77
Arah Kebijakan Pembangunan Perencanaan Pembangunan Provinsi Kalimantan Utara Sebagai Daerah Perbatasan Menjadi Lumbung Energi dan Pangan Nasional Tanjung Selor, 14 Juni 2017

Arah Kebijakan Pembangunan Perencanaan …bappeda.kaltaraprov.go.id/sites/default/files/dokumen/Paparan... · Peta Saluran Irigasi ... PERENCANAAN BERBASIS SPASIAL (DELINIASI KAWASAN

  • Upload
    hakien

  • View
    221

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Arah Kebijakan Pembangunan PerencanaanPembangunan Provinsi Kalimantan Utara

Sebagai Daerah Perbatasan Menjadi LumbungEnergi dan Pangan Nasional

Tanjung Selor, 14 Juni 2017

Pendahuluan1

RPJMN 2015-2019 DALAM RPJMN 2005-2025 (UU NO 17/2007)

RPJM 4(2020-2024)

Menata kembali NKRI, membangun Indonesia yang aman dan damai, yang adildan demokratis, dengantingkat kesejahteraan yang lebih baik.

RPJM 2(2010-2014)

Memantapkan penataankembali NKRI, meningkatkan kualitas SDM, membangunkemampuan iptek, memperkuat daya saingperekonomian

RPJM 3(2015-2019)

Memantapkan pem-bangunan secaramenyeluruh denganmenekankan pem-bangunan keunggulankompetitif perekonomianyang berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas, serta kemampuan iptek

Mewujudkan masya-rakatIndonesia yang mandiri, maju, adil dan makmurmelalui percepatan pembangunan di segalabidang dengan strukturperekonomian yang kokohberlandaskan keunggulankompetitif.

RPJM 1(2005-2009)

• Sasaran RPJM 2015-2019 diarahkan untuk mencapai daya saing

perekonomian dan keunggulan Kompetitiff.

4

PENGUATAN DAYA SAING DAERAH

4

DAYA SAING BERBASIS FAKTOR INPUT

DAYA SAING BERBASIS EFISIENSI

DAYA SAING BERBASIS INOVASI

•Sumber Daya Alam: Pertanian, Kelautan dan Perikanan, Pertambangan•Pariwisata: Wisata Alam, Wisata Seni dan Budaya, Wisata Kuliner

•SDM terampil dan terdidik•Infrastruktur dasar: jalan, air bersih, listrik, telekomunikasi dan informasi•Infrastruktur ekonomi: pasar, bank, pusat perdagangan•Jaringan transportasi darat, laut dan udara

• Ekonomi kreatif• Pusat Inovasi, Riset dan

Pengembangan Daerah• Tenaga profesional• Kerjasama: Pemda-Universitas dan

Swasta

Diadaptasi dari: The Global Competitiveness Report 2011-2012 (World Economic Forum)

Keunggulan Komparatif

Keunggulan Kompetitif

Keunggulan Kompetitif

2020

2025

2013

9 AGENDA PRIORITAS – NAWA CITA

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberi rasa aman pada seluruh WN

2. Membangun tata kelola Pemerintahan yg bersih, efektif, demokratis dan terpercaya3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dlm

kerangka Negara Kesatuan4. Memperkuat kehadiran Negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum

yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.5. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis

ekonomi domestik8. Melakukan revolusi karakter bangsa9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial

Kebijakan dan Pendekatan Perencanaan

1. Pendekatan Penyusunan Perencanaan dan Penganggaran dilakukan dengan Perkuatan Pelaksanaan Kebijakan Money Follow Program.

2. Penguatan tsb dilaksanakan dengan Pendekatan Tematik, Holistik, Integratif, dan Spasial dengan memperhatikan pada:

• Perkuatan dan Sinkronisasi Perencanaan dan Penganggaran

• Pengendalian Perencanaan

• Perkuatan Perencanaan berbasis Kewilayahan

• Perkuatan Integrasi Institusi Pelaksana dan Sumber Pendanaan

6

Spasial: Keselarasan fungsi Rencana Tata Ruang.

Tematik: Penekanan atau fokus perencanaan. Sampai dengan Program Prioritas

Holistik: pendekatan menyeluruh dan komprehensif (hulu hilir)

Integratif: integrasi dalam siapa berbuat apa, dan integrasi sumber pendanaan

Spasial: Keterkaitan fungsi lokasi dari berbagai kegiatan yang terintegrasi

7

PERENCANAAN BERBASIS SPASIAL (DELINIASI KAWASAN KONSERVASI/KERJA)

Peta Batas Administrasi (Tematik)

Peta Potensi Pengembangan Lahan dan Waduk (RTRW)

Peta Saluran Irigasi (RBI/Tematik)

Hasil Overlay untuk Analisa Peta Deliniasi Wilayah Kerja (Analisa Pengembangan DI, Waduk, dan Irigasi)

Peta Sebaran Lahan Sawah (RBI)

8

PERENCANAAN BERBASIS SPASIAL (DELINIASI KAWASAN KONSERVASI/KERJA)

Sawah dan Ladang

Pertanian Lainnya

Kab.Banyuasin

Rehabilitasi Jaringan IrigasiD.I.R Rawa Pasut Pulau Rimau 2300 HaD.I.R Pasut Telang II 1650 HaD.I.R.Pasut Delta Sugihan Kiri 7200 HaD.I.R.Pasut Karang Agung Tengah 3200 Ha

Kab.OKU Timur

Rehabilitasi Jaringan IrigasiD.I. Way Kanan (desain rehab)D.I. Macak II 3689 HaD.I. Belitang II 2775 HaD.I. Belitang III 4583 Ha

Kab.Empat Lawang

Rehabilitasi Jaringan IrigasiD.I. Air Keruh (desain rehab)

Kab.Ogan Komering Ilir

Rehabilitasi Jaringan IrigasiD.I.R Pasut Sugihan Kanan 2600 Ha

Kab.Ogan Ilir

Rehabilitasi Jaringan IrigasiD.I. Lebak Burai 500 Ha

Pembangunan Jaringan IrigasiD.I. Way Hitam (FS)D.I. Komering 2550 Ha

Kab.Musi Rawas

Pembangunan Jaringan IrigasiD.I. Air Lakitan 400 Ha

Pembangunan Jaringan IrigasiD.I. Lintang Kiri 300 Ha, Peningkatan Sal Induk danPembangunan Jaringan TersierBersama Kab.Lahat

Cetak Sawah BaruCetak Sawah Baru 10,000 Ha

Cetak Sawah BaruCetak Sawah Baru 2,000 Ha

Cetak Sawah BaruCetak Sawah Baru 200 Ha

Cetak Sawah BaruCetak Sawah Baru 1,000 Ha

Kota Lubuk Linggau

Cetak Sawah BaruCetak Sawah Baru 250 Ha

Kab Penukal Abab Lematang IlirCetak Sawah BaruCetak Sawah Baru 3,000 Ha

Kab Ogan Komering Ulu

Cetak Sawah BaruCetak Sawah Baru 200 Ha

Kota Ogan Komering Ulu SelatanPembangunan Waduk BaruWaduk Komering II

Provinsi Sumatera Selatan

Jumlah Pemanfaatan Rawa/Gambut Terpadu 2,000 Ha

Jumlah bidang tanah petani yang di pra-sertifikasi dan pasca sertifikasi2,500 Ha

Jumlah bantuan alat dan mesin pertanian6,365 unit

Jumlah Pupuk Bersubsidi yang disalurkan360,990 pupuk

Kebijakan Penyelarasan RPJMN dan RPJMD2

10

Dalam UU No.25 Tahun 2004, disebutkan bahwa Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional antara lain bertujuan untuk:

• Mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan

• Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar fungsi pemerintahan dan sinergi pusat dan daerah.

Pencapaian sasaran dan prioritas pembangunan nasional: • Kewenangan hanya oleh Pemerintah Pusat, seperti pertahanan, keamanan, politik

luar negeri,• Kewenangan oleh semua tingkat pemerintahan sesuai dengan kewenangan, spt

pertumbuhan ekonomi, angka kematian ibu dan bayi, angka partisipasi murni, dll.• Dalam kerangka pencapaian tujuan tersebut, maka sasaran prioritas

pembangunan nasional harus dijabarkan ke semua tingkat dan fungsi pemerintahan sesuai dengan kewenangan.

11TANTANGAN PEMBANGUNAN DAERAH

Desentralisasi politik dan fiskal saat ini sudah berjalan cukup baik.• Desentraliasi fiskal peningkatan dana transfer ke daerah serta pengelolaan yang diberikan kepada daerah

untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.

• Desentralisasi politik pemilihan kepala daerah secara serentak pemberian sebagian kewenangan pusatkepada daerah untuk dapat melaksanakan pembangunan.

• Desentralisasi administratif pelimpahan kewenangan kepada pemerintah daerah.

Desentralisasi ekonomi masih belum sepenuhnya terlaksana secara baik.• Desentralisasi ekonomi belum berjalan dengan baik.• Pembangunan daerah tidak dapat dikelola secara business as usual. Perlu inovasi daerah baik dari masyarakat

maupun pemimipin.• Analisis ekonomi secara baik untuk melihat potensi dan keunggulan daerah.

• Kerjasama antar Daerah

Peran Kooridasi Perencanaan sangat diperlukan tidak hanya sebagai penentu arah, namun jugakecepatan dan kualitas pembangunan.• Pembangunan tidak hanya sebatas pada pengembangan potensi daerah, namun dalam perencanaan juga

mempertimbangkan seberapa cepat suatu pembangunan dapat dilaksanakan serta berkualitas (pembangunaninklusif yaitu menurunkan kemiskinan dan pengangguran serta merata baik secara wilayah maupun individu).

• Memperhitungkan berbagai sumber pembangunan. Pembangunan tidak hanya bersumber dari APBD saja,namun juga APBN, Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) serta pembangunan oleh pihak swasta (proyekyang menguntungkan secara ekonomi, finansial serta bisnis)

• Melakukan sinergi perencanaan pusat dan daerah untuk menjamin efektivitas pelaksanaan pembangunan.

Isu #1 : Pemetaan Urusan Pemerintahan

• Urusan Pemerintahan dibedakan dalam 3 Macam :

1. Urusan Pemerintahan Absolut Sepenuhnya Kewenangan Pemerintah Pusat (Politik Luar Negeri, Pertahanan, Keamanan, Yustisi, Moneter dan Fiskal Nasional, serta Agama).

2. Urusan Pemerintahan Konkuren Dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota (6 Urusan Wajib - Pelayanan Dasar; 18 Urusan Wajib - Non Pelayanan Dasar, 8 Urusan Pilihan, dan 1 Urusan Penunjang).

3. Urusan Pemerintahan Umum Menjadi Kewenangan Presiden sebagai Kepala Pemerintahan.

• Permasalahan yang sering timbul :

1. Pemetaan Urusan Pemerintahan yang masih belum jelas/masih terjadi tumpang tindih/aku-mengaku kewenangan Diskusi Pembahasan habis memperdebatkan pembagian kewenangan.

2. Pemahaman atas Pembagian Kewenangan Pusat/Prov/Kab/Kota (Urusan Pemerintahan Konkuren) yang telah ditetapkan masih belum dipahami secara benar oleh K/L, dan Pemerintah Daerah (Prov/Kab/Kota) Banyak usulan yang salah kamar/salah urusan/asal-asalan.

3. Fokus Pembangunan Daerah masih dibatasi hanya pada Pembagian Urusan Pemerintahan Fokus Rakortek terbatas.

4. Pemahaman Keterkaitan Forum-Forum Diskusi (Forum SKPD, Rakortek, Musrenbang, Multilateral Meeting, Bilateral Meeting, Trilateral Meeting) masih beragam, serta keterkaitannya dengan Pembagian Urusan/Kewenangan masih belum dipahami dengan jelas.

Usulan Perbaikan untuk Isu #1 :

• Usulan Langkah Tindak Lanjut Penyelesaian Isu #1 :

1. Pemetaan Urusan Pemerintahan mana yang sudah JELAS (Sudah ada aturannya/Permennya) mana yang BELUM JELAS (???) (Aspek tersebut diserahkan sebagai tanggungjawab Pusat).

2. Pemahaman atas Pembagian Kewenangan Pusat/Prov/Kab/Kota Sangat terkait Erat dengan Penerapan Tertib Anggaran Pembangunan.

• Kewenangan Pusat Dana APBN (Anggaran K/L)

• Kewenangan Daerah Dana APBN (Dana DAU/DAK, Dana Hibah, dll)

• Kewenangan Daerah Dana APBD (Anggaran SKPD)

3. Fokus Pembangunan Daerah mengacu pada pendekatan THIS Fokus Rakortek menjadi lebih luas.

4. Perlunya Penajaman Fokus antar Forum-Forum Diskusi (Forum SKPD, Rakortek, Musrenbang, Multilateral Meeting, Bilateral Meeting, Trilateral Meeting) serta pembagian Peran antar Stakeholder Masukan untuk Permen PPN terkait RKP, Prioritas Nasional maupun Penelaahan Renja K/L.

Kewenangan Pusat

Jalan Nasional

Jalan Tol

Jalan Non Status (???)

Jalan Desa (???)

Kewenangan Provinsi

Jalan Provinsi

Kewenangan Kab/Kota

Jalan Kab/Kota

Jalan Antar Desa (???)

Jalan Inspeksi Saluran

Irigasi (???)

