121
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Disusun oleh: PAUL VICKO OKTOVIANUS NIM. F0108099 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT

( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011)

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat

Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun oleh:

PAUL VICKO OKTOVIANUS

NIM. F0108099

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

ABSTRAKSI

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT

(Studi kasus pada PT. BPR Nguter Solo: 2009-2011)

PAUL VICKO OKTOVIANUS NIM. F0108099

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan bank salah satu bpr di kota solo yaitu PT. BPR Nguter Solo. Adapun data yang digunakan berupa laporan keuangan BPR Nguter tahun 2009-2011 dan wawancara kepada direksi bank terkait. Sebagai acuan digunakan ketetapan Peraturan Bank Indonesia yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia sebagai Bank Sentral. Tingkat kesehatan bank dapat diketahui dengan metode CAMEL.

Hasil perhitungan tersebut menunjukkan tingkat kesehatan PT BPR Nguter tergolong dalam kategori sehat. Faktor permodalan, faktor kualitas aktiva produktif, dan faktor likuiditas selama periode tahun 2009- 2011 menunjukkan hasil yang sangat bagus, dengan nilai kredit sebesar 100, dan berpredikat sehat. Faktor manajemen dan faktor rentabilitas selama tahun 2009-2011 mengalami penurunan, tetapi manajemen telah mampu memperbaiki dan meningkatkan pada tahun 2009. Walaupun demikian, secara keseluruhan, tingkat kesehatan BPR Nguter Surakarta pada tahun 2009-2011 ditinjau dari faktor kesehatan bank dan penilaian kesehatan Bank Umum dapat dikatakan sehat.

Saran yang dapat dikemukakan sehubungan dengan penelitian ini adalah (1) peningkatan pada semua faktor-faktor permodalan dengan penerbitan saham baru penjualan obligasi (2) peningkatan aktiva produktif, dengan memperkecil kredit bermasalah dan penanaman aktiva produktif (3) peningkatan manajemen dengan meningkatkan kepatuhan kepada BI serta menjaga reputasi dan hubungan baik dengan nasabah (4) peningkatan rentabilitas, dengan cara meningkatkan pendapatan dan memperkecil beban operasional (5)peningkatan likuiditas, dengan cara mengurangi pasiva lancer dan jalan melakukan pinjaman jangka panjang sekaligus membuat budget kas. Bank bisa masuk PUAB untuk mendapat pinjaman, melakukan transaksi repot dengan mengagunkan aset seperti Surang Utang Negara atau Sertifikat Bank Indonesia ke BI.

Kata kunci: Laporan Keuangan, Kesehatan Bank, Analisis CAMEL, Predikat Kesehatan

Page 3: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

ABSTRACT

ANALYSIS OF HEALTH LEVEL IN MASS CREDITAL BANK

(Case Study in PT. BPR Nguter Solo: 2009-2011)

PAUL VICKO OKTOVIANUS NIM. F0108099

This research aimed to detect bank’s health level in one of bpr in Solo City that is BPR Nguter Solo. The database used is finance report of BPR Nguter in 2009-2011 period and interview to the bank director. As a reference used the determination Indonesia Bank Regulation that have been decided of Indonesia Bank as Central Bank. The bank’s health level can be known with CAMEL method.

The result of that calculation shows health level in BPR Nguter appertain in the health condition. Capital factors,productive asset quality factors,and the liquidity factors during 2009-2011 periods shows the excellent conditions with the credit value as 100 and predicated health. Management factors and earning factors during 2009-2011 periods has descreased but the management has been able to improve and increase in 2009. Although thus on totally,health level in BPR Nguter Surakarta observed into bank health level and assessment Common Bank health can be said that’s health.

Advise that can be suggested in connection with this research is (1) an increase in all factors of capital by issuing new shares of the bond sale (2) an increase in earning assets, to reduce non-performing loans and investment earning assets (3) increased with increasing adherence to the management of BI and maintain the reputation and good relations with customers (4) increase profitability by increasing revenue and reducing operating expenses (5) an increase in liquidity, by reducing liabilities lancer and the way to borrow long term and make the cash budget. Interbank Bank can go to get a loan, make a deal with the hassle of assets such as mortgages Surang Bond or Certificate of Bank Indonesia to BI.

Key words: Financial Statements, Health Bank, CAMEL Analysis, Health Predicate

Page 4: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Page 6: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini aku persembahkan untuk:

· Papi JC, you are my everything in my life.

· Untuk ibu dan bapakku tercinta,orang tua terhebat yang selalu ada

untukku. Terimakasih atas semua kasih sayang,

bimbingan,doa,dukungan,perhatian, kesabaran dan pengertiaannya selama

ini.

· My Brother. Terima kasih sudah menjadi kakak yang mau membimbing

adikmu ke arah yang lebih takut akan Tuhan.

· Kekasih hatiku qPutriaji. Terima kasih sudah sabar menemani dan bantu

aku selama pengerjaan skripsi ini.

· Teman-teman pelayananan mahasiswa Perkantas Solo. Terima kasih atas

doa dan dukungannya.

Page 7: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

HALAMAN MOTTO

Sebagian besar hal penting di dunia diraih oleh orang-orang yang terus mencoba

ketika tampak tak ada harapan sama sekali.

(Dale Carnegie)

Setiap hari lakukan sesuatu yang membuat anda lebih dekat ke hari esok yang

lebih baik

(Doug Firebaugh)

Energi dan kegigihan menaklukan segalanya

(Benjamin franklin)

Optimisme artinya mengharapkan yang terbaik, tapi percaya pada diri sendiri

(Benjamin franklin)

Page 8: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

KATA PENGANTAR

Puji Tuhan kepada Yesus Kristus atas segala pertolongan dan

karuniaNya yang melimpah, sehingga penulis dapat meyelesaikan skripsi

ini dengan judul “ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK

PERKREDITAN RAKYAT” (Studi Kasus PT. BPR Nguter Solo: 2009-

2011). Adapun skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan untuk

mencapai gelar Sarjana Ekonomi Pembangunan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini banyak sekali kendala yang penulis

hadapi. Namun seeiring dengan berlalunya waktu serta usaha yang tidak

kenal lelah , kendala yang muncul bisa teratasi. Tidak lupa penulis

menghaturkan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak

yang secara langsung maupun tidak langsung memberikan bantuannya

sehingga skripsi ini bisa diselesaikan.

Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. Siti Aisyah T.R, S.E, M.Si, selaku dosen pembimbing yang

dengan sabar dan bijak telah meluangkan waktu, tenaga, dan

pikiran dalam membimbing dan memberikan masukan yang berarti

dalam penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Dr. Wisnu Untoro, Ms, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang secara langsung maupun

tidak langsung telah banyak membantu penulis selama menuntu

ilmu di Fakultas Ekonomi UNS.

Page 9: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

3. Bapak Drs. Supriyono, MEP, selaku Ketua Jurusan Ekonomi

Pembangunan di Fakultas Ekonomi UNS.

4. Bapak Drs. Sutomo, M.Si, selaku Pembimbing Akademik yang

telah banyak memberikan arahan dan bimbingan.

5. Bapak Sri Dadi Wibowo, selalu Komisaris PT. BPR Nguter

Surakarta yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan

skripsi.

6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta beserta seluruh staff dan karyawan yang

telah memberikan bimbingan, arahan dan pelayanan kepada

penulis.

7. Bapak dan Ibuku tercinta yang senantiasa membiayai dan

memberikan fasilitas-fasilitas selama menuntut ilmu dari kecil

hingga sekarang.

8. Kakakku (Vector) dan seluruh keluarga tercinta yang memberikan

dukungan dan semangat.

9. Anak-anak pelayanan Mahasiswa Perkantas Solo, pelayanan dan

canda tawa saat bersama kalian tak pernah kulupakan.

10. Teman-teman seperjuangan EP Reguler 2008, Himpunan

Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan (HMJEP) tetap

kompak ,semangat dan lanjutkan terus.

11. Teman-teman Joko, Jaka, Hanafi,Ali, Ridwan, Aris,Isnan, canda

tawa saat bersama kalian tak pernah kulupakan.

Page 10: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu baik secara

langsung maupun tidak atas bantuannya kepada penulis hingga

terselesaikannya penelitian ini.

Semoga skripsi ini bisa memberikan kontribusi yang berarti bagi

perkembangan ilmu pengetahuan. Saran serta kritik akan penulis

terima,sebagai bahan evaluasi bagi penulis.

Surakarta, Agustus 2012

Penulis

Page 11: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

ABSTRAKSI ......................................................................................................... ii

ABSTRACT .......................................................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. iv

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. v

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... vi

HALAMAN MOTTO ........................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xv

I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

B. Perumusan Masalah .................................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 7

A. Bank dan Fungsinya ............................................................................ 7

1. Pengertian Bank .............................................................................. 7

2. Jenis Bank Berdasarkan Fungsinya ............................................... 7

3. Fungsi Bank .................................................................................... 8

B. Bank Perkreditan Rakyat ..................................................................... 9

1. Sejarah Singkat BPR ...................................................................... 9

2. Definisi ............................................................................................ 10

3. Kegiatan Usaha BPR ...................................................................... 10

4. Ketentuan-Ketentuan Pokok BPR ................................................. 11

Page 12: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

C. Konsep dan Rasio CAMEL ................................................................. 17

D. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 22

E. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 24

III. METODE PENELITIAN ................................................................................ 25

A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................... 25

B. Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 25

C. Definisi Operasional Variabel ............................................................. 27

D. Metode Analisis Data .......................................................................... 29

E. Interprestasi Pemecahan Masalah ....................................................... 37

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................................ 39

A. Gambaran Umum Perusahaan ............................................................ 39

1. Penjelasan Umum ........................................................................... 39

2. Visi dan Misi ................................................................................... 40

3. Perijinan dan Legalitas Usaha ....................................................... 40

4. Kepemilikan Saham ....................................................................... 41

5. Permodalan ..................................................................................... 41

6. Susunan Pengurus ........................................................................... 42

B. Analisis Data ........................................................................................ 46

1.Perhitungan CAMEL PT. BPR Nguter Surakarta Tahun 2009 ..... 46

a. Capital Adequancy ................................................................... 46

b. Asset Quality ............................................................................ 48

c. Management ............................................................................. 51

d. Earning ...................................................................................... 53

e. Liquidity ................................................................................... 55

2.Perhitungan CAMEL PT. BPR Nguter Surakarta Tahun 2010 .... 59

a. Capital Adequancy ................................................................... 59

b. Asset Quality ............................................................................ 61

c. Management ............................................................................. 64

d. Earning ...................................................................................... 65

e. Liquidity ................................................................................... 67

Page 13: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

3. Perhitungan CAMEL PT. BPR Nguter Surakarta Tahun 2011 .... 71

a. Capital Adequancy ................................................................... 71

b. Asset Quality ............................................................................ 73

c. Management ............................................................................. 76

d. Earning ...................................................................................... 77

e. Liquidity ................................................................................... 79

Pembahasan ............................................................................................... 83

V. Penutup ........................................................................................................ 87

A. Kesimpulan ............................................................................................ 87

B. Saran ...................................................................................................... 88

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 90

LAMPIRAN .......................................................................................................... 92

Page 14: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel

1.1. Perkembangan BPR di Provinsi Jawa Tengah ........................................ 2

2.1. Sejarah Singkat Berdirinya BPR .............................................................. 9

2.2. Nomor Nilai Kredit Predikat .................................................................... 21

2.3. Faktor dan Komponen Nomor Nilai Kredit Predikat .............................. 21

3.1. Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan

Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan.................................................... 31

3.2. Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Rasio PPAYD ................... 32

3.3. Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Kualitas Aktiva Produktif.. 32

3.4. Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Faktor Manajemen ............ 33

3.5. Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan

Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional.................. 35

3.6. Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan

Rasio Alat Likuid Terhadap Hutang Lancar ............................................ 36

3.7. Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan

Rasio Kredit Terhadap Dana yang Diterima ........................................... 37

3.8. Kategori Tingkat Kesehatan Bank ........................................................... 37

3.9. Kategori Bobot dan Komponen Tingkat Kesehatan Bank ...................... 38

4.1. Pemegang Saham PT. BPR Nguter Surakarta ......................................... 42

4.2. Perhitungan Rasio Modal Tahun 2009 ..................................................... 47

4.3. Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif Tahun 2009 ............................... 49

4.4. Penghitungan Penyisihan Penghapusan

Aktiva Produktif (PPAP) Tahun 2009 ..................................................... 50

4.5. Perhitungan Manajemen Tahun 2009 ...................................................... 52

4.6. Perhitungan Rentabilitas Tahun 2009 ...................................................... 53

4.7. Perhitungan Rata-Rata Faktor Likuiditas Tahun 2009 ........................... 55

4.8. Perhitungan Jumlah Dana yang Diterima ................................................ 57

4.9. Perhitungan Faktor LDR ........................................................................... 57

Page 15: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

4.10. Perhitungan Rasio Modal Tahun 2010 .................................................. 59

4.11. Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif Tahun 2010 ............................. 61

4.12. Penghitungan Penyisihan Penghapusan

Aktiva Produktif (PPAP) Tahun 2010 ................................................... 62

4.13. Perhitungan Manajemen Tahun 2010 .................................................... 64

4.14. Perhitungan Rentabilitas Tahun 2010 .................................................... 65

4.15. Perhitungan Rata-Rata Faktor Likuiditas Tahun 2010 ......................... 67

4.16. Perhitungan Jumlah Dana yang Diterima Tahun 2010 ......................... 69

4.17. Perhitungan Faktor LDR Tahun 2010 .................................................... 69

4.18. Perhitungan Rasio Modal Tahun 2011 .................................................. 71

4.19. Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif Tahun 2011 ............................. 73

4.20. Penghitungan Penyisihan Penghapusan

Aktiva Produktif (PPAP) Tahun 2011 ................................................... 74

4.21. Perhitungan Manajemen Tahun 2011 .................................................... 76

4.22. Perhitungan Rentabilitas Tahun 2011 .................................................... 77

4.23. Perhitungan Rata-Rata Faktor Likuiditas Tahun 2011 ......................... 79

4.24. Perhitungan Jumlah Dana yang Diterima Tahun 2011 ......................... 81

4.25. Perhitungan Faktor LDR Tahun 2011 .................................................... 81

4.26. Perbandingan Rasio Penilaian Tingkat Kesehatan Bank ...................... 83

4.27. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank ........................................................ 86

Page 16: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ....................................................... 24

Gambar 3.1 Struktur Susunan Pengurus PT BPR Nguter Solo ........................... 45

Page 17: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bank adalah lembaga intermediasi keuangan yang memiliki

tanggung jawab dalam pengelolaan dananya untuk mendukung kestabilan

sistem keuangannya. Pengelolaan dana tersebut harus ditunjang dengan

kegiatan usaha bank seperti penarikan simpanan maupun permintaan

kredit yang mampu menjaga agar spread bank tidak mencapai posisi

negatif. Pengelolaan dana ditunjukkan pula untuk menjaga kestabilan

likuiditasnya agar tetap mampu menyediakan dana untuk memenuhi

kegiatan usaha bank tersebut.

UU No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan dituliskan menurut

jenisnya bank terdiri dari Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat

(BPR). Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan

kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang

dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran

(Peraturan Bank Indonesia No. 8/26/PBI/2006). BPR sebagai lembaga

perantara keuangan (financial intermediary) yang menghimpun dana dari

masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk

kredit, BPR harus menjaga kepercayaan yang diberikan masyarakat dalam

mengelola dana mereka. Perwujudan dari kesungguhan BPR dalam

mengelola dana masyarakat adalah dengan menjaga kesehatan kinerjanya

Page 18: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

karena kesehatan kinerja sangat penting bagi suatu lembaga usaha. Dengan

mengetahui tingkat kesehatan saja, para stakeholders dapat dengan mudah

menilai kinerja lembaga tersebut.

Kebijakan- kebijakan di sektor keuangan sejak 1 Juni 1983 telah

mendorong dunia perbankan untuk berkembang dengan pesat dari sisi

jumlah bank, jumlah kantor bank sampai ke jumlah BPR. Berdasarkan

Data Statistik Perbankan Indonesia Tahun 2007-2011, Bank Indonesia

mencatat perkembangan jumlah BPR dan Kantor BPR di Jawa Tengah

yang semakin meningkat seperti terlihat pada tabel 1.1 yaitu:

Tabel 1.1 Perkembangan BPR di Provinsi Jawa Tengah

Bank Perkreditan Rakyat 2007

2008

2009

2010

2011

Jumlah Bank 326 298 - 264 263

Jumlah Kantor 660 689 - 718 723

Sumber : Laporan Bank Indonesia, 2012

Berdasarkan tabel 1.1 bisa dilihat bahwa jumlah bank perkreditan

rakyat (BPR) terus mengalami penyusutan dari waktu ke waktu. Terus

berkurangnya jumlah BPR tersebut menunjukkan indikasi industri ini

dikategorikan sebagai BPR-BPR yang tidak sehat. Namun, di sisi lain,

kinerja BPR secara industri terus mengalami pertumbuhan, oleh karena itu

dalam melakukan aktivitas operasionalnya, pihak bank dituntut dan harus

melakukan suatu manajemen perbankan yang profesional agar bank tetap

dalam kondisi sehat. Perbankan Indonesia sebagian besar masih

menggantungkan sumber pendapatannya dari sektor kredit, sedangkan

resiko timbulnya kredit bermasalah selalu mengancam industri perbankan.

Page 19: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Perkembangan BPR di Jawa Tengah yang sangat pesat seharusnya

juga diikuti oleh sumber daya manusia sebagai pengelola lembaga

tersebut. Sumber daya manusia penting sehubungan dengan

keberlangsungan usaha lembaga ini yang memiliki peran sangat penting

dalam membantu meningkatkan perekonomian nasional. Harapan

pemerintah BPR dapat memberikan kontribusi dan berperan aktif dalam

menata perekonomian nasional yang lebih baik dengan ikut menunjang

modernisasi pedesaan dan memberikan bagi golongan ekonomi menengah

ke bawah yang bergerak dalam Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

(UMKM).

