Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT
( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011)
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat
Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun oleh:
PAUL VICKO OKTOVIANUS
NIM. F0108099
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ABSTRAKSI
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT
(Studi kasus pada PT. BPR Nguter Solo: 2009-2011)
PAUL VICKO OKTOVIANUS NIM. F0108099
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan bank salah satu bpr di kota solo yaitu PT. BPR Nguter Solo. Adapun data yang digunakan berupa laporan keuangan BPR Nguter tahun 2009-2011 dan wawancara kepada direksi bank terkait. Sebagai acuan digunakan ketetapan Peraturan Bank Indonesia yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia sebagai Bank Sentral. Tingkat kesehatan bank dapat diketahui dengan metode CAMEL.
Hasil perhitungan tersebut menunjukkan tingkat kesehatan PT BPR Nguter tergolong dalam kategori sehat. Faktor permodalan, faktor kualitas aktiva produktif, dan faktor likuiditas selama periode tahun 2009- 2011 menunjukkan hasil yang sangat bagus, dengan nilai kredit sebesar 100, dan berpredikat sehat. Faktor manajemen dan faktor rentabilitas selama tahun 2009-2011 mengalami penurunan, tetapi manajemen telah mampu memperbaiki dan meningkatkan pada tahun 2009. Walaupun demikian, secara keseluruhan, tingkat kesehatan BPR Nguter Surakarta pada tahun 2009-2011 ditinjau dari faktor kesehatan bank dan penilaian kesehatan Bank Umum dapat dikatakan sehat.
Saran yang dapat dikemukakan sehubungan dengan penelitian ini adalah (1) peningkatan pada semua faktor-faktor permodalan dengan penerbitan saham baru penjualan obligasi (2) peningkatan aktiva produktif, dengan memperkecil kredit bermasalah dan penanaman aktiva produktif (3) peningkatan manajemen dengan meningkatkan kepatuhan kepada BI serta menjaga reputasi dan hubungan baik dengan nasabah (4) peningkatan rentabilitas, dengan cara meningkatkan pendapatan dan memperkecil beban operasional (5)peningkatan likuiditas, dengan cara mengurangi pasiva lancer dan jalan melakukan pinjaman jangka panjang sekaligus membuat budget kas. Bank bisa masuk PUAB untuk mendapat pinjaman, melakukan transaksi repot dengan mengagunkan aset seperti Surang Utang Negara atau Sertifikat Bank Indonesia ke BI.
Kata kunci: Laporan Keuangan, Kesehatan Bank, Analisis CAMEL, Predikat Kesehatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
ABSTRACT
ANALYSIS OF HEALTH LEVEL IN MASS CREDITAL BANK
(Case Study in PT. BPR Nguter Solo: 2009-2011)
PAUL VICKO OKTOVIANUS NIM. F0108099
This research aimed to detect bank’s health level in one of bpr in Solo City that is BPR Nguter Solo. The database used is finance report of BPR Nguter in 2009-2011 period and interview to the bank director. As a reference used the determination Indonesia Bank Regulation that have been decided of Indonesia Bank as Central Bank. The bank’s health level can be known with CAMEL method.
The result of that calculation shows health level in BPR Nguter appertain in the health condition. Capital factors,productive asset quality factors,and the liquidity factors during 2009-2011 periods shows the excellent conditions with the credit value as 100 and predicated health. Management factors and earning factors during 2009-2011 periods has descreased but the management has been able to improve and increase in 2009. Although thus on totally,health level in BPR Nguter Surakarta observed into bank health level and assessment Common Bank health can be said that’s health.
Advise that can be suggested in connection with this research is (1) an increase in all factors of capital by issuing new shares of the bond sale (2) an increase in earning assets, to reduce non-performing loans and investment earning assets (3) increased with increasing adherence to the management of BI and maintain the reputation and good relations with customers (4) increase profitability by increasing revenue and reducing operating expenses (5) an increase in liquidity, by reducing liabilities lancer and the way to borrow long term and make the cash budget. Interbank Bank can go to get a loan, make a deal with the hassle of assets such as mortgages Surang Bond or Certificate of Bank Indonesia to BI.
Key words: Financial Statements, Health Bank, CAMEL Analysis, Health Predicate
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini aku persembahkan untuk:
· Papi JC, you are my everything in my life.
· Untuk ibu dan bapakku tercinta,orang tua terhebat yang selalu ada
untukku. Terimakasih atas semua kasih sayang,
bimbingan,doa,dukungan,perhatian, kesabaran dan pengertiaannya selama
ini.
· My Brother. Terima kasih sudah menjadi kakak yang mau membimbing
adikmu ke arah yang lebih takut akan Tuhan.
· Kekasih hatiku qPutriaji. Terima kasih sudah sabar menemani dan bantu
aku selama pengerjaan skripsi ini.
· Teman-teman pelayananan mahasiswa Perkantas Solo. Terima kasih atas
doa dan dukungannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
HALAMAN MOTTO
Sebagian besar hal penting di dunia diraih oleh orang-orang yang terus mencoba
ketika tampak tak ada harapan sama sekali.
(Dale Carnegie)
Setiap hari lakukan sesuatu yang membuat anda lebih dekat ke hari esok yang
lebih baik
(Doug Firebaugh)
Energi dan kegigihan menaklukan segalanya
(Benjamin franklin)
Optimisme artinya mengharapkan yang terbaik, tapi percaya pada diri sendiri
(Benjamin franklin)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
KATA PENGANTAR
Puji Tuhan kepada Yesus Kristus atas segala pertolongan dan
karuniaNya yang melimpah, sehingga penulis dapat meyelesaikan skripsi
ini dengan judul “ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK
PERKREDITAN RAKYAT” (Studi Kasus PT. BPR Nguter Solo: 2009-
2011). Adapun skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan untuk
mencapai gelar Sarjana Ekonomi Pembangunan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini banyak sekali kendala yang penulis
hadapi. Namun seeiring dengan berlalunya waktu serta usaha yang tidak
kenal lelah , kendala yang muncul bisa teratasi. Tidak lupa penulis
menghaturkan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang secara langsung maupun tidak langsung memberikan bantuannya
sehingga skripsi ini bisa diselesaikan.
Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Siti Aisyah T.R, S.E, M.Si, selaku dosen pembimbing yang
dengan sabar dan bijak telah meluangkan waktu, tenaga, dan
pikiran dalam membimbing dan memberikan masukan yang berarti
dalam penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Wisnu Untoro, Ms, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang secara langsung maupun
tidak langsung telah banyak membantu penulis selama menuntu
ilmu di Fakultas Ekonomi UNS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
3. Bapak Drs. Supriyono, MEP, selaku Ketua Jurusan Ekonomi
Pembangunan di Fakultas Ekonomi UNS.
4. Bapak Drs. Sutomo, M.Si, selaku Pembimbing Akademik yang
telah banyak memberikan arahan dan bimbingan.
5. Bapak Sri Dadi Wibowo, selalu Komisaris PT. BPR Nguter
Surakarta yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan
skripsi.
6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta beserta seluruh staff dan karyawan yang
telah memberikan bimbingan, arahan dan pelayanan kepada
penulis.
7. Bapak dan Ibuku tercinta yang senantiasa membiayai dan
memberikan fasilitas-fasilitas selama menuntut ilmu dari kecil
hingga sekarang.
8. Kakakku (Vector) dan seluruh keluarga tercinta yang memberikan
dukungan dan semangat.
9. Anak-anak pelayanan Mahasiswa Perkantas Solo, pelayanan dan
canda tawa saat bersama kalian tak pernah kulupakan.
10. Teman-teman seperjuangan EP Reguler 2008, Himpunan
Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan (HMJEP) tetap
kompak ,semangat dan lanjutkan terus.
11. Teman-teman Joko, Jaka, Hanafi,Ali, Ridwan, Aris,Isnan, canda
tawa saat bersama kalian tak pernah kulupakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu baik secara
langsung maupun tidak atas bantuannya kepada penulis hingga
terselesaikannya penelitian ini.
Semoga skripsi ini bisa memberikan kontribusi yang berarti bagi
perkembangan ilmu pengetahuan. Saran serta kritik akan penulis
terima,sebagai bahan evaluasi bagi penulis.
Surakarta, Agustus 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
ABSTRAKSI ......................................................................................................... ii
ABSTRACT .......................................................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. v
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ........................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xv
I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .................................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 7
A. Bank dan Fungsinya ............................................................................ 7
1. Pengertian Bank .............................................................................. 7
2. Jenis Bank Berdasarkan Fungsinya ............................................... 7
3. Fungsi Bank .................................................................................... 8
B. Bank Perkreditan Rakyat ..................................................................... 9
1. Sejarah Singkat BPR ...................................................................... 9
2. Definisi ............................................................................................ 10
3. Kegiatan Usaha BPR ...................................................................... 10
4. Ketentuan-Ketentuan Pokok BPR ................................................. 11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
C. Konsep dan Rasio CAMEL ................................................................. 17
D. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 22
E. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 24
III. METODE PENELITIAN ................................................................................ 25
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................... 25
B. Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 25
C. Definisi Operasional Variabel ............................................................. 27
D. Metode Analisis Data .......................................................................... 29
E. Interprestasi Pemecahan Masalah ....................................................... 37
IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................................ 39
A. Gambaran Umum Perusahaan ............................................................ 39
1. Penjelasan Umum ........................................................................... 39
2. Visi dan Misi ................................................................................... 40
3. Perijinan dan Legalitas Usaha ....................................................... 40
4. Kepemilikan Saham ....................................................................... 41
5. Permodalan ..................................................................................... 41
6. Susunan Pengurus ........................................................................... 42
B. Analisis Data ........................................................................................ 46
1.Perhitungan CAMEL PT. BPR Nguter Surakarta Tahun 2009 ..... 46
a. Capital Adequancy ................................................................... 46
b. Asset Quality ............................................................................ 48
c. Management ............................................................................. 51
d. Earning ...................................................................................... 53
e. Liquidity ................................................................................... 55
2.Perhitungan CAMEL PT. BPR Nguter Surakarta Tahun 2010 .... 59
a. Capital Adequancy ................................................................... 59
b. Asset Quality ............................................................................ 61
c. Management ............................................................................. 64
d. Earning ...................................................................................... 65
e. Liquidity ................................................................................... 67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
3. Perhitungan CAMEL PT. BPR Nguter Surakarta Tahun 2011 .... 71
a. Capital Adequancy ................................................................... 71
b. Asset Quality ............................................................................ 73
c. Management ............................................................................. 76
d. Earning ...................................................................................... 77
e. Liquidity ................................................................................... 79
Pembahasan ............................................................................................... 83
V. Penutup ........................................................................................................ 87
A. Kesimpulan ............................................................................................ 87
B. Saran ...................................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 90
LAMPIRAN .......................................................................................................... 92
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel
1.1. Perkembangan BPR di Provinsi Jawa Tengah ........................................ 2
2.1. Sejarah Singkat Berdirinya BPR .............................................................. 9
2.2. Nomor Nilai Kredit Predikat .................................................................... 21
2.3. Faktor dan Komponen Nomor Nilai Kredit Predikat .............................. 21
3.1. Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan
Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan.................................................... 31
3.2. Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Rasio PPAYD ................... 32
3.3. Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Kualitas Aktiva Produktif.. 32
3.4. Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Faktor Manajemen ............ 33
3.5. Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan
Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional.................. 35
3.6. Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan
Rasio Alat Likuid Terhadap Hutang Lancar ............................................ 36
3.7. Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan
Rasio Kredit Terhadap Dana yang Diterima ........................................... 37
3.8. Kategori Tingkat Kesehatan Bank ........................................................... 37
3.9. Kategori Bobot dan Komponen Tingkat Kesehatan Bank ...................... 38
4.1. Pemegang Saham PT. BPR Nguter Surakarta ......................................... 42
4.2. Perhitungan Rasio Modal Tahun 2009 ..................................................... 47
4.3. Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif Tahun 2009 ............................... 49
4.4. Penghitungan Penyisihan Penghapusan
Aktiva Produktif (PPAP) Tahun 2009 ..................................................... 50
4.5. Perhitungan Manajemen Tahun 2009 ...................................................... 52
4.6. Perhitungan Rentabilitas Tahun 2009 ...................................................... 53
4.7. Perhitungan Rata-Rata Faktor Likuiditas Tahun 2009 ........................... 55
4.8. Perhitungan Jumlah Dana yang Diterima ................................................ 57
4.9. Perhitungan Faktor LDR ........................................................................... 57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
4.10. Perhitungan Rasio Modal Tahun 2010 .................................................. 59
4.11. Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif Tahun 2010 ............................. 61
4.12. Penghitungan Penyisihan Penghapusan
Aktiva Produktif (PPAP) Tahun 2010 ................................................... 62
4.13. Perhitungan Manajemen Tahun 2010 .................................................... 64
4.14. Perhitungan Rentabilitas Tahun 2010 .................................................... 65
4.15. Perhitungan Rata-Rata Faktor Likuiditas Tahun 2010 ......................... 67
4.16. Perhitungan Jumlah Dana yang Diterima Tahun 2010 ......................... 69
4.17. Perhitungan Faktor LDR Tahun 2010 .................................................... 69
4.18. Perhitungan Rasio Modal Tahun 2011 .................................................. 71
4.19. Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif Tahun 2011 ............................. 73
4.20. Penghitungan Penyisihan Penghapusan
Aktiva Produktif (PPAP) Tahun 2011 ................................................... 74
4.21. Perhitungan Manajemen Tahun 2011 .................................................... 76
4.22. Perhitungan Rentabilitas Tahun 2011 .................................................... 77
4.23. Perhitungan Rata-Rata Faktor Likuiditas Tahun 2011 ......................... 79
4.24. Perhitungan Jumlah Dana yang Diterima Tahun 2011 ......................... 81
4.25. Perhitungan Faktor LDR Tahun 2011 .................................................... 81
4.26. Perbandingan Rasio Penilaian Tingkat Kesehatan Bank ...................... 83
4.27. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank ........................................................ 86
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ....................................................... 24
Gambar 3.1 Struktur Susunan Pengurus PT BPR Nguter Solo ........................... 45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bank adalah lembaga intermediasi keuangan yang memiliki
tanggung jawab dalam pengelolaan dananya untuk mendukung kestabilan
sistem keuangannya. Pengelolaan dana tersebut harus ditunjang dengan
kegiatan usaha bank seperti penarikan simpanan maupun permintaan
kredit yang mampu menjaga agar spread bank tidak mencapai posisi
negatif. Pengelolaan dana ditunjukkan pula untuk menjaga kestabilan
likuiditasnya agar tetap mampu menyediakan dana untuk memenuhi
kegiatan usaha bank tersebut.
UU No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan dituliskan menurut
jenisnya bank terdiri dari Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat
(BPR). Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang
dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran
(Peraturan Bank Indonesia No. 8/26/PBI/2006). BPR sebagai lembaga
perantara keuangan (financial intermediary) yang menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk
kredit, BPR harus menjaga kepercayaan yang diberikan masyarakat dalam
mengelola dana mereka. Perwujudan dari kesungguhan BPR dalam
mengelola dana masyarakat adalah dengan menjaga kesehatan kinerjanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
karena kesehatan kinerja sangat penting bagi suatu lembaga usaha. Dengan
mengetahui tingkat kesehatan saja, para stakeholders dapat dengan mudah
menilai kinerja lembaga tersebut.
Kebijakan- kebijakan di sektor keuangan sejak 1 Juni 1983 telah
mendorong dunia perbankan untuk berkembang dengan pesat dari sisi
jumlah bank, jumlah kantor bank sampai ke jumlah BPR. Berdasarkan
Data Statistik Perbankan Indonesia Tahun 2007-2011, Bank Indonesia
mencatat perkembangan jumlah BPR dan Kantor BPR di Jawa Tengah
yang semakin meningkat seperti terlihat pada tabel 1.1 yaitu:
Tabel 1.1 Perkembangan BPR di Provinsi Jawa Tengah
Bank Perkreditan Rakyat 2007
2008
2009
2010
2011
Jumlah Bank 326 298 - 264 263
Jumlah Kantor 660 689 - 718 723
Sumber : Laporan Bank Indonesia, 2012
Berdasarkan tabel 1.1 bisa dilihat bahwa jumlah bank perkreditan
rakyat (BPR) terus mengalami penyusutan dari waktu ke waktu. Terus
berkurangnya jumlah BPR tersebut menunjukkan indikasi industri ini
dikategorikan sebagai BPR-BPR yang tidak sehat. Namun, di sisi lain,
kinerja BPR secara industri terus mengalami pertumbuhan, oleh karena itu
dalam melakukan aktivitas operasionalnya, pihak bank dituntut dan harus
melakukan suatu manajemen perbankan yang profesional agar bank tetap
dalam kondisi sehat. Perbankan Indonesia sebagian besar masih
menggantungkan sumber pendapatannya dari sektor kredit, sedangkan
resiko timbulnya kredit bermasalah selalu mengancam industri perbankan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Perkembangan BPR di Jawa Tengah yang sangat pesat seharusnya
juga diikuti oleh sumber daya manusia sebagai pengelola lembaga
tersebut. Sumber daya manusia penting sehubungan dengan
keberlangsungan usaha lembaga ini yang memiliki peran sangat penting
dalam membantu meningkatkan perekonomian nasional. Harapan
pemerintah BPR dapat memberikan kontribusi dan berperan aktif dalam
menata perekonomian nasional yang lebih baik dengan ikut menunjang
modernisasi pedesaan dan memberikan bagi golongan ekonomi menengah
ke bawah yang bergerak dalam Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM).
