79
Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010. PENGARUH PEMBERIAN FLUOXETINE TERHADAP FUNGSI KOGNITIF PADA PENDERITA GANGGUAN SUASANA PERASAAN EPISODE DEPRESIF MILA ASTARI HARAHAP 087106001 PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK - SPESIALIS KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

ansal-lapsus.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

PENGARUH PEMBERIAN FLUOXETINE TERHADAP FUNGSI KOGNITIF PADA PENDERITA GANGGUAN SUASANA PERASAAN EPISODE DEPRESIF

MILA ASTARI HARAHAP

087106001

PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK - SPESIALIS KEDOKTERAN JIWA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009

Page 2: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

Page 3: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

PENGARUH PEMBERIAN FLUOXETINE TERHADAP FUNGSI KOGNITIF PADA PENDERITA GANGGUAN SUASANA PERASAAN EPISODE

DEPRESIF

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Kedokteran Klinik dalam Program Studi Spesialis Kedokteran Jiwa pada sekolah Pasca Sarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh

MILA ASTARI HARAHAP

087106001

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009

Page 4: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

Judul Tesis : Pengaruh pemberian fluoxetine terhadap fungsi kognitif pada penderita gangguan suasana perasaan episode depresif.

Nama Mahasiswa : Mila Astari Harahap.

Nomor Induk Mahasiswa : 087106001.

Program Magister : Magister Kedokteran Klinik.

Konsentrasi : Ilmu Kedokteran Jiwa.

Menyetujui:

Komisi Pembimbing:

Tanggal Lulus:

Prof.dr. H. Syamsir BS SpKJ(K)

Ketua

Ketua Program Studi Ketua TKP PPDS

Prof. dr. Bahagia Loebis, SpKJ(K) dr. Zainuddin Amir, SpP(K)

Page 5: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

Telah diuji pada

Tanggal: 31 Oktober 2009

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. dr. H. Syamsir BS, SpKJ(K) ……………

Anggota : 1. Prof. dr. Bahagia Loebis, SpKJ(K) ……………

2. dr. H. Harun T. Parinduri, SpKJ (K) ......……….

3. Prof. dr. H. M. Joesoef Simbolon, SpKJ (K) ..………….

4. dr. Arlinda Sari Wahyuni, MKes ......……….

Page 6: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

PERNYATAAN

PENGARUH PEMBERIAN FLUOXETINE TERHADAP FUNGSI KOGNITIF PADA PENDERITA GANGGUAN SUASANA PERASAAN EPISODE

DEPRESIF

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah dIajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah dituliskan atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis mengacu dalam naskah ini dan disebutkan didalam daftar pustaka.

Medan, Oktober 2009

Mila Astari Harahap

Page 7: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

UCAPAN TERIMAKASIH

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis selama

mengikuti Program Pendidikan Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu

Kedokteran Jiwa, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.

1. Rektor Universitas Sumatera Utara, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara, dan Ketua TKP PPDS I Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara yang telah memberikan kepada saya kesempatan untuk

mengikuti Program Pendidikan Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu

Kedokteran Jiwa di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. dr. H. Syamsir BS, SpKJ(K), selaku Ketua Departemen Psikiatri FK USU

dan guru penulis, yang banyak memberikan masukan-masukan berharga

kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

3. Prof. dr. Bahagia Loebis, SpKJ(K), selaku Ketua Program Studi PPDS-I

Psikiatri FK USU, guru dan pembimbing penulis dalam penyusunan tesis ini,

yang dengan penuh kesabaran dan ketelitian membimbing, mengoreksi, dan

memberi masukan-masukan berharga kepada penulis sehingga tesis ini

dapat diselesaikan.

4. dr. H. Harun Thaher Parinduri, SpKJ(K), dr. Raharjo Suparto, SpKJ, Alm.dr.

H. Marhanuddin Umar, SpKJ(K) dan Prof. dr. H.M. Joesoef Simbolon,

Page 8: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

SpKJ(K), selaku guru penulis, yang banyak memberikan semangat dan

dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

5. dr. Hj. Elmeida Effendy, SpKJ, dr. Mustafa Mahmud Amin SpKJ, dr. Vita

Camellia SpKJ selaku senior dan guru penulis yang telah banyak memberi

masukan selama mengikuti Program Pendidikan Magister Kedokteran Klinik

Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

6. dr. Hj. Sulastri Effendi, SpKJ; dr. Evawaty Siahaan, SpKJ; dr. Artina Roga

Ginting, SpKJ; dr. Rosminta Girsang, SpKJ; dr. Imat S. Depari, SpKJ; dr.

Mariati, SpKJ; dr. Paskawani Siregar, SpKJ; dr. Dapot Parulian Gultom,

SpKJ; dr. Citra Julita Tarigan, SpKJ; dr. Vera R.B. Marpaung, SpKJ; dr.

Juskitar SpKJ, dr. Herlina Ginting SpKJ, dr. Mawar Gloria Tarigan SpKJ, dr.

Freddy S. Nainggolan SpKJ, dr. Yusak P. Simanjuntak SpKJ, dr. Adhayani

Lubis SpKJ, dr. Juwita Saragih SpKJ, dr Rudyhard Hutagalung SpKJ, dr Laila

Sari SpKJ, dr Friedrich Lupini SpKJ sebagai senior, yang banyak memberikan

bimbingan, dorongan dan semangat kepada penulis selama mengikuti

Program Pendidikan Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran

Jiwa.

7. Direktur Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, Direktur Rumah

Sakit Tembakau Deli Medan atas izin, kesempatan dan fasilitas yang

diberikan kepada penulis untuk belajar dan bekerja selama penulis mengikuti

Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

Page 9: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

8. dr. Donald F. Sitompul, SpKJ, selaku Kepala BLUD RS Jiwa Propinsi

Sumatera Utara Medan, atas izin, kesempatan, fasilitas dan pengarahan

kepada penulis untuk belajar dan bekerja selama penulis mengikuti Program

Pendidikan Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

9. dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes, selaku staf pengajar Ilmu Kesehatan

Masyarakat / Ilmu Kedokteran Komunitas / Ilmu Kedokteran Pencegahan FK

USU dan konsultan metodologi penelitian dan statistik penulis dalam

penelitian ini, yang banyak meluangkan waktu untuk membimbing dan

berdiskusi dengan penulis dalam penelitian ini.

10. Rekan-rekan sejawat peserta PPDS-I Psikiatri FK USU: dr. Evalina Perangin-

angin, dr. Muhammad Surya Husada, dr. Silvy Agustina Hasibuan, dr. Victor

Eliezer Perangin-angin, dr. Siti Nurul Hidayati, dr. Lailan Sapinah, dr. Herny

T. Tambunan, dr. Ira Aini Dania, dr. Baginda Harahap, dr. Muhammad Yusuf ,

dr. Ricky Wijaya Tarigan, dr. Hanip Fahri, dr. Superida Ginting Suka, dr.

Ferdinan Leo Sianturi, dr. Lenni Crisnawati Sihite, dr. Saulina Dumaria

Simanjuntak, dr. Andreas Xaverio Bangun, dr. Dian Budianti Amalina,

dr.Tiodoris Siregar, dr. Endang Sutry Rahayu dan dr. Duma M. Ratnawati

yang banyak memberikan masukan berharga kepada penulis melalui diskusi-

diskusi kritis dalam berbagai pertemuan formal maupun informal, serta selalu

memberikan dorongan-dorongan yang membangkitkan semangat kepada

Page 10: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

penulis menyelesaikan Program Pendidikan Magister Kedokteran Klinik

Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa

11. Para perawat dan pegawai di berbagai tempat dimana penulis pernah

bertugas selama menjalani pendidikan spesialisasi ini, serta berbagai pihak

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah banyak

membantu penulis dalam menjalani Program Pendidikan Magister

Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

12. Semua pasien gangguan suasana perasaan episode depresif beserta orang

tua / wali mereka yang telah bersedia berpartisipasi secara sukarela dalam

penelitian untuk keperluan tesis ini.

13. Kedua orang tua yang sangat penulis hormati dan sayangi

dr.H.Darmansyah Harahap dan Ibunda Hj.Chairiah Lubis yang telah bersusah

payah membesarkan, memberikan rasa aman, cinta dan doa restu kepada

penulis sejak lahir hingga saat ini, dalam menjalani segala hal.

14. Kedua mertua, Bapak H. Husaini Harun dan Ibu Zulmiati , yang banyak

memberikan semangat dan doa kepada penulis selama menjalani Program

Pendidikan Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

15. Seluruh saudara kandung saya, Ir. Dina Chairunnisyah Harahap, Hj. Sulianti

Harahap SE, Romy Mansyah Harahap SH, Ahmad Fauzi Harahap, yang

banyak memberikan semangat dan doa kepada penulis selama menjalani

Page 11: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

Program Pendidikan Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran

Jiwa.

16. Seluruh ipar saya, Permata Nauli Daulay SH. MH, H. Azhari Rangkuti SE,

Rini Ricahyani, yang banyak memberikan semangat dan doa kepada penulis

selama menjalani Program Pendidikan Magister Kedokteran Klinik Spesialis

Ilmu Kedokteran Jiwa.

17. Akhirnya kepada suami tercinta, dr. Muzakkir Husaini, beserta ketiga buah

hati penulis yang tersayang, Muhammad Ridhwan Muzakkir, Muhammad

Farhan Muzakkir, Rahmah Azizah Yasmine Muzakkir; terima kasih atas

segala doa dan dukungan, kesabaran dan pengertian yang mendalam serta

pengorbanan atas segala waktu dan kesempatan yang tidak dapat penulis

habiskan bersama-sama dalam suka cita dan keriangan selama penulis

menjalani pendidikan spesialisasi dan menyelesaikan tesis ini. Tanpa semua

itu, penulis tidak akan mampu menyelesaikan pendidikan Magister Klinik dan

tesis ini dengan baik.

