13
AQIDAH ISLAMIYAH ( دة ي ق ع ل أ لا س لا أ ة ي م) A. PENGERTIAN AQIDAH 1. Menurut Bahasa ( ة غ ل) Aqidah ( ( دة ي ق عberakar dari kata - د ق ع دة ي ق ع- دأ ق ع- د ق ع ي. Kata . دأ ق عberarti simpul, ikatan, perjanjian dan kokoh. Setelah terbentuk menjadi د ي ق ع ةberarti keyakinan (Al-Munawir, 1984, hal. 1023). Relevansi arti kata دأ ق عdan دة ي ق عadalah keyakinan itu tersimpul dengan kokoh di dalam hati, bersifat mengikat dan mengandung perjanjian. 2. Menurut Istilah ( لا صط أ حا) a. Menurut Hasan Al-Bana: د ائ ق ع ل أ ي ه ور م لا أ ي لت أ ب ج ي+ أن صدق ي ها ب2 ’ك ي ل ق+ ن مئ ط ي و ها لي أ2 ك س ق ي+ ون ك ئ و ا ي ي ق ي2 دك ي ع لا ة ج مار ي ب ي ر ولا الطه خ ي.2 كL س" Aqa'id (bentuk jama' dari aqidah) adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hatimu, mendatangkan ketenteraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keragu-raguan" (Al-Banna, tt., hal. 465) b. Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy:

Aqidah Islamiyah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

aqidah akhlaq

Citation preview

Page 1: Aqidah Islamiyah

AQIDAH ISLAMIYAH

( مية أألسال ألعقيدة )A. PENGERTIAN AQIDAH

1. Menurut Bahasa (لغة )

Aqidah ( ( عقيدة berakar dari kata -عقد- يعقد عقيدة . عقدا- Kata berarti عقدا . simpul, ikatan,

perjanjian dan kokoh. Setelah terbentuk menjadi ةعقيد berarti keyakinan (Al-Munawir, 1984, hal. 1023). Relevansi

arti kata عقدا dan عقيدة adalah keyakinan itu

tersimpul dengan kokoh di dalam hati, bersifat mengikat dan mengandung perjanjian.

2. Menurut Istilah ( حا أصطال )

a. Menurut Hasan Al-Bana:

قلبUUك بهUUا يصUUدق ان يجب التي أألمور هي ألعقائد يمازجUUه ال عندك يقينا وتكون نفسك اليها وتطمئن

شك. يخالطه وال ريب" Aqa'id (bentuk jama' dari aqidah) adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hatimu, mendatangkan ketenteraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keragu-raguan" (Al-Banna, tt., hal. 465)

b. Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy:

ألبديهيUUة الحUUق قضايا من مجموعة هي ألعقيدة عليهUUا يعقUUد والفطUUرة والسمع بالعقل ألمسلمة بصUUحتها جازما صدره عليها ويثنى قلبه أألنسنان

أو يصح أنه خالفه يرى ال وثبوتها بوجودها قاطعاأبدا يكون

" Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum (axioma) oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. (Kebenaran) itu dipatrikan di dalam hati, diyakini kebenaran dan keberadaannya secara pasti dan ditolak segala sesuatuyang bertentangan dengan kebenaran itu." (Al-Jazairi, 1978, hyal. 21.)

Berdasarkan kedua pengertian tersebut, dapatlah ditarik beberapa butir kesimpulan sebagiai berikut:1. Ilmu terbagi dua: pertama ilmu dharuri, yakni ilmu yang

dihasilkan oleh indera dan tidak memerlukan dalil. Kedua ilmu nazhari, yakni ilmu yang memerlukan dalil atau pembuktian. Di antara ilmu nazhari, ada hal-hal yang karena sangat umum dan terkenal tidak memerlukan lagi

Page 2: Aqidah Islamiyah

dalil. Hal inilah yang disebut badihiyah. Jadi badihiyah adalah segala sesuatu yang kebenarannya perlu dalil, tetapi karena sudah sangat umum dan mendarah daging maka kebenarannya itu tidak lagi memerlukan pembuktian. Aqidah termasuk dalam jenis perkara badihiyah.