Banyaknya BPR di Jawa Tengah mengakibatkan persaingan yang
kurang sehat. Seringkali manajemen BPR mengambil jalan pintas dalam
memenangkan persaingan, salah satunya adalah kelonggaran-kelonggaran
yang diberikan kepada nasabah dalam pengajuan kredit. Persaingan dalam
penyaluran kredit mendorong perlombaan dalam kecepatan proses
pemutusan pemberian kredit, sehingga aspek-aspek analisis kredit
cenderung dilakukan secara terburu-buru. Kemudahan pemutusan
pemberian kredit akan menyebabkan masalah kredit macet yang dapat
mengakibatkan bank menjadi tidak sehat.
Pemerintah menegaskan pentingnya penilaian tingkat kesehatan
bank yang dituangkan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor
10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 pasal 29 ayat 2 yang
menyatakan bahwa bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai
dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas asset, kualitas manajemen,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
likuiditas, rentabilitas, solvabilitas dan aspek lain yang berhubungan
dengan usaha bank, dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan
prinsip kehati-hatian.
Bank Indonesia selaku pembina dan pengawas bank juga
mengeluarkan peraturan mengenai penilaian kinerja BPR yang tertuang
dalam SK DIR BI No.30/12/KEP/DIR/1997 tanggal 30 April 1997 yang
didasarkan pada lima indikator penilaian yaitu: Capital, Assets,
Management, Earning dan Liquidity (CAMEL). Pada metode CAMEL ada
batasan-batasan yang telah ditentukan oleh Bank Indonesia adalah tentang
seberapa besar prosentase kinerja keuangan yang memenuhi persyaratan
bank tersebut untuk dinyatakan sehat, serta tidak membahayakan/
merugikan pihak-pihak yang berkepentingan.
Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 1998 tanggal 14 Mei 1998
menjelaskan bahwa PT BPR Nguter Surakarta merupakan lembaga
perbankan milik swasta yang kegiatan usahanya melaksanakan dan
memperluas pemberian pinjaman bagi pedagang, pengusaha golongan
ekonomi lemah yang produktif dan pegawai negeri maupun swasta serta
para bakul di pasar-pasar, petani, nelayan. Pemberian pinjaman kredit oleh
pihak BPR tersebut diharapkan masyarakat ekonomi lemah dan menengah
dapat memanfaatkannya untuk mendapatkan kredit guna menjalankan
usahanya sehingga taraf hidup masyarakat dapat meningkat.
Peningkatan asset yang baik saat ini juga tetap harus selalu disikapi
oleh pihak managemen PT BPR Nguter Surakarta, BPR ini tetap harus
lebih berhati-hati dalam menganalisis pemberian kredit. Kesungguhan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
dalam menerapkan prosedur pemberian kredit yang sesuai dengan
peraturan yang telah ditentukan adalah mutlak dilakukan agar terhindar
dari permasalahan yang dahulu pernah BPR ini alami yaitu tingginya
kredit macet yang dapat mengakibatkan bank menjadi tidak sehat. Tingkat
kesehatan perbankan penting artinya untuk meningkatkan efisiensi dalam
menjalankan usahanya sehingga kemampuan untuk memperoleh
keuntungan dapat ditingkatkan dan menghindari adanya potensi
kebangkrutan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti
“Analisis Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat “ ( Studi Kasus di
PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011).
B. Perumusan Masalah
Latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam
penelitian ini sebagai berikut:
Bagaimana tingkat kesehatan bank PT. BPR Nguter Kota Solo
menurut perhitungan metode Camel?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang diangkat , maka tujuan penelitian ini adalah:
Mengetahui tingkat kesehatan bank PT. BPR Nguter Kota Solo
menurut perhitungan metode Camel.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi pihak manajemen PT. BPR Nguter Kota Solo:
a. Memberikan masukan kepada PT. BPR Nguter agar dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan
kinerja bank.
b. Sebagai tolak ukur bagi perbaikan kinerja manajemen PT. BPR
Kota Solo dalam pengelolaan bank sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
2. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dan bisa
dikembangkan lebih lanjut oleh peneliti yang akan melakukan
penelitian dalam bidang atau masalah yang sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bank dan Fungsinya
1. Pengertian Bank
Berdasarkan UU No 10/ 1998, bank didefinisikan sebagai badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-
bentuk lainnya. Dewasa ini banyak sekali produk-produk yang diluncurkan
oleh berbagai bank untuk melayani kebutuhan masyarakat dalam
melakukan transaksi ekonomi. Penggunaan kartu kredit dan kartu debit
adalah salah satu bentuk transaksi ekonomi tersebut.
2. Jenis Bank Berdasarkan Fungsinya
a. Bank Sentral
Bank sentral yang dimaksud adalah Bank Indonesia.Bank
Indonesia adalah lembaga negara yang independen dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan
pemerintah dan atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara
tegas diatur dalam UU No.10/1998 tentang Perbankan.
b. Bank Umum
Pengertian bank umum menurut Peraturan Bank Indonesia No.
9/7/PBI/2007 adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Jasa yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
diberikan oleh bank umum bersifat umum, artinya dapat memberikan
seluruh jasa perbankan yang ada. Bank umum sering disebut bank
komersial (commercial bank).
c. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan
bank umum.
3. Fungsi Bank
Fungsi bank secara umum adalah menghimpun dana dari
masyarakat luas (funding) dan menyalurkan dalam bentuk pinjaman atau
kredit (lending) untuk berbagai tujuan. Tetapi sebenarnya fungsi bank
dapat dijelaskan dengan lebih spesifik seperti yang diungkapkan oleh
Susilo,Triandaru, dan Santoso (2006), yaitu sebagai berikut :
a. agent of trust (agen kepercayaan)
Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan,
baik dalam hal menghimpun dana maupun penyaluran dana.
b. agent of development (agen pengembangan)
Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, konsumsi ini tidak lain
adalah kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
c. agent of service (agen pelayanan)
Selain menghimpun dan menyalurkan dana, bank juga memberikan
penawaran jasa-jasa perbankan yang lain kepada masyarakat seperti
jasa pengiriman uang , jasa penitipan barang berharga, dll.
B. Bank Perkreditan Rakyat
1. Sejarah Singkat Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Berawal dari keinginan untuk membantu para petani, pegawai, dan
buruh untuk melepaskan diri dari jerat pelepas uang (rentenir) yang
memberikan kredit dengan bunga tinggi, lembaga perkreditan rakyat mulai
didirikan. Sekilas dapat dipaparkan runtutan sejarah BPR:
Tabel 2.1 Sejarah Singkat Berdirinya BPR
Abad ke-19 dibentuk Lumbung Desa, Bank Desa, Bank Tani, dan Bank Dagang Desa.
Pasca kemerdekaan
Indonesia
didirikan Bank Pasar, Bank Karya Produksi Desa (BKPD)
awal 1970an didirikan Lembaga Dana Kredit Pedesaan (LDKP) oleh Pemerintah Daerah.
1988
Pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan Oktober 1988 (PAKTO 1988) melalui Keputusan Presiden RI No.38 yang menjadi momentum awal pendirian BPR-BPR baru. Kebijakan tersebut memberikan kejelasan mengenai keberadaan dan kegiatan usaha “Bank Perkreditan Rakyat” atau BPR
1992
Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang Perbankan, BPR diberikan landasan hukum yang jelas sebagai salah satu jenis bank selain Bank Umum. PP No.71/1992 Lembaga Keuangan Bukan Bank yang telah memperoleh izin usaha dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Sumber : Bank Indonesia (2004:11)
2. Definisi
Landasan Hukum BPR adalah UU No.7/1992 tentang Perbankan
sebagaimana telah diubah dengan UU No.10/1998. Dalam UU tersebut
secara tegas disebutkan bahwa BPR adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Kegiatan usaha BPR terutama ditujukan untuk melayani usaha-usaha kecil
dan masyarakat di daerah pedesaan. Bentuk hukum BPR dapat berupa
Perseroan Terbatas, Perusahaan Daerah atau Koperasi.
3. Kegiatan Usaha BPR
a. Kegiatan usaha yang dapat dilakukan BPR :
1) menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa
deposito berjangka, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu.
Menteri Keuangan dan lembaga-lembaga keuangan kecil seperti Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai, LPN, LPD, BKD, BKK, KURK, LPK, BKPD, dan lembagalembaga lainnya yang dipersamakan dengan itu dapat diberikan status sebagai BPR dengan memenuhi persyaratan dan tata cara yang ditetapkan untuk menjadi BPR dalam jangka waktu sampai dengan 31 Oktober 1997.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
2) memberikan kredit, Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat
Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito dan atau
tabungan pada Bank lain.
b. Kegiatan usaha yang tidak dapat dilakukan oleh BPR :
1) menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas
pembayaran.
2) melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing kecuali sebagai
pedagang valuta asing (dengan izin Bank Indonesia).
3) melakukan penyertaan modal.
4) melakukan usaha perasuransian.
4. Ketentuan-Ketentuan Pokok BPR
Pengaturan dan pengawasan BPR dilakukan oleh Bank Indonesia
sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 3 tahun 2004 tentang Bank
Indonesia. Kewenangan pengaturan dan pengawasan BPR oleh Bank
Indonesia meliputi kewenangan memberikan izin (right to license),
kewenangan untuk mengatur (right to regulate), kewenangan untuk
mengawasi (right to control) dan kewenangan untuk mengenakan sanksi
(right to impose sanction).
Pengaturan dan pengawasan BPR oleh Bank Indonesia diarahkan
untuk mengoptimalkan fungsi BPR sebagai lembaga kepercayaan
masyarakat yang ikut berperan dalam membantu pertumbuhan ekonomi
terutama di wilayah pedesaan. Dengan demikian pengaturan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
pengawasan BPR yang dilakukan disesuaikan dengan karakteristik
operasional BPR namun tetap menerapkan prinsip kehati-hatian bank
(prudential banking) agar tercipta sistem perbankan yang sehat.
a. Ketentuan Kelembagaan
1) Pendirian BPR
BPR hanya dapat didirikan dan dimiliki dengan izin Dewan
Gubernur Bank Indonesia oleh : Warga Negara Indonesia; Badan
hukum Indonesia yang seluruh pemiliknya warga negara Indonesia;
Pemerintah Daerah; atau Dua pihak atau lebih. Modal disetor untuk
mendirikan BPR : Rp 5.000.000.000,00 untuk BPR yang didirikan di
wilayah DKI Jakarta; Rp 2.000.000.000,00 untuk BPR yang didirikan
di wilayah ibukota provinsi di pulau Jawa dan Bali dan di wilayah
Kabupaten atau Kotamadya Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi; Rp
1.000.000.000,00 untuk BPR yang didirikan di ibukota provinsi di
luar pulau Jawa dan Bali dan di wilayah pulau Jawa dan Bali di luar
wilayah sebagaimana disebut dalam huruf a dan b; Rp 500.000.000,00
juta untuk BPR yang didirikan di wilayah lain di luar wilayah.
2) Kepemilikan BPR
Pemilik BPR adalah pihak-pihak yang (BI, 2004):
a) tidak termasuk dalam daftar orang-orang tercela di bidang
perbankan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
b) memiliki integritas, antara lain memiliki akhlak dan moral yang
baik, bersedia mematuhi peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan bersedia mengembangkan operasional BPR secara
sehat.
Sumber dana yang digunakan untuk kepemilikan BPR dilarang berasal
dari (BI,2004) :
a) pinjaman atau fasilitas pembiayaan dalam bentuk apapun dari bank
dan atau pihak lain (kecuali berasal dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah).
b) berasal dari dan untuk tujuan pencucian uang.
c) bagi pemegang saham pengendali, wajib memenuhi persyaratan
bahwa yang bersangkutan bersedia untuk mengatasi kesulitan
permodalan dan likuiditas yang dihadapi bank dalam menjalankan
kegiatan usahanya dan memenuhi persyaratan kelayakan keuangan
sesuai dengan ketentuan mengenai penilaian kemampuan dan
kepatutan (fit and proper test) BPR.
3) Kepengurusan BPR
Kepengurusan BPR terdiri dari Direksi dan Komisaris.
Anggota Direksi dan dewan Komisaris wajib memenuhi persyaratan
sesuai dengan ketentuan mengenai penilaian kemampuan dan
kepatutan (fit and proper test) BPR untuk menilai integritas,
kompetensi dan reputasi keuangan. Anggota Direksi paling sedikit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
berjumlah 2 orang dan memiliki sertifikat kelulusan dari lembaga
sertifikasi.
b. Ketentuan Kehati-Hatian Dalam BPR
1) Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)
Capital Adequacy Ratio menurut Dendawijaya (2000:122)
adalah ” Rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva
bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga,
tagihan pada bank lain ) ikut di biayai dari dana modal sendiri bank
disamping memperoleh dana–dana dari sumber–sumber di luar bank,
seperti dana dari masyarakat, pinjaman, dan lain–lain.
BPR diwajibkan untuk memenuhi rasio KPMM (CAR)
minimal 8% yang dihitung dari perbandingan antara Modal dengan
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Komponen modal
terdiri atas modal inti dan modal pelengkap dimana modal pelengkap
maksimum sebesar 100% dari modal inti.
Modal inti terdiri dari modal disetor, agio, dana setoran
modal, modal sumbangan, cadangan umum, cadangan tujuan, laba
ditahan (setelah diperhitungkan pajak), laba tahun-tahun lalu (setelah
diperhitungkan pajak) dan laba tahun berjalan (sebesar 50% setelah
taksiran pajak). Faktor pengurang pada modal inti berupa goodwill,
disagio, rugi tahun-tahun lalu dan rugi tahun berjalan.
Modal pelengkap terdiri dari cadangan revaluasi aktiva
tetap, PPAP umum (maksimum sebesar 1,25% dari ATMR), modal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
pinjaman (hybrid/quasi capital), pinjaman subordinasi (maksimum
sebesar 50% dari modal inti). ATMR terdiri dari aktiva neraca BPR
yang diberikan bobot sesuai dengan kadar risiko yang melekat pada
setiap pos aktiva.
2) Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK)
BMPK adalah batas maksimum penyediaan dana yang
diperkenankan untuk dilakukan oleh BPR kepada peminjam atau
kelompok peminjam tertentu.
a) Pelampauan BMPK adalah selisih lebih sesuai dengan rumus
sebagai berikut:
b) Pelanggaran BMPK adalah selisih lebih sesuai dengan rumus
sebagai berikut :
BMPK untuk satu peminjam maupun satu kelompok
peminjam yang tidak terkait dengan BPR ditetapkan setinggi
tingginya 20% dari modal BPR. BMPK bagi pihak yang terkait
dengan BPR secara individu maupun secara keseluruhan ditetapkan
setinggi-tingginya sebesar 10% dari modal BPR.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
3) Kualitas Aktiva Produktif
Aktiva produktif adalah penanaman dana BPR dalam
bentuk Kredit, SBI dan Penempatan Dana Antar Bank dengan
menerapkan prinsip kehati-hatian dimana pengurus BPR wajib
menilai, memantau dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan
agar kualitas Aktiva Produktif senantiasa Lancar.
Kualitas Aktiva Produktif dalam bentuk Kredit ditetapkan
dalam 4 golongan, yaitu Lancar, Kurang Lancar, Diragukan dan
Macet yang penilaiannya berdasarkan ketepatan membayar dan/atau
kemampuan membayar kewajiban oleh debitur.
c. Ketentuan mengenai Tingkat Kesehatan BPR
Tingkat kesehatan BPR dinilai dengan berbagai aspek yang
berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan suatu BPR, yang
meliputi aspek Permodalan, Kualitas Aktiva Produktif, Manajemen,
Rentabilitas, dan Likuiditas, (CAMEL) serta mempertimbangkan faktor-
faktor yang lain yang dapat menurunkan dan atau menggugurkan TKS.
Hal-hal yang terkait dengan penilaian tersebut antara lain :
1) Hasil penilaian ditetapkan dalam empat predikat yaitu: Sehat, Cukup
Sehat,Kurang Sehat dan Tidak Sehat.
2) Bobot setiap faktor CAMEL adalah : Permodalan 30%, Kualitas
Aktiva Produktif 30%, Manajemen 20%, Rentabilitas 10%,
Likuiditas 10%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
3) Pelaksanaan ketentuan yang sanksinya dikaitkan dengan penilaian
tingkat kesehatan BPR meliputi pelanggaran dan atau pelampauan
terhadap ketentuan BMPK, pelanggaran ketentuan Penerapan Prinsip
Mengenal Nasabah (KYC), pelanggaran ketentuan transparansi
informasi produk BPR dan penggunaan data pribadi nasabah.
4) Faktor-faktor yang dapat menggugurkan penilaian tingkat kesehatan
BPR menjadi Tidak Sehat yaitu perselisihan intern, campur tangan
pihak di luar manajemen BPR, window dressing, praktek Bank dalam
bank, kesulitan keuangan, praktek perbankan lain yang dapat
membahayakan kelangsungan usaha BPR.
C. Konsep dan Rasio CAMEL
Kamus Perbankan (Insitut Barkir Indonesia,1999) menyatakan
bahwa CAMEL adalah aspek yang paling banyak berpengaruh terhadap
kondisi keuangan bank, mempengaruhi pula tingkat kesehatan bank, CAMEL
serta merupakan tolok yang menjadi obyek pemeriksaan bank yang dilakukan
oleh pengawas bank. CAMEL terdiri atas lima kriteria yaitu modal, aktiva,
manajemen, pendapatan dan likuiditas.
