9
TEORI ARSITEKTUR 1 ANALISA TEORI ORGANIK DAN GEOMETRIK PADA BANGUNAN PENYUSUN: Yusniarti Apriza (I0212090) PRODI ARSITEKTUR JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET Arsitektur Organik

Arsitektur Organik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Teori Arsitektur Organik

Citation preview

TEORI ARSITEKTUR 1ANALISA TEORI ORGANIK DAN GEOMETRIK PADA BANGUNAN

PENYUSUN:Yusniarti Apriza (I0212090)

PRODI ARSITEKTURJURUSAN ARSITEKTURFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS SEBELAS MARET

Arsitektur OrganikArsitektur organik adalah sebuah konsep arsitektur dimana ruang dan bentuk dipadukan. Ruang menjadi pusat pemikiran. Arsitektur organik secara konseptual menggabungkan konsep tempat tinggal manusia dengan lingkungan alam. Arsitektur organik dapat diartikan juga sebagai ilmuyang mempelajari perencanaan dan perancangan dengan mengambil sumber dari alam yang berupa mahluk hidupatau yang berhubungan denganmahluk hidup, sebagai pokok dari bentuk dan fungsi bangunan. Arsitek yang terkenal dalam arsitektur organik adalah Gustav Stickley, Antoni Gaudi, Frank Lloyd Wright, Louis Sullivan, Bruce Goff dan Anton Alberts. Dari para arsitek tersebut, salah satunya yang merupakan pelopor arsitektur organik adalah Frank Lloyd Wright. Sejak awal perancangannya, arsitektur organik dipandang sebagai media dari berbagai intensitas kegiatan, mempunyai karakter psikologis, nilai dan bertujuan mengangkat harkat aktivitas manusia. Ahli teori David Pearson mengusulkan daftar ke arah perancangan arsitektur organik. Aturan tersebut dikenal sebagai Piagam Gaia untuk arsitektur dan desain organik. Isi aturannya adalah diilhami dari organisme, yaitu:1. Mengikuti arus dan menyesuaikan diri2. Mencukupi kebutuhan sosial, fisik dan rohani3. Tumbuh keluar dan unik4. Menandai jiwa muda dan kesenangan5. Mengikuti irama

Ciri-ciri arsitektur organik pada umumnya adalah sebagai berikut:1. Terinspirasi bentukan alam2. Adanya unsur pengulangan3. Elastis, lentur, mengikuti aliran4. Pendalaman terhadap konsep serta kepuasan dalam ide bentuk 5. Unik dan lain dari yang lain6. Penuh dengan kejutan dan permainan7. Mengkespresikan konsep ide secara kuat

Konsep dasar arsitektur organik dapat dijelaskan sebagai berikut.1. Building as natureBangunan bersifat alami di mana alam menjadi pokok dan inspirasidari arsitektur organik. Bentuk-bentuk organis dan struktur suatu organis dapat menjadi konsep dan gagasan yang tidak ada akhirnya dalam desain arsitektur organik.2. Continous presentSuatu karakteristik khusus dari desain arsitektur organik adalah bahwa arsitektur organik merupakan sebuah desain arsitektur yang terus berlanjut, di mana tidak pernah berhenti dan selalu dalam keadaan dinamis yang selalu berkembang mengikuti zaman namun tetap membawa unsur keaslian dan kesegaran dalamsebuah desain.3. Form Follows FlowBentuk bangunan sebaiknya diciptakan mengikuti aliran energialam. Arsitektur organik harus menyesuaikan dengan alam sekitarnya secara dinamis dan bukan melawan alam. Alam dalam hal inidapat berupa kekuatan struktural, angin, panas dan arus air, energibumi, dan medan magnet, seperti halnya tubuh manusia yang sulit dipisahkan dari pikirandan jiwa.4. Of the peopleDesain organik menempatkan penekanan khusus padapengembangan suatuhubungan yang kreatif dansensitive dengan para pemakai bangunan. Perancangan bentuk dan struktur bangunan, didesain berdasarkan kebutuhan pemakai bangunan. Perancangan untuk kenyamananpemakai bangunan juga sangatpenting.5. Of the hillFrank Lloyd Wrightmengatakan bahwa hubungan suatu bangunan dengan lokasinya akan lebih baik jika dinyatakan dengan ofthe hill dibandingkan dengan on the hill.Idealnya, dalam suatu bangunan organik akan terlihat tumbuh dan terlihatunik dalam sebuah lokasi. Lokasi yang buruk dan tidak biasa akan menjaditantangan bagi arsitektur organik untuk memberikan solusi tak terduga dan imajinatif. Dalamlingkup perkotaan, konteks bangunan yang sering dibangun adalah desainorthogonal dan konvensional. Desain bangunan tersebut cocok di perkotaan namun tidak cocok untuk daerah yang masihalami. Dalam hal ini,untuk desain arsitektur organik, dalamlokasi manapun, arsitektur organik mengurangi dampak manusia pada lingkungan alam sekitar.6. Of the materialsBentuk organik terpancar dari kualitas bahan bangunan yang dipilih. Materialtradisional dari bumi seperti jerami dankayu digunakan dalam bangunan organik. Arsitektur organik selalu memiliki material baru danterkadang menggunakan material yang tidakbiasa di tempat yang tidak biasa. Tetapi, kini kebutuhan akan material digunakan dengan baik di mana tidak merusak ekologi dan pemanfaatan sumber daya alam dengan efisien. Hampir semua arsitektur organik menggunakan material tersebutuntuk menggambarkan jiwa dan kualitas bangunan mereka.7. Youthful andunexpectedArsitektur organik biasanya memiliki karakter yang sangat individu. Terkadang arsitektur organik seperti organisasi inkonvensional, profokatif, danbahkan anti-kekuasaan. Arsitektur organik dapat terlihatmuda, menarik, dan mengandung keceriaan anak-anak. Desain tersebut kadang-kadang dibuat denganpenuh aksen dan memberikejutan yang tidak terduga.8. Living musicArsitektur organik mengandung unsur musikmodern, di mana mengandung keselarasan irama, dari segi strukturdan proporsi bangunan yang tidak simetris. Arsitektur organik selalu futuristik dan modern.

