3
PENGARUH PENGGUNAAN MULSA JERAMI DAN PLASTIK PADA JUMLAH BUAH JERUK KEPROK PULUNG ( Citr us reticulata  Blanco.) Jeruk keprok pulung (Citrus reticulata Blanco) merupakan salah satu varietas  jeruk yang berasal dari P onorogo, Jawa Timur. Jeruk keprok pulung adalah salah satu komoditas unggulan yang mampu mengalahkan berbagai jenis jeruk keprok lainnya yang berasal dari berbagai kota lainnya seperti Pontianak (Prihatman, 2000). Jeruk keprok pulung dibudidayakan secara intensif selama beberapa tahun terakhir namun akibat beberapa penyakit tanaman dan hama yang menyerang maka petani mengalami kerugian. Berdasarkan hal itu, adanya teknik pemulsaan yang diyakini mampu untuk mengurangi dampak timbulnya penyakit tanaman jeruk yaitu dengan memberikan lahan dengan dua jenis mulsa yaitu mulsa jerami dan mulsa plastik hitam perak. Adapun pengertian mulsa itu sendiri adalah suatu bahan yang dihamparkan diatas  permukaan tanah yang b ertujuan untuk mengurangi evapo rasi, menekan pertumbuhan gulma dan mempertahankan fluktuasi suhu tanah (Purwowidodo, 1983). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui selisih jumlah buah yang diberi ketiga jenis perlakuan pemulsaan tersebut. Penelitian ini merupakan riset yang dilakukan di Balai Penelitian Jeruk dan Buah Subtropika di Kota Batu, Jawa Timur yang dilakukan setelah tanaman jeruk sudah ditanam dan berumur 730 hari setelah tanam dan sudah diberi perlakuan  pemulsaan. Selanjutnya jeruk keprok ditanam dengan secara berkelompok dengan tiga perlakuan yaitu menggunakan mulsa jerami, plastik hitam perak dan tanpa mulsa dengan tiga kali pengulangan. Adapun jumlah tanaman jeruk yang dicobakan setiap  perlakuannya adalah sebanyak 32 tanaman per perlakuan yang dipisahkan dengan gundukan masing-masing berjumlah 8 tanaman. Pemulsaan dilakukan pada saat tanaman berumur 730 hari setelah tanam. Pengamatan dilakukan pada jumlah buah  jeruk yang terdapat pada satu bulan terakhir yaitu bulan Februari. Berdasarkan hasil penelitian jumlah buah yang dilakukan pada bulan  November 2013 menurut data balai setempat terdapat jumlah fruitset atau buah muda yang berjumlah rata-rata pada perlakuan jerami 1033 buah, perlakuan mulsa plastik

Artikel Ilmiah Mulsa Jeruk

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Mulsa dan Jeruk Keprok

Citation preview

PENGARUH PENGGUNAAN MULSA JERAMI DAN PLASTIK PADA JUMLAH BUAH JERUK KEPROK PULUNG (Citrus reticulata Blanco.)

Jeruk keprok pulung (Citrus reticulata Blanco) merupakan salah satu varietas jeruk yang berasal dari Ponorogo, Jawa Timur. Jeruk keprok pulung adalah salah satu komoditas unggulan yang mampu mengalahkan berbagai jenis jeruk keprok lainnya yang berasal dari berbagai kota lainnya seperti Pontianak (Prihatman, 2000). Jeruk keprok pulung dibudidayakan secara intensif selama beberapa tahun terakhir namun akibat beberapa penyakit tanaman dan hama yang menyerang maka petani mengalami kerugian. Berdasarkan hal itu, adanya teknik pemulsaan yang diyakini mampu untuk mengurangi dampak timbulnya penyakit tanaman jeruk yaitu dengan memberikan lahan dengan dua jenis mulsa yaitu mulsa jerami dan mulsa plastik hitam perak. Adapun pengertian mulsa itu sendiri adalah suatu bahan yang dihamparkan diatas permukaan tanah yang bertujuan untuk mengurangi evaporasi, menekan pertumbuhan gulma dan mempertahankan fluktuasi suhu tanah (Purwowidodo, 1983). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui selisih jumlah buah yang diberi ketiga jenis perlakuan pemulsaan tersebut. Penelitian ini merupakan riset yang dilakukan di Balai Penelitian Jeruk dan Buah Subtropika di Kota Batu, Jawa Timur yang dilakukan setelah tanaman jeruk sudah ditanam dan berumur 730 hari setelah tanam dan sudah diberi perlakuan pemulsaan. Selanjutnya jeruk keprok ditanam dengan secara berkelompok dengan tiga perlakuan yaitu menggunakan mulsa jerami, plastik hitam perak dan tanpa mulsa dengan tiga kali pengulangan. Adapun jumlah tanaman jeruk yang dicobakan setiap perlakuannya adalah sebanyak 32 tanaman per perlakuan yang dipisahkan dengan gundukan masing-masing berjumlah 8 tanaman. Pemulsaan dilakukan pada saat tanaman berumur 730 hari setelah tanam. Pengamatan dilakukan pada jumlah buah jeruk yang terdapat pada satu bulan terakhir yaitu bulan Februari. Berdasarkan hasil penelitian jumlah buah yang dilakukan pada bulan November 2013 menurut data balai setempat terdapat jumlah fruitset atau buah muda yang berjumlah rata-rata pada perlakuan jerami 1033 buah, perlakuan mulsa plastik Tabel 1. Selisih buah muda bulan November 2013dan Januari 2014.976 buah dan tanpa mulsa sebesar 911 buah. Hal ini sangat berbeda setelah data yang diambil di bulan Februari 2014 yang rata-rata pada setiap jumlah buahnya per perlakuan mulsa jerami sebanyak 52 buah, perlakuan mulsa plastik 50 buah, dan tanpa mulsa sebanyak 46 buah. Hal ini mengakibatkan suatu perbedaan yang sangat mencolok antara jumlah buah muda yang terhitung pada bulan November 2013 dibandingkan pada jumlah buah yang sudah agak tua pada bulan Februari 2014. Berdasarkan hal itu terdapat suatu keadaan dimana banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu budidaya tanaman jeruk salah satunya adalah pengaruh faktor cuaca yang terjadi dan serangan hama penyakit. Adapun keadaan cuaca yang terjadi pada akhir tahun dan awal tahun yang terjadi di daerah Kota Batu, Jawa Timur adalah sebesar 20 mm/ jam yang berpotensi mengakibatkan hujan angin yang berkecepatan 15 knots yang artinya dapat menyapu daratan dengan kecepatan berkisar 27 km/jam (Sumber: BMKG). Berdasarkan hal itu terjadi proses kerontokan suatu jeruk yang masih muda sebelum akhirnya tumbuh menjadi buah jeruk dewasa. Adapun hal lainnya yang berpotensi mempengaruhi keberhasilan suatu budidaya jeruk keprok adalah adanya serangan organisme pengganggu tanaman seperti kutu daun dan sebagainya sehingga suatu tanaman tidak dapat berkembang dengan sempurna dan mengalami kegagalan proses pembentukan bunga hingga buah. Referensi : Purwowidodo. 1992. Teknologi Mulsa. Dewa Rucci Press.Pirawan.2007. Jeruk Pontianak, coba bangkit lagi. http://www. amanah.or.idDiakses pada tanggal 20 Januari 2014.

TUGAS PENULISAN KARYA ILMIAH DAN SEMINAR

NAMA : ERICA PUSPA NINGRUMNIM : J1C111208DOSEN : Dra. Hj. Siti Zulaikha, MP.

PROGRAM STUDI BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURATBANJARBARU

MARET 2014