51
LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA “SUHU TUBUH, BERAT BADAN, DAN TINGGI BADAN” OLEH : NAMA : LUSIANA HERMAN NIM : 120210103017 KELAS : A KELOMPOK : 5 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER

Anfisman Lusi Suhu Tubh

  • Upload
    lusiana

  • View
    71

  • Download
    7

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Jaringan dan sel memberi gambaran tentang keadaan kesehatan seseorangmelalui suatu rentang suhu. Hipotalamus mengontrol suhu inti tubuh agar tetap berada pada suhu tubuh normal. Secara fisiologis, suhu tubuh diatur olehmekanisme vasodilatasi, vasokonstriksi, menggigil dan pengeluaran keringat.Suhu tubuh tidak akan mengalami perubahan apabila produksi panas sama dengan besarnya suhu tubuh yang hilang ke lingkungan (isnaeni, 2006).Pengukuran suhu dapat dilakukan pada beberapa bagian tubuh antara lain, aksila, oral, rektal, dan timpanik. Berbagai bagian tubuh memiliki suhu tubuh berlainan, dan besar perbedaan suhu antara bagian-bagian tubuh dengan suhulingkungan bervariasi. Pada manusia, nilai normal untuk suhu aksila adalahdalam rentang antara 36 °C – 37 °C, pada oral antara 36,5 °C - 37,5 °C dan suhu pada rektal biasanya 0,6 °C lebih tinggi daripada suhu aksila. Suhu normal orang muda pada pagi hari berkisar antara 36,3°C ± 37,1 °C. Suhu tubuh dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti aktivitas, suhu lingkungan, keadaan emosi, usia, jenis kelamin, hidrasi, obat-obatan, pakaian, dan lain-lain (isnaeni, 2006).Serabut C radiks dorsal menghantarkan sebagian impuls yang dibangkitkan oleh reseptor raba dan berbagai reseptor kulit lain, selain impuls yang dibangkitkan oleh reseptor nyeri dan suhu. Sebagian energi yang dibutuhkan untuk reaksi endotermik ini diperoleh dari penguraian glukosa menjadi CO₂ dan H₂O, tetapi di otot juga ada senyawa fosfat berenergi tinggi lain yang dapat menyuplai energi yang dibutuhkan dalam jangka waktu pendek. Dalam keadaan istirahat dan selama olah raga ringan, otot menggunakan lemak dalam bentuk asam lemak bebas. Bila intensitas olah raga meningkat, penyediaan energi yang cukup cepat tidak diperoleh hanya dari lemak, sehingga pemakaian karbohidrat juga penting sebagai komponen campuran bahan bakar otot. Selama kerja otot, pembuluh darah otot berdilatasi dan aliran darah meningkat, sehingga pasokan O₂ menjadi meningkat. Sampai titik tertentu, peningkatan pemakaian O₂ sebanding dengan energi yang dikeluarkan, dan semua kebutuhan energi dipenuhi melalui proses aerobik. Secara termodinamika, energi yang tersalur ke otot harus setara dengan energi yang dikelurkan. Keluaran energi ini timbul sebagai kerja yang dilakukan otot, dalam pembentukan ikatan fosfat berenergi tinggi sebagai panas. Panas yang timbul di otot dapat diukur dengan tepat menggunakan thermocouples yang sesuai (Ganong, 2008).Panas istirahat (resting heat), yakni panas yang dilepaskan saat istirahat. Panas yang dihasilkan sebagai kelebihan panas istirahat selama kontrkasi, disebut panas awal, terdiri atas panas pengaktifan( activation heat), panas yang dihasilkan otot saat berkontraksi, dan panas pemendekan ( Shortening heat), yang sebanding dengan besarnya pemendekan otot. Setelah kontraksi, pembentukan panas sebagai kelebihan panas istirahat berlanjut hingga 30 menit. Panas pemulihan (recovery heat) ini adalah panas yang dilepaskan melalui proses metabolisme yang mengembalikan otot ke keadaan sebelum kontraksi (Ganong, 2008).Dalam tubuh, panas dihasilkan oleh gerakan otot, asimilasi makanan, danoleh semua proses vital yang berperan dalam meningkatkan metabolisme basal.Panas dikeluarkan dari tubuh melalui radiasi, konduksi (hantaran ), dan penguapanair di saluran napas dan kulit. Sejumlah kecil panas juga dikeluarkan melalui urinedan feses. Keseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran panas menentukansuhu tubuh. Karena kecepatan reaksi kimia bervariasi sesuai dengan suhu dankarena sistim enzim dalam tubuh memiliki rentang suhu normal yang sempit agar berfungsi optimal, fungsi tubuh normal bergantung pada suhu yang relatif konstan (Ganong, 2008 ).Pengaturan hipotalamus terhadap nafsu makan terutama bergantung pada interaksi antara dua area: “pusat lapar” lateral di dasar nukleus berkas otak depan medial pada pertemuannya dengan serat-serat palidohipotalamik, serta “pusat kenyang” medial di nukleus ventromedial. Perangsangan nukl

