Upload
voliem
View
227
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
ANALISIS TINGKAT BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VII
SEMESTER II SMP NEGERI 14 SURAKARTA DALAM MEMECAHKAN
MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI POKOK JAJARGENJANG
DAN BELAHKETUPAT
(Penelitian Pada Siswa Kelas VII Semester II SMP Negeri 14 Surakarta
Tahun Ajaran 2010/ 2011)
Oleh :
ETIKA WIJAYANTI PAMULARSIH
X1307038
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ANALISIS TINGKAT BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VII
SEMESTER II SMP NEGERI 14 SURAKARTA DALAM MEMECAHKAN
MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI POKOK JAJARGENJANG
DAN BELAHKETUPAT
(Penelitian Pada Siswa Kelas VII Semester II SMP Negeri 14 Surakarta
Tahun Ajaran 2010/ 2011)
Oleh: Etika Wijayanti Pamularsih
SKRIPSI
Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Matematika
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim
Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
Surakarta, September 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program
Pendidikan Matematika Jurusan P MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk
memenuhi persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada Hari : Jumat
Tanggal : 27 Januari 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRACT
Etika Wijayanti Pamularsih: AN ANALYSIS ON CREATIVE THINKING LEVEL IN THE VII GRADERS OF II SEMESTER OF SMP NEGERI 14 SURAKARTA IN SOLVING THE MATHEMATICAL PROBLEMS IN RHOMBOID AND RHOMBUS (A Study on VII Graders of II Semester of SMP Negeri 14 Surakarta in the school year of 2010/2011). Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education of Surakarta Sebelas Maret University, September 2011.
The objective of research is to find out how the Creative Thinking Level in the VII Graders of II Semester of SMP Negeri (Public Junior High School) 14 Surakarta is in solving the Mathematical Problems in rhomboid and rhombus.
This type of research is a qualitative research carried out on the VII Graders II Semester of SMP Negeri 14 Surakarta in the school year of 2010/2011. The test used in this research was an essay test about rhomboid and rhombus. The test was done to 14 student who meet the criteria namely the students with high, medium and low mathematics competency. Meanwhile the subject of research consisted of 10 students. The subject of research was selected considering the student’s answer consistent with the characteritics of thinking creative level and representing the creative thinking level other students do. The data validation was done using method triangulation by comparing the data obtained from the test method and the one obtained from interview method. The data analysis was done encompassing data reduction, data display and conclusion drawing.
On this research creative thinking level which used is cretive thinking level by Tatag Yuli Eko Siswono. It is devided into five levels, first creative thinking level 0, creative thinking level 1st, creative thinking level 2nd, creative thinking level 3th, creative thinking level 4th.
Considering the result of research, it can be concluded that (1) It was found students with the characteristics of creative thinking level at 0, 1, 2, 3 levels and the other discovery is displacement 1 into 2 level (2) the characteristics of each creative thinking level are (a) the characteristic of creative thinking level 0 is proper with the criteria have found, it is the subject does not have proficiency in solving the problem (b) the characteristic of creative thiking level 1 devided into five characteristic, two among other things proper with the criteria have found, it is subject has proficiency in solving the problem despite no new answer, the subject cannot raise the solution different from the common habit and three other is new characteristic which found in this research, it is subject is proficient in making question despite no new question, the subject is flexible in making question despite no new question, the subject disable make alternatife answer from the question which made by subject (c) the characteristic of creative thinking level 2 devided into six characteristic, two among other things proper with the criteria have found, it is that the subject has proficiency in solving the problem despite no new answer, the subject can raise a solution different from common habit and four other is new characteristic which found in this research, it is subject
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
can show various answers but toget answers subject cannot show different ways from all the answer being resulted the subject is proficient in making question despite no new question, the subject is flexible in making question despite no new question, subject disable make alternatife answer from the question which made by subject (d) the characteristic of creative thinking level 3 devided into seven characteristic, three among other things proper with the criteria have found, it is that the subject has proficiency in solving the problem despite no new answer, the subject can raise a solution different from common habit, the subject can construct new question but not flexible and four other is new characteristic which found in this research, it is subject can show various answers but to get answers subject cannot show different ways from all the answer being resulted, the subject is proficient in making question, the subject is flexible in making question, subject disable make alternatife answer from the question which made by subject.
Other discovery in this research is creative thinking level displacement 1 into 2. The characteristic of creative thinking level displacement 1 into 2 is that the subject has proficiency in solving the problem despite no new answer, the subject cannot raise the solution different from the common habit, the subject is proficient in making question, the subject can construct new question
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRAK
Etika Wijayanti Pamularsih: ANALISIS TINGKAT BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VII SEMESTER II SMP NEGERI 14 SURAKARTA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI POKOK JAJARGENJANG DAN BELAHKETUPAT (Penelitian Pada Siswa Kelas VII Semester II SMP Negeri 14 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011). Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, September 2011. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana tingkat berpikir kreatif siswa kelas VII semester II SMP Negeri 14 dalam memecahkan masalah matematika pada materi pokok jajargenjang dan belahketupat. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan subjek siswa kelas VII semester II SMP Negeri 14 Surakarta tahun ajaran 2010/2011. Metode pengumpulan data menggunakan metode tes dan metode wawancara. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes uraian tentang materi jajargenjang dan belahketupat. Tes dilakukan terhadap 14 siswa yang memenuhi kriteria yaitu siswa yang berkemampuan matematika tinggi, sedang dan rendah. Sedangkan yang menjadi subjek penelitian berjumlah 10 siswa. Penentuan subjek penelitian dilakukan dengan mempertimbangkan jawaban siswa yang sesuai dengan karakteristik tingkat berpikir kreatif dan mewakili karakteristik tingkat berpikir kreatif yang dilakukan siswa lain. Validasi data dilakukan dengan triangulasi metode dengan membandingkan data yang didapatkan dari metode tes dan data yang didapatkan dari metode wawancara. Analisis data dilakukan melalui tahap reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Pada penelitian ini tingkat berpikir kreatif yang dipakai adalah tingkat berpikir kreatif menurut Tatag Yuli Eko Siswono. Tingkat berpikir kreatif menurut Tatag Yuli Eko Siswono terdiri dari lima tingkat yaitu tingkat berpikir kreatif 0, tingkat berpikir kreatif 1, tingkat berpikir kreatif 2, tingkat berpikir kreatif 3, tingkat berpikir kreatif 4. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa (1) Ditemukan siswa yang memiliki karakteristik tingkat berpikir kreatif pada tingkat 0, 1, 2, 3 dan satu temuan lain tingkat peralihan antara tingkat berpikir kreatif 1 dan tingkat berpikir kreatif 2 (2) Karakteristik dari masing-masing tingkat berpikir kreatif adalah (a) Karakteristik tingkat berpikir kreatif 0 sesuai dengan kriteria yang ada yaitu subjek tidak memiliki kefasihan dalam menyelesaikan masalah (b) Karakteristik tingkat berpikir kreatif 1 terdiri dari lima karakteristik, dua diantaranya sesuai dengan kriteria yang ada yaitu subjek memiliki kefasihan dalam menyelesaikan masalah walaupun jawaban yang dihasilkan tidak baru, subjek tidak mampu memunculkan penyelesaian yang berbeda dari kebiasaan umum dan tiga lainnya merupakan karakteristik baru yang ditemukan pada penelitian ini, yaitu subjek fasih dan dalam membuat pertanyaan walaupun pertanyaan yang dibuat tidak baru, subjek fleksibel dalam membuat pertanyaan walaupun pertanyaan yang dibuat tidak baru, subjek tidak mampu membuat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
alternatif jawaban dari pertanyaan yang sudah dibuat sendiri oleh subjek, (c) Karakteristik tingkat berpikir kreatif 2 terdiri dari enam karakteristik, dua diantaranya sesuai dengan kriteria yang ada yaitu subjek memiliki kefasihan dalam menyelesaikan masalah walaupun jawaban yang dihasilkan tidak baru, subjek mampu memunculkan penyelesaian yang berbeda dari kebiasaan umum dan empat lainnya merupakan karakteristik baru yang ditemukan dalam penelitian ini yaitu subjek mampu menunjukan jawaban yang beragam akan tetapi untuk mendapatkan jawaban beragam tersebut subjek tidak mampu menunjukan cara yang berbeda dari semua jawaban yang dihasilkan (tidak fleksibel), subjek fasih dalam membuat pertanyaan walaupun pertanyaan yang dibuat tidak baru, subjek fleksibel dalam membuat pertanyaan walaupun pertanyaan yang dibuat subjek tidak baru, subjek tidak mampu membuat alternatif jawaban dari pertanyaan yang sudah dibuat sendiri oleh subjek (d) Karakteristik tingkat berpikir kreatif 3 terdiri dari tujuh karakteristik, tiga diantaranya sesuai dengan kriteria yang ada yaitu subjek memiliki kefasihan dalam menyelesaikan masalah walaupun jawaban yang dihasilkan tidak baru, subjek mampu memunculkan ide yang berbeda dari kebiasaan umum, subjek mampu mengkontruksi pertanyaan baru akan tetapi tidak fleksibel dan empat lainnya merupakan karakteristik baru yang ditemukan pada penelitian ini, yaitu subjek mampu menunjukan jawaban yang beragam akan tetapi untuk mendapatkan jawaban beragam tersebut subjek tidak mampu menunjukan cara yang berbeda dari semua jawaban yang dihasilkan (tidak fleksibel), subjek fasih dalam membuat pertanyaan, subjek fleksibel dalam membuat pertanyaan, subjek tidak mampu membuat alternatif jawaban dari pertanyaan yang sudah dibuat sendiri oleh subjek.
Temuan baru pada penelitian ini adalah tingkat berpikir kreatif peralihan tingkat berpikir kreatif 1 ke tingkat berpikir kreatif 2. Karakteristik peralihan tingkat berpikir kreatif 1 ke tingkat berpikir kreatif 2 adalah subjek memiliki kefasihan dalam menyelesaikan masalah walaupun jawaban yang dihasilkan tidak baru, subjek tidak mampu memunculkan penyelesaian yang berbeda dari kebiasaan umum, subjek fasih dalam membuat pertanyaan, subjek mampu mengkontruksi pertanyaan baru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
MOTTO
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari
sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan
hanya kepada Tuhan-mulah hendaknya
kamu berharap”
(Q.S Al Insyirah: 5-8)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya yang tersusun dengan penuh
ketulusan ini kupersembahkan kepada:
Ibuku tercinta yang senyumnya selalu
membayangiku disaat tak punya
semangat diri ini.
Ayahku tercinta di Surga yang pasti
melihatku “dari sana”. I love U dad....
Adikku, Candra Dwi Widagdi si nakal
yang selalu pintar.
Someone special, Adi Wahyu
Kuncara.
Teman-teman kosku, Erin Tri
Cahyaningrum (mamike), Laila
Agustina, Latif Sofiana Nugraheni, mbak
Feni Indrarini Wulandari, mbak Andina
Elok Puri Maharani, Lyliana Haryanti,
Lita, Evi, Aning
Teman-teman pendidikan matematika
angkatan 2007, special for “kucing”
atau Nitha Molinasari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala nikmat, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga skripsi dengan
judul “Analisis Tingkat Berpikir Kreatif Siswa Kelas VII Semester II SMP Negeri
14 Surakarta Dalam Memecahkan Masalah Matematika Pada Materi Pokok
Jajargenjang dan Belahketupat" dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak
terlepas dari bimbingan, saran, dukungan, dan dorongan dari berbagai pihak yang
sangat membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis
sampaikan kepada segenap pihak antara lain:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, Dekan FKIP UNS yang telah
memberikan ijin menyusun skripsi ini.
2. Sukarmin, S.Pd, M.Si, Ph.D, Ketua Jurusan P. MIPA FKIP UNS yang telah
memberikan ijin menyusun skripsi ini.
3. Triyanto, S.Si, M.Si, Ketua Program P. Matematika FKIP UNS yang telah
memberikan ijin menyusun skripsi ini.
4. Dr. Imam Sujadi, M.Si, Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan,
saran, dan bantuan dalam penulisan skripsi ini.
5. Dhidhi Pambudi, S.Si, M.Cs, Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan saran, dan bantuan dalam penulisan skripsi ini..
6. Joko Ariyanto, S.Si, M.Si, Koordinator Skripsi P. MIPA FKIP UNS yang
telah memberikan kemudahan dalam pengajuan ijin menyusun skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih ada
kekurangan, namun diharapkan skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan
perkembangan Ilmu Pengetahuan khususnya dibidang pendidikan.
