23
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Situbondo 1 - 1 LAPORAN ANTARA Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkotaanmerupakansebuahdaerah yang bersifatsangatdinamis, baikditinjaudarisegisosialbudaya, ekonomimaupunsecaraspasial, danciriutamanyaadalah pendominasiankegiatan non pertanian di segalabidang. Perkembangansebuahperkotaanditandaidengansemakinberkurangnyalahankoson g di dalamperkotaan. Hal inidisebabkanolehpertambahanjumlahpenduduk di daerahperkotaan yang diiringiolehsemakintingginyakebutuhanakanruang. Kebutuhanakanruang yang tidakdapatdibangun di dalamperkotaankarenakelangkaanruangakanmulaiteralihkankedaerahpinggiranp erkotaan yang ketersediaanlahannyamasihbanyak. Kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Berdasarkan perkembangannya, kegiatan perencanaan menjadi sangat penting dan di masa depan harus sejalan dengan paradigma pembangunan yang hanya berorientasi pada peningkatan kesejahteraan manusia ke arah peningkatan kesejahteraan ekosistem sebagai dasar yang melahirkan konsep pembangunan berwawasan lingku- ngan. Pembangunan tersebut mempertimbangkan daya dukung (carrying capacity) dan kelangkaan (scarcity) sumber daya alam termasuk lahan (ruang) dalam dimensi Gambar 1.1. Pasir Putih Situbondo

Antara Bab 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

perencanaan kota dan wilayah

Citation preview

Page 1: Antara Bab 1

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Kawasan Perkotaan Situbondo 1 - 1

LAPORAN ANTARA

Bab 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perkotaanmerupakansebuahdaerah yang bersifatsangatdinamis,

baikditinjaudarisegisosialbudaya, ekonomimaupunsecaraspasial,

danciriutamanyaadalah pendominasiankegiatan non pertanian di segalabidang.

Perkembangansebuahperkotaanditandaidengansemakinberkurangnyalahankoson

g di dalamperkotaan. Hal inidisebabkanolehpertambahanjumlahpenduduk di

daerahperkotaan yang diiringiolehsemakintingginyakebutuhanakanruang.

Kebutuhanakanruang yang tidakdapatdibangun di

dalamperkotaankarenakelangkaanruangakanmulaiteralihkankedaerahpinggiranp

erkotaan yang ketersediaanlahannyamasihbanyak.

Kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama

bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman

perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan

sosial dan kegiatan ekonomi. Berdasarkan perkembangannya, kegiatan

perencanaan menjadi sangat penting dan di masa depan harus sejalan dengan

paradigma pembangunan yang hanya

berorientasi pada peningkatan

kesejahteraan manusia ke arah

peningkatan kesejahteraan ekosistem

sebagai dasar yang melahirkan konsep

pembangunan berwawasan lingku-

ngan. Pembangunan tersebut

mempertimbangkan daya dukung

(carrying capacity) dan kelangkaan

(scarcity) sumber daya alam termasuk

lahan (ruang) dalam dimensi

Gambar 1.1. Pasir Putih Situbondo

Page 2: Antara Bab 1

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Kawasan Perkotaan Situbondo 1 - 2

LAPORAN ANTARA

lingkungan (eksternalitas) yang didalamnya tetap juga menjadikan proses

pembangunan ekonomi.

Guna menunjang penyusunan rencana tata ruang, maka ketersediaan

data/informasi yang akurat dan aktual, terutama yang menyangkut aspek

keruangan seperti batas wilayah, letak/lokasi kawasan perencanaan,

penggunaan lahan, jaringan prasarana dan sarana wilayah dan lain-lain adalah

sangat penting dan menentukan. Dengan adanya dan ketergantungan pada data

yang akurat diharapkan penyusunan rencana tata ruang akan lebih mendekati

kenyataan sesuai dengan kondisi dan permasalahan di lapangan.

Rencana detail tata ruang kawasan perkotaan, merupakan penjabaran

dari rencana tata ruang wilayah kabupaten ke dalam rencana pemanfaatan

ruang kawasan perkotaan. Rencana detail tata ruang kawasan perkotaan adalah

rencana pemanfaatan ruang secara terperinci yang disusun untuk penyiapan

perwujudan ruang dalam rangka pelaksanaan program-program pembangunan

perkotaan. Berdasarkan Undang-undang No. 26 tahun 2007 tentang Penataan

Ruang disebutkan Rencana Detail Tata Ruang disusun dengan hirarki atau

penjabaran lebih rinci dari rencana tata ruang wilayah (RTRW) kabupaten.

Rencana detail tata ruang juga merupakan rencana yang menetapkan blok-blok

peruntukan pada kawasan fungsional perkotaan, sebagai penjabaran “kegiatan”

ke dalam wujud ruang, dengan memperhatikan keterkaitan antara kegiatan

dalam kawasan fungsional, agar tercipta lingkungan yang harmonis antara

kegiatan utama dan kegiatan penunjang dalam kawasan fungsional tersebut.

Jangka waktu rencana detail tata ruang perkotaan ini adalah 20 tahun dan

dituangkan ke dalam peta rencana dengan skala minimal 1 : 5.000 atau lebih.

Dengan telah diarahkannya fungsi-fungsi kegiatan pada Perkotaan

Situbondo, berdasarkan RTRW Kabupaten Situbondo tahun 2009-2029, maka

Pemerintah Kabupaten Situbondo memiliki kebijakan dalam upaya untuk

menyiapkan Perkotaan Situbondo dalam memenuhi fungsinya sesuai dengan

RTRW Kabupaten Situbondo.

