Laporan Kasus Ansal F.31.2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

f.31.2

Citation preview

Laporan Kasus

Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik Dengan Gejala Psikotik (F 31.2)

OlehAnnisa Halida HusnaI1A010019Luisa Vinadiya I1A010051Bima Baikuni I1A010059

Pembimbingdr. Siti Khairiah, Sp.KJ

Bagian Ilmu Kedokteran JiwaFakultas Kedokteran UNLAM/RSUD UlinBanjarmasinJuli, 2014LAPORAN PEMERIKSAAN PSIKIATRI

I. IDENTITAS PASIENNama: Ny.SHUsia: 52 tahun Jenis Kelamin: WanitaAlamat: Jl. Pekapuran RT 9 No.42Pendidikan: Perguruan Tinggi (S1) Pekerjaan: Tidak bekerjaAgama: IslamSuku: BanjarBangsa: Indonesia Status Perkawinan: MenikahTanggal Berobat: 7 juni 2014

II. RIWAYAT PSIKIATRIDiperoleh dari autoanamnesa pada tanggal 9 Juli 2014 pukul 11.00 WITA di bangsal Giok RSUD Ansari Saleh dan alloanamnesa dengan Ny. Supriatin, adik kandung pasien pada tanggal 8 Juli 2014, pukul 15.30 WITA di bangsal Giok RSUD Ansari Saleh.