1. Urusan Wajib Pelayanan Dasar a. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

i. Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan

14KLASIFIKASI DAFTAR PROYEK

NoPelaksana

ProyekInput

Sumber

Dana

Kewenangan Prioritas Pembahasan

Editor VerifikatorPusat Daerah Swasta PN PD Rakortek Musrenbang

Forum

DAK

Diskusi

Online

1 K/LBappenas

K/LAPBN √ - - √ - √ √ - √

Dit. Mitra K/L

Bappenas

Dit. Pengngjwb

PN

I. Daftar Proyek K/L Pendukung Prioritas Nasional (Sumber Dana APBN)

NoPelaksana

ProyekInput

Sumber

Dana

Kewenangan Prioritas Pembahasan

Editor VerifikatorPusat Daerah Swasta PN PD Rakortek Musrenbang

Forum

DAK

Diskusi

Online

1 SKPD Pemda APBD - √ - √ √/- √ √ - √ Bappeda ProvDit. Pengngjwb

PN

II. Daftar Proyek Daerah Pendukung Prioritas Nasional (Sumber Dana APBD)

NoPelaksana

ProyekInput

Sumber

Dana

Kewenangan Prioritas Pembahasan

Editor VerifikatorPusat Daerah Swasta PN PD Rakortek Musrenbang

Forum

DAK

Diskusi

Online

1Swasta/

BUMNBappenas

KPBU

PINA

Subsidi√/- - √ √ - √ √ - √

Dit. Mitra K/L

Bappenas

Dit. Pengngjwb

PN

2

Swasta/

BUMN/

BUMD

PemdaKPBU

PINA

Subsidi- √/- √ √ - √ √ - √

Dit. Mitra K/L

Bappenas

Dit. Pengngjwb

PN

III. Daftar Proyek Non K/L Pendukung Prioritas Nasional (Sumber Dana KPBU, PINA, Subsidi)

NoPelaksana

ProyekInput

Sumber

Dana

Kewenangan Prioritas Pembahasan

Editor VerifikatorPusat Daerah Swasta PN PD Rakortek Musrenbang

Forum

DAK

Diskusi

Online

1 K/L Pemda APBN √ - - √ - √ √ - √Dit. Mitra K/L

Bappenas

Dit. Pengngjwb

PN

2 SKPD Pemda APBN - √ - √ - - √/- √*) √Dit. Mitra K/L

Bappenas

Dit. Pengngjwb

PN

3 K/L Pemda APBN √ - - - √ √ - - √Dit. Mitra K/L

Bappenas

Dit. Pengngjwb

PN

4 SKPD Pemda APBN - √ - - √ - - √**) √Dit. Mitra K/L

Bappenas

Dit. Pengngjwb

PN

IV. Daftar Usulan Proyek Prioritas Daerah

Keterangan :

*) DAK

Penugasan/

DAK Afirmasi

**) DAK Reguler

F 01

F 02

F 03

F 04

F 05

Isu #2 : Sinkronisasi dan Harmonisasi Pembangunan

• Ketentuan dalam UU No. 23/2014 terkait Sinkronisasi dan Harmonisasi :1. Didasarkan pada hasil pemetaan urusan Kewenangan Pemerintah Pusat (Politik Luar Negeri,

Pertahanan, Keamanan, Yustisi, Moneter dan Fiskal Nasional, serta Agama); Pembagian Kewenangan antar Pemerintahan (6 Urusan Wajib - Pelayanan Dasar; 18 Urusan Wajib - Non Pelayanan Dasar, 8 Urusan Pilihan, dan 1 Urusan Penunjang)..

2. Ditujukan untuk Pencapaian Target Pembangunan Nasional Penentuan Bank Indikator serta Target Sasaran Pembangunan (Makro Ekonomi, SPM, dsb) dan Pembagian Indikator dan Target antara Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota.

3. Dilakukan dalam bentuk Musyawarah dan Koordinasi Teknis Pembangunan Desain dan SOP Rakortek dan Musrenbang Perencanaan, Pemantauan dan Evaluasi Pembangunan Pusat, Provinsi dan Kabupaten.

4. Dikoordinasikan oleh Mendagri dan MenPPN Pembagian Tugas dan Peran serta Penuangannya dalam Peraturan Menteri.

• Permasalahan yang sering timbul :1. Pendekatan Perencanaan Pembangunan (THIS) yang masih belum sama Acuan Prioritas

Nasional belum menjadi acuan K/L maupun Pemerintah Daerah.

2. Penetapan Prioritas Nasional masih belum clear dan belum jelas Indikatornya PN : Pendekatan THIS; PP : Indikator Outcome; KP : Indikator Output; Proyek Prioritas Nasional : Output Presiden/Pemerintah; Proyek Prioritas K/L : Output K/L; Proyek Reguler K/L : Tugas dan Fungsi K/L.

3. Pengintegrasian Perencanaan belum berjalan Pemetaan Indikator Pemerintah Vs. Indikator TUSI K/L; Target Pemerintah Vs. Target TUSI K/L; Integrasi Sumber-Sumber Pembiayaan (masih terfokus pada anggaran K/L, DAU dan DAK semata)

Usulan Perbaikan bagi Isu #2 :

• Usulan Langkah Tindak Lanjut Penyelesaian Masalah #2 :

1. Perlunya Penerapan aturan terkait CASCADING PERENCANAAN PEMBANGUNAN (Matriks Keterkaitan) baik di Pusat maupun di Daerah Konsistensi dan Keterkaitan Pencapaian Sasaran Pembangunan.

VISI MISI KEBIJAKAN SASARAN PROGRAM KEGIATAN OUTPUT INDIKATOR

2. Penataan sekaligus membangun Bank Indikator serta Fasilitas Satu Data (Perencanaan dan Monev) agar tercipta standar yang sama.

Prioritas Nasional Indikator Kinerja/Impact (Holistik dan Tematik);

Program Prioritas Indikator Outcome;

Kegiatan Prioritas Indikator Output;

Proyek Prioritas Nasiona Output Presiden/Pemerintah;

Proyek Prioritas K/L Output K/L (Prioritas);

Proyek Reguler K/L Output K/L (Tugas dan Fungsi).

3. Kerangka Pendanaan baik di PUSAT maupun DAERAH diperluas Cakupan Pembahasannya Integrasi Sumber –Sumber Pendanaan Pembangunan

Proyek K/L – Kegiatan K/L Anggaran Pemerintah Pusat (APBN berupa RKA-KL)

Proyek Daerah/SKPD Anggaran Pemerintah Daerah (APBD + Dana Transfer)

Proyek Non Pemerintah Anggaran Swasta (Subsidi + KPBU + PINA + CSR)

4. Pengintegrasian Capaian Kinerja Pemerintah Pusat dengan Capaian Kinerja K/L dan Kinerja Pemda Pemetaan Indikator Kinerja antar Lembaga (Penerapan Aplikasi KRISNA agar lebih meluas pada aspek pengintegrasian Indikator).

17

PERUBAHAN KONSEP

STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Standar Pelayanan Minimal adalah standar suatu pelayanan yang memenuhi persyaratan minimal kelayakan.

15 Urusan Pemerintahan Wajib terkait Pelayanan Dasar.

Ditetapkan dengan Peraturan Menterioleh masing-masing Menteri/Pimpinan LPND dengan konsultasi yang dikoordinasikan oleh Menteri Dalam Negeri.

Yang diatur standar pelayanan olehprodusen pelayanan

Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal.

6 Urusan Pemerintahan Wajib terkait Pelayanan Dasar.

Ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah.

Yang diatur standar minimal bagipenerima/konsumen pelayanan dalammemenuhi kebutuhan dasarnya

• UU 32 Tahun 2004 • UU 23 Tahun 2014

Agar menjadi prioritas dalam Perencanaan danPenganggaran

KATALOG/KAMUS INDIKATOR PEMBANGUNAN(e-Indikator)

e-Indikator

SDGs

e-Planing

DB StatistikOne Data

List Indikator Dasar dan Sektoral

RPJMNPrioritas

NasionalProgram

Prioritas

Kegiatan

Prioritas

Domain PolitikKerangka Regulasi

dan Kebijakan

INDIKATOR KERJA PEMERINTAHe-RPJMD

e-Musrenbang e-Budgeting e-Monev

RKP Renja K/L RKA K/L

Output K/L

Program K/L

Kegiatan K/L

DOMAINPOLITIK

DOMAINPELAKSANAAN

Goals• Targets• Indicators

Belanja KL

Pengembangan Dunia Usaha dan Pariwisata

Pengembangan 3 Kawasan Pariwisata

(Danau Toba)

Pengembangan 3 Kawasan Industri (KI)

(Sei Mangkei)

Pengembangan 5 Kawasan Ekonomi

Khusus (KEK)

KEK Maloy Batuta Trans-Kalimantan

(MBTK)

• Pembangunan Terminal/Dermaga Pelabuhan Laut Belawan Phase I & II (PHLN)

• Preservasi dan Pelebaran Jalan Tele - Panguruan -Nainggolan - Onan Rungu (SBSN)

Penyediaan Air Baku Kabupaten Samosir Revitalisasi Kawasan Danau Toba

Perkuatan Integrasi Sumber Pendanaan

BUMN

Pemerintah Daerah

• Pembangunan Jalan Tol Tebing Tinggi –Pematang Siantar – Parapat

• Pengusahaan Sungai Asahan oleh PJT-I

• Dana Alokasi Khusus (Penugasan)• Pembangunan ruas Simpang Silangit-simpang tiga

muara-muara bakkara• Rehabilitasi DI Ujung Pait, Kab. Simalungun

• APBD• Pembangunan jalan prov/kab/kota• Peningkatan RSUD Dr Hadrianus Sinaga dari kelas C

menjadi kelas B• Pembangunan dermaga khusus pariwisata

Belanja KL

• Preservasi jalan Lintas Timur Sumatera• Pembangunan Fly Over Seimangke,

Pembangunan Jalan KA antara Bandar Tinggi - Kuala Tanjung (SBSN)

KPBU

• Pengembangan PelabuhanHub Kuala Tanjung

Belanja KL

• Pembangunan Jalan Akses KEK Maloy

• Pembangunan Tangki Timbun CPO

BUMN

• Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Kaltim

19

Swasta

• Resor dan spot – spot power boat• Pengadaan Fasilitas MICE

Swasta

• Pembangunan Pabrik Pengolahan Produk Turunan Kelapa Sawit

SWASTA • Pengadaan Kapal Penyeberangan

REGULASI TERKAIT KEBIJAKAN DAK

Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah tertentudengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan Daerah

dan sesuai dengan Prioritas Nasional

DEFINISI DAK SESUAI UU No.33/2004

“Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perencanaanpembangunan nasional mengoordinasikan usulan kegiatan khusus sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) dengan Menteri, kementerian yang menyelenggarakan urusanpemerintahan bidang keuangan, dan gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat untukditetapkan dalam rencana kerja Pemerintah Pusat sebagai kegiatan khusus yang akan

didanai DAK dan (5) Kegiatan khusus yang telah ditetapkan dalam rencana kerjaPemerintah Pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (4) menjadi dasar pengalokasian

DAK... “

Pasal 292 Ayat (4) dan (5) UU No.23/2014

Fokus Pendanaan Urusan Daerah diutamakan lebih dulu melalui Pendapatan APBD (Tercipta Kontribusi Daerah pada Pencapaian Prioritas Nasional - Keselarasan) adapun Dana yang bersumber

dari pendapatan APBN bersifat mendukung dan melengkapi Perlu Mekanisme dan SOP.

DASAR HUKUM PENYELARASAN

• Pasal 5 ayat (2) UU SPPN, “RPJM Daerah merupakan penjabaran dari visi, misi, dan programKepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikanRPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan Daerah, strategi pembangunan Daerah,kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja PerangkatDaerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangkaregulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. “

• Pasal 263 ayat (3) UU Pemda “RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakanpenjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah yang memuat tujuan, sasaran, strategi,arah kebijakan, pembangunan Daerah dan keuangan Daerah, serta program Perangkat Daerahdan lintas Perangkat Daerah yang disertai dengan kerangka pendanaan bersifat indikatif untukjangka waktu 5 (lima) tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan RPJMN.”

• Pasal 272 ayat (3) UU Pemda “Pencapaian sasaran, program, dan kegiatan pembangunan dalamrencana strategis perangkat daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diselaraskandengan pencapaian sasaran, program, dan kegiatan pembangunan yang ditetapkan dalamrencana strategis kementerian atau lembaga pemerintah nonkementerian untuktercapainya sasaran pembangunan nasional.”

21

PENTINGNYA PENYELARASAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Sasaran dan Prioritas Pembangunan Nasional adalah alat untukmencapai tujuan bernegara di semua tingkat pemerintahan

Dalam pencapaian sasaran dan prioritas pembangunan nasional, bisa:

Hanya dilakukan oleh Pemerintah Pusat, seperti pertahanan, keamanan, politikluar negeri, dll.

Dilakukan oleh semua tingkat pemerintahan sesuai dengan kewenangan.

Sasaran dan Prioritas RPJMN adalah alat untuk mencapai tujuanbernegara dalam jangka menengah yang harus dicapai oleh semuatingkat pemerintahan sesuai dengan tingkat kewenangannya,

Pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, tingkat kemiskinan,tingkat partisipasi sekolah, tingkat kematian ibu, IPM, dll yang menjadisasaran prioritas nasional, mustahil bisa dicapai dengan hanyamenghandalkan SDM dan Anggaran dari Kementerian/Lembaga dipusat saja.

Partisipasi Pemerintah Provinsi, Kabupaten, dan Kota mutlakdiperlukan.

Dalam kerangka pencapaian tujuan bernegara tsb, maka sasaranprioritas pembangunan nasional harus dijabarkan ke semua tingkatpemerintahan sesuai dengan kewenangan.

RPJM

NASIONAL

NKRI

RPJMD

PROVINSI

RPJMD

KAB/KOTA

PE

NC

AP

AIA

N S

AS

AR

AN

PE

NJA

BA

RA

N S

AS

AR

AN

22

TUJUAN DAN SASARAN PENYELARASAN

Tujuan:

• Menjamin konsistensi sinergitas sasaran, dan arah kebijakan pembangunan yang tertuang dalamRPJMN menjadi prioritas dalam RPJMD terkait;

• Meningkatkan koordinasi dan kesepahaman dalam rangka upaya pencapaian sasaranpembangunan nasional;

• Optimalisasi penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan;

• Penyesuaian alokasi anggaran pembangunan yang berorientasi pada hasil;

• Harmonisasi hubungan pusat-daerah dan antar daerah;

• Optimalisasi potensi dan keanekaragaman daerah.