Perkotaan Situbondo pada saat ini menunjukan perkembangan yang cukup

tinggi ditandai oleh perkembangan kegiatan perdagangan dan jasa, pendidikan

Page 3: Antara Bab 1

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Kawasan Perkotaan Situbondo 1 - 3

LAPORAN ANTARA

dan kesehatan juga transportasi yang semakin padat. Pada sisi lain menunjukan

bahwa ruang Perkotaan Situbondo semakin terbatas dan terkonsentrasi pada

bagian tengah kota. Kawasan yang terletak dibagian utara dan selatan relatif

masih kosong. Beberapa kawasan memeiliki kendala antara lain rawan banjir

dan keterbatasan ruang karena merupakan lahan pertanian yang subur.

Untuk itu diperlukan landasan operasional arahan pengembangan kawasan

perkotaan sesuai dengan potensi dan masalah yang ada sehingga pada masa

yang akan datang akan lebih teratur dan nyaman. Pada sisi lain rencana detail

tata ruang kawasan perkotaan akan dapat digunakan sebagai landasan hukum

terkait dengan perijinan, pelaksanaan bangunan, maupun investasi.

1.2 TUJUAN DAN SASARAN

Tujuan dari penyusunan RDTR Kawasan Perkotaan Situbondo adalah

merumuskan rencana detail tata ruang

kawasan perkotaan yang sesuai dengan

regulasi dan kebijakan baru, sehingga dapat

dijadikan acuan bagi Pemerintah Kabupaten

dalam melaksanakan, mengatur, dan

mengendalikan pembangunan sesuai dengan

tujuan yang akan dicapai.

Sasaran dari penyusunan RDTR kawasan

Perkotaan Situbondo ini adalah:

1. Tersusunnya produk RDTR kawasan

perkotaan Situbondo yang telah

disesuaikan dengan kebijakan dan

peraturan yang baru serta memenuhi

prinsip-prinsip penataan ruang,

2. Terumuskan arahan bagi masyarakat dalam pengisian pembangunan fisik

kawasan.

Rencana detail tata ruangmerupakan rencana yang

menetapkan blok-blok peruntukan pada kawasan fungsional

perkotaan, sebagai penjabaran “kegiatan” ke dalam wujud ruang,

dengan memperhatikan keterkaitan antara kegiatan dalam kawasan fungsional, agar tercipta lingkungan yang harmonis antara

kegiatan utama dan kegiatan penunjang dalam kawasan

fungsional tersebut.

Page 4: Antara Bab 1

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Kawasan Perkotaan Situbondo 1 - 4

LAPORAN ANTARA

3. Tersusunnya pedoman bagi instansi dalam menyusun zonasi, dan

pemberian periijinan kesesuaian pemanfaatan bangunan dengan

peruntukan lahan.

1.3 LANDASAN KEGIATAN

1.3.1 Pengertian-Pengertian

1. Rencana Tata Ruang Wilayah kabupaten yang selanjutnya disingkat RTRW

kabupaten adalah rencana tata ruang yang bersifat umum dari wilayah

kabupaten, yang merupakan penjabaran dari RTRW provinsi, dan yang

berisi tujuan, kebijakan, strategi penataan ruang wilayah kabupaten,

rencana struktur ruang wilayah kabupaten, rencana pola ruang wilayah

kabupaten, penetapan kawasan strategis kabupaten, arahan pemanfaatan

ruang wilayah kabupaten, dan ketentuan pengendalian pemanfaatan

ruang wilayah kabupaten.

2. Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan yang selanjutnya disingkat

RDTR adalah rencana secara terperinci tentang tata ruang wilayah

kabupaten yang dilengkapi dengan peraturan zonasi kabupaten.

3. Zona adalah kawasan atau area yang memiliki fungsi dan karakteristik

spesifik;

4. Peraturan zonasi adalah ketentuan yang mengatur tentang persyaratan

pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannya dan disusun untuk

setiap blok/zona peruntukan yang penetapan zonanya dalam rencana rinci

tata ruang.

5. Zonasi adalah pembagian kawasan ke dalam beberapa zona sesuai dengan

fungsi dan karakteristik semula atau diarahkan bagi pengembangan

fungsi-fungsi lain.

6. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap

unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek

administratif dan/atau aspek fungsional.

7. Wilayah perencanaan adalah bagian dari kabupaten dan/atau kawasan

strategis kabupaten yang akan/perlu disusun rencana rincinya dalam hal

Page 5: Antara Bab 1

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Kawasan Perkotaan Situbondo 1 - 5

LAPORAN ANTARA

ini RDTR kabupaten sesuai arahan atau yang ditetapkan di dalam RTRW

kabupaten yang bersangkutan.

8. Zonaperlindungan setempat adalah peruntukan tanah yang merupakan

bagan dari kawasan lindung yang mempunyai fungsi pokok sebagai

perlindungan terhadap sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan

sekitar danau atau waduk, kawasan sekitar mata air.

9. Zona Ruang Terbuka Hijau adalah area memanjang/jalur dan atau

mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat

tumbuh tanaman, baik yang tumbuh tanaman secara alamiah maupun

yang sengaja ditanam.

10. Zona suaka alam dan cagar budaya adalah peruntukan tanah yang

merupakan bagan dari kawasan lindung yang memiliki ciri khas tertentu

baik di darat maupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai

kawasan pengawetan keragaman jenis tumbuhan, satwa dan ekosistemnya

beserta nilai budaya dan sejarah bangsa.