Akhir kata, semoga Allah Yang Maha Pengasih membalas semua jasa

dan budi baik mereka yang telah membantu penulis tanpa pamrih dalam

mewujudkan cita-cita penulis.

Penulis

Mila Astari Harahap

Page 12: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

BLUD : Badan Layanan Umum Daerah

BDI : Beck Depression Inventory

MMSE : Mini Mental State Examination

SPSS : Statistical Package for the Social Sciences

< : Lebih kecil dari

> : Lebih besar dari

α : Kesalahan tipe satu

β : Kesalahan tipe dua

n : Jumlah sampel atau subjek.

Zα : Derivat baku normal untuk α

Z β : Derivat baku normal untuk β

P : Rata-rata P1 dan P2

P1 : Perkiraan proporsi pada efek pada terapi standard

(penelitian Alpert JE et al)

P2 : Perkiraan proporsi efek terapi yang diteliti

Page 13: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan Tesis ii Ucapan Terima Kasih v Daftar Singkatan dan Lambang x Daftar Isi xi Daftar Tabel xiii Abstrak xiv BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1 1.2. Rumusan Masalah 3 1.3. Hipotesis 4 1.4. Tujuan Penelitian 4

1.4.1. Tujuan Umum 4 1.4.2. Tujuan Khusus 4

1.5. Manfaat Penelitian 5 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gangguan suasana perasaan episode depresif 6 2.2 Beck Depression Inventory 9 2.3 Mini Mental State Examination (MMSE) 11 2.4 Fluoxetine 11 2.5 Kerangka Konseptual 13

BAB 3. METODOLOGI 3.1. Desain Penelitian 14 3.2. Tempat dan Waktu 14 3.3. Populasi dan Sampel 14 3.4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 15

3.5.1. Kriteria Inklusi 15 3.5.2. Kriteria Eksklusi 15 3.5.3. Kriteria Drop Out 16

3.5. Perkiraan Besar Sampel 16 3.6. Persetujuan / Informed Consent 17 3.7. Etika Penelitian 17 3.8. Cara Kerja 18 3.9. Kerangka Kerja 19 3.10. Identifikasi Variabel 20 3.11. Rencana Manajemen dan Analisa Data 20 3.12. Definisi Operasional 20

Page 14: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

BAB 4. HASIL 23 BAB 5. PEMBAHASAN 30 BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan 33 6.2. Saran 33 Daftar Pustaka 34 Lampiran

1. Personil Penelitian 36 2. Biaya penelitian 36 3. Jadwal Penelitian 37 4. Lembar Penjelasan Kepada Keluarga 38 5. Persetujuan Setelah Penjelasan 40 6. Data Sampel Penelitian 41 7. Formulir Beck Depression Inventory 42 8. Formulir Mini mental State Examination 48 9. Tabel Data Statistik 49 10. Persetujuan Komite Etik 53 11. Riwayat Hidup Peneliti 54

Page 15: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Karakteristik demografi.

23

Tabel 4.2. Karakteristik pengaruh pemberian fluoxetine pada Skor keparahan BDI minggu pertama dan awal minggu ke tiga.

25

Tabel 4.3. Karakteristik pengaruh pemberian fluoxetine pada

Skor keparahan BDI minggu pertama dan minggu ke

sembilan.

25

Tabel 4.4. Karakteristik pengaruh pemberian fluoxetine pada stadium MMSE minggu pertama dan minggu ke sembilan.

26

Tabel 4.5. Karakteristik pengaruh pemberian fluoxetine terhadap fungsi kognitif minggu pertama dan minggu ke sembilan.

27

Page 16: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

ABSTRAK

Latar Belakang: Pada gangguan mood, rasa terkontrol hilang, orang mengalami distress yang

berat. Tanda dan gejala gangguan mood termasuk perubahan pada tingkat aktifitas, kemampuan

kognitif, pembicaraan, fungsi vegetatif. Beberapa peneliti menemukan bahwa fluoxetine

memberikan efek terapeutik yang sangat maksimal dan efek negatif yang minimal terhadap

gangguan gastro intestinal dan disfungsi seksual di luar otak termasuk metabolisme dan

neurotransmiter seperti kolinergik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah fluoxetine

mempunyai pengaruh yang baik terhadap fungsi kognitif (stadium MMSE) pada penderita

gangguan suasana perasaan episode depresif di RSUP. H. Adam Malik Medan.

Metode : Penelitian ini merupakan Open Label Clinical Trial One Group Pretest-Posttest Design,

teknik pengambilan sampel dengan non probability jenis consecutive sampling dengan

menggunakan kuesioner The Mini Mental State Examination (MMSE). Kriteria inklusi adalah

penderita gangguan suasana perasaan episode depresif menurut kriteria diagnosis PPDGJI-III,

pertama kali kontak dengan peneliti, kooperatif, umur 20-50 tahun, pendidikan minimal SD,

menjalani pengobatan minimal 8 minggu. Kriteria eksklusi adalah mempunyai komorbiditas

dengan gangguan psikiatrik lain, menderita penyakit medis umum yang berat, menggunakan obat

lain, pemakaian zat, mempunyai ide-ide bunuh diri. Kriteria Drop Out adalah tidak patuh minum

obat selama 8 minggu. Pelaksanaan kegiatan dilakukan di Poliklinik Psikiatri dari tanggal 1

Januari 2009 sampai dengan 30 Juni 2009.

Hasil : Dari 30 orang pasien gangguan suasana perasaan episode depresif ditemukan

kelompok umur tertinggi : umur 40-49 tahun (46,7%), Jenis kelamin : perempuan (66,7%), tingkat

pendidikan : tingkat SMU (50%), status perkawinan : kawin (66,7%), status pekerjaan : memiliki

pekerjaan (63,3%), tempat tinggal : di Medan (73,3%). Pada minggu ke sembilan, dijumpai skor

keparahan BDI sedang (23,3%), ringan (76,7%) dan stadium MMSE ringan (53,3%), normal

(46,7%).

Kesimpulan : Ditemukan perbedaan yang bermakna pada pengaruh pemberian fluoxetine

terhadap efikasi klinis dan fungsi kognitif dengan skor keparahan BDI (p=0,001) dan Stadium

MMSE (p=0,001).

Kata kunci : Gangguan suasana perasaan episode depresif, fluoxetine, MMSE.

Page 17: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

Page 18: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Depresi merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama pada saat

ini. Sering dijumpai dan mengenai sekitar 3 % dari populasi setiap tahun, tetapi

tidak semua terdiagnosis dan belum mendapat terapi yang maksimal.1 Pada

gangguan mood, rasa terkontrol hilang, orang mengalami distress yang berat.

Pasien dengan mood yang tertekan (depresi) mengalami kehilangan energi dan

minat, perasaan bersalah, sulit konsentrasi, hilang nafsu makan dan pikiran ingin

mati atau bunuh diri. Tanda dan gejala gangguan mood dapat juga berupa

perubahan pada tingkat aktifitas, kemampuan kognitif, pembicaraan, fungsi

vegetatif. Perubahan ini selalu menghasilkan hambatan dalam fungsi

interpersonal, sosial dan pekerjaan.2 Studi mengenai depresi penting mengingat

keadaan ini tidak hanya menyebabkan tindakan bunuh diri tetapi juga merupakan

penyebab disabilitas dan kehilangan produktivitas yang nyata dalam kehidupan

sehari-hari.1

Pada tahun 1988 dikenalkan fluoxetine dan sejak saat itu menjadi satu-

satunya antidepresan yang paling banyak diresepkan didunia.3 Kemampuan

fluoxetine menghambat ambilan serotonin 23 kali lebih kuat dibandingkan

dengan kemampuannya menghambat ambilan norepinefrin.4

Page 19: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

The Mini-Mental State Examination (MMSE) adalah suatu pengukuran

untuk menilai status mental secara sistematis yang terdiri dari 11 pertanyaan

yang menguji lima bidang fungsi kognitif antara lain: orientasi, registrasi, atensi

dan kalkulasi, daya ingat serta bahasa.5,6

Gangguan pengaturan keseimbangan serotonin dikatakan penyebab

depresi. Rafe dorsalis merupakan sumber suplai serotonin yang diproyeksikan

ke forebrain dimana pada penelitian Invivo Single Photon Emission

Computerized Tomography (SPECT) pada pasien depresi berat ditemukan

sekitar 19% lebih rendah dibanding kontrol orang sehat.7

Penelitian Reimherr et al dengan menggunakan fluoxetine menyimpulkan

untuk menurunkan risiko relaps dibutuhkan pemberian kontinu selama 26

minggu. Martenyi dan Soldatenkova, menemukan dalam penelitian mereka

bahwa pemberian fluoxetine secara kontinu dalam 24 minggu dapat

menghindarkan relaps depresi pada penderita Posttraumatic Stress Disorder

(PTSD). Beberapa peneliti menemukan bahwa fluoxetine memberikan efek

terapeutik yang sangat maksimal dan efek negatif yang minimal terhadap

gangguan gastrointestinal dan disfungsi seksual di luar otak termasuk

metabolisme dan neurotransmiter seperti kolinergik.7

Penelitian fluoxetine pada 58 pasien yang mengalami gangguan fungsi

kognitif ringan didapati hasil pasien yang selesai melaksanakan penelitian adalah

sekitar 44 pasien yang selesai dalam 8 minggu penelitian. Respons medikasi

Page 20: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

dengan fluoxetine dilihat dengan adanya perbaikan skor dari MMSE. Pada

pengumpulan hasil ternyata pasien yang diterapi dengan fluoxetine menunjukkan

perubahan atau perbaikan pada skala MMSE. Kesimpulan dari penelitian yang

disebutkan adalah fluoxetine dapat meningkatkan fungsi memori dan kognitif

pasien dan terlihat konsisten seperti penelitian sebelumnya dalam

mempengaruhi pertumbuhan sel neuron yang ada pada daerah hipokampus.8

Dari penelitian Alpert JE et al, dikatakan bahwa 148 pasien, yang berumur

18-65 tahun dengan depresi berat diperiksa pertama dengan MMSE setelah 8

minggu pengobatan dengan fluoxetine didapatkan 75 pasien yang diperiksa

kembali dengan MMSE setelah mendapat pengobatan.9

Lesi-lesi lobus frontalis secara khusus mengganggu memori episodik;

dimana penurunan volume hipokampal ditunjukkan pada pasien depresi berat.

