22
TUGAS MANDIRI Asal Usul Perkembangan Ekonomi Islam Dari Awal sampai Sekarang Disusun Oleh: Nama : Evi Wardani NPM : Semester : III Jurusan : Syariah Prodi : Ekonomi Islam SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

Asal Usul Perekonomian Islam Evi Wardani

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Asal Usul Perekonomian Islam Evi Wardani

TUGAS MANDIRI

Asal Usul Perkembangan Ekonomi IslamDari Awal sampai Sekarang

Disusun Oleh:

Nama : Evi WardaniNPM : Semester : IIIJurusan : SyariahProdi : Ekonomi Islam

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(STAIN) JURAI SIWO METRO

2012

Page 2: Asal Usul Perekonomian Islam Evi Wardani

ASAL USUL PERKEMBANGAN EKONOMI ISLAM

Perkembangan Ekonomi Islam pada Masa Nabi dan Tokoh-Tokoh Yang Berperan

A. Perkembangan Ekonomi Islam pada Masa Nabi Muhammad SAW.

Adapun tahap – tahapnya sebagai berikut :

Masa Pra Islam : Telah mengenal uang sebagai alat pembayaran yang sah yaitu

mata uang dinar (emas) dan dirham (perak) yang merupakan mata uang romawi dan

persia. Nabi Muhammad SAW. Menjabat sebagai kepala negara Madinah kemudian

merubah sistem ekonomi dan keuangan negara sesuai dengan ketentuan Al-Qur’an.

Rasulullah SAW. Membentuk Lembaga Baitul al-Mal, yaitu semua hasil

penghimpunan kekayaan negara dikumpulkan terlebih dahulu dan kemudian dikeluarkan

sesuai dengan kebutuhan negara. Pemasukan negara berasal dari kharaz, zakat, khumz,

Jizyah, dan penerimaan lainnya seperti Kaffarah dan harta waris orang yang tidak

memiliki ahli wariz.

Nabi Muhammad SAW. Membuat kebijakan Fiskal dan kebijakan moneter.

Kebijakan fiskal diantaranya Peningkatan pendapatan Nasional dan tingkat partisipasi

kerja, kebijakan Pajak, Anggaran, dan Kebijakan Fiskal Khusus. Sedangkan kebijakan

moneter yaitu penggunaan mata uang dinar dan dirham. Namun yang lebih umum

digunakan adalah dirham karena tentara Islam berhasil menaklukan hampir seluruh

wilayah kekaisaran persia. Sementara itu, tidak semua wilayah kekaisaran romawi

berhasil dikuasai tentara Islam.

Rasulullah SAW. Mendorong masyarakat untuk mengadakan akad kerjasama

dan mendesak mereka untuk memberikan Qard al-Hasan, hal itu dilakukan untuk

mempercepat peredaran uang.

Tradisi dan Praktek Ekonomi Pada Masa Khulafa Al Rasyidin

1. Masa Pemerintahan Abu Bakar ash-Shiddiq

1. Melakukan Perang Riddah yaitu perang yang memerangi kelompok murtad,

nabi palsu, dan pembangkang zakat.

2. Dalam Lembaga Baitul Mal Abu bakar ash Siddiq mendistribusikan harta

baitul mal dengan pronsip kesamarataan, sehingga meningkatkan agregar

Demand dan Agregat supply.

Page 3: Asal Usul Perekonomian Islam Evi Wardani

3. Abu Bakar ash Siddiq melakukan pembagian tanah hasil taklukan, sebagian di

berikan kepada kaum muslimin, sebagian lagi sebagai tanggungan negara.

2. Masa Pemerintahan Umar ibn –Al-Khattab

1. Melakukan pendirian Bangunan lembaga Baitul Mal, berserta cabang-

cabangnya di ibu kota Provinsi.

2. Melakukan Kebijakn bahwa pihak Eksekutif tidak boleh turut campur dalam

pengelolaan harta Baitul mal.

3. Membuat komite nassab ternama yang terdiri dari Aqil bin Abi Thalib,

Mahzamah Bin Naufal, dan Jabir Bin Mut’min untuk membuat laporan sensus

penduduk sesuai dengan tingkat kepentingan dan kelasnya hal itu dilakukan

untuk memeratakan tunjangan sosial sehingga dapat merata dan adil.

