67
1. ARTICULATIO dr. G. N. Tanudjaja, MS, PAK A. ARTHROLOGY UMUM Sendi = Articulatio = Arthros Hubungan antara 2 tulang atau lebih Rentang gerak – Range of Movement (ROM) Terbatas – Luas B. JENIS SENDI MENURUT MATERIAL ANTARA 1. ARTICULATIO FIBROSA: Jaringan ikat Fibrosa -> Gerakan Minimal Jenis : a. Suturae : - sangat kuat/gerak kurang - pada tengkorak > Tipe Squamosa > Tipe Serrata > Tipe Gomphosis b. Syndesmosis/Ligamen -> Membrana interossei cruris dan antebrachi 2. ARTICULATIO CARTILAGINOSA Hubungan antar tulang : Rawan Terdiri dari : a. Synchondrosis = articulatio cartilaginosa primer Material : cartil.Hyalin Pada kehidupan awal –Temporer 1

Articulatio

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Articulatio

Citation preview

Page 1: Articulatio

1. ARTICULATIO

dr. G. N. Tanudjaja, MS, PAK

A. ARTHROLOGY UMUM

• Sendi = Articulatio = Arthros

• Hubungan antara 2 tulang atau lebih

• Rentang gerak – Range of Movement (ROM) Terbatas – Luas

B. JENIS SENDI MENURUT MATERIAL ANTARA

1. ARTICULATIO FIBROSA:

• Jaringan ikat Fibrosa -> Gerakan Minimal

• Jenis : a. Suturae : - sangat kuat/gerak kurang

- pada tengkorak

> Tipe Squamosa

> Tipe Serrata

> Tipe Gomphosis

b. Syndesmosis/Ligamen

-> Membrana interossei cruris dan antebrachi

2. ARTICULATIO CARTILAGINOSA

• Hubungan antar tulang : Rawan

• Terdiri dari :

a. Synchondrosis = articulatio cartilaginosa primer

Material : cartil.Hyalin

Pada kehidupan awal –Temporer

-> Lamina Epiphysis : tumbuh tetap : cartilago costa I

b. Symphisis = articulatio cartilaginosa sekunder

rawan hyalin + ikat fibrosa

= fibrocartilago : Pubis IV, sternum

1

Page 2: Articulatio

3. ARTICULATIO SYNOVIALE

• Jenis fungsional tersering dan terpenting

• Gerakan bebas

• 4 ciri utama :

a. Cavitas artic. + cairan synovial sedikit yg kental

b. Cartilago articulare –Hyalin

c. Membrana synoviale : Lumas –Nutrisi

d. Capsulla Fibrosa + Ligg. Tambahan utk batasi gerakan

Ciri tambahan :

- Discus articulare – Fibrocartil. -> Bantal tambahan

- Labrum: Tambahan Fibrocartilago pd tepian Tulang proximal -> Dalam

- Tendon melintas intraartic. Mis : M.Biceps Brachi Caput Longum

C. JENIS – JENIS BENTUK ARTICULATIO SYNOVIALE

• Artic. Plana/Datar – Geser/Luncur

• Artic. Ginglymus/Engsel

• Artic. Trochoidea/Peluru/Datar

• Artic. Condyloidea/Bonggol

• Artic. Sellaris/Pelana

• Artic. Spheroidea/Bola - Mangkuk

2

Page 3: Articulatio

2. BIOMEKANIKA (KINEMATIKA & DINAMIKA)

Prof. dr.Vennetia R. Danes, MSc, PhD

A. INTRODUKSI

Mekanika : Ilmu yg mempelajari gerakan dan keseimbangan benda-benda:

1. Kinematika (= ilmu ukur gerak )

Mempelajari gerakan secara ilmu ukur tanpa memperhitungkan sebab dari

gerakan tersebut

2. Dinamika (= ilmu gaya)

- Mempelajari gaya-gaya

- Dibagi 2 : Statika dan Kinetika

B. KINEMATIKA

B.1. Overview

• Mengamati bentuk lintasan yg ditulis dlm Pers. Matematika , kecepatan, & percepatan

gerakan benda/objek (Gerak Lurus)

• Menggunakan satuan SI (System International)

• Memerlukan kerangka acuan :

– Yang sering digunakan adalah kerangka atau koordinat sumbu Cartesian

– Koordinat Kutub/Polar

B.2. Laju dan Kecepatan

• Pengertian dlm percakapan sehari-hari

Laju ↔ Percepatan

• Laju, e.g. Seorang Pelari berlari sejauh 15 km dalam waktu 3 jam, maka

– laju rata-rata: jarak lintasan/waktu berlalu

3

Page 4: Articulatio

– V = d/t =15/3 km/jam = 5 km/h.

• Kecepatan:

– Biasa disebut kecepatan rata-rata

B.3. Kecepatan Rata-rata dan Pergeseran

• Berbeda dgn laju, kecepatan memperhitungkan posisi awal bergeraknya objek (apakah ke

timur atau ke barat)

• Kecepatan rata-rata:

V = pergeseran/waktu berlalu

Dimana ∆x= x2-x1dan ∆t = t2-t1

• e.g seorang pelari bergerak mulai posisi x1 = 50m kearah kiri pada posisi x2=30,5. jika

waktu yg ditempuh 3 detik, berapa kecepatan rata2 pelari tsb.

B.4. Percepatan

• Benda bergerak dgn kecepatan ttt lalu diubah kecepatannya “dipercepat”

• Percepatan rata-rata=perubahan kec/waktu

• “Percepatan Gerak Beraturan”: selama benda bergerak,percepatannya tidak berubah

(konstan). Berlaku rumus2: a. V= V0 +at

b. X = X0 +V0 t + 1/2at2 d.

c. V2=V02 + 2a (X-X0)

Rumus a-d percepatan konstan utk benda yg bergerak pd lintasan sumbu X, jk pd lintasan

sumbu Y maka (a) diganti dgn (g) dan (X) diganti dgn (Y)

4

Page 5: Articulatio

B.5. Gerak Melingkar

• Jari-jari lingkaran = R, Kecepatan V menyinggung lingkaran, arahnya tegak lurus jari-jari

R. Jarak diukur sepanjang keliling lingkaran dari ttk O, maka:

s =RѲ, shg V= s/t = RѲ /t

• Perobahan sudut yg dilewati R setiap detik, disebut: Kecepatan sudut atau Frekwensi

sudut ω

ω = Ѳ/t (radian/detik)

Hubungan kecepatan V dengan ω

• Kecepatan Tangensial atau Kecepatan Singgung:

V= ω R

• Kadang-kadang frekwensi st gerakan:

= revolusi per menit, rpm (dengan 1 min-1 =1/60 Hz)

• Konsep Periode dan Frekwensi digunakan utk semua proses kejadian dalam bentuk

siklus

• Periode adalah waktu yg menyatakan st putaran lengkap (putaran yg tidak beraturan tp

periodik), sedangkan Frekwensi adalah bilangan dari putaran tiap detik,

1 Hz = 1 putaran/detik

Jika Ѳ= 2π, maka : ω = 2 π f, karena 1/t =f ,dimana f =frekwensi

Keadaan Khusus dari gerak melingkar

• Diperoleh Percepatan Tangensial (singgung):

aT= V/t = R ω/t = Rα

5

Page 6: Articulatio

• Sedangkan Percepatan Sentripetal, normal (Percepatan menuju ke pusat lingkaran):

aN= V2/R = ω2 R = Rα

B6. Gerak Melingkar & pengaruhnya pada manusia

• Seseorg ditutup matanya & duduk pd sebh kursi yg berputar perlahan-2 maka hasil yg

diamati:

1. Jika kursi diputar 90O searah jarum jam dan kemudian dihentikan, mk org tsb masih dpt

menentukan arah putaran & mengetahui bhw kursi telah berhenti. Proses kebalikan akan

diperoleh hsl yg sama

2. Jika kursi dipercepat & terus diputar, mk orang tsb dapat dgn tepat menentukan arah

putaran untuk jangka waktu 20 detik, tetapi setelah 20 dtk jawabannya tidak lagi

meyakinkan.