11. Zona rawan bencana alam adalah peruntukan tanah yang merupakan

bagan dari kawasan lindung yang memiliki ciri khas tertentu baik di darat

maupun di perairan yang sering atau berpotensi tinggi mengalami tanah

longsor, gelombang pasang, banjir, letusan gunung berapi, dan gempa

bumi.

12. Zona perumahan adalah zona peruntukkan tanah yang yang terdiri dari

kelompok rumah tinggal yang mewadahi kehidupan dan penghidupan

masyarakat yang dilengkapi dengan fasilitasnya.

13. Rumah kepadatan sangat tinggi/R1 adalah peruntukan tanah yang

merupakan bagian dari kawasan budidaya difungsikan untuk tempat

tinggal atau hunian dengan perbandingan yang sangat besar antara jumlah

bangunan rumah dengan luas lahan.

14. Rumah kepadatan tinggi/R2 adalah peruntukan tanah yang merupakan

bagian dari kawasan budidaya difungsikan untuk tempat tinggal atau

hunian dengan perbandingan yang besar antara jumlah bangunan rumah

dengan luas lahan.

Page 6: Antara Bab 1

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Kawasan Perkotaan Situbondo 1 - 6

LAPORAN ANTARA

15. Rumah kepadatan sedang/R3 adalah peruntukan tanah yang merupakan

bagian dari kawasan budidaya difungsikan untuk tempat tinggal atau

hunian dengan perbandingan yang hampir seimbang antara jumlah

bangunan rumah dengan luas lahan.

16. Rumah kepadatan rendah/R4 adalah peruntukan tanah yang merupakan

bagian dari kawasan budidaya difungsikan untuk tempat tinggal atau

hunian dengan perbandingan yang kecil antara jumlah bangunan rumah

dengan luas lahan.

17. Rumah kepadatan sangat rendah/R5 adalah peruntukan tanah yang

merupakan bagian dari kawasan budidaya difungsikan untuk tempat

tinggal atau hunian dengan perbandingan yang sangat kecil antara jumlah

bangunan rumah dengan luas lahan.

18. Zona perdagangan dan jasa adalah peruntukkan tanah yang merupakan

bagian dari kawasan budidaya difungsikan untuk pengembangan kegiatan

jual beli yang bersifat komersial, fasilitas umum, tempat bekerja, tempat

berusaha, tempat hiburan dan rekreasi.

19. Zona komersial tunggal/K1 adalah peruntukan tanah yang merupakan

bagian dari kawasan budidaya difungsikan untuk pengembangan kelompok

kegiatan perdagangan dan/atau jasa, tempat bekerja, tempat berusaha,

tempat hiburan dan rekreasi dengan skala pelayanan regional yang

dikembangkan dalam bentuk tunggal secara horisontal maupun vertikal.

20. Zona komersial deret/K2 adalah peruntukan tanah yang merupakan

bagian dari kawasan budidaya difungsikan untuk pengembangan kelompok

kegiatan perdagangan dan/atau jasa , tempat bekerja , tempat berusaha,

tempat hiburan dan rekreasi dengan skala pelayanan regional yang

dikembangkan dalam bentuk deret.

21. Zona perkantoran adalah Peruntukkan tanah yang merupakan bagian dari

kawasan budidaya difungsikan untuk pengembangan kegiatan pelayanan

pemerintahan, fasilitas umum, tempat bekerja, tempat berusaha, tempat

hiburan dan rekreasi.

Page 7: Antara Bab 1

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Kawasan Perkotaan Situbondo 1 - 7

LAPORAN ANTARA

22. Perkantoran pemerintah/KT1 adalah peruntukan tanah yang merupakan

bagian dari kawasan budidaya difungsikan untuk pengembangan kegiatan

pemerintahan dan pelayanan masyarakat.

23. Perkantoran swasta/KT2 adalah peruntukan tanah yang merupakan bagian

dari kawasan budidaya difungsikan untuk pengembangan kelompok

kegiatan Perkantoran swasta, Jasa, tempat bekerja, tempat berusaha

dengan fasilitasnya yang dikembangkan dengan bentuk tunggal /renggang

secara horisontal maupun vertical.

24. Zona Industri adalah peruntukan tanah yang difungsikan untuk

pengembangan kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan

baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan

nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang

bangun dan perekayasaan industri.

25. Industri Kimia Dasar/I-1 adalah zona industri yang mengolah bahan

mentah menjadi bahan baku serta memiliki proses kimia yang

menghasilkan produk zat kimia dasar,seperti asam sulfat (H2SO4) dan

ammonia (NH3), seperti Industri kertas, semen, obat-obatan, pupuk,

kaca, dan lain-lain.

26. Industri Mesin dan Logam Dasar adalah zona industri bahan logam dan

produk dasar yang menghasilkan bahan baku dan bahan setengah jadi,

seperti industri peralatan listrik, mesin, besi beton, pipa baja, kendaraan

bermotor, pesawat terbang, dan lain-lain.

27. Industri Kecil/I-3 adalah zona industri dengan modal kecil dan tenaga

kerja yang sedikit dengan peralatan sederhana. Biasanya merupakan

industri yang dikerjakan per orang atau rumah tangga, seperti indutri

roti, kompor minyak, makanan ringan, minyak goreng curah, dan lain-lain.

28. Aneka Industri/I-4 adalah industri yang menghasilkan beragam kebutuhan

konsumen.