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIASUHU TUBUH, BERAT BADAN, DAN TINGGI BADAN

OLEH :

NAMA : LUSIANA HERMANNIM : 120210103017KELAS : AKELOMPOK : 5

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIJURUSAN PENDIDIKAN MIPAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS JEMBER2015

I. JUDULSuhu Tubuh, Berat Badan, dan Tinggi Badan

II. TUJUANMengetahui tempat pengukuran suhu tubuh, menegtahui beberapa faktor yang mempengaruhi suhu tubuh, mengetahui cara mengukur suhu tubuh, mengukur suhu tubuh, mengetahui cara mengukur berat badan dan tinggi badan, mengukur berat badan dan tinggi badan, menghitung nilai Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index).

III. DASAR TEORIJaringan dan sel memberi gambaran tentang keadaan kesehatan seseorangmelalui suatu rentang suhu. Hipotalamus mengontrol suhu inti tubuh agar tetapberada pada suhu tubuh normal. Secara fisiologis, suhu tubuh diatur olehmekanisme vasodilatasi, vasokonstriksi, menggigil dan pengeluaran keringat.Suhu tubuh tidak akan mengalami perubahan apabila produksi panas sama denganbesarnya suhu tubuh yang hilang ke lingkungan (isnaeni, 2006).Pengukuran suhu dapat dilakukan pada beberapa bagian tubuh antara lain, aksila, oral, rektal, dan timpanik. Berbagai bagian tubuh memiliki suhu tubuhberlainan, dan besar perbedaan suhu antara bagian-bagian tubuh dengan suhulingkungan bervariasi. Pada manusia, nilai normal untuk suhu aksila adalahdalam rentang antara 36 C 37 C, pada oral antara 36,5 C - 37,5 C dan suhu pada rektal biasanya 0,6 C lebih tinggi daripada suhu aksila. Suhu normal orang mudapada pagi hari berkisar antara 36,3C 37,1 C. Suhu tubuh dipengaruhi olehberbagai faktor seperti aktivitas, suhu lingkungan, keadaan emosi, usia, jenis kelamin, hidrasi, obat-obatan, pakaian, dan lain-lain (isnaeni, 2006).Serabut C radiks dorsal menghantarkan sebagian impuls yang dibangkitkan oleh reseptor raba dan berbagai reseptor kulit lain, selain impuls yang dibangkitkan oleh reseptor nyeri dan suhu. Sebagian energi yang dibutuhkan untuk reaksi endotermik ini diperoleh dari penguraian glukosa menjadi CO dan HO, tetapi di otot juga ada senyawa fosfat berenergi tinggi lain yang dapat menyuplai energi yang dibutuhkan dalam jangka waktu pendek. Dalam keadaan istirahat dan selama olah raga ringan, otot menggunakan lemak dalam bentuk asam lemak bebas. Bila intensitas olah raga meningkat, penyediaan energi yang cukup cepat tidak diperoleh hanya dari lemak, sehingga pemakaian karbohidrat juga penting sebagai komponen campuran bahan bakar otot. Selama kerja otot, pembuluh darah otot berdilatasi dan aliran darah meningkat, sehingga pasokan O menjadi meningkat. Sampai titik tertentu, peningkatan pemakaian O sebanding dengan energi yang dikeluarkan, dan semua kebutuhan energi dipenuhi melalui proses aerobik. Secara termodinamika, energi yang tersalur ke otot harus setara dengan energi yang dikelurkan. Keluaran energi ini timbul sebagai kerja yang dilakukan otot, dalam pembentukan ikatan fosfat berenergi tinggi sebagai panas. Panas yang timbul di otot dapat diukur dengan tepat menggunakan thermocouples yang sesuai (Ganong, 2008).Panas istirahat (resting heat), yakni panas yang dilepaskan saat istirahat. Panas yang dihasilkan sebagai kelebihan panas istirahat selama kontrkasi, disebut panas awal, terdiri atas panas pengaktifan( activation