35
DISUSUN OLEH : CIPTANINGSIH 33510910 DEWI RAHMAYANTI 3351091070 NUNUNG YULIA 3351091057

Anemia ppt

Embed Size (px)

DESCRIPTION

persentasi anemia

Citation preview

  • DISUSUN OLEH :

    CIPTANINGSIH 33510910DEWI RAHMAYANTI 3351091070NUNUNG YULIA 3351091057

  • Anemia (Yunani: Tanpa darah) adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada dibawah normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin, yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh. Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh.

  • Hemoglobin (Hb), suatu protein dengan BM = 64.500, adalah zat warna merah dari eritrosit, yang berdaya mengikat oksigen dalam paru-paru dengan membentuk oxihemoglobin. Melalui sirkulasi darah, zat ini mencapai semua organ dan jaringan, dan oksigen dilepaskan lagi. Hb adalah senyawa haem dengan protein globin.Hemoglobin melakukan fungsi utama dari sel darah merah dengan mengangkut oksigen (O2) ke jaringan dan mengembalikan karbondioksida (CO2) dari jaringan ke paru-paru.

  • Kekurangan darah atau anemia merupakan suatu keadaan kronis dimana kadar hemoglobin dan/atau jumlah eritrosit berkurang. Seseorang dianggap menderita anemia bila kadar Hb < 8 mmol /L pada pria atau < 7 mmol/L pada wanita.

  • Data dari negara sedang berkembang di Afrika maupun di Asia menunjukkan prevalensi defisiensi besi pada subyek anemia hanya sekitar 50%. Selebihnya anemia terjadi karena berbagai penyebab, seperti defisiensi zat gizi makro (terutama protein) maupun zat gizi mikro selain besi (vitamin A, seng, folat dsb), infeksi, malaria, kecacingan atau sebab-sebab lainnya yang harus diperhitungkan dalam upaya penanggulangannya. Di Indonesia, dalam Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1992 dilaporkan bahwa 63,5% ibu hamil dan 55,5% anak usia balita di Indonesia menderita anemia (kekurangan darah). Pada SKRT 1995 prevalensi anemia pada ibu hamil menjadi 50,9% dan pada anak balita 40,5%, namun dengan adanya krisis ekonomi yang sedang berlangsung prevalensi anemia meningkat lagi.

  • Anemia defisiensi besi dapat disebabkan asupan makanan yang tidak mencukupi, absorpsi gastrointestinal yang tidak cukup, kebutuhan besi yang meningkat (mis. Pada saat kehamilan), kehilangan darah, dan penyakit kronik.Anemia defisiensi vitamin B12 dan folat asupan makanan yang tidak mencukupi, absorpsi yg menurun. Anemia defisiensi folat hiperutilisasi karena kehamilan, anemia hemolitik, mielofibrosis, keganasan, penyakit inflamasi kronik, dialisis jangka panjang, atau pertumbuhan yang cepat. Obat-obatan dapat menyebabkan anemia dengan menurunkan absorpsi folat (mis.fenitoin), atau dengan mempengaruhi jalur metabolismenya (mis.metotreksat).Anemia penyakit kronis anemia hipoproliferatif yang berhubungan dengan proses infeksi atau inflamasi kronis, keruksakan jaringan, atau kondisi yang melepaskan sitokin proinflamasi. Pathogenesis berdasarkan waktu hidup SDM yang pendek, ruksaknya respon sumsum, dan gangguan metabolisme besi.

  • Pada anemia penyakit kritis, mekanisme pembentukan SDM dan homoestatis berubah, karena untuk contohnya kehilangan darah atau sitokin yang dapat mengumpulkan respon eritropoiesis dan menghambat produksi SDM.Anemia pada anak-anak sering kali karena abnormalitas hematologi primer. Resiko anemia defisiensi besi yang sangat cepat dan defisiensi makanan.Anemia hemolitik disebabkan penurunan waktu hidup SDM karena destruksi pada limpa atau sirkulasi. Etiologi yang paling umum adalah keruksakan membrane SDM, perubahan kelarutan atau stabilitas hemoglobin (mis.sickle cell anemia dan thalasemia), dan perubahan metabolisme intraseluler (mis.defisiensi glukosa-6-fosfat[G6PD]. Beberapa obat menyebabkan keruksakan oksidatif langsung terhadap SDM).