Banyaknya BPR di Jawa Tengah mengakibatkan persaingan yang

kurang sehat. Seringkali manajemen BPR mengambil jalan pintas dalam

memenangkan persaingan, salah satunya adalah kelonggaran-kelonggaran

yang diberikan kepada nasabah dalam pengajuan kredit. Persaingan dalam

penyaluran kredit mendorong perlombaan dalam kecepatan proses

pemutusan pemberian kredit, sehingga aspek-aspek analisis kredit

cenderung dilakukan secara terburu-buru. Kemudahan pemutusan

pemberian kredit akan menyebabkan masalah kredit macet yang dapat

mengakibatkan bank menjadi tidak sehat.

Pemerintah menegaskan pentingnya penilaian tingkat kesehatan

bank yang dituangkan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 pasal 29 ayat 2 yang

menyatakan bahwa bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai

dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas asset, kualitas manajemen,

Page 20: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

likuiditas, rentabilitas, solvabilitas dan aspek lain yang berhubungan

dengan usaha bank, dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan

prinsip kehati-hatian.

Bank Indonesia selaku pembina dan pengawas bank juga

mengeluarkan peraturan mengenai penilaian kinerja BPR yang tertuang

dalam SK DIR BI No.30/12/KEP/DIR/1997 tanggal 30 April 1997 yang

didasarkan pada lima indikator penilaian yaitu: Capital, Assets,

Management, Earning dan Liquidity (CAMEL). Pada metode CAMEL ada

batasan-batasan yang telah ditentukan oleh Bank Indonesia adalah tentang

seberapa besar prosentase kinerja keuangan yang memenuhi persyaratan

bank tersebut untuk dinyatakan sehat, serta tidak membahayakan/

merugikan pihak-pihak yang berkepentingan.

Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 1998 tanggal 14 Mei 1998

menjelaskan bahwa PT BPR Nguter Surakarta merupakan lembaga

perbankan milik swasta yang kegiatan usahanya melaksanakan dan

memperluas pemberian pinjaman bagi pedagang, pengusaha golongan

ekonomi lemah yang produktif dan pegawai negeri maupun swasta serta

para bakul di pasar-pasar, petani, nelayan. Pemberian pinjaman kredit oleh

pihak BPR tersebut diharapkan masyarakat ekonomi lemah dan menengah

dapat memanfaatkannya untuk mendapatkan kredit guna menjalankan

usahanya sehingga taraf hidup masyarakat dapat meningkat.

Peningkatan asset yang baik saat ini juga tetap harus selalu disikapi

oleh pihak managemen PT BPR Nguter Surakarta, BPR ini tetap harus

lebih berhati-hati dalam menganalisis pemberian kredit. Kesungguhan

Page 21: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

dalam menerapkan prosedur pemberian kredit yang sesuai dengan

peraturan yang telah ditentukan adalah mutlak dilakukan agar terhindar

dari permasalahan yang dahulu pernah BPR ini alami yaitu tingginya

kredit macet yang dapat mengakibatkan bank menjadi tidak sehat. Tingkat

kesehatan perbankan penting artinya untuk meningkatkan efisiensi dalam

menjalankan usahanya sehingga kemampuan untuk memperoleh

keuntungan dapat ditingkatkan dan menghindari adanya potensi

kebangkrutan.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti

“Analisis Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat “ ( Studi Kasus di

PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011).

B. Perumusan Masalah

Latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam

penelitian ini sebagai berikut:

Bagaimana tingkat kesehatan bank PT. BPR Nguter Kota Solo

menurut perhitungan metode Camel?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang diangkat , maka tujuan penelitian ini adalah:

Mengetahui tingkat kesehatan bank PT. BPR Nguter Kota Solo

menurut perhitungan metode Camel.

Page 22: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi pihak manajemen PT. BPR Nguter Kota Solo:

a. Memberikan masukan kepada PT. BPR Nguter agar dapat

digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan

kinerja bank.

b. Sebagai tolak ukur bagi perbaikan kinerja manajemen PT. BPR

Kota Solo dalam pengelolaan bank sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

2. Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dan bisa

dikembangkan lebih lanjut oleh peneliti yang akan melakukan

penelitian dalam bidang atau masalah yang sama.

Page 23: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Bank dan Fungsinya

1. Pengertian Bank

Berdasarkan UU No 10/ 1998, bank didefinisikan sebagai badan

usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-

bentuk lainnya. Dewasa ini banyak sekali produk-produk yang diluncurkan

oleh berbagai bank untuk melayani kebutuhan masyarakat dalam

melakukan transaksi ekonomi. Penggunaan kartu kredit dan kartu debit

adalah salah satu bentuk transaksi ekonomi tersebut.

2. Jenis Bank Berdasarkan Fungsinya

a. Bank Sentral

Bank sentral yang dimaksud adalah Bank Indonesia.Bank

Indonesia adalah lembaga negara yang independen dalam

melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan

pemerintah dan atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara

tegas diatur dalam UU No.10/1998 tentang Perbankan.

b. Bank Umum

Pengertian bank umum menurut Peraturan Bank Indonesia No.

9/7/PBI/2007 adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara

konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam

kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Jasa yang

Page 24: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

diberikan oleh bank umum bersifat umum, artinya dapat memberikan

seluruh jasa perbankan yang ada. Bank umum sering disebut bank

komersial (commercial bank).

c. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara

konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam

kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan

bank umum.

3. Fungsi Bank

Fungsi bank secara umum adalah menghimpun dana dari

masyarakat luas (funding) dan menyalurkan dalam bentuk pinjaman atau

kredit (lending) untuk berbagai tujuan. Tetapi sebenarnya fungsi bank

dapat dijelaskan dengan lebih spesifik seperti yang diungkapkan oleh

Susilo,Triandaru, dan Santoso (2006), yaitu sebagai berikut :

a. agent of trust (agen kepercayaan)

Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan,

baik dalam hal menghimpun dana maupun penyaluran dana.

b. agent of development (agen pengembangan)

Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, konsumsi ini tidak lain

adalah kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat.

Page 25: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

c. agent of service (agen pelayanan)

Selain menghimpun dan menyalurkan dana, bank juga memberikan

penawaran jasa-jasa perbankan yang lain kepada masyarakat seperti

jasa pengiriman uang , jasa penitipan barang berharga, dll.

B. Bank Perkreditan Rakyat

1. Sejarah Singkat Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Berawal dari keinginan untuk membantu para petani, pegawai, dan

buruh untuk melepaskan diri dari jerat pelepas uang (rentenir) yang

memberikan kredit dengan bunga tinggi, lembaga perkreditan rakyat mulai

didirikan. Sekilas dapat dipaparkan runtutan sejarah BPR:

Tabel 2.1 Sejarah Singkat Berdirinya BPR

Abad ke-19 dibentuk Lumbung Desa, Bank Desa, Bank Tani, dan Bank Dagang Desa.

Pasca kemerdekaan

Indonesia

didirikan Bank Pasar, Bank Karya Produksi Desa (BKPD)

awal 1970an didirikan Lembaga Dana Kredit Pedesaan (LDKP) oleh Pemerintah Daerah.

1988

Pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan Oktober 1988 (PAKTO 1988) melalui Keputusan Presiden RI No.38 yang menjadi momentum awal pendirian BPR-BPR baru. Kebijakan tersebut memberikan kejelasan mengenai keberadaan dan kegiatan usaha “Bank Perkreditan Rakyat” atau BPR

1992

Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang Perbankan, BPR diberikan landasan hukum yang jelas sebagai salah satu jenis bank selain Bank Umum. PP No.71/1992 Lembaga Keuangan Bukan Bank yang telah memperoleh izin usaha dari

Page 26: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Sumber : Bank Indonesia (2004:11)

2. Definisi

Landasan Hukum BPR adalah UU No.7/1992 tentang Perbankan

sebagaimana telah diubah dengan UU No.10/1998. Dalam UU tersebut

secara tegas disebutkan bahwa BPR adalah bank yang melaksanakan

kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang

dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Kegiatan usaha BPR terutama ditujukan untuk melayani usaha-usaha kecil

dan masyarakat di daerah pedesaan. Bentuk hukum BPR dapat berupa

Perseroan Terbatas, Perusahaan Daerah atau Koperasi.

3. Kegiatan Usaha BPR

a. Kegiatan usaha yang dapat dilakukan BPR :

1) menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa

deposito berjangka, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang

dipersamakan dengan itu.

Menteri Keuangan dan lembaga-lembaga keuangan kecil seperti Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai, LPN, LPD, BKD, BKK, KURK, LPK, BKPD, dan lembagalembaga lainnya yang dipersamakan dengan itu dapat diberikan status sebagai BPR dengan memenuhi persyaratan dan tata cara yang ditetapkan untuk menjadi BPR dalam jangka waktu sampai dengan 31 Oktober 1997.

Page 27: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

2) memberikan kredit, Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat

Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito dan atau

tabungan pada Bank lain.

b. Kegiatan usaha yang tidak dapat dilakukan oleh BPR :

1) menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas

pembayaran.

2) melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing kecuali sebagai

pedagang valuta asing (dengan izin Bank Indonesia).

3) melakukan penyertaan modal.

4) melakukan usaha perasuransian.

4. Ketentuan-Ketentuan Pokok BPR

Pengaturan dan pengawasan BPR dilakukan oleh Bank Indonesia

sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 3 tahun 2004 tentang Bank

Indonesia. Kewenangan pengaturan dan pengawasan BPR oleh Bank

Indonesia meliputi kewenangan memberikan izin (right to license),

kewenangan untuk mengatur (right to regulate), kewenangan untuk

mengawasi (right to control) dan kewenangan untuk mengenakan sanksi

(right to impose sanction).

Pengaturan dan pengawasan BPR oleh Bank Indonesia diarahkan

untuk mengoptimalkan fungsi BPR sebagai lembaga kepercayaan

masyarakat yang ikut berperan dalam membantu pertumbuhan ekonomi

terutama di wilayah pedesaan. Dengan demikian pengaturan dan

Page 28: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

pengawasan BPR yang dilakukan disesuaikan dengan karakteristik

operasional BPR namun tetap menerapkan prinsip kehati-hatian bank

(prudential banking) agar tercipta sistem perbankan yang sehat.

a. Ketentuan Kelembagaan

1) Pendirian BPR

BPR hanya dapat didirikan dan dimiliki dengan izin Dewan

Gubernur Bank Indonesia oleh : Warga Negara Indonesia; Badan

hukum Indonesia yang seluruh pemiliknya warga negara Indonesia;

Pemerintah Daerah; atau Dua pihak atau lebih. Modal disetor untuk

mendirikan BPR : Rp 5.000.000.000,00 untuk BPR yang didirikan di

wilayah DKI Jakarta; Rp 2.000.000.000,00 untuk BPR yang didirikan

di wilayah ibukota provinsi di pulau Jawa dan Bali dan di wilayah

Kabupaten atau Kotamadya Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi; Rp

1.000.000.000,00 untuk BPR yang didirikan di ibukota provinsi di

luar pulau Jawa dan Bali dan di wilayah pulau Jawa dan Bali di luar

wilayah sebagaimana disebut dalam huruf a dan b; Rp 500.000.000,00

juta untuk BPR yang didirikan di wilayah lain di luar wilayah.

2) Kepemilikan BPR

Pemilik BPR adalah pihak-pihak yang (BI, 2004):

a) tidak termasuk dalam daftar orang-orang tercela di bidang

perbankan.

Page 29: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

b) memiliki integritas, antara lain memiliki akhlak dan moral yang

baik, bersedia mematuhi peraturan perundang-undangan yang

berlaku dan bersedia mengembangkan operasional BPR secara

sehat.

Sumber dana yang digunakan untuk kepemilikan BPR dilarang berasal

dari (BI,2004) :

a) pinjaman atau fasilitas pembiayaan dalam bentuk apapun dari bank

dan atau pihak lain (kecuali berasal dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah).

b) berasal dari dan untuk tujuan pencucian uang.

c) bagi pemegang saham pengendali, wajib memenuhi persyaratan

bahwa yang bersangkutan bersedia untuk mengatasi kesulitan

permodalan dan likuiditas yang dihadapi bank dalam menjalankan

kegiatan usahanya dan memenuhi persyaratan kelayakan keuangan

sesuai dengan ketentuan mengenai penilaian kemampuan dan

kepatutan (fit and proper test) BPR.

3) Kepengurusan BPR

Kepengurusan BPR terdiri dari Direksi dan Komisaris.

Anggota Direksi dan dewan Komisaris wajib memenuhi persyaratan

sesuai dengan ketentuan mengenai penilaian kemampuan dan

kepatutan (fit and proper test) BPR untuk menilai integritas,

kompetensi dan reputasi keuangan. Anggota Direksi paling sedikit

Page 30: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

berjumlah 2 orang dan memiliki sertifikat kelulusan dari lembaga

sertifikasi.

b. Ketentuan Kehati-Hatian Dalam BPR

1) Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)

Capital Adequacy Ratio menurut Dendawijaya (2000:122)

adalah ” Rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva

bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga,

tagihan pada bank lain ) ikut di biayai dari dana modal sendiri bank

disamping memperoleh dana–dana dari sumber–sumber di luar bank,

seperti dana dari masyarakat, pinjaman, dan lain–lain.

BPR diwajibkan untuk memenuhi rasio KPMM (CAR)

minimal 8% yang dihitung dari perbandingan antara Modal dengan

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Komponen modal

terdiri atas modal inti dan modal pelengkap dimana modal pelengkap

maksimum sebesar 100% dari modal inti.

Modal inti terdiri dari modal disetor, agio, dana setoran

modal, modal sumbangan, cadangan umum, cadangan tujuan, laba

ditahan (setelah diperhitungkan pajak), laba tahun-tahun lalu (setelah

diperhitungkan pajak) dan laba tahun berjalan (sebesar 50% setelah

taksiran pajak). Faktor pengurang pada modal inti berupa goodwill,

disagio, rugi tahun-tahun lalu dan rugi tahun berjalan.

Modal pelengkap terdiri dari cadangan revaluasi aktiva

tetap, PPAP umum (maksimum sebesar 1,25% dari ATMR), modal

Page 31: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

pinjaman (hybrid/quasi capital), pinjaman subordinasi (maksimum

sebesar 50% dari modal inti). ATMR terdiri dari aktiva neraca BPR

yang diberikan bobot sesuai dengan kadar risiko yang melekat pada

setiap pos aktiva.

2) Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK)

BMPK adalah batas maksimum penyediaan dana yang

diperkenankan untuk dilakukan oleh BPR kepada peminjam atau

kelompok peminjam tertentu.

a) Pelampauan BMPK adalah selisih lebih sesuai dengan rumus

sebagai berikut:

b) Pelanggaran BMPK adalah selisih lebih sesuai dengan rumus

sebagai berikut :

BMPK untuk satu peminjam maupun satu kelompok

peminjam yang tidak terkait dengan BPR ditetapkan setinggi

tingginya 20% dari modal BPR. BMPK bagi pihak yang terkait

dengan BPR secara individu maupun secara keseluruhan ditetapkan

setinggi-tingginya sebesar 10% dari modal BPR.

Page 32: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

3) Kualitas Aktiva Produktif

Aktiva produktif adalah penanaman dana BPR dalam

bentuk Kredit, SBI dan Penempatan Dana Antar Bank dengan

menerapkan prinsip kehati-hatian dimana pengurus BPR wajib

menilai, memantau dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan

agar kualitas Aktiva Produktif senantiasa Lancar.

Kualitas Aktiva Produktif dalam bentuk Kredit ditetapkan

dalam 4 golongan, yaitu Lancar, Kurang Lancar, Diragukan dan

Macet yang penilaiannya berdasarkan ketepatan membayar dan/atau

kemampuan membayar kewajiban oleh debitur.

c. Ketentuan mengenai Tingkat Kesehatan BPR

Tingkat kesehatan BPR dinilai dengan berbagai aspek yang

berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan suatu BPR, yang

meliputi aspek Permodalan, Kualitas Aktiva Produktif, Manajemen,

Rentabilitas, dan Likuiditas, (CAMEL) serta mempertimbangkan faktor-

faktor yang lain yang dapat menurunkan dan atau menggugurkan TKS.

Hal-hal yang terkait dengan penilaian tersebut antara lain :

1) Hasil penilaian ditetapkan dalam empat predikat yaitu: Sehat, Cukup

Sehat,Kurang Sehat dan Tidak Sehat.

2) Bobot setiap faktor CAMEL adalah : Permodalan 30%, Kualitas

Aktiva Produktif 30%, Manajemen 20%, Rentabilitas 10%,

Likuiditas 10%.

Page 33: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

3) Pelaksanaan ketentuan yang sanksinya dikaitkan dengan penilaian

tingkat kesehatan BPR meliputi pelanggaran dan atau pelampauan

terhadap ketentuan BMPK, pelanggaran ketentuan Penerapan Prinsip

Mengenal Nasabah (KYC), pelanggaran ketentuan transparansi

informasi produk BPR dan penggunaan data pribadi nasabah.

4) Faktor-faktor yang dapat menggugurkan penilaian tingkat kesehatan

BPR menjadi Tidak Sehat yaitu perselisihan intern, campur tangan

pihak di luar manajemen BPR, window dressing, praktek Bank dalam

bank, kesulitan keuangan, praktek perbankan lain yang dapat

membahayakan kelangsungan usaha BPR.

C. Konsep dan Rasio CAMEL

Kamus Perbankan (Insitut Barkir Indonesia,1999) menyatakan

bahwa CAMEL adalah aspek yang paling banyak berpengaruh terhadap

kondisi keuangan bank, mempengaruhi pula tingkat kesehatan bank, CAMEL

serta merupakan tolok yang menjadi obyek pemeriksaan bank yang dilakukan

oleh pengawas bank. CAMEL terdiri atas lima kriteria yaitu modal, aktiva,

manajemen, pendapatan dan likuiditas.