29. Zona sarana pelayanan umum adalah Peruntukan tanah yang

dikembangkan untuk menampung fungsi kegiatan yang berupa Pendidikan,

Kesehatan, Peribadatan, Sosial budaya, Olahraga dan Rekreasi, dengan

Page 8: Antara Bab 1

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Kawasan Perkotaan Situbondo 1 - 8

LAPORAN ANTARA

fasilitasnya yang dikembangkan dalam bentuk tunggal/ renggang,

deret/rapat dengan sekala pelayanan yang ditetapkan dalam rencana

kota.

30. Sarana pelayanan umum pendidikan/SPU-1 adalah peruntukan tanah yang

merupakan bagian dari kawasan budidaya yang dikembangkan untuk

Sarana pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi, pendidikan

formal maupun informal dan dikembangkan secara horisontal maupun

vertikal

31. Sarana pelayanan umum transportasi/SPU-2 adalah Peruntukan tanah

yang merupakan bagian dari kawasan budi daya yang dikembangkan untuk

manampung fungsi transportasi dalam upaya untuk mendukung kebijakan

pengembangan sistem transportasi yang tertuang didalam rencana tata

ruang yang meliputi transportasi darat, udara dan perairan.

32. Sarana pelayanan umum kesehatan/SPU-3 adalah peruntukan tanah yang

merupakan bagian dari kawasan budidaya yang dikembangkan untuk

pengembangang sarana kesehatan dengan hierarki dan sekala pelayanan

yang disesuaikan dengan jumlah penduduk yang akan dilayani yang

dikembnagkan secara horisontal maupun vertikal

33. Sarana pelayanan umum olahraga/SPU-4 adalah peruntukan tanah yang

merupakan bagian dari kawasan budidaya yang dikembangkan untuk

menampung sarana olah raga dalam bentuk terbuka maupun tertutup

sesuai dengan lingkup pelayanannya dengan herarki dan sekala pelayanan

yang disesuaikan dengan jumlah penduduk.

34. Sarana pelayanan umum sosial budaya/SPU-5 adalah peruntukan tanah

yang merupakan bagian dari kawasan budidaya yang dikembangkan untuk

menampung sarana sosial budaya dengan herarki dan sekala pelayanan

yang disesuaikan dengan jumlah penduduk yang dikembangkan secara

horisontal maupun vertical.

35. Sarana pelayanan umum peribadatan/SPU-6 adalah peruntukan tanah

yang merupakan bagian dari kawasan budidaya yang dikembangkan untuk

Page 9: Antara Bab 1

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Kawasan Perkotaan Situbondo 1 - 9

LAPORAN ANTARA

menampung sarana ibadah dengan herarki dan sekala pelayanan yang

disesuaikan dengan jumlah penduduk

36. Zona Ruang Terbuka Non-Hijau/RTNH adalah adalah ruang terbuka di

bagian wilayah perkotaan yang tidak termasuk dalam kategori RTH,

berupa lahan yang diperkeras atau yang berupa badan air, maupun kondisi

permukaan tertentu yang tidak dapat ditumbuhi tanaman atau berpori

(cadas, pasir, kapur, dan lain sebagainya).

37. Zona peruntukan lainnya adalah peruntukan tanah yang dikembangkan

untuk menampung fungsi kegiatan di daerah tertentu berupa pertanian,

pertambangan, pariwisata, dan peruntukan-peruntukan lainnya.

38. Peruntukan pertanian/PL-1 adalah peruntukan ruang yang dikembangkan

untuk menampung kegiatan kegiatan yang berhubungan dengan

pengusahaan mengusahakan tanaman tertentu, pemberian makanan,

pengkandangan, dan pemeliharaan hewan untuk pribadi atau tujuan

komersial.

39. Peruntukan pertambangan/PL-2 adalah peruntukan ruang yang

dikembangkan untuk menampung kegiatan pertambangan bagi wilayah

yang sedang maupun yang akan segera dilakukan kegiatan pertambangan,

meliputi golongan bahan galian A, B, dan C.

40. Peruntukan pariwisata /PL-3 adalah peruntukan tanah yang merupakan

bagian dari kawasan budidaya yang dikembangkan untuk mengembangkan

kegiatan pariwisata baik alam, buatan, maupun budaya.

41. Zona peruntukan khusus adalah peruntukan tanah yang merupakan bagian

dari kawasan budi daya yang dikembangkan untuk menampung

peruntukan-peruntukan khusus Militer, Tempat Pembuangan Akhir (TPA),

Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL), dan lain-lain yang memerlukan

penanganan, perencanaan sarana prasarana serta fasilitas tertentu, dan

belum tentu di semua wilayah memiliki peruntukan khusus ini.

42. Peruntukan khusus militer/KH-1 adalah peruntukan tanah yang merupakan

bagian dari kawasan budidaya yang dikembangkan untuk menjamin

kegiatan dan pengembangan bidang pertahanan dan keamanan seperti

Page 10: Antara Bab 1

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Kawasan Perkotaan Situbondo 1 - 10

LAPORAN ANTARA

kantor, instalasi militer, termasuk tempat latihan baik pada tingkat

nasional, Kodam, Korem, Koramil, dan sebagainya.

43. Peruntukan khusus TPA/KH-2 adalah peruntukan tanah di daratan dengan

batas-batas tertentu yang yang digunakan sebagai tempat untuk

menimbun sampah dan merupakan bentuk terakhir perlakuan sampah

44. Peruntukan khusus IPAL/KH-3 adalah peruntukan tanah yang terdiri atas

daratan dengan batas batas tertentu yang berfungsi untuk tempat

pembuangan segala macam air buangan (limbah) yang berasal dari

limbah-limbah domestik, industri, maupun komersial dan lain-lainnya.