Pengaruhnya pada manusia

3. Jika stlh 30 dtk kursi diperlambat hg mencapai kec. sudut yg rendah, orang tsb pada

umumnya akan merasakan bhw kursi telah berhenti berputar.

4. Jika putaran kursi tiba-tiba dihentikan, orang tsb biasanya akan merasakan perputaran

dlm arah yg berlawanan.

Untuk menginterpretasikan hasil-hasil:

Selidiki struktur telinga bagian dalam, tdd 2 bagian:

1. Bgn I disebut ruang tpt selaput telinga

di dalamnya ada elemen2 pendengaran

2. Bgn lainnya tdd 3 saluran 1/2 lingkaran

berfungsi utk mendeteksi pergerakan kepala sdgkan fungsinya sbg alat

pendengaran hanya sedikit sekali.

Di dalam bgn saluran ½ lingkaran terdapat:

1. cairan yg disbt endolymph

2. sebuah tonjolan yang disebut kubah (cupola)

Kubah ini dpt merasakan pergerakan relative cairan.

6

Page 7: Articulatio

C. DINAMIKA

• DEFINISI GAYA:

Suatu pengaruh yang bekerja pada sebuah benda, menyebabkan benda itu

berubah keadaan geraknya.

• Seseorang dpt mengalami gaya bila ia menarik/ mendorong benda

Orang tsb mengerjakan suatu gaya pd benda.

• Gaya merupakan vector, krn selain mempunyai besar juga memp. arah:

- horizontal, vertical maupun gaya yg membtk sudut

• Dlm kehidupan sehari2 ada bbp macam gaya, spt:

- gaya gesek

- gaya pegas

- gaya otot yg bekerja pd tubuh manusia

• Hukum yg paling dikenal dlm membicarakan gaya adalah Hukum Newton, dikemukakan

o/ Isaac Newton (1642 – 1727):

1. Hukum Newton I

2. Hukum Newton II

3. Hukum Newton III.

7

Page 8: Articulatio

3. BIOMEKANIKA

Dr. Jimmy F. Rumampuk, M.Kes, AIFO

A. Pendahuluan

Dua bidang yang termasuk dalam fisika kedokteran:

1. Bidang Kedokteran

2. Bidang Fisika

Fisika Kedokteran Berperan Dalam 2 Hal

1. Menentukan fungsi tubuh meliputi kesehatan & penyakit

2. Dalam praktek kedokteran meliputi pengetahuan alat dlm bidang kedokteran yaitu

ultrasonik, laser, radiasi, dsb.

B. Pengukuran

Dasar utama fisika yaitu pengukuran kuantitatif. Pengukuran kwantitatif ini adalah

sistem satuan internasional atau di disingkat SI

Pengukuran fisik di bagi 2 group :

a. Proses pengukuran pengulangan melibatkan pengulangan perdetik, permenit, dsb.

Cnth: denyut nadi 70/menit

b. Proses pengukuran yang tidak berulang. Cnth : ukur substansi asing yg di

keluarkan oleh ginjal.

C. False positif & false negative

False positif adalah penyimpangan yg terjadi dmana penderita dinyatakan menderita

penyakit padahal tidak.

8

Page 9: Articulatio

False negatif adalah penyimpangan yg terjadi dmana penderita dinyatakan tidak sakit

padahal sakit.

Untuk menghindari/ mengurangi false positif atau f. negatif:

Dalam pengambilan keputusan

Pengulangan pengukuran

Pengunaan alat yang dpt di percaya

Kaliberasi sepatutnya terhadap alat-alat

D. Hukum dasar dalam mekanika

Dalam biomekanika memakai hukum dasar yang dirumuskan oleh Isaac Newton

(1964-1727) untuk mempelajari gerakan mekanika pada manusia & hewan.

1. Hukum Newton Pertama

Setiap objek berlangsung dlm keadaan istirahat atau gerakan yg sama pd suatu

garis lurus. Kecuali benda itu di paksa untuk berubah oleh gaya yg bekerja

pdanya.

2. Hukum Newton kedua

Apabila ada gaya yg bekerja pd suatu benda maka benda akan mengalami suatu

percepatan yg arahnya sama dgn arah gaya. Percepatan (a) dan gaya (f) adlh

sebanding dlm besaran.

3. Hukum newton ketiga

Untuk setiap aksi, selalu ada reaksi yang arahnya berlawanan.

E. Gaya yang bekerja pada tubuh manusia

1. Gaya pada tubuh dalam keadaan statis

9

Page 10: Articulatio

Sistem otot dan tulang dari tubuh manusia bekerja sebagai pengumpul

3 macam sistem pengumpil dlm tubuh manusia;

1 klas pertama sistem pengumpil

2 klas ke-2 sistem pengumpil

3 klas ke-3 sistem pengumpil

2. Gaya pada tubuh dalam keadaan dinamis

F. Analisa Gaya dan Kegunaan Dalam Klinik

• Gaya vertikal

Apabila seseorang berdiri di atas suatu benda, maka orang tsb memberi gaya di atas benda tsb,

sedangkan benda tsb akan memberi gaya reaksi yang besarnya = gaya yg diberikan orang itu

• Gaya Horisontal

Dua gaya yg bekerja pd sebuah benda dgn arah yg sma, maka total gaya yg

diperoleh sebesar

10S=F1 + F2

Page 11: Articulatio

Bila dua gaya yg bekerja pd sebuah benda dgn arah yg berlawanan, maka total

gaya sebesar selisih gaya I dan gaya II.

G. Cara Menentukan Pusat Gravitasi

• Menggantungkan sebuah objek pada dua titik yang berbeda

• Berdiri di atas sebuah papan di mana kedua ujung papan terletak di atas

timbangan

• Metode grafik

• Metode analisa

Menggantungkan Objek pada Pada Titik Yang Berbeda

Sebuah objek yg akan di tentukan pusat gravitasi di gantungkan melalui sebuah

titik (P). Pusat gravitasi akan berada di bawah titik gantung. (Lihat gambar).

Kemudian objek tsb di gantung melalui titik p1; pusat gravitasi akan berada di

bawah titik p1 (lihat gambar)

11

Page 12: Articulatio

Dengan mengetahui garis vertikal malalui P dan P1 maka titik pusat gravitasi

dapat di cari dgn mencari titik potong dari kedua garis tsb.

Kesalahan Menentukan pusat gravitasi tubuh manusia melalui kalkulus

disebabkan oleh:

1. Pusat gravitasi tidak tepat pd aksis longitudinal

2. Setiap individu mempunyai pusat gravitasi yg berbeda-beda

3. Sistem biomekanika yg berubah bentuk

Kegunaan Pusat Gravitasi

Dengan mengetahui & dpt menentukan pusat gravitasi sangat membantu olah

ragawan loncat tinggi, lompat jauh.

H. Keseimbangan

Ada 2 macam :

1. Keseimbangan labil

Terjadinya keseimbangan labil disebabkan garis pusat gravitasi jatuh di luar dasar

penyokong dan luas dasar penyokong terlalu kecil.

2. Keseimbangan stabil

Keseimbangan stabil dapat tercapai apabila benda dlm kedudukan :

• Kontak dgn dasar/ permukaan pijakan luas

12

Page 13: Articulatio

• Pusat gravitasi terletak rendah & garis pusat gravitasi terletak di dlm

benda.