Studi dari Channon dan Channon & Green menunjukkan bahwa gangguan

dalam fungsi eksekutif juga dijumpai pada pasien yang lebih muda (20-40 tahun)

dan depresi yang kurang berat.10

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian ini

karena penelitian ini belum pernah dilakukan di poliklinik Psikiatri RS.H.Adam

Malik Medan dan dengan harapan dapat dilihat pengaruh fungsi kognitif pada

penderita gangguan suasana perasaan episode depresif yang diterapi dengan

fluoxetine.

Page 21: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

1.2. Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan

masalah penelitian sebagai berikut:

1. Apakah fluoxetine mempunyai efikasi yang baik dilihat dengan skor BDI

pada penderita gangguan suasana perasaan episode depresif?

2. Bagaimana fungsi kognitif (stadium MMSE) pada penderita gangguan

suasana perasaan episode depresif dengan pengobatan fluoxetine di

RSUP H. Adam Malik Medan.

1.3. Hipotesis

1. Fluoxetine mempunyai pengaruh yang baik dilihat dengan penurunan skor

keparahan BDI pada penderita gangguan suasana perasaan episode

depresif.

2. Fluoxetine mempunyai pengaruh yang baik dilihat dengan fungsi kognitif

(stadium MMSE) pada penderita gangguan suasana perasaan episode

depresif.

1.4. Tujuan Penelitian

Page 22: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

1.4.1. Tujuan Umum: Untuk mengetahui pengaruh fluoxetine terhadap fungsi

kognitif dengan menggunakan instrumen MMSE pada penderita gangguan

suasana perasaan episode depresif di RSUP H. Adam Malik Medan.

1.4.2. Tujuan Khusus : Untuk memperoleh gambaran dan informasi tentang

pengaruh pemberian fluoxetine terhadap fungsi kognitif (stadium MMSE) pada

penderita gangguan suasana perasaan episode depresif di Poliklinik Psikiatri

RSUP H. Adam Malik Medan.

1.5. Manfaat penelitian

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang

perubahan skor keparahan BDI dan stadium MMSE pada penderita

gangguan suasana perasaan episode depresif yang menggunakan

fluoxetine.

2. Hasil penelitian ini diharapkan untuk mengetahui perubahan kognitif pada

penderita gangguan suasana perasaan dengan menggunakan fluoxetine

selama 8 minggu.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan penelitian lanjutan

sejenis yang lebih luas dan mendalam.

Page 23: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Gangguan suasana perasaan episode depresif.

Menurut PPDGJI-III, depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan

(mood) yang mempunyai gejala utama : afek depresif, kehilangan minat dan

kegembiraan serta berkurangnya aktifitas, serta beberapa gejala lainnya seperti

konsentrasi dan perhatian yang berkurang, harga diri dan kepercayaan diri

berkurang, gagasan atau perbuatan yang membahayakan diri atau bunuh diri,

tidur yang terganggu dan nafsu makan berkurang.11

Menurut DSM-IV-TR suatu gangguan depresi berat (juga dikenal sebagai

depresi unipolar) timbul tanpa suatu riwayat dari episode manik, campuran atau

hipomanik. Suatu episode depresif berat harus ada sekurang-kurangnya 2

minggu dan secara tipikal seseorang dengan diagnosis suatu episode depresif

berat juga mengalami paling sedikit 4 gejala : perubahan nafsu makan dan berat

badan, perubahan dalam tidur dan aktifitas, berkurangnya energi, perasaan

bersalah, masalah dalam berpikir dan mengambil keputusan dan pikiran yang

berulang tentang kematian atau bunuh diri.12

Page 24: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

Gangguan depresif berat adalah umum dijumpai, dengan prevalensi

seumur hidup sekitar 15 persen dan sebanyak 25 persen untuk perempuan.

Insidensi gangguan depresif berat adalah 10 persen pada pasien rawat umum

dan 15 persen pada pasien rawat inap medis.2,13

Studi Epidemiological Catchment Area (ECA) melaporkan bahwa angka

prevalensi seumur hidup dan 1 tahun dari penderita gangguan depresif berat

adalah sekitar 4,9 persen dan 2,7 persen.2,13

Suatu pengamatan yang hampir universal, tergantung dari negara atau

budaya, adalah 2 kali lebih besar prevalensi gangguan depresif berat pada

perempuan daripada laki-laki.2 Usia rata-rata sekitar 40 tahun, dengan 50 persen

dari semua pasien depresif dengan onset usia di antara 20 tahun dan 50 tahun.

Gangguan depresif berat paling sering timbul pada orang-orang tanpa hubungan

interpersonal, telah bercerai atau berpisah. Dan tidak ada hubungan yang

ditemukan antara status sosioekonomi dan gangguan depresi berat. Depresi

lebih umum dijumpai pada daerah pedesaan daripada di daerah perkotaan.2

Hipokampus merupakan salah satu struktur otak yang dipelajari secara

intensif dalam kaitannya dengan depresi, stresor, dan kerja obat antidepresan.

Hipokampus berperan dalam mempertahankan keterjagaan atau atensi. Apabila

terpajan dengan stimulus baru, hipokampus menghasilkan gelombang teta.

Hipokampus melakukan reaksi penyesuaian. Apabila stimulus yang sama

berulang, terjadi habituasi pada hipokampus sehingga gelombang teta tidak

Page 25: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

terlihat lagi. Apabila hipokampus rusak, kemampuan menghambat respons

perilaku atau memindahkan atensi dapat terjadi.4

Hipokampus bersama-sama dengan neokorteks berkaitan dengan

keterjagaan. Bila ada informasi yang masuk, keterjagaan korteks meningkat. Bila

keterjagaan terlalu berlebihan, efisiensi dalam proses informasi, atensi,

mempelajari hal baru, dan memori jadi berkurang. Hal ini terjadi karena

hipokampus sudah kebanjiran dengan informasi sehingga ia kewalahan. Bila

korteks dan hipokampus tidak sinkron, distraktibilitas, hiperresponsif,

kebingungan dapat terjadi. Atensi, kemampuan belajar dan memori jadi

berkurang.4

Hipokampus dan amigdala bekerjasama untuk fungsi atensi, pemetaan

kognitif dan lingkungan, mengatur tegangan volunter, perilaku waspada, atensi,

imajinasi dan reaksi penyesuaian diri. Selain itu, ia juga berfungsi mengontrol

fungsi vegetatif.4

Pada keadaan depresi terjadi atropi hipokampus. Atropi hipokampus

menyebabkan terjadinya defisit kognitif pada penderita depresi. Pada depresi

terjadi penurunan volume hipokampus sekitar 20 persen. Adanya defisit kognitif

pada penderita depresi dikaitkan dengan atropi hipokampus. Semakin lama

depresi semakin berat derajat atropi yang terjadi. Ada dugaan atropi tersebut

bisa menetap. Sebuah penelitian melaporkan bahwa atropi tetap ada, meskipun

Page 26: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

remisi depresi sudah lebih dari dua tahun atau atropi tidak berkurang dengan

bertahannya durasi remisi.4

Sebagian besar menduga perubahan morfologi tersebut terjadi akibat

biologik yang mendasari penyakit. Atropi menetap dikaitkan dengan stresor. Ada

dugaan bahwa stresor yang menetap dapat merusak hipokampus yaitu :4

1. Stresor dapat menyebabkan retraksi dendrit di neuron hipokampus.

2. Stresor dapat menghambat neurogenesis pada hipokampus.

3. Stresor yang menetap dapat menyebabkan neurotoksisitas.

2.2. Beck Depression Inventory (BDI).

BDI dikembangkan untuk mengukur manifestasi perilaku depresi pada

remaja dan dewasa. Alat ukurnya didesain untuk menstandarisasi penilaian

keparahan depresi agar pemonitoran perubahan sepanjang waktu atau untuk

menjelaskan gangguannya secara sederhana. Pokok-pokok dalam BDI

orisinilnya diperoleh dari observasi penderita-penderita depresi yang dibuat

sepanjang perjalanan psikoterapi psikoanalitik. Sikap dan simtom-simtom yang

muncul spesifik terhadap kelompok penderita depresi yang kemudian dijelaskan

dalam rentetan pernyataan, dan diberikan nilai angka untuk setiap pernyataan.14

Dalam bentuk orisinilnya, 21 manifestasi perilaku diungkapkan disini,

setiap area diwakili oleh 4 hingga 5 pernyataan yang menjelaskan keparahan

simtom mulai dari ringan hingga berat. Subjek diminta untuk mengidentifikasi

pernyataan yang paling tepat yang menjelaskan perasaannya ”sekarang”.