2. Setiap manusia memiliki fitrah mengakui kebenaran. Indera untuk mencari kebenaran, akal untuk menguji kebenaran dan wahyu untuk menjadi pedoman menentukan mana yang benar dan mana yang tidak benar. Tentang Tuhan, misalnya, setiap manusia memiliki fitrah bertuhan, dengan indera dan akal dia bias membuktikan adanya Tuhan, tapi hanya wahyulah yang menunjukkan kepadanya siapa Tuhan yang sebenarnya.

3. Keyakinan dalam aqidah tidak boleh bercampur sedikitpun dengan keraguan.

4. Aqidah yang kuat akan melahirkan ketenteraman jiwa.5. Bila seseorang sudah meyakini suatu kebenaran, dia harus

menolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu. Artinya seseorang tidak akan bisa meyakini sekaligus dua hal yang bertentangan.

6. Tingkat keyakinan seseorang tergantung kepada tingkat pemahamannya terhadap dalil-dalil.

Ada beberapa istilah lain yang semakna atau hampir semakna dengan istilah aqidah, yaitu Iman dan Tauhid, yang yang semakna dengan ilmu aqidah adalah Ushuluddin, Ilmu Kalam dan Fiqih Akbar. (Yunahar Ilyas: )

B. SUMBER AQIDAH Sumber ajaran aqidah Islam itu ada dua yaitu al-Qur'an dan

as-Sunnah. Sedangkan akal pikiran tidaklah menjadi sumber aqidah, tetapi hanya berfungsi memahami nash-nash yang terdapat dalam kedua sumber tersebut dan kalau diperlukan mencoba membuktikan secara ilmiah kebenaran yang disampaikan oleh Al-Qur'an dan As-Sunnah. Itu pun harus didasari oleh kesadaran bahwa kemampuan akal pikiran itu sangat terbatas. Akal tidak akan mampu menjangkau hal-hal yang bersifat ghaib dan sesuatu yang tidak terikat oleh ruang dan waktu.a. Al-Qur'an

Sebagai sumber ajaran aqidah, Al-Qur'an mengungkapkan berbagai informasi tentang kehidupan ghaib yang tidak mungkin diketahui oleh manusia tanpa informasi-informasi dari-Nya. Kitab suci ini mengungkapkan tentang wujud Allah serta hubungan-Nya dengan manusia sebagai ciptaan-Nya, serta alam raya sebagai karunia-Nya untuk kehidupan mereka. Kemudian Al-Qur'an juga mengungkapkan tentang para malaikat dan berbagai fungsinya, kehidupan akhirat berupa surga dan neraka dan proses hisab sebagai langkah perhitungan amal untuk menentukan posisi

Page 3: Aqidah Islamiyah

kehidupan akhirat umat manusia, apakah menjadi penghuni surga atau neraka.

Gambaran-gambaran surga sebagai tempat yang penuh dengan kenikmatan dan kebahagiaan abadi, dan neraka sebagai tempat kesengsaraan berupa siksaan yang tiada henti, semuanya diinformasikan oleh kitab suci ini, dan siapapun manusiatidak akan dapat mengetahuinya tanpa informasi dari Allah SWT dalam kitab suci ini, dengan pesan agar mereka meyakininya secara baik, sehingga menjadi landasan serta sumber motivasi dalam melakukan setiap perbuatan.

