Anamnesis GT

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/27/2019 Anamnesis GT

    1/9

    Gigi tiruan Cekat (GTC)

    I.1 Latar Belakang

    Gigi merupakan salah satu kunci dari penampilan seseorang. Gigi yang tidak beraturan, baik

    dari bentuk, susunan, maupun warna akan memperburuk penampilan secara keseluruhan.

    Sejak dahulu manusia telah berusaha telah berusaha mengganti gigi-gigi yang hilang. Ahli-ahli sejarah Mesir telah menemukan rahang manusia dengan gigi-gigi yang hilang, biasanya

    incisivus, digantikan dengan geligi tiruan yang diikat kawat pada posisinya. Keinginan

    manusia untuk menjadi normal selalu besar dan pikiran tersebut merupakan awal dari

    keberhasilan pekerjaan, seperti pembuatan jembatan yang sekarang sukses dilakukan dan

    berkisar dari yang sederhana sampai yang kompleks

    Tujuan sebuah perawatan untuk pasien gigitiruan adalah perbaikan Penampilan wajah.

    Banyak pasien yang menganggap bahwa Penampilan bahkan lebih penting dari pada fungsi

    gigitiruan.

    Yang melatar belakangi perawatan pada kasus ini terlihat bahwa wanita muda ini ingin

    memperbaiki penampilannya dengan adanya keluhan dan factor-faktor lain yang dirasakan

    pasien.

    BAB II

    KASUS

    Seorang pasien wanita, 25 tahun, sedang dalam promosi untuk jabatan sekretaris manajer di

    perusahaan tempat dia bekerja. Datang ke Klinik Gigi, dengan keluhan ingin dibuatkan

    gigitiruan yang baru, karena merasa gigitiruan lamanya sudah kurang layak dipakai lagi, ada

    rasa tidak enak.

    Pada pemeriksaan :

    Pasien menggunakan GTSL: 11, 21, 22, 12, dan pada gigi 44, 45

    Kondisi GTSL anterior agak longgar dan sudah terjadi perubahan warna

    Kondisi GTSL RB sudah mengalami abrasi

    Oklusi: open bite anterior

    Kata kunci :

    Usia 25 tahun

    Rasa tidak enak menggunakan GT lama

    Pasien menggunakan GTSL: 11, 21, 22, 12, dan pada gigi 44, 45 Kondisi GTSL anterior agak longgar dan sudah terjadi perubahan warna

    Kondisi GTSL RB sudah mengalami abrasi

    Oklusi: open bite anterior

    III.1. Data Pasien

    Sebelum dilakukan perawatan, sebagai seorang dokter gigi terlebih dahulu harus mengetahui

    data pribadi pasien dan dituliskan dalam bentuk kartu status (dental record). Adapun data

    yang dapat diperoleh dari kasus tersebut, yaitu :

    1. Usia : 25 tahun2. Jenis kelamin : Perempuan

  • 7/27/2019 Anamnesis GT

    2/9

    3. Pekerjaan : Calon sekretaris manajer

    Data lain yang diperlukan dalam pengisian kartu status, yaitu :1

    1. Nama penderita

    Hal ini perlu diketahui untuk membedakan seorang penderita dari yang lainnya, disamping

    mengetahui asal suku atau rasnya. Hal terakhir ini penting, karena ras antara lain

    berhubungan dengan penyusunan gigi depan. Contohnya, orang Eropa (Ras Kaukasoid)mempunyai profil yang lurus, sedangkan orang Asia (Mongoloid) cembung.

    2. Alamat

    Dengan mengetahui alamatnya, penderita dapaat dihubungi segera bila terjadi sesuatu yang

    tak diharapkan, umpamanya kekeliruan pemberian obat. Pemanggilan kembali penderita juga

    dapat dengan mudah dilakukan. Alamat juga dapat membantu kita mengetahui latar belakang

    lingkungan hidup seorang pasien, sehingga dapat pula diketahui status sosialnya.

