4
A. Aplikasi Klinis 1. Miopi (Rabun Dekat) Miopia atau nearsightedness atau rabun jauh adalah suatu bentuk kelainan refraksi dimana sinar- sinar sejajar akan dibiaskan pada suatu titik di depan retina pada mata tanpa akomodasi. Akomodasi adalah kemampuan mata untuk mengubah daya bias lensa dengan kontraksi otot siliar yang menyebabkan penambahan tebal dan kecembungan lensa sehingga bayangan pada jarak yang berbeda-beda akan terfokus di retina Ilyas, (Sidarta., Yuliyanti, Sri Rahayu. 2015). Miopia dikenal dalam beberapa bentuk, yaitu miopia refraktif dan miopia aksial. Miopia refraktif adalah miopia dimana bertambahnya indeks bias media penglihatan seperti yang terdapat pada katarak intumesen, dimana lensa menjadi lebih cembung sehingga pembiasan lebih kuat. Disebut juga dengan miopia bias atau miopia indeks, miopia yang terjadi akibat pembiasan media penglihatan kornea dan lensa yang terlalu kuat.Miopia aksial adalah miopia yang terjadi akibat bertambah panjang sumbu bola mata, dengan kelengkungan kornea dan lensa yang normal (Sidarta., Yuliyanti, Sri Rahayu. 2015).

Apklin Fisio

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fisiologi

Citation preview

Page 1: Apklin Fisio

A. Aplikasi Klinis

1. Miopi (Rabun Dekat)

Miopia atau nearsightedness atau rabun jauh adalah suatu bentuk

kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar akan dibiaskan pada suatu titik di

depan retina pada mata tanpa akomodasi. Akomodasi adalah kemampuan

mata untuk mengubah daya bias lensa dengan kontraksi otot siliar yang

menyebabkan penambahan tebal dan kecembungan lensa sehingga bayangan

pada jarak yang berbeda-beda akan terfokus di retina Ilyas, (Sidarta.,

Yuliyanti, Sri Rahayu. 2015).

Miopia dikenal dalam beberapa bentuk, yaitu miopia refraktif dan

miopia aksial. Miopia refraktif adalah miopia dimana bertambahnya indeks

bias media penglihatan seperti yang terdapat pada katarak intumesen, dimana

lensa menjadi lebih cembung sehingga pembiasan lebih kuat. Disebut juga

dengan miopia bias atau miopia indeks, miopia yang terjadi akibat pembiasan

media penglihatan kornea dan lensa yang terlalu kuat.Miopia aksial adalah

miopia yang terjadi akibat bertambah panjang sumbu bola mata, dengan

kelengkungan kornea dan lensa yang normal (Sidarta., Yuliyanti, Sri Rahayu.

2015).

Menurut derajat beratnya, miopia dibagi menjadi 3 yaitu, miopia

ringan, miopia sedang dan miopia berat atau tinggi. Dikatakan miopia ringan,

apabila 1-3 dioptri, miopia sedang antara 3-6 dioptri dan miopia berat atau

tinggi apabila lebih besar dari 6 dioptri. Menurut perjalanan miopia dikenal

dalam bentuk miopia stasioner, miopia progresif dan miopia maligna atau

miopia degeneratif. Miopia stasioner adalah miopia yang menetap setelah

dewasa atau tidak ada penambahan ukuran lensa negatif seiring dengan

bertambahnya usia setelah dewasa. Miopia progresif adalah miopia yang

terjadi penambahan terus-menerus ukuran lensa negatif pada uasia dewasa,

akibat bertambah panjangnya sumbu bola mata. Miopia maligna atau miopia

degeneratif adalah miopia yang berjalan progresif, yang dapat mengakibatkan

Page 2: Apklin Fisio

ablasio retina dan kebutaan. Biasanya terjadi bila miopia lebih dari 6 dioptri

disertai dengan kelainan pada fundus okuli dan pada panjangnya bola mata

sampai terbentuk stafiloma postikum yang terletak pada bagian temporal papil

disertai dengan atrofi korioretina. Atrofi retina berjalan kemudian setelah

terjadinya atrofi sklera dan kadang-kadang terjadi ruptur membran Bruch

yang dapat menimbulkan rangsangan untuk terjadinya neovaskularisasi

subretina. Pada miopia dapat terjadi bercak Fuch berupa hiperplasi pigmen

epitel dan perdarahan, atrofi lapis sensoris retina luar dan dewasa akan terjadi

degenerasi papil saraf optic (Sidarta., Yuliyanti, Sri Rahayu. 2015 ; Taib,

Trisnowati, 2010).

Page 3: Apklin Fisio

Ilyas, Sidarta., Yuliyanti, Sri Rahayu. 2015. Ilmu penyakit Mata edisi 5.

Jakarta : FKUI

Taib, Trisnowati, 2010. Handout Kuliah “Ilmu Penyakit Mata”, dr.

Trisnowati Taib, Sp. M (K). Surabaya: Fakultas Kedokteran Universitas

Airlangga – RSUD Dr. Soetomo