Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
“Penggunaan Komponen Dalam Negeri
bagi Jasa Konstruksi sebagai
Elemen Penggerak menuju
Pemulihan Ekonomi Nasional”
Oleh:
Ir. Nicodemus Daud, M.Si.Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
DIREKTORAT KELEMBAGAAN DAN SUMBER DAYA KONSTRUKSI
dalam acara:
Infrastructure Connect!Digital Platform of Indonesia Infrastructure Week, Konstruksi Indonesia and Beton Indonesia
Rabu, 18 November 20201
Outline
Fokus Program Kementerian PUPR
Tahun 20212
Kebijakan Penerapan Tingkat Kandungan
Dalam Negeri (TKDN) di Kementerian PUPR
Optimalisasi TKDN dalam Mendukung
Pembangunan Infrastruktur
Penutup
3
4
52
Pendahuluan1
Pendahuluan1
3
AMANAT PENINGKATAN PENGGUNAAN PRODUK DALAM NEGERI (P3DN)
UU NO. 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN
Sumber: Kemenko Bidang Maritim dan Investasi, 2020 4
KEPUTUSAN PRESIDEN NO. 24/2018
TIM NASIONAL P3DN
5
AMANAT PENGGUNAAN PRODUK DALAM NEGERI DALAM
UU NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI & PP PELAKSANA NO. 22/2020
Sumber: Kemenko Bidang Maritim dan Investasi, 2020 6
UU NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG
JASA KONSTRUKSI
Pasal 4(1) Pemerintah Pusat bertanggung jawab atas:
a. …e. meningkatnya kualitas penggunaan material dan peralatan konstruksi serta teknologi konstruksi dalam negeri.
Pasal 17(1) Kegiatan usaha Jasa Konstruksi didukung dengan usaha
rantai pasok sumber daya konstruksi.(2) Sumber daya konstruksi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diutamakan berasal dari produksi dalam negeri.
PP NO. 22 TAHUN 2020 TENTANG
PERATURAN PELAKSANA UU NO.
2 TAHUN 2017
Pasal 252) Sumber daya konstruksi mengutamakan produk lokal,
unggulan, dan ramah lingkungan yang terdiri atas:a. Sumber daya material;b. Sumber daya peralatan;c. Sumber daya teknologi; dand. Sumber daya manusia.
Pasal 261) Sumber daya material dan peralatan konstruksi
sebagaimana dimaksud Pasal 25 ayat (2) huruf a dan b harus:
a. Menggunakan material dan peralatan yang telah lulus uji dari lembaga yang berwenang sesuai dengan standar; dan
b. Mengoptimalkan penggunaan material dan peralatan dalam negeri.
Fokus Program
Kementerian PUPR
Tahun 2021 2
7
KERANGKA PROGRAM KEMENTERIAN PUPR TA 2021
Sumber: Bahan Informasi Menteri PUPR dalam RAPBN dan Nota Keuangan 2021, Agustus 2020 8
KRONOLOGIS PAGU KEMENTERIAN PUPR TA 2020-2021
SURAT
MENTERI PUPR
Kepada Menteri
PPN/Kepala Bappenas
dan Menteri Keuangan
SB MENTERI PPN/
KEPALA BAPPENAS
DAN MENTERI
KEUANGAN
SB MENTERI PPN/
KEPALA BAPPENAS
DAN MENTERI
KEUANGAN
KEP. MENKEU
189.1/KMK.02/2020
Perubahan atas Rincian
Anggaran Belanja
Pemerintah Pusat TA
2020
PERPRES 78/2019
Rincian APBN
TA 2020
01 03 04 0502
13 November 2019 15 April 2020 8 Mei 202018 Maret 2020 5 Agustus 2020
Rp.
120,22Triliun
Rp.
75,63Triliun
Rp.
140,33Triliun
Rp.
115,58Triliun
Rp.