    3. Riwayat penyakit umum

    Riwayat penyakit umum yang pernah diderita sebaiknya dinyatakan dengan mengajukan

    pertanyaan-pertanyaan terpilih. Penderita sebaiknya ditanya apakah ia sedang berada dalam

    perawatan seorang dokter umum/lain dan bila demikian, obat-obat apa saja yang sedang

    diminum. Hal ini perlu diketahui,karena penyakit dan pengobatan tertentu dapatmempengaruhi jaringan yang terlibat dalam perawatan dental, umpamanya Diabetes mellitus,

    penyakit kardiovaskular, tuberkulosis, anemia, depresi mental, kecanduan alkohol, dsb.

    4. Pemeriksaan ekstra oral

    5. Pemeriksaan intra oral

    6. Pemeriksaan tambahan

    III.2. Pemeriksaan Pasien

    a. Anamnesis

    Anamnesis adalah riwayat yaang lalu dari suatu penyakit aatau kelainan berdasarkan ingatan

    penderita pada waktu dilakukan wawancara daan pemeriksaan medik/dental.1

    Ditinjau dari cara penyampaian cerita dikenal dua macam anamnesis. Pada Auto Anamnesis,

    cerita mengenai keadaan penyakit disampaikan sendiri oleh pasien. Disamping itu terdapat

    keadaan dimana cerita mengenai penyakit ini tidak disampaikan oleh pasien yang

    bersangkutan tetapi melalui bantuan orang lain. Keadaan seperti ini dijumpai umpamanya

    pada pasien bisu, ada kesulitan bahasa, penderita yang mengalami kecelakaan atau padaa

    anak-anak kecil. Cara ini disebut Allo anamnesis. 1

    Pertanyaan-pertaanyaan yaang daapat diaajukan kepada pasien untuk menunjang diagnosis

    dan rencana perawatan berdasarkan kasus tersebut, antara lain :3

    1. Apakah timbul rasa sakit atau ngilu dan sudah berapa lama rasa sakit atau ngilu timbul ?

    Informasi berikut ini dapat membantu, yakni :

    a. Sifat dari rasa sakitb. Lamanya rasa sakit

    c. Intensitas

    d. Sumber atau rangsangan yang dapat menimbulkan rasa sakit (panas, dingin, manis,

    tekanan)

    Melalui informasi tersebut, kita dapat mendeteksi adanya karies atau gangguan pada jaringan

    periodontal.

    2. Sejak kapan pemakaian GTSL tersebut ?

    Pertanyaan ini diajukan dengan maksud untuk mengetahui penyebab terjadinya resorpsi

    tulang alveolar. Jika pemakaiannya sudah berlangsung lama, hal ini mungkin disebabkan oleh

    tekanan kunyah yang diterima oleh penahan GTSL yang kemudian diteruskan ke tulangalveolar. Jika pemakaiannya belum berlangsung lama, berarti terdapat kemungkinan

  • 7/27/2019 Anamnesis GT

    3/9

    terdapatnya pengaruh sistemik yang mempercepat terjadinya proses resorpsi.

    3. Sudah berapa lama gigitiruan longgar ?

    Pada pemakaian GTSL, tekanan kunyah yang diterima gigi penahan akan diteruskan ke

    jaringan tulang alveolar. Tekanan seperti ini akan membuat tulang alveolar bereaksi berupa

    bertambah kuat dan padatnya tulang tadi, selama tekanan kunyah ini masih dalam batas-batasfisiologis. Bila gigi penahan tidak ada, tekanan ini akan diteruskan langsung kepada jaringan

    lunak dan tulang di bawah geligi tiruan, suatu hal yang pada akhirnya akan menyebabkan

    resorpsi tulang.2

    Resorpsi semacam ini apabila terjadi di bawah geligi tiruan dukungan gigi, biasanya kurang

    terlihat kecuali adanya keluhan pasien. Ia merasa di bawah geligi tiruannya sekarang terjadi

    ruangan sehingga sisa makanan mudah bersarang. Hal ini menyebabkan jaringan lunak tidak

    sehat, karena proses pembersihan menjadi kurang, dan pada akhirnya menyebabkan

    perubahan warna mukosa karena terjadi peradangan.2

    4. Sejak kapan perubahan warna gigitiruan mulai tampak?

    Gigitiruan akrilik merupakan gigitiruan yang paling sering dan umum dibuat pada saat ini,baik untuk kehilangan satu atau seluruh gigi. Gigi tiruan ini mudah dipasang dan dilepas oleh