Geometri dalam ArsitekturGeometri merupakan suatu dasar pemikiran akan bentuk, mulai dari bentuk yang ada pada alam hingga bentuk yang merupakan suatu arsitektur. Menurut World Book Encyclopedia, geometri didefinisikan sebagai berikut: Geometri merupakan suatu ilmu matematika yang sangat terkait dengan bentuk, ukuran, dan pemposisian. Bentuk geometri termasuk dua dimensional, seperti segitiga dan persegi, serta tiga dimensional, seperti kubus dan bola.Pengertian arsitektur yang terdapat dalam buku Hybrid Space, yaitu Arsitektur adalah suatu seni atau pengetahuan mengenai bangunan, khususnya seni atau praktek perancangan struktur yang layak dihuni (Zellner, 1999: 9). Pengertian ini lebih menyempitkan pengertian arsitektur sebagai suatu seni. Suatu seni tentunya ditujukan untuk dapat menghasilkan suatu yang memiliki nilai keindahan. Kimberly Elam mengemukakan bahwa arsitektur memiliki hubungan yang kuat dengan geometri. Salah satu yang menghubungkan antara kedua hal ini adalah nilai estetis (Elam, 2001: 101).Dari pendapat di atas didapat bahwa geometri dapat menjadi salah satu elemen yang dapat menjadikan suatu karya arsitektur memiliki nilai estetis. Tapi tentunya untuk menimbulkan nilai estetis ini, maka karya arsitektur tersebut kemudian dibatasi dengan aturan-aturan geometri yang ada. Dengan adanya aturan ini, bentuk yang dihasilkan menjadi terikat. Salah satu contoh lain aturan geometri adalah golden section. Arsitek romawi bernama Marcus Vitruvius menjelaskan bahwa pembangun harus selalu menggunakan rasio yang tepat dalam pembangunan suatu kuil. Tiap kuil yang ada pada saat itu, harus menggunakan aturan golden section, sehingga bentuk kuil pada saat itu tidak beragam dan memiliki standar yang sama. Dengan bentuk yang dibatasi oleh aturan golden section tersebut, tentu saja para arsitek pada saat itu tidak dapat mengeluarkan ide kreatif mereka, sehingga keragaman arsitektur pada saat itu sangat berkurang. Kimberly Elam menjelaskan bahwa geometri memiliki fungsi yang relevan dalam memperlihatkan hubungan visual suatu objek dari segi proporsi, dan juga pola perkembangan objek tersebut. Hal ini juga banyak diterapkan oleh bangunan pada saat itu. Pada saat itu, lukisan dan bangunan yang tidak menggunakan prinsip geometri tidak dapat dianggap sesuatu yang indah. Banyak lukisan-lukisan dan bentuk yang tidak menggunakan aturan geometri. Walaupun tidak menerapkan aturan ini, lukisan ataupun bentuk tersebut dapat dikategorikan sebagai sesuatu yang indah. Terlihat bahwa kaidah geometri dalam suatu desain dapat membatasi variasi desain yang dihasilkan. Selain dari penggunaan geometri sebagai pemvisualisasian hubungan dan proporsi dari suatu objek, geometri juga memiliki fungsi sebagai suatu kaidah yang digunakan untuk memberi ukuran pada bangunan dan bentuk.Le Corbusier menganggap bahwa geometri memiliki keterkaitan dengan ukuran, yang kemudian akan membentuk suatu aturan dalam bangunan tersebut. Dan ia juga menyebutkan bahwa proporsi suatu struktur, sangat berkaitan dengan skala manusia. Hal ini yang kemudian membentuk suatu aturan baru, yaitu bagaimana suatu struktur harus relevan dengan skala manusia sebagai pengguna struktur tersebut. Anggapan Le Corbusier ini benar. Dalam penciptaan suatu ruang, maka arsitek harus menggunakan skala manusia. Namun, pada saat ini, ruang tidak hanyaberfungsi sebagai wadah bagi kegiatan manusia, dan tidak seterusnya hanya bergantung kepada nilai fungsional. Kini aturan geometri yang dijelaskan Le