Kamus Perbankan (Institut Bankir Indonesia,1999) menyatakan
bahwa peringkat CAMEL dibawah 81 memperlihatkan kondisi keuangan
yang lemah yang ditunjukan oleh neraca bank, seperti rasio kredit tak lancar
terhadap total aktiva yang meningkat, apabila hal tersebut tidak diatasi akan
mengganggu kelangsungan usaha bank, bank yang terdaftar pada pengawasan
dianggap sebagai bank bermasalah dan diperiksa lebih sering oleh pengawas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
bank jika dibandingkan dengan bank yang tidak bermasalah. Bank dengan
peringkat CAMEL diatas 81 adalah bank dengan pendapatan yang kuat dan
aktiva tak lancar sedikit, peringkat CAMEL tidak pernah diinformasikan
secara luas. Rasio CAMEL adalah menggambarkan suatu hubungan atau
perbandingan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. dengan
analisis rasio dapat diperoleh gambaran baik buruknya keadaan atau posisi
keuangan suatu bank.
kriteria bank yang sehat menurut penilaian Bank Indonesia harus
memenuhi tiga faktor, yaitu :
1. dapat memelihara kepentingan masyarakat dengan baik.
2. berkembang secara wajar.
3. bermanfaat bagi perekonomian Indonesia.
Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30/11/KEP/DIR
tanggal 30 April 1997 menjelaskan tentang cara penilaian tingkat kesehatan
Bank Umum, pasal 2 dijelaskan bahwa sebagai berikut.
1. Tingkat kesehatan bank pada dasarnya dinilai dengan pendekatan kualitatif
atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan
suatu bank.
2. Pendekatan kualitatif sebagaimana dimaksud diatas dilakukan dengan
penilaian terhadap faktor-faktor seperti; permodalan, kualitas aktiva
produktif, manajemen, rentabilitas dan likuiditas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Faktor-faktor yang dinilai seperti yang dijelaskan di atas dikenal
dengan istilah CAMEL (capital, asset, manajemen, rentabilitas, dan
likuiditas) adalah sebagai berikut.
1. Capital (Permodalan)
Penilaian terhadap faktor permodalan didasarkan pada rasio modal
terhadap Aktiva Terimbang Menurut Resiko (ATMR). Sedangkan
penilaian terhadap Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) bank
ditetapkan sebagai berikut :
a. Pemenuhan KPMM sebesar 8% diberi predikat “sehat” dengan nilai
kredit 81, dan untuk setiap kenaikan 0, 1% dari pemenuhan KPMM
sebesar 8% nilai kredit ditambah 1 hingga maksimal 100.
b. Pemenuhan KPMM kurang dari 8% sampai dengan 7,9% diberi
predikat “kurang sehat” dengan nilai kredit 65 dan untuk setiap
penurunan 0, 1% dari pemenuhan KPMM sebesar 7, 9% nilai kredit
dikurangi 1 dengan minimal 0.
2. Kualitas Aktiva Produktif (KAP)
Penilaian terhadap KAP didasarkan atas 2 (dua) rasio, yaitu :
a. Rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif
sebesar 15,5% atau lebih diberi nilai kredit 0, dan untuk setiap
penurunan 0,15% mulai dari 15,5% nilai kredit ditambah 1 dengan
maksimal 100.
b. Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif yang dibentuk oleh
Bank terhadap penyisihan aktiva produktif yang dibentuk oleh Bank
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
sebesar 0% diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap kenaikan 1% dimulai
dari 0, nilai kredit ditambah 1 dengan maksimal 100.
3. Manajemen
Penilaian terhadap manajemen mencakup 2 (dua) komponen, yaitu
manajemen umum dan manajemen resiko, dengan menggunakan daftar-
daftar pertanyaan.
4. Rentabilitas
Penilaian terhadap faktor rentabilitas didasarkan pada 2 (dua) rasio, yaitu:
a. rasio laba sebelum pajak dalam 12 bulan terakhir terhadap rata-rata
volume usaha dalam periode yang sama.
b. rasio biaya operasional dalam 12 bulan terakhir terhadap pendapatan
operasional dalam periode yang sama.
5. Likuiditas
Rasio untuk penilaian likuiditas dibagi atas 2 (dua ), yaitu :
a. rasio kewajiban bersih call money terhadap aktiva lancar dalam
rupiah.
b. rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh Bank dalam rupiah dan
valas.
Faktor-faktor rasio likuiditas yang dinilai, diperoleh nilai
gabungan. Nilai gabungan setelah dikurangi dengan nilai kredit diperoleh
hasil penilaian tingkat kesehatan. Sedangkan tingkat kesehatan ditetapkan
dalam 4 (empat) golongan predikat sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Tabel 2.2 Nomor Nilai Kredit Predikat
Nomor Nilai Kredit Predikat
01 81 < Kr < 100 Sehat
02 02 66 < Kr < 81 Cukup sehat
03 03 51 < Kr < 66 Kurang Sehat
04 04 Kr < 51 Tidak Sehat
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP, 2004
Untuk lebih jelasnya faktor dan komponen pada penjelasan di atas
diberikan bobot sesuai dengan besarnya pengaruh terhadap kesehatan bank
seperti pada tabel berikut :
Tabel 2.3 Faktor dan Komponen Nomor Nilai Kredit Predikat
Nomor Urut
Faktor-faktor yang
dinilai Komponen Bobot
01 Permodalan Rasio modal terhadap aktiva terimbang menurut rasio. 25%
02 Kualitas Aktiva Produktif
Rasio aktiva produktip yang di klasifikasikan terhadap aktiva produktif. Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktip yang dibentuk terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif yang wajib dibentuk.
25%
03 Manajemen Manajemen umum. Manajemen resiko. 10%
04 Rentabilitas
Rasio laba terhadap rata-rata volume usaha. Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional.
5%
05 Likuiditas
Rasio kewajiban bersih call money terhadap lancer dalam rupiah. Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank dalam rupiah & valas.
5%
Jumlah 100% Sumber : Bank Indonesia (2004:12)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
D. Penelitian Terdahulu
Surifah (2004), menguji manfaat rasio keuangan dalam
memprediksi kebangkrutan bank menggunakan model CAMEL sesuai SE BI
no.30/11/KEP/DIR tanggal 30 april 1997. Sampel terdiri atas 52 bank. Rasio
CAMEL dikelompokkan menjadi capital (7 rasio), kualitas aktiva (2 rasio),
management (9 rasio), earning/rentabilitas (5 rasio), likuiditas (5 rasio)
dengan periode amatan 1993-1997. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (a)
rata-rata rasio CAMEL bank tidak gagal lebih besar dibanding rata-rata rasio
CAMEL bank yang gagal pada tahun-tahun sebelum mengalami kegagalan
maupun ketidakgagalan. (b) rasio keuangan digunakan sebagai alat prediksi
kegagalan suatu bank.
Aryati dan Manao (2007), meneliti tentang perbedaan rata-rata
yang signifikan tingkat kesehatan bank yang diukur menurut rasio CAMEL
antara bank sehat dengan bank gagal, dengan metode pengujiannya, yaitu
univariate dan multivariate discriminan analysis. Sampel yang digunakan
pada bank swasta nasional yang dilakukan pada periode 1993-1997 terhadap
kepailitan bank pada tahun 1999. Hasil penelitian tersebut menunjukkan
signifikan bahwa data untuk 5 tahun sebelum gagal dengan CAR , RORA ,
ROA, rasio kewajiban berisi call money terhadap aktiva lancar dan rasio
kredit terhadap dana dapat diterima sedangkan NPM, rasio biaya operasional
terhadap pendapatan operasional tidak signifikan. Untuk satu tahun sebelum
gagal, variabel yang signifikan adalah rasio biaya operasional terhadap
pendapatan operasional, rasio kewajiban bersih call money terhadap aktiva
lancar, rasio kredit terhadap dana yang diterima, ROA, RORA.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Agustin dan Kussusyardana (2007), melakukan studi mengenai
penilaian tingkat kesehatan bank ini, dengan judul “Analisi Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Pada PD BPR BKK Sragen Kota Kabupaten Sragen Tahun
2003-2005”. Analisis penelitian masalah ini menggunakan rasio keuangan
dengan penilaian CAMEL untuk mengetahui bank tersebut sehat atau tidak.
Studi ini menganalisis kondisi keuangan BPR BKK Sragen Kota yang mana
predikat untuk masing-masing faktor :permodalan, kualitas, aktiva produktif,
manajemen, rentabilitas dan likuiditas pada BPR BKK Sragen Kota periode
tahun 2003-2005 menunjukkan predikat yang sesuai dengan nilai-nilai
standart kesehatan BPR sehingga BPR tersebut “sehat”.
Venny (2008), menilai tingkat kesehatan bank-bank pemerintah
dengan metode CAMEL. Rasio yang digunakan terdiri dari CAR , KAP ,
ROA , BOPO ,dan LDR. Hasil yang didapat adalah tidak ada perbedaan yang
signifikan antara tingkat kesehatan Bank BNI, Bank BRI, dan Bank Mandiri
jika dilihat dari kelima aspek CAMEL tersebut. Penelitian tersebut
menunjukkan bahwa Bank BNI, Bank BRI, dan Bank Mandiri masing-
masing mendapatkan predikat sehat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
E. Kerangka Pemikiran
Bank Perkreditan Rakyat Nguter yang berada di Kota Solo diamati
dengan melihat laporan keuangan yang dikeluarkan pada setiap tahunnya
yang berupa neraca dan laporan laba rugi. Pengamatan ini untuk mengetahui
tingkat kesehatan BPR. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui PT BPR
Nguter Surakarta termasuk dalam kategori bank yang sehat, cukup sehat,
kurang sehat dan tidak sehat. Tingkat kesehatan bank dapat diketahui dengan
menggunakan metode analisis CAMEL, sebagai akronim Capital Adequacy
Ratio, Asset, Quality, Management Risk, Earning dan Liquidity dan rasio
keuangan seperti rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio rentabilitas, rasio
efisiensi usaha dan rasio resiko usaha.
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian
Laporan Keuangan
SK DIR BI No.30/11/KEP/DIR
SE BI No.30/2/UPPB
Laporan Laba Rugi Neraca
Analisis Camel dan Rasio
Tidak Sehat
Kinerja Keuangan
Kurang Sehat Penilaian Tingkat Kesehatan bank
Sehat
Cukup Sehat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan studi kasus. Studi kasus merupakan
penelitian yang dilakukan pada suatu permasalahan yang dihadapi dalam suatu
objek.
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data laporan keuangan dari
tahun 2009 sampai 2011. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah studi kasus pada PT. BPR Nguter Kota Solo.
B. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. data kualitatif, yaitu data yang berisikan gambaran umum PT. BPR
Nguter Kota Solo.
b. data kuantitatif, yaitu data laporan keuangan PT. BPR Nguter Kota
Solo yang terdiri dari laporan laba rugi dan neraca.
2. Sumber Data
a. Data Primer
Data yang diperoleh langsung dari obyek penelitian. Data ini diperoleh
dengan cara observasi, wawancara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari lokasi penelitian dan berbentuk dokumen
yaitu berbentuk neraca dan laporan laba rugi dari tahun 2009-2011.
c. Teknik Pengumpulan Data
1) Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi yaitu
penulis mengumpulkan data sekunder berupa laporan neraca dan
laba rugi per tahun yang di peroleh dari PT. BPR Nguter Kota
Solo.
2) Metode Wawancara, pengumpulan data dilakukan dengan
melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang
bersangkutan pada PT. BPR Nguter Kota Solo.
3) Metode Kepustakaan, metode ini dilakukan dengan cara
mempelajari majalah, buku-buku, referensi, laporan-laporan,
peraturan-peraturan, catatan-catatan, kuliah,jurnal dan sumber
lainnya yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas dalam
tugas akhir ini. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data
yang diperlukan terutama dalam pembahasan dan untuk
membandingkan dengan permasalahan yang sebenarnya sehingga
penulis memiliki landasan teori yang cukup kuat dalam menarik
kesimpulan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
C. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Kesehatan Bank
Adalah kemampuan suatu bank untuk melakukan operasional
perbankan secara normal dan mampu memenuhi kewajibannya dengan
baik, dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang
berlaku.
2. Metode CAMEL
Tahap pertama dengan cara mengkuantitatifkan komponen-
komponen yang ada dalam faktor dimaksud. Faktor dan komponen
tersebut diberikan bobot sesuai dengan besarnya pengaruh terhadap
kesehatan bank. Penilaian terhadap faktor dan komponen dilakukan
dengan sistem kredit (Reward System) yang dinyatakan dengan angka 0
sampai 100. Hasil Penelitian atas bobot komponen dan faktor dapat
dikurangi dengan nilai kredit atas ketentuan pelaksanaan yang sanksinya
dikaitkan dengan penilaian tingkat kesehatan BPR. (Taswan,2010:509)
Definisi untuk rasio keuangan CAMEL yaitu:
a. Capital Adequency (Permodalan)
Kewajiban penyediaan modal minimum yang harus selalu
dipertahankan oleh suatu bank sebagai suatu proporsi tertentu dari Total
Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). Penilaian didasarkan kepada
permodalan yang dimiliki oleh salah satu bank. Salah satu penilaian adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
dengan metode CAR (Capital Adequency Ratio) yaitu dengan cara
membandingkan modal terhadap aktiva tertimbang.
b. Asset Quality (Kualitas Aktiva)
Penanaman bank dalam bentuk kredit, surat berharga dan
penanaman lainnya yang dimaksudkan untuk memperoleh penghasilan.
Faktor ini digunakan untuk rasio-rasio kualitas aktiva.
c. Management (Manajemen)
Manajemen adalah suatu cara untuk mengatur pola operasi dari
berbagai aktiva bank terutama dalam mengantisipasi resiko bisnis.
Penilaian terhadap manajemen mencakup beberapa komponen yaitu:
1) Manajemen Umum
2) Manajemen Resiko
Manajemen dinilai atas dasar 25 pertanyaan atau pernyataan yang
diajukan. Jumlah pertanyaan sebanyak 25 yang terdiri dari 10 pertanyaan
atau pernyataan manajemen umum dan 15 pertanyaan atau pernyataan
manajemen resiko.
d. Earning (Rentabilitas)
Kemampuan bank untuk memperoleh laba. Penilaian didasarkan
kepada rentabilitas suatu bank yang dilihat dari kemampuan suatu bank
dalam menciptakan laba. Untuk Penilaian Rentabilitas dilakukan terhadap
dua rasio yaitu: ROA (Return On Asset Ratio) dan rasio BOPO.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
e. Liquidity (Likuiditas)
Kemampuan untuk memenuhi kewajiban atau hutang yang harus
segera dibayar. Penilaian terhadap faktor likuiditas ini dilakukan dengan
dua rasio, yaitu Cash Ratio dan Loan to Deposit Ratio.
D. Metode Analisis Data
Teknik dan langkah-langkah analisis yang dilakukan untuk mengetahui
tingkat kesehatan PT. BPR Nguter Solo adalah sebagai berikut:
Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia nomor 30/11/KEP/DIR tanggal
30 April 1997 tentang cara penilaian tingkat kesehatan Bank Umum dan Bank
Perkreditan Rakyat. Penilaian kesehatan BPR, pada dasarnya menggunakan
pendekatan kuantitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi
dan perkembangan suatu bank. Pendekatan kuantitatif tersebut dilakukan
terhadap faktor-faktor permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen,
rentabilitas,likuiditas dan selanjutnya faktor tersebut disingkat menjadi
CAMEL. (Taswan: 2010:509)
1. Capital ( Permodalan)
Pada aspek permodalan ini yang dinilai adalah permodalan yang
didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penilaian
tersebut didasarkan kepada CAR (Capital Adequency Ratio) yang telah
ditetapkan oleh Bank Indonesia. Perbandingan rasio tersebut adalah
perbandingan modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Menentukan Nilai Kredit (NK) rasio kecukupan modal dengan rumus :
2. Asset Quality ( Penilaian Kualitas Aktiva Produktif)
Aktiva produktif adalah semua aktiva dalam rupiah maupun valuta
asing yang dimiliki oleh bank dengan maksud untuk memperoleh
penghasilan.
Penghasilan didasarkan kepada kualitas aktiva yang dimiliki bank.
Rasio yang diukur ada dua macam yaitu:
a. Rasio Aktiva Produktif yang diklasifikasikan terhadap total Aktiva
Produktif (Rasio KAP)
Kualitas Aktiva Produktif merupakan alokasi dari dana yang telah
berhasil dihimpun dalam berbagai bentuk aktiva.
Menentukan nilai kredit ratio KAP dalam Rumus:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Tabel 3.1
Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan
SSumber: Taswan (2010,513)
b. Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif terhadap Cadangan
Penyisihan Penghapusan Aktiva yang wajib Dibentuk (Rasio PPAP)
Menghitung besarnya nilai kredit rasio PPAP dengan rumus:
(Ketentuan Kenaikan 1%)
Menentukan Nilai Kredit Faktor, Dengan Rumus:
NK Faktor = Angka Rasio PPAP X Bobot Ratio PPAP
(Bobot Ratio PPAP: 5%)
Bobot Nilai Kredit Faktor
Nilai Kredit Standar
Bobot Nilai Kredit dalam Komponen
Predikat
(a) (b) (c) (d=a x c) 25% 7,5 s/d < 10,35 81-100 20,25 s/d 25,00 Sehat 10,35 s/d < 12,60 66-<81 16,50 s/d <20,25 Cukup
Sehat 12,60 s/d < 14,85 51-<66 12,75 s/d <16,50 Kurang
Sehat 14,85 s/d < 22,50 0-<51 0,00 s/d <12,75 Tidak
Sehat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Tabel 3.2 Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Rasio PPAYD
Sumber: Taswan (2010,513) Tabel 3.3
Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Kualitas Aktiva Produktif
Sumber:Taswan (2010,513) 3. Management ( Manajemen)
Manajemen adalah suatu cara untuk mengatur pola operasi dari
berbagai aktiva bank terutama dalam mengantisipasi resiko bisnis.