Page 27: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

Pokok-pokoknya kemudian dinilai dan disimpulkan untuk memperoleh suatu nilai

total untuk keparahan simtom depresi.14

BDI terdiri dari kumpulan 21 pokok, masing-masingnya dengan rentetan 4

pernyataan. Pernyataannya menjelaskan keparahan simtom sepanjang

rangkaian kesatuan nomor urut dari tidak ada atau ringan (nilai 0) ke berat (nilai

3). Walaupun instrumen orisinilnya dimaksudkan untuk dibacakan dengan kuat

oleh seorang pewawancara yang mencatat pilihan subjeknya, skalanya

kemudian telah digunakan sebagai kuesioner yang dilaporkan sendiri. Nilai

keparahan depresi dibuat dengan menyimpulkan nilai-nilai dari pokok-pokoknya

yang disokong dari setiap pokoknya. Panduan-panduan belakangan ini

menyarankan interpretasi dari nilai-nilai keparahan : 0-9: minimal, 10-16: ringan,

17-29: sedang, dan 30-63: berat. Nilai subskala bisa dikalkulasikan untuk faktor

kognitif-afektif dan faktor hasil somatik.14

Sekitar setengah dari pasien depresi mengeluhkan atau menunjukkan

lambat berpikir. Mereka mungkin merasakan mereka tidak mampu berpikir

sebaik sebelumnya, yang mana mereka tidak dapat berkonsentrasi atau mereka

mudah terganggu. Seringkali ragu-ragu terhadap kemampuan mereka untuk

membuat penilaian yang baik dan didapati kalau mereka kesulitan dalam

mengambil keputusan kecil. Pada ujian formal psikologis akurasi pasien

berkurang dan kecepatan serta pelaksanaan yang lambat.12,15,16 Kadang-kadang

terganggunya memori begitu berat, pada penampilan klinis menyerupai

Page 28: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

demensia. Ini umumnya ditemui pada orangtua, yang disebut pseudodementia

depresif.17

Ketika menguji fungsi kognitif, terapi mengevaluasi daya ingat:

visuospatial dan kemampuan konstruksional”: membaca, menulis dan

kemampuan matematika. Penilaian kemampuan abstrak juga sangat berharga

diperlukan tetapi penampilan pasien merupakan kemungkinan sebagai

pemahaman peribahasa yang sangat bermanfaat dalam pengujian pasien serta

pemahaman khusus dari berbagai faktor misalnya pendidikan yang kurang,

intelegensi yang rendah, kegagalan memahami konsep peribahasa, secara

primer dan sekunder dari gangguan psikopatologikal.6

2.3. MMSE.

MMSE adalah suatu pengukuran fungsi kognitif yang pertama kali

digunakan oleh Folstein untuk status mental secara sistimatis. Terdiri dari 11

pertanyaan yang menguji lima bidang fungsi kognitif : orientasi, registrasi, atensi

dan kalkulasi, mengingat kembali dan bahasa. Pada skor MMSE yaitu nilai 27-30

(normal), nilai 21-26 (stadium ringan), nilai 10-20 (stadium sedang), nilai < 10

(stadium lanjut).18

2.4. FLUOXETINE.

Page 29: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRIs) adalah agen lini pertama

untuk penatalaksanaan depresi, gangguan obsesif kompulsif (OCD), dan

gangguan panik sebagaimana gangguan-gangguan lainnya. Sekarang ini, lima

SSRIs tersedia. Fluoxetine (Prozac) dikenalkan tahun 1988, dan sejak saat itu

menjadi satu-satunya antidepresan yang paling banyak diresepkan di dunia.

Pada tahun-tahun berikutnya, sertralin (Zoloft) dan Paroxetine (Paxil) telah

diresepkan hampir sama banyaknya dengan Fluoxetine. Fluvoxamine (Luvox)

telah memperoleh tempatnya yang kecil, khususnya untuk mengobati OCD.

Citalopram (Celexa) telah banyak digunakan di Eropa sejak 1989 dan dikenalkan

di Amerika Selatan tahun 1998, dimana obat tersebut sudah diterima.3

Dengan efek yang besar dari Selective Serotonin Reuptake Inhibitors

(SSRIs) sebagai contohnya fluoxetine (prozac) telah dibuat pada pengobatan

depresi, serotonin telah menjadi neurotransmiter amin biogenik yang paling

umum dihubungkan dengan depresi. Identifikasi dari multiple subtipe reseptor

serotonin telah meningkatkan kegembiraan dalam komunitas penelitian tentang

perkembangan dari pengobatan yang lebih spesifik untuk depresi. Disamping

fakta bahwa SSRIs dan antidepresan serotonergik lain adalah efektif dalam

pengobatan depresi. Data lain mengindikasikan bahwa serotonin terlibat dalam

patofiologi depresi. Pengurangan serotonin bisa mencetuskan depresi, dan

beberapa pasien dengan impuls bunuh diri memiliki konsentrasi cairan otak yang

Page 30: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

rendah dari metabolit serotonin dan konsentrasi serotonin yang rendah dari

tempat ambilan pada platelet.2

Fluoxetine diabsorbsi secara oral. Metabolisme utama di hepatosit hati.

Konsentrasi plasma maksimum dicapai setelah 6 – 8 jam pemberian (dosis 40

mg). Makanan tidak mengganggu penyerapannya. Sekitar 95 persen fluoxetine

terikat dengan protein serum (albumin dan α 1 – asam glikoprotein). Distribusi

fluoxetine sangat luas dan terdapat dalam air susu Ibu.4

Kemampuan fluoxetine menghambat ambilan serotonin 23 kali lebih kuat

dibandingkan dengan kemampuannya menghambat ambilan norepinefrin (NE).

Afinitas terhadap muskarinik kolinergik, histamin (H1), α 1 adrenergik, 5 – HT 1

atau 5 – HT 2 kurang. Afinitasnya juga kurang terhadap saluran ion sodium

jantung, sehingga pasien aman dari toksisitas jantung. Tidak ada pengaruhnya

terhadap aktivitas Mono Amine Oxidase (MAO).4

Efikasi pada dosis 20, 40 dan 60 mg terlihat sama. Pasien berhenti

menggunakan obat lebih sering terjadi pada dosis lebih dari 60 mg. Uji klinik

yang dilakukan pada orangtua memperlihatkan bahwa fluoxetine dengan dosis

antara 20 – 80 mg per hari, selama 6 minggu terapi. Pada wanita tua

penambahan estrogen lebih efektif dari pada hanya menggunakan fluoxetine.4

2.5. Kerangka Konseptual.

Page 31: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

Simtom depresi (BDI)

Fungsi kognitif (MMSE)

Posttest

Penderita

gangguan

suasana perasaan

episode depresif

BDI

MMSE

Pretest

Fluoxetine

Page 32: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1. Desain penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental19, rancangan penelitian ini

adalah Open Label Clinical Trial One Group Pretest-Posttest Design untuk

Page 33: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

menilai pengaruh pemberian fluoxetine terhadap fungsi kognitif pada penderita

gangguan suasana perasaan episode depresif.

3.2. Tempat dan Waktu

Tempat penelitian: Poliklinik Psikiatri RSUP.H. Adam Malik Medan.

Waktu penelitian : dilaksanakan dalam periode waktu 6 bulan (1 Januari 2009

sampai 30 Juni 2009).

3.3. Populasi dan sampel penelitian

1. Populasi target: penderita gangguan suasana perasaan episode depresif.

2. Populasi terjangkau: penderita gangguan suasana perasaan episode

depresif yang datang berobat ke RSUP.H. Adam Malik Medan periode 1

Januari 2009 sampai 30 Juni 2009.

3. Sampel penelitian : penderita gangguan suasana perasaan episode

depresif yang datang berobat ke RSUP.H. Adam Malik Medan periode 1

Januari 2009 sampai 30 Juni 2009 yang memenuhi kriteria inklusi dan

eksklusi.

4. Cara pengambilan sampel dengan non probability jenis consecutive

sampling.

3.4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Page 34: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

3.4.1. Kriteria Inklusi

1. Pertama kali bertemu dengan pemeriksa.

2. Kooperatif.

3. Penderita gangguan suasana perasaan episode depresif yang ditegakkan

dengan menggunakan kriteria diagnosis PPDGJI-lll.

4. Usia 20 sampai dengan 50 tahun.

5. Pendidikan Minimal SD.

6. Menjalani pengobatan minimal 8 minggu.

3.4.2. Kriteria Eksklusi

1. Mempunyai komorbiditas dengan gangguan psikiatrik lainnya

2. Penderita penyakit medis umum yang berat.

3. Menggunakan obat lain.

4. Pemakaian zat, misalnya : alkohol, ganja dll.

5. Mempunyai ide-ide bunuh diri.

3.4.3.Kriteria Drop Out

Tidak patuh minum obat selama 2 minggu.

Page 35: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

3.5. Perkiraan Besar Sampel

Besar sampel diukur dengan menggunakan rumus :

{ Zα√ 2 PQ + Zβ √ P1 Q1 + P2 Q2}2

n = ________________________________

(P1-P2)2

n= besar sampel minimum

Zα :nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α = 5% = 1,96

Zβ :nilai distribusi normal baku (tabel Z)pada β= 20% =0,842

P : rata-rata P1 dan P2

P1: Perkiraan proporsi pada efek pada terapi standard (penelitian Alpert JE et al

): 50%

P2: Perkiraan proporsi efek terapi yang diteliti : 30 %.

P1-P2: perkiraan selisih proporsi yang diteliti

Page 36: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

{ 1,96 √ 2. 0,65 . 0,35 + 0,842 √ 0,5 . 0,5 + 0,8 . 0,2}2

n = ___________________________________________

(0,3)2

n = 20,6 → ≈ 30

Dengan menggunakan rumus diatas didapat jumlah sampel adalah 30

orang.

3.6. Persetujuan setelah penjelasan / Inform Consent.

Semua subjek penelitian akan diminta persetujuan dari orang tua atau

keluarga terdekat setelah terlebih dahulu diberi penjelasan sebelum diberikan

pengobatan dengan menggunakan fluoxetine pada penderita gangguan suasana

perasaan episode depresif.