Kamus Perbankan (Institut Bankir Indonesia,1999) menyatakan

bahwa peringkat CAMEL dibawah 81 memperlihatkan kondisi keuangan

yang lemah yang ditunjukan oleh neraca bank, seperti rasio kredit tak lancar

terhadap total aktiva yang meningkat, apabila hal tersebut tidak diatasi akan

mengganggu kelangsungan usaha bank, bank yang terdaftar pada pengawasan

dianggap sebagai bank bermasalah dan diperiksa lebih sering oleh pengawas

Page 34: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

bank jika dibandingkan dengan bank yang tidak bermasalah. Bank dengan

peringkat CAMEL diatas 81 adalah bank dengan pendapatan yang kuat dan

aktiva tak lancar sedikit, peringkat CAMEL tidak pernah diinformasikan

secara luas. Rasio CAMEL adalah menggambarkan suatu hubungan atau

perbandingan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. dengan

analisis rasio dapat diperoleh gambaran baik buruknya keadaan atau posisi

keuangan suatu bank.

kriteria bank yang sehat menurut penilaian Bank Indonesia harus

memenuhi tiga faktor, yaitu :

1. dapat memelihara kepentingan masyarakat dengan baik.

2. berkembang secara wajar.

3. bermanfaat bagi perekonomian Indonesia.

Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30/11/KEP/DIR

tanggal 30 April 1997 menjelaskan tentang cara penilaian tingkat kesehatan

Bank Umum, pasal 2 dijelaskan bahwa sebagai berikut.

1. Tingkat kesehatan bank pada dasarnya dinilai dengan pendekatan kualitatif

atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan

suatu bank.

2. Pendekatan kualitatif sebagaimana dimaksud diatas dilakukan dengan

penilaian terhadap faktor-faktor seperti; permodalan, kualitas aktiva

produktif, manajemen, rentabilitas dan likuiditas.

Page 35: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Faktor-faktor yang dinilai seperti yang dijelaskan di atas dikenal

dengan istilah CAMEL (capital, asset, manajemen, rentabilitas, dan

likuiditas) adalah sebagai berikut.

1. Capital (Permodalan)

Penilaian terhadap faktor permodalan didasarkan pada rasio modal

terhadap Aktiva Terimbang Menurut Resiko (ATMR). Sedangkan

penilaian terhadap Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) bank

ditetapkan sebagai berikut :

a. Pemenuhan KPMM sebesar 8% diberi predikat “sehat” dengan nilai

kredit 81, dan untuk setiap kenaikan 0, 1% dari pemenuhan KPMM

sebesar 8% nilai kredit ditambah 1 hingga maksimal 100.

b. Pemenuhan KPMM kurang dari 8% sampai dengan 7,9% diberi

predikat “kurang sehat” dengan nilai kredit 65 dan untuk setiap

penurunan 0, 1% dari pemenuhan KPMM sebesar 7, 9% nilai kredit

dikurangi 1 dengan minimal 0.

2. Kualitas Aktiva Produktif (KAP)

Penilaian terhadap KAP didasarkan atas 2 (dua) rasio, yaitu :

a. Rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif

sebesar 15,5% atau lebih diberi nilai kredit 0, dan untuk setiap

penurunan 0,15% mulai dari 15,5% nilai kredit ditambah 1 dengan

maksimal 100.

b. Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif yang dibentuk oleh

Bank terhadap penyisihan aktiva produktif yang dibentuk oleh Bank

Page 36: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

sebesar 0% diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap kenaikan 1% dimulai

dari 0, nilai kredit ditambah 1 dengan maksimal 100.

3. Manajemen

Penilaian terhadap manajemen mencakup 2 (dua) komponen, yaitu

manajemen umum dan manajemen resiko, dengan menggunakan daftar-

daftar pertanyaan.

4. Rentabilitas

Penilaian terhadap faktor rentabilitas didasarkan pada 2 (dua) rasio, yaitu:

a. rasio laba sebelum pajak dalam 12 bulan terakhir terhadap rata-rata

volume usaha dalam periode yang sama.

b. rasio biaya operasional dalam 12 bulan terakhir terhadap pendapatan

operasional dalam periode yang sama.

5. Likuiditas

Rasio untuk penilaian likuiditas dibagi atas 2 (dua ), yaitu :

a. rasio kewajiban bersih call money terhadap aktiva lancar dalam

rupiah.

b. rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh Bank dalam rupiah dan

valas.

Faktor-faktor rasio likuiditas yang dinilai, diperoleh nilai

gabungan. Nilai gabungan setelah dikurangi dengan nilai kredit diperoleh

hasil penilaian tingkat kesehatan. Sedangkan tingkat kesehatan ditetapkan

dalam 4 (empat) golongan predikat sebagai berikut :

Page 37: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Tabel 2.2 Nomor Nilai Kredit Predikat

Nomor Nilai Kredit Predikat

01 81 < Kr < 100 Sehat

02 02 66 < Kr < 81 Cukup sehat

03 03 51 < Kr < 66 Kurang Sehat

04 04 Kr < 51 Tidak Sehat

Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP, 2004

Untuk lebih jelasnya faktor dan komponen pada penjelasan di atas

diberikan bobot sesuai dengan besarnya pengaruh terhadap kesehatan bank

seperti pada tabel berikut :

Tabel 2.3 Faktor dan Komponen Nomor Nilai Kredit Predikat

Nomor Urut

Faktor-faktor yang

dinilai Komponen Bobot

01 Permodalan Rasio modal terhadap aktiva terimbang menurut rasio. 25%

02 Kualitas Aktiva Produktif

Rasio aktiva produktip yang di klasifikasikan terhadap aktiva produktif. Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktip yang dibentuk terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif yang wajib dibentuk.

25%

03 Manajemen Manajemen umum. Manajemen resiko. 10%

04 Rentabilitas

Rasio laba terhadap rata-rata volume usaha. Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional.

5%

05 Likuiditas

Rasio kewajiban bersih call money terhadap lancer dalam rupiah. Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank dalam rupiah & valas.

5%

Jumlah 100% Sumber : Bank Indonesia (2004:12)

Page 38: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

D. Penelitian Terdahulu

Surifah (2004), menguji manfaat rasio keuangan dalam

memprediksi kebangkrutan bank menggunakan model CAMEL sesuai SE BI

no.30/11/KEP/DIR tanggal 30 april 1997. Sampel terdiri atas 52 bank. Rasio

CAMEL dikelompokkan menjadi capital (7 rasio), kualitas aktiva (2 rasio),

management (9 rasio), earning/rentabilitas (5 rasio), likuiditas (5 rasio)

dengan periode amatan 1993-1997. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (a)

rata-rata rasio CAMEL bank tidak gagal lebih besar dibanding rata-rata rasio

CAMEL bank yang gagal pada tahun-tahun sebelum mengalami kegagalan

maupun ketidakgagalan. (b) rasio keuangan digunakan sebagai alat prediksi

kegagalan suatu bank.

Aryati dan Manao (2007), meneliti tentang perbedaan rata-rata

yang signifikan tingkat kesehatan bank yang diukur menurut rasio CAMEL

antara bank sehat dengan bank gagal, dengan metode pengujiannya, yaitu

univariate dan multivariate discriminan analysis. Sampel yang digunakan

pada bank swasta nasional yang dilakukan pada periode 1993-1997 terhadap

kepailitan bank pada tahun 1999. Hasil penelitian tersebut menunjukkan

signifikan bahwa data untuk 5 tahun sebelum gagal dengan CAR , RORA ,

ROA, rasio kewajiban berisi call money terhadap aktiva lancar dan rasio

kredit terhadap dana dapat diterima sedangkan NPM, rasio biaya operasional

terhadap pendapatan operasional tidak signifikan. Untuk satu tahun sebelum

gagal, variabel yang signifikan adalah rasio biaya operasional terhadap

pendapatan operasional, rasio kewajiban bersih call money terhadap aktiva

lancar, rasio kredit terhadap dana yang diterima, ROA, RORA.

Page 39: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Agustin dan Kussusyardana (2007), melakukan studi mengenai

penilaian tingkat kesehatan bank ini, dengan judul “Analisi Penilaian Tingkat

Kesehatan Bank Pada PD BPR BKK Sragen Kota Kabupaten Sragen Tahun

2003-2005”. Analisis penelitian masalah ini menggunakan rasio keuangan

dengan penilaian CAMEL untuk mengetahui bank tersebut sehat atau tidak.

Studi ini menganalisis kondisi keuangan BPR BKK Sragen Kota yang mana

predikat untuk masing-masing faktor :permodalan, kualitas, aktiva produktif,

manajemen, rentabilitas dan likuiditas pada BPR BKK Sragen Kota periode

tahun 2003-2005 menunjukkan predikat yang sesuai dengan nilai-nilai

standart kesehatan BPR sehingga BPR tersebut “sehat”.

Venny (2008), menilai tingkat kesehatan bank-bank pemerintah

dengan metode CAMEL. Rasio yang digunakan terdiri dari CAR , KAP ,

ROA , BOPO ,dan LDR. Hasil yang didapat adalah tidak ada perbedaan yang

signifikan antara tingkat kesehatan Bank BNI, Bank BRI, dan Bank Mandiri

jika dilihat dari kelima aspek CAMEL tersebut. Penelitian tersebut

menunjukkan bahwa Bank BNI, Bank BRI, dan Bank Mandiri masing-

masing mendapatkan predikat sehat.

Page 40: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

E. Kerangka Pemikiran

Bank Perkreditan Rakyat Nguter yang berada di Kota Solo diamati

dengan melihat laporan keuangan yang dikeluarkan pada setiap tahunnya

yang berupa neraca dan laporan laba rugi. Pengamatan ini untuk mengetahui

tingkat kesehatan BPR. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui PT BPR

Nguter Surakarta termasuk dalam kategori bank yang sehat, cukup sehat,

kurang sehat dan tidak sehat. Tingkat kesehatan bank dapat diketahui dengan

menggunakan metode analisis CAMEL, sebagai akronim Capital Adequacy

Ratio, Asset, Quality, Management Risk, Earning dan Liquidity dan rasio

keuangan seperti rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio rentabilitas, rasio

efisiensi usaha dan rasio resiko usaha.

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

Laporan Keuangan

SK DIR BI No.30/11/KEP/DIR

SE BI No.30/2/UPPB

Laporan Laba Rugi Neraca

Analisis Camel dan Rasio

Tidak Sehat

Kinerja Keuangan

Kurang Sehat Penilaian Tingkat Kesehatan bank

Sehat

Cukup Sehat

Page 41: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan studi kasus. Studi kasus merupakan

penelitian yang dilakukan pada suatu permasalahan yang dihadapi dalam suatu

objek.

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data laporan keuangan dari

tahun 2009 sampai 2011. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah studi kasus pada PT. BPR Nguter Kota Solo.

B. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. data kualitatif, yaitu data yang berisikan gambaran umum PT. BPR

Nguter Kota Solo.

b. data kuantitatif, yaitu data laporan keuangan PT. BPR Nguter Kota

Solo yang terdiri dari laporan laba rugi dan neraca.

2. Sumber Data

a. Data Primer

Data yang diperoleh langsung dari obyek penelitian. Data ini diperoleh

dengan cara observasi, wawancara.

Page 42: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari lokasi penelitian dan berbentuk dokumen

yaitu berbentuk neraca dan laporan laba rugi dari tahun 2009-2011.

c. Teknik Pengumpulan Data

1) Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi yaitu

penulis mengumpulkan data sekunder berupa laporan neraca dan

laba rugi per tahun yang di peroleh dari PT. BPR Nguter Kota

Solo.

2) Metode Wawancara, pengumpulan data dilakukan dengan

melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang

bersangkutan pada PT. BPR Nguter Kota Solo.

3) Metode Kepustakaan, metode ini dilakukan dengan cara

mempelajari majalah, buku-buku, referensi, laporan-laporan,

peraturan-peraturan, catatan-catatan, kuliah,jurnal dan sumber

lainnya yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas dalam

tugas akhir ini. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data

yang diperlukan terutama dalam pembahasan dan untuk

membandingkan dengan permasalahan yang sebenarnya sehingga

penulis memiliki landasan teori yang cukup kuat dalam menarik

kesimpulan.

Page 43: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

C. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Kesehatan Bank

Adalah kemampuan suatu bank untuk melakukan operasional

perbankan secara normal dan mampu memenuhi kewajibannya dengan

baik, dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang

berlaku.

2. Metode CAMEL

Tahap pertama dengan cara mengkuantitatifkan komponen-

komponen yang ada dalam faktor dimaksud. Faktor dan komponen

tersebut diberikan bobot sesuai dengan besarnya pengaruh terhadap

kesehatan bank. Penilaian terhadap faktor dan komponen dilakukan

dengan sistem kredit (Reward System) yang dinyatakan dengan angka 0

sampai 100. Hasil Penelitian atas bobot komponen dan faktor dapat

dikurangi dengan nilai kredit atas ketentuan pelaksanaan yang sanksinya

dikaitkan dengan penilaian tingkat kesehatan BPR. (Taswan,2010:509)

Definisi untuk rasio keuangan CAMEL yaitu:

a. Capital Adequency (Permodalan)

Kewajiban penyediaan modal minimum yang harus selalu

dipertahankan oleh suatu bank sebagai suatu proporsi tertentu dari Total

Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). Penilaian didasarkan kepada

permodalan yang dimiliki oleh salah satu bank. Salah satu penilaian adalah

Page 44: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

dengan metode CAR (Capital Adequency Ratio) yaitu dengan cara

membandingkan modal terhadap aktiva tertimbang.

b. Asset Quality (Kualitas Aktiva)

Penanaman bank dalam bentuk kredit, surat berharga dan

penanaman lainnya yang dimaksudkan untuk memperoleh penghasilan.

Faktor ini digunakan untuk rasio-rasio kualitas aktiva.

c. Management (Manajemen)

Manajemen adalah suatu cara untuk mengatur pola operasi dari

berbagai aktiva bank terutama dalam mengantisipasi resiko bisnis.

Penilaian terhadap manajemen mencakup beberapa komponen yaitu:

1) Manajemen Umum

2) Manajemen Resiko

Manajemen dinilai atas dasar 25 pertanyaan atau pernyataan yang

diajukan. Jumlah pertanyaan sebanyak 25 yang terdiri dari 10 pertanyaan

atau pernyataan manajemen umum dan 15 pertanyaan atau pernyataan

manajemen resiko.

d. Earning (Rentabilitas)

Kemampuan bank untuk memperoleh laba. Penilaian didasarkan

kepada rentabilitas suatu bank yang dilihat dari kemampuan suatu bank

dalam menciptakan laba. Untuk Penilaian Rentabilitas dilakukan terhadap

dua rasio yaitu: ROA (Return On Asset Ratio) dan rasio BOPO.

Page 45: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

e. Liquidity (Likuiditas)

Kemampuan untuk memenuhi kewajiban atau hutang yang harus

segera dibayar. Penilaian terhadap faktor likuiditas ini dilakukan dengan

dua rasio, yaitu Cash Ratio dan Loan to Deposit Ratio.

D. Metode Analisis Data

Teknik dan langkah-langkah analisis yang dilakukan untuk mengetahui

tingkat kesehatan PT. BPR Nguter Solo adalah sebagai berikut:

Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia nomor 30/11/KEP/DIR tanggal

30 April 1997 tentang cara penilaian tingkat kesehatan Bank Umum dan Bank

Perkreditan Rakyat. Penilaian kesehatan BPR, pada dasarnya menggunakan

pendekatan kuantitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi

dan perkembangan suatu bank. Pendekatan kuantitatif tersebut dilakukan

terhadap faktor-faktor permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen,

rentabilitas,likuiditas dan selanjutnya faktor tersebut disingkat menjadi

CAMEL. (Taswan: 2010:509)

1. Capital ( Permodalan)

Pada aspek permodalan ini yang dinilai adalah permodalan yang

didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penilaian

tersebut didasarkan kepada CAR (Capital Adequency Ratio) yang telah

ditetapkan oleh Bank Indonesia. Perbandingan rasio tersebut adalah

perbandingan modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko.

Page 46: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Menentukan Nilai Kredit (NK) rasio kecukupan modal dengan rumus :

2. Asset Quality ( Penilaian Kualitas Aktiva Produktif)

Aktiva produktif adalah semua aktiva dalam rupiah maupun valuta

asing yang dimiliki oleh bank dengan maksud untuk memperoleh

penghasilan.

Penghasilan didasarkan kepada kualitas aktiva yang dimiliki bank.

Rasio yang diukur ada dua macam yaitu:

a. Rasio Aktiva Produktif yang diklasifikasikan terhadap total Aktiva

Produktif (Rasio KAP)

Kualitas Aktiva Produktif merupakan alokasi dari dana yang telah

berhasil dihimpun dalam berbagai bentuk aktiva.

Menentukan nilai kredit ratio KAP dalam Rumus:

Page 47: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Tabel 3.1

Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan

SSumber: Taswan (2010,513)

b. Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif terhadap Cadangan

Penyisihan Penghapusan Aktiva yang wajib Dibentuk (Rasio PPAP)

Menghitung besarnya nilai kredit rasio PPAP dengan rumus:

(Ketentuan Kenaikan 1%)

Menentukan Nilai Kredit Faktor, Dengan Rumus:

NK Faktor = Angka Rasio PPAP X Bobot Ratio PPAP

(Bobot Ratio PPAP: 5%)

Bobot Nilai Kredit Faktor

Nilai Kredit Standar

Bobot Nilai Kredit dalam Komponen

Predikat

(a) (b) (c) (d=a x c) 25% 7,5 s/d < 10,35 81-100 20,25 s/d 25,00 Sehat 10,35 s/d < 12,60 66-<81 16,50 s/d <20,25 Cukup

Sehat 12,60 s/d < 14,85 51-<66 12,75 s/d <16,50 Kurang

Sehat 14,85 s/d < 22,50 0-<51 0,00 s/d <12,75 Tidak

Sehat

Page 48: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Tabel 3.2 Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Rasio PPAYD

Sumber: Taswan (2010,513) Tabel 3.3

Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Kualitas Aktiva Produktif

Sumber:Taswan (2010,513) 3. Management ( Manajemen)

Manajemen adalah suatu cara untuk mengatur pola operasi dari

berbagai aktiva bank terutama dalam mengantisipasi resiko bisnis.