Surakarta, September 2011
Penulis,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iv
HALAMAN ABSTRACT ............................................................................ v
HALAMAN ABSTRAK ............................................................................. vii
HALAMAN MOTTO ................................................................................. ix
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. x
KATA PENGANTAR ................................................................................ xi
DAFTAR ISI .............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xv
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvii
BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Pembatasan Masalah ...................................................................... 5
C. Pertanyaan Penelitian ..................................................................... 6
D. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6
E. Batasan Istilah ................................................................................ 6
F. Manfaat Penelitian ......................................................................... 7
BAB II. LANDASAN TEORI .................................................................... 9
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 9
1. Matematika .............................................................................. 9
2. Hakikat Belajar ......................................................................... 10
a. Pengertian Belajar............................................................... 10
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ......................... 10
3. Berpikir .................................................................................... 11
a. Pengertian Berpikir ............................................................. 11
b. Proses Berpikir ................................................................... 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
c. Pengertian Berpikir Kreatif ................................................. 14
d. Aktifitas Mental yang Membantu Kreatifitas....................... 17
e. Tingkat Berpikir Kreatif Matematika .................................. 17
4. Bangun Datar Segi Empat ......................................................... 28
a. Pengertian Jajargenjang ...................................................... 28
b. Sifat-Sifat Jajargenjang ....................................................... 28
c. Luas dan Keliling Jajargenjang ........................................... 29
d. Pengertian Belahketupat ..................................................... 30
e. Sifat-Sifat Belahketupat ...................................................... 30
f. Luas dan Keliling Belahketupat .......................................... 31
B. Penelitian yang Sejenis ................................................................... 32
1. Penelitian oleh Tatag Yuli Eko Siswono ................................... 32
2. Penelitian oleh Tatag Yuli Eko Siswono dan I Ketut Budayasa 32
BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................. 33
A. Tempat Penelitian........................................................................... 33
B. Waktu Penelitian ............................................................................ 33
1. Tahap Persiapan ....................................................................... 33
2. Tahap Pelaksanaan ................................................................... 33
3. Tahap Pengolahan Data dan Penyusunan Laporan .................... 33
C. Jenis Penelitian ............................................................................... 33
D. Sumber Data .................................................................................. 34
E. Subjek Penelitian ............................................................................ 34
F. Metode Pengumpulan Data............................................................. 35
1. Metode Tes ............................................................................... 35
2. Metode Wawancara .................................................................. 36
G. Instrumen Bantu Penelitian............................................................. 36
1. Instrumen Bantu Penelitian Pertama (Tes) ............................... 36
2. Instrumen Bantu Penelitian Kedua (Wawancara) ..................... 37
H. Validitas Data................................................................................. 37
I. Analisis Data .................................................................................. 38
1. Reduksi Data ............................................................................ 38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
2. Penyajian Data ......................................................................... 38
3. Penarikan Kesimpulan .............................................................. 38
J. Teknik Analisis Data ...................................................................... 39
1. Analisis Data Tertulis ............................................................... 39
2. Analisis Data Hasil Wawancara ................................................ 39
K. Prosedur Penelitian ......................................................................... 39
BAB IV. ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN .......................... 43
A. Hasil Pengembangan Instrumen Bantu Penelitian ........................... 43
1. Hasil Pengembangan Instrumen Bantu Pertama ........................ 43
2. Hasil Pengembangan Instrumen Bantu Kedua........................... 45
B. Pemilihan Subjek ........................................................................... 45
C. Analisis Data Penelitian ................................................................. 46
D. Data Penelitian dan Hasilnya .......................................................... 47
1. Analisis Data atas nama Subjek ABD ....................................... 47
2. Analisis Data atas nama Subjek FR .......................................... 61
3. Analisis Data atas nama Subjek RST ........................................ 76
4. Analisis Data atas nama Subjek RZM ....................................... 90
5. Analisis Data atas nama Subjek DVD ....................................... 103
6. Analisis Data atas nama Subjek VND ....................................... 113
7. Analisis Data atas nama Subjek ERL ........................................ 123
8. Analisis Data atas nama Subjek KKH ....................................... 136
9. Analisis Data atas nama Subjek DK .......................................... 146
10. Analisis Data atas nama Subjek IHS ......................................... 151
E. Ringkasan TBK Subjek .................................................................. 159
F. Temuan Lain .................................................................................. 164
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ...................................... 165
A. Simpulan ....................................................................................... 165
B. Implikasi ....................................................................................... 167
C. Saran .............................................................................................. 167
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 169
LAMPIRAN ............................................................................................... 171
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1 Jajargenjang ......................................................................... 28
Gambar 2 Belahketupat ........................................................................ 31
Gambar 3 Prosedur Penelitian............................................................... 41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1 Tingkat Berpikir Kreatif Matematis De Bono............................ 17
Tabel 2 Tingkat Berpikir Kreatif Matematis Gotoh ................................ 19
Tabel 3 Perbandingan TBKB, TBMG, dan TBKR ................................. 22
Tabel 4 Perbandingan Kriteria TBKB, TBMK, TBMG dan TBKR ........ 25
Tabel 5a Perbandingan TBKB, TBMG dan TBKR dan Hasil
Pengembangan .......................................................................... 27
Tabel 5b Tabel Siswa-Siswa yang Mengerjakan Tes................................ 45
Tabel 6 Analisis Jawaban Tes Tertulis Subjek ABD .............................. 48
Tabel 7 Analisis Hasil Wawancara Subjek ABD.................................... 57
Tabel 8 Analisis Jawaban Tes Tertulis Subjek FR.................................. 61
Tabel 9 Analisis Hasil Wawancara Subjek FR ....................................... 72
Tabel 10 Analisis Jawaban Tes Tertulis Subjek RST ............................... 77
Tabel 11 Analisis Hasil Wawancara Subjek RST ..................................... 85
Tabel 12 Analisis Jawaban Tes Tertulis Subjek RZM .............................. 90
Tabel 13 Analisis Hasil Wawancara Subjek RZM ................................... 99
Tabel 14 Analisis Jawaban Tes Tertulis Subjek DVD .............................. 103
Tabel 15 Analisis Hasil Wawancara Subjek DVD ................................... 110
Tabel 16 Analisis Jawaban Tes Tertulis Subjek VND .............................. 114
Tabel 17 Analisis Hasil Wawancara Subjek VND ................................... 120
Tabel 18 Analisis Jawaban Tes Tertulis Subjek ERL ............................... 124
Tabel 19 Analisis Hasil Wawancara Subjek ERL .................................... 133
Tabel 20 Analisis Hasil Tes Tertulis Subjek KKH ................................... 136
Tabel 21 Analisis Hasil Wawancara Subjek KKH ................................... 143
Tabel 22 Analisis Jawaban Tes Tertulis Subjek DK ................................. 147
Tabel 23 Analisis Hasil Wawancara Subjek DK ...................................... 149
Tabel 24 Analisis Hasil Tes Tertulis Subjek IHS ..................................... 151
Tabel 25 Analisis Hasil Wawancara Subjek IHS ..................................... 157
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Soal Tes Survei ................................................................... 172
Lampiran 2 Kunci Jawaban Soal Tes Survei ............................................ 173
Lampiran 3 Lembar Jawaban Soal Tes Survei Subjek FJR ...................... 174
Lampiran 4 Lembar Jawaban Soal Tes Survei Subjek DP........................ 175
Lampiran 5 Lembar Jawaban Soal Tes Survei Subjek ER........................ 176
Lampiran 6 Lembar Hasil Analisis Tes Survei Subjek ............................. 177
Lampiran 7 Kisi-Kisi Soal Tes Tertulis dan Indikator TBK ..................... 178
Lampiran 8 Lembar Soal Tes Tertulis. .................................................... 179
Lampiran 9 Kunci Jawaban Soal Tes Tertulis .......................................... 180
Lampiran 10 Lembar Validasi Soal Tes Tertulis........................................ 181
Lampiran 11 Hasil Analisis Validasi Tes Tertulis ...................................... 182
Lampiran 12 Lembar Jawaban Tes Tertulis Subjek ABD .......................... 183
Lampiran 13 Lembar Jawaban Tes Tertulis Subjek FR .............................. 184
Lampiran 14 Lembar Jawaban Tes Tertulis Subjek RST ........................... 185
Lampiran 15 Lembar Jawaban Tes Tertulis Subjek RZM .......................... 186
Lampiran 16 Lembar Jawaban Tes Tertulis Subjek DVD .......................... 187
Lampiran 17 Lembar Jawaban Tes Tertulis Subjek VND .......................... 188
Lampiran 18 Lembar Jawaban Tes Tertulis Subjek ERL ........................... 189
Lampiran 19 Lembar Jawaban Tes Tertulis Subjek KKH. ......................... 190
Lampiran 20 Lembar Jawaban Tes Tertulis Subjek DK ............................. 191
Lampiran 21 Lembar Jawaban Tes Tertulis Subjek IHS ............................ 192
Lampiran 22 Lembar Pedoman Wawancara .............................................. 193
Lampiran 23 Transkrip Wawancara Subjek ABD ...................................... 194
Lampiran 24 Transkrip Wawancara Subjek FR ......................................... 195
Lampiran 25 Transkrip Wawancara Subjek RST ....................................... 196
Lampiran 26 Transkrip Wawancara Subjek RZM...................................... 197
Lampiran 27 Transkrip Wawancara Subjek DVD...................................... 198
Lampiran 28 Transkrip Wawancara Subjek VND...................................... 199
Lampiran 29 Transkrip Wawancara Subjek ERL ....................................... 200
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
Lampiran 30 Transkrip Wawancara Subjek KKH. ..................................... 201
Lampiran 31 Transkrip Wawancara Subjek DK ........................................ 202
Lampiran 32 Transkrip Wawancara Subjek IHS ........................................ 203
Lampiran 33 Surat-Surat ........................................................................... 204
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan disiplin ilmu yang mempunyai karakteristik
tertentu bila dibandingkan dengan disiplin ilmu lainnya. Salah satu karakteristik
matematika adalah matematika berkenaan dengan konsep-konsep abstrak yang
tersusun secara hirarkis. Oleh karena itu, belajar matematika harus dilakukan
secara bertingkat, berurutan dan sistematis serta didasarkan pada pengalaman
belajar yang lalu, sehingga pembelajaran matematika yang dilakukan di berbagai
jenjang pendidikan perlu memperhatikan faktor matematika itu sendiri.
Matematika bukan sekedar ilmu hitung menghitung, tetapi juga dapat digunakan
untuk membuktikan kebenaran ide dan memecahkan masalah melalui cara
berpikir yang logis dan terstruktur.
Dalam memecahkan masalah matematika perlu proses pemikiran kreatif.
Sebagai contoh misalkan seseorang diberi masalah untuk membuat suatu bangun
Jajargenjang yang luasnya sama dengan bangun Belahketupat yang luasnya telah
ditentukan. Respon setiap orang dalam menyelesaikan masalah tersebut dapat
berbeda-beda. Hal inilah salah satu peristiwa yang menggambarkan tingkat
berpikir kreatif seseorang.
Ide tentang tingkat-tingkat berpikir kreatif telah diungkapkan oleh
beberapa ahli. De Bono (dalam Tatag Yuli Eko Siswono, 2006) mendefinisikan 4
tingkat pencapaian dari perkembangan ketrampilan berpikir kreatif yaitu
kesadaran berpikir, observasi berpikir, strategi berpikir dan refleksi pemikiran.
Pada tingkat 1 merupakan tingkat berpikir kreatif yang rendah karena hanya
mengekspresikan terutama kesadaran siswa terhadap keperluan menyelesaikan
tugasnya saja. Sedang tingkat 2 menunjukkan berpikir kreatif yang lebih tinggi
karena siswa harus menunjukkan bagaimana mereka mengamati sebuah implikasi
pilihannya seperti penggunaan komponen komponen khusus atau algoritma-
algoritma pemrograman. Tingkat 3 merupakan tingkat yang lebih tinggi
berikutnya karena siswa harus memilih suatu strategi dan mengkoordinasikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
antara bermacam-macam penjelasan dalam tugasnya. Mereka harus memutuskan
bagaimana tingkat detail yang diinginkan dan bagaimana menyajikan urutan
tindakan atau kondisi-kondisi logis dari sistem tindakan. Tingkat 4 merupakan
tingkat tertinggi karena siswa harus menguji sifat-sifat produk final
membandingkan dengan sekumpulan tujuan. Menjelaskan simpulan terhadap
keberhasilan atau kesulitan selama proses pengembangan, dan memberi saran
untuk meningkatkan perencanaan dan proses konstruksi.
Gotoh (dalam Tatag Yuli Eko Siswono, 2006) mengungkapkan tingkatan
berpikir matematis dalam memecahkan masalah terdiri 3 tingkat yang dinamakan
aktivitas empiris (informal), algoritmis (formal) dan konstruktif (kreatif). Tingkat
pertama, siswa memecahkan masalah dengan coba-coba. Tingkat kedua, ia
menggunakan langkah matematis yang sudah diketahui dan tingkat ketiga,ia
mampu menciptakan langkah matematis sendiri.
Krulik & Rudnick (dalam Tatag Yuli Eko Siswono, 2006) menyebutkan
bahwa penalaran merupakan bagian dari berpikir yang tingkatnya di atas
pengingatan (recall). Dalam penalaran dikategorikan dalam berpikir dasar (basic),
berpikir kritis (critical) dan berpikir kreatif.