Penilaian terhadap manajemen mencakup beberapa komponen yaitu:
a. Manajemen Umum
b. Manajemen Resiko
Manajemen dinilai atas dasar 25 pertanyaan atau pernyataan yang
diajukan. Jumlah pertanyaan sebanyak 25 yang terdiri dari 10 pertanyaan
Bobot Nilai Kredit Faktor
Nilai Kredit Standar
Bobot Nilai Kredit dalam Komponen
Predikat
(a) (b) (c) (d=a x c) 5% 81 s/d 100 81-100 4,05 s/d 5,00 Sehat 66 s/d <81 66-<81 3,30 s/d <4,05 Cukup Sehat 51 s/d <66 51-<66 2,55 s/d <3,30 Kurang Sehat 0 s/d <51 0-<51 0,00 s/d <2,55 Tidak Sehat
Bobot Nilai Kredit Standar
Bobot Nilai Kredit dalam Komponen Predikat
(a) (c) (d=a x c) 30% 81 s/d 100 24,30 s/d 30,00 Sehat 66 s/d <81 19,80 s/d <24,30 Cukup Sehat 51 s/d <66 15,30 s/d <19,80 Kurang
Sehat 0 s/d <51 0 s/d <15,30 Tidak Sehat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
atau pertanyaan manajemen umum dan 15 pertanyaan atau pernyataan
manajemen resiko. Daftar 25 pertanyaan atau pernyataan tersebut telah
dicantumkan pada lampiran.
Skala penilaian untuk setiap pertanyaan atau pernyataan ditetapkan
antara 0 sampai dengan 4 dengan kriteria:
a. Untuk nilai 0 mencerminkan kondisi yang lemah
b. Nilai 1,2,3 mencerminkan kondisi antara
c. Nilai 4 mencerminkan kondisi yang baik
Menghitung Nilai Kredit Faktor Manajemen, dengan rumus:
(Ketentuan Kenaikan:0,4)
Tabel 3.4 Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan
Faktor Manajemen
Sumber: Taswan,(2010:516)
4. Earning (Rentabilitas)
Penilaian didasarkan kepada rentabilitas suatu bank yang dilihat
dari kemampuan suatu bank dalam menciptakan laba. Rentabilitas suatu
Bobot Nilai Kredit Faktor
Nilai Kredit Standar
Bobot Nilai Kredit dalam Komponen
Predikat
(a) (b) (c) (d=a x c) 20% 81-100 81-100 16,20-20,00 Sehat 66-<81 66-<81 13,20-<16,20 Cukup Sehat 51-<66 51-<66 10,20-<13,20 Kurang Sehat 0-<51 0-<51 0,00-<10,20 Tidak Sehat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
bank dalam analisa CAMEL ini adalah meliputi besarnya rasio laba
sebelum pajak diperoleh terhadap total asset (ROA), dan rasio beban
operasional terhadap pendapatan operasional bank (BOPO). Penilaian
terhadap faktor ini dibagi menjadi 2.
a. ROA
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank
dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin
besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang
dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari
segi penggunaan asset. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Menghitung Nilai Kredit Rasio ROA,dengan rumus:
(Ketentuan Kenaikan: 0,015%)
b. BOPO
Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya operasional
dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Rasio ini dapat dirumuskan
dan pendapatan operasional. Rasio ini digunakan untuk mengukur
tingkat efisiensi dan kemampuan bank sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Menghitung Nilai Kredit Rasio BOPO dengan rumus:
(Ketentuan Penurunan: 0,08%)
Tabel 3.5 Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Rasio Biaya Operasional
Terhadap Pendapatan Operasional
Sumber: Taswan,(2010:518)
5. Liquidity (Likuiditas)
Likuiditas adalah kemampuan untuk memenuhi kewajiban atau
hutang yang harus segera dibayar. Penilaian didasarkan kepada dua
macam rasio yaitu:
a. Rasio Alat Likuid Terhadap Hutang Lancar (Cash Ratio)
Cash Ratio adalah rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga yang
dihimpun bank yang harus segera dibayar. Rasio ini digunakan untuk
mengukur kemampuan bank dalam membayar kembali simpanan
nasabah pada saat ditarik dengan menggunakan alat likuid yang
dimilikinya.
Bobot Nilai Kredit Faktor
Nilai Kredit Standar
Bobot Nilai Kredit dalam Komponen
Predikat
(a) (b) (c) (d = a x c) 5% 92,00-93,52 81-100 4,05-5,00 Sehat 93,52-<94,72 66-<81 3,30-<4,05 Cukup Sehat 94,72-<95,92 51-<66 2,55-<3,30 Kurang Sehat 95,92-<100 0-<51 0,00-<2,55 Tidak Sehat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Menghitung Nilai Kredit Cash Ratio, dengan rumus:
(Ketentuan Kenaikan: 0,05%)
Tabel 3.6 Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Rasio Alat Likuid Terhadap
Hutang Lancar
Sumber: Taswan,(2010:519)
b. Rasio Kredit Terhadap Dana yang Diterima oleh Bank (LDR)
LDR adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank
dengan dana yang diterima oleh bank.
Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan bank
membayar kembali kewajiban kepada nasabahnya dengan menarik
kembali kredit-kredit yang telah diberikan kepada debiturnya.
Menghitung Nilai Kredit LDR dengan rumus:
( Ketentuan Rasio NK LDR: 115% dan Ketentuan Kenaikan: 1)
Bobot Rasio Nilai Kredit Standar
Bobot Nilai Kredit dalam Komponen
Predikat
(a) (b) (c) (d=a x c) 5% 4,05-5,00 81-100 4,05-5,00 Sehat 3,30-<4,05 66-<81 3,30-<4,05 Cukup Sehat 2,55-<3,30 51-<66 2,55-<3,30 Kurang Sehat 0,00-<2,55 0-<51 0,00-<2,55 Tidak Sehat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Tabel 3.7 Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Rasio Kredit
Terhadap Dana Yang Diterima
Bobot Rasio Nilai Kredit Standar
Bobot Nilai Kredit dalam Komponen
Predikat
(a) (b) (c) (d=a x c) 5% 89,00-93,75 81-100 4,05-5,00 Sehat 93,75-<97,50 66-<81 3,30-<4,05 Cukup Sehat 97,50-<101,25 51-<66 2,55-<3,30 Kurang Sehat 101,25-<115 0-<51 0,00-<2,55 Tidak Sehat
Sumber; Taswan ,(2010:519)
E. Intrepretasi Pemecahan Masalah
Intrepretasi Pemecahan masalah disini menjelaskan tentang kriteria dua
bobot dari faktor CAMEL dan kategori tingkat kesehatan bank.
Tabel 3.8 Kategori Tingkat Kesehatan Bank
Sumber : Dendawijaya, (2005:150)
Secara ringkas faktor-faktor CAMEL yang dinilai dan bobotnya adalah
sebagai berikut menurut SK DIR BI no 30/12/KEP DIR tanggal 30 April
2007.
Nilai Kredit Camel Predikat 81-100 Sehat 66-<81 Cukup Sehat 51-<66 Kurang Sehat 0-<51 Tidak Sehat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Tabel 3.9 Kategori Bobot dan Komponen Tingkat Kesehatan Bank
Sumber : Dendawijaya, (2005:150)
Faktor Yang Dinilai
Komponen yang dinilai Bobot
Modal Rasio/Modal/terhadap/ATMR 30%
Kualitas Aktiva Produktif
Rasio aktiva produktif terhadap total aktiva produktif Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang dibentuk terhadap Penyisihan Aktiva Produktif yang wajib dibentuk
25% 5%
30% Manajemen Manajemen Umum
Manajemen Resiko 10% 10%
Rentabilitas Rasio Laba terhadap rata-rata volume usaha. Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional
5%
5%
Likuiditas Rasio alat Likuid terhadap hutang lancer Rasio kredit terhadap dana yang diterima
5%
5%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Penjelasan Umum
PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Nguter Surakarta pertama kali
didirikan di Desa Nguter, Sukoharjo dengan anggaran dasar awal yang
dibuat oleh Notaris Nur Fariah Latif Sarjana Hukum, Notaris di
Karanganyar, tanggal 2 Maret 1994 dengan akte No: 12, dan telah
mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia
sebagaimana terdapat dalam Surat Keputusan nomor C2-
16.782.HT.01.01.Th 1994 tertanggal 8 November 1994.
Dengan berbagai pertimbangan antara lain sarana yang lebih
memadai ,dan lokasi yang lebih strategis dan mudah dijangkau oleh
nasabah, maka sejak tanggal 15 April 2001 lokasi PT BPR Nguter
dipindahkan ke Jl. Sutami 118 A Surakarta.
Kemudian pada tanggal 20 Desember 2005, lokasi PT BPR Nguter
Surakarta dipindahkan lagi ke Jl. Honggowongso No.69 Surakarta, hal ini
dimaksudkan agar lokasinya lebih strategis dan lebih dekat dengan
nasabah potensial.
Meskipun PT BPR Nguter Surakarta berlokasi di pusat Kota Solo,
namun BPR Nguter Surakarta tidak hanya mengandalkan wilayah kerja di
sekitar eks Karesidenan Surakarta, seperti Kabupaten Boyolali, Sukoharjo,
Klaten, Karanganyar, Wonogiri dan Sragen namun meliputi wilayah di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
luar karesidenan Surakarta PT BPR Nguter Surakarta terus melakukan
pengembangan dan perluasan wilayah kerja sehingga pada tanggal 24
Januari 2011 telah membuka Kantor Cabang Magelang yang beralamat di
Ruko Metro Square Blok C No. 5 Jl. Mayjen Bambang Soegeng,
Mertoyudan, Magelang dengan wilayah kerja yang meliputi Kabupaten
Magelang, Temanggung, Wonosobo, dan sekitarnya.
2. Visi dan Misi
PT. BPR NGUTER SURAKARTA mempunyai Visi yaitu :
“ Menjadi BPR Berkelas Nasional (National Class Finance Company)”
Sedangkan Misinya adalah :
“ Membantu mewujudkan sesuatu yang sangat didambakan dan diperlukan
masyarakat agar kehidupannya menjadi lebih baik dan lebih sejahtera”.
3. Perijinan dan Legalitas Usaha
Perijinan dan legalitas dalam menjalankan usaha adalah sebagai berikut :
a. Tanda Daftar Perusahaan Perseroan Terbatas dari Kepala Kantor
Departemen Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta dengan
nomor TDP 11 16 165 00824 berlaku s/d tanggal 13 Juni 2006
diperbaharui dengan nomor TDP 11.16.1.65.00824 berlaku s/d tanggal
13-06-2011. Dan terakhir telah diperbaharui dengan nomor TDP
11.16.1.65.00824 berlaku s/d tanggal 13-06-2016.
b. Nomor Pokok wajib Pajak (NPWP) yang dikeluarkan oleh Kantor
Pelayanan Pajak Klaten dengan nomor NPWP 1.545.687.4-525.000
dan nomor register 007703-5253
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
c. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor Kep.
100/KM.17/1996 tentang Pemberian Izin Usaha PT. Bank Perkreditan
Rakyat Nguter Sukoharjo yang ditetapkan di Jakarta pada tanggal 4
Maret 1996.
4. Kepemilikan Saham
Pada tanggal 22 Juni 2000 telah terjadi perubahan kepemilikan dari
pemilik lama kepada pemilik baru yaitu:
- Tn. Djoko P. Sugoto dengan komposisi saham sebesar 60%
- Ny. Augustine Esther dengan komposisi saham sebesar 35%
- Ny. Dwi Esti Nastiti dengan komposisi saham sebesar 5%
Kemudian Rapat Umum Pemegang Saham pada tanggal 30 juni 2009
diputuskan dan disetujui pengalihan saham milik Nyonya Dwi Esti Nastiti
kepada Nyonya Augustine Esther, Sarjana Hukum, Berdasarkan Akte
Notaris Agus Subyanto No. 37 Tgl 30 Juni 2009 sehingga komposisi
pemegang saham tersebut berubah menjadi sebagai berikut :
- Tn. Djoko P. Sugoto dengan komposisi saham sebesar 60%
- Ny. Augustine Esther dengan komposisi saham sebesar 40%
5. Permodalan
Untuk memenuhi peraturan pemerintah tentang CAR minimal 8%
PT. BPR Nguter Surakarta telah melakukan perubahan modal dasar
sebanyak 2 kali, dimana perubahan tersebut dilaksanakan sebagai berikut.
- Tahun 2005 terjadi perubahan modal dasar dari Rp 1.600.000
menjadi Rp 6.400.000 Dan modal yang disetor juga mengalami
perubahan dari Rp. 1.600.000 menjadi sebesar Rp 2.820.000.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
- Pada bulan Februari 2006 telah dilakukan perubahan modal dasar
menjadi Rp 10.000.000 yang terbagi atas 20.000 lembar saham
masing-masing saham bernilai sebesar Rp 500.000. Modal dasar
tersebut ditempatkan dan disejumlah 41% atau sejumlah 8.200
lembar saham dengan nominal seluruhnya sebesar Rp 4.100.000.
- Pada bulan Maret 2011 telah dilakukan perubahan modal yang
ditempatkan dan disetor dari sebelumnya Rp 4.100.000 menjadi
sebesar Rp 5.000.000 yang terbagi atas 10.000 lembar saham.
Dari Modal dasar tersebut telah ditempatkan oleh para pemegang
saham yaitu:
Tabel 4.1 Pemegang Saham PT. BPR Nguter Surakarta
Pemegang Saham Lembar Saham Jumlah Prosentase
Tn. Joko Pong Sugoto 6.000 Lembar Rp 3.000.000.000 60% Ny. Augustine Ester 4.000 Lembar Rp 2.000.000.000 40% Jumlah 10.000 Lembar Rp 5.000.000.000 100%
Sumber : Sejarah PT BPR Nguter Surakarta,hal 9
Hal ini merupakan wujud dari komitmen pemegang saham untuk
selalu memperkuat permodalan bank.
6. Susunan Pengurus
Setelah terjadi akuisisi, maka BPR Nguter juga melakukan
perubahan pengurus seluruhnya. Untuk memenuhi Undang-Undang
Perseroan Terbatas tentang jumlah direksi harus 2 orang, maka RUPS
memutuskan mengangkat 1 orang direktur yang telah mengikuti fit and
proper test di Bank Indonesia pada bulan Mei 2004.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Susunan pengurus yang baru sejak bulan Mei 2004 sebagai berikut :
Tn. Anta Winanta : Komisaris Utama
Tn. Djoko Pong Sugoto SE,MBA : Komisaris
Ny. Dwi Esti Nastiti SE : Direktur Utama
Tn. Hendrardi, SE : Direktur
Pada bulan Maret 2005 Direktur, Sdr Hendrardi, SE.
mengundurkan diri atas permintaan sendiri dengan demikian jabatan
Direktur untuk sementara kosong. Namun pada bulan Oktober 2005,
setelah melalui fit and proper test di Bank Indonesia dan telah dinyatakan
lulus, maka dilakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa untuk
mengangkat Sdri Lusiawati Oeyeng sebagai Direktur di PT. BPR Nguter
Surakarta. Sehingga susunan pengurus yang baru sejak bulan November
2005 sebagai berikut:
Tn. Anta Winanta : Komisaris Utama
Tn. Djoko Pong Sugoto SE,MBA : Komisaris
Ny. Dwi Esti Nastiti SE : Direktur Utama
Ny. Dra Lusiawati Oeyeng : Direktur
Kemudian pada tanggal 28 Juni 2007 melalui Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa disetujui pengunduran diri Direktur Utama
Dwi Esti Nastiti dan Komisaris Sdr. Djoko Pong Sugoto dengan Akta
Notaris Drajad Uripno SH. No. 42 tertanggal 29 Juni 2007.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Susunan pengurus yang baru sejak bulan Juni 2007 adalah sebagai berikut:
Tn. Anta Winarta : Komisaris
Ny. Dra. Lusiawati Oeyeng : Direktur
Bank Indonesia dan Undang-Undang Perseroan Terbatas membuat
ketentuan bahwa pengurus BPR harus terdiri dari 2 orang komisaris dan 2
orang direktur, maka dilaksanakan RUPS berdasar Akta Notaris Drajad
Uripno, SH. No. 03 Tanggal 11 November 2008 memutuskan mengangkat
1 orang komisaris dan 1 orang direktur yang telah mengikuti fit dan proper
test di Bank Indonesia pada tanggal 22 September 2008 dan sudah
dinyatakan lulus oleh Bank Indonesia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Analisis Data
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.30/2/UPPB dan surat
keputusan Direksi Bank Indonesia No.30/11/KEP/DIR tanggal 30 April 1997
bahwa untuk menilai tingkat kesehatan bank adalah dengan menggunakan
analisis CAMEL. (Capital adequency, Asset quality, Management, Earning
ability, Liquidity). Analisis data merupakan pembahasan masalah tingkat
kesehatan bank yang dilakukan sesuai dengan tujuan dan hipotesis yang
dikemukakan dalam BAB 1. Data yang dibutuhkan dalam penilaian kesehatan
bank adalah data primer untuk penilaian manajemen dan data sekunder yaitu
data laporan keuangan BPR Nguter Surakarta yang terdiri dari Neraca dan
laporan Laba / Rugi serta laporan Kolektibilitas selama tiga tahun berjalan
yaitu tahun 2009,2010,2011.