Di tinjau dr segi pusat gravitasi & luas kontak, keseimbangan tubuh bisa tercapai

& ditingkatkan apabila:

a. Letak pusat gravitasi di rendahkan misalnya pd posisi duduk atau tidur

b. Peningkatan luas permukaan penyangga misalnya dlm posisi tidur, posisi

duduk, waktu berjalan, bertinju kedua kaki di lebarkan

Keseimbangan tubuh dpt dikurangi dgn cara:

• Meningkatkan pusat gravitasi, dengan cara angkat tangan ke atas,

menjunjung barang di atas kepala

• Mengurangi dasar permukaan penyangga dgn cara menjinjit atau berdiri

satu kaki

I. Momentum

Momentum dari sebuah objek adalah hasil kali massa & kecepatannya

Dimana F= gaya

t= waktu

Satuan momentum adalah Kg m S-1

13

Page 14: Articulatio

Momentum memainkan peranan penting dlm olahraga. Tabel di bawah ini

memberi gambaran berbagai olahraga dlm mengunakan bola, mengenai

kecepatan, tumbukan dlm kaitan impuls & momentum.

4. SISTEM MOTORIK MEDULA SPINALIS

dr. Hedison Polii, MKes, AIFM, AIFO

A. Sistem saraf

• Mengatur aktivitas tubuh yang cepat: kontraksi otot, perubahan viseral & sekresi kel

endokrin.

• Menerima berjuta rangsangan informasi organ sensorik untuk menentukan respon apa

yang akan diberikan oleh tubuh.

• Medula spinalis- hasil penginderaan reseptor seperti muscle spindle, Organ tendon

Golgi dan proprioseptif, -- refleks spinal.

• Batang Otak, dipengaruhi masukan serebelum, mengendalikan sikap melalui refleks

postural, koordinasi gerakan mata-tangan.

• Korteks motorik, pengendalian gerakan tertinggi, mendapat masukan dr serebelum,

ganglia basalis & berbagai pusat di talamus—merencanakan, memulai, melaksanakan

gerakan.

14

Page 15: Articulatio

B. Fungsi Motorik

• Interaksi dengan lingkungan

• Gerakan: refleks, gerak volunter dan gerak ritmis / berjalan

• Integrasi—medula spinalis, batang otak, serebelum dan korteks serebri

• Otot skelet

• Neuron skeletomotorik (neuron motorik)

C. Klasifikasi gerakan

• Gerak refleks – berhubungan dengan medula spinalis.

• Gerak volunter- rumit, membutuhkan integrasi pada korteks serebri.

• Gerak ritmik- berjalan/berlari-- kombinasi refleks dan gerakan volunter.

D. Medula spinalis

- Panjang 43.5 cm , diameter 1cm

- 4segmen Spinal dan Group saraf/nervus Spinal

a. Servikal (8)

15

Page 16: Articulatio

b. Torakal (12)

c. Lumbal (5)

d. Sakral (5 vertebrae mengalami fusi), "Holy Bone“ – Tulang Keramat/Suci

e. Koksigeal (3-5 vertebrae mengalami fusi) ‘tailbone’, (coccyx = cuckoo's beak)

1. Struktur internal Medula spinalis

a. Substansia putih/alba – bagian luar

b. Substansia kelabu/grissea - tanduk and komisura – bagian dalam/internal

c. Bervariasi bentuknya dengan tingkat segmen Spinal

d. Akar Dorsal dan akar Ganglia

e. Akar Ventral

2. Spinal Nerves

Total ada 31 pasang saraf spinal - bilateral berpasangan

a. 8 nervus servikal (C1-C8)

b. 12 nervus torakal (T1-T12)

c. 5 nervus lumbal (L1-L5)

d. 5 nervus sakral (S1-S5)

e. 1 nervus koksigeal (skin of lower back)

Rami Dorsal dan Ventral dari Nervus/saraf Spinal

Akar Dorsal - informasi Sensorik

Akar Ventral - informasi Motorik

3. Traktus dalam medula spinalis

• Impuls saraf dibawa melalui substansia alba/putih

• 3 berkas utama

a. Kolumna Dorsalis: serat asenden primer

b. Lateral: serat Ascending and Descending

c. Anterior (aka Ventral): serat Ascending and Descending

4. Upper Motor Neurons

16

Page 17: Articulatio

Upper motor neurons: neuron motorik tidak secara langsung bertanggung jawab

terhadap stimulasi target otot

• Traktus Upper motor neurons

– Kortikospinal: korteks motorik ke akar saraf spinal –gerakan volunter

– kortikobulbar: korteks ke pons and medulla – secara involunter menjaga

postur/sikap tubuh

– Tektospinal – kolikulus Superior Colliculus ke lower motor neuron. Secara

involunter mengoreksi kepala terhadap rangsangan visual.

– Rubrospinal: nucleus merah ke LMN

– Vestibulospinal: nukleus vestibular – bertanggung jawab mengatur

postur/sikap tubuh terhadap keseimbangan.

– Retikulospinal: reticular formation – keseimbangan

5. Serat Kortikospinal

- Traktus Kortikospinal Lateral (LCT)

- Traktus Kortikospinal Anterior (ACT/ traktus korticospinal ventral)

6. Lower Motor Neuron

a. Lower motor neurons (LMNs) merupakan neuron motorik yang membawa

impuls saraf dari upper motor neuron (UMN) menuju otot.

b. Jalur impuls Efferent

c. Jalur akhir (menuju otot-otot)

d. 4 komponen

i. Sel motorik tubuh

ii. Serat Eferen

iii. Motor End Plate - Myoneural-Neuromuscular Junction

iv. Serat otot yang diinervasi oleh Axon

7. Jenis sel saraf motorik

Neuron motorik Anterior – keluar dari tanduk ventral

17

Page 18: Articulatio

a. Sel saraf motorik Alpha and Y (Gamma)

b. Lower Motor Neuron

Interneuron

c. Menghubungkan sel sensorik penghubung dan kumpulan neuron motorik

d. Bagian yang sering terlibat pada aksi refleks

8. Neuron Motorik dalam medula spinalis

Neuron motorik Alpha

a. Neuron motorik utama- ke serabut ekstrafusal

b. kecil

c. Bertanggung jawab terhadap gerakan volunter dan refleks dari kepala, batang

badan dan Extremitas

d. Satu serat dapat menginervasi 200 serat otot

Neuron motorik Y (gamma)

e. Lebih kecil dan lebih sedikit

f. Dikontrol oleh sistem Retikuler dan sistem Vestibular

g. Ke serabut intrafusal

9. Interneurons

- Sebagai Filter terhadap fungsi motorik dan sensorik

- Berfungsi sebagai sel inhibisi dan sel asosiasi

E. Reseptor otot 2 jenis reseptor

a. Muscle Spindle/kumparan otot

i. Reseptor sensorik dalan otot

ii. Mendeteksi dan mempertahankan tegangan otot

b. Golgi Tendon Organs

i. Reseptor sensorik dalam tendon

ii. Memonitor tingkat tegangan otot selama kontraksi

iii. Mencegah tegangan otot yang berlebihan

18

Page 19: Articulatio

F. Refleks

1. Refleks Spinal

RERFLEKS MONOSINAPTIK

• Serabut grup 1a

• masa laten singkat

• Refleks miotatik/refleks regangan

• Contoh : refleks tendon lutut

REFLEKS POLISINAPTIK

• Serabut ramus dorsalis baik priprioseptor maupun eksteroseptor

• Masa laten panjang

• Akibat regangan kuat pada kulit

• Refleks fleksi---withdrawal refleks

REFLEKS EKSTEROSEPTIK

a. Refleks Fleksi (Withdrawal reflex)

• Refleks nosiseptif/nyeri-cubitan kaki

• Polisinaptik-beberapa interneuron

• Fasilitasi otot fleksor, inhibisi otot ekstensor

b. Refleks Ekstenstor silang (Crossed extension reflex)

• Refleks menarik diri

• Manifestasi kontralateral withdrawal reflex

• Menginjak benda tajam

• Refleks fleksi tungkai ipsilateral dan ekstensi tungkai kontralateral

19

Page 20: Articulatio

REFLEKS PROPRIOSEPTIF

Stretch reflex (Refleks regang)