4. Umar ibn Al-Khatab mendirikan departemen yang dianggap perlu, seperti

Departemen Pelayanan Militer, Departemen kehakiman dan Eksekutif,

Departemen Pendidikan dan Pengembangan Islam, dan Departemen Jaminan

Sosial.

5. Melakukan klasifikasi dan Alokasi penadapatan Negara menjadi empat bagian

yaitu, Pendapatan zakat dan ushr untuk didistribusikan ketingkat lokal dan

kelebihan penerima disimpan di baitul mal pusat dan dibagikan kedelapan

asnaf, Pendapatan Khums dan sedekah didistribusikan kepada para fakir miskin

atau untuk membiayayai mereka yang sedang mencari kesejahteraan dengan

tidak membedakan muslim atupun non muslim. Pendapatan Kharaj fai, Jisyah,

‘ushr (pajak perdagangan), dan sewa tanah untuk membayar dana pensiun dan

dana pensiun dan dana bantuan serta untuk menutupi biaya administrasi,

kebutuhan militer serta pendapatan lain-lain untuk membayar para pekerja,

pemeliharaan anak-anak terlantar, dan dana sosial lainnya.

6. melakukan kebijakan ekonomi lainnya diantaranya mengenai kepemilikan

tanah dengan tidak dibagi-bagikan tetapi tetap pada pemiliknya dengan syarat

membayar kharaz dan jizyah. Mengenai zakat khalifah menetapkan kuda,

karet, dan madu sebagai objek zakat. Mengenai ushr ia menetapkan kepada

para pedagang yang memasuki wilayah kekuasaan Islam Besarnya disesuaikan

2.5% bagi pedagang muslim, 5% bagi kafir dzimmi, dan 10% bagi kafir harbi.

7. Mata Uang, pada masa pemerintahan Khalifah Umar ibn al-Khattab bobot mata

uang dinar seragam yaitu sama dengan satu mitsqal atau 20 Qirat atau 100

Page 4: Asal Usul Perekonomian Islam Evi Wardani

grain Barley. Sedangkan Bobot dirham ditetapkan seberat 14 qirat atau 70

grain Barley. Sehingga rasio satu dirham dengan satu mitsqal adalah 7 per

sepuluh.

3. Masa Pemerintahan Utsman Ibn Affan

1. Membentuk Armada laut kaum muslimin dibawah komando muawiyah, hingga

berhasil membangun supermasi kelautan diwilayah Mediterania, Laodicea dan

wilayah semenanjung Syiria, Tripoli dan Barca di Afrika Utara menjadi

Pelabuhan pertama negara Islam.

2. Menerapkan prinsip keutamaan dalam pendistributian harta baitul mal, seperti

halnya Umar ibn Al-Khatab.

3. Beliau juga tidak mengambil upah, tetapi dimasukkan kedalam bendahara

negara.

4. Dalam Zakat Usman Ibn Affan mendelegasikan kewenangan menaksir harta

yang dizakati kepada pemiliknya masing-masing, untuk menghindari gangguan

dan masalah dalam pemeriksaan kekayaan yang tidak jelas.

5. Melakukan pengembangan sumberdaya alam, ia melakukan pembuatan saluran

air, pembangunan jalan-jalan, dan pembentukan organisasi kepolisian secara

permanen untuk mengamankan jalur perdagangan.

6. Di bidang pertahanan dan kelautan, mengenai dana pensiun dan pembangunan

wilayah taklukan baru, untuk meningkatkannya maka Khaalifah mengubah

sistem administrasi tingkat atas dan pergantian beberapa gubernur.

7. Menerapkan kebijakan membagikan tanah-tanah negara kepada individu untuk

reklamasi dan konstribusi kepada Baitul Mal.

4. Masa Pemerintahan Ali bin Abi Thalib.

1. Memberhentikan pejabat yang korup.

2. Membuka kembali lahan perkebunan yang telah diberikan orang-oarang

kesayangan ustman.

3. Mendistribusikan pendapatan pajak tahunan sesuai dengan ketentuan yang telah

ditetapkan Umar ibn al-Khattab.

4. Menetapkan pajak terhadap hasil hutan dan sayuran.

Page 5: Asal Usul Perekonomian Islam Evi Wardani

5. Membenahi Sistem administrasi Bitul mal, baik ditingkat pusat maupun daerah

hingga semuanya berjaln dengan baik. Sehingga pendapatan baitul mal

mengalami surplus.

