Upload
silvestri-purba
View
15
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
anestesi umum fk uph 1
Citation preview
ANESTESI UMUMANESTESI UMUM
Penyusun :Silvestri (20110710083)
Andrew Sabastian Geraldyno Paago (20090710087)
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK. I RADEN SAID SUKANTO - FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN JAKARTA
Periode 1 Maret 2015 – 13 Maret 2015
Anestesi (pembiusan; berasal dari bahasa Yunani an-"tidak, tanpa" dan aesthētos, "persepsi,
kemampuan untuk merasa"), secara umum berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur
lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh
Anastesi Umum adalah tindakan meniadakan nyeri secara sentral disertai hilangnya kesadaran dan bersifat reversible. Anestesi umum yang sempurna menghasilkan ketidaksadaran, analgesia, relaxasi otot tanpa menimbulkan resiko yang tidak diinginkan dari pasien.
PENDAHULUANPENDAHULUANAnestesi Umum :
- Menghilangkan nyeri - Tidak sadar - Reversibel
Komponen ideal anestesi umum :
1)Hipnotik (menidurkan)2)Analgesi3)Relaksasi otot4)Supresi refleks otonom
METODE ANESTESIMETODE ANESTESI1. Parenteral1. Parenteral2. Perinhalasi2. Perinhalasi3. Per-rektal (jarang dipakai)3. Per-rektal (jarang dipakai)4. Topical4. Topical
FAKTOR YANG MEMPENGARUHIFAKTOR YANG MEMPENGARUHI11. Respirasi. Respirasi2. Sirkulasi2. Sirkulasi3. Jaringan3. Jaringan4. Sifat fisik4. Sifat fisik5. Lain – lain5. Lain – lain
Stadium AnestesiStadium Anestesi
• Stadium I (St.Analgesia; St.Disorientasi)
• Stadium II (St.Eksitasi; St. Delirium)
• Stadium III (St. Operasi)
• Stadium IV (St. Paralisis)
STADIUM I(St. Analgesia;St. Disorientasi)
• Mulai dari induksi sampai hilangnya kesadaran.
• Walaupun disebut Stadium analgesia, tapi sensasi terhadap ransang sakit tidak berubah, biasanya operasi-operasi kecil sudah bisa dilakukan.
• Stadium ini berakhir dengan ditandai oleh hilangnya refleks bulu mata.
STADIUM II(St. Eksitasi;St. Delirium)
Mulai dari akhir stadium I dan ditandai dengan
pernafasan yang irreguler, pupil melebar dengan
refleks cahaya (+), pergerakan bola mata
tidak teratur, lakrimasi (+), tonus otot meninggi
dan diakhiri dengan hilangnya refleks menelan
dan kelopak mata.
Mulai dari akhir stadium II, dimana pernafasan mulai teratur.
Dibagi dalam 4 plana, yaitu :
1. Plana 1Ditandai dengan pernafasan teratur, pernafasan torakal sama kuat
dgn pernafasan abdominal, pergerakan bola mata terhenti, kadang-kadang letaknya eksentrik, pupil mengecil lagi dan refleks cahaya (+), lakrimasi akan meningkat, refleks faring dan muntah menghilang, tonus otot menurun.
STADIUM III
Indikasi Anestesi UmumTindakan medik invasif : bedah
atau diagnostik yang menimbulkan rasa nyeri atau tidak nyaman atau menghindari komplikasi akibat terapi
Tindakan medik non-invasif dimana diperlukan posisi tertentu atau ketenangan pasien (pasien tidak kooperatif)
ASA I : Pasien normal / sehatASA II : Pasien dengan penyakit sistemik ringanASA III : Pasien dgn peny. Sistemik berat sehingga
aktivitas rutin terbatasASA IV : Pasien dengan peny. Sistemik berat tidak
dapat melakukan aktivitas rutin dan penyakitnya mengancam kematian
ASA V : Pasien emergensi / muribund, dengan atau tanpa operasi hidupnya tidak lebih dari 24 jam
ASA VI : Pasien Untuk kepentingan donor organ
Anestesi UmumPersiapan : Evaluasi pasien Optimalisasi Persiapan anestesi Premedikasi Induksi Maintenance Pemulihan – Pulih sadar Manajemen peri-operatif
PersiapanKunjungan pre-operasi -Perkenalan -Anamnesis -Pemeriksaan fisik, penunjangRencana anestesiInformed consentPemberian obat : sedasi dan mengobati
penyakitInstruksi Pre-operatif
PremedikasiSedasi/anti-anxiety: benzodiazepineAnalgesia : opioid , non-opioidParasympatholytic : sulfas atropin Premedikasi tidak mutlak harus diberikan Premedikasi berat (diberi ketiganya)
Induksi AnestesiInduksi Anestesi
Induksi anestesi adalah tindakan untuk membuat pasien dari sadar menjadi tidak sadar, sehingga memungkinkan dimulainya anestesi dan pembedahan.