heat), panas yang dihasilkan otot saat berkontraksi, dan panas pemendekan ( Shortening heat), yang sebanding dengan besarnya pemendekan otot. Setelah kontraksi, pembentukan panas sebagai kelebihan panas istirahat berlanjut hingga 30 menit. Panas pemulihan (recovery heat) ini adalah panas yang dilepaskan melalui proses metabolisme yang mengembalikan otot ke keadaan sebelum kontraksi (Ganong, 2008).Dalam tubuh, panas dihasilkan oleh gerakan otot, asimilasi makanan, danoleh semua proses vital yang berperan dalam meningkatkan metabolisme basal.Panas dikeluarkan dari tubuh melalui radiasi, konduksi (hantaran ), dan penguapanair di saluran napas dan kulit. Sejumlah kecil panas juga dikeluarkan melalui urinedan feses. Keseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran panas menentukansuhu tubuh. Karena kecepatan reaksi kimia bervariasi sesuai dengan suhu dankarena sistim enzim dalam tubuh memiliki rentang suhu normal yang sempit agarberfungsi optimal, fungsi tubuh normal bergantung pada suhu yang relatif konstan (Ganong, 2008 ).Pengaturan hipotalamus terhadap nafsu makan terutama bergantung pada interaksi antara dua area: pusat lapar lateral di dasar nukleus berkas otak depan medial pada pertemuannya dengan serat-serat palidohipotalamik, serta pusat kenyang medial di nukleus ventromedial. Perangsangan nukleus ventromedial menyebabkan berhenti makan, sedangkan lesi di regio ini menyebabkan hiperfagia dan bila persediaan makanan banyak akan menimbulkan kegemukan (obesitas) hipotalamik. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi masukan makanan. Pada saat cuaca dingin, masukan makanan akan meningkat dan menurun pada cuaca hangat. Peregangan traktus gastrointestinal menghambat nafsu makan, dan kontraksi lambung yang kosong (konstraksi lapar) merangsang nafsu makan, tetapi denervasi lambung dan usus halus tidak mempengaruhi jumlah makanan yang dimakan. Terutama pada manusia, faktor budaya, lingkungan, dan pengalaman masa lalu yang berkaitan dengan melihat, menghidung, dan mencicipi makanan juga mempengaruhi masukan makanan (Ganong, 2008).Kecepatan metabolisme dipengaruhi oleh banyak faktor. Makanan-makanan yang baru saja dimakan juga meningkatkan kecepatan metabolisme karena makanan-makanan tersebut mempunyai kerja dinamik spesifik (specific dynamic action = SDA). SDA suatu makanan adalah banyaknya energi yang harus dikeluarkan selama proses asimilasinya dalam tubuh. Faktor lain yang meangsang metabolisme adalah suhu lingkungan. Jika suhu lingkungan lebih rendah daripada suhu tubuh, mekanisme penghemat panas seperti menggigil, diaktifkan dan kecepatan metabolisme meningkat. Jika suhu cukup tinggi untuk menaikkan suhu tubuh, akan ada percepatan umum proses metabolisme, dan kecepatan metabolisme juga naik (Ganong, 2008).Kecepatan metabolisme yang diukur pada saat istirahat di ruang yang nyaman dalam zona termonetral 12-14 jam setelah makan terakhir disebut kecepatan metabolisme basal/standar (basal metabolic rate = BMR). Kecepatan selama aktivitas normal siang hari tentu saja lebih tinggi daripada BMR karena aktivitas otot dan asupan makanan dan kadang-kadang disebut kecepatan metabolisme lapangan (field metabolic rate). Kecepatan metabolisme maksimum dicapai selama berolahraga dan sering dikatakan sampai sepuluh kali lipat BMR. BMR sorang pria berukuran rata-rata sekitar 2000 kkal/ hari. satu