh nilai IRR yaitu sebesar 86,20 persen,
dimana tingkat pengembalian yang dihasilkan dari investasi pada pengembangan
usaha minyak pala ini lebih besar nilainya dibandingkan dengan tingkat
pengembaliannya. Maka kriteria untuk usaha produksi minyak pala di Kecamatan
Samadua dapat dinilai layak.
Usaha produksi minyak pala di Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh
Selatan akanmendapatkan tambahan penerimaan Rp 1,26 dari setiap pengeluaran
40
Rp 1 dan karena nilai Net B/C ini lebih besar dari 1 (PI > 1), maka usaha minyak
pala di Kabupaten Aceh Selatan ini layak untuk dilanjutkan.
4.3. Dampak Ekonomi
Dilihat dari hasil perhitungan data yang ada menunjukkan bahwa ke tiga
usaha minyak pala tersebut layak untuk dilanjutkan. Adanya usaha minyak pala
merupakan usaha minyak pala dapat dijadikan sebagai usahapokok maupun
sebagai usaha sampingan untuk tambahan sumberpendapatan keluarga. Usaha
minyak pala mampu memberikan kontribusi yang positif terhadapperkembangan
ekonomi sosial masyarakat.
Adanya usaha minyak pala memberikan lapangan pekerjaan bagi
penduduk sekitar. Dengan terserapnya tenaga kerja disekitar lokasi usaha akan
memberikan tambahan pendapatan bagi pekerja dan mengurangi pengangguran.
Berkembangnya usaha minyak pala juga turut mendorong berkembangnya
usaha yang ada kaitannya dengan usaha ini, baik usaha hulu khususnya petani/
pedagang buah pala dan pemasok kebutuhan bahan pembantu serta usaha hilir
yaitu pedagang manisan buah.
41
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis studi kelayakan usaha dan ekonomi minyak pala
di Kabupaten Aceh selatan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
Tabel 7
Hasil Kesimpulan dari Ketiga Indikator
No Kecamatan NPV IRR Net B/C
1 Labuhan Haji Rp 1.068.143.950 94,21 % 1,26
2 Meukeuk Rp 1.028.908.603 84,92 % 1,24
3 Samadua Rp 1.034.809.804 86,20 % 1,26
1. Usaha minyak pala di Kecamatan Labuhan Haji diperoleh nilai Net Present
Value (NPV) yang diperoleh yaitu sebesar Rp 1.068.143.950, berarti NPV
positif atau NPV≥ 0, sehingga secara ekonomis usaha minyak pala di
Kabupaten Aceh Selatan layak dan menguntungkan untuk direalisasikan.
Selanjutnya nilai IRR layak yaitu sebesar 94,21%. Sedangkan hasil
perhitungan nilai Net Benefit Cost Ratio (BCR) sebesar1,26.
2. Usaha minyak pala di Kecamatan Meukek diperoleh nilai Net Present Value
(NPV) yang diperoleh yaitu sebesar Rp 1.028.908.603, berarti NPV positif atau
NPV ≥ 0, sehingga secara ekonomis usaha minyak pala di Kabupaten Aceh
Selatan layak dan menguntungkan untuk direalisasikan. Selanjutnya nilai IRR
layak yaitu sebesar 84,92%. Sedangkan hasil perhitungan nilai Net Benefit Cost
Ratio (BCR) sebesar1,24.
3. Usaha minyak pala di Kecamatan Samadua diperoleh nilai Net Present Value
(NPV) yang diperoleh yaitu sebesar Rp 1.034.809.804, berarti NPV positif atau
NPV ≥ 0, sehingga secara ekonomis usaha minyak pala di Kabupaten Aceh
42
Selatan layak dan menguntungkan untuk direalisasikan. Selanjutnya nilai IRR
layak yaitu sebesar 86,20%. Sedangkan hasil perhitungan nilai Net Benefit Cost
Ratio (BCR) sebesar1,26.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diberikan
beberapasaran sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya membahas beberapa aspek dari studi kelayakan,
sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut yang membahas semua aspek-
aspek lain daristudi kelayakan untuk mendapatkan keakuratan dari
penilaian suatu usaha.
2. Penelitian ini hanya menganalisa kelayakan usaha berdasarkan rencana
anggaran yangtelah ditetapkan, untuk penelitian selanjutnya membahas
lebih rinci tentang kelayakan usaha di Kabupaten Aceh Selatan.
