Upload
ngotram
View
253
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
16
ANGGARAN RUMAH TANGGA PERSATUAN BOLING INDONESIA
BAB I
LANDASAN HUKUM
Pasal 1 Landasan hukum dari penyusunan Anggaran Rumah Tangga PBI adalah Anggaran dasar PBI BAB IX Pasal 28.2
BAB II ORGANISASI KEPENGURUSAN
Pasal 2
TUGAS, DAN TANGGUNG JAWAB PENGURUS Tugas, wewenang dan tanggung jawab anggota Pengurus PBI Pusat/PBI Provinsi/PBI Kabupaten-Kota/Perkumpulan, yang masing-masing disesuaikan dengan lingkup tugasnya, adalah sebagai berikut: 2.1 Ketua Umum:
a. Memimpin, mengurus dan mengelola organisasi sesuai dengan tujuan PBI. b. Melaksanakan kebijaksanaan umum dalam mengurus organisasi yang telah
digariskan oleh MUSORNAS/MUSORPROV/RUAP. c. Menyusun, Mengangkat dan memberhentikan Pengurus PBI-Pusat/Provinsi/
Kabupaten-Kota/Perkumpulan. d. Menetapkan kebijaksanaan umum organisasi sesuai dengan kebijaksanaan
umum. e. Berhak dan berwewenang bertindak atas nama Pengurus. f. Berhak dan berwewenang memberikan mandat kepada Pengurus yang
ditunjuk untuk mewakilinya. g. Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada MUSORNAS/
MUSORPROV/RUAP. 2.2 Wakil Ketua Umum/Ketua Harian:
a. Mewakili tugas-tugas Ketua Umum apabila Ketua Umum berhalangan. b. Melaksanakan fungsi koordinasi terhadap kegiatan bidang-bidang.
c. Melaksanakan pengawasan dan merumuskan saran dan tindakan atas
segala penyimpangan pelaksanaan kegiatan organisasi.
17
d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum berdasarkan kepentingan organisasi dan dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua Umum.
2.3 Sekretaris Jenderal/Sekretaris Umum/Sekretaris:
a. Mengatur pelaksanaan bidang administrasi dan sistim pendataan yang baik
antar bidang, berupa kegiatan ketatausahaan, pembinaan personil, pemeliharaan material dan kelengkapan sehingga terbentuk infrastruktur organisasi yang kokoh.
b. Mewakili Ketua Harian/Ketua Umum, apabila berhalangan. c. Menyusun anggaran kesekretariatan dan kantor PBI serta menyusun
laporan kegiatan PBI dari kegiatan bidang-bidang yang ada. d. Mempersiapkan rapat-rapat pengurus dan menyusun notulen rapat. e. Mempersiapkan penyelenggaraan MUSORNAS/Rapat Kerja Nasional PBI
Pusat/ MUSORPROV/Rapat Kerja Provinsi/RUAP. f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum berdasarkan
kepentingan organisasi dan dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua Umum.
2.4 Wakil Sekretaris Jenderal/Wakil Sekretaris Umum/Wakil Sekretaris:
a. Mewakili Sekretaris Jenderal/Sekretaris Umum, apabila berhalangan. b. Membantu Sekretaris Jenderal/Sekretaris Umum dalam menjalankan tugas
wewenang dan tanggung jawabnya sebagaimana tersebut diatas. c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum berdasarkan
kepentingan organisasi dan dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Sekretaris Jenderal/Sekretaris.
2.5 Bendahara:
a. Mengatur dan mengelola kebijakan umum dalam bidang keuangan serta
menyusun perencanaan anggaran PBI. b. Mengusahakan penggalian sumber dana, dengan mendirikan, mengatur dan
mengendalikan Badan Usaha yag berstatus hukum sesuai dengan peraturan yang berlaku dalam mendukung pembiayaan semua kegiatan PBI Pusat/PBI Provinsi/Kabupaten-Kota/Perkumpulan demi meningkatkan prestasi anggota/atlit/pelatih. (Badan Usaha PBI hanya di tingkat PBI Pusat).
c. Mengelola dan mengawasi anggaran dari semua bidang, serta membuat
pembukuan dan laporan keuangan secara periodik kepada pengurus sesuai dengan peraturan yang berlaku.
18
d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum berdasarkan kepentingan organisasi dan dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua Umum.
2.6 Wakil Bendahara:
a. Mewakili Bendahara, apabila berhalangan. b. Membantu Bendahara dalam menjalankan tugas wewenang dan tanggung
jawabnya sebagaimana tersebut diatas. c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum berdasarkan
kepentingan organisasi dan dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Bendahara.
2.7 Ketua Bidang Pembinaan dan Pengembangan Provinsi/Perkumpulan:
(Hanya di tingkat Pusat dan Provinsi) a. Mengendalikan kegiatan yang dapat menciptakan hubungan baik antar
anggota/PBI di dalam negeri, serta melakukan pengawasan terhadap jalannya organisasi dibawah naungan PBI, searah dengan kebijakan PBI.
b. Mengusahakan perluasan organisasi berupa penambahan jumlah PBI-
Provinsi atau perkumpulan boling atau jumlah lintasan boling dan selalu mendalami persoalan organisasi yang timbul akibat perkembangan tertentu, terutama yang menyebabkan mundurnya perkembangan organisasi dibawah naungan PBI.
c. Menyusun anggaran dan kegiatan bidangnya serta menyusun laporan hasil
dari kegiatan bidangnya secara periodik. d. Melaksanakan kegiatan lain yang belum tercakup dalam kegiatan media dan
promosi, yang menyangkut hal hubungan masyarakat untuk menyampaikan semua kegiatan PBI.
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum berdasarkan
kepentingan organisasi dan dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua Umum.
2.8 Wakil Ketua Bidang Pembinaaan dan Pengembangan Provinsi/ Perkumpulan:
a. Mewakili Ketua Bidangnya, apabila berhalangan. b. Membantu Ketua Bidangnya dalam menjalankan tugas wewenang dan
tanggung jawabnya sebagaimana tersebut diatas. c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum berdasarkan
kepentingan organisasi dan dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua Bidangnya.
19
2.9 Ketua Bidang Pembinaan dan Pengembangan Prestasi:
a. Melaksanakan dan mengawasi bidang jalannya pembinaan prestasi, yang
dapat meningkatkan prestasi anggota/atlit/Pelatih secara nasional sesuai program yang sudah ditetapkan PBI serta mendalami persoalan pembinaan prestasi yang timbul akibat perkembangan tertentu, terutama yang menyebabkan mundurnya prestasi anggota/Atlit/pelatih secara nasional.
b. Mengusahakan penggalian dan penerapan berbagai disiplin ilmu yang tepat
untuk memajukan prestasi anggota/Atlit/pelatih. c. Menyusun anggaran dan kegiatan bidangnya serta menyusun laporan hasil
dari kegiatan bidangnya secara periodik. d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum berdasarkan
kepentingan organisasi dan dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua Umum.
2.10 Wakil Ketua Bidang Pembinaaan dan Pengembangan Prestasi:
a. Mewakili Ketua Bidangnya, apabila berhalangan. b. Membantu Ketua Bidangnya dalam menjalankan tugas wewenang dan
tanggung jawabnya sebagaimana tersebut diatas. c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum berdasarkan
kepentingan organisasi dan dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua Bidangnya.
2.11 Ketua Bidang Pertandingan:
a. Mengatur dan mengawasi jalannya kalender pertandingan tahunan yang
diselenggarakan dibawah naungan PBI searah dengan kebijakan PBI, agar mutu penyelenggaraan pertandingan tetap bernilai tinggi dalam rangka pembinaan prestasi melalui pertandingan dapat membangun jiwa sportifitas antar anggota/PBI di dalam negeri maupun di luar negeri.
b. Menyusun anggaran dan kegiatan bidangnya serta menyusun laporan hasil
dari kegiatan bidangnya secara periodik. c. Membina personil di bawah naungan PBI mengenai pemahaman peraturan
pertandingan dan arbitrase sebagai wadah penyelesaian persengketaan peraturan pertandingan serta mendalami persoalan peraturan pertandingan yang timbul akibat perkembangan tertentu untuk dicari cara penyelesaiannya.
d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum berdasarkan
kepentingan organisasi dan dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua Umum.