Corbusier, sudah dapat dipatahkan, dengan adanya bentuk arsitektur yang tidak berlandaskan skala manusia. Berdasarkan pengertian dari geometri (measuring the earth), geometri adalah sesuatu yang dinamis. Geometri dapat menghasilkan bentuk (form) karya arsitektur yang bebas. Kita juga dapat secara bebas menggunakan kaidah-kaidah yang ada di dalam geometri, sebagai dasar untuk menghasilkan suatu bentuk atau karya arsitektur. Sehingga suatu karya arsitektur menjadi sesuatu yang benar-benar merdeka dan bebas baik dari segi ekspresi bentuknya (form). Kata bebas atau merdeka di sini tidak berarti mengandung pengertian yang sebebas-bebasnya. Tetapi tetap mengacu kepada sesuatu yang ada di dalam geometri, sebagai proses pembentukan suatu bentuk atau karya arsitekturIlmu biologi pun dapat diterapkan pada bentukan dari geometri. Sehingga tidak heran jika karya-karya arsitektur, banyak yang berbentuk atau mengadopsi bentuk alam. Pada saat ini di dalam geometri dan arsitektur, bentuk-bentuk yang biasa kita kenal telah hilang, seakan-akan seperti ditelan oleh cepatnya perubahan. Lalu, munculah bentuk yang benar-benar baru, aneh, dan terasa asing, tetapi tetap merupakan ruang tempat hidup manusia. Tetap merupakan ruang tempat hidup manusia.Arsitektur dan geometri tidak harus menuruti apa yang telah ada sebelumnya, tetapi mewujudkan sebuah ruang yang bebas dimana kita dapat menjelajahinya. Pada akhirnya arsitektur dan geometri harus membuat tempat yang disebut sebagai ruang kebebasan. Sebagai bentuk dan ekspresi kebebasan diri, terkadang arsitektur diwujudkan sebagai bentuk atau form yang mungkin saja tidak dapat hadir di dalam dunia nyata, tetapi hanya dapat hadir di dalam suatu imajinasi atau electrosphere dengan bantuan kecanggihan teknologi virtual.Di dalam geometri kita juga diberikan kebebasan untuk menggunakan ide di dalam merancang suatu karya arsitektur (form). Ternyata banyak sekali alternatif atau pilihan prinsip geometri di dalam merancang, seperti menggunakan prinsip classical idea, euclidean, non-euclidean, topologi, teori gestalt, teori gibson, taksonomi, dan lainnya. Hal-hal inilah yang sebenarnya tidak kita ketahui sebelumnya, bahwa di dalam geometri terdapat banyak ide atau pemikiran. Sehingga suatu bentuk dan karya arsitektur yang dihasilkan pun akan sangat kaya dan beragam ekspresinya maupun wujudnya. Bentuk atau form yang bebas bukanlah berarti suatu bentuk yang sebebasbebasnya. Arsitektur tetap harus dapat menjadi perlambang sesuatu, atau pun perlambang dirinya sendiri. Arsitektur harus dapat menyampaikan isi atau makna yang terkandung di dalamnya. Lebih jauh lagi, arsitektur harus dapat memicu pertanyaan, Mengapa dan bagaimana ia diciptakan?. Sesuatu di dalam geometri itulah yang sangat penting sebagai proses pembentukan suatu form atau karya arsitektur. Arsitektur yang baik adalah arsitektur yang dengan jujur mengupas segalanya hingga menjadi jelas. Proses pembentukan form ini seringkali menjadi hal yang terlewatkan untuk kita sadari ketika sedang merancang. Padahal proses pembentukan form itulah yang sangat penting untuk kita ketahui. Suatu bentuk yang sederhana sekali pun, pada dasarnya memiliki arti di dalamnya, baik itu proses pembentukan maupun kehadirannya.Dalam arsitektur, wujud wujuddasar geometri yang sering dikenal adalah lingkaran, persegi, dan segitiga. Kemudian ada wujud yang dikatakan sebagai platonic solid atau bentuk tiga dimensional, seperti bola, kubus, kerucut, silinder, balok, dan limas (piramida).