43
DAFTAR PUSTAKA
Anonym. 2006. Pedoman Umum Budidaya Pertanian Pada Lahan Pegunungan. Menteri Pertanian. No : 47/Permentan/OT.140/10/2006.
Anoraga, Panji. 2007. Pengantar Bisnis Pengelolaan Bisnis Dalam Era
Globalisasi. Rineka Cipta, Jakarta.
Armanto. 2006. Analisis Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Total Produksi Kakao di Provinsi Bali. Skripsi Sarjana Jurusan Ilmu Ekonomipada Program Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Denpasar.
Arta, Sri. 2009. Analisis Usaha Tani Kopi di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo. Skripsi Sarjana Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara. Medan.
Bappeda 2013. Tabloid Tabangun Aceh – edisi 36,Haba Bappeda tentang pala Aceh. Halaman :5, Banda Aceh, 11 September 2013.
BPS Aceh 2013. Aceh Selatan Dalam Angka,Laporan Akhir Studi Pengembangan
Industri Pasca Tsunami, BPS Provinsi Aceh.
Dewi, Heny Urmila. 2006. Pemanfaatan Angkatan Kerja Perempuan dalam
Pasar Kerja. Dalam: Kembang Rampai Perempuan Bali. Editor : Arjani,dkk. CV. Karya Sastra. Denpasar.
Faisal, Noor Hendry. 2007. Ekonomi Manajerial. PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Hasibuan, SP. Melayu. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara, Jakarta.
Jukic. 2006. Pemanfaatan Minyak Atsiri Pala sebagai bahan baku dalam
aromaterapi, No. 1 (23,99, 149).
Kadariah, et.al. 2008. Studi Kelayakan Bisnis/usaha dalam ilmu ekonomi, Universitas Indonesia.Jakarta
Laporan Keuangan 2013, DataLaporan Keuangan Industri Pengolahan MinyakPala Sama’un 2009/2013. Labuhan Haji Tengah.
Librianto. 2003. Pengaruh jenis bahan penghilang tannin dan pemilihan jenis
pala terhadap sari buah pala. Buletin Tanaman rempah dan Obat Vol XVII. No. 1 (46).
Lutony dan T. Hidayat. 2005. Perbaikan desain alapenyulingan pala di cikereteg. Laporan. Unpublished.
44
Marhaeni dan Manuati Dewi. 2004. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Buku Ajar
Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya,edisi ke-6. Yogyakarta. STIE YKPN.
Nanga, Muana. 2005. Makro Ekonomi “Teori, Masalah dan kebijakan”. PT. Raja
Grafindo Persada. Jakarta. Nurdjannah, Nanan. 2007. Teknologi Pengolahan Pala. BALITBANG Pertanian.
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen. Kementerian Pertanian. Jakarta.
Rosyidi, Suherman. 2009. Pengantar Teori Ekonomi:Pendekatan Kepada Teori
Ekonomi mikro & Makro. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
RPJM. 2013, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Aceh Selatan
Periode 2013-2018.Tapak Tuan.
Rismunandar, 2006. Budidaya dan Tataniaga pala. PT. Penebar Swadaya. Jakarta. Cetakan kedua.
Samuelson, 2003. Hukum The Law Of Diminishing Retur, Unpublished.64.
Serambi Indonesia.2013. Produktivitas petani pala. kepala Bidang Dinas Perkebunan dan Kehutanan Hal 13-15.
Simanjuntak, Payaman.2007. MetodologiPenelitian Bisnis,CV.Alfabet,Bandung. Simamora, Henry.2002. Akuntansi Manajemen. Jakarta. Salemba Empat.
Sitanggang Nachrowi,. 2007. Analisis Pengaruh Luas Areal dan Jumlah Tenaga Kerja Terhadap Produksi Cengkeh di Provinsi Bali. Skripsi Sarjana
Jurusan Ilmu Ekonomi pada Program Ekstensi Universitas Udayana Denpasar.
Sondang, Teguh.2006. Strategi Peningkatan Produktivitas kerja. PT. Rineka
Cipta. Jakarta.
Sukirno, Sadono. 2006. Pengantar Teori MikroEkonomi. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
…………………… 2004. Mikro Ekonomi. Edisi Ketiga. Jakarta. PT. Raja
Grafindo Persada.
Sumarsono. 2003.Manajemen Tenaga Kerja, Penerbit Erlangga. Jakarta.