Sasaran:• Tersusunnya butir-butir kesepakatan tentang arah kebijakan pembangunan di dalam RPJMD yang

selaras dengan RPJMN 2015-2019 yang dituangkan pada Form Kesepakatan Penyelarasan;• Tersusunnya butir-butir dukungan Pemerintah Daerah berupa target dan alokasi anggaran

berdasarkan penyelarasan indikator dalam Pencapaian Target Prioritas Nasional yang dituangkanpada Form Dukungan Penyelarasan.

• Membantu Pemerintah Daerah dalam pencapaian Visi dan Misi Kepala Daerah.

23

KAIDAH PELAKSANAAN

Kerangka Penyelarasan

Kerangka Penyelarasan

1. Gubernur/Bupati/Walikota hasil Pemilihan Kepala Daerah atau hasil penetapan

dan dilantik pada tahun 2017 dan setelahnya, melaksanakan penyelarasan

dalam proses penyusunan RPJMD Provinsi/Kabupaten/Kota.

2. Gubernur /Bupati/Walikota hasil Pemilihan Kepala Daerah atau hasil penetapan

dan dilantik sebelum tahun 2017 melaksanakan penyelarasan atas dokumen

RPJMD Provinsi yang telah ditetapkan. Hasil penyelarasan tersebut menjadi

bahan masukan untuk proses Revisi RPJMD Provinsi /Kabupaten/Kota dan/atau

sebagai bahan masukan penyusunan Dokumen RKPD Provinsi/Kabupaten/Kota

setiap tahun berjalan.

24

Terima Kasih

Kerangka Makro, Wilayah, dan Pendanaan3

27

KERANGKA MAKRO(Mencapai target 5,4-6,1%)

28Aktivitas Perekonomian Dunia Tahun 2018 Diperkirakan Membaik

Sumber: IMF, World Bank

Negara Maju Negara Berkembang

2.7

2,2

3.83,9

3,4 3.13.5

3.6

2015 2016 2017 2018

Volume Perdagangan Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi dan volume perdagangandunia diperkirakan meningkat…

1.6 1.71,0

6.7

-3.6

6.8

-0.2

4.9

2.3 1.7 1.2

6.6

0.2

7.2

1.4

5,0

2.51.6

0.6

6.2

1.7

7.7

1.4

5.2

AS KawasanEropa

Jepang RRT Brazil India Rusia ASEAN-5

2016 2017 2018

0.00

100.00

200.00

300.00

400.00

500.00

600.00

700.00

800.00

900.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

100.00

110.00

201

5M0

1

201

5M0

2

201

5M0

3

201

5M0

4

201

5M0

5

201

5M0

6

201

5M0

7

201

5M0

8

201

5M0

9

201

5M1

0

201

5M1

1

201

5M1

2

201

6M0

1

201

6M0

2

201

6M0

3

201

6M0

4

201

6M0

5

201

6M0

6

201

6M0

7

201

6M0

8

201

6M0

9

201

6M1

0

201

6M1

1

201

6M1

2

201

7M0

1

201

7M0

2

201

7M0

3

201

7M0

4

Indeks Harga Logam (2010=100) Batubara, Australia (USD/mt)

Minyak Dunia Brent (USD/bbl) Minyak Kelapa Sawit (USD/mt)

Harga Komoditas Global

Harga komoditas meningkat, tetapidiperkirakan akan melandaipeningkatannya di 2018…

29Tetapi Masih Dihadapkan Pada Beberapa Risiko Global

Efek Kebijakan Trump Pengetatan kebijakanmakroekonomi di China

Ketidakpastian negosiasi Brexit

Normalisasi kebijakan moneter AS

Kenaikan harga komoditas yang melamban dan terbatas

Produktivitas yang menurun di negara maju

Terorisme dan Kondisi geopolitik

Risiko baru muncul dari meningkatnyaketidakpastian kebijakan dan kondisi politis di berbagai negara (IMF, 2017)

4

Sumber: IMF, World Bank

Proteksionisme

Indeks Ketidakpastian Kebijakan Global Meningkat (World Bank, 2017)

Emerging…

Credit risks

Market and…

Risk appetite

Monetary…

Macroecono…

Apr 2017 GFSR

Okt 2016 (GFSR)

Krisis Keuangan Global

30Asumsi Ekonomi Makro 2018

INDIKATOR EKONOMI MAKRO2018

Range

Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,4-6,1

Inflasi (%) 2,5-4,5

Nilai Tukar (Rp/USD) 13.500-13.800

ICP (USD/barrel) 45-60

Lifting Minyak Mentah (rb barel/hr) 771-815

Lifting Gas Bumi (rb barel/hr) 1.194-1.235

Pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan meningkat dengan tingkat inflasi dan nilai tukar yang terkendali

31Sasaran Ekonomi Makro 2018

Pertumbuhan ekonomi:5,4 – 6,1%

Konsumsi RT : 5,1 – 5,3%

Konsumsi LNPRT : 5,8 – 6,1%

Kons. Pemerintah : 3,8 – 4,3%

Investasi (PMTB) : 6,3 – 8,0%

Ekspor : 5,1 – 6,1%

Impor : 4,5 – 5,5%

Sisi Pengeluaran

Industri : 4,9 – 5,7%Pengolahan

Konstruksi : 6,7 – 7,6%

Perdagangan : 5,5 – 6,2%

Infokom : 10,5 – 11,9%

Jasa Keuangan : 10,1 – 11,0%

Pertanian : 3,6 – 4,0%

Sisi Produksi

Transportasi : 8,3 – 9,2%

Pertambangan : 1,4 – 1,7%

Listrik dan Gas : 5,4 – 6,3%

Neraca Pembayaran

• Pertumbuhan Ekspor Non Migas : 5,0 – 7,5%

• Pertumbuhan Impor Non Migas : 5,0 – 7,3%

• Cadangan Devisa (USD Miliar) : 134 – 140,5

- dalam bulan impor : 8,6 – 8,7

• Defisit transaksi berjalan (% PDB) : 1,8 - 2,0%

• Penerimaan Perpajakan (% PDB): 11,0 – 12,0

• Belanja Modal (% PDB) : 1,7 – 2,2

• Subsidi Energi ((% PDB) : 0,6 – 0,7

• Defisit APBN (% PDB) : 1,9 – 2,3

• Stok Utang Pemerintah (% PDB) : 27,0 – 29,0

Investasi

• Peringkat Indonesia pd EoDB : menuju 40

• Realisasi PMA-PMDN (Rp Triliun) : 733 – 863

Keuangan Negara

32

Arah Kebijakan Ekonomi Makro 2018

5,4-6,1%

33Kondisi dan KebijakanYang Dapat Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran 2018

2018

5,4 - 6,1%

5,1 – 5,3%

5,8 – 6,1%

3,8 – 4,3%

6,3 – 8,0%

5,1 – 6,1%

4,5 – 5,5%

PDB

Kons. RT

Kons. LNPRT

Kons. Pemerintah

Investasi (PMTB)

Ekspor

Impor

IMPOR akan didorong oleh peningkatan konsumsi rumah tangga dan investasi.

INVESTASI:• Peranan investasi swasta diharapkan semakin meningkat

(private-led), dengan dorongan upaya pemerintah:(1) deregulasi peraturan; (2) perbaikan iklim investasi secara berkesinambungan terutama di daerah; (3) percepatan fasilitasi masalah investasi; (4) pemanfaatan dan penyaluran dana repatriasi untuk investasi; (5) perbaikan iklim tenaga kerja; (6) peningkatanpertumbuhan kredit dan restrukturisasi NPL.

• Optimalisasi investasi pemerintah: (1) Penajaman belanja pada kegiatan prioritas, serta (2) penyiapan program/kegiatan secara lebih baik

EKSPOR:• Membaiknya ekonomi dan perdagangan global, serta kenaikan harga komoditas

meski terbatas• Peningkatan ekspor jasa melalui peningkatan sektor pariwisata• Peningkatan ekspor nonmigas karena upaya diversifikasi ekspor, dan

pendalaman pasar yang sudah ada.

Investasi dan ekspor diharapkan menjadipendorong pertumbuhan ekonomi tahun2018

34Kondisi dan KebijakanYang Dapat Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran 2018

2018

5,4 - 6,1%

5,1 – 5,3%

5,8 – 6,1%

3,8 – 4,3%

6,3 – 8,0%

5,1 – 6,1%

4,5 – 5,5%

PDB

Kons. RT

Kons. LNPRT

Kons. Pemerintah

PMTB

Ekspor

Impor

KONSUMSI MASYARAKAT meningkat, karena:• Peningkatan pendapatan dan penciptaan lapangan kerja baru

karena aktivitas ekonomi yang lebih baik.• Upaya menjaga dan meningkatkan daya beli masyarakat: (1)

meningkatkan ketersediaan lapangan kerja yang layak; (2) fasilitasi pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM); (3) pengendalian harga, terutama harga barang-barang kebutuhan pokok; serta (4) subsidi yang lebih tepat sasaran kepada kelompok masyarakat miskin.

KONSUMSI LNPRT:• Dua event besar: Asian Games dan WB/IMF Meeting• Pilkada serentak di 171 daerah

• Pembatasan belanja barang KL• Penyesuaian kebijakan transfer ke daerah• Pola penyerapan dan realisasi belanja yang lebih baik

Konsumsi masyarakat tetap harus dijagauntuk tumbuh stabil dan tinggi tahun2018, karena peranannya yang besarterhadap PDB

Konsumsi pemerintah akan terbatas di tahun 2018

35Kondisi dan Upaya Pemerintah Untuk MendorongPertumbuhan Ekonomi Sisi Produksi

2018

5,4 – 6,1%

3,6 – 4,0%

1,4 – 1,7%

4,9 – 5,7%

5,4 – 6,3%

PDB

Pertanian

Pertambangan

Industri

Listrik

PERTANIAN:(i) Peningkatan Indeks Pertanaman (IP) dengan peningkatan irigasi (ii) Subsidi benih dan pupuk yang lebih tepat sasaran(iii) Peningkatan perikanan budidaya dan rumput laut(iv) Penggantian alat untuk perikanan tangkap

INDUSTRI:(i) Dampak realisasi pembangunan infrastruktur yang mendukung

konektivitas dan ketersediaan listrik(ii) Mulai efektifnya operasionalisasi beberapa kawasan industri (Sei Mangkei,

Kuala Tanjung, Ketapang, dan Morowali)(iii) Peningkatan investasi sektor pengolahan

PERTAMBANGAN:(i) Perbaikan harga bahan mineral

LISTRIK:(i) Operasionalisasi pembangkit listrik dalam rangka mencapai target 35.000

MW dan program 7.000 MW (ii) Peningkatan rasio elektrifikasi rumah tangga dan industri(iii) Peningkatan konsumsi gas bumi untuk rumah tangga maupun transportasi

seiring dengan program pembangunan jaringan gas kota (jargaskot) danpenyesuaian harga gas yang lebih kompetitif

36Kondisi dan Upaya Pemerintah Untuk MendorongPertumbuhan Ekonomi Sisi Produksi

2018

5,4 – 6,1%

6,7 – 7,6%

5,5 – 6,2%

10,5 -11,9%

10,1 – 11,0%

PDB

Konstruksi

Perdagangan

Infokom

JasaKeuangan

PERDAGANGAN:(i) Peningkatan aktivitas industri pengolahan yang mendorong penyediaan pasokan

dan distribusi pemasaran (ii) Peningkatan konsumsi rumah tangga yang mendorong aktivitas perdagangan(iii) Peningkatan ekspor dan impor yang mendorong aktivitas ekspedisi dan distribusi(iv) Kebijakan pemerintah yang mendorong pengembangan usaha dan wirausaha baru

INFORMASI DAN KOMUNIKASI:(i) Perluasan jaringan 4G dan 4,5G(ii) Operasionalisasi dan pembangunan fiber optik nasional (palapa ring)

KONSTRUKSI:(i) Peningkatan pembangunan konstruksi untuk sektor ketenagalistrikan (ii) Implementasi program pembangunan infrastruktur pemerintah untuk

konektivitas dan perumahan/pemukiman (iii) Stabilitas ekonomi makro dan makroprudensial yang kondusif terhadap sektor

swasta.

JASA KEUANGAN:(i) Pengembangan keuangan inklusif (perluasan pemanfaatan inovasi teknologi)(ii) Peningkatan penetrasi layanan keuangan di desa dan kota (branchless banking,

perluasan penggunaan tabungan, serta pembiayaan mikro dan asuransi mikro )(iii) Edukasi keuangan dan perlindungan konsumen keuangan

37

ARAH PENGEMBANGAN WILAYAHTahun 2018

38Pencapaian Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

1. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 2016 merupakan TPT paling rendah dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.

2. Target pertumbuhan ekonomi pada kisaran 5,4%-6,1%, diperkirakan dapat menciptakan 2,4 juta lapangan kerja baru, sehingga TPT menurun menjadi 5,1%-5,4%.

3. Investasi yang besar akan mendorong penciptaan lapangan kerja formal dan meningkatkan pendapatan pekerja.

4. Industri pengolahan merupakan salah satu prioritas yang berpotensi mendorong pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja. Dengan mendorong Industri padat karya, akan menampung penganggur dan setengah penganggur sehingga memperkecil kesenjangan dan mengangkat penduduk dari garis kemiskinan.

Prioritas Investasi

9.11%

8.39%

7.87%

7.14%7.48%

6.13% 6.17%5.94%

6.18%

5.61%

5,1%-5,4%4.5%

5.0%

5.5%

6.0%

6.5%

7.0%

7.5%

8.0%

8.5%

9.0%

9.5%

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Perkembangan TPT 2007-2016

Realisasi TPT Outlook dan Target

Menyerap tenaga kerja formal sebesar-besarnya

Memberi nilai tambah besar

Meningkatkan produktivitas

Memiliki daya saing global dan potensiekspor

5,6%*

*UU APBN 2017

39Pencapaian Tingkat Kemiskinan

1. Jumlah penduduk miskin berhasil diturunkan sebanyak 750 ribu jiwa dalam rentang waktu 1 tahun (Sept 2015- 2016).

2. Kondisi perekonomian yang membaik dan tingkat inflasi yang jauh lebih rendah pada kuartal pertama I 2017 (y-o-y) diperkirakan dapat mendorong tercapainya target penurunan kemiskinan 2017.