  • Morfologi1. Anemia makrositikAnemia megaloblastik (Defisiensi vitamin B12 , Anemia defisiensi asam folat)2. Anemia mikrositik, hipokromikAnemia defisiensi besiAnomali genetic (Sickle cell anemia, Thalasemia, Hemoglobinopati lainnya)3. Anemia normositikHemolisisKehilangan darahKegagalan sumsum tulang Anemia penyakit kronisGagal ginjalKelainan endokrinAnemia mieloplastik

  • Etiologi1. DefisiensiBesiVitamin B12Asam folatPiridoksin 2. Pusat, disebabkan gangguan fungsi sumsum tulangAnemia penyakit kronisAnemia pada lansiaKanker sumsum tulang3. Periferal Pendarahan Hemolisis (anemia hemolitik)

  • Patofisiologi1.Kehilangan darah berebihan 2.Pendarahan kronis 3.Destruksi sel darah merah berlebihan4.Factor intrakorpuskular5.Produksi SDM dewasa tidak cukupDefisiensi nutrient (vitamin B12, asam folat, besi, protein)Defisiensi eritroblast (anemia aplastik, antagonis asam folat, antibody)Kondisi ilfiltrasi sumsum tulang (leukemia, mielofibrosis, karsinoma)Abnormalitas endokrin (hipotiroid, insufisiensi adrenal)Penyakit ginjal kronisPenyakit hati

  • Berdasarkan penyebabnya,Anemia Megaloblaster (Anemia Primer)Penyakit ini disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 atau asam folat, dan bercirikan sel-sel darah abnormal dan besar (makrositer) dengan kadar Hb per eritrosit yang normal atau lebih tinggi (hiperkrom) dan MCV (Mean Corpuscular Volume) tinggi.

    Anemia Ferriprive (AnemiaSekunder)Penyebab paling umum dari anemia ini adalah kekurangan besi untuk sintesa hemoglobin. Cirinya adalah kadar hemoglobin per eritrosit di bawah normal (hipokrom) dengan eritrosit yang abnormal kecilnya (mikrositer) dan MCV rendah.

  • Tanda-tanda yang paling sering dikaitkan dengan anemia adalah: 1.Kelelahan, lemah, pucat, dan kurang bergairah2.Sakit kepala, dan mudah marah3.Tidak mampu berkonsentrasi, dan rentan terhadap infeksi4.Pada anemia yang kronis menunjukkan bentuk kuku seperti sendok dan rapuh, pecah-pecah pada sudut mulut, lidah lunak dan sulit menelan.

  • Tanda-tanda dan gejala (sindrom) anemia adalah penderita mengeluh lemah, sakit kepala, telinga mendenging, penglihatan berkunang-kunang, merasa cepat letih, sempoyongan, mudah tersinggung, menstruasi berhenti, libido berkurang, gangguan saluran cerna, sclera ikterik, organ limpa membesar, sesak nafas (mula-mula nafas dalam, lama-kelamaan nafas menjadi dangkal akhirnya payah jantung sampai syok), nadi lemah dan cepat, hipotensi ortostatik serta tekanan darah sedikit naik sebagai akibat refleks penyempitan pembuluh darah arteriola. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau seranganjantung.

  • Anamnesis : keluhan anemia pada umumnya merupakan riwayat penyakit atau kalau perlu riwayat penyakit pada keluarga (pada kelainan herediter).Pemeriksaan Fisik : KU, konjungtiva palpebra, sklera, bibir, lidah, kelainan congenital, bentuk kepala, wajah, jantung/paru, pembesaran kelenjar, hati dan limpa.Laboratorium : - Kadar Hb, jumlah eritrosit, leukosit, hitung jenis, hematokrit (nilai mutlak MCV, MCHC, MCH), gambaran apusan darah tepi. - Retikulosit, jumlah trombosit - Bone Marrow Punction (BMP) - Kadar besi serum - Resistensi eritrosit - Hb patologis, Hb elektroforesis, tes koagulasi darah - Bilirubin direk/indirek, tes CoombPemeriksaan penunjang lain : - Rontgen foto tulang tengkorak, tulang panjang - EKG pada anemia gravis dan atau dekompensasi jantung

  • Tanda-tanda dan gejala tergantung pada onset, penyebab anemia dan individu.Anemia akut dikarakterisasi dg gejala kardiorespiratori spr takikardia, kepala terasa ringan, dan sesak napasAnemia kronis rasa lelah, letih, pusing, sesnsitif terhadap dingin, pucat. Anemia defisiensi besi rasa tidak enak pada lidah, penurunan aliran saliva, pagophagia.Anemia defisiensi vitamin B12 dan folat kulit pucat, ikterus, dan atropi mukosa gastrik. Anemia vitamin B12 dibedakandari abnormalitas neuropsychiatric (mati rasa, parestesia) yg tidak terdapat pd pasien dg anemia defisiensi folat.