    pasien. Bahan akrilik merupakan campuran bahan sejenis plastik yang manipulasinya mudah,

    murah, ringan dan bisa diwarnai sesuai dengan warna gigi dan warna gusi. Akan tetapi,

    mudah menyerap cairan dan juga mudah kehilangan komponen airnya. Sehingga bila tidak

    dipakai, gigitiruan akrilik harus direndam dengan air dingin supaya tidak mengalami

    perubahan bentuk. Gigi akrilik pun mudah terpengaruh perubahan warna. Misalnya warna

    dari makanan dan minuman, sehingga jenis gigitiruan ini memerlukan perawatan yang lebih

    seksama.4

    5. Sejak kapan perubahan bentuk (abrasi) gigitiruan tampak?

    Akrilik juga mudah mengalami keausan, sehingga dengan pemakaian normal pun, dalam

    beberapa tahun gigitiruan jenis ini harus diganti.4

    Untuk mengurangi risiko keausan, maka gigitiruan akrilik bisa dikombinasikan dengan

    gigitiruan porselen. Landasan maupun gigi buatan dari akrilik juga mudah patah, sehingga

    landasan gigi tiruan akrilik harus dibuat lebih tebal dan lebih luas. Hal itu mengakibatkan

    ketidaknyamanan, karena tertutupnya langit-langit akan mengganggu kontak lidah dengan

    langit-langit. Selain itu juga mengganggu bicara. 4

    Apabila kehilangan gigi hanya di bagian belakang dan tidak terlalu banyak, daerah langit-

    langit yang berkontak dengan lidah dapat dibebaskan dari akrilik, tetapi bila gigi hilang

    terlalu banyak dan meliputi gigi depan, hal itu tidak dapat dilakukan. Untuk mengurangi

    ketebalan dan luasnya landasan, maka dapat digunakan gigitiruan kerangka logam.4

    6. Bagaimanakah teknik pembersihan gigitiruan yang diterapkan?

    Cara pembersihan gigitiruan lepasan sangat mempengaruhi keausan gigitiruan. Cara

    penyikatan yang terlalu keras pada gigitiruan dari akrilik akan menyebabkan mudahnya

    terjadi abrasi pada permukaan oklusalnya.2

    Pada kasus ini, kemungkinan besar GTSL dengan elemen akrilik.

    7. Riwayat medis pasien

    Pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan penyakit kardiovaskular :

    - Apakah Anda pernah menderita penyakit demam rematik?

    - Apakah Anda mempunyai kelainan jantung kongenital?- Apakah Anda mempunyai gangguan tekanan darah?

  • 7/27/2019 Anamnesis GT

    4/9

    Pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan darah :

    - Apakah Anda mengalami perdarahan yang berlebihan sewaktu tersayat atau pada

    pencabutan gigi sebelumnya?

    - Apakah Anda mengidap penyakit hemofilia atau penyakit Christmast?

    Pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan sistem pernafasan

    - Apakah Anda mempunyai keluhan di dada seperti bronkitis?

    - Apakah Anda perokok berat? (juga meningkatkan tekanan darah)

    Pertanyaan yang bersifat umum :

    - Apakah Anda mengidap diabetes?

    - Apakah anda mengidap hepatitis?

    - Apakah Anda mengidap penyakit ginjal?

    - Apakah Anda mengonsumsi obat?

    - Apakah Anda memiliki penyakit alergi?

    - Apakah Anda mungkin sedang mengandung?

    8. Keterangan lain :

    Penderita ditanya apakah ia mempunyai kebiasaan buruk dsb. Kadang-kadang kebiasaan

    tersebut sulit ditemukan tanpa suatu pengamatan yang intensif. Sebagai contoh, penderita

    bruxism berat dimana gigi geliginya lemah dianjurkan memakai geligi tiruannya pada malam

    hari juga, supaya ketegangan (stain) yang diterima oleh gigi masih dapat dikurangi.

    b. Pemeriksaan Intra Oral

    1. Gigi yang hilang

    Pasien kehilangan gigi 11, 21, 22, 12, dan pada gigi 44, 45.

