22
BAB I PENDAHULUAN Anti Inflamasi Non Steroid (AINS) merupakan salah satu golongan obat yang banyak digunakan oleh masyarakat baik yang diresepkan oleh dokter maupun yang dijual bebas. Golongan obat AINS dapat digunakan untuk pengobatan inflamasi dan nyeri. Dari suatu pengukuran kuantitas penggunaan obat golongan AINS (dengan 4 jenis obat) yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya didapatkan data bahwa golongan obat AINS yang paling banyak digunakan adalah Asam Mefenamat (46,46%) dan yang paling rendah penggunaannya adalah ketoprofen (5,07%). 1 Asam mefenamat merupakan obat yang sudah tidak asing lagi di masyarakat. Asam mefenamat termasuk obat pereda nyeri yang digolongkan sebagai NSAID (Non Steroidal Antiinflammatory Drugs). Obat ini digunakan untuk mengatasi berbagai jenis rasa nyeri, namun lebih sering diresepkan untuk mengatasi sakit gigi, nyeri 1

asam mefenamat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

asam mefenamat

Citation preview

Page 1: asam mefenamat

BAB I

PENDAHULUAN

Anti Inflamasi Non Steroid (AINS) merupakan salah satu golongan obat

yang banyak digunakan oleh masyarakat baik yang diresepkan oleh dokter

maupun yang dijual bebas. Golongan obat AINS dapat digunakan untuk

pengobatan inflamasi dan nyeri. Dari suatu pengukuran kuantitas penggunaan

obat golongan AINS (dengan 4 jenis obat) yang dilakukan oleh peneliti

sebelumnya didapatkan data bahwa golongan obat AINS yang paling banyak

digunakan adalah Asam Mefenamat (46,46%) dan yang paling rendah

penggunaannya adalah ketoprofen (5,07%).1

Asam mefenamat merupakan obat yang sudah tidak asing lagi di

masyarakat. Asam mefenamat termasuk obat pereda nyeri yang digolongkan

sebagai NSAID (Non Steroidal Antiinflammatory Drugs). Obat ini digunakan

untuk mengatasi berbagai jenis rasa nyeri, namun lebih sering diresepkan untuk

mengatasi sakit gigi, nyeri otot, nyeri sendi dan sakit ketika atau menjelang haid.

Seperti juga obat lain, asam mefenamat dapat menyebabkan efek samping.2

Sayangnya, banyak masyarakat yang kurang paham mengenai penggunaan

asam mefenamat yang benar. Padahal, bila tidak digunakan dengan benar,

dikhawatirkan efek terapi suatu obat tidak akan tercapai, atau bahkan kadarnya

telah melewati batas rentang terapi. Hal ini biasa terjadi pada pasien yang

melakukan pengobatan sendiri, yang membeli obat ini di apotek tanpa

menanyakan dahulu dosis penggunaan dari asam mefenamat pada apoteker.2

1

Page 2: asam mefenamat

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Nonsteroidal Anti-inflamatori

Nonsteroidal anti-inflamatory drugs (NSAIDs) memiliki variasi

penggunaan klinis sebagai antipiretik, analgesic, dan agen antiinflamasi. Obat ini

dapat mengurangi demam sehingga dapat digunakan sebagai antipyretic. Obat ini

juga dapat digunakan sebagai analgesic, sehingga dapat mengurangi rasa nyeri

yang ringan sampai berat seperti myalgia, nyeri gigi, dysmenorrhea, dan sakit

kepala. Tidak seperti opioid analgesic, obat ini tidak menyebabkan depresi

neurologi atau ketergantungan. Sebagai agen anti-inflamasi, NSAIDs juga

digunakan dalam perawatan seperti nyeri kronik dan inflamasi pada rheumatoid

arthritis, osteoarthritis, dan arthritic lainnya seperti gout artritik dan ankilosis

spondylitis. Klasifikasi antiinflamasi dibagi menjadi 5 golongan2:

1. Salisilat dan salisilamid, derivatnya yaitu asetosal (aspirin), salisilamid,

diflunisal

2. Para aminofenol, derivatnya yaitu asetaminofen dan fenasetin

3. Pirazolon, derivatnya yaitu antipirin (fenazon), aminopirin (amidopirin),

fenilbutazon dan turunannya

4. Antirematik nonsteroid dan analgetik lainnya, yaitu asam mefenamat dan

meklofenamat, ketoprofen, ibuprofen, naproksen, indometasin, piroksikam, dan

glafenin

2

Page 3: asam mefenamat

5. Obat pirai, dibagi menjadi dua, yaitu (1) obat yang menghentikan proses

inflamasi akut, misalnya kolkisin, fenilbutazon, oksifenbutazon, dan (2) obat

yang mempengaruhi kadar asam urat, misalnya probenesid, alupurinol, dan

sulfinpirazon.