6. Menerapkan prinsip pemerataan dalam pendistribusian harta baitul mal dengan

tidak membedakan status sosial dan kedudukanya di dalam Islam.

7. Mencetak Uang Koin atas nama Negara Islam untuk menandakan pada masa itu

telah menguasai teknnologi peleburan besi dan percetakan koin.

Tokoh dan Pemikiran Ekonomi Pada Fase Pertama Atau Klasik

A. Zaid bin Ali (80-120H / 699-738M)

Pandangan zaid bin ali mengenai penjualan suatu barang secara kredit dengan

harga yang lebih tinggi daripada harga tunai merupakan salah satu bentuk transaksi

yang sah dan dapat dibenarkan selama transaksi itu dilandasi prinsip saling ridha antar

kedua belah pihak.

Keuntungan yang diperoleh pedagang dari penjualan tersebut merupakan

murni bagian dari sebuah perniagaan dan tidak termasuk riba.

Penjualan secara kredit salah satu bentuk promosi sekaligus respon terhadap

permintaan pasar.

B. Abu Hanifah (80-150H / 699-767M)

Abu Hanifah populer dengan Transaksi Salam. Menjual barang yang akan

dikirimkan kemudian sedangkan pembayaran dilakukan secara tunai pada waktu akad

disepakati. Tetapi harus diingat bahwa, dalam transaksi ini harus dijelaskan semua

mengenai karakteristik barang yang akan dijual, karena merupakan upaya agar tidak

terjadinya gharar.

C. Abu Yusuf (113 -182 H)

1. Sisi pendapatan negara : pajak yang wajar dan adil.

2. Sisi Pengeluaran negara : menjamin kebutuhan rakyat dan mencapai

sasaran pembangunan (jembatan, pasar dan irigasi).

3. Kebijaksanaan pengendalian harga, bagaimana harga ditentukan, dan

bagaimana pengaruh pajak terhadap harga

Page 6: Asal Usul Perekonomian Islam Evi Wardani

4. Paradigma ekonomi yang merata dan berkeadilan dengan kemaslahatan

sebagai barometer utama.

5. Mengantikan sistem wazifah dengan muqosamah. Wazifah memberi kesan

sistem di tentukan berdasarkan nilai tetap, tanpa membedakan ukuran

tingkat kemampuan wajib pajak atau mungkin di bahasakan dengan pajak

yang dipungut dengan ketentuan jumlah yang sama secara keseluruhan.

Sedangkan Muqasamah merupakan sistem pemungutan berdasarkan yang

tidak tetap dengan mempertimbangkan kemampuan dan persentase

penghasilan atau pajak proporsional.

6. Meletakan prinsip-prinsip yang yang dikenal oleh ahli ekonomi sebagai

cannon of taxation. Kesangupan membayar, pemberian waktu yang longgar

bagi pembayar pajak dan sentralisasi pembuatan keputusan dalam

administrasi pajak.

7. Tentang mekanisme pasar menurutnya kadang-kadang makanan berlimpah

tetapi tetap mahal dan kadang-kadang makanan sangat sedikit tapi murah,

dari pernyataan tersebut ia menyangkal mengenai hubungan terbalik antara

supply dan harga karena pada kenyataannya harga tidak tergantung pada

permintaan saja tapi juga pada kekuatan penawaran, ia memberikan

kesimpulan mengenai mekanisme pasar yaitu memberikan kebebasan yang

optimal bagi pelaku di dalamnya yaitu produsen dan konsumen dan

penentuan harga di serahkan oleh kekuatan demand dan supply pasar.

D. Asy-Syaibani (132-189 H/ 750-804M)

1. Kitab al-iktisan fil Rizq al-Mustatob (Buku tentang pendapatan untuk suatu

kehidupan yang bersih). Buku ini menjelaskan penting memperoleh

pendapatan yang halal dan prilaku konsumsi muslim suka memberi dan

tidak suka meminta-minta.

2. Kitab al-Asl , Buku ini Bahan standar transaksi salam, syirkah, mudharabah

dan sebagainya.