    2. Kondisi OH pasien

    Kondisi OH pasien dapat dilihat dari ada tidaknya kalkulus, debris, plak, stain, dan halitosis.

    Kebersihan mulut yang buruk menyebabkan timbulnya berbagai penyakit periodontal, karena

    itu perawatan periodontal hendaknya mendahului pemberian perawatan prostodontik.

    3. Melihat ada tidaknya karies dan kondisi gigi yang tersisa

    Setiap gigi yang masih ada, diteliti keadaannya. Dalam hal ini digunakan patokan sebagai

    berikut :

    F.K = Gigi yang ditambal + karies x 100%

    Gigi-gigi yang masih ada

    Bila F.K = 025 % = frekuensi karies rendah

    26-50% = frekuensi karies sedang

    51-100% = frekuensi karies tinggi

    Tinggi rendahnya frekuensi karies mempengaruhi pemilihan desain gigitiruan yang akan

    dibuat.

    4. Pemeriksaan jaringan pendukung gigi

    Pemeriksaan terhadap keadaan jaringan penyanggah gigi ini sangat penting karena akan

    sangat mempengaruhi perawatan yang akan dilaksanakan nantinya.

    5. Pemeriksaan oklusi. Hal ini mungkin dapat dilihat tetapi mungkin juga dapat diketahui

    dengan menempatkan satu jari di atas permukaan bukal dari gigi yang dicurigai dan memintapasien untuk mengoklusikan gigi-geliginya. Gangguan kecil mungkin dapat diketahui dengan

  • 7/27/2019 Anamnesis GT

    5/9

    adanya loncatan posisi gigi

    c. Pemeriksaan tambahan

    - Rontgen Foto

    Pemeriksaan radiografi ini berfungsi untuk :

    1. Melihat atau memeriksa struktur tulang yang akan menjadi pendukung. Tulang yang padatakan memberi dukungan yang baik.

    2. Melihat bentuk, panjang, dan jumlah akar gigi.

    3. Melihat adanya sisa akar gigi.

    4. Meneliti keadaan vitalitas gigi.

    5. Memeriksa adanya kelainan periapikal.

    - Pemeriksaan Laboratorium

    Pemeriksaan laboratorium ini dilakukan apabila pasien dicurigai mengidap penyakit sistemik

    yang dapat menghambat perawatan nantinya.

    II.3. Rencana PerawatanBerdasarkan hasil pemeriksaan di atas, maka rencana perawatan yang dapat dilakukan pada

    kasus ini, yakni :2

    1. Melakukan rekonstruksi gigitiruan sebagial lepasan

    Merupakan suatu prosedur penggantian seluruh basis geligi tiruan sekaligus dengan gigi-

    giginya, dengan bahan baru, tetapi tanpa mengganti kerangka logamnya.

    Cara melakukan rekonstruksi :

    - Cetakan rahang dibuat baagi kedua lengkung rahang dan dicor seperti biasa.

    - Bila diperlukan, dibuat suatu cetakan fungsional dan altered cast.

    - Lalu, dilakukan penentuan hubungan antara kedua rahang.

    - Kerangka geligi tiruan kemudian diletakkan di atas model dan gigi disusun sesuai dengan

    antagonisnya.

    - Setelah dilakukan pas malam dalam mulut, protesa malam kemudian diselesaikan dan

    dipasang sesuai prosedur biasa.

    Keadaan open bite pasien tidak perlu dilakukan penyesuaian apabila tidak menimbulkan

    masalah yang berarti

    2. Pembuatan Gigitiruan Jembatan

    Adapun desain gigitiruan jembatan yang dapat diterapkan pada kasus ini, yaitu:

    a. Desain RetainerDesain GTJ dengan kasus 4 gigi anterior hilang

    FFBr 6 unit

    FFBr 8 unit

  • 7/27/2019 Anamnesis GT

    6/9

    Desain GTJ pada kasus gigi P1 dan P2 bawah hilang

    FFbr 4 unit

    BAB IV

    PEMBAHASAN

    IV.1. Perawatan

    Perawatan yang dapat dilakukan pada kasus kedua ini yakni :

    1. Prosedur rekonstruksi GTSL yang lama

    Rekonstruksi GTSL terdiri dari pembuangan resin dan gigi geligi dari kerangka protesa dan

    mengganti basisnya dengan bahan baru dengan elemen tiruan baru yang disusun di atasnya.