45. Bagian dari wilayah perkotaanadalah satu kesatuan wilayah dari

kabupaten yang bersangkutan yang merupakan wilayah yang terbentuk

secara fungsional dan administratif dalam rangka pencapaian daya guna

pelayanan fasilitas umum kabupaten;

46. Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang

menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada

di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai

tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat

tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya,

maupun kegiatan khusus;

47. Blok adalah sebidang lahan yang dibatasi sekurang-kurangnya oleh

batasan fisik yang nyata (spt jaringan jalan, sungai, selokan, saluran,

irigasi, saluran udara tegangan (ekstra) tinggi, dan pantai) atau yang

belum nyata (rencana jaringan jalan dan rencana jaringan prasarana lain

yang sejenis sesuai dengan rencana kota)

48. Sub Blok adalah pembagian fisik di dalam satu blok berdasarkan

perbedaan sub zona.

49. Daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk

mendukung perikehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya;

50. Daya tampung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup

untuk menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang masuk atau

dimasukkan ke dalamnya;

Page 11: Antara Bab 1

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Kawasan Perkotaan Situbondo 1 - 11

LAPORAN ANTARA

51. Garis Sempadan Bangunan (GSB) adalah garis yang tidak boleh dilampaui

oleh denah bangunan ke arah GSJ yang ditetapkan dalam rencana

kabupaten;

52. Garis Sempadan Jalan (GSJ) adalah garis rencana jalan yang ditetapkan

dalam rencana kabupaten;

53. Intensitas ruang adalah besaran ruang untuk fungsi tertentu yang

ditentukan berdasarkan pengaturan koefisien lantai bangunan, koefisien

dasar bangunan dan ketinggian bangunan tiap bagian kawasan kabupaten

sesuai dengan kedudukan dan fungsinya dalam pembangunan kabupaten;

54. Izin pemanfaatan ruang adalah izin yang dipersyaratkan dalam kegiatan

pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan

perundangundangan;

55. Jaringan adalah keterkaitan antara unsur yang satu dan unsur yang lain

(network)

56. Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budi

daya;

57. Kawasan budi daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama

untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam,

sumber daya manusia, dan sumber daya buatan;

58. Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama

melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya

alam dan sumber daya buatan;

59. Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama

bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat

permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa

pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi;

60. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah angka persentase perbandingan

antara luas seluruh lantai dasar bangunan gedung dan luas lahan/tanah

perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang

dan rencana tata bangunan dan lingkungan;

Page 12: Antara Bab 1

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Kawasan Perkotaan Situbondo 1 - 12

LAPORAN ANTARA

61. Koefisien Daerah Hijau (KDH) adalah angka persentase perbandingan

antara luas seluruh ruang terbuka di luar bangunan gedung yang

diperuntukkan bagi pertamanan/penghijauan dan luas tanah

perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang

dan rencana tata bangunan dan lingkungan;

62. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) adalah angka persentase perbandingan

antara luas seluruh lantai bangunan gedung dan luas tanah

perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang

dan rencana tata bangunan dan lingkungan;

63. Pengaturan zonasi adalah ketentuan tentang persyaratan pemanfaatan

ruang sektoral dan ketentuan persyaratan pemanfaatan ruang untuk

setiap blok/zona peruntukan yang penetapan zonanya dalam rencana rinci

tata ruang;

64. Penggunaan lahan adalah fungsi dominan dengan ketentuan khusus yang

ditetapkan pada suatu kawasan, blok peruntukan, dan/atau persil;

65. Peran masyarakat adalah berbagai kegiatan masyarakat, yang timbul atas

kehendak dan keinginan sendiri di tengah masyarakat sesuai dengan hak

dan kewajiban dalam penyelenggaraan penataan ruang;

66. Peraturan zonasi adalah ketentuan yang mengatur tentang persyaratan

pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannya dan disusun untuk

setiap blok/zona peruntukan yang penetapan zonanya dalam rencana rinci

tata ruang;

67. Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur

ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana

tata ruang;

68. Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang

meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan fungsi budi daya;

69. Prasarana lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang

memungkinkan lingkungan permukiman dapat berfungsi sebagaimana

mestinya;

Page 13: Antara Bab 1

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Kawasan Perkotaan Situbondo 1 - 13

LAPORAN ANTARA

70. Rencana tata ruang wilayah kabupaten adalah rencana tata ruang yang

memuat kebijakan dan penetapan Pemerintahan Kabupaten mengenai

lokasi kawasan-kawasan yang harus dilindungi di wilayah darat dan/atau

wilayah laut, lokasi pengembangan kawasan budidaya, termasuk di

dalamnya kawasan-kawasan produksi dan kawasan permukiman, sistem

prasarana transportasi, fasilitas dan utilitas umum, serta kawasan-

kawasan di wilayah darat dan wilayah laut yang diprioritaskan

pengembangannya dalam kurun waktu rencana;

71. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang

udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah,

tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan

memelihara kelangsungan hidupnya;

72. Ruang manfaat jalan (Rumaja) adalah ruang sepanjang jalan yang dibatasi

oleh lebar, tinggi, dan kedalaman tertentu yang meliputi badan jalan,

saluran tepi jalan, dan ambang pengamannya;

73. Ruang milik jalan (Rumija) adalah ruang manfaat jalan dan sejalur tanah

tertentu diluar ruang manfaat jalan;

