arief-yats_-Makalah-Pemeriksaan-Urine.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • 19/2/2015 arief yats: Makalah Pemeriksaan Urine

    http://ariefyats.blogspot.com/2013/10/makalah-pemeriksaan-urine.html 1/8

    arief yats

    Senin, 07 Oktober 2013

    Makalah Pemeriksaan Urine

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang.

    Dalam kehidupan sehari-hari kita pasti sering mendengar istilah urine. Bukan hanya

    mendengar namun kita selalu menemui dan melakukan pembuangan urine atau metabolisme

    tubuh melalui urine yang biasa kita sebut buang air kecil (BAK). Buang air kecil merupakan

    suatu hal yang normal namun kenormalan tersebut dapat menjadi tidak normal apabila urine

    yang kita keluarkan tidak seperti biasanya. Mengalami perubahan warna atau merasakan

    nyeri saat melakukan proses buang air kecil. Jika hal itu terjadi maka yang perlu kita lakukan

    adalah dengan cara melakukan pemeriksaan.

    Pemeriksaan urine merupakan pemeriksaan yang menggunakan bahan atau specimen

    urine. Pemeriksaan pada urine dapat menentukan penyakit apa yang sedang diderita oleh

    seseorang. Oleh sebab itu dalam makalah ini kami akan membahas bagaimana proses

    pengumpulan urine.

    B. Tujuan.

    1. Menguraikan dan menjelaskan cara pengambilan spesimen urine.

    2. Menambah pengetahuan mengenai spesimen urine.

    3. Memahami cara pengambilan spesimen urine yang benar pada pasien.

    4. Memberikan intervensi terhadap penyakit yang dialami pasien.

    C. Rumusan Masalah.

    Bagaimana prosedur yang baik dan benar untuk pengambilan spesimen urine pada klien ?.

    Bagaimana proses mengidentifikasi adanya kelainan yang dialami pasien melalui tes urine?

    Bagaimana memutuskan tindakan yang diberikan perawat kepada pasien penderita kelainan?

    D. Manfaat.

    Untuk mengetahui kelainan yang ada di dalam tubuh pasien.

    Untuk mengetahui kandungan yang terdapat dalam urine.

    Untuk mengetahui tindakan selanjutnya atas penyakit yang diderita pasien.

    arief

    MAHASISWA PLTEKKESKEMENKES MATARAM | 02JUNI 1995 fb:/ariefhidayat95 twiter:

    @ariefyats

    Lihat profil lengkapku

    Mengenai Saya

    30,939

    Total Tayangan Laman

    Ada kesalahan di dalam gadget ini

    2011 (7)

    2012 (7)

    2013 (2)

    Maret (1)

    Oktober (1)

    Makalah PemeriksaanUrine

    Arsip Blog

    Join this sitew ith Google Friend Connect

    Members (2)

    Already a member? Sign in

    Pengikut

    Masuk

    0 Lainnya Blog Berikut Buat Blog Masuk

  • 19/2/2015 arief yats: Makalah Pemeriksaan Urine

    http://ariefyats.blogspot.com/2013/10/makalah-pemeriksaan-urine.html 2/8

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Pengertian.

    Suatu tindakan mengambil sejumlah urine sebagai sampel untuk pemeriksaan laboratorium. Urin atau

    air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan

    dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa

    dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Urin disaring di

    dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.

    B. Komposisi dan Fungsi Urine.

    Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam

    terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan

    interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting

    bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan

    yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih

    atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin

    dapat diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen

    yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos.

    Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari

    dalam tubuh. Anggapan umum menganggap urin sebagai zat yang "kotor". Hal ini berkaitan

    dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran kencing yang terinfeksi,

    sehingga urinnya pun akan mengandung bakteri. Namun jika urin berasal dari ginjal dan saluran

    kencing yang sehat, secara medis urin sebenarnya cukup steril dan hampir bau yang dihasilkan

    berasal dari urea. Sehingga bisa diakatakan bahwa urin itu merupakan zat yang steril.

    Urin dapat menjadi penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi akan

    mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan mengeluarkan urin berwarna

    kuning pekat atau cokelat. Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin.

    Urin seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin

    orang yang sehat.

    C. Pemeriksaan Urine.

    Hasil pemeriksaan urine tidak hanya dapat memberikan informasi tentang ginjal dan

    saluran kemih, tetapi juga mengenai faal berbagai organ tubuh seperti hati, saluran empedu,

    pancreas, dsb. Namun, untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang akurat, diperlukan

    specimen yang memenuhi syarat. Pemilihan jenis sampel urine, tehnik pengumpulan sampai

    dengan pemeriksaan harus dilakukan dengan prosedur yang benar.

    Jenis pengambilan sampel urine :

    a. Urine sewaktu/urine acak (random)

    Urine sewaktu adalah urine yang dikeluarkan setiap saat dan tidak ditentukan

    secara khusus. Mungkin sampel encer, isotonik, atau hipertonik dan mungkin

    mengandung sel darah putih, bakteri, dan epitel skuamosa sebagai kontaminan. Jenis

    sampel ini cukup baik untuk pemeriksaan rutin tanpa pendapat khusus.

    b. Urine pagi

    Pengumpulan sampel pada pagi hari setelah bangun tidur, dilakukan sebelum makan

    atau menelan cairan apapun. Urine satu malam mencerminkan periode tanpa asupan

    cairan yang lama, sehingga unsur-unsur yang terbentuk mengalami pemekatan. Urine pagi

    baik untuk pemeriksaan sedimen dan pemeriksaan rutin serta tes kehamilan berdasarkan

    adanya HCG (human chorionic gonadothropin) dalam urine.

    c. Urine tampung 24 jam

    Urine tampung 24 jam adalah urine yang dikeluarkan selama 24 jam terus-menerus

    dan dikumpulkan dalam satu wadah. Urine jenis ini biasanya digunakan untuk analisa

    kuantitatif suatu zat dalam urine, misalnya ureum, kreatinin, natrium, dsb. Urine

    dikumpulkan dalam suatu botol besar bervolume 1.5 liter dan biasanya dibubuhi bahan

    pengawet, misalnya toluene.

    Hal-hal yang perlu di infeksi dalam pemeriksaan urine:

    1. Volume urine

    Banyaknya urine yang dikeluarkan oleh ginjal dalam 24 jam. Dihitung dalam gelas

    ukur. Volume urine normal : 1200-1500 ml/24 jam. Volume urine masingmasing orang

    Share this on Facebook

    Tweet this

    View stats

    (NEW) Appointment gadget >>

    Share it

    Ada kesalahan di dalam gadget ini

    Ada kesalahan di dalam gadget ini

    Adsense Alternative

    lihat waktumu

    Share

    View stats

    FacebookShare

  • 19/2/2015 arief yats: Makalah Pemeriksaan Urine

    http://ariefyats.blogspot.com/2013/10/makalah-pemeriksaan-urine.html 3/8

    bervariasi tergantung pada luas permukaan tubuh, pemakaian cairan, dan kelembapan

    udara / penguapan.

    2. Bau

    Bau urine yang normal, tidak keras. Bau urine yang normal disebabkan dari

    sebagian oleh asam-asam organik yang mudah menguap.

    3. Buih

    Buih pada urine normal berwarna putih. Jika urine mudah berbuih, menunjukkan

    bahwa urine tersebut mengandung protein. Sedangkan jika urine memiliki buih yang

    berwarna kuning, hal tersebut disebabkan oleh adanya pigmen empedu(bilirubin) dalam

    urine.

    4. Warna urine

    Warna urine ditentukan oleh besarnya dieresis. Makin besar dieresis, makin muda

    warna urine itu. Biasanya warna urine normal berkisar antara kuning muda dan kuning

    tua. Warna itu disebabkan oleh beberapa macam zat warna, terutama urochrom dan

    urobilin. Jika didapat warna abnormal disebabkan oleh zat warna yang dalam keadaan

    normal pun ada, tetapi sekarang ada dalam jumlah besar.

    Kemungkinan adanya zat warna abnormal, berupa hasil metabolism abnormal,

    tetapi mungkin juga berasal dari suatu jenis makanan atau obat-obatan. Beberapa

    keadaan warna urine mungkin baru berubah setelah dibiarkan.

    5. Kejernihan

    Cara menguji kejernihan sama seperti menguji warna yaitu jernih, agak keruh,

    keruh atau sangat keruh. Tidak semua macam kekeruhan bersifat abnormal. Urine

    normal pun akan menjadi keruh jika dibiarkan atau didinginkan. Kekeruhan ringan

    disebut nubecula dan terjadi dari lender, sel-sel epitel, dan leukosit yang lambat laun

    mengendap.

    D. Proses Pengambilan Urine.

    Persiapan alat

    Botol yang telah disterilkan(tempat penampung spesimen)

    Label spesimen

    Sarung tangan sekali pakai

    Larutan anti septik

    Kapas sublimat

    Formulir Laboratorium

    Urinal (Pispot) jika klien tidak dapat berjalan

    Baskom air hangat

    Waslap

    Sabun

    Handuk

    Prosedur plaksanaan

    o Beritahu klien tujuan prosedur pelaksanaan

    o Untuk klien yang dapat berjalan

    - Antar klien ke kamar kecil

    - Antar klien untuk membasuh dan mengelap daerah ginetal dan parineal dengan sabun

    dan air

    Untuk klien wanita

    Bersihkan daerah parineal dari depan kebelakang dengan menggunakan kapas

    desinfektan steril hanya sekali pakai

    Untuk klien laki laki

    - Tarik perlahan kulit penis sehingga saluran penis tertarik

    - Dengan gerakan memutar, bersihkan saluran kencing. Gunakan steril hanya sekali

    pakai kemudian buang. Bersihkan area beberapa inci dari penis

  • 19/2/2015 arief yats: Makalah Pemeriksaan Urine

    http://ariefyats.blogspot.com/2013/10/makalah-pemeriksaan-urine.html 4/8

    o Untuk klien yang memerlukan bantuan

    - Siapkan klien dan peralatannya

    - Bersihkan daerah parineal dengan sabun kemudian keringkan

    - Posisikan klien setegak mungkin jika di perbolehkan

    - Buka peralatan, hati hati jangan sampai mengontaminasi tempat sampel

    - Pakai sarung tangan

    - Bersihkan saluran kencing seperti yang dijelaskan di atas

    o Ambil sampel dari klien yang tidak dapat berjalan atau ajarkan klien yang dapat berjalan

    bagaimana mengambil sampel.

    - Perintah klien untuk BAK

    - Tempatkan wadah di tempat aliran urine dan ambil sampel, jangan sampai wadah

    tersentuh penis

    - Ambil 30 60 ml urine di dalam wadah

    - Tutup wadah sentuh hanya dalam luar wadah

    - Jika perlu, bersihkan wadah dengan disinfektan

    - Untuk pengambilan urine aliran tengah anjurkan, klien kencing dulu kemudian

    menahannya dan kencing kembali, lalu urine dimasukkan kedalam botol +_ 30 60

    cc, kemudian klien di anjurkan mengeluarkan urine/ mengosongkan kandung kemih

    secara keseluruhan.

    o Beri label pada botol dan bawa kelaboratorium

    - Pastikan pada label tertera informasi yang sesuai dan benar, letakkan pada botol

    - Usahakan agar spesiment dapat dibawa ke laboratorium secepatnya

    o Catat data yang bersangkutan

    - Catat data seperti warna,bau, konsistensi , dan kesulitan yang di alami klien selama

    pengambilan sampel

    o Spesimen kulit periodik(urine tampung)

    - Dapatkan wadah spesimen dengan zat pengawet dari laboratorium , labeli wadah

    dengan identitas klien, kapan pengumpulan dimulai dan selesai.

    - Guanakan tempat yang bersih untuk mengambil sampel

    - Simpan semua sampel dari setiap pengambilan sampel dalam wadah dan disimpan

    wadah dari lemari pendingin. Jagalah sampel agar tidak terkontaminasi dengan kertas

    toilet atau feses.

    - Pada akhir periode pengambilan, perintahkan klien untuk mengosongkan kantong

    kemih dan simpan urine sebagai bagian spesimen , bawa semua sampel ke

    laboratorium

    - Catat dalam dokumen sampel, waktu pengambilan dan waktu selesainya serta hasil

    pengamatan lain terhadap urine

    o Pengambilan spesimen urine dari kateter

    - Gunakan sarung tangan sekali pakai

    - Jika tidak ada urine dalam kateter , jepit tabung penampung selama +_ 30 menit.hal

    ini menyebabkan segera terkumpul di dalam kateter .

    - Bersihkan daerah penyuntikan jarum dengan menggunakan desinfektan. Daerah

    penyuntikan ini sebaiknya agak jauh dari gelembung tabung untuk mencegah

    tertusuknya gelembung tersebut. Dengan menyucihamakan jarum , mikroorganisme

    akan menghilang pada pembukaan kateter. Jadi , cegahlah kontaminasi jarum dan

    masuknya mikroorganisme dalam kateter

    - Masukkan jarum dengan sudut 30 450

    - Lepaskan penjepit kateter

    - Ambil sampel urin secukupnya ( 3cc untuk kultur urine dan 30cc untuk analisis urine

    rutin)

    - Pindahkan urine kedalam wadah, pastikan jarum tidak menyenth luar wadah

    - Buang jarum dan suntikkan kedalam tempat penampungan

  • 19/2/2015 arief yats: Makalah Pemeriksaan Urine

    http://ariefyats.blogspot.com/2013/10/makalah-pemeriksaan-urine.html 5/8

    - Tutup wadahnya

    - Lepaskan sarung tangan , dan taruh pada tempat yang disediakan

    - Beri label dan kirim kelaboratorium secepatnya untuk analisis atau taruh di lemari

    pendingin

    - Catat dan dokumentasikan hasil spesimen dan pengamatan spesimen.

    E. Cara Pengambilan Sampel

    Bahan urin untuk pemeriksaaan harus segar dan sebaiknya diambil pagi hari. Pengambilan

    spesimen urine dilakukan oleh penderita sendiri (kecuali dalam keadaan yang tidak

    memungkinkan). Sebelum pengambilan spesimen, penderita harus diberi penjelasan tentang tata

    cara pengambilan yang benar. Bahan urin dapat diambil dengan cara punksi suprapubik

    (suprapubic puncture=spp), dari kateter dan urin porsi tengah (midstream urine). Bahan urin yang

    paling mudah diperoleh adalah urin porsi tengah yang ditampung dalam wadah bermulut lebar dan

    steril.

    Punksi Suprapubik.

    Pengambilan urin dengan punksi suprapubik dilakukan pengambilan urin langsung dari kandung

    kemih melalui kulit dan dinding perut dengan semprit dan jarum steril. Yang penting pada punksi

    suprapubik ini adalah tindakan antisepsis yang baik pada daerah yang akan ditusuk, anestesi lokal

    pada daerah yang akan ditusuk dan keadaan asepsis harus selalu dijaga. Bila keadaan asepsis

    baik, maka bakteri apapun dan berapapun jumlah koloni yang tumbuh pada biakan, dapat

    dipastikan merupakan penyebab ISK.

    Kateter.

    Bahan urin dapat diambil dari kateter dengan jarum dan semprit yang steril. Pada cara ini juga

    penting tindakan antisepsis pada daerah kateter yang akan ditusuk dan keadaan asepsis harus

    elalu dijaga. Tempat penusukan kateter sebaiknya sedekat mungkin dengan ujung kateter yang

    berada di dalam kandung kemih (ujung distal). Penilaian urin yang diperoleh dari kateter sama

    dengan hasil biakan urin yang diperoleh dari punksi suprapubik.

    Urin Porsi Tengah.

    Urin porsi tengah sebagai sampel pemeriksaan urinalisis merupakan teknik pengambilan yang

    paling sering dilakukan dan tidak menimbulkan ketidaknyamanan pada penderita. Akan tetapi

    resiko kontaminasi akibat kesalahan pengambilan cukup besar. Tidak boleh menggunakan

    antiseptik untuk persiapan pasien karena dapat mengkontaminasi sampel dan menyebabkan kultur

    false-negatif.

    Cara pengambilan dan penampungan urine porsi tengah pada wanita :

    1. Siapkan beberapa potongan kasa steril untuk membersihkan daerah vagina dan muara uretra.

    Satu potong kasa steril dibasahi dengan air sabun, dua potong kasa steril dibasahi air atau salin

    hangat dan sepotong lagi dibiarkan dalam keadaan kering. Jangan memakai larutan antiseptik

    untuk membersihkan daerah tersebut. Siapkan pula wadah steril dan jangan buka tutupnya

    sebelum pembersihan daerah vagina selesai.

    2. Dengan 2 jari pisahkan kedua labia dan bersihkan daerah vagina dengan potongan kasa steril

    yang mengandung sabun. Arah pembersihan dari depan ke belakang. Kemudian buang kasa yang

    telah dipakai ke tempat sampah.

    3. Bilas daerah tersebut dari arah depan ke belakang dengan potongan kasa yang dibasahi dengan

    air atau salin hangat. Selama pembilasan tetap pisahkan kedua labia dengan 2 jari dan jangan

    biarkan labia menyentuh muara uretra. Lakukan pembilasan sekali lagi, kemudian keringkan

    daerah tersebut dengan potongan kasa steril yang kering. Buang kasa yang telah dipakai ke

    tempat sampah.

    4. Dengan tetap memisahkan kedua labia, mulailah berkemih. Buang beberapa mililiter urin yang

    mula-mula keluar. Kemudian tampung aliran urin selanjutnya ke dalam wadah steril sampai kurang

    lebih sepertiga atau setengah wadah terisi.

    5. Setelah selesai, tutup kembali wadah urin dengan rapat dan bersihkan dinding luar wadah dari urin

    yang tertumpah. Tuliskan identitas penderita pada wadah tersebut dan kirim segera ke

    laboratorium.

    Cara pengambilan dan penampungan urine porsi tengah pada pria :

  • 19/2/2015 arief yats: Makalah Pemeriksaan Urine

    http://ariefyats.blogspot.com/2013/10/makalah-pemeriksaan-urine.html 6/8

    1. Siapkan beberapa potongan kasa steril untuk membersihkan daerah penis dan muara uretra. Satu

    potong kasa steril dibasahi dengan air sabun, dua potong kasa steril dibasahi dengan air sabun,

    dua potong kasa steril dibasahi dengan air atau salin hangat dan sepotong lagi dibiarkan dalam

    keadaan kering. Jangan memakai larutan antiseptik untuk membersihkan daerah tersebut. Siapkan

    pula wadah steril dan jangan buka tutupnya sebelum pembersihan selesai.

    2. Tarik prepusium ke belakang dengan satu tangan dan bersihkan daerah ujung penis dengan kasa

    yang dibasahi air sabun. Buang kasa yang telah dipakai ke tempat sampah.

    3. Bilas ujung penis dengan kasa yang dibasahi air atau salin hangat. Ulangi sekali lagi, lalu keringkan

    daerah tersebut dengan potongan kasa steril yang kering. Buang kasa yang telah dipakai ke dalam

    tempat sampah.

    4. Dengan tetap menahan prepusium ke belakang, mulailah berkemih. Buang beberapa mililiter urin

    yang keluar, kemudian tampung urin yang keluar berikutnya ke dalam wadah steril sampai terisi

    sepertiga sampai setengahnya.

    5. Setelah selesai, tutup kembali wadah urin dengan rapat dan bersihkan dinding luar wadah dari urin

    yang tertumpah. Tuliskan identitas penderita pada wadah tersebut dan kirim segera ke

    laboratorium.

    Bahan urin harus segera dikirim ke laboratorium, karena penundaan akan menyebabkan

    bakteri yang terdapat dalam urin berkembang biak dan penghitungan koloni yang tumbuh pada

    biakan menunjukkan jumlah bakteri sebenarnya yang terdapat dalam urin pada saat pengambilan.

    Sampel harus diterima maksimun 1 jam setelah penampungan.2 Sampel harus sudah diperiksa

    dalam waktu 2 jam. Setiap sampel yang diterima lebih dari 2 jam setelah pengambilan tanpa bukti

    telah disimpan dalam kulkas, seharusnya tidak dikultur dan sebaiknya dimintakan sampel baru.3

    Bila pengiriman terpaksa ditunda, bahan urin harus disimpan pada suhu 40 C selama tidak lebih

    dari 24 jam.

    NO LANGKAH KERJANILAI

    0 1 2

    I PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN

    1. Urinal

    2. Pengalas

    3. Tissu

    4. Sampiran

    5. Baskom

    6. Sabun

    II A. TAHAP PRA INTERAKSI

    1. Periksa catatan keperawatan

    2. Kaji kebutuhan pasien

    3. Ekplorasi dan falidasi perasaan pasien

    B. TAHAP ORIENTASI

    1. Beri salam dan panggil pasien dengan

    namanya

    2. Jelaskan pada pasien tentang tujuan dan

    prosedur tindakan yang akan dilakukan

    3. Berikan kesempatan kepada pasien atau

    keluarga untuk bertanya sebelum tindakan

    dimulai

    4. Tanya keluhan dan kaji gejala spesifik yang

    ada pada pasien, lalu pasang sampiran

    C. PROSEDUR PELAKSANAAN

  • 19/2/2015 arief yats: Makalah Pemeriksaan Urine

    http://ariefyats.blogspot.com/2013/10/makalah-pemeriksaan-urine.html 7/8

    1. Cuci tangan

    2. Jelakan prosedur pada pasien

    3. Pasang sampiran, tutup kelambu atau pintu

    4. Pasang alas urinal dibawah glutea

    5. Lepas pakaian bawah pasien

    6. Pasang urinal dibawah glutea/pinggul atau

    diantara kedua paha

    7. Anjurkan pasien untuk berkemih

    8. Setelah selesai rapikan alat

    9. Cuci tangan, catat warna dan jumlah produksi

    urine

    D. TAHAP TERMINASI

    1. Tanyakan perasaan pasien setelah dilakukan

    tindakan

    2. Simpulkan hasil prosedur yang dilakukan

    3. Rapikan peralatan dan cuci tangan

    4. Catat tanggal dan jam defikasi serta

    karakteristiknya

    5. Dokumentasikan tindakan yang telah

    dilakukan serta hasilnya

    6. Lakukan observasi

    BAB 3

    PENUTUP

    A. Kesimpulan.

    Dengan menggunakan prosedur baik dan benar serta pengetahuan tentang pengambilan

    spesimen urine, kita dapat mengetahui kandungan dan kelainan yang terdapat dalam urine

    sehingga kita dapat lebih cepat mencegah dan menanggulanginya.

    Pada proses pengambilan spesimen urine harus mempersiapkan alat-alatnya dengan

    lengkap dan memberikan penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan bila pasien sadar serta

    mengetahui dengan baik tentang tata cara pelaksanaannya.

    B. Saran

    Hal-hal yang penting dilakukan sebelum dan sesudah pengambilan spesimen urine:

    1. Cuci tangan dengan baik menggunakan air hangat, kemudian bersihkan dengan sabun

    sebelum dan sesudah mengambil sampel urine.

    2. Lakukan tata cara pengambilan urine dengan baik dan benar.

    3. Gunakan sarung tangan jika menyentuh urine orang lain.

    4. Gunakan plastik bening dan bersih untuk membawa sampel ke laboratorium.

    5. Spesimen urine harus segera dibawa ke laboratorium

    DAFTAR PUSTAKAUliyah, Musrifatul dan alimul, Aziz.2008.Keterampilan Dasar Praktik Klinik.Jakarta: penerbit salemba medika

    http://subijakto.blogspot.com/2010/11/makalah-urine-2010.html

  • 19/2/2015 arief yats: Makalah Pemeriksaan Urine

    http://ariefyats.blogspot.com/2013/10/makalah-pemeriksaan-urine.html 8/8

    Posting LamaBeranda

    Langganan: Poskan Komentar (Atom)

    Diposkan oleh arief di 20.25

    Kusyati Eni. 2006.Keterampilan dan Prosedur Laboratorium, Cetakan Pertama.Jakarta : EGC.

    Murwani Arita. 2009. Keterampilan Dasar Praktek Klinik Keperawatan, Cetakan Kedua. Yogyakarta : Fitramaya.

    Rekomendasikan ini di Google

    Masukkan komentar Anda...

    Beri komentar sebagai: Google Account

    Publikasikan Pratinjau

    Tidak ada komentar:

    Poskan Komentar

    Template Awesome Inc.. Diberdayakan oleh Blogger.