7
Konsepsi Kedudukan Kepolisian di Bawah Kementerian 1 KONSEPSI KEDUDUKAN KEPOLISIAN DI BAWAH KEMENTRIAN Oleh: Ispan Diar Fauzi PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepolisan negara adalah alat kelengkapan atau organisasi pemerintahan negara yang mempunyai tugas utama melindungi, mengayomi segenap bangsa dan memajukan kesejahteraan umum. Dalam kalimat yang lebih normatif bahwa kepolisian adalah alat negara dan alat pemerintah yang bertujuan untuk mewujudakan keamanan dalam negeri, memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakan hukum, memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat (law and order) termasuk gangguan keamanan negara baik dari luar maupun dari dalam negeri sendiri. 1 Mencermati begitu kompleksnya peran dan fungsi Kepolisian maka dibutuhkan kepolisian yang mandiri, professional, proporsional, modern dan berwatak sipil yang menjunjung tinggi hak asasi manusia. Sejarah perkembangan kepolisian di Indonesia dalam prakteknya banyak mengalami dinamika terutama perubahan dalam kedudukan Kepolisian , yang tentunya mengikuti dinamika dan perkembangan sistem ketatanegaraan Indonesia. Perkembangan sejarah Kepolisian diawali ketika pemerintah Belanda mengembangkan organisasi Kepolisian yang terdiri dari : Bestuur Politie (Polisis Pamong Praja) dan Algemeene Politie (Polisi Umum). Kedua kesatuan Polisi ini ditempatkan dibawah Procereur General (Jaksa Agung) berada pada naungan Hooegrrechtshof (Mahkamah Agung). Pada saat itu Kepolisian bertugas sebagai penanggung jawab pemeliharaan keamanan dan ketertiban umum. 2 1 Irwan Suwarto, Polri dalam Dinamika Politik Hukum Tata Negara, PTIK Press, Jakarta, 2009, hlm. 21. 2 Harsja W. Bachtiar, Ilmu Kepolisian Suatu Cabang Ilmu Baru, PT. Gramedia Widya Sarana Indonesia PTIK, Jakarta, 1994, hlm. 38.

ARTIKEL ILMIAH KONSEPSI KEDUDUKAN KEPOLISIAN DIBAWAH KEMENTRIAN oleh Ispan Diar Fauzi.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • Konsepsi Kedudukan Kepolisian di Bawah Kementerian 1

    KONSEPSI KEDUDUKAN KEPOLISIAN DI BAWAH KEMENTRIAN

    Oleh: Ispan Diar Fauzi

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Kepolisan negara adalah alat kelengkapan atau organisasi pemerintahan

    negara yang mempunyai tugas utama melindungi, mengayomi segenap

    bangsa dan memajukan kesejahteraan umum. Dalam kalimat yang lebih

    normatif bahwa kepolisian adalah alat negara dan alat pemerintah yang

    bertujuan untuk mewujudakan keamanan dalam negeri, memelihara keamanan

    dan ketertiban masyarakat, menegakan hukum, memberikan perlindungan,

    pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat (law and order) termasuk

    gangguan keamanan negara baik dari luar maupun dari dalam negeri sendiri.1

    Mencermati begitu kompleksnya peran dan fungsi Kepolisian maka

    dibutuhkan kepolisian yang mandiri, professional, proporsional, modern dan

    berwatak sipil yang menjunjung tinggi hak asasi manusia. Sejarah

    perkembangan kepolisian di Indonesia dalam prakteknya banyak mengalami

    dinamika terutama perubahan dalam kedudukan Kepolisian , yang tentunya

    mengikuti dinamika dan perkembangan sistem ketatanegaraan Indonesia.

    Perkembangan sejarah Kepolisian diawali ketika pemerintah Belanda

    mengembangkan organisasi Kepolisian yang terdiri dari : Bestuur Politie

    (Polisis Pamong Praja) dan Algemeene Politie (Polisi Umum). Kedua kesatuan

    Polisi ini ditempatkan dibawah Procereur General (Jaksa Agung) berada pada

    naungan Hooegrrechtshof (Mahkamah Agung). Pada saat itu Kepolisian

    bertugas sebagai penanggung jawab pemeliharaan keamanan dan ketertiban

    umum.2

    1 Irwan Suwarto, Polri dalam Dinamika Politik Hukum Tata Negara, PTIK Press, Jakarta, 2009, hlm.

    21. 2 Harsja W. Bachtiar, Ilmu Kepolisian Suatu Cabang Ilmu Baru, PT. Gramedia Widya Sarana

    Indonesia PTIK, Jakarta, 1994, hlm. 38.