74. Ruang pengawasan jalan (Ruwasja) adalah ruang tertentu diluar ruang

milik jalan yang penggunaannya ada di bawah pengawasan

penyelenggaraan jalan;

75. Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah area memanjang/jalur dan/atau

mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat

tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja

ditanam;

76. Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) adalah ruang-ruang dalam kabupaten

dalam bentuk area/kawasan maupun memanjang/jalur yang menampung

kegiatan sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat kabupaten dan tidak

didominasi tanaman;

77. Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) adalah saluran tenaga

listrik yang menggunakan kawat penghantar di udara yang digunakan

Page 14: Antara Bab 1

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Kawasan Perkotaan Situbondo 1 - 14

LAPORAN ANTARA

untuk penyaluran tenaga listrik dari pusat pembangkit ke pusat beban

dengan tegangan di atas 245kV;

78. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) adalah saluran tenaga listrik yang

menggunakan kawat penghantar di udara yang digunakan untuk

penyaluran tenaga listrik dari pusat pembangkit ke pusat beban dengan

tegangan di atas 35 kV sampai dengan 245 kV;

79. Sub Zona adalah suatu bagian dari zona yang memiliki fungsi dan

karakteristik tertentu yang merupakan pendetailan dari fungsi dan

karakteristik pada zona yang bersangkutan;

80. Utilitas umum adalah kelengkapan sarana pelayanan lingkungan yang

memungkinkan permukiman dapat berfungsi sebagaimana mestinya,

mencakup sistem penyediaan air bersih, sistem drainase air hujan, sistem

pembuangan limbah, sistem persampahan, sistem penyediaan energi

listrik, sistem jaringan gas, sistem telekomunikasi dan lain-lain;

81. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap

unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek

administratif dan/atau aspek fungsional;

1.3.2 Fungsi RDTR

RDTR dan peraturan zonasi berfungsi sebagai:

a. Kendali mutu pemanfaatan ruang wilayah kabupaten berdasarkan

RTRW;

b. Acuan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang lebih rinci dari

kegiatan pemanfaatan ruang yang diatur dalam RTRW;

c. Acuan bagi kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang;

d. Acuan bagi penerbitan izin pemanfaatan ruang; dan

e. Acuan dalam menyusun RTBL.

Page 15: Antara Bab 1

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Kawasan Perkotaan Situbondo 1 - 15

LAPORAN ANTARA

1.3.3 Manfaat RDTR

RDTR dan peraturan zonasi bermanfaat sebagai:

a. Penentu lokasi berbagai kegiatan yang mempunyai kesamaan fungsi

dan lingkungan permukiman dengan karakteristik tertentu;

b. Alat operasionalisasi dalam sistem pengendalian dan pengawasan

pelaksanaan pembangunan fisik kabupaten yang dilaksanakan oleh

Pemerintah, pemerintah daerah, swasta, dan/atau masyarakat;

c. Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang untuk setiap bagian wilayah

sesuai dengan fungsinya di dalam struktur ruang kabupaten secara

keseluruhan; dan

d. Ketentuan bagi penetapan kawasan yang diprioritaskan untuk disusun

program pengembangan kawasan dan pengendalian pemanfaatan

ruangnya pada tingkat BWP atau Sub BWP.

1.3.4 Masa Berlaku RDTR

RDTR berlaku dalam jangka waktu 20 (dua puluh) tahun dan ditinjau

kembali setiap 5 (lima) tahun. Peninjauan kembali RDTR dapat dilakukan lebih

dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun jika:

a. Terjadi perubahan RTRW kabupaten yang mempengaruhi BWP RDTR; atau ;

b. Terjadi dinamika internal kabupaten yang mempengaruhi pemanfaatan ruang

secara mendasar antara lain berkaitan dengan bencana alam skala besar,

perkembangan ekonomi yang signifikan, dan perubahan batas wilayah

daerah.

1.4 DASAR HUKUM

Acuan peraturan perundang-undangan dalam penyusunan RDTR Kawasan

Perkotaan Situbondo sebagai berikut :

1). Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

2). Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan

Permukiman;

Page 16: Antara Bab 1

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Kawasan Perkotaan Situbondo 1 - 16

LAPORAN ANTARA

3). Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian

Peta Untuk Penataan Ruang Wilayah;

4). Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 2010 tentang Tata Cara

Perubahan Peruntukan dan fungsi kawasan hutan;

5). Peraturan Pemerintah Nomor 15 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan

Penataan Ruang;

6). Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2010 tentang Penggunaan

Kawasan Hutan;

7). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008 tentang

Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan

Perkotaan;

8). Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 50/2009 tentang Pedoman

Koordinasi Penataan Ruang Daerah;

9). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20 tahun 2011 tentangpedoman

penyusunan rencana detail tata ruang dan peraturan zonasi kabupaten

10). Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2001 tentang

Jenis Rencana Usaha dan/atau kegiatan yang wajib di lengkapi dengan

analisis mengenai dampak lingkungan hidup;

1.5 RUANG LINGKUP

1.5.1 Ruang Lingkup Perencanaan

Batasan kawasan perencanaan adalah kawasan Perkotaan Situbondo

adalah:

Sebelah Utara : Desa Olean danKecamatanMangaran

SebelahTimur : KecamatanPanji

Sebelah Selatan : DesaKalibagordanKecamatanPanarukan

Sebelah Barat : Kecamatan Panarukan.

Orientasikawasanperencanaandapatdilihatpadapeta 1.1.