3. Inflasi yang rendah dapat menjaga daya beli masyarakat miskin terutama terhadap komoditas pangan seperti beras yang berkontribusi besar pada Garis Kemiskinan.

4. Penajaman program-program penanggulangan kemiskinan yang telah disempurnakan sejak tahun 2017 terus berlanjut, sehingga turut berkontribusi pada pengurangan jumlah penduduk miskin, antara lain: a) Perbaikan Basis Data Terpadu; b) Perluasan BPNT dan PKH; c) Penyaluran bansos dan subsidi energi melalui satu kartu untuk mendukung keuangan inklusif; d) Peningkatan pelayanan dasar seperti akses air bersih, sanitasi, rumah layak, dan layanan identitas kependudukan; dan e) program ekonomi produktif untuk peningkatankesejahteraan masyarakat.

37.17 34.96 32.53 31.02 29.89 28.59 28.5527.73 28.51

27.76

16.58

15.42

14.15

13.33

12.36

11.66 11.4710.96 11.13

10.7

26

28

30

32

34

36

38

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Perkembangan Angka Kemiskinan

Jumlah Penduduk Miskin (Juta Jiwa)

Realisasi Tingkat Kemiskinan (%)

Target Kemiskinan

9,0-10,0

Jum

lah

Pe

nd

ud

uk

Misk

in(Ju

taJiw

a)

Pe

sen

tase

Pe

nd

ud

uk

Mis

kin

(%)

10,5*

*UU APBN 2017

No Komoditas Kontribusi terhadap GarisKemiskinan Sept 2016 (%)

Desa Kota

1 Beras 25,35 18,31

2 Perumahan 7,63 9,81

3 Rokok 10,70 10,70

4 Telur Ayam 2,76 3,18

5 Daging Ayam 2,19 3,10

40Pencapaian Gini Rasio

Gini koefisien untuk bulan September tahun 2016, sebesar 0,394 turun 0.8 poin dari 0,402 di bulan September 2015.

Penurunan Rasio Gini terjadi karena adanya pengurangan tingkat konsumsi per kapita pada desil paling atas. Sementara, kelompok menengah mulai mengalami kenaikan, meski kecil. Meskipun, kelompok 40 persen terbawah masih belum mengalami kenaikan.

Dengan pola penurunan yang diharapkan terus konsisten, Gini Rasio pada 2018 diperkirakan menjadi 0,38.

Penguatan kebijakan fiskal dalam redistribusi pendapatan yang lebih berkeadilan, dan pelaksanaan program-program yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat 40 persen ke bawah.

Sumber: Susenas Maret 2015-2016, diolah Bappenas

0.3640.368 0.368

0.378

0.41 0.410.413

0.4050.402

0.394

0.33

0.34

0.35

0.36

0.37

0.38

0.39

0.4

0.41

0.42

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Perkembangan Rasio GINI dan Target 2018

Realisasi Target 2018

0,38 17.1

34.733.3

17.1

36.1

31.4

0

5

10

15

20

25

30

35

40

40% Terbawah KelompokMenengah

Teratas 20%

Share Konsumsi Per Kapita Menurut KelompokEkonomi 2015-2016 (%)

2015

2016

0,39*

*UU APBN 2017

Arah Kebijakan Makro Provinsi Kalimantan Utara

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Utara didukung oleh sektor Pertambangan dan Penggalian, Sektorpertanian, kehutanan dan perikanan, Sektor Konstruksi, Sektor Industri Pengolahan, Sektor Perdagangan Besar danEceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, dan Sektor Transportasi & Pergudangan dengan kontribusi total 84,1 persen.Pemerintah daerah perlu menjaga pertumbuhan keenam sektor tersebut agar dapat mendukung pertumbuhanekonomi Kalimantan Utara.

Keterangan: *) Realisasi angka kemiskinan bulan September

Provinsi Kalimantan Utara Share ADHB

Sektor 2013 2014 2015

1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 16,34 17,10 17,61

2 Pertambangan dan Penggalian 33,84 32,14 28,05

3 Industri Pengolahan 9,28 9,41 9,73

4 Pengadaan Listrik dan Gas 0,03 0,03 0,04

5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah 0,06 0,06 0,06

6 Konstruksi 11,44 11,62 12,02

7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

9,73 9,86 10,40

8 Transportasi dan Pergudangan 5,39 5,67 6,29

9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,30 1,33 1,44

10 Informasi dan Komunikasi 2,01 2,02 2,19

11 Jasa Keuangan dan Asuransi 1,12 1,10 1,19

12 Real Estat 0,82 0,83 0,89

13 Jasa Perusahaan 0,28 0,29 0,29

14 Adm. Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 5,08 5,16 5,81

15 Jasa Pendidikan 2,09 2,15 2,48

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,74 0,76 0,95

17 Jasa lainnya 0,45 0,46 0,57

Total 100,00 100,00 100,00

Growth ADHK

2014 2015

6,96 6,90

9,98 -2,66

5,16 5,70

9,09 21,60

5,93 2,39

9,58 2,85

4,60 1,57

8,99 7,47

5,83 5,59

12,03 13,83

4,71 7,99

6,21 4,92

8,92 -1,31

8,53 7,57

10,10 11,13

11,92 18,06

7,53 16,77

8,18 3,13

8.18

3.13

3.75

5.024.79

5.02

2.50

3.50

4.50

5.50

6.50

7.50

8.50

2014 2015 2016

Laju PDRB Provinsi Kalimantan Utara Vs. PDB (dalam persen)

Sumber : Badan Pusat Statistik, Kalkulasi Direktorat Pengembangan Wilayah Bappenas

Prov. Kaltara

Nasional

Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2018 sebesar 5,4 - 6,1 persen, makapertumbuhan ekonomi di Kalimantan Utara diharapkan dapat tumbuh sebesar 3,98 – 4,19 persen*, dengantingkat kemiskinan 4,81 persen, dan pegangguran sebesar 4,60 persen*.

Keterangan: *) Proyeksi dalam Rancangan Awal RKP 2018

No Provinsi

Tingkat KemiskinanJumlah Kabupaten dengan kemiskinan >= 10% tahun 2015

Realisasi*) Proyeksi Target

2015 2016 2017 2018

1 Kalimantan Barat 8,03 8,00 7,18 6,86 3

2 Kalimantan Tengah 5,94 5,36 5,32 5,14 -

3 Kalimantan Selatan 4,99 4,52 4,43 4,22 -

4 Kalimantan Timur 6,23 6,00 5,22 5,02 1

5 Kalimantan Utara 6,24 6,99 4,96 4,81 -

Kontribusi Pembangunan Wilayah Per Pulau Tahun 2018 Untuk Mendukung Sasaran Pembangunan Nasional

Wilayah Sumatera

Laju Pertumbuhan Ekonomi Min 5%

Tingkat Kemiskinan Max 10%

Tingkat Pengangguran Terbuka Max 5%

Wilayah Kalimantan

Laju Pertumbuhan Ekonomi Min 3%

Tingkat Kemiskinan Max 6%

Tingkat Pengangguran Terbuka Max 6%

Wilayah Sulawesi

Laju Pertumbuhan Ekonomi Min 7%

Tingkat Kemiskinan Max 10%

Tingkat Pengangguran Terbuka Max 4%

Wilayah Papua

Laju Pertumbuhan Ekonomi Min 6%

Tingkat Kemiskinan Max 26%

Tingkat Pengangguran Terbuka Max 4%

Wilayah Maluku

Laju Pertumbuhan Ekonomi Min 6%

Tingkat Kemiskinan Max 13%

Tingkat Pengangguran Terbuka Max 5%

Wilayah Bali Nusa Tenggara

Laju Pertumbuhan Ekonomi Min 6%

Tingkat Kemiskinan Max 14%

Tingkat Pengangguran Terbuka Max 3%

Wilayah Jawa

Laju Pertumbuhan Ekonomi Min 5%

Tingkat Kemiskinan Max 10%

Tingkat Pengangguran Terbuka Max 6%

Sumber: Hasil Simulasi Bappenas

42

Rencana Pengembangan Wilayah KalimantanTahun 2018

Wilayah Kalimantan 2018

Sasaran Laju Pertumbuhan Ekonomi

Min 3%

Sasaran Tingkat Kemiskinan Max 6%

Sasaran Tingkat Pengangguran Terbuka

Max 6%

Pelabuhan Banjarmasin

Sektor-sektor penggerak perekonomian1. Pertambangan dan Penggalian2. Industri Pengolahan3. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan4. Konstruksi5. Perdagangan besar dan eceran

Lokasi prioritas penurunan tingkat kemiskinan :1. Provinsi Kalimantan Barat (tingkat

kemiskinan moderat)2. Provinsi Kalimantan Utara (tingkat

Kemsikinan Moderat)

Lokasi prioritas penurunan tingkat penganggurantebuka :1. Provinsi Kalimantan Timur2. Provinsi Kalimantan Utara

KI. Landak/KetapangKab. Landak, Kalbar

KI JorongKab. Tanah Laut, Kalsel

KI BatulicinKab. Tanah Bumbu, Kalsel

KEK. MBTKKab. Kutai Timur , Kaltim

• Pembangunan Pelabuhan CPO Maloy• Rehabilitasi dan Rekonstruksi Ruas Jalan

Sangata - SP. Perdau - Muara Lembak -Sangkulirang - Maloy

• Pembanguan Jalan Akses KEK Maloy• Pengembangan Bandara Sangatta• Pembangunan PLTU Kaltim, 2x100 MW

Jalan Bebas HambatanBalikpapan - Samarinda

Kawasan Strategis Prioritas Nasional 2018

Kawasan Strategis Prioritas RPJMN 2015-2019

Pembangunan Jalur KABalikpapan – Samarinda

(pembebasan lahan)

Pembangunan Jembatan Landak II

Pembangunan Jalan RuasBts.Prov.Kalbar-Tumbang Sanamang-

Tumbang Hiran-Tumbang Samba

PEMBANGUNAN JALAN PERBATASAN :• Pembangunan Jalan Bts. Kec. Sekayan/Entikong - Rasau 2• Pembangunan Jalan Bts. Kec. Siding/Seluas – Bts. Kec. Sekayam/Entikong• Pembangunan Jalan Perbatasan Prov Kalbar Ruas Nanga Era - Batas Prov. Kaltim• Pembangunan Jalan Perbatasan Prov Kalbar Ruas Nanga Pinoh - Ela Hilir - Batas

Prov. Kalteng• Pembangunan Jalan Perbatasan Prov Kalbar Ruas Rasau - Sepulau - Batas Kapuas

Hulu/Sintang• Pembangunan Jalan Perbatasan Prov Kalbar Ruas Temajok - Badau

Pengembangan Bandar Udara Tanjung Harapan

Pembangunan Pelabuhan Laut Padang Tikar

Pembangunan Jalan Sei Kelik - Siduk

Pembangunan Bandar Udara

Tebelian

KETAHANAN PANGAN • Pembangunan Bendungan Tapin (Lanjutan)• Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Batang Alai (Lanjutan)• Pembangunan Drainase Utama Veteran Kota Banjarmasin• Pembangunan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku

Banjarbakula • Pembangunan Prasarana Air Baku Embung Aji Raden Kota

Balikpapan• Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Baku Kota Sambas• Pengendalian Banjir Sungai Kalahien• Pengendalian Banjir Sungai Martapura di Kota Banjarmasin• Pekerjaan Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Pitap

• PLTA Kusan, PLTA Kelai

44

KERANGKA PENDANAAN

45Kerangka Pendanaan RKP 2018

Untuk meningkatkan efektivitas dalam mendanai prioritas pembangunan dan mengimplementasikan Money Follow Program, pemerintah telah mengeluarkan PP NO. 17/2017 tentang Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional yang memuat antara lain :

1. Perkuatan kendali program. Perencanaan pendanaan dilakukan pada prioritas pembangunan hingga tingkat pelaksanaan (keluaran dan lokus yang jelas)

2. Pengintegrasian sumber – sumber pendanaan baik belanja pusat (K/L dan Non K/L), transfer ke daerah maupun non APBN

3. Memperkuat koordinasi antar instansi dan antar pusat daerah dengan memfokuskan pembahasan pada prioritas pembangunan agar :

Kesiapan pelaksanaan program dibahas sejak awal

Integrasi antar program dan antar pelaku pembangunan

4. Mengintegrasikan dokumen perencanaan, dokumen anggaran serta penilaian kinerja dalam sebuah rangkaian sistem yang terpadu (KRISNA)

Pengembangan Dunia Usaha dan

Pariwisata

Pengembangan 3 Kawasan

Pariwisata

(Danau Toba)

Pengembangan 3 Kawasan Industri

(KI)

(Sei Mangkei)

Pengembangan 5 Kawasan

Ekonomi Khusus (KEK)

KEK Maloy Batuta Trans-Kalimantan

(MBTK)

• Sarana dan prasarana konektivitas• Sarana dan prasarana pelayanan dasar seperti air

baku• Revitalisasi Kawasan

Belanja KL

BUMN

Pemerintah Daerah

• Pembangunan Jalan Tol

• Dana Alokasi Khusus (Penugasan)• Pembangunan ruas kewenangan daerah• Rehabilitasi Daerah irigasi

• APBD• Pembangunan jalan prov/kab/kota• Peningkatan pelayanan kesehatan

Belanja KL

• Sarana dan prasarana konektivitas

KPBU

• Pengembangan sarana dan prasarana konektivitas yang melibatkan swasta

Belanja KL

• Pembangunan akses jalan

• Pembangunan dukungan sarana industri

BUMN

• Pembangunan sarana prasarana energi

46Contoh : Perkuatan Integrasi Sumber Pendanaan

Swasta• Resor dan spot – spot pariwisata • Pengadaan Fasilitas MICE

Swasta

• Pembangunan Pabrik Pengolahan Produk Turunan Kelapa Sawit

SWASTA • Pengadaan Kapal Penyeberangan

47Pendanaan Rancangan RKP

URAIAN% Terhadap

Pagu Indikatif

Belanja Operasional 33,3

Belanja Prioritas 57,2

Prioritas Nasional (prioritas yang merupakan penekanan RKP) 34,3

Prioritas Bidang (prioritas untuk pencapaian target RPJMN 2015-2019) 22,9

Lainnya 9,5

TOTAL 100

Pendanaan Rancangan RKP yang melalui Kementerian/Lembaga diarahkan sebagai berikut :

48Arah Kebijakan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Tahun 2018

• Terdapat penambahan 4 bidang DAK Reguler baru yaitu Air Minum dan Sanitasi untuk mendukung pemenuhan target pelayanan dasar (SPM) serta Pasar dan Jalan untuk mendukung ketersediaan sarpras dalam mendukung pencapaian Program Presiden Ekonomi Berkeadilan.

• Terdapat penambahan 3 bidang DAK Afirmasi baru yaitu Pendidikan, Air Minum, dan Sanitasi, untuk menunjang pelayanan dasar di wilayah afirmasi, menu dimungkinkan sama dengan DAK Reguler, tetapi lokasinya dikunci.

• Selain 8 bidang DAK Penugasan EksistingTahun 2017, terdapat penambahan 1 bidangDAK dari Kementerian Lingkungan Hidupdan Kehutanan yang sebelumnya beradadi bawah Bidang DAK Penugasan Irigasi dan Sanitasi Tahun 2017. Pemisahan bidang DAK dilakukan agar implementasi kegiatan dapat berlangsung lebih baik dibandingkan tahun 2017.

• Terdapat bidang – bidang yang kemungkinan sama atau terdapat di lebih dari 2 jenis DAK, namun berbeda dalam fokus menu kegiatan dan lokasinya.

RANCANGAN BIDANG DAK FISIK TA 2018

DAK REGULER DAK AFIRMASI DAK PENUGASAN

Tujuan: Untuk penyediaan pelayanan dasar sesuai UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dengan target pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan mendukung ketersediaan sarana dan prasarana untuk pencapaian Program Presiden Ekonomi Berkeadilan

Tujuan: Mempercepat pembangunan infrastruktur dan pelayanan dasar yang fokus pada Lokasi Prioritas (Kecamatan) pada Kab/Kota yang termasuk kategori daerah perbatasan, kepulauan, tertinggal, dan transmigrasi (Area/Spatial Based).

Tujuan: Mendukung Pencapaian Prioritas Nasional Tahun 2018 yang menjadi kewenangan Daerah dengan lingkup kegiatan yang spesifik serta lokasi prioritas tertentu.

1. Pendidikan 10. Pariwisata 1. Kesehatan (Puskesmas) 1. Pendidikan (SMK)

2. Kesehatan dan KB

11. Jalan 2. Perumahan dan Permukiman 2. Kesehatan

3. Air Minum 3. Transportasi 3. Air Minum

4. Sanitasi 4. Pendidikan 4. Sanitasi5. Perumahan dan Permukiman

5. Air Minum 5. Jalan

6. Pasar 6. Sanitasi 6. Irigasi

7. IKM 7. Pasar

8. Pertanian 8. Energi Skala Kecil

9. Kelautan dan Perikanan

9. Lingkungan Hidup danKehutanan

49Langkah Penyempurnaan Kebijakan DAK Fisik Tahun 2018 :Pengusulan DAK Fisik Tahun 2018 Melalui Aplikasi E-planning

02

03

01InstruksiPresiden

01

Satu Portal AplikasiPengusulan DAK

Fisik

02Sosialisasi Aplikasi

e-planning DAK

03

04

Instruksi Bapak Presiden RI mengenai “Satu usulan dengan menggunakan teknologi informasi”;

Penyusunan aplikasi e-planning DAK ini menjadi satu portal pengusulan DAK Fisik dari pemerintah daerah yang dapat diakses oleh seluruh stakeholder (lintas K/L dan lintas Pemerintah Daerah).

Dilakukan pengintegrasian e-planningDAK ke e-planning Bappenas.

Aplikasi e-planning DAK Fisik ini akan disinkronkan dengan sistem serupa di K/L Pengampu DAK.

04Pengintegrasian

AplikasiKementerian

Lembaga

Prioritas Pembangunan Nasional

Mendukung Kaltara sebagai Pusat Pangan dan Energi

4

51

Revolusi Mental

Kesetaraan Gender

Pembangunan Berkelanjutan dan Perubahan

Iklim

Tata kelola Pemerintahan

yang Baik

Pemerataan

=Pengarusutamaan/Mainstreaming

X. POLITIK, HUKUM, PERTAHANAN & KEAMANAN

27. Penguatan Pertahanan 29, Kepastian Hukum

28. Stabilitas Politik dan Keamanan 30. Reformasi Birokrasi

IV. PENGEMBANGAN DUNIA USAHA DAN PARIWISATA

8. Pengembangan 3 Kawasan Pariwisata (dari 10)

9. Pengembangan 5 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) (dari 10)

10. Pengembangan 3 Kawasan Industri (KI) (dari 14)

11. Perbaikan Iklim Investasi dan Penciptaan Lapangan Kerja

12. Peningkatan Ekspor Barang dan Jasa Bernilai Tambah Tinggi

V. KETAHANAN ENERGI

13. EBT dan Konservasi Energi

14. Pemenuhan Kebutuhan Energi

VI. KETAHANAN PANGAN

15. Peningkatan Produksi pangan

16. Pembangunan sarana dan prasarana pertanian (termasuk irigasi)

I. PENDIDIKAN

1. Pendidikan Vokasi

2. Peningkatan kualitas guru

II. KESEHATAN

3. Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak

4. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit

5. Preventif dan Promotif (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat)

III. PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

6. Penyediaan Perumahan Layak

7. Air Bersih dan Sanitasi

VII. PENANGGULANGAN KEMISKINAN

17. Jaminan dan Bantuan Sosial Tepat Sasaran

18. Pemenuhan Kebutuhan Dasar

19. Perluasan Akses Usaha Mikro, Kecil, dan Koperasi

VIII. INFRASTRUKTUR, KONEKTIVITAS, DAN KEMARITIMAN

20. Pengembangan Sarana dan Prasarana Transportasi (darat, laut, udara, dan inter-moda)

21. Pengembangan Telekomunikasi dan Informatika

IX. PEMBANGUNAN WILAYAH

22. Pembangunan Wilayah Perbatasan dan Daerah Tertinggal

23. Pembangunan Perdesaan

24. Reforma Agraria

25. Pencegahan dan Penanggulangan Bencana (a.l Kebakaran Hutan)

26. Percepatan Pembangunan Papua

PRIORITAS KHUSUS

Asian Games dan Asian Para Games

Rancangan Tema, Prioritas Nasional dan Program Prioritas RKP 2018

TEMA RENCANA KERJA PEMERINTAH 2018 :“Memacu Investasi dan Infrastruktur Untuk Pertumbuhan dan Pemerataan”

Peningkatan Kualitas Money Follow Program dengan pendekatan Holistik, Tematik, Integratif dan Spasial

Memprioritaskan Belanja Pemerintah Untuk Pencapaian Sasaran Prioritas Nasional

52PN 4: Pengembangan Dunia Usaha dan Pariwisata

52

PENGEMBANGAN DUNIA USAHA

DAN PARIWISATA

Pengembangan 3 Kawasan

Pariwisata

Pengembangan 4 Kawasan Ekonomi Khusus

Pengembangan 3 Kawasan

Industri

Perbaikan Iklim Investasi dan Penciptaan

Lapangan Kerja

Pengembangan Ekspor Barang

dan jasa

1

2

34

5

Pengembangan Danau Toba

Pengembangan Borobudur dan Sektornya

Pengembangan Mandalika

Dukungan Pengembangan Destinasi Prioritas

Percepatan Pembangunan KEK Sorong

Percepatan Pembangunan KEK Tanjung Kelayang

Percepatan Pembangunan KEK Bitung

Percepatan Pembangunan KEK MBTK

Percepatan Pembangunan KEK Morotai

Pengembangan KI Sei Mangkei

Pengembangan KI Morowali

Pengembangan KI Bantaeng

Dukungan Pengembangan KI

Peningkatan Fasilitasi Ekspor

Peningkatan Kualitas dan Standar Produk Ekspor

Peningkatan Efektivitas Promosi dan Akses Pasar

Pengembangan Jaringan Kemitraan Usaha

Pengembangan Ekspor Jasa Bernilai Tambah Tinggi

Pelaksanaan Harmonisasi dan Simplifikasi Peraturan Perizinan

Pengembangan Layanan Perizinan Terpadu

Percepatan Fasilitasi PenyelesaianMasalah Investasi

Peningkatan Persaingan Usaha yang Sehat

Peningkatan Populasi dan Daya Saing Industri

Penguatan Pertumbuhan Ekonomi Kreatif

Iklim Ketenagakerjaan dan Hubungan Industrial

Pengembangan keahlian tenaga kerja

Layanan Informasi Pasar kerja

PRIORITAS NASIONAL

PROGRAM PRIORITAS

KEGIATAN PRIORITAS

→ Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

→ Kawasan Industri

→ Kawasan Industri Prioritas

Dukungan Infrastruktur Sumber Daya Air Terhadap Kawasan Industri dan KEK

KEK & KI LANDAK

• Pembangunan EmbungSimpang Kasturi Kab.Landak, 2017, Rp.15 M

KI KETAPANG

• Pembangunan Sarana danPrasarana Air Baku KotaKetapang, 2017, Rp.20 M

KI

• Pembangunan Embung Serbaguna Pulau Bunyu Kab.Bulungan, 2017-2018, Rp. 41 M

• Pembangunan Intake dan Jaringan Transmisi Indulung;Kecamatan Tarakan Tengah; Kota Tarakan; 2017, Rp.29 M

KI KONAWE

• Pengendalian Banjir SungaiKonaweha Kab. Konawe, 2017-2020, Rp.309 M

• Pembangunan EmbungSumber Rejeki Kab. Konawe,2017, Rp.6 M

KI PALU

• Pengendalian Banjir SungaiPalu, 2017-2020, Rp.446 M

KEK NTT

• Pembangunan Sarana/Prasarana Pengendalian Banjir SungaiMotamasin Kab. Malaka, 2017-2018, Rp. 77 M

• Pembangunan Sarana/Prasarana Pengendalian Banjir SungaiMalibaka, 2017, Rp. 18 M

• Pembangunan 19 Embung, 2017, Rp.134 M

KEK MALUKU

• Pembangunan Bangunan Pengendali Sedimen Sungai Matakabo,2017-2020, Rp.177 M

• Pembangunan Pengaman Pantai Kec. Namrole Kab. Buru Selatan,2017-2020, Rp.107 M

• Pembangunan 6 buah Embung, 2017-2018, Rp.92M

• Pembangunan Intake & Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Kec. Tehoru,2017, Rp.20 M

KEK SORONG

• Pengamanan Pantai (Breakwater)Sailolof, 2017, Rp.21 M

• Rehabilitasi dan peningkatan 5Embung, 2017, Rp.37 M

• Pembangunan Sistem Air Baku (SPAMRegional) Kota dan Kabupaten Sorong,2017, Rp.52 M

KI TELUK BINTUNI

• Pembangunan FasilitasPelindung Bendung AirBaku Kab.Teluk Bintuni,2017, Rp.15 M KEK MERAUKE

• Pengendalian Banjir Kota MeraukeKabupaten Merauke, 2017-2018, Rp.43M

• Pembangunan Intake dan Jaringan PipaTransmisi Air Baku SA Sungai Maro KotaMerauke, 2017-2019, Rp.148 M

Kawasan Industri Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning

LEGENDA

JALAN KOLEKTOR PRIMER

JALAN NASIONAL / ARTERI

JALUR KERETA API

JALAN NASIONAL (JALAN TOL) / ARTERI

BANDAR UDARA PENGUMPUL SKALA PRIMER (PP)

PELABUHAN UTAMA (PU) INTERNASIONAL HUB

PELABUHAN UTAMA (PU) INTERNASIONAL

PELABUHAN PENGUMPUL (PP)

IBUKOTA NEGARA

IBUKOTA PROVINSI

KOTA MADYA

IBUKOTA KABUPATEN

IBUKOTA KECAMATAN

JALAN KOLEKTOR SEKNDER & TERTIER

INFRASTRUKTUR EKSISTING

INFRASTRUKTUR USULAN

KI Tanah Kuning

Bandar Udara PengumpanTanjung Harapan

Pelabuhan PengumpulTarakan

Kawasan Industri Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning

No. Infrastruktur Eksisting Kapasitas Infrastruktur Aksesibilitas terhadap Kawasan Catatan/Rekomendasi

1 Pelabuhan PengumpulTarakan

• Draft dermaga 12 MLWS Belum terdapat akses menuju pelabuhanterdekat (Pel. Tarakan) di Pulau Tarakan

• Diperlukan pembangunan pelabuhan RoRo dan pelabuhan logistik di KIPI Tanah Kuning guna memberikan layanan transportasi dari dan ke PulauTarakan

2 Bandar Udara PengumpanTanjung Harapan, Tanjung Selor

• Panjang runway 1400 m x 30 m

Akses menuju bandara terdekat(bandara Tanjung Harapan) di TanjungSelor, berjarak 126 km ditempuh dalam4 jam.

• Diperlukan peningkatan fungsi jalan dari KIPI Maloy menuju BandaraTanjung Harapan

No. Usulan RKP 2018 Catatan/Rekomendasi

1 Pengembangan Bandar Udara Tanjung Harapan

Bandara Tanjung Harapan merupakanbandara terdekat yang melayani KIPI Tanah Kuning

2 Preservasi rehabilitasijalan dalam kota TanjungSelor 7 KM

Mendukung akses ke Bandara TanjungHarapan

3 Preservasi dan pelebaranjalan BTS.Bulungan -TJ.Selor

Mendukung akses ke Bandara TanjungHarapan

4 Pelebaran Jalan Tanjung Selor - Tanjung Palas –Sekatak

Tidak melalui KIPI Tanah Kuning dan tidakmendukung akses ke Bandara/Pelabuhan. Perlu dicermati lagi.

5 Rekonstruksi/PeningkatanStruktur JalanMendukung KIPI Tanah Kuning

Ruas tidak spesifik

Rekapitulasi Kegiatan Prioritas Pendukung Kawasan

Pengembangan Bandar Udara Tanjung Harapan (APBN 2018)

Preservasi rehabilitasi jalan dalam kota Tanjung Selor (APBD/DAK 2018)

Preservasi dan pelebaran jalan BTS.Bulungan - TJ.Selor (APBN 2018)

Peningkatan fungsi dan kapasitas jalan dari KIPI Maloy menuju Jalan Poros (BTS.Bulungan - TJ.Selor) menuju Bandara Tanjung Harapan (APBD/DAK 2018)

Future

Diperlukan pembangunan pelabuhan RoRo dan pelabuhan logistik di KIPI Tanah Kuning (PPP/PINA 2019)

Kegiatan Proyek Prioritas Nasional2018

Nilai (Juta Rupiah) Sumber Pelaksana

Pengembangan Bandar Udara Tanjung Harapan (APBN 2018)81.913 APBN Kemenhub

Pembangunan Jalan Tanjung Selor – SP3 – Sajau Binai – Tanah Kuning 90.000 APBN KemenPUPR

Pembangunan Jalan Tanah Kuning – Mangkupadi100.000 APBN KemenPUPR

Kawasan Industri Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning

Kegiatan Proyek Prioritas Nasional2018

Nilai (Juta Rupiah) Sumber Pelaksana

Pembangunan Jalan Tanjung Selor - Sajau40.000 DAK Provinsi Kaltara

Pembangunan Jalan Sajau - Binai24.000 DAK Provinsi Kaltara

Peningkatan Jalan Binai - Tanah Kuning50.000 DAK Provinsi Kaltara

Peningkatan Jalan Tanah Kuning - Mangkupadi50.000 DAK Provinsi Kaltara

Pembangunan Jalan Mangkupadi - Pindada8.000 DAK Provinsi Kaltara

Peningkatan Jalan Pindada - Kampung Baru30.000 DAK Provinsi Kaltara

Pembangunan Jalan Kampung Baru - Karang Tigau - Batas Bulungan Berau

40.000 DAK Provinsi Kaltara

Pembangunan Jalan Pendekat Ruas Jalan Nasional Batas Bulungan - Tanjung Selor Menuju Kecamatan Tanjung Palas Timur

40.000 DAK Provinsi Kaltara

Pembangunan Jembatan Sei. Sajau II30.000 DAK Provinsi Kaltara

Kawasan Industri Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning

KETAHANAN ENERGI

Energi BaruTerbarukan(EBT) dan

KonservasiEnergi

PemenuhanKebutuhan

Energi

Pengembangan PLT Hidro dan Nuklir

Pengembangan PLT Panas Bumi

Pengembangan Bioenergi

Pengembangan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Skala Kecil (Small Grid System)

Penyempurnaan Feed In Tariff, Subsidi dan Kelembagaan EBT

Pengembangan Industri Penunjang EBT, dan Konservasi Energi

Implementasi Teknologi Bersih dan Efisien

Peningkatan Kapasitas Infrastruktur Minyak dan Gas Bumi

Peningkatan Cadangan Minyak dan GasBumi

Pembentukan Cadangan Penyangga Energi

Peningkatan Produksi Minyak dan Gas Bumi

Pemenuhan DMO Batubara dan Gas Bumi

Pembangunan Pembangkit, Transmisi danDistribusi Tenaga Listrik

PRIORITAS NASIONAL

PROGRAM PRIORITAS

KEGIATAN PRIORITAS

58PN 5: Ketahanan Energi1

2

SASARAN DAN LOKASI KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS EBT DAN KONSERVASI ENERGI (1/2)PRIORITAS NASIONAL KETAHANAN ENERGI

No. Kegiatan Prioritas Sasaran/Indikator Lokasi

1. Pengembangan

Pembangkit Listrik

Tenaga (PLT) Hidro

dan Nuklir

a. Terbangunnya pembangkit listrik berbasis hidro, dengan indikator:

i. Jumlah PLTMH yang terbangun sebanyak 3 unit,

ii. Jumlah PLTM yang terbangun sebanyak 2 unit,

iii. Jumlah dokumen Pra FS/FS dan DED PLTM dan PLTMH yang tersusun sebanyak 3 FS/DED,

iv. Kapasitas terpasang PLTM/PLTMH di kawasan konservasi non taman nasional sebesar 10.000 KW,

v. Kapasitas terpasang PLTM/PLTMH di taman nasional sebesar 2.400 KW.

i. Kab.Pegunungan Bintang-Oksibil, Kab. Puncak-Ilaga,

ii. Kab. Toba Samosir, Kab. Pidie Jaya, Kab. Landak

iii. Prov. Lampung, NTT, Gorontalo

iv. -

v. TN Kayan Mentarang (Kaltara), TN Betung Kerihun

(Kalbar), TN Bukit Baka Bukit Raya (Kalbar), TN

Rawa Aopa Watumohai (Sultra)

a. Terwujudnya pengembangan pembangkit listrik berbasis nuklir

i. Jumlah lokasi Mineral Logam Tanah Jarang (REE) yang dieksplorasi sebanyak 1 lokasi,

ii. Jumlah data gempa (seismik) dan geodetik (Data Pangkalan Data Tapak RDE) sebanyak 7 paket data,

iii. Penyiapan teknis infrastruktur pembangunan PLTN dalam 6 dokumen teknis,

iv. Jumlah kajian pengembangan teknologi dan keselamatan reaktor nuklir sebanyak 2 kajian,

v. Jumlah perizinan dalam pembangunan dan pengoperasian reaktor daya sebanyak 1 perizinan,

vi. Jumlah implementasi roadmap pembangunan PLT Nuklir sebanyak 1 roadmap.

i. Kab.Ketapang

ii. Pusat

iii. Prov. Kepulauan Riau, Kab. Jepara, Prov. Bangka

Belitung, Pusat

iv. Pusat

v. Pusat

vi. Pusat

2. Pengembangan

Pembangkit Listrik

Tenaga Panas Bumi

(PLTP)

a. Terbangunnya Pembangkit Listrik Panas Bumi, dengan indikator:

i. Jumlah PLTP skala kecil yang terbangun sebanyak 2 unit prototipe.

i. Kab. Garut

a. Meningkatnya kegiatan eksplorasi dan eksploitasi panas bumi, dengan indikator :

i. Jumlah WKP yang dilelang sebanyak 5 WKP,

ii. Jumlah WKP yang baru sebanyak 1 WKP,

iii. Jumlah rekomendasi hasil survei penyelidikan sumber daya dan cadangan panas bumi sebanyak 16

rekomendasi.

i. Prov. Sumatera Selatan, NTT, Maluku Utara, Jawa

Barat, Sumatera Barat

ii. Prov. Sumatera Barat

iii. Pusat

a. Meningkatnya teknologi dan kemampuan SDM dalam negeri di bidang panas bumi

i. Jumlah pendidikan dan pelatihan bidang panas bumi (EBTKE) sebanyak 20 pendidikan dan pelatihan.

i. Pusat

59

SASARAN DAN LOKASI KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS EBT DAN KONSERVASI ENERGI (2/2)PRIORITAS NASIONAL KETAHANAN ENERGI

No. Kegiatan Prioritas Sasaran/Indikator Lokasi

3. Pengembangan Bioenergi a. Terwujudnya pembangunan infrastruktur bioenergi, dengan indikator:

i. JumlahPLT Biogas dari limbah sawit yang terbangun sebanyak 1 unit,

ii. Hasil inovasi teknologi limbah padat sawit untuk energi sebanyak 1 pilot project,

iii. Jumlah pilot plant inovasi teknologi bioenergi sebanyak 1 unit,

iv. Jumlah limbah industri yang dimanfaatkan sebagai sumber energi sebanyak 500 ton,

v. Jumlah limbah non B3 yang dimanfaatkan melalui pembangunan reaktor biomassa sebanyak 100 ton,

vi. Jumlah limbah B3 yang dimanfaatkan menjadi bahan bakar alternatif sebanyak 5.000 liter per hari,

vii. Model pengembangan bioenergi berbasis tanaman lokal (mobile plant biodiesel multifeed stock) yangdioptimalisasikan dengan target produksi sebanyak 500 liter per hari di 3 lokasi,

viii. Hasil inovasi teknologi gasifikasi dan biomethanol/bioethanol sebanyak 1 pilot plant.

i. Pusat

ii. Pusat

iii. Pusat

iv. Kab. Katingan

v. Kab. Cilacap

vi. Kab. Gresik

vii. Prov. Papua, D.I Yogyakarta, NTB

viii. Pusat

4. Pengembangan Industri Penunjang EBT dan Konservasi Energi

a. Tersusunnya regulasi terkait insentif untuk industri penggerak EBT dalam negeri.

i. Jumlah regulasi insentif pajak untuk Industri Dalam Negeri Penggerak EBT sebanyak 1 rancangan regulasi,

ii. Jumlah paket kebijakan industri EBT dalam negeri sebanyak 1 paket.

i. Pusat

ii. Pusat

a. Meningkatnya teknologi pengembangan EBT dan konservasi energi dalam negeri

i. Jumlah paket revitalisasi sarana pengujian kualitas teknologi solar PV yang dilaksanakan sebanyak 1 paketrevitalisasi peralatan,

ii. Jumlah paket revitalisasi fasilitas laboratorium riset energi, termasuk teknologi bersih, teknologi biomassa danenergi terbarukan lainnya sebanyak 3 cluster peralatan,

iii. Jumlah riset pengembangan energi terbarukan bagi industri dalam negeri,

i. Pusat

ii. Pusat

iii. Pusat

5. Pengembangan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Skala Kecil (Small Grid System)

Terwujudnya pemanfaatan teknologi Small Grid System

i. Jumlah unit pilot plantSmart Micro Gridkawasan perdesaan dan/atau perkotaan yang terbangun sebanyak 1 unit,

ii. Jumlah PLTS Terpusat Offgrid di wilayah perbatasan sebanyak 1 unit.

i. Prov. NTT

ii. Prov. NTT

Terwujudnya penyediaan energi pra elektrifikasi

i. Jumlah unitLampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE)sebanyak 240.229 unit,

i. Prov. Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Papua

6. Implementasi Teknologi Bersih dan Efisien

a. Terwujudnya penerapan konservasi energi dan teknologi energi bersih

i. Jumlah objek Investment Grade Audit(IGA) sebanyak 6 objek,

ii. Jumlah jenis peralatan yang menjadi objek pelaksanaan mandatory Standar Kinerja Energi Minimum (SKEM) danLabel Hemat Energi sebanyak 2 jenis peralatan,

iii. Jumlah dokumen FS untuk implementasi teknologi Under Ground Coal Gasification (UCG) di Indonesia sebanyak 1dokumen,

iv. Jumlah hasil inovasi teknologi testing protokol pengujian peralatan listrik sebanyak 1 unit alat uji.

i. Seluruh Indonesia

ii. Seluruh Indonesia

iii. Pusat

iv. Pusat

7. Penyempurnaan feed-in tariff,

subsidi, dan kelembagaan EBT

Tersusunnya formulasi harga, besaran, serta regulasi penerapan subsidi/insentif pengembangan EBT, dengan indikator:

Jumlah regulasi pembentukan dana ketahanan energi sebanyak 1 regulasi.

i. Pusat

60

SASARAN DAN LOKASI KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI (1/2)

PRIORITAS NASIONAL KETAHANAN ENERGINo. Kegiatan Prioritas Sasaran/Indikator Lokasi

1. Pembangunan pembangkit, transmisi dan distribusi tenaga listrik

a. Terbangunnya pembangkit listrik, beserta jaringan transmisi dan gardu induki. Jumlah kapasitas pembangunan pembangkit listrik yang dibangun sebesar 5.956 MW,ii. Jumlah panjang jaringan transmisi yang dibangun sepanjang 12.681 kms,iii. Jumlah kapasitas gardu induk yang dibangun sebesar 34.552 MVA,iv. Jumlah panjang jaringan distribusi yang dibangun sepanjang 24.938 kms,v. Jumlah kapasitas gardu distribusi yang dibangun sebesar 363 MVA,vi. Data dan penyiapan informasi geospasial tematik ketenagalistrikan sebanyak 1 peta,vii.Jumlah kebijakan terkait pemantauan dan pengendalian pembangunan ketenagalistrikan

sebanyak 3 kebijakan,viii.Jumlah provinsi yang menerima bimtek penyusunan/peninjauan kembali RTRW dan

penyusunan RDTR untuk mengakomodir rencana pembangunan pembangkit listrik sebanyak 34provinsi.

i. Pusatii. Pusatiii. Pusativ. Pusatv. Pusatvi. Pusatvii. Pusatviii.Pusat

a. Terwujudnya perluasan jaringan distribusi dan penyambungan listrik untuk rumah tangga tidakmampui. Jumlah rumah tangga yang menerima perluasan jaringan distribusi dan penyambungan listrik

sebanyak 195.000 RTS.

Pusat

a. Terlaksananya penetapan harga energi listrik serta penerapan kebijakan subsidi yang tepat sasarani. Jumlah kebijakan terkait harga dan subsidi listrik sebanyak 1 kebijakan.

i. Pusat

2 Peningkatan kapasitas infrastruktur minyak dan gas bumi

a. Terbangunnya infrastruktur gas bumii. Jumlah jaringan gas bumi untuk Rumah Tangga yang dibangun sebanyak 100.350 SR,ii. Ruas pipa transmisi dan jaringan pipa distribusi yang dibangun sepanjang 13.044 km,iii. Jumlah instalasi uji meter gas untuk program jaringan gas sebanyak 6 unit,iv. Jumlah instalasi pengujian izin tipe meter gas dan instalasi uji meter gas untuk program jaringan

gas sebanyak 3 unit,v. Jumlah pipa transmisi jaringan gas yang dibangun sepanjang 38 km,vi. Pemutakhiran Data Infrastruktur Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa sebanyak 1

dokumen.

i. Kota Semarang (6350), Kab Blora (5000), Kab Sorong (5000), Kota Balikpapan (7000), Kab Probolinggo (5000), Kab Prabumulih (6000), Kota Sorong (4000), Kab Bekasi (5000), Kota Pasuruan (6000), Kota Bontang (8000), Kab Banyuasin (5000), Kota Medan (5000), Kab Sidoarjo (8000), Kota Samarinda (5000), Kota Tarakan (6000), Kab Wajo (4000), Kab Banggai (5000), Kab Penajam Paser Utara (5000)

ii. Prov. Sumut, Sumsel, Riau, DKI Jakarta, Banten, Jabar, Jatim, Lampung, Kepri, Jatengiii. Pusativ. Pusatv. Kab Tuban (5 Km), Kota Samarinda (8 Km), Kota Sorong (25 Km)vi. Pusat

a. Terbangunnya infrastruktur minyak bumii. Perencanaan pembangunan dan pengembangan kilang minyak grass root dan RDMP sebanyak 1

dokumen,ii. Pembangunan tangki Penyimpanan BBM sebanyak 14 unit.

i. Pusatii. Pusat

a. Terlaksananya konversi BBM ke BBGi. Jumlah konverter unit BBM ke BBG untuk nelayan sebanyak 9.538 unit,ii. Jumlah konverter unit BBM ke BBG untuk kendaraan sebanyak 1.800 unit.

i. Prov. Bali, Sulsel, Kaltim, Sultra, Gorontalo, Sulbar, NTBii. Cirebon, Indramayu, Lampung, Surabaya, Gresik, Semarang dan Jakarta

a. Terlaksananya penetapan harga BBM dan LPG serta penerapan kebijakan subsidi yang tepat sasarani. Jumlah paket perdana LPG 3 kg untuk Rumah Tangga dan usaha mikro sebanyak 100.150 paket,ii. Jumlah pelaksanaan distribusi tertutup LPG tabung 3 kg sebanyak 1 paket.

i. Jayapura dan Manokwariii. Pusat

61

No

.Kegiatan Prioritas Sasaran/Indikator Lokasi

3. Peningkatan cadangan

minyak dan gas bumi

a. Terselenggaranya kegiatan eksplorasi migas untuk peningkatan penemuan cadangan baru

i. Survei Pengkayaan Data Dasar ESDM dan Konsepsi Geologi Kelautan Strategis

sebanyak 1 rekomendasi kebijakan (2200 KM Seismik 2D),

ii. Survei Energi Migas Kelautan sebanyak 1 rekomendasi kebijakan (4000 KM Seismik

2D),

iii. Akuisisi Seismik 2D di Selabangka dan Singkawang,

iv. Data Seismik 2D sebanyak 1 referensi teknis survei.

i. 2 lokasi di Pulau Kai – Weber Deep, Kep. Seribu

ii. 3 lokasi di Tamerau – Papua Barat, Waipoga – Papua, Kangean Masalembo

iii. Prov. Sultra dan Kalbar

iv. Pusat

4. Pembentukan cadangan

penyangga energi

a. Tersedianya cadangan penyangga energi

i. Rekomendasi strategis penyediaan dan pengelolaan Cadangan Penyangga

Energisebanyak 2 paket kebijakan.

i. Pusat

5. Peningkatan produksi

minyak dan gas bumi

a. Meningkatnya kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas konvensional dan non

konvensional

i. Jumlah WK Migas konvensional yang ditawarkan sebanyak 8 WK,

ii. Jumlah WK Migas non konvensional yang ditawarkan sebanyak 3 WK,

iii. Jumlah regulasi migas yang direvisi (UU Migas) sebanyak 1 rancangan PP,

iv. Jumlah survei keprospekan migas sebanyak 9 rekomendasi WK,

v. Produksi minyak bumi dengan metode EOR menggunakan injeksi alkoksi sulfonate

berbasis nabati untuk injeksi kimia sebanyak 1 usulan paten.

i. Prov. Lampung, Kaltara, Kaltim, Sulteng, Maluku, Malut, Papua, Papua Barat

ii. South Benggara, Bengkalis, East Bengkanai

iii. Pusat

iv. Arafura Barat, Sapurote, Selaru Selatan 1, Selaru Selatan 2, Arafura Selatan,

Kaimana, Timor Barat, Sumatera Tengah, Kutai Timur

v. Pusat

6. Pemenuhan DMO

batubara dan gas bumi

a. Meningkatnya pemanfaatan batubara dan gas bumi untuk kepentingan dalam negeri

i. Pemenuhan pemanfaatan batubara untuk kebutuhan domestik tahun 2018 sebesar 131

juta ton sebanyak 1 kebijakan,

ii. Pengendalian produksi batubara tahun 2018 sebesar 406 juta ton sebanyak 1

rekomendasi.

i. Pusat

ii. Pusat

a. Meningkatnya pemanfaatan alokasi gas domestik

i. Intensifikasi pemanfaatan gas bumi pada sektor rumah tangga, transportasi dan

industri sebanyak 2 rekomendasi.

i. Pusat

SASARAN DAN LOKASI KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI (1/2)

PRIORITAS NASIONAL KETAHANAN ENERGI62

63PN 6: Ketahanan Pangan

KETAHANAN PANGAN

Peningkatan Produksi Pangan

Pembangunan Sarana dan Prasarana Pertanian

Produksi Padi 79,3 juta ton

Produksi Jagung 23,4 juta ton

Produksi Gula 3,2 juta ton

Produksi Daging sapi 710 ribu ton

Produksi Ikan 17,4 juta ton dan Garam 4,1 juta ton

Produksi Hortikultura: Cabai Rawit dan Merah 2,2, Bawang Merah 1,4 juta ton, Jeruk 1,8 juta ton, Mangga 2,5 juta ton

Pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi

Pembangunan dan Rehabilitasi bendungan dan embung

Perbaikan Data Statistik Pangan

Sarana pasca panen

Sarana dan prasarana distribusi pangan dan pertanian di 34 provinsi

Sarana dan prasarana peningkatan konsumsi pangan di 34 provinsi

Alat dan mesin pertanian

Perluasan lahan pertanian

1

2

PRIORITAS NASIONAL

PROGRAM PRIORITAS

KEGIATAN PRIORITAS

64SASARAN UMUM: PENINGKATAN PRODUKSI

1.87

1.23

1.78

2.43

1.91

1.23

1.74

2.18

1.86

1.17

1.7

2.34

1.9

1.23

1.77

2.42.23

1.37

1.84

2.46

·Cabai (rawit dan merah) ·Bawang Merah (juta ton) ·Jeruk (juta ton) ·Mangga

Sasaran Umum Hortikultura

2014 (Baseline) 2015 (realisasi) 2016 (Target) 2017 (Target) 2018 (Target)

0.45

10.76

0.46

10.86

0.59

14.8

0.64

16.04

0.71

17.36

·Daging sapi (juta ton) ·Ikan (juta ton)

Sasaran Umum Daging Sapi dan Ikan

2014 (Baseline) 2015 (realisasi) 2016 (Target) 2017 (Target) 2018 (Target)

2.6 2.52.45

3.3

2.8

3.6

3

3.8

3.2

4.1

·Gula (juta ton) ·Garam (juta ton)

Sasaran Umum Gula dan Garam

2014 (Baseline) 2015 (realisasi) 2016 (Target) 2017 (Target) 2018 (Target)

70.6

19.1

73.4

20.3

76.2

21.4

77

22.4

79.3

23.4

·Padi (juta ton GKP) ·Jagung (juta ton)

Sasaran Umum Padi dan Jagung

2014 (Baseline) 2015 (realisasi) 2016 (Target) 2017 (Target) 2018 (Target)

65SASARAN UMUM: PEMBANGUNAN SARANA PRASARANA

8.9

2.71

9.06

0.49

9.11

0.29

9.19

0.32

9.23

0.15

·Pembangunan jaringan irigasi (juta ha, kumulatif) ·Rehabilitasi jaringan irigasi (juta ha)

Sasaran Umum Pembangunan dan Rehabilitasi Jaringan Irigasi

2014 (Baseline) 2015 (realisasi) 2016 (Target) 2017 (Target) 2018 (Target)

16

13

16

8

11

9

30

11

36

·Pembangunan waduk (groundbreaking) (buah) ·Pembangunan waduk lanjutan (buah)

Sasaran Umum Pembangunan Waduk

2014 (Baseline) 2015 (realisasi) 2016 (Target) 2017 (Target) 2018 (Target)

No Kegiatan Prioritas Sasaran/Indikator Lokasi

1. Peningkatan produksi padi Budidaya padi 1,6 juta hektar; Perbanyakan benih sumber padi 294

hektar

15 propinsi sentra produksi

padi

2. Peningkatan produksi jagung Budidaya jagung 4 juta hektar; Perbanyakan benih sumber jagung 93

hektar

10 propinsi sentra produksi

jagung

3. Peningkatan produksi gula Pengembangan tanaman tebu 15 ribu hektar; Penyediaan benih

perkebunan 588 hektar

9 propinsi sentra produksi

tebu

4. Peningkatan produksi daging

sapi

Optimalisasi reproduksi 3 juta ekor; Hijauan pakan ternak 7 ribu

hektar; Pengamanan penyakit hewan 7,3 juta dosis

13 sentra/kawasan sapi

potong

5. Peningkatan produksi ikan

dan garam

1048 unit kapal perikanan termasuk di wilayah perbatasan; 2.990

unit alat penangkap ikan dan alat bantu penangkapan ikan; 10

kawasan budidaya yang dilakukan penataan; 200 kelompok

masyarakat yang menerima bantuan mesin pakan mandiri; 15 unit

cold storage; 1.200 ha lahan garam dan 12 unit sarana niaga garam

rakyat; 700.000 hektar kawasan konservasi baru yang

ditetapkan/dicadangkan

Ikan: 11 WPP dan 34

propinsi, Garam: 6 propinsi

6. Peningkatan produksi

hortikultura

Kawasan bawang merah 6.550 ha; kawasan cabai 10.450 ha; benih

bawang merah 3.008 ton; benih cabai 10 juta batang; kawasan jeruk

3.460 ha; benih jeruk 1 juta batang; kawasan buah lainnya 11.000 ha;

benih buah lainnya 2,1 juta batang

Daerah sentra hortikultura

SASARAN KEGIATAN PRIORITAS DAN SEBARAN LOKASI PADA PROGRAM PRIORITAS PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN

66

No Kegiatan Prioritas Sasaran Lokasi

1. Pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi Pembangunan jaringan irigasi: 30 ribu ha,

rehabilitasi jaringan irigasi: 100 ribu ha.

34 propinsi

2. Pembangunan dan rehabilitasi bendungan dan embung Waduk: ground breaking 11, on going 36,

pembangunan embung dan sumber air untuk

pertanian: 3.000, PUPR: 23 unit.

34 propinsi

3. Perbaikan data statistik pangan Survey tanaman pangan: 151.380 ubinan, survey

konversi gabah ke beras untuk 27.501 sampel:

27.501 sampel, kerangka sampel area: 21.845

segmen; kajian stok sumber daya perikanan di 11

wilayah pengelolaan perikanan (WPP) NRI; kajian

stok sumber daya perikanan di 6 Perairan Umum

Daratan (PUD)

34 propinsi

4. Pembangunan sarana pasca panen Cold storage 2 unit, revitalisasi 49 penggilingan

padi

49 kab/kota

5. Pembangunan sarana dan prasarana distribusi pangan

dan pertanian

Pembangunan 285 unit pasar rakyat 34 propinsi

6. Pembangunan sarana dan prasarana konsumsi pangan

sehat

Pemberdayaan pekarangan Pangan 3.000 desa 34 propinsi

7. Pembangunan alat dan mesin pertanian Penyaluran alsin pertanian 40.000-50.000 unit Di wilayah yang belum jenuh

bantuan alsintan

8. Perluasan lahan pertanian Cetak sawah 80.000 ha Prioritas luar jawa dan bali

SASARAN KEGIATAN PRIORITAS DAN SEBARAN LOKASI PADA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA PERTANIAN

67

PN 8: Infrastruktur, Konektivitas, dan Kemaritiman

INFRASTRUKTUR, KONEKTIVITAS,

DAN KEMARITIMAN

Pengembangan Sarana dan Prasarana

Transportasi (darat, laut,

udara, dan inter-moda)

Pengembangan Telekomunikasi

dan Informatika

Konektivitas

Aksesibilitas

Transportasi Perkotaan

Akses Internet untuk Daerah Non Komersil

Penguatan Penyiaran di Daerah Perbatasan

Optimalisasi Penggunaan TIK pada Instansi Pemerintah

Dukungan TIK pada Sektor Prioritas (e-commerce, e-health, dll)

Pembangunan Jaringan Pita Lebar

PRIORITAS NASIONAL

PROGRAM PRIORITAS

1

2

KEGIATAN PRIORITAS

68

69SASARAN DAN LOKASI KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS AKSESIBILITAS PRIORITAS NASIONAL INFRASTRUKTUR, KONEKTIVITAS, DAN KEMARITIMAN

No Kegiatan/Proyek Prioritas Sasaran Pembangunan 2018

AKSESIBILITAS

1 Dukungan untuk Kawasan Perbatasan • Pembangunan 466 kilometer jalan paralel perbatasan (Kalimantan, NTT, dan

Papua)

• Pembangunan akses jalan di daerah tertinggal untuk membuka isolasi wilayah

di 82 kabupaten tertinggal

• Penyediaan subsidi perintis angkutan jalan di 300 trayek

• Tersedianya subsidi perintis kereta api di 6 lintas

• Pembangunan 16 dermaga penyeberangan

• Penyediaan subsidi perintis angkutan sungai dan penyeberangan di 249 trayek

• Pembangunan lintas penyeberangan (Sabuk Utara dan Lintas Selatan ke

Tengah)

• Penyediaan subsidi bagi 105 trayek angkutan laut perintis

• Pengembangan 34 bandara di kawasan perbatasan dan daerah tertinggal

• Penyediaan subsidi bagi 252 rute penerbangan perintis

• Penyediaan 3 lokasi hub jembatan udara di Papua (Wamena, Timika, dan

Dekai)

2 Dukungan untuk Daerah Tertinggal

70SASARAN DAN LOKASI KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS KONEKTIVITASPRIORITAS NASIONAL INFRASTRUKTUR, KONEKTIVITAS, DAN KEMARITIMAN

No Kegiatan/ProyekPrioritas Sasaran Pembangunan 2018

Konektivitas

1 Dukungan untuk Pusat Pertumbuhan Ekonomi • Pembangunan dan peningkatan jalan lintas utama (jalan trans),

jalan arteri, jalan tol, dan jalan akses menuju kawasan

perekonomian strategis, bandara, dan pelabuhan.

• Pembangunan dan pengembangan 24 pelabuhan strategis.

• Perbaikan manajemen dan pengelolaan pelabuhan.

• Pengembangan reaktivasi jalur kereta api regional (KA Sumatera,

KA Jawa, KA Kalimantan, dan KA Sulawesi)

• Pengembangan dan reaktivasi KA menuju pelabuhan dan bandara.

• Pengembangan coastal shipping.

• Pembangunan dan pengembangan simpul-simpul transportasi.

2 Jalur Utama Domestik

3 Integrasi Antar Moda

71SASARAN DAN LOKASI KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS TRANSPORTASI PERKOTAAN PRIORITAS NASIONAL INFRASTRUKTUR, KONEKTIVITAS, DAN KEMARITIMAN

No Kegiatan/Proyek Prioritas Sasaran Pembangunan 2018

Transportasi Perkotaan

1 Pengembangan Angkutan Massal Perkotaan • Pengembangan jaringan kereta api perkotaan di 7 wilayah

perkotaan.

• Pengembangan sistem Bus Rapid Transit (BRT) di 23 wilayah

perkotaan.

• Penyediaan subsidi angkutan KA perkotaan

• Penyediaan fasilitas perlengkapan lalu lintas jalan (ATCS).

• Peningkatan rasio jalan perkotaan menjadi sekitar delapan persen

melalui pembangunan underpass/flyover, jalan lingkar, dan jalan

tol.

• Peningkatan kecepatan rata-rata jalan perkotaan menjadi 17

kilometer/jam.

2 Pengembangan Jalan Perkotaan

72SASARAN DAN LOKASI KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS PENGEMBANGAN TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKAPRIORITAS NASIONAL INFRASTRUKTUR, KONEKTIVITAS, DAN KEMARITIMAN

No Kegiatan/Proyek Prioritas Sasaran

1 Pembangunan jaringan pitalebar Jaringan tulang punggung serat optik nasional menjangkau 479 kabupaten/kota

(93%)

Persentase (%) ketersediaan tambahan spektrum frekuensi untuk pitalebar

nirkabel

2 Akses telekomunikasi dan internet di daerah non komersil Jumlah BTS yang dibangun 125 unit

Jumlah penyediaan akses internet broadband 800 lokasi

Jumlah Desa Broadband Terpadu 125 lokasi

3 Penguatan Penyiaran Di Daerah Perbatasan Jangkauan siaran LPP RRI dan LPP TVRI terhadap populasi masing-masing

mencapai 92% dan 78%

Jumlah lokasi pemancar LPP yang direvitalisasi di daerah perbatasan dan 3T

pada 20 lokasi

4 Optimalisasi penggunaan TIK pada instansi pemerintah Indeks e-Pemerintahan nasional mencapai 3,2 (skala 4,0)

Pemantauan titik strategis jaringan internet pada 49 titik

5 Dukungan TIK pada sektor prioritas (e-Commerce, e-Health, dll) Pilot telemedicine

Jaringan pendidikan nasional

Jalur Utama Logistik Pulau Kalimantan

73

JALAN TRANS KALIMANTAN

Peningkatan Struktur Jalan Sintang – Sejiram; Bts. Kab Tanah Bumbu – Mentewe;

Tanjung Redep-Tanjung Batu; Pembanunan Jalan Nangapinoh - Bts Kalteng;

Bts.Prov.Kalbar-Tumbang Sanamang; Tumbang Sanamang - Tumbang Hiran;

Tumbang Hiran - Tumbang Samba; Tumbang Samba – Rababang; Jembatan Sei

Alalak; Jembatan Pulau Balang 868,2 M

KALBAR

Laut: Pel. Kijing 5 T

KALTENG

Laut: Pel. Sampit 257 M

KALSEL

Laut: Pel. Banjarmasin 695 M

Proyeksi pertumbuhan ekonomipulau Kalimantan denganterselenggaranya tol laut, dalamjangak pendek (2019) 7,48% dandalam jangka panjang (2039) 6,18%

KALTIM

Laut: Pel. Balikpapan

703 M

KALTIM

Laut: Pel. Samarinda

1 T

JALAN TRANS KALIMANTAN

Jalan Bebas Hambatan Balikpapan-Samarinda

350 M Terselenggaranya Tol Laut akanmeningkatkan kapasitas layananPel. Kijing, Sampit, Banjarmasin, Balikpapan, Samarinda sehinggadapat melayani kapal 2,5rb TEU’s.

Pembangunan Jalan Lintas (Trans) Kalimantan akan meningkatkanefisiensi disbtribusi logistik yang disebabkan oleh tingginyakapasitas layanan yang diberikan.

74PN 9: Pembangunan Wilayah

PEMBANGUNANWILAYAH

Pembangunan Wilayah

Perbatasan dan Daerah

Tertinggal

Pembangunan Perdesaan

Reformasi Agraria

Pencegahan dan Penanggulangan

Bencana a.l Kebakaran

Hutan

Percepatan Pembangunan

Papua

Penguatan Kerangka Regulasi dan Penyelesaian Konflik Agraria

Penataan Penguasaan dan Pemilikan Tanah Obyek Reforma Agraria

Kepastian Hukum dan Legalisasi atas Tanah Obyek Reformas Agraria

Pemberdayaan Masyarakat dalam Penggunaan, Pemanfaatan, dan Produksi atas TORA

Pemulihan Daerah Pascabencana

Sarana dan Prasarana Kebencanaan

Penguatan Kapasitas SDM Penanggulangan BencanaPenataan Ruang dan Lingkungan Hidup Berkelanjutan

Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan dan pelayanan kesehatanPenguatan Ekonomi Lokal Berbasis Wilayah AdatPerlindungan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan

Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dasar

Pengembangan Konektivitas Wilayah

Peningkatan sarana dan Prasarana

Pengembangan Ekonomi di Daerah Tertinggal dan Kawasan Perbatasan Negara

Pengelolaan PLBN, Kedaulatan dan Lintas Batas

Penguatan Kapasitas Sumber Daya Manusia

Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum

Penguatan pemerintahan desa

Pengawalan inplementasi UU No 6 Tahun2014 tentang Desa

Pengembangan ekonomi kawasan

1

5

43

2

PRIORITAS NASIONAL

PROGRAM PRIORITAS

KEGIATAN PRIORITAS

75SASARAN DAN LOKASI KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS REFORMA AGRARIA PRIORITAS NASIONAL REFORMA AGRARIA (1/2)

No Kegiatan Prioritas Sasaran Lokasi

1 Penguatan Kerangka Regulasi

dan Penyelesaian Konflik

Agraria

- Revisi dan penyusunan peraturan perundangan di bidang pertanahan sebanyak 1

Paket

Pusat

- Terlaksananya penanganan kasus pertanahan sebanyak 181 Kasus 34 Provinsi

- Terlaksananya kegiatan beracara di pengadilan pada Kanwil dan Kantah sebanyak

556 Kasus

34 Provinsi

2 Penataan Penguasaan dan

Pemilikan Tanah Obyek

Reforma Agraria

- Terlaksananya Inventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Pemanfaatan dan Penggunaan

Tanah (IP4T) sebesar 1 Juta Bidang

34 Provinsi

- Terlaksananya inventarisasi tanah terindikasi terlantar sebesar 32 Bidang 34 Provinsi

- Terlaksananya penertiban tanah terindikasi terlantar sebesar 32 Satuan Pekerjaan

(SP)

34 Provinsi

- Penyelesaian perubahan kawasan hutan untuk TORA seluas 1.630.421 Ha 24 Provinsi

- Evaluasi kawasan hutan yang dilepaskan khususnya untuk perkebunan 13 Provinsi

- Pemutakhiran data dan Peta TORA di Kawasan Hutan 26 Provinsi

- Penataan batas kawasan hutan untuk penyelesaian TORA sepanjang 58.556 km 24 Provinsi

- Inventarisasi dan verifikasi objek TORA dalam kawasan hutan 26 Provinsi

- Pemetaan permukiman, fasum, dan fasos dalam kawasan hutan 34 Provinsi

3 Kepastian Hukum dan Legalisasi

atas Tanah Obyek Reforma

Agraria

- Terlaksananya legalisasi aset tanah Melalui Sertipikasi dan Redistribusi tanah

sebanyak 3,02 Juta Bidang Tanah

34 Provinsi

- Tersusunnya Peta Dasar Pertanahan sebesar 6,30 Juta Hektar 34 Provinsi

- Tersusunnya Peta Bidang Tanah sebesar 2,69 Juta Bidang 34 Provinsi

- Tersedianya juru ukur pertanahan sebanyak 3.000 Orang Pusat

- Terlaksananya publikasi tata batas kawasan hutan sepanjang 11.667 Km Pusat

76SASARAN DAN LOKASI KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS REFORMA AGRARIA PRIORITAS NASIONAL REFORMA AGRARIA (2/2)

No Kegiatan Prioritas Sasaran Lokasi

3 Kepastian Hukum dan Legalisasi

atas Tanah Obyek Reforma

Agraria

- Terlaksananya sosialisasi peraturan perundangan terkait tanah adat/ulayat kepada

34 Provinsi

34 Provinsi

- Tersedianya peta rupabumi indonesia termutakhirkan Pusat

- Tersedianya Data Geospasial Dalam Rangka Penyediaan Peta Rupabumi Indonesia

termutakhirkan

Pusat

- Terlaksananya Asistensi/Supervisi dalam penyusunan peta dasar pertanahan Pusat

- Tersusunnya Peta Morfometri Bentang Lahan skala 1:50.000 Pusat

- Tersusunnya Peta Penutup Lahan skala 1:50.000 Pusat

- Tersusunnya Peta Sistem Lahan skala 1:50.000 Pusat

- Tersedianya IGT Potensi SDA Pulau-Pulau Kecil Pusat

4 Pemberdayaan Masyarakat

dalam Penggunaan,

Pemanfaatan dan Produksi atas

TORA

- Terbentuknya 172 Kelompok Masyarakat dalam rangka pelaksanaan Reforma

Agraria

34 Provinsi

5 Kelembagaan Pelaksana

Reforma Agraria Pusat dan

Daerah

- Terbentuknya gugus tugas pelaksana Reforma Agraria di Pusat dan 34 Provinsi. Pusat dan 34

Provinsi

- Tersusunnya Perpres terkait lembaga penyediaan tanah untuk pembangunan bagi

kepentingan umum

Pusat

- Terbentuknya 1 lembaga penyediaan tanah untuk pembangunan bagi kepentingan

umum

Pusat

Ketertinggalan Utama:

1. Aksesibilitas

2. SDM

3. Infrastruktur

Terbatasnya aksesibilitas kabupaten tertinggalterhadap pusat-pusat pertumbuhan wilayah.

Terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana publikdasar (jalan, pendidikan, kesehatan, energi/listrik,telekomunikasi, air bersih dan perumahan danpermukiman).

Pemeliharaan lingkungan alam serta peningkatansarana dan prasarana dalam mitigasi bencana. dan

• Rendahnya kualitas SDM dan tingkat kesejahteraan masyarakat

DUKUNGAN TRANSPORTASI TA 2018 PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL KALIMANTAN

No. Kabupaten Produk Komoditas Unggulan Keterangan (82 Kab)

1 Sambas Jeruk , Karet, Tenun Ikat V

2 Bengkayang Jeruk , Karet, Tenun Ikat n.a

3 Landak Karet, Tenun Ikat, Pariwisata V (Top Prioritas 42 Kab)

4 Ketapang Karet, Tenun Ikat, Pariwisata V

5 Sintang Karet V

6 Kapuas Hulu Ikan Air Tawar, Karet V

7 Melawi Karet V

8 Kayong Utara Karet n.a

9 Seruyan Karet V

10 Hulu Sungai Utara Perikanan Laut n.a

11 Mahakam Ulu Pertanian Padi V

12 Nunukan Kakao V

INDIKATOR2014

(Baseline)Target 2019(Kalimantan)

Daerah Tertinggal 12 Kabupaten

3 kabupaten (9kabupaten

terentaskan)

Rata-rata pertumbuhan ekonomi di daerahtertinggal

6.38% 6.85%

Persentase penduduk miskin di daerah tertinggal 8.73% 11.06%

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerahtertinggal

70.76 72.75

Legenda :'4 Pusat Ekonomi

Non Daerah Tertinggal

Agak Tertinggal

Tertinggal

Sangat Tertinggal

Peningkatan Struktur Jalan Sintang - Sejiram

Pembangunan Jalan Nangapinoh - Bts Kalteng

Peningkatan Struktur Jalan KI Ketapang Ruas Siduk -Ketapang

Pembangunan Jalan Ki Ketapang Ruas Sei Kelik -Siduk

Pembangunan Jembatan Landak II

Pembangunan Bandar Udara Tebelian

Pembangunan Jalan Akses Menuju Pelabuhan Teluk Sigintung-Seruyan

Pengembangan Bandar Udara Nunukan

Pembangunan Dermaga Sintete

Pembangunan Jalan AksesBandar Udara Tebelian

Pembangunan Jalan Akses Pelabuhan Seruyan

Pembangunan Jalan Akses Perbatasan Prov Kaltara Ruas Long Bawan - Long Midang

Pembangunan Jalan Akses Perbatasan Prov Kaltara Ruas Malinau - Long Bawan

Pembangunan Jalan Akses Menuju Paralel Perbatasan Kaltim (Ruas Tering - Long Bagun)