Pemecahan masalah menggunakan analisis CAMEL (Capital
adequency, Asset quality, Management, Earning ability, Liquidity). Data yang
dianalisis adalah laporan keuangan PT BPR Nguter Surakarta. Berikut data
yang akan dianalisis:
1. Perhitungan CAMEL PT. BPR Nguter Surakarta Tahun 2009
a. Capital Adequancy (Permodalan)
Penilaian terhadap faktor permodalan yang didasarkan pada rasio
modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) yang
disebut rasio kecukupan modal (Capital Adequency Ratio / CAR).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 4.2 Perhitungan Rasio Modal
Tahun 2009 (Ribuan Rp)
I Komponen ATMR Nominal Bobot ATMR Kas 147.189 0% 0 Antar bank aktiva 6.454.358 20% 1.290.872 Kredit yang diberikan 20.442.906 100% 20.442.906 Aktiva tetap dan inventaris 974.634 100% 974.634 Rupa-rupa aktiva 121.872 100% 121.872 Jumlah ATMR 22.708.412
II Modal inti Modal disetor 5.900.000 Cadangan umum 10.000 Cadangan tujuan 0 Laba/rugi tahun lalu 0 Laba tahun berjalan 812.070 Jumlah modal inti 6.722.070
III Modal pelengkap Penyisihan penghapusan
aktiva produktif (1,25% dari ATMR)
283.855
Modal pinjaman Pinjaman subordinasi Jumlah modal pelengkap 283.855
Jumlah modal 7.005.925 Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2009), diolah
Modal minimum (8% dari ATMR) = 1.816.673
Keterangan : Bobot komponen tersebut berdasarkan pada ketentuan yang telah
ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu dalam surat edarannya.
1) Rasio (CAR) = %100 (ATMR) Re
X
sikorutimbangMenuAktivaTert
ModalJumlah
= %100 22.708.412
925.055.7X
= 31,07 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rasio permodalan PT. BPR Nguter Surakarta pada tahun 2009 sebesar
31,07 %.
2) NK Rasio Modal = 1 KenaikanKetentuan
+CARAngkaRasio
= 1 0,1%
%07,31+
= 311,7
Berdasarkan peraturan yang berlaku yaitu maksimum nilai kredit rasio
kecukupan modal adalah 100, maka nilai kredit rasio kecukupan modal
311,7 dianggap 100.
3) Menentukan nilai kredit faktor kecukupan modal yaitu dengan cara
mengalikan nilai kredit rasio kecukupan modal dengan bobot faktor
modal. Bobot faktor permodalan yang telah ditetapkan yaitu sebesar
30%.
NKF Kecukupan Modal = 100 X 30%
= 30
Berdasarkan perhitungan maka predikat permodalan PT BPR Nguter
Surakarta untuk tahun 2009 adalah sehat karena terletak pada nilai 24,3
< NKF ≤ 30.
b. Asset Quality (Aktiva produktif)
Penilaian kualitas aktiva produktif yang didasarkan pada dua rasio
yaitu rasio aktiva produktif yang diklasifikasika (APYD) terhadap
aktiva produktif dan rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(PPAP) yang dibentuk oleh bank terhadap Penyisihan Penghapusan
Aktiva Produktif yang wajib dibentuk (PPAPYWD)
1) Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif
Tabel 4.3 Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif
Tahun 2009 (Ribuan Rp.)
Kolektibilitas Jumlah aktiva produktif
Bobot Aktiva Produktif yang dihasilkan
Lancar 44.575.489 0% 0 Kurang Lancar 1.206.368 50% 603.184 Diragukan 664.484 75% 498.363 Macet 314.417 100% 314.417 Jumlah APYD 1.415.964 Aktiva Produktif 208.622 Kredit yang diberikan 20.442.906 Antar bank aktiva Giro/aktiva produktif lainnya
6.454.358
Jumlah aktiva produktif 27.105.886 Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2009), diolah
Rasio KAP x 100%
x100% 5,22 %
Rasio aktiva produktif pada PT BPR Nguter Surakarta tahun 2009
sebesar 5,22%
a) Menentukan Nilai Kredit Rasio KAP
Nilai kredit digunakan untuk menentukan nilai kredit faktor kualitas
aktiva produktif.
NK KAP = 115,2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Nilai kredit rasio Kualitas Aktiva Produktif pada PT BPR Nguter
Surakarta sebesar 115,2. Berdasarkan ketentuan nilai kredit maksimal
adalah 100, maka nilai kredit 115,2 dianggap 100.
b) Bobot faktor rasio KAP berdasarkan ketentuan adalah 25%
c) Menentukan Nilai Kredit Faktor (NKF)
Ditentukan dengan cara mengalikan nilai kredit rasio KAP dengan
bobot faktor komponen KAP.
NKF = 100 X 25% = 25
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit faktor kualitas aktiva
produktifnya sebesar 25.
2) Penghitungan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif
Tabel 4.4 Penghitungan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)
Tahun 2009 (Ribuan Rp.)
Kolektibilitas Jumlah aktiva produktif
Bobot Penghapusan aktiva produktif yang wajib di bentuk
Lancar 44.575.489 0,50% 228.877 Kurang lancar 1.206.368 10% 120.637 Diragukan 664.484 50% 332.242 Macet 314.417 100% 314.417 Jumlah 996.173
Laporan Keuangan BPR Nguter (2009), diolah
a) Rasio PPAP =
= 26,92%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap penyisihan
penghapusan aktiva produktif yang wajib dibentuk PT BPR Nguter
Surakarta sebesar 26,92%.
b) Menghitung Besarnya Nilai Kredit Ratio PPAP
Nilai kredit diperoleh dengan cara membagi rasio PPAP dengan
ketentuan kenaikan 1%.
NK Rasio PPAP =
c) Menentukan Nilai Kredit Faktor
Nilai kredit faktor ditentukan dengan cara mengalikan nilai kredit
PPAP dengan bobot faktor rasio PPAP yaitu sebesar 5%.
NKF = 26,92 X 5% = 1,35%
d) Menentukan NKF keseluruhan
Menentukan kredit faktor keseluruhan untuk faktor kualitas aktiva
produktif adalah dengan menjumlahkan nilai kredit faktor aktiva
produktif dengan nilai kredit faktor PPAP.
NKF = 25 + 1,35 = 26,35
Predikat untuk rasio kualitas aktiva produktif adalah sehat karena
terletak pada nilai 24,3 < NKF ≤ 30.
c. Management (Manajemen)
Maksud dan tujuan penilaian kesehatan bank melalui faktor
manajemen adalah untuk menilai kemampuan manajemen dalam
menjalankan usaha bank yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku
serta untuk menilai tujuan jangka pendek atau panjang yang disusun
manajeman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 4.5 Perhitungan Manajemen
Tahun 2009
No Komponen Penilaian Jumlah Pertanyaan
Jumlah Nilai
1 Manajemen Umum Strategi/sasaran 1 4 Struktur 2 7 Sistem 4 11 Kepemimpinan 3 12 Sub jumlah 10 34
II Manajemen Resiko Resiko likuiditas 2 8 Resiko kredit 3 9 Resiko operasional 3 10 Resiko hokum 3 11 Resiko pemilik dan pengurus 4 14 Sub jumlah 15 52
Jumlah 25 86 Laporan Keuangan BPR Nguter (2009), diolah
1) NK Faktor Manajemen 0,486
= x 1 = 215
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit faktor manajemen adalah
215.
2) NKF = 86 x 20% = 17,2%
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit faktor manajemen tahun
2009 sebesar 17,2%. Predikat faktor manajemen PT. BPR Nguter
Surakarta Tahun 2009 adalah sehat karena terletak pada nilai 16,20
< NKF ≤ 20.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
d. Earning (Rentabilitas)
Penilaian terhadap faktor rentabilitas diperlukan untuk menghitung
atau mempertimbangkan kebijakan bank agar tidak mengalami kerugian.
Penilaian terhadap faktor ini dibagi menjadi dua yaitu rasio laba sebelum
pajak terhadap rata-rata volume usaha (ROA) dan Rasio Beban
Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO).
Tabel 4.6 Perhitungan Rentabilitas
Tahun 2009 (Ribuan Rp.)
No Komponen Penilaian Jumlah I Rasio laba terhadap rata-rata total asset (ROA) a. Laba sebelum pajak 812.070 b. Total aktiva 27.251.068 Rasio (a:b) 2,98% II. Rasio Operasional terhadap Pendapatan
a. Beban Operasional 4.584.992 b. Pendapatan Operasional 5.514.268 Rasio (a:b) 83,15 %
Sumber: Data sekunder laporan keuangan BPR Nguter yang telah diolah (2009)
1) Rasio laba terhadap rata-rata volume usaha (ROA)
a) ROA = %100
Pajak Sebelum LabaX
AktivaTotal
= %100 068.251.27
8.112.070X = 2,98 %
Berdasarkan perhitungan rasio ROA yang diperoleh sebesar
2,98%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b) NK Rasio ROA = ROA Rasio Angka
enaikanKetentuanK
= 015,0
2,98
= 198,67
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio ROA sebesar
198,67, tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku bahwa nilai
kredit maksimum 100, maka nilai kredit 198,67 dianggap 100.
c) Menentukan NKF
NKF = Nilai Kredit ROA x Bobot Faktor ROA
= 100 x 5% = 5
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan maka nilai kredit faktor
ROA sebesar 5.
2) Rasio BOPO
a) BOPO = %100 lOperasiona Pendapatan
lOperasionaBeban X
= %100 5.514.268
992.584.4X
= 83,15%
b) Menghitung Nilai Kredit BOPO
NK BOPO = PenurunanKetentuan
BOPO Rasio Angka - BOPOKredit RasioKetentuan
= 0,08
15,83100 - = 210,62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio BOPO sebesar
210,62, tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku bahwa nilai
kredit maksimum 100, maka nilai kredit 210,62 dianggap 100.
c) Menghitung NK Faktor BOPO
NKF = 100 x 5% = 5
d) Menentukan total nilai kredit faktor keseluruhan
Ditentukan dengan cara menjumlahkan nilai kredit rasio ROA
dengan nilai kredit faktor BOPO.
Total NKF = 5 + 5 = 10
Faktor Rentabilitas PT BPR Nguter Surakarta tahun 2009 adalah
sehat, karena terletak pada nilai 8,1 < NKF ≤ 10.
e. Liquidity (Likuiditas)
Penilaian likuiditas ini dibagi menjadi dua yaitu Cash Ratio atau
rasio alat likuid terhadap hutang lancar dan Loan Deposit Ratio (LDR) /
rasio kredit dana yang diberikan terhadap dana pihak ke-3 terhadap
masing-masing rasio.
Tabel 4.7 Perhitungan Rata-Rata Faktor Likuiditas
Tahun 2009 (Ribuan Rp.)
Komponen Jumlah 1. Aktiva Lancar a. Kas 147.189 b. Sertifikat Bank Indonesia 0 c. Antar Bank Indonesia 6.454.358 Jumlah Aktiva Lancar 6.601.547 2. Hutang Lancar a. Kewajiban yang segera dibayar 36.241
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Tabungan 1.158.842 c. Deposito Berjangka 20.988.581 d. Bank Indonesia 0 e. Antar Bank Indonesia 0 Jumlah Hutang Lancar 22.183.664 Rasio a:b 29,75%
Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2009), diolah
1) Cash Ratio (Rasio Aktiva Lancar terhadap Hutang Lancar)
a) Cash Ratio = 100%
= = 29,75%
Cash Ratio pada PT BPR Nguter Surakarta tahun 2009 adalah
sebesar 29,75%.
b) Menghitung Nilai Kredit Cash Ratio
NK Cash Ratio =
= = 595
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio Cash Ratio
sebesar 595 tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku
bahwa nilai kredit maksimum 100, maka nilai kredit 595
dianggap 100.
c. Menentukan Nilai Kredit Faktor (NKF) rasio Cash Ratio
NKF Cash Ratio = 100 x 5% = 5
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan diatas maka nilai
kredit faktor Cash Ratio sebesar 5.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 4.8 Perhitungan Jumlah Dana yang Diterima
(Ribuan Rp.)
Komponen Jumlah Dana pihak ketiga a. Tabungan 1.158.842 b. Deposito 20.988.581 c. Bank Indonesia 0 d. Antar Bank Pasiva 0 e. Modal Inti 10.000.000 Jumlah dana yang diterima 32.147.423
Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2009), diolah
Tabel 4.9 Perhitungan Faktor LDR
(Ribuan Rp.)
Komponen Jumlah a. Aktiva 6.601.547 b. Hutang Lancar 22.183.664 c. Jumlah Kredit yang diberikan
20.442.906
d. Jumlah dana yang diterima 32.147.423 Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2009), diolah
2) Loan to Deposit Ratio (LDR)
a) LDR =
= = 63,59%
Rasio LDR bank pada PT BPR Nguter Surakarta tahun 2009
adalah 63,59%.
b) Menghitung Nilai Kredit LDR
NK LDR =
= = 205,64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio LDR sebesar
450,29 tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku bahwa nilai
kredit maksimum 100, maka nilai kredit 205,64 dianggap 100.
c) Menghitung Nilai Kredit Faktor LDR
NKF LDR = NK LDR x Bobot
= 100 x 5%
= 5
d) Total NKF = NKF Cash Ratio + NKF LDR
= 5 + 5
= 10
Predikat untuk faktor Likuiditas tahun 2009 adalah sehat, karena
terletak pada nilai 8,1<NKF≤10.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Perhitungan CAMEL PT. BPR Nguter Surakarta Tahun 2010
a. Capital Adequancy (Permodalan)
Adalah penilaian terhadap faktor permodalan yang didasarkan pada
rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR)
yang disebut rasio kecukupan modal (Capital Adequency Ratio /
CAR).
Tabel 4.10 Perhitungan Rasio Modal Tahun 2010
(Ribuan Rp.)
I Komponen ATMR Nominal Bobot ATMR Kas 8.435 0% 0 Antar bank aktiva 3.907.570 20% 781.514 Kredit yang diberikan 45.150.758 100% 45.150.758 Aktiva tetap dan inventaris 1.135.549 100% 1.135.549 Rupa-rupa aktiva 3.377.015 100% 3.377.015 Jumlah ATMR 50.444.836
II Modal inti Modal disetor 5.900.000 Cadangan umum 25.000 Cadangan tujuan 0 Laba/rugi tahun lalu 0 Laba tahun berjalan 2.263.650 Jumlah modal inti 8.188.650
III Modal pelengkap Penyisihan penghapusan
aktiva produktif (1,25% dari ATMR)
630.560
Modal pinjaman Pinjaman subordinasi Jumlah modal pelengkap 630.560
Jumlah modal 8.819.210 Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2010), diolah
Modal minimum (8% dari ATMR) = 4.035.587
Keterangan : Bobot komponen tersebut berdasarkan pada ketentuan
yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu dalam surat
edarannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1) Rasio (CAR) = %100 (ATMR) Re
X
sikorutimbangMenuAktivaTertModalJumlah
%100 50.444.836
210.819.8X= = 17,48 %
Rasio permodalan PT BPR Nguter Surakarta pada tahun 2010
sebesar 17,48 %.
2) NK Rasio Modal = 1 KenaikanKetentuan
+CARAngkaRasio
1 0,1%
%48,17+= = 175,8
Berdasarkan peraturan yang berlaku yaitu maksimum nilai kredit
rasio kecukupan modal adalah 100, maka nilai kredit rasio
kecukupan modal 175,8 dianggap 100.
3) Menentukan nilai kredit faktor kecukupan modal yaitu dengan cara
mengalikan nilai kredit rasio kecukupan modal dengan bobot
faktor modal. Bobot faktor permodalan yang telah ditetapkan yaitu
sebesar 30%.
NKF Kecukupan Modal = 100 X 30% = 30
Berdasarkan perhitungan maka predikat permodalan PT BPR
Nguter Surakarta untuk tahun 2010 adalah sehat karena terletak
pada nilai 24,3 < NKF ≤ 30.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Asset Quality (KAP)
Asset Quality (Aktiva produktif)
Penilaian kualitas aktiva produktif yang didasarkan pada dua rasio
yaitu rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan (APYD) terhadap aktiva
produktif dan rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) yang
dibentuk oleh bank terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif
yang wajib dibentuk (PPAPYWD).
1) Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif
Tabel 4.11 Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif
Tahun 2010
(Ribuan Rp.) Kolektibilitas Jumlah aktiva
produktif Bobot Aktiva Produktif
yang dihasilkan Lancar 44.575.489 0% 0 Kurang Lancar 1.206.368 50% 603.184 Diragukan 664.484 75% 498.363 Macet 314.417 100% 314.417 Jumlah APYD 1.415.964 Aktiva Produktif 848.893 Kredit yang diberikan 45.150.758 Antar bank aktiva Giro/aktiva produktif lainnya
3.907.570
Jumlah aktiva produktif
49.907.221
Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2010), diolah
a) Rasio KAP x 100%
x100% 2,83 %
Rasio aktiva produktif pada PT BPR Nguter Surakarta tahun 2010
sebesar 2,83 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b) Menentukan Nilai Kredit Rasio KAP
Nilai kredit digunakan untuk menentukan nilai kredit faktor
kualitas aktiva produktif.
NK KAP = 131,1
Nilai kredit rasio Kualitas Aktiva Produktif pada PT BPR Nguter
Surakarta sebesar 131,1. Berdasarkan ketentuan nilai kredit
maksimal adalah 100, maka nilai kredit 131,1 dianggap 100.
c) Bobot faktor rasio KAP berdasarkan ketentuan adalah 25%.
d) Menentukan Nilai Kredit Faktor (NKF)
Ditentukan dengan cara mengalikan nilai kredit rasio KAP dengan
bobot faktor komponen KAP.
NKF = 100 X 25%
= 25
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit faktor kualitas aktiva
produktifnya sebesar 25.