  • Konsepsi Kedudukan Kepolisian di Bawah Kementerian 2

    Tahun 1914 ketika pejabat-pejabat yang berasal dari Eropa dan pribumi

    disatukan, terjadi perubahan administrasi Pemerintahan Belanda. Pada

    Departemen Van Binnenlansch Bestuur (Departemen Dalam Negeri), terdapat

    suatu Dienst der Algemene Politie (Dinas Kepolisan Umum). Dienst der

    Algemene Politie (Dinas Kepolisan Umum) ini berlangsung hingga

    berakhirnya penjajahan Belanda di Indonesia.3

    Pada maret 1942, Jepang berhasil menaklukan Belanda. Petugas

    Kepolisia Belanda ditangkapi oleh tentara Jepang dan dipenjarakan dikamp-

    kamp tahanan. Pada tanggal 8 Agustus 1942 Jepang membentuk Keimubu

    (Departemen Kepolisian) sebagai departemen tersendiri, berarti kedudukan

    kepolsian tidak lagi dibawah Departemen Dalam Negeri atau Departemen

    Kehakiman.4

    Kekuatan penjajahan Jepang di Indonesia berakhir akibat adanya

    serangan yang dilakukan oleh tentara sekutu ke kota Hiroshima dan ke kota

    Nagasaki. Akibat serangan tersebut Jepang menyatakan menyerah pada

    kekuatan sekutu. Sehingga momentum tersebut dimanfaatkan oleh Bangsa

    Indonesia yaitu pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jakarta, Ir. Soekarno dan

    Drs. Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

    Kemudian pada 19 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan

    Indonesia (PPKI) menetapkan kepolisian sebagai bagian dari Kementrian

    Dalam Negeri, dengan sebuah jawatan Kepolisian.5 Kedudukan seperti ini

    hampir sama dengan pada zaman Hindia Belanda, administrasi kepolisian

    dlaksanakan oleh Departemen Dalam Negeri (Departemen van Binnenlansch

    Bestuur).

    Pada 1 Juli 1946, jawatan kepolisan yang semula bagian Kementrian

    Dalam Negeri berpindah menjadi dibawah Kantor Perdana Menteri

    berdasarkan Penetapan Pemerintah Nomor 11/SD/1946. Kedudukan seperti ini

    berlangsung sampai tahun 1949. Berdasarkan penetapan Presiden Nomor 1

    3 Irwan Suwarto, op.cit., hlm. 3.

    4 Ibid.

    5 Momo Kelana, Memahami Undang-Undang Kepolisian (Undang-Undang No. 28 Tahun 1997),

    PTIK dan PT. Radinas Eka Saputra, Jakarta, 1998, hlm. 78.

  • Konsepsi Kedudukan Kepolisian di Bawah Kementerian 3

    tahun 1949, kembali berubah. Kedudukan Kepolisian negara ditempatkan di

    bawah Menteri pertahanan.6

    Perjalanan panjang perubahan kedudukan kepolisan mewarnai eksistensi

    kepolisan di Indonesia sampai saat ini. Salah satu tuntutan reformasi dan

    tuntutan masyarakat adalah menuju kepolisian yang professional, penegakan

    supremasi hukum, penegakan hak asasi manusia, globalisasi, demokratisasi,

    desentralisasi, transparansi dan akuntabilitas, Kepolisian dituntut untuk

    melakukan perubahan paradigma dalam tugas fungsi, wewenang dan tangung

    jawab Kepolisian. Terutama adalah tuntutan dan harapan masyarakat terhadap

    pelaksanaan tugas Kepolisian ke arah profesionalisme.7

    Problematika yang dihadapi kepolisian saat ini adalah tentang

    kedudukan Kepolisian, dalam Pasal 8 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002

    tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia bahwa Kepolisian Negara

    Republik Indonesia berada di bawah Presiden. Polri dengan kedudukannya

    yang cukup strategis tersebut mengakibatkan Polri menjadi institusi yang

    selalu menjadi sorotan baik mengenai keberhasilan maupun kesalahannya.

    Akhir-akhir ini muncul wacana dari berbagai pihak untuk mereposisi

    kedudukan Kepolisian dengan tidak lagi menempatkan di bawah presiden

    langsung, melainkan di bawah kementerian. Terkait permasalahan tersebut di

    atas penulis akan memberikan pandangan tentang: KONSEPSI

    KEDUDUKAN KEPOLISIAN DI BAWAH KEMENTRIAN.