149,81Triliun
USULAN PAGU
INDIKATIF 2021
PAGU
INDIKATIF 2021
PAGU
ANGGARAN
2021
DIPA REVISI
TA 2021
DIPA AWAL
TA 2021
Realokasi
Anggaran
Rp. 44,59
Triliun
Tambahan
Rp. 34,23
Triliun
Sumber: Bahan Informasi Menteri PUPR dalam RAPBN dan Nota Keuangan 2021, Agustus 2020 9
TAMBAHAN ANGGARAN KEMENTERIAN PUPR TA 2021(Surat Bersama Pagu Anggaran K/L dan Penyelesaian RKA-K/L TA 2021)
Sumber: Bahan Informasi Menteri PUPR dalam RAPBN dan Nota Keuangan 2021, Agustus 2020 10
01 02
03
0405
06
Peningkatan
Ketahanan PanganPengembangan Konektivitas
Peningkatan
Kesehatan dan
Lingkungan Masyarakat
Peningkatan Investasi
dengan Memberikan Dukungan
pada Kawasan Strategis Nasional
Penguatan Jaring Pengaman Nasional
lewat Program Padat Karya Tunai (PKT),
serta Pembelian Produk Rakyat
dan Pengusaha Lokal (UMKM)
Peningkatan
Ketahanan Bencana
dan Perubahan Iklim
PROGRAM PRIORITAS KEMENTERIAN PUPR
YANG MENJADI FOKUS TAHUN 2021
UNTUK PERCEPAT PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL
Sumber: Arahan Menteri PUPR pada Pertemuan para pelaku Jasa Konstruksi di Gedung Auditorium Kementerian PUPR, 3 September 2020 11
STRATEGI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
PUPR 2020-2024
Salah satu strategi pembangunan infrastruktur PUPR Tahun 2020-2024 adalah meningkatkan penggunaan material dan produksi dalam negeri yang memberikan nilai tambah dalam setiap
infrastruktur yang terbangun, sehingga dapat mengurangi ketergantungan impor.
12
Kebijakan Penerapan TKDN
di Kementerian PUPR2
13
Menteri menetapkan nilai minimal
capaian TKDN proyek konstruksi
yang dituangkan dalam renstra
Kementerian dan Rencana Kerja
Kementerian
Nilai Minimal TKDN
01
Satker (Pengguna Jasa)
mempersyaratkan nilai capaian
TKDN proyek dalam PBJ (minimal
sama dengan nilai capaian TKDN
yang ditetapkan dalam Renja Unor
Teknis masing-masing
Syarat TKDN dalam PBJ
02
Penyedia Jasa yang memenangkan
paket pekerjaan harus berkomitmen
untuk memenuhi capaian TKDN
yang telah ditetapkan/dipersyaratkan
Satker (Pengguna Jasa)
Komitmen TKDN
03
Tahap Verifikasi dilakukan untuk
pembuktian nilai capaian TKDN,
apakah sesuai dengan komitmen
atau tidak, dilakukan pada akhir
tahap penyelesaian proyek (sebelum
pembayaran termin akhir). Verifikasi
dilakukan oleh verifikatur
independen yang ditunjuk oleh pihak
Pengguna dan Penyedia Jasa
Verifikasi
04
BISNIS PROSES PENERAPAN TKDN
DALAM PEKERJAAN PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI
Hasil verifikasi menentukan sesuai
atau tidak nilai capaian TKDN di
lapangan dengan komitmen awal
TKDN, bila sesuai maka dilanjutkan
dengan pembayaran termin akhir,
bila tidak sesuai maka pihak yang
cedera komitmen akan diberikan
sanksi
Kesesuaian Capaian TKDN
05
Sumber: Hasil Olahan Koordinator Pengelolaan Material, Peralatan, Teknologi, dan TKDN Konstruksi
14
SKEMA TKDN DALAM PENGADAAN BARANG DAN JASA
Rencana Kegiatan
Tender/
Seleksi
Evaluasi
Kontrak
Usulan Rencana
Penggunaan Produksi
Dalam negeri
Prinsip Perencanaan
Penggunaan Produksi
Dalam Negeri
Mencantumkan Persyaratan
Penggunaan Produksi Dalam
Negeri
Penawaran
Unor Teknis
Satker/PPK/
Pokja
Penyedia Jasa
Pokja
Permen PUPR No. 07/2019
Syarat-Syarat umum Kontrak
Penyedia Barang atau Jasa berkewajiban
mengutamakan material/bahan produksi
dalam negeri dan tenaga kerja Indonesia
untuk pekerjaan yang dilaksanakan di
Indonesia sesuai dengan yang disampaikan
pada saat penawaran
Pengguna Jasa &
Penyedia Jasa
Pelaksanaan Proyek
Menyampaikan Komitmen
Penggunaan Produk Dalam
Negeri
Memberikan Preferensi Harga
TKDN Komitmen tertulis
dalam Kontrak
SERAH TERIMA
PEKERJAAN
Verifikasi
terhadap
Realisasi
TKDN
Sesuai
Komitmen
Tidak Sesuai
Komitmen
Pembayaran
Tagihan AKhir
Sanksi ??
