Upload
gabriella-elsa-anastasia
View
40
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM
PEMENUHAN AKTUVITAS SEHARI-HARI DI DESA TUALANGO KECAMATAN
TILANGO KABUPATEN GORONTALO
THE RELATIONSHIP BETWEEN FAMILY SUPPORT AND THE ELDERLY
AUTONOMOUS IN A DAILY ACTIVITY A RESEARCH WAS COUNDUCTED AT
DESA TUALANGO, KECAMATAN TILANGO, KABUPATEN GORONTALO
Shalindra Husain
Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo
Rini Fahriani Zees S.Kep, Ns, M.Kep
Akademik Kebidanan Politekes Gorontalo Kementrian RI
Vik Salamanja S.Kep, Ns, M.Kes
Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo
Alamat Korespondensi
Shalindra Husain
Jln. Raja Wadipalapa, Desa Tualango, Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo. 96214
HP : 085342174367
Email : [email protected]
SUMMARY
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM
PEMENUHAN AKTIVITAS SEHARI-HARI DI DESA TUALANGO KECAMATAN
TILANGO KABUPATEN GORONTALO
SHALINDRA HUSAIN
NIM. 841 409 060
Program Studi Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan,
Universitas Negeri Gorontalo
ABSTRAK
Shalindra Husain, 2013. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kemandirian
Lansia Dalam Pemenuhan Aktivitas Sehari-hari di Desa Tualango Kecamatan Tilango
Kabupaten Gorontalo. Skripsi, S-1 Keperawatan, Jurusan Keperawatan, Fakultas Ilmu-
Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Dengan Pembimbing I
Rini Fahriani Zees S.Kep, Ns, M.Kep dan Pembimbing II Vik Salamanja S.Kep, Ns,
M.Kes.
Lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Lansia mengalami kemunduran fisik
dan perubahan sosial yang menyebabkan ketergantungan pada kemandirian. Lansia yang terbiasa
memiliki aktivitas akan lebih mandiri dibandingkan dengan lansia yang ketergantungan.
Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan, dan penerimaan keluarga terhadap anggotanya.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian lansia
dalam memenuhi aktivitas kehidupan sehari-hari di Desa Tualango Kecamatan Tilango
Kabupaten Gorontalo.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analitik Observasional dengan
menggunakan pendekatan Croos Sectional. Populasinya seluruh lansia yang tinggal di Desa
Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo, sampel lansia yang berusia 60-70
tahun berjumlah 31 responden dengan menggunakan tekhnik Purposive Sampling.
Pengumpulan data dengan menggunakan Kuesioner dan Observasi, lalu dianalisis secara
Deskriptif. Pengolahan data dan analisa data menggunakan program SPSS sedangkan Penyajian
data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan analisa hubungan dukungan keluarga dengan
kemandirian lansia.
Hasil penelitian didapatkan bahwa ada hubungan antara Dukungan Keluarga dengan
Kemandirian Lansia dimana uji chi-square menunjukan p-value = (α<0.05) yaitu dengan nilai
p=0.038. Terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan kemandirian lansia.
Diharapkan pada lansia dapat mempertahankan kemandiriannya dan seminimal mungkin
tidak tergantung pada orang lain, dengan cara keluarga memberikan dukungan dan merubah
perilaku kebiasaan ketergantungan lansia.
Kata kunci : Dukungan Keluarga, Kemandirian, Lansia
1. PENDAHULUAN
Lanjut usia yang mandiri adalah lanjut usia yang cara berpikirnya lebih baik, didukung
oleh ekonomi yang cukup, kemudian dia hidup bahagia secara lahir batin karena keluarganya
harmonis. Yang menjadi ukuran sosial ekonomi itu bukanlah standar umum kehidupan di kota.
Orang yang hidup di desa dengan keadaan yang sederhana, bisa makan setiap hari, merasa
bahagia dan di perhatikan itu masuk kategori cukup sehingga dia tidak terlantar dan merasa
tersisihkan. Kerapuhan yang ada telah lama dipergunakan untuk menggambarkan situasi lansia
yang mana penanganan kehidupan sehari-hari merupakan suatu ketegangan atau kesulitan bagi
lansia tersebut. Lansia rapuh ini telah di definisikan menjadi istilah-istilah fungsi sebagai berikut
lansia yang membutuhkan pertolongan dalam melaksanakan aktivitas kehidupan sehari-harinya,
dan lansia dengan gangguan cukup parah sehingga mempengaruhi perilaku dan kualitas
kehidupan mereka.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode Analitik Observasional, yaitu peneliti mencoba
mencari hubungan antara variabel bebas (dukungan keluarga) dengan variabel terikat
(kemandirian lansia) dengan melakukan pengukuran sesaat, jadi dilihat apakah ada hubungan
antara dukungan keluarga dengan kemandirian lansia. Pendekatan yang digunakan menggunakan
pendekatan Cross Sectional yaitu dimana peneliti melakukan pengumpulan data baik dari
variabel independen maupun variabel dependen dilakukan secara bersama-sama
3. HASIL
Dalam analisa univariat ini menjelaskan secara deskriptif mengenai variabel-variabel
penelitian yang terdiri dari karakteristik responden dan mengenai hasil pengumpulan data sesuai
dengan variabel penelitian. Data ini terdiri dari data demografi umur, jenis kelamin, pendidikan
dan variabel dukungan keluarga dengan kemandirian lansia. Data ini ditampilkan dalam tabel
distribusi frekuensi seperti dibawah ini:
Adapun karakteristik hasil penelitian dijabarkan mulai dari data demografi responden
dan variabel Lansia adalah sebagai berikut.
1. Distribusi responden berdasarkan Umur Berdasarkan hasil penelitian didapatkan distribusi responden berdasarkan umur seperti
pada tabel berikut:
Tabel 1
Distribusi Responden Menurut Usia di Desa Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten
Gorontalo.
No Umur Jumlah Presentase
1 59 - 60 1 3,2
2 61 - 62 6 19,4
3 63 - 64 6 19,4
4 65 - 66 4 13,0
5 67 - 68 12 38,7
6 69 - 70 2 6,5
Total 31 100.0
Sumber: Data Primer, 2013
Dari distribusi karakteristik lansia pada tabel 1 berdasarkan kelompok usia yang paling
banyak responden berusia 67-68 tahun adalah 12 responden (38,7%). Sedangkan yang terkecil
adalah yang berusia 59-60 tahun berjumlah 1 responden (3,2%).
2. Distribusi responden berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan distribusi responden berdasarkan jenis kelamin
seperti pada tabel berikut:
Tabel 2
Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin di Desa Tualango Kecamatan Tilango
Kabupaten Gorontalo.
Sumber: Data Primer, 2013
Dari distribusi karakteristik lansia pada tabel 2 menunjukkan bahwa distribusi responden
menurut jenis kelamin terbesar adalah perempuan yaitu berjumlah 24 responden (77,4%) dan
laki-laki sebanyak 7 responden (22,6%).
3. Distribusi responden berdasarkan Tingkat Pendidikan Berdasarkan hasil penelitian didapatkan distribusi responden berdasarkan tingkat
pendidikan seperti pada tabel berikut:
Tabel 3
Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Tualango Kecamatan Tilango
Kabupaten Gorontalo.
Sumber: Data Primer, 2013
Dari distribusi karakteristik lansia pada tabel 3 menunjukkan bahwa distribusi
karakteristik responden menurut pendidikan terlihat bahwa lansia yang memiliki pendidikan
tertinggi yaitu SD berjumlah 14 responden (45,2%) dan SMP berjumlah 14 responden (45,2%),
sedangkan responden yang memiliki pendidikan terendah yaitu tidak tamat SD berjumlah 1
responden (3,2%).
4. Distribusi responden berdasarkan Dukungan Keluarga
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan distribusi responden berdasarkan dukungan
keluarga seperti pada tabel berikut:
Tabel 4
Distribusi Frekuensi dan Presentase Dukungan Keluarga
No Dukungan Keluarga Jumlah Persentase
1. Baik 14 45,1
2. Kurang 17 54,9
No Jenis Kelamin Jumlah Presentase
1 Laki-laki 7 22,6
2 Perempuan 24 77,4
Total 31 100.0
No Pendidikan Jumlah Presentase
1 SD 14 45,2
2 SMP 14 45,2
3 SMA 2 6,5
4 Tidak Tamat SD 1 3,2
Total 31 100.0
Total 31 100
Sumber: Data Primer, 2013
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan jumlah lansia dukungan keluarga baik sebanyak 14
responden (45,1%) dan lansia yang dukungan keluarga kurang sebanyak 17 responden (54,9 %).
5. Distribusi responden berdasarkan Kemandirian Lansia
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan distribusi responden berdasarkan kemandirian
lansia seperti pada tabel berikut:
Tabel 5
Distribusi Frekuensi dan Presentase Kemandirian Lansia.
No Kemandirian Jumlah Presentase
1 Mandiri 9 29
2 Ketergantungan 22 71
Total 31 100
Sumber: Data Primer, 2013
Berdasarkan tabel 5 yang telah diteliti menunjukkan bahwa lansia mandiri sebanyak 9
responden atau 29% dan lansia ketergantungan sebanyak 22 responden atau 71%.
A. Analisis Distribusi Silang Antara Variabel Independen dan Dependen
Analisis hubungan dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara
Dukungan Keluarga dengan Kemandirian Lansia dalam Pemenuhan Aktivitas Sehari-hari di
Desa Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. Hasil analisa adalah sebagai berikut :
Tabel 6
Distribusi Responden menurut Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kemandirian
Lansia di Desa Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo
Dukungan
Keluarga
Kemandirian Lansia Jumlah hitung
tabel
P
Value Mandiri Ketergantungan
n % N % n %
Baik 9 69 10 56 19 61
17.745
16.919
0.038 Kurang 4 31 8 44 12 39
Total 13 100 18 100 31 100
Sumber: Data Primer, 2013
Berdasarkan hasil analisa data bivariat dengan menggunakan uji chi square didapatkan
lansia yang memiliki dukungan keluarga baik serta memiliki sikap mandiri terdapat 9 responden
dengan presentase 69%, lansia yang memiliki dukungan keluarga yang baik namun memiliki
sikap ketergantungan terdapat 10 responden dengan presentase 56%, lansia yang memiliki
dukungan keluarga kurang namun memiliki sikap mandiri terdapat 4 responden dengan
presentase 31% dan untuk lansia yang memiliki dukungan keluarga kurang dan memiliki sikap
ketergantungan terdapat 8 responden dengan presentase 44%.
Hasil analisa menunjukan nilai hitung (17.745) lebih besar dari uji chi-square
(16.919) atau hitung > tabel dan nilai p=(0,038) Hal ini menyatakan bahwa H0 ditolak
yang artinya ada hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian lansia.
4. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan Dukungan Keluarga dengan Kemandirian
Lansia di Desa Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo, selanjutnya melakukan
pembahasan sesuai dengan variabel yang diteliti.
A. Identifikasi Dukungan Keluarga terhadap Lansia di Desa Tualango Kecamatan
Tilango Kabupaten Gorontalo. Berdasarkan tabel 4, distribusi responden dukungan keluarga terhadap lansia di Desa
Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo, dari 31 lansia yang menjadi responden
didapatkan bahwa dukungan keluarga terhadap lansia yang tergolong dukungan baik dengan
berjumlah 14 orang dan yang tergolong dukungan kurang berjumlah 17 orang.
Presentasi jumlah dukungan keluarga yang kurang lebih besar dari pada dukungan
keluarga yang baik, dapat dikatakan bahwa dukungan keluarga terhadap lansia di Desa Tualango
Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo belum maksimal. dari dukungan keluarga terhadap
lansia, dimana pada umumnya lansia memiliki dukungan kurang dari keluarga. Terlihat dari
jawaban kuesioner mereka yang memiliki dukungan kurang, 54,8% responden menjawab tidak
untuk Dukungan informasional seperti Keluarga mengingatkan lansia tentang hal-hal yang harus
di hindari yang membuat lansia terserang penyakit, 58,0% responden menjawab tidak untuk
Dukungan instrumental seperti Keluarga memberikan apa yang lansia butuhkan, 67,7%
responden menjawab tidak untuk Dukungan emosional seperti Keluarga mendengarkan keluhan-
keluhan lansia, 64,5% responden menjawab tidak untuk Dukungan penilaian seperti Keluarga
memberikan pujian kepada lansia apabila dapat melakukan aktivitas sendiri. Hal ini dikarenakan
kurangnya kepedulian keluarga terhadap lansia dalam membentuk lansia yang aktif dalam
melakukan kegiatan aktivitas sehari-hari.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sartono (2012) di Wilayah
Kerja Puskesmas Jalan Kembang Kota Cirebon dengan hasil dari 82 responden sebanyak 73
lansia memiliki dukungan keluarga yang baik dan 9 lansia yang memiliki dukungan keluarga
kurang.
Secara teoritis dukungan keluarga adalah suatu bentuk perilaku melayani yang dilakukan
oleh keluarga baik dalam bentuk dukungan emosi, informasi, instrumental, dan dukungan
penilaian. Dukungan sosial keluarga mengacu pada dukungan-dukungan yang dipandang oleh
anggota keluarga sebagai suatu yang dapat diakses atau diadakan untuk keluarga. Dukungan bisa
atau tidak digunakan tapi anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung
selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan.(Bomar, 2004)
Dengan melihat ini, maka diperlukan dukungan dan keterlibatan keluarga serta perhatian
keluarga terhadap kualitas hidup lansia agar makin lebih baik. Kebutuhan hidup lansia lainya
dapat terpenuhi dengan baik melalui dukungan informasional seperti pemberian informasi,
dukungan instrumental seperti bantuan materi, dukungan emosional seperti rasa kenyamanan dan
dukungan penilaian seperti pemberian support.
B. Identifikasi Kemandirian Lansia dalam Pemenuhan ADL di Desa Tualango Kecamatan
Tilango Kabupaten Gorontalo.
Berdasarkan tabel 5, distribusi responden kemandirian lansia dalam pemenuhan ADL di
Desa Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo, dari 31 lansia yang menjadi responden
didapatkan bahwa kemandirian lansia dalam pemenuhan ADL tergolong mandiri berjumlah 9
orang, dan yang tergolong ketergantungan berjumlah 22 orang.
Presentasi jumlah kemandirian lansia yang ketergantungan lebih besar dari pada lansia
yang mandiri, hal ini mengindikasikan bahwa kemandirian lansia dalam pemenuhan ADL di
Desa Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo belum terpenuhi ADLnya. Terlihat
dari observasi kemandirian lansia yang ketergantungan dalam pemenuhan ADL seperti
Melakukan pekerjaan rumah, Berbelanja untuk kebutuhan sendiri atau kebutuhan keluarga,
Mengelolah keuangan, Menggunakan sarana transportasi umum untuk bepergian, Menyiapkan
obat dan minum obat sesuai dengan aturan, Merencanakan dan mengambil keputusan untuk
kepentingan keluarga dalam hal penggunaan uang, Melakukan aktifitas di waktu luang atau
kegiatan keagamaan, sosial, rekreasi, olahraga dan menyalurkan hobi. Rata-rata usia mereka
yang ketergantungan berkisar 65-70 tahun di karenakan keterbatasan fisik dan penurunan fungsi
tubuh lansia yang tidak bisa lagi beraktivitas sepenuhnya.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sartono (2012) di Wilayah
Kerja Puskesmas Jalan Kembang Kota Cirebon dengan hasil dari 82 responden, sebanyak 82
lansia yang mandiri dan 0 lansia yang ketergantungan dalam pemenuhan ADLnya. Begitu pula
penelitian yang dilakukan oleh Khusnah (2012) di Desa Pabean Kecamatan Sedati Kabupaten
Sidoarjo menunjukkan bahwa tingkat kemandirian dengan hasil dari 108 responden, didapatkan
hampir setengahnya tingkat kemandirian lansia mengalami ketergantungan sedang dengan
presentasi 47,9%.
Secara teoritis fungsi kemandirian pada lansia mengandung pengertian yaitu kemampuan
yang dimiliki oleh lansia untuk tidak bergantung pada orang lain dalam melakukan aktivitasnya,
semuanya dilakukan sendiri dengan keputusan sendiri dalam rangka memenuhi kebutuhannya
(Alimul, 2004). Kemandirian berarti tanpa pengawasan, penghargaan ataupun pribadi yang
masih aktif. Menurut Maryam (2008), seseorang lansia yang menolak untuk melakukan fungsi
dianggap sebagai tidak melakukan fungsi, meskipun dianggap mampu.
Menyikapi hal ini, lansia yang tinggal bersama keluarga pada umumnya tidak berubah
aktivitasnya bahkan bertambah. Sebagaimana diketahui bahwa lansia di keluarga banyak yang
masih menjalankan peranannya sebagai orang tua seperti mengasuh cucu, membersihkan rumah
dan lainnya. Sehingga dapat meningkatkan rasa kemandirian lansia dalam beraktivitas di
kehidupan sehari-harinya.
C. Analisa Dukungan Keluarga dengan Kemandirian Lansia di Desa Tualango
Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. Dukungan keluarga terhadap lansia yaitu apa saja yang menjadi dukungan bagi keluarga
terhadap kemandirian lansia tersebut. Adapun dukungan-dukungan yang diberikan oleh keluarga
pada lansia seperti dukungan informasional, instrumental, emosional dan penilaian.
Hasil penelitian ini terlihat bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan
kemandirian lansia di Desa Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo, hal ini
disebabkan dari (69%) rata-rata umur lansia berkisar 59-62 tahun lansia yang memiliki dukungan
baik serta mandiri mereka lebih cenderung melakukan aktivitasnya secara mandiri dikarenakan
lansia tersebut di dukung oleh keluarganya dan mampu melakukan aktivitasnya sendiri tanpa
bantuan keluarga ataupun orang lain dan fisik mereka yang masih dapat melakukan aktivitas dan
mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Dibandingkan dengan lansia yang memiliki
dukungan baik tapi ketergantungan (56%), rata-rata usia lansia berkisar 63-64 tahun dikarenakan
lansia masih bisa melakukan aktivitas namun keperluan sehari-hari mereka masih kurang
sehingga memerlukan bantuan keluarga dalam pemenuhan ADLnya. Kemudian pada lansia yang
memiliki dukungan kurang tapi mandiri dalam aktivitasnya (31%), rata-rata usia lansia berkisar
65-66 tahun dikarenakan masih kurangnya dukungan keluarga sehingga lansia tidak merasa
aman dan nyaman untuk melakukan aktivitasnya tapi mereka masih tetap melakukan aktivitas
sehari-hari sebagaimana biasa, namun dengan aktivitas yang terbatas. Untuk lansia yang
memiliki dukungan kurang serta ketergantungan dalam aktivitasnya (44%), rata-rata usia lansia
berkisar 67-70 tahun, diakibatkan fisik mereka yang tidak mampu lagi melakukan aktiftas sehari-
hari seperti mencuci, membersihkan rumah dan tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan sehari-hari
sehingga lansia sangat bergantung pada keluarganya.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sartono (2012) di Wilayah
Kerja Puskesmas Jalan Kembang Kota Cirebon dengan hasil dari 82 responden, menunjukan
lansia yang mendapatkan dukungan keluarga tinggi tingkat kemandiriannya dengan presentase
89%. Dimana terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan kemandirian
lansia (p<0,05). Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian Rinajumita (2011) di
Wilayah Kerja Puskesmas Lampasi Kecamatan Payakubuh Utara. Dimana terdapat hubungan
yang bermakna antara dukungan keluarga dengan kemandirian lansia (p<0,05).
Secara teori lansia adalah akhir dari penuaan, tahap yang mengalami banyak perubahan
fisik maupun mental. Dengan perubahan fisik lansia mengalami penurunan pendengaran dan
penglihatan, lansia yang sehat secara mental yaitu lansia yang menyenangi aktivitas sehari-hari.
Apabila kebutuhan tersebut bisa terpenuhi, maka timbullah angan-angan untuk berfikir dan
berusaha untuk mencapai bagaimana bisa terpenuhi kebutuhan tersebut misalnya makan,
pakaian, tempat tinggal dan kesehatan. Lansia bukanlah untuk mengembalikan perannya sebagai
pencari nafkah, melainkan bagaimana mempersiapkan mereka untuk dapat menikmati ruas akhir
dari kehidupannya dengan kemandirian yang maksimal. Bila kemandirian menolong diri sendiri
tanpa bantuan telah tercapai, maka masih banyak lahan kegiatan untuk para usia lanjut yang
masih dapat digalih dan dimunculkan. Mengenai pola mortalitas menunjukkan bahwa lansia
yang tinggal bersama keluarga lebih mungkin untuk bertahan hidup dan mempertahankan
kemandirian mereka di bandingkan mereka yang hidup sendiri. (Pickett, 2009).
Mengenai hal ini, mengingat pentingnya peranan keluarga, maka keluarga mesti lebih kuat
lagi dalam pelaksanaan tugas keluarga terutama terkait dengan lansia. Salah satu tugas keluarga
adalah keluarga harus mampu mengenal masalah-masalah yang terjadi pada lansia. Kemampuan
mengenal masalah ini membantu keluarga menghadapi masalah perilaku lansia dalam
menjalankan aktivitasnya. Keluarga hendaknya terus memberikan dukungan kepada anggota
keluarga dan lansia. Dukungan yang diberikan bukan hanya motivasi tapi dukungan lain juga
harus diberikan. Selain itu, keluarga juga hendaknya dapat menjadi fasilitator yang
menjembatani antara lansia dengan lingkungan dan masyarakat. Seseorang ketika memasuki
usia lanjut bukan berarti langsung meninggalkan kemandirian dalam aktivitasnya karena
menganggap dirinya sudah tua. Kemandirian lansia dalam melakukan aktivitasnya harus terus
dipelihara. Sebab menjadi lansia bukan berarti lemah tidak berdaya dan bergantung pada orang
lain.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti tentang hubungan antara Dukungan
Keluarga dengan Kemandirian Lansia di Desa Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten
Gorontalo maka dapat disimpulkan:
1. Identifikasi dukungan keluarga terhadap lansia di Desa Tualango Kecamatan Tilango
Kabupaten Gorontalo yaitu, Dukungan Keluarga didapatkan yang memiliki dukungan
baik terdapat 14 lansia (45,1%) dari 31 responden dan yang memiliki dukungan kurang
terdapat 17 lansia (54,9%) dari 31 responden.
2. Identifikasi kemandirian lansia dalam pemenuhan ADL di Desa Tualango Kecamatan
Tilango Kabupaten Gorontalo yaitu, kemandirian yang memiliki sikap mandiri dalam
aktifitas terdapat 9 lansia (29%) dari 31 responden dan yang memiliki sikap tergantung
dalam aktifitas terdapat 22 lansia (71%) dari 31 responden.
3. Ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan kemandirian lansia
dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari di Desa Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten
Gorontalo.
B. Saran 1. Bagi Peneliti
Peneliti diharapkan dapat memberikan informasi dasar untuk penelitian berikutnya agar
dapat dikembangkan lebih luas serta bisa digunakan sebagai dasar dalam melakukan
penelitian selanjutnya.
2. Bagi Lansia
Diharapkan dapat mengoptimalkan dukungan keluarga agar lansia tetap aktif dan mandiri
dalam melakukan aktivitas-aktivitas yang rutin untuk menjaga kesehatan lansia baik
secara fisik maupun psikososial.
3. Bagi institusi
Dapat menambah pengetahuan Institusi pendidikan dan digunakan sebagai tambahan
referensi diperpustakaan.
4. Bagi profesi
Diharapkan dapat memberikan dasar pengetahuan bagi perawat dalam mengoptimalkan
kegiatan posyandu lansia di Puskesmas.