Pesan-pesan aqidah ini mengambil tempat yang sangat besar dalam Al-Qur'an, bahkan kisah-kisah kehidupan para Nabi serta tokoh-tokoh besar muncul sebelum generasi Muhammad SAW., senantiasa diakhiri dengan pesan-pesan aqidah ini, karena penanaman aqidah merupakan sesuatu yang berat dan harus dilakukan secara serius, terus menerus serta konsisten dalam seruannya itu, dan dilakukan dengan berbagai macam pendekatan. Dengan pendekatan-pendekatan inilah Rasulullah SAW mampu membina keimanan para sahabatnya sehingga mereka sangat kuat dan menjadi kader penerus dakwah Islam yang sangat militant.

b. As-Sunnah. (Hadits)As-Sunnah sebagai sumber ajaran aqidah berfungsi

menjelaskan, menegaskan dan menetapkan sesuatu yang yang belum ditetapkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur'an. Kendati demikian, tidak semua hadits nabi dapat dijadikan pegangan dalam pengambilan norma-norma ajaran aqidah, karena sesuai hasil analisis para ulama hadits, sunnah-sunnah tersebut terbagi dalam tiga kategori yaitu, mutawatir, masyhur dan ahad. Di antara ketiganya, hadits mutawatir merupakan yang terkuat karena ia diriwayatkan oleh sejumlah perawi pada setiap thabaqatnya, yang mustahil mereka untuk membuat kesepakatan berdusta. Berbeda dengan hadits ahad dan masyhur yang diriwayatkan hanya oleh beberapa orang dibawah jumlah mutawatir, sehingga kurang meyakinkan kesahihannya. Karenanya, sebagian ulama’ berpendapat bahwa untuk masalah aqidah hanya hadits mutawatir yang dapat dijadikan sumber. (Depag: 7-11)

C. RUANG LINGKUP AQIDAH ISLAMHasan al-Banna menunjukkan empat bidang yang berkaitan

dengan lingkup pembahasan mengenai aqidah, yaitu:

pembahasan tentang segala sesuatu yang ألهية .1

berhubungan dengan Ilah (Tuhan, Allah) seperti wujud Allah, asma Allah, sifat-sifat Allah, dan lain-lain.

Page 4: Aqidah Islamiyah

pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan نبوة 2

dengan rasul-rasul Allah, termasuk Kitab Suci, mukjizat, dan lain-lain.

pembahasan tentang segala sesuatu yang ,روحنية 3

berhubungan dengan alam roh atau metefisik, seperti malaikat, jin, iblis, setan, roh, dan lain-lain.

pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya 4ias ,سمعية .4

diketahui melalui sam'I (dalil naqli: Al-Qur'an dan As-Sunnah) seperti surga-neraka, alam barzah, akhirat, kiamat, dan lain-lain.

Beberapa ulama juga menunjukkan lingkup pembahasan mengenai aqidah dengan arkanul iman (rukun iman) berupa:1. Iman kepada Allah2. Iman kepada para Malaikat-Nya3. Iman kepada Kitab-kitab-Nya.4. Iman kepada Rasul-rasul-Nya5. Iman kepada hari Akhir.6. Iman kepada taqdir Allah.

Lingkup pembahasan di atas didasarkan kepada sabda Rasulullah SAW:

�ن� ع�م�ر عن �خ�ط�اب� ب ا ق�ال� ال �UUم� �ن �ي �ح�ن� ب د� ن �UUن ول� ع� �UUس ر��ه� �ه� ص�ل�ى الل �ه� الل �ي �م� ع�ل ل � ذ�ات� و�س� �و�م �ذ� ي ع� إ �UUا ط�ل �UUن� �ي ع�ل

ج�ل� د�يد� ر� �UUاض� ش �UUي� اب� ب �UUي� د�يد� الث �UUو�اد� ش �UUع�ر� س �UUال� الش ى �ر� �ه� ي �ي �ر� ع�ل ث

� ف�ر� أ �ع�ر�ف�ه� و�ال� الس� �ا ي �ح�د� م�ن �ى أ ت ج�ل�س� ح��ل�ى �ي� إ �ب �ه� ص�ل�ى الن �ه� الل �ي �م� ع�ل ل �د� و�س� ن س�

� �ه� ف�أ �ي �ت �ب ك �ل�ى ر� إه� �UUي� �ت �ب ك ع� ر� �UUه� و�و�ض �UUف�ي� ه� ع�ل�ى ك �UUال� ف�خ�ذ�ي �UUا و�ق �UUد� ي �UUم�ح�م �ي ن �ر� ب خ�

� � ع�ن� أ م ال� �س� س�ول� ف�ق�ال� اإل� ه� ر� �UUل�ى الل �UUه� ص �UUالل �ه� �ي �م� ع�ل ل م� و�س� ال� �س� �ن� اإل� ه�د� أ �ش� �ن� ت �ه� ال� أ �ل �ال� إ �ه� إ �ن� الل و�أ

س�ول� م�ح�م�د£ا �ه� ر� ل�ى الل �UUه� ص �UUه� الل �UUي� �م� ع�ل ل �UUق�يم� و�س� و�تة� �ي� الص�ال� �ؤ�ت �اة� و�ت ك وم� الز� �UUص� ان� و�ت �UUم�ض �ح�ج� ر� �ت� و�ت �ي �ب ال

�ن� �ط�ع�ت� إ ت �ه� اس� �ي �ل �يال£ إ ب �ا ق�ال� ص�د�ق�ت� ق�ال� س� �ن ب �ه� ف�ع�ج� ل

�ه� ل� أ �س� �ص�د�ق�ه� ي �ي ق�ال� و�ي ن �ر� ب خ�

� ان� ع�ن� ف�أ �UUيم� ال� اإل� �UUن� ق� أ

�ؤ�م�ن� �ه� ت �الل ه� ب �UUت� �ك ئ ه� و�م�ال� �UUب� �ت �ه� و�ك ل �UUس � و�ر� و�م �UUي� ر� و�ال �UUخ اآل�

ؤ�م�ن� �UUد�ر� و�ت �UUق� �ال ر�ه� ب �UUي ه� خ� ر� �UUال� و�ش �UUد�ق�ت� ق �UUال� ص �UUق �ي ن �ر� ب خ�

� ان� ع�ن� ف�أ �ح�س� �ن� ق�ال� اإل� �د� أ �ع�ب �ه� ت �ك� الل �ن �أ اه� ك �ر� ت�ن� إ �UUم� ف� �ن� ل �ك اه� ت ر� �UUه� ت �UUن� اك� ف�إ ر� �UUال� ي �UUي ق� ن �ر� ب خ�

� أ �UUع�ن� ف اع�ة� �ول� م�ا ق�ال� الس� ئ �م�س� ا ال �UUه� �م� ع�ن �ع�ل أ �UUل� م�ن� ب� ائ �UUالس

Page 5: Aqidah Islamiyah

�ي ق�ال� ن �ر� ب خ�� �ه�ا ع�ن� ف�أ ت م�ار�

� �ن� ق�ال� أ د� أ �UUل� ة� ت �UUم� ا األ� �UUه� �ت ب ر��ن� ى و�أ ر� �UUUاة� ت �UUUح�ف� اة� ال ر� �UUUع� ة� ال �UUUع�ال� اء� ال �UUUاء� ر�ع �UUUالش

�ون� �ط�او�ل �ت �ان� ف�ي ي �ي �ن �ب �م� ق�ال� ال �ط�ل�ق� ث �ت� ان �ث �ب »ا ف�ل �ي �م� م�ل ثال� �UUا ل�ي ق �UUر� ي �UUد�ر�ي ع�م �UUت� �ل� م�ن� أ ائ �UUه� ق�ل�ت� الس �UUالل

�ه� ول �UUس �م� و�ر� �ع�ل ال� أ �UUه� ق �UUن� �ر�يUUل� ف�إ ب �م� ج� اك �UUت� �م� أ �م�ك �ع�ل ي

�م� �ك وغيره) مسلم (رواه د�ين (Zaky Mubarok, dkk: 30-31)