Widjaja. 2000. Manajemen Organisasi Bisnis. Ghalia Indonesia. Bogor.
http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/07/pengertian-dan-jenis-inflasi.html
45
Lampiran 1 : Tabel Cash Flow ke 3 (tiga) Kecamatan
Tabel cash flow Kecamatan Labuhan Haji
Tahun Jumlah Penerimaan (Rp)
Jumlah Pengeluaran (Rp)
Arus Kas Bersih (Rp)
2009 - 1.140.232.500 1.140.232.500
2010 1.461.500.000 1.109.520.000 351.980.000
2011 1.440.000.000 1.081.097.500 358.902.500
2012 1.395.000.000 1.359.337.500 35.662.500
2013 1.715.000.000 1.501.370.000 213.630.000
Jumlah 2.100.407.500
Tabel cash flow Kecamatan Meukek
Tahun Jumlah Penerimaan (Rp)
Jumlah Pengeluaran (Rp)
Arus Kas Bersih (Rp)
2009 - 974.797.500 974.797.500
2010 1.224.500.000 1.161.942.500 62.557.500
2011 1.485.000.000 1.195.765.000 289.235.000
2012 1.530.000.000 1.457.802.500 72.197.500
2013 1.813.000.000 1.728.832.000 84.168.000
Jumlah 1.482.955.500
Tabel cash flow Kecamatan Samadua
Tahun Jumlah Penerimaan (Rp)
Jumlah Pengeluaran (Rp)
Arus Kas Bersih (Rp)
2009 - 923.675.000 923.675.000
2010 1.185.000.000 1.071.597.500 113.402.500
2011 1.395.000.000 1.155.342.500 239.657.500
2012 1.485.000.000 1.362.837.500 122.162.500
2013 1.715.000.000 1.626.867.500 88.132.500
Jumlah 1.487.030.000
46
Lampiran 2: Kecamatan Labuhan Haji
Tahun Total Cost (Rp) Benefit (Rp) Net Benefit (Rp)
DF 14% NPV
2009 1.140.232.500 1.461.500.000 321.267.500 0,8095 260.066.041,3
2010 1.109.520.000 1.440.000.000 330.480.000 0,7561 249.875.928 2011 1.081.097.500 1.395.000.000 313.902.500 0,6575 206.390.893,8
2012 1.359.337.500 1.715.000.000 355.662.500 0,5717 203.332.251.3 2013 1.501.370.000 1.800.000.000 298.630.000 0,4972 148.478.836
NPV 1.068.143.950
NPV=
n
i
niNBi1
)1(
= Rp 1.068.143.950
Tahun Net Benefit
(Rp)
DF 14% Present Value
(Rp)
DF 18% Present Value
(Rp)
2009 321.267.500 0,8095 260.066.041,3 0,8095 272.274.206,3
2010 330.480.000 0,7561 249.875.928 0,7561 237.582.072
2011 313.902.500 0,6575 206.390.893,8 0,6575 191.041.061,5
2012 355.662.500 0,5717 203.332.251.3 0,5717 183.450.717,5
2013 298.630.000 0,4972 148.478.836 0,4972 130.531.173
NPV 1.068.143.950 1.014.879.230
IRR = i1+
1221
1ii
NPVNPV
NPV
= 0,14 + 14,018,0950.143.068.1
950.143.068.1
= 0,14 + 0,8021
= 0,9421
= 94,21%
Tahun Modal (Rp) Pendapatan (Rp)
DF 14%
Modal (Rp)
Benefit (Rp)
2009 1.140.232.500 1.461.500.000 0,8095 932.018.208,8 1.183.084.250
2010 1.109.520.000 1.440.000.000 0,7561 838.908.072 1.088.784.000
2011 1.081.097.500 1.395.000.000 0,6575 710.821.606,3 917.212.500
2012 1.359.337.500 1.715.000.000 0,5717 777.133.248,8 980.465.500
2013 1.501.370.000 1.800.000.000 0,4972 746.481.164 894.960.000
Jumlah 3.996.362.300 5.064.506.250
47
Net B/C = )(
)(
NBi
NBi
= 300.326.996.3
250.506.064.5
= 1,26
Kecamatan Meukek
Tahun Total Cost (Rp) Benefit (Rp) Net Benefit (Rp)
DF 14% NPV