2) Penghitungan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif
Tabel 4.12 Penghitungan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)
Tahun 2010
(Ribuan Rp.) Kolektibilitas Jumlah aktiva
produktif Bobot Penghapusan
aktiva produktif yang wajib di
bentuk Lancar 44.575.489 0,50% 228.877 Kurang lancar 1.206.368 10% 120.637 Diragukan 664.484 50% 332.242 Macet 314.417 100% 314.417
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Jumlah 996.173 Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2010), diolah
a) Rasio PPAP =
= 64,51%
Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap
penyisihan penghapusan aktiva produktif yang wajib dibentuk PT
BPR Nguter Surakarta sebesar 64,51%.
b) Menghitung Besarnya Nilai Kredit Ratio PPAP
Nilai kredit diperoleh dengan cara membagi rasio PPAP dengan
ketentuan kenaikan 1%.
NK Rasio PPAP = = 64,51%
c) Menentukan Nilai Kredit Faktor
Nilai kredit faktor ditentukan dengan cara mengalikan nilai kredit
PPAP dengan bobot faktor rasio PPAP yaitu sebesar 5%
NKF = 64,51 X 5% = 3,23%
d) Menentukan NKF keseluruhan
Menentukan kredit faktor keseluruhan untuk faktor kualitas aktiva
produktif adalah dengan menjumlahkan nilai kredit faktor aktiva
produktif dengan nilai kredit faktor PPAP.
NKF = 25 + 3,23 = 28,23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Predikat untuk rasio kualitas aktiva produktif adalah sehat karena terletak pada nilai 24,3 < NKF ≤ 30.
c. Management (Manajemen)
Maksud dan tujuan penilaian kesehatan bank melalui faktor
manajemen adalah untuk menilai kemampuan manajemen dalam
menjalankan usaha bank yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku
serta untuk menilai tujuan jangka pendek atau panjang yang disusun
manajemen.
Tabel 4.13 Perhitungan Manajemen
Tahun 2010
No Komponen Penilaian Jumlah Pertanyaan
Jumlah Nilai
1 Manajemen Umum Strategi/sasaran 1 4 Struktur 2 7 Sistem 4 14 Kepemimpinan 3 11 Sub jumlah 10 36 II Manajemen Resiko Resiko likuiditas 2 7 Resiko kredit 3 10 Resiko operasional 3 9 Resiko hukum 3 11 Resiko pemilik dan pengurus 4 15 Sub jumlah 15 52 Jumlah 25 88
Sumber: Data primer wawancara BPR Nguter yang telah diolah (2010)
1) NK Faktor Manajemen 0,488
= x 1 = 220
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit faktor manajemen
adalah 220.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) NKF = 88 x 20% = 17,6%
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit faktor manajemen
tahun 2010 sebesar 17,6%. Predikat faktor manajemen PT. BPR
Nguter Surakarta Tahun 2010 adalah sehat karena terletak pada
nilai 16,20 < NKF ≤ 20.
f. Earning (Rentabilitas)
Penilaian terhadap faktor rentabilitas diperlukan untuk
menghitung atau mempertimbangkan kebijakan bank agar tidak
mengalami kerugian. Penilaian terhadap faktor ini dibagi menjadi dua
yaitu rasio laba sebelum pajak terhadap rata-rata volume usaha (ROA)
dan Rasio Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional
(BOPO).
Tabel 4.14 Perhitungan Rentabilitas
Tahun 2010
(Ribuan Rp.) No Komponen Penilaian Jumlah I Rasio laba terhadap rata-rata total asset
(ROA)
a. Laba sebelum pajak 2.263.650 b. Total aktiva 52.193.832 Rasio (a:b) 4,34% II. Rasio Operasional terhadap Pendapatan
a. Beban Operasional 7.533.807 b. Pendapatan Operasional 10.287.772 Rasio (a:b) 73,23%
Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2010), diolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1) Rasio laba terhadap rata-rata volume usaha (ROA)
a) ROA = %100
Pajak Sebelum LabaX
AktivaTotal
= %100 832.193.52
2.263.650X = 4,34 %
Berdasarkan perhitungan rasio ROA yang diperoleh sebesar
4,34%.
b) NK Rasio ROA = ROA Rasio Angka
enaikanKetentuanK
= 015,0
4,34= 289.33
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio ROA sebesar
289,33, tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku bahwa nilai
kredit maksimum 100, maka nilai kredit 289,33 dianggap 100.
c) Menentukan NKF
NKF = Nilai Kredit ROA x Bobot Faktor ROA
= 100 x 5% = 5
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan maka nilai kredit
faktor ROA sebesar 5.
2) Rasio BOPO
a) BOPO = %100 lOperasiona Pendapatan
lOperasionaBeban X
= %100 10.287.772
807.533.7X = 73,23%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b) Menghitung Nilai Kredit BOPO
NK BOPO = PenurunanKetentuan
BOPO Rasio Angka - BOPOKredit RasioKetentuan
= 0,08
23,73100 -= 334,62
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio BOPO sebesar
334,62, tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku bahwa nilai
kredit maksimum 100, maka nilai kredit 334,62 dianggap 100.
c) Menghitung NK Faktor BOPO
NKF = 100 x 5% = 5
d) Menentukan total nilai kredit faktor keseluruhan, ditentukan
dengan cara menjumlahkan nilai kredit rasio ROA dengan nilai
kredit faktor BOPO.
Total NKF = 5 + 5 = 10
Faktor Rentabilitas PT BPR Nguter Surakarta tahun 2010 adalah
sehat, karena terletak pada nilai 8,1 < NKF ≤ 10.
g. Liquidity (Likuiditas)
Penilaian likuiditas ini dibagi menjadi dua yaitu Cash Ratio atau
rasio alat likuid terhadap hutang lancar dan Loan Deposit Ratio (LDR)
/ rasio kredit dana yang diberikan terhadap dana pihak ke -3 terhadap
masing-masing rasio.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 4.15 Perhitungan Rata-Rata Faktor Likuiditas
Tahun 2010 (Ribuan Rp.)
Komponen Jumlah 1. Aktiva Lancar a. Kas 8.435 b. Sertifikat Bank Indonesia
0
c. Antar Bank Indonesia 3.907.570 Jumlah Aktiva Lancar 3.916.005 2. Hutang Lancar a. Kewajiban yang segera dibayar
59.072
b. Tabungan 1.386.164 c. Deposito Berjangka 34.613.093 d. Bank Indonesia 0 e. Antar Bank Indonesia 0 Jumlah Hutang Lancar 36.058.329 Rasio a:b 10,86%
Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2010), diolah
1) Cash Ratio (Rasio Aktiva Lancar terhadap Hutang Lancar)
a) Cash Ratio = 100%
X 100%
= 10,86%
Cash Ratio pada PT BPR Nguter Surakarta tahun 2010
adalah sebesar 10,86%.
b) Menghitung Nilai Kredit Cash Ratio
NK Cash Ratio =
=
= 217,2
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio Cash Ratio
sebesar 217,2 tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
bahwa nilai kredit maksimum 100, maka nilai kredit 217,2
dianggap 100.
c) Menentukan Nilai Kredit Faktor (NKF) rasio Cash Ratio
NKF Cash Ratio = 100 x 5%
= 5
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan diatas maka nilai
kredit faktor Cash Ratio sebesar 5.
Tabel 4.16 Perhitungan Jumlah Dana yang Diterima
(Ribuan Rp.) Komponen Jumlah
Dana pihak ketiga a. Tabungan 1.386.164 b. Deposito 34.613.093 c. Bank Indonesia 0 d. Antar Bank Pasiva 0 e. Modal Inti 10.000.000 Jumlah dana yang diterima 45.999.257
Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2010), diolah
Tabel 4.17 Perhitungan Faktor LDR
(Ribuan Rp.) Komponen Jumlah
a. Aktiva 3.916.005 b. Hutang Lancar 22.183.664 c. Jumlah Kredit yang diberikan 36.058.329 d. Jumlah dana yang diterima 45.999.257
Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2010), diolah
2) Loan to Deposit Ratio (LDR)
a) LDR =
= = 78,39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rasio LDR bank pada PT BPR Nguter Surakarta tahun
2010 adalah 78,39%.
b) NK LDR =
= = 146,44
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio LDR
sebesar 146,44 tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku
bahwa nilai kredit maksimum 100, maka nilai kredit 146,4
dianggap 100.
c) Menghitung Nilai Kredit Faktor LDR
NKF LDR = NK LDR x Bobot
= 100 x 5% = 5
d) Total NKF = NKF Cash Ratio + NKF LDR
= 5 + 5 = 10
Predikat untuk faktor Likuiditas tahun 2010 adalah sehat,
karena terletak pada nilai 8,1<NKF≤10.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. Perhitungan CAMEL PT. BPR Nguter Surakarta Tahun 2011
a. Capital Adequancy (Permodalan)
Adalah penilaian terhadap faktor permodalan yang didasarkan pada rasio
modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) yang
disebut rasio kecukupan modal (Capital Adequency Ratio / CAR).
Tabel 4.18
Perhitungan Rasio Modal Tahun 2011
(Ribuan Rp)
I Komponen ATMR Nominal Bobot ATMR
Kas 241.474 0% 0 Antar bank aktiva 8.769.633 20% 1.753.927 Kredit yang diberikan 75.328.358 100% 75.328.358 Aktiva tetap dan
inventaris 1.445.029 100% 1.445.029
Rupa-rupa aktiva 4.222.099 100% 4.222.099 Jumlah ATMR 82.749.413 II Modal inti Modal disetor 5.000.000 Cadangan umum 49.000 Cadangan tujuan 0 Laba/rugi tahun lalu 0 Laba tahun berjalan 2.410.228 Jumlah modal inti 7.459.228 III Modal pelengkap Penyisihan
penghapusan aktiva produktif (1,25% dari ATMR)
1.034.368
Modal pinjaman Pinjaman subordinasi Jumlah modal
pelengkap 1.034.368
Jumlah modal 8.493.596 Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2011), diolah
Modal minimum (8% dari ATMR) = 6.619.953
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Keterangan : Bobot komponen tersebut berdasarkan pada ketentuan
yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu dalam surat
edarannya.
1) Rasio (CAR) = %100 (ATMR) Re
X
sikorutimbangMenuAktivaTert
ModalJumlah
= %100 82.749.413
596.493.8X = 10,26 %
Rasio permodalan PD BPR Bank Daerah Karanganyar pada tahun
2007 sebesar 31,07 %.
2) NK Rasio Modal = 1 KenaikanKetentuan
+CARAngkaRasio
= 1 0,1%
%26,10+ = 103,6
Berdasarkan peraturan yang berlaku yaitu maksimum nilai kredit
rasio kecukupan modal adalah 100, maka nilai kredit rasio
kecukupan modal 103,6 dianggap 100.
3) Menentukan nilai kredit faktor kecukupan modal yaitu dengan cara
mengalikan nilai kredit rasio kecukupan modal dengan bobot
faktor modal. Bobot faktor permodalan yang telah ditetapkan yaitu
sebesar 30%.
NKF Kecukupan Modal = 100 X 30% = 30
Berdasarkan perhitungan maka predikat permodalan PT BPR
Nguter Surakarta untuk tahun 2011 adalah sehat karena terletak
pada nilai 24,3 < NKF ≤ 30.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Asset Quality (Aktiva produktif)
Penilaian kualitas aktiva produktif yang didasarkan pada dua rasio
yaitu rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan (APYD) terhadap
aktiva produktif dan rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif
(PPAP) yang dibentuk oleh bank terhadap Penyisihan Penghapusan
Aktiva Produktif yang wajib dibentuk (PPAPYWD)
1) Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif
Tabel 4.19 Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif
Tahun 2011 (Ribuan Rp.)
Kolektibilitas Jumlah aktiva produktif
Bobot Aktiva Produktif yang dihasilkan
Lancar 77.189.815 0% 0 Kurang Lancar 1.360.908 50% 680.454 Diragukan 1.025.787 75% 769.340 Macet 932.882 100% 932.882 Jumlah APYD 2.382.676 Aktiva Produktif 1.698.132 Kredit yang diberikan 75.328.358 Antar bank aktiva Giro/aktiva produktif lainnya
8.769.633
Jumlah aktiva produktif 85.796.123 Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2011), diolah
a) Rasio KAP
x 100% 2,78 %
Rasio aktiva produktif pada PT BPR Nguter Surakarta tahun 2011
sebesar 2,78%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b) Menentukan Nilai Kredit Rasio KAP
Nilai kredit digunakan untuk menentukan nilai kredit faktor kualitas
aktiva produktif.
NK KAP = 131,5
Nilai kredit rasio Kualitas Aktiva Produktif pada PT BPR Nguter
Surakarta sebesar 131,5. Berdasarkan ketentuan nilai kredit maksimal
adalah 100, maka nilai kredit 131,5 dianggap 100.
c) Bobot faktor rasio KAP berdasarkan ketentuan adalah 25%
d) Menentukan Nilai Kredit Faktor (NKF)
Ditentukan dengan cara mengalikan nilai kredit rasio KAP dengan
bobot faktor komponen KAP.
NKF = 100 X 25% = 25
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit faktor kualitas aktiva
produktifnya sebesar 25.
2) Penghitungan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif
Tabel 4.20 Penghitungan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)
Tahun 2011
(Ribuan Rp.) Kolektibilitas Jumlah aktiva
produktif Bobot Penghapusan aktiva
produktif yang wajib di bentuk
Lancar 77.189.815 0,50% 385.949 Kurang lancar 1.360.908 10% 136.091 Diragukan 1.025.787 50% 512.893 Macet 932.882 100% 932.882 Jumlah 1.967.815
Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2011), diolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a) Rasio PPAP =
= = 66,03 %
Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap
penyisihan penghapusan aktiva produktif yang wajib dibentuk
PT BPR Nguter Surakarta sebesar 66,03 %.
b) Menghitung Besarnya Nilai Kredit Ratio PPAP
Nilai kredit diperoleh dengan cara membagi rasio PPAP dengan
ketentuan kenaikan 1%.
NK Rasio PPAP = ,03
c) Menentukan Nilai Kredit Faktor
Nilai kredit faktor ditentukan dengan cara mengalikan nilai
kredit PPAP dengan bobot faktor rasio PPAP yaitu sebesar 5%
NKF = 66,03 X 5% = 3,3 %
d) Menentukan NKF keseluruhan
Menentukan kredit faktor keseluruhan untuk faktor kualitas
aktiva produktif adalah dengan menjumlahkan nilai kredit faktor
aktiva produktif dengan nilai kredit faktor PPAP.
NKF = 25 + 3,3 = 28,3
Predikat utnuk rasio kualitas aktiva produktif adalah sehat karena terletak pada nilai 24,3 < NKF ≤ 30.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Management (Manajemen)
Maksud dan tujuan penilaian kesehatan bank melalui faktor
manajemen adalah untuk menilai kemampuan manajemen dalam
menjalankan usaha bank yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku
serta untuk menilai tujuan jangka pendek atau panjang yang disusun
manajeman.
Tabel 4.21
Perhitungan Manajemen
Tahun 2011
No Komponen Penilaian Jumlah Pertanyaan
Jumlah Nilai
1 Manajemen Umum Strategi/sasaran 1 4 Struktur 2 8 Sistem 4 15 Kepemimpinan 3 11 Sub jumlah 10 38
II Manajemen Resiko Resiko likuiditas 2 7 Resiko kredit 3 11 Resiko operasional 3 12 Resiko hukum 3 12 Resiko pemilik dan pengurus 4 16 Sub jumlah 15 58
Jumlah 25 96 Sumber: Data primer wawancara BPR Nguter yang telah diolah (2011)
1) NK Faktor Manajemen 0,496
= x 1 = 240
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit faktor manajemen adalah
240.
2) NKF = 96 x 20% = 19,2%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit faktor manajemen tahun
2011 sebesar 19,2%. Predikat faktor manajemen PT. BPR Nguter
Surakarta Tahun 2011 adalah sehat karena terletak pada nilai 16,20
< NKF ≤ 20.
d. Earning (Rentabilitas)
Penilaian terhadap faktor ini dibagi menjadi dua yaitu rasio laba sebelum
pajak terhadap rata-rata volume usaha (ROA) dan Rasio Beban
Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO).
Tabel 4.22 Perhitungan Rentabilitas
Tahun 2011 (Ribuan Rp.)
No Komponen Penilaian Jumlah I Rasio laba terhadap rata-rata total asset
(ROA)
a. Laba sebelum pajak 2.410.228 b. Total aktiva 87.937.358 Rasio (a:b) 2,74% II. Rasio Operasional terhadap Pendapatan
a. Beban Operasional 14.200.231 b. Pendapatan Operasional 17.139.282 Rasio (a:b) 82,85%
Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2011), diolah
1) Rasio laba terhadap rata-rata volume usaha (ROA)
a) ROA = %100
Pajak Sebelum LabaX
AktivaTotal
= %100 358.937.87
2.410.228X = 2,74 %
Berdasarkan perhitungan rasio ROA yang diperoleh sebesar
2,74%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b) NK Rasio ROA = ROA Rasio Angka
enaikanKetentuanK
= 015,0
2,74
= 182,67
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio ROA sebesar
182,67, tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku bahwa nilai
kredit maksimum 100, maka nilai kredit 182,67 dianggap 100.
c) Menentukan NKF
NKF = Nilai Kredit ROA x Bobot Faktor ROA
= 100 x 5% = 5
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan maka nilai kredit
faktor ROA sebesar 5.
2) Rasio BOPO
a) BOPO = %100 lOperasiona Pendapatan
lOperasionaBeban X
= %100 17.139.282
231.200.14X = 82,85%
b) Menghitung Nilai Kredit BOPO
NK BOPO = PenurunanKetentuan
BOPO Rasio Angka - BOPOKredit RasioKetentuan
= 0,08
85,82100 - = 214,37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio BOPO sebesar
214,37, tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku bahwa nilai
kredit maksimum 100, maka nilai kredit 214,37 dianggap 100.
c) Menghitung NK Faktor BOPO
NKF = 100 x 5% = 5
d) Menentukan total nilai kredit faktor keseluruhan
Ditentukan dengan cara menjumlahkan nilai kredit rasio ROA
dengan nilai kredit faktor BOPO.