Induksi anestesiBarbiturat – Pentothal 4-6 mg/kg ivBenzodiazepine: Diazepam,
midazolamKetamin: 1-2 mg/kg iv atau 2-4 mg/kg
imPropofol: 2 mg/kg ivEtomidate : 0.2-0.4 mg/kg iv
Titrasi sampai tidur (refleks bulu mata : negatif)
Ko-induksi: memberi sedasi untuk mengurangi dosis induksi
Pelumpuh Otot1. Depolarizing muscle relaxant Suxamethonium2. Non-depolarizing muscle
relaxant D-tubocurarine Pancuronium Atracurium Vecuronium Rocuronium
PemeliharaanTIVA –total intravena anesthesiaInhalasi – diethyl ether halothane enflurane isoflurane N2O- nitrous oxideDosis: MAC (minimum alveolar concentration)Anesthesia balans: kombinasi berbagai obat
untuk effek spesifik
Pemulihan1. Reversal : pengakhiran anestesi obat-obat antagonis ekstubasi kembalinya fungsi fisiologis2. Early recovery : pulih sadar analgetika terapi oksigen monitor hemodinamik
Paska Pembedahan :Paska Pembedahan :
> Observasi dan monitor tanda vital> Observasi dan monitor tanda vital> Pengendalian nyeri> Pengendalian nyeri> Mencegah Hipoksia> Mencegah Hipoksia> Pengembalian keruangan> Pengembalian keruangan
Penilaian keluar dari RR/PACU
1. Kondisi umum: Kesadaran (mengikuti instruksi) Kekuatan otot adekuat Tanpa komplikasi akut anestesi/bedah2. Pernafasan dan oksigenasi: Hemodinamik = preop 30 menit Cairan tubuh cukup
3. Jalan nafas:Tanpa obstruksi Tanpa bantuan jalan nafas4. Nyeri terkendali5. Fungsi renal: urine > 30 ml/jam
Metabolik/ laboratorium Hematokrit, elektrolit, glukose, gas darah: batas aman EKG/ rontgen: baikPasien ambulatori: Pulang tanpa pusing /
hipotensi Nyeri terkontrol
Perioperative care: terapi cairan manajemen nyeri mulai nutrisi manajemen komplikasi:
PONV komplikasi bedahPerawatan ICU bila ada life
threathening
INTUBASI TRAKEA
Indikasi :1. Mempermudah anestesi umum2. Mempertahankan jalan nafas dan kelancaran pernafasan3. Cegah aspirasi4. Pengisapan sekret5. Ventilasi mekanik jangka lama6. Mengatasi obstruksi laring7. Anestesi umum pada operasi dengan nafas kontrol, operasi posis miring, tengkurap, rongga mulut dll
Persiapan :1. Persiapan alat-alat yang dibutuhkan seperti laringoskop ET, stilet dll2. Masih siap pakai / atau alat bantu nafas3. Obat-obat induksi seperti: pentotal, ketalar, propofol dll4. Obat-obat pelumpuh otot seperti suksinil kolin, atrakurium, pavulon dll5. Obat darurat seperti : adrenalin (efinefrin ), SA & meylon dll
Tehnik Intubasi :Tehnik Intubasi :1. Pastikan semua persiapan dan alat sudah 1. Pastikan semua persiapan dan alat sudah lengkaplengkap2. Induksi sampai tidur, berikan suksinil kolin → 2. Induksi sampai tidur, berikan suksinil kolin → fasikulasi (+)fasikulasi (+)3. Bila fasikulasi (-) → ventilasi dengan O2 100% selama 3. Bila fasikulasi (-) → ventilasi dengan O2 100% selama kira-kira- kira 1 mntkira 1 mnt4. Batang laringoskopi pegang dengan tangan kiri, 4. Batang laringoskopi pegang dengan tangan kiri, tangan tangan kanan kanan mendorong kepala sedikit mendorong kepala sedikit ekstensi → mulut membukaekstensi → mulut membuka5. Masukan laringoskop (bilah) mulai dari mulut sebelah kanan, 5. Masukan laringoskop (bilah) mulai dari mulut sebelah kanan, sedikit demi sedikit, menyelusuri sedikit demi sedikit, menyelusuri kanan lidah, menggeser kanan lidah, menggeser lidah kekirilidah kekiri
6. Cari epiglotis → tempatkan bilah didepan epiglotis /vallecula (pada bilah bengkok) atau angkat epiglotis ( pada bilah lurus )7. Cari rima glotis ( dapat dengan bantuan asisten menekan trakea dar luar )8. Temukan pita suara → warnanya putih dan sekitarnya merah9. Masukan ET melalui rima glotis10. Hubungkan pangkal ET dengan mesin anestesi dan atau alat bantu nafas ( alat resusitasi )
Cair dengan bau yang harumTidak iritasi mukosa pernafasanInduksi cepat Depresi miocardMengurangi ekskresi salivaBisa menyebabkan disritmiaHepatotoksik
Cair dengan bau yang harumminimal iritasi mukosa
pernafasanInduksi lambatDepresi miocardMengurangi ekskresi salivaBisa menyebabkan disritmiaHepatotoksik
Cair dengan bau eter yang tajamiritasi mukosa pernafasanBerpotensi menyebabkan
bronchospasmeDepresi miocard minimalMengurangi ekskresi salivaHepatotoksik lebih kecil
Cair dengan bau yang harumTidak iritasi mukosa pernafasanInduksi cepat, cepat pulih sadarDepresi miocard minimalMengurangi ekskresi salivaAman untuk pediatrikHepatotoksik minimal
Cair dengan bau yang harumiritasi mukosa pernafasanInduksi cepat, cepat pulihDepresi miocard minimalMengurangi ekskresi salivaHepatotoksik minimalmahal
Sedasi kuat Tidak mengandung analgetik Pulih sadar nyaman Efek mual muntah minimalPelepasan histamin
Sedasi kuat Analgetik kuat Sedikit efek relaksasiPulih sadar kurang nyamanEfek disosiasi Pelepasan histamin minimalMeningkatkan kadar glukosa darahMeningkatkan cardiac output
hipertensi