variabel yang berkorelasi baik dengan kecepatan metabolisme pada berbagai spesies yang berbeda adalah luas permukaan tubuh. Hal ini dikarenakan pertukaran panas terjadi di permukaan tubuh (Ganong, 2008).Indeks massa tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupakan cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan (obesitas). Berat badan kurang dapat meningkatkan risiko terhadap penyakit infeksi, sedangkan berat badan lebih akan meningkatkan risiko terhadap penyakit degeneratif. Oleh karena itu, mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup yang lebih panjang3. Obesitas merupakan masalah kesehatan utama di beberapa negara maju maupun negara berkembang. Prevalensi obesitas di dunia terus meningkat secara dramatis dari sekitar 9,4% pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) I (1971-1974) menjadi 14,5% pada NHANES II (1976-1980), 22,5% pada NHANES III (1988-1994) serta 30% pada survei tahun 1999-2004 (Ristianingrum et al, 2010).Pada wanita, BMR pada semua usia sedikit lebih rendah dibanding pria. Kecemasan dan ketegangan meningkatkan BMR karena pada kondisi tersebut sekresi epinefrin meningkat dan meningkatkan ketegangan otot, sekalipun orang tersebut tenang. Pada kelaparan yang berlangsung lama, BMR menurun. Fungsi simpatik juga ditekan, dan penurunan katekolamin sirkulasi juga menjadi penyebab menurunnya BMR. Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan cara sederhana yang digunakan untuk memantau status gizi orang dewasa (usia 18 tahun ke atas), khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. IMT digunakan berdasarkan rekomendasi FAO/WHO/UNO tahun 1985 yang mengatakan bahwa batasan berat badan (BB) normal orang dewasa berdasarkan Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan, juga tidak dapat diterapkan pada keadaan khusus (penyakit) seperti edema, asites, dan hepatomegali.IMT dapat diukur dengan menggunakan rumus berikut:IMT = Dengan keterangan sebagai berikut:BB = berat badan TB = tinggi badanBatas ambang IMT menurut Food Agricultural Organization (FAO) membedakan antara laki-laki (normal 20,1-25,0) dan perempuan (normal 18,7-23,8). Kalori yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar adalah sebesar 2000 kkal/ hari. selain itu, kita juga membutuhkan kalori untuk memenuhi kebutuhan ebergi untuk aktivitas sehari-hari sebesar 500-2.500 kkal/hari. distribusi kalor antara makanan dan karbohidrat, protein, dan lemak sebagian ditentukan oleh rasa dan pertimbangan ekonomi. Protein tingkat I, protein hewani dari daging, ikan, dan telur mengandung asam-asam amino dengan perbandingan yang mendekati cukup untuk keperluan sintesis protein atau penggunan lain. Beberapa protein nabati juga masuk tingkat I, namun kebanyakan adalah tingkat II karena protein ini memberikan proporsi asam amino yang berbeda-beda dan beberapa tidak mempunyai satu atau beberapa asam amino esensial (Ganong, 2008).Nilai kalori masukkan dari makanan harus mendekati sama dengan energi yang dikeluarkan sebagai panas dan kerja jika berat badan akan dipertahankan. Jika masukkan kalori tidak cukup, simpanan protein dan lemak tubuh akan di katabolis, dan kalau masukkannya berlebihan, hasilnya adalah obesitas. Di samping 2000 kkal/hari yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasar, 500-2500 kkal/hari (atau lebih) diperlukan untuk memenuhi kebutuhan energi