3.7. Etika Penelitian

Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari Komite Etika penelitian di

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3.8. Cara kerja

Seluruh penderita gangguan suasana perasaan dengan episode depresif

yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi mengisi persetujuan secara tertulis

Page 37: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

untuk ikut ke dalam penelitian setelah mendapatkan penjelasan yang terperinci

dengan jelas. Penetapan diagnosis gangguan suasana perasaan dengan episode

depresif berdasarkan kriteria diagnosis PPDGJI – III. Setiap sampel mengisi

kuesioner BDI dimana niali-nilai keparahan : 0-9 : minimal, 10-16 : ringan, 17-29

: sedang dan 30-63 : berat dan setiap sampel akan menjalani pemeriksaan Mini

Mental Examination (MMSE) sebelum mendapatkan intervensi pengobatan,

kemudian pemeriksa memberikan skor pada lembar kuesioner. Tiga puluh sampel mendapat pemberian fluoxetine selama 8 minggu

dengan dosis 20 mg / oral / hari jika kurang mendapat respons dosis dinaikkan

setelah 2 minggu. Penderita akan dilakukan pemeriksaan BDI setelah minggu

kedua. Penderita akan kembali dilakukan follow up pada awal minggu

kesembilan, dengan cara dilakukan kembali pemeriksaan BDI dan MMSE,

kemudian pemeriksa memberikan skor pada lembar kuesioner.

Page 38: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

KERANGKA KERJA

Penderita gangguan suasana perasaan episode depresif

PPDGJI-III

Inklusi

BDI MMSE

Minggu 0

BDI

MMSE

Awal minggu kesembilan

Eksklusi

Fluoxetine

Page 39: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

3.9. Identifikasi variabel

Variabel bebas : Fluoxetine, umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status

perkawinan, status pekerjaan, tempat tinggal.

Variabel tergantung : Skor keparahan BDI, stadium MMSE.

3.10. Rencana Manajemen dan analisis data

Untuk melihat pengaruh pemberian fluoxetine terhadap fungsi kognitif

pada gangguan suasana perasaan episode depresif digunakan uji eksperimental

dengan menggunakan skala pengukuran MMSE. Pengolahan

dan analisis data dengan menggunakan uji statistik SPSS versi 15,0 dengan uji

analisis menggunakan Marginal Homogeneity test dan McNemar Test.

3.11. Definisi Operasional

a. Penderita gangguan suasana perasaan episode depresif adalah

pasien yang memenuhi kriteria diagnosis episode depresif (F.30)

berdasarkan PPDGJI-lll.

b. BDI adalah suatu kuesioner untuk mengevaluasi ada tidaknya

sindroma depresif pada seseorang. Interpretasi dari nilai-nilai

keparahan : 0-9 : minimal; 10-16 : ringan; 17-29 : sedang dan 30-63

: berat.

Page 40: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

c. MMSE adalah suatu alat skrining yang digunakan secara luas untuk

menilai dan mengevaluasi kerusakan fungsi kognitif termasuk

didalamnya untuk mengukur orientasi terhadap tempat dan waktu,

memori segera, memori verbal, perhitungan, bahasa dan construct

ability. Skor maksimum adalah 30. Gangguan kognitif ringan adalah

yang memiliki nilai MMSE 21-26. Gangguan kognitif sedang adalah

yang memiliki nilai MMSE 10-20. Gangguan kognitif lanjut adalah yang

memiliki nilai MMSE < 10.

d. Kelompok umur adalah lamanya hidup sejak lahir yang dinyatakan

dalam satuan tahun. Umur 20 – 29 tahun, 30 – 39 tahun, 40 – 49

tahun dan 50 – 59 tahun.

e. Jenis Kelamin : laki-laki dan perempuan.

f. Tingkat Pendidikan : jenjang pengajaran yang telah diikuti atau sedang

dijalani responden melalui pendidikan formal : tamatan SD, SMP,

SMU, Akademi / Perguruan Tinggi.

g. Status Perkawinan : kawin, tidak kawin, janda / duda.

h. Status Pekerjaan : bekerja, dan tidak bekerja.

i. Tempat tinggal : Medan dan luar Medan.

Page 41: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

j. Fluoxetine adalah antidepresan golongan SSRIs.

k. Fungsi kognitif: menggambarkan berbagai macam aspek dalam

berpikir seperti atensi, konsentrasi, pemahaman, memori, orientasi,

abstraktisasi, dan judgements.

Page 42: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

Page 43: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

BAB 4. HASIL

Sebanyak tigapuluh penderita gangguan suasana perasaan episode

depresif di Poliklinik Psikiatri RSUP H. Adam Malik Medan mendapat

pengobatan dengan menggunakan fluoxetine yang dipilih secara non probability

sampling jenis consecutive sampling diikutsertakan pada penelitian ini periode 1

Januari 2009 sampai 30 Juni 2009. Tidak ada sampel yang di drop out.

Tabel 4.1. Distribusi sampel penelitian berdasarkan karakteristik demografi.

Variabel Jumlah % Umur 20-29 tahun 8 26,7 30-39 tahun 6 20,0 40-49 tahun 14 46,7 50-59 tahun 2 6,7 Jumlah 30 100,0 Jenis kelamin Laki-laki 10 33,3 Perempuan 20 66,7 Jumlah 30 100,0 Tingkat Pendidikan SD 7 23,3 SMP 3 10,0 SMU 15 50,0 PT 5 16,7 Jumlah 30 100,0 Status perkawinan

Tidak kawin 8 26,7

Page 44: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

Kawin 20 66,7

Janda/Duda 2 6,7

Jumlah 30 100,0

Status pekerjaan Bekerja 19 63,3

Tidak bekerja 11 36,7

Jumlah 30 100,0

Tempat tinggal Medan 22 73,3

Luar Medan 8 26,7

Jumlah 30 100,0

Tabel 4.1 memperlihatkan karakteristik demografi dari sampel sebagian

besar terdiri dari kelompok umur 20-29 tahun sebanyak 8 orang (26,7%), umur

30-39 tahun sebanyak 6 orang (20%), umur 40-49 tahun sebanyak 14 orang

(46,7%), umur 50-59 tahun sebanyak 2 orang (6,7%), jenis kelamin laki-laki

sebesar 10 orang (33,3%), perempuan sebesar 20 orang (66,7%). Untuk tingkat

pendidikan SD sebesar 7 orang (23,3%), SMP sebesar 3 orang (10%), SMU

sebesar 15 orang (50%), PT sebesar 5 orang (16,7%). Untuk status perkawinan

status tidak kawin sebesar 8 orang (26,7%), kawin sebesar 20 orang ( 66,7%),

janda / duda 2 orang (6,7%). Untuk status pekerjaan dijumpai bekerja sebesar 19

orang (63,3%), tidak bekerja sebesar 11 orang (36,7%). Untuk tempat tinggal di

Medan sebesar 22 orang (73,3%) dan luar Medan sebesar 8 orang (26,7%).

Page 45: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

Tabel 4.2. Karakteristik pengaruh pemberian fluoxetine pada Skor keparahan BDI minggu pertama dan awal minggu ke tiga.

Variabel

Minggu pertama Awal minggu ke tiga

p* Berat Berat Sedang

n % n % n %

BDI 30 100 20 66,7 10 33,3 0,002

*McNemar Test.

Dari Tabel 4.2. di atas, dapat terlihat perubahan skor keparahan BDI pada

awal minggu ke dua dimana didapati skor keparahan berat (66,7%) dan skor

keparahan sedang (33,3%). Dari uji dengan menggunakan McNemar Test

pengaruh pemberian fluoxetine terhadap skor keparahan BDI didapati p = 0,002

maka nilai p < 0,05 ditemukan perbedaan bermakna antara pengaruh pemberian

fluoxetine dengan skor keparahan BDI minggu pertama dan pada awal minggu

ke tiga.

Tabel 4.3. Karakteristik pengaruh pemberian fluoxetine pada Skor keparahan BDI minggu pertama dan minggu ke sembilan.

Variabel

Minggu pertama Minggu ke sembilan

p* Berat Sedang Ringan

n % n % n %

Page 46: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

BDI 30 100 7 23,3 23 76,7 0,001

*Marginal Homogeneity Test.

Dari Tabel 4.3. di atas, dapat terlihat perubahan skor keparahan BDI pada

minggu ke sembilan dimana didapati skor keparahan sedang (23,3%) dan skor

keparahan ringan (76,7%). Dari uji dengan menggunakan Marginal Homogeneity

test pengaruh pemberian fluoxetine terhadap skor BDI didapati p = 0,001 maka

nilai p < 0,05 ditemukan perbedaan bermakna antara pengaruh pemberian

fluoxetine dengan skor keparahan BDI minggu pertama dan pada minggu ke

sembilan.

Tabel 4.4. Karakteristik pengaruh pemberian fluoxetine pada stadium MMSE minggu pertama dan minggu ke sembilan.

Variabel

Minggu pertama Minggu ke sembilan

p* Sedang Ringan Ringan Normal

n % n % n % n %

MMSE 7 23,3 23 76,7 16 53,3 14 46,7 0,001

*Marginal Homogeneity test.

Dari Tabel 4.4. di atas, dapat terlihat perubahan stadium MMSE pada

minggu ke sembilan dimana didapati stadium ringan (53,3%) dan stadium normal

(46,7%). Ditemukan perbedaan yang bermakna pada pengaruh pemberian

fluoxetine terhadap stadium MMSE. Dari uji dengan menggunakan Marginal

Page 47: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

Homogeneity test pengaruh pemberian fluoxetine terhadap stadium MMSE

didapati p = 0,001 maka nilai p < 0,005 ditemukan perbedaan bermakna antara

pengaruh pemberian fluoxetine dengan stadium MMSE pada minggu pertama

dan pada minggu ke sembilan.

Tabel 4.5. Karakteristik pengaruh pemberian fluoxetine terhadap fungsi kognitif minggu pertama dan minggu ke sembilan.