Total NKF = 5 + 5 = 10
Faktor Rentabilitas PT BPR Nguter Surakarta tahun 2011 adalah sehat, karena terletak pada nilai 8,1 < NKF ≤ 10.
e. Liquidity (Likuiditas)
Penilaian likuiditas ini dibagi menjadi dua yaitu Cash Ratio atau
rasio alat likuid terhadap hutang lancar dan Loan Deposit Ratio (LDR) /
rasio kredit dana yang diberikan terhadap dana pihak ke-3 terhadap
masing-masing rasio.
Tabel 4.23 Perhitungan Rata-Rata Faktor Likuiditas
Tahun 2011 (Ribuan Rp.)
Komponen Jumlah 1. Aktiva Lancar a. Kas 241.474 b. Sertifikat Bank Indonesia 0 c. Antar Bank Indonesia 8.769.633 Jumlah Aktiva Lancar 9.011.107
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Hutang Lancar a. Kewajiban yang segera dibayar 78.522 b. Tabungan 1.630.976 c. Deposito Berjangka 47.279.368 d. Bank Indonesia 0 e. Antar Bank Indonesia 0 Jumlah Hutang Lancar 48.988.866 Rasio a:b 18,39%
Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2011), diolah
1) Cash Ratio (Rasio Aktiva Lancar terhadap Hutang Lancar)
a. Cash Ratio =
= = 18,39%
Cash Ratio pada PT BPR Nguter Surakarta tahun 2011 adalah
sebesar 18,39%
b. Menghitung Nilai Kredit Cash Ratio
NK Cash Ratio =
= = 367,8
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio Cash Ratio
sebesar 367,8 tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku bahwa
nilai kredit maksimum 100, maka nilai kredit 367,8 dianggap 100.
c. Menentukan Nilai Kredit Faktor (NKF) rasio Cash Ratio
NKF Cash Ratio = 100 x 5% = 5
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan diatas maka nilai kredit
faktor Cash Ratio sebesar 5.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 4.24 Perhitungan Jumlah Dana yang Diterima
(Ribuan Rp.)
Komponen Jumlah Dana pihak ketiga a. Tabungan 1.630.976 b. Deposito 47.279.368 c. Bank Indonesia 0 d. Antar Bank Pasiva 0 e. Modal Inti 10.000.000 Jumlah dana yang diterima 58.910.344
Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2011), diolah
Tabel 4.25 Perhitungan Faktor LDR
(Ribuan Rp.)
Komponen Jumlah a. Aktiva 9.011.107 b. Hutang Lancar 48.988.866 c. Jumlah Kredit yang diberikan 75.328.358 d. Jumlah dana yang diterima 85.910.344
Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2011), diolah
2) Loan to Deposit Ratio (LDR)
a) LDR =
= = 87,68%
Rasio LDR bank pada PT BPR Nguter Surakarta tahun 2011
adalah 87,68%
b) NK LDR =
= = 109,28%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio LDR sebesar
109,28 tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku bahwa nilai
kredit maksimum 100, maka nilai kredit 109,28 dianggap 100.
c) Menghitung Nilai Kredit Faktor LDR
NKF LDR = NK LDR x Bobot
= 100 x 5% = 5
d) Total NKF = NKF Cash Ratio + NKF LDR
= 5 + 5 = 10
Predikat untuk faktor Likuiditas tahun 2011 adalah sehat, karena
terletak pada nilai 8,1<NKF≤10.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Pembahasan
Tabel 4.26
Perbandingan Rasio Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
No Faktor yang
Dinilai
Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011
Rasio Indikator Rasio Indikator Rasio Indikator
1 Capital (Permodalan) 31,1% Sehat 17,48% Sehat 10,26% Sehat
2 Kualitas Aktiva Produktif
a. Rasio KAP 5,2% Sehat 2,83% Sehat 2,78% Sehat
b. Rasio PPAP 26,9% Kurang Sehat 64,51% Cukup
Sehat 66,03% Cukup Sehat
3 Manajemen 86 Sehat 88 Sehat 96 Sehat
4 Rentabilitas
a. ROA 2,98% Sehat 4,34% Sehat 2,74% Sehat
b. BOPO 83.15% Sehat 73,23% Sehat 82,85% Sehat
5 Likuiditas
a. Cash Ratio 29,75% Sehat 10,86% Sehat 18,39% Sehat
b. LDR 63,59% Sehat 78,39% Sehat 87,68% Sehat Sumber : Laporan Keuangan BPR Nguter, diolah
Dari Tabel 4.33 dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Capital Adequency
Dari perhitungan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa rasio
permodalan tahun 2009 sebesar 31,1 %, pada tahun 2010 mengalami
penurunan menjadi 17,48 %, serta pada tahun 2011 kembali mengalami
penurunan menjadi 10,26, artinya disini bahwa PT BPR Nguter Surakarta
lebih fokus dalam memberikan pinjaman bagi kreditor daripada
menyimpan modal untuk kas tiap tahunnya dan dari tabel ini juga dapat
dilihat bahwa bank ini mampu untuk mempertahankan pengelolaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
terhadap modal sendiri dan aktiva-aktiva yang mengandung resiko serta
mampu menutup kerugian atas kredit yang diberikan sebab masih
tergolong dalam kategori sehat.
2. Kualitas Aktiva Produktif
Rasio KAP tahun 2009 sebesar 5.2% ke tahun 2010 mengalami
penurunan menjadi 2,83% , mengalami penurunan kembali pada tahun
2011 sebesar 2.78 artinya PT BPR Nguter Surakarta mampu untuk
mengatasi resiko usaha yang terkandung pada komponen kredit yang
diterima dari bank. Sedangkan untuk rasio PPAP yang dihasilkan pada
tahun 2009 adalah sebesarr 26,9% dan mengalami peningkatan di tahun
2010 sebesar 64,51% kemudian ditahun 2011 mengalami peningkatan
kembali sebesar 66,03% artinya PT. BPR Nguter Surakarta berhasil
dalam analisis kredit yaitu layak atau tidaknya kredit diajukan kepada
masyarakat.
3. Manajemen
Rasio manajemen tahun 2009 sebesar 86, mengalami penurunan pada
tahun 2010 menjadi 88, dan ditahun 2011 mengalami peningkatan
menjadi 96. Hal ini berarti terjadi peningkatan kinerja manajemen dalam
mengatur strategi dalam usaha pencapaian tujuan PT BPR Nguter
Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Rentabilitas
Penilaian faktor rentabilitas didasarkan pada 2 rasio yaitu ROA dan
BOPO. Rasio ROA pada tahun 2009 sebesar 2,98%, mengalami
peningkatan ditahun 2010 menjadi 4,34% ditahun 2011 mengalami
penurunan lagi menjadi 2,74% , artinya keuntungan yang dicapai PT BPR
Nguter Surakarta mengalami penurunan. Sedangkan untuk rasio BOPO
pada tahun 2009 sebesar 83,15%mengalami penurunan ditahun 2009
menjadi 73,23% ,tahun 2011 mengalami peningkatan menjadi 81%,
artinya pendapatan operasional yang dihasilkan PT BPR Nguter Surakarta
lebih besar dari pada biaya operasional yang ditanggung oleh PT BPR
Nguter Surakarta.
5. Likuiditas
Likuiditas diukur dengan dua rasio yaitu cash ratio dan LDR. Komponen
Cash Rasio yang meliputi alat likuid mengalami penurunan yang cukup
signifikan. Rasio Cash Ratio ditahun 2009 sebesar 29,75% mengalami
penurunan ditahun 2010 menjadi 10,86%, pada tahun 2011 mengalami
peningkatan menjadi 18,39% dan , artinya dalam pengelolaan asset yang
digunakan untuk membayar kewajiban yang harus dibayar menurun.
Sedangkan rasio LDR mengalami peningkatakan di tiga tahun terakhir.
Pada tahun 2009 sebesar 63,59%, di tahun 2009 menjadi menjadi 78,39%
,ditahun 2011 menjadi 87,68% . Hal ini berarti dana yang diterima oleh
PD BPR Bank Daerah Karanganyar mengalami peningkatan, baik dari
tabungan, deposito berjangka, modal inti yang berarti kemampuan dalam
menyalurkan kreditnya meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 4.27
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
No Faktor yang Dinilai NKF
Tahun 2009
Tahun 2010
Tahun 2011
1 Capital (Permodalan) 30 30 30 2 Kualitas Aktiva Produktif
a. Rasio KAP 25 25 25 b. Rasio PPAP
3 Manajemen 1.35 3.23 3.3 4 Rentabilitas 17.2 17.6 19.2 a. ROA 5 5 5 b. BOPO 5 5 5 5 Likuiditas
a. Cash Ratio 5 5 5 b. LDR 5 5 5
Nilai akhir tingkat kesehatan bank 93.55 95.83 97.5 Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter, diolah
Dari tabel 4.34 dapat diketahui bahwa secara keseluruhan tingkat
kesehatan bank setelah dihitung menggunakan CAMEL adalah sehat
karena terletak pada nilai 81 < NKF ≤ 100. Pada tahun 2009 sebesar 93,55,
tahun 2010 sebesar 95,83, tahun 2011 sebesar 97,5.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian mengenai analisis tingkat kesehatan bank PT. BPR Nguter Kota
Solo menurut perhitungan metode Camel mempunyai kesimpulan sebagai berikut.
1. Faktor permodalan PT BPR Nguter Kota Solo memiliki nilai CAR yang
mengalami naik turun dari tahun 2009-2011 tetapi hal ini tetap menunjukkan
bahwa bank ini tergolong sehat karena memiliki nilai CAR lebih dari 8% dimana
hal itu sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Selain
itu dapat disimpulkan juga bahwa PT BPR Nguter Kota Solo mampu untuk
mempertahankan pengelolaan terhadap modal sendiri dan aktiva-aktiva yang
mengandung resiko.
2. Faktor Kualitas Aktiva Produktif yang diklasifikasikan terhadap total aktiva
produktif dan rasio maka PT BPR Nguter Kota Solo di kategorikan berpredikat
sehat, Hal ini menunjukkan Fluktuasi kinerja yang stabil dalam analisis kredit
yang disalurkan kepada masyarakat.
3. Faktor manajemen PT BPR Nguter Kota Solo pada tahun 2009-2011 sebesar 86,
88 dan 96 hal ini menunjukkan keberhasilan pihak manajemen dalam upaya
peningkatan kondisi keuangan PT BPR Nguter Kota Solo.
4. Penilaian faktor rentabilitas PT BPR Nguter Kota Solo tahun 2009-2011 adalah
berpredikat sehat, ini berarti rasio rentabilitasnya yang dicapai adalah tinggi dan
menunjukkan efektifnya penggunaan dana pada sisi aktiva dalam menghasilkan
laba.
5. Cash Ratio pada PT BPR Nguter Surakarta tahun 2009-2011 termasuk dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kriteria sehat, berarti PT BPR Nguter Surakarta memiliki kemampuan dalam
mengelola asset yang digunakan untuk membayar kewajiban yang harus dibayar
pada waktunya. Rasio LDR pada PT BPR Nguter Surakarta mengalami
kecenderungan peningkatan selama tahun 2009-2011 sehingga dana yang
diterima oleh PT BPR Nguter Surakarta mengalami kenaikan baik dari
tabungan, deposito berjangka, modal inti yang berarti kemampuan bank dalam
menyalurkan kreditnya meningkat.
B. Saran
Penilaian tingkat kesehatan PT BPR Nguter Surakarta secara keseluruhan
dari tahun 2009-2011 adalah berpredikat sehat. Berdasarkan pada kesimpulan
penelitian, maka penulis menyajikan saran-saran sebagai berikut.
1. Perlunya peningkatan pada semua faktor-faktor permodalan, dengan penerbitan
saham baru, penjualan obligasi.
2. Perlunya peningkatan aktiva produktif, dengan memperkecil kredit
bermasalah dan penanaman aktiva produktif.
3. Perlunya peningkatan manajemen, dengan meningkatkan kepatuhan
kepada BI, menjaga reputasi dan hubungan baik dengan nasabah.
4. Perlunya peningkatan rentabilitas, dengan cara meningkatkan pendapatan
dan memperkecil beban operasional.
5. Perlunya peningkatan likuiditas, dengan cara mengurangi pasiva lancar
dan jalan melakukan pinjaman jangka panjang sekaligus membuat budget
kas. Bank bisa masuk ke PUAB untuk mendapatkan pinjaman, melakukan
transaksi repot dengan menggunakan asset seperti Surat Utang Negara atau
Sertifikat Bank Indonesia ke BI.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ASPEK ASPEK MANAJEMEN YANG DINILAI
Berikut ini merupakan aspek-aspek yang dinilai dalam menghitung tingkat kesehatan
manajemen, skala penilaian untuk setiap pertanyaan ditetapkan antara 0-4 dengan criteria
sebagai berikut:
Nilai 0 mencerminkan kondisi lemah.
Nilai 1,2,3 mencerminkan kondisi antara.
Nilai 4 mencerminkan sangat baik.
No Daftar Pertanyaan 0 1 2 3 4 Nilai I Manajemen Umum
a. Strategi / Sasaran 1. Rencana kerja tahunan bank digunakan
sebagai dasar acuan kegiatan usaha bank selama satu tahun.
b. Struktur 2. Bagan organisasi yang ada telah
mencerminkan seluruh kegiatan bank dan tidak terdapat jabatan kosong atau perangkapan jabatan yang dapat mengganggu kelancaraan pelaksanaan tugas.
3. Bank memiliki batasan tugas dan wewenang yang jelas untuk masing-masing karyawannya yang tercermin pada kegiatan operasionalnya.
c. Sistem 4. Kegiatan operasional pemberian kredit
telah dilaksanakan sesuai dengan sistem dan prosedur tertulis.
5. Pencatatan setiap transaksi dilakukan secara akurat dan laporan keuangan disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku.
6. Bank mempunyai sistem pengamanan yang baik terhadap semua dokumen penting.
7. Pimpinan senantiasa melakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pengawasan terhadap perkembangan dan pelaksanaan kegiatan bawahannya.
d. Kepemimpinan 8. Pengambilan keputusan-keputusan yang
bersifat operasional dilakukan oleh direksi secara independen.
9. Pimpinan bank komit untuk menangani permasalahan bank yang dihadapi serta senantiasa melakukan langkah-langkah perbaikan yang diperlukan.
10. Direksi dan karyawan memiliki tertib kerja yang meliputi disiplin kerja serta komitmen dan didukung sarana kerja yang memadai dalam melaksanaan pekerjaan.
Jumlah Nilai Untuk Manajemen Umum II Manajemen Resiko
a. Resiko Likuiditas 11. Bank Melakukan pemantauan dan
pencatatan tagihan dan kewajiban.
12. Bank Senantiasa memelihara likuiditas dengan baik yang jatuh tempo untuk mencegah kemungkinan timbulnya likuiditas.
b. Resiko Kredit 13. Dalam memberikan kredit bank
melakukan analisis terhadap kemampuan debitur untuk membayar kembali kewajibannya.
14. Setelah kredit diberikan bank melakukan pemantauan terhadap penggunaan kredit, serta kemampuan dan kepatuhan debitur dalan memenuhi kewajibannya.
15. Bank melakukan peninjauan, penilaian dan pengikatan terhadap agunan.
c. Resiko Operasional 16. Bank menerapkan kebijakan
pembentukan penyisihan penghapusan piutang berdasarkan prinsip kehati-hatian.
17. Bank tidak menetapkan persyaratan yang lebih ringan kepada pemilik / pengurus bank untuk memperoleh fasilitas dari bank.
18. Pimpinan senantiasa melakukan tindak lanjut secara efetif terhadap temuan hasil pemeriksaan oleh Bank Indonesia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
d. Resiko Hukum 19. Perjanjian kredit telah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
20. Bank telah memastikan bahwa agunan yang diterima telah memenuhi persyaratan ketentuan yang berlaku.
21. Bank menatausahakan secara baik dan aman blangko bilyet deposito dan buku tabungan yang belm dunakan dan blangko bilyet deposito telah dicairkan dananya serta tabungan yang telah dikembalikan kepada bank karena rekeningnya telah ditutup.
e. Resiko Pemilik dan Pengurus 22. Pemilik bank tidak mencampuri kegiatan
operasional sehari-hari yang cenderung menguntungkan kepentingan sendiri, keluarga atau grupnya sehingga merugikan bank.
23. Pemilik bank mempunyai kemampuan dan kemauan untuk meningkatkan permodalan bank sehingga senantiasa memenuhi ketentuan yang berlaku.
24. Direksi bank dalam melaksanakan kegiatan operasional cenderung menguntungkan diri sendiri, keluarga, dan grupnya, atau berpotensi akan merugikan bank.
25. Dewan Komisaris melaksanakan fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan tugas direksi dalam batasan tugas dan wewenang yang jelas dilakukan.
Jumlah Nilai Manajemen Resiko Jumlah Nilai Faktor Manajemen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan
PT. BPR Nguter Surakarta JL. HONGGOWONGSO NO.69 JAYENGAN SERENGAN
Periode: Desember - 2009
LAPORAN NERACA
(Ribuan Rp.)