D. FUNGSI DAN KEUTAMAAN AQIDAH1. Aqidah merupakan landasan dan dasar pijakan untuk semua

perbuatan manusia. Berbagai perbuatan akan memiliki nilai ibadah kalau

bertolak dari keyakinan aqidah, dan akan senantiasa terkontrol dari berbagai penyimpangan kalau diimbangi dengan suatu keyakinan aqidah yang cukup kuat. Hal ini dipertegas Allah SWT dalam Al-Qur'an yang mengemukakan bahwa orang-orang yang beriman yang melakukan berbagai amal shalih akan memperoleh imbalan pahala dari sisi Allah dengan dimasukkannnya ke dalam surga firdaus dan tidak akan dipindahkan lagi ke tempat lain. Penegasan ini dikemukakan dalam surat al- Kahfi ayat 107-108 yang berbunyi:

�ن� �ذ�ين� إ �وا ال �وا ء�ام�ن �ح�ات� و�ع�م�ل �ت� الص�ال �ان �ه�م� ك �ات� ل ن ج�

د�و�س� �ف�ر� ( ال ال£ �ز� �د�ين�107ن ال �غ�ون� ال� ف�يه�ا )خ� �ب �ه�ا ي ح�و�ال£ ع�ن

Ayat ini memperlihatkan betapa pentingnya aqidah (iman) dan amal shalih, karena dengan keterpaduan keduanyalah seseorang akan memperoleh pahala yang besar di sisi Allah dengan jaminan surga firdaus yang sangat nyaman sehingga mereka pasti tidak akan menginginkan pindah ke tempat lain.

Di samping itu Allah SWT. juga menegaskan bahwa iman dan amal shalih, atau keimanan yang diimbangi dengan perbuatan akhlak mulia, akan memperoleh kehidupan yang baik Pernyataan ini diungkapkan Allah dalam surat an-Nahl ayat 97 yang berbunyi:

�ح£ا ع�م�ل� م�ن� �ر� م�ن� ص�ال و� ذ�ك� �ى أ �ث �ن �ه� م�ؤ�م�ن� و�ه�و� أ �ن �ي ي �ح� �ن �اة£ ف�ل ي ح�

�ة£ �ب �ه�م� ط�ي �ن �ج�ز�ي �ن ه�م� و�ل �ج�ر� ح�س�ن� أ� �أ �وا م�ا ب �ان �ع�م�ل�ون� ك ي

Dalam ayat ini Allah mengungkap dua hal penting bagi umat Islam, yaitu:

Page 6: Aqidah Islamiyah

a. Bahwa mereka yang beriman dan beramal shalih akan memperoleh kehidupan yang baik.

a. Bahwa mereka yang beriman dan beramal shalih juga akan memperoleh imbalan pahala yang lebih baik daripada perbuatan baiknya.

Al-Raghib al-Asfahani, salah seorang ahli bahasa al-Qur'an menjelaskan bahwa kata amal shalih bermakna perbuatan baik sebagai lawan dari perbuatan buruk dan rusak. Sementara itu, dari sekian banyak kata al-shalih dalam al-Qur'an digunakan Allah untuk mengungkapkan dua kategori perbuatan. Pertama, perbuatan yang dilakukan sebagai bukti ketaatan dan penghambaan diri terhadap Allah SWT, dan ini biasanya dibarengi dengan kata amanu (beriman). Seperti yang tertuang dalam surat al-Baqarah ayat 277 yang berbunyi:

�ن� �ذ�ين� إ �وا ال �وا ء�ام�ن �ح�ات� و�ع�م�ل �ق�ام�وا الص�ال ة� و�أ الص�ال� �و�ا �اة� و�ء�ات ك �ه�م� الز� ه�م� ل �ج�ر� �د� أ ن �ه�م� ع� ب �ه�م� خ�و�ف� و�ال� ر� �ي ع�ل