untuk aktivitas sehari-hari. Distribusi kalori antara makanan dari karbohidrat, protein, dan lemak sebagian ditentukan oleh faktor-faktor fisiologik dan sebagian oleh rasa dan pertimbangan ekonom. Masukkan protein harian sekurang-kurangnya 1 g/kg BB untuk memenuhi kebutuhan 8 asam amino esensial dan asam amino lain yang diperlukan. Sedangkan lemak adalah bentuk makanan yang paling kompak, karena zat makanan ini mensuplai 9,3 kkal/g. Oleh karena itu, asalkan keperluan asam lemak esensial terpenuhi, asupan lemak yang rendah tampak tidak membahayakan dan dianjurkan diet dengan lemak jenuh yang rendah. Untuk karbohidrat merupakan sumber kalori yang paling murah dan menyediakan 50% atau lebih kalori pada kebanyakan diet. Ketika menghitung kebutuhan diet/makanan, biasanya peertama kali diupayakan untuk memenuhi keperluan protein baru kemudian membagi kalori sisanya antara lemak dan karbohidrat, bergantung pada rasa, penghasilan dan faktor-faktor lainnya (Ganong, 2008). Obesitas adalah kelebihan berat badan yang banyak dialami oleh masyarakat karena kurangnya kontrol pada masalah makanan dan kurangnya budaya olahraga. Obesitas sendiri akan berdampak pada berbagai komplikasi kesehatan seperti gangguan sistem muskuloskeletal, kardiovaskuler, gangguan kemampuan fisik dan lain-lain (Widodo dan Wahyuni, 2008). Obesitas merupakan kelebihan massa lemak tubuh. Pada tahun 1998 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan obesitas sebagai penyebab kematian kedua di dunia setelah merokok. Saat ini 1,6 miliar orang dewasa di seluruh dunia mengalami berat badan berlebih (overweight), dan sekurangkurangnya 400 juta diantaranya mengalami obesitas dengan prevalensi penderitanya tiap tahun semakin meningkat. Obesitas terjadi karena asupan makanan yang lebih besar dibandingkan dengan yang dibutuhkan. Hal ini dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti kebiasaan makan, kurang olah raga, dan perilaku kurangnya melakukan aktivitas (Kumalasari et al, 2009).Lemak adalah bentuk makanan yang paling kompak, karena zat makanan ini mensuplai 9,3 kkal/g. Karbohidrat adalah sumber kalori yang paling murah dan menyediakan 50% atau lebih kalori pada kebanyakan diet. Kelebihan berat badan adalah suatu kondisi dimana perbandingan berat badan dan tinggi badan melebihi standar yang ditentukan. Sedangkan obesitas adalah kondisi kelebihan lemak, baik di seluruh tubuh atau terlokalisasi pada bagian bagian tertentu. Obesitas merupakan peningkatan total lemak tubuh, yaitu apabila ditemukan kelebihan berat badan >20% pada pria dan >25% pada wanita karena lemak. Penderita obesitas mengalami penumpukan lemak yang lebih banyak dibandingkan dengan penderita kegemukan untuk jangka waktu yang lama, dan beresiko lebih tinggi untuk terkena beberapa penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus tipe 2 dan sebagainya (Ganong, 2008).Angka normal untuk lemak adalah 12-18% berat tubuh pada pria dan 18-25% berat tubuh wanita. Obesitas dikatakan terjadi jika terdapat kelebihan berat badan 20% karena lemak pada pria dan lebih dari dari 25% pada wanita. Tabel tinggi dan berat badan normal juga banyak digunakan, tetapi nilai yang berkorelasi lebih baik dengan lemak tubuh adalah Indeks Massa Tubuh (BMI), yakni berat badan (dalam kg) dibagi dengan tinggi badan pangkat dua (dalam m). Nilai normal untuk indeks ini adalah 20-25 kg/m2.