Hal penting terkait TKDN yang penting untuk
diperhatikan:
▪ Penerapan Kebijakan TKDN pada seluruh tahapan
Pengadaan Barang dan Jasa di proyek PUPR
▪ Monitoring TKDN sesuai Komitmen dan verifikasi
terhadap realisasi TKDN sebagai persyaratan
serah terima pekerjaan
Sumber: Hasil Olahan Koordinator Pengelolaan
Material, Peralatan, Teknologi, dan TKDN Konstruksi
Berdasarkan Permen PUPR No. 7 Tahun 2019
15
ISU STRATEGIS PENINGKATAN PENGGUNAAN
PRODUKSI DALAM NEGERI DI SEKTOR KONSTRUKSI
Belum optimalnya Kebijakan dan
pengaturan pelaksanaan TKDN pada
pekerjaan bidang PUPR
Masih sedikitnya Material dan Peralatan
Konstruksi yang bersertifikat TKDN (sumber: http://p3dn.kemenperin.go.id/rekap.php)
ISU STRATEGIS PENERAPAN
TKDN BIDANG PUPR
Pelaksanaan jasa verifikasi ber-implikasi
biaya tambahan pada proyek(sesuai dengan PP No. 29 Tahun 2018 tentang
Pemberdayaan Industri)
Minimnya pengawasan terhadap komitmen
TKDN yang disampaikan oleh penyedia
jasa pada saat tender
Belum adanya database capaian TKDN
Proyek PUPR
KONDISI IDEAL YANG DIHARAPKAN- Tersedianya Pengaturan dan Kebijakan TKDN bidang PUPR yang
mencukupi
- Meningkatnya Jumlah Material dan Peralatan Konstruksi yang
bersertifikat TKDN
- Pengadaan Barang dan Jasa harus mempersyaratkan nilai TKDN
sesuai Peraturan yang berlaku agar penerapan Preferensi harga
dapat di optimalkan
- Tersedianya sistem Informasi TKDN
- Tersedianya fasilitasi sertifikasi TKDN Barang dan Jasa sektor
Konstruksi
- Meningkatkan Sistem Pengawasan dan Pemantauan dengan
mengunakan KPI dan penerapan Punisment jika tidak sesuai
dengan komitmen sesuai dengan peraturan yang berlaku
No. Kelompok BarangJumlah Sertifikat
(Masih Berlaku)
Jumlah Sertifikat
(Seluruhnya)
1.Alat Berat, Konstruksi
dan Material Handling20 54
2. Bahan Bangunan/
Konstruksi307 735
Rekapitulasi jumlah material dan
peralatan konstruksi bersertfikat TKDN
Su
mb
er:
Rekapitula
si K
ebija
kan T
KD
N,,
Koord
. P
engelo
laan M
ate
ria
l, P
era
lata
n,
Te
knolo
gi, &
TK
DN
Konstr
uksi
16
Optimalisasi TKDN dalam
Mendukung Pembangunan
Infrastruktur3
17
LANDASAN HUKUMAmanat Kebijakan TKDN
1
4
2
3 5
UU No.2/2017
Jasa Konstruksi
Kegiatan usaha JasaKonstruksi didukungdengan usaha rantaipasok sumber dayakonstruksi denganmengutamakansumber dayakonstruksi yangberasal dari produksidalam negeri
• Kewajiban Penggunaan ProdukDalam Negeri untuk belanjanegara dan daerah
• Tim Peningkatan PenggunaanProduksi Dalam Negeri (P3DN)
• Pengaturan Sanksi terhadappelanggaran pemenuhancapaian TKDN
PP No.29/2018Pemberdayaan
Industri
Perpres No.16/2018Pengadaan Barang/Jasa
• (K/L/D/I) wajib memaksimalkanPenggunaan Barang/Jasa hasilproduksi dalam negeri yangditunjukkan dengan nilai TKDN.