�ون� ه�م� و�ال� ن �ح�ز� ي

Ayat di atas memberikan kriteria khusus bahwa suatu perbuatan bernilai sebagai amal shalih yang akan diterima di sisi Allah jika dilakukan atas dasar keimanan yang benar kepada Allah SWT. Sementara perbuatan apa pun sekalipun baik menurut pandangan manusia tidak dapat disebut sebagai amal shalih jika tidak dilakukan atas dasar keimanan yang benar kepada Allah SWT, sebagaimana ditegaskan dalam surat an-Nur ayat 39 yang berbunyi:

ذ�ين� �UUوا و�ال ر� �UUف� �ه�م� ك ال �UUع�م� اب� أ ر� �UUس� ة� ك �UUق�يع� �ه� ب ب �UUح�س� ي�ى م�اء£ الظ�م�آن� ت �ذ�ا ح� اء�ه� إ �م� ج� �ج�د�ه� ل £ا ي �ئ ي ه� و�و�ج�د� ش� �UUالل

�د�ه� ن �ه� ف�و�ف�اه� ع� اب �ه� ح�س� ر�يع� و�الل �ح�س�اب� س� ال Kedua, kata shalih juga digunakan Allah untuk mengungkapkan makna pantas, layak dan tepat. Seperti dalam firman Allah surat al-Anbiya' ayat 105 yang berbunyi:

�ق�د� �ا و�ل �ن �ب �ت �ور� ف�ي ك ب �ع�د� م�ن� الز� �ر� ب �ن� الذ�ك ر�ض� أ� �ه�ا األ� �ر�ث ي

�اد�ي� ب �ح�ون� ع� الص�ال

Kata shalih dalam ayat di atas bermakna orang berilmu, memiliki semangat kerja tinggi dan terus berkarya bagi kepentingan kehidupan dunia. Dan sosok merekalah yang oleh Allah diproyeksikan akan memiliki kemampuan untuk

Page 7: Aqidah Islamiyah

mengelola sumber daya alam ini sehingga bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Oleh sebab itu, setiap muslim harus memiliki keseimbangan sikap antara pengembangan kualitas keberagamaan melalui peningkatan amal ibadah, dengan peningkatan kualitas kehidupan dunia, serta senantiasa memelihara norma-norma akhlak dalam hubungan sosial mereka. Namun semua amal dan karya-karyanya itu harus tetap dilandasi keimanan yang benar sehingga akan memperoleh ketentraman jiwa dalam kehidupan dunia dan kebahagiaan dalam kehidupan akhirat. Mereka yang masuk dalam kategori itu tergolong orang-orang beruntung karena disamping bahagia di dunia, mereka juga akan memperoleh kebahagiaan akhirat dengan imbalan pahala dari amal yang telah mereka lakukan.

2. Aqidah yang baik akan melahirkan perbuatan yang baik pula, karena kekuatan aqidah akan mampu membangkitkan motivasi untuk memperbanyak perbuatan amaliah, semangat kerja, serta memelihara norma-norma akhlak dalam setiap perilaku dalam hubungan sosial. Di samping itu, aqidah yang baik juga menjadi kekuatan kontrol untuk semua peluang perbuatan dosa, sehingga kesempatan tersebut akan senantiasa dapat dihindari.

3. Aqidah merupakan faktor terpenting dalam menentukan seseorang memperoleh kebahagiaan dan ketenteraman hidup di dunia dan di akhirat.

Seseorang yang memiliki aqidah yang benar akan mempengaruhi cara pandangnya dalam melihat segala sesuatu. Ia akan mengembalikan segala sesuatu hanya kepada Allah SWT, sehingga ia menjalani hidup ini dengan penuh syukur, sabar dan tawakal. Ini menjadi kunci kebahagiaan dan ketenteraman hidup di dunia. Sedangkan di akhirat kelak aqidah yang benar menjadi bekal yang pokok dalam mendapatkan syafaat untuk meraih kebahagiaan sejati (surga) dan terhindar dari malapetaka abadi (neraka.).

