12
Antonio Gramsci, Sang Pemikir dari Balik Jeruji: Sebuah Perbincangan Singkat Oleh Adde Oriza Rio To tell the truth was revolutionary… Antonio Gramsci Titik Berangkat Gramsci Marx pernah memprediksikan dalam karyanya Manifesto Partai Komunis bahwa revolusi dan kemenangan sosialisme adalah tak terhindarkan. Kaum marxis ortodok, yang beranggapan bahwa marxisme adalah teori objektif ilmiah tentang perkembangan masyarakat percaya bahwa marxisme tentu mampu memprediksi masa depan dengan akurat. Inilah yang mereka maksud dengan istilah ‘ilmiah’. Prediksi itu kurang lebih berisikan pandangan bahwa kapitalisme sebagai sebuah sistem dengan kontradiksi internalnya sendiri tidak bisa lepas dari krisis bawaannya dan akhirnya akan memiskinkan kaum buruh sehingga kaum buruh kemudian akan bangkit menjadi kekuatan yang mampu menjalankan revolusi. Akan tetapi, fakta bicara berbeda ketika terjadi krisis kapitalisme terjadi pada awal abad ke- 20 sedangkan kaum buruh ketimbang menjadi revolusioner malah berbelok menjadi fasis. Antonio Gramsci, seorang tokoh komunis Italia, berdasarkan fakta sejarah itu kemudian menyadari bahwa

Antonio Gramsci, Sang Pemikir dari Balik Jeruji: Sebuah Perbincangan Singkat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Sebuah pengantar singkat bagi para pemula yang tertarik mempelajari pemikiran Antonio Gramsci.

Citation preview

Page 1: Antonio Gramsci, Sang Pemikir dari Balik Jeruji:  Sebuah Perbincangan Singkat

Antonio Gramsci, Sang Pemikir dari Balik Jeruji:

Sebuah Perbincangan Singkat

Oleh

Adde Oriza Rio

To tell the truth was revolutionary…

Antonio Gramsci

Titik Berangkat Gramsci

Marx pernah memprediksikan dalam karyanya Manifesto Partai Komunis bahwa

revolusi dan kemenangan sosialisme adalah tak terhindarkan. Kaum marxis ortodok, yang

beranggapan bahwa marxisme adalah teori objektif ilmiah tentang perkembangan

masyarakat percaya bahwa marxisme tentu mampu memprediksi masa depan dengan

akurat. Inilah yang mereka maksud dengan istilah ‘ilmiah’. Prediksi itu kurang lebih

berisikan pandangan bahwa kapitalisme sebagai sebuah sistem dengan kontradiksi

internalnya sendiri tidak bisa lepas dari krisis bawaannya dan akhirnya akan

memiskinkan kaum buruh sehingga kaum buruh kemudian akan bangkit menjadi

kekuatan yang mampu menjalankan revolusi. Akan tetapi, fakta bicara berbeda ketika

terjadi krisis kapitalisme terjadi pada awal abad ke-20 sedangkan kaum buruh ketimbang

menjadi revolusioner malah berbelok menjadi fasis.

Antonio Gramsci, seorang tokoh komunis Italia, berdasarkan fakta sejarah itu

kemudian menyadari bahwa terdapat kesalahan dalam Marxisme. Selanjutnya, sejak itu

Gramsci mulai berpikir untuk menjelaskan di mana letak kesalahan marxisme dan

mengapa marxisme gagal mencapai tujuannya yaitu perubahan sosial di mana kapitalisme

runtuh dan sebuah masyarakat baru yang lebih baik terbentuk. Dari titik inilah perjalan

intelektual Gramsci dimulai. Namun, sebelum mengeksplorasi pemikiran Gramsci lebih

jauh, mari kita simak sekedar riwayat hidup Gramsci.

Riwayat Hidup Gramsi

Gramsci lahir pada 22 Januari 1891 di Ales, Cagliari. Cagliari adalah ibukota

pulau Sardinia di Italia. Gramsci adalah anak ke empat dari 7 bersaudara. Ayahnya,

Francesco Gramsci adalah seorang juru tulis pada sebuah kantor catatan sipil lokal.