    Untuk mencapai rekonstruksi yang baik, suatu kerangka yang kecekatannya masih baik

    merupakan syarat keberhasilan.

    Prosedur rekonstruksi merupakan prosedur yang lebih singkat dibandingkan dengan prosedur

    pembuatan protesa yang baru dan karenanya lebih ekonomis. Prosedur ini terutama ditujukan

    pada penderita yang kehilangan sejumlah besar tulang alveolarnya dalam waktu yang relatif

    singkat, mungkin sebagai akibat penyakit sehingga suatu pelapisan kembali atau penggantian

    basis tidak mungkin berhasil secara efisien dan efektif.

    2. Gigitiruan Jembatan

    GTJ dengan kasus 4 gigi anterior rahang atas hilang :

    Penanganan kasus ini dapat berupa pemasangan Fixed Fixed Bridge 6 unit atau Fixed Fixed

    Bridge 8 unit. Hal ini didasarkan pada pertimbangan gigi penyanggah yang memiliki kondisi

    yang baik sehingga pemilihan FFBr merupakan cara yang paling efisien untuk menahan

    tekanan oklusi.

    Jenis retainer yang digunakan adalah retainer ekstrakoronal yaitu Full Veneer Crown

    (FVnCr) dan atau crown. Hal ini didasarkan pada pertimbangan estetik yang sangat

    dibutuhkan oleh pasien. Apabila tekanan kunyah pasien cukup besar dapat digunakan FVnCr.

    FVnCr juga memungkinkan pengembalian lebar mesiodistal gigi bila gigi telah mengalami

    perubahan susunan karena adanya pergeseran sehingga dapat memberikan keadaan simetrisbilateral. Bila tekanan kunyah pasien ringan atau memiliki resesi gingival bagian labial yang

  • 7/27/2019 Anamnesis GT

    7/9

    hebat dapat dengan menggunakan Cr ataupun kombinasi keduanya.

    .

    GTJ dengan kasus P1 dan P2 rahang bawah hilang

    Kehilangan gigi Premolar bawah dapat digantikan dengan jembatan cekat-cekat (FFBr)

    dengan menggunakan gigi-gigi sebelahnya sebagai abutment. Sebaiknya pontik mempunyai

    embrasure yang lebar dan berkontak minimal dengan sadel, khususnya pada sisi lingual untukmemperkecil berkumpulnya makanan dan mempermudah pembersihan. Retainer Premolar

    dapat berupa Full Veneer Crown dengan pertimbangan factor estetik dan tekanan kunyah

    yang tidak begitu besar. Retainer Molar dapat berupa Full Casted Crown (FCC) karena gigi

    posterior lebih mengutakan efek ketahanan mastikasi daripada estetik.

    Sebelum melakukan preparasi terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan kondisi gigi

    penyanggah, meliputi :3

    1. Karies dan tambalan lama

    Gigi-gigi abutment yang bebas karies dan belum pernah ditambal sangat baik untuk

    dipreparasi, karena dentin masih utuh dan dapat diperoleh bentuk kavitas yang diinginkan.

    Jika terdapat karies pada gigi, sebaiknya dihilangkan dahulu kecuali jika karies tersebutterlalu dalam sehingga perlu dilakukan penundaan dan pengendalian karies. Jaringan gigi

    yang hilang sedapat mungkin diganti karena merupakan usaha untuk melindungi pengeringan

    dentin yang dalam, melindungi pulpa dan mencegah pemotongan dinding aksial yang terlalu

    besar di daerah karies. Semen glass ionomer melekat secara kimiawi pada jaringan gigi dan

    dapat diasah setelah kira-kira setengah jam. Amalgam juga merupakan bahan yang baik

    untuk menggantikan jaringan yang hilang karena dipotong dengan baik setelah 24 jam. Tentu

    saja dalam hal ini harus diberikan retensi yang dibuat sedemikian rupa untuk

    mempertahankan preparasi abutment.