Tatag Yuli Eko Siswono melakukan pembandingan diantara beberapa
kriteria tingkat berpikir kreatif yang ada, yaitu tingkat berpikir kreatif De Bono
yang disingkat TBKB, tingkat berpikir matematis Gotoh (2004) yang disingkat
TBMG dan tingkat berpikir (penalaran) Krulik dan Rudnick (1995) yang disingkat
TBKR dengan melihat kesamaan-kesamaan ciri dalam setiap tingkat berpikir
kreatif, maka selanjutnya dibuat hipotesis teoritik tentang tingkat berpikir kreatif
menjadi 5 tingkat.
Berdasarkan 3 kriteria Tingkat Berpikir Kreatif (TBK) yaitu TBKB,
TBMG, dan TBKR maka pada penelitian ini ditetapkan indikator sebagai berikut:
TBK 4 (Sangat Kreatif): Siswa mampu menyelesaikan suatu masalah
dengan lebih dari satu alternatif jawaban maupun cara penyelesaian. Siswa yang
mencapai tingkat ini dapat dinamakan sebagai siswa yang sangat kreatif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
TBK 3 (Kreatif): Siswa mampu membuat jawaban yang baru meskipun tidak
dengan tidak fleksibel. Siswa yang mencapai tingkat ini dapat dinamakan sebagai
siswa yang kreatif.
TBK 2 (Cukup Kreatif): Siswa mampu membuat satu jawaban yang
berbeda dari kebiasaan umum meskipun tidak dengan fleksibel atau fasih. Siswa
yang mencapai tingkat ini dapat dinamakan sebagai siswa yang cukup kreatif.
TBK 1 (Kurang Kreatif): Siswa tidak mampu membuat jawaban yang
berbeda dari kebiasaan umum meskipun salah satu kondisi berikut dipenuhi, yaitu
jawaban yang dibuat beragam (fasih) atau cara penyelesaian yang dibuat fleksibel.
Siswa yang mencapai tingkat ini dapat dinamakan sebagai siswa yang kurang
kreatif.
TBK 0 (Tidak Kreatif): Siswa tidak mampu membuat alternatif jawaban
maupun cara penyelesaian. Siswa yang mencapai tingkat ini dapat dinamakan
sebagai siswa yang tidak kreatif.
Tatag Yuli Eko Siswono melakukan penelitian di Sidoarjo untuk
mengetahui bagaimanakah tingkat berpikir kreatif siswa kelas VIII SMP.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara berbasis tugas.
Siswa kelas VIII SMP sudah pernah mendapatkan materi Geometri
khususnya pokok bahasan Jajargenjang dan Belahketupat. Banyak permasalahan
dalam pokok bahasan Jajargenjang dan Belahketupat yang memerlukan proses
berpikir kreatif. Apakah tingkat berpikir kreatif siswa kelas VIII juga terdiri dari 5
tingkat berpikir gabungan dari pendapat De Bono, Gotoh, Krulik & Rudnick.
Untuk mengetahui lebih jauh masalah tersebut peneliti mengujicobakan
kerangka kerja Tatag Yuli Eko Siswono yang terdiri dari 5 tingkatan berpikir pada
3 siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Polokarto. Siswa kelas VIII diberi masalah yang
berkaitan dengan jajargenjang dan belahketupat.
Siswa FJR fasih dalam memecahkan masalah, hal ini ditunjukan dengan
kemampuan FJR dalam membut bangun Jajargenjang dan Belahketupat yang
luasnya sama dengan luas Persegipanjang. FJR dapat menunjukan jawaban yang
berbeda, hal ini ditunjukan dengan kemampuan FJR dalam menunjukan cara yang
berbeda dalam membuat Belahketupat, FJR tidak memenuhi komponen kebaruan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
dalam memecahkan masalah, hal ini ditunjukan dengan ketidakmampuan FJR
dalam membuat pertanyaan yang baru mengenai Jajargenjang dang Belahketupat.
Berdasarkan hasil tes tertulis FJR, disimpulkan bahwa FJR berada pada TBK 2
(cukup kreatif) Siswa mampu membuat satu jawaban yang berbeda dari
kebiasaan umum meskipun tidak dengan fleksibel atau fasih. Siswa yang
mencapai tingkat ini dapat dinamakan sebagai siswa yang cukup kreatif
Siswa yang berinisial DP tidak fasih dalam menyelesaikan masalah, hal
ini ditunjukan dengan ketidakmampuan DP membuat bangun Jajargenjang yang
luasnya sama dengan luas Persegipanjang. Selain itu DP juga tidak dapat
menunjukan jawaban yang berbeda, hal ini ditunjukan dengan ketidakmampuan
DP menyebutkan cara yang berbeda untuk membuat bangun Belahketupat.
Kebaruanpun tidak dimiliki oleh siswa DP, ini ditunjukan dengan
ketidakmampuan DP membuat soal mengenai permasalahan Jajargenjang dan
Belah Ketupat yang “tidak biasa”. Berdasarkan hasil tes tertulis DP disimpulkan
bahwa DP tidak memenuhi ketiga komponen produk berpikir kreatif, yaitu
kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan dalam memecahkan dan mengajukan
masalah. Berdasar ciri tersebut, DP berada pada atau TBK 0 (tidak kreatif) yaitu
siswa tidak mampu membuat alternatif jawaban maupun cara penyelesaian.
Siswa yang berinisial ER fasih dalam memecahkan masalah, ini
ditunjukan dengan kemampuan ER dalam membuat bangun Jajargenjang dan
Belahketupat yang sama dengan luas Persegipanjang. Selain itu ER juga fasih
dalam membuat soal yang berhubungan dengan permasalahan Jajargenjang dan
Belahketupat. Siswa ER menunjukan jawaban yang berbeda, hal ini ditunjukan
dengan kemampuan dia menunjukan cara yang berbeda dalam membuat
Belahketupat. ER menunjukan bahwa Belahketupat dapat dibuat dengan
mencerminkan sebuah segitiga sama kaki dengan sumbu cermin adalah alas
segitiga tersebut. Kemampuan ER dalam menunjukan bahwa Belahketupat dapat
dibuat dengan mencerminkan sebuah segitiga sama kaki dengan sumbu cermin
adalah alas segitiga tersebut menunjukan bahwa dia mampu membuat suatu
jawaban yang berbeda dari kebiasaan umum. Berdasarkan hasil tes tertulis ER
Disimpulkan ER berada pada TBK 2 (cukup kreatif), Siswa mampu membuat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
satu jawaban yang berbeda dari kebiasaan umum meskipun tidak dengan
fleksibel atau fasih. Siswa yang mencapai tingkat ini dapat dinamakan sebagai
siswa yang cukup kreatif
Berdasarkan hasil analisis yang peneliti lakukan dari hasil tes didapatkan
hasil dua tingkat berpikir ada pada siswa kelas VIII yaitu Tingkat Berpikir kreatif
0, Tingkat Berpikir Kreatif 2. Ada tiga Tingkat Berpikir Kreatif yang tidak
tampak pada siswa kelas VIII, yaitu Tingkat Berpikir Kreatif 1, Tingkat Berpikir
Kreatif 3 dan Tingkat Berpikir Kreatif 4. Meskipun tidak setiap tingkat yang
terdiri dari 5 tingkat terisi, tetapi ini cukup membuktikan bahwa tingkat
berpikir kreatif tersebut ada.
B. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan dapat dikaji lebih mendalam
diperlukan adanya pembatasan-pembatasan sebagai berikut :
1. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII semester II SMP Negeri 14
Surakarta tahun ajaran 2011/2012.
2. Materi yang terkait dalam penelitian ini adalah materi Jajargenjang dan
Belahketupat.
3. Analisis tingkat berpikir yang dimaksud adalah analisis Tingkat Berpikir
Kreatif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas maka
pertanyaan penelitian ini adalah:
Bagaimana tingkat-tingkat berpikir kreatif siswa kelas VII semester II SMP
Negeri 14 Surakarta sehubungan dengan materi Jajargenjang dan Belahketupat?
Pertanyaan tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
1. Apakah ditemukan TBK pada siswa kelas VII semester II di SMP Negeri 14
Surakarta?
2. Jika ditemukan, seperti apa TBK pada siswa kelas VII semester II di SMP
Negeri 14 Surakarta?
3. Bagaimana karakteristik siswa kelas VII semester II pada setiap TBK yang
ditemukan di SMP Negeri 14 Surakarta?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan pertanyaan penelitian maka tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui bagaimana tingkat-tingkat berpikir kreatif siswa kelas
VII semester II SMP Negeri 14` Surakarta dalam memecahkan masalah
matematika pada materi pokok Jajargenjang dan Belahketupat.
E. Batasan Istilah
Agar tidak menimbulkan penafsiran ganda, maka didefinisikan beberapa
istilah berikut.
1. Berpikir adalah aktifitas mental yang berusaha memecahkan permasalahan,
membuat keputusan dan membuat diri sendiri mengerti.
2. Berpikir kreatif dalam penelitian ini adalah suatu proses mental yang
digunakan seseorang untuk memunculkan suatu ide atau gagasan yang baru
secara fasih dan fleksibel. Ide dalam pengertian di sini adalah ide dalam
memecahkan masalah matematika.
3. Proses berpikir kreatif adalah tahapan berpikir yang meliputi tahap mensintesis
ide-ide, membangun suatu ide, kemudian merencanakan dan menerapkan ide
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
tersebut untuk menghasilkan sesuatu (produk) yang baru secara fasih (fluency)
dan fleksibel.
4. Masalah matematika dalam penelitian ini adalah soal-soal yang berkaitan
dengan Jajargenjang dan Belahketupat.
5. Tingkat berpikir kreatif dalam penelitian ini adalah tahapan berpikir kreatif
ketika memecahkan masalah matematika.
6. Kefasihan dalam pemecahan masalah mengacu pada keberagaman jawaban
yang dibuat siswa dengan benar (minimal siswa memberikan dua jawaban yang
tidak sama dalam memecahkan masalah dengan catatan jawaban yang
diberikan benar).
7. Fleksibilitas dalam pemecahan masalah mengacu pada kemampuan siswa
memecahkan masalah dengan berbagai cara yang berbeda (minimal
memberikan dua ide penyelesaian yang berbeda dalam memecahkan masalah
dengan catatan ide yang diberikan benar). Berbeda dalam hal ini adalah konsep
matematika yang digunakan tidak sama.
8. Kebaruan dalam pemecahan masalah mengacu pada kemampuan siswa
menjawab masalah dengan beberapa jawaban yang berbeda-beda tetapi bernilai
benar atau satu jawaban yang “tidak biasa” dilakukan oleh (siswa) pada tahap
perkembangan mereka atau tingkat pengetahuannya.
F. Manfaat Penelitian
Dengan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para guru, calon
guru dan siswa pada umumnya. Manfaat yang peneliti harapkan adalah sebagai
berikut:
1. Memberikan informasi kepada guru matematika tentang tingkat berpikir kreatif
siswa dalam memecahkan masalah yang terkait dengan Jajargenjang dan
Belahketupat sebagai masukan bagi guru matematika khususnya guru SMP
Negeri 14 Surakarta dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah
supaya menjadi lebih baik lagi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
2. Memberikan informasi kepada siswa tentang TBK siswa dalam memecahkan
masalah yang terkait dengan Jajargenjang dan Belahketupat sehingga siswa
dapat meningkatkan TBK mereka.
3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi wacana dan tambahan wawasan bagi
para guru dan calon guru tentang tingkat berpikir kreatif
4. Untuk menjadi referensi, bahan pertimbangan, acuan bagi penelitian sejenis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Matematika
Matematika timbul karena pikiran-pikiran yang berhubungan dengan
ide, proses dan pemahaman, sehingga dalam mempelajari matematika diperlukan
adanya pengertian, pikiran dan penalaran, tidak cukup hanya dengan hafalan saja.
Agar dapat dipahami dengan mudah dan tepat, bahasa matematika dinyatakan
dengan simbol-simbol dan istilah yang benar dan tepat yang telah disepakati
bersama. Beberapa definisi atau pengertian tentang matematika sebagai berikut:
1) Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara sistematik.
2) Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi. 3) Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran, logik dan berhubungan
dengan bilangan. 4) Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan masalah
tentang ruang dan bentuk. 5) Matematika adalah pengetahuan tentang struktur yang logik. 6) Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.
(R. Soedjadi, 2000: 11)
Dari definisi-definisi tersebut dapat terlihat adanya ciri-ciri khusus atau
karakteristik yang dapat merangkum pengertian matematika secara umum.
Beberapa karakteristik itu adalah:
1) Memiliki objek kajian abstrak.
2) Bertumpu pada kesepakatan.
3) Berpola pikir deduktif.
4) Memperhatikan semesta pembicaraan.
6) Konsisten dalam sistemnya.