Penilaian terhadap manajemen mencakup beberapa komponen yaitu:

a. Manajemen Umum

b. Manajemen Resiko

Manajemen dinilai atas dasar 25 pertanyaan atau pernyataan yang

diajukan. Jumlah pertanyaan sebanyak 25 yang terdiri dari 10 pertanyaan

Bobot Nilai Kredit Faktor

Nilai Kredit Standar

Bobot Nilai Kredit dalam Komponen

Predikat

(a) (b) (c) (d=a x c) 5% 81 s/d 100 81-100 4,05 s/d 5,00 Sehat 66 s/d <81 66-<81 3,30 s/d <4,05 Cukup Sehat 51 s/d <66 51-<66 2,55 s/d <3,30 Kurang Sehat 0 s/d <51 0-<51 0,00 s/d <2,55 Tidak Sehat

Bobot Nilai Kredit Standar

Bobot Nilai Kredit dalam Komponen Predikat

(a) (c) (d=a x c) 30% 81 s/d 100 24,30 s/d 30,00 Sehat 66 s/d <81 19,80 s/d <24,30 Cukup Sehat 51 s/d <66 15,30 s/d <19,80 Kurang

Sehat 0 s/d <51 0 s/d <15,30 Tidak Sehat

Page 49: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

atau pertanyaan manajemen umum dan 15 pertanyaan atau pernyataan

manajemen resiko. Daftar 25 pertanyaan atau pernyataan tersebut telah

dicantumkan pada lampiran.

Skala penilaian untuk setiap pertanyaan atau pernyataan ditetapkan

antara 0 sampai dengan 4 dengan kriteria:

a. Untuk nilai 0 mencerminkan kondisi yang lemah

b. Nilai 1,2,3 mencerminkan kondisi antara

c. Nilai 4 mencerminkan kondisi yang baik

Menghitung Nilai Kredit Faktor Manajemen, dengan rumus:

(Ketentuan Kenaikan:0,4)

Tabel 3.4 Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan

Faktor Manajemen

Sumber: Taswan,(2010:516)

4. Earning (Rentabilitas)

Penilaian didasarkan kepada rentabilitas suatu bank yang dilihat

dari kemampuan suatu bank dalam menciptakan laba. Rentabilitas suatu

Bobot Nilai Kredit Faktor

Nilai Kredit Standar

Bobot Nilai Kredit dalam Komponen

Predikat

(a) (b) (c) (d=a x c) 20% 81-100 81-100 16,20-20,00 Sehat 66-<81 66-<81 13,20-<16,20 Cukup Sehat 51-<66 51-<66 10,20-<13,20 Kurang Sehat 0-<51 0-<51 0,00-<10,20 Tidak Sehat

Page 50: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

bank dalam analisa CAMEL ini adalah meliputi besarnya rasio laba

sebelum pajak diperoleh terhadap total asset (ROA), dan rasio beban

operasional terhadap pendapatan operasional bank (BOPO). Penilaian

terhadap faktor ini dibagi menjadi 2.

a. ROA

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank

dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin

besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang

dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari

segi penggunaan asset. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Menghitung Nilai Kredit Rasio ROA,dengan rumus:

(Ketentuan Kenaikan: 0,015%)

b. BOPO

Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya operasional

dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Rasio ini dapat dirumuskan

dan pendapatan operasional. Rasio ini digunakan untuk mengukur

tingkat efisiensi dan kemampuan bank sebagai berikut:

Page 51: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Menghitung Nilai Kredit Rasio BOPO dengan rumus:

(Ketentuan Penurunan: 0,08%)

Tabel 3.5 Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Rasio Biaya Operasional

Terhadap Pendapatan Operasional

Sumber: Taswan,(2010:518)

5. Liquidity (Likuiditas)

Likuiditas adalah kemampuan untuk memenuhi kewajiban atau

hutang yang harus segera dibayar. Penilaian didasarkan kepada dua

macam rasio yaitu:

a. Rasio Alat Likuid Terhadap Hutang Lancar (Cash Ratio)

Cash Ratio adalah rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga yang

dihimpun bank yang harus segera dibayar. Rasio ini digunakan untuk

mengukur kemampuan bank dalam membayar kembali simpanan

nasabah pada saat ditarik dengan menggunakan alat likuid yang

dimilikinya.

Bobot Nilai Kredit Faktor

Nilai Kredit Standar

Bobot Nilai Kredit dalam Komponen

Predikat

(a) (b) (c) (d = a x c) 5% 92,00-93,52 81-100 4,05-5,00 Sehat 93,52-<94,72 66-<81 3,30-<4,05 Cukup Sehat 94,72-<95,92 51-<66 2,55-<3,30 Kurang Sehat 95,92-<100 0-<51 0,00-<2,55 Tidak Sehat

Page 52: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Menghitung Nilai Kredit Cash Ratio, dengan rumus:

(Ketentuan Kenaikan: 0,05%)

Tabel 3.6 Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Rasio Alat Likuid Terhadap

Hutang Lancar

Sumber: Taswan,(2010:519)

b. Rasio Kredit Terhadap Dana yang Diterima oleh Bank (LDR)

LDR adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank

dengan dana yang diterima oleh bank.

Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan bank

membayar kembali kewajiban kepada nasabahnya dengan menarik

kembali kredit-kredit yang telah diberikan kepada debiturnya.

Menghitung Nilai Kredit LDR dengan rumus:

( Ketentuan Rasio NK LDR: 115% dan Ketentuan Kenaikan: 1)

Bobot Rasio Nilai Kredit Standar

Bobot Nilai Kredit dalam Komponen

Predikat

(a) (b) (c) (d=a x c) 5% 4,05-5,00 81-100 4,05-5,00 Sehat 3,30-<4,05 66-<81 3,30-<4,05 Cukup Sehat 2,55-<3,30 51-<66 2,55-<3,30 Kurang Sehat 0,00-<2,55 0-<51 0,00-<2,55 Tidak Sehat

Page 53: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Tabel 3.7 Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Rasio Kredit

Terhadap Dana Yang Diterima

Bobot Rasio Nilai Kredit Standar

Bobot Nilai Kredit dalam Komponen

Predikat

(a) (b) (c) (d=a x c) 5% 89,00-93,75 81-100 4,05-5,00 Sehat 93,75-<97,50 66-<81 3,30-<4,05 Cukup Sehat 97,50-<101,25 51-<66 2,55-<3,30 Kurang Sehat 101,25-<115 0-<51 0,00-<2,55 Tidak Sehat

Sumber; Taswan ,(2010:519)

E. Intrepretasi Pemecahan Masalah

Intrepretasi Pemecahan masalah disini menjelaskan tentang kriteria dua

bobot dari faktor CAMEL dan kategori tingkat kesehatan bank.

Tabel 3.8 Kategori Tingkat Kesehatan Bank

Sumber : Dendawijaya, (2005:150)

Secara ringkas faktor-faktor CAMEL yang dinilai dan bobotnya adalah

sebagai berikut menurut SK DIR BI no 30/12/KEP DIR tanggal 30 April

2007.

Nilai Kredit Camel Predikat 81-100 Sehat 66-<81 Cukup Sehat 51-<66 Kurang Sehat 0-<51 Tidak Sehat

Page 54: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Tabel 3.9 Kategori Bobot dan Komponen Tingkat Kesehatan Bank

Sumber : Dendawijaya, (2005:150)

Faktor Yang Dinilai

Komponen yang dinilai Bobot

Modal Rasio/Modal/terhadap/ATMR 30%

Kualitas Aktiva Produktif

Rasio aktiva produktif terhadap total aktiva produktif Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang dibentuk terhadap Penyisihan Aktiva Produktif yang wajib dibentuk

25% 5%

30% Manajemen Manajemen Umum

Manajemen Resiko 10% 10%

Rentabilitas Rasio Laba terhadap rata-rata volume usaha. Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional

5%

5%

Likuiditas Rasio alat Likuid terhadap hutang lancer Rasio kredit terhadap dana yang diterima

5%

5%

Page 55: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Penjelasan Umum

PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Nguter Surakarta pertama kali

didirikan di Desa Nguter, Sukoharjo dengan anggaran dasar awal yang

dibuat oleh Notaris Nur Fariah Latif Sarjana Hukum, Notaris di

Karanganyar, tanggal 2 Maret 1994 dengan akte No: 12, dan telah

mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia

sebagaimana terdapat dalam Surat Keputusan nomor C2-

16.782.HT.01.01.Th 1994 tertanggal 8 November 1994.

Dengan berbagai pertimbangan antara lain sarana yang lebih

memadai ,dan lokasi yang lebih strategis dan mudah dijangkau oleh

nasabah, maka sejak tanggal 15 April 2001 lokasi PT BPR Nguter

dipindahkan ke Jl. Sutami 118 A Surakarta.

Kemudian pada tanggal 20 Desember 2005, lokasi PT BPR Nguter

Surakarta dipindahkan lagi ke Jl. Honggowongso No.69 Surakarta, hal ini

dimaksudkan agar lokasinya lebih strategis dan lebih dekat dengan

nasabah potensial.

Meskipun PT BPR Nguter Surakarta berlokasi di pusat Kota Solo,

namun BPR Nguter Surakarta tidak hanya mengandalkan wilayah kerja di

sekitar eks Karesidenan Surakarta, seperti Kabupaten Boyolali, Sukoharjo,

Klaten, Karanganyar, Wonogiri dan Sragen namun meliputi wilayah di

Page 56: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

luar karesidenan Surakarta PT BPR Nguter Surakarta terus melakukan

pengembangan dan perluasan wilayah kerja sehingga pada tanggal 24

Januari 2011 telah membuka Kantor Cabang Magelang yang beralamat di

Ruko Metro Square Blok C No. 5 Jl. Mayjen Bambang Soegeng,

Mertoyudan, Magelang dengan wilayah kerja yang meliputi Kabupaten

Magelang, Temanggung, Wonosobo, dan sekitarnya.

2. Visi dan Misi

PT. BPR NGUTER SURAKARTA mempunyai Visi yaitu :

“ Menjadi BPR Berkelas Nasional (National Class Finance Company)”

Sedangkan Misinya adalah :

“ Membantu mewujudkan sesuatu yang sangat didambakan dan diperlukan

masyarakat agar kehidupannya menjadi lebih baik dan lebih sejahtera”.

3. Perijinan dan Legalitas Usaha

Perijinan dan legalitas dalam menjalankan usaha adalah sebagai berikut :

a. Tanda Daftar Perusahaan Perseroan Terbatas dari Kepala Kantor

Departemen Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta dengan

nomor TDP 11 16 165 00824 berlaku s/d tanggal 13 Juni 2006

diperbaharui dengan nomor TDP 11.16.1.65.00824 berlaku s/d tanggal

13-06-2011. Dan terakhir telah diperbaharui dengan nomor TDP

11.16.1.65.00824 berlaku s/d tanggal 13-06-2016.

b. Nomor Pokok wajib Pajak (NPWP) yang dikeluarkan oleh Kantor

Pelayanan Pajak Klaten dengan nomor NPWP 1.545.687.4-525.000

dan nomor register 007703-5253

Page 57: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

c. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor Kep.

100/KM.17/1996 tentang Pemberian Izin Usaha PT. Bank Perkreditan

Rakyat Nguter Sukoharjo yang ditetapkan di Jakarta pada tanggal 4

Maret 1996.

4. Kepemilikan Saham

Pada tanggal 22 Juni 2000 telah terjadi perubahan kepemilikan dari

pemilik lama kepada pemilik baru yaitu:

- Tn. Djoko P. Sugoto dengan komposisi saham sebesar 60%

- Ny. Augustine Esther dengan komposisi saham sebesar 35%

- Ny. Dwi Esti Nastiti dengan komposisi saham sebesar 5%

Kemudian Rapat Umum Pemegang Saham pada tanggal 30 juni 2009

diputuskan dan disetujui pengalihan saham milik Nyonya Dwi Esti Nastiti

kepada Nyonya Augustine Esther, Sarjana Hukum, Berdasarkan Akte

Notaris Agus Subyanto No. 37 Tgl 30 Juni 2009 sehingga komposisi

pemegang saham tersebut berubah menjadi sebagai berikut :

- Tn. Djoko P. Sugoto dengan komposisi saham sebesar 60%

- Ny. Augustine Esther dengan komposisi saham sebesar 40%

5. Permodalan

Untuk memenuhi peraturan pemerintah tentang CAR minimal 8%

PT. BPR Nguter Surakarta telah melakukan perubahan modal dasar

sebanyak 2 kali, dimana perubahan tersebut dilaksanakan sebagai berikut.

- Tahun 2005 terjadi perubahan modal dasar dari Rp 1.600.000

menjadi Rp 6.400.000 Dan modal yang disetor juga mengalami

perubahan dari Rp. 1.600.000 menjadi sebesar Rp 2.820.000.

Page 58: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

- Pada bulan Februari 2006 telah dilakukan perubahan modal dasar

menjadi Rp 10.000.000 yang terbagi atas 20.000 lembar saham

masing-masing saham bernilai sebesar Rp 500.000. Modal dasar

tersebut ditempatkan dan disejumlah 41% atau sejumlah 8.200

lembar saham dengan nominal seluruhnya sebesar Rp 4.100.000.

- Pada bulan Maret 2011 telah dilakukan perubahan modal yang

ditempatkan dan disetor dari sebelumnya Rp 4.100.000 menjadi

sebesar Rp 5.000.000 yang terbagi atas 10.000 lembar saham.

Dari Modal dasar tersebut telah ditempatkan oleh para pemegang

saham yaitu:

Tabel 4.1 Pemegang Saham PT. BPR Nguter Surakarta

Pemegang Saham Lembar Saham Jumlah Prosentase

Tn. Joko Pong Sugoto 6.000 Lembar Rp 3.000.000.000 60% Ny. Augustine Ester 4.000 Lembar Rp 2.000.000.000 40% Jumlah 10.000 Lembar Rp 5.000.000.000 100%

Sumber : Sejarah PT BPR Nguter Surakarta,hal 9

Hal ini merupakan wujud dari komitmen pemegang saham untuk

selalu memperkuat permodalan bank.

6. Susunan Pengurus

Setelah terjadi akuisisi, maka BPR Nguter juga melakukan

perubahan pengurus seluruhnya. Untuk memenuhi Undang-Undang

Perseroan Terbatas tentang jumlah direksi harus 2 orang, maka RUPS

memutuskan mengangkat 1 orang direktur yang telah mengikuti fit and

proper test di Bank Indonesia pada bulan Mei 2004.

Page 59: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Susunan pengurus yang baru sejak bulan Mei 2004 sebagai berikut :

Tn. Anta Winanta : Komisaris Utama

Tn. Djoko Pong Sugoto SE,MBA : Komisaris

Ny. Dwi Esti Nastiti SE : Direktur Utama

Tn. Hendrardi, SE : Direktur

Pada bulan Maret 2005 Direktur, Sdr Hendrardi, SE.

mengundurkan diri atas permintaan sendiri dengan demikian jabatan

Direktur untuk sementara kosong. Namun pada bulan Oktober 2005,

setelah melalui fit and proper test di Bank Indonesia dan telah dinyatakan

lulus, maka dilakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa untuk

mengangkat Sdri Lusiawati Oeyeng sebagai Direktur di PT. BPR Nguter

Surakarta. Sehingga susunan pengurus yang baru sejak bulan November

2005 sebagai berikut:

Tn. Anta Winanta : Komisaris Utama

Tn. Djoko Pong Sugoto SE,MBA : Komisaris

Ny. Dwi Esti Nastiti SE : Direktur Utama

Ny. Dra Lusiawati Oeyeng : Direktur

Kemudian pada tanggal 28 Juni 2007 melalui Rapat Umum

Pemegang Saham Luar Biasa disetujui pengunduran diri Direktur Utama

Dwi Esti Nastiti dan Komisaris Sdr. Djoko Pong Sugoto dengan Akta

Notaris Drajad Uripno SH. No. 42 tertanggal 29 Juni 2007.

Page 60: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Susunan pengurus yang baru sejak bulan Juni 2007 adalah sebagai berikut:

Tn. Anta Winarta : Komisaris

Ny. Dra. Lusiawati Oeyeng : Direktur

Bank Indonesia dan Undang-Undang Perseroan Terbatas membuat

ketentuan bahwa pengurus BPR harus terdiri dari 2 orang komisaris dan 2

orang direktur, maka dilaksanakan RUPS berdasar Akta Notaris Drajad

Uripno, SH. No. 03 Tanggal 11 November 2008 memutuskan mengangkat

1 orang komisaris dan 1 orang direktur yang telah mengikuti fit dan proper

test di Bank Indonesia pada tanggal 22 September 2008 dan sudah

dinyatakan lulus oleh Bank Indonesia.

Page 61: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Page 62: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Analisis Data

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.30/2/UPPB dan surat

keputusan Direksi Bank Indonesia No.30/11/KEP/DIR tanggal 30 April 1997

bahwa untuk menilai tingkat kesehatan bank adalah dengan menggunakan

analisis CAMEL. (Capital adequency, Asset quality, Management, Earning

ability, Liquidity). Analisis data merupakan pembahasan masalah tingkat

kesehatan bank yang dilakukan sesuai dengan tujuan dan hipotesis yang

dikemukakan dalam BAB 1. Data yang dibutuhkan dalam penilaian kesehatan

bank adalah data primer untuk penilaian manajemen dan data sekunder yaitu

data laporan keuangan BPR Nguter Surakarta yang terdiri dari Neraca dan

laporan Laba / Rugi serta laporan Kolektibilitas selama tiga tahun berjalan

yaitu tahun 2009,2010,2011.