E. Abu Ubaid (154 -224 H)

1. Kitab al-amwal yang membahas tentang keuangan negara.

2. Keungan negara berdasarkan Hak penguasa.

3. Jenis Harta yang dikelola penguasa

Page 7: Asal Usul Perekonomian Islam Evi Wardani

4. Pengumpulan dan menyalurkan tiga jenis penerimaan: zakat, fai dan lain-

lain

5. Peranan negara dalam perekonomian. Unsur-unsur kontrak itu meliputi:

Azas pengelolaan harta di dasarkan atas ketaqwaan kepada Allah.

Keberadaan kekayaan pada komunitas kaum muslimin merupakan tanggung

jawab seluruhnya dan kepala negara berhak menggunakannya demi

kepentingan seluruh kaum muslimin. Setiap perbuatan dihadapkan pada

tanggung jawab, pemerintah harus menjaga keamanan, meningkatkan

kesejahtearaan, melindungi hak-hak rakyat, mengatur kekayaan public dan

menjamin terpeliharanya maqsaid syari’ah. Tentang sektor penerimaan

keuangan publik Abu Ubaid banyak memperhatikan tentang public finance

sumber penerimaan keuangan public pun bertambah seperti Kharaj, ‘usyr,

dan khumus. Sodaqah dalam hal ini sodaqah wajib atau yang disebut zakat

harta di alokasikan untuk delapan golongan yang Allah sebutkan dalanm al-

Quran tidak.

6. Menurut Abu Ubaid fa’i adalah sesuatu yang diambil dari harta dzimmah

perdamaian atas jizyah dari mereka, yang sebab itu jiwa mereka dilindungi

dan dihormati. Harta fa’I digunakan untuk kepentingan pemerintah dan

kesejahtearaan umat. Bagian-bagian fa’i adalah: kharaj yaitu penghasilan

atau tanah taklukan kaum muslimin dengan jalan damai yang pemiliknya

menawarkan untuk mengolah tanah itu sebagai pengganti sewa tanah dan

bersedia memberikan sebagian dari hasil produksinya dan jizyah yaitu pajak

tahunan yang wajib di bayarkan oleh seorang non muslim khususnya ahli

kitab untuk jaminan pernidungan jiwa, property, ibadah, dan harta mereka.

7. Khumus menurut Abu Ubaid adalah 1/5 ghanimah dari ahli kitab, rikaz dan

luqathah. ‘Usyr menurut para fuqaha terdapat dua pengertian pertama ‘usyr

zakat yaitu sesuatu yang diambil pada zakat tanaman dan buah-buahan (Q.S

al- An’am: 141) . kedua ‘usyr adalah sesuatu yang diambil dari harta kafir

dzimmi yang melintas untuk perniagaan.

8. Dalam kitab al-Amwal Abu Ubaid menafsirkan bahwasanya tanah biasa

yang bisa dijadikan iqtha’ dan yang tidak bisa. Dan biasanya setiap

daerah/tanah yang dihuni pada masa lama kemudian ditinggalkan

penghuninya maka keputusan hukum tanah itu

Page 8: Asal Usul Perekonomian Islam Evi Wardani

F. Yahya Ibn Adam al-Qarasyi (w.203H/818M)

1. Membuat karya Kitab al-Kharaj (Keuangan Negara)

G. Ibn Miskawih (w.421H/1030M)

1. Ibn Miskawih hidup semasa Abbasyiah

2. Karyanya: - etichal Philosophy (Filosofi etik) upaya memadukan pendapat

Aristoteles tentang subjek yang sama dengan ajaran Islam.

3. Pemikiran Ekonomi: menjelaskan pertukaran dan peranan uang. Beliau juga

menguraikan urusan uang harus dengan keadilan. Beliau meliahat emas

menjadi dapat diterima secara universal.

4. “Standar untuk semua jenis pekerjaan (labour) dan lapangan kerja (vocation)

dan penggantinya (substitute) untuk kesejahteraan”

5. “Alat tukar segalanya emas dan disimpannya ditempat mereka dan menjadi

pengganti untuk semuanya, ia melakukan hal yang baik, karena ia dapat setiap

saat diperlukan, apapun yang ia perlukan melalui emas itu”

F. Al-Mawardi (364-450H/974-1075M)

1. Al-Ahkam al-Sultaniyyah yang membahas pemerintah dan administrasi

yang berurusan.