Variabel n % n % p*

Orientasi mgg 0 : Orientasi mgg 9 :

Sangat terganggu 10 33,3 Terganggu 22 73,3 0,001

Terganggu 20 66,7 Tdk terganggu 8 26,7

Jumlah 30 100,0 30 100,0

Registrasi mgg 0 : Registrasi mgg 0 :

Terganggu 12 40,0 Tdk terganggu 30 100,0 0,001

Tdk terganggu 18 60,0

Jumlah 30 100,0

Atensi mgg 0 : Atensi mgg 9 :

Sangat terganggu 28 93,3 Sangat terganggu 5 16,7 0,001

Terganggu 2 6,7 Terganggu 23 76,7

Tidak terganggu 2 6,7

Jumlah 30 100,0 30 100,0

Page 48: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

Recall mgg 0 : Recall mgg 9 :

Sangat terganggu 4 13,3 Sangat terganggu 2 6,7 0,001

Terganggu 25 83,3 Terganggu 6 20,0

Tidak terganggu 1 3,3 Tidak terganggu 22 73,3

Jumlah 30 100,0 30 100,0

Bahasa mgg 0 : Bahasa mgg 9 :

Sangat terganggu 2 6,7 Terganggu 27 90,0 0,059

Terganggu 28 93,3 Tidak terganggu 3 10,0

Jumlah 30 100,0 30 100,0

*Marginal Homogeneity Test

Dari tabel 4.5. di atas, dapat terlihat pengaruh pemberian fluoxetine

terhadap fungsi kognitif pada minggu pertama didapati orientasi: sangat

terganggu 10 orang (33,3%) ; terganggu 20 orang (66,7%), pada minggu ke

sembilan didapati orientasi: terganggu 22 orang (73,3%) ; tidak terganggu 8

orang (26,7%). Pada minggu pertama didapati registrasi : terganggu 12 orang

(40%) ; tidak terganggu 18 orang (60%) , pada minggu ke sembilan didapati

registrasi : tidak terganggu 30 orang (100%). Pada minggu pertama didapati

atensi : sangat terganggu 28 orang (93,3%) ; terganggu 2 orang (6,7%), pada

minggu ke sembilan didapati atensi : sangat terganggu 5 orang (16,7%) ;

terganggu 23 orang (76,7%) ; tidak terganggu 2 orang (6,7%). Pada minggu

pertama didapati recall : sangat terganggu 4 orang (13,3%) ; terganggu 25 orang

(83,3%) ; tidak terganggu 1 orang (3,3%) , pada minggu ke sembilan didapati

Page 49: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

recall : sangat terganggu 2 orang (6,7%) ; terganggu 6 orang (20%) ; tidak

terganggu 22 orang (73,3%). Pada minggu pertama didapati bahasa : sangat

terganggu 2 orang (6,7%) ; terganggu 28 orang (93,3%) , pada minggu ke

sembilan didapati bahasa : terganggu 27 orang (90%) ; tidak terganggu 3 orang

(10%).

Dari uji analisis dengan Marginal Homogeneity Test pengaruh pemberian

fluoxetine terhadap fungsi kognitif pada minggu pertama dan minggu ke

sembilan pada orientasi didapati hasil p = 0,001 yang berarti p < 0,05

ditemukan perbedaan bermakna antara pengaruh pemberian fluoxetine pada

orientasi minggu pertama dan minggu ke sembilan.

Dari uji analisis dengan Marginal Homogeneity Test pengaruh pemberian

fluoxetine terhadap fungsi kognitif pada minggu pertama dan minggu ke

sembilan pada registrasi didapati hasil p = 0,001 yang berarti p < 0,05

ditemukan perbedaan bermakna antara pengaruh pemberian fluoxetine pada

registrasi minggu pertama dan minggu ke sembilan.

Dari uji analisis dengan Marginal Homogeneity Test pengaruh pemberian

fluoxetine terhadap fungsi kognitif pada minggu pertama dan minggu ke

sembilan pada atensi didapati hasil p = 0,001 yang berarti p < 0,05

ditemukan perbedaan bermakna antara pengaruh pemberian fluoxetine pada

atensi minggu pertama dan minggu ke sembilan.

Page 50: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

Dari uji analisis dengan Marginal Homogeneity Test pengaruh pemberian

fluoxetine terhadap fungsi kognitif pada minggu pertama dan minggu ke

sembilan pada recall didapati hasil p = 0,001 yang berarti p < 0,05

ditemukan perbedaan bermakna antara pengaruh pemberian fluoxetine pada

recall minggu pertama dan minggu ke sembilan.

Dari uji analisis dengan Marginal Homogeneity Test pengaruh pemberian

fluoxetine terhadap fungsi kognitif pada minggu pertama dan minggu ke

sembilan pada bahasa didapati hasil p = 0,059 yang berarti p > 0,05 tidak

ditemukan perbedaan bermakna antara pengaruh pemberian fluoxetine pada

bahasa minggu pertama dan minggu ke sembilan.

Page 51: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

BAB 5. PEMBAHASAN

Penelitian ini merupakan penelitian Open Label Clinical Trial One Group

Pretest-Posttest Design. Pengambilan sampel dengan teknik non probability

jenis consecutive sampling. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah

fluoxetine mempunyai pengaruh yang baik terhadap fungsi kognitif (stadium

MMSE).

Page 52: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

Dari keseluruhan pasien gangguan suasana perasaan episode depresif

yang berobat di Poliklinik Psikiatri RSUP.H. Adam Malik Medan didapati

sebagian besar mempunyai umur 40-49 tahun (46,7%), hal ini sesuai dengan

literatur yang menyatakan bahwa gangguan suasana perasaan episode depresif

onsetnya dalam dekade ke- 3 sampai ke-4 dari kehidupan.2

Berdasarkan jenis kelamin dapat terlihat bahwa yang terbanyak adalah

perempuan (66,7%) hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa

prevalensi perempuan 2 kali lebih besar dibandingkan laki-laki.2

Berdasarkan status perkawinan dapat terlihat bahwa yang terbanyak

adalah status kawin (66,6%) hal ini tidak sesuai dengan literatur yang

menyatakan gangguan depresi sering timbul pada orang-orang tanpa hubungan

interpersonal, telah bercerai atau berpisah.2

Berdasarkan status pekerjaan dapat terlihat bahwa yang terbanyak adalah

bekerja (63,3%). Hal ini tidak seusai dengan literatur dimana dikatakan tidak ada

hubungan yang ditemukan antara status ekonomi dengan gangguan depresi

berat.2

Dari hasil penelitian skor keparahan BDI minggu pertama dan awal

minggu ke tiga didapati skor keparahan berat 20 orang (66,7%) ; skor keparahan

sedang 10 orang (33,3%). Dari analisis McNemar Test didapat p = 0,002 hal ini

Page 53: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

berarti p < 0,05 berarti terdapat perbedaan antara skor keparahan BDI minggu

pertama dan awal minggu ke tiga setelah diberi intervensi pengobatan fluoxetine.

Dari hasil penelitian skor keparahan BDI minggu pertama dan minggu ke

sembilan didapati skor keparahan sedang 7 orang (23,3%) ; skor keparahan

ringan 23 orang (76,7%). Dari analisis Marginal Homogeneity Test didapat p =

0,001 hal ini berarti p < 0,05 berarti terdapat perbedaan antara skor keparahan

BDI minggu pertama dan minggu ke sembilan setelah diberi intervensi

pengobatan fluoxetine.

Dari hasil penelitian stadium MMSE minggu pertama dan minggu ke

sembilan didapati stadium ringan sebanyak 16 orang (53,3%) ; stadium normal

sebanyak 14 orang (46,7%). Dari analisis Marginal Homogeneity Test didapat p

= 0,001 hal ini berarti p < 0,05 berarti terdapat perbedaan antara stadium MMSE

minggu pertama dan minggu ke sembilan setelah diberi intervensi pengobatan

fluoxetine. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian fluoxetine mempunyai

pengauh yang baik dalam memperbaiki fungsi kognitif pada penderita gangguan

suasana perasaan episode depresif. Hal ini sesuai dengan literatur peneliitan

Alpert et al mendukung bahwa perbaikan akan tampak setelah pengobatan 8

dengan fluoxetine.9

Page 54: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

Page 55: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. KESIMPULAN.

Page 56: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

Dari hasil penelitian terhadap 30 orang penderita gangguan suasana

perasaan episode depresif yang mendapat pelayanan di Poliklinik Psikiatri

RSUP. H. Adam Malik Medan, dapat diambil kesimpulan:

a. Fluoxetine mempunyai pengaruh yang baik terhadap skor keparahan BDI

(p = 0,001) pada minggu pertama dan pada minggu ke sembilan.

b. Fluoxetine mempunyai pengaruh yang baik terhadap fungsi kognitif

(stadium MMSE) (p = 0,001) pada minggu pertama dan minggu ke

sembilan.

6.2. SARAN.

Para klinisi dapat mempertimbangkan pengaruh pemberian fluoxetine

terhadap fungsi kognitif yang baik pada pasien gangguan suasana perasaan

episode depresif, karena adanya pengaruh signifikan dalam hal perbaikan skor

keparahan BDI dan stadium MMSE.

Page 57: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

DAFTAR PUSTAKA

Page 58: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

1. Bazire S.Psychotropic Drug Directory 2005. British : The Bath Press; 2005

2. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry

Behavioral Sciences/ Clinical Psychiatry, 10thed. Philadelphia: Lippincott

Williams & Wilkins; 2003

3. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock’s Pocket Handbook of

Psychiatric Drug Treatment. 3rd ed. Philadelphia : Lippincott Williams &

Wilkins; 2001

4. Amir N. Depresi Aspek Neurobiologi Diagnosis dan Tatalaksana. Ed.1.

Jakarta : Balai Penerbit FK-UI; 2005

5. Kurlowicz L, Wallace M. The Mini Mental State Examination (MMSE). Try

this from The Hartford Institute for Geriatric Nursing. New York University,

1999. Diunduh dari : www. Hart Fordign. Org

6. Blacker D. Psychiatric Rating Scale. In Sadock BJ, Sadock VA, eds

Kaplan & Sadock’s Comprehensive Textbook of Psychiatry. Vol I B, 8thed.

Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins; 2005. p. 949

7. Purba JS. Peran Neuroendokrin Pada Depresi, Dexa Medica 2006; 19:

123-125

8. Kalbe. Fluoxetin perbaiki fungsi kognitif.Kalbe.co.id.2007

9. JE Alpert, LA Uebelacker, NE McLean, M Abraham, JF Rosenbaum, M

Fava. The Mini-Mental State Examination Among Adult Outpatients with

Major Depressive Disorder. MEDLINE. 1995; 63: 207-211

10. Austin MP, Mitchell P, Goodwin GM. Cognitive Deficits In Depression.

British Journal of Psychiatry 2002; 178: 200-206

11. Departemen Kesehatan RI, Pedoman Penggolongan dan Diagnosis

Gangguan Jiwa di Indonesia III. Jakarta, 1993

Page 59: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

12. American Psychiatric Association. Text Revision of Fourth ed. Diagnostic

and Statistical Manual Disorders. Washington DC, 2000 : p. 349,350, 354-

356,375,413-417

13. Blacker D. Psychiatric Rating Scales. In : Sadock BJ, Sadock VA, Kaplan

& Sadock’s Comprehensive Textbook of Psychiatry. Vol I A, 8thed.

Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins: 2005. p. 943-945

14. Beck AT, Steer RA. Beck Depression Inventory (BDI). In : Rush AJ,

Pincus HA, First MB, et al, eds, Hand book of Psychiatric Measures.

Washington, DC : American Psychiatric Association: 2000. p.519-522

15. Loosen PT, Beyer JL, Sells SR, et.al. Major Depressive Disorder. In :

Current Diagnosis & Treatment in Psychiatry. Singapore : Mc Graw Hill;

2000. p. 290-307

16. First MB, Tasman A. DSM-IV-TR Mental Disorder Diagnosis, Etiology and

Treatment. England: John Wiley & Sons; 2004 : p. 737-740

17. Gelder M, Mayou R, Geddes J. Psychiatry. 3 rd ed. New York: Oxford

University Press; 2005

18. Wibisono S. Dalam Diagnosis Demensia Alzheimer Di Pelayanan

kesehatan primer. Jakarta; 2003

19. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis.

Jakarta: Sagung Seto: 2002

Page 60: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

Page 61: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

LAMPIRAN

1. Personil penelitian

Nama : dr. Mila Astari Harahap

Jabatan : Peserta PPDS – I Kedokteran Jiwa

FK- USU / RSHAM

2. Biaya Penelitian

1. Penyediaan obat-obatan : Rp. 10.000.000

2. Akomodasi dan transportasi : Rp. 5.000.000

3. Penyusunan dan penggandaan hasil : Rp 3.000.000

4. Seminar hasil penelitian : Rp 2.000.000

Jumlah : Rp. 20.000.000

Page 62: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

3. Jadwal Penelitian

Waktu

Kegiatan

Januari 2009

Maret- Juni 2009

September 2009

Oktober 2009

Persiapan

Pelaksanaan

Penyusunan laporan

Seminar Hasil

Page 63: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

LEMBAR PENJELASAN PADA SUBJEK PENELITIAN.

Selamat pagi Bapak/ Ibu/ Sdr/ i,

Saya dr Mila Astari Harahap saat ini sedang menjalani Pendidikan Dokter

Spesialis Jiwa (PPDS) FK-USU dan saat ini saya sedang melakukan penelitian

dengan judul pengaruh pemberian fluoxetine terhadap fungsi kognitif pada

gangguan suasana perasaan episode depresif. Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui apakah fluoxetine mempunyai pengaruh yang baik terhadap

fungsi kognitif pada penderita gangguan suasana perasaan episode depresif.

Pada penelitian ini saya akan melakukan pemeriksaan pada penderita

gangguan suasana perasaan episode depresif yang mendapat fluoxetine 20 mg

sekali sehari pada pagi hari, penderita akan diberikan terapi selama 8 minggu.

Pada awal minggu pertama penderita akan dilakukan pemeriksaan dengan

menggunakan alat bantu pertanyaan dalam teknik The Mini Mental State

Examination (MMSE) dengan mengisi kuesioner dan setelah minggu ke 8

mendapat obat penderita akan kembali dilakukan pemeriksaan MMSE pada saat

pengisian akan didampingi oleh saya sebagai peneliti. Penelitian ini tidak

berbahaya kemungkinan efek samping yang terjadi adalah mual, muntah maka

sebaiknya obat diminum pagi hari setelah makan ataupun obat dapat dihentikan.

Kemudian saya akan menginformasikan kepada Bapak/ Ibu/ Sdr/ I hasil dari

penelitian tersebut.

Page 64: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

Terimakasih atas partisipasi Bapak yang ikut dalam penelitian ini, jika

Bapak/ Ibu/ sdr/ I menolak, maka tidak akan kehilangan hak sebagai pasien. Jika

selama menjalani penelitian ini terdapat hal-hal yang kurang jelas maka Bapak/

Ibu/ Sdr/ I dapat menghubungi saya : dr. Mila Astari Harahap, Departemen

Psikiatri FK-USU, telepon 061 77931 771 atau telepon genggam 08126590576.

Medan, 2009

Hormat Saya

dr. Mila Astari Harahap

Page 65: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Jenis Kelamin : Laki-laki / perempuan

Umur :

Alamat :

Hubungan dengan pasien :

Setelah mendapat keterangan secara terperinci dan jelas mengenai penelitian

”pengaruh pemberian fluoxetine terhadap fungsi kognitif pada penderita

gangguan suasana perasaan episode depresif” dan setelah mendapat

kesempatan tanya jawab tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan

penelitian tersebut, termasuk risikonya, maka dengan ini saya secara sukarela

dan tanpa paksaan menyatakan bersedia bahwa pasien diikutkan dalam

penelitian tersebut.

Page 66: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

Medan..................2009

Yang memberikan penjelasan Yang membuat pernyataan persetujuan

Dr. Mila Astari Harahap ...........................................

Saksi-saksi:

1. ............................................ ...........................................

2. ............................................ ...........................................

DATA SAMPEL PENELITIAN

Nomor : Tanggal

Nomor Medical Record :

A. Data Demografik

1. Nama :

2. Umur : / ( Tahun/bulan )

3. Jenis Kelamin : L / P

4. Alamat :

5. Pekerjaan :

6. Pendidikan :

7. Status pernikahan : Kawin/ tidak kawin/janda/duda

8. Berat badan :

B. Diagnosis :

Page 67: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

C. Pengamatan minggu pertama : tanggal

Nilai BDI dan MMSE :

Terapi :

D. Pengamatan awal minggu ketiga :tanggal

Nilai BDI :

Terapi :

E. Pengamatan minggu kesembilan : tanggal

Nilai BDI dan MMSE :

Terapi :

Beck Depression Inventory (BDI)

Nama :

Umur :

Status Perkawinan :

Pekerjaan :

Pendapatan :

Suku :

Pendidikan :

Tanggal Pemerikasaan :

Page 68: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

Instruksi : Kuisuoner ini terdiri dari 21 kelompok pertanyaan. Silakan

membaca masing-masing kelompok pertanyaan dengan seksama, dan pilih satu pernyataan yang terbaik pada masing-masing kelompok yang menggambarkan dengan

baik bagaimana perasaan anda. Lingkari nomor selain pernyataan yang telah anda pilih.

Jika beberapa pernyataan dalam beberapa kelompok sama bobotnya, lingkari nomor

yang paling tinggi untuk kelompok itu. Yakinkan bahwa anda tidak memilih lebih dari

satu pernyataan untuk satu kelompok, termasuk soal nomor 16 (perubahan pola tidur)

atau soal nomor 18 (perubahan selera makan).

Pilihlah satu jawaban yang sesuai dengan keadaan anda

1. A. Saya tidak merasa sedih

B. Saya merasa sedih

C. Saya sedih dan murung sepanjang waktu dan tidak bisa menghilangkan

perasaan itu

D. Saya demikian sedih atau tidak bahagia sehingga saya tidak tahan lagi

rasanya

2. A. Saya tidak terlalu berkecil hati mengenai masa depan

B. Saya merasa kecil hati mengenai masa depan

C. Saya merasa bahwa tidak ada satupun yang dapat saya harapkan

D. Saya merasa bahwa masa depan saya tanpa harapan dah bahwa

semuanya tidak akan dapat membaik.

3. A. Saya tidak menganggap diri saya sebagai orang yang gagal

B. Saya merasa bahwa saya telah gagal lebih baik daripada

kebanyakan orang

Page 69: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

C. Saya sangat mengingat masa lalu, maka yang teringat oleh saya

hanyalah kegagalan

D. Saya merasa bahwa saya adalah seorang yang gagal total.

4. A. Saya mendapat banyak kepuasan dari hal-hal yang biasa saya

lakukan

B. Saya tidak dapat lagi mendapat kepuasan dari hal-hal yang biasa

saya lakukan

C. Saya tidak mendapat kepuasan dari apapun lagi

D. Saya merasa tidak puas atau bosan dengan segalanya.

5. A. Saya tidak terlalu merasa bersalah

B. Saya merasa bersalah di sebagian waktu saya

C. Saya agak merasa bersalah di sebagian besar waktu

D. Saya merasa bersalah sepanjang waktu

6. A. Saya tidak merasa seolah saya sedang dihukum

B. Saya merasa mungkin saya sedang dihukum

C. Saya pikir saya akan dihukum

D. Saya merasa bahwa saya sedang dihukum

7. A. Saya tidak merasa kecewa terhadap diri saya sendiri

B. Saya kecewa dengan diri saya sendiri

C. Saya muak terhadap diri saya sendiri

Page 70: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

D. Saya membenci diri saya sendiri

8. A. Saya tidak merasa lebih buruk daripada oranglain

B. Saya mencela diri saya karena kelemahan dan kesalahan saya

C. Saya menyalahkan diri saya sepanjang waktu karena kesalahan-

kesalahan saya

D. Saya menyalahkan diri saya untuk semua hal buruk yang terjadi

9. A. Saya tidak punya sedikitpun pikiran untuk bunuh diri

B. Saya mempunyai pikiran-pikiran untuk bunuh diri, namun saya tidak akan

melakukannya

C. Saya ingin bunuh diri

D. Saya akan bunuh diri jika saya punya kesempatan.

10. A. Saya tidak lebih banyak menangis dari pada sebelumnya

B. Sekarang saya lebih banyak menangis dari pada sebelumnya

C. Sekarang saya menangis sepanjang waktu

D. Biasanya saya mampu menangis, namun kini saya tidak dapat lagi

menangis walaupun saya menginginkannya.