A. KELUHAN UTAMA : Mengancam akan membunuh

KELUHAN TAMBAHAN:Suka keluyuran, suka belanja, meminta uang dengan paksa pada keluargaB. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANGAlloanamnesisMenurut adik os, os sering keluyuran kurang lebih sekitar 23 hari yang lalu. Namun, keluarga merawat sendiri os di rumah dengan rawat jalan bersama dr.Hera. Os tidak minum obat selama 3 hari karena merasa sehat. Saat 2 hari tidak minum obat keadaannya baik, tapi saat hari ketiga os pergi tarawih sendirian di Mesjid Hasanuddin Majedi dan bertemu dengan teman baru. Os mengaku curhat tentang keadaan keluarganya dan teman baru itu yang memanasi untuk bercerai. Setelah bertemu dengan teman baru itu, adik os memaparkan os terlihat linglung sering pergi keluar tanpa kenal waktu. Adik dan keluarga os mengurung os di kamar karena khawatir dengan perilaku os. Namun os mengamuk, berteriak-teriak dan mengamcam akan membunuh adik-adiknya. Puncak keluhan ini terjadi pada hari Kamis malam saat suami os memutuskan untuk mengantar os ke rumah ibunya. Saat di jalan di depan hotel blue atlantic, os mengamuk dan tidak mau diantar. OS bertahan di depan hotel blue atlantic. Suami os menjemput adik os untuk mengajak os pulang. Namun, saat bertemu dengan adik-adiknya os tambah mengamuk dan meminta diambilkan obat. Saat dibawakan obat, os mengancam akan bunuh diri dengan meminum semua obat yang dia miliki. Saat dilarang,os menyetop pick up di pinggir jalan. Os berpegangan pada bak mobil pick up dan terluka karena terseret aspal. Pada hari Minggu, adik tidak tahu bahwa os pergi sendiri ke rumah dr Hera. Adik hanya dihubungi oleh dr.Hera saat os tidak mau keluar dari rumah dr.Hera. Adik menyatakan os sudah kumat-kumatan selama 7 tahun. Awal muncul keanehan berupa suka keluyuran sendiri tanpa pamit keluarga dan tidak kenal waktu. Menurut adik os, os dan suaminya cukup harmonis didepan keluarga. Suami os tetap merawat os walaupun keadaan os seperti ini. Namun, os memiliki prediksi bahwa suami os kawin lagi. Os selalu curiga suami os menikah lagi tapi os tidak memiliki prediksi siapa yang dinikahi suaminya. Keluarga tidak pernah melihat os melakukan percobaan bunuh diri seperti menyayat tangannya atau gantung diri. Menurut keluarga, sebelum sakit os tidak ada terlibat masalah baik dalam keluarga, teman atau yang lainnya. Saat ini os bermasalah dengan adik-adiknya karena adik-adiknya menghalangi keinginan sidin. Menurut adik, os marah karna dibilangi gila.Os sebelumnya berobat jalan dengan psikiater pertama selama 5 tahun dan dengan psikiater 2 tahun. Rawat inap 5 kali tapi di Anshari Saleh semua. Terdapat 4 macam obat, sizoril, CTM, dan dua obat lain yang dikonsumsi os 2 kali 1 sehari. Os mendapat pengobatan karena kurang lebih 7 tahun yang lalu os cenderung terlihat sering keluyuran tidak jelas dan banyak bicara. Keluarga besar os dan suami os tidak ada yang memiliki masalah dalam keluarga. Tetangga os juga tidak ada yang memiliki masalah keluarga. Saat anak-anak sampai menuju dewasa os tidak memiliki kelainan, aktivitas dan perilaku layaknya anak normal lainnya.Autoanamnesis:Os mengaku tangan dan kakinya sakit karena diikat. Os menjawab tidak mengerti saat ditanya alasannya diikat. Os merasa dibohongi oleh keluarga saat dibawa ke anshari saleh. Os bilang awalnya keluarga bilang ingin dibawa ke suaka insan, tapi ternyata dibawa ke anshari saleh. Os sadar ia dibawa oleh keluarga. Os mengaku selalu dibilang gila jika berkelahi adu mulut dengan keluarganya. Os mengakui emosinya labil sehingga cepat marah. Os gampang tersinggung jika dihina oleh keluarganya. Namun os merasa dirinya tidak sakit jiwa. Os merasa dirinya normal, hanya keluarganya yang berlebihan. Walaupun menolak penyakitnya, os tetap meminum obat dan mau dibawa berobat ke psikiater.Os mengaku sudah 7 tahun pengobatan ke psikiater. Os dibawa ke psikiater oleh keluarganya. Menurut os, keluarga marah karena os lebih pro keluar daripada keluarga sendiri. Os mengakui sering pergi ke luar rumah jam 8 pagi sampai jam 8 malam. Os biasanya pergi ke orang-orang yang memerlukan bantuan, rumah keluaga, dan rumah teman. Os mengaku dirinya orang yang sangat peduli dengan sosial. Os sangat senang membagi-bagi barang yang sudah tidak terpakai kepada pengemis di pinggir jalan. Os mengakui keluarga tidak senang os keluyuran. Os juga mengiyakan cerita bahwa os pernah dikurung oleh keluarga os. Tapi os merasa os memiliki banyak kunci cadangan sehingga os tetap bisa kabur. Lima tahun dirawat di psikiater pertama os merasakan keluhan kaku di punggung, serta kesemutan pada seluruh badan jika terlalu lama naik motor. Akhirnya os pindah ke psikiater kedua atas keinginan sendiri. Os jarang pergi ke psikiater kecuali ada keluhan atau keluarga yang membawa karena os dibilang kumat. Os mengakui cerita adiknya bahwa dia berkenalan dengan teman, seorang pengusaha catering di mesjid tempat dia tarawih. Namun os menyangkal menceritakan masalah keluarga os terhadap teman baru itu. Os hanya bercerita tentang masalah keluarganya kepada teman dekatnya seorang nasrani. Teman os itu memberikan saran bahwa os tetap harus bertahan dengan suaminya.Os memiliki dugaan bahwa suaminya menikah lagi. Os sudah lama mencurigai suaminya berselingkuh yaitu sekitar 10 tahun pasca menikah. Os merasakan ada perubahan dalam diri suaminya. Os merasa suaminya puber kedua. Os juga pernah menemukan sms bertuliskan kangen... di hape suaminya. Namun, suami os menyangkal semua tuduhan itu. Suami os hanya berkata sms itu dari anak kecil. Satu bulan yang lalu os mendapat laporan dari temannya bahwa dia melihat suami os berboncengan dengan cewek lain dan anak berusia 12 tahun masuk ke hotel rattan inn. Os segera pergi ke tempat tersebut dan menungggu di lobi, tapi os tidak menemukan suaminya. Os juga tidak melihat mobil suaminya. Os juga pernah menelpon suami os dan yang mengangkat adalah perempuan. Saat itu os sangat marah. Tapi os menyangkal ada mendengar bisikan yang mempengaruhi pikirannya. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU Os tidak pernah ada riwayat demam dengan penurunan kesadaran Os tidak ada riwayat kejang

RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI1. Riwayat Antenatal dan PrenatalOs kurang begitu mengerti apakah dia anak yang diharapkan atau tidak karena zaman dulu tidak ada program KB. Selama os dalam kandungan, ibu os tidak pernah mengalami masalah kesehatan yang serius. Ibu os tidak ada mendapat masalah yang dapat membuatnya gelisah atau sedih. Os lahir cukup bulan, saat ibu os berumur 20an tahun, os lahir di rumah, di Banjarmasin dengan bantuan bidan.2. Infancy (0 - 1,5 tahun) Basic Trust vs. MistrustMenurut adik os, semua saudaranya mendapatkan air susu ibu (ASI) tapi kurang tau sampai umur berapa. Tumbuh kembang normal seperti bayi seusianya. Tidak ada riwayat demam tinggi dan kejang pada os. 3. Early Childhood (1,5 3 tahun) Autonomy vs. Shame & DoubtOs berperilaku seperti anak normal seusianya. Tidak hiperaktif dan masih merespon saat diberi stimulus oleh lingkungan sekitarnya. Orang tua os tidak melarang os melakukan hal-hal yang diinginkan oleh os.4. Preschool Age (3 6 tahun) Inisiative vs. GuiltOs berteman baik dengan teman di lingkungan rumah os. Os sering bermain dengan tetangga os.5. School Age (6 12 tahun) Industry vs. InferiorityOs memiliki banyak teman selama sekolah. Tidak ada memori tentang teman yang merendahkan os atau guru yang jahat kepada os. Os sekolah selalu sesuai umur dan selalu bisa naik kelas.6. Adolescence (12 20 tahun) Identity vs. Role DiffusionSaat remaja, os mengaku memiliki banyak pacar. Seusai lulus sarjana, os bekerja serabutan. 7. Riwayat PendidikanOs sekolah di SD Kenanga kemudian lulus sesuai waktu dan meneruskan ke SMP 3 Banjarmasin. Os melanjutkan ke SMAN 3 Banjarmasin setelah lulus dari SMP. Os berkuliah di UNLAM Fakultas Ilmu Sosial dan Politik.8. Riwayat PekerjaanOs langsung bekerja seusai selesai sarjana. Os pernah bekerja sebagai honorer, menjaga toko baju, dan resepsionis hotel. Os tidak menjelaskan kenapa sering berganti-ganti pekerjaan. Setelah 3 tahun bekerja, os bertemu suami dan menikah. Setelah menikah, os tidak pernah bekerja lagi.

9. Riwayat PerkawinanOs menikah satu kali diumur 25 tahun. Os bertemu suami saat disuruh bos untuk mengantar surat ke kantor pemerintah. Pernikahan os merupakan pernikahan yang direstui oleh keluarga kedua belah pihak. Os jarang bertengkar di rumah, tapi sejak 10 tahun pasca menikah os merasakan ada perubahan pada diri suaminya.

C. RIWAYAT KELUARGA

Herediter (-) Keterangan : = Pasien = Laki-laki = Wanita = Meninggal

Di keluarga os, tidak ada yang menderita penyakit gangguan jiwa.

D. RIWAYAT SITUASI SEKARANGOs tinggal dengan suami dan dua anaknya sebelum sakit. Namun, setelah pergi ke psikiater, suami os menyekelohkan kedua anaknya di luar kota. Os sekarang tidak bekerja. Kehidupan sehari-hari os dibiayai oleh suami os. Dulu suami adalah PNS, kemudian pensiun dini dan berwirausaha.

PERSEPSI PASIEN TENTANG DIRI DAN LINGKUNGANNYAOs sangat koperatif saat diwawancara. Os sangat suka bercerita tentang diri dan keluarganya. Os tidak merasa memiliki gangguan jiwa. Os hanya merasa memiliki emosi yang meledak-ledak. Os memiliki hubungan sangat baik dengan tetangga dan teman-temannya. Semua yang mengenal os mengatakan os sangat ramah dan murah senyum. Os hanya memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan adik-adik dan kakak os setelah kakak os yaitu siswanto memasukkan os ke rumah sakit Anshari Saleh. III. STATUS MENTALA. Deskripsi Umum1. PenampilanOs tampak tidak merawat kerapihan rambutnya. Namun os menggunakan anting-anting. Os datang dengan menggunakan baju wayang berwarna coklat dan celana panjang berwarna hitam. Os selalu tertidur di kamarnya walaupun teman-temannya di luar menonton TV karena os diberi anti psikotik dosis tinggi. Terlihat luka goresan infraorbita kiri disertai edem pada telapak tangan kanan.2. KesadaranBerkabut/Menurun

3. Perilaku dan aktivitas psikomotorHipoaktif akibat obat-obatan antipsikotik4. Pembicaraan Os berbicara lancar, penuh bersemangat. 5. Sikap terhadap pemeriksaSangat kooperatif6. Kontak psikisKontak ada, wajar, lancar tapi irelevan.Keadaan Afektif, Perasaan, Ekspresi Afektif serta Empati7. Afek: Hiperthyme8. Ekspresi Afektif: Mampu bertatap mata dengan dokter muda, menunjukkan mimik sedih, senang, terkadang marah, dan bingung.9. Keserasian: Appropriate 10. Empati: Dapat berempati ketika dokter muda menanyakan soal anaknya.