• Monosinaptik

• Akibat regangan(stretch) pada otot

• Kontraksi dari otot yang sama

• Urutan sbb: regangan otot-regangan muscle spindle—ke bagian sentral MS-

aksi potensial serabut 1a—secara monosinaptik merangsang neuron

skeletomotor pada medula spinalis—ke otot yang sama

• Contoh: refleks patela, refleks achilles

G. Otot

- Serabut otot

- Motor unit

- Secara fisiologis—fleksor, ekstensor

- Gerakan-gerakan yang berviariasi-otot harus di organisasi jadi kelompok

fungsional

- Otot protagonis—otot antagonis

- Reseptor otot—muscle spindle, organ tendon Golgi

5. FUNGSI MOTORIK SEREBELUM DAN GANGLIA BASALIS

dr. Hedison Polii, MKes, AIFM, AIFO

A. Otak

Diperkirakan otak terdiri atas 100 milyar neuron

20

Page 21: Articulatio

Otak dibagi menjadi 6 divisi utama:

1. Serebrum (Korteks serebri , Ganglia basalis)

2. Diensefalon (Talamus, Hipotalamus)

3. Serebelum

4. Midbrain

5. Pons

6. Medula oblongata

1 dan 2 -- forebrain/prosensefalon-otak depan

4, 5 dan 6 -- Brain stem (batang otak)

21

Page 22: Articulatio

B. Fungsi Motorik-integrasi 6 level Neuraxial

Medula spinalis

Batang otak

Serebelum

Diensefalon—Talamus, Hipotalamus

Ganglia Basalis

Korteks serebri

C. Serebelum

Area tenang

Perangsanga listrik – jarang gerakan motorik

Diangkat – gerakan tidak normal

22

Page 23: Articulatio

Tidak langsung menyebabkan kontraksi otot

Membantu mengurutkan aktivitas motorik

Memperbaiki penyesuaian aktivitas motorik

a. Fungsi umum serebelum

Membantu korteks serebri merencanakan urutan gerakan berikutnya - membantu

gerakan secara lancar ke gerakan berikutnya

Mampu belajar dari kesalahan yang dibuat

Terjadi perubahan eksitabilitas neuron-neuron serebelar yang sesuai

b. Anatomik Serebelum-3 lobus

lobus anterior

lobus posterior

lobus flokulonoduler.

lobus flokulonoduler bersama-sama sistem vestibular dalam mengatur keseimbangan

tubuh.

c. Traktus/Jaras aferen dari bagian otak lain yg masuk(input) serebelum

Tr. pontoserebelar

Tr. olivoserebelaris

Tr. vestibuloserebelaris

Tr. retikuloserebelaris

d. Traktus/Jaras aferen dari perifer yang masuk (input) ke serebelum

23

Page 24: Articulatio

Tr. Spinoserebelaris dorsalis – ke pedunculus serebeli inferior – ke vermis & zona

intermedia

Tr. Spinoserebelaris ventralis- ke pedunculus serebeli superior – ke zona lateral

Jaras serebelar– kecepatan impuls 120 m/detik untuk memberitahu serebelum ttg

perubahan kerja otot perifer

e. Jaras eferen yang meninggalkan serebelum

Jaras dari bagian vermis- ke n. fastigial & regio pontin batang otak. (berkaitan

dengan aparatus vestubular & n. vestibular untuk fungsi keseimbangan– juga dengan

formasio retikular untuk mengatur sikap tubuh)

Jaras dari zona intermedia- ke n. interpositus, n. VL talamus, VA talamus, - ke

korteks serebri, talamus, ganglia basalis, formasio retikularis, & batang otak

(mengkoordinasikan kontraksi timbal balik otot agonis dan antagonis tangan, jari , ibu

jari).

Jaras dari zona lateral – ke n. dentatus, n. VL dan VA talamus – ke korteks serebri.

(membantu mengkoordinasikan urutan aktivitas motorik yang dicetuskan oleh korteks

serebri)

f. Vestibuloserebelum – lobus flokulonuduler

g. Vestibuloserebelum

h. Spinoserebelum – vermis & zona intermedia

i. Spinoserebelum

j. Serebroserebelum- zona lateral

k. Kelainan-kelainan klinis Serebelum

1. Dismetria – gerakan yang berlebihan melebihi sasaran - Penunjukan yang

terlewat (post pointing)

2. Ataksia – gerakan tak terkoordinasi

24

Page 25: Articulatio

3. Disdiadokokinesia – rangkaian gerakan yang dimulai lebih awal atau

terlambat dan tak teratur (miss: membalikkan tangan dengan cepat menghadap

keatas dan kebawah)

4. Disartria – gangguan koordinasi diantara gerakan otot, timbul vokalisasi yang

campur aduk)

5. Tremor Intensi – gerakan berosilasi terutama mendekati titik yang diinginkan

6. Nistagmus serebelar – tremor bola mata terutam bila memfiksasi mata pada

satu objek salah satu sisi kepala

7. Hipotonia – penurunan tonus otot tubuh perifer

D. Ganglia Basalis / Nukleus Basal

Struktur subkorteks

sistem asesori motorik lain

berkaitan erat dengan korteks serebri dan sistem motorik kortikospinal.

tdd: nukleus kaudatus, putamen, globus palidus, --substansia nigra dan nukleus

subtalamikus

 berkaitan dengan korteks serebri dan pengatur motorik kortikospinal

25

Page 26: Articulatio

26

Page 27: Articulatio

a. Peran ganglia basalis

1. inhibisi penting dalam kontrol motorik-modulasi fungsi motorik serebri

2. menghambat tonus otot di seluruh tubuh (tonus otot yang sesuai dipertahankan

oleh keseimbangan antara masukan 'inhibitorik dan eksitatorik ke neuron-

neuron yang mempersarafi otot rangka);

3. memilih & mempertahankan aktivitas motorik bertujuan sementara menekan

pola gerakan yang tidak berguna atau tidak diinginkan;

4. membantu memantau dan mengkoordinasi kontraksi-kontraksi menetap yang

lambat, terutama kontraksi yang berkaitan dengan postur dan penunjang.

5. ganglia basalis tidak secara langsung mempengaruhi neuron motorik eferen

yang menyebabkan kontraksi otot, tetapi bertindak dengan memodifikasi

aktivitas-aktivitas yang sedang berlangsung di jalur-jalur motorik.

27

Page 28: Articulatio

b. Sirkuit Putamen

1. Fungsi ganglia basalis dalam melaksanakan pola-pola aktivitas motorik

2. Berkaitan dengan sistem kortikospinal

3. Mis: menulis huruf

4. Abnormalitas fungsi sirkuit putamen:

i. Atetosis – gerakan menggeliat pada tangan, lengan, leher atau wajah

berlangsung spontan, terus menerus (lesi di globus palidus)

ii. Hemibalismus – gerakan menghempas di seluruh anggota tubuh secara

tiba-tiba (lesi di subtalamus)

iii. Korea – gerakan tersentak-sentak diseluruh anggota tubuh secara tiba-

tiba.

iv. Rigiditas, akinesia dan tremor pada penyakit Parkinson (lesi di

substansia nigra).

c. Sirkuit Kaudatus

1. Peran ganglia basalis untuk pengaturan kognitif terhadap pola gerakan

motorik yang berurutan

2. Sebagian besar kerja motorik akibat dari pemikiran yang dibentuk dalam

otak– disebut pengaturan kognitif terhadap aktivitas motorik

3. Peran : nukleus kaudatus

d. Fungsi bahan neurotransmiter spesifik pada sistem ganglia basalis

1. Jaras dopamin -- inhibitor

2. Jaras asam gama aminobutirat (GABA)- inhibitor

3. Jaras asetilkolin -- eksitasi

4. Jaras umum --- norepinefrin (eksitasi), serotonin (inhibitor), enkefalin

(inhibitor)

5. Jaras glutamat multipel – eksitasi

28

Page 29: Articulatio

e. Talamus

1. berfungsi sebagai "stasiun penyambung/pemancar" dan pusat integrasi sinaps

untuk pengolahan pendahuluan semua masukan sensorik dalam perjalanannya

ke korteks.