No Pos-Pos Posisi
Desember 2009 Posisi
Desember 2008
AKTIVA
1 Kas 147,189 0
2 Sertifikat Bank Indonesia 0 0
3 Antarbank Aktiva
a. Pada bank umum 5,454,358 0
b. Pada BPR 1,000,000 0
4 Kredit yang diberikan
a. Pihak terkait 298,254 0
b. Pihak tidak terkait 20,144,652 0
5 Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif -/- 268,215 0
6 Aktiva dalam valuta asing 0 0
7 Aktiva tetap dan inventaris
a. Tanah dan gedung 0 0
b. Akumulasi penyusutan gedung -/- 0 0
c. Inventaris 663,796 0
d. Akumulasi penyusutan inventaris -/- 310,838 0
8 Aktiva Lain-lain 121,872 0
Jumlah Aktiva 27,251,068 0
No Pos-Pos Posisi
Desember 2009 Posisi
Desember 2008
PASSIVA
1 Kewajiban-kewajiban yang segera dapat dibayar 36,241 0
2 Tabungan
a. Pihak terkait 25,623 0
b. Pihak tidak terkait 1,133,219 0
3 Deposito berjangka
a. Pihak terkait 113,000 0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Pihak tidak terkait 20,875,581 0
4 Kewajiban kepada Bank Indonesia 0 0
5 Antarbank pasiva 0 0
6 Pinjaman yang diterima 0 0
7 Pinjaman subordinasi 0 0
8 Rupa-rupa Pasiva 144,293 0
9 Ekuitas :
a. Modal dasar 10,000,000 0
b. Modal yang belum disetor -/- 5,900,000 0
c. Agio 0 0
d. Disagio -/- 0 0
e. Modal sumbangan 0 0
f. Modal pinjaman 0 0
g. Dana setoran modal 0 0
h. Cadangan revaluasi aktiva tetap 0 0
i. Cadangan umum 10,000 0
j. Cadangan tujuan 0 0
k. Laba yang ditahan 1,041 0
l. Saldo Laba (Rugi) tahun berjalan 812,070 0
Jumlah Pasiva 27,251,068 0
Laporan Laba Rugi
(Ribuan Rp.)
No Pos-Pos Posisi
Desember 2009 Posisi
Desember 2008
1 Pendapatan Operasional
2 - Bunga 4,702,205 0
3 - Provisi dan Komisi 226,514 0
4 - Lainnya 585,549 0
5 Jumlah Pendapatan Operasional 5,514,268 0
6 Pendapatan Non Operasional 73,832 0
7 Jumlah Pendapatan 5,588,100 0
8 Beban Operasional
9 - Beban Bunga 1,778,919 0
10 - Beban Administrasi dan Umum 542,534 0
11 - Beban Personalia 1,347,518 0
12 - Penyisihan Aktiva Produktif 208,622 0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13 - Beban Operasional Lainnya 707,399 0
14 Jumlah Beban Operasional 4,584,992 0
15 Beban Non Operasional 45,195 0
16 Jumlah Beban 4,630,187 0
17 Laba/Rugi sebelum Pajak Penghasilan (PPh) 957,913 0
18 Taksiran Pajak Penghasilan 145,843 0
19 Laba/Rugi Tahun Berjalan 812,070 0
Laporan Komitmen dan Kontinjensi
(Ribuan Rp.)
No Pos-Pos Posisi
Desember 2009 Posisi
Desember 2008
1 Fasilitas pinjaman yang diterima dan belum ditarik 0 0
2 Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik 0 0
3 Lain-Lain 0 0
Jumlah Komitmen 0 0
1 Pendapatan bunga dalam penyelesaian 0 0
2 Lain-Lain 954,357 0
Jumlah Kontinjensi 954,357 0
Laporan Kualitas Aktiva Produktif & Informasi Lainnya
(Ribuan Rp.)
Keterangan L KL D M Jumlah
1. Penempatan pada bank lain 1,610,000 0 0 0 1,610,000
2. Kredit yang diberikan 0 0 0 0 0
a. Kepada pihak terkait 0 0 0 0 0
b. Kepada pihak tidak terkait 42,965,489 1,206,368 664,484 314,417 45,150,758
3. Jumlah aktiva produktif 44,575,489 1,206,368 664,484 314,417 46,760,758
4. NPL net (%) - - - - 3.91
5. Rasio KPMM (%) - - - - 12.87
6. Loan to Deposit Ratio / LDR (%) - - - - 90.56
7. Return on Asset / ROA (%) - - - - 7.09
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGURUS BANK PEMILIK BANK Dewan Komisaris: Pemegang Saham: Direksi: Pemegang Saham Pengendali:
* Laporan Keuangan Publikasi ini belum diaudit
* Informasi keuangan di atas telah disusun untuk memenuhi Peraturan Bank Indonesia No.8/20/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank Perkreditan Rakyat dan Surat Edaran Bank Indonesia No.8/30/DPBPR tanggal 12 Desember 2006 perihal Laporan tahunan dan laporan Keuangan Publikasi BPR
* Laporan Keuangan Publikasi ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Direksi BPR * Bagi BPR dengan total asset Rp.10 Milyar atau lebih wajib mencantumkan nama Kantor Akuntan Publik dan nama Akuntan Publik yang bertanggungjawab terhadap audit (partner in-charge)
* Laporan Keuangan Publikasi ini belum sepenuhnya mengacu pada Pedoman Akuntansi BPR
Provinsi Jawa Tengah, 31 - Desember – 2009
DIREKSI
PT. BPR Nguter Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan
PT. BPR Nguter Surakarta JL. HONGGOWONGSO NO.69 JAYENGAN SERENGAN
Periode: Desember - 2010
LAPORAN NERACA
(Ribuan Rp.)
No Pos-Pos Posisi
Desember 2010 Posisi
Desember 2009
AKTIVA
1 Kas 8,435 147,189
2 Sertifikat Bank Indonesia 0 0
3 Antarbank Aktiva
a. Pada bank umum 2,907,570 5,454,358
b. Pada BPR 1,000,000 1,000,000
4 Kredit yang diberikan
a. Pihak terkait 0 298,254
b. Pihak tidak terkait 45,150,758 20,144,652
5 Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif -/- 642,859 268,215
6 Aktiva dalam valuta asing 0 0
7 Aktiva tetap dan inventaris
a. Tanah dan gedung 0 0
b. Akumulasi penyusutan gedung -/- 0 0
c. Inventaris 764,231 663,796
d. Akumulasi penyusutan inventaris -/- 371,318 310,838
8 Aktiva Lain-lain 3,377,015 121,872
Jumlah Aktiva 52,193,832 27,251,068
No Pos-Pos Posisi
Desember 2010 Posisi
Desember 2009
PASSIVA
1 Kewajiban-kewajiban yang segera dapat dibayar 59,072 36,241
2 Tabungan
a. Pihak terkait 0 25,623
b. Pihak tidak terkait 1,386,164 1,133,219
3 Deposito berjangka
a. Pihak terkait 57,000 113,000
b. Pihak tidak terkait 34,556,093 20,875,581
4 Kewajiban kepada Bank Indonesia 0 0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5 Antarbank pasiva 5,740,000 0
6 Pinjaman yang diterima 2,860,000 0
7 Pinjaman subordinasi 0 0
8 Rupa-rupa Pasiva 1,145,812 144,293
9 Ekuitas :
a. Modal dasar 10,000,000 10,000,000
b. Modal yang belum disetor -/- 5,900,000 5,900,000
c. Agio 0 0
d. Disagio -/- 0 0
e. Modal sumbangan 0 0
f. Modal pinjaman 0 0
g. Dana setoran modal 0 0
h. Cadangan revaluasi aktiva tetap 0 0
i. Cadangan umum 25,000 10,000
j. Cadangan tujuan 0 0
k. Laba yang ditahan 1,041 1,041
l. Saldo Laba (Rugi) tahun berjalan 2,263,650 812,070
Jumlah Pasiva 52,193,832 27,251,068
Laporan Laba Rugi
(Ribuan Rp.)
No Pos-Pos Posisi
Desember 2010 Posisi
Desember 2009
1 Pendapatan Operasional
2 - Bunga 9,411,036 4,702,205
3 - Provisi dan Komisi 129,816 226,514
4 - Lainnya 746,920 585,549
5 Jumlah Pendapatan Operasional 10,287,772 5,514,268
6 Pendapatan Non Operasional 54,948 73,832
7 Jumlah Pendapatan 10,342,720 5,588,100
8 Beban Operasional
9 - Beban Bunga 3,591,275 1,778,919
10 - Beban Administrasi dan Umum 812,048 542,534
11 - Beban Personalia 1,308,748 1,347,518
12 - Penyisihan Aktiva Produktif 848,893 208,622
13 - Beban Operasional Lainnya 972,843 707,399
14 Jumlah Beban Operasional 7,533,807 4,584,992
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15 Beban Non Operasional 8,481 45,195
16 Jumlah Beban 7,542,288 4,630,187
17 Laba/Rugi sebelum Pajak Penghasilan (PPh) 2,800,432 957,913
18 Taksiran Pajak Penghasilan 536,782 145,843
19 Laba/Rugi Tahun Berjalan 2,263,650 812,070
Laporan Komitmen dan Kontinjensi
(Ribuan Rp.)
No Pos-Pos Posisi
Desember 2010 Posisi
Desember 2009
1 Fasilitas pinjaman yang diterima dan belum ditarik 0 0
2 Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik 2,956,000 0
3 Lain-Lain 0 0
Jumlah Komitmen 2,956,000 0
1 Pendapatan bunga dalam penyelesaian 1,659,000 0
2 Lain-Lain 1,417,000 954,357
Jumlah Kontinjensi 3,076,000 954,357
Laporan Kualitas Aktiva Produktif & Informasi Lainnya
(Ribuan Rp.)
Keterangan L KL D M Jumlah
1. Penempatan pada bank lain 1,610,000 0 0 0 1,610,000
2. Kredit yang diberikan 0 0 0 0 0
a. Kepada pihak terkait 0 0 0 0 0
b. Kepada pihak tidak terkait 42,965,489 1,206,368 664,484 314,417 45,150,758
3. Jumlah aktiva produktif 44,575,489 1,206,368 664,484 314,417 46,760,758
4. NPL net (%) - - - - 3.91
5. Rasio KPMM (%) - - - - 12.87
6. Loan to Deposit Ratio / LDR (%) - - - - 90.56
7. Return on Asset / ROA (%) - - - - 7.09
PENGURUS BANK PEMILIK BANK Dewan Komisaris: BAMBANG SUBARTONO, SE DRS SRI DADI WIBOWO, MM
Pemegang Saham: AUGUSTINE ESTHER (40.00%)
Direksi: FRANSISCA PERMATA DEWI, SE.MM YUSAK ADI NUGROHO, SE
Pemegang Saham Pengendali:DJOKO PONG SUGOTO
* Laporan Keuangan Publikasi ini telah diaudit oleh RACHMAD WAHYUDI
* Informasi keuangan di atas telah disusun untuk memenuhi Peraturan Bank Indonesia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
No.8/20/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank Perkreditan Rakyat dan Surat Edaran Bank Indonesia No.8/30/DPBPR tanggal 12 Desember 2006 perihal Laporan tahunan dan laporan Keuangan Publikasi BPR * Laporan Keuangan Publikasi ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Direksi BPR * Bagi BPR dengan total asset Rp.10 Milyar atau lebih wajib mencantumkan nama Kantor Akuntan Publik dan nama Akuntan Publik yang bertanggungjawab terhadap audit (partner in-charge)
* Laporan Keuangan Publikasi ini belum sepenuhnya mengacu pada Pedoman Akuntansi BPR
Provinsi Jawa Tengah, 31 - Desember - 2010
DIREKSI
PT. BPR Nguter Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan
PT. BPR Nguter Surakarta JL. HONGGOWONGSO NO.69 JAYENGAN SERENGAN
Periode: Desember - 2011
LAPORAN NERACA
(Ribuan Rp.)
No Pos-Pos Posisi
Desember 2011
Posisi Desember
2010
AKTIVA
1 Kas 241,474 8,435
2 Sertifikat Bank Indonesia 0 0
3 Antarbank Aktiva
a. Pada bank umum 7,519,633 2,907,570
b. Pada BPR 1,250,000 1,000,000
4 Kredit yang diberikan
a. Pihak terkait 288,497 185,613
b. Pihak tidak terkait 75,039,861 44,965,145
5 Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif -/-
1,299,265 642,859
6 Aktiva dalam valuta asing 0 0
7 Aktiva tetap dan inventaris
a. Tanah dan gedung 0 0
b. Akumulasi penyusutan gedung -/- 0 0
c. Inventaris 1,060,044 764,231
d. Akumulasi penyusutan inventaris -/- 384,985 371,318
8 Aktiva Lain-lain 4,222,099 3,377,015
Jumlah Aktiva 87,937,358 52,193,832
No Pos-Pos Posisi
Desember 2011
Posisi Desember
2010
PASSIVA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1 Kewajiban-kewajiban yang segera dapat dibayar
78,522 59,072
2 Tabungan
a. Pihak terkait 107,326 34,801
b. Pihak tidak terkait 1,523,650 1,351,363
3 Deposito berjangka
a. Pihak terkait 926,000 878,000
b. Pihak tidak terkait 46,353,368 33,735,093
4 Kewajiban kepada Bank Indonesia 0 0
5 Antarbank pasiva 9,600,000 5,740,000
6 Pinjaman yang diterima 20,318,603 2,860,000
7 Pinjaman subordinasi 0 0
8 Rupa-rupa Pasiva 1,569,620 1,145,812
9 Ekuitas :
a. Modal dasar 10,000,000 10,000,000
b. Modal yang belum disetor -/- 5,000,000 5,900,000
c. Agio 0 0
d. Disagio -/- 0 0
e. Modal sumbangan 0 0
f. Modal pinjaman 0 0
g. Dana setoran modal 0 0
h. Cadangan revaluasi aktiva tetap 0 0
i. Cadangan umum 49,000 25,000
j. Cadangan tujuan 0 0
k. Laba yang ditahan 1,041 1,041
l. Saldo Laba (Rugi) tahun berjalan 2,410,228 2,263,650
Jumlah Pasiva 87,937,358 52,193,832
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Laba Rugi
(Ribuan Rp.)
No Pos-Pos Posisi
Desember 2011
Posisi Desember
2010
1 Pendapatan Operasional
2 - Bunga 14,942,626 9,411,036
3 - Provisi dan Komisi 273,614 129,816
4 - Lainnya 1,923,042 746,920
5 Jumlah Pendapatan Operasional 17,139,282 10,287,772
6 Pendapatan Non Operasional 147,165 54,948
7 Jumlah Pendapatan 17,286,447 10,342,720
8 Beban Operasional
9 - Beban Bunga 7,028,979 3,591,275
10 - Beban Administrasi dan Umum 1,242,272 812,048
11 - Beban Personalia 2,234,626 1,269,167
12 - Penyisihan Aktiva Produktif 1,698,132 848,893
13 - Beban Operasional Lainnya 1,996,222 1,012,424
14 Jumlah Beban Operasional 14,200,231 7,533,807
15 Beban Non Operasional 15,890 8,481
16 Jumlah Beban 14,216,121 7,542,288
17 Laba/Rugi sebelum Pajak Penghasilan (PPh)
3,070,326 2,800,432
18 Taksiran Pajak Penghasilan 660,098 536,782
19 Laba/Rugi Tahun Berjalan 2,410,228 2,263,650
Laporan Komitmen dan Kontinjensi
(Ribuan Rp.)
No Pos-Pos Posisi
Desember 2011
Posisi Desember
2010
1 Fasilitas pinjaman yang diterima dan belum ditarik 0 0
2 Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum 5,713,484 2,956,000
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ditarik
3 Lain-Lain 0 0
Jumlah Komitmen 5,713,484 2,956,000
1 Pendapatan bunga dalam penyelesaian 807,699 1,659,000
2 Lain-Lain 2,459,493 1,417,000
Jumlah Kontinjensi 3,267,192 3,076,000
Laporan Kualitas Aktiva Produktif & Informasi Lainnya
(Ribuan Rp.)
Keterangan L KL D M Jumlah
1. Penempatan pada bank lain 5,181,034 0 0 0 5,181,034
2. Kredit yang diberikan 0 0 0 0 0
a. Kepada pihak terkait
288,497 0 0 0 288,497
b. Kepada pihak tidak terkait 71,720,284 1,360,908 1,025,787 932,882 75,039,861
3. Jumlah aktiva produktif
77,189,815 1,360,908 1,025,787 932,882 80,509,392
4. NPL net (%) - - - - 3.19
5. Rasio KPMM (%) - - - - 9.19
6. Loan to Deposit Ratio / LDR (%) - - - - 88.53
7. Return on Asset / ROA (%) - - - - 4.23
PENGURUS BANK PEMILIK BANK Dewan Komisaris: BAMBANG SUBARTONO,SE DRS SRI DADI WIBOWO,MM
Pemegang Saham: AUGUSTINE ESTHER (40.00%)
Direksi: FRANSISCA PERMATA DEWI,SE.MM YUSAK ADI NUGROHO,SE
Pemegang Saham Pengendali: DJOKO PONG SUGOTO
* Laporan Keuangan Publikasi ini telah diaudit oleh RACHMAD WAHYUDI * Informasi keuangan di atas telah disusun untuk memenuhi Peraturan Bank
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Indonesia No.8/20/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank Perkreditan Rakyat dan Surat Edaran Bank Indonesia No.8/30/DPBPR tanggal 12 Desember 2006 perihal Laporan tahunan dan laporan Keuangan Publikasi BPR * Laporan Keuangan Publikasi ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Direksi BPR * Bagi BPR dengan total asset Rp.10 Milyar atau lebih wajib mencantumkan nama Kantor Akuntan Publik dan nama Akuntan Publik yang bertanggungjawab terhadap audit (partner in-charge) * Laporan Keuangan Publikasi ini belum sepenuhnya mengacu pada Pedoman Akuntansi BPR
Provinsi Jawa Tengah, 31 - Desember - 2011
DIREKSI PT. BPR Nguter Surakarta