Upload
axlezation
View
17
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Articulatio
Citation preview
1. ARTICULATIO
dr. G. N. Tanudjaja, MS, PAK
A. ARTHROLOGY UMUM
• Sendi = Articulatio = Arthros
• Hubungan antara 2 tulang atau lebih
• Rentang gerak – Range of Movement (ROM) Terbatas – Luas
B. JENIS SENDI MENURUT MATERIAL ANTARA
1. ARTICULATIO FIBROSA:
• Jaringan ikat Fibrosa -> Gerakan Minimal
• Jenis : a. Suturae : - sangat kuat/gerak kurang
- pada tengkorak
> Tipe Squamosa
> Tipe Serrata
> Tipe Gomphosis
b. Syndesmosis/Ligamen
-> Membrana interossei cruris dan antebrachi
2. ARTICULATIO CARTILAGINOSA
• Hubungan antar tulang : Rawan
• Terdiri dari :
a. Synchondrosis = articulatio cartilaginosa primer
Material : cartil.Hyalin
Pada kehidupan awal –Temporer
-> Lamina Epiphysis : tumbuh tetap : cartilago costa I
b. Symphisis = articulatio cartilaginosa sekunder
rawan hyalin + ikat fibrosa
= fibrocartilago : Pubis IV, sternum
1
3. ARTICULATIO SYNOVIALE
• Jenis fungsional tersering dan terpenting
• Gerakan bebas
• 4 ciri utama :
a. Cavitas artic. + cairan synovial sedikit yg kental
b. Cartilago articulare –Hyalin
c. Membrana synoviale : Lumas –Nutrisi
d. Capsulla Fibrosa + Ligg. Tambahan utk batasi gerakan
Ciri tambahan :
- Discus articulare – Fibrocartil. -> Bantal tambahan
- Labrum: Tambahan Fibrocartilago pd tepian Tulang proximal -> Dalam
- Tendon melintas intraartic. Mis : M.Biceps Brachi Caput Longum
C. JENIS – JENIS BENTUK ARTICULATIO SYNOVIALE
• Artic. Plana/Datar – Geser/Luncur
• Artic. Ginglymus/Engsel
• Artic. Trochoidea/Peluru/Datar
• Artic. Condyloidea/Bonggol
• Artic. Sellaris/Pelana
• Artic. Spheroidea/Bola - Mangkuk
2
2. BIOMEKANIKA (KINEMATIKA & DINAMIKA)
Prof. dr.Vennetia R. Danes, MSc, PhD
A. INTRODUKSI
Mekanika : Ilmu yg mempelajari gerakan dan keseimbangan benda-benda:
1. Kinematika (= ilmu ukur gerak )
Mempelajari gerakan secara ilmu ukur tanpa memperhitungkan sebab dari
gerakan tersebut
2. Dinamika (= ilmu gaya)
- Mempelajari gaya-gaya
- Dibagi 2 : Statika dan Kinetika
B. KINEMATIKA
B.1. Overview
• Mengamati bentuk lintasan yg ditulis dlm Pers. Matematika , kecepatan, & percepatan
gerakan benda/objek (Gerak Lurus)
• Menggunakan satuan SI (System International)
• Memerlukan kerangka acuan :
– Yang sering digunakan adalah kerangka atau koordinat sumbu Cartesian
– Koordinat Kutub/Polar
B.2. Laju dan Kecepatan
• Pengertian dlm percakapan sehari-hari
Laju ↔ Percepatan
• Laju, e.g. Seorang Pelari berlari sejauh 15 km dalam waktu 3 jam, maka
– laju rata-rata: jarak lintasan/waktu berlalu
3
– V = d/t =15/3 km/jam = 5 km/h.
• Kecepatan:
– Biasa disebut kecepatan rata-rata
B.3. Kecepatan Rata-rata dan Pergeseran
• Berbeda dgn laju, kecepatan memperhitungkan posisi awal bergeraknya objek (apakah ke
timur atau ke barat)
• Kecepatan rata-rata:
V = pergeseran/waktu berlalu
Dimana ∆x= x2-x1dan ∆t = t2-t1
• e.g seorang pelari bergerak mulai posisi x1 = 50m kearah kiri pada posisi x2=30,5. jika
waktu yg ditempuh 3 detik, berapa kecepatan rata2 pelari tsb.
B.4. Percepatan
• Benda bergerak dgn kecepatan ttt lalu diubah kecepatannya “dipercepat”
• Percepatan rata-rata=perubahan kec/waktu
• “Percepatan Gerak Beraturan”: selama benda bergerak,percepatannya tidak berubah
(konstan). Berlaku rumus2: a. V= V0 +at
b. X = X0 +V0 t + 1/2at2 d.
c. V2=V02 + 2a (X-X0)
Rumus a-d percepatan konstan utk benda yg bergerak pd lintasan sumbu X, jk pd lintasan
sumbu Y maka (a) diganti dgn (g) dan (X) diganti dgn (Y)
4
B.5. Gerak Melingkar
• Jari-jari lingkaran = R, Kecepatan V menyinggung lingkaran, arahnya tegak lurus jari-jari
R. Jarak diukur sepanjang keliling lingkaran dari ttk O, maka:
s =RѲ, shg V= s/t = RѲ /t
• Perobahan sudut yg dilewati R setiap detik, disebut: Kecepatan sudut atau Frekwensi
sudut ω
ω = Ѳ/t (radian/detik)
Hubungan kecepatan V dengan ω
• Kecepatan Tangensial atau Kecepatan Singgung:
V= ω R
• Kadang-kadang frekwensi st gerakan:
= revolusi per menit, rpm (dengan 1 min-1 =1/60 Hz)
• Konsep Periode dan Frekwensi digunakan utk semua proses kejadian dalam bentuk
siklus
• Periode adalah waktu yg menyatakan st putaran lengkap (putaran yg tidak beraturan tp
periodik), sedangkan Frekwensi adalah bilangan dari putaran tiap detik,
1 Hz = 1 putaran/detik
Jika Ѳ= 2π, maka : ω = 2 π f, karena 1/t =f ,dimana f =frekwensi
Keadaan Khusus dari gerak melingkar
• Diperoleh Percepatan Tangensial (singgung):
aT= V/t = R ω/t = Rα
5
• Sedangkan Percepatan Sentripetal, normal (Percepatan menuju ke pusat lingkaran):
aN= V2/R = ω2 R = Rα
B6. Gerak Melingkar & pengaruhnya pada manusia
• Seseorg ditutup matanya & duduk pd sebh kursi yg berputar perlahan-2 maka hasil yg
diamati:
1. Jika kursi diputar 90O searah jarum jam dan kemudian dihentikan, mk org tsb masih dpt
menentukan arah putaran & mengetahui bhw kursi telah berhenti. Proses kebalikan akan
diperoleh hsl yg sama
2. Jika kursi dipercepat & terus diputar, mk orang tsb dapat dgn tepat menentukan arah
putaran untuk jangka waktu 20 detik, tetapi setelah 20 dtk jawabannya tidak lagi
meyakinkan.
Pengaruhnya pada manusia
3. Jika stlh 30 dtk kursi diperlambat hg mencapai kec. sudut yg rendah, orang tsb pada
umumnya akan merasakan bhw kursi telah berhenti berputar.
4. Jika putaran kursi tiba-tiba dihentikan, orang tsb biasanya akan merasakan perputaran
dlm arah yg berlawanan.
