Arzia Sken 3 - Osteomalasia

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/27/2019 Arzia Sken 3 - Osteomalasia

    1/3

    Osteomalasia

    Definisi

    Osteomalasia adalah penyakit metabolik tulang pada orang dewasa yang ditandai olehgagalnya pendepositan kalsium ke dalam tulang yang baru tumbuh, atau kekurangan mineral

    pada matriks osteoid, walaupun osteoid mempunyai struktur yang normal dan massa osteold

    tidak terganggu. Istilah lain dari osteomalasia adalah soft bone atau tulang lunak

    (pelunakan tulang).

    Penyakit ini mirip dengan rakitis (pada anak-anak, kondisi ini disebut rakhitis), hanya saja

    pada penyakit ini tidak ditemukan kelainan pada lempeng epifisis (tempat pertumbuhan

    tulang pada anak) karena pada orang dewasa sudah tidak lagi dijumpai lempeng epifisis. Pada

    orang dewasa, osteomalasia berlangsung kronis dan terjadi deformitas skeletal, terjadi tidak

    separah dengan yang menyerang anak-anak karena pada orang dewasa pertumbuhan tulang

    sudah lengkap (komplit).

    Penyebab

    Penyebab penyakit ini adalah kekurangan vitamin D (calcitrol), karena telah diketahui bahwa

    vitamin D berperan dalam penyerapan kalsium melalui usus. Tanpa adekuatnya vitamin D,

    kalsium dan fosfat tidak akan terjadi di tempat pembentukan kalsium dalam tulang.

    Kekurangan vitamin D ini dapat terjadi akibat kekurangan dalam diet atau malasorpsi.

    Defisiensi sering terjadi pada orang tua, juga pada ras kulit berwarna yang tinggal di belahan

    bumi bagian utara, terutama mereka yang banyak tinggal di dalam rumah. Malbsorpsi vitamin

    D dapat terjadi pada 'gluten enteropati' atau pasca-gastrektomi.

    Selain itu, keadaan gagal ginjal kronik dan renal tubular asidosis juga dapat menyebabkan

    osteomalasia. Penyakit ginjal dan obat anti kejang dapat mengurangi pembentukan metabolit

    aktif dan vitamin D. Defisiensi kalsium merupakan penyebeb yang jarang dari osteomalasia.

    Patofisiologi

    Ada berbagai macam penyebab dari osteomalasia yang umumnya menyebabkan gangguan

    metabolisme mineral. Faktor yang berbahaya untuk perkembangan osteomalasia diantaranya

    kesalahan diet, malabsorbsi, gastrectomy, gagal ginjal kronik, terapi anticonvulsan jangka

    lama (phenyton, phenobarbital) dan insufisiensi vitamin D (diet, sinar matahari).

  • 7/27/2019 Arzia Sken 3 - Osteomalasia

    2/3

    Tipe malnutrisi (defisiensi vitamin D sering digolongkan dalam hal kekurangan kalsium)

    terutama gangguan fungsi menuju kerusakan, tetapi faktor makanan dan kurangnya

    pengetahuan tentang nutrisi yang juga dapat menjadi faktor pencetus hal itu terjadi dengan

    frekuensi tersering dimana kandungan vitamin D dalam makanan kurang dan adanya

    kesalahan diet serta kurangnya sinar matahari.

    Osteomalasia kemungkinan terjadi sebagai akibat dari kegagalan dari absorbsi kalsium atau

    kekurangan kalsium dari tubuh. Gangguan gastrointestinal dimana kurangnya absorbsi lemak

    menyebabkan osteomalasia. Kekurangan lain selain vitamin D (semua vitamin yang larut

    dalam lemak) dan kalsium. Ekskresi yang paling terakhir terdapat dalam faeces bercampur

    dengan asam lemak (fatty acid).

    Sebagai contoh dapat terjadi gangguan diantaranya celiac disease, obstruksi sistem

    pencernaan kronik, pankreatitis kronis dan reseksi perut yang kecil.

    Lagi pula penyakit hati dan ginjal dapat menyebabkan kekurangan vitamin D, karenanya

    organ-organ tersebut mengubah vitamin D ke dalam untuk aktif. Terakhir, hyperparatiroid

    menunjang terjadinya kekurangan pembentukan calsium, dengan demikian osteomalasia

    menyebabkan kenaikan ekskresi fosfat dalam urine.

    Gejala Klinis

    Pada tahap awal, mungkin tidak memiliki gejala osteomalasia, meskipun tanda-tanda

    osteomalasia dapat terlihat pada gambar sinar X atau tes diagnostik lainnya. Jika

    osteomalasia memburuk, kemungkinan penderita mengalami nyeri tulang dan kelemahan

    otot.

    Nyeri tulang dan kelemahan otot adalah tanda-tanda dan gejala utama dari osteomalasia.

    Kemungkinan terjadinya penyakit ini harus dicurigai pada orang yang mengalami:

    Penurunan berat badan

    Anoreksia

    Kelemahan otot, sehingga menyebabkan susah untuk menaiki tangga.

    Kelemahan dalam lengan dan kaki, berkurangnya kemampuan untuk berputar, gaya

    berjalan melenggang

    Nyeri tulang yang dirasakan menyebar, terutama pada daerah pinggang dan paha.

    Perubahan bentuk pada tulang punggung dan anggota gerak (lengan dan tungkai).

    Deformitas mungkin timbul pada punggung dan panggul, tungkai, iga, dan adanya daerah-

    daerah dimana terdapat pseudofraktur.

  • 7/27/2019 Arzia Sken 3 - Osteomalasia

    3/3

    Kelemahan otot bila kalsium serum sangat rendah, tetapi mungkin jarang terjadi.

    Pemeriksaan Tambahan

    Pemeriksaan darah:

    o Kadar vitamin D, kalsium, dan fosfat organik rendah atau dibawah normal.

    o Fosfatase alkali meninggi.

    Foto roentgen tulang: perubahan bentuk yang nyata dari tulang. Karena tulang menjadi

    lunak, maka dapat dijumpai garis patah tulang di berbagai temapt seperti pada tulang iga,

    panggul, paha, dan lain-lain. Dijumpai gambaran fraktur yang khas (Looser's zones) pada

    tulang-tulang pelvis dan tulang panjang dan terutama metatarsal dan metakarpal.

    Diagnosis Banding

    Osteoporosis (senilis atau pasca-menopause).

    Demineralisasi dan tulang yang tidak pernah dipergunakan.

    Kelainan tulang akibat hipoparatiroidisme.

    Penatalaksanaan

    Penyebab yang mendasari kelainan (kekurangan vitamin D, gagal ginjal kronik, atau renal

    tubular asidosis) ini mesti dikoreksi terlebih dahulu. Jika penyebabnya kekurangan vitamin

    D, maka dapat disuntikkan vitamin D 200.000 IU per minggu selama 4-6 minggu, yang

    kemudian dilanjutkan dengan 1.600 IU setiap hari atau 200.000 IU setiap 4-6 bulan. Jika

    terjadi kekurangan fosfat (hipofosfatemia), maka dapat diobati dengan mengonsumsi 1,25-

    dihydroxy vitamin D. Setealah terlaksana terapi medis yang baik, jika masih terdapat sisa

    kelainan tulang yang ada, dapat dilakukan tindakan osteotomi (pemotongan sebagian tulang)

    pada tulang yang masih menunjukkan kelainan.