Upload
rifkipspd
View
16
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
PENGARUH PEMBERIAN FLUOXETINE TERHADAP FUNGSI KOGNITIF PADA PENDERITA GANGGUAN SUASANA PERASAAN EPISODE DEPRESIF
MILA ASTARI HARAHAP
087106001
PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK - SPESIALIS KEDOKTERAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
PENGARUH PEMBERIAN FLUOXETINE TERHADAP FUNGSI KOGNITIF PADA PENDERITA GANGGUAN SUASANA PERASAAN EPISODE
DEPRESIF
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Kedokteran Klinik dalam Program Studi Spesialis Kedokteran Jiwa pada sekolah Pasca Sarjana
Universitas Sumatera Utara
Oleh
MILA ASTARI HARAHAP
087106001
SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
Judul Tesis : Pengaruh pemberian fluoxetine terhadap fungsi kognitif pada penderita gangguan suasana perasaan episode depresif.
Nama Mahasiswa : Mila Astari Harahap.
Nomor Induk Mahasiswa : 087106001.
Program Magister : Magister Kedokteran Klinik.
Konsentrasi : Ilmu Kedokteran Jiwa.
Menyetujui:
Komisi Pembimbing:
Tanggal Lulus:
Prof.dr. H. Syamsir BS SpKJ(K)
Ketua
Ketua Program Studi Ketua TKP PPDS
Prof. dr. Bahagia Loebis, SpKJ(K) dr. Zainuddin Amir, SpP(K)
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
Telah diuji pada
Tanggal: 31 Oktober 2009
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. dr. H. Syamsir BS, SpKJ(K) ……………
Anggota : 1. Prof. dr. Bahagia Loebis, SpKJ(K) ……………
2. dr. H. Harun T. Parinduri, SpKJ (K) ......……….
3. Prof. dr. H. M. Joesoef Simbolon, SpKJ (K) ..………….
4. dr. Arlinda Sari Wahyuni, MKes ......……….
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
PERNYATAAN
PENGARUH PEMBERIAN FLUOXETINE TERHADAP FUNGSI KOGNITIF PADA PENDERITA GANGGUAN SUASANA PERASAAN EPISODE
DEPRESIF
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah dIajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah dituliskan atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis mengacu dalam naskah ini dan disebutkan didalam daftar pustaka.
Medan, Oktober 2009
Mila Astari Harahap
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
UCAPAN TERIMAKASIH
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis selama
mengikuti Program Pendidikan Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu
Kedokteran Jiwa, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.
1. Rektor Universitas Sumatera Utara, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara, dan Ketua TKP PPDS I Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara yang telah memberikan kepada saya kesempatan untuk
mengikuti Program Pendidikan Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu
Kedokteran Jiwa di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. dr. H. Syamsir BS, SpKJ(K), selaku Ketua Departemen Psikiatri FK USU
dan guru penulis, yang banyak memberikan masukan-masukan berharga
kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
3. Prof. dr. Bahagia Loebis, SpKJ(K), selaku Ketua Program Studi PPDS-I
Psikiatri FK USU, guru dan pembimbing penulis dalam penyusunan tesis ini,
yang dengan penuh kesabaran dan ketelitian membimbing, mengoreksi, dan
memberi masukan-masukan berharga kepada penulis sehingga tesis ini
dapat diselesaikan.
4. dr. H. Harun Thaher Parinduri, SpKJ(K), dr. Raharjo Suparto, SpKJ, Alm.dr.
H. Marhanuddin Umar, SpKJ(K) dan Prof. dr. H.M. Joesoef Simbolon,
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
SpKJ(K), selaku guru penulis, yang banyak memberikan semangat dan
dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
5. dr. Hj. Elmeida Effendy, SpKJ, dr. Mustafa Mahmud Amin SpKJ, dr. Vita
Camellia SpKJ selaku senior dan guru penulis yang telah banyak memberi
masukan selama mengikuti Program Pendidikan Magister Kedokteran Klinik
Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.
6. dr. Hj. Sulastri Effendi, SpKJ; dr. Evawaty Siahaan, SpKJ; dr. Artina Roga
Ginting, SpKJ; dr. Rosminta Girsang, SpKJ; dr. Imat S. Depari, SpKJ; dr.
Mariati, SpKJ; dr. Paskawani Siregar, SpKJ; dr. Dapot Parulian Gultom,
SpKJ; dr. Citra Julita Tarigan, SpKJ; dr. Vera R.B. Marpaung, SpKJ; dr.
Juskitar SpKJ, dr. Herlina Ginting SpKJ, dr. Mawar Gloria Tarigan SpKJ, dr.
Freddy S. Nainggolan SpKJ, dr. Yusak P. Simanjuntak SpKJ, dr. Adhayani
Lubis SpKJ, dr. Juwita Saragih SpKJ, dr Rudyhard Hutagalung SpKJ, dr Laila
Sari SpKJ, dr Friedrich Lupini SpKJ sebagai senior, yang banyak memberikan
bimbingan, dorongan dan semangat kepada penulis selama mengikuti
Program Pendidikan Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran
Jiwa.
7. Direktur Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, Direktur Rumah
Sakit Tembakau Deli Medan atas izin, kesempatan dan fasilitas yang
diberikan kepada penulis untuk belajar dan bekerja selama penulis mengikuti
Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
8. dr. Donald F. Sitompul, SpKJ, selaku Kepala BLUD RS Jiwa Propinsi
Sumatera Utara Medan, atas izin, kesempatan, fasilitas dan pengarahan
kepada penulis untuk belajar dan bekerja selama penulis mengikuti Program
Pendidikan Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.
9. dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes, selaku staf pengajar Ilmu Kesehatan
Masyarakat / Ilmu Kedokteran Komunitas / Ilmu Kedokteran Pencegahan FK
USU dan konsultan metodologi penelitian dan statistik penulis dalam
penelitian ini, yang banyak meluangkan waktu untuk membimbing dan
berdiskusi dengan penulis dalam penelitian ini.
10. Rekan-rekan sejawat peserta PPDS-I Psikiatri FK USU: dr. Evalina Perangin-
angin, dr. Muhammad Surya Husada, dr. Silvy Agustina Hasibuan, dr. Victor
Eliezer Perangin-angin, dr. Siti Nurul Hidayati, dr. Lailan Sapinah, dr. Herny
T. Tambunan, dr. Ira Aini Dania, dr. Baginda Harahap, dr. Muhammad Yusuf ,
dr. Ricky Wijaya Tarigan, dr. Hanip Fahri, dr. Superida Ginting Suka, dr.
Ferdinan Leo Sianturi, dr. Lenni Crisnawati Sihite, dr. Saulina Dumaria
Simanjuntak, dr. Andreas Xaverio Bangun, dr. Dian Budianti Amalina,
dr.Tiodoris Siregar, dr. Endang Sutry Rahayu dan dr. Duma M. Ratnawati
yang banyak memberikan masukan berharga kepada penulis melalui diskusi-
diskusi kritis dalam berbagai pertemuan formal maupun informal, serta selalu
memberikan dorongan-dorongan yang membangkitkan semangat kepada
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
penulis menyelesaikan Program Pendidikan Magister Kedokteran Klinik
Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa
11. Para perawat dan pegawai di berbagai tempat dimana penulis pernah
bertugas selama menjalani pendidikan spesialisasi ini, serta berbagai pihak
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah banyak
membantu penulis dalam menjalani Program Pendidikan Magister
Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.
12. Semua pasien gangguan suasana perasaan episode depresif beserta orang
tua / wali mereka yang telah bersedia berpartisipasi secara sukarela dalam
penelitian untuk keperluan tesis ini.
13. Kedua orang tua yang sangat penulis hormati dan sayangi
dr.H.Darmansyah Harahap dan Ibunda Hj.Chairiah Lubis yang telah bersusah
payah membesarkan, memberikan rasa aman, cinta dan doa restu kepada
penulis sejak lahir hingga saat ini, dalam menjalani segala hal.
14. Kedua mertua, Bapak H. Husaini Harun dan Ibu Zulmiati , yang banyak
memberikan semangat dan doa kepada penulis selama menjalani Program
Pendidikan Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.
15. Seluruh saudara kandung saya, Ir. Dina Chairunnisyah Harahap, Hj. Sulianti
Harahap SE, Romy Mansyah Harahap SH, Ahmad Fauzi Harahap, yang
banyak memberikan semangat dan doa kepada penulis selama menjalani
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
Program Pendidikan Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran
Jiwa.
16. Seluruh ipar saya, Permata Nauli Daulay SH. MH, H. Azhari Rangkuti SE,
Rini Ricahyani, yang banyak memberikan semangat dan doa kepada penulis
selama menjalani Program Pendidikan Magister Kedokteran Klinik Spesialis
Ilmu Kedokteran Jiwa.
17. Akhirnya kepada suami tercinta, dr. Muzakkir Husaini, beserta ketiga buah
hati penulis yang tersayang, Muhammad Ridhwan Muzakkir, Muhammad
Farhan Muzakkir, Rahmah Azizah Yasmine Muzakkir; terima kasih atas
segala doa dan dukungan, kesabaran dan pengertian yang mendalam serta
pengorbanan atas segala waktu dan kesempatan yang tidak dapat penulis
habiskan bersama-sama dalam suka cita dan keriangan selama penulis
menjalani pendidikan spesialisasi dan menyelesaikan tesis ini. Tanpa semua
itu, penulis tidak akan mampu menyelesaikan pendidikan Magister Klinik dan
tesis ini dengan baik.
Akhir kata, semoga Allah Yang Maha Pengasih membalas semua jasa
dan budi baik mereka yang telah membantu penulis tanpa pamrih dalam
mewujudkan cita-cita penulis.
Penulis
Mila Astari Harahap
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
BLUD : Badan Layanan Umum Daerah
BDI : Beck Depression Inventory
MMSE : Mini Mental State Examination
SPSS : Statistical Package for the Social Sciences
< : Lebih kecil dari
> : Lebih besar dari
α : Kesalahan tipe satu
β : Kesalahan tipe dua
n : Jumlah sampel atau subjek.
Zα : Derivat baku normal untuk α
Z β : Derivat baku normal untuk β
P : Rata-rata P1 dan P2
P1 : Perkiraan proporsi pada efek pada terapi standard
(penelitian Alpert JE et al)
P2 : Perkiraan proporsi efek terapi yang diteliti
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan Tesis ii Ucapan Terima Kasih v Daftar Singkatan dan Lambang x Daftar Isi xi Daftar Tabel xiii Abstrak xiv BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1 1.2. Rumusan Masalah 3 1.3. Hipotesis 4 1.4. Tujuan Penelitian 4
1.4.1. Tujuan Umum 4 1.4.2. Tujuan Khusus 4
1.5. Manfaat Penelitian 5 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gangguan suasana perasaan episode depresif 6 2.2 Beck Depression Inventory 9 2.3 Mini Mental State Examination (MMSE) 11 2.4 Fluoxetine 11 2.5 Kerangka Konseptual 13
BAB 3. METODOLOGI 3.1. Desain Penelitian 14 3.2. Tempat dan Waktu 14 3.3. Populasi dan Sampel 14 3.4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 15
3.5.1. Kriteria Inklusi 15 3.5.2. Kriteria Eksklusi 15 3.5.3. Kriteria Drop Out 16
3.5. Perkiraan Besar Sampel 16 3.6. Persetujuan / Informed Consent 17 3.7. Etika Penelitian 17 3.8. Cara Kerja 18 3.9. Kerangka Kerja 19 3.10. Identifikasi Variabel 20 3.11. Rencana Manajemen dan Analisa Data 20 3.12. Definisi Operasional 20
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
BAB 4. HASIL 23 BAB 5. PEMBAHASAN 30 BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan 33 6.2. Saran 33 Daftar Pustaka 34 Lampiran
1. Personil Penelitian 36 2. Biaya penelitian 36 3. Jadwal Penelitian 37 4. Lembar Penjelasan Kepada Keluarga 38 5. Persetujuan Setelah Penjelasan 40 6. Data Sampel Penelitian 41 7. Formulir Beck Depression Inventory 42 8. Formulir Mini mental State Examination 48 9. Tabel Data Statistik 49 10. Persetujuan Komite Etik 53 11. Riwayat Hidup Peneliti 54
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Karakteristik demografi.
23
Tabel 4.2. Karakteristik pengaruh pemberian fluoxetine pada Skor keparahan BDI minggu pertama dan awal minggu ke tiga.
25
Tabel 4.3. Karakteristik pengaruh pemberian fluoxetine pada
Skor keparahan BDI minggu pertama dan minggu ke
sembilan.
25
Tabel 4.4. Karakteristik pengaruh pemberian fluoxetine pada stadium MMSE minggu pertama dan minggu ke sembilan.
26
Tabel 4.5. Karakteristik pengaruh pemberian fluoxetine terhadap fungsi kognitif minggu pertama dan minggu ke sembilan.
27
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
ABSTRAK
Latar Belakang: Pada gangguan mood, rasa terkontrol hilang, orang mengalami distress yang
berat. Tanda dan gejala gangguan mood termasuk perubahan pada tingkat aktifitas, kemampuan
kognitif, pembicaraan, fungsi vegetatif. Beberapa peneliti menemukan bahwa fluoxetine
memberikan efek terapeutik yang sangat maksimal dan efek negatif yang minimal terhadap
gangguan gastro intestinal dan disfungsi seksual di luar otak termasuk metabolisme dan
neurotransmiter seperti kolinergik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah fluoxetine
mempunyai pengaruh yang baik terhadap fungsi kognitif (stadium MMSE) pada penderita
gangguan suasana perasaan episode depresif di RSUP. H. Adam Malik Medan.
Metode : Penelitian ini merupakan Open Label Clinical Trial One Group Pretest-Posttest Design,
teknik pengambilan sampel dengan non probability jenis consecutive sampling dengan
menggunakan kuesioner The Mini Mental State Examination (MMSE). Kriteria inklusi adalah
penderita gangguan suasana perasaan episode depresif menurut kriteria diagnosis PPDGJI-III,
pertama kali kontak dengan peneliti, kooperatif, umur 20-50 tahun, pendidikan minimal SD,
menjalani pengobatan minimal 8 minggu. Kriteria eksklusi adalah mempunyai komorbiditas
dengan gangguan psikiatrik lain, menderita penyakit medis umum yang berat, menggunakan obat
lain, pemakaian zat, mempunyai ide-ide bunuh diri. Kriteria Drop Out adalah tidak patuh minum
obat selama 8 minggu. Pelaksanaan kegiatan dilakukan di Poliklinik Psikiatri dari tanggal 1
Januari 2009 sampai dengan 30 Juni 2009.
Hasil : Dari 30 orang pasien gangguan suasana perasaan episode depresif ditemukan
kelompok umur tertinggi : umur 40-49 tahun (46,7%), Jenis kelamin : perempuan (66,7%), tingkat
pendidikan : tingkat SMU (50%), status perkawinan : kawin (66,7%), status pekerjaan : memiliki
pekerjaan (63,3%), tempat tinggal : di Medan (73,3%). Pada minggu ke sembilan, dijumpai skor
keparahan BDI sedang (23,3%), ringan (76,7%) dan stadium MMSE ringan (53,3%), normal
(46,7%).
Kesimpulan : Ditemukan perbedaan yang bermakna pada pengaruh pemberian fluoxetine
terhadap efikasi klinis dan fungsi kognitif dengan skor keparahan BDI (p=0,001) dan Stadium
MMSE (p=0,001).
Kata kunci : Gangguan suasana perasaan episode depresif, fluoxetine, MMSE.
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Depresi merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama pada saat
ini. Sering dijumpai dan mengenai sekitar 3 % dari populasi setiap tahun, tetapi
tidak semua terdiagnosis dan belum mendapat terapi yang maksimal.1 Pada
gangguan mood, rasa terkontrol hilang, orang mengalami distress yang berat.
Pasien dengan mood yang tertekan (depresi) mengalami kehilangan energi dan
minat, perasaan bersalah, sulit konsentrasi, hilang nafsu makan dan pikiran ingin
mati atau bunuh diri. Tanda dan gejala gangguan mood dapat juga berupa
perubahan pada tingkat aktifitas, kemampuan kognitif, pembicaraan, fungsi
vegetatif. Perubahan ini selalu menghasilkan hambatan dalam fungsi
interpersonal, sosial dan pekerjaan.2 Studi mengenai depresi penting mengingat
keadaan ini tidak hanya menyebabkan tindakan bunuh diri tetapi juga merupakan
penyebab disabilitas dan kehilangan produktivitas yang nyata dalam kehidupan
sehari-hari.1
Pada tahun 1988 dikenalkan fluoxetine dan sejak saat itu menjadi satu-
satunya antidepresan yang paling banyak diresepkan didunia.3 Kemampuan
fluoxetine menghambat ambilan serotonin 23 kali lebih kuat dibandingkan
dengan kemampuannya menghambat ambilan norepinefrin.4
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
The Mini-Mental State Examination (MMSE) adalah suatu pengukuran
untuk menilai status mental secara sistematis yang terdiri dari 11 pertanyaan
yang menguji lima bidang fungsi kognitif antara lain: orientasi, registrasi, atensi
dan kalkulasi, daya ingat serta bahasa.5,6
Gangguan pengaturan keseimbangan serotonin dikatakan penyebab
depresi. Rafe dorsalis merupakan sumber suplai serotonin yang diproyeksikan
ke forebrain dimana pada penelitian Invivo Single Photon Emission
Computerized Tomography (SPECT) pada pasien depresi berat ditemukan
sekitar 19% lebih rendah dibanding kontrol orang sehat.7
Penelitian Reimherr et al dengan menggunakan fluoxetine menyimpulkan
untuk menurunkan risiko relaps dibutuhkan pemberian kontinu selama 26
minggu. Martenyi dan Soldatenkova, menemukan dalam penelitian mereka
bahwa pemberian fluoxetine secara kontinu dalam 24 minggu dapat
menghindarkan relaps depresi pada penderita Posttraumatic Stress Disorder
(PTSD). Beberapa peneliti menemukan bahwa fluoxetine memberikan efek
terapeutik yang sangat maksimal dan efek negatif yang minimal terhadap
gangguan gastrointestinal dan disfungsi seksual di luar otak termasuk
metabolisme dan neurotransmiter seperti kolinergik.7
Penelitian fluoxetine pada 58 pasien yang mengalami gangguan fungsi
kognitif ringan didapati hasil pasien yang selesai melaksanakan penelitian adalah
sekitar 44 pasien yang selesai dalam 8 minggu penelitian. Respons medikasi
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
dengan fluoxetine dilihat dengan adanya perbaikan skor dari MMSE. Pada
pengumpulan hasil ternyata pasien yang diterapi dengan fluoxetine menunjukkan
perubahan atau perbaikan pada skala MMSE. Kesimpulan dari penelitian yang
disebutkan adalah fluoxetine dapat meningkatkan fungsi memori dan kognitif
pasien dan terlihat konsisten seperti penelitian sebelumnya dalam
mempengaruhi pertumbuhan sel neuron yang ada pada daerah hipokampus.8
Dari penelitian Alpert JE et al, dikatakan bahwa 148 pasien, yang berumur
18-65 tahun dengan depresi berat diperiksa pertama dengan MMSE setelah 8
minggu pengobatan dengan fluoxetine didapatkan 75 pasien yang diperiksa
kembali dengan MMSE setelah mendapat pengobatan.9
Lesi-lesi lobus frontalis secara khusus mengganggu memori episodik;
dimana penurunan volume hipokampal ditunjukkan pada pasien depresi berat.
Studi dari Channon dan Channon & Green menunjukkan bahwa gangguan
dalam fungsi eksekutif juga dijumpai pada pasien yang lebih muda (20-40 tahun)
dan depresi yang kurang berat.10
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian ini
karena penelitian ini belum pernah dilakukan di poliklinik Psikiatri RS.H.Adam
Malik Medan dan dengan harapan dapat dilihat pengaruh fungsi kognitif pada
penderita gangguan suasana perasaan episode depresif yang diterapi dengan
fluoxetine.
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
1.2. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan
masalah penelitian sebagai berikut:
1. Apakah fluoxetine mempunyai efikasi yang baik dilihat dengan skor BDI
pada penderita gangguan suasana perasaan episode depresif?
2. Bagaimana fungsi kognitif (stadium MMSE) pada penderita gangguan
suasana perasaan episode depresif dengan pengobatan fluoxetine di
RSUP H. Adam Malik Medan.
1.3. Hipotesis
1. Fluoxetine mempunyai pengaruh yang baik dilihat dengan penurunan skor
keparahan BDI pada penderita gangguan suasana perasaan episode
depresif.
2. Fluoxetine mempunyai pengaruh yang baik dilihat dengan fungsi kognitif
(stadium MMSE) pada penderita gangguan suasana perasaan episode
depresif.
1.4. Tujuan Penelitian
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
1.4.1. Tujuan Umum: Untuk mengetahui pengaruh fluoxetine terhadap fungsi
kognitif dengan menggunakan instrumen MMSE pada penderita gangguan
suasana perasaan episode depresif di RSUP H. Adam Malik Medan.
1.4.2. Tujuan Khusus : Untuk memperoleh gambaran dan informasi tentang
pengaruh pemberian fluoxetine terhadap fungsi kognitif (stadium MMSE) pada
penderita gangguan suasana perasaan episode depresif di Poliklinik Psikiatri
RSUP H. Adam Malik Medan.
1.5. Manfaat penelitian
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang
perubahan skor keparahan BDI dan stadium MMSE pada penderita
gangguan suasana perasaan episode depresif yang menggunakan
fluoxetine.
2. Hasil penelitian ini diharapkan untuk mengetahui perubahan kognitif pada
penderita gangguan suasana perasaan dengan menggunakan fluoxetine
selama 8 minggu.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan penelitian lanjutan
sejenis yang lebih luas dan mendalam.
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Gangguan suasana perasaan episode depresif.
Menurut PPDGJI-III, depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan
(mood) yang mempunyai gejala utama : afek depresif, kehilangan minat dan
kegembiraan serta berkurangnya aktifitas, serta beberapa gejala lainnya seperti
konsentrasi dan perhatian yang berkurang, harga diri dan kepercayaan diri
berkurang, gagasan atau perbuatan yang membahayakan diri atau bunuh diri,
tidur yang terganggu dan nafsu makan berkurang.11
Menurut DSM-IV-TR suatu gangguan depresi berat (juga dikenal sebagai
depresi unipolar) timbul tanpa suatu riwayat dari episode manik, campuran atau
hipomanik. Suatu episode depresif berat harus ada sekurang-kurangnya 2
minggu dan secara tipikal seseorang dengan diagnosis suatu episode depresif
berat juga mengalami paling sedikit 4 gejala : perubahan nafsu makan dan berat
badan, perubahan dalam tidur dan aktifitas, berkurangnya energi, perasaan
bersalah, masalah dalam berpikir dan mengambil keputusan dan pikiran yang
berulang tentang kematian atau bunuh diri.12
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
Gangguan depresif berat adalah umum dijumpai, dengan prevalensi
seumur hidup sekitar 15 persen dan sebanyak 25 persen untuk perempuan.
Insidensi gangguan depresif berat adalah 10 persen pada pasien rawat umum
dan 15 persen pada pasien rawat inap medis.2,13
Studi Epidemiological Catchment Area (ECA) melaporkan bahwa angka
prevalensi seumur hidup dan 1 tahun dari penderita gangguan depresif berat
adalah sekitar 4,9 persen dan 2,7 persen.2,13
Suatu pengamatan yang hampir universal, tergantung dari negara atau
budaya, adalah 2 kali lebih besar prevalensi gangguan depresif berat pada
perempuan daripada laki-laki.2 Usia rata-rata sekitar 40 tahun, dengan 50 persen
dari semua pasien depresif dengan onset usia di antara 20 tahun dan 50 tahun.
Gangguan depresif berat paling sering timbul pada orang-orang tanpa hubungan
interpersonal, telah bercerai atau berpisah. Dan tidak ada hubungan yang
ditemukan antara status sosioekonomi dan gangguan depresi berat. Depresi
lebih umum dijumpai pada daerah pedesaan daripada di daerah perkotaan.2
Hipokampus merupakan salah satu struktur otak yang dipelajari secara
intensif dalam kaitannya dengan depresi, stresor, dan kerja obat antidepresan.
Hipokampus berperan dalam mempertahankan keterjagaan atau atensi. Apabila
terpajan dengan stimulus baru, hipokampus menghasilkan gelombang teta.
Hipokampus melakukan reaksi penyesuaian. Apabila stimulus yang sama
berulang, terjadi habituasi pada hipokampus sehingga gelombang teta tidak
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
terlihat lagi. Apabila hipokampus rusak, kemampuan menghambat respons
perilaku atau memindahkan atensi dapat terjadi.4
Hipokampus bersama-sama dengan neokorteks berkaitan dengan
keterjagaan. Bila ada informasi yang masuk, keterjagaan korteks meningkat. Bila
keterjagaan terlalu berlebihan, efisiensi dalam proses informasi, atensi,
mempelajari hal baru, dan memori jadi berkurang. Hal ini terjadi karena
hipokampus sudah kebanjiran dengan informasi sehingga ia kewalahan. Bila
korteks dan hipokampus tidak sinkron, distraktibilitas, hiperresponsif,
kebingungan dapat terjadi. Atensi, kemampuan belajar dan memori jadi
berkurang.4
Hipokampus dan amigdala bekerjasama untuk fungsi atensi, pemetaan
kognitif dan lingkungan, mengatur tegangan volunter, perilaku waspada, atensi,
imajinasi dan reaksi penyesuaian diri. Selain itu, ia juga berfungsi mengontrol
fungsi vegetatif.4
Pada keadaan depresi terjadi atropi hipokampus. Atropi hipokampus
menyebabkan terjadinya defisit kognitif pada penderita depresi. Pada depresi
terjadi penurunan volume hipokampus sekitar 20 persen. Adanya defisit kognitif
pada penderita depresi dikaitkan dengan atropi hipokampus. Semakin lama
depresi semakin berat derajat atropi yang terjadi. Ada dugaan atropi tersebut
bisa menetap. Sebuah penelitian melaporkan bahwa atropi tetap ada, meskipun
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
remisi depresi sudah lebih dari dua tahun atau atropi tidak berkurang dengan
bertahannya durasi remisi.4
Sebagian besar menduga perubahan morfologi tersebut terjadi akibat
biologik yang mendasari penyakit. Atropi menetap dikaitkan dengan stresor. Ada
dugaan bahwa stresor yang menetap dapat merusak hipokampus yaitu :4
1. Stresor dapat menyebabkan retraksi dendrit di neuron hipokampus.
2. Stresor dapat menghambat neurogenesis pada hipokampus.
3. Stresor yang menetap dapat menyebabkan neurotoksisitas.
2.2. Beck Depression Inventory (BDI).
BDI dikembangkan untuk mengukur manifestasi perilaku depresi pada
remaja dan dewasa. Alat ukurnya didesain untuk menstandarisasi penilaian
keparahan depresi agar pemonitoran perubahan sepanjang waktu atau untuk
menjelaskan gangguannya secara sederhana. Pokok-pokok dalam BDI
orisinilnya diperoleh dari observasi penderita-penderita depresi yang dibuat
sepanjang perjalanan psikoterapi psikoanalitik. Sikap dan simtom-simtom yang
muncul spesifik terhadap kelompok penderita depresi yang kemudian dijelaskan
dalam rentetan pernyataan, dan diberikan nilai angka untuk setiap pernyataan.14
Dalam bentuk orisinilnya, 21 manifestasi perilaku diungkapkan disini,
setiap area diwakili oleh 4 hingga 5 pernyataan yang menjelaskan keparahan
simtom mulai dari ringan hingga berat. Subjek diminta untuk mengidentifikasi
pernyataan yang paling tepat yang menjelaskan perasaannya ”sekarang”.
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
Pokok-pokoknya kemudian dinilai dan disimpulkan untuk memperoleh suatu nilai
total untuk keparahan simtom depresi.14
BDI terdiri dari kumpulan 21 pokok, masing-masingnya dengan rentetan 4
pernyataan. Pernyataannya menjelaskan keparahan simtom sepanjang
rangkaian kesatuan nomor urut dari tidak ada atau ringan (nilai 0) ke berat (nilai
3). Walaupun instrumen orisinilnya dimaksudkan untuk dibacakan dengan kuat
oleh seorang pewawancara yang mencatat pilihan subjeknya, skalanya
kemudian telah digunakan sebagai kuesioner yang dilaporkan sendiri. Nilai
keparahan depresi dibuat dengan menyimpulkan nilai-nilai dari pokok-pokoknya
yang disokong dari setiap pokoknya. Panduan-panduan belakangan ini
menyarankan interpretasi dari nilai-nilai keparahan : 0-9: minimal, 10-16: ringan,
17-29: sedang, dan 30-63: berat. Nilai subskala bisa dikalkulasikan untuk faktor
kognitif-afektif dan faktor hasil somatik.14
Sekitar setengah dari pasien depresi mengeluhkan atau menunjukkan
lambat berpikir. Mereka mungkin merasakan mereka tidak mampu berpikir
sebaik sebelumnya, yang mana mereka tidak dapat berkonsentrasi atau mereka
mudah terganggu. Seringkali ragu-ragu terhadap kemampuan mereka untuk
membuat penilaian yang baik dan didapati kalau mereka kesulitan dalam
mengambil keputusan kecil. Pada ujian formal psikologis akurasi pasien
berkurang dan kecepatan serta pelaksanaan yang lambat.12,15,16 Kadang-kadang
terganggunya memori begitu berat, pada penampilan klinis menyerupai
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
demensia. Ini umumnya ditemui pada orangtua, yang disebut pseudodementia
depresif.17
Ketika menguji fungsi kognitif, terapi mengevaluasi daya ingat:
visuospatial dan kemampuan konstruksional”: membaca, menulis dan
kemampuan matematika. Penilaian kemampuan abstrak juga sangat berharga
diperlukan tetapi penampilan pasien merupakan kemungkinan sebagai
pemahaman peribahasa yang sangat bermanfaat dalam pengujian pasien serta
pemahaman khusus dari berbagai faktor misalnya pendidikan yang kurang,
intelegensi yang rendah, kegagalan memahami konsep peribahasa, secara
primer dan sekunder dari gangguan psikopatologikal.6
2.3. MMSE.
MMSE adalah suatu pengukuran fungsi kognitif yang pertama kali
digunakan oleh Folstein untuk status mental secara sistimatis. Terdiri dari 11
pertanyaan yang menguji lima bidang fungsi kognitif : orientasi, registrasi, atensi
dan kalkulasi, mengingat kembali dan bahasa. Pada skor MMSE yaitu nilai 27-30
(normal), nilai 21-26 (stadium ringan), nilai 10-20 (stadium sedang), nilai < 10
(stadium lanjut).18
2.4. FLUOXETINE.
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRIs) adalah agen lini pertama
untuk penatalaksanaan depresi, gangguan obsesif kompulsif (OCD), dan
gangguan panik sebagaimana gangguan-gangguan lainnya. Sekarang ini, lima
SSRIs tersedia. Fluoxetine (Prozac) dikenalkan tahun 1988, dan sejak saat itu
menjadi satu-satunya antidepresan yang paling banyak diresepkan di dunia.
Pada tahun-tahun berikutnya, sertralin (Zoloft) dan Paroxetine (Paxil) telah
diresepkan hampir sama banyaknya dengan Fluoxetine. Fluvoxamine (Luvox)
telah memperoleh tempatnya yang kecil, khususnya untuk mengobati OCD.
Citalopram (Celexa) telah banyak digunakan di Eropa sejak 1989 dan dikenalkan
di Amerika Selatan tahun 1998, dimana obat tersebut sudah diterima.3
Dengan efek yang besar dari Selective Serotonin Reuptake Inhibitors
(SSRIs) sebagai contohnya fluoxetine (prozac) telah dibuat pada pengobatan
depresi, serotonin telah menjadi neurotransmiter amin biogenik yang paling
umum dihubungkan dengan depresi. Identifikasi dari multiple subtipe reseptor
serotonin telah meningkatkan kegembiraan dalam komunitas penelitian tentang
perkembangan dari pengobatan yang lebih spesifik untuk depresi. Disamping
fakta bahwa SSRIs dan antidepresan serotonergik lain adalah efektif dalam
pengobatan depresi. Data lain mengindikasikan bahwa serotonin terlibat dalam
patofiologi depresi. Pengurangan serotonin bisa mencetuskan depresi, dan
beberapa pasien dengan impuls bunuh diri memiliki konsentrasi cairan otak yang
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
rendah dari metabolit serotonin dan konsentrasi serotonin yang rendah dari
tempat ambilan pada platelet.2
Fluoxetine diabsorbsi secara oral. Metabolisme utama di hepatosit hati.
Konsentrasi plasma maksimum dicapai setelah 6 – 8 jam pemberian (dosis 40
mg). Makanan tidak mengganggu penyerapannya. Sekitar 95 persen fluoxetine
terikat dengan protein serum (albumin dan α 1 – asam glikoprotein). Distribusi
fluoxetine sangat luas dan terdapat dalam air susu Ibu.4
Kemampuan fluoxetine menghambat ambilan serotonin 23 kali lebih kuat
dibandingkan dengan kemampuannya menghambat ambilan norepinefrin (NE).
Afinitas terhadap muskarinik kolinergik, histamin (H1), α 1 adrenergik, 5 – HT 1
atau 5 – HT 2 kurang. Afinitasnya juga kurang terhadap saluran ion sodium
jantung, sehingga pasien aman dari toksisitas jantung. Tidak ada pengaruhnya
terhadap aktivitas Mono Amine Oxidase (MAO).4
Efikasi pada dosis 20, 40 dan 60 mg terlihat sama. Pasien berhenti
menggunakan obat lebih sering terjadi pada dosis lebih dari 60 mg. Uji klinik
yang dilakukan pada orangtua memperlihatkan bahwa fluoxetine dengan dosis
antara 20 – 80 mg per hari, selama 6 minggu terapi. Pada wanita tua
penambahan estrogen lebih efektif dari pada hanya menggunakan fluoxetine.4
2.5. Kerangka Konseptual.
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
Simtom depresi (BDI)
Fungsi kognitif (MMSE)
Posttest
Penderita
gangguan
suasana perasaan
episode depresif
BDI
MMSE
Pretest
Fluoxetine
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1. Desain penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental19, rancangan penelitian ini
adalah Open Label Clinical Trial One Group Pretest-Posttest Design untuk
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
menilai pengaruh pemberian fluoxetine terhadap fungsi kognitif pada penderita
gangguan suasana perasaan episode depresif.
3.2. Tempat dan Waktu
Tempat penelitian: Poliklinik Psikiatri RSUP.H. Adam Malik Medan.
Waktu penelitian : dilaksanakan dalam periode waktu 6 bulan (1 Januari 2009
sampai 30 Juni 2009).
3.3. Populasi dan sampel penelitian
1. Populasi target: penderita gangguan suasana perasaan episode depresif.
2. Populasi terjangkau: penderita gangguan suasana perasaan episode
depresif yang datang berobat ke RSUP.H. Adam Malik Medan periode 1
Januari 2009 sampai 30 Juni 2009.
3. Sampel penelitian : penderita gangguan suasana perasaan episode
depresif yang datang berobat ke RSUP.H. Adam Malik Medan periode 1
Januari 2009 sampai 30 Juni 2009 yang memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi.
4. Cara pengambilan sampel dengan non probability jenis consecutive
sampling.
3.4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
3.4.1. Kriteria Inklusi
1. Pertama kali bertemu dengan pemeriksa.
2. Kooperatif.
3. Penderita gangguan suasana perasaan episode depresif yang ditegakkan
dengan menggunakan kriteria diagnosis PPDGJI-lll.
4. Usia 20 sampai dengan 50 tahun.
5. Pendidikan Minimal SD.
6. Menjalani pengobatan minimal 8 minggu.
3.4.2. Kriteria Eksklusi
1. Mempunyai komorbiditas dengan gangguan psikiatrik lainnya
2. Penderita penyakit medis umum yang berat.
3. Menggunakan obat lain.
4. Pemakaian zat, misalnya : alkohol, ganja dll.
5. Mempunyai ide-ide bunuh diri.
3.4.3.Kriteria Drop Out
Tidak patuh minum obat selama 2 minggu.
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
3.5. Perkiraan Besar Sampel
Besar sampel diukur dengan menggunakan rumus :
{ Zα√ 2 PQ + Zβ √ P1 Q1 + P2 Q2}2
n = ________________________________
(P1-P2)2
n= besar sampel minimum
Zα :nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α = 5% = 1,96
Zβ :nilai distribusi normal baku (tabel Z)pada β= 20% =0,842
P : rata-rata P1 dan P2
P1: Perkiraan proporsi pada efek pada terapi standard (penelitian Alpert JE et al
): 50%
P2: Perkiraan proporsi efek terapi yang diteliti : 30 %.
P1-P2: perkiraan selisih proporsi yang diteliti
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
{ 1,96 √ 2. 0,65 . 0,35 + 0,842 √ 0,5 . 0,5 + 0,8 . 0,2}2
n = ___________________________________________
(0,3)2
n = 20,6 → ≈ 30
Dengan menggunakan rumus diatas didapat jumlah sampel adalah 30
orang.
3.6. Persetujuan setelah penjelasan / Inform Consent.
Semua subjek penelitian akan diminta persetujuan dari orang tua atau
keluarga terdekat setelah terlebih dahulu diberi penjelasan sebelum diberikan
pengobatan dengan menggunakan fluoxetine pada penderita gangguan suasana
perasaan episode depresif.
3.7. Etika Penelitian
Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari Komite Etika penelitian di
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
3.8. Cara kerja
Seluruh penderita gangguan suasana perasaan dengan episode depresif
yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi mengisi persetujuan secara tertulis
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
untuk ikut ke dalam penelitian setelah mendapatkan penjelasan yang terperinci
dengan jelas. Penetapan diagnosis gangguan suasana perasaan dengan episode
depresif berdasarkan kriteria diagnosis PPDGJI – III. Setiap sampel mengisi
kuesioner BDI dimana niali-nilai keparahan : 0-9 : minimal, 10-16 : ringan, 17-29
: sedang dan 30-63 : berat dan setiap sampel akan menjalani pemeriksaan Mini
Mental Examination (MMSE) sebelum mendapatkan intervensi pengobatan,
kemudian pemeriksa memberikan skor pada lembar kuesioner. Tiga puluh sampel mendapat pemberian fluoxetine selama 8 minggu
dengan dosis 20 mg / oral / hari jika kurang mendapat respons dosis dinaikkan
setelah 2 minggu. Penderita akan dilakukan pemeriksaan BDI setelah minggu
kedua. Penderita akan kembali dilakukan follow up pada awal minggu
kesembilan, dengan cara dilakukan kembali pemeriksaan BDI dan MMSE,
kemudian pemeriksa memberikan skor pada lembar kuesioner.
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
KERANGKA KERJA
Penderita gangguan suasana perasaan episode depresif
PPDGJI-III
Inklusi
BDI MMSE
Minggu 0
BDI
MMSE
Awal minggu kesembilan
Eksklusi
Fluoxetine
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
3.9. Identifikasi variabel
Variabel bebas : Fluoxetine, umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status
perkawinan, status pekerjaan, tempat tinggal.
Variabel tergantung : Skor keparahan BDI, stadium MMSE.
3.10. Rencana Manajemen dan analisis data
Untuk melihat pengaruh pemberian fluoxetine terhadap fungsi kognitif
pada gangguan suasana perasaan episode depresif digunakan uji eksperimental
dengan menggunakan skala pengukuran MMSE. Pengolahan
dan analisis data dengan menggunakan uji statistik SPSS versi 15,0 dengan uji
analisis menggunakan Marginal Homogeneity test dan McNemar Test.
3.11. Definisi Operasional
a. Penderita gangguan suasana perasaan episode depresif adalah
pasien yang memenuhi kriteria diagnosis episode depresif (F.30)
berdasarkan PPDGJI-lll.
b. BDI adalah suatu kuesioner untuk mengevaluasi ada tidaknya
sindroma depresif pada seseorang. Interpretasi dari nilai-nilai
keparahan : 0-9 : minimal; 10-16 : ringan; 17-29 : sedang dan 30-63
: berat.
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
c. MMSE adalah suatu alat skrining yang digunakan secara luas untuk
menilai dan mengevaluasi kerusakan fungsi kognitif termasuk
didalamnya untuk mengukur orientasi terhadap tempat dan waktu,
memori segera, memori verbal, perhitungan, bahasa dan construct
ability. Skor maksimum adalah 30. Gangguan kognitif ringan adalah
yang memiliki nilai MMSE 21-26. Gangguan kognitif sedang adalah
yang memiliki nilai MMSE 10-20. Gangguan kognitif lanjut adalah yang
memiliki nilai MMSE < 10.
d. Kelompok umur adalah lamanya hidup sejak lahir yang dinyatakan
dalam satuan tahun. Umur 20 – 29 tahun, 30 – 39 tahun, 40 – 49
tahun dan 50 – 59 tahun.
e. Jenis Kelamin : laki-laki dan perempuan.
f. Tingkat Pendidikan : jenjang pengajaran yang telah diikuti atau sedang
dijalani responden melalui pendidikan formal : tamatan SD, SMP,
SMU, Akademi / Perguruan Tinggi.
g. Status Perkawinan : kawin, tidak kawin, janda / duda.
h. Status Pekerjaan : bekerja, dan tidak bekerja.
i. Tempat tinggal : Medan dan luar Medan.
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
j. Fluoxetine adalah antidepresan golongan SSRIs.
k. Fungsi kognitif: menggambarkan berbagai macam aspek dalam
berpikir seperti atensi, konsentrasi, pemahaman, memori, orientasi,
abstraktisasi, dan judgements.
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
BAB 4. HASIL
Sebanyak tigapuluh penderita gangguan suasana perasaan episode
depresif di Poliklinik Psikiatri RSUP H. Adam Malik Medan mendapat
pengobatan dengan menggunakan fluoxetine yang dipilih secara non probability
sampling jenis consecutive sampling diikutsertakan pada penelitian ini periode 1
Januari 2009 sampai 30 Juni 2009. Tidak ada sampel yang di drop out.
Tabel 4.1. Distribusi sampel penelitian berdasarkan karakteristik demografi.
Variabel Jumlah % Umur 20-29 tahun 8 26,7 30-39 tahun 6 20,0 40-49 tahun 14 46,7 50-59 tahun 2 6,7 Jumlah 30 100,0 Jenis kelamin Laki-laki 10 33,3 Perempuan 20 66,7 Jumlah 30 100,0 Tingkat Pendidikan SD 7 23,3 SMP 3 10,0 SMU 15 50,0 PT 5 16,7 Jumlah 30 100,0 Status perkawinan
Tidak kawin 8 26,7
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
Kawin 20 66,7
Janda/Duda 2 6,7
Jumlah 30 100,0
Status pekerjaan Bekerja 19 63,3
Tidak bekerja 11 36,7
Jumlah 30 100,0
Tempat tinggal Medan 22 73,3
Luar Medan 8 26,7
Jumlah 30 100,0
Tabel 4.1 memperlihatkan karakteristik demografi dari sampel sebagian
besar terdiri dari kelompok umur 20-29 tahun sebanyak 8 orang (26,7%), umur
30-39 tahun sebanyak 6 orang (20%), umur 40-49 tahun sebanyak 14 orang
(46,7%), umur 50-59 tahun sebanyak 2 orang (6,7%), jenis kelamin laki-laki
sebesar 10 orang (33,3%), perempuan sebesar 20 orang (66,7%). Untuk tingkat
pendidikan SD sebesar 7 orang (23,3%), SMP sebesar 3 orang (10%), SMU
sebesar 15 orang (50%), PT sebesar 5 orang (16,7%). Untuk status perkawinan
status tidak kawin sebesar 8 orang (26,7%), kawin sebesar 20 orang ( 66,7%),
janda / duda 2 orang (6,7%). Untuk status pekerjaan dijumpai bekerja sebesar 19
orang (63,3%), tidak bekerja sebesar 11 orang (36,7%). Untuk tempat tinggal di
Medan sebesar 22 orang (73,3%) dan luar Medan sebesar 8 orang (26,7%).
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
Tabel 4.2. Karakteristik pengaruh pemberian fluoxetine pada Skor keparahan BDI minggu pertama dan awal minggu ke tiga.
Variabel
Minggu pertama Awal minggu ke tiga
p* Berat Berat Sedang
n % n % n %
BDI 30 100 20 66,7 10 33,3 0,002
*McNemar Test.
Dari Tabel 4.2. di atas, dapat terlihat perubahan skor keparahan BDI pada
awal minggu ke dua dimana didapati skor keparahan berat (66,7%) dan skor
keparahan sedang (33,3%). Dari uji dengan menggunakan McNemar Test
pengaruh pemberian fluoxetine terhadap skor keparahan BDI didapati p = 0,002
maka nilai p < 0,05 ditemukan perbedaan bermakna antara pengaruh pemberian
fluoxetine dengan skor keparahan BDI minggu pertama dan pada awal minggu
ke tiga.
Tabel 4.3. Karakteristik pengaruh pemberian fluoxetine pada Skor keparahan BDI minggu pertama dan minggu ke sembilan.
Variabel
Minggu pertama Minggu ke sembilan
p* Berat Sedang Ringan
n % n % n %
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
BDI 30 100 7 23,3 23 76,7 0,001
*Marginal Homogeneity Test.
Dari Tabel 4.3. di atas, dapat terlihat perubahan skor keparahan BDI pada
minggu ke sembilan dimana didapati skor keparahan sedang (23,3%) dan skor
keparahan ringan (76,7%). Dari uji dengan menggunakan Marginal Homogeneity
test pengaruh pemberian fluoxetine terhadap skor BDI didapati p = 0,001 maka
nilai p < 0,05 ditemukan perbedaan bermakna antara pengaruh pemberian
fluoxetine dengan skor keparahan BDI minggu pertama dan pada minggu ke
sembilan.
Tabel 4.4. Karakteristik pengaruh pemberian fluoxetine pada stadium MMSE minggu pertama dan minggu ke sembilan.
Variabel
Minggu pertama Minggu ke sembilan
p* Sedang Ringan Ringan Normal
n % n % n % n %
MMSE 7 23,3 23 76,7 16 53,3 14 46,7 0,001
*Marginal Homogeneity test.
Dari Tabel 4.4. di atas, dapat terlihat perubahan stadium MMSE pada
minggu ke sembilan dimana didapati stadium ringan (53,3%) dan stadium normal
(46,7%). Ditemukan perbedaan yang bermakna pada pengaruh pemberian
fluoxetine terhadap stadium MMSE. Dari uji dengan menggunakan Marginal
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
Homogeneity test pengaruh pemberian fluoxetine terhadap stadium MMSE
didapati p = 0,001 maka nilai p < 0,005 ditemukan perbedaan bermakna antara
pengaruh pemberian fluoxetine dengan stadium MMSE pada minggu pertama
dan pada minggu ke sembilan.
Tabel 4.5. Karakteristik pengaruh pemberian fluoxetine terhadap fungsi kognitif minggu pertama dan minggu ke sembilan.
Variabel n % n % p*
Orientasi mgg 0 : Orientasi mgg 9 :
Sangat terganggu 10 33,3 Terganggu 22 73,3 0,001
Terganggu 20 66,7 Tdk terganggu 8 26,7
Jumlah 30 100,0 30 100,0
Registrasi mgg 0 : Registrasi mgg 0 :
Terganggu 12 40,0 Tdk terganggu 30 100,0 0,001
Tdk terganggu 18 60,0
Jumlah 30 100,0
Atensi mgg 0 : Atensi mgg 9 :
Sangat terganggu 28 93,3 Sangat terganggu 5 16,7 0,001
Terganggu 2 6,7 Terganggu 23 76,7
Tidak terganggu 2 6,7
Jumlah 30 100,0 30 100,0
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
Recall mgg 0 : Recall mgg 9 :
Sangat terganggu 4 13,3 Sangat terganggu 2 6,7 0,001
Terganggu 25 83,3 Terganggu 6 20,0
Tidak terganggu 1 3,3 Tidak terganggu 22 73,3
Jumlah 30 100,0 30 100,0
Bahasa mgg 0 : Bahasa mgg 9 :
Sangat terganggu 2 6,7 Terganggu 27 90,0 0,059
Terganggu 28 93,3 Tidak terganggu 3 10,0
Jumlah 30 100,0 30 100,0
*Marginal Homogeneity Test
Dari tabel 4.5. di atas, dapat terlihat pengaruh pemberian fluoxetine
terhadap fungsi kognitif pada minggu pertama didapati orientasi: sangat
terganggu 10 orang (33,3%) ; terganggu 20 orang (66,7%), pada minggu ke
sembilan didapati orientasi: terganggu 22 orang (73,3%) ; tidak terganggu 8
orang (26,7%). Pada minggu pertama didapati registrasi : terganggu 12 orang
(40%) ; tidak terganggu 18 orang (60%) , pada minggu ke sembilan didapati
registrasi : tidak terganggu 30 orang (100%). Pada minggu pertama didapati
atensi : sangat terganggu 28 orang (93,3%) ; terganggu 2 orang (6,7%), pada
minggu ke sembilan didapati atensi : sangat terganggu 5 orang (16,7%) ;
terganggu 23 orang (76,7%) ; tidak terganggu 2 orang (6,7%). Pada minggu
pertama didapati recall : sangat terganggu 4 orang (13,3%) ; terganggu 25 orang
(83,3%) ; tidak terganggu 1 orang (3,3%) , pada minggu ke sembilan didapati
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
recall : sangat terganggu 2 orang (6,7%) ; terganggu 6 orang (20%) ; tidak
terganggu 22 orang (73,3%). Pada minggu pertama didapati bahasa : sangat
terganggu 2 orang (6,7%) ; terganggu 28 orang (93,3%) , pada minggu ke
sembilan didapati bahasa : terganggu 27 orang (90%) ; tidak terganggu 3 orang
(10%).
Dari uji analisis dengan Marginal Homogeneity Test pengaruh pemberian
fluoxetine terhadap fungsi kognitif pada minggu pertama dan minggu ke
sembilan pada orientasi didapati hasil p = 0,001 yang berarti p < 0,05
ditemukan perbedaan bermakna antara pengaruh pemberian fluoxetine pada
orientasi minggu pertama dan minggu ke sembilan.
Dari uji analisis dengan Marginal Homogeneity Test pengaruh pemberian
fluoxetine terhadap fungsi kognitif pada minggu pertama dan minggu ke
sembilan pada registrasi didapati hasil p = 0,001 yang berarti p < 0,05
ditemukan perbedaan bermakna antara pengaruh pemberian fluoxetine pada
registrasi minggu pertama dan minggu ke sembilan.
Dari uji analisis dengan Marginal Homogeneity Test pengaruh pemberian
fluoxetine terhadap fungsi kognitif pada minggu pertama dan minggu ke
sembilan pada atensi didapati hasil p = 0,001 yang berarti p < 0,05
ditemukan perbedaan bermakna antara pengaruh pemberian fluoxetine pada
atensi minggu pertama dan minggu ke sembilan.
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
Dari uji analisis dengan Marginal Homogeneity Test pengaruh pemberian
fluoxetine terhadap fungsi kognitif pada minggu pertama dan minggu ke
sembilan pada recall didapati hasil p = 0,001 yang berarti p < 0,05
ditemukan perbedaan bermakna antara pengaruh pemberian fluoxetine pada
recall minggu pertama dan minggu ke sembilan.
Dari uji analisis dengan Marginal Homogeneity Test pengaruh pemberian
fluoxetine terhadap fungsi kognitif pada minggu pertama dan minggu ke
sembilan pada bahasa didapati hasil p = 0,059 yang berarti p > 0,05 tidak
ditemukan perbedaan bermakna antara pengaruh pemberian fluoxetine pada
bahasa minggu pertama dan minggu ke sembilan.
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
BAB 5. PEMBAHASAN
Penelitian ini merupakan penelitian Open Label Clinical Trial One Group
Pretest-Posttest Design. Pengambilan sampel dengan teknik non probability
jenis consecutive sampling. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah
fluoxetine mempunyai pengaruh yang baik terhadap fungsi kognitif (stadium
MMSE).
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
Dari keseluruhan pasien gangguan suasana perasaan episode depresif
yang berobat di Poliklinik Psikiatri RSUP.H. Adam Malik Medan didapati
sebagian besar mempunyai umur 40-49 tahun (46,7%), hal ini sesuai dengan
literatur yang menyatakan bahwa gangguan suasana perasaan episode depresif
onsetnya dalam dekade ke- 3 sampai ke-4 dari kehidupan.2
Berdasarkan jenis kelamin dapat terlihat bahwa yang terbanyak adalah
perempuan (66,7%) hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa
prevalensi perempuan 2 kali lebih besar dibandingkan laki-laki.2
Berdasarkan status perkawinan dapat terlihat bahwa yang terbanyak
adalah status kawin (66,6%) hal ini tidak sesuai dengan literatur yang
menyatakan gangguan depresi sering timbul pada orang-orang tanpa hubungan
interpersonal, telah bercerai atau berpisah.2
Berdasarkan status pekerjaan dapat terlihat bahwa yang terbanyak adalah
bekerja (63,3%). Hal ini tidak seusai dengan literatur dimana dikatakan tidak ada
hubungan yang ditemukan antara status ekonomi dengan gangguan depresi
berat.2
Dari hasil penelitian skor keparahan BDI minggu pertama dan awal
minggu ke tiga didapati skor keparahan berat 20 orang (66,7%) ; skor keparahan
sedang 10 orang (33,3%). Dari analisis McNemar Test didapat p = 0,002 hal ini
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
berarti p < 0,05 berarti terdapat perbedaan antara skor keparahan BDI minggu
pertama dan awal minggu ke tiga setelah diberi intervensi pengobatan fluoxetine.
Dari hasil penelitian skor keparahan BDI minggu pertama dan minggu ke
sembilan didapati skor keparahan sedang 7 orang (23,3%) ; skor keparahan
ringan 23 orang (76,7%). Dari analisis Marginal Homogeneity Test didapat p =
0,001 hal ini berarti p < 0,05 berarti terdapat perbedaan antara skor keparahan
BDI minggu pertama dan minggu ke sembilan setelah diberi intervensi
pengobatan fluoxetine.
Dari hasil penelitian stadium MMSE minggu pertama dan minggu ke
sembilan didapati stadium ringan sebanyak 16 orang (53,3%) ; stadium normal
sebanyak 14 orang (46,7%). Dari analisis Marginal Homogeneity Test didapat p
= 0,001 hal ini berarti p < 0,05 berarti terdapat perbedaan antara stadium MMSE
minggu pertama dan minggu ke sembilan setelah diberi intervensi pengobatan
fluoxetine. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian fluoxetine mempunyai
pengauh yang baik dalam memperbaiki fungsi kognitif pada penderita gangguan
suasana perasaan episode depresif. Hal ini sesuai dengan literatur peneliitan
Alpert et al mendukung bahwa perbaikan akan tampak setelah pengobatan 8
dengan fluoxetine.9
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. KESIMPULAN.
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
Dari hasil penelitian terhadap 30 orang penderita gangguan suasana
perasaan episode depresif yang mendapat pelayanan di Poliklinik Psikiatri
RSUP. H. Adam Malik Medan, dapat diambil kesimpulan:
a. Fluoxetine mempunyai pengaruh yang baik terhadap skor keparahan BDI
(p = 0,001) pada minggu pertama dan pada minggu ke sembilan.
b. Fluoxetine mempunyai pengaruh yang baik terhadap fungsi kognitif
(stadium MMSE) (p = 0,001) pada minggu pertama dan minggu ke
sembilan.
6.2. SARAN.
Para klinisi dapat mempertimbangkan pengaruh pemberian fluoxetine
terhadap fungsi kognitif yang baik pada pasien gangguan suasana perasaan
episode depresif, karena adanya pengaruh signifikan dalam hal perbaikan skor
keparahan BDI dan stadium MMSE.
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
DAFTAR PUSTAKA
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
1. Bazire S.Psychotropic Drug Directory 2005. British : The Bath Press; 2005
2. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry
Behavioral Sciences/ Clinical Psychiatry, 10thed. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins; 2003
3. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock’s Pocket Handbook of
Psychiatric Drug Treatment. 3rd ed. Philadelphia : Lippincott Williams &
Wilkins; 2001
4. Amir N. Depresi Aspek Neurobiologi Diagnosis dan Tatalaksana. Ed.1.
Jakarta : Balai Penerbit FK-UI; 2005
5. Kurlowicz L, Wallace M. The Mini Mental State Examination (MMSE). Try
this from The Hartford Institute for Geriatric Nursing. New York University,
1999. Diunduh dari : www. Hart Fordign. Org
6. Blacker D. Psychiatric Rating Scale. In Sadock BJ, Sadock VA, eds
Kaplan & Sadock’s Comprehensive Textbook of Psychiatry. Vol I B, 8thed.
Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins; 2005. p. 949
7. Purba JS. Peran Neuroendokrin Pada Depresi, Dexa Medica 2006; 19:
123-125
8. Kalbe. Fluoxetin perbaiki fungsi kognitif.Kalbe.co.id.2007
9. JE Alpert, LA Uebelacker, NE McLean, M Abraham, JF Rosenbaum, M
Fava. The Mini-Mental State Examination Among Adult Outpatients with
Major Depressive Disorder. MEDLINE. 1995; 63: 207-211
10. Austin MP, Mitchell P, Goodwin GM. Cognitive Deficits In Depression.
British Journal of Psychiatry 2002; 178: 200-206
11. Departemen Kesehatan RI, Pedoman Penggolongan dan Diagnosis
Gangguan Jiwa di Indonesia III. Jakarta, 1993
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
12. American Psychiatric Association. Text Revision of Fourth ed. Diagnostic
and Statistical Manual Disorders. Washington DC, 2000 : p. 349,350, 354-
356,375,413-417
13. Blacker D. Psychiatric Rating Scales. In : Sadock BJ, Sadock VA, Kaplan
& Sadock’s Comprehensive Textbook of Psychiatry. Vol I A, 8thed.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins: 2005. p. 943-945
14. Beck AT, Steer RA. Beck Depression Inventory (BDI). In : Rush AJ,
Pincus HA, First MB, et al, eds, Hand book of Psychiatric Measures.
Washington, DC : American Psychiatric Association: 2000. p.519-522
15. Loosen PT, Beyer JL, Sells SR, et.al. Major Depressive Disorder. In :
Current Diagnosis & Treatment in Psychiatry. Singapore : Mc Graw Hill;
2000. p. 290-307
16. First MB, Tasman A. DSM-IV-TR Mental Disorder Diagnosis, Etiology and
Treatment. England: John Wiley & Sons; 2004 : p. 737-740
17. Gelder M, Mayou R, Geddes J. Psychiatry. 3 rd ed. New York: Oxford
University Press; 2005
18. Wibisono S. Dalam Diagnosis Demensia Alzheimer Di Pelayanan
kesehatan primer. Jakarta; 2003
19. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis.
Jakarta: Sagung Seto: 2002
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
LAMPIRAN
1. Personil penelitian
Nama : dr. Mila Astari Harahap
Jabatan : Peserta PPDS – I Kedokteran Jiwa
FK- USU / RSHAM
2. Biaya Penelitian
1. Penyediaan obat-obatan : Rp. 10.000.000
2. Akomodasi dan transportasi : Rp. 5.000.000
3. Penyusunan dan penggandaan hasil : Rp 3.000.000
4. Seminar hasil penelitian : Rp 2.000.000
Jumlah : Rp. 20.000.000
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
3. Jadwal Penelitian
Waktu
Kegiatan
Januari 2009
Maret- Juni 2009
September 2009
Oktober 2009
Persiapan
Pelaksanaan
Penyusunan laporan
Seminar Hasil
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
LEMBAR PENJELASAN PADA SUBJEK PENELITIAN.
Selamat pagi Bapak/ Ibu/ Sdr/ i,
Saya dr Mila Astari Harahap saat ini sedang menjalani Pendidikan Dokter
Spesialis Jiwa (PPDS) FK-USU dan saat ini saya sedang melakukan penelitian
dengan judul pengaruh pemberian fluoxetine terhadap fungsi kognitif pada
gangguan suasana perasaan episode depresif. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui apakah fluoxetine mempunyai pengaruh yang baik terhadap
fungsi kognitif pada penderita gangguan suasana perasaan episode depresif.
Pada penelitian ini saya akan melakukan pemeriksaan pada penderita
gangguan suasana perasaan episode depresif yang mendapat fluoxetine 20 mg
sekali sehari pada pagi hari, penderita akan diberikan terapi selama 8 minggu.
Pada awal minggu pertama penderita akan dilakukan pemeriksaan dengan
menggunakan alat bantu pertanyaan dalam teknik The Mini Mental State
Examination (MMSE) dengan mengisi kuesioner dan setelah minggu ke 8
mendapat obat penderita akan kembali dilakukan pemeriksaan MMSE pada saat
pengisian akan didampingi oleh saya sebagai peneliti. Penelitian ini tidak
berbahaya kemungkinan efek samping yang terjadi adalah mual, muntah maka
sebaiknya obat diminum pagi hari setelah makan ataupun obat dapat dihentikan.
Kemudian saya akan menginformasikan kepada Bapak/ Ibu/ Sdr/ I hasil dari
penelitian tersebut.
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
Terimakasih atas partisipasi Bapak yang ikut dalam penelitian ini, jika
Bapak/ Ibu/ sdr/ I menolak, maka tidak akan kehilangan hak sebagai pasien. Jika
selama menjalani penelitian ini terdapat hal-hal yang kurang jelas maka Bapak/
Ibu/ Sdr/ I dapat menghubungi saya : dr. Mila Astari Harahap, Departemen
Psikiatri FK-USU, telepon 061 77931 771 atau telepon genggam 08126590576.
Medan, 2009
Hormat Saya
dr. Mila Astari Harahap
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Jenis Kelamin : Laki-laki / perempuan
Umur :
Alamat :
Hubungan dengan pasien :
Setelah mendapat keterangan secara terperinci dan jelas mengenai penelitian
”pengaruh pemberian fluoxetine terhadap fungsi kognitif pada penderita
gangguan suasana perasaan episode depresif” dan setelah mendapat
kesempatan tanya jawab tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan
penelitian tersebut, termasuk risikonya, maka dengan ini saya secara sukarela
dan tanpa paksaan menyatakan bersedia bahwa pasien diikutkan dalam
penelitian tersebut.
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
Medan..................2009
Yang memberikan penjelasan Yang membuat pernyataan persetujuan
Dr. Mila Astari Harahap ...........................................
Saksi-saksi:
1. ............................................ ...........................................
2. ............................................ ...........................................
DATA SAMPEL PENELITIAN
Nomor : Tanggal
Nomor Medical Record :
A. Data Demografik
1. Nama :
2. Umur : / ( Tahun/bulan )
3. Jenis Kelamin : L / P
4. Alamat :
5. Pekerjaan :
6. Pendidikan :
7. Status pernikahan : Kawin/ tidak kawin/janda/duda
8. Berat badan :
B. Diagnosis :
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
C. Pengamatan minggu pertama : tanggal
Nilai BDI dan MMSE :
Terapi :
D. Pengamatan awal minggu ketiga :tanggal
Nilai BDI :
Terapi :
E. Pengamatan minggu kesembilan : tanggal
Nilai BDI dan MMSE :
Terapi :
Beck Depression Inventory (BDI)
Nama :
Umur :
Status Perkawinan :
Pekerjaan :
Pendapatan :
Suku :
Pendidikan :
Tanggal Pemerikasaan :
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
Instruksi : Kuisuoner ini terdiri dari 21 kelompok pertanyaan. Silakan
membaca masing-masing kelompok pertanyaan dengan seksama, dan pilih satu pernyataan yang terbaik pada masing-masing kelompok yang menggambarkan dengan
baik bagaimana perasaan anda. Lingkari nomor selain pernyataan yang telah anda pilih.
Jika beberapa pernyataan dalam beberapa kelompok sama bobotnya, lingkari nomor
yang paling tinggi untuk kelompok itu. Yakinkan bahwa anda tidak memilih lebih dari
satu pernyataan untuk satu kelompok, termasuk soal nomor 16 (perubahan pola tidur)
atau soal nomor 18 (perubahan selera makan).
Pilihlah satu jawaban yang sesuai dengan keadaan anda
1. A. Saya tidak merasa sedih
B. Saya merasa sedih
C. Saya sedih dan murung sepanjang waktu dan tidak bisa menghilangkan
perasaan itu
D. Saya demikian sedih atau tidak bahagia sehingga saya tidak tahan lagi
rasanya
2. A. Saya tidak terlalu berkecil hati mengenai masa depan
B. Saya merasa kecil hati mengenai masa depan
C. Saya merasa bahwa tidak ada satupun yang dapat saya harapkan
D. Saya merasa bahwa masa depan saya tanpa harapan dah bahwa
semuanya tidak akan dapat membaik.
3. A. Saya tidak menganggap diri saya sebagai orang yang gagal
B. Saya merasa bahwa saya telah gagal lebih baik daripada
kebanyakan orang
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
C. Saya sangat mengingat masa lalu, maka yang teringat oleh saya
hanyalah kegagalan
D. Saya merasa bahwa saya adalah seorang yang gagal total.
4. A. Saya mendapat banyak kepuasan dari hal-hal yang biasa saya
lakukan
B. Saya tidak dapat lagi mendapat kepuasan dari hal-hal yang biasa
saya lakukan
C. Saya tidak mendapat kepuasan dari apapun lagi
D. Saya merasa tidak puas atau bosan dengan segalanya.
5. A. Saya tidak terlalu merasa bersalah
B. Saya merasa bersalah di sebagian waktu saya
C. Saya agak merasa bersalah di sebagian besar waktu
D. Saya merasa bersalah sepanjang waktu
6. A. Saya tidak merasa seolah saya sedang dihukum
B. Saya merasa mungkin saya sedang dihukum
C. Saya pikir saya akan dihukum
D. Saya merasa bahwa saya sedang dihukum
7. A. Saya tidak merasa kecewa terhadap diri saya sendiri
B. Saya kecewa dengan diri saya sendiri
C. Saya muak terhadap diri saya sendiri
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
D. Saya membenci diri saya sendiri
8. A. Saya tidak merasa lebih buruk daripada oranglain
B. Saya mencela diri saya karena kelemahan dan kesalahan saya
C. Saya menyalahkan diri saya sepanjang waktu karena kesalahan-
kesalahan saya
D. Saya menyalahkan diri saya untuk semua hal buruk yang terjadi
9. A. Saya tidak punya sedikitpun pikiran untuk bunuh diri
B. Saya mempunyai pikiran-pikiran untuk bunuh diri, namun saya tidak akan
melakukannya
C. Saya ingin bunuh diri
D. Saya akan bunuh diri jika saya punya kesempatan.
10. A. Saya tidak lebih banyak menangis dari pada sebelumnya
B. Sekarang saya lebih banyak menangis dari pada sebelumnya
C. Sekarang saya menangis sepanjang waktu
D. Biasanya saya mampu menangis, namun kini saya tidak dapat lagi
menangis walaupun saya menginginkannya.
11. A. Saya tidak lebih terganggu oleh berbagai hal dibandingkan biasanya
B. Saya sedikit lebih pemarah dari pada biasanya akhir-akhir ini
C. Saya agak jengkel atau terganggu di sebagian besar waktu saya
D. Saya merasa jengkal sepanjang waktu sekarang.
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
12. A. Saya tidak kehilangan minat saya terhadap orang lain
B. Saya agak kurang berminat terhadap orang lain dibandingkan biasanya
C. Saya kehilangan hampir seluruh minat saya pada orang lain
D. Saya telah kehilangan seluruh minat saya pada orang lain.
13. A. Saya mengambil keputusan-keputusan hampir sama baiknya
dengan yang biasa saya lakukan
B. Saya menunda mengambil keputusan-keputusan begitu sering dari yang
biasa saya lakukan
C. Saya mengalami kesulitan lebih besar dalam mengambil keputusan-
keputusan dari pada sebelumnya
D. Saya sama sekali tidak dapat mengambil keputusan-keputusan lagi.
14. A. Saya tidak merasa bahwa keadaan saya tampak lebih buruk dari
biasanya
B. Saya khawatir saya tampak lebih tua atau tidak menarik
C. Saya merasa bahwa ada perubahan-perubahan yang menetap
dalam penampilan saya sehingga membuat saya tampak tidak menarik
D. Saya yakin bahwa saya terlihat jelek.
15. A. Saya dapat bekerja sama baiknya dengan waktu-waktu sebelumnya
B. Saya membutuhkan suatu usaha ekstra untuk mulai melakukan sesuatu
C. Saya harus memaksa diri sekuat tenaga untuk mulai melakukan sesuatu
D. Saya tidak mampu mengerjakan apapun lagi.
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
16. A. Saya dapat tidur seperti biasanya
B. Tidur saya tidak senyenyak biasanya
C. Saya bangun 1-2 jam lebih awal dari biasanya dan merasa sukar
sekali untuk bisa tidur kembali
D. Saya bangun beberapa jam lebih awal dari biasanya dan tidak dapat tidur
kembali.
17. A. Saya tidak merasa lelah dari biasanya
B. Saya merasa lebih mudah lelah dari biasanya
C. Saya merasa lelah setelah melakukan apa saja
D. Saya terlalu lelah setelah melakukan apa pun.
18. A. Nafsu makan saya tidak lebih buruk dari biasanya
B. Nafsu makan saya tidak sebaik biasanya
C. Nafsu makan saya kini jauh lebih buruk
D. Saya tak memiliki nafsu makan lagi.
19. A. Berat badan saya tidak turun banyak atau bahkan tetap akhir-akhir
ini
B. Berat badan saya turun lebih dari 2,5 kg
C. Berat badan saya turun lebih dari 5 kg
D. Berat badan saya turun lebih dari 7,5 kg.
20. A. Saya tidak lebih khawatir mengenai kesehatan saya dari pada
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
biasanya
B. Saya khawatir mengenai masalah-masalah fisik seperti rasa sakit dan
tidak enak badan, atau perut mual atau sembelit
C. Saya sangat cemas mengenai masalah-masalah fisik dan sukar untuk
memikirkan banyak hal lainnya
D. Saya begitu cemas mengenai masalah-masalah fisik saya sehingga tidak
dapat berfikir tentang hal lainnya.
21. A. Saya tidak melihat adanya perubahan dalam minat saya terhadap
seks
B. Saya kurang berminat di bidang seks dibandingkan biasanya
C. Kini saya sangat kurang berminat terhadap seks
D. Saya telah kehilangan minat terhadap seks sama sekali
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
Dikutip dari Wibisono S. Konas Asosiasi Psikogeriatri Indonesia. Jakarta, 2003.
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
No Nam Umu Jenis Tingkat Status Status T.Tingg
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
Umur:
1: 20-29 th St.Perkawinan: 1: Belum kawin
2: 30-39 th
2: Kawin
3: 40-49 th
3: Janda/ Duda
4: 50-59 th
Skor BDI: 1: minimal
. a r th kelamin
Pendidikan
Perkawinan
Pekerjaan
al Mgg I Awal Mgg 3
Dosis
BDI
Dosis
BDI
1 ES 3 1 4 1 2 1 1 4 1 4 2 EB 2 2 4 3 2 1 1 4 1 4 3 HP 4 1 3 2 2 2 1 4 1 4 4 DS 1 2 4 2 1 1 1 4 1 4 5 RAB 1 2 4 2 1 1 1 4 1 3 6 RS 3 2 4 2 2 1 1 4 1 4 7 TA 1 1 3 1 2 2 1 4 1 3 8 AS 1 2 3 1 1 2 1 4 1 4 9 SL 2 1 3 1 1 1 1 4 1 4 10 ELS 1 2 3 1 1 1 1 4 1 3 11 SN 3 1 2 2 2 1 1 4 1 4 12 MS 3 1 3 2 2 1 1 4 1 3 13 DP 3 2 2 2 1 1 1 4 1 4 14 DM 3 2 2 2 1 1 1 4 1 4 15 EPM 3 2 3 2 1 2 1 4 1 4 16 ST 3 2 1 2 1 1 1 4 1 4 17 EP 2 2 1 2 1 2 1 4 1 4 18 YN 1 2 1 1 1 2 1 4 1 4 19 LM 3 2 1 2 1 1 1 4 1 3 20 NH 4 2 1 2 1 1 1 4 1 4 21 YG 3 1 3 2 2 1 1 4 1 3 22 TM 3 2 1 2 1 1 1 4 1 4 23 MN 2 2 3 2 1 1 1 4 1 3 24 JE 1 1 3 1 2 2 1 4 1 4 25 MS 2 2 3 2 1 1 1 4 1 3 26 SS 2 2 3 2 2 1 1 4 1 3 27 LS 1 2 3 1 1 2 1 4 1 4 28 MT 3 2 1 2 1 1 1 4 1 3 29 GS 3 1 3 2 2 1 1 4 1 4 30 EMT 3 2 3 2 1 1 1 4 1 4
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
Jenis kelamin: 1 : laki-laki
2: ringan
2: perempuan
3: sedang
4: berat Tk.Pendidikan: 1: SD
2: SMP
Skor MMSE: 1: normal
3: SMA
2: ringan
4: PT
3: sedang
4: berat
St.Pekerjaan: 1: Tidak bekerja
2: Bekerja
Tempat Tinggal 1: Medan
2: Luar Medan
N
Na
Um
Jenis
Tingkat
Status
Status
T.Ting
Mgg I Mgg 9
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
Dosis
BDI
MMSE
Dosis
BDI
MMSE
1 ES 3 1 4 1 2 1 1 4 2 1 2 1 2 EB 2 2 4 3 2 1 1 4 2 1 3 1 3 HP 4 1 3 2 2 2 1 4 2 1 2 1 4 DS 1 2 4 2 1 1 1 4 2 1 3 2 5 RA
B 1 2 4 2 1 1 1 4 2 1 2 1
6 RS 3 2 4 2 2 1 1 4 2 1 3 2 7 TA 1 1 3 1 2 2 1 4 2 1 2 1 8 AS 1 2 3 1 1 2 1 4 2 1 2 1 9 SL 2 1 3 1 1 1 1 4 2 1 2 1 10
ELS 1 2 3 1 1 1 1 4 2 1 2 1
11
SN 3 1 2 2 2 1 1 4 2 1 2 2
12
MS 3 1 3 2 2 1 1 4 2 1 2 2
13
DP 3 2 2 2 1 1 1 4 2 1 3 2
14
DM 3 2 2 2 1 1 1 4 2 1 2 2
15
EPM
3 2 3 2 1 2 1 4 2 1 2 1
16
ST 3 2 1 2 1 1 1 4 3 1 3 2
17
EP 2 2 1 2 1 2 1 4 3 1 2 2
18
YN 1 2 1 1 1 2 1 4 3 1 2 2
19
LM 3 2 1 2 1 1 1 4 3 1 2 2
20
NH 4 2 1 2 1 1 1 4 2 1 3 2
21
YG 3 1 3 2 2 1 1 4 2 1 2 1
22
TM 3 2 1 2 1 1 1 4 3 1 3 2
23
MN 2 2 3 2 1 1 1 4 2 1 2 1
2 JE 1 1 3 1 2 2 1 4 2 1 2 1
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.
Umur:
1: 20-29 th St.Perkawinan: 1: Belum kawin
2: 30-39 th
2: Kawin
3: 40-49 th
3: Janda/ Duda
4: 50-59 th
Skor BDI: 1: minimal Jenis kelamin: 1 : laki-laki
2: ringan
2: perempuan
3: sedang
4: berat
Tk.Pendidikan: 1: SD
2: SMP
Skor MMSE: 1: normal
3: SMA
2: ringan
4: PT
3: sedang
4: berat St.Pekerjaan: 1: Tidak bekerja
2: Bekerja
Tempat Tinggal 1: Medan
2: Luar Medan
4 25
MS 2 2 3 2 1 1 1 4 2 1 2 1
26
SS 2 2 3 2 2 1 1 4 2 1 2 1
27
LS 1 2 3 1 1 2 1 4 2 1 2 2
28
MT 3 2 1 2 1 1 1 4 2 1 2 2
29
GS 3 1 3 2 2 1 1 4 3 1 2 2
30
EMT
3 2 3 2 1 1 1 4 3 1 2 2