Gambar 1. Grafik BMI untuk orang dewasa atau sekitar umur 20 tahun.( http://www.bodymassindexchart.org/bmi-chart/)Massa tubuh orang yang kurus (tanpa lemak) naik hingga mendatar pada usia dekade ketiga, kemudian pada pria menurun dengan kecepatan yang semakin besar mengikuti pertambahan umur. Pada wanita, penurunan ini kecil hingga usia 50-55 tetapi menjadi cepat sesudah itu. Akibatnya, jika asupan makanan tidak dikurangi dengan semakin bertambahnya usia, akan terjadi obesitas. Di samping itu, kecepatan metabolisme basal menurun sesuai dengan pertambahan usia.Tabel 1. Klasifikasi Internasional untuk orang dewasa dalam kelebihan berat badan dan obesitas menurut penilaian BMI.ClassificationBMI(kg/m2)

Principal cut-off pointsAdditional cut-off points

Underweight100% (Obesitas berat ditemukan sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk).Resiko kesehatan yang berhubungan dengan obesitas akan meningkat sejalan dengan meningkatnya angka BMI:Resiko rendah: BMI < 27Resiko menengah: BMI 27-30Resiko tinggi: BMI 30-35Resiko sangat tinggi: BMI 35-40Resiko sangat sangat tinggi: BMI 40 atau lebih.Berbagai penelitian memperlihatkan bahwa, secara rata-rata, orang yang gemuk tidak makan lebih banyak daripada orang kurus.Salah satu penjelasan yang mungkin adalah bahwa orang yang kegemukan tidak makan berlebihan, tetapi kurang bergerak. Penelitian-penelitian memperlihatkan bahwa tingkat aktivitas fisik yang sangat rendah tidak disertai oleh penurunan pemasukan makanan yang setara. Penjelasan lain adalah bahwa kelebihan pemasukan makanan energi terjadi hanya ketika kegemukan sedang berlangsung. Kegemukan dan obesitas merupakan dua hal yang berbeda. Namun, keduanya sama-sama menunjukkan adanya penumpukan lemak yang berlebihan di dalam tubuh, yang ditandai dengan peningkatan nilai indeks masa tubuh di atas normal. Microbial community atau komunitas mikrobia merupakan sekelompok mikroba yangt hidup pada suatu bagian tubuh tertentu pada manusia. Keberadaan mikroba ini dapat menyebabkan terjadinya obesitas. Contohnya serat didalam usus besar akan terkonvensi menjadi glukosa dengan bantuan mikroorganisme yang menghasilkan enzim selulase akan terurai menjadi SCFA (Sort Chain Fatty Acid), CO2 dan H2. Keberadaan CO2 dan H2 ini akan menekan kadar SCFA. CO2 dan H2 ini dapat meembentuk CH4 bila terdapat bakteri meatanoge Methanobacterium smithii. Bila jumlah Methanobacterium smithii berlebih, maka produksi SCFA di dalam usus besar akan meningkat karena sebagian besar CO2 dan H2 akan terkonvensi menjadi CH4. Akibatnya SCFA akan tertimmbun di dalam tubuh dan teerjadilah obesitas. Jadi, tidak menutup kemungkinan seseorang vegetarian dapat mengalami obesitas walaupun dia hanya menkonsumsi seraat atau sayur bila jumlah Methanobacterium smithii berlebih di dalam tubuh. Obesitas adalah penimbunan lemak yang berlebihan pada jaringan tubuh. Obesitas dapat dikenali dengan tanda dan gejala sebagai berikut: dagu rangkap, leher relative pendek, dada yang menggembung dengan payudara yang membesar mengandung lemak, perut membuncit dan dinding perut berlipat-lipat seta kedua tungkai umumnya berbentuk X dengan pangkal paha bagian dalam saling menempel menyebabkan laserasi dan ulserasi yang dapat menimbulkan bau tak sedap. Studi tentang pasien gemuk sekali menunjukkan bahwa suatu proporsi kegemukan yang sangat besar diakibatkan oleh faktor pshychogenic. barangkali faktor pshychogenic yang paling umum contributingto kemegukan menjadi gagasan yang lazim yang sehat makan kebiasaan memerlukan tiga makanan [adalah] suatu hari dan bahwa masing-masing makanan harus mengisi (Guyton, 1996).Penderita obesitas mengalami penumpukan lemak yang lebih banyak dibandingkan dengan penderita kegemukan untuk jangka waktu yang lama, dan beresiko lebih tinggi untuk terkena beberapa penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus tipe 2 dan sebagainya. Obesitas menyebabkan peradangan yang merusakkan gondok, yang mana mengeluarkan hormon untuk mengatur metabolisme dan fungsi penting lain. mereka mengevaluasi 186 di atas berat/beban dan anak-anak gemuk sekali untuk