Sedangkan menurut waktu paruhnya, OAINS dibedakan menjadi 2:

1. AINS dengan waktu paruh pendek (3-5 jam), yaitu aspirin, asam flufenamat,

asam meklofenamat, asam mefenamat, asam niflumat, asam tiaprofenamat,

diklofenak, indometasin, karprofen, ibuprofen, dan ketoprofen.

2. AINS dengan waktu paruh sedang (5-9 jam), yaitu fenbufen dan piroprofen.

3. AINS dengan waktu paruh tengah (kira-kira 12 jam), yaitu diflunisal dan

naproksen.

4. AINS dengan waktu paruh panjang (24-45 jam), yaitu piroksikam dan

tenoksikam.

5. AINS dengan waktu paruh sangat panjang (lebih dari 60 jam), yaitu fenilbutazon

dan oksifenbutazon.

Klasifikasi Kimiawi Obat Anti-Inflamasi Nonsteroid

Nonselective Cyclooxygenase Inhibitors

Derivat asam salisilat: aspirin, natrium salisilat, salsalat, diflunisal, cholin

magnesium trisalisilat, sulfasalazine, olsalazine

Derivat para-aminofenol: asetaminofen

3

Page 4: asam mefenamat

Asam asetat indol dan inden: indometasin, sulindak

Asam heteroaryl asetat: tolmetin, diklofenak, ketorolak

Asam arylpropionat: ibuprofen, naproksen, flurbiprofen, ketoprofen, fenoprofen,

oxaprozin

Asam antranilat (fenamat): asam mefenamat, asam meklofenamat

Asam enolat: oksikam (piroksikam, meloksikam)

Alkanon: nabumeton

Selective Cyclooxygenase II inhibitors

Diaryl-subtiuted furanones: rofecoxib

Diaryl-subtituted pyrazoles: celecoxib

Asam asetat indol: etodolac

Sulfonanilid: nimesulid

2.2. Definisi asam mefenamat

4

Page 5: asam mefenamat

Asam mefenamat adalah obat anti inflamasi non steroid yang digunakan

untuk mengobati rasa sakit, termasuk sakit ketika menstruasi. Dianjurkan secara

khusus untuk digunakan secara oral. Asam mefenamat menurunkan inflamasi dan

kontraksi uterus dengan mekasime yang sampai sekarang belum diketahui. Tetapi

mekanisme kerjanya berhubungan dengan menghambat sintetis prostaglandin.

Analog dari asam fenamat, merupakan campuran yang disintesis dari asam 2-

chlorobenzoat dan 2,3-xylidine2,3.

Rumus Molekul : C15H15NO2

- Berat Molekul : 241.29

Pemerian : serbuk hablur putih atau hampir putih. Melebur

pada suhu lebih kurang 2300C disertai peruraian.

- Kelarutan : larut dalam alkali hidroksida, agak sukar larut dalam klorofom, sukar

larut dalam etanol dan methanol, praktis tidak larut dalam air.

- Persyaratan Kadar : mengandung asam mefenamat tidak kurang dari 90.0% dan

tidak lebih dari 110% dari jumlah yang tertera pada etiket.

Asam mefenamat memiliki rumus molekul C15H15NO2 dengan berat molekul

241.29g/mol. Nama IUPAC 2-(2,3-dimetil fenil) asam amino benzoat.7 Asam

mefenamat terdiri dari 1 hidroksida Natrium M; 0,7 M asam klorida; iso propil

asetat (bridging cair) dalam rasio 20:280:15.8 Asam mefenamat (C15H15NO2)

merupakan agen analgesik, antipiretik dan anti-inflamasi. Asam mefenamat

mengandung tidak kurang dari 99,0 persen dan tidak lebih dari setara dengan

100,5 persen dari 2 - [(2,3-dimethylphenyl) amino] benzoat asam, dihitung

dengan mengacu pada substansi kering.9 Ia bekerja dengan menghambat aksi dari

5

Page 6: asam mefenamat

zat dalam tubuh yang disebut siklooksigenase yang bertanggung jawab untuk

produksi prostaglandin.4

Asam mefenamat mempunyai karakteristik yaitu bubuk, mikrokristalin

putih atau hampir putih, praktis larut dalam air, sedikit larut dalam alkohol dan

dalam metilen klorida. Larut dalam larutan encer alkali hidroksida. Hal ini

menunjukkan bahwa asam mefenamat polimorfisme.5

2.3 Farmakokinetik

Meskipun terdapat banyak golongan dari OAINS tetapi hampir semuanya

memiliki sifat yang sama. Salah satunya hamper semua dari OAINS tergolong

asam organic yang lemah kecuali nabumetone.Hampir semua obat ini diserap

dengan baik. dan makanan tidak banyak mengubah bioavailability.OAINS

dimetabolisme dengan baik melalui mekanisme fase 1 dan fase 2 dan sisanya

melalui glucoronidation. Metabolisme ini berlansung di hati dengan enzim P450

families. Eksresinya sebagian besar melalui ginjal. Sebagian besar dari OAINS

(98%) berikatan dengan albumin6.