Pemecahan masalah menggunakan analisis CAMEL (Capital

adequency, Asset quality, Management, Earning ability, Liquidity). Data yang

dianalisis adalah laporan keuangan PT BPR Nguter Surakarta. Berikut data

yang akan dianalisis:

1. Perhitungan CAMEL PT. BPR Nguter Surakarta Tahun 2009

a. Capital Adequancy (Permodalan)

Penilaian terhadap faktor permodalan yang didasarkan pada rasio

modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) yang

disebut rasio kecukupan modal (Capital Adequency Ratio / CAR).

Page 63: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4.2 Perhitungan Rasio Modal

Tahun 2009 (Ribuan Rp)

I Komponen ATMR Nominal Bobot ATMR Kas 147.189 0% 0 Antar bank aktiva 6.454.358 20% 1.290.872 Kredit yang diberikan 20.442.906 100% 20.442.906 Aktiva tetap dan inventaris 974.634 100% 974.634 Rupa-rupa aktiva 121.872 100% 121.872 Jumlah ATMR 22.708.412

II Modal inti Modal disetor 5.900.000 Cadangan umum 10.000 Cadangan tujuan 0 Laba/rugi tahun lalu 0 Laba tahun berjalan 812.070 Jumlah modal inti 6.722.070

III Modal pelengkap Penyisihan penghapusan

aktiva produktif (1,25% dari ATMR)

283.855

Modal pinjaman Pinjaman subordinasi Jumlah modal pelengkap 283.855

Jumlah modal 7.005.925 Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2009), diolah

Modal minimum (8% dari ATMR) = 1.816.673

Keterangan : Bobot komponen tersebut berdasarkan pada ketentuan yang telah

ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu dalam surat edarannya.

1) Rasio (CAR) = %100 (ATMR) Re

X

sikorutimbangMenuAktivaTert

ModalJumlah

= %100 22.708.412

925.055.7X

= 31,07 %

Page 64: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rasio permodalan PT. BPR Nguter Surakarta pada tahun 2009 sebesar

31,07 %.

2) NK Rasio Modal = 1 KenaikanKetentuan

+CARAngkaRasio

= 1 0,1%

%07,31+

= 311,7

Berdasarkan peraturan yang berlaku yaitu maksimum nilai kredit rasio

kecukupan modal adalah 100, maka nilai kredit rasio kecukupan modal

311,7 dianggap 100.

3) Menentukan nilai kredit faktor kecukupan modal yaitu dengan cara

mengalikan nilai kredit rasio kecukupan modal dengan bobot faktor

modal. Bobot faktor permodalan yang telah ditetapkan yaitu sebesar

30%.

NKF Kecukupan Modal = 100 X 30%

= 30

Berdasarkan perhitungan maka predikat permodalan PT BPR Nguter

Surakarta untuk tahun 2009 adalah sehat karena terletak pada nilai 24,3

< NKF ≤ 30.

b. Asset Quality (Aktiva produktif)

Penilaian kualitas aktiva produktif yang didasarkan pada dua rasio

yaitu rasio aktiva produktif yang diklasifikasika (APYD) terhadap

aktiva produktif dan rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif

Page 65: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(PPAP) yang dibentuk oleh bank terhadap Penyisihan Penghapusan

Aktiva Produktif yang wajib dibentuk (PPAPYWD)

1) Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif

Tabel 4.3 Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif

Tahun 2009 (Ribuan Rp.)

Kolektibilitas Jumlah aktiva produktif

Bobot Aktiva Produktif yang dihasilkan

Lancar 44.575.489 0% 0 Kurang Lancar 1.206.368 50% 603.184 Diragukan 664.484 75% 498.363 Macet 314.417 100% 314.417 Jumlah APYD 1.415.964 Aktiva Produktif 208.622 Kredit yang diberikan 20.442.906 Antar bank aktiva Giro/aktiva produktif lainnya

6.454.358

Jumlah aktiva produktif 27.105.886 Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2009), diolah

Rasio KAP x 100%

x100% 5,22 %

Rasio aktiva produktif pada PT BPR Nguter Surakarta tahun 2009

sebesar 5,22%

a) Menentukan Nilai Kredit Rasio KAP

Nilai kredit digunakan untuk menentukan nilai kredit faktor kualitas

aktiva produktif.

NK KAP = 115,2

Page 66: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Nilai kredit rasio Kualitas Aktiva Produktif pada PT BPR Nguter

Surakarta sebesar 115,2. Berdasarkan ketentuan nilai kredit maksimal

adalah 100, maka nilai kredit 115,2 dianggap 100.

b) Bobot faktor rasio KAP berdasarkan ketentuan adalah 25%

c) Menentukan Nilai Kredit Faktor (NKF)

Ditentukan dengan cara mengalikan nilai kredit rasio KAP dengan

bobot faktor komponen KAP.

NKF = 100 X 25% = 25

Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit faktor kualitas aktiva

produktifnya sebesar 25.

2) Penghitungan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif

Tabel 4.4 Penghitungan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)

Tahun 2009 (Ribuan Rp.)

Kolektibilitas Jumlah aktiva produktif

Bobot Penghapusan aktiva produktif yang wajib di bentuk

Lancar 44.575.489 0,50% 228.877 Kurang lancar 1.206.368 10% 120.637 Diragukan 664.484 50% 332.242 Macet 314.417 100% 314.417 Jumlah 996.173

Laporan Keuangan BPR Nguter (2009), diolah

a) Rasio PPAP =

= 26,92%

Page 67: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap penyisihan

penghapusan aktiva produktif yang wajib dibentuk PT BPR Nguter

Surakarta sebesar 26,92%.

b) Menghitung Besarnya Nilai Kredit Ratio PPAP

Nilai kredit diperoleh dengan cara membagi rasio PPAP dengan

ketentuan kenaikan 1%.

NK Rasio PPAP =

c) Menentukan Nilai Kredit Faktor

Nilai kredit faktor ditentukan dengan cara mengalikan nilai kredit

PPAP dengan bobot faktor rasio PPAP yaitu sebesar 5%.

NKF = 26,92 X 5% = 1,35%

d) Menentukan NKF keseluruhan

Menentukan kredit faktor keseluruhan untuk faktor kualitas aktiva

produktif adalah dengan menjumlahkan nilai kredit faktor aktiva

produktif dengan nilai kredit faktor PPAP.

NKF = 25 + 1,35 = 26,35

Predikat untuk rasio kualitas aktiva produktif adalah sehat karena

terletak pada nilai 24,3 < NKF ≤ 30.

c. Management (Manajemen)

Maksud dan tujuan penilaian kesehatan bank melalui faktor

manajemen adalah untuk menilai kemampuan manajemen dalam

menjalankan usaha bank yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku

serta untuk menilai tujuan jangka pendek atau panjang yang disusun

manajeman.

Page 68: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4.5 Perhitungan Manajemen

Tahun 2009

No Komponen Penilaian Jumlah Pertanyaan

Jumlah Nilai

1 Manajemen Umum Strategi/sasaran 1 4 Struktur 2 7 Sistem 4 11 Kepemimpinan 3 12 Sub jumlah 10 34

II Manajemen Resiko Resiko likuiditas 2 8 Resiko kredit 3 9 Resiko operasional 3 10 Resiko hokum 3 11 Resiko pemilik dan pengurus 4 14 Sub jumlah 15 52

Jumlah 25 86 Laporan Keuangan BPR Nguter (2009), diolah

1) NK Faktor Manajemen 0,486

= x 1 = 215

Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit faktor manajemen adalah

215.

2) NKF = 86 x 20% = 17,2%

Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit faktor manajemen tahun

2009 sebesar 17,2%. Predikat faktor manajemen PT. BPR Nguter

Surakarta Tahun 2009 adalah sehat karena terletak pada nilai 16,20

< NKF ≤ 20.

Page 69: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d. Earning (Rentabilitas)

Penilaian terhadap faktor rentabilitas diperlukan untuk menghitung

atau mempertimbangkan kebijakan bank agar tidak mengalami kerugian.

Penilaian terhadap faktor ini dibagi menjadi dua yaitu rasio laba sebelum

pajak terhadap rata-rata volume usaha (ROA) dan Rasio Beban

Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO).

Tabel 4.6 Perhitungan Rentabilitas

Tahun 2009 (Ribuan Rp.)

No Komponen Penilaian Jumlah I Rasio laba terhadap rata-rata total asset (ROA) a. Laba sebelum pajak 812.070 b. Total aktiva 27.251.068 Rasio (a:b) 2,98% II. Rasio Operasional terhadap Pendapatan

a. Beban Operasional 4.584.992 b. Pendapatan Operasional 5.514.268 Rasio (a:b) 83,15 %

Sumber: Data sekunder laporan keuangan BPR Nguter yang telah diolah (2009)

1) Rasio laba terhadap rata-rata volume usaha (ROA)

a) ROA = %100

Pajak Sebelum LabaX

AktivaTotal

= %100 068.251.27

8.112.070X = 2,98 %

Berdasarkan perhitungan rasio ROA yang diperoleh sebesar

2,98%.

Page 70: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b) NK Rasio ROA = ROA Rasio Angka

enaikanKetentuanK

= 015,0

2,98

= 198,67

Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio ROA sebesar

198,67, tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku bahwa nilai

kredit maksimum 100, maka nilai kredit 198,67 dianggap 100.

c) Menentukan NKF

NKF = Nilai Kredit ROA x Bobot Faktor ROA

= 100 x 5% = 5

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan maka nilai kredit faktor

ROA sebesar 5.

2) Rasio BOPO

a) BOPO = %100 lOperasiona Pendapatan

lOperasionaBeban X

= %100 5.514.268

992.584.4X

= 83,15%

b) Menghitung Nilai Kredit BOPO

NK BOPO = PenurunanKetentuan

BOPO Rasio Angka - BOPOKredit RasioKetentuan

= 0,08

15,83100 - = 210,62

Page 71: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio BOPO sebesar

210,62, tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku bahwa nilai

kredit maksimum 100, maka nilai kredit 210,62 dianggap 100.

c) Menghitung NK Faktor BOPO

NKF = 100 x 5% = 5

d) Menentukan total nilai kredit faktor keseluruhan

Ditentukan dengan cara menjumlahkan nilai kredit rasio ROA

dengan nilai kredit faktor BOPO.

Total NKF = 5 + 5 = 10

Faktor Rentabilitas PT BPR Nguter Surakarta tahun 2009 adalah

sehat, karena terletak pada nilai 8,1 < NKF ≤ 10.

e. Liquidity (Likuiditas)

Penilaian likuiditas ini dibagi menjadi dua yaitu Cash Ratio atau

rasio alat likuid terhadap hutang lancar dan Loan Deposit Ratio (LDR) /

rasio kredit dana yang diberikan terhadap dana pihak ke-3 terhadap

masing-masing rasio.

Tabel 4.7 Perhitungan Rata-Rata Faktor Likuiditas

Tahun 2009 (Ribuan Rp.)

Komponen Jumlah 1. Aktiva Lancar a. Kas 147.189 b. Sertifikat Bank Indonesia 0 c. Antar Bank Indonesia 6.454.358 Jumlah Aktiva Lancar 6.601.547 2. Hutang Lancar a. Kewajiban yang segera dibayar 36.241

Page 72: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Tabungan 1.158.842 c. Deposito Berjangka 20.988.581 d. Bank Indonesia 0 e. Antar Bank Indonesia 0 Jumlah Hutang Lancar 22.183.664 Rasio a:b 29,75%

Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2009), diolah

1) Cash Ratio (Rasio Aktiva Lancar terhadap Hutang Lancar)

a) Cash Ratio = 100%

= = 29,75%

Cash Ratio pada PT BPR Nguter Surakarta tahun 2009 adalah

sebesar 29,75%.

b) Menghitung Nilai Kredit Cash Ratio

NK Cash Ratio =

= = 595

Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio Cash Ratio

sebesar 595 tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku

bahwa nilai kredit maksimum 100, maka nilai kredit 595

dianggap 100.

c. Menentukan Nilai Kredit Faktor (NKF) rasio Cash Ratio

NKF Cash Ratio = 100 x 5% = 5

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan diatas maka nilai

kredit faktor Cash Ratio sebesar 5.

Page 73: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4.8 Perhitungan Jumlah Dana yang Diterima

(Ribuan Rp.)

Komponen Jumlah Dana pihak ketiga a. Tabungan 1.158.842 b. Deposito 20.988.581 c. Bank Indonesia 0 d. Antar Bank Pasiva 0 e. Modal Inti 10.000.000 Jumlah dana yang diterima 32.147.423

Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2009), diolah

Tabel 4.9 Perhitungan Faktor LDR

(Ribuan Rp.)

Komponen Jumlah a. Aktiva 6.601.547 b. Hutang Lancar 22.183.664 c. Jumlah Kredit yang diberikan

20.442.906

d. Jumlah dana yang diterima 32.147.423 Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2009), diolah

2) Loan to Deposit Ratio (LDR)

a) LDR =

= = 63,59%

Rasio LDR bank pada PT BPR Nguter Surakarta tahun 2009

adalah 63,59%.

b) Menghitung Nilai Kredit LDR

NK LDR =

= = 205,64

Page 74: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio LDR sebesar

450,29 tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku bahwa nilai

kredit maksimum 100, maka nilai kredit 205,64 dianggap 100.

c) Menghitung Nilai Kredit Faktor LDR

NKF LDR = NK LDR x Bobot

= 100 x 5%

= 5

d) Total NKF = NKF Cash Ratio + NKF LDR

= 5 + 5

= 10

Predikat untuk faktor Likuiditas tahun 2009 adalah sehat, karena

terletak pada nilai 8,1<NKF≤10.

Page 75: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Perhitungan CAMEL PT. BPR Nguter Surakarta Tahun 2010

a. Capital Adequancy (Permodalan)

Adalah penilaian terhadap faktor permodalan yang didasarkan pada

rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR)

yang disebut rasio kecukupan modal (Capital Adequency Ratio /

CAR).

Tabel 4.10 Perhitungan Rasio Modal Tahun 2010

(Ribuan Rp.)

I Komponen ATMR Nominal Bobot ATMR Kas 8.435 0% 0 Antar bank aktiva 3.907.570 20% 781.514 Kredit yang diberikan 45.150.758 100% 45.150.758 Aktiva tetap dan inventaris 1.135.549 100% 1.135.549 Rupa-rupa aktiva 3.377.015 100% 3.377.015 Jumlah ATMR 50.444.836

II Modal inti Modal disetor 5.900.000 Cadangan umum 25.000 Cadangan tujuan 0 Laba/rugi tahun lalu 0 Laba tahun berjalan 2.263.650 Jumlah modal inti 8.188.650

III Modal pelengkap Penyisihan penghapusan

aktiva produktif (1,25% dari ATMR)

630.560

Modal pinjaman Pinjaman subordinasi Jumlah modal pelengkap 630.560

Jumlah modal 8.819.210 Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2010), diolah

Modal minimum (8% dari ATMR) = 4.035.587

Keterangan : Bobot komponen tersebut berdasarkan pada ketentuan

yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu dalam surat

edarannya.

Page 76: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1) Rasio (CAR) = %100 (ATMR) Re

X

sikorutimbangMenuAktivaTertModalJumlah

%100 50.444.836

210.819.8X= = 17,48 %

Rasio permodalan PT BPR Nguter Surakarta pada tahun 2010

sebesar 17,48 %.

2) NK Rasio Modal = 1 KenaikanKetentuan

+CARAngkaRasio

1 0,1%

%48,17+= = 175,8

Berdasarkan peraturan yang berlaku yaitu maksimum nilai kredit

rasio kecukupan modal adalah 100, maka nilai kredit rasio

kecukupan modal 175,8 dianggap 100.

3) Menentukan nilai kredit faktor kecukupan modal yaitu dengan cara

mengalikan nilai kredit rasio kecukupan modal dengan bobot

faktor modal. Bobot faktor permodalan yang telah ditetapkan yaitu

sebesar 30%.

NKF Kecukupan Modal = 100 X 30% = 30

Berdasarkan perhitungan maka predikat permodalan PT BPR

Nguter Surakarta untuk tahun 2010 adalah sehat karena terletak

pada nilai 24,3 < NKF ≤ 30.

Page 77: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Asset Quality (KAP)

Asset Quality (Aktiva produktif)

Penilaian kualitas aktiva produktif yang didasarkan pada dua rasio

yaitu rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan (APYD) terhadap aktiva

produktif dan rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) yang

dibentuk oleh bank terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif

yang wajib dibentuk (PPAPYWD).

1) Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif

Tabel 4.11 Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif

Tahun 2010

(Ribuan Rp.) Kolektibilitas Jumlah aktiva

produktif Bobot Aktiva Produktif

yang dihasilkan Lancar 44.575.489 0% 0 Kurang Lancar 1.206.368 50% 603.184 Diragukan 664.484 75% 498.363 Macet 314.417 100% 314.417 Jumlah APYD 1.415.964 Aktiva Produktif 848.893 Kredit yang diberikan 45.150.758 Antar bank aktiva Giro/aktiva produktif lainnya

3.907.570

Jumlah aktiva produktif

49.907.221

Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2010), diolah

a) Rasio KAP x 100%

x100% 2,83 %

Rasio aktiva produktif pada PT BPR Nguter Surakarta tahun 2010

sebesar 2,83 %

Page 78: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b) Menentukan Nilai Kredit Rasio KAP

Nilai kredit digunakan untuk menentukan nilai kredit faktor

kualitas aktiva produktif.

NK KAP = 131,1

Nilai kredit rasio Kualitas Aktiva Produktif pada PT BPR Nguter

Surakarta sebesar 131,1. Berdasarkan ketentuan nilai kredit

maksimal adalah 100, maka nilai kredit 131,1 dianggap 100.

c) Bobot faktor rasio KAP berdasarkan ketentuan adalah 25%.

d) Menentukan Nilai Kredit Faktor (NKF)

Ditentukan dengan cara mengalikan nilai kredit rasio KAP dengan

bobot faktor komponen KAP.

NKF = 100 X 25%

= 25

Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit faktor kualitas aktiva

produktifnya sebesar 25.