Page 2: Antonio Gramsci, Sang Pemikir dari Balik Jeruji:  Sebuah Perbincangan Singkat

Pada 1897, saat Gramsi berusia 6 tahun, ayahnya dihukum masuk penjara selama

5 tahun dengan tuduhan telah melakukan mal-administrasi. Saat dibebaskan, ayah

Gramsci tidak berhasil mendapatlkan perkerjaan dan keluarga Gramsci hidup dalam

kesulitan ekonomi yang luar biasa. Gramsci sendiri mengalami kurang gizi dan sakit-

sakitan yang berpengaruh pada bentuk tubuhnya: ia menjadi bongkok dan tingginya

hanya sekitar 150 cm. Kondisi ekonomi keluarganya yang buruk telah memaksa Gramsci

untuk berkerja sejak kecil dan tidak mungkin mencapai pendidikan tinggi. Akan tetapi,

pada 1911, Gramsci berhasil memperoleh beasiswa untuk belajar di Fakultas Sastra

Universitas Turin. Pada saat itulah Gramsci mulai berhubungan dengan Federasi Pemuda

Sosialis dan pada 1914, Gramsci menjadi anggota Partai Sosialis Italia (PSI). Namun,

pada 1915, Gramsci memutuskan untuk berhenti berkuliah.

Di Torino, Gramsci sanagat aktif menulis dalam mingguan Il Grido del Popolo

(Suara Rakyat) dan dalam majalah sosialis Avanti (Maju). Ia juga terlibat dalam usaha

pendidikan kaum buruh Italia. Terpengaruh oleh Revolusi Oktober Rusia, Gramsci dan

kawan-kawannya dalam PSI mendirikan koran bernama L’Ordine Nuovo (Orde Baru)

dan menjalankan suatu gerakan “dewan-dewan pabrik” yang mirip dengan soviet-soviet

yang ada di Petrograd. Hasilnya adalah sebuah pemogokan massal yang gagal pada 1920.

Pada Januari 1921, saat Kongres PSI di Livorno, Gramsi dan kawan-kawannya

melakukan walk out. Mereka kemudian mendirikan Partai Komunis Italia (PCI) di mana

Gramsci dipilih menjadi salah satu anggota komite sentral partai. Ia kemudian

menerbikan Ordine Nouvo sebagai harian resmi partai.

Sejak 1922 sampai 1924, Gramsci pindah ke Moskow dan Wiena karena ia

ditunjuk mewakili PCI dalam komite eksekutif komunis internasional. Di Moskow, pada

sebuah klinik kesehatan lokal, Gramsci bertemu dengan Giulia Schucht, yang kemudian

menjadi istrinya. Sementara Gramsci berada di Moskow dan Wiena, kekuatan kaum fasis

semakin mencengkram Italia. Pada 1924, Gramci terpilih menjadi ketua PCI dan terpilih

menjadi wakil PCI di parlemen. Tanpa perduli akan ancaman Fasisme, Gramsci segera

pulang ke Italia dan menetap di Roma. Pada 1926, PCI ditetapkan sebagai partai terlarang

oleh pemerintahan Fasis Mussolini. Saat itu, Gramsci ditangkap dan dijatuhi hukuman

menjadi tahanan politik selama 20 tahun. Saat masa persidangan, Mussolini berkomentar

tentang Gramsci: “kami harus menghindari kondisi di mana Gramsci terus mendapat

Page 3: Antonio Gramsci, Sang Pemikir dari Balik Jeruji:  Sebuah Perbincangan Singkat

kesempatan untuk berpikir”. Akan tetapi, kita tahu bahwa Mussolini dan pengikutnya

gagal. Dalam sebuah surat yang ditulis Gramsci pada keluarganya, Gramsci mengatakan

bahwa Ia telah dijangkiti oleh ide untuk menjalankan satu rencana studi yang sistematis.

Pada 1929, Gramsci mendapatkan izin untuk menulis walaupun ia tidak diperbolehkan

membaca buku-buku berhaluan Marxis atau Komunis. Akan tetapi, daya ingatnya yang

luar biasa atas isi buku-buku Marxis atau Komunis yang pernah dibacanya

menyelamatkannya dari keterbatasan itu. Pada 8 Februari 1929, Gramsci pertama kali

memulai karya besarnya Quaderni di carcere atau Catatan-Catatan di Penjara.

Pada 1932, hukuman 20 tahun penjaranya dikurangi menjadi 12 tahun namun

karena tekanan internasional terhadap rezim Mussolini, Gramsci dibebaskan dua tahun

lebih cepat dari masa bebasnya. Akan tetapi, beberapa hari sesudah itu, tepatnya pada 27

April 1937, Gramsci meninggal dunia pada usia 46 tahun.