Absorpsi

Asam mefenamat sangat cepat diabsorpsi setelah administrasi oral. Dalam dua

kali 500 mg dosis oral yang diteliti, menunjukkan luas daerah absorpsi sebesar

30,5 mcg/hr/mL ( 17% CV ).

Berdasarkan 1 gr dosis oral single, level puncak plasma mulai dari 10 sampai 20

mcg/mL3. Level puncak plasma dimulai dari 2 sampai 4 jam dam eliminasi waktu

paruh kira-kira 2 jam.

6

Page 7: asam mefenamat

Efek makanan kecepatan dan luas daerah absorbsi dari asam mefenamat belum

diteliti. Ingesi dari antacid yang mengandung magnesium hidrokside bersamaan

dengan asam mefenamat, menunjukkan peningkatan yang signifikan dari

kecepatan dan luas daerah absorbsi asam mefenamat tersebut.

Distribusi

Asam mefenamat dinyatakan lebih dari 90% dikelilingi albumin. Volume

distribusi yang jelas ( Vzss/F ) diperkirakan mengikuti 500 mg dosis oral asam

mefenamat yaitu 1,06 L/kg. Berdasarkan sifat fisik dan kimianya, ponstan diduga

dieksresikan pada air susu ibu pada manusia6,7.

Metabolisme

Asam mefenamat dimetabolisme oleh enzim sitokrom P450 CYP2C9 menjadi 3-

hydroxymethyl mefenamic acid ( metabolite I ). Mengalami proses oksidasi lebih

lanjut mejjadi 3- carboxymefenamic acid ( metabolite II ). Level puncak plasma

kira-kira 20 mcg/mL setelah 3 jam untuk hydroxy metabolite dan level puncak

plasma untuk carboxy metabolite adalah 8 mcg/mL setelah 6 sampai 8 jam.

Eksresi

Kira-kira 52 % dari dosis asam mefenamat dieksresikan melalui urine terutama

sebagai glucuronida asam mefenamat ( 6% ), 3-hydroxymefenamic acid ( 25% ),

dan 3- carboxymefenamic acid ( 21% ). Pengeluaran melalui feses sejumlah 20%

dari dosis, sebagian besar dalam bentuk 3-carboxymefenamic acid yang belum

dikonjugasi. Waktu paruh dari asam mefenamat kira-kira 2 jam.

7

Page 8: asam mefenamat

2.4. Farmakodinamik

Semua obat mirip aspirin bersifat antipiretik analgesic dan anti inflamasi.

Misalnya parasetamol(asetaminofen) bersifat anti piretik dan anlgesik tetapi anti

inflamasinya lemah sekali. Ponstan ( asam mefenamat ) adalah obat anti inflamasi

non steroid ( OAINS ) dikenal sebagai anti inflamasi, analgetik, dan antipiretik

aktif pada studi hewan. Mekanisme kerja dari ponstan, sama seperti obat OAINS

lainnya, secara keseluruhan belum dimengerti betul tetapi berkaitan dengan

penghambatan sintesis prostaglandin8

2.5.Mekanisme

Kerja anti-inflamatori dari NSAIDs dijelasakan dengan menghambat

sintesis prostaglandin dengan COX-2. COX-2 merupakan COX yang utama yang

menghasilkan prostaglandin selama proses inflamasi. Prostaglandin E dan F

menimbulkan gejala inflamasi seperti vasodilatasi, hyperemia, meningkatkan

permeabilitas vascular, pembengkakan, nyeri, dan meningkatkan migrasi leukosit.

Sebagai tambahan, mereka memperkuat mediator inflamatoi seperti histamine,

bradykinin, dan 5-hydroxytryptamine. Semua NSAIDs kecuali COX-2-selsctive

agen mencegah atau menghambat COX isoform; derajat penghambatan COX-1

bervariasi dari obat yang satu ke obat yang lain8.

2.6. Efek Samping

Sejumlah kasus toksisitas yang diakibatkan NSAIDs sebagai hasil dari

penghambatan sintesis prostaglandin dapat terjadi. Kemampuan NSAIDs dapat

meningkatkan sekresi asam lambung dan mencegah pembekuan darah sehingga

8

Page 9: asam mefenamat

dapat menimbulkan toksisitas sistem penceranaan. Reaksi ringan seperti heartburn

dan indigestion, dapat menurun dengan pengaturan kembali dosis, penggunaan

antasida, atau memakan obat setelah makan. Hilangnya darah dari GI tract dan

anemia defisiensi iron dalam penggunaan NSAIDs berkepanjangan, termasuk

peptic ulserasi dan GI hermorage walaupun jarang terjadi9.

NSAIDs dapat menghalangi atau mengganggu fungsi ginjal, menyebabkan

retensi cairan dan meninmbulkan reaksi hipersensitivitas, termasuk

bronchospasm, asthma, urticaria, polip, dan reaksi anafilaktik (meskipun jarang

terjadi). Spectrum toksisitas yang ditimbulkan setiap NSAIDs berhubungan

dengan penghambatan COX isoform yang spesifik. Kebanyakan