2) Penghitungan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif

Tabel 4.12 Penghitungan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)

Tahun 2010

(Ribuan Rp.) Kolektibilitas Jumlah aktiva

produktif Bobot Penghapusan

aktiva produktif yang wajib di

bentuk Lancar 44.575.489 0,50% 228.877 Kurang lancar 1.206.368 10% 120.637 Diragukan 664.484 50% 332.242 Macet 314.417 100% 314.417

Page 79: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Jumlah 996.173 Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2010), diolah

a) Rasio PPAP =

= 64,51%

Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap

penyisihan penghapusan aktiva produktif yang wajib dibentuk PT

BPR Nguter Surakarta sebesar 64,51%.

b) Menghitung Besarnya Nilai Kredit Ratio PPAP

Nilai kredit diperoleh dengan cara membagi rasio PPAP dengan

ketentuan kenaikan 1%.

NK Rasio PPAP = = 64,51%

c) Menentukan Nilai Kredit Faktor

Nilai kredit faktor ditentukan dengan cara mengalikan nilai kredit

PPAP dengan bobot faktor rasio PPAP yaitu sebesar 5%

NKF = 64,51 X 5% = 3,23%

d) Menentukan NKF keseluruhan

Menentukan kredit faktor keseluruhan untuk faktor kualitas aktiva

produktif adalah dengan menjumlahkan nilai kredit faktor aktiva

produktif dengan nilai kredit faktor PPAP.

NKF = 25 + 3,23 = 28,23

Page 80: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Predikat untuk rasio kualitas aktiva produktif adalah sehat karena terletak pada nilai 24,3 < NKF ≤ 30.

c. Management (Manajemen)

Maksud dan tujuan penilaian kesehatan bank melalui faktor

manajemen adalah untuk menilai kemampuan manajemen dalam

menjalankan usaha bank yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku

serta untuk menilai tujuan jangka pendek atau panjang yang disusun

manajemen.

Tabel 4.13 Perhitungan Manajemen

Tahun 2010

No Komponen Penilaian Jumlah Pertanyaan

Jumlah Nilai

1 Manajemen Umum Strategi/sasaran 1 4 Struktur 2 7 Sistem 4 14 Kepemimpinan 3 11 Sub jumlah 10 36 II Manajemen Resiko Resiko likuiditas 2 7 Resiko kredit 3 10 Resiko operasional 3 9 Resiko hukum 3 11 Resiko pemilik dan pengurus 4 15 Sub jumlah 15 52 Jumlah 25 88

Sumber: Data primer wawancara BPR Nguter yang telah diolah (2010)

1) NK Faktor Manajemen 0,488

= x 1 = 220

Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit faktor manajemen

adalah 220.

Page 81: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) NKF = 88 x 20% = 17,6%

Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit faktor manajemen

tahun 2010 sebesar 17,6%. Predikat faktor manajemen PT. BPR

Nguter Surakarta Tahun 2010 adalah sehat karena terletak pada

nilai 16,20 < NKF ≤ 20.

f. Earning (Rentabilitas)

Penilaian terhadap faktor rentabilitas diperlukan untuk

menghitung atau mempertimbangkan kebijakan bank agar tidak

mengalami kerugian. Penilaian terhadap faktor ini dibagi menjadi dua

yaitu rasio laba sebelum pajak terhadap rata-rata volume usaha (ROA)

dan Rasio Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional

(BOPO).

Tabel 4.14 Perhitungan Rentabilitas

Tahun 2010

(Ribuan Rp.) No Komponen Penilaian Jumlah I Rasio laba terhadap rata-rata total asset

(ROA)

a. Laba sebelum pajak 2.263.650 b. Total aktiva 52.193.832 Rasio (a:b) 4,34% II. Rasio Operasional terhadap Pendapatan

a. Beban Operasional 7.533.807 b. Pendapatan Operasional 10.287.772 Rasio (a:b) 73,23%

Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2010), diolah

Page 82: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1) Rasio laba terhadap rata-rata volume usaha (ROA)

a) ROA = %100

Pajak Sebelum LabaX

AktivaTotal

= %100 832.193.52

2.263.650X = 4,34 %

Berdasarkan perhitungan rasio ROA yang diperoleh sebesar

4,34%.

b) NK Rasio ROA = ROA Rasio Angka

enaikanKetentuanK

= 015,0

4,34= 289.33

Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio ROA sebesar

289,33, tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku bahwa nilai

kredit maksimum 100, maka nilai kredit 289,33 dianggap 100.

c) Menentukan NKF

NKF = Nilai Kredit ROA x Bobot Faktor ROA

= 100 x 5% = 5

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan maka nilai kredit

faktor ROA sebesar 5.

2) Rasio BOPO

a) BOPO = %100 lOperasiona Pendapatan

lOperasionaBeban X

= %100 10.287.772

807.533.7X = 73,23%

Page 83: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b) Menghitung Nilai Kredit BOPO

NK BOPO = PenurunanKetentuan

BOPO Rasio Angka - BOPOKredit RasioKetentuan

= 0,08

23,73100 -= 334,62

Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio BOPO sebesar

334,62, tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku bahwa nilai

kredit maksimum 100, maka nilai kredit 334,62 dianggap 100.

c) Menghitung NK Faktor BOPO

NKF = 100 x 5% = 5

d) Menentukan total nilai kredit faktor keseluruhan, ditentukan

dengan cara menjumlahkan nilai kredit rasio ROA dengan nilai

kredit faktor BOPO.

Total NKF = 5 + 5 = 10

Faktor Rentabilitas PT BPR Nguter Surakarta tahun 2010 adalah

sehat, karena terletak pada nilai 8,1 < NKF ≤ 10.

g. Liquidity (Likuiditas)

Penilaian likuiditas ini dibagi menjadi dua yaitu Cash Ratio atau

rasio alat likuid terhadap hutang lancar dan Loan Deposit Ratio (LDR)

/ rasio kredit dana yang diberikan terhadap dana pihak ke -3 terhadap

masing-masing rasio.

Page 84: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4.15 Perhitungan Rata-Rata Faktor Likuiditas

Tahun 2010 (Ribuan Rp.)

Komponen Jumlah 1. Aktiva Lancar a. Kas 8.435 b. Sertifikat Bank Indonesia

0

c. Antar Bank Indonesia 3.907.570 Jumlah Aktiva Lancar 3.916.005 2. Hutang Lancar a. Kewajiban yang segera dibayar

59.072

b. Tabungan 1.386.164 c. Deposito Berjangka 34.613.093 d. Bank Indonesia 0 e. Antar Bank Indonesia 0 Jumlah Hutang Lancar 36.058.329 Rasio a:b 10,86%

Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2010), diolah

1) Cash Ratio (Rasio Aktiva Lancar terhadap Hutang Lancar)

a) Cash Ratio = 100%

X 100%

= 10,86%

Cash Ratio pada PT BPR Nguter Surakarta tahun 2010

adalah sebesar 10,86%.

b) Menghitung Nilai Kredit Cash Ratio

NK Cash Ratio =

=

= 217,2

Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio Cash Ratio

sebesar 217,2 tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku

Page 85: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bahwa nilai kredit maksimum 100, maka nilai kredit 217,2

dianggap 100.

c) Menentukan Nilai Kredit Faktor (NKF) rasio Cash Ratio

NKF Cash Ratio = 100 x 5%

= 5

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan diatas maka nilai

kredit faktor Cash Ratio sebesar 5.

Tabel 4.16 Perhitungan Jumlah Dana yang Diterima

(Ribuan Rp.) Komponen Jumlah

Dana pihak ketiga a. Tabungan 1.386.164 b. Deposito 34.613.093 c. Bank Indonesia 0 d. Antar Bank Pasiva 0 e. Modal Inti 10.000.000 Jumlah dana yang diterima 45.999.257

Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2010), diolah

Tabel 4.17 Perhitungan Faktor LDR

(Ribuan Rp.) Komponen Jumlah

a. Aktiva 3.916.005 b. Hutang Lancar 22.183.664 c. Jumlah Kredit yang diberikan 36.058.329 d. Jumlah dana yang diterima 45.999.257

Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2010), diolah

2) Loan to Deposit Ratio (LDR)

a) LDR =

= = 78,39

Page 86: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rasio LDR bank pada PT BPR Nguter Surakarta tahun

2010 adalah 78,39%.

b) NK LDR =

= = 146,44

Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio LDR

sebesar 146,44 tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku

bahwa nilai kredit maksimum 100, maka nilai kredit 146,4

dianggap 100.

c) Menghitung Nilai Kredit Faktor LDR

NKF LDR = NK LDR x Bobot

= 100 x 5% = 5

d) Total NKF = NKF Cash Ratio + NKF LDR

= 5 + 5 = 10

Predikat untuk faktor Likuiditas tahun 2010 adalah sehat,

karena terletak pada nilai 8,1<NKF≤10.

Page 87: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Perhitungan CAMEL PT. BPR Nguter Surakarta Tahun 2011

a. Capital Adequancy (Permodalan)

Adalah penilaian terhadap faktor permodalan yang didasarkan pada rasio

modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) yang

disebut rasio kecukupan modal (Capital Adequency Ratio / CAR).

Tabel 4.18

Perhitungan Rasio Modal Tahun 2011

(Ribuan Rp)

I Komponen ATMR Nominal Bobot ATMR

Kas 241.474 0% 0 Antar bank aktiva 8.769.633 20% 1.753.927 Kredit yang diberikan 75.328.358 100% 75.328.358 Aktiva tetap dan

inventaris 1.445.029 100% 1.445.029

Rupa-rupa aktiva 4.222.099 100% 4.222.099 Jumlah ATMR 82.749.413 II Modal inti Modal disetor 5.000.000 Cadangan umum 49.000 Cadangan tujuan 0 Laba/rugi tahun lalu 0 Laba tahun berjalan 2.410.228 Jumlah modal inti 7.459.228 III Modal pelengkap Penyisihan

penghapusan aktiva produktif (1,25% dari ATMR)

1.034.368

Modal pinjaman Pinjaman subordinasi Jumlah modal

pelengkap 1.034.368

Jumlah modal 8.493.596 Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2011), diolah

Modal minimum (8% dari ATMR) = 6.619.953

Page 88: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Keterangan : Bobot komponen tersebut berdasarkan pada ketentuan

yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu dalam surat

edarannya.

1) Rasio (CAR) = %100 (ATMR) Re

X

sikorutimbangMenuAktivaTert

ModalJumlah

= %100 82.749.413

596.493.8X = 10,26 %

Rasio permodalan PD BPR Bank Daerah Karanganyar pada tahun

2007 sebesar 31,07 %.

2) NK Rasio Modal = 1 KenaikanKetentuan

+CARAngkaRasio

= 1 0,1%

%26,10+ = 103,6

Berdasarkan peraturan yang berlaku yaitu maksimum nilai kredit

rasio kecukupan modal adalah 100, maka nilai kredit rasio

kecukupan modal 103,6 dianggap 100.

3) Menentukan nilai kredit faktor kecukupan modal yaitu dengan cara

mengalikan nilai kredit rasio kecukupan modal dengan bobot

faktor modal. Bobot faktor permodalan yang telah ditetapkan yaitu

sebesar 30%.

NKF Kecukupan Modal = 100 X 30% = 30

Berdasarkan perhitungan maka predikat permodalan PT BPR

Nguter Surakarta untuk tahun 2011 adalah sehat karena terletak

pada nilai 24,3 < NKF ≤ 30.

Page 89: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Asset Quality (Aktiva produktif)

Penilaian kualitas aktiva produktif yang didasarkan pada dua rasio

yaitu rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan (APYD) terhadap

aktiva produktif dan rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif

(PPAP) yang dibentuk oleh bank terhadap Penyisihan Penghapusan

Aktiva Produktif yang wajib dibentuk (PPAPYWD)

1) Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif

Tabel 4.19 Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif

Tahun 2011 (Ribuan Rp.)

Kolektibilitas Jumlah aktiva produktif

Bobot Aktiva Produktif yang dihasilkan

Lancar 77.189.815 0% 0 Kurang Lancar 1.360.908 50% 680.454 Diragukan 1.025.787 75% 769.340 Macet 932.882 100% 932.882 Jumlah APYD 2.382.676 Aktiva Produktif 1.698.132 Kredit yang diberikan 75.328.358 Antar bank aktiva Giro/aktiva produktif lainnya

8.769.633

Jumlah aktiva produktif 85.796.123 Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2011), diolah

a) Rasio KAP

x 100% 2,78 %

Rasio aktiva produktif pada PT BPR Nguter Surakarta tahun 2011

sebesar 2,78%

Page 90: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b) Menentukan Nilai Kredit Rasio KAP

Nilai kredit digunakan untuk menentukan nilai kredit faktor kualitas

aktiva produktif.

NK KAP = 131,5

Nilai kredit rasio Kualitas Aktiva Produktif pada PT BPR Nguter

Surakarta sebesar 131,5. Berdasarkan ketentuan nilai kredit maksimal

adalah 100, maka nilai kredit 131,5 dianggap 100.

c) Bobot faktor rasio KAP berdasarkan ketentuan adalah 25%

d) Menentukan Nilai Kredit Faktor (NKF)

Ditentukan dengan cara mengalikan nilai kredit rasio KAP dengan

bobot faktor komponen KAP.

NKF = 100 X 25% = 25

Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit faktor kualitas aktiva

produktifnya sebesar 25.

2) Penghitungan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif

Tabel 4.20 Penghitungan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)

Tahun 2011

(Ribuan Rp.) Kolektibilitas Jumlah aktiva

produktif Bobot Penghapusan aktiva

produktif yang wajib di bentuk

Lancar 77.189.815 0,50% 385.949 Kurang lancar 1.360.908 10% 136.091 Diragukan 1.025.787 50% 512.893 Macet 932.882 100% 932.882 Jumlah 1.967.815

Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2011), diolah

Page 91: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a) Rasio PPAP =

= = 66,03 %

Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap

penyisihan penghapusan aktiva produktif yang wajib dibentuk

PT BPR Nguter Surakarta sebesar 66,03 %.

b) Menghitung Besarnya Nilai Kredit Ratio PPAP

Nilai kredit diperoleh dengan cara membagi rasio PPAP dengan

ketentuan kenaikan 1%.

NK Rasio PPAP = ,03

c) Menentukan Nilai Kredit Faktor

Nilai kredit faktor ditentukan dengan cara mengalikan nilai

kredit PPAP dengan bobot faktor rasio PPAP yaitu sebesar 5%

NKF = 66,03 X 5% = 3,3 %

d) Menentukan NKF keseluruhan

Menentukan kredit faktor keseluruhan untuk faktor kualitas

aktiva produktif adalah dengan menjumlahkan nilai kredit faktor

aktiva produktif dengan nilai kredit faktor PPAP.

NKF = 25 + 3,3 = 28,3

Predikat utnuk rasio kualitas aktiva produktif adalah sehat karena terletak pada nilai 24,3 < NKF ≤ 30.

Page 92: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Management (Manajemen)

Maksud dan tujuan penilaian kesehatan bank melalui faktor

manajemen adalah untuk menilai kemampuan manajemen dalam

menjalankan usaha bank yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku

serta untuk menilai tujuan jangka pendek atau panjang yang disusun

manajeman.

Tabel 4.21

Perhitungan Manajemen

Tahun 2011

No Komponen Penilaian Jumlah Pertanyaan

Jumlah Nilai

1 Manajemen Umum Strategi/sasaran 1 4 Struktur 2 8 Sistem 4 15 Kepemimpinan 3 11 Sub jumlah 10 38

II Manajemen Resiko Resiko likuiditas 2 7 Resiko kredit 3 11 Resiko operasional 3 12 Resiko hukum 3 12 Resiko pemilik dan pengurus 4 16 Sub jumlah 15 58

Jumlah 25 96 Sumber: Data primer wawancara BPR Nguter yang telah diolah (2011)

1) NK Faktor Manajemen 0,496

= x 1 = 240

Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit faktor manajemen adalah

240.

2) NKF = 96 x 20% = 19,2%

Page 93: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit faktor manajemen tahun

2011 sebesar 19,2%. Predikat faktor manajemen PT. BPR Nguter

Surakarta Tahun 2011 adalah sehat karena terletak pada nilai 16,20

< NKF ≤ 20.

d. Earning (Rentabilitas)

Penilaian terhadap faktor ini dibagi menjadi dua yaitu rasio laba sebelum

pajak terhadap rata-rata volume usaha (ROA) dan Rasio Beban

Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO).

Tabel 4.22 Perhitungan Rentabilitas

Tahun 2011 (Ribuan Rp.)

No Komponen Penilaian Jumlah I Rasio laba terhadap rata-rata total asset

(ROA)

a. Laba sebelum pajak 2.410.228 b. Total aktiva 87.937.358 Rasio (a:b) 2,74% II. Rasio Operasional terhadap Pendapatan

a. Beban Operasional 14.200.231 b. Pendapatan Operasional 17.139.282 Rasio (a:b) 82,85%

Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2011), diolah

1) Rasio laba terhadap rata-rata volume usaha (ROA)

a) ROA = %100

Pajak Sebelum LabaX

AktivaTotal

= %100 358.937.87

2.410.228X = 2,74 %

Berdasarkan perhitungan rasio ROA yang diperoleh sebesar

2,74%.

Page 94: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b) NK Rasio ROA = ROA Rasio Angka

enaikanKetentuanK

= 015,0

2,74

= 182,67

Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio ROA sebesar

182,67, tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku bahwa nilai

kredit maksimum 100, maka nilai kredit 182,67 dianggap 100.

c) Menentukan NKF

NKF = Nilai Kredit ROA x Bobot Faktor ROA

= 100 x 5% = 5

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan maka nilai kredit

faktor ROA sebesar 5.

2) Rasio BOPO

a) BOPO = %100 lOperasiona Pendapatan

lOperasionaBeban X

= %100 17.139.282

231.200.14X = 82,85%

b) Menghitung Nilai Kredit BOPO

NK BOPO = PenurunanKetentuan

BOPO Rasio Angka - BOPOKredit RasioKetentuan

= 0,08

85,82100 - = 214,37

Page 95: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio BOPO sebesar

214,37, tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku bahwa nilai

kredit maksimum 100, maka nilai kredit 214,37 dianggap 100.

c) Menghitung NK Faktor BOPO

NKF = 100 x 5% = 5

d) Menentukan total nilai kredit faktor keseluruhan

Ditentukan dengan cara menjumlahkan nilai kredit rasio ROA

dengan nilai kredit faktor BOPO.

