9
1 EVALUASI PROGRAM PENCEGAHAN KANKER LEHER RAHIM DAN KANKER PAYUDARA DI UPTD PUSKESMAS KECAMATAN KLARI PERIODE JANUARI AGUSTUS 2014 Amelia Putri Santosa Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wa Abstrak I. Pendahuluan Latar Belakang Kanker leher rahim merupakan keganasan yang terjadi pada leher rahim dan disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus (HPV) yang ditularkan melalui hubungan seksual dan infeksinya terjadi pada 75% wanita yang pernah berhubungan seksual. Penelitian World Health Organization (WHO) tahun 2005 menyebutkan, terdapat lebih dari 500.000 kasus baru, dan 260.000kasus kematian akibat kanker leher rahim, 90% diantaranya terjadi di negara berkembang. 1 Berdasarkan data Globocan, International Agenciesfor Research on Cancer (IARC) tahun 2012, kanker leher rahim menempatiurutan keempat seluruh kanker pada perempuan dan ketujuh secara umum dengan incidence rate 17 per 100.000 perempuan, kasus baru yang ditemukan 8,8% (528.000 kasus) dengan angka kematian 8,2% (275.008) per tahun dari seluruh kasuskankerpada perempuandi dunia. 3 Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dariselkelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjangpayudara, tidak termasuk kulit payudara. Kanker payudara merupakan salah satu penyebab utama kematian yang diakibatkan oleh kanker pada perempuan di seluruh dunia. 1 Berdasarkan data Globocan, International Agency for Research on Cancer (IARC) tahun 2012, kanker payudara menempati urutan kedua Kanker merupakan salah satu penyakit yang paling ditakuti dan dipandang sebaga kematian diseluruh dunia. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prev di Indonesia sebesar 1,4 per 1000 penduduk. Berdasarkan Sistem Informasi Rumah tahun 2010, bahwa kanker leher rahim menempati urutan kedua pada pasien rawat inap di se Indonesia, dengan 5.359 pasien (12,8%) rawat inap dan kanker payudara menempati urutan perta pasien rawat inap dengan 12.014 kasus (28,7%). Oleh sebab itu dalam program pencegahan rahim dan payudara, Pemerintah Indonesia menggunakan metode inspeksi visual den (IVA) dengan pendekatan Single Visit Approach, dan Clinical Breast Examination (CBE) yan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat kanker leher rahim dan k Evaluasi program pencegahan kankerleher rahim dan payudara di PuskesmasKecamatan Klari, Kabupaten Karawang periode Januari Agustus2014 dengan membandingkan cakupan program terhadap target yang ditetapkan dengan menggunakan pendekatan sistem. Didapatkan cakupan penapisan kanker leher rahim dan kanker payudara sebesar 53,77% dan cakupan penanganan padapenapisan kanker leher rahim sebesar 50%. Penyebabnya adalah, keterbatasan tenaga serta mayoritas istri akan meminta persetujuan suami untuk melakukan tindakan. Upaya tersebut adalah dengan mengadakan pelatihan bagi para bidan untuk melakukan tindakan IVA dan krioterapi, melakukan penyuluhan bagi kelompok wanita dan terutama kelompok pria penyuluhan dilakukan dengan rutin dan terjadwal bekerja sama dengan berbagai pihak . Kata kunci: Kanker, IVA, CBE, payudara

Artikel Evrog (Amelia Putri Santosa 112012113)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

artikel evrog

Citation preview

DAN KANKER PAYUDARA DI UPTD PUSKESMAS KECAMATAN
KLARI PERIODE JANUARI  –  AGUSTUS 2014
Amelia Putri Santosa
Abstrak
disebabkan oleh infeksi  Human Papilloma
Virus  (HPV) yang ditularkan melalui
hubungan seksual dan infeksinya terjadi
 pada 75% wanita yang pernah berhubungan
seksual. Penelitian World Health
Organization  (WHO) tahun 2005
kasus baru, dan 260.000 kasus kematian
akibat kanker leher rahim, 90% diantaranya
terjadi di negara berkembang.1 
Cancer  (IARC) tahun 2012, kanker leher
rahim menempati urutan keempat seluruh
kanker pada perempuan dan ketujuh secara
umum dengan incidence rate 17 per 100.000
 perempuan, kasus baru yang ditemukan
8,8% (528.000 kasus) dengan angka
kematian 8,2% (275.008) per tahun dari
seluruh kasus kanker pada perempuan di
dunia.3 
 berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar
dan jaringan penunjang payudara, tidak
termasuk kulit payudara. Kanker payudara
merupakan salah satu penyebab utama
kematian yang diakibatkan oleh kanker pada
 perempuan di seluruh dunia.1  Berdasarkan
data Globocan, International Agency for
 Research on Cancer   (IARC) tahun 2012,
kanker payudara menempati urutan kedua
 
Kanker merupakan salah satu penyakit yang paling ditakuti dan dipandang sebagai penyebab utama
kematian diseluruh dunia. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi kanker
di Indonesia sebesar 1,4 per 1000 penduduk. Berdasarkan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) pada
tahun 2010, bahwa kanker leher rahim menempati urutan kedua pada pasien rawat inap di seluruh RS di
Indonesia, dengan 5.359 pasien (12,8%) rawat inap dan kanker payudara menempati urutan pertama
 pasien rawat inap dengan 12.014 kasus (28,7%). Oleh sebab itu dalam program pencegahan kanker leher
rahim dan payudara, Pemerintah Indonesia menggunakan metode inspeksi visual dengan asam asetat
(IVA) dengan pendekatan Single Visit Approach, dan Clinical Breast Examination (CBE) yang bertujuan
untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat kanker leher rahim dan kanker payudara.
Evaluasi program pencegahan kanker leher rahim dan payudara di Puskesmas Kecamatan Klari,
Kabupaten Karawang periode Januari  –   Agustus 2014 dengan membandingkan cakupan program
terhadap target yang ditetapkan dengan menggunakan pendekatan sistem. Didapatkan cakupan penapisan
kanker leher rahim dan kanker payudara sebesar 53,77% dan cakupan penanganan dengan krioterapi
 pada penapisan kanker leher rahim sebesar 50%. Penyebabnya adalah, keterbatasan tenaga serta
mayoritas istri akan meminta persetujuan suami untuk melakukan tindakan. Upaya mengatasi masalah 
tersebut adalah dengan mengadakan pelatihan bagi para bidan untuk melakukan tindakan pemeriksaan
IVA dan krioterapi, melakukan penyuluhan bagi kelompok wanita dan terutama kelompok pria (suami),
 penyuluhan dilakukan dengan rutin dan terjadwal bekerja sama dengan berbagai pihak .
 Kata kunci: Kanker, IVA, CBE, payudara
 
incidence rate  40 per 100.000 perempuan
dan 1,67 juta kasus baru yang terdiagnosis
 pada tahun 2012 (25% dari seluruh kanker),
 baik di negara maju maupun negara
 berkembang.3 
Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) di
Indonesia tahun 2010 diketahui bahwa
kanker leher rahim menempati urutan kedua
dimana terdapat 5.359 kasus (12,8%) rawat
inap. Sedangkan, kanker payudara
 pasien rawat inap sebanyak 12.014 kasus
(28,7%).3  Oleh karena itu, Indonesia
mengembangkan upaya pengendalian
deteksi dini sejak tahun 2007. Deteksi dini
kanker leher rahim menggunakan metode
Single Visit Approach yaitu dengan Inspeksi
Visual dengan Asam Asetat (IVA) dan
krioterapi untuk IVA positif, sedangkan
deteksi dini kanker payudara menggunakan
metode Clinical Breast Examination 
dikenal dengan Inspeksi Visual dengan
Asam Asetat (IVA) merupakan alternatif
yang memenuhi kriteria di atas, yaitu
memerlukan biaya rendah, teknik yang
sederhana, dengan sumber daya yang
terbatas bagi pemeriksaan kanker leher
rahim. Sedangkan pemeriksaan deteksi dini
kanker payudara menggunakan metode
edukasi mengenai SADARI (periksa
leher rahim yang ditemukan pada tahun
2011 sebanyak 0,3% dari seluruh wanita
usia subur dan kasus kanker payudara
sebanyak 0,6% dari seluruh wanita usia
subur. Menurut Depkes RI 2007, deteksi
dini kanker leher rahim difokuskan pada
wanita yang berisiko tinggi dan berusia 30-
50 tahun.1 
leher rahim yang ditemukan pada tahun
2011 sebanyak 0,3% dari seluruh wanita
usia subur dan kasus kanker payudara
sebanyak 0,6% dari seluruh wanita usia
subur. Program penapisan kanker leher
rahim dan kanker payudara di Kabupaten
Karawang telah berlangsung dari tahun
2007. Data yang diperoleh dari periode
Januari sampai dengan Desember 2013 baru
mampu menapis 34,9% dan dari periode
Januari - Agustus 2014 baru mampu
menapis 23,6% dari seluruh wanita usia
subur dari target sebesar 85%.