ي ع�ن�� ب� ة� أ ر� �UUي ه� ه�ر� �UUن� ال� أ �UUل� قUUا ق�ي �UUول� ي �UUس ه� ر� �UUم�ن� الل ع�د� س�

� �اس� أ �ك� الن ف�اع�ت �ش� �و�م� ب �ام�ة� ي �ق�ي ول� ق�ال� ال �UUس ه� ر� �UUالل �ه� ص�ل�ى �ه� الل �ي �م� ع�ل ل �ق�د� و�س� �ت� ل �ن ا ظ�ن �UUا ي �UUب� ة� أ ر� �UUي �ن� ه�ر� ال� أ

�ي �ن �ل أ �س� �ح�د�يث� ه�ذ�ا ع�ن� ي �ح�د� ال و�ل� أ� �ك� أ ا م�ن �UUم� �ت� ل �ي أ م�ن� ر�

ك� �Uص د�يث� ع�ل�ى ح�ر� �Uح� ع�د� ال �Uس� اس� أ �Uي الن� ف�اع�ت �Uش� و�م� ب �Uي

ة� �UUام� �ق�ي ال� م�ن� ال �UUه� ال� ق �UUل� �ال� إ ه� إ �UUا الل £UUال�ص ه� م�ن� خ� �UUب� و� ق�ل� أ

ه �ف�س� البخارى) (رواه ن (Depag: 29-36)�

Page 8: Aqidah Islamiyah

E. KEISTIMEWAAN AQIDAH ISLAMKeistimewaan aqidah Islam terletak apad dua hal yang sangat

penting, yaitu: (1) terpelihara keasliannya, dan (2) kemudahannya untuk diterima oleh akal dan fitrah manusia.1. Terpelihara keasliannya..

Aqidah Islam merupakan suatu ajaran yang terjamin dan terpelihara keasliannya, seiring dengan terjamin keaslian al-Qur'an. Karena ajaran aqidah tersebut tertuang secara utuh dalam kitab suci tersebut, kecuali penjelasan-penjelasannya yang terungkap dalam hadits-hadits Nabi SAW.

Dari hasil-hasil studi terhadap sejarah berbagai kitab suci, disimpulkan bahwa al-Qur'an-lah yang paling terpelihara keasliannya dengan baik. Hal ini didukung oleh dua potensi bangsa Arab yang paling mendukung, yaitu daya hafalnya yang sangat tinggi dan kemampuan tulis baca dari sebagian kalangan terpelajarnya. Dua kekuatan inilah yang menjamin keaslian kitab suci al-Qur'an, sumber ajaran-ajaran keagamaan, termasuk di dalamnya ajaran-ajaran aqidah, sehingga semua ajaran yang dikemukakan Rasulullah SAW, masih bias diterima oleh umat Islam sampai saat ini dalam bentuk dan pesan ajarannya yang masih asli, persis seperti saat keluarnya untuk untuk pertama kali, sekitar empat belas abad yang lalu.

Dengan ini sangat jelas, bahwa ajaran aqidah Islam memiliki keistimewaan dari ajaran-ajaran lainnya, dalam aspek kemurnian dan keasliannya ini, sehingga umat Islam tidak akan meragukan kebenaran ajarannya itu.