20
2.12 Kepala Biro/Kepala Seksi/Seksi Pengawas Peraturan Pertandingan dan Perwasitan:
a. Mengawasi kegiatan langsung dilapangan terhadap semua peraturan pertandingan dan perwasitan sesuai peraturan dan ketetapan pertandingan yang berlaku pada setiap kejuaraan.
b. Membantu dan mewakili Ketua Bidang Pertandingan dalam hal yang
berkaitan dengan peraturan pertandingan dan perwasitan.
c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum berdasarkan kepentingan organisasi dan dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua Bidangnya.
2.13 Kepala Biro/Kepala Seksi/Seksi Ranking Anggota dan Average:
a. Memeriksa Ranking prestasi Anggota dan memeriksa tata cara penentuan bobot naik turunnya average Anggota.
b. Membantu dan mewakili Ketua Bidang Pertandingan dalam hal yang
berkaitan dengan Ranking Anggota dan Average.
c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum berdasarkan kepentingan organisasi dan dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua Bidangnya.
2.14 Ketua Bidang Media dan Promosi:
a. Mengusahakan perjanjian kerjasama usaha di bidang Media dalam rangka
memasyarakatkan olahraga boling terutama perjanjian kerjasama usaha penayangan pertandingan di televisi sehingga hasil usaha tersebut dapat dipakai untuk meningkatkan prestasi anggota/atlit/pelatih sesuai program yang sudah ditetapkan PBI.
b. Menyusun anggaran dan kegiatan bidangnya serta menyusun laporan hasil
dari kegiatan bidangnya secara periodik. c. Menyampaikan dan menerbitkan bahan-bahan yang bersifat informasi dan
pengetahuan boling dalam bentuk majalah, buku-buku, dll. yang dapat membantu kemajuan prestasi boling.
d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum berdasarkan
kepentingan organisasi dan dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua Umum.
2.15 Wakil Ketua Bidang Media dan Promosi:
a. Mewakili Ketua Bidangnya, apabila berhalangan. b. Membantu Ketua Bidangnya dalam menjalankan tugas wewenang dan
tanggung jawabnya sebagaimana tersebut diatas.
21
c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum berdasarkan kepentingan organisasi dan dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua Bidangnya.
2.16 Ketua Bidang Hupmas:
a. Melaksanakan kegiatan lain yang belum tercakup dalam kegiatan media dan
promosi, yang menyangkut hal hubungan masyarakat untuk menyampaikan semua kegiatan PBI.
b. Menyusun anggaran kehumasan dan kegiatan bidangnya serta menyusun
laporan hasil dari kegiatan bidangnya secara periodik. c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum berdasarkan
kepentingan organisasi dan dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua Umum.
2.17 Ketua Bidang Hubungan Internasional: (Hanya di tingkat Pusat)
a. Menjalin hubungan luar negeri, yang dapat menciptakan hubungan baik PBI
di dunia international dan menyerap keberhasilan organisasi negara lain terutama metode baru pelatihan atlit/pelatih untuk diterapkan demi peningkatan prestasi organisasi dibawah naungan PBI.
b. Menyusun anggaran dan kegiatan bidangnya serta menyusun laporan hasil
dari kegiatan bidangnya secara periodik. c. Memonitor perubahan peraturan bidang pertandingan internasional dan
persyaratan keanggotaan IBC di luar negeri yang timbul akibat perkembangan tertentu.
d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum berdasarkan
kepentingan organisasi dan dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua Umum.
2.18 Wakil Ketua Bidang Hubungan Internasional:
a. Mewakili Ketua Bidangnya, apabila berhalangan. b. Membantu Ketua Bidangnya dalam menjalankan tugas wewenang dan
tanggung jawabnya sebagaimana tersebut diatas. c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum berdasarkan
kepentingan organisasi dan dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua Bidangnya.
22
Pasal 3 TATA CARA PEMILIHAN PENGURUS
Tata cara pemilihan Pengurus PBI Pusat/PBI Provinsi/Kabupaten-Kota/Perkumpulan terdiri dari 2 (dua) alternatif sebagai berikut: 3.1 Tata cara pemilihan langsung Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum/Ketua Harian.
-- a. MUSORNAS/MUSORPROV//RUAP memilih seorang Ketua Umum dari calon-
calon yang diajukan oleh peserta MUSORNAS/MUSORPROV/RUAP yang telah menyatakan kesediaannya secara tertulis untuk dicalonkan.
b. Ketua Umum menyusun Pengurus PBI Pusat/PBI Provinsi/Perkumpulan
dalam batas waktu selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah MUSORNAS/MUSORPROV/RUAP berakhir.
3.2 Tata cara pemilihan melalui Formatur
a. MUSORNAS/MUSORPROV/RUAP memilih Formatur yang terdiri dari 3 (tiga)
orang. b. Formatur menyusun Pengurus PBI Pusat/PBI Provinsi/PBI Kabupaten-
Kota/Perkumpulan dalam batas waktu selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah MUSORNAS/MUSORPROV/RUAP berakhir.
Pasal 4
FUNGSI PENGURUS TERHADAP MUSORNAS/MUSORPROV/RUAP 4.1 Pengurus PBI Pusat/PBI Provinsi/Perkumpulan wajib menyelenggarakan
MUSORNAS/MUSORPROV/RUAP selambat-lambatnya pada akhir masa baktinya. 4.2 Peserta:
a. Dalam MUSORNAS setiap Provinsi dapat diwakili oleh sebanyak-banyaknya
3 (tiga) orang utusan yang terdiri dari anggota Pengurus PBI Provinsi dengan membawa mandat dari Ketua Umum Pengurus PBI Provinsi.
b. Dalam MUSORPROV setiap Perkumpulan dapat diwakili oleh sebanyak-
banyaknya 2 (dua) orang utusan yang terdiri dari anggota Pengurus Perkumpulan yang membawa mandat dari Ketua Pengurus Perkumpulan.
c. RUAP dapat dihadiri oleh seluruh Anggota Biasa yang tergabung dalam
Perkumpulan. 4.3 Anggota Pengurus PBI Pusat/PBI Provinsi/PBI Kabupaten-Kota/Perkumpulan
secara lengkap menghadiri MUSORNAS/MUSORPROV/RUAP sebagai peninjau tanpa hak suara.
4.4 Segala biaya utusan PBI Provinsi/PBI Kabupaten-Kota/Perkumpulan/Anggota
untuk menghadiri MUSORNAS/MUSORPROV/RUAP menjadi tangung jawab masing-masing PBI Provinsi/PBI Kabupaten-Kota/Perkumpulan/Anggota terkecuali apabila
23
Pengurus PBI Pusat/Pengurus PBI Provinsi/PBI Kabupaten-Kota/Perkumpulan mengambil kebijaksanaan khusus.
4.5 Waktu, tempat MUSORNAS/MUSORPROV/RUAP dan laporan Pertanggung jawaban
Pengurus PBI Pusat/PBI Provinsi/PBI Kabupaten-Kota/Perkumpulan wajib disampaikan dengan surat tercatat oleh Pengurus PBI Pusat/PBI Provinsi/PBI-Kabupaten-Kota/Perkumpulan Paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum MUSORNAS/MUSORPROV/RUAP diselenggarakan dan dalam hal MUSORNAS/MUSORPROV/RUAP Luar Biasa sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) hari sebelum MUSORNAS/MUSORPROV/RUAP Luar Biasa tersebut diselenggarakan.
4.6 Pengajuan materi sidang dari PBI Provinsi/PBI Kabupaten-
Kota/Perkumpulan/Anggota harus disampaikan secara tertulis dan diterima oleh Pengurus PBI Pusat/PBI Provinsi/PBI Kabupaten-Kota/Perkumpulan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum MUSORNAS/MUSORPROV/RUAP.
4.7 MUSORNAS/MUSORPROV/RUAP dapat diadakan dalam satu kali sidang atau lebih.
Pasal 5 TATA TERTIB MUSORNAS, MUSORPROV DAN RUAP
5.1 Pimpinan sidang sampai dengan terpilihnya Ketua Sidang MUSORNAS/
MUSORPROV/RUAP dilaksanakan oleh Ketua Umum Pengurus PBI Pusat/PBI Provinsi/PBI Kabupaten-Kota/Perkumpulan.
5.2 Pengesahan MUSORNAS/MUSORPROV/RUAP dilaksanakan berdasarkan korum
peserta yang tercatat dalam daftar hadir. Apabila korum tidak tercapai maka MUSOR-NAS/MUSORPROV/RUAP ditunda selama 30 (tiga puluh) menit dan setelah itu MUSORNAS/MUSORPROV/RUAP dapat dilangsungkan.
5.3 Dalam pemilihan Ketua dan Sekretaris Sidang, anggota Pengurus PBI
Pusat/Pengurus PBI Provinsi/Pengurus PBI Kabupaten-Kota/Pengurus Perkumpulan tidak mempunyai hak dipilih.
5.4 Pengesahan agenda sidang dilaksanakan berdasarkan materi sidang yang telah
diajukan sesuai ART pasal 4 ayat 6. 5.5 Pengambilan keputusan dalam MUSORNAS/MUSORPROV/RUAP diusahakan sejauh
mungkin secara musyawarah untuk mufakat, apabila pengambilan keputusan tersebut tidak dapat dilaksanakan, maka pengambilan keputusan dilakukan atas dasar suara terbanyak yakni 50 % tambah 1 (satu) dari jumlah hak suara yang ada. Apabila pengambilan keputusan tetap tidak dapat dilakukan, maka pengambilan keputusan ditunda untuk sidang selanjutnya dan apabila dalam sidang selanjutnya tetap tidak dapat diambil keputusan, maka hal yang harus diputuskan ditunda lagi untuk sidang selanjutnya sampai ada kesepakatan.
5.6 Setiap PBI Provinsi/PBI Kabupaten-Kota/Perkumpulan/Anggota berhak atas satu
suara. 5.7 Pemungutan suara yang menyangkut nama orang wajib dilakukan secara rahasia.
24
5.8 Hak suara setiap PBI Provinsi/PBI Kabupaten-Kota/Perkumpulan/Anggota tidak dapat diwakilkan kepada PBI Provinsi/PBI Kabupaten-Kota/Perkumpulan/Anggota lainnya.
Pasal 6
FUNGSI PENGURUS TERHADAP RAPAT KERJA 6.1 Pengurus PBI Pusat/PBI Provinsi wajib menyelenggarakan Rapat Kerja
Nasional/Rapat Kerja Provinsi sekali setahun. 6.2 Setiap PBI Provinsi/PBI Kabupaten-Kota/Perkumpulan diwakili oleh sebanyak-
banyaknya 2 (dua) orang utusan yang terdiri dari anggota Pengurus PBI Provinsi/PBI Kabupaten-Kota/Perkumpulan dengan membawa mandat dari Ketua Umum Pengurus PBI Provinsi/PBI Kabupaten Kota/Perkumpulan.
6.3 Segala biaya utusan PBI Provinsi/PBI Kabupaten-Kota/Perkumpulan untuk
menghadiri Rapat Kerja menjadi tanggung jawab masing-masing PBI Provinsi/PBI Kabupaten-Kota/Perkumpulan terkecuali apabila pengurus PBI Pusat/PBI Provinsi mengambil kebijaksanaan khusus
6.4 Acara, waktu dan tempat Rapat Kerja wajib diberitahukan kepada Peserta Sidang
sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sebelum Rapat diselenggarakan: a. PBI Pusat/PBI Provinsi wajib menyampaikan Laporan Kerja Tahun terakhir
kepada peserta Rapat selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum sidang. b. Anggota Pengurus PBI-Pusat/PBI-Provinsi wajib menyampaikan Laporan
Kerja Tahun Terakhir dan selambat-lambatnya diterima PBI Pusat/PBI Provinsi 3 (tiga) minggu sebelum sidang.
Pasal 7
TATA TERTIB RAPAT KERJA 7.1 Pimpinan sidang adalah Ketua Umum Pengurus PBI Pusat/PBI Provinsi 7.2 Pengesahan Rapat Kerja dilaksanakan berdasarkan korum peserta yang tercatat
dalam daftar hadir, apabila korum tidak tercapai maka Rapat Kerja ditunda selama 30 (tiga puluh) menit dan setelah itu Rapat Kerja dapat dilangsungkan.
7.3 Pengambilan keputusan dalam RAKERNAS/RAKERPROV/RAKERUAP diusahakan
sejauh mungkin secara musyawarah untuk mufakat, apabila pengambilan keputusan tersebut tidak dapat dilaksanakan, maka pengambilan keputusan dilakukan atas dasar suara terbanyak yakni 50 % tambah 1 (satu) dari jumlah hak suara yang ada. Apabila pengambilan keputusan tetap tidak dapat dilakukan, maka pengambilan keputusan ditunda untuk sidang selanjutnya dan apabila dalam sidang selanjutnya tetap tidak dapat diambil keputusan, maka hal yang harus diputuskan ditunda lagi untuk sidang selanjutnya sampai ada kesepakatan.
7.4 Pengesahan agenda sidang dilaksanakan berdasarkan materi sidang yang telah
diajukan sesuai ART pasal 4 ayat 6.
25
BAB III KELENGKAPAN ORGANISASI
Pasal 8
MUSYAWARAH OLAHRAGA BOLING NASIONAL (MUSORNAS) 8.1 MUSORNAS merupakan sidang wakil-wakil PBI Provinsi dan merupakan forum
musyawarah tertinggi organisasi. 8.2 Tugas dan Wewenang:
a. Menetapkan dan merubah Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga,
Peraturan Pertandingan dan Peraturan PBI lainnya. b. Menetapkan kebijaksanaan umum PBI. c. Meminta dan mengesahkan pertanggung jawaban Pengurus PBI Pusat. d. Mengangkat dan memberhentikan Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum
PBI-PUsat
8.3 Pengurus PBI-Pusat berkewajiban menyelenggarakan MUSORNAS sekali dalam 4 (empat) tahun, dan diadakan ditempat kedudukan PBI-Pusat.
8.4 MUSORNAS dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3
(dua per tiga) bagian dari jumlah PBI Provinsi yang sah menghadiri MUSORNAS tersebut.
8.5 Ketua PBI-Pusat berkewajiban memanggil dan menyelenggarakan MUSORNAS
Luar Biasa atas permintaan tertulis dari beberapa PBI Provinsi yang secara bersama-sama mewakili dari jumlah 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah PBI Provinsi yang terdaftar pada PBI-Pusat pada tanggal permintaan diajukan.
Pasal 9
RAPAT KERJA NASIONAL 9.1 Rapat Kerja Nasional adalah sidang yang dihadiri oleh Pengurus PBI Pusat dan
Pengurus PBI Provinsi 9.2 Tugas dan Wewenang:
a. Menetapkan dan merubah Anggaran Rumah Tangga, Peraturan
Pertandingan dan peraturan PBI lainnya. b. Melakukan evaluasi terhadap rencana kerja tahun berjalan dan menyusun
rencana kerja tahun berikutnya bagi Pengurus PBI Pusat dan Pengurus PBI Provinsi.
9.3 Rapat Kerja Nasional diadakan minimal sekali setahun dan khusus untuk tahun
terakhir masa jabatan, maka Rapat Kerja Nasional digabung menjadi MUSORNAS
26
9.4 Rapat Kerja Nasional dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ (setengah) bagian dari jumlah PBI Provinsi yang dipanggil menghadiri Rapat Kerja Nasional tersebut.
Pasal 10
RAPAT PENGURUS PBI PUSAT 10.1 Rapat Pengurus PBI Pusat adalah rapat yang dihadiri oleh anggota Pengurus PBI
Pusat 10.2 Tugas dan wewenang:
a. Menetapkan Rencana Kerja Pengurus PBI Pusat. b. Menetapkan Kebijaksanaan pelaksanaan Rencana Kerja dan
Pengawasannya. c. Menetapkan dan merubah ketetapan-ketetapan PBI dalam menghadapi
perkembangan tertentu. 10.3 Rapat Pengurus PBI Pusat dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh sekurang-
kurangnya ½ (setengah) dari jumlah anggota Pengurus PBI Pusat.
Pasal 11 MUSYAWARAH OLAHRAGA BOLING PROVINSI (MUSORPROV)
11.1 MUSORPROV merupakan sidang wakil-wakil Perkumpulan yang tergabung dibawah
PBI-Provinsi yang bersangkutan. 11.2 Tugas dan Wewenang:
a. Menetapkan kebijaksanaan umum PBI Provinsi. b. Meminta dan mengesahkan pertanggung jawaban Pengurus PBI Provinsi. c. Mengangkat dan memberhentikan Ketua Umum dan Ketua Harian PBI
Provinsi. 11.3 MUSORPROV diadakan sekali dalam 4 (empat) tahun dan diadakan di tempat
kedudukan PBI-Provinsi yang bersangkutan. 11.4 MUSORPROV dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3
(dua per tiga) bagian dari jumlah Perkumpulan yang sah menghadiri MUSORPROV tersebut.
11.5 Ketua PBI-Provinsi berkewajiban memanggil dan menyelenggarakan MUSORPROV
Luar Biasa atas permintaan tertulis dari beberapa Perkumpulan yang secara bersama-sama mewakili dari jumlah 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah Perkumpulan yang terdaftar pada PBI-Provinsi pada tanggal permintaan diajukan.
27
Pasal 12 RAPAT KERJA PROVINSI
12.1 Rapat Kerja Provinsi adalah rapat yang dihadiri oleh Pengurus PBI Provinsi dan
Pengurus Perkumpulan yang tergabung dibawah PBI-Provinsi yang bersangkutan. 12.2 Tugas dan Wewenang:
a. Menetapkan dan merubah ketetapan-ketetapan PBI Provinsi dalam
menghadapi pekembangan tertentu. b. Membahas Laporan Kerja Tahunan anggota Pengurus Provinsi dan Pengurus
Perkumpulan. 12.3 Rapat Kerja Provinsi diadakan sekali setahun dan khusus untuk tahun terakhir
masa jabatan, maka Rapat Kerja Provinsi digabung menjadi MUSORPROV. 12.4 Rapat Kerja Provinsi dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh sekurang-
kurangnya ½ (setengah) bagian dari jumlah Perkumpulan yang dipanggil menghadiri Rapat Kerja Provinsi tersebut.
Pasal 13
RAPAT PENGURUS PBI PROVINSI 13.1 Rapat Pengurus PBI Provinsi adalah rapat yang dihadiri oleh anggota Pengurus PBI
Provinsi. 13.2 Tugas dan wewenang:
a. Menetapkan Rencana Kerja Pengurus PBI Provinsi. b. Menetapkan Kebijaksanaan pelaksanaan Rencana Kerja dan
Pengawasannya. c. Menetapkan dan merubah ketetapan-ketetapan PBI Provinsi dalam
menghadapi perkembangan tertentu. 13.3 Rapat Pengurus PBI Provinsi dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh sekurang-
kurangnya ½ (setengah) dari jumlah anggota Pengurus PBI Provinsi.
Pasal 14 RAPAT KERJA KABUPATEN-KOTA
14.1 Rapat Kerja Kabupaten-Kota adalah rapat yang dihadiri oleh Pengurus PBI
Kabupaten-Kota dan Pengurus Perkumpulan yang tergabung dibawah PBI Kabupaten-Kota yang bersangkutan.
28
14.2 Tugas dan Wewenang: a. Menetapkan dan merubah ketetapan-ketetapan PBI Kabupaten-Kota dalam
menghadapi pekembangan tertentu. b. Membahas Laporan Kerja Tahunan anggota Pengurus Kabupaten-Kota dan
Pengurus Perkumpulan. 14.3 Rapat Kerja Kabupaten-Kota diadakan sekali setahun. 14.4 Rapat Kerja Kabupaten-Kota dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh sekurang-
kurangnya ½ (setengah) bagian dari jumlah Perkumpulan yang dipanggil menghadiri Rapat Kerja Kabupaten-Kota tersebut.
Pasal 15
RAPAT PENGURUS PBI KABUPATEN-KOTA 15.1 Rapat Pengurus PBI Kabupaten-Kota adalah rapat yang dihadiri oleh anggota
Pengurus PBI Kabupaten-Kota. 15.2 Tugas dan wewenang:
a. Menetapkan Rencana Kerja Pengurus PBI Kabupaten-Kota. b. Menetapkan Kebijaksanaan pelaksanaan Rencana Kerja dan
Pengawasannya. c. Menetapkan dan merubah ketetapan-ketetapan PBI Kabupaten-Kota dalam
menghadapi perkembangan tertentu. 15.3 Rapat Pengurus PBI Kabupaten-Kota dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh
sekurang-kurangnya ½ (setengah) dari jumlah anggota Pengurus PBI Kabupaten-Kota.
Pasal 16
RAPAT UMUM ANGGOTA PERKUMPULAN (RUAP) 16.1 RUAP adalah adalah rapat yang dihadiri oleh para anggota Perkumpulan yang
bersangkutan. 16.2 Setiap Anggota Biasa berhak atas satu suara 16.3 Tugas dan Wewenang:
a. Menetapkan kebijaksanaan umum Perkumpulan. b. Meminta dan mengesahkan pertanggung jawaban Pengurus Perkumpulan. c. Mengangkat dan memberhentikan Ketua Umum dan Ketua Harian
Perkumpulan.
29
16.4 RUAP diadakan sekali dalam 2 (dua) tahun dan diadakan di tempat kedudukan Perkumpulan yang bersangkutan.
16.5 RUAP dapat dil-angsungkan apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per
tiga) bagian dari jumlah Anggota Perkumpulan yang sah menghadiri RUAP tersebut.
16.6 Ketua Perkumpulan berkewajiban memanggil dan menyelenggarakan RUAP Luar
Biasa atas permintaan tertulis dari beberapa Anggota Perkumpulan yang secara bersama-sama mewakili dari jumlah 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah Anggota yang terdaftar pada Perkumpulan pada tanggal permintaan diajukan.
Pasal 17
RAPAT PENGURUS PERKUMPULAN 17.1 Rapat Pengurus Perkumpulan adalah rapat yang dihadiri oleh anggota Pengurus
Perkumpulan. 17.2 Tugas dan wewenang:
a. Menetapkan Rencana Kerja Pengurus Perkumpulan. b. Menetapkan Kebijaksanaan pelaksanaan Rencana Kerja dan
Pengawasannya. c. Menetapkan dan merubah ketetapan-ketetapan perkumpulan dalam
menghadapi perkembangan tertentu. 17.3 Rapat Pengurus Perkumpulan dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh sekurang-
kurangnya ½ (setengah) dari jumlah anggota Perkumpulan.
BAB IV PEMBENTUKAN ORGANISASI
Pasal 18
TATA CARA PENERIMAAN PERKUMPULAN Tata cata penerimaan Perkumpulan untuk bergabung dalam PBI Provinsi adalah sebagai berikut: 18.1 Perkumpulan bersangkutan mengajukan permohonan tertulis kepada PBI Provinsi
dengan menggunakan formulir yang telah disediakan dan memiliki persyaratan sebagai berikut: a. Mempunyai nama dan alamat sekretariat Perkumpulan. b. Mempunyai anggota sekurang-kurangnya 25 orang untuk perkumpulan di
Provinsi Jakarta dan 15 orang untuk perkumpulan di Provinsi lainnya. c. Mempunyai susunan Pengurus.
30
d. Mempunyai Lambang dan Bendera. e. Pernyataan bersedia mengadakan Pelatih dalam waktu 4 tahun umur
perkumpulan. f. Bersedia mentaati ketentuan-ketentuan AD/ART PBI. g. Bersedia membayar uang pangkal dan/atau iuran wajib para anggotanya. h. Tidak tergabung dalam PBI Provinsi lainnya.
18.2 Perkumpulan bersangkutan pada saat menyerahkan permohonan wajib
melampirkan kepada PBI Provinsi hal sebagai berikut:
a. Nama para anggota pengurus dan susunan organisasi kepengurusan yang disesuaikan dengan ketentuan dalam AD/ART PBI.
b. Daftar nama dan alamat anggota Perkumpulan dan alamat Sekretariat
Perkumpulan. c. Lambang dan Bendera untuk arsip PBI Provinsi.
18.3 Pembentukan Perkumpulan Boling yang berdomisili di luar negeri apabila ayat 1b
pasal ini tidak terpenuhi, maka hal itu ditentukan secara khusus oleh Pengurus PBI Pusat.
18.4 Penerimaan Perkumpulan untuk bergabung dalam PBI Provinsi akan disahkan
dengan Surat Keputusan PBI Provinsi, dengan tembusan kepada PBI-Pusat.
Pasal 19 BERAKHIRNYA PERKUMPULAN
Setiap Perkumpulan akan berakhir keanggotaannya karena: 19.1 Jumlah anggota Perkumpulan kurang dari persyaratan yang berlaku. 19.2 Perkumpulan yang bersangkutan, melalui Rapat Umum Anggota membubarkan
diri. 19.3 Perkumpulan yang bersangkutan diberhentikan dari keanggotaan berdasarkan
Rapat Pengurus Provinsi, dikarenakan kegiatannya bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PBI.
19.4 Tidak memenuhi kewajiban keanggotaan selama 2 (dua) tahun berturut-turut.
31
Pasal 20 DISIPLIN PERKUMPULAN
20.1 Perkumpulan dianggap melanggar disiplin keanggotaan apabila melakukan hal-hal
berikut:
a. Perbuatan yang bertentangan dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Peraturan Pertandingan, ketentuan-ketentuan maupun Peraturan Pelaksana yang telah ditetapkan PBI Pusat/PBI Provinsi.
b. Perbuatan lain diluar hal-hal di atas, yang dianggap merugikan kepentingan
PBI-Pusat/PBI-Provinsi seperti penipuan atau memberikan keterangan yang tidak benar dalam kegiatan boling dan/atau kepentingan administrasi PBI Pusat/PBI Provinsi.
c. Tidak menyerahkan hasil average anggotanya, selesai melaksanakan liga
perkumpulan, kepada PBI Provinsi. 20.2 Sanksi organisasi terbagi atas:
a. Pemberhentian sementara kepengurusan dan bila memungkinkan melaksanakan RUAPLUB.
b. Pembubaran keanggotaan Perkumpulan sepenuhnya. c. Sanksi-sanksi lain yang diatur tersendiri didalam surat keputusan PBI-
Pusat/Provinsi. 20.3 Surat Peringatan/teguran kepada Perkumpulan dikeluarkan oleh Pengurus PBI
Provinsi dengan tembusan kepada Pengurus PBI Pusat. 20.4 Setiap Perkumpulan yang sedang menjalani sanksi organisasi tidak diperkenankan
untuk mengikuti pertandingan boling dan/atau rapat-rapat yang diselenggarakan oleh PBI Provinsi/PBI Pusat.
20.5 Perkumpulan yang dijatuhi sanksi organisasi diberi kesempatan untuk melakukan
pembelaan baik secara lisan maupun tertulis dalam Rapat Pengurus PBI Provinsi dan apabila Perkumpulan yang bersangkutan tidak bisa menerima keputusan Rapat Pengurus PBI Provinsi, Perkumpulan tersebut bisa mengajukan banding pembelaannya kepada Pengurus PBI Pusat.
Pasal 21
TATA CARA PENERIMAAN PBI KABUPATEN-KOTA
Tata cara pembentukan PBI Kabupaten-Kota adalah sebagai berikut: 21.1 PBI Kabupaten-Kota dapat dibentuk dengan prakarsa dari sekurang-kurangnya 3
(tiga) Perkumpulan yang berada dalam satu Kabupaten-Kota dimana di Kabupaten-Kota tersebut, belum ada PBI Kabupaten-Kota yang menaunginya.
21.2 Memiliki lintasan boling di Kabupaten-Kota tersebut.
32
21.3 Perkumpulan-perkumpulan bersangkutan harus memenuhi persyaratan Perkumpulan yang akan tergabung dalam PBI Kabupaten Kota sebagaimana tersebut dalam ART BAB IV pasal 18.
21.4 Perkumpulan-perkumpulan yang mempunyai prakarsa tersebut secara bersama
mengajukan permohonan tertulis kepada PBI Provinsi yang selanjutnya PBI Provinsi meneruskan kepada PBI Pusat.
21.5 Pembentukan PBI Kabupaten Kota akan disahkan dengan Surat Keputusan PBI
Pusat.
Pasal 22 BERAKHIRNYA PBI KABUPATEN-KOTA
Setiap PBI Kabupaten Kota akan berakhir keanggotaannya karena: 21.1 Jumlah Perkumpulan kurang dari persyaratan yang berlaku. 22.2 PBI Kabupaten-Kota yang bersangkutan membubarkan diri. 22.3 PBI Kabupaten-Kota yang bersangkutan diberhentikan dari keanggotaan
berdasarkan Rapat Pengurus PBI Pusat, dikarenakan kegiatannya bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PBI.
22.4 Tidak memenuhi kewajiban keanggotaan selama 2 (dua) tahun berturut-turut. 22.5 Tidak satupun lintasan yang ada di wilayahnya dapat dipertahankan, sejak itu PBI-
Kabupaten-Kota yang telah terbentuk, akan ditinjau keberadaannya dalam jangka waktu 2 (dua) tahun kemudian.
Pasal 23
DISIPLIN PBI KABUPATEN-KOTA 23.1 PBI Kabupaten-Kota dianggap melanggar disiplin keanggotaan apabila melakukan
hal-hal berikut:
a. Perbuatan yang bertentangan dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Peraturan Pertandingan, ketentuan-ketentuan maupun Peraturan Pelaksana yang telah ditetapkan PBI Pusat.
b. Perbuatan lain diluar hal-hal di atas, yang dianggap merugikan kepentingan
PBI-Pusat/PBI Provinsi seperti penipuan atau memberikan keterangan yang tidak benar dalam kegiatan boling dan/atau kepentingan administrasi PBI Pusat/PBI Provinsi.
c. Tidak menyerahkan hasil average anggotanya kepada PBI Provinsi pada
tanggal 1 April untuk prestasi average anggota bulan Januari s/d Maret; tanggal 1 Juni untuk prestasi average anggota bulan April s/d Juni; tanggal 1 Oktober untuk prestasi average anggota bulan Juli s/d September; tanggal 1Januari tahun berikutnya untuk prestasi average anggota bulan Oktober s/d Desember. Semua PBI Provinsi mengirim daftar ranking
33
anggotanya kepada PBI Pusat selambat-lambatnya satu Minggu sebelum diumumkan.
23.2 Sanksi organisasi terbagi atas:
a. Pemberhentian sementara kepengurusan. b. Pembubaran keanggotaan PBI Kabupaten-Kota sepenuhnya. c. Sanksi-sanksi lain yang diatur tersendiri didalam surat keputusan PBI-
Pusat/PBI Provinsi. 23.3 Surat Peringatan/teguran kepada PBI Kabupaten-Kota dikeluarkan Pengurus PBI
Pusat/PBI Provinsi. 23.4 Setiap PBI Kabupaten-Kota yang sedang menjalani sanksi organisasi tidak
diperkenankan untuk mengikuti pertandingan boling dan/atau rapat-rapat yang diselenggarakan oleh PBI Pusat/PBI Provinsi.
23.5 PBI Kabupaten-Kota yang dijatuhi sanksi organisasi diberi kesempatan untuk
melakukan pembelaan baik secara lisan maupun tertulis dalam Rapat Pengurus PBI Provinsi dan apabila PBI Kabupaten-Kota yang bersangkutan tidak bisa menerima keputusan Rapat Pengurus PBI Provinsi, PBI Kabupaten-Kota tersebut bisa mengajukan banding pembelaannya kepada PBI Pusat.
Pasal 24
TATA CARA PENERIMAAN PBI PROVINSI
Tata cara pembentukan PBI Provinsi adalah sebagai berikut: 24.1 PBI Provinsi dapat dibentuk dengan prakarsa dari sekurang-kurangnya 3 (tiga)
Perkumpulan yang berada dalam satu Provinsi dimana di Provinsi tersebut, belum ada PBI-Provinsi yang menaunginya.
24.2 Memiliki lintasan boling di Provinsi tersebut. 24.3 Perkumpulan-perkumpulan bersangkutan harus memenuhi persyaratan
Perkumpulan yang akan tergabung dalam PBI Provinsi sebagaimana tersebut dalam ART BAB IV pasal 19.
24.4 Perkumpulan-perkumpulan yang mempunyai prakarsa tersebut secara bersama
mengajukan permohonan tertulis kepada PBI Pusat. 24.5 Pembentukan PBI Provinsi akan disahkan dengan Surat Keputusan PBI Pusat.
Pasal 25 BERAKHIRNYA PBI PROVINSI
Setiap PBI Provinsi akan berakhir keanggotaannya karena: 25.1 Jumlah Perkumpulan kurang dari persyaratan yang berlaku.
34
25.2 PBI Provinsi yang bersangkutan, melalui MUSORPROV membubarkan diri. 25.3 PBI Provinsi yang bersangkutan diberhentikan dari keanggotaan berdasarkan
Rapat Pengurus PBI Pusat, dikarenakan kegiatannya bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PBI.