sekitar tiga tahun, menguji thryoid hormon mengukur dan zat darah penyerang kuman gondok dan imaging kelenjar/penekan yang gondok menggunakan ultrasound. Penanganan obesitas mempunyai beberapa cara tatalaksana diet, adalah tetap menyediakan makanan dengan nutrient yang cukup optimum (nutrisi seimbang), serta yang perlu diperhatikan adalah membiasakan hidup sehat. Hanya dalam mengeliminasi makanan kecil, mengurangi makanan mengandung tinggi gula / lemak atau minum-minuman manis dapat menghasilakn penurunan berat badan. Cara mengatur makanan lain yaitu dengan cara diet traffic light, makanan dibagi dalam kelompok seperti warna traffic light. Makanan-makanan dikategorikan kedalam makanan hijau yaitu makanan yan dapat dimakan dalam jumlah tanpa batas, sebagai contoh makanan non fat/low fat adalah : ikan, sebagian besar buah-buahan dan sayur-sayuran, susu rendah/bebas lemak, keju bebas lemak. Makanan kuning, seperti gandum, ubi rambat. Makanan dalam kategori kuning boleh dikonsumsi secara terbatas yaitu hanya dalam waktu makan. Yang termasuk makanan merah adalah makanan yang tidak boleh dimakan atau boleh dimakan hanya seminggu sekali, meliputi : makanan tinggi lemak, kacang-kacangan, margarine, cokelat, makanan digoreng. Diet dengan cara mengurangi konsumsi makanan dalam kelompok makanan merah menunjukkan keberhasilan bila dikombinasikan dengan komponen perubahan perilaku dan aktifitas fisik. Diet tersebut sama dengan diet rendah lemak jenuh, gula dan garam, serta makan banyak sayuran dan buah.Ketika di atas berat badan mencoba untuk menyimpan semua untuk mampu memberi makan dirinya sendiri lebih baik, tetapi yang semakin gemuk mengenakan semakin itu berpikir harus mendukung berat/beban ekstra. ketika badan adalah di bawah berat/beban dan ilmu gizi bukanlah suatu masalah sangat mencoba untuk menyimpan semua gemuk, metabolisme adalah tinggi/kelebihan di dalam makanan dan kamu lewat segalanya selain itu, yang gemuk ketika kamu mempunyai semua jenis ilmu gizi dan makanan yang nampaknya tanpa akhir.Beberapa cara untuk menentukan obesitas diantaranya desintrometri, pengukuran total kalium tubuh, total air tubuh, USG,CT,MRI, pengukuran antropometri dengan mengkur berat badan total, tinggi badan, tebal lemak subkutis, anjang lingkar bagian tubuh tertentu, dan perhitungan berdasarkan nilai angka antropometri, diantaranya BMI,WHR, indeks ponderal, indeks broca, v/s,w/sks/,tetapi semuanya belum dapat digunakan sebagai standar utama mengukur total lemak tubuh. Cara yang paling sering digunakan diklinik dan dilapangan dalam menetukan obesitas adalah mengukur berat badan relative (berat badan subyek dibagi berat badan standar untuk tinggi tertentu), dan indeks masa tubuh (IMT/BMI), berat dibagi kuadrat tinggi badan. Dari segi makanan, hendaknya untuk sementara mengurangi atau sementara mmengurangi atau bahkan bahkan menghindari makanan yang berlemak, begitu juga makanan yang manis-manis. Makanan sumber lemak tinggi banyak terdapat makanan fast foot dan lain-lain yang memiliki kontribusi terhaadap kegemukan. Sangat dianjurkan mengkonsumsikan makanaan bersderta tinggi. Serat makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti sayuran dan buah-buahan mempunyai efek mengenyangkan dan relative rendah kalori tetapi kaya akan vitamin dan mineral.Satuan standard energi menjadi kalori, menggambarkan sebagai temperatur 1 g air 1 derajat tingkat, dari 15 [bagi/kepada] 16 celcius, apakah unit kalori gram, kalori kecil, atau kalori standard. unit yang biasanya yang digunakan di dalam phsyology dan obat kedokteran menjadi kalori, atau kilokalori (Ganong, 2008).Faktor lain yang menyebabkan perbedaan berat badan dan tingi badan yaitu perbedaan asupan makanan dan gizinya. Masing-masing OP mungkin memiliki asupan gizi dan kebutuhan nutrisi sehari-hari yang berbeda. Kondisi yang mempengaruhi kebutuhan gizi sehari-hari diantaranya bobot badan, tinggi badan, jenis kelamin, usia serta aktivitas, perlu juga diperhatikan apakah seseorang sedang menderita penyakit. Selain itu pula faktor genetic bias menjadi penentu perbedaan berat badan dan tinggi badan.