Kritik Terhadap Marxisme Saintifik

Seperti juga Lukacs dan Korsch, Gramsci menolak Marxisme yang dipengaruhi

oleh positivisme sehingga menjadi Marxsime yang saintifik atau vulgar. Gramsci di sini

dipengaruhi oleh filsuf besar Italia Benedetto Croce (1866-1952). Dari Croce Gramsci

belajar menghargai ilmu sejarah sebagai usaha intelektual yang mencakup moralitas,

politik, dan seni. Ia belajar melihat masyarakat dari perspektif perkembangannya. Croce

membuatnya sadar akan keterbatasan positivisme yang hanya mau mengakui “fakta

objektif”. Penolakan Gramsci atas Marxisme saintifik paling tampak dalam kritiknya

terhadap buku karangan Nikolai Bukharin, seorang anggota politbiro Uni Soviet berjudul

Teori Materialisme Historis: Buku Pegangan Sosiologi Populer. Buku itu dimaksudkan

sebagai sebuah buku teks tentang Marxisme-Leninisme untuk kader-kader partai. Buku

itu menjelaskan bahwa Marxisme adalah selain sebuah pandangan dunia menyeluruh

kaum proletariat, tetapi juga adalah sebuah teori sosiologi, dalam pengertian positivistik

yakni memiliki kepastian ilmiah, yang menjelaskan tentang perkembangan masyarakat.

Gramsci sangat berkeberatan dengan maksud buku ini yang menjelaskan

marxisme sebagai teori objektif ilmiah. Pertama, bagi Gramsci, mustahil ada teori yang

“objektif”. Teori adalah mencerminkan sesuatu terkait dengan posisi kelas sosial tertentu

dan ia dapat dikatakan benar sejauh ia mencerminkan apa yang sedang dialami kelas

Page 4: Antonio Gramsci, Sang Pemikir dari Balik Jeruji:  Sebuah Perbincangan Singkat

sosial yang bersangkutan. Kedua, selaras dengan itu, teori objektif ilmiah adalah teori

yang mengaku netral (tanpa kepentingan) yang berlaku umum dan dapat digunakan untuk

memprediksikan masa depan sebagaimana kebanyakan teori ilmiah lainnya. Bagi

Gramsci, Marxisme tidak boleh netral melainkan merupakan salah satu unsur aktif dari

perjuangan proletariat itu sendiri. Ketiga, pembuatan prediksi atas masa depan yang

dimungkinkan karena adanya pengaruh positivisme dalam marxisme adalah tidak bisa

dibenarkan. Hal itu membuat marxisme menjadi fatalistik karena jalan sejarah bukan

sesuatu yang telah ditentukan berdasarkan “hukum besi ekonomi” atau terdeterminasi

secara ekonomis. Jalan sejarah ditentukan oleh perjuangan kaum buruh itu sendiri.

Konsep Blok Historis dan Hegemoni

Sebagaimana sudah disebut sebelumnya, Gramsci bertujuan untuk menjelaskan di

mana letak kesalahan marxisme dan mengapa marxisme gagal mencapai tujuannya yaitu

perubahan sosial. Dalam usahanya itu, Gramsci menemukan bahwa masalah dalam

marxisme sebenarnya terletak pada: (1) marxisme dengan filsafat yang monolitik, yaitu

materialisme ontologis dan (2) konsep basis-suprastruktur yang merupakan konsekuensi

logis darinya yang membuat marxisme menjadi determinis atau fatalistis.

Filsafat dasar marxisme menurut Engels dan Lenin adalah materialisme.

Materialisme yang dimaksud adalah materialisme ontologis yaitu pandangan bahwa

hakikat seluruh realitas adalah bersifat kebendaan. Semua yang ada adalah benda atau

berasal dari benda. Bagi Gramsci, ini saja sudah bersifat positivistik atau naturalistik.

Kita tidak mungkin bicara tentang realitas pada dirinya sendiri. Yang kita miliki hanyalah

kepercayaan, seperti juga dalam agama. Jika marxisme mengatakan bahwa segala yang

ada datang dari benda, maka agama mengatakan segala yang ada berasal dari Tuhan. Pola

pikirnya jelas sama.