11. A. Saya tidak lebih terganggu oleh berbagai hal dibandingkan biasanya

B. Saya sedikit lebih pemarah dari pada biasanya akhir-akhir ini

C. Saya agak jengkel atau terganggu di sebagian besar waktu saya

D. Saya merasa jengkal sepanjang waktu sekarang.

Page 71: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

12. A. Saya tidak kehilangan minat saya terhadap orang lain

B. Saya agak kurang berminat terhadap orang lain dibandingkan biasanya

C. Saya kehilangan hampir seluruh minat saya pada orang lain

D. Saya telah kehilangan seluruh minat saya pada orang lain.

13. A. Saya mengambil keputusan-keputusan hampir sama baiknya

dengan yang biasa saya lakukan

B. Saya menunda mengambil keputusan-keputusan begitu sering dari yang

biasa saya lakukan

C. Saya mengalami kesulitan lebih besar dalam mengambil keputusan-

keputusan dari pada sebelumnya

D. Saya sama sekali tidak dapat mengambil keputusan-keputusan lagi.

14. A. Saya tidak merasa bahwa keadaan saya tampak lebih buruk dari

biasanya

B. Saya khawatir saya tampak lebih tua atau tidak menarik

C. Saya merasa bahwa ada perubahan-perubahan yang menetap

dalam penampilan saya sehingga membuat saya tampak tidak menarik

D. Saya yakin bahwa saya terlihat jelek.

15. A. Saya dapat bekerja sama baiknya dengan waktu-waktu sebelumnya

B. Saya membutuhkan suatu usaha ekstra untuk mulai melakukan sesuatu

C. Saya harus memaksa diri sekuat tenaga untuk mulai melakukan sesuatu

D. Saya tidak mampu mengerjakan apapun lagi.

Page 72: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

16. A. Saya dapat tidur seperti biasanya

B. Tidur saya tidak senyenyak biasanya

C. Saya bangun 1-2 jam lebih awal dari biasanya dan merasa sukar

sekali untuk bisa tidur kembali

D. Saya bangun beberapa jam lebih awal dari biasanya dan tidak dapat tidur

kembali.

17. A. Saya tidak merasa lelah dari biasanya

B. Saya merasa lebih mudah lelah dari biasanya

C. Saya merasa lelah setelah melakukan apa saja

D. Saya terlalu lelah setelah melakukan apa pun.

18. A. Nafsu makan saya tidak lebih buruk dari biasanya

B. Nafsu makan saya tidak sebaik biasanya

C. Nafsu makan saya kini jauh lebih buruk

D. Saya tak memiliki nafsu makan lagi.

19. A. Berat badan saya tidak turun banyak atau bahkan tetap akhir-akhir

ini

B. Berat badan saya turun lebih dari 2,5 kg

C. Berat badan saya turun lebih dari 5 kg

D. Berat badan saya turun lebih dari 7,5 kg.

20. A. Saya tidak lebih khawatir mengenai kesehatan saya dari pada

Page 73: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

biasanya

B. Saya khawatir mengenai masalah-masalah fisik seperti rasa sakit dan

tidak enak badan, atau perut mual atau sembelit

C. Saya sangat cemas mengenai masalah-masalah fisik dan sukar untuk

memikirkan banyak hal lainnya

D. Saya begitu cemas mengenai masalah-masalah fisik saya sehingga tidak

dapat berfikir tentang hal lainnya.

21. A. Saya tidak melihat adanya perubahan dalam minat saya terhadap

seks

B. Saya kurang berminat di bidang seks dibandingkan biasanya

C. Kini saya sangat kurang berminat terhadap seks

D. Saya telah kehilangan minat terhadap seks sama sekali

Page 74: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

Dikutip dari Wibisono S. Konas Asosiasi Psikogeriatri Indonesia. Jakarta, 2003.

Page 75: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

No Nam Umu Jenis Tingkat Status Status T.Tingg

Page 76: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

Umur:

1: 20-29 th St.Perkawinan: 1: Belum kawin

2: 30-39 th

2: Kawin

3: 40-49 th

3: Janda/ Duda

4: 50-59 th

Skor BDI: 1: minimal

. a r th kelamin

Pendidikan

Perkawinan

Pekerjaan

al Mgg I Awal Mgg 3

Dosis

BDI

Dosis

BDI

1 ES 3 1 4 1 2 1 1 4 1 4 2 EB 2 2 4 3 2 1 1 4 1 4 3 HP 4 1 3 2 2 2 1 4 1 4 4 DS 1 2 4 2 1 1 1 4 1 4 5 RAB 1 2 4 2 1 1 1 4 1 3 6 RS 3 2 4 2 2 1 1 4 1 4 7 TA 1 1 3 1 2 2 1 4 1 3 8 AS 1 2 3 1 1 2 1 4 1 4 9 SL 2 1 3 1 1 1 1 4 1 4 10 ELS 1 2 3 1 1 1 1 4 1 3 11 SN 3 1 2 2 2 1 1 4 1 4 12 MS 3 1 3 2 2 1 1 4 1 3 13 DP 3 2 2 2 1 1 1 4 1 4 14 DM 3 2 2 2 1 1 1 4 1 4 15 EPM 3 2 3 2 1 2 1 4 1 4 16 ST 3 2 1 2 1 1 1 4 1 4 17 EP 2 2 1 2 1 2 1 4 1 4 18 YN 1 2 1 1 1 2 1 4 1 4 19 LM 3 2 1 2 1 1 1 4 1 3 20 NH 4 2 1 2 1 1 1 4 1 4 21 YG 3 1 3 2 2 1 1 4 1 3 22 TM 3 2 1 2 1 1 1 4 1 4 23 MN 2 2 3 2 1 1 1 4 1 3 24 JE 1 1 3 1 2 2 1 4 1 4 25 MS 2 2 3 2 1 1 1 4 1 3 26 SS 2 2 3 2 2 1 1 4 1 3 27 LS 1 2 3 1 1 2 1 4 1 4 28 MT 3 2 1 2 1 1 1 4 1 3 29 GS 3 1 3 2 2 1 1 4 1 4 30 EMT 3 2 3 2 1 1 1 4 1 4

Page 77: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

Jenis kelamin: 1 : laki-laki

2: ringan

2: perempuan

3: sedang

4: berat Tk.Pendidikan: 1: SD

2: SMP

Skor MMSE: 1: normal

3: SMA

2: ringan

4: PT

3: sedang

4: berat

St.Pekerjaan: 1: Tidak bekerja

2: Bekerja

Tempat Tinggal 1: Medan

2: Luar Medan

N

Na

Um

Jenis

Tingkat

Status

Status

T.Ting

Mgg I Mgg 9

Page 78: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

Dosis

BDI

MMSE

Dosis

BDI

MMSE

1 ES 3 1 4 1 2 1 1 4 2 1 2 1 2 EB 2 2 4 3 2 1 1 4 2 1 3 1 3 HP 4 1 3 2 2 2 1 4 2 1 2 1 4 DS 1 2 4 2 1 1 1 4 2 1 3 2 5 RA

B 1 2 4 2 1 1 1 4 2 1 2 1

6 RS 3 2 4 2 2 1 1 4 2 1 3 2 7 TA 1 1 3 1 2 2 1 4 2 1 2 1 8 AS 1 2 3 1 1 2 1 4 2 1 2 1 9 SL 2 1 3 1 1 1 1 4 2 1 2 1 10

ELS 1 2 3 1 1 1 1 4 2 1 2 1

11

SN 3 1 2 2 2 1 1 4 2 1 2 2

12

MS 3 1 3 2 2 1 1 4 2 1 2 2

13

DP 3 2 2 2 1 1 1 4 2 1 3 2

14

DM 3 2 2 2 1 1 1 4 2 1 2 2

15

EPM

3 2 3 2 1 2 1 4 2 1 2 1

16

ST 3 2 1 2 1 1 1 4 3 1 3 2

17

EP 2 2 1 2 1 2 1 4 3 1 2 2

18

YN 1 2 1 1 1 2 1 4 3 1 2 2

19

LM 3 2 1 2 1 1 1 4 3 1 2 2

20

NH 4 2 1 2 1 1 1 4 2 1 3 2

21

YG 3 1 3 2 2 1 1 4 2 1 2 1

22

TM 3 2 1 2 1 1 1 4 3 1 3 2

23

MN 2 2 3 2 1 1 1 4 2 1 2 1

2 JE 1 1 3 1 2 2 1 4 2 1 2 1

Page 79: ansal-lapsus.pdf

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

Umur:

1: 20-29 th St.Perkawinan: 1: Belum kawin

2: 30-39 th

2: Kawin

3: 40-49 th

3: Janda/ Duda

4: 50-59 th

Skor BDI: 1: minimal Jenis kelamin: 1 : laki-laki

2: ringan

2: perempuan

3: sedang

4: berat

Tk.Pendidikan: 1: SD

2: SMP

Skor MMSE: 1: normal

3: SMA

2: ringan

4: PT

3: sedang

4: berat St.Pekerjaan: 1: Tidak bekerja

2: Bekerja

Tempat Tinggal 1: Medan

2: Luar Medan

4 25

MS 2 2 3 2 1 1 1 4 2 1 2 1

26

SS 2 2 3 2 2 1 1 4 2 1 2 1

27

LS 1 2 3 1 1 2 1 4 2 1 2 2

28

MT 3 2 1 2 1 1 1 4 2 1 2 2

29

GS 3 1 3 2 2 1 1 4 3 1 2 2

30

EMT

3 2 3 2 1 1 1 4 3 1 2 2