25.4 Tidak memenuhi kewajiban keanggotaan selama 2 (dua) tahun berturut-turut. 25.5 Tidak satupun lintasan yang ada di wilayahnya dapat dipertahankan, sejak itu PBI-
Provinsi yang telah terbentuk, akan ditinjau keberadaannya dalam jangka waktu 2 (dua) tahun kemudian.
Pasal 26
DISIPLIN PBI PROVINSI 26.1 PBI Provinsi dianggap melanggar disiplin keanggotaan apabila melakukan hal-hal
berikut:
a. Perbuatan yang bertentangan dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Peraturan Pertandingan, ketentuan-ketentuan maupun Peraturan Pelaksana yang telah ditetapkan PBI Pusat.
b. Perbuatan lain diluar hal-hal di atas, yang dianggap merugikan kepentingan
PBI-Pusat seperti penipuan atau memberikan keterangan yang tidak benar dalam kegiatan boling dan/atau kepentingan administrasi PBI Pusat.
c. Tidak menyerahkan hasil average anggotanya kepada PBI Pusat pada
tanggal 1 April untuk prestasi average anggota bulan Januari s/d Maret; tanggal 1 Juni untuk prestasi average anggota bulan April s/d Juni; tanggal 1 Oktober untuk prestasi average anggota bulan Juli s/d September; tanggal 1Januari tahun berikutnya untuk prestasi average anggota bulan Oktober s/d Desember. Semua PBI Provinsi mengirim daftar ranking anggotanya kepada PBI Pusat selambat-lambatnya satu Minggu sebelum diumumkan.
26.2 Sanksi organisasi terbagi atas:
a. Pemberhentian sementara kepengurusan dan bila memungkinkan melaksanakan MUSORPROVLUB.
b. Pembubaran keanggotaan PBI Provinsi sepenuhnya. c. Sanksi-sanksi lain yang diatur tersendiri didalam surat keputusan PBI-
Pusat. 26.3 Surat Peringatan/teguran kepada PBI Provinsi dikeluarkan Pengurus PBI Pusat. 26.4 Setiap PBI Provinsi yang sedang menjalani sanksi organisasi tidak diperkenankan
untuk mengikuti pertandingan boling dan/atau rapat-rapat yang diselenggarakan oleh PBI Pusat.
35
26.5 PBI Provinsi yang dijatuhi sanksi organisasi diberi kesempatan untuk melakukan pembelaan baik secara lisan maupun tertulis dalam Rapat Pengurus PBI Pusat dan apabila PBI Provinsi yang bersangkutan tidak bisa menerima keputusan Rapat Pengurus PBI Pusat, PBI Provinsi tersebut bisa mengajukan banding pembelaannya kepada Asian Bowling Federation.
BAB V
KEANGGOTAAN
Pasal 27 TATA CARA PENERIMAAN ANGGOTA
27.1 Anggota Biasa
a. Peboling mengajukan permohonan kepada Pengurus Perkumpulan dengan menggunakan formulir yang telah disediakan yang memuat pernyataan bahwa: a.1 Berkewarganegaraan Indonesia. a.2 Berkewarganegaraan Asing dan telah menetap di Indonesia
sekurang-kurangnya selama 6 (enam) bulan secara terus menerus. a.2 Bersedia mentaati seluruh ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga dan Peraturan PBI. a.3 Bersedia membayar uang pangkal dan iuran wajib anggota. a.4 Tidak menjadi anggota Perkumpulan Boling lain yang tergabung
dalam PBI Provinsi. b. Penerimaan atau penolakan keanggotaan dinyatakan oleh perkumpulan
didalam formulir tersebut diatas yang tembusannya wajib disampaikan kepada PBI Provinsi.
c. Anggota biasa tersebut berhak untuk mewakili Perkumpulan dalam
pertandingan boling setelah 1 (satu) bulan menjadi anggota perkumpulan.
d. Anggota Biasa yang berkewarganegaraan Asing, tidak berhak bertanding mewakili Provinsi atau mewakili Indonesia yang diselenggarakan oleh KONI atau nama lain yang diakui oleh Peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
27.2 Anggota Kehormatan
Pengangkatan Anggota Kehormatan dinyatakan dengan Surat Keputusan PBI Pusat.
27.3 Anggota Asosiasi
Pengangkatan Anggota Asosiasi dinyatakan dengan Surat Keputusan PBI Pusat.
36
Pasal 28
HAK ANGGOTA Setiap Anggota mempunyai hak sebagai berikut: 28.1 Memilih dan dipilih, kecuali anggota assosiasi dan anggota kehormatan. 28.2 Mengikuti kegiatan dan mengeluarkan hak suara menurut tingkatannya, di forum
MUSORNAS, MUSORPROV, RUAP, RAKERNAS, dan RAPAT yang diselenggarakan oleh PBI-Pusat, Provinsi, Kabupaten-Kota, dan Perkumpulan.
28.3 Meminta penjelasan mengenai kebijakan PBI menurut tingkatannya. 28.4 Menerima bantuan PBI. 28.5 Mengikuti pertandingan boling baik tingkat nasional maupun internasional sesuai
dengan persyaratan peraturan pertandingan, kecuali anggota assosiasi dan anggota kehormatan.
28.6 Mempunyai hak bela dalam Rapat Pengurus Tingkat Pusat, Provinsi, Perkumpulan
terhadap hukuman yang dikenakan kepadanya. 28.7 Menggunakan atribut Lambang, Panji, dan Lencana PBI, sesuai aturan yang
berlaku. 28.8 Mengundurkan diri sebagai anggota PBI.
Pasal 29 KEWAJIBAN ANGGOTA
Tanpa memandang jenis keanggotaannya setiap anggota berkewajiban untuk: 29.1 Mematuhi seluruh ketentuan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga yang
diterapkan dari waktu ke waktu dan diberlakukan terhadap anggota PBI, termasuk tetapi tidak terbatas pada peraturan tentang: Permainan, Pertandingan, Peralatan, Liga, Ranking Anggota, Penghargaan, Hukuman, yang berlaku dalam penyelenggaraan olahraga boling di Indonesia yang selanjutnya disebut Peraturan Pertandingan.
29.2 Mendukung setiap kegiatan PBI-Pusat, PBI-Provinsi, PBI Kabupaten-Kota,
Perkumpulan. 29.3 Menghadiri undangan dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh PBI-Pusat, PBI-
Provinsi, PBI Kabupaten-Kota, dan Perkumpulan. 29.4 Membayar iuran anggota sesuai dengan ketentuan yang berlaku/diberlakukan oleh
Pimpinan PBI- Pusat. 29.5 Menyumbang tenaga, pikiran dan bahkan bila dimungkinkan dana demi kemajuan
prestasi olahraga boling di Indonesia.
37
Pasal 30
BERAKHIRNYA KEANGGOTAAN Tanpa memandang jenis keanggotaannya, setiap anggota akan berakhir keanggotaannya karena: 30.1 Anggota yang bersangkutan mengundurkan diri. 30.2 Anggota yang bersangkutan, apabila individu, meninggal dunia dan apabila badan
hukum, dibubarkan. 30.3 Anggota yang bersangkutan diberhentikan dari keanggotaan berdasarkan Rapat
Pengurus Perkumpulan, apabila yang bersangkutan adalah individu yang menjadi Anggota Biasa dan berdasarkan Rapat Pengurus PBI Pusat apabila yang bersangkutan adalah individu yang menjadi Anggota Kehormatan atau badan hukum yang menjadi Anggota Asosiasi.
30.4 Tidak memenuhi kewajiban anggota selama 2 (dua) tahun berturut-turut.
Pasal 31 DISIPLIN KEANGGOTAAN
31.1 Anggota dianggap melanggar disiplin keanggotaan apabila melakukan hal-hal
berikut:
a. Perbuatan yang bertentangan dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Peraturan Pertandingan, ketentuan-ketentuan maupun Peraturan Pelaksana yang telah ditetapkan PBI Pusat/PBI Provinsi/PBI Kabupaten-Kota/Perkumpulan.
b. Perbuatan lain diluar hal-hal di atas, yang dianggap merugikan kepentingan
PBI-Pusat/PBI-Provinsi/PBI Kabupaten-Kota/Perkumpulan seperti penipuan atau memberikan keterangan yang tidak benar dalam kegiatan boling dan/atau kepentingan administrasi PBI Pusat/PBI Provinsi/PBI Kabupaten-Kota/Perkumpulan.
31.2 Sanksi organisasi terbagi atas:
a. Pemberhentian sementara keanggotaan (skorsing) sekurang-kurangnya selama 6 (enam bulan).
b. Pencabutan keanggotaan sepenuhnya. c. Sanksi-sanksi lain yang diatur tersendiri didalam surat keputusan PBI atau
didalam Buku Peraturan Pertandingan. 31.3 Surat Peringatan/teguran kepada anggota dikeluarkan oleh Pengurus Perkumpulan
dengan tembusan kepada Pengurus PBI Kabupaten-Kota/PBI Provinsi dan Badan Pengurus PBI Pusat.
38
31.4 Peringatan-peringatan kepada anggota PBI yang dianggap perlu, dapat disampaikan oleh Pengurus PBI Kabupaten-Kota/Provinsi dan/atau Pengurus PBI Pusat disalurkan melalui surat peringatan yang akan dikeluarkan oleh Pengurus Perkumpulan.
31.5 Keputusan sanksi organisasi dapat dikeluarkan oleh Pengurus Perkumpulan
dan/atau PBI Kabupaten-Kota/Provinsi dan/atau PBI Pusat. 31.6 Anggota yang sedang menjalani sanksi organisasi berupa pemberhentian
sementara (skorsing) tetap berkewajiban memenuhi kewajiban keanggotaannya. 31.7 Perkumpulan tidak diperkenankan menerima perpindahan dan/atau penerimaan
keanggotaan dari anggota (peboling) yang sedang menjalani sanksi organisasi. 31.8 Setiap anggota yang sedang menjalani sanksi organisasi tidak diperkenankan
untuk mengikuti pertandingan boling dan/atau rapat-rapat yang diselenggarakan oleh Perkumpulan/PBI Kabupaten-Kota/PBI Provinsi/PBI Pusat.
31.9 Anggota yang dijatuhi sanksi organisasi diberi kesempatan untuk melakukan
pembelaan baik secara lisan maupun tertulis dalam Rapat Pengurus Perkumpulan dan apabila anggota yang bersangkutan tidak bisa menerima keputusan Rapat Pengurus Perkumpulan, anggota tersebut bisa mengajukan banding pembelaannya kepada Pengurus PBI Kabupaten-Kota/PBI Provinsi dan/atau Pengurus PBI Pusat.
Pasal 32
TANDA KEANGGOTAAN 32.1 Anggota PBI mendapat Nomor Anggota PBI dimana tanda keanggotaan PBI dibuat
dalam bentuk Kartu Tanda Anggota (KTA) PBI Provinsi yang dikeluarkan oleh masing-masing PBI Provinsi, setelah didaftarkan ke PBI Pusat, maka PBI Pusat akan mengeluarkan (KTA) PBI Pusat, dalam format yang telah ditentukan oleh PBI Pusat.
32.2 Kartu Tanda Anggota berlaku untuk setiap masa 4 (empat) tahun sejak tanggal
dikeluarkan. 32.3 Apabila anggota mengundurkan diri atau dicabut keanggotaannya, Kartu Tanda
Anggota bersangkutan wajib untuk dikembalikan melalui Perkumpulan yang bersangkutan.
32.4 Apabila terjadi perpindahan anggota, maka Kartu Tanda Anggota pada
perkumpulan yang lama tidak berlaku dan akan diterbitkan KTA yang baru pada perkumpulan yang baru.
39
Pasal 33 TATA CARA PERPINDAHAN ANGGOTA
33.1 Anggota yang bermaksud pindah ke perkumpulan/PBI Provinsi lain, wajib
mengajukan permohonan tertulis kepada Pengurus Perkumpulan/PBI Provinsi asal, dengan menggunakan formulir yang telah disediakan dimana memuat pernyataan bahwa anggota tersebut akan pindah ke Perkumpulan/PBI Provinsi lain (disebutkan) serta bersedia memenuhi kewajiban-kewajibannya yang belum diselesaikan kepada Perkumpulan asal.
33.2 Persetujuan perpindahan anggota bersangkutan wajib dinyatakan oleh Pengurus
Perkumpulan/PBI Provinsi asal dalam formulir tersebut selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah diterimanya permohonan pindah di atas dengan mencantumkan keterangan: a. Bahwa anggota bersangkutan telah atau belum memenuhi segala
kewajibannya kepada Perkumpulan bersangkutan. b. Bahwa anggota bersangkutan dalam keadaan atau tidak dalam keadaan
menjalani sanksi organisasi.
c. Average dan/atau Ranking terakhir anggota bersangkutan. 33.3 Perkumpulan/PBI Provinsi asal wajib mengirim tembusan formulir tersebut di atas
kepada Perkumpulan/PBI Provinsi tujuan dan anggota bersangkutan yang mengirimkannya kepada Perkumpulan/PBI Provinsi tujuan.
33.4 Apabila Pengurus Perkumpulan/PBI Provinsi asal dalam 30 (tiga puluh) hari setelah
menerima permohonan pindah tersebut tidak memberikan pernyataan, maka dianggap menyetujui perpindahan anggota bersangkutan secara sepenuhnya.
33.5 Selanjutnya anggota bersangkutan dapat menghubungi Pengurus
perkumpulan/PBI Provinsi tujuan dan memberi tahu mengenai perpindahannya dengan menunjukkan tembusan formulir pindah.
33.6 Penolakan atau penerimaan anggota bersangkutan dinyatakan oleh
Perkumpulan/PBI Provinsi tujuan dalam formulir di atas yang tembusannya wajib disampaikan kepada PBI Pusat.
33.7 Perkumpulan/PBI Provinsi tujuan tidak diperkenankan menerima anggota yang
ingin pindah tersebut apabila anggota tersebut:
a. Belum memenuhi kewajiban-kewajibannya kepada Perkumpulan asal. b. Sedang menjalankan sanksi organisasi.
33.8 Semenjak menyatakan akan pindah di dalam formulir yang disediakan, anggota
tersebut tidak berhak mengikuti semua bentuk pertandingan boling baik pertandingan perseorangan maupun pertandingan beregu yang diselenggarakan dan mendapat pengesahan PBI dengan jangka waktu yang mengacu pada pasal 34 ayat 9.
40
33.9 Anggota Perkumpulan yang pindah ke perkumpulan/PBI Provinsi lain, maka ia
baru berhak mewakili Perkumpulan/PBI Provinsi tujuan dalam pertandingan boling setelah 1 (satu) bulan dari tanggal penerimaan menjadi anggota Perkumpulan/PBI Provinsi tujuan.
33.10 Khusus keperluan Pekan Olahraga Nasional (PON), anggota Perkumpulan yang
sekaligus pindah Provinsi, maka ia baru berhak mewakili Provinsi tujuan dalam pertandingan boling PON tersebut setelah 2 (dua) tahun dari tanggal penerimaan menjadi anggota perkumpulan/PBI Provinsi tujuan.
33.11 Apabila ada Perkumpulan yang membubarkan diri, maka Anggota Perkumpulan
yang membubarkan diri tersebut dapat pindah ke Perkumpulan/PBI Provinsi tujuan tanpa mengacu pasal 34 ayat 9, maupun pasal 34 ayat 10.
Pasal 34
TATA CARA PENGUNDURAN DIRI DARI KEANGGOTAAN 34.1 Anggota yang bermaksud mengundurkan diri dari keanggotaan wajib mengajukan
permohonan tertulis kepada Perkumpulannya menggunakan formulir yang telah disediakan dengan tembusan kepada PBI Provinsi yang memuat pernyataan bahwa anggota bersangkutan akan mengundurkan diri dan bersedia menyelesaikan segala kewajiban-kewajibannya kepada Perkumpulannya.
34.2 Persetujuan pengunduran diri anggota bersangkutan wajib dinyatakan oleh
Pengurus Perkumpulannya dalam formulir tersebut selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah diterimanya permohonan pengunduran diri di atas dengan tembusan kepada PBI Provinsi dengan mencantumkan keterangan: a. Bahwa anggota bersangkutan telah atau belum memenuhi segala
kewajibannya kepada Perkumpulan bersangkutan. b. Bahwa anggota bersangkutan dalam keadaan atau tidak dalam keadaan
menjalani sanksi organisasi. c. Average dan/atau Ranking terakhir anggota bersangkutan.
34.3 Apabila Perkumpulan asal dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah menerima
permohonan pengunduran diri tersebut tidak memberikan pernyataan maka dianggap Pengurus Perkumpulan tersebut menyetujui pengunduran diri anggota bersangkutan secara sepenuhnya.