2009 974.797.500 1.224.500.000 249.702.500 0,8095 202.134.173,8 2010 1.161.942.500 1.485.000.000 323.057.500 0,7561 244.263.775,8
2011 1.195.765.000 1.530.000.000 334.235.000 0,6575 219.759.512,5 2012 1.457.802.500 1.813.000.000 355.197.500 0,5717 203.066.410,8
2013 1.728.832.000 1.050.000.000 321.168.000 0,4972 159.648.729,6 NPV 1.028.908.603
NPV=
n
i
niNBi1
)1(
= Rp 1.028.908.603
Tahun Net Benefit (Rp)
DF 14% Present Value (Rp)
DF 18% Present Value (Rp)
2009 249.702.500 0,8095 202.134.173,8 0,8095 211.622.868,8
2010 323.057.500 0,7561 244.263.775,8 0,7561 232.246.036,8
2011 334.235.000 0,6575 219.759.512,5 0,6575 203.415.421
2012 355.197.500 0,5717 203.066.410,8 0,5717 183.210.870,5
2013 321.168.000 0,4972 159.648.729,6 0,4972 140.382.532,5
NPV 1.028.908.603 970.877.729,6
IRR = i1+
1221
1ii
NPVNPV
NPV
= 0,14 + 14,018,0603.908.028.1
603.908.028.1
= 0,14 + 0,7092
= 0,8492
= 84,92%
48
Tahun Modal (Rp) Pendapatan (Rp)
DF 14%
Modal (Rp) Benefit (Rp)
2009 974.797.500 1.224.500.000 0,8095 789.098.576,3 991.232.750
2010 1.161.942.500 1.485.000.000 0,7561 878.544.724,3 1.122.808.500
2011 1.195.765.000 1.530.000.000 0,6575 786.215.487,5 1.005.975.000
2012 1.457.802.500 1.813.000.000 0,5717 833.425.689,3 1.036.492.100
2013 1.728.832.000 1.050.000.000 0,4972 859.575.270,4 1.019.260.000
Jumlah 4.146.859.749 5.175.768.350
Net B/C = )(
)(
NBi
NBi
= 749.859.146.4
350.768.175.5
= 1,24
Kecamatan Samadua
Tahun Total Cost
(Rp)
Benefit (Rp) Net Benefit
(Rp)
DF
14%
NPV
2009 923.675.000 1.185.000.000 261.325.000 0,8095 211.542.587,5
2010 1.071.597.500 1.395.000.000 323.402.500 0,7561 244.524.630,3
2011 1.155.342.500 1.485.000.000 329.657.500 0,6575 216.749.806,3
2012 1.362.837.500 1.715.000.000 352.162.500 0,5717 201.331.301,3
2013 1.626.867.500 1.950.000.000 323.132.500 0,4972 160.661.479
NPV 1.034.809.804
NPV=
n
i
niNBi1
)1(
= Rp 1.034.809.804
Tahun Net Benefit (Rp)
DF 14% Present Value (Rp)
DF 18% Present Value (Rp)
2009 261.325.000 0,8095 211.542.587,5 0,8095 221.472.937,5
2010 323.402.500 0,7561 244.524.630,3 0,7561 232.494.057,3
2011 329.657.500 0,6575 216.749.806,3 0,6575 200.629.554,5
2012 352.162.500 0,5717 201.331.301,3 0,5717 181.645.417,5
2013 323.132.500 0,4972 160.661.479 0,4972 141.241.215,8
NPV 1.034.809.804 977.483.182,6
49
IRR = i1+
1221
1ii
NPVNPV
NPV
= 0,14 + 14,018,0804.809.034.1
804.809.034.1
= 0,14 + 0,7220
= 0,8620
= 86,20%
Tahun Modal (Rp) Pendapatan (Rp)
DF 14%
Modal (Rp) Benefit (Rp)
2009 923.675.000 1.185.000.000 0,8095 7747.714.912,5 959.257.500
2010 1.071.597.500 1.395.000.000 0,7561 810.234.869,8 1.054.759.500
2011 1.155.342.500 1.485.000.000 0,6575 759.637.693,8 976.387.500
2012 1.362.837.500 1.715.000.000 0,5717 779.134.198,8 980.465.500
2013 1.626.867.500 1.950.000.000 0,4972 808.878.512 969.540.000
Jumlah 3.905.600.196 4.940.540.000
Net B/C = )(
)(
NBi
NBi
= 196.600.905.3
000.540.940.4
= 1,26