Penerapan Arsitektur Organik dan Geometrik pada Bangunan.Contoh bangunan yang diambil adalah Falling Water Frank Lloyd Wright. Falling Water atau Kaufmann Residence adalah rumah yang dirancang oleh arsitek Amerika Frank Lloyd Wright pada tahun 1935 di Pennsylvania. Bangunan ini ditetapkan sebagai National Historic Landmark di 1966. Pada tahun 1991, American Institute of Architects menunjukkan bahwa Falling Water adalah The Best all-time work American architecture. Sementara itu National Geographic Traveler menetapkannya sebagai Place of a Lifetime. Sejak tahun 1963, Falling Water beserta seluruh isinya oleh keluarga Kaufmann Jr. diserahkan kepada Western Pennsylvania Conservacy untuk dijadikan museum.

Merujuk pada konsep arsitektur organik yang terinspirasi atau dekat dengan alam, bangunan ini didirikan langsung di atas air terjun yang curam pada sebuah pedesaan. Frank Lloyd Wright menggunakan air dinamis dalam bentuk air terjun yang membuat bangunan tersebut berkesan melayang dengan dominasi material alam. Bagian bangunan yang terkesan melayang dan menjorok ke air terjun adalah ruang keluarga. Air terjun tersebut menjadikan musik alami yang dapat terdengar di seluruh ruangan rumah. Konstruksinya menggunakan rangkaian balkon didukung balok-balok dengan menggunakan batu kapur untuk semua permukaan vertikal dan beton untuk permukaan horizontal.Pada interiornya, lantai dan dinding juga menggunakan batu alam, sedangkan perabotnya menggunakan material kayu, seperti kursi dan meja. Bangunan ini mengikuti bagaimana kondisi alam, di mana struktur bangunan yang dirancang disesuaikan dengan keadaan tapak atau lokasi bangunan yang ditempatkan pada air terjun. Bukaan-bukaan besar, seperti jendela pada ruangannya dirancang untuk merasakan keindahan alam dan juga dapat dijadikan sebagai masuknya penghawaan dan pencahayaan alami. Bangunan ini terlihat sangat dominan dengan unsur vertikal dan horizontal seperti gaya Art-Deco yang memunculkan kembali ide-ide lama dan diolah serta disesuaikan dengan masa sekarang. Bentuk geometri, yaitu balok disusun secara vertikal dan horizontal dengan ukuran dan material yang berbeda. Sehingga, bangunan ini terlihat dinamis sesuai dengan perkembangan zaman tanpa merubah desain konsep tersebut.Unik dari bangunan yang lain adalah salah satu ciri arsitektur organik. Kantilever yang dibuat overhang yang langsung berada di atas air terjun menjadikan bangunan ini unik dan tidak termakan oleh perkembangan zaman. Bentuk rumah ini tidak seperti rumah pada umumnya yang cenderung terikat oleh ruang dan mengahasilkan bentuk yang biasa-biasa saja. Falling Water membuktikkan bahwa keterikatan fungsi bangunan tidak menjadikan bentuk bangunan menjadi kaku, namun dapat menghasilkan bentuk yang luwes dan menghasilkan bentuk yang ekspresif.

Referensihttp://www.academia.edu/4380899/Prom_prom_ARSITEKTUR_ORGANIKhttp://hamdiel.files.wordpress.comhttp://thismeyy.blogspot.com/2011/01/arsitektur-organik.htmlhttp://arsitektur.nethttp://www.fallingwater.org