2. Talamus secara positif memperkuat aktivitas motorik volunter yang dimulai

oleh korteks serebrum.

3. Nukleus basal memodulasi aktivitas motorik volunter dengan mengeluarkan

efek inhibisi pada talamus dan dengan menghambat neuron-neuron batang

otak yang mempengaruhi neuron motorik yang mempersarafi otot rangka.

Nukleus basal juga mengunakan efek inhibisi pada neuron motorik dengan

bekerja melalui neuron-neuron di batang otak.

f. Sindroma Klinis yang merupakan akibat dari kerusakan Ganglia Basalis

Penyakit Parkinson

- = agitans paralisis

- Kerusakan luas di substansia nigra (pars kompakta) yang mengirim

dopamin ke putamen dan nukleus kaudatus

- Ditandai kekakuan, tremor involunter, akinesia

- Dopamin sebagai transmiter inhibitor

- Kurangnya sekresi dopamin oleh substansia nigra– ketidakseimbangan

antara asetilkolin dan dopamine

- Nukles kaudatus dan putamen menjadi sangat aktif – menhasilkan sinyal

output eksitasi terus menerus

- Sinyal merangsang banyak otot menimbulkan rigiditas

- Beberapa sirkuit umpan balik mudah berosilasi akibat umpan balik yang

kuat setelah inhibisi hilang – menimbulkan tremor involunter

- Sekresi dopamin di sistem limbik seringkali menurun bersama dengan

sekresi dopamin di ganglia basalis--- menurunkan dorongan fisik untuk

aktivitas motorik—(daya kemauan melakukan gerak terbatas-tekanan

mental)-- akinesia

29

Page 30: Articulatio

6. SISTEM PIRAMIDAL & EKSTRAPIRAMIDAL

Dr. Melke J Tumboimbela, SpS

GERAK

• Gerak merupakan suatu milik yg fundamental dalam sebagian besar kehidupan hewan

• Bagi hewan unisel sederhana gerak & kemampuan berpindah tempat

kontraktilitas protoplasma & organ asesorius

• Hewan multisel paling rendah neuromuskular rudimenter

• Hewan lebih tinggi termasuk manusia pengiriman impuls neuron ke otot\

• Prinsip pengaturan sentral, yaitu otak memulai & mengadakan integrasi gerakan

• Segala aktivitas susunan saraf pusat yg dapat dilihat, didengar, direkam & diperiksa

berwujud gerak otot

• Terjadinya gerakan kompleks & terkoordinasi dengan halus tergantung pd:

1. Keutuhan bagian sistem saraf:

– Pusat sistem saraf yg lebih tinggi

– UMN: upper motor neuron

– LMN : lower motor neuron

– Sinaps neuromuskular/neuromuscular junctin/ motor endplate

Disebut susunan neuromuskular voluntar sistem yg mengurus &

melaksanakan gerakan yg dikendalikan oleh kemauan.

2. Dgn input penting dari: jaras ekstrapiramidal & serebelum

• Impuls/pesan yg disampaikan ke otot sehingga menghasilkan gerak disebut impuls

motorik

30

Page 31: Articulatio

• Dalam terjadinya gerakan:

UMN mengirim pesan pd LMN untuk mengadakan suatu corak gerakan motor

end plate & otot sebagai pelaksana corak gerakan.

31

Page 32: Articulatio

A. SISTEM PIRAMIDALIS

• Semua neuron yg menyalurkan impuls motorik ke LMN tergolong kelompok UMN

• Berdasarkan perbedaan anatomi & fisiologi kelompok sel neuron UMN dibagi atas:

– Sistem piramidal

– Sistem ekstrapiramidal

• Akson neuron2 ini yg membentuk lintasan piramidalis (traktus piramidalis)

• Serabut piramidalis membentuk Korona radiata & menyatu di Kapsula interna

• Kembali menyebar di Pons & menyatu kembali di Medulla Oblongata

• Sepanjang batang otak sebagian serabut menyilang & sebagian tidak menyilang

• Meninggalkan traktus piramidalis pada pertemuannya dengan neuron penghubung

(interneuron) disekitar inti2 motorik saraf otak

• Traktus piramidalis ini disebut TRAKTUS KORTIKOBULBER. Serabut piramidalis yg

melanjutkan perjalanan ke Medulla Spinalis disebut TRAKTUS KORTIKOSPINALIS

85% serabut ini akan menyilang garis tengah setinggi Medulla Oblongata. Serabut ini

berakhir di interneuron disekitar inti2 motor neuron di kornu anterior Medulla Spinalis.

32

Page 33: Articulatio

B. SISTEM EKSTRAPIRAMIDALIS

Impuls piramidalis disampaikan secara langsung ke motor neuron tanpa

mengalami pengubahan. Impuls ekstrapiramidalis sebelum tiba di motor neuron,

mengalami berbaga pengolahan & pengubahan dalam inti yg disebut sebagai Sistem

Ekstrapiramidalis. Inti ekstrapiramidalis ini tak terkumpuldalam satu daerah tapi terpisah

& terpencar Lintasan ekstrapiramidal yg menghubungkan inti ini tidak terdiri dari satu

jaras tapi atas berbagai jaras Lintasan ekstrapiramidal ada yg pendek & panjang,

melingkar lalu membujur, lalu menuju ke motor neuron. Berbeda dgn sistem piramidalis

yg sederhana, sistem ekstrapiramidalis terdiri dari banyak komponen:

• Korpus striatum

• Globus palidus

• Inti-inti talamik

• Nukleus subtalamikus

33

Page 34: Articulatio

• Substansia nigra

• Formasio retikularis batang otak

• Serebellum

• Korteks motorik tambahan yaitu area 4, 6, 8

• Kelompok inti2 sublortikal disebut sebagai Basal ganglia :

Striatum (n. kaudatus + putamen), globus pallidus (pallidum)

• Komponen2 ini dihubungkan satu dgn lainnya oleh aksonnya masing2

• Membentuk lintasan melingkar yg disebut sirkuit

• Karena korpus striatum merupakan penerima tunggal dari serabut2 korteks,

maka lintasan sirkuit ini dinamakan sirkuit striatal

• Sederhananya lintasan sirkuit ini dibedakan atas sirkuit striatal utama (prinsipal)

& 3 sirkuit striatal penunjang (asesorik)

Sirkuit Striatal Prinsipal

Tersusun oleh 3 mata rantai:

– Hubungan korteks dgn korpus striatum serta globus palidus

– Hubungan korpus striatum/globus palidus dgn

talamus

– Hubungan talamus dgn korteks area 4 & 6

Data dari seluruh korteks diserahkan ke korpusb striatum/globus palidus/talamus

untuk diproses. Hasil pengolahannya sebagai ‘feed back’ bagi korteks motorik &

korteks motorik tambahan.

34

Page 35: Articulatio

Sirkuit Striatal Asesorik 1

• Menghubungkan striatum-globus palidus- talamus-striatum

Sirkuit Striatal Asesorik 2

• Lintasan yg melingkari globus palidus-korpus subtalamikum-globus palidus

Sirkuit Striatal Asesorik 3

• Dibentuk oleh hubungan yg melingkari striatum - substansia nigra-striatum\

Sistem output sirkuit striatal adalah lintasan yg menyalurkan impuls hasil

pengolahan ke neuron motorik. Impuls dikirim ke area 4 & 6 melalui globus

palidus & inti2 talamik ke nukleus ruber, formasio retikularis lalu ke neuron

motorik.

35

Page 36: Articulatio

Gerakan voluntar yg disebut normal memperlihatkan ketangkasan. Semua

gerakan memerlukan kerja sama banyak kelompok otot rangka. Bila 1 komponen

susunan neuromuskular tak menjalankan tugasnya, akan timbul gangguan gerakan

voluntar.