2. Kitab Adab al-Din wa ad-Duniya karya ini membahas pandangan ekonomi

yang memusatkan perhatian pada prilaku individu muslim. Dalam buku ini

juga dibahas pertanian , peternakan, perdagangan dan industri merupakan

empat cara utama untuk mata pencaharian.

3. Al-Hawi dan dirubah menjadi al-Mudharabah adalah kitab karya fiqih

perbandingan terhadap berbagai aliran fiqh tentang bagi hasil.

Tokoh Dan Pemikiran Ekonomi Pada Fase Kedua/Pertengahan

A. Ibnu Hazm (1064 M)

Ibnu Hazm mengemukakan konsep pemerataan kesempatan berusaha

dalam istimbat hukumnya di bidang ekonomi, sehingga cenderung kepada prinsip-

prinsip ekonomi sosial islami yang mengarah kepada kesejahteraan masyarakat

Page 9: Asal Usul Perekonomian Islam Evi Wardani

banyak dan berlandaskan keadilan sosial dan keseimbangan sesuai dengan petunjuk

Alquran dan hadis.

Jaminan Sosial bagi Orang Tak Mampu, Ibnu Hazm menyebutkan empat

kebutuhan pokok atau Pemenuhan Kebutuhan Pokok (Basic Needs) dan Pengentasan

Kemiskinan dengan memenuhi standar kehidupan manusia, yaitu makanan, minuman,

pakaian, dan perlindungan (rumah). Makanan dan minuman harus dapat memenuhi

kesehatan dan energi. Pakaian harus dapat menutupi aurat dan melindungi seseorang

dari udara panas dan dingin serta hujan. Rumah harus dapat melindungi seseorang dari

berbagai cuaca dan juga memberikan tingkat kehidupan pribadi yang layak.

Zakat, Ibnu Hazm menekankan pada status zakat sebagai suatu

kewajiban dan juga menekankan peranan harta dalam upaya memberantas kemiskinan.

Menurutnya, pemerintah sebagai pengumpul zakat dapat memberikan sanksi kepada

orang yang enggan membayar zakat, sehingga orang mau mengeluarkannya, baik

secara suka rela maupun terpaksa. Jika ada yang menolak zakat sebagai kewajiban, ia

dianggap murtad. Dengan cara ini, hukuman dapat dijatuhkan pada orang yang

menolak kewajiban zakat, baik secara tersembunyi maupun terang-terangan

Pajak, Ibnu Hazm sangat konsen terhadap faktor keadilan dalam sistem

pajak. Menurutnya, sebeluim segala sesuatunya diatur, hasrat orang untuk

mengeluarkan kewajiban pajak harus dipertimbangkan secara cermat karena apapun

kebutuhan seseorang terhadap apa yang dikeluarkannya akan berpengaruh pada sistem

dan jumlah pajak yang dikumpulkan. Hal ini mengajak kita untuk mendiskusikan teori

keuangan public (public finance) konvensional berkaitan dengan kecenderungan orang

untuk membayar pajak.

Ibnu Hazm konsen terhadap sistem pengumpulan pajak secara alami.

Dalam hal ini, menurutnya, sikap kasar dan eksploitatif dalam pengumpulan pajak

secara alami. Dalam hal ini, menurutnya, sikap kasar dan eksploitatif dalam

pengumpulan pajak harus dihindari.

B. Al-Ghazali (451-505. H/1055 - 111. M)

Pemikirannya banyak berkisar tentang fungsi uang. Menurutnya uang

adalah alat tukar dan bukan sebuah komoditas, Allah mencipatakan uang sebagai

perantara (medium) dalam hal ini ia berkata ”Maka Allah Ta’ala menciptakan uang

emas dan perak sebagai perantara bagi segenap harta agar dapat diukur nilainya seperti

Page 10: Asal Usul Perekonomian Islam Evi Wardani

seekor unta sama dengan seratus dinar”. Fungsi uang menurut Imam al-Gazhali

memiliki 2 fungsi : yaitu sebagai alat ukur yaitu uang diciptakan untuk diedarkan

sehingga dapat dijadikan perantara bagi manusia sebagai alat pengukur nilai dan alat

kesatuan hitung, sebagai alat tukar yaitu logam yang zatnya itu tidak berati apa-apa

kecuali nilainya dalam hal ini al-Gazhali membuat perumpamaan uang itu ibarat

cermin, cermin tidak memiliki warna tetapi cermin dapat merefleksikan warna.