Puskesmas Kecamatan Klari sendiri
secara kumulatif dari Januari hingga
Agustus 2014 baru mampu menapiskan
30,4% dari seluruh wanita usia subur dan
dengan target sebesar 85%.
 perlu dilakukan evaluasi untuk menilai
tingkat keberhasilan program penapisan
Puskesmas Kecamatan Klari, Kabupaten
Permasalahan Berdasarkan latar belakang yang telah
diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan
 permasalahan sebagai berikut:
tahun 2012, kanker leher rahim
menempati urutan keempat seluruh
secara umum dengan incidence rate  17
 per 100.000 perempuan, kasus baru yang
ditemukan 8,8% (528.000 kasus) dengan
angka kematian 8,2% (275.008) per tahun
dari seluruh kasus kanker pada
 perempuan di dunia.
 for Research on Cancer (IARC) tahun
2012, kanker payudara menempati urutan
kedua seluruh kanker pada perempuan
dengan incidence rate 40 per 100.000
 perempuan dan 1,67 juta kasus baru yang
terdiagnosis pada tahun 2012 (25% dari
seluruh kanker), baik di negara maju
maupun negara berkembang.
menempati urutan kedua dimana terdapat
5.359 kasus (12,8%) rawat inap.
Sedangkan, kanker payudara menempati
(28,7%).
Kabupaten Karawang, yaitu sebanyak
subur pada tahun 2011.
sejumlah 100% setelah dilakukan
Klari, Kecamatan Klari, Kabupaten
 pelaksanaan program pencegahan kanker
Puskesmas Klari, Kecamatan Klari,
Kabupaten Karawang periode Januari -
Puskesmas Klari, Kecamatan Klari,
Kabupaten Karawang periode Januari -
Klari, Kabupaten Karawang periode
Klari, Kabupaten Karawang periode
hasil positif dari tes Inspeksi Visual
dengan Asam Asetat (IVA) pada
 penapisan kanker leher rahim di
Puskesmas Klari, Kecamatan Klari,
Kabupaten Karawang periode Januari -
dilakukan krioterapi pada penapisan
Puskesmas Klari, Kecamatan Klari,
Kabupaten Karawang periode Januari -
 pada penapisan kanker leher rahim di
Puskesmas Klari, Kecamatan Klari,
Kabupaten Karawang periode Januari -
Klari, Kabupaten Karawang periode
Puskesmas Klari, Kecamatan Klari,
Kabupaten Karawang periode Januari -
yang ada di wilayah kerja Puskesmas Klari,
Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang
 periode Januari - Agustus 2014. 
II. Materi dan Metode
terdiri dari laporan bulanan Puskesmas
mengenai program deteksi dini kanker leher
rahim dan kanker payudara di wilayah kerja
Puskesmas Klari, Kabupaten Karawang
terdiri dari:
3.  
 penapisan kanker leher rahim
IVA positif
leher rahim
 payudara
Metode
Puskesmas Klari, Kecamatan Klari,
Kabupaten Karawang periode Januari -
dengan tolok ukur yang ditetapkan dengan
mengadakan pengumpulan data, pengolahan
dengan menggunakan pendekatan sistem
dari pelaksanaan program pencegahan
Puskesmas Klari dan kemudian dibuat
usulan dan saran sebagai pemecahan
masalah tersebut berdasarkan penyebab
sistem 
dari elemen-elemen yang saling
organisasi dalam upaya menghasilkan
sesuatu yang telah ditetapkan.
 berfungsinya sistem tersebut.
sistem dan yang berfungsi untuk
mengubah masukan menjadi keluaran
 bagian atau elemen yang dihasilkan dari
 berlangsungnya proses dalam sistem.
di luar sistem yang tidak dikelola oleh
sistem tetapi mempunyai pengaruh besar
terhadap sistem.
tersebut.
6.  
Tolok Ukur
 proses, keluaran, lingkungan, umpan balik,
dan dampak yang digunakan sebagai
 pembanding atau target yang harus dicapai
dalam program pencegahan kanker leher
rahim dan kanker payudara. 