C. PATOFISIOLOGI

Gambaran penyakit dengan gangguan gerakan tangkas voluntar tanpa disertai

kelumpuhan apapun akibat lesi pd sistem ekstrapiramidal disebut sindrom ganglia basal atau

sindrom ekstrapiramidal (sindrom serebelar)

Pengaruh neurotransmitter:

- Asetil kolin

- dopamin

- gamma aminobutyric acid

- serotonin

Manifestasi penyakit ganglia basalis adalah gangguan gerakan involuntar seperti

akinesia, tremor, gangguan fonasi, disartria & lokomotorik

Secara garis besar terdiri atas:

– Defisit fungsional primer gejala negatif (mis. akinesia & hilangnya refleks

postural)

– Efek sekunder gejala positif (manifestasi bagian yg luput dr kerusakan

hanya

fungsinya menjadi abnormal)

36

Page 37: Articulatio

7. GANGGUAN GERAK

Dr. Melke J Tumboimbela, SpS

A. PENDAHULUAN

Gangguan gerak (GG) diartikan secara sederhana sebagai gerakan involunter abnormal.

Gerakan2 ini bukan akibat dari kelumpuhan, melainkan akibat dari disfungsi anatomi ganglia

basalis atau disfungsi fungsional sistem motorik ekstrapiramidal.

Definisi GG: sindrom neurologik dgn gejala gerakan yg kurang (gejala negatif) atau

berlebihan (gejala positif) dimana tidak berkaitan dgn paresis atau spastisitas. sehingga secara

umum disebut diskinesia.

Keanekaragaman pd GG gerak banyak sekali, gerakan-gerakan yang umumnya dikenal

(tremor, tics) & beberapa yang kurang dikenal (distonia, khorea, & hemiballismus)

GG secara mudah dikategorikan dalam 2 tipe :

1. Hiperkinesia ditandai oleh suatu kelebihan pergerakan

2. Hipokinesia ditandai oleh suatu kekurangan pergerakan

B. PRINSIP DASAR DALAM MENGHADAPI PASIEN GANGGUAN GERAK

1. Observasi

Beberapa gerakan mungkin terlalu rumit.

2. Gambarkan/ Pola

Contoh: catat bahwa “kedua matanya terlihat sebentar2 tertutup” atau “ada gerakan

sentakan yang cepat pada lengan kirinya tiap 5 detik.”

3. Klasifikasikan

Gerakan sebagai suatu hiperkinesia atau hipokinesia, seperti didefinisikan lebih awal.

37

Page 38: Articulatio

4. Berikan gerakan sebuah nama (seperti tremor, khorea).

Daftar dari tipe2 yg berbeda dari gerakan2 abnormal

5. Diagnosa suatu peny spesifik setelah menamai gerakan

Misalnya: tremor & bradikinesia adalah gambaran dari peny Parkinson

6. Pengobatan yg tepat

C. NAMA GERAKAN-GERAKAN

1. Akathisia

Suatu perasaan kegelisahan batin subjektif yg diringankan oleh gerakan. Gerakan ini

stereotipik & kompleks & dinyatakan sbg kegelisahan (spt menggeliat, menyilangkan &

meluruskan tungkai, mondar mandir & melangkah)

2. Asterixis

Periode mendadak dr penghentian kontraksi otot, paling baik dilihat ketika lengan pasien

ekstensi ke depan, seolah2 menghentikan kendaran

3. Atetosis

Lambat, gerakan berkelok-kelok, menggeliat-geliat, biasanya pd bagian distal anggota

tubuh.

4. Ballismus

Gerakan melempar, memukul yg tidak terkendali yg menggambarkan gerakan choreiform

proksimal amplitudo besar. Ballismus seringkali unilateral (hemiballismus)

5. Bradikinesia

Gerakan yg lambat atau amplitudo dikecilkan

38

Page 39: Articulatio

6. Khorea

Gerakan2 semipurposeful flowing yg berganti dari satu bagian tubuh ke bagian lain

secara terus menerus & pola tidak teratur.

7. Diskinesia

Istilah umum untuk semua gerakan berlebihan. Istilah diskinesia sering kali digunakan

sbg suatu singkatan untuk “tardive dyskinesia” (gerakan2 mulut berulang sering terdapat

pd pasien yg menggunakan obat psikiatrik tertentu).

8. Distonia

Gerakan2 memutar yg sering dipertahankan untuk periode waktu yg berbeda.

9. Freezing

Episode singkat (biasanya berlangsung beberapa detik) selama suatu aktifitas motorik

sementara waktu terhalang atau terhenti. Berjalan merupakan aktifitas motorik yg paling

umum dipengaruhi

10. Miokimia

Gemetar atau desiran dari otot

11. Rigiditas

Tonus otot yg meningkat pd gerakan pasif. Jelas berbeda dari spastisitas, sama di semua

arah gerakan (spt pd fleksor & ekstensor)

12. Takikinesia

Gerakan2 atau berbicara yg ditandai dengan akselerasi terus menerus atau hilangnya

amplitudo.

13. Mioklonus

Mendadak, kejutan singkat – seperti tersentak-sentak.

39

Page 40: Articulatio

14. Tics

Gerakan-gerakan berulang, stereotipik atau suara-suara yg tertahan & yg melapangkan

perasaan dr tekanan batin

15. Tremor

Gerakan-gerakan yg teratur, berayun yg dapat timbul pd saat istirahat atau dgn kegiatan

Benign Essential Tremor

Banyak kasus dari BET sangat ringan & gejalanya sering dikelirukan sebagai pemeriksaan

normal

- TIPE-TIPE GERAKAN

Tremor pd BET umumnya adl suatu action tremor. Ini terjadi ketika pasien mengulurkan

lengannya kedepan & biasanya timbul dgn pekerjaan spt menulis, menuang air & menyentuhkan

jari ke hidung.

- TES DIAGNOSTIK

• Tremor essential.

• Penyebab lain meliputi hipertiroid & obat2 tertentu (contoh lithium atau valproate) harus

disingkirkan.

• Diagnosa melalui computerized tremor analysis dgn accelerometry.

- PENGOBATAN

• Propranolol (Inderal) 40-240 mg per hari, terbagi, 3-4x sehari

• Primidone (Mysoline) 100-2000 mg per hari, terbagi, 3-4x sehari

• Gabapentin (Neurontin) 900-1800 mg per hari, terbagi, 3x sehari

40

Page 41: Articulatio

• Methazolamide (Neptazane) 50-100 mg per hari, terbagi, 2-4x sehari

Penyakit Huntington

Pertama kali ditemukan oleh George Huntington tahun 1892.

- TIPE-TIPE GERAKAN

Khorea & distonia adalah gambaran umum dr penyakit ini. Khorea pd PH dpt melibatkan wajah,

lidah, anggota tubuh atau badan. Dicetuskan bila cemas atau stress. Bisa ditimbulkan dgn cara

meminta pasien menutup mata, mengulurkan lengan kedepan, menghitung mundur atau

memberikan soal aritmetika sederhana. Distonia & tics dapat juga timbul. Distonia bisa

berbentuk mengepalkan tangan, mengangkat bahu atau inversi kaki ketika berjalan. Gambaran

lain dari PH adalah impersistence motorik (tjd penghentian hambatan selama gerakan voluntar

yg memberi gambaran “genggaman perempuan yg memeras susu” terlihat ketika genggaman

tangan dicoba). Gambaran psikiatri (depresi, psikosis) sangat umum pada penyakit ini, masalah

kognitif (ringan sampai berat) & perubahan kepribadian dgn hambatan yg menonjol.

- TES DIAGNOSTIK

Karena peny ini diturunkan sec dominan autosomal, riwayat keluarga merupakan bagian penting

dr diagnosis. Harus disingkirkan penyebab lain dr khorea termasuk hipertiroid, penggunaan

antikonvulsan & Synderham’s chorea. Gen abnormal pd lengan pendek dari kromosom 4,

kelainan panjang CAG. CT atau MRI dapat menunjukkan atrofi nukleus kaudatus.