Fungsi KognitifOs memiliki daya ingat segera, jangka pendek, dan jangka panjang yang baik. Orientasi os terhadap waktu, tempat, objek, dan situasi baik. Os dapat mengenali hari, rumah sakit tempat dia dirawat, siapa yang mengantarnya, dan situasi rumah sakit. Intelegensia os sesuai dengan umur dan pendidikannya. Daya konsentrasi os baik. Kemauan untuk sembuh pada os baik. Gangguan PersepsiHalusinasi auditorik/visual/olfaktorik/gustatorik/taktil: (-/-/-/-/-)Ilusi: (-)Depersonalisasi / derealisasi : -/-

B. Proses Pikir1. Bentuk Pikir: tidak realistik2. Arus Pikir: flight of ideas, 3. Isi Pikir: a. Waham cemburu terhadap suami osb. Waham curiga terhadap saudara kandung os.

C. Pengendalian ImpulsSulit terkendali

D. Daya Nilai1. Daya nilai sosial: baik2. Uji daya nilai: terhadap keluarga terganggu3. Penilaian realitas: terganggu

E. TilikanTilikan 2 : Agak sadar dirinya sakit dan perlu bantuan, tetapi juga menyangkal hal itu.F. Taraf dapat dipercayaBenar-benar sakit jiwa.

IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT1. Status InternusKeadaan Umum: Tampak sehat, kesadaran kompos mentisTanda Vital: Tekanan Darah: 110/80 mmHgNadi: 88 X/menitRespirasi: 18 X/menitSuhu: 36,7 oCBentuk badan: IdealKulit : Sawo matang, tidak sianosis, turgor cepat kembali, kelembaban cukup, tidak anemis. edem pada telapak tangan kanan.Kepala: Terdapat luka gores di infra-orbita kiriMata : Palpebra tidak edema, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokorHidung : Bentuk normal, tidak ada epistaksis, tidak ada sekretMulut : Bentuk normal dan simetris, mukosa bibir terlihat kering.Leher: Tidak ada pembesaran kelenjar getah beningThoraks: Pulmo:Inspeksi: Simetris, tidak ada retraksi dinding dadaPalpasi: Fremitus raba simetris kanan dan kiri all regioPerkusi: sonor di semua regioCor:Inspeksi: ictus cordis tidak terlihatPalpasi: ictus cordis teraba di ICS V line axilaris anteriorPerkusi: batas jantung kanan ICS V line sternalis dekstra, batas jantung kiri sesuai ictus di ICS V linea axilaris anteriorAuskultasi: S1 S2 tunggal Abdomen:Inspeksi: Simetris, cembungAuskultasi: Peristaltik usus normal, 8x/menitPalpasi : Hepar/Lien tidak teraba, nyeri tekan (-)Perkusi: Timpani di semua regio kecuali hipokondriaka kanan, asites (-), nyeri ketuk (-) Ektremitas: pergerakan tidak bebas, terdapat nyeri pergerakan pada tangan kanan dan edem pada pergelangan tangan kiri. Terdapat edem pada kedua ekstrimitas bawah.2. Status Neurologis :Nervus I-XII: tidak ada kelainanGejala rangsang meningeal: tidak adaGejala TIK meningkat: tidak adaRefleks fisiologis: normalRefleks patologis: tidak ada

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNAAlloanamnesis:

Os makin sering keluyuran 23 hari terakhir Os marah ketika dikurung dan mengancam untuk membunuh Os nekat berpegangan pada truk sehingga melukai diri sendiri Os pernah mengancam bunuh diri dengan meminum semua obat. Os rutin berobat ke psikiater sejak 7 tahun yang lalu. Os menganggap suaminya menikah lagi, tapi dari keluarga tidak ada bukti tentang hal itu.Autoanamnesis Os tidak merasa dirinya sakit jiwa Os tidak merasa pernah mencoba bunuh diri Os tidak merasa pernah mengancam dibunuh Os menyadari bahwa memiliki emosi yang labil dan cepat marah. Jika marah, os sering mengeluarkan kata kasar Os memang sering keluar rumah jam 8 pagi hingga 8 malam Os yakin suaminya menikah lagi Os tidak ada mendengar bisikan maupun melihat hal yang tidak dilihat orang lain. Resume Pemeriksaan Psikiatri : Deskripsi umum: os memiliki rambut yang acak-acakan tampak tidak disisir. Os memakai anting-anting. Kontak psikis : ada , wajar, lancar tapi tidak relevan. Sensorium dan kognitif: os tidak dapat menggunakan baju sendiri dan tidak malu untuk keluar dari kamar mandi dengan bertelanjang. Mood dan afek: hiperthyme, serasi Gangguan persepsi tidak ada Pola berpikir: terdapat gangguan pada isi pikiran yaitu waham curiga dan waham cemburu Daya nilai sosial: baik. Tilikan 2 Taraf dapat dipercaya: benar-benar sakit jiwa

VI. EVALUASI MULTIAKSIALAksis I: Ganguan afektif bipolar, kini dengan episode manik (F31.2)Aksis II: ciri kepribadian maniakalAksis III: trauma post KLLDAksis IV : Masalah berkaitan dengan hubungan dengan suami yang tidak harmonisAksis V: GAF SCALE 50-41 (Gejala berat (serious), disabilitas berat)

VII. PROGNOSISDiagnosis penyakit: dubia ad bonamPerjalanan penyakit: dubia ad bonamCiri kepribadian: dubia ad malamRiwayat herediter: ad malamUsia saat menderita: dubia ad malamPola keluarga: dubia ad bonamPendidikan: dubia ad bonamAktivitas pekerjaan: dubia ad malamEkonomi: ad bonamLingkungan sosial: dubia ad bonamOrganobiologi: dubia ad bonamPengobatan psikiatri: dubia ad malamKesimpulan: dubia ad malamVIII. RENCANA TERAPI1. PsikoterapiPsikoterapi merupakan salah satu komponen penting dari pengobatan gangguan jiwa bipolar. Psikoterapi untuk gangguan jiwa bipolar meliputi (Tirto: 2012): Cognitive behavior therapy (CBT) (terapi perilaku kognitif). CBT merupakan salah stau model psikoterapi yang sering diterapkan pada penderita gangguan jiwa bipolar. Fokus dari CBT adalah mengidentifikasi semua pola pikir dan perilaku negatif dan menata ulang dengan pola pikir dan perilaku yang positif (sehat). CBT bisa mengidentifikasi pemicu gangguan bipolar dan memperkuat kemampuan dalam mengatasi stress dan hal hal yang tidak menyenangkan hati. Psychoeducation. Penyuluhan tentang gangguan bipolar sehingga si penderita dan keluarganya bisa memahami gangguan bipolar secara lebih baik sehingga bisa bekerja sama dalam pemulihan penyakit dengan lebih baik pula. Family therapy (terapi keluarga). Terapi keluarga diberikan kepada keluarga sebagai keseluruhan utamanya untuk menciptakan suasana yang tidak menekan (stress). Dalam terapi keluarga diajarkan bagaimana komunikasi yang baik, menyelesaikan konflik dan memecahkan masalah. Group therapy (terapi kelompok). Terapi dalam kelompok sesama penderita depresi. Dalam terapi ini sesama penderita bisa saling belajar.2. Terapi Religi: pasien harus diajarkan untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan, lebih sering ke pengajian untuk menambah ilmu keagamaan3. Mondok di rumah sakit: Kadang penderita bipolar perlu dirawat di rumah sakit, utamanya bila si penderita tidak bisa merawat dirinya sendiri atau membahayakan diri sendiri atau orang orang dekatnya. Perawatan di rumah sakit akan membuat penderita tenang, bisa mengendalikan suasana hatinya.4. Psikofarmaka: Atipikal antipsikotik: Clozapin 2x 25mg/hari Mood stabilizer: Carbamazepin (antiepileptic) 7-15mg/kg/hr DIvalproat sodium (Depakote): 15mg/kg/hr Konvensional antipsikotik pada keadaan akut: Chlorpromazine 200mg-1 gr/hari oral Haloperidol 0,5-5 mg 2-3x/hariIX. DISKUSIGangguan afektif bipolar merupakan peringkat kedua terbanyak sebagai penyebab disabilitas. Sebanyak 4% dari populasi menderita gangguan bipolar. Bahaya kematian bisa terjadi pada penderita bipolar. Salah satu penyebab kematian pada penderita bipolar mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Populasi diperkirakan antara 10-15 per 100000 di antara manusia. Prevalensi serupa pada pria dan wanita pada semua kelompok budaya dan etnis. Gangguan ini dimulai sejak awal masa dewasa, tetapi pada kasus gangguan bipolar lainnya sudah terjadi pada masa remaja maupun pada masa kanak-kanak. (Chawla, 2006).Gangguan bipolar terdiri dari afek yang meningkat, dan juga aktivitas yang berlebih (mania atau hipomania), dan dalam waktu yang berbeda terjadi penurunan mood yang diikuti dengan penurunan energi maupun penurunan aktivitas (depresi). (Rusdi M, 2003). Sebagian besar orang yang mengalami manik, setidaknya sekali dalam hidup mereka di lain waktu akan memiliki gangguan depresi. Kombinasi dari dua episode, yang berada di kutub yang berlawanan dari suasana hati, disebut gangguan bipolar atau gangguan afektif bipolar. Jarang terjadi, beberapa orang menunjukkan fitur dari kedua manik dan depresi pada saat yang sama. Mereka hiperaktif sementara juga mengalami suasana hati yang depresi. Pasien tersebut dikatakan memiliki gangguan afektif campuran. (DellOsso L, dkk. 2006) Jumlah kejadian setiap tahun dari gangguan bipolar dalam populasi diperkirakan antara 10-15 per 100000 di antara manusia. Angka ini lebih tinggi di kalangan wanita dan bahkan dapat mencapai 30 per 100000 . Kondisi ini dapat mempengaruhi orang dari hampir semua usia, dari anak-anak sampai usia lanjut. Prevalensi serupa terjadi pada pria maupun wanita. (Ketter, 2010).Diagnosis gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengan gejala psikotik harus memenuhi (Rusdi: 2003):a. Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania dengan gejala psikotik (F30.2); danb. Harus ada sekurang-kurangna satu episode afektif lain (hipomanik, manik, depresif, atau campuran di masa lampau).Manik dengan gejala psikotik harus memenuhi:1. Episode harus berlangsung sekurang-kurangnya satu minggu, dan cukup berat sampai mengacaukan seluruh atau hampir seluruh pekerjaan dan aktivitas sosial yang biasa dilakukan2. Perubahan afek harus disertai dengan energi yang bertambah sehingga terjadi aktivitas berlebihan, percepatan dan kebanyakan bicara, kebutuhan tidur yang berkurang, ide-ide perihal kebesaran dan terlalu optimistik3. Harga diri yang membumbung dan gagasan kebesaran dapat berkembang menjadi waham kebesaran, iritabilitas dan kecurigaan menjadi waham kejar. Waham dan halusinasi sesuai dengan keadaan afek tersebut.Pada os, diagnosis mania didasarkan atas aktivitas sosial luar biasa yang dkerjakan oleh os yaitu keluyuran dari jam 8 pagi hingga jam 8 malam dan terjadi selama 23 hari sejak awal muncul. Gejala psikotik didapatkan yaitu waham kejar akibat iritabilitas dan kecurigaan os terhadap suami. Waham ini muncul ketika pasien beraktivitas sangat banya artinya sesuai dengan keadaan afek. Terbukti dari os hanya 1 kali mendapat sms dari temannya bahwa suaminya ada di hotel bersama wanita lain. Os didiagnosis gangguan afektif bipolar atas dasar keluhan ini sudah berulang selama 7 tahun terakhir. Hilang timbul dan timbul sebagai episode manik. Berdasarkan alloanamnesa, os belum memiliki episode depresif.Gangguan bipolar yang berdasarkan pada Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) III ini sifatnya berulang dimana pasien memperlihatkan bagaimana perasaannya, gangguan ini terjadi meningkatnya suasana pemikiran, aktivitas, perilaku dan pada saat yang berbeda berupa afek menurun juga rendahnya perilaku, energi dan kegiatan (depresi). Pada gangguan ini spesialnya adalah ada penyembuhan total yang sempurna di setiap episode. Seperti halnya pada os, os terlihat normal jika tidak terkena serangan. Os dapat bersosialisasi secara normal dan tidak terlihat memiliki gangguan jiwa. Episode manik biasanya terjadi tak terduga dan berlangsung paling cepat dua minggu sampai dengan lima bulan, lain halnya jika depresi yang cenderung lebih lama (Rusdi M, 2003). Etiologi gangguan bipolar, belum diketahui secara pasti. Bisa terjadi karena berbagai faktor seperti faktor genetika dan psikososial. Para peneliti juga berpendapat bahwa disregulasi heterogen terjadi dari neurotransmitter di otak. Gangguan jiwa bipolar adalah penyakit gangguan jiwa yang bukan disebabkan tekanan psikologis, melainkan karena terjadinya gangguan keseimbangan pada otak.(Barbara D.Ingersol, Ph.D dan Sam Goldstain,1993) Bipolar terjadi secara biologis berupa gangguan di neurotransmitter otak yang berfungsi mengatur keseimbangan. (Barbara D.Ingersol, Ph.D dan Sam Goldstain,1993). Faktor genetika dianggap sebagai mekanisme gen yang saling bergantung, sedangkan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekitar merupakan faktor dari segi psikososial biasanya mendahului episode awal dari gangguan bipolar. Ada 10-12% kasus pada gangguan jiwa bipolar yang semakin memburuk setelah mengkonsumsi NAPZA. (Barbara D.Ingersol, Ph.D dan Sam Goldstain,1993)Litium karbonat merupakan obat pilihan utama untuk meredakan sindrom mania akut atau profilaksis terhadap serangan sindrom mania yang kambuhan pada gangguan afektif bipolar. Efek anti mania dari lithium disebabkan kemampuan mengurangi dopamine receptor supersensitivity, dengan meningkatkan cholinergic muscarinic activity, dan menghambat Cyclic AMP (adenosine monophosphate) & phosphoinositides. (Rusdi M, 2003). Tapi bukan berarti lithium tanpa cela. Indeks terapi sempit dan perlu pengawasan ketat kadar lithium saat berada dalam darah. Penggunaan lithium kontraindikasi pada gangguan ginjal karena akan menghambat proses ekskresi yang nantinya dapat menghasilkan toksik. Dilaporkan juga lithium dapat merusak ginjal bila digunakan dalam jangka waktu yang lama. Karena kontraindikasi itulah, penggunaan lithium mulai ditinggalkan pemakaiannya. (Soreff S, 2008).Pasien pada gangguan bipolar episode manik mendapatkan hasil yang lebih buruk. Dua tahun pertama setelah peristiwa pertama, hampir 50%, pasien mengalami gangguan manik lain. (Soreff S, 2008). Sekitar 60% pasien dengan serangan bipolar episode manik bisa disembuhkan gejalanya dengan menggunakan lithium. 7% pasien tidak lagi mengalami serangan bipolar. 45% pasien mengalami kekambuhan lebih dari sekali dan lebih dari 40% gejalanya menetap. (Soreff S, 2008).Sudah lebih dari 50 tahun Lithium digunakan sebagai terapi gangguan Bipolar. Keefektifitasananya telah terbukti dalam mengobati 60-80 % pasien. Pamornya semakin berkibar karena dapat menekan ongkos perawatan dan angka kematian akibat bunuh diri. Tapi bukan tanpa cela. Teradapat segelintir orang yang kurang memberi respon terhadap Lithium di antaranya penderita dengan riwayat cidera kepala, mania derajat berat (dengan gejala psikotik), dan yang disertai dengan komorbid. Bila penggunaannya dientikan tiba-tiba, penderita cepat mengalami relaps. Selain itu indeks terapinya sempit dan perlu monitor ketat kadar Lithium dalam darah. Gangguan ginjal menjadi kontraindikasi pengguanaan lithium karena akan menghambat proses eliminasi sehingga menghasilkan kadar toksik. Disamping itu, pernah juga dilaporkan lithium dapat merusak ginjal bila digunakan dalam jangka lama. Karena itulah,penggunaan Lithium mulai ditinggalkan. Antipsikotik mulai digunakan sebagai anti manik sejak tahun 1950-an. Antipsikotik lebih baik daripada lithium pada penderita Bipolar dengan agitasi psikomotor. Perhatian ekstra harus dilakukan bila hendak merencanakan pemberian antipsikotik jangka panjang terutama generasi pertama (golongan tipikal) sebab dpat menimbulkan beberapa efek samping seperti ekstrapiramidal, sindrom neurotik malingna, dan tardive dyskinesia.Valproat menjadi pilihan ketika pasien Bipolar tidak memberi respon terhadap Lithium. Bahkan Valproat mulai menggeser dominasi Lithium sebagai regimen lini pertama. Salah satu kelebihan Valproat adalah memberikan respon yang baik pada kelompok rapid cycler. Penderita Bipolar digolongkan rapid cycler bila dalam 1 tahun mengalami 4 atau lebih episode manik atau depresi. Efek terapeutik tercapai pada kadar optimal dalam darah yaitu 60-90 mg/L. Efek samping dapat timbul ketika kadar melebihi 125 mg/L, diantaranya mual, berat badan meningkat, gangguan fungsi hati, tremor, sedasi, dan rambut rontok. Dosis akselerasi Valproat yang dianjurkan adalah loading dose 30 mg/kg pada 2 hari pertama dilanjutkan dengan 20 mg/kg pada 7 hari selanjutnya.Pencarian obat alternative terus diupayakan. Salah satunya adalah Lamotrigine. Lamotrigine merupakan antikonvulsan yang digunakan untuk mengobati epilepsy. Beberapa studi acak double-blind telah menyimpulkan, Lamotrigine efektif sebagai terapi akut pada gangguan Bipolar episode kini depresi dan kelompik dapid cycler. Sayangnya Laotrigine kurang baik pada episode manik.Panduan Obat-Obatan Bipolar berdasarkan British Association of Psychopharmacology (Journal of Psychopharmacology 2003): Lithium. Dosis : dosis tunggal 250-500 mg, malam hari. Dosis direndahkan pada pasien diatas 65 tahun dan yang mempunyai gangguan ginjal. Valproat (Divalproate Semisoodium). Dosis : - rawat inap : dosis inisial 20-30 mg/kg/hari. Rawat jalan dosis inisial 3 x 250 mg, titrasi 250 mg/hari. Dosis maksimum 60 mg/kg/hari. Karbamazepin. Dosis : Dosis inisial 400-600 mg diberikan 2-3 kali per hari. Dosis maintenance 200-1600 mg/hari. Lamotrigine. Dosis : dosis inisial 25 mg/hari pada 2 minggu pertama, lalu 50 mg pada minggu kedua dan ketiga. Dosis juga diturunkan setengahnya bila pasien juga mendapat Valproate.Gangguan Bipolar harus diobati secara kontinyu, tidak boleh putus. Bila putus, fase normal akan memendek sehingga kekambuhan akan semakin sering. Adanya fase normal pada gangguan Bipolar sering menngakibatkan buruknya compliance untuk berobat karena dikira sudah sembuh. Oleh karena itu edukasi sangat penting agar penderita dapat ditangani lebih dini (Kaplan: 1997). Faktor-faktor yang semakin memperburuk prognosis yaitu kemiskinan, pekerjaan yang buruk, jenis kelamin laki-laki, menyalahgunakan konsumsi minuman keras dan alkohol, gejala psikotik, dan pada keadaan depresi yang lama. Prognosis akan menjadi lebih baik pada pasien bila gejala masih berada dalam episode manik, tidak ada keinginan untuk mengakhiri hidup, tanpa atau minimal adanya gejala psikotik, usia lanjut, dan jika tidak ada masalah yang serius dengan kesehatan medis. Pada os didapatkan gejala psikotik ringan dan minimal, jenis kelami perempuan, os tidak bekerja, os tidak meminum alkohol dan merokok, os juga belum menunjukkan gejala psikotik. Berdasarkan fakta-fakta ini os memiliki prognosis yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Barbara D.Ingersol, Ph.D dan Sam Goldstain. 1993. Attention Deficit Disorder. Main street books. Chawla, J.M., Singh-Balhara, Y.P., Mohan, I. and Sagar, R. 2006. Chronic mania: an unexpectedly long episode. Indian Journal of Medical Science, 60(5). DellOsso, L., Pini, S., Cassano, G.B., Mastrocinque, C., Seckinger, R.A., Saettoni, M. et al. 2002. Insight into illness in patients with mania, mixed mania, bipolar depression and major depression with psychotic features. Bipolar Disorders, 4, 315-322. DeIlOsso, L., Pith, S., Tundo, A., Samo, N., Musetti, L. and Cassano, G.B. 2000. Clinical characteristics of mania, mixed mania and bipolar depression with psychotic features. Comprehensive Psychiatry, 41, 242-247. Kaplan I. H, Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis, Edisi Ketujuh, Wiguna M. S; Jakarta, 1997. Hal:799-806.Ketter TA. Diagnostic features, prevalence, and impact of bipolar disorder. J Clin Psychiatry. Jun 2010;71(6):e14 Rusdi Maslim. 2003. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ III. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya. Rusdi Maslim. 2007. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya.Soreff S. Bipolar affective disorder treatment & management. 2011. Diunduh dari: http://emedicine.medscape.com/article/2 86342-Treatment. Tirto J. Mengenal Kelainan Bipolar. Materi Kuliah online Juni 2012. Diakses tanggal 9 Juli 2014

27