Page 17: Antara Bab 1

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Kawasan Perkotaan Situbondo 1 - 17

LAPORAN ANTARA

Petaorientasi 1.1

Page 18: Antara Bab 1

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Kawasan Perkotaan Situbondo 1 - 18

LAPORAN ANTARA

1.5.2 Ruang Lingkup Pembahasan

Ruang lingkup dalam penyusunan laporan antara RDTR Kawasan

Perkotaan Situbondo adalah sebagai berikut:

a. Tinjauan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Situbondo 2009-2029

meliputi rencana struktur ruang dan pola ruang.

b. Tinjauan Kawasan Perkotaan Situbondo meliputi kondisi fisik dasar,

penggunaan lahan, kependudukan, jaringan prasarana, fasilitas dan

ekonomi perkotaan.

c. Pembahasan analisa pengembangan Kawasan Perkotaan Situbondo

meliputi penetapan fungsi perkotaan, analisa daya dukung dan tampung

Kawasan Perkotaan, analisa fungsi kawasan, analisa prasarana kawasan,

analisa kebutuhan pengembangan fasilitas kawasan.

d. Arahan pengembangan kawasan dengan pembahasan meliputi skenario

pengembangan Kawasan Perkotaan yang memberikan konsep utama dan

batasan pengembangan serta alternatif pengembangan.

1.6 PENDEKATAN PERENCANAAN

a. Pendekatan Keterpaduan Perencanaan Dari Bawah dan Dari Atas (Top

Down and Bottom Up Planning)

Pendekatan perencanaan ini bertitik tolak dari kebutuhan dan tuntutan

akan perlunya keterpaduan arahan dan kebijakan yang telah ditetapkan

oleh pemerintah di satu sisi dengan aspirasi dari masyarakat di sisi

lainnya. Pendekatan ini menggunakan 2 (dua) terminologi perencanaan

yaitu perencanaan dari atas (top down planning) berupa perencanaan

program-program serta merupakan penjabaran dari kebijakan tata ruang

oleh pemerintah Propinsimaupundaerah.

Sedangkan terminologi kedua adalah perencanaan dari bawah (bottom

up planning). Perencanan ini memberikan penekanan bahwa RDTR

Kawasan Perkotaan Situbondo mengakomodasi aspirasi masyarakat

sebagai pelaku pembangunan, dan dengan melibatkan masyarakat dalam

Page 19: Antara Bab 1

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Kawasan Perkotaan Situbondo 1 - 19

LAPORAN ANTARA

proses perencanaannya. Perencanaan ini merupakan upaya untuk

memberdayakan masyarakat dalam perencanaan kerakyatan dan untuk

mengembangkan segala potensi, mengurangi dan seoptimal mungkin

menyelesaikan permasalahan serta menanggulangi segala ancaman atau

tantangan yang muncul dari pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah

perencanaan.

b. Pendekatan Intersektoral Holistik

Pendekatan ini didasarkan pada suatu pemahaman bahwa perencanaan

tata ruang menyangkut banyak aspek, sektor-sektor lain serta kawasan

yang lebih luas dari wilayah perencanaan. Perencanaan ini di mulai

dengan tahapan diagnosis secara umum terhadap kawasan perencanaan

(mikro) maupun dalam konteks yang luas. Dari tahapan diagnosis akan

dirumuskan konteks dan kerangka makro pengembangan wilayah

perencanaan. Tahapan selanjutnya adalah analisis dan arahan pada

setiap rencana sektoral yang ada. Setelah tahapan tersebut, dilanjutkan

dengan tahapan koordinasi, sinkronisasi dan integrasi pemanfaatan

ruang.

c. Pendekatan Perencanaan Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan

Pendekatan ini akan mendorong perencanaan tidak hanya berorientasi

pada kebutuhan dan pemanfaatan ruang semaksimal mungkin untuk

kebutuhan saat ini, namun tetap berorientasi pada masa yang akan

datang dengan tetap memanfaatkan ruang seoptimal mungkin dengan

tidak merusak lingkungan. Prinsip-prinsip pendekatannya, yaitu :

Prinsip perencanaan tata ruang yang berpijak pada pelestarian dan

berorientasi ke depan (jangka panjang).Penekanan pada nilai manfaat

yang besar bagi masyarakat.Prinsip pengelolaan aset sumber daya yang

tidak merusak tetapi lestari.Kesesuaian antara kegiatan pengembangan

dengan daya dukung ruang.Keselarasan yang sinergis antara kebutuhan,

lingkungan hidup dan masyarakat dengan tetap memberikan apresiasi

pada konsep konservasi lingkungan.

Page 20: Antara Bab 1

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Kawasan Perkotaan Situbondo 1 - 20

LAPORAN ANTARA

Antisipasi yang tepat dan monitoring perubahan lingkungan yang terjadi

akibat pembangunan dan pemanfatan lahan untuk budidaya.

d. Pendekatan Masyarakat (Community Approach)

Pendekatan ini digunakan dengan pemahaman bahwa masyarakat

setempat adalah masyarakat yang paling tahu kondisi di wilayahnya dan

setiap kegiatan pembangunan harus memperhitungkan nilai-nilai sosial

budaya pembangunan. Oleh karena itu langkah perencanaan tata ruang

kawasan harus mencerminkan masyarakat lokal yang ikut terlibat dalam

proses perencanaan dan pengambilan keputusan.

1.7 METODE ANALISIS

Penyusunan RDTRK Perkotaan Situbondo merupakan suatu proses

perencanaan yang mengkaitkan seluruh elemen-elemen perencanaan tata

ruang. Rangkaian keterkaitan tersebut merupakan pendekatan sebuah sistem.