    B. Landasan Hukum

    1. Pasal 30 ayat (4) dan (5) UUD 1945.

    2. Tap MPR Nomor VI/MPR/2000 Tentang pemisahan Tentara Nasional

    Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia.

    3. Tap MPR Nomor VII/MPR/2000 Tentang peran Tentara Nasional

    Indonesia dan peran Kepolisian Negara Republik Indonesia.

    6 Irwan Suwarto, loc.cit.

    7 Ibid., hlm. 9.

  • Konsepsi Kedudukan Kepolisian di Bawah Kementerian 4

    4. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara

    Republik Indonesia bahwa Kepolisian Negara Republik Indonesia.

    PEMBAHASAN

    A. Konsepsi Kedudukan Kepolisian di Bawah Kementerian

    Dengan dikeluarkannnya Tap MPR Nomor VI/MPR/2000 Tentang

    pemisahan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik

    Indonesia dan dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002

    Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, kedudukan Kepolisian

    Indonesia langsung berada di bawah Presiden. Kekuasaan Polri dipandang

    sangat besar dengan kedudukannya di bawah Presiden. Sehingga ada wacana

    bahwa kedudukan Kepolisian harus dirubah tidak lagi dibawah Presiden

    langsung, melainkan dibawah kementerian.

    Penulis akan memberikan rasionalisasi kenapa Kepolisian harus direposisi

    menjadi di bawah kementerian:

    1. Dalam UUD Negara RI 1945 sesungguhnya tidak ditegaskan tentang

    posisi kelembagaan Polri di bawah Presiden. Dalam Pasal 30 ayat (5)

    hanya mengatur bahwa kedudukan Polri dan TNI diatur lebih lanjut

    dengan Undang-undang. Sehingga jika dirubah kedudukan kepolisian

    menjadi dibawah kementrian tidak akan bertentangan dengan UUD

    1945;

    2. Bahwa dalam konteks negara demokrasi, kepolisian sejatinya berada

    dibawah kementerian. Sehingga pemerintah bisa mengontrol

    wewenang dan kinerja aparat keamanan secara langsung;

    3. Kekuasaan Polri dipandang sangat besar dengan kedudukannya di

    bawah Presiden sehingga seolah-olah menjadi alat kekuasaan

    penguasa dan tidak memiliki sense of crisis terhadap permasalahan

    yang ada di masyarakat;

    4. Kedudukan Polri di bawah Presiden rawan dipolitisir, terutama dalam

    hal pengangkatan Kapolri, karena pengangkatan Kapolri merupakan

  • Konsepsi Kedudukan Kepolisian di Bawah Kementerian 5

    hak prerogratif Presiden sesuai dengan Pasal 11 Undang-Undang

    Nomor 2 Tahun 2002;

    5. Dengan kedudukan langsung di bawah presiden, Polri memposisikan

    diri sebagai lembaga yang memproduksi kebijakan, dan operasional

    sekaligus, hal tersebut merupakan suatu kondisi yang tidak tepat bagi

    tata pemerintahan yang baik (good governance);

    6. Kalaupun situasi seperti sekarang tetap dipertahankan, yaitu

    kedudukan Polri di bawah Presiden langsung, maka Polri akan selalu

    disibukan untuk melakukan counter opinion untuk mempertahankan

    kedudukannya, sehingga energi yang seharusnya dihabiskan untuk

    melaksanakan fungsi dan perannya akan habis hanya untuk

    membahas masalah tersebut;

    7. Dengan mereposisi kedudukan Polri menjadi di bawah kementerian,

    maka akan timbul independensi kepolisian. Sehingga Kepolisian

    fokus dalam menjalankan fungsi dan perannya.

    Terkait independensi Kepolisian, Jimly Asshiddiqie: dalam setiap

    sistem demokrasi, maka pada kelompok pertama, terdapat setidaknya

    empat fungsi yang seharusnya bersifat independen, yaitu: (i) bank sentral;

    (ii) organisasi tentara (militer); (iii) organisasi kepolisian negara; (iv) dan

    organisasi penuntut umum atau kejaksaan agung (public attorney).8

    B. Implikasi Negatif Kedudukan Kepolisian di Bawah Kementerian

    Disamping beberapa kelebihan dengan menempatkan kedudukan

    Kepolisian di bawah kementerian, penulis juga akan memberikan argumentasi

    tentang kelemahan jika kedudukan Kepolisian dibawah kementerian:

    8 Jimly Asshiddiqie, Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Reformasi , Bhuana Ilmu

    Populer, Jakarta, 2009, hlm. 375.

  • Konsepsi Kedudukan Kepolisian di Bawah Kementerian 6

    1. Perubahan kedudukan kepolisian menjadi di bawah kementerian, akan

    merubah seluruh pola kebiasaan Kepolisian yang sudah dibangun

    begitu lama;

    2. Timbul resistensi internal di tubuh Polri, karena saat ini cukup

    menikmati keistimewan tertentu, dengan kedudukannya langsung

    dibawah presiden;

    3. Dengan kedudukan Kepolisian di bawah kementerian, maka

    Kepolisian akan terikat pada norma-norma yang bersifat hierarkis;

    4. Kepolisian tidak akan berani menangkap bahkan memeriksa atasan

    dalam kementeriannya, apabila atasannya tersebut tersangkut kasus

    tertentu.

    C. Kajian atas Tema

    Untuk menciptakan Kepolisian yang independen sesuai fungsi dan

    perannya, maka dibutuhkan pengaturan tentang sistem dan kedudukan

    Kepolisian yang tepat. Di banyak negara demokratis, posisi Kepolisian selalu

    berada dalam bentuk penyelenggara operasional, apakah di bawah departemen

    terkait, membentuk departemen sendiri, atau membuat kementerian sendiri

    yang khusus mengurusi masalah keamanan dalam negeri. Sesungguhnya

    dalam Pasal 37 dan Pasal 38 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002, telah

    mengatur secara jelas tentang Komisi Kepolisian Nasional. Pasal 38 ayat (1)

    Komisi Kepolisian Nasional bertugas : a. membantu Presiden dalam

    menetapkan arah kebijakan Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan b.

    memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam pengangkatan dan

    pemberhentian Kapolri.

    Tugas Kompolnas yang seharusnya cukup strategis itu dalam

    kenyataannya masih jauh dari harapan. Kompolnas belum dapat memainkan

    peranannya secara signifikan. Sehingga penulis memberikan alternatif solusi

    untuk mereformasi kedudukan Lembaga Kepolisian Nasional dalam hal ini

    adalah Kompolnas menjadi lembaga kementerian tersendiri yang membawahi

    Kepolisian Republik Indonesia, bertugas mengatur seluruh operasional

  • Konsepsi Kedudukan Kepolisian di Bawah Kementerian 7

    Kepolisian Republik Indonesia dan bertanggung jawab atas seluruh kegiatan

    yang dijalankan oleh Kepolisian Republik Indonesia.

    KESIMPULAN

    A. Kesimpulan

    Kepolisian adalah alat negara dan alat pemerintah yang bertujuan untuk

    mewujudakan keamanan dalam negeri, memelihara keamanan dan ketertiban

    masyarakat, menegakan hukum, memberikan perlindungan, pengayoman, dan

    pelayanan kepada masyarakat (law and order). Dengan peran dan fungsi

    Kepolisian yang cukup kompleks maka dibutuhkan kepolisian yang mandiri,

    professional, proporsional, modern dan berwatak sipil yang menjunjung tinggi

    hak asasi manusia.

    Kekuasaan Kepolisian dipandang sangat besar dengan kedudukannya di

    bawah Presiden. Sehingga ada wacana bahwa kedudukan Kepolisian harus

    dirubah, tidak lagi di bawah Presiden langsung, melainkan di bawah

    kementrian. Usulan perubahan kedudukan Kepolisian itu timbul dengan

    mencermati bahwa ternyata kedudukan Kepolisan dibawah kementerian lebih

    banyak aspek positifnya, sehingga reposisi kedudukan Kepolisian itu

    dibutuhkan. Untuk menciptakan Kepolisian yang benar-benar melaksanakan

    peran dan fungsinya secara maksimal.

    B. Rekomendasi

    Terkait wacana reposisi kedudukan Kepolisian, Penulis memberikan

    alternatif solusi yaitu: mereformasi kedudukan Lembaga Kepolisian Nasional

    dalam hal ini adalah Kompolnas menjadi lembaga kementerian tersendiri yang

    membawahi Kepolisian Republik Indonesia, bertugas mengatur seluruh

    operasional Kepolisian Republik Indonesia dan bertanggung jawab atas

    seluruh kegiatan yang dijalankan oleh Kepolisian Republik Indonesia.