Puskesmas dalam wilayah Kecamatan Klari,
Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat,
dengan luas wilayah 693.878 Ha, terdiri dari
tanah sawah dan tanah darat. Lokasi Gedung
UPTD Puskesmas Klari terletak di Jalan
Raya Kosambi No. 20, Kecamatan Klari,
Kabupaten Karawang.  Puskesmas Klari
Klari dan ± 20 km dengan kantor Dinas
Kesehatan Kabupaten Karawang dengan
menggunakan kendaraan bermotor.
yang terdiri dari 8 desa, meliputi 66 RW dan
126 RT.
sampai dengan Agustus 2014 adalah sebesar
95.437 jiwa. Jumlah penduduk berdasarkan
 jenis kelamin adalah laki-laki 46.089 jiwa
 
 penduduk terbanyak yaitu desa Duren
dengan jumlah 29.658 jiwa.  Jumlah desa
yang termasuk di wilayah kerja Puskesmas
Klari adalah sebanyak 8 desa dengan jumlah
kepala keluarga (KK) 26.930.Proporsi
Puskesmas Klari sebanyak 19,86 % dari
 jumlah seluruh penduduk.
sebanyak 0,5%. Mayoritas penduduk
kecamatan Klari memiliki tingkat
 pendidikan sampai SLTP/MTs sebesar
37,15% penduduk. Minoritasnya penduduk
S1 sebesar 1,18% penduduk.
kerja Puskesmas Kecamatan Klari
 petani sebesar 19,5% dan sebagai peternak
18%%. Sebesar 2,88% penduduk di
Kecamatan Klari adalah tidak bekerja. 
Metode
edukasi, konseling, penyuluhan serta
atau berisiko terkena penyakit di antara
masyarakat yang sehat, dilakukan
 prosedur legeartis.4
 penapisan kanker leher rahim
muda, seragam, polos, ektropion,
acetowhite tidak signifikan.
dengan batas yang tegas dan meninggi,
tidak mengkilap yang terhubung atau
meluas dari SSK ( squamocolumnar
 berdarah atau luka bernanah/ ulcer
4.  Penanganan dengan krioterapi pada
 penapisan kanker leher rahim
sebagai pendingin (pendinginan terus-
membekukan, diikuti pencairan selama 5
(lima) menit kemudian 3 (tiga) menit
 pembekuan kembali. Tindakan sesuai
lebih tinggi:4
  Lesi acetowhite meluas sampai dinding
vagina atau melebihi 2 mm dari tepi luar
 probe krioterapi
meminta pengobatan lain.
dapat diatasi serta pada kasus yang
dicurigai keganasan.4
dalam evaluasi Program Pencegahan
sebagai berikut:
dan payudara sebesar 53,77% dari target
sebesar 100%. Besarnya masalah adalah
46,23%.
sebesar 50% dari target 100%. Besar
masalah adalah 50%.
lain):
 bidan terlatihnya masih kurang yang
seharusnya terdapat 5 bidan terlatih. 
2.  Sosialisasi pelayanan penapisan kanker
leher rahim dan kanker payudara kurang
meluas ke Balai Pengobatan
 pembagian tugas dan penanggung jawab
yang teratur dalam menjalankan tugas.
4.  Mayoritas penduduk di Kecamatan Klari,
Kabupaten Karawang berpendidikan
 pemeriksaan sistem reproduksi masih
suami untuk setiap tindakan dan masih
 banyak suami yang berpendapat bahwa
 pemeriksaan sistem reproduksi belum
100%.
Penyebab : 
dan kanker payudara di Balai Pengobatan
Umum, KIA maupun PONED Puskesmas
Klari.
dan kanker payudara di luar gedung
 belum efektif untuk menjangkau lebih
 banyak perempuan usia subur mengingat
 program penapisan kanker leher rahim
dan kanker payudara di Puskesmas
Kecamatan Klari tahun 2013 baru
mencapai 59,6% dari target 85%.
  Masukan tenaga masih kurang. Ini karena  bidan terlatihnya masih kurang yang
seharusnya terdapat 5 bidan terlatih dan
di setiap desa seharusnya dilantik seorang
 bidan desa yang terlatih untuk Program
IVA, yang mana wilayah kerjanya
mencakup 10 desa, serta bidan yang siap
untuk penyuluhan kelompok minimal 1
kali setiap bulan kepada penduduk wanita
desa yang berusia 30 hingga 50 tahun.
  Kurangnya kerjasama lintas program dan lintas sektoral sehingga kegiatan
 penapisan kanker leher rahim dan kanker
 payudara terutama di luar gedung belum
 berjalan lancar.
  Pengetahuan masyarakat yang masih kurang mengenai kanker leher rahim dan
kanker payudara serta deteksi dini
melalui IVA dan CBE sehingga masalah
sistem reproduksi masih dianggap tabu
dan belum ada minat untuk
memeriksakan diri.
suami untuk setiap tindakan.
  Tidak ada pembagian tugas dan wewenang yang jelas dalam struktur
 pengorganisasian sehingga kemungkinan
dan kanker payudara setidaknya di BPU
Puskesmas.
untuk kader dan bidan desa supaya dapat
menjadi sumber informasi masyarakat
 penapisan kanker leher rahim dan kanker
 payudara terutama di luar gedung
 berjalan lancar.
dan kanker payudara di gedung KIA
maupun PONED Puskesmas Klari,
Klari.
sehingga dapat meningkatkan
 jelas dan sesuai pedoman.
2.  Cakupan penanganan dengan
krioterapi pada penapisan kanker
100%. Penyebab :
 positif untuk dilakukan tindakan
suami untuk setiap tindakan.
hasil IVA positif di gedung KIA maupun
PONED Puskesmas Klari, khususnya
 berkunjung ke Puskesmas Klari.
untuk melakukan tindakan krioterapi
tidak menghambat penanganan krioterapi
ibu-ibu yang mendapat pelayanan KIA
dan dapat dibaca oleh anggota keluarga
yang lain yang dapat dibawa pulang oleh
ibu-ibu yang mendapat pelayanan KIA
dan dapat di baca oleh anggota keluarga
yang lain.
sehingga dapat meningkatkan
kanker leher rahim dan kanker payudara
yang dilakukan dengan cara pendekatan
sistem di Puskesmas Kecamatan Klari,
Kabupaten Karawang periode Januari  –  
dimana didapatkan :
108,21 %.
sebesar 53,77%.
dengan IVA positif yaitu 0,12%.
 
50%.
6.  
7.  
 penapisan kanker payudara 100%.
Puskesmas Klari sebagai pokok masalah
tahun depan. Saran kepada Kepala
Puskesmas Klari sebagai berikut:
  Mengadakan penyuluhan tidak hanya
untuk kelompok perempuan, namun
suami untuk meningkatkan
 pengetahuan akan pentingnya
atau suami terhadap kegiatan
 pencegahan kanker leher rahim.
mengikutsertakan narasumber dokter
leher rahim sehingga kesadaran
masyarakat akan meningkat seiring
 bisa meningkatkan motivasi dari
masing-masing pihak sehingga dapat
terus dilaksanakan dengan rutin.
  Sosialisai mengenai adanya pelayanan
terutama kepada sasaran yang datang di
gedung KIA, BPU, Poned Puskesmas
Klari lintas dan lintas program terutama
 pada program POSYANDU, dan kelas
ibu hamil.
 penyediaan media-media promosi
sehingga diharapkan pada tahun
 berikutnya dengan diadakan kegiatan
  Diharapkan agar dokter atau bidan yang
sudah terlatih agar melatih kembali para
 bidan-bidan desa agar dapat melakukan
tindakan IVA sehingga tindakan IVA
dapat dilaksanakan lebih banyak dan
lebih sering lagi.
dengan cara membagi wilayah kerja
menjadi 5 bagian, dan setiap bagiannya
harus selesai dikerjakan waktu setahun,
sehingga target program dalam waktu 5
tahun bisa terselesaikan.
rahim dan kanker payudara. Direktorat
Jendral PP & PL Depkes RI, Jakarta.
2007. 
Badan penelitian dan pemgembangan
kesehatan kementrian kesehatan RI;
 International Agency for Research on
Cancer . [updated 2010, cited on 2013].
Diunduh dari http://globocan.iarc.fr. pada
tanggal 23 September 2014. 
5.  Profil Kesehatan UPTD/DTP/PONED
Kesehatan Kabupaten Karawang. 
Masyarakat dan Kedokteran UKRIDA. 
Kabupaten Karawang tahun 2014. 
PP & PL Depkes RI, Jakarta. 2007.