Pandangan materialisme ontologis ini berasal dari kesalahan tafsir Engels dan

Lenin atas ungkapan ”bukan kesadaran yang menentukan melainkan keadaan yang

menentukan kesadaran”. Bagi Engels dan Lenin yang dimaksud dengan ”keadaan” itu

adalah realitas dalam arti kebendaan, sedangkan ”keadaan” yang dimaksudkan oleh Marx

adalah ekonomi dalam arti mode produksi masyarakat. Akan tetapi, bahkan sejak Marx,

ketika pandangan ini diterapkan untuk memahami masyarakat memunculkan konsep

Page 5: Antonio Gramsci, Sang Pemikir dari Balik Jeruji:  Sebuah Perbincangan Singkat

basis-suprastruktur di mana basis (ekonomi) menentukan suprastruktur (tatanan

institusional dan tatanan ideologis).

Inilah yang ingin ditolak oleh Gramsci bahwa perubahan ideologis dalam

suprastruktur selalu dipengaruhi oleh perubahan ekonomi atau basis. Gramsci ingin

menghapuskan determinisme ekonomis ini dari marxisme dan mengembangkan kekuatan

eksplanatori marxisme terkait dengan suprastruktur dan bukan hanya basis. Hal itu

karena, bagi Gramsci, revolusi sosialis berarti menumbangkan superioritas kelas borjuis

dan merubah kapitalisme sedangkan superioritas borjuis berdasar pada blok historis yaitu

kesatuan dialektis antara semua dimensi-dimensi kehidupan kelas-kelas sosial sehingga

saling mendukung satu sama lain dan secara terus menerus mempertahankan kekuasaan

borjuis.

Tanda adanya blok historis adalah kelesarasan dari 3 unsur: ekonomi, militer, dan

kesadaran. Dalam ekonomi, kaum borjuis berkuasa karena memiliki modal, oleh sebab

itu ia dapat menggunakan dominasi ekonomi untuk menekan kaum proletar. Misalnya

dengan ancaman pemecatan, atau pengurangan upah. Dimensi berikutnya adalah militer.

Gramsci menyadari kemampuan kaum borjuis untuk mengunakan aparat militer negara

untuk meredam perlawanan proletar dengan kekerasan. Yang terakhir terkait dengan

kesadaran yakni kaum borjuis bisa mengontrol kesadaran kaum buruh. Caranya,

intelektual kaum borjuis harus mampu membuat kelas proletar menerima dan

membenarkan ideologi borjuis (nilai-nilai moral, politik dan budayanya). Oleh sebab itu,

apa yang diinginkan dan diajarkan kelas borjuis adalah sebuah kebenaran tak

terbantahkan bagi kelas buruh. Inilah yang diistilahkan oleh Gramsci dengan hegemoni.

Secara singkat, bagi Gramsci mengapa kaum borjuis berkuasa adalah karena

kaum borjuis menguasai mode produksi masyarakat, menjamin kekuasaannya dengan

kekuatan militer dan membuat masyarakat menganggap bahwa kekuasaannya adalah hal

yang wajar. Pertanyaannya, bagaimana menjatuhkan kekuasaan kaum borjuis ini?

Perubahan sosial, kata Gramsci, tidak selalu ditentukan secara ekonomis

melainkan juga melibatkan ideologi. Sedangkan ideologi dipandang relatif otonom dan

krusial, tidak ditentukan oleh ekonomi sebagaimana diyakini oleh pandangan dikotomis

basis-struktur marxisme klasik. Oleh sebab itu, perjuangan kelas harus melibatkan ide-ide

dan ideologi. Harus ada perjuangan dalam bidang ide-ide dan ideologi. Dalam hal ini,

Page 6: Antonio Gramsci, Sang Pemikir dari Balik Jeruji:  Sebuah Perbincangan Singkat

Gramsci menekankan bahwa peranan manusia sebagai agen perubahan historis adalah

mutlak. Krisis ekonomi saja, tidak dapat merubah keadaan sosial sebagaimana yang

diajarkan marxisme vulgar.

Berdasarkan itu, jawaban Gramsci lugas, kita harus melakukan counter hegemony

yang artinya menghancurkan hegemoni borjuasi dan membentuk hegemoni kaum proletar

sendiri. Dengan itu kaum proletar akan bangkit melawan dan membentuk kekuatan

militernya sendiri untuk bertempur dengan kekuatan militer borjuis sampai menang

kemudian mode produksi dimiliki bersama oleh seluruh masyarakat tanpa ada pembagian

kelas. Pertanyaannya sekarang: bagaimana caranya?

Gramsci menyebut dua jenis perang yaitu perang posisi (war of position) dan

perang gerak (war of maneuver). Marxisme klasik seakan-akan hanya melihat perang

gerak saja, yaitu benturan frontal antara kaum borjuis dan kaum proletar: revolusi.