34.4 Semenjak menyatakan akan mengundurkan diri dalam formulir yang disediakan
anggota tersebut tidak berhak mengikuti pertandingan boling dan bukan anggota PBI.
41
BAB VI KEKAYAAN ORGANISASI
Pasal 35
PENDAPATAN KEUANGAN Keuangan PBI diperoleh dari: 35.1 Uang Pangkal Anggota baru yang besarnya diatur oleh surat keputusan PBI-
Provinsi. 35.2 Iuran Wajib Tahunan Anggota yang besarnya diatur oleh surat keputusan PBI-
Pusat/Provinsi. 35.3 Pendapatan Sanction Average Anggota setiap kwartal yang besarnya diatur oleh
surat keputusan PBI-Provinsi. 35.4 Pendapatan Sanction bagi Penyelengara Pertandingan: Liga Perkumpulan/
Kejurprov yang besarnya diatur oleh surat keputusan PBI Provinsi. 35.5 Pendapatan Sanction bagi Penyelengara Pertandingan: Kejurtinas/Kejurnas/
Kejurinternas yang besarnya diatur oleh surat keputusan PBI-Pusat. 35.6 Pendapatan Sanction Lintasan boling yang besarnya diatur oleh surat keputusan
PBI-Pusat. 35.7 Sumbangan yang tidak mengikat. 35.8 Pendapatan atas usaha lainnya yang sah dan tidak mengikat.
Pasal 36 UANG PANGKAL DAN IURAN ANGGOTA
36.1 Setiap anggota baru diwajibkan membayar uang pangkal kepada:
a. Perkumpulan yang jumlahnya ditetapkan oleh Perkumpulan. b. PBI Provinsi yang jumlahnya ditetapkan dengan Surat Keputusan PBI
Provinsi. 36.2 Setiap anggota diwajibkan membayar iuran wajib per tahun kepada:
a. Perkumpulan yang jumlahnya ditetapkan oleh Perkumpulan. b. PBI Provinsi dan PBI Pusat yang jumlahnya masing-masing ditetapkan
dengan Surat Keputusan PBI Pusat.
42
36.3 Cara pembayaran uang pangkal dan/atau iuran wajib per tahun ditetapkan sebagai berikut: a. Kepada Perkumpulan ditetapkan oleh masing-masing Perkumpulan. b. Kepada PBI dilaksanakan melalui Perkumpulan dan meneruskannya kepada
PBI Provinsi dan kemudian ke PBI-Pusat. 36.4 Pelunasan uang pangkal dilakukan segera setelah dinyatakan akan diterima
sebagai anggota. 36.5 Pelunasan iuran wajib ditetapkan sebagai berikut:
a. Iuran wajib Perkumpulan ditetapkan oleh masing-masing Perkumpulan. b. Iuran wajib PBI terbagi atas:
b.1. Bagi anggota yang diterima antara tanggal 1 Januari dan 30 Juni,
selambat-lambatnya pada tanggal 1 Juli tahun berjalan. b.2. Bagi anggota yang diterima antara tanggal 1 Juli dan 31 Desember,
selambat-lambatnya pada tanggal 1 Januari tahun berikutnya. 36.6 Bagi anggota baru yang diterima antara tanggal 1 Juli dan 31 Desember
diperkenankan untuk membayar iuran wajib PBI sebesar separuh dari besarnya iuran wajib yang ditetapkan dengan batas waktu pelunasan selambat-lambatnya pada tanggal 1 Januari tahun berikutnya.
36.7 Bagi anggota yang pindah melalui Tata Cara Perpindahan Keanggotaan tersebut
dalam pasal 5, tidak membayar lagi uang pangkal PBI dan/atau iuran wajib PBI yang telah dilunasinya untuk tahun berjalan.
36.8 Setiap anggota yang belum melunasi uang pangkal dan/atau iuran wajib setelah
batas waktu pelunasan, tidak diperkenankan mengikuti pertandingan boling dan/atau rapat-rapat yang diadakan oleh Perkumpulan/PBI Provinsi/PBI Pusat. PBI Provinsi yang belum melunasi iuran anggotanya ke PBI-Pusat tidak diperkenankan mengikuti pertandingan
36.9 PBI-Provinsi yang belum melunasi iuran anggotanya ke PBI-Pusat tidak
diperkenankan mengikuti pertandingan boling dan atau rapat-rapat yang diadakan oleh PBI-Pusat walaupun anggota tersebut sudah membayarkan iurannya kepada PBI-Provinsi.
Pasal 37
SUMBANGAN 37.1 Sumbangan tetap dan tidak tetap dapat diterima dari berbagai pihak selama tidak
mengikat dan bertentangan dengan AD/ART PBI. 37.2 Dana bantuan olahraga dari Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah dapat
dikategorikan sebagai sumbangan.
43
37.3 Seluruh sumbangan harus disalurkan melalui Bendahara Perkumpulan/PBI
Provinsi/PBI Pusat untuk dicatat sebagai Kas Perkumpulan atau PBI Provinsi atau PBI Pusat.
BAB VII
WEWENANG DAN PERATURAN PERTANDINGAN
Pasal 38 WEWENANG PERTANDINGAN
38.1 Wewenang PBI Pusat adalah:
a. Menyelenggarakan pertandingan-pertandingan:
a.1. Kejuaraan Tingkat Nasional. a.2. Seleksi Nasional (Kejurnas). a.3. Pertandingan boling dalam PON. a.4. Pertandingan Internasional.
b. Mengesahkan pertandingan boling yang meliputi lebih dari satu Provinsi.
c. Mengesahkan Lintasan boling sesuai dengan standar WTBA/FIQ
38.2 Wewenang PBI Provinsi adalah:
a. Menyelenggarakan pertandingan-pertandingan:
a.1. Kejuaraan Tingkat Nasional a.2 Kejuaraan Tingkat Provinsi. a.3. Seleksi Provinsi (Kejurprov).
b. Mengesahkan pertandingan yang meliputi satu Perkumpulan atau lebih dari
satu perkumpulan dalam Provinsi yang bersangkutan. 38.3 Wewenang Perkumpulan adalah:
a. Menyelenggarakan Pertandingan-Pertandingan:
a.1. Liga Perkumpulan. a.2. Seleksi Anggota Perkumpulan (Kejur-Antar Perkumpulan).
b. Mengesahkan pertandingan Intern Anggota Perkumpulannya untuk
kepentingan mendapatkan average asalkan tidak memungut uang hadiah (Price Fund) dan tanpa memberikan hadiah-hadiah selain dari Piala/Medali.
44
38.4 Agar jadwal Pertandingan tidak berbenturan, maka jadwal tersebut diajukan pada
RAKERNAS yang diadakan PBI Pusat setiap tahunnya.
Pasal 39 PERATURAN PERTANDINGAN
Ketentuan-ketentuan atau hal-hal yang menyangkut penyelenggaraan, pengesahan, dan peraturan pertandingan diatur dalam sebuah buku tentang: Permainan/Pertandingan/ Peralatan/Liga/Ranking Anggota/ Penghargaan/ Hukuman, yang dikeluarkan oleh PBI-Pusat.
Bab VIII PERUBAHAN PERATURAN
Pasal 40
PERATURAN PENGECUALIAN 40.1 Perubahan dan/atau pengecualian terhadap ketentuan Anggaran Rumah Tangga
hanya dapat disahkan oleh RAKERNAS berdasarkan mandat yang secara tegas diberikan oleh RAKERNAS, atau cara lain yang secara tegas diputuskan oleh RAKERNAS.
40.2 Perubahan dan/atau pengecualian dapat disahkan oleh RAKERNAS, apabila usul
perubahan dan/atau pengecualian tersebut disetujui oleh paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari jumlah suara yang hadir dan/atau diwakili secara sah dalam RAKERNAS.
BAB IX
PENUTUP
Pasal 41 PENUTUP
41.1 Anggaran Rumah Tangga ini adalah satu-satunya Anggaran rumah Tangga yang
berlaku untuk PBI Pusat, PBI Provinsi dan Perkumpulan. 41.2 Hal-hal yang tidak dan/atau belum diatur di dalam Anggaran Rumah Tangga ini
diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pelaksana yang isinya tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
41.3 Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal 1 Juli 2011, berdasarkan hasil
POKJA tanggal 10-11 Juli 2010 dan disahkan dalam RAKERNAS PBI tanggal 18 Desember 2010.