2. Mudah diterima oleh fitrah dan akal sehat.Keistimewaan yang kedua dari ajaran aqidah Islam

adalah rumusan sederhana, yang mudah diterima oleh fitrah dan akal sehat manusia.Dari segi asal kejadiannya, manusia ini tergolong makhluk yang sangat memiliki ketergantungan pada sesuatu di luar alam. Oleh sebab itulah, mereka yang kurang informasi keagamaan senantiasa melakukan pencarian terhadap Tuhan, sehingga muncullah kelompok penganut Animiswme, Dinamisme dan Paganisme. Hal ini terjadi karena keterlambatan mereka dalam mengenal konsep ke-Tuhanan yang benar, sedangkan jawaban terhadap naluri ketuhanan yang muncul dari dalam jiwanya. Naluri ke-Tuhanan tersebut sudah digambarkan oleh Allah dalam surat al-A'raf ayat 172 yang berbunyi:

�ذ� �خ�ذ� و�إ ·ك� أ ب �ي م�ن� ر� �ن �ه�م� ظ�ه�ور�ه�م� م�ن� ء�اد�م� ب �ت ي ذ�ر�

ه�د�ه�م� �ش� ه�م� ع�ل�ى و�أ �ف�س� �ن �ل�س�ت� أ �م� أ �ك ب �ر� �وا ب �ل�ى ق�ال ب �ا ه�د�ن �ن� ش� �وا أ �ق�ول �و�م� ت �ام�ة� ي �ق�ي �ا ال �ن �ا إ �ن �ين� ه�ذ�ا ع�ن� ك غ�اف�ل

Page 9: Aqidah Islamiyah

Sesuai dengan ayat ini, setiap manusia mempunyai naluri memerlukan Tuhan dam hidup dan kehidupannya, baik dalam melakukan kontak dengan alam dengan segala konsekwensinya, maupun dalam menghadapi berbagai problema kehidupan ini, serta untuk menciptakan ketenangan serta keteguhan hati, yang merupakan pangkal suatu kebahagiaan serta kesejahteraan hidup.

Berdasarkan hasil riset dan observasi para ahli ilmu jiwa ditemukan kesimpulan, bahwa pada diri manusia terdapat semacam keinginan dan kebutuhan yang bersifat universal. Kebutuhan ini melebihi kebutuhan-kebutuhan lainnya, bahkan mengatasi kebutuhan akan kekuasaan. Keinginan akan kebutuhan tersebut merupakan kebutuhan kodrati, berupa keinginan untuk mencintai dan dicintai Tuhan.

Berdasarkan kesimpulan di atas, manusia ingin mengabdikan dirinya kepada Tuhan atas sesuatu yang dianggapnya sebagai Dzat yang memiliki kekuasaan tertinggi. Keinginan ini terdapar pada setiap kelompok, golongan atau masyarakat manusia dari yang paling primitive sampai yang paling modern.

Dengan demikian, aqidah Islam merupakan jawaban terhadap gejolak naluri ke-Tuhanan yang akan muncul pada setiap jiwa manusia, dengan memberikan konsep-konsep ajaran yang dapat memberi jawaban terhadap kebutuhan jiwa tersebut, serta memberi arahan pada ajaran yang benar, yang dapat membawa kebahagiaan dunia dan akhirat.

Kemudian disamping itu, ajaran aqidah Islam juga mudah diterima akal sehat karema rumusan ajarannya sangat sederhana, tidak berbelit-belit, dan tidak mengundang perdebatan. Sebagai contoh, tentang ajaran bahwa Allah itu Esa, Tunggal atau Satu. Doktrin ini mudah dipahami daripada konsep ajaran yang mengatakan "Tuhan itu satu dari tiga" sebagaimana diperkenalkan teologi Kristen teologi Kristen saat ini. Atau Tuhan itu satu dalam bentuk transcendental, namun tiga dalam bentuk imanennya, sebagaimana diperkenalkan dalam teologi Hindu saat ini.

Aqidah Islam mengajarkan ke-Esaan Allah sangat mudah dipahami, khususnya ketika dihubungkan dengan ajaran ke-Tuhanan yang lain, bahwa Dia Maha Kuasa, Maha Mengetahui, Maha Penyayang dan tiada sesuatu yang menyerupainya. Konsep-konsep ajaran seperti ini sangat mudah dipahami dan dimengerti oleh siapapun, sehingga bias dengan mudah diterima oleh orang banyak. (Depag : 20-27)