Dalam konsep uang al-Gazhali bagian penciptaan uang dijelaskan

bahwa penciptaan uang dapat dilakukan dari bahan emas dan perak ataupun yang

lainnya atau juga percampuran diantara keduanya adapun mengenai nilainya

ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang itu sendiri artinya naik turunnya nilai

uang ditentukan oleh pasar.

Dalam Ihya ulmuddin al-Gazhali berpendapat sehubungan dengan nilai

uang bahwa jika penurunan uang dilakukan dengan curang maka ini harus dihukum

namun bila penurunan nilai mata uang itu terjadi karena percampuran logam dalam

koin yang merupakan tindakan resmi negara dan diketahui oleh semua pengguna maka

hal itu bisa diterima.

Pada hakikatanya standar moneter dapat dikatagorikan dalam dua

golongan yaitu: standar barang yaitu standar moneter dimana nilai atau tenaga beli

uang dijamin sama dengan seberat tertentu barang dan standar kepercayaan yaitu

dimana nilai atau daya beli uang tidak dijaminkan dengan seberat tertentu barang

hanya atas dasar kepercayaan masyarakat dalam menerima uang tersebut sebagai alat

pembayaran yang syah satuan hitung dan alat tukar.

Dalam Ihya Ulumuddin al-Gazhali membolehkan peredaran uang yang

sama sekali tidak mengandung emas dan perak asalkan pemerintah menyatakan

sebagai alat pembayaran resmi.

Al-Gazhali mengatakan bahwa mencetak atau mengedarkan uang palsu

lebih berbahaya daripada mencuri seribu dirham sebab mencuri adalah sebuah dosa

yang tidak berulang tetapi tetapi mencetak atau mengedarkan uang palsu dosanya akan

terus berulang setiap kali uang itu digunakan dan akan merugikan sipapun yang

menerimanya dalam jangka waktu yang lama. Imam al-Gazhali berpendapat manusia

diciptakan tidak dapat hidup sendiri akan tetapi ia selalu membutuhkan orang lain

Page 11: Asal Usul Perekonomian Islam Evi Wardani

C. Ibn Taimiyah (661-728. H/1263-1328. M)

Dalam kitabnya al-Fatawa, al-Hisbah dijelaskan mengenai konsep harga

yang fair dan adil sesuai landasan moral masyarakat.

Pemikiran ekonomi dari Ibnu Taimiyyah yang cukup dikenal adalah

bahwa masyarakat disusun berdasarkan kebebasan dalam pemilikan perusahaan dan

property dengan batas-batas yang mengacu pada pertimbangan moral dan laksanakan

oleh penguasa yang adil dalam menerapkan syari’ah dan bekerja untuk kesejahteraan

masyarakat dalam tradisi ekonomi.

Harga yang adil dan wajar akan terpenuhi apabila masyarakat

melaksanakan dengan secara benar.

Secara garis besar Ibnu Taimiyyah menyampaikan lima unsur penting :

perdagangan uang akan memicu inflasi, hilangnya kepercayaan orang akan stabilitas

nilai uang, perdagangan domestik akan menurun karena kekhawatiran stabilitas nilai

uang, perdagangan internasional akan menurun serta, logam berharga akan mengalir

keluar dari negara.

D. Abu Ishak al-Syatibi (1388 M)

Pemikiran yang sangat popoler dari Asy-syatibi adalah tentangmaqasid

as-syariah menurut asy-Syatibi tujuan syari’at adalah kemaslahatan.Imam asy-Syatibi,

tetap mengurutkan kemaslahatan manusia berdasarkan urutan yang dibangun al-

Ghazali, yang dapat terealisasi apabila 5 unsur pokok dapat diwujudkan dan dipelihara

yaitu: keimanan/agama, kehidupan/jiwa, kecerdasan/pendidikan/akal, keturunan/

kehormatan, kekayaan/harta. Aktifitas ekonomi produksi, konsumsi, dan pertukaran

yang menyatakan kemaslahatan seperti didefinisikan syari’ah harus diikuti sebagai

kewajiban agama untuk memperoleh kebaikan didunia dan dikhirat.