Dari pengertian tentang matematika di atas dapat disimpulkan bahwa
matematika merupakan pengetahuan yang berkenaan dengan ide-ide atau konsep
yang abstrak yang tersusun secara hierarkis dan penalarannya secara deduktif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
2. Hakikat Belajar
a. Pengertian Belajar
Ngalim Purwanto dalam bukunya Psikologi Pendidikan (1990: 84)
mengemukakan bahwa “Belajar bukan merupakan tingkah laku yang nampak,
tetapi terutama adalah prosesnya yang terjadi dalam internal diri individu dalam
usahanya memperoleh hubungan – hubungan baru.”
b. Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar sebagai berikut:
1) Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut faktor
individual, misalnya faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan,
motivasi dan faktor pribadi.
2) Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial, misalnya
faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru, dan cara mengajarnya, alat–
alat yang digunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan
yang terjadi dan motivasi sosial.
Berikut ini uraian faktor – faktor tersebut secara singkat:
a) Kematangan/pertumbuhan
Kita tidak dapat melatih anak yang baru berusia 6 bulan untuk belajar
berjalan. Andaipun kita paksa, tetap anak itu tidak akan dapat
melakukannya, karena untuk dapat berjalan diperlukan kematangan
potensi–potensi jasmaniah maupun rohaniahnya.
b) Kecerdasan/Intelegensi
Meskipun anak yang berumur 14 tahun ke atas pada umumnya telah
matang untuk belajar ilmu pasti, tetapi tidak semua anak–anak tersebut
pandai dalam ilmu pasti. Demikian pula halnya dalam mempelajari mata
pelajaran dan kecakapan lainnya.
c) Latihan dan Ulangan
Karena latihan, karena seringkali mengulangi sesuatu, maka kecakapan
dan pengetahhuan yang dimilikinya dapat menjadi semakin dikuasai dan
semakin mendalam. Sebaliknya tanpa latihan pengalaman-pengalaman
yang telah dimilikinya dapat menjadi hilang atau berkurang. Karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
latihan, karena seringkali mengalami sesuatu seseorang dapat timbul
minatnya kepada sesuatu itu. Makin besar minat makin besar pula
perhatiannya sehingga memperbesar hasratnya untuk mempelajarinya.
d) Guru dan Cara Mengajar
Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan
yang dimiliki guru, dan bagaimana cara guru itu mengajarkan pengetahuan
pengetahuan itu kepada anak–anak didiknya turut menentukan bagaimana
hasil belajar yang dapat dicapai anak.
e) Alat–alat pelajaran
Faktor guru dan cara mengajarnya tidak dapat dilepaskan dari ada tidaknya
alat–alat pelajaran yang tersedia di sekolah. Sekolah yang cukup memiliki
alat–alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar ditambah dengan
cara mengajar yang baik dari guru–gurunya, kecakapan guru dalam
menggunakan alat–alat itu akan mempermudah dan mempercepat belajar
anak.
(Ngalim Purwanto, 1990: 102)
3. Berpikir
a. Pengertian Berpikir
Menurut John W. Santrok dalam bukunya Perkembangan Anak Jilid 11
(2007: 294) “Berpikir adalah proses yang melibatkan memanipulasi dan
transformasi informasi dalam memori yang merupakan tugas eksekutif sentral.”
Kita dapat berpikir secara konkreat atau secara abstrak. Kita juga dapat berpikir
tentang masa lampau (apa yang terjadi pada kita 1 bulan yang lalu) dan tentang
masa depan (seperti apa hidup kita pada tahun 2020). Kita dapat berpikir agar
dapat membuat pertimbangan, berintrospeksi, mengevaluasi ide–ide,
menyelesaikan persoalan, dan mengambil keputusan.
Othman (dalam jurnal Sabar Nurohman, 2008) mengatakan bahwa
“Thinking is any mental activity that helps formulate or solve a problem, make a
decision, or fulfill a desire to understand. It is searching for anwser, a reaching
for meaning.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Cotton (dalam jurnal Sabar Nurohman, 2008) mengatakan “Thinking Skills The
set of basic and advanced skills and subskills that govern a person’s mental
processes. These skills consist of knowledge, and cognitive and metacognitive
operations.”
Berpikir adalah gejala jiwa yang dapat menetapkan hubungan-hubungan
antara pengetahuan-pengetahuan kita. Hubungan-hubungan itu adalah :
1) Hubungan sebab akibat
2) Hubungan tempat
3) Hubungan perbandingan
4) Hubungan waktu
Proses-proses yang dilaui dalam berpikir antara lain :
1) Pembentukan pengertian, artinya dari satu masalah, pikiran kita membuang
ciri-ciri tambahan, sehingga tinggal ciri-ciri yang tipis pada masalah itu. Yang
harus diingat dalam pembentukan pengertian adalah pengertian itu mempunyai
isi yang tepat, kalau perlu pembentukan pengertian itu harus dibantu dengan
hal-hal yang nyata. Pengertian itu sendiri adalah suatu alat pembantu berpikir
untuk mendapatkan pandangan yang konkrit dari kenyataan-kenyataan.
Pembentukan pendapat: artinya pikiran kita menggabungkan atau menceraikan
beberapa pengertian, yang menjadi tanda khas dari masalah itu. Ada dua
macam pendapat:
a) Pendapat yang positif ialah pendapat yang menggabungkan. Misalnya anak
laki-laki, anak pak mamat yang pincang yang sekarang kelas V SD, yang
nakal sekali adalah nino.
b) Pendapat yang negatif ialah pendapat yang menceraikan. Misalnya nino
yang anak pak mamat yang pincang sekarang duduk di kelas V SD adalah
anak nakal sekali.
2) Pembentukan keputusan: artinya pikiran kita menggabungkan pendapat-
pendapat tersebut. Menurut terjadinya, ada 3 macam keputusan, yaitu :
a) Keputusan dari pengalaman-pengalaman
b) Keputusan dari tanggapan-tanggapan
c) Keputusan dari pengertian-pengertian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
3) Pembentukan kesimpulan: artinya pikiran kita menarik keputusan dari
keputusan-keputusan yang lain. Menurut terjadinya ada 3 macam kesimpulan,
yaitu :
a) Kesimpulan Induksi adalah kesimpulan yang ditarik dari keputusan-
keputusan yang khusus untuk mendapatkan yang umum. Misalnya besi
kalau dipanaskan memuai, loyang kalau dipanaskan memuai, tembaga
kalau dipanaskan memuai. Kesimpulannya: Semua logam kalau
dipanaskan memuai.
b) Kesimpulan Deduksi ialah kesimpulan yang ditarik dari keputusan yang
umum untuk mendapatkan keputusan yang khusus. Misalnya semua
manusia pasti mati, Karrta manusia, Kartta mesti mati.
c) Kesimpulan Analogi ialah kesimpulan yang sama. Sebab analogi dari kata
an (=tidak) dan a (=tidak) dan logi (=benar). Jadi analogi berarti benar,
atau sama. Artinya kesimpulan analogi adalah kesimpulan yang ditarik
dengan jalan membandingkan situasi yanng satu dengan situasi yang lain,
yang telah kita kenal. Tetapi karena biasanya pengenalan kita kepada
situasi pembanding ini kurang teliti, maka kesimpulan analogi ini biasanya
juga kurang benar.
(Agus Sujanto, 2001: 56)
b. Proses Berpikir
Ilmu jiwa sosial berpendapat bahwa proses berpikir ini berlangsung
secara mekanis. Yaitu tanggapan-tanggapan yang sejenis tarik menarik dan
tanggapan-tanggapan yang tidak sejenis tolak menolak sesamanya, yang ini dapat
diukur dengan cara ilmu pasti. Ilmu jiwa apersepsi berpendapat bahwa di dalam
proses berpikir, jiwa kita ikut aktif. Yaitu memberi arah dan mengatur proses
tersebut. Ilmu jiwa berpikir berpendapat bahwa berpikir ialah bergaul dengan
pengertian-pengertian. Di dalam proses berpikir :
1) Arah pikiran ditentukan oleh soal yang dihadapi
2) Berpikir itu menggunakan sejumlah besar pengertian-pengertian, yang
kemudian menjadi komplek.
3) Berpikir menggunakan bagan berpikir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
4) Berpikir ialah soal menggunakan metode-metode berpikir.
(John W. Santrok , 2007)
c. Pengertian Berpikir Kreatif
Seorang yang kreatif selalu mempunyai rasa ingin tahu, ingin mencoba-
coba, berpetualang, suka bermain-main serta intuitif. Dalam masyarakat kita, kita
cenderung memandang orang-orang tertentu seperti seniman, ilmuwan, atau
penemu, sebagai orang-orang misterius hanya karena mereka itu kreatif.
Walaupun demikian, kita semua mempunyai kemampuan untuk menjadi pemikir-
pemikir yang kreatif dan pemecah masalah. Yang diperlukan adalah pikiran yang
penuh rasa ingin tahu, kesanggupan untuk mengambil risiko dan dorongan untuk
membuat segalanya berhasil.
(Edmund Bachman, 2005)
Pehkonen (dalam Tatag Yuli Eko Siswono, 2006) mengemukakan bahwa
“Berpikir kreatif dapat diartikan sebagai suatu kombinasi dari berpikir logis dan
berpikir divergen yang didasarkan pada intuisi tetapi masih dalam kesadaran.”
Menurut Amber Y. Wang (2001) “Berpikir kreatif adalah kemampuan
untuk menyelesaikan permasalahan, membuat penyelesaian, mengungkapkan ide
baru dan penyelesaian yang komunikatif.”
Michael dalam jurnalnya mengemukakan bahwa “Untuk mendapatkan
ide baru dibutuhkan keingintahuan, Intelegensi quotient, Emotional quotient dan
kreatifitas”.
Sayed Ahmad Hashemi dalam jurnalnya mengemukakan bahwa “Cara
berpikir kritis dapat membantu seseorang untuk berpikir secara mendalam tentang
isu dan mengkritisi sistem pendidikan”.
Maite Garaigordobil dan Laura Berrueco melakukan suatu penelitian
untuk mengetahui apakah ada pengaruh program bermain terhadap kekreatifan
anak. Program tersebut mencakup 75 menit waktu bermain anak dalam seminggu
waktu sekolah anak. Dalam penelitiannya Maite Garaigordobi dan Laura Berrueco
menggunakan dua instrumen yaitu The Torrance Test Of Creatifity (TTTC) dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Behaviours and Traits of Creative Personality Scale. Hasil penelitian menunjukan
bahwa program tersebut secara signifikan meningkatkan kreatifitas anak.
Tatag Yuli Eko Siswono (2006) menyatakan bahwa “Berpikir kreatif
adalah merupakan suatu proses mental yang digunakan seseorang untuk
memunculkan suatu ide atau gagasan yang “baru” secara fasih dan fleksibel. Ide
dalam pengertian di sini adalah ide dalam memecahkan masalah.”
Silver (dalam Tatag Yuli Eko Siswono, 2006) menjelaskan bahwa
Untuk menilai berpikir kreatif anak-anak dan orang dewasa sering digunakan
tiga komponen kunci yang dinilai dalam kreativitas dalah kefasihan (fluency),
fleksibilitas dan kebaruan (novelty).
Kefasihan mengacu pada banyaknya ide-ide yang dibuat dalam merespon
sebuah perintah. Fleksibilitas tampak pada perubahan-perubahan pendekatan
ketika merespon perintah. Kebaruan merupakan keaslian ide yang dibuat dalam
merespon perintah. Dalam masing-masing komponen, apabila respon perintah
disyaratkan harus sesuai, tepat atau berguna dengan perintah yang diinginkan,
maka indikator kelayakan, kegunaan atau bernilai berpikir kreatif sudah dipenuhi.
Sedangkan keaslian dapat ditunjukkan atau merupakan bagian dari kebaruan.
Jadi indikator atau komponen berpikir itu dapat meliputi kefasihan, fleksibilitas
dan kebaruan.
Balka (dalam Tatag Yuli Eko Siswono, 2006) mengungkapkan gagasan
lain mengenai aspek berpikir kreatif yaitu “kefasihan mengacu pada banyaknya
masalah yang diajukan, fleksibilitas mengacu pada banyaknya kategori-kategori
berbeda dari masalah yang dibuat dan keaslian melihat bagaimana keluarbiasaan
(berbeda dari kebiasaan) sebuah respon dalam sekumpulan semua respon.”
Dengan demikian kegiatan pengajuan dan pemecahan masalah yang meninjau
kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan dapat digunakan sebagai sarana untuk
menilai kreativitas sebagai produk berpikir kreatif individu”.
Dalam kajian ini ketiga komponen itu diartikan sebagai:
1) Kefasihan dalam pemecahan masalah mengacu pada keberagaman
(bermacam-macam) jawaban masalah yang dibuat siswa dengan benar, sedang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
2) dalam pengajuan masalah mengacu pada banyaknya atau keberagaman
masalah yang diajukan siswa sekaligus penyelesaiannya dengan benar. Dua
jawaban yang beragam belum tentu berbeda. Beberapa jawaban masalah
dikatakan beragam tetapi tidak berbeda bila jawaban-jawaban itu tidak sama
satu dengan yang lain, tetapi tampak didasarkan pada suatu pola atau urutan
tertentu. Misalkan jawaban suatu masalah didasarkan pada bentuk aljabar 2y.
Bila siswa semula menjawab 2 (karena y = 1), kemudian 4 (karena y = 2),
berikutnya 6 (karena y = 3), maka jawaban siswa ini beragam tetapi tidak
berbeda. Bila siswa semula menjawab 2 (karena y = 1), kemudian 5 (karena y
= 2,5), berikutnya 1 (karena y = ½ ), maka jawaban siswa ini beragam
sekaligus berbeda. Jawaban tersebut beragam karena jawaban satu dengan
yang lain tidak sama, sedang jawaban itu berbeda karena pilihan nilai-nilai y
tidak didasarkan pada urutan atau pola tertentu. Dalam pengajuan masalah,
suatu masalah merupakan ragam dari masalah sebelumnya bila masalah itu
hanya mengubah nama subjek tetapi isi atau konsep atau konteks yang
digunakan sama. Dua masalah yang diajukan berbeda bila konsep matematika
atau konteks yang digunakan berbeda.
3) Fleksibilitas dalam pemecahan masalah mengacu pada kemampuan siswa
memecahkan masalah dengan berbagai cara yang berbeda. Sedang fleksibilitas
dalam pengajuan masalah mengacu pada kemampuan siswa mengajukan
masalah yang mempunyai cara penyelesaian berbeda-beda.
4) Kebaruan dalam pemecahan masalah mengacu pada kemampuan siswa
menjawab masalah dengan beberapa jawaban yang berbeda-beda tetapi
bernilai benar atau satu jawaban yang tidak biasa dilakukan oleh individu
(siswa) pada tahap perkembangan mereka atau tingkat pengetahuannya.
Kebaruan dalam pengajuan masalah mengacu pada kemampuan siswa
mengajukan suatu masalah yang berbeda dari masalah yang diajukan
sebelumnya.
Untuk kajian selanjutnya yang menekankan pada proses, berpikir kreatif
diartikan sebagai suatu proses yang digunakan seseorang dalam mensintesis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
(menjalin) ide-ide, membangun ide-ide baru, merencanakan dan menerapkannya
untuk menghasilkan produk yang baru secara fasih (fluency) dan fleksibel.
d. Aktifitas Mental yang Membantu Kreatifitas.
Berpikir kreatif membutuhkan ketekunan, disiplin diri, dan perhatian
penuh, meliputi aktivitas mental seperti :
1) Mengajukan pertanyaan
2) Mempertimbangkan informasi baru dan ide yang tidak lazim dengan fikiran
terbuka.
3) Membangun keterkaitan, khususnya diantara hal – hal yang berbeda.
4) Menghubungkan – hubungkan berbagai hal dengan bebas.
5) Menerapkan imajinasi pada setiap situasi untuk menghasilkan hal baru dan
berbeda.
6) Mendengarkan intuisi.
(Edmund Bachman, 2005)
e. Tingkat Berpikir Kreatif Matematika
Ting Sheng Weng (2011) menyatakan bahwa “Di abad 21 ini di era
pengetahuan yang semakin meningkat, seseorang harus memiliki kemampuan
dalam berpikir kreatif untuk menyelesaikan masalah”. Matematika mengajarkan
kita untuk berlatih berpikir kreatif. Tatag Yuli Eko Siswono (2011) dalam
jurnalnya menyatakan bahwa “Setiap orang memiliki kekreatifan, akan tetapi
tingkat kekreatifan antara orang yang satu dan orang yang lain berbeda”. De Bono
(dalam Barak & Doppelt, 2000) (dalam jurnal Tatag Yuli Eko Siswono, 2006)
mendefinisikan 4 tingkat pencapaian dari perkembangan ketrampilan berpikir
kreatif, yaitu kesadaran berpikir, observasi berpikir, strategi berpikir dan refleksi
pemikiran.
Tabel 1: Tingkat Berpikir Kreatif De Bono (dalam Tatag Yuli Eko
Siswono, 2006)
Level 1: Awareness of Thinking
General awareness of thinking as a skill.Willingness to think about something.
Willingnessto investigate a particular subject.Willingness to listen to others.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Level 2: Observation of Thinking.
Observation of the implications of action and choice, consideration of peers’
points view, comparison of alternative.
Level 3: Thinking strategy. Intentional use of a number of thinking tools,
organization of thinking as a sequence of steps. Reinforcing the sense of purpose
in thinking.
Level 4: Reflection on thinking. Structured use of tools, clear awareness of
reflective thinking, assesment of thinking by thinker himself. Planning thinking
tasks and methods to perform them.
Pada tingkat 1 merupakan tingkat berpikir kreatif yang rendah, karena
hanya mengekspresikan terutama kesadaran siswa terhadap keperluan
menyelesaikan tugasnya saja.
Sedang tingkat 2 menunjukkan berpikir kreatif yang lebih tinggi karena
siswa harus menunjukkan bagaimana mereka mengamati sebuah implikasi
pilihannya, seperti penggunaan komponen komponen khusus atau algoritma-
algoritma pemrograman.
Tingkat 3 merupakan tingkat yang lebih tinggi berikutnya karena siswa
harus memilih suatu strategi dan mengkoordinasikan antara bermacam-macam
penjelasan dalam tugasnya. Mereka harus memutuskan bagaimana tingkat detail
yang diinginkan dan bagaimana menyajikan urutan tindakan atau kondisi-kondisi
logis dari sistem tindakan.
Tingkat 4 merupakan tingkat tertinggi karena siswa harus menguji sifat-
sifat produk final membandingkan dengan sekumpulan tujuan. Menjelaskan
simpulan terhadap keberhasilan atau kesulitan selama proses pengembangan dan
memberi saran untuk meningkatkan perencanaan dan proses konstruksi. Tingkat
berpikir kreatif ini menggambarkan secara umum strategi berpikir tidak hanya
dalam matematika. TBK menurut De Bono tersebut kemudian dikenal dengan
istilah TBKB.
Gotoh (2004) (dalam Tatag Yuli Eko Siswono, 2006) mengungkapkan
tingkatan berpikir matematis dalam memecahkan masalah terdiri 3 tingkat yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
dinamakan aktivitas empiris (informal), algoritmis (formal) dan konstruktif
(kreatif).
Tabel 2: Tingkat Berpikir Matematis dari Gotoh (dalam Tatag Yuli Eko Siswono, 2006)
Stage 1: Emperical (informal) activity.
In this stage, some kind of tecnical or practical application of mathematical rules
and procedures are used to solve problems without a certain kind of awareness.
Stage 2: The algoritmic (formal) activity.
In this stage, mathematical techniques are used explicitly for carrying out
mathematical operations, calculating, manipulating and solving.
Stage 3: The constructive (creative) activity.
In this stage a non-algoritmic decision making is performed to solve non-routine
problemsuch as a problem of finding and constructing some rule.
Dalam tingkat pertama, berbagai teknik atau aplikasi praktis dari aturan
dan prosedur matematis digunakan untuk memecahkan masalah tanpa suatu
kesadaran yang pasti/tertentu, sehingga masih dalam coba-coba. Dalam tingkat
kedua, teknik-teknik matematis digunakan secara eksplisit untuk menuju operasi,
penghitungan, manipulasi dan penyelesaian masalah. Sedang pada tingkat ketiga,
pengambilan keputusan yang non algoritmis ditunjukan dalam memecahkan
masalah non rutin seperti suatu masalah penemuan dan pengkonstruksian
beberapa aturan. TBK menurut Gotoh tersebut kemudian dikenal dengan istilah
TBMG.
Krulik & Rudnick (1995) (dalam Tatag Yuli Eko Siswono, 2006)
menyebutkan bahwa penalaran merupakan bagian dari berpikir yang tingkatnya di
atas pengingatan (recall). Dalam penalaran dikategorikan dalam berpikir dasar
(basic), berpikir kritis (critical) dan berpikir kreatif. Kategori tersebut tidak diskrit
dan sulit sekali untuk mendefinisikan dengan tepat. Berikut ini indikator tiap
tingkatan:
1) Dasar (basic)
a) Memahami konsep
b) Mengenali suatu konsep ketika konsep tersebut berada dalam suatu setting.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
2) Kritis
a) Menguji, menghubungkan dan mengevalusi semua aspek suatu situasi atau
masalah.
b) Menfokuskan pada bagian-bagian suatu situasi atau masalah.
c) Mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi.
d) Validasi dan menganalisis informasi.
e) Mengingat dan mengasosiakan informasi-informasi yang dipelajari
sebelumnya.
f) Menentukan jawaban yang beralasan (reasonable).
g) Menyimpulkan dengan valid.
h) Analitikal dan refleksif secara alami.
3) Kreatif
a) Asli, efektif dan menghasilkan suatu produk yang komplek.
b) Penemuan (inventive).
c) Sintesis ide-ide.
d) Membangun ide-ide.
e) Menerapkan ide-ide.
Tingkat terendah dari berpikir adalah ingatan (recall) yang memasukkan
ketrampilan-ketrampilan berpikir yang hampir otomatis dan refleksif (tanpa
disadari) seperti mengingat operasi-operasi dasar matematika atau mengingat
alamat atau nomor telepon.
Tingkat berikutnya adalah dasar, yaitu pemahaman dan pengenalan
konsep-konsep matematika seperti penjumlahan atau pengurangan dan
aplikasinya dalam masalah-masalah. Sebagai contoh adalah mengenali bahwa
untuk menemukan harga total 12 es krim yang berharga Rp.3.000 tiap buah
menggunakan konsep perkalian. Batas-batas kategori itu tidak mudah ditentukan.
Tingkat dasar bagi seseorang mungkin merupakan tingkat ingatan bagi orang lain.
Tingkat berikutnya adalah berpikir kritis. Berpikir kritis merupakan
berpikir yang melibatkan menguji, menghubungkan dan mengevaluasi semua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
aspek sebuah situasi atau masalah. Termasuk dalamnya adalah mengumpulkan,
mengorganisasikan, mengingat dan menganalisis informasi. Berpikir kritis juga
merupakan kemampuan untuk membaca dengan pemahaman dan
mengidentifikasi materi-materi yang diperlukan. Selain itu merupakan
kemampuan untuk mengambil kesimpulan dari sekumpulan data yang diberikan
dan menentukan inkosistensi dan kontradiksinya. Berpikir kritis bersifat analitis
dan refleksif (tanpa disadari/disengaja).
Tingkat tertinggi adalah berpikir kreatif. Berpikir kreatif merupakan
pemikiran yang bersifat keaslian dan reflektif dan menghasilkan suatu produk
yang komplek. Berpikir tersebut melibatkan sintesis ide-ide, membangun ide-ide
baru dan menentukan efektivitasnya. Juga melibatkan kemampuan untuk
membuat keputusan dan menghasilkan produk yang baru. Krulik & Rudnick
(1995) mengatakan bahwa kriteria tingkatan itu sering sekali bergerak menuju
tingkat lebih rendah di antara tingkat-tingkat tersebut. Dengan demikian
memungkinkan terjadi tumpang tindih tingkat berpikir siswa apakah termasuk
dalam tingkat berpikir kritis atau kreatif. Kesulitan dalam membedakan tingkat
ini merupakan tantangan untuk diatasi dengan mencari pendekatan lain dalam
membuat kriteria tingkatan itu. Tingkatan ini bukan merupakan tingkat berpikir
kreatif tetapi tingkatan berpikir atau lebih khusus tingkat penalaran. Tetapi
berdasar tingkatan itu mengindikasikan adanya tingkat berpikir kreatif sendiri.
TBK menurut Krulik & Rudnick tersebut kemudian dikenal dengan istilah TBKR.
Untuk menfokuskan pada tingkat berpikir kreatif siswa, maka kriteria
didasarkan pada produk berpikir kreatif yang memperhatikan aspek kefasihan,
fleksibilitas dan kebaruannya dengan mempertimbangkan bagaimana ia
memunculkan ide, mensintesisnya dan menerapkannya dalam menyelesaikan
masalah matematika.
Untuk membuat kategori tingkat berpikir kreatif (TBK) sebelumnya perlu
dibandingkan beberapa kriteria tingkat berpikir kreatif yang ada yaitu tingkat
berpikir kreatif De Bono dalam Barak dan Doppelt (2000) yang disingkat TBKB,
tingkat berpikir matematis Gotoh (2004) yang disingkat TBMG dan tingkat
berpikir (penalaran) Krulik dan Rudnick (1995) yang disingkat TBKR.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Tabel 3: Perbandingan TBKB, TBMG, dan TBKR (dalam Tatag
Yuli Eko Siswono, 2006)
De Bono dalam Barak
(2000)
Gotoh (2004) Krulik (1995)
Level 1:
Kesadaran Berpikir
Kesadaran umum berpikir
sebagai keterampilan.
Kemauan berpikir tentang
sesuatu. Kemauan untuk
menginvestigasi suatu
subjek khusus. Kemauan
untuk mendengar orang lain
Stage 1:
Aktifitas Empirik.
Dalam tahap ini
berbagai teknik atau
aplikasi praktis dari
aturan dan prosedur
matematis digunakan
untuk memecahkan
masalah tanpa suatu
kesadaran yang pasti.
Recall (ingatan)
Ketrampilan-ketrampilan
berpikir yang hampir
otomatis dan refleksif
Dasar
Memahami Konsep
Mengenal suatu konsep
ketika konsep tersebut
berada dalam suatu seting.
Level 2:
Observasi Berpikir
Pengamatan terhadap
implikasi – implikasi dari
tindakan dan pilihan,
pertimbangan pandangan
teman, perbandingan
alternatif-alternatif.
Stage 2:
Aktifitas algoritmis
Dalam tahap ini, teknik
matematis digunakan
secara eksplisit untuk
menuju operasi,
perhitungan,manipulasi
dan penyelesaian
masalah.
Kritis
1) Menguji,menghubungk
an dan mengevaluasi
semua aspek suatu
situasi atau masalah.
2) Memfokuskan pada
bagian-bagian suatu
situasi atau masalah.
3) Mengumpulkan dan
mengorganisasikan
informasi
4) Validasi dan
menganalisis
informasi.
5) Mekangingat dan
Level 3:
Strategi Berpikir
Penggunaan sejumlah alat-
alat berpikir secara intensif,
pengorganisasian berpikir
sebagai suatu barisan
Stage 3:
Aktifitas Konstruktif
(kreatif).
Pada tingkat ini,
pengambilan keputusan
yang non algoritmatis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
langkah-langkah.
Penguatand terhadap tujuan
dalam berpikir.
ditunjukan dalam
memecahkan masalah
non rutin seperti suatu
masalah penemuan dan
pengkonstruksian
beberapa aturan.
mengasosiasi informasi
yang dipelajari
sebelumnya.
6) Menentukan jawaban
yang beralasan.
7) Menyimpulkan dengan
valid.
8) Analitikal dan refleksif
secara alami.
Level 4:
Refleksi Berpikir.
Penggunaan alat secara
terstruktur,kesadaran yang
jelas terhadap pemikiran
reflektif, penilaian berpikir
oleh pemikir sendiri.
Merencanakan tugas
berpikir dan metode-
metode untuk menunjukan
performanya.
Kreatif
1) Asli, efektif dan
menghasilkan suatu
produk yang komplek.
2) Berdaya cipta
3) Sintesis ide-ide
4) Membangun ide-ide
5) Menerapkan ide-ide
Perbandingan TBK Gotoh (TBMG) dan De Bono (TBKB) :
1) Stage 1 TBMG tidak termasuk dalam level 1 TBKB karena pada stage 1 TBMG
belum ada kesadaran berpikir maupun kemauan untuk mengivestigasi. Coba-
coba yang dilakukan bukan merupakan bagian dari investigasi tetapi hanya
dugaan-dugaan yang mungkin lebih sering salah.
2) Stage 2 TBMG dapat disetarakan dengan level 1 dan 2 TBKB, karena untuk
memanfaatkan algoritma, prosedur-prosedur maupun konsep matematika
memerlukan kesadaran berpikir maupun observasi-observasi ataupun
perbandingan alternatif-alternatif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
3) Stage 3 TBMG dapat disetarakan dengan level 3 dan 4 TBKB, karena untuk
dapat mencipta atau mengkonstruksi diperlukan strategi berpikir, berpikir
reflektif maupun menilai pemikiran sendiri.
Dengan demikian meskipun TBKB merupakan TBK yang bersifat umum
dan beberapa kriteria sulit untuk mengukurnya tetapi tampak lebih halus dan rinci
membedakan tingkat kemampuan berpikir kreatif seseorang.
Perbandingan TBKR dengan TBMG dan TBKB:
1) Stage 1 TBMG belum termasuk dalam kategori berpikir yang sifatnya
penalaran (reasoning), tetapi masih dalam kategori ingatan (recall). Hal yang
sama dalam TBKB juga tidak termasuk pada level 1.
2) Stage 2 TBMG dapat disetarakan dengan TBKR dasar (basic), karena pada
tahap itu diperlukan pemahaman konsep sekaligus mengenali bagaimana
konsep itu ketika berada atau terkait dengan masalah yang dipecahkan. TBKR
dasar bila disejajarkan dengan TBKB cenderung setara dengan level 1 karena
TBKR dasar merupakan kesadaran/kemauan berpikir.
3) Stage 3 TBMG merupakan gabungan dari berpikir kritis dan kreatif dalam
TBKR. Berpikir kritis TBKR dapat disetarakan dengan level 2, 3 maupun 4
dalam TBKB karena indikator-indikator berpikir kritis terlihat dalam level-
level itu seperti pengamatan, penggunaan strategi maupun berpikir reflektif.
4) Level 4 TBKB sebagian indikatornya juga tergambar pada berpikir kreatif
TBKR seperti kesadaran berpikir reflektif akan menghasilkan efektivitas
maupun berdaya cipta, penilaian terhadap pemikiran sendiri dan perencanaan
terhadap tugas akan membangun ide-ide yang menunjukan keaslian,
keefektifan ataupun yang komplek.
Dalam kriteria tingkat berpikir kreatif yang dikembangkan Krulik dan
Rudnick lebih menegaskan adanya kriteria suatu produk (asli, efektif, komplek,
berdayacipta/penemuan) maupun proses kreatif (sintesis, membangun,
menerapkan ide-ide).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Tabel 4: Perbandingan Kriteria TBKB, TBMG dan TBKR (dalam Tatag Yuli Eko Siswono, 2006)
De Bono Gotoh (2004) Krulik & Rudnick (1995,1999)
Emperical Pengingatan (Recall)
Kesadaran Berpikir Formal Berpikir Dasar
Observasi Berpikir
Srategi Berpikir Konstruktif (Kreatif)
Berpikir Kritis
Refleksi Berpikir Berpikir Kreatif
Dalam tabel tersebut tampak bahwa:
1) Tingkat berpikir yang sifatnya emperical/recall (belum termasuk dalam berpikir)
dalam menyelesaikan tugas itu ada sehingga menjadi kategori sendiri.
2) Tingkat berpikir yang sifatnya dasar (seperti memahami suatu konsep, prosedur
atau algoritma matematis kemudian menggunakannya serta kesadaran untuk
berpikir) ada sehingga menjadi kategori sendiri.
3) Tingkat berpikir yang bersifat konstruktif (kreatif) dari Gotoh (2004), observasi
berpikir, strategi berpikir, refleksi berpikir dari De Bono dalam Barak (2000)
maupun berpikir kritis dan kreatif dari Krulik & Rudnick (1995, 1999)
menunjukan ketidakjelasan.
Kriteria yang diajukan oleh De Bono, Gotoh maupun Krulik & Rudnick
memberikan penekanan yang berbeda-beda. Kriteria TBK De Bono berlaku
umum yang tidak hanya matematika sehingga tampak subjektif dan sulit diukur
menggunakan pandangan matematika.
Kriteria Gotoh lebih menekankan pada pemecahan masalah matematika
yang perbedaannya dapat diamati langsung melalui hasil pekerjaan individu yang
dinilai tetapi penilaian itu cenderung tidak memperhatikan pemikiran divergen
karena pemecahan yang diberikan tidak menuntut penyelesaian/jawaban yang
bermacam-macam atau berbeda-beda. Dengan demikian produktivitas ide
seseorang yang dinilai tingkat berpikir kreatifnya tidak diketahui.
TBKR membedakan berpikir kritis dan kreatif dengan memberikan
kriteria-kriteria tetapi kriteria itu dapat bertukar posisi menuju tingkat yang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Apalagi jika dipasangkan kesetaraan pengertiannya akan tampak tumpah tindih.
Hal itu juga diakui oleh Krulik & Rudnick sendiri tentang kesulitan tersebut.
Selain itu dalam kriterianya, Ia tidak menjelaskan secara tegas bagaimana
produk dari berpikir itu terutama berpikir kreatif, hanya dijelaskan asli, efektif dan
kompleks. Mensyaratkan produk kreatif harus kompleks ini menunjukkan bahwa
hanya orang pada tingkat/kemampuan tinggi yang kreatif. Tetapi dalam
pengertian proses dia memberikan penjelasan yang tegas dan selaras dengan
Anderson (2001), Isaksen (2003) dan Hermann (dalam Lumsdaine & Lumsdaine,
1995).
Secara keseluruhan kriteria berpikir kreatif TBKR lebih memberikan
gambaran produk maupun proses dibandingkan kriteria TBK lain sehingga lebih
memudahkan untuk menempatkan seseorang berada dalam suatu tingkat berpikir
kreatif tetapi karena makna produk tersebut tidak jelas maka perlu diberikan
alternatif penjelasan berdasar pendapat ahli-ahli yang berkecimpung dalam hal
berpikir kreatif untuk matematika sekolah, bukan dalam berpikir kreatif secara
umum.
Dalam pengertian produk terdapat suatu ciri yang disebut sebagai produk
berpikir kreatif (kreativitas) yaitu kebaruan, fleksibilitas dan kefasihan. Dari
ketiga ciri produk berpikir kreatif yang menekankan pemikiran divergen tersebut
apabila diberikan bobot maka kebaruan menempati posisi tertinggi berikutnya
secara berurutan fleksibilitas dan kefasihan.
Kebaruan ditempatkan pada posisi tertinggi karena merupakan ciri utama
dalam menilai suatu produk pemikiran kreatif yaitu harus berbeda dengan
sebelumnya dan sesuai dengan permintaan tugas. Fleksibilitas ditempatkan
sebagai posisi penting berikutnya karena menunjukkan pada produktivitas ide
(banyaknya ide-ide) yang digunakan untuk menyelesaikan suatu tugas. Kefasihan
lebih menunjukkan pada kelancaran siswa memproduksi ide yang berbeda dan
sesuai permintaan tugas. Dengan pemberian pembobotan, misal kebaruan diberi
bobot 3, fleksibilitas diberi bobot 2 dan kefasihan diberi bobot 1, maka TBK hasil
pengembangan itu bila dibandingkan dengan TBKB, TBMG, dan TBKR akan
tampak seperti Tabel 5a berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Tabel 5a: Perbandingan TBKB, TBMG dan TBKR dan Hasil Pengembangannya (dalamTatag Yuli Eko Siswono, 2006) De Bono Gotoh (2004) Krulik dan
Rudnick
(1995)
Hasil Pengembangan
TBK
A1 A2
Emperical Pengingatan TBK 0 TBK 0
Kesadaran Berpikir Formal Berpikir Dasar
TBK 1 TBK 1
Observasi Berpikir TBK 2
Strategi Berpikir Konstruksi
Kreatif
Berpikir Kritis TBK 3 TBK 2
TBK 4 TBK 3
Refleksi Berpikir Berpikir
Kreatif
TBK 5
TBK 6 TBK 4
Dengan melihat kesamaan-kesamaan ciri dalam tingkat berpikir kreatif
pada alternatif pertama (A1) dan untuk penyederhanaan yang selanjutnya akan
diverifikasikan dengan kenyataan di lapangan maka untuk selanjutnya yang
dijadikan hipotesis teoritik adalah pada alternatif kedua (A2) yaitu:
1) Tingkat Berpikir Kreatif 4 (Sangat Kreatif)
Siswa mampu menyelesaikan suatu masalah dengan lebih dari satu alternatif
jawaban maupun cara penyelesaian.. Siswa yang mencapai tingkat ini dapat
dinamakan sebagai siswa yang sangat kreatif.
2) Tingkat Berpikir Kreatif 3 (Kreatif)
Siswa mampu membuat jawaban yang baru meskipun tidak dengan tidak
fleksibel. Siswa yang mencapai tingkat ini dapat dinamakan sebagai siswa
yang kreatif.
3) Tingkat Berpikir Kreatif 2 (Cukup Kreatif)
Siswa mampu membuat satu jawaban yang berbeda dari kebiasaan umum
meskipun tidak dengan fleksibel atau fasih. Siswa yang mencapai tingkat ini
dapat dinamakan sebagai siswa yang cukup kreatif.
4) Tingkat Berpikir Kreatif 1 (Kurang Kreatif)
Siswa tidak mampu membuat jawaban yang berbeda dari kebiasaan umum
meskipun salah satu kondisi berikut dipenuhi, yaitu cara penyelesaian yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
dibuat berbeda-beda (fleksibel) atau jawaban/masalah yang dibuat beragam
(fasih). Siswa yang mencapai tingkat ini dapat dinamakan sebagai siswa yang
kurang kreatif.
5) Tingkat Berpikir Kreatif 0 (Tidak Kreatif)
Siswa tidak mampu membuat alternatif jawaban maupun cara penyelesaian.
Siswa yang mencapai tingkat ini dapat dinamakan sebagai siswa yang tidak
kreatif.
Dari beberapa pendapat tentang tingkat berpikir kreatif yang sudah
diuraikan di depan, dalam penelitian ini akan dipakai tingkat berfikir kreatif
gabungan dari De Bono, Gotoh dan Krulik dan Rudnick yang terdiri dari TBK 4,
TBK 3, TBK 2, TBK 1, TBK 0.
4. Bangun Datar Segi Empat
a. Pengertian Jajargenjang
Jajargenjang adalah segiempat yang setiap pasang sisi yang behadapan
sejajar.
b. Sifat – sifat Jajargenjang
D C
O
A B
Gambar 1: Jajargenjang
beberapa sifat Jajargenjang :
1) Pada setiap Jajargenjang sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar.
Pada gambar berarti :
AB = CD,
BC = DA
AB // CD
BC // DA.
O
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
2) Pada setiap Jajargenjang sudut-sudut yang berhadapan sama besar. Pada
gambar berarti :
< ABC = < CDA
< BAD = <DCB
3) Pada setiap Jajargenjang jumlah besar sudut-sudut yang berdekatan adalah
1800.
Pada gambar berarti :
< A + < D = 1800
< A + < B = 1800
< B + < C = 1800
< C + < D = 1800
4) Kedua diagonal setiap Jajargenjang saling membagi dua sama panjang.
Pada gambar berarti :
OA = OC
OB = OD
c. Luas dan Keliling Jajargenjang
Luas dan Keliling Jajargenjang
b
alas = a
Luas Jajargenjang sama
dengan hasil kali alas dan
tinggi.
Keliling Jajargenjang sama
dengan dua kali jumlah
panjang sisi yang saling
berdekatan.
Misal Jajargenjang mempunyai luas
L, alas a, sisi yang berdekatan dengan
a adalah b dan tinggi t, maka:
L = a x t
K = 2(a+b)
(Atik Winarti, 2008: 267)
Tinggi =t
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
d. Pengertian Belahketupat
Belahketupat adalah segiempat yang dibentuk dari segitiga sama kaki dan
bayangannya setelah dicerminkan terhadap alasnya.
e. Sifat – sifat Belahketupat
A
B D
C Gambar 2: Belahketupat
Beberapa sifat Belahketupat :
1) Semua sisi setiap Belahketupat sama panjang. Pada gambar berarti :
AB = BC = CD = AD
2) Kedua diagonal setiap Belahketupat merupakan sumbu simetri. Pada
gambar berarti yang menjadi sumbu simetrinya adalah AC dan BD, karena
AC dan BD merupakan diagonal dari Belahketupat.
3) Pada setiap Belahketupat sudut-sudut yang berhadapan sama besar dan
dibagi dua sama besar oleh diagonal-diagonalnya. Pada gambar berarti:
< B = < D, karena < B berhadapan dengan < D
< A = < C, karena < A berhadapan dengan < C
4) Kedua diagonal setiap Belahketupat saling membagi dua sama panjang
dan saling berpotongan tegak lurus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
A
B D
C
f. Luas dan Keliling Belahketupat
Luas dan keliling Belahketupat
d1
d2
Luas daerah Belahketupat sama
dengan setengah hasil-kali panjang
diagonal-diagonalnya.
Keliling Belahketupat sama dengan
empat kali panjang sisinya.
Misal L adalah luas daerah
Belahketupat dengan diagonal-
diagonalnya d1 dan d2, maka
L = 2121 xdxd
Misal K adalah keliling Belahketupat
dengan panjang sisi s,
maka K = 4 x s
(Atik Winarti, 2008: 273)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
B. Penelitian yang Sejenis
1. Penelitian oleh Tatag Yuli Eko Siswono
Tatag Yuli Eko Siswono melakukan penelitian untuk mengetahui
bagaimana Tingkat Berpikir Kreatif siswa kelas VIII.
Metode pengambilan subjek memakai snowball methode. Subjek terdiri
dari 10 siswa, dimana 9 siswa berasal dari SMP Neger1 6 Sidoarjo dan 1 siswa
berasal dari SMP Al Hikmah. Semua subjek memiliki kemampuan matematika
yang lebih tinggi dibanding siswa yang lain dan semua subjek memiliki
kemampuan menyampaikan pendapat secara lisan dengan baik. Pengumpulan data
dilakukan dengan wawancara berbasis tugas. Triangulasi dilakukan dengan
memberikan tugas yang ekuivalen kemudian diwawancara secara mendalam.
Analisiss data dilakukan dengan metode komparasi dengan memperhatikan aspek
kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan.
Hasil dari penelitiannya adalah semua level yaitu level 0, level 2, level 3,
level 4 terisi oleh subjek dengan karakteristik yang berbeda.
2. Penelitian oleh Tatag Yuli Eko Siswono dan I Ketut Budayasa
Tatag Yuli Eko Siswono dan I Ketut Budayasa (2006: 14)melakukan
penelitian dengan tujuan untuk mengimplementasi teori tentang tingkat berpikir
kreatif yang dikembangkan secara teoritis pada siswa SMP kelas VIII dan
untuk mendeskripsikan karakteristik proses berpikir kreatif siswa tersebut.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara berbasis tugas. Subjek
penelitian dipilih masing-masing 2 orang siswa kelas VIII dari SMP Negeri 5
Sidoarjo dan SMP Negeri 6 Sidoarjo. Hasilnya terbukti terdapat siswa
yang memiliki karakteristik tingkat berpikir kreatif pada tingkat 4, 1 dan 0.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 14 Surakarta kelas VII semester
genap tahun ajaran 2010/2011
B. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada semester genap, yaitu bulan Februari-Juni
2011. Waktu penelitian dibagi menjadi tiga tahap yaitu :
1. Tahap Persiapan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi
kegiatan permohonan pembimbing, pengajuan proposal penelitian, permohonan
ijin penelitian di SMP Negeri 14 Surakarta dan pembuatan instrumen. Kegiatan-
kegiatan tersebut dilaksanakan pada minggu ketiga bulan Februari sampai
minggu keempat bulan April. Pada tahap persiapan, peneliti juga melakukan
prasurvei terhadap 3 anak SMP kelas VIII. Prasurvei dilakukan dengan
memberikan soal yang berkaitan dengan materi Belahketupat dan Jajargenjang
dimana soal tersebut menuntut mereka untuk berpikir kreatif.
2. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pengambilan data.
Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai bulan Juni.
3. Tahap Pengolahan Data dan Penyusunan Laporan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah kegiatan analisis data
hasil penelitian, penarikan kesimpulan, penyusunan laporan hasil penelitian dan
konsultasi dengan pembimbing. Kegiatan ini mulai dilaksanakan pada kedua
bulan Juni sampai selesai.
C. Jenis Penelitian
Penelitian ini ditinjau dari jenisnya merupakan penelitian kualitatif.
Bogdan dan Taylor dalam Lexy J. Moleong (2008:4) mengungkapkan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
“Penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati.” Kembali menurut Lexy J. Moleong (2007:5), dalam penelitian
kualitatif metode yang biasa dimanfaatkan adalah metode wawancara,
pengamatan dan pemanfaatan dokumen.”
Lexy J. Moleong (2008: 8-11) sendiri berpendapat bahwa “Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang mempunyai ciri-ciri yaitu mempunyai latar
alamiah (konteks dari suatu keutuhan), manusia sebagai alat/instrumen,
menggunakan metode kualitatif, penyusunan teori subtantif berasal dari data,
bersifat deskriptif, lebih mementingkan proses dari pada hasil, adanya kriteria
khusus untuk keabsahan data, desain bersifat sementara dan hasil penelitian
merupakan kesepakatan bersama.”
Pada penelitian ini peneliti berusaha menganalisis TBK siswa kelas VII
Semester II SMP Negeri 14 Surakarta dalam memecahkan masalah matematika
pada materi pokok Jajargenjang dan Belahketupat.
D. Sumber Data
Data kualitatif lebih merupakan wujud kata-kata daripada angka-angka.
Lofland dalam Lexy J. Moleong (2007:157) mengungkapkan bahwa ”Sumber data
utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah
data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.” Sumber data pada penelitian ini
diperoleh hasil tes siswa pada materi Belahketupat dan Jajargenjang dan data hasil
wawancara dengan beberapa siswa yang telah mengerjakan tes.
E. Subjek Penelitian
Pada penelitian ini subjek penelitian tidak dipilih dari suatu populasi untuk
kepentingan generalisasi tetapi dipilih berdasarkan kriteria tertentu untuk
kepentingan terpenuhinya informasi yang dibutuhkan.
Subjek pada penelitian ini dipilih dari 14 orang yang memenuhi kriteria.
Kriteria tertentu tersebut antara lain yaitu orang memiliki kemampuan matematika
tinggi, sedang dan rendah. Dari 14 orang tersebut, 4 orang memiliki kemampuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
matematika tinggi, 6 orang memiliki kemampuan matematika sedang dan 4 orang
memiliki kemampuan matematika rendah. Untuk menentukan 14 orang yang akan
diberikan tes, peneliti berkonsultasi dengan guru matematika.
Dari 14 orang yang telah diberi tes tersebut kemudian akan dipilih orang-
orang yang menjadi subjek penelitian. Adapun langkah-langkah penentuan subjek
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Memeriksa pekerjaan tertulis orang
2. Menggolongkan pekerjaan tertulis orang kedalam TBK.
3. Subjek penelitian dipilih berdasarkan hasil pekerjaan yang diberikan
yaitu siswa-siswa yang sesuai dengan karakteristik TBK serta yang
memiliki karakteristik TBK yang secara umum dilmiliki orang lain.
Dari 14 oarang tersebut didapatkan 10 orang yang menjadi subjek
penelitian.
F. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode tes dan metode wawancara.
1. Metode Tes
Nana Sudjana (1989:35) menyatakan bahwa “Tes sebagai alat penelitian
adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapatkan
jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes
tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan).” Tes umumnya digunakan
untuk mengukur proses berpikir siswa, menilai hasil belajar siswa, terutama hasil
belajar kognitf berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan
tujuan pendidikan dan pengajaran. Ada dua macam jenis tes, yaitu tes uraian dan
tes obyektif. Tes uraian adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya
dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan,
memberikan alasan dan bentuk lain yang sesuai dengan tuntutan pertanyaan
dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri.
Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang tingkat
berpikir kreatif subjek secara tertulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
2. Metode Wawancara
Budiyono (2003:52) mengatakan bahwa “Metode wawancara atau
interview adalah pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan
antara peneliti dengan obyek penelitian/ responden.” Dalam hal ini,
pewawancara mengadakan percakapan sedemikian sehingga pihak yang
diwawancarai bersedia terbuka mengeluarkan pendapatnya. Biasanya yang
diminta bukan kemampuan tetapi informasi mengenai sesuatu. Pada penelitian
ini metode wawancara dilakukan pada siswa, untuk menggali informasi dari
subyek penelitian tentang proses berpikir siswa dalam memahami materi pokok
Jajargenjang dan Belahketupat. Wawancara dalam penelitian ini merupakan
wawancara tak terstruktur.
Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang tingkat
berpikir kreatif subjek secara lisan.
G. Instrumen Bantu Penelitian
1. Instrumen Bantu Penelitian Pertama (Instrumen Tes)
Dalam penelitian ini digunakan tes uraian untuk mengetahui sampai sejauh
mana tingkat proses berpikir kreatif siswa dalam dalam memecahkan masalah
matematika pada materi pokok bangun datar Jajargenjang dan Belahketupat. Tes
uraian dalam penelitian ini terdiri dari lima soal yang berkaitan dengan
Jajargenjang dan Belahketupat.
Instrumen ini sebelum digunakan dilakukan analisis secara oleh dosen
pendidikan matematika yang berpengalaman untuk menguji apakah instrumen ini
benar-benar dapat mengungkap bagaimana siswa berpikir kreatif. Analisis
dilakukan dengan menentukan apakah kecocokan isi, konstruksi kalimat dan
bahasa yang digunakan dalam instrumen memenuhi criteria validitas. Kriteria
validitas yang digunakan adalah jika sekurang-kurangnya 2 dari 3 validator
menyetujui bahwa dari segi isi, kontuksi kalimat, bahasa yang digunakan dalam
tiap-tiap butir soal dapat mengungkap bagaimana siswa berpikir kreatif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Instrumen terdiri dari 5 soal yang divalidasi oleh 3 dosen. Pemilihan dosen
pendidikan matematika sebagai pakar untuk dimintai tanggapannya karena
mereka memiliki pengasaan secara konseptual tentang materi geometri.
Validasi diberikan dengan mengacu pada lembar validasi yang memuat
sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan kecocokan materi untuk mengungkap
bagaimana siswa berpikir kreatif.
Analisis tes dengan memeriksa kebenaran jawaban yang dibuat siswa,
kemudian melihat aspek kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan dari pemecahan
masalah yang dibuat.
2. Instrumen Bantu Penelitian Kedua (Instrumen Wawancara)
Teknik wawancara yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik
wawancara tak terstruktur. Pertanyaan disesuaikan dengan keadaan responden
dengan terlebih dahulu peneliti membuat pedoman wawancara yang berisi butir-
butir pertanyaan yang akan ditanyakan ketika wawancara. Pedoman wawancara
tidak divalidasikan kepada validator.
Analisis hasil wawancara dilakukan dengan memperhatikan kata kunci
yang mengindikasikan aspek-aspek berpikir kreatif kemudian dilakukan
pengkodean sesuai indikator tingkat berpikir yang ditetapkan dan disimpulkan
karakteristik yang muncul.
H. Validitas Data
Salah satu cara untuk memperoleh keabsahan data adalah dengan
triangulasi data. Denzim dalam Lexy J. Moleong (2007: 330) membedakan
triangulasi menjadi empat macam teknik yaitu triangulasi sumber, peneliti, teori,
dan metode. Teknik triangulasi yang digunakan pada penelitian ini adalah
triangulasi metode. Triangulasi metode dilakukan dengan membandingkan data
yang dikumpulkan dengan menggunakan metode tes dan wawancara.
Pada penelitian ini, triangulasi dilakukan dengan membandingkan hasil
tes tertulis siswa dengan hasil wawancara siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
I. Analisis Data
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif sehingga data dianalisis
secara non statistik. Bogdan dan Biklen dalam Lexy J. Moleong (2004: 248)
mengemukakan bahwa “Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan
dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya
menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan
pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa
yang dapat diceritakan kepada orang lain.”
Langkah analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan dalam tiga
tahap yaitu:
1. Reduksi data
Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi
data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan-kesimpulan finalnya
dapat ditarik dan diverifikasi. Proses reduksi data bertujuan untuk menghindari
penumpukan data atau informasi yang diperoleh. Setelah direduksi, data akan
memberi gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan dan
mempermudah peneliti untuk mencari kembali data yang diperoleh bila
diperlukan.
2. Penyajian data
Penyajian data dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk menyusun
sekumpulan informasi yang telah diperoleh di lapangan dengan menyajikan data
tersebut secara jelas dan sistematis sehingga akan memudahkan peneliti dalam
mengambil keputusan. Penyajian data dapat berupa kalimat yang sistematis,
matriks, grafik, jaringan atau bagan. Penyajian data dalam penelitian ini adalah
penyajian data hasil tes, hasil wawancara, dan hasil triangulasi data.
3. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan didasarkan atas sajian data dengan tujuan untuk
memperoleh kesimpulan TBK siswa dalam memahami materi Jajargenjang dan
Belahketupat.
(Milles dan Huberman, 1992: 16)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
J. Teknik Analisis Data
Proses analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
1. Analisis data tertulis
Analisis data tertulis dilakukan dengan langkah :
a. Memeriksa pekerjaan siswa berdasarkan aspek kebenaran, kefasihan,
fleksibilitas dan kebaruan jawaban.
b. Menarik kesimpulan sifat-sifat yang muncul dari subjek dimana sifat
tersebut berkaitan dengan karakteristik TBK berdasarkan data pemeriksaan
pekerjaan siswa yang telah dihasilkan.
2. Analisis data hasil wawancara
Analisis data hasil wawancara dilakukan dengan langkah :
a. Mereduksi data yaitu kegiatan yang mengacu pada proses penyederhanaan
data, hal ini dilakukan dengan meniadakan beberapa jawaban siswa yang
tidak berperan signifikan pada penarikan kesimpulan TBK siswa.
b. Memperhatikan kata kunci dalam wawancara yang mengindikasikan sifat-
sifat yang berkaitan dengan karakterisitik berpikir kreatif.
c. Menarik kesimpulan sifat-sifat yang muncul dari subjek dimana sifat
tersebut berkaitan dengan karakteristik TBK berdasarkan langkah
sebelumnya.
Hasil analisis data tertulis dan analisis hasil wawancara dibandingkan/
ditriangulasikan untuk mendapatkan data yang valid. Data yang valid tersebut
digunakan untuk mengetahui karakteristik TBK siswa.
K. Prosedur penelitian
Prosedur penelitian adalah sekumpulan langkah secara urut dari awal
hingga akhir yang digunakan dalam penelitian agar penelitian berjalan lancar dan
sistematis. Berikut adalah prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini.
1. Penyusunan proposal penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
2. Permohonan izin ke lembaga terkait
3. Penyusunan instrumen penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk soal
tes uraian dan pedoman wawancara. Langkah-langkah yang dilakukan pada
penyusunan instrument penelitian adalah sebagai berikut.
a. Menyusun soal tes uraian yang terkait dengan materi Jajargenjang dan
Belahketupat.
b. Menyusun pedoman wawancara.
c. Melakukan uji validitas isi soal tes uraian yang telah dibuat dengan bantuan
validator.
4. Pelaksanaan penelitiaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Dianalisis Dianalisis
Ditriangulasi
Keterangan :
: Dibandingkan dengan karakteristik TBK dalam teori
Gambar 3 : Prosedur Penelitian
Karakteristik sesuai dengan
karakteristik TBK yang ada
Karakteristik tidak sesuai
dengan karakteristik TBK
yang ada
TBK subjek ke-i Temuan lain
Dites Diwawancara
Hasil Sama
Subjek ke-i
Hasil berbeda
Drop
Karakteristik subjek yang muncul dari hasil tes
Karakteristik subjek yang muncul dari hasil wawancara
Hasil Tes Hasil Wawancara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Tes diberikan setelah materi Jajargenjang dan Belahketupat selesai diajarkan
kepada subjek penelitian. Soal tes yang diberikan merupakan tes uraian. Setelah
tes dilaksanakan, langkah selanjutnya adalah memeriksa hasil tes untuk
mengetahui jawaban siswa.
Subjek wawancara adalah sama dengan subyek penelitian yang
mengerjakan tes uraian.
5. Validasi data
Validasi data dilakukan dengan menggunakan teknik triangulasi metode
yaitu dengan membandingkan dan mencocokkan data hasil tes tertulis dan
wawancara siswa.
6. Analisis data
Analisis data dilakukan melalui tiga tahapan yaitu:
a. Reduksi data
Reduksi data pada penelitian ini dilakukan dengan meniadakan beberapa
informasi yang tidak berperan signifikan dalam pengambilan kesimpulan.
b. Penyajian data
Penyajian data pada penelitian ini adalah penyajian data hasil analisis tes
tertulis, data hasil analisis hasil wawancara dan data hasil triangulasi antara
data yang didapatkan dari hasil analisis tes tertulis dan wawancara.
c. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan data hasil triangulasi.
7. Penyusunan laporan penelitian
(Suharsimi Arikunto, 2002)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
165
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data terhadap subjek kelas VII Semester II di
SMP Negeri 14 Surakarta yang mengacu pada pertanyaan penelitian maka
simpulan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ditemukan TBK pada subjek kelas VII Semester II di SMP Negeri 14
Surakarta yaitu TBK 0, 1, 2, 3 dan satu temuan lain yaitu TBK peralihan antara
TBK 1 dan TBK 2.
2. Perincian TBK masing-masing subjek kelas VII Semester II di SMP Negeri 14
Surakarta adalah sebagai berikut:
Inisial Subjek Kemampuan
Matematika (Domain)
Tingkat Nama Tingkat
1. DK 1. RENDAH 0 Tidak Kreatif
1. IHS
2. DVD
3. VND
4. ERL
1. RENDAH
2. SEDANG
3. TINGGI
4. SEDANG
1 Kurang Kreatif
1. KKH 1. SEDANG Peralihan 1 ke
2
1. ABD
2. RST
3. RZM
1. SEDANG
2. RENDAH
3. TINGGI
2 Cukup Kreatif
1. FR 1. TINGGI 3 Kreatif
3. Melalui analisis terhadap karakteristik TBK, maka didapatkan karakteristik
dari subjek kelas VII Semester II di SMP Negeri 14 Surakarta pada masing-
masing TBK adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
166
a. Karakteristik subjek TBK 0:
Subjek tidak memiliki kefasihan dalam menyelesaikan masalah (tidak
mampu memberikan alternatif jawaban).
b. Karakteristik subjek TBK 1:
Subjek memiliki kefasihan dalam menyelesaikan masalah walaupun
jawaban yang dihasilkan tidak baru. Subjek tidak mampu memunculkan
penyelesaian yang berbeda dari kebiasaan umum. Subjek fasih dalam
membuat pertanyaan walaupun pertanyaan yang dibuat tidak baru. Subjek
fleksibel dalam membuat pertanyaan walaupun pertanyaan yang dibuat
tidak baru. Subjek tidak mampu membuat alternatif jawaban dari
pertanyaan yang sudah dibuat sendiri oleh subjek
c. Karakteristik subjek TBK Peralihan TBK 1 ke TBK 2:
Subjek memiliki kefasihan dalam menyelesaikan masalah walaupun
jawaban yang dihasilkan tidak baru. Subjek tidak mampu memunculkan
penyelesaian yang berbeda dari kebiasaan umum. Subjek fasih dalam
membuat pertanyaan. Subjek mampu mengkontruksi pertanyaan baru.
d. Karakteristik subjek TBK 2:
Subjek memiliki kefasihan dalam menyelesaikan masalah, walaupun
jawaban yang dihasilkan tidak baru. Subjek mampu menunjukan jawaban
yang beragam akan tetapi untuk mendapatkan jawaban beragam tersebut
subjek tidak mampu menunjukan cara yang berbeda dari semua jawaban
yang dihasilkan (tidak fleksibel). Subjek mampu memunculkan
penyelesaian yang berbeda dari kebiasaan umum walaupun tidak dengan
fleksibel. Subjek fasih dalam membuat pertanyaan walaupun pertanyaan
yang dibuat subjek tidak baru. Subjek fleksibel dalam membuat pertanyaan
walaupun pertanyaan yang dibuat subjek tidak baru. Subjek tidak mampu
membuat alternatif jawaban dari pertanyaan yang sudah dibuat sendiri oleh
subjek
e. Karakteristik subjek TBK 3:
Subjek memiliki kefasihan dalam menyelesaikan masalah walaupun
jawaban yang dihasilkan tidak baru. Subjek mampu menunjukan jawaban
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
167
yang beragam akan tetapi untuk mendapatkan jawaban beragam tersebut
subjek tidak mampu menunjukan cara yang berbeda dari semua jawaban
yang dihasilkan (tidak fleksibel). Subjek mampu memunculkan ide yang
berbeda dari kebiasaan umum saat menyelesaikan masalah wialaupun
tidak dengan fleksibel. Subjek fasih dalam membuat pertanyaan.Subjek
fleksibel dalam membuat pertanyaan. Subjek mampu mengkontruksi
pertanyaan yang “baru”. Subjek tidak mampu membuat alternatif jawaban
dari pertanyaan yang sudah dibuat sendiri oleh subjek
4. Pada penelitian ini didapatkan temuan lain yaitu ditemukannya subjek pada
TBK peralihan TBK 1 ke TBK 2.
B. IMPLIKASI
Berdasarkan hasil penelitian yang telah disebutkan pada bab lima bagian
kesimpulan, dapat dikemukakan implikasi secara teoritis dan praktis sebagai
berikut.
1. Implikasi Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar pengembangan
penelitian selanjutnya.
2. Implikasi Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru sebagai bahan
pertimbangan untuk mengetahui sejauh mana tingkat berpikir kreatif siswa.
C. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah disebutkan pada bab V bagian
simpulan, dapat dikemukakan saran untuk siswa, guru maupun peneliti
sebagai berikut.
1. Bagi Siswa
a. Setelah siswa mengetahui tingkat berpikir kreatifnya, maka diharapkan
siswa dapat meningkatkan TBK siswa dengan lebih banyak berlatih soal
yang dapat melatih untuk memecahan masalah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
168
b. Siswa sebaiknya memperkaya pengetahuannya dengan mencari sumber
belajar lain selain yang diberikan guru.
2. Bagi Guru pengampu Matematika
a. Setelah guru mengetahui TBK siswanya, maka diharapkan guru dapat
meningkatkan TBK siswa dengan lebih banyak melakukan pembelajaran
yang memberi kesempatan siswa untuk meningkatkan kreatifitas siswa.
b. Setelah guru mengetahui TBK siswanya, maka diharapkan guru
menerapkan pembelajaran yang bersifat konstruktivisme.
3. Bagi Peneliti
a. Peneliti lain dapat melakukan PTK di instansi yang sama dan materi pokok
yang sama untuk melihat apakah ada peningkatan kreatifitas siswa.
b. Peneliti lain dapat meneliti TBK siswa jika ditinjau dari suatu aspek.
c. Peneliti lain dapat meneliti TBK siswa di instansi yang berbeda.