  • Usahakan makanan yang lebih berfariasi. Sertakan juga makanan yang mengandung banyak zat besi. Dari buah-buahan seperti apel, pisang. Zat besi dalam sayur-sayuran bisa didapat dari asparagus, labu, ubi rambat, brokoli, tumbuhan merambat, kacang merah, tahu dan biji-bijian.Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dan juga vitamin C. Hindari gula atau kurangi konsumsi gula Hindari makan asam. Konsumsi makanan yang bermuatan kalsium, vitamin E dan zinc sebagai tambahan. Kurangi konsumsi kopi dan black tea. Minuman ini mengandung poliphenol dan tannin yang bisa mengganggu penyerapan zat besi.Jika Anda seorang vegetarian sebaiknya diskusikan masalah kesehatan Anda dengan ahlinya. Vitamin B12 banyak didapat dari makanan berdaging.

  • PRINSIP PENGOBATAN ANEMIAAnemia merupakan gejala,Pengobatan penyebab / etiologi

    Transfusi darah Subsitusi1. Perdarahan akut 2. Penyebab anemia kongenital transfusi darah periodik3. Tanda-tanda anoksia akut & berat

  • PENANGANAN FARMAKOLOGI

  • Tipe Pilihan ObatTerapi KombinasiITidak diindikasikan-IIaHMG Co-ARI (gol. Statin)Niacin atau resin asam empedu (BAR)Cholestyramine/ColestipolGol. Statin atau NiacinNiacinGol. Statin atau resin asam empedu (BAR)ERT/HRT *IIbGol. StatinResin asam empedu/Gol. Fibrat/NiacinGol. FibratGol. Statin/Niacin/Resin asam empedu (BAR)**NiacinGol. Statin atau Gol. Fibrat

  • No.Obat LainKeterangan1. Besi Tettasiklin Efek tetrasiklin berkurang.Antasida Efek besi berkurang. Besi kadang2 sbg mineral tambahan akibatnya tubuh tidak mendapatkan besi dlm jml yg dibutuhkan.Vitamin EAktivitas vitamin E menurun.2.Besi dektran Kloramfenikol Tingkat besi serum dapat meningkat3.Epoetin ACE inhibitor (Captopril)Mempertinggi resiko hiperkalemia4.Vitamin B12As.amino salisilatMenerunkan kerja terapeutik dan biologi vit.B12Kloramfenikol menurunkan efek hematologi vit.B12 pada pasien dg anemia penisiosaKolkisin, alkoholAsupan kolkisin & alkohol berlebih (>2minggu) dapat menyebabkan malabsorpsi vit.B125.Asam FolatAs.aminosalisilatPenurunan kadar folat serum dpt terjadi selama penggunaan konkurenKontrasepsi oralMempengaruhi metabolisme folat & menyebabkan kekurangan folat

  • Kelompok ResikoSasaran LDL(mg/dL)Batas LDL terapi Non farmakologi (mg/dL)Batas LDL pertimbangan terapi farmakologi (mg/dL)PJK atau resiko ekivalen PJK (resiko 10 th > 20%)< 100 100 130(100-129) opsi pemakaian obat2 atau lebih faktor resiko (resiko 10 th 20%)< 130 130Resiko 10 th 10-20% : 130Resiko 10 th < 10 % : 160Tidak ada atau satu faktor resiko< 160 160 190 (160-189) Opsi

  • PERHATIAN KHUSUSLanjut Usia

    Dimulai dosis lebih rendah dan ditingkatkan perlahan untuk meminimalkan efek samping.Wanita manula penderita PJK beresiko terkena osteoporosis:memilih terapi diet (asupan kalsium, olahraga, dan ERT (estrogen replacement therapy)).

  • PERHATIAN KHUSUSWanitaKontrasepsi oral -> mempengaruhi LDL dan HDL Penggantian estrogen untuk terapi menopause meningkatkan HDL sebesar 9-13% dan menurunkan LDL sebesar 4-10% Terapi obat tidak dilakukan atau tidak dilanjutkan selama masa kehamilan sehingga yang dilakukan adalah terapi diet

  • PERHATIAN KHUSUSAnak anak

    Anak-anak usia 2 -10 tahun menggunakan TLCPenggunaan resin (BAR)

  • *