Total NKF = 5 + 5 = 10

Faktor Rentabilitas PT BPR Nguter Surakarta tahun 2011 adalah sehat, karena terletak pada nilai 8,1 < NKF ≤ 10.

e. Liquidity (Likuiditas)

Penilaian likuiditas ini dibagi menjadi dua yaitu Cash Ratio atau

rasio alat likuid terhadap hutang lancar dan Loan Deposit Ratio (LDR) /

rasio kredit dana yang diberikan terhadap dana pihak ke-3 terhadap

masing-masing rasio.

Tabel 4.23 Perhitungan Rata-Rata Faktor Likuiditas

Tahun 2011 (Ribuan Rp.)

Komponen Jumlah 1. Aktiva Lancar a. Kas 241.474 b. Sertifikat Bank Indonesia 0 c. Antar Bank Indonesia 8.769.633 Jumlah Aktiva Lancar 9.011.107

Page 96: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Hutang Lancar a. Kewajiban yang segera dibayar 78.522 b. Tabungan 1.630.976 c. Deposito Berjangka 47.279.368 d. Bank Indonesia 0 e. Antar Bank Indonesia 0 Jumlah Hutang Lancar 48.988.866 Rasio a:b 18,39%

Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2011), diolah

1) Cash Ratio (Rasio Aktiva Lancar terhadap Hutang Lancar)

a. Cash Ratio =

= = 18,39%

Cash Ratio pada PT BPR Nguter Surakarta tahun 2011 adalah

sebesar 18,39%

b. Menghitung Nilai Kredit Cash Ratio

NK Cash Ratio =

= = 367,8

Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio Cash Ratio

sebesar 367,8 tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku bahwa

nilai kredit maksimum 100, maka nilai kredit 367,8 dianggap 100.

c. Menentukan Nilai Kredit Faktor (NKF) rasio Cash Ratio

NKF Cash Ratio = 100 x 5% = 5

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan diatas maka nilai kredit

faktor Cash Ratio sebesar 5.

Page 97: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4.24 Perhitungan Jumlah Dana yang Diterima

(Ribuan Rp.)

Komponen Jumlah Dana pihak ketiga a. Tabungan 1.630.976 b. Deposito 47.279.368 c. Bank Indonesia 0 d. Antar Bank Pasiva 0 e. Modal Inti 10.000.000 Jumlah dana yang diterima 58.910.344

Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2011), diolah

Tabel 4.25 Perhitungan Faktor LDR

(Ribuan Rp.)

Komponen Jumlah a. Aktiva 9.011.107 b. Hutang Lancar 48.988.866 c. Jumlah Kredit yang diberikan 75.328.358 d. Jumlah dana yang diterima 85.910.344

Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2011), diolah

2) Loan to Deposit Ratio (LDR)

a) LDR =

= = 87,68%

Rasio LDR bank pada PT BPR Nguter Surakarta tahun 2011

adalah 87,68%

b) NK LDR =

= = 109,28%

Page 98: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio LDR sebesar

109,28 tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku bahwa nilai

kredit maksimum 100, maka nilai kredit 109,28 dianggap 100.

c) Menghitung Nilai Kredit Faktor LDR

NKF LDR = NK LDR x Bobot

= 100 x 5% = 5

d) Total NKF = NKF Cash Ratio + NKF LDR

= 5 + 5 = 10

Predikat untuk faktor Likuiditas tahun 2011 adalah sehat, karena

terletak pada nilai 8,1<NKF≤10.

Page 99: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Pembahasan

Tabel 4.26

Perbandingan Rasio Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

No Faktor yang

Dinilai

Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011

Rasio Indikator Rasio Indikator Rasio Indikator

1 Capital (Permodalan) 31,1% Sehat 17,48% Sehat 10,26% Sehat

2 Kualitas Aktiva Produktif

a. Rasio KAP 5,2% Sehat 2,83% Sehat 2,78% Sehat

b. Rasio PPAP 26,9% Kurang Sehat 64,51% Cukup

Sehat 66,03% Cukup Sehat

3 Manajemen 86 Sehat 88 Sehat 96 Sehat

4 Rentabilitas

a. ROA 2,98% Sehat 4,34% Sehat 2,74% Sehat

b. BOPO 83.15% Sehat 73,23% Sehat 82,85% Sehat

5 Likuiditas

a. Cash Ratio 29,75% Sehat 10,86% Sehat 18,39% Sehat

b. LDR 63,59% Sehat 78,39% Sehat 87,68% Sehat Sumber : Laporan Keuangan BPR Nguter, diolah

Dari Tabel 4.33 dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Capital Adequency

Dari perhitungan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa rasio

permodalan tahun 2009 sebesar 31,1 %, pada tahun 2010 mengalami

penurunan menjadi 17,48 %, serta pada tahun 2011 kembali mengalami

penurunan menjadi 10,26, artinya disini bahwa PT BPR Nguter Surakarta

lebih fokus dalam memberikan pinjaman bagi kreditor daripada

menyimpan modal untuk kas tiap tahunnya dan dari tabel ini juga dapat

dilihat bahwa bank ini mampu untuk mempertahankan pengelolaan

Page 100: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

terhadap modal sendiri dan aktiva-aktiva yang mengandung resiko serta

mampu menutup kerugian atas kredit yang diberikan sebab masih

tergolong dalam kategori sehat.

2. Kualitas Aktiva Produktif

Rasio KAP tahun 2009 sebesar 5.2% ke tahun 2010 mengalami

penurunan menjadi 2,83% , mengalami penurunan kembali pada tahun

2011 sebesar 2.78 artinya PT BPR Nguter Surakarta mampu untuk

mengatasi resiko usaha yang terkandung pada komponen kredit yang

diterima dari bank. Sedangkan untuk rasio PPAP yang dihasilkan pada

tahun 2009 adalah sebesarr 26,9% dan mengalami peningkatan di tahun

2010 sebesar 64,51% kemudian ditahun 2011 mengalami peningkatan

kembali sebesar 66,03% artinya PT. BPR Nguter Surakarta berhasil

dalam analisis kredit yaitu layak atau tidaknya kredit diajukan kepada

masyarakat.

3. Manajemen

Rasio manajemen tahun 2009 sebesar 86, mengalami penurunan pada

tahun 2010 menjadi 88, dan ditahun 2011 mengalami peningkatan

menjadi 96. Hal ini berarti terjadi peningkatan kinerja manajemen dalam

mengatur strategi dalam usaha pencapaian tujuan PT BPR Nguter

Surakarta.

Page 101: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Rentabilitas

Penilaian faktor rentabilitas didasarkan pada 2 rasio yaitu ROA dan

BOPO. Rasio ROA pada tahun 2009 sebesar 2,98%, mengalami

peningkatan ditahun 2010 menjadi 4,34% ditahun 2011 mengalami

penurunan lagi menjadi 2,74% , artinya keuntungan yang dicapai PT BPR

Nguter Surakarta mengalami penurunan. Sedangkan untuk rasio BOPO

pada tahun 2009 sebesar 83,15%mengalami penurunan ditahun 2009

menjadi 73,23% ,tahun 2011 mengalami peningkatan menjadi 81%,

artinya pendapatan operasional yang dihasilkan PT BPR Nguter Surakarta

lebih besar dari pada biaya operasional yang ditanggung oleh PT BPR

Nguter Surakarta.

5. Likuiditas

Likuiditas diukur dengan dua rasio yaitu cash ratio dan LDR. Komponen

Cash Rasio yang meliputi alat likuid mengalami penurunan yang cukup

signifikan. Rasio Cash Ratio ditahun 2009 sebesar 29,75% mengalami

penurunan ditahun 2010 menjadi 10,86%, pada tahun 2011 mengalami

peningkatan menjadi 18,39% dan , artinya dalam pengelolaan asset yang

digunakan untuk membayar kewajiban yang harus dibayar menurun.

Sedangkan rasio LDR mengalami peningkatakan di tiga tahun terakhir.

Pada tahun 2009 sebesar 63,59%, di tahun 2009 menjadi menjadi 78,39%

,ditahun 2011 menjadi 87,68% . Hal ini berarti dana yang diterima oleh

PD BPR Bank Daerah Karanganyar mengalami peningkatan, baik dari

tabungan, deposito berjangka, modal inti yang berarti kemampuan dalam

menyalurkan kreditnya meningkat.

Page 102: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4.27

Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

No Faktor yang Dinilai NKF

Tahun 2009

Tahun 2010

Tahun 2011

1 Capital (Permodalan) 30 30 30 2 Kualitas Aktiva Produktif

a. Rasio KAP 25 25 25 b. Rasio PPAP

3 Manajemen 1.35 3.23 3.3 4 Rentabilitas 17.2 17.6 19.2 a. ROA 5 5 5 b. BOPO 5 5 5 5 Likuiditas

a. Cash Ratio 5 5 5 b. LDR 5 5 5

Nilai akhir tingkat kesehatan bank 93.55 95.83 97.5 Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter, diolah

Dari tabel 4.34 dapat diketahui bahwa secara keseluruhan tingkat

kesehatan bank setelah dihitung menggunakan CAMEL adalah sehat

karena terletak pada nilai 81 < NKF ≤ 100. Pada tahun 2009 sebesar 93,55,

tahun 2010 sebesar 95,83, tahun 2011 sebesar 97,5.

Page 103: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian mengenai analisis tingkat kesehatan bank PT. BPR Nguter Kota

Solo menurut perhitungan metode Camel mempunyai kesimpulan sebagai berikut.

1. Faktor permodalan PT BPR Nguter Kota Solo memiliki nilai CAR yang

mengalami naik turun dari tahun 2009-2011 tetapi hal ini tetap menunjukkan

bahwa bank ini tergolong sehat karena memiliki nilai CAR lebih dari 8% dimana

hal itu sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Selain

itu dapat disimpulkan juga bahwa PT BPR Nguter Kota Solo mampu untuk

mempertahankan pengelolaan terhadap modal sendiri dan aktiva-aktiva yang

mengandung resiko.

2. Faktor Kualitas Aktiva Produktif yang diklasifikasikan terhadap total aktiva

produktif dan rasio maka PT BPR Nguter Kota Solo di kategorikan berpredikat

sehat, Hal ini menunjukkan Fluktuasi kinerja yang stabil dalam analisis kredit

yang disalurkan kepada masyarakat.

3. Faktor manajemen PT BPR Nguter Kota Solo pada tahun 2009-2011 sebesar 86,

88 dan 96 hal ini menunjukkan keberhasilan pihak manajemen dalam upaya

peningkatan kondisi keuangan PT BPR Nguter Kota Solo.

4. Penilaian faktor rentabilitas PT BPR Nguter Kota Solo tahun 2009-2011 adalah

berpredikat sehat, ini berarti rasio rentabilitasnya yang dicapai adalah tinggi dan

menunjukkan efektifnya penggunaan dana pada sisi aktiva dalam menghasilkan

laba.

5. Cash Ratio pada PT BPR Nguter Surakarta tahun 2009-2011 termasuk dalam

Page 104: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kriteria sehat, berarti PT BPR Nguter Surakarta memiliki kemampuan dalam

mengelola asset yang digunakan untuk membayar kewajiban yang harus dibayar

pada waktunya. Rasio LDR pada PT BPR Nguter Surakarta mengalami

kecenderungan peningkatan selama tahun 2009-2011 sehingga dana yang

diterima oleh PT BPR Nguter Surakarta mengalami kenaikan baik dari

tabungan, deposito berjangka, modal inti yang berarti kemampuan bank dalam

menyalurkan kreditnya meningkat.

B. Saran

Penilaian tingkat kesehatan PT BPR Nguter Surakarta secara keseluruhan

dari tahun 2009-2011 adalah berpredikat sehat. Berdasarkan pada kesimpulan

penelitian, maka penulis menyajikan saran-saran sebagai berikut.

1. Perlunya peningkatan pada semua faktor-faktor permodalan, dengan penerbitan

saham baru, penjualan obligasi.

2. Perlunya peningkatan aktiva produktif, dengan memperkecil kredit

bermasalah dan penanaman aktiva produktif.

3. Perlunya peningkatan manajemen, dengan meningkatkan kepatuhan

kepada BI, menjaga reputasi dan hubungan baik dengan nasabah.

4. Perlunya peningkatan rentabilitas, dengan cara meningkatkan pendapatan

dan memperkecil beban operasional.

5. Perlunya peningkatan likuiditas, dengan cara mengurangi pasiva lancar

dan jalan melakukan pinjaman jangka panjang sekaligus membuat budget

kas. Bank bisa masuk ke PUAB untuk mendapatkan pinjaman, melakukan

transaksi repot dengan menggunakan asset seperti Surat Utang Negara atau

Sertifikat Bank Indonesia ke BI.

Page 105: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 106: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ASPEK ASPEK MANAJEMEN YANG DINILAI

Berikut ini merupakan aspek-aspek yang dinilai dalam menghitung tingkat kesehatan

manajemen, skala penilaian untuk setiap pertanyaan ditetapkan antara 0-4 dengan criteria

sebagai berikut:

Nilai 0 mencerminkan kondisi lemah.

Nilai 1,2,3 mencerminkan kondisi antara.

Nilai 4 mencerminkan sangat baik.

No Daftar Pertanyaan 0 1 2 3 4 Nilai I Manajemen Umum

a. Strategi / Sasaran 1. Rencana kerja tahunan bank digunakan

sebagai dasar acuan kegiatan usaha bank selama satu tahun.

b. Struktur 2. Bagan organisasi yang ada telah

mencerminkan seluruh kegiatan bank dan tidak terdapat jabatan kosong atau perangkapan jabatan yang dapat mengganggu kelancaraan pelaksanaan tugas.

3. Bank memiliki batasan tugas dan wewenang yang jelas untuk masing-masing karyawannya yang tercermin pada kegiatan operasionalnya.

c. Sistem 4. Kegiatan operasional pemberian kredit

telah dilaksanakan sesuai dengan sistem dan prosedur tertulis.

5. Pencatatan setiap transaksi dilakukan secara akurat dan laporan keuangan disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku.

6. Bank mempunyai sistem pengamanan yang baik terhadap semua dokumen penting.

7. Pimpinan senantiasa melakukan

Page 107: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pengawasan terhadap perkembangan dan pelaksanaan kegiatan bawahannya.

d. Kepemimpinan 8. Pengambilan keputusan-keputusan yang

bersifat operasional dilakukan oleh direksi secara independen.

9. Pimpinan bank komit untuk menangani permasalahan bank yang dihadapi serta senantiasa melakukan langkah-langkah perbaikan yang diperlukan.

10. Direksi dan karyawan memiliki tertib kerja yang meliputi disiplin kerja serta komitmen dan didukung sarana kerja yang memadai dalam melaksanaan pekerjaan.

Jumlah Nilai Untuk Manajemen Umum II Manajemen Resiko

a. Resiko Likuiditas 11. Bank Melakukan pemantauan dan

pencatatan tagihan dan kewajiban.

12. Bank Senantiasa memelihara likuiditas dengan baik yang jatuh tempo untuk mencegah kemungkinan timbulnya likuiditas.

b. Resiko Kredit 13. Dalam memberikan kredit bank

melakukan analisis terhadap kemampuan debitur untuk membayar kembali kewajibannya.

14. Setelah kredit diberikan bank melakukan pemantauan terhadap penggunaan kredit, serta kemampuan dan kepatuhan debitur dalan memenuhi kewajibannya.

15. Bank melakukan peninjauan, penilaian dan pengikatan terhadap agunan.

c. Resiko Operasional 16. Bank menerapkan kebijakan

pembentukan penyisihan penghapusan piutang berdasarkan prinsip kehati-hatian.

17. Bank tidak menetapkan persyaratan yang lebih ringan kepada pemilik / pengurus bank untuk memperoleh fasilitas dari bank.

18. Pimpinan senantiasa melakukan tindak lanjut secara efetif terhadap temuan hasil pemeriksaan oleh Bank Indonesia.

Page 108: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d. Resiko Hukum 19. Perjanjian kredit telah sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

20. Bank telah memastikan bahwa agunan yang diterima telah memenuhi persyaratan ketentuan yang berlaku.

21. Bank menatausahakan secara baik dan aman blangko bilyet deposito dan buku tabungan yang belm dunakan dan blangko bilyet deposito telah dicairkan dananya serta tabungan yang telah dikembalikan kepada bank karena rekeningnya telah ditutup.

e. Resiko Pemilik dan Pengurus 22. Pemilik bank tidak mencampuri kegiatan

operasional sehari-hari yang cenderung menguntungkan kepentingan sendiri, keluarga atau grupnya sehingga merugikan bank.

23. Pemilik bank mempunyai kemampuan dan kemauan untuk meningkatkan permodalan bank sehingga senantiasa memenuhi ketentuan yang berlaku.

24. Direksi bank dalam melaksanakan kegiatan operasional cenderung menguntungkan diri sendiri, keluarga, dan grupnya, atau berpotensi akan merugikan bank.

25. Dewan Komisaris melaksanakan fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan tugas direksi dalam batasan tugas dan wewenang yang jelas dilakukan.

Jumlah Nilai Manajemen Resiko Jumlah Nilai Faktor Manajemen

Page 109: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan

PT. BPR Nguter Surakarta JL. HONGGOWONGSO NO.69 JAYENGAN SERENGAN

Periode: Desember - 2009

LAPORAN NERACA

(Ribuan Rp.)