• Preferensi Harga
Permen PUPR No. 7 /2019
Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa
Konstruksi melaluiPenyedia
Bagi peserta Pengadaan wajib:• mengutamaan penggunaan produk
dalam negeri• mencantumkan daftar barang impor
dan spesifikasi teknisnya;• Mencantumkan form rekap TKDN
jika menginginkan preferensi harga
Ranc. RPJMN2020-2024
• Salah satu Program Prioritas: Peningkatan Ekspor Bernilai Tambah Tinggi dan Penguatan TKDN
• Target Capaian TKDN, Rerata di semua sektor:2020 : 43%2024 : 50%
Sumber: Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi 18
76.6
%
94,3
%
96,6
% 78,4
%
Sektor Cipta Karya
Sektor Perumahan
Sektor Bina Marga
Sektor SDA
86,6
%
TKDN Proyek PUPR
berdasarkan
survey BPKP
Tahun 2017
13,5
%
Prosentase Impor
PROSENTASE TKDN PUPRTKDN PUPR berada di atas rata-rata Nasional
Sumber: Kementerian Perindustrian2018
19
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)
dikukuhkan sebagai instansi Pemerintah denganpenggunaan produk dalam negeri tertinggi pada tahun 2018
pada acara Forum Bisnis dan Apresiasi Peningkatan Penggunaan ProduksiDalam Negeri (P3DN) di Jakarta, Selasa (10/12/2019). Penggunaan TKDN
Kementerian PUPR adalah sebesar 86,86 % atau senilai Rp 47,08 triliun dari jumlah kontrak 1.294 item senilai Rp 54,84 triliun.
NILAI TKDN sektor PUPR berdasarkan hasil audit BPKPadalah:
TAHUN 2017: 84,50%TAHUN 2018: 85,70%TAHUN 2019: 85,86%
UPAYA KEMENTERIAN PUPR DALAM MENDUKUNG PENGGUNAAN
PRODUK DALAM NEGERI (P3DN)
20
PROSENTASE TKDN NASIONAL UNTUK MATERIAL DAN PERALATAN
MATERIAL
• Excavator• Elevator
• Crane• Roller
• Compactor
PERALATAN
Rata-rataT K D N
25%
1. Semen 91,8%2. Aspalt 9,29%3. Tiang beton 46,7%4. Skimcoat 56,5%5. Kaca dinding 50,45%6. Pipa Baja saluran air 48,40%7. Kaca lembaran 24,53%8. Beton Blok (K300) 92,69%9. Besi Beton 46,99%
s u m b e r : K e m e n p e r i n 2 0 1 821
Penutup4
22
PENGGUNAAN ASPAL BUTON SEBAGAI BENTUK NYATA
PEMANFAATAN KOMPONEN DALAM NEGERI
Salah satu bentuk nyata penggunaan komponendalam negeri dalam mendukung PemulihanEkonomi Nasional adalah pengadaan materialtambalan CPHMA yang merupakan produk hasilolahan Aspal Buton sebesar 100.000 ribu ton yangdigunakan dalam Program Padat Karya Tunai oleh34 BBPJN/ BPJN.
23
PENUTUP
24
1. Salah satu strategi pembangunan infrastruktur Kementerian PUPR 2020-2024 adalah meningkatkan penggunaan material & peralatan produksi dalam negeri yang memberikan nilaitambah dalam setiap infrastruktur yang terbangun, sehinggadapat mengurangi ketergantungan impor;
2. Penerapan TKDN pada seluruh tahapan penyelenggaraan Jasa Konstruksi telah diwajibkan dalam Peraturan Menteri PUPR Nomor 07/PRT/M/2019 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Barang/Jasa konstruksi melalui Penyedia;
3. Penerapan TKDN di Kementerian PUPR telah mencapai nilai yang tinggi berdasarkan penilaian oleh BPKP dengan mencapai nilaidiatas 80%. Hal penting yang perlu diperhatikan disampingpencapaian nilai kuantitatif TKDN yang tinggi tersebut adalahbagaimana dilakukan monitoring dan evaluasi terhadapkualitas penerapan ketentuan dan pencapaian komitmenTKDN di seluruh tahapan pengadaan barang dan jasadilaksanakan mulai dari tahap perencanaan hingga serah terimapekerjaan. Sehingga kesesuaian hasil verifikasi akhir terhadap nilai TKDN yang dicapai dapat menjadi dasar penerimaan hasilpekerjaan, dan apabila tidak sesuai maka dapat diberikan sanksisesuai kebijakan yang berlaku sebagai pembinaan.
TERIMA KASIH
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT25