9
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTUVITAS SEHARI-HARI DI DESA TUALANGO KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO THE RELATIONSHIP BETWEEN FAMILY SUPPORT AND THE ELDERLY AUTONOMOUS IN A DAILY ACTIVITY A RESEARCH WAS COUNDUCTED AT DESA TUALANGO, KECAMATAN TILANGO, KABUPATEN GORONTALO Shalindra Husain Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo Rini Fahriani Zees S.Kep, Ns, M.Kep Akademik Kebidanan Politekes Gorontalo Kementrian RI Vik Salamanja S.Kep, Ns, M.Kes Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo Alamat Korespondensi Shalindra Husain Jln. Raja Wadipalapa, Desa Tualango, Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo. 96214 HP : 085342174367 Email : [email protected]

Artikel Dukungan Keluarga

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Artikel Dukungan Keluarga

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM

PEMENUHAN AKTUVITAS SEHARI-HARI DI DESA TUALANGO KECAMATAN

TILANGO KABUPATEN GORONTALO

THE RELATIONSHIP BETWEEN FAMILY SUPPORT AND THE ELDERLY

AUTONOMOUS IN A DAILY ACTIVITY A RESEARCH WAS COUNDUCTED AT

DESA TUALANGO, KECAMATAN TILANGO, KABUPATEN GORONTALO

Shalindra Husain

Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo

Rini Fahriani Zees S.Kep, Ns, M.Kep

Akademik Kebidanan Politekes Gorontalo Kementrian RI

Vik Salamanja S.Kep, Ns, M.Kes

Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo

Alamat Korespondensi

Shalindra Husain

Jln. Raja Wadipalapa, Desa Tualango, Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo. 96214

HP : 085342174367

Email : [email protected]

Page 2: Artikel Dukungan Keluarga

SUMMARY

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM

PEMENUHAN AKTIVITAS SEHARI-HARI DI DESA TUALANGO KECAMATAN

TILANGO KABUPATEN GORONTALO

SHALINDRA HUSAIN

NIM. 841 409 060

Program Studi Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan,

Universitas Negeri Gorontalo

ABSTRAK

Shalindra Husain, 2013. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kemandirian

Lansia Dalam Pemenuhan Aktivitas Sehari-hari di Desa Tualango Kecamatan Tilango

Kabupaten Gorontalo. Skripsi, S-1 Keperawatan, Jurusan Keperawatan, Fakultas Ilmu-

Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Dengan Pembimbing I

Rini Fahriani Zees S.Kep, Ns, M.Kep dan Pembimbing II Vik Salamanja S.Kep, Ns,

M.Kes.

Lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Lansia mengalami kemunduran fisik

dan perubahan sosial yang menyebabkan ketergantungan pada kemandirian. Lansia yang terbiasa

memiliki aktivitas akan lebih mandiri dibandingkan dengan lansia yang ketergantungan.

Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan, dan penerimaan keluarga terhadap anggotanya.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian lansia

dalam memenuhi aktivitas kehidupan sehari-hari di Desa Tualango Kecamatan Tilango

Kabupaten Gorontalo.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analitik Observasional dengan

menggunakan pendekatan Croos Sectional. Populasinya seluruh lansia yang tinggal di Desa

Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo, sampel lansia yang berusia 60-70

tahun berjumlah 31 responden dengan menggunakan tekhnik Purposive Sampling.

Pengumpulan data dengan menggunakan Kuesioner dan Observasi, lalu dianalisis secara

Deskriptif. Pengolahan data dan analisa data menggunakan program SPSS sedangkan Penyajian

data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan analisa hubungan dukungan keluarga dengan

kemandirian lansia.

Hasil penelitian didapatkan bahwa ada hubungan antara Dukungan Keluarga dengan

Kemandirian Lansia dimana uji chi-square menunjukan p-value = (α<0.05) yaitu dengan nilai

p=0.038. Terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan kemandirian lansia.

Diharapkan pada lansia dapat mempertahankan kemandiriannya dan seminimal mungkin

tidak tergantung pada orang lain, dengan cara keluarga memberikan dukungan dan merubah

perilaku kebiasaan ketergantungan lansia.

Kata kunci : Dukungan Keluarga, Kemandirian, Lansia

1. PENDAHULUAN

Lanjut usia yang mandiri adalah lanjut usia yang cara berpikirnya lebih baik, didukung

oleh ekonomi yang cukup, kemudian dia hidup bahagia secara lahir batin karena keluarganya

harmonis. Yang menjadi ukuran sosial ekonomi itu bukanlah standar umum kehidupan di kota.

Orang yang hidup di desa dengan keadaan yang sederhana, bisa makan setiap hari, merasa

bahagia dan di perhatikan itu masuk kategori cukup sehingga dia tidak terlantar dan merasa

Page 3: Artikel Dukungan Keluarga

tersisihkan. Kerapuhan yang ada telah lama dipergunakan untuk menggambarkan situasi lansia

yang mana penanganan kehidupan sehari-hari merupakan suatu ketegangan atau kesulitan bagi

lansia tersebut. Lansia rapuh ini telah di definisikan menjadi istilah-istilah fungsi sebagai berikut

lansia yang membutuhkan pertolongan dalam melaksanakan aktivitas kehidupan sehari-harinya,

dan lansia dengan gangguan cukup parah sehingga mempengaruhi perilaku dan kualitas

kehidupan mereka.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode Analitik Observasional, yaitu peneliti mencoba

mencari hubungan antara variabel bebas (dukungan keluarga) dengan variabel terikat

(kemandirian lansia) dengan melakukan pengukuran sesaat, jadi dilihat apakah ada hubungan

antara dukungan keluarga dengan kemandirian lansia. Pendekatan yang digunakan menggunakan

pendekatan Cross Sectional yaitu dimana peneliti melakukan pengumpulan data baik dari

variabel independen maupun variabel dependen dilakukan secara bersama-sama

3. HASIL

Dalam analisa univariat ini menjelaskan secara deskriptif mengenai variabel-variabel

penelitian yang terdiri dari karakteristik responden dan mengenai hasil pengumpulan data sesuai

dengan variabel penelitian. Data ini terdiri dari data demografi umur, jenis kelamin, pendidikan

dan variabel dukungan keluarga dengan kemandirian lansia. Data ini ditampilkan dalam tabel

distribusi frekuensi seperti dibawah ini:

Adapun karakteristik hasil penelitian dijabarkan mulai dari data demografi responden

dan variabel Lansia adalah sebagai berikut.

1. Distribusi responden berdasarkan Umur Berdasarkan hasil penelitian didapatkan distribusi responden berdasarkan umur seperti

pada tabel berikut:

Tabel 1

Distribusi Responden Menurut Usia di Desa Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten

Gorontalo.

No Umur Jumlah Presentase

1 59 - 60 1 3,2

2 61 - 62 6 19,4

3 63 - 64 6 19,4

4 65 - 66 4 13,0

5 67 - 68 12 38,7

6 69 - 70 2 6,5

Total 31 100.0

Sumber: Data Primer, 2013

Dari distribusi karakteristik lansia pada tabel 1 berdasarkan kelompok usia yang paling

banyak responden berusia 67-68 tahun adalah 12 responden (38,7%). Sedangkan yang terkecil

adalah yang berusia 59-60 tahun berjumlah 1 responden (3,2%).

2. Distribusi responden berdasarkan Jenis Kelamin

Page 4: Artikel Dukungan Keluarga

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan distribusi responden berdasarkan jenis kelamin

seperti pada tabel berikut:

Tabel 2

Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin di Desa Tualango Kecamatan Tilango

Kabupaten Gorontalo.

Sumber: Data Primer, 2013

Dari distribusi karakteristik lansia pada tabel 2 menunjukkan bahwa distribusi responden

menurut jenis kelamin terbesar adalah perempuan yaitu berjumlah 24 responden (77,4%) dan

laki-laki sebanyak 7 responden (22,6%).

3. Distribusi responden berdasarkan Tingkat Pendidikan Berdasarkan hasil penelitian didapatkan distribusi responden berdasarkan tingkat

pendidikan seperti pada tabel berikut:

Tabel 3

Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Tualango Kecamatan Tilango

Kabupaten Gorontalo.

Sumber: Data Primer, 2013

Dari distribusi karakteristik lansia pada tabel 3 menunjukkan bahwa distribusi

karakteristik responden menurut pendidikan terlihat bahwa lansia yang memiliki pendidikan

tertinggi yaitu SD berjumlah 14 responden (45,2%) dan SMP berjumlah 14 responden (45,2%),

sedangkan responden yang memiliki pendidikan terendah yaitu tidak tamat SD berjumlah 1

responden (3,2%).

4. Distribusi responden berdasarkan Dukungan Keluarga

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan distribusi responden berdasarkan dukungan

keluarga seperti pada tabel berikut:

Tabel 4

Distribusi Frekuensi dan Presentase Dukungan Keluarga

No Dukungan Keluarga Jumlah Persentase

1. Baik 14 45,1

2. Kurang 17 54,9

No Jenis Kelamin Jumlah Presentase

1 Laki-laki 7 22,6

2 Perempuan 24 77,4

Total 31 100.0

No Pendidikan Jumlah Presentase

1 SD 14 45,2

2 SMP 14 45,2

3 SMA 2 6,5

4 Tidak Tamat SD 1 3,2

Total 31 100.0

Page 5: Artikel Dukungan Keluarga

Total 31 100

Sumber: Data Primer, 2013

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan jumlah lansia dukungan keluarga baik sebanyak 14

responden (45,1%) dan lansia yang dukungan keluarga kurang sebanyak 17 responden (54,9 %).

5. Distribusi responden berdasarkan Kemandirian Lansia

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan distribusi responden berdasarkan kemandirian

lansia seperti pada tabel berikut:

Tabel 5

Distribusi Frekuensi dan Presentase Kemandirian Lansia.

No Kemandirian Jumlah Presentase

1 Mandiri 9 29

2 Ketergantungan 22 71

Total 31 100

Sumber: Data Primer, 2013

Berdasarkan tabel 5 yang telah diteliti menunjukkan bahwa lansia mandiri sebanyak 9

responden atau 29% dan lansia ketergantungan sebanyak 22 responden atau 71%.

A. Analisis Distribusi Silang Antara Variabel Independen dan Dependen

Analisis hubungan dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara

Dukungan Keluarga dengan Kemandirian Lansia dalam Pemenuhan Aktivitas Sehari-hari di

Desa Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. Hasil analisa adalah sebagai berikut :

Tabel 6

Distribusi Responden menurut Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kemandirian

Lansia di Desa Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo

Dukungan

Keluarga

Kemandirian Lansia Jumlah hitung

tabel

P

Value Mandiri Ketergantungan

n % N % n %

Baik 9 69 10 56 19 61

17.745

16.919

0.038 Kurang 4 31 8 44 12 39

Total 13 100 18 100 31 100

Sumber: Data Primer, 2013

Berdasarkan hasil analisa data bivariat dengan menggunakan uji chi square didapatkan

lansia yang memiliki dukungan keluarga baik serta memiliki sikap mandiri terdapat 9 responden

dengan presentase 69%, lansia yang memiliki dukungan keluarga yang baik namun memiliki

sikap ketergantungan terdapat 10 responden dengan presentase 56%, lansia yang memiliki

dukungan keluarga kurang namun memiliki sikap mandiri terdapat 4 responden dengan

presentase 31% dan untuk lansia yang memiliki dukungan keluarga kurang dan memiliki sikap

ketergantungan terdapat 8 responden dengan presentase 44%.

Page 6: Artikel Dukungan Keluarga

Hasil analisa menunjukan nilai hitung (17.745) lebih besar dari uji chi-square

(16.919) atau hitung > tabel dan nilai p=(0,038) Hal ini menyatakan bahwa H0 ditolak

yang artinya ada hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian lansia.

4. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan Dukungan Keluarga dengan Kemandirian

Lansia di Desa Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo, selanjutnya melakukan

pembahasan sesuai dengan variabel yang diteliti.

A. Identifikasi Dukungan Keluarga terhadap Lansia di Desa Tualango Kecamatan

Tilango Kabupaten Gorontalo. Berdasarkan tabel 4, distribusi responden dukungan keluarga terhadap lansia di Desa

Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo, dari 31 lansia yang menjadi responden

didapatkan bahwa dukungan keluarga terhadap lansia yang tergolong dukungan baik dengan

berjumlah 14 orang dan yang tergolong dukungan kurang berjumlah 17 orang.

Presentasi jumlah dukungan keluarga yang kurang lebih besar dari pada dukungan

keluarga yang baik, dapat dikatakan bahwa dukungan keluarga terhadap lansia di Desa Tualango

Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo belum maksimal. dari dukungan keluarga terhadap

lansia, dimana pada umumnya lansia memiliki dukungan kurang dari keluarga. Terlihat dari

jawaban kuesioner mereka yang memiliki dukungan kurang, 54,8% responden menjawab tidak

untuk Dukungan informasional seperti Keluarga mengingatkan lansia tentang hal-hal yang harus

di hindari yang membuat lansia terserang penyakit, 58,0% responden menjawab tidak untuk

Dukungan instrumental seperti Keluarga memberikan apa yang lansia butuhkan, 67,7%

responden menjawab tidak untuk Dukungan emosional seperti Keluarga mendengarkan keluhan-

keluhan lansia, 64,5% responden menjawab tidak untuk Dukungan penilaian seperti Keluarga

memberikan pujian kepada lansia apabila dapat melakukan aktivitas sendiri. Hal ini dikarenakan

kurangnya kepedulian keluarga terhadap lansia dalam membentuk lansia yang aktif dalam

melakukan kegiatan aktivitas sehari-hari.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sartono (2012) di Wilayah

Kerja Puskesmas Jalan Kembang Kota Cirebon dengan hasil dari 82 responden sebanyak 73

lansia memiliki dukungan keluarga yang baik dan 9 lansia yang memiliki dukungan keluarga

kurang.

Secara teoritis dukungan keluarga adalah suatu bentuk perilaku melayani yang dilakukan

oleh keluarga baik dalam bentuk dukungan emosi, informasi, instrumental, dan dukungan

penilaian. Dukungan sosial keluarga mengacu pada dukungan-dukungan yang dipandang oleh

anggota keluarga sebagai suatu yang dapat diakses atau diadakan untuk keluarga. Dukungan bisa

atau tidak digunakan tapi anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung

selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan.(Bomar, 2004)

Dengan melihat ini, maka diperlukan dukungan dan keterlibatan keluarga serta perhatian

keluarga terhadap kualitas hidup lansia agar makin lebih baik. Kebutuhan hidup lansia lainya

dapat terpenuhi dengan baik melalui dukungan informasional seperti pemberian informasi,

dukungan instrumental seperti bantuan materi, dukungan emosional seperti rasa kenyamanan dan

dukungan penilaian seperti pemberian support.

B. Identifikasi Kemandirian Lansia dalam Pemenuhan ADL di Desa Tualango Kecamatan

Tilango Kabupaten Gorontalo.

Page 7: Artikel Dukungan Keluarga

Berdasarkan tabel 5, distribusi responden kemandirian lansia dalam pemenuhan ADL di

Desa Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo, dari 31 lansia yang menjadi responden

didapatkan bahwa kemandirian lansia dalam pemenuhan ADL tergolong mandiri berjumlah 9

orang, dan yang tergolong ketergantungan berjumlah 22 orang.

Presentasi jumlah kemandirian lansia yang ketergantungan lebih besar dari pada lansia

yang mandiri, hal ini mengindikasikan bahwa kemandirian lansia dalam pemenuhan ADL di

Desa Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo belum terpenuhi ADLnya. Terlihat

dari observasi kemandirian lansia yang ketergantungan dalam pemenuhan ADL seperti

Melakukan pekerjaan rumah, Berbelanja untuk kebutuhan sendiri atau kebutuhan keluarga,

Mengelolah keuangan, Menggunakan sarana transportasi umum untuk bepergian, Menyiapkan

obat dan minum obat sesuai dengan aturan, Merencanakan dan mengambil keputusan untuk

kepentingan keluarga dalam hal penggunaan uang, Melakukan aktifitas di waktu luang atau

kegiatan keagamaan, sosial, rekreasi, olahraga dan menyalurkan hobi. Rata-rata usia mereka

yang ketergantungan berkisar 65-70 tahun di karenakan keterbatasan fisik dan penurunan fungsi

tubuh lansia yang tidak bisa lagi beraktivitas sepenuhnya.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sartono (2012) di Wilayah

Kerja Puskesmas Jalan Kembang Kota Cirebon dengan hasil dari 82 responden, sebanyak 82

lansia yang mandiri dan 0 lansia yang ketergantungan dalam pemenuhan ADLnya. Begitu pula

penelitian yang dilakukan oleh Khusnah (2012) di Desa Pabean Kecamatan Sedati Kabupaten

Sidoarjo menunjukkan bahwa tingkat kemandirian dengan hasil dari 108 responden, didapatkan

hampir setengahnya tingkat kemandirian lansia mengalami ketergantungan sedang dengan

presentasi 47,9%.

Secara teoritis fungsi kemandirian pada lansia mengandung pengertian yaitu kemampuan

yang dimiliki oleh lansia untuk tidak bergantung pada orang lain dalam melakukan aktivitasnya,

semuanya dilakukan sendiri dengan keputusan sendiri dalam rangka memenuhi kebutuhannya

(Alimul, 2004). Kemandirian berarti tanpa pengawasan, penghargaan ataupun pribadi yang

masih aktif. Menurut Maryam (2008), seseorang lansia yang menolak untuk melakukan fungsi

dianggap sebagai tidak melakukan fungsi, meskipun dianggap mampu.

Menyikapi hal ini, lansia yang tinggal bersama keluarga pada umumnya tidak berubah

aktivitasnya bahkan bertambah. Sebagaimana diketahui bahwa lansia di keluarga banyak yang

masih menjalankan peranannya sebagai orang tua seperti mengasuh cucu, membersihkan rumah

dan lainnya. Sehingga dapat meningkatkan rasa kemandirian lansia dalam beraktivitas di

kehidupan sehari-harinya.

C. Analisa Dukungan Keluarga dengan Kemandirian Lansia di Desa Tualango

Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. Dukungan keluarga terhadap lansia yaitu apa saja yang menjadi dukungan bagi keluarga

terhadap kemandirian lansia tersebut. Adapun dukungan-dukungan yang diberikan oleh keluarga

pada lansia seperti dukungan informasional, instrumental, emosional dan penilaian.

Hasil penelitian ini terlihat bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan

kemandirian lansia di Desa Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo, hal ini

disebabkan dari (69%) rata-rata umur lansia berkisar 59-62 tahun lansia yang memiliki dukungan

baik serta mandiri mereka lebih cenderung melakukan aktivitasnya secara mandiri dikarenakan

lansia tersebut di dukung oleh keluarganya dan mampu melakukan aktivitasnya sendiri tanpa

bantuan keluarga ataupun orang lain dan fisik mereka yang masih dapat melakukan aktivitas dan

mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Dibandingkan dengan lansia yang memiliki

Page 8: Artikel Dukungan Keluarga

dukungan baik tapi ketergantungan (56%), rata-rata usia lansia berkisar 63-64 tahun dikarenakan

lansia masih bisa melakukan aktivitas namun keperluan sehari-hari mereka masih kurang

sehingga memerlukan bantuan keluarga dalam pemenuhan ADLnya. Kemudian pada lansia yang

memiliki dukungan kurang tapi mandiri dalam aktivitasnya (31%), rata-rata usia lansia berkisar

65-66 tahun dikarenakan masih kurangnya dukungan keluarga sehingga lansia tidak merasa

aman dan nyaman untuk melakukan aktivitasnya tapi mereka masih tetap melakukan aktivitas

sehari-hari sebagaimana biasa, namun dengan aktivitas yang terbatas. Untuk lansia yang

memiliki dukungan kurang serta ketergantungan dalam aktivitasnya (44%), rata-rata usia lansia

berkisar 67-70 tahun, diakibatkan fisik mereka yang tidak mampu lagi melakukan aktiftas sehari-

hari seperti mencuci, membersihkan rumah dan tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan sehari-hari

sehingga lansia sangat bergantung pada keluarganya.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sartono (2012) di Wilayah

Kerja Puskesmas Jalan Kembang Kota Cirebon dengan hasil dari 82 responden, menunjukan

lansia yang mendapatkan dukungan keluarga tinggi tingkat kemandiriannya dengan presentase

89%. Dimana terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan kemandirian

lansia (p<0,05). Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian Rinajumita (2011) di

Wilayah Kerja Puskesmas Lampasi Kecamatan Payakubuh Utara. Dimana terdapat hubungan

yang bermakna antara dukungan keluarga dengan kemandirian lansia (p<0,05).

Secara teori lansia adalah akhir dari penuaan, tahap yang mengalami banyak perubahan

fisik maupun mental. Dengan perubahan fisik lansia mengalami penurunan pendengaran dan

penglihatan, lansia yang sehat secara mental yaitu lansia yang menyenangi aktivitas sehari-hari.

Apabila kebutuhan tersebut bisa terpenuhi, maka timbullah angan-angan untuk berfikir dan

berusaha untuk mencapai bagaimana bisa terpenuhi kebutuhan tersebut misalnya makan,

pakaian, tempat tinggal dan kesehatan. Lansia bukanlah untuk mengembalikan perannya sebagai

pencari nafkah, melainkan bagaimana mempersiapkan mereka untuk dapat menikmati ruas akhir

dari kehidupannya dengan kemandirian yang maksimal. Bila kemandirian menolong diri sendiri

tanpa bantuan telah tercapai, maka masih banyak lahan kegiatan untuk para usia lanjut yang

masih dapat digalih dan dimunculkan. Mengenai pola mortalitas menunjukkan bahwa lansia

yang tinggal bersama keluarga lebih mungkin untuk bertahan hidup dan mempertahankan

kemandirian mereka di bandingkan mereka yang hidup sendiri. (Pickett, 2009).

Mengenai hal ini, mengingat pentingnya peranan keluarga, maka keluarga mesti lebih kuat

lagi dalam pelaksanaan tugas keluarga terutama terkait dengan lansia. Salah satu tugas keluarga

adalah keluarga harus mampu mengenal masalah-masalah yang terjadi pada lansia. Kemampuan

mengenal masalah ini membantu keluarga menghadapi masalah perilaku lansia dalam

menjalankan aktivitasnya. Keluarga hendaknya terus memberikan dukungan kepada anggota

keluarga dan lansia. Dukungan yang diberikan bukan hanya motivasi tapi dukungan lain juga

harus diberikan. Selain itu, keluarga juga hendaknya dapat menjadi fasilitator yang

menjembatani antara lansia dengan lingkungan dan masyarakat. Seseorang ketika memasuki

usia lanjut bukan berarti langsung meninggalkan kemandirian dalam aktivitasnya karena

menganggap dirinya sudah tua. Kemandirian lansia dalam melakukan aktivitasnya harus terus

dipelihara. Sebab menjadi lansia bukan berarti lemah tidak berdaya dan bergantung pada orang

lain.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Page 9: Artikel Dukungan Keluarga

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti tentang hubungan antara Dukungan

Keluarga dengan Kemandirian Lansia di Desa Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten

Gorontalo maka dapat disimpulkan:

1. Identifikasi dukungan keluarga terhadap lansia di Desa Tualango Kecamatan Tilango

Kabupaten Gorontalo yaitu, Dukungan Keluarga didapatkan yang memiliki dukungan

baik terdapat 14 lansia (45,1%) dari 31 responden dan yang memiliki dukungan kurang

terdapat 17 lansia (54,9%) dari 31 responden.

2. Identifikasi kemandirian lansia dalam pemenuhan ADL di Desa Tualango Kecamatan

Tilango Kabupaten Gorontalo yaitu, kemandirian yang memiliki sikap mandiri dalam

aktifitas terdapat 9 lansia (29%) dari 31 responden dan yang memiliki sikap tergantung

dalam aktifitas terdapat 22 lansia (71%) dari 31 responden.

3. Ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan kemandirian lansia

dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari di Desa Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten

Gorontalo.

B. Saran 1. Bagi Peneliti

Peneliti diharapkan dapat memberikan informasi dasar untuk penelitian berikutnya agar

dapat dikembangkan lebih luas serta bisa digunakan sebagai dasar dalam melakukan

penelitian selanjutnya.

2. Bagi Lansia

Diharapkan dapat mengoptimalkan dukungan keluarga agar lansia tetap aktif dan mandiri

dalam melakukan aktivitas-aktivitas yang rutin untuk menjaga kesehatan lansia baik

secara fisik maupun psikososial.

3. Bagi institusi

Dapat menambah pengetahuan Institusi pendidikan dan digunakan sebagai tambahan

referensi diperpustakaan.

4. Bagi profesi

Diharapkan dapat memberikan dasar pengetahuan bagi perawat dalam mengoptimalkan

kegiatan posyandu lansia di Puskesmas.