Padahal, agar perang gerak dapat berhasil, maka ia harus didahului keberhasilan pada

perang posisi. Apa yang dimaksudkan dengan perang posisi itu? Perang posisi adalah

perang dalam tataran ideologis dan budaya di mana kaum proletar harus memiliki budaya

dan ideologinya sendiri yang berada di luar dan terbebas dari pengaruh ideologi dan

budaya kaum borjuis. Perjuangan dalam perang posisi adalah prang yang panjang yang

memakan banyak waktu. Membahas perang posisi, lebih jauh, adalah membahas peranan

kaum intelektual dalam masyarakat .

Peran Intelektual dalam Masyarakat

Kembali kepada buku Bukharin, Teori Materialisme Historis: Buku Pegangan

Sosiologi Populer, selain berkeberatan dengan isinya yang mengatakan bahwa marxisme

adalah sebuah teori objektif ilmiah, Gramsci juga sangat berkeberatan dengan tujuan dari

ditulisnya buku itu yakni sebagai buku teks tentang marxisme bagi kader-kader partai

komunis. Buku itu mau membentuk kesadaran komunis yang benar dalam proletariat.

Menurut Gramsci, tugas kaum intelektual bukanlah menyuntikkan kesadaran yang sudah

jadi dari atas ke bawah, dari para intelektual sebagai ‘faktor politis eksternal’ ke dalam

proletariat melainkan harus berangkat dari kesadaran proletariat itu sendiri yakni

kepercayaan-kepercayaan dan akal sehat proletariat sebagaimana terungkap dalam cerita-

Page 7: Antonio Gramsci, Sang Pemikir dari Balik Jeruji:  Sebuah Perbincangan Singkat

cerita proletariat dan agama-agamanya. Dengan singkat, menggunakan bahasa proletariat

untuk menjelaskan marxisme itu kepada proletariat sendiri.

Gramsci mengatakan bahwa merumuskan pandangan dunia dan sistem nilai

alternatif adalah tugas kaum intelektual yang berasal dari kaum proletar sendiri. Gramsci,

sebenarnya mengatakan bahwa “setiap orang adalah intelektual sejauh memiliki pelbagai

tingkat kegiatan intelektual spesifik”. Maksudnya setiap orang, dengan berpartisipasi

dalam kehidupan bermasyarakat tentu memiliki konsepsi dunianya sendiri sesuai dengan

bahasanya sendiri. Namun, adalah tugas kaum intelektual “professional” untuk

merumuskannya dengan jalan yang sistematis.

Gramsci menjelaskan, setiap kelas sosial melahirkan lapisan kaum intelektualnya

sendiri. Namun, karena (misalnya pandangan positivisme bahwa peneliti harus objektif

dan netral sehingga menghasilkan pengetahuan yang bebas nilai) kekhasan kegiatan

intelektualnya, ada kaum intelektual yang memisahkan diri dari masyarakat dan

membentuk sebuah lapisan tersendiri yang mengambang di atas masyarakat. Itulah yang

disebut dengan kaum intelektual tradisional. Gramsci membedakan dari kaum intelektual

tradisional itu apa yang dia namakan kaum intelektual organik.

Apa itu kaum intelektual organik? Kaum intelektual organik adalah kaum

inteletual yang menyadari bahwa dirinya adalah secara organik terkait dengan kelas

sosial tertentu, menjadi bagian dari kelas sosial itu dan berpihak kepadanya. Peran

penting kaum intelektual organik bagi perjuangan menurut Gramsci adalah membongkar

adanya hegemoni dari kaum borjuis dan merumuskan ideologi serta budaya kaum

proletar sendiri sebagai sebuah counter hegemony.

Page 8: Antonio Gramsci, Sang Pemikir dari Balik Jeruji:  Sebuah Perbincangan Singkat

DAFTAR PUSTAKA

Jones, Steve. 2006. Antonio Gramsci. New York: Routledge.Stillo, Monica. Antonio Gramsci dalam http://www.theory.org.uk/ctr-gram.htm diakses

pada 1 November 2009. Suseno, Franz Magnis. 2005. Dalam Bayang-Bayang Lenin: Enam Pemikir Marxisme

Dari Lenin Sampai Tan Malaka. Jakarta: Kepustakaan Populer GramediaWoodfin, Rupert dan Oscar Zarate. 2008. Marxisme Untuk Pemula. Yogyakarta: Resist

Book.