- PENANGANAN

Pd banyak kasus, gerakan2 tidak sama pd pasien & manifestasi psikiatrik sering menjadi fokus

pengobatan. Bagaimanapun pengobatan untuk gerakan2 bisa terdiri dari:

• Haloperidol (Haldol) 1-10 mg per hari, terbagi, 2-3x sehari

• Reserpine 0,5-8 mg per hari, terbagi, 3-4x sehari

41

Page 42: Articulatio

Idiopathic Torsion Dystonia (Dystonia Muscularum Deformans)

Penyakit ini ditandai oleh gerakan distonia yang melilit

- TIPE-TIPE GERAKAN

Biasanya dimulai pd masa kanak2 & mempunyai perjalanan peny progresif. Distonia sering pd

mulanya melibatkan kaki & paling jelas dgn aksi tertentu tetapi tidak dgn yg lainnya (contoh

inversi spasmodik intermiten pd kaki ketika berjalan tapi tidak ketika berlari atau mundur).

Meskipun permulaan distonia terdiri dr gerakan melilit dgn kegiatan, selanjutnya distonia tubuh

pd saat istirahat akan menjadi lebih jelas.

- TES DIAGNOSTIK

Diagnosa berdasarkan riwayat klinik & pemeriksaan. Harus dibedakan dr penyebab sekunder

lain atau simptomatik dr distonia (mis, peny Wilson, peny Hallervorden-Spatz) & dr onset

distonia dewasa Yg terakhir biasanya perjalanannya lebih ringan & dimulai pd masa dewasa dgn

melibatkan leher, mata atau tangan, tetapi jarang melibatkan kaki. Umumnya gen untuk distonia

torsi idiopatik, gen DYT1, terletak pd lengan panjang dr kromosom 9 & diturunkan sec dominan

autosomal dgn penetrasi serendah 30%.

- PENANGANAN

• Trihexyphenidyl (Artane) 1-100 mg per hari, terbagi, 3-4x sehari.

• Baclofen (Lioresal) 10-80 mg per hari, terbagi, 3x sehari.

• Diazepam (Valium) 2-10 mg per hari, terbagi, 2-3x sehari.

• Tizanidine (Zanaflex) 8-24 mg per hari, terbagi, 3x sehari.

• Carbamazepine (Tegretol) 300-1200 mg per hari, terbagi, 3-4x sehari.

42

Page 43: Articulatio

• Injeksi toxin botulinum (Botox) ke otot tertentu beberapa kali per tahun.

Sindrom Tourette

Sindrome Tourette pertama kali ditemukan oleh Gilles de la Tourette pd tahun 1885.

- TIPE-TIPE GERAKAN

Tics adalah khas pada sindrom Tourette. Mungkin berupa tics motorik sederhana (mata berkedip,

menaikkan alis), tics motorik kompleks (menggelengkan kepala, menggoyangkan pergelangan

tangan), tics bunyi sederhana (membersihkan tenggorokan, mendengus), atau tics bunyi

kompleks (mengucapkan kata), Coprolalia (mengucapkan perkataan tidak senonoh) & echolalia

(mengulang suara atau kata) adalah contoh2 kedua. Spt kebanyakan tics, terdapat penahanan

dengan sengaja untuk periode singkat & mungkin berbeda intensitasnya setiap waktu

- TES DIAGNOSTIK

Diagnosa klinik :

Penyakit ini dimulai pd masa kanak2 dgn tics motorik & bunyi. Coprolalia tidak menjadi

gambaran penting pd diagnosa.

- PENANGANAN

• Clonazepam (Klonopin) 1-10 mg per hari, terbagi, 2-3x sehari.

• Pimozide (orap) 2-10 mg per hari, terbagi.

• Haloperidol (Haldol) 1-10 mg per hari, terbagi, 2-3x sehari.

• Reserpine 0,5-8 mg, terbagi, 3-4x sehari.

• Clonidine (Catapres) 0,2-1,0 mg per hari, terbagi.

43

Page 44: Articulatio

Penyakit Wilson

Penyakit Wilson pertama kali ditemukan oleh Samuel Alexander Kinnier Wilson pd tahun 1912.

- TIPE-TIPE GERAKAN

Tremor, rigiditas, bradikinesia, distonia, & khorea dapat dilihat pada peny ini & satu atau lebih

dr gerakan ini mungkin terjadi. Suatu bentuk parkinson dr peny ini mungkin ditandai oleh resting

tremor, rigiditas, atau bradikinesia. Suatu bentuk pseudosklerotik dr peny ini adalah gabungan

dgn wing- beating tremor (amplitudo besar, melambai, tremor hebat yg timbul ketika bahu

abduksi, flexi sendi siku & jari2 saling berhadapan) Distonia & khorea bisa juga ada.

Disarthria seringkali terjadi & bisa berkembang menjadi anarthria Manifestasi psikiatrik

(anxietas, depresi, psikosis) adalah gambaran umum dari penyakit

- TES DIAGNOSTIK

Diagnosa berdasarkan riwayat klinik & pemeriksaan, didukung oleh kehadiran cincin dr Kayser-

Fleischer (cincin berbentuk mata uang tembaga di kornea), kadar seruloplasmin serum rendah,

tes fungsi hati tidak normal atau hepatitis. Lesi-lesi di ganglia basalis bisa terlihat pd MRI. Gen

pWD terletak pd lengan panjang kromosom 13.

- PENANGANAN

• Penicillamine (Cuprimine) 125-1000 mg per hari

• Trientine (Syprine) 750-1250 mg per hari, terbagi, 2-4x sehari.

44

Page 45: Articulatio

Restless Leg Syndrome

Sindrom ini ditandai dgn perasaan tidak nyaman & tidak tenang pd kaki. Perasaan ini sering

dilapangkan dgn gerakan.

- TIPE-TIPE GERAKAN

Gerakan2 meliputi kegelisahan, menendang, atau gerakan menggeliat2 pd kaki & menginjak

lantai.Ketidaknyamanan sangat dalam & sering digambarkan seperti merasa menegang, gatal,

merasa ada yg merangkak atau merayap pd tulang, otot atau tendon. Gejala2 ini paling umum

ketika pasien pertama kali berbaring di tempat tidur pd malam hari. Perasaan ini dpt

menyebabkan gerakan menggeliat pd kaki, gelisah atau menendang. Bbrp pasien butuh

menginjak lantai agar untuk sementara perasaan lega Tidak spt akathisia yg juga menyebabkan

ketidaknyamanan dgn keinginan untuk bergerak, RLS terjadi terutama pada malam hari.

- TES DIAGNOSTIK

RLS adalah sebuah sindrom klinik yg didiagnosa berdasar gambaran klinik Akathisia dapat

menyerupai RLS, tetapi sbg ciri2nya terjadi terus menerus sepanjang hari, dgn istribusi lebih

umum (tidak hanya terlokalisir pd ketidaknyamanan tungkai) & terbatas pd pasien yg mendapat

pengobatan neuroleptik atau pasien dgn peny Parkinson

- PENGOBATAN

• Levodopa (Sinemet) 25/100 – 50/200 qhs

• Pergolide (Permax) 0,1-1,25 mg qhs

• Clonazepam (Klonopin) 1-4 mg qhs

• Propoxyphene (Darvon) 65 mg qhs

45

Page 46: Articulatio

8. REHABILITASI MEDIK PADA GANGGUAN GERAK DAN KOORDINASI

Dr. Isye Mogi

Gerakan dihasilkan oleh interaksi antara:

- Sistem piramidal

- Sistem ekstrapiramidal

- Serebelum

Di mana pada sistem pidamidal gerakan diinisiasi, pada sistem ekstrapiramidal gerakan

diperhalus dengan fasilitasi dan inhibisi, dan gerakan dikoordinasi di serebelum

46

Gangguan Sistem

Motorik

Sistem Piramidal

Lumpuh Kejang

Sistem Ekstrapiramidal

Gangguan Gerakan

Serebelum

Gangguan Koordinasi

Page 47: Articulatio

A. Jenis Gerakan

• Gerakan otomatik: gerak yang sudah biasa dilakukan tanpa sadar. Mis, berjalan dan

berbicara

• Gerakan voluntar: gerak yang direncanakan dan diinisiasi sendiri sesuai dengan

keinginan atau dengan pemicu dari luar. Mis, memakai baju, menendang bola

• Gerakan involuntar: gerak yang tidak dapat ditahan. mis, tremor, mioklonus

• Gerakan semivoluntar: gerak yang dicetuskan untuk merangsang sensori internal

untuk menekan rasa tak menyenangkan. Mis, tics, akathisia, restless leg syndrome.