No Pos-Pos Posisi

Desember 2009 Posisi

Desember 2008

AKTIVA

1 Kas 147,189 0

2 Sertifikat Bank Indonesia 0 0

3 Antarbank Aktiva

a. Pada bank umum 5,454,358 0

b. Pada BPR 1,000,000 0

4 Kredit yang diberikan

a. Pihak terkait 298,254 0

b. Pihak tidak terkait 20,144,652 0

5 Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif -/- 268,215 0

6 Aktiva dalam valuta asing 0 0

7 Aktiva tetap dan inventaris

a. Tanah dan gedung 0 0

b. Akumulasi penyusutan gedung -/- 0 0

c. Inventaris 663,796 0

d. Akumulasi penyusutan inventaris -/- 310,838 0

8 Aktiva Lain-lain 121,872 0

Jumlah Aktiva 27,251,068 0

No Pos-Pos Posisi

Desember 2009 Posisi

Desember 2008

PASSIVA

1 Kewajiban-kewajiban yang segera dapat dibayar 36,241 0

2 Tabungan

a. Pihak terkait 25,623 0

b. Pihak tidak terkait 1,133,219 0

3 Deposito berjangka

a. Pihak terkait 113,000 0

Page 110: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Pihak tidak terkait 20,875,581 0

4 Kewajiban kepada Bank Indonesia 0 0

5 Antarbank pasiva 0 0

6 Pinjaman yang diterima 0 0

7 Pinjaman subordinasi 0 0

8 Rupa-rupa Pasiva 144,293 0

9 Ekuitas :

a. Modal dasar 10,000,000 0

b. Modal yang belum disetor -/- 5,900,000 0

c. Agio 0 0

d. Disagio -/- 0 0

e. Modal sumbangan 0 0

f. Modal pinjaman 0 0

g. Dana setoran modal 0 0

h. Cadangan revaluasi aktiva tetap 0 0

i. Cadangan umum 10,000 0

j. Cadangan tujuan 0 0

k. Laba yang ditahan 1,041 0

l. Saldo Laba (Rugi) tahun berjalan 812,070 0

Jumlah Pasiva 27,251,068 0

Laporan Laba Rugi

(Ribuan Rp.)

No Pos-Pos Posisi

Desember 2009 Posisi

Desember 2008

1 Pendapatan Operasional

2 - Bunga 4,702,205 0

3 - Provisi dan Komisi 226,514 0

4 - Lainnya 585,549 0

5 Jumlah Pendapatan Operasional 5,514,268 0

6 Pendapatan Non Operasional 73,832 0

7 Jumlah Pendapatan 5,588,100 0

8 Beban Operasional

9 - Beban Bunga 1,778,919 0

10 - Beban Administrasi dan Umum 542,534 0

11 - Beban Personalia 1,347,518 0

12 - Penyisihan Aktiva Produktif 208,622 0

Page 111: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13 - Beban Operasional Lainnya 707,399 0

14 Jumlah Beban Operasional 4,584,992 0

15 Beban Non Operasional 45,195 0

16 Jumlah Beban 4,630,187 0

17 Laba/Rugi sebelum Pajak Penghasilan (PPh) 957,913 0

18 Taksiran Pajak Penghasilan 145,843 0

19 Laba/Rugi Tahun Berjalan 812,070 0

Laporan Komitmen dan Kontinjensi

(Ribuan Rp.)

No Pos-Pos Posisi

Desember 2009 Posisi

Desember 2008

1 Fasilitas pinjaman yang diterima dan belum ditarik 0 0

2 Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik 0 0

3 Lain-Lain 0 0

Jumlah Komitmen 0 0

1 Pendapatan bunga dalam penyelesaian 0 0

2 Lain-Lain 954,357 0

Jumlah Kontinjensi 954,357 0

Laporan Kualitas Aktiva Produktif & Informasi Lainnya

(Ribuan Rp.)

Keterangan L KL D M Jumlah

1. Penempatan pada bank lain 1,610,000 0 0 0 1,610,000

2. Kredit yang diberikan 0 0 0 0 0

a. Kepada pihak terkait 0 0 0 0 0

b. Kepada pihak tidak terkait 42,965,489 1,206,368 664,484 314,417 45,150,758

3. Jumlah aktiva produktif 44,575,489 1,206,368 664,484 314,417 46,760,758

4. NPL net (%) - - - - 3.91

5. Rasio KPMM (%) - - - - 12.87

6. Loan to Deposit Ratio / LDR (%) - - - - 90.56

7. Return on Asset / ROA (%) - - - - 7.09

Page 112: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGURUS BANK PEMILIK BANK Dewan Komisaris: Pemegang Saham: Direksi: Pemegang Saham Pengendali:

* Laporan Keuangan Publikasi ini belum diaudit

* Informasi keuangan di atas telah disusun untuk memenuhi Peraturan Bank Indonesia No.8/20/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank Perkreditan Rakyat dan Surat Edaran Bank Indonesia No.8/30/DPBPR tanggal 12 Desember 2006 perihal Laporan tahunan dan laporan Keuangan Publikasi BPR

* Laporan Keuangan Publikasi ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Direksi BPR * Bagi BPR dengan total asset Rp.10 Milyar atau lebih wajib mencantumkan nama Kantor Akuntan Publik dan nama Akuntan Publik yang bertanggungjawab terhadap audit (partner in-charge)

* Laporan Keuangan Publikasi ini belum sepenuhnya mengacu pada Pedoman Akuntansi BPR

Provinsi Jawa Tengah, 31 - Desember – 2009

DIREKSI

PT. BPR Nguter Surakarta

Page 113: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan

PT. BPR Nguter Surakarta JL. HONGGOWONGSO NO.69 JAYENGAN SERENGAN

Periode: Desember - 2010

LAPORAN NERACA

(Ribuan Rp.)

No Pos-Pos Posisi

Desember 2010 Posisi

Desember 2009

AKTIVA

1 Kas 8,435 147,189

2 Sertifikat Bank Indonesia 0 0

3 Antarbank Aktiva

a. Pada bank umum 2,907,570 5,454,358

b. Pada BPR 1,000,000 1,000,000

4 Kredit yang diberikan

a. Pihak terkait 0 298,254

b. Pihak tidak terkait 45,150,758 20,144,652

5 Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif -/- 642,859 268,215

6 Aktiva dalam valuta asing 0 0

7 Aktiva tetap dan inventaris

a. Tanah dan gedung 0 0

b. Akumulasi penyusutan gedung -/- 0 0

c. Inventaris 764,231 663,796

d. Akumulasi penyusutan inventaris -/- 371,318 310,838

8 Aktiva Lain-lain 3,377,015 121,872

Jumlah Aktiva 52,193,832 27,251,068

No Pos-Pos Posisi

Desember 2010 Posisi

Desember 2009

PASSIVA

1 Kewajiban-kewajiban yang segera dapat dibayar 59,072 36,241

2 Tabungan

a. Pihak terkait 0 25,623

b. Pihak tidak terkait 1,386,164 1,133,219

3 Deposito berjangka

a. Pihak terkait 57,000 113,000

b. Pihak tidak terkait 34,556,093 20,875,581

4 Kewajiban kepada Bank Indonesia 0 0

Page 114: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5 Antarbank pasiva 5,740,000 0

6 Pinjaman yang diterima 2,860,000 0

7 Pinjaman subordinasi 0 0

8 Rupa-rupa Pasiva 1,145,812 144,293

9 Ekuitas :

a. Modal dasar 10,000,000 10,000,000

b. Modal yang belum disetor -/- 5,900,000 5,900,000

c. Agio 0 0

d. Disagio -/- 0 0

e. Modal sumbangan 0 0

f. Modal pinjaman 0 0

g. Dana setoran modal 0 0

h. Cadangan revaluasi aktiva tetap 0 0

i. Cadangan umum 25,000 10,000

j. Cadangan tujuan 0 0

k. Laba yang ditahan 1,041 1,041

l. Saldo Laba (Rugi) tahun berjalan 2,263,650 812,070

Jumlah Pasiva 52,193,832 27,251,068

Laporan Laba Rugi

(Ribuan Rp.)

No Pos-Pos Posisi

Desember 2010 Posisi

Desember 2009

1 Pendapatan Operasional

2 - Bunga 9,411,036 4,702,205

3 - Provisi dan Komisi 129,816 226,514

4 - Lainnya 746,920 585,549

5 Jumlah Pendapatan Operasional 10,287,772 5,514,268

6 Pendapatan Non Operasional 54,948 73,832

7 Jumlah Pendapatan 10,342,720 5,588,100

8 Beban Operasional

9 - Beban Bunga 3,591,275 1,778,919

10 - Beban Administrasi dan Umum 812,048 542,534

11 - Beban Personalia 1,308,748 1,347,518

12 - Penyisihan Aktiva Produktif 848,893 208,622

13 - Beban Operasional Lainnya 972,843 707,399

14 Jumlah Beban Operasional 7,533,807 4,584,992

Page 115: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15 Beban Non Operasional 8,481 45,195

16 Jumlah Beban 7,542,288 4,630,187

17 Laba/Rugi sebelum Pajak Penghasilan (PPh) 2,800,432 957,913

18 Taksiran Pajak Penghasilan 536,782 145,843

19 Laba/Rugi Tahun Berjalan 2,263,650 812,070

Laporan Komitmen dan Kontinjensi

(Ribuan Rp.)

No Pos-Pos Posisi

Desember 2010 Posisi

Desember 2009

1 Fasilitas pinjaman yang diterima dan belum ditarik 0 0

2 Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik 2,956,000 0

3 Lain-Lain 0 0

Jumlah Komitmen 2,956,000 0

1 Pendapatan bunga dalam penyelesaian 1,659,000 0

2 Lain-Lain 1,417,000 954,357

Jumlah Kontinjensi 3,076,000 954,357

Laporan Kualitas Aktiva Produktif & Informasi Lainnya

(Ribuan Rp.)

Keterangan L KL D M Jumlah

1. Penempatan pada bank lain 1,610,000 0 0 0 1,610,000

2. Kredit yang diberikan 0 0 0 0 0

a. Kepada pihak terkait 0 0 0 0 0

b. Kepada pihak tidak terkait 42,965,489 1,206,368 664,484 314,417 45,150,758

3. Jumlah aktiva produktif 44,575,489 1,206,368 664,484 314,417 46,760,758

4. NPL net (%) - - - - 3.91

5. Rasio KPMM (%) - - - - 12.87

6. Loan to Deposit Ratio / LDR (%) - - - - 90.56

7. Return on Asset / ROA (%) - - - - 7.09

PENGURUS BANK PEMILIK BANK Dewan Komisaris: BAMBANG SUBARTONO, SE DRS SRI DADI WIBOWO, MM

Pemegang Saham: AUGUSTINE ESTHER (40.00%)

Direksi: FRANSISCA PERMATA DEWI, SE.MM YUSAK ADI NUGROHO, SE

Pemegang Saham Pengendali:DJOKO PONG SUGOTO

* Laporan Keuangan Publikasi ini telah diaudit oleh RACHMAD WAHYUDI

* Informasi keuangan di atas telah disusun untuk memenuhi Peraturan Bank Indonesia

Page 116: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

No.8/20/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank Perkreditan Rakyat dan Surat Edaran Bank Indonesia No.8/30/DPBPR tanggal 12 Desember 2006 perihal Laporan tahunan dan laporan Keuangan Publikasi BPR * Laporan Keuangan Publikasi ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Direksi BPR * Bagi BPR dengan total asset Rp.10 Milyar atau lebih wajib mencantumkan nama Kantor Akuntan Publik dan nama Akuntan Publik yang bertanggungjawab terhadap audit (partner in-charge)

* Laporan Keuangan Publikasi ini belum sepenuhnya mengacu pada Pedoman Akuntansi BPR

Provinsi Jawa Tengah, 31 - Desember - 2010

DIREKSI

PT. BPR Nguter Surakarta

Page 117: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan

PT. BPR Nguter Surakarta JL. HONGGOWONGSO NO.69 JAYENGAN SERENGAN

Periode: Desember - 2011

LAPORAN NERACA

(Ribuan Rp.)

No Pos-Pos Posisi

Desember 2011

Posisi Desember

2010

AKTIVA

1 Kas 241,474 8,435

2 Sertifikat Bank Indonesia 0 0

3 Antarbank Aktiva

a. Pada bank umum 7,519,633 2,907,570

b. Pada BPR 1,250,000 1,000,000

4 Kredit yang diberikan

a. Pihak terkait 288,497 185,613

b. Pihak tidak terkait 75,039,861 44,965,145

5 Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif -/-

1,299,265 642,859

6 Aktiva dalam valuta asing 0 0

7 Aktiva tetap dan inventaris

a. Tanah dan gedung 0 0

b. Akumulasi penyusutan gedung -/- 0 0

c. Inventaris 1,060,044 764,231

d. Akumulasi penyusutan inventaris -/- 384,985 371,318

8 Aktiva Lain-lain 4,222,099 3,377,015

Jumlah Aktiva 87,937,358 52,193,832

No Pos-Pos Posisi

Desember 2011

Posisi Desember

2010

PASSIVA

Page 118: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1 Kewajiban-kewajiban yang segera dapat dibayar

78,522 59,072

2 Tabungan

a. Pihak terkait 107,326 34,801

b. Pihak tidak terkait 1,523,650 1,351,363

3 Deposito berjangka

a. Pihak terkait 926,000 878,000

b. Pihak tidak terkait 46,353,368 33,735,093

4 Kewajiban kepada Bank Indonesia 0 0

5 Antarbank pasiva 9,600,000 5,740,000

6 Pinjaman yang diterima 20,318,603 2,860,000

7 Pinjaman subordinasi 0 0

8 Rupa-rupa Pasiva 1,569,620 1,145,812

9 Ekuitas :

a. Modal dasar 10,000,000 10,000,000

b. Modal yang belum disetor -/- 5,000,000 5,900,000

c. Agio 0 0

d. Disagio -/- 0 0

e. Modal sumbangan 0 0

f. Modal pinjaman 0 0

g. Dana setoran modal 0 0

h. Cadangan revaluasi aktiva tetap 0 0

i. Cadangan umum 49,000 25,000

j. Cadangan tujuan 0 0

k. Laba yang ditahan 1,041 1,041

l. Saldo Laba (Rugi) tahun berjalan 2,410,228 2,263,650

Jumlah Pasiva 87,937,358 52,193,832

Page 119: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Laporan Laba Rugi

(Ribuan Rp.)

No Pos-Pos Posisi

Desember 2011

Posisi Desember

2010

1 Pendapatan Operasional

2 - Bunga 14,942,626 9,411,036

3 - Provisi dan Komisi 273,614 129,816

4 - Lainnya 1,923,042 746,920

5 Jumlah Pendapatan Operasional 17,139,282 10,287,772

6 Pendapatan Non Operasional 147,165 54,948

7 Jumlah Pendapatan 17,286,447 10,342,720

8 Beban Operasional

9 - Beban Bunga 7,028,979 3,591,275

10 - Beban Administrasi dan Umum 1,242,272 812,048

11 - Beban Personalia 2,234,626 1,269,167

12 - Penyisihan Aktiva Produktif 1,698,132 848,893

13 - Beban Operasional Lainnya 1,996,222 1,012,424

14 Jumlah Beban Operasional 14,200,231 7,533,807

15 Beban Non Operasional 15,890 8,481

16 Jumlah Beban 14,216,121 7,542,288

17 Laba/Rugi sebelum Pajak Penghasilan (PPh)

3,070,326 2,800,432

18 Taksiran Pajak Penghasilan 660,098 536,782

19 Laba/Rugi Tahun Berjalan 2,410,228 2,263,650

Laporan Komitmen dan Kontinjensi

(Ribuan Rp.)

No Pos-Pos Posisi

Desember 2011

Posisi Desember

2010

1 Fasilitas pinjaman yang diterima dan belum ditarik 0 0

2 Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum 5,713,484 2,956,000

Page 120: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ditarik

3 Lain-Lain 0 0

Jumlah Komitmen 5,713,484 2,956,000

1 Pendapatan bunga dalam penyelesaian 807,699 1,659,000

2 Lain-Lain 2,459,493 1,417,000

Jumlah Kontinjensi 3,267,192 3,076,000

Laporan Kualitas Aktiva Produktif & Informasi Lainnya

(Ribuan Rp.)

Keterangan L KL D M Jumlah

1. Penempatan pada bank lain 5,181,034 0 0 0 5,181,034

2. Kredit yang diberikan 0 0 0 0 0

a. Kepada pihak terkait

288,497 0 0 0 288,497

b. Kepada pihak tidak terkait 71,720,284 1,360,908 1,025,787 932,882 75,039,861

3. Jumlah aktiva produktif

77,189,815 1,360,908 1,025,787 932,882 80,509,392

4. NPL net (%) - - - - 3.19

5. Rasio KPMM (%) - - - - 9.19

6. Loan to Deposit Ratio / LDR (%) - - - - 88.53

7. Return on Asset / ROA (%) - - - - 4.23

PENGURUS BANK PEMILIK BANK Dewan Komisaris: BAMBANG SUBARTONO,SE DRS SRI DADI WIBOWO,MM

Pemegang Saham: AUGUSTINE ESTHER (40.00%)

Direksi: FRANSISCA PERMATA DEWI,SE.MM YUSAK ADI NUGROHO,SE

Pemegang Saham Pengendali: DJOKO PONG SUGOTO

* Laporan Keuangan Publikasi ini telah diaudit oleh RACHMAD WAHYUDI * Informasi keuangan di atas telah disusun untuk memenuhi Peraturan Bank

Page 121: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT...BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Indonesia No.8/20/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank Perkreditan Rakyat dan Surat Edaran Bank Indonesia No.8/30/DPBPR tanggal 12 Desember 2006 perihal Laporan tahunan dan laporan Keuangan Publikasi BPR * Laporan Keuangan Publikasi ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Direksi BPR * Bagi BPR dengan total asset Rp.10 Milyar atau lebih wajib mencantumkan nama Kantor Akuntan Publik dan nama Akuntan Publik yang bertanggungjawab terhadap audit (partner in-charge) * Laporan Keuangan Publikasi ini belum sepenuhnya mengacu pada Pedoman Akuntansi BPR

Provinsi Jawa Tengah, 31 - Desember - 2011

DIREKSI PT. BPR Nguter Surakarta