VII. PENUTUP7.1 KesimpulanKesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai berikut:1. Tempat pengukuran suhu tubuh berada pada aksila dan oral (mulut).2. Suhu tubuh dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti exercise, hormone, sistim saraf, suhu tubuh, asupan makanan, dan faktor lainnya.3. Cara mengukur suhu tubuh adalah dengan menggunakan thermometer..4. Rata-rata suhu tubuh di oral OP adalah 36-370C.5. Cara mengukur suhu tubuh haruslah secara benar, yaitu dengan menurunkan air raksa pada thermometer terlebih dahulu kemudian mengeringkannya dan menaruh pada bagian yang akan diukur (aksila maupun oral) dan memberi perlakuan serta waktu sesuai dengan penelitian yang akan diujikan (istirahat, aktivitas, berkumur air es, dll). Dan jangan lupa melihat suhu dengan mata sejajar dengan thermometer. Kesalahan dalam praktikum dapat terjadi apabila OP tidak mengikuti langkah kerja dengan baik.6. Cara mengukur berat badan adalah dengan menimbang pada timbangan berat badan, dan cara mengukur tinggi badan adalah dengan menggunakan microtoise atau meteran.7.2 SaranSebaiknya praktikum dilakukan dengan serius dan teliti agar hasil yang dapatkan maksimal.

DAFTAR PUSTAKAGanong, F. William. 2008.Fisiologi Kedokteran. ECG: Jakarta.Guyton. 1996. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. EGC : JakartaIsnaeni, Wiwi. 2006.Fisiologi Hewan. Bandung : PT. Rineka Cipta.Kumalasari T,S., Saryono, Purnawan I. 2009. Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Kadar Asam Urat Darah Pada Penduduk Desa Banjaranyar Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing). Volume 4 (3).

Ristianingrum I., Rahmawati I., Rujito L. 2010. Hubungan Antara Indeks Massa Tubuh (Imt) Dengan Tes Fungsi Paru. Mandala of Healt. Vol. 4 (2).

Widodo W.S. & Wahyuni. 2008. Korelasi Antara Kegemukan Dengan Peningkatan Kurva Lumbal Bidang Sagital. Jurnal kesehatan. Vol.1 (2).