    Tambalan yang besar pada gigi dapat membantu menentukan desain preparasi abutment yang

    sebaiknya dilakukan. Gigi yang mempunyai tambalan besar atau berubah warna mungkin

    memerlukan FVnCr. Jika tambalan lepas selama preparasi dapat diganti dengan semen glass

    ionomer setelah dilakukan pemeriksaan karies. Pada keadaan tertentu, lubang-lubang kecil

    dapat diabaikan dan diblok pada model oleh teknisi. Apabila ragu-ragu akan adanya karies

    atau desain yang akan diterapkan maka buang semua tambalan lama dan lihat kekuatan

    jaringan gigi yang ada. Bentuk preparasi boks klass II yang lama biasanya merupakan kondisi

    baik untuk pemasangan stress breaker.

    2. Kesejajaran dan Kemiringan Abutment

    Kesejajaran dan kemiringan abutment sangat mempengaruhi keberhasilan desain GTJ.

    Masing-masing abutment sebaiknya mempunyai kemiringan 5o pada dinding-dinding

    samping aksis. Kemiringan yang kecil sulit diperoleh dan mungkin dapat menyebabkanterjadinya undercut yang jika tidak terdeteksi dapat menyebabkan retainer menjadi tidak

    rapat.

    3. Jaringan Periodontal

    Tahapan ini meliputi perkusi gigi geligi untuk melihat adanya peradangan, sondasi untuk

    melihat kedalaman saku gusi, pewarnaan plak, dan palpasi gigi untuk mengetahui adanya gigi

    yang mobile

    Keadaan maloklusi (open bite) pasien tidak perlu dilakukan perawatan ataupun penyesuaian

    dengan gigitiruan yang dibuat apabila kondisi tersebut tidak menimbulkan gangguan pada

    pasien. Namun apabila maloklusi telah menimbulkan keluhan bagi pasien makapenanganannya dapat berupa penyesuaian desain GTJ terhadap keadaan tersebut.

  • 7/27/2019 Anamnesis GT

    8/9

    Dari penelusuran kasus tersebut dapat di peroleh data bahwa pasien ini menggunakan GTSL

    yang terbuat dari akrilik sebab GTSL yang digunakan mengalami abrasi dan mudah terjadi

    perubahan warna

    Anamnesis pasien pada kasus tersebut pertanyaan pertanyaan-pertanyaan yang digunakan

    selama menggunakan GTSL yang dapat berupa : Apakah timbul rasa sakit atau ngilu dan

    sudah berapa lama rasa sakit atau ngilu timbul, Sejak kapan pemakaian GTSL tersebut,

    Sudah berapa lama gigitiruan longgar, perubahan bentuk (abrasi) gigitiruan tampak dan

    perubahan warna, Bagaimanakah teknik pembersihan gigitiruan yang diterapkan, riwayat

    medis pasien

    Pemeriksaan yang dilakukan :

    Intra oral : Pasien kehilangan gigi 11, 21, 22, 12, dan pada gigi 44, 45, Kondisi OH pasien ,

    ada tidaknya karies, pemeriksaan jaringan penyangga gigi dan pemeriksaan oklusi

    Ekstra Oral :

    Pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan radiografi dan pemeriksaan laboratorium

    Adapun rencana perawatan pada kasus tersebut yaitu :

    - Melakukan rekonstruksi gigitiruan sebagian lepasan

    - Pembuatan Gigitiruan Jembatan

    Perawatan

    Perawatan yang dapat dilakukan pada kasus kedua ini yakni :

    - Prosedur rekonstruksi GTSL yang lama

    - Gigitiruan Jembatan, dengan desain

    GTJ dengan kasus 4 gigi anterior rahang atas hilang :

    Penanganan kasus ini dapat berupa pemasangan Fixed Fixed Bridge 6 unit atau Fixed Fixed

    Bridge 8 unit.

    GTJ dengan kasus P1 dan P2 rahang bawah hilang

  • 7/27/2019 Anamnesis GT

    9/9

    Kehilangan gigi Premolar bawah dapat digantikan dengan jembatan cekat-cekat (FFBr)

    dengan menggunakan gigi-gigi sebelahnya sebagai abutment.