Sistem elemen yang terkait tersebut disusun secara struktural membentuk

suatu kerangka atau pola pikir yang praktis, efektif dan mudah dimengerti.

Tahap analisis berisi pengkajian data dari sumber-sumber yang ada, baik

berupa potensi atau masalah untuk merumuskan usulan alternatif konsep RDTR

Kawasan Perkotaan Situbondo. Tahap analisis antara lain :

A. AnalisaKondisiKependudukan

1. Analisis Pertumbuhan Penduduk

a. Metode Ekstrapolasi/Trend

b. Metode Analisis Pertumbuhan Komposisi

2. Analisis Kepadatan Penduduk

Page 21: Antara Bab 1

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Kawasan Perkotaan Situbondo 1 - 21

LAPORAN ANTARA

Diagram 1.1 Kerangka Pikir Penyusunan RDTR Kawasan Perkotaan Situbondo

Data terkumpul

Fungsi dan Peran Perkotaan Situbondo

Potensi, Masalah dan Prospek

Pengembangan Perkotaan Situbondo

KONSEP DAN ALTERNATIF PENGEMBANGAN PERKOTAAN

SITUBONDO

Kebijaksanaan Pembangunan, Tata Ruang

dan Sektoral Makro. RTRWN

RTRWP Jawa Timur

RTRW Kabupaten Situbondo

RPJP/RPJM KAbupaten

Isu Pokok di Wilayah Perencanaan

Pengembangan fungsi kawasan perkotaan

Pengembangan jaringan jalan tol mulai dari Surabaya sampai dengan Banyuwangi

Kawasan pengembangan industri besar pemurnian minyak di Tanjung Pecinan Kecamatan mangaran

Pengembangan jalan lingkar kota.

Analisa Makro Kedudukan Perkotaan Situbondo

Pengembangan Fungsi Perkotaan

Skala Pelayanan Fasilitas Perkotaan

Hubungan antar Wilayah

Kesesuaian Pola Ruang

Pengembang Prasarana Regional

Kebijaksanaan Tata Ruang Mikro

Program Sektoral

Penetapan Fungsi Perkotaan

Karakter/Kondisi Perkotaan

Situbondo Kondisi Fisiografis Kawasan

Kondisi Distribusi dan Pola Ruang

Kondisi Sosial Kependudukan

Kondisi Prasarana/Infrastruktur

Kondisi Penataan Lingkungan

Intensitas Bangunan

Kemampuan Pelayanan

Standart Teknis dan

Komparatif

Analisa Mikro Analisa Daya Tampung Dan Daya Dukung Wilayah

Perkembangan Penduduk dan Kegiatannya

Tingkat Pelayanan dan Kebutuhan Fasilitas

Pengembangan Prasarana Perkotaan

Kebutuhan Ruang

Pengembangan Ruang Perkotaan.

Penanganan Lingkungan

Pengembangan elemen utama perkotaan

RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN SITUBONDO

1. Tujuan Penataan Ruang Wilayah Perencanaan 2. Rencana Pola Ruang 3. Rencana Jaringan Prasarana 4. Penetapan Bagian dari Wilayah Perencanaan

yang diprioritaskan Penanganannya

P

E

N

D

A

H

A

L

U

A

N

F

A

K

T

A

&

A

N

A

L

I

S

A

Page 22: Antara Bab 1

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Kawasan Perkotaan Situbondo 1 - 22

LAPORAN ANTARA

B. AnalisaFisikDasar

1. Analisa Daya Dukung Lahan

2. Analisa Daya Tampung Lahan

C. AnalisaAspekPerancangan Kota

1. Analisa Guna Lahan

2. Analisa Perpetakan Lahan

3. Analisa Nilai Intensitas Bangunan

D. AnalisisJaringanJalan

1. Analisa Jaringan Jalan

2. Analisa Sistem Parkir

3. Analisa Pedestrian (Trotoar)

4. Analisa Tempat Penyebrangan (zebra cross, jembatan dan sebagainya)

E. Analisis RTH

F. AnalisisSistemKeamananBangunanLingkungan

1.8 SISTEMATIKA PEMBAHASAN

SistematikapembahasanlaporanantaraPenyusunan RDTR Kawasan

Perkotaan Situbondoadalah:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang dari kegiatan Penyusunan

RDTR Kawasan Perkotaan Situbondo, maksud, tujuan dan sasaran, ruang

lingkup dan metode pendekadan perencanaan

BAB II TINJAUAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SITUBONDO 2009-2029 Bab ini menguraikan secara singkat tentang gambaran kebijakan

rencana tata ruang wilayah Kabupaten Situbondo yang berpengaruh

terhadap kebijakan spasial di Kawasan Perkotaan Situbondo, meliputi

rencana struktur tata ruang wilayah dan rencana pola ruang.

Page 23: Antara Bab 1

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Kawasan Perkotaan Situbondo 1 - 23

LAPORAN ANTARA

BAB III TINJAUAN KAWASAN PERKOTAAN SITUBONDO

Bab inimembahas tentang karakteristik Kawasan Perkotaan Situbondo

meliputi kondisi fisik dasar, penggunaan lahan, sarana dan prasarana

kawasan serta utilitas kawasan.

BAB VI ANALISA PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN SITUBONDO

Bab iniakan membahas tentang analisa kawasan meliputi analisa pusat-

pusat pelayanan, analisa jaringan pergerakan, analisa sarana dan

prasarana dsb.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan konsep pengembangan kawasan perkotaan serta

alternatif pengembangan kawasan perkotaan.