B. Gangguan gerak

• Timbul apabila ada kelainan pada salah satu dari beberapa sistem yang mengatur

gerak (piramidal, ekstrapiramidal, dan serebelum)

• Sindrom dimana ada gerakan yang berlebih atau berkurang dari suatu gerakan yang

seharusnya.

C. Koordinasi

• Penyesuaian antara komponen-komponen kekuatan dan kecepatan yang dibutuhkan

oleh otot-otot atau sumber tenaga dalam pelakasanaan gerak sesuai apa yang

dibutuhkan oleh gerakan, penyesuaian kekuatan atau kecepatan dimaksud agar dapat

mengatur sehingga gerak dilakukan dengan benar. Koordinasi gerak adalah hubungan

timbal balik antara pusat susunan gerakan dengan alat gerak dalam mengatur dan

mengendalikan impuls tenaga dan kerja otot serta proses motorik yang terjadi untuk

pelaksanaan gerak. Dilihat sebagai pengaturan terhadap proses motorik terutama

terhadap kerja otot-otot diatur melalui sistem pernafasan.

• Sehingga dapat ditarik kesimpulan, koordinasi gerak meliputi pengkoordinasian kerja

otot-otot yang terlibat dalam pelaksanaan suatu gerakan

47

Page 48: Articulatio

Pengertian di Biomekanik:

Koordinasi adalah penyesuaian pemberian impuls kekuatan pada otot dengan

kebutuhan setiap gerakan.jadi dapat ditarik kesimpulan, koordinasi adalah hubungan

timbal balik antara pusat susunan saraf dengan alat gerak dalam mengatur dan

mengendalikan impuls tenaga dan kerja otot serta proses-proses yang terjadi untuk

mengadakan suatu gerakan.

D. Diagnosa

• Pada umumnya ditentukan berdasarkan manifestasi klinis dan gejala neurologi yang

menyertainya.

• Diagnosis terdiri dari:

– Anamnesis

• Mengidentifikasi pola dan jenis gerakan serta gangguan (tremor, rigiditas,

distonia, dll)

• Mengetahui gerakan tersebut hanya berdiri sendiri (isolated) atau disertai

dengan gejala neurologik lain (spasitas, dementia, dll)

• Menegakan diagnosis berupa sindroma gangguan gerak

• Tentukan kemungkinan penyebabnya (idiopatik, genetik, vaskular, infeksi,

dll)

• Pemeriksaan fisik / neurologi

– Pemeriksaan penunjang (atas indikasi): darah, cairan otak, neuroimejing,

neurofisiologi klinis

J. Jenis gangguan sesuai lokasi lesi

• Gangguan ganglia basalis:

48

Page 49: Articulatio

– Subs. Nigra: bradikinesia, rest tremor

– Subtalamikus: balismus

– Kaudatus: chorea

– Putamen: distonia

• Gangguan non ganglia basalis:

– Serebelum: ataksia,dismetria, intention tremor, prog. Myoclonic ataxia

– Batang otak: reticular reflex myoclonus, hyperplexia, ocular myoclonus

– Korteks serebri: cortical reflex myoclonus

– Struktur sistem limbik: tics

K. Penyakit penyebab gangguan gerak dan koordinasi

1. Mioklonus multifokal

2. Kram

3. Korea & atetosis

4. Penyakit parkinson

5. Syndroma shy dragger

6. Syndroma tourette

7. Huntington

8. Distonisia

9. Tremor

10. Kelainan koordinasi

11. Ataxia

12. Parkinsonism

13. Multiple system atrophy

14. Tics pd anak

15. Chorea, atetosis, hemibalismus

49

Page 50: Articulatio

9. PERAN REHABILITASI MEDIK PADA GANGGUAN GERAK

Dr. Isye Mogi

Rehabilitasi medik bertujuan untuk pencegahan,peningkatan, penyembuhan, pemakaian,

serta pemulihan kemampuan bagi individu yang membutuhkan layanan khusus.

Pelaksanaan pelayanan pendidikan terhadap individu tersebut memerlukan peranan

rehabilitasi medik yang paripurna

A. Fungsi Rehabilitasi Medik

1. Kuratif

berfungsi sebagai penyembuhan dari gangguan yang dialami oleh individu yang

membutuhkan layanan khusus, dalam bidang koordinasi, gerak motorik,

komunikasi psikososial, dan pendidikan.

2. Rehabilitatif

berfungsi sebagai pemulihan atau memberi kemampuan pada individu yang

mengalami gangguan koordinasi, gerak motorik, komunikasi psikososial dan

pendidikan

3. Promotif

Berfungsi sebagai upaya peningkatan kemampuan individu menuju kondisi

normal secara optimal

4. Preventif

memberikan layanan pencegahan dari kondisi kecacatan agar tidak terjadi kondisi

yang lebih parah atau lebih berat. Dengan adanya fungsi pencegahan itu

50

Page 51: Articulatio

diharapkan individu yang membutuhkan layanan khusus dapat terhindar dari

kecacatan yang lebih berat. Agar individu yang mengalami gangguan koordinasi

gerak motorik, dapat melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari, dengan tujuan

meminimalisasi atau menghilangkan ketergantungan terhadap bantuan orang lain

dalam melakukan aktivitasnya

B. Prinsip Dasar

• Latihan fungsi otot dan sendi. Tujuannya adalah meningkatkan fungsi gerak

otot dan sendi agar mencapai kemampuan gerak yang optimal sesuai dengan

standar ROM

• Latihan atau pembinaan untuk meningkatkan motivasi dan percaya diri bahwa

dirinya mempunyai kemampuan yang dapat dikembangkan. Tujuannya adalah

menanamkan rasa percaya diri, dan motivasi, sehingga mempunyai keyakinan

bahwa gangguan / kecacatan yang dialaminya tidak menjadi hambatan untuk

berprestasi.

• Evaluasi tentang keberhasilan yang telah dicapai dengan standar

perkembangan atau kemampuan standar normal.

• Pembinaan atau latihan yang diberikan mengacu kepada segala aktifitas

kehidupan sehari-hari. Kegiatan mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali

• Memberikan latihan-latihan pasif bagi penderita yang belum memiliki

kemampuan atau bermasalah dengan kekuatan otot dan sendi. Tujuannya

adalah meningkatkan fungsi saraf , sel-sel otot, dan melancarkan peredaran

pembuluh darah

• Memberikan latihan-latihan aktif / aktif di bantu , bagi penderita untuk

meningkatkan kemampuan otot, sendi penderita dengan mengikut sertakan

penderita secara aktif dibantu pelatih dalam mengoptimalkan gerakan sendi

dan kekuatan otot

51

Page 52: Articulatio

• Latihan peningkatan kekuatan otot dan sendi dengan menambah

beban/tahanan secara terstruktur dan bertahap untuk meningkatkan kekuatan

otot dan sendi. Evaluasi tentang keberhasilan yang telah dicapai sesuai standar

perkembangan atau kemampuan standar normal.

52