Desirabililty senantiasa ditentukan oleh maslahah. Asumsi ekonomi

adalah memaksimalkan kepuasan konsumen. Dalam islam kita memiliki prinsip

keseimbangan.

Sejumlah besar preferensi kebutuhan dalam perspektif islam lebih

mempresentasikan tingkat kebutuhan yang sebenarnya dari pada tingkayan kebutuhan

sekedar. Dalam islam institusi dalam hal ini pemerintah akan turut campur guna:

menghindari sikap dan prilaku ishraf, konsistensi dalam pemenuhan kemaslahatan

Page 12: Asal Usul Perekonomian Islam Evi Wardani

yaitu kebutuhan dharuriyat, hajiyat, tahsiniyat dan yang terkhir menjauhi hal-hal yang

menyimpang dari prinsip-prinsip ajaran islam. Dalam framwork islam, seluruh hasrat

manusia tidak bisa di jadikan sebagai needs.

Teori yang lahir olehnya misalkan tentang teori permintaan dan

penawaran. Permintaan untuk komoditas tertentu tergantung sejauh mana ia akan di

beli oleh negara. Beliu menemukan konsep yang dikenal dalam literatur ekonomi

moderen sebagai derived demand.

Harga dikendalikan oleh permintaan dan penawaran. Apabila permintaan

meningkat maka harga pun akan meningkat, sedangkan jika permintaan menurun

maka harga pun menurun. Faktor-faktor yang menentukan permintaan adalah :

pendapatann, jumlah penduduk, kebiasaan atau adat istiadat, pembangunan dan

kemakmuran masyarakay secara umum sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi

penawaran adalah: permintaan, tingkat keuntungan, tingkat usaha manusia, ukuran

angkatan kerja, pengetahuan serta keterampilan mereka, kedamaian dan keamanan,

latar belakang teknis dan pembangunan keseluruhan masyrakat.

E. Ibnu Khaldun (1332-1404 M)

Ibn Kholdun (732-808. H/1332-1404. M) dalam bukunyaMuqoddimah

ibnu kholdun, at-ta’rif, membahas tentang politik, sosial ekonomi Islam hingga

perdagangan luar negeri.

Teori yang lahir olehnya misalkan tentang teori permintaan dan

penawaran. Permintaan untuk komoditas tertentu tergantung sejauh mana ia akan di

beli oleh negara. Beliu menemukan konsep yang dikenal dalam literatur ekonomi

moderen sebagai derived demand.

Harga dikendalikan oleh permintaan dan penawaran. Apabila permintaan

meningkat maka harga pun akan meningkat, sedangkan jika permintaan menurun

maka harga pun menurun. Faktor-faktor yang menentukan permintaan adalah :

pendapatann, jumlah penduduk, kebiasaan atau adat istiadat, pembangunan dan

kemakmuran masyarakay secara umum sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi

penawaran adalah: permintaan, tingkat keuntungan, tingkat usaha manusia, ukuran

angkatan kerja, pengetahuan serta keterampilan mereka, kedamaian dan keamanan,

latar belakang teknis dan pembangunan keseluruhan masyrakat.

Page 13: Asal Usul Perekonomian Islam Evi Wardani

F. Al-Maqrizi (766-845 H/1362-1441 M)

Beliau tokoh yang sangat terkenal dalam teori Inflasi. Beliau juga

menegaskan bahwa mata uang yang paling pas adalah dinar dan dirham.

Tokoh-Tokoh Pemikir Ekonomi Islam Pada Fase Ketiga/ Stagnasi

Fase ini dimulai pada tahun 1446 hingga 1932 M merupakan fase

tertutupnya pintu jihad (independent judgement) dikenal juga sebagai fase Stagnase.

Para tokoh hanya menulis catatan para pendahulunya dan mengeluarkan

fatwa yang sesuai dengan aturan standar bagi masing-masing mazhab dan tentunya

dimodernisasi dengan menyesuaikan sama keadaan sekarang.

Tokoh-tokoh pemikir ekonomi Islam fase ini diwakili oleh Shah Wali Allah

(w. 1176H/1762M), Jamaluddin Al-Afghani (w. 1315H/1897M), Muhammad Abduh

(w. 1320H/1905M) dan Muhammad Iqbal (w. 1357H/1938M).