Untuk menginterpretasikan hasil-hasil:
Selidiki struktur telinga bagian dalam, tdd 2 bagian:
1. Bgn I disebut ruang tpt selaput telinga
di dalamnya ada elemen2 pendengaran
2. Bgn lainnya tdd 3 saluran 1/2 lingkaran
berfungsi utk mendeteksi pergerakan kepala sdgkan fungsinya sbg alat
pendengaran hanya sedikit sekali.
Di dalam bgn saluran ½ lingkaran terdapat:
1. cairan yg disbt endolymph
2. sebuah tonjolan yang disebut kubah (cupola)
Kubah ini dpt merasakan pergerakan relative cairan.
6
C. DINAMIKA
• DEFINISI GAYA:
Suatu pengaruh yang bekerja pada sebuah benda, menyebabkan benda itu
berubah keadaan geraknya.
• Seseorang dpt mengalami gaya bila ia menarik/ mendorong benda
Orang tsb mengerjakan suatu gaya pd benda.
• Gaya merupakan vector, krn selain mempunyai besar juga memp. arah:
- horizontal, vertical maupun gaya yg membtk sudut
• Dlm kehidupan sehari2 ada bbp macam gaya, spt:
- gaya gesek
- gaya pegas
- gaya otot yg bekerja pd tubuh manusia
• Hukum yg paling dikenal dlm membicarakan gaya adalah Hukum Newton, dikemukakan
o/ Isaac Newton (1642 – 1727):
1. Hukum Newton I
2. Hukum Newton II
3. Hukum Newton III.
7
3. BIOMEKANIKA
Dr. Jimmy F. Rumampuk, M.Kes, AIFO
A. Pendahuluan
Dua bidang yang termasuk dalam fisika kedokteran:
1. Bidang Kedokteran
2. Bidang Fisika
Fisika Kedokteran Berperan Dalam 2 Hal
1. Menentukan fungsi tubuh meliputi kesehatan & penyakit
2. Dalam praktek kedokteran meliputi pengetahuan alat dlm bidang kedokteran yaitu
ultrasonik, laser, radiasi, dsb.
B. Pengukuran
Dasar utama fisika yaitu pengukuran kuantitatif. Pengukuran kwantitatif ini adalah
sistem satuan internasional atau di disingkat SI
Pengukuran fisik di bagi 2 group :
a. Proses pengukuran pengulangan melibatkan pengulangan perdetik, permenit, dsb.
Cnth: denyut nadi 70/menit
b. Proses pengukuran yang tidak berulang. Cnth : ukur substansi asing yg di
keluarkan oleh ginjal.
C. False positif & false negative
False positif adalah penyimpangan yg terjadi dmana penderita dinyatakan menderita
penyakit padahal tidak.
8
False negatif adalah penyimpangan yg terjadi dmana penderita dinyatakan tidak sakit
padahal sakit.
Untuk menghindari/ mengurangi false positif atau f. negatif:
Dalam pengambilan keputusan
Pengulangan pengukuran
Pengunaan alat yang dpt di percaya
Kaliberasi sepatutnya terhadap alat-alat
D. Hukum dasar dalam mekanika
Dalam biomekanika memakai hukum dasar yang dirumuskan oleh Isaac Newton
(1964-1727) untuk mempelajari gerakan mekanika pada manusia & hewan.
1. Hukum Newton Pertama
Setiap objek berlangsung dlm keadaan istirahat atau gerakan yg sama pd suatu
garis lurus. Kecuali benda itu di paksa untuk berubah oleh gaya yg bekerja
pdanya.
2. Hukum Newton kedua
Apabila ada gaya yg bekerja pd suatu benda maka benda akan mengalami suatu
percepatan yg arahnya sama dgn arah gaya. Percepatan (a) dan gaya (f) adlh
sebanding dlm besaran.
3. Hukum newton ketiga
Untuk setiap aksi, selalu ada reaksi yang arahnya berlawanan.
E. Gaya yang bekerja pada tubuh manusia
1. Gaya pada tubuh dalam keadaan statis
9
Sistem otot dan tulang dari tubuh manusia bekerja sebagai pengumpul
3 macam sistem pengumpil dlm tubuh manusia;
1 klas pertama sistem pengumpil
2 klas ke-2 sistem pengumpil
3 klas ke-3 sistem pengumpil
2. Gaya pada tubuh dalam keadaan dinamis
F. Analisa Gaya dan Kegunaan Dalam Klinik
• Gaya vertikal
Apabila seseorang berdiri di atas suatu benda, maka orang tsb memberi gaya di atas benda tsb,
sedangkan benda tsb akan memberi gaya reaksi yang besarnya = gaya yg diberikan orang itu
• Gaya Horisontal
Dua gaya yg bekerja pd sebuah benda dgn arah yg sma, maka total gaya yg
diperoleh sebesar
10S=F1 + F2
Bila dua gaya yg bekerja pd sebuah benda dgn arah yg berlawanan, maka total
gaya sebesar selisih gaya I dan gaya II.
G. Cara Menentukan Pusat Gravitasi
• Menggantungkan sebuah objek pada dua titik yang berbeda
• Berdiri di atas sebuah papan di mana kedua ujung papan terletak di atas
timbangan
• Metode grafik
• Metode analisa
Menggantungkan Objek pada Pada Titik Yang Berbeda
Sebuah objek yg akan di tentukan pusat gravitasi di gantungkan melalui sebuah
titik (P). Pusat gravitasi akan berada di bawah titik gantung. (Lihat gambar).
Kemudian objek tsb di gantung melalui titik p1; pusat gravitasi akan berada di
bawah titik p1 (lihat gambar)
11
Dengan mengetahui garis vertikal malalui P dan P1 maka titik pusat gravitasi
dapat di cari dgn mencari titik potong dari kedua garis tsb.
Kesalahan Menentukan pusat gravitasi tubuh manusia melalui kalkulus
disebabkan oleh:
1. Pusat gravitasi tidak tepat pd aksis longitudinal
2. Setiap individu mempunyai pusat gravitasi yg berbeda-beda
3. Sistem biomekanika yg berubah bentuk
Kegunaan Pusat Gravitasi
Dengan mengetahui & dpt menentukan pusat gravitasi sangat membantu olah
ragawan loncat tinggi, lompat jauh.
H. Keseimbangan
Ada 2 macam :
1. Keseimbangan labil
Terjadinya keseimbangan labil disebabkan garis pusat gravitasi jatuh di luar dasar
penyokong dan luas dasar penyokong terlalu kecil.
2. Keseimbangan stabil
Keseimbangan stabil dapat tercapai apabila benda dlm kedudukan :
• Kontak dgn dasar/ permukaan pijakan luas
12
• Pusat gravitasi terletak rendah & garis pusat gravitasi terletak di dlm
benda.
Di tinjau dr segi pusat gravitasi & luas kontak, keseimbangan tubuh bisa tercapai
& ditingkatkan apabila:
a. Letak pusat gravitasi di rendahkan misalnya pd posisi duduk atau tidur
b. Peningkatan luas permukaan penyangga misalnya dlm posisi tidur, posisi
duduk, waktu berjalan, bertinju kedua kaki di lebarkan
Keseimbangan tubuh dpt dikurangi dgn cara:
• Meningkatkan pusat gravitasi, dengan cara angkat tangan ke atas,
menjunjung barang di atas kepala
• Mengurangi dasar permukaan penyangga dgn cara menjinjit atau berdiri
satu kaki
I. Momentum
Momentum dari sebuah objek adalah hasil kali massa & kecepatannya
Dimana F= gaya
t= waktu
Satuan momentum adalah Kg m S-1
13
Momentum memainkan peranan penting dlm olahraga. Tabel di bawah ini
memberi gambaran berbagai olahraga dlm mengunakan bola, mengenai
kecepatan, tumbukan dlm kaitan impuls & momentum.
4. SISTEM MOTORIK MEDULA SPINALIS
dr. Hedison Polii, MKes, AIFM, AIFO
A. Sistem saraf
• Mengatur aktivitas tubuh yang cepat: kontraksi otot, perubahan viseral & sekresi kel
endokrin.
• Menerima berjuta rangsangan informasi organ sensorik untuk menentukan respon apa
yang akan diberikan oleh tubuh.
• Medula spinalis- hasil penginderaan reseptor seperti muscle spindle, Organ tendon
Golgi dan proprioseptif, -- refleks spinal.
• Batang Otak, dipengaruhi masukan serebelum, mengendalikan sikap melalui refleks
postural, koordinasi gerakan mata-tangan.
• Korteks motorik, pengendalian gerakan tertinggi, mendapat masukan dr serebelum,
ganglia basalis & berbagai pusat di talamus—merencanakan, memulai, melaksanakan
gerakan.
14
B. Fungsi Motorik
• Interaksi dengan lingkungan
• Gerakan: refleks, gerak volunter dan gerak ritmis / berjalan
• Integrasi—medula spinalis, batang otak, serebelum dan korteks serebri
• Otot skelet
• Neuron skeletomotorik (neuron motorik)
C. Klasifikasi gerakan
• Gerak refleks – berhubungan dengan medula spinalis.
• Gerak volunter- rumit, membutuhkan integrasi pada korteks serebri.
• Gerak ritmik- berjalan/berlari-- kombinasi refleks dan gerakan volunter.
D. Medula spinalis
- Panjang 43.5 cm , diameter 1cm
- 4segmen Spinal dan Group saraf/nervus Spinal
a. Servikal (8)
15
b. Torakal (12)
c. Lumbal (5)
d. Sakral (5 vertebrae mengalami fusi), "Holy Bone“ – Tulang Keramat/Suci
e. Koksigeal (3-5 vertebrae mengalami fusi) ‘tailbone’, (coccyx = cuckoo's beak)
1. Struktur internal Medula spinalis
a. Substansia putih/alba – bagian luar
b. Substansia kelabu/grissea - tanduk and komisura – bagian dalam/internal
c. Bervariasi bentuknya dengan tingkat segmen Spinal
d. Akar Dorsal dan akar Ganglia
e. Akar Ventral
2. Spinal Nerves
Total ada 31 pasang saraf spinal - bilateral berpasangan
a. 8 nervus servikal (C1-C8)
b. 12 nervus torakal (T1-T12)
c. 5 nervus lumbal (L1-L5)
d. 5 nervus sakral (S1-S5)
e. 1 nervus koksigeal (skin of lower back)
Rami Dorsal dan Ventral dari Nervus/saraf Spinal
Akar Dorsal - informasi Sensorik
Akar Ventral - informasi Motorik
3. Traktus dalam medula spinalis
• Impuls saraf dibawa melalui substansia alba/putih
• 3 berkas utama
a. Kolumna Dorsalis: serat asenden primer
b. Lateral: serat Ascending and Descending
c. Anterior (aka Ventral): serat Ascending and Descending
4. Upper Motor Neurons
16
Upper motor neurons: neuron motorik tidak secara langsung bertanggung jawab
terhadap stimulasi target otot
• Traktus Upper motor neurons
– Kortikospinal: korteks motorik ke akar saraf spinal –gerakan volunter
– kortikobulbar: korteks ke pons and medulla – secara involunter menjaga
postur/sikap tubuh
– Tektospinal – kolikulus Superior Colliculus ke lower motor neuron. Secara
involunter mengoreksi kepala terhadap rangsangan visual.
– Rubrospinal: nucleus merah ke LMN
– Vestibulospinal: nukleus vestibular – bertanggung jawab mengatur
postur/sikap tubuh terhadap keseimbangan.
– Retikulospinal: reticular formation – keseimbangan
5. Serat Kortikospinal
- Traktus Kortikospinal Lateral (LCT)
- Traktus Kortikospinal Anterior (ACT/ traktus korticospinal ventral)
6. Lower Motor Neuron
a. Lower motor neurons (LMNs) merupakan neuron motorik yang membawa
impuls saraf dari upper motor neuron (UMN) menuju otot.
b. Jalur impuls Efferent
c. Jalur akhir (menuju otot-otot)
d. 4 komponen
i. Sel motorik tubuh
ii. Serat Eferen
iii. Motor End Plate - Myoneural-Neuromuscular Junction
iv. Serat otot yang diinervasi oleh Axon
7. Jenis sel saraf motorik
Neuron motorik Anterior – keluar dari tanduk ventral
17
a. Sel saraf motorik Alpha and Y (Gamma)
b. Lower Motor Neuron
Interneuron
c. Menghubungkan sel sensorik penghubung dan kumpulan neuron motorik
d. Bagian yang sering terlibat pada aksi refleks
8. Neuron Motorik dalam medula spinalis
Neuron motorik Alpha
a. Neuron motorik utama- ke serabut ekstrafusal
b. kecil
c. Bertanggung jawab terhadap gerakan volunter dan refleks dari kepala, batang
badan dan Extremitas
d. Satu serat dapat menginervasi 200 serat otot
Neuron motorik Y (gamma)
e. Lebih kecil dan lebih sedikit
f. Dikontrol oleh sistem Retikuler dan sistem Vestibular
g. Ke serabut intrafusal
9. Interneurons
- Sebagai Filter terhadap fungsi motorik dan sensorik
- Berfungsi sebagai sel inhibisi dan sel asosiasi
E. Reseptor otot 2 jenis reseptor
a. Muscle Spindle/kumparan otot
i. Reseptor sensorik dalan otot
ii. Mendeteksi dan mempertahankan tegangan otot
b. Golgi Tendon Organs
i. Reseptor sensorik dalam tendon
ii. Memonitor tingkat tegangan otot selama kontraksi
iii. Mencegah tegangan otot yang berlebihan
18
F. Refleks
1. Refleks Spinal
RERFLEKS MONOSINAPTIK
• Serabut grup 1a
• masa laten singkat
• Refleks miotatik/refleks regangan
• Contoh : refleks tendon lutut
REFLEKS POLISINAPTIK
• Serabut ramus dorsalis baik priprioseptor maupun eksteroseptor
• Masa laten panjang
• Akibat regangan kuat pada kulit
• Refleks fleksi---withdrawal refleks
REFLEKS EKSTEROSEPTIK
a. Refleks Fleksi (Withdrawal reflex)
• Refleks nosiseptif/nyeri-cubitan kaki
• Polisinaptik-beberapa interneuron
• Fasilitasi otot fleksor, inhibisi otot ekstensor
b. Refleks Ekstenstor silang (Crossed extension reflex)
• Refleks menarik diri
• Manifestasi kontralateral withdrawal reflex
• Menginjak benda tajam
• Refleks fleksi tungkai ipsilateral dan ekstensi tungkai kontralateral
19
REFLEKS PROPRIOSEPTIF
Stretch reflex (Refleks regang)
• Monosinaptik
• Akibat regangan(stretch) pada otot
• Kontraksi dari otot yang sama
• Urutan sbb: regangan otot-regangan muscle spindle—ke bagian sentral MS-
aksi potensial serabut 1a—secara monosinaptik merangsang neuron
skeletomotor pada medula spinalis—ke otot yang sama
• Contoh: refleks patela, refleks achilles
G. Otot
- Serabut otot
- Motor unit
- Secara fisiologis—fleksor, ekstensor
- Gerakan-gerakan yang berviariasi-otot harus di organisasi jadi kelompok
fungsional
- Otot protagonis—otot antagonis
- Reseptor otot—muscle spindle, organ tendon Golgi
5. FUNGSI MOTORIK SEREBELUM DAN GANGLIA BASALIS
dr. Hedison Polii, MKes, AIFM, AIFO
A. Otak
Diperkirakan otak terdiri atas 100 milyar neuron
20
Otak dibagi menjadi 6 divisi utama:
1. Serebrum (Korteks serebri , Ganglia basalis)
2. Diensefalon (Talamus, Hipotalamus)
3. Serebelum
4. Midbrain
5. Pons
6. Medula oblongata
1 dan 2 -- forebrain/prosensefalon-otak depan
4, 5 dan 6 -- Brain stem (batang otak)
21
B. Fungsi Motorik-integrasi 6 level Neuraxial
Medula spinalis
Batang otak
Serebelum
Diensefalon—Talamus, Hipotalamus
Ganglia Basalis
Korteks serebri
C. Serebelum
Area tenang
Perangsanga listrik – jarang gerakan motorik
Diangkat – gerakan tidak normal
22
Tidak langsung menyebabkan kontraksi otot
Membantu mengurutkan aktivitas motorik
Memperbaiki penyesuaian aktivitas motorik
a. Fungsi umum serebelum
Membantu korteks serebri merencanakan urutan gerakan berikutnya - membantu
gerakan secara lancar ke gerakan berikutnya
Mampu belajar dari kesalahan yang dibuat
Terjadi perubahan eksitabilitas neuron-neuron serebelar yang sesuai
b. Anatomik Serebelum-3 lobus
lobus anterior
lobus posterior
lobus flokulonoduler.
lobus flokulonoduler bersama-sama sistem vestibular dalam mengatur keseimbangan
tubuh.
c. Traktus/Jaras aferen dari bagian otak lain yg masuk(input) serebelum
Tr. pontoserebelar
Tr. olivoserebelaris
Tr. vestibuloserebelaris
Tr. retikuloserebelaris
d. Traktus/Jaras aferen dari perifer yang masuk (input) ke serebelum
23
Tr. Spinoserebelaris dorsalis – ke pedunculus serebeli inferior – ke vermis & zona
intermedia
Tr. Spinoserebelaris ventralis- ke pedunculus serebeli superior – ke zona lateral
Jaras serebelar– kecepatan impuls 120 m/detik untuk memberitahu serebelum ttg
perubahan kerja otot perifer
e. Jaras eferen yang meninggalkan serebelum
Jaras dari bagian vermis- ke n. fastigial & regio pontin batang otak. (berkaitan
dengan aparatus vestubular & n. vestibular untuk fungsi keseimbangan– juga dengan
formasio retikular untuk mengatur sikap tubuh)
Jaras dari zona intermedia- ke n. interpositus, n. VL talamus, VA talamus, - ke
korteks serebri, talamus, ganglia basalis, formasio retikularis, & batang otak
(mengkoordinasikan kontraksi timbal balik otot agonis dan antagonis tangan, jari , ibu
jari).
Jaras dari zona lateral – ke n. dentatus, n. VL dan VA talamus – ke korteks serebri.
(membantu mengkoordinasikan urutan aktivitas motorik yang dicetuskan oleh korteks
serebri)
f. Vestibuloserebelum – lobus flokulonuduler
g. Vestibuloserebelum
h. Spinoserebelum – vermis & zona intermedia
i. Spinoserebelum
j. Serebroserebelum- zona lateral
k. Kelainan-kelainan klinis Serebelum
1. Dismetria – gerakan yang berlebihan melebihi sasaran - Penunjukan yang
terlewat (post pointing)
2. Ataksia – gerakan tak terkoordinasi
24
3. Disdiadokokinesia – rangkaian gerakan yang dimulai lebih awal atau
terlambat dan tak teratur (miss: membalikkan tangan dengan cepat menghadap
keatas dan kebawah)
4. Disartria – gangguan koordinasi diantara gerakan otot, timbul vokalisasi yang
campur aduk)
5. Tremor Intensi – gerakan berosilasi terutama mendekati titik yang diinginkan
6. Nistagmus serebelar – tremor bola mata terutam bila memfiksasi mata pada
satu objek salah satu sisi kepala
7. Hipotonia – penurunan tonus otot tubuh perifer
D. Ganglia Basalis / Nukleus Basal
Struktur subkorteks
sistem asesori motorik lain
berkaitan erat dengan korteks serebri dan sistem motorik kortikospinal.
tdd: nukleus kaudatus, putamen, globus palidus, --substansia nigra dan nukleus
subtalamikus
berkaitan dengan korteks serebri dan pengatur motorik kortikospinal
25
26
a. Peran ganglia basalis
1. inhibisi penting dalam kontrol motorik-modulasi fungsi motorik serebri
2. menghambat tonus otot di seluruh tubuh (tonus otot yang sesuai dipertahankan
oleh keseimbangan antara masukan 'inhibitorik dan eksitatorik ke neuron-
neuron yang mempersarafi otot rangka);
3. memilih & mempertahankan aktivitas motorik bertujuan sementara menekan
pola gerakan yang tidak berguna atau tidak diinginkan;
4. membantu memantau dan mengkoordinasi kontraksi-kontraksi menetap yang
lambat, terutama kontraksi yang berkaitan dengan postur dan penunjang.
5. ganglia basalis tidak secara langsung mempengaruhi neuron motorik eferen
yang menyebabkan kontraksi otot, tetapi bertindak dengan memodifikasi
aktivitas-aktivitas yang sedang berlangsung di jalur-jalur motorik.
27
b. Sirkuit Putamen
1. Fungsi ganglia basalis dalam melaksanakan pola-pola aktivitas motorik
2. Berkaitan dengan sistem kortikospinal
3. Mis: menulis huruf
4. Abnormalitas fungsi sirkuit putamen:
i. Atetosis – gerakan menggeliat pada tangan, lengan, leher atau wajah
berlangsung spontan, terus menerus (lesi di globus palidus)
ii. Hemibalismus – gerakan menghempas di seluruh anggota tubuh secara
tiba-tiba (lesi di subtalamus)
iii. Korea – gerakan tersentak-sentak diseluruh anggota tubuh secara tiba-
tiba.
iv. Rigiditas, akinesia dan tremor pada penyakit Parkinson (lesi di
substansia nigra).
c. Sirkuit Kaudatus
1. Peran ganglia basalis untuk pengaturan kognitif terhadap pola gerakan
motorik yang berurutan
2. Sebagian besar kerja motorik akibat dari pemikiran yang dibentuk dalam
otak– disebut pengaturan kognitif terhadap aktivitas motorik
3. Peran : nukleus kaudatus
d. Fungsi bahan neurotransmiter spesifik pada sistem ganglia basalis
1. Jaras dopamin -- inhibitor
2. Jaras asam gama aminobutirat (GABA)- inhibitor
3. Jaras asetilkolin -- eksitasi
4. Jaras umum --- norepinefrin (eksitasi), serotonin (inhibitor), enkefalin
(inhibitor)
5. Jaras glutamat multipel – eksitasi
28
e. Talamus
1. berfungsi sebagai "stasiun penyambung/pemancar" dan pusat integrasi sinaps
untuk pengolahan pendahuluan semua masukan sensorik dalam perjalanannya
ke korteks.
2. Talamus secara positif memperkuat aktivitas motorik volunter yang dimulai
oleh korteks serebrum.
3. Nukleus basal memodulasi aktivitas motorik volunter dengan mengeluarkan
efek inhibisi pada talamus dan dengan menghambat neuron-neuron batang
otak yang mempengaruhi neuron motorik yang mempersarafi otot rangka.
Nukleus basal juga mengunakan efek inhibisi pada neuron motorik dengan
bekerja melalui neuron-neuron di batang otak.
f. Sindroma Klinis yang merupakan akibat dari kerusakan Ganglia Basalis
Penyakit Parkinson
- = agitans paralisis
- Kerusakan luas di substansia nigra (pars kompakta) yang mengirim
dopamin ke putamen dan nukleus kaudatus
- Ditandai kekakuan, tremor involunter, akinesia
- Dopamin sebagai transmiter inhibitor
- Kurangnya sekresi dopamin oleh substansia nigra– ketidakseimbangan
antara asetilkolin dan dopamine
- Nukles kaudatus dan putamen menjadi sangat aktif – menhasilkan sinyal
output eksitasi terus menerus
- Sinyal merangsang banyak otot menimbulkan rigiditas
- Beberapa sirkuit umpan balik mudah berosilasi akibat umpan balik yang
kuat setelah inhibisi hilang – menimbulkan tremor involunter
- Sekresi dopamin di sistem limbik seringkali menurun bersama dengan
sekresi dopamin di ganglia basalis--- menurunkan dorongan fisik untuk
aktivitas motorik—(daya kemauan melakukan gerak terbatas-tekanan
mental)-- akinesia
29
6. SISTEM PIRAMIDAL & EKSTRAPIRAMIDAL
Dr. Melke J Tumboimbela, SpS
GERAK
• Gerak merupakan suatu milik yg fundamental dalam sebagian besar kehidupan hewan
• Bagi hewan unisel sederhana gerak & kemampuan berpindah tempat
kontraktilitas protoplasma & organ asesorius
• Hewan multisel paling rendah neuromuskular rudimenter
• Hewan lebih tinggi termasuk manusia pengiriman impuls neuron ke otot\
• Prinsip pengaturan sentral, yaitu otak memulai & mengadakan integrasi gerakan
• Segala aktivitas susunan saraf pusat yg dapat dilihat, didengar, direkam & diperiksa
berwujud gerak otot
• Terjadinya gerakan kompleks & terkoordinasi dengan halus tergantung pd:
1. Keutuhan bagian sistem saraf:
– Pusat sistem saraf yg lebih tinggi
– UMN: upper motor neuron
– LMN : lower motor neuron
– Sinaps neuromuskular/neuromuscular junctin/ motor endplate
Disebut susunan neuromuskular voluntar sistem yg mengurus &
melaksanakan gerakan yg dikendalikan oleh kemauan.
2. Dgn input penting dari: jaras ekstrapiramidal & serebelum
• Impuls/pesan yg disampaikan ke otot sehingga menghasilkan gerak disebut impuls
motorik
30
• Dalam terjadinya gerakan:
UMN mengirim pesan pd LMN untuk mengadakan suatu corak gerakan motor
end plate & otot sebagai pelaksana corak gerakan.
31
A. SISTEM PIRAMIDALIS
• Semua neuron yg menyalurkan impuls motorik ke LMN tergolong kelompok UMN
• Berdasarkan perbedaan anatomi & fisiologi kelompok sel neuron UMN dibagi atas:
– Sistem piramidal
– Sistem ekstrapiramidal
• Akson neuron2 ini yg membentuk lintasan piramidalis (traktus piramidalis)
• Serabut piramidalis membentuk Korona radiata & menyatu di Kapsula interna
• Kembali menyebar di Pons & menyatu kembali di Medulla Oblongata
• Sepanjang batang otak sebagian serabut menyilang & sebagian tidak menyilang
• Meninggalkan traktus piramidalis pada pertemuannya dengan neuron penghubung
(interneuron) disekitar inti2 motorik saraf otak
• Traktus piramidalis ini disebut TRAKTUS KORTIKOBULBER. Serabut piramidalis yg
melanjutkan perjalanan ke Medulla Spinalis disebut TRAKTUS KORTIKOSPINALIS
85% serabut ini akan menyilang garis tengah setinggi Medulla Oblongata. Serabut ini
berakhir di interneuron disekitar inti2 motor neuron di kornu anterior Medulla Spinalis.
32
B. SISTEM EKSTRAPIRAMIDALIS
Impuls piramidalis disampaikan secara langsung ke motor neuron tanpa
mengalami pengubahan. Impuls ekstrapiramidalis sebelum tiba di motor neuron,
mengalami berbaga pengolahan & pengubahan dalam inti yg disebut sebagai Sistem
Ekstrapiramidalis. Inti ekstrapiramidalis ini tak terkumpuldalam satu daerah tapi terpisah
& terpencar Lintasan ekstrapiramidal yg menghubungkan inti ini tidak terdiri dari satu
jaras tapi atas berbagai jaras Lintasan ekstrapiramidal ada yg pendek & panjang,
melingkar lalu membujur, lalu menuju ke motor neuron. Berbeda dgn sistem piramidalis
yg sederhana, sistem ekstrapiramidalis terdiri dari banyak komponen:
• Korpus striatum
• Globus palidus
• Inti-inti talamik
• Nukleus subtalamikus
33
• Substansia nigra
• Formasio retikularis batang otak
• Serebellum
• Korteks motorik tambahan yaitu area 4, 6, 8
• Kelompok inti2 sublortikal disebut sebagai Basal ganglia :
Striatum (n. kaudatus + putamen), globus pallidus (pallidum)
• Komponen2 ini dihubungkan satu dgn lainnya oleh aksonnya masing2
• Membentuk lintasan melingkar yg disebut sirkuit
• Karena korpus striatum merupakan penerima tunggal dari serabut2 korteks,
maka lintasan sirkuit ini dinamakan sirkuit striatal
• Sederhananya lintasan sirkuit ini dibedakan atas sirkuit striatal utama (prinsipal)
& 3 sirkuit striatal penunjang (asesorik)
Sirkuit Striatal Prinsipal
Tersusun oleh 3 mata rantai:
– Hubungan korteks dgn korpus striatum serta globus palidus
– Hubungan korpus striatum/globus palidus dgn
talamus
– Hubungan talamus dgn korteks area 4 & 6
Data dari seluruh korteks diserahkan ke korpusb striatum/globus palidus/talamus
untuk diproses. Hasil pengolahannya sebagai ‘feed back’ bagi korteks motorik &
korteks motorik tambahan.
34
Sirkuit Striatal Asesorik 1
• Menghubungkan striatum-globus palidus- talamus-striatum
Sirkuit Striatal Asesorik 2
• Lintasan yg melingkari globus palidus-korpus subtalamikum-globus palidus
Sirkuit Striatal Asesorik 3
• Dibentuk oleh hubungan yg melingkari striatum - substansia nigra-striatum\
Sistem output sirkuit striatal adalah lintasan yg menyalurkan impuls hasil
pengolahan ke neuron motorik. Impuls dikirim ke area 4 & 6 melalui globus
palidus & inti2 talamik ke nukleus ruber, formasio retikularis lalu ke neuron
motorik.
35
Gerakan voluntar yg disebut normal memperlihatkan ketangkasan. Semua
gerakan memerlukan kerja sama banyak kelompok otot rangka. Bila 1 komponen
susunan neuromuskular tak menjalankan tugasnya, akan timbul gangguan gerakan
voluntar.
C. PATOFISIOLOGI
Gambaran penyakit dengan gangguan gerakan tangkas voluntar tanpa disertai
kelumpuhan apapun akibat lesi pd sistem ekstrapiramidal disebut sindrom ganglia basal atau
sindrom ekstrapiramidal (sindrom serebelar)
Pengaruh neurotransmitter:
- Asetil kolin
- dopamin
- gamma aminobutyric acid
- serotonin
Manifestasi penyakit ganglia basalis adalah gangguan gerakan involuntar seperti
akinesia, tremor, gangguan fonasi, disartria & lokomotorik
Secara garis besar terdiri atas:
– Defisit fungsional primer gejala negatif (mis. akinesia & hilangnya refleks
postural)
– Efek sekunder gejala positif (manifestasi bagian yg luput dr kerusakan
hanya
fungsinya menjadi abnormal)
36
7. GANGGUAN GERAK
Dr. Melke J Tumboimbela, SpS
A. PENDAHULUAN
Gangguan gerak (GG) diartikan secara sederhana sebagai gerakan involunter abnormal.
Gerakan2 ini bukan akibat dari kelumpuhan, melainkan akibat dari disfungsi anatomi ganglia
basalis atau disfungsi fungsional sistem motorik ekstrapiramidal.
Definisi GG: sindrom neurologik dgn gejala gerakan yg kurang (gejala negatif) atau
berlebihan (gejala positif) dimana tidak berkaitan dgn paresis atau spastisitas. sehingga secara
umum disebut diskinesia.
Keanekaragaman pd GG gerak banyak sekali, gerakan-gerakan yang umumnya dikenal
(tremor, tics) & beberapa yang kurang dikenal (distonia, khorea, & hemiballismus)
GG secara mudah dikategorikan dalam 2 tipe :
1. Hiperkinesia ditandai oleh suatu kelebihan pergerakan
2. Hipokinesia ditandai oleh suatu kekurangan pergerakan
B. PRINSIP DASAR DALAM MENGHADAPI PASIEN GANGGUAN GERAK
1. Observasi
Beberapa gerakan mungkin terlalu rumit.
2. Gambarkan/ Pola
Contoh: catat bahwa “kedua matanya terlihat sebentar2 tertutup” atau “ada gerakan
sentakan yang cepat pada lengan kirinya tiap 5 detik.”
3. Klasifikasikan
Gerakan sebagai suatu hiperkinesia atau hipokinesia, seperti didefinisikan lebih awal.
37
4. Berikan gerakan sebuah nama (seperti tremor, khorea).
Daftar dari tipe2 yg berbeda dari gerakan2 abnormal
5. Diagnosa suatu peny spesifik setelah menamai gerakan
Misalnya: tremor & bradikinesia adalah gambaran dari peny Parkinson
6. Pengobatan yg tepat
C. NAMA GERAKAN-GERAKAN
1. Akathisia
Suatu perasaan kegelisahan batin subjektif yg diringankan oleh gerakan. Gerakan ini
stereotipik & kompleks & dinyatakan sbg kegelisahan (spt menggeliat, menyilangkan &
meluruskan tungkai, mondar mandir & melangkah)
2. Asterixis
Periode mendadak dr penghentian kontraksi otot, paling baik dilihat ketika lengan pasien
ekstensi ke depan, seolah2 menghentikan kendaran
3. Atetosis
Lambat, gerakan berkelok-kelok, menggeliat-geliat, biasanya pd bagian distal anggota
tubuh.
4. Ballismus
Gerakan melempar, memukul yg tidak terkendali yg menggambarkan gerakan choreiform
proksimal amplitudo besar. Ballismus seringkali unilateral (hemiballismus)
5. Bradikinesia
Gerakan yg lambat atau amplitudo dikecilkan
38
6. Khorea
Gerakan2 semipurposeful flowing yg berganti dari satu bagian tubuh ke bagian lain
secara terus menerus & pola tidak teratur.
7. Diskinesia
Istilah umum untuk semua gerakan berlebihan. Istilah diskinesia sering kali digunakan
sbg suatu singkatan untuk “tardive dyskinesia” (gerakan2 mulut berulang sering terdapat
pd pasien yg menggunakan obat psikiatrik tertentu).
8. Distonia
Gerakan2 memutar yg sering dipertahankan untuk periode waktu yg berbeda.
9. Freezing
Episode singkat (biasanya berlangsung beberapa detik) selama suatu aktifitas motorik
sementara waktu terhalang atau terhenti. Berjalan merupakan aktifitas motorik yg paling
umum dipengaruhi
10. Miokimia
Gemetar atau desiran dari otot
11. Rigiditas
Tonus otot yg meningkat pd gerakan pasif. Jelas berbeda dari spastisitas, sama di semua
arah gerakan (spt pd fleksor & ekstensor)
12. Takikinesia
Gerakan2 atau berbicara yg ditandai dengan akselerasi terus menerus atau hilangnya
amplitudo.
13. Mioklonus
Mendadak, kejutan singkat – seperti tersentak-sentak.
39
14. Tics
Gerakan-gerakan berulang, stereotipik atau suara-suara yg tertahan & yg melapangkan
perasaan dr tekanan batin
15. Tremor
Gerakan-gerakan yg teratur, berayun yg dapat timbul pd saat istirahat atau dgn kegiatan
Benign Essential Tremor
Banyak kasus dari BET sangat ringan & gejalanya sering dikelirukan sebagai pemeriksaan
normal
- TIPE-TIPE GERAKAN
Tremor pd BET umumnya adl suatu action tremor. Ini terjadi ketika pasien mengulurkan
lengannya kedepan & biasanya timbul dgn pekerjaan spt menulis, menuang air & menyentuhkan
jari ke hidung.
- TES DIAGNOSTIK
• Tremor essential.
• Penyebab lain meliputi hipertiroid & obat2 tertentu (contoh lithium atau valproate) harus
disingkirkan.
• Diagnosa melalui computerized tremor analysis dgn accelerometry.
- PENGOBATAN
• Propranolol (Inderal) 40-240 mg per hari, terbagi, 3-4x sehari
• Primidone (Mysoline) 100-2000 mg per hari, terbagi, 3-4x sehari
• Gabapentin (Neurontin) 900-1800 mg per hari, terbagi, 3x sehari
40
• Methazolamide (Neptazane) 50-100 mg per hari, terbagi, 2-4x sehari
Penyakit Huntington
Pertama kali ditemukan oleh George Huntington tahun 1892.
- TIPE-TIPE GERAKAN
Khorea & distonia adalah gambaran umum dr penyakit ini. Khorea pd PH dpt melibatkan wajah,
lidah, anggota tubuh atau badan. Dicetuskan bila cemas atau stress. Bisa ditimbulkan dgn cara
meminta pasien menutup mata, mengulurkan lengan kedepan, menghitung mundur atau
memberikan soal aritmetika sederhana. Distonia & tics dapat juga timbul. Distonia bisa
berbentuk mengepalkan tangan, mengangkat bahu atau inversi kaki ketika berjalan. Gambaran
lain dari PH adalah impersistence motorik (tjd penghentian hambatan selama gerakan voluntar
yg memberi gambaran “genggaman perempuan yg memeras susu” terlihat ketika genggaman
tangan dicoba). Gambaran psikiatri (depresi, psikosis) sangat umum pada penyakit ini, masalah
kognitif (ringan sampai berat) & perubahan kepribadian dgn hambatan yg menonjol.
- TES DIAGNOSTIK
Karena peny ini diturunkan sec dominan autosomal, riwayat keluarga merupakan bagian penting
dr diagnosis. Harus disingkirkan penyebab lain dr khorea termasuk hipertiroid, penggunaan
antikonvulsan & Synderham’s chorea. Gen abnormal pd lengan pendek dari kromosom 4,
kelainan panjang CAG. CT atau MRI dapat menunjukkan atrofi nukleus kaudatus.
- PENANGANAN
Pd banyak kasus, gerakan2 tidak sama pd pasien & manifestasi psikiatrik sering menjadi fokus
pengobatan. Bagaimanapun pengobatan untuk gerakan2 bisa terdiri dari:
• Haloperidol (Haldol) 1-10 mg per hari, terbagi, 2-3x sehari
• Reserpine 0,5-8 mg per hari, terbagi, 3-4x sehari
41
Idiopathic Torsion Dystonia (Dystonia Muscularum Deformans)
Penyakit ini ditandai oleh gerakan distonia yang melilit
- TIPE-TIPE GERAKAN
Biasanya dimulai pd masa kanak2 & mempunyai perjalanan peny progresif. Distonia sering pd
mulanya melibatkan kaki & paling jelas dgn aksi tertentu tetapi tidak dgn yg lainnya (contoh
inversi spasmodik intermiten pd kaki ketika berjalan tapi tidak ketika berlari atau mundur).
Meskipun permulaan distonia terdiri dr gerakan melilit dgn kegiatan, selanjutnya distonia tubuh
pd saat istirahat akan menjadi lebih jelas.
- TES DIAGNOSTIK
Diagnosa berdasarkan riwayat klinik & pemeriksaan. Harus dibedakan dr penyebab sekunder
lain atau simptomatik dr distonia (mis, peny Wilson, peny Hallervorden-Spatz) & dr onset
distonia dewasa Yg terakhir biasanya perjalanannya lebih ringan & dimulai pd masa dewasa dgn
melibatkan leher, mata atau tangan, tetapi jarang melibatkan kaki. Umumnya gen untuk distonia
torsi idiopatik, gen DYT1, terletak pd lengan panjang dr kromosom 9 & diturunkan sec dominan
autosomal dgn penetrasi serendah 30%.
- PENANGANAN
• Trihexyphenidyl (Artane) 1-100 mg per hari, terbagi, 3-4x sehari.
• Baclofen (Lioresal) 10-80 mg per hari, terbagi, 3x sehari.
• Diazepam (Valium) 2-10 mg per hari, terbagi, 2-3x sehari.
• Tizanidine (Zanaflex) 8-24 mg per hari, terbagi, 3x sehari.
• Carbamazepine (Tegretol) 300-1200 mg per hari, terbagi, 3-4x sehari.
42
• Injeksi toxin botulinum (Botox) ke otot tertentu beberapa kali per tahun.
Sindrom Tourette
Sindrome Tourette pertama kali ditemukan oleh Gilles de la Tourette pd tahun 1885.
- TIPE-TIPE GERAKAN
Tics adalah khas pada sindrom Tourette. Mungkin berupa tics motorik sederhana (mata berkedip,
menaikkan alis), tics motorik kompleks (menggelengkan kepala, menggoyangkan pergelangan
tangan), tics bunyi sederhana (membersihkan tenggorokan, mendengus), atau tics bunyi
kompleks (mengucapkan kata), Coprolalia (mengucapkan perkataan tidak senonoh) & echolalia
(mengulang suara atau kata) adalah contoh2 kedua. Spt kebanyakan tics, terdapat penahanan
dengan sengaja untuk periode singkat & mungkin berbeda intensitasnya setiap waktu
- TES DIAGNOSTIK
Diagnosa klinik :
Penyakit ini dimulai pd masa kanak2 dgn tics motorik & bunyi. Coprolalia tidak menjadi
gambaran penting pd diagnosa.
- PENANGANAN
• Clonazepam (Klonopin) 1-10 mg per hari, terbagi, 2-3x sehari.
• Pimozide (orap) 2-10 mg per hari, terbagi.
• Haloperidol (Haldol) 1-10 mg per hari, terbagi, 2-3x sehari.
• Reserpine 0,5-8 mg, terbagi, 3-4x sehari.
• Clonidine (Catapres) 0,2-1,0 mg per hari, terbagi.
43
Penyakit Wilson
Penyakit Wilson pertama kali ditemukan oleh Samuel Alexander Kinnier Wilson pd tahun 1912.
- TIPE-TIPE GERAKAN
Tremor, rigiditas, bradikinesia, distonia, & khorea dapat dilihat pada peny ini & satu atau lebih
dr gerakan ini mungkin terjadi. Suatu bentuk parkinson dr peny ini mungkin ditandai oleh resting
tremor, rigiditas, atau bradikinesia. Suatu bentuk pseudosklerotik dr peny ini adalah gabungan
dgn wing- beating tremor (amplitudo besar, melambai, tremor hebat yg timbul ketika bahu
abduksi, flexi sendi siku & jari2 saling berhadapan) Distonia & khorea bisa juga ada.
Disarthria seringkali terjadi & bisa berkembang menjadi anarthria Manifestasi psikiatrik
(anxietas, depresi, psikosis) adalah gambaran umum dari penyakit
- TES DIAGNOSTIK
Diagnosa berdasarkan riwayat klinik & pemeriksaan, didukung oleh kehadiran cincin dr Kayser-
Fleischer (cincin berbentuk mata uang tembaga di kornea), kadar seruloplasmin serum rendah,
tes fungsi hati tidak normal atau hepatitis. Lesi-lesi di ganglia basalis bisa terlihat pd MRI. Gen
pWD terletak pd lengan panjang kromosom 13.
- PENANGANAN
• Penicillamine (Cuprimine) 125-1000 mg per hari
• Trientine (Syprine) 750-1250 mg per hari, terbagi, 2-4x sehari.
44
Restless Leg Syndrome
Sindrom ini ditandai dgn perasaan tidak nyaman & tidak tenang pd kaki. Perasaan ini sering
dilapangkan dgn gerakan.
- TIPE-TIPE GERAKAN
Gerakan2 meliputi kegelisahan, menendang, atau gerakan menggeliat2 pd kaki & menginjak
lantai.Ketidaknyamanan sangat dalam & sering digambarkan seperti merasa menegang, gatal,
merasa ada yg merangkak atau merayap pd tulang, otot atau tendon. Gejala2 ini paling umum
ketika pasien pertama kali berbaring di tempat tidur pd malam hari. Perasaan ini dpt
menyebabkan gerakan menggeliat pd kaki, gelisah atau menendang. Bbrp pasien butuh
menginjak lantai agar untuk sementara perasaan lega Tidak spt akathisia yg juga menyebabkan
ketidaknyamanan dgn keinginan untuk bergerak, RLS terjadi terutama pada malam hari.
- TES DIAGNOSTIK
RLS adalah sebuah sindrom klinik yg didiagnosa berdasar gambaran klinik Akathisia dapat
menyerupai RLS, tetapi sbg ciri2nya terjadi terus menerus sepanjang hari, dgn istribusi lebih
umum (tidak hanya terlokalisir pd ketidaknyamanan tungkai) & terbatas pd pasien yg mendapat
pengobatan neuroleptik atau pasien dgn peny Parkinson
- PENGOBATAN
• Levodopa (Sinemet) 25/100 – 50/200 qhs
• Pergolide (Permax) 0,1-1,25 mg qhs
• Clonazepam (Klonopin) 1-4 mg qhs
• Propoxyphene (Darvon) 65 mg qhs
45
8. REHABILITASI MEDIK PADA GANGGUAN GERAK DAN KOORDINASI
Dr. Isye Mogi
Gerakan dihasilkan oleh interaksi antara:
- Sistem piramidal
- Sistem ekstrapiramidal
- Serebelum
Di mana pada sistem pidamidal gerakan diinisiasi, pada sistem ekstrapiramidal gerakan
diperhalus dengan fasilitasi dan inhibisi, dan gerakan dikoordinasi di serebelum
46
Gangguan Sistem
Motorik
Sistem Piramidal
Lumpuh Kejang
Sistem Ekstrapiramidal
Gangguan Gerakan
Serebelum
Gangguan Koordinasi
A. Jenis Gerakan
• Gerakan otomatik: gerak yang sudah biasa dilakukan tanpa sadar. Mis, berjalan dan
berbicara
• Gerakan voluntar: gerak yang direncanakan dan diinisiasi sendiri sesuai dengan
keinginan atau dengan pemicu dari luar. Mis, memakai baju, menendang bola
• Gerakan involuntar: gerak yang tidak dapat ditahan. mis, tremor, mioklonus
• Gerakan semivoluntar: gerak yang dicetuskan untuk merangsang sensori internal
untuk menekan rasa tak menyenangkan. Mis, tics, akathisia, restless leg syndrome.
B. Gangguan gerak
• Timbul apabila ada kelainan pada salah satu dari beberapa sistem yang mengatur
gerak (piramidal, ekstrapiramidal, dan serebelum)
• Sindrom dimana ada gerakan yang berlebih atau berkurang dari suatu gerakan yang
seharusnya.
C. Koordinasi
• Penyesuaian antara komponen-komponen kekuatan dan kecepatan yang dibutuhkan
oleh otot-otot atau sumber tenaga dalam pelakasanaan gerak sesuai apa yang
dibutuhkan oleh gerakan, penyesuaian kekuatan atau kecepatan dimaksud agar dapat
mengatur sehingga gerak dilakukan dengan benar. Koordinasi gerak adalah hubungan
timbal balik antara pusat susunan gerakan dengan alat gerak dalam mengatur dan
mengendalikan impuls tenaga dan kerja otot serta proses motorik yang terjadi untuk
pelaksanaan gerak. Dilihat sebagai pengaturan terhadap proses motorik terutama
terhadap kerja otot-otot diatur melalui sistem pernafasan.
• Sehingga dapat ditarik kesimpulan, koordinasi gerak meliputi pengkoordinasian kerja
otot-otot yang terlibat dalam pelaksanaan suatu gerakan
47
Pengertian di Biomekanik:
Koordinasi adalah penyesuaian pemberian impuls kekuatan pada otot dengan
kebutuhan setiap gerakan.jadi dapat ditarik kesimpulan, koordinasi adalah hubungan
timbal balik antara pusat susunan saraf dengan alat gerak dalam mengatur dan
mengendalikan impuls tenaga dan kerja otot serta proses-proses yang terjadi untuk
mengadakan suatu gerakan.
D. Diagnosa
• Pada umumnya ditentukan berdasarkan manifestasi klinis dan gejala neurologi yang
menyertainya.
• Diagnosis terdiri dari:
– Anamnesis
• Mengidentifikasi pola dan jenis gerakan serta gangguan (tremor, rigiditas,
distonia, dll)
• Mengetahui gerakan tersebut hanya berdiri sendiri (isolated) atau disertai
dengan gejala neurologik lain (spasitas, dementia, dll)
• Menegakan diagnosis berupa sindroma gangguan gerak
• Tentukan kemungkinan penyebabnya (idiopatik, genetik, vaskular, infeksi,
dll)
• Pemeriksaan fisik / neurologi
– Pemeriksaan penunjang (atas indikasi): darah, cairan otak, neuroimejing,
neurofisiologi klinis
J. Jenis gangguan sesuai lokasi lesi
• Gangguan ganglia basalis:
48
– Subs. Nigra: bradikinesia, rest tremor
– Subtalamikus: balismus
– Kaudatus: chorea
– Putamen: distonia
• Gangguan non ganglia basalis:
– Serebelum: ataksia,dismetria, intention tremor, prog. Myoclonic ataxia
– Batang otak: reticular reflex myoclonus, hyperplexia, ocular myoclonus
– Korteks serebri: cortical reflex myoclonus
– Struktur sistem limbik: tics
K. Penyakit penyebab gangguan gerak dan koordinasi
1. Mioklonus multifokal
2. Kram
3. Korea & atetosis
4. Penyakit parkinson
5. Syndroma shy dragger
6. Syndroma tourette
7. Huntington
8. Distonisia
9. Tremor
10. Kelainan koordinasi
11. Ataxia
12. Parkinsonism
13. Multiple system atrophy
14. Tics pd anak
15. Chorea, atetosis, hemibalismus
49
9. PERAN REHABILITASI MEDIK PADA GANGGUAN GERAK
Dr. Isye Mogi
Rehabilitasi medik bertujuan untuk pencegahan,peningkatan, penyembuhan, pemakaian,
serta pemulihan kemampuan bagi individu yang membutuhkan layanan khusus.
Pelaksanaan pelayanan pendidikan terhadap individu tersebut memerlukan peranan
rehabilitasi medik yang paripurna
A. Fungsi Rehabilitasi Medik
1. Kuratif
berfungsi sebagai penyembuhan dari gangguan yang dialami oleh individu yang
membutuhkan layanan khusus, dalam bidang koordinasi, gerak motorik,
komunikasi psikososial, dan pendidikan.
2. Rehabilitatif
berfungsi sebagai pemulihan atau memberi kemampuan pada individu yang
mengalami gangguan koordinasi, gerak motorik, komunikasi psikososial dan
pendidikan
3. Promotif
Berfungsi sebagai upaya peningkatan kemampuan individu menuju kondisi
normal secara optimal
4. Preventif
memberikan layanan pencegahan dari kondisi kecacatan agar tidak terjadi kondisi
yang lebih parah atau lebih berat. Dengan adanya fungsi pencegahan itu
50
diharapkan individu yang membutuhkan layanan khusus dapat terhindar dari
kecacatan yang lebih berat. Agar individu yang mengalami gangguan koordinasi
gerak motorik, dapat melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari, dengan tujuan
meminimalisasi atau menghilangkan ketergantungan terhadap bantuan orang lain
dalam melakukan aktivitasnya
B. Prinsip Dasar
• Latihan fungsi otot dan sendi. Tujuannya adalah meningkatkan fungsi gerak
otot dan sendi agar mencapai kemampuan gerak yang optimal sesuai dengan
standar ROM
• Latihan atau pembinaan untuk meningkatkan motivasi dan percaya diri bahwa
dirinya mempunyai kemampuan yang dapat dikembangkan. Tujuannya adalah
menanamkan rasa percaya diri, dan motivasi, sehingga mempunyai keyakinan
bahwa gangguan / kecacatan yang dialaminya tidak menjadi hambatan untuk
berprestasi.
• Evaluasi tentang keberhasilan yang telah dicapai dengan standar
perkembangan atau kemampuan standar normal.
• Pembinaan atau latihan yang diberikan mengacu kepada segala aktifitas
kehidupan sehari-hari. Kegiatan mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali
• Memberikan latihan-latihan pasif bagi penderita yang belum memiliki
kemampuan atau bermasalah dengan kekuatan otot dan sendi. Tujuannya
adalah meningkatkan fungsi saraf , sel-sel otot, dan melancarkan peredaran
pembuluh darah
• Memberikan latihan-latihan aktif / aktif di bantu , bagi penderita untuk
meningkatkan kemampuan otot, sendi penderita dengan mengikut sertakan
penderita secara aktif dibantu pelatih dalam mengoptimalkan gerakan sendi
dan kekuatan otot
51
• Latihan peningkatan kekuatan otot dan sendi dengan menambah
beban/tahanan secara terstruktur dan bertahap untuk meningkatkan kekuatan
otot dan sendi. Evaluasi tentang keberhasilan yang telah dicapai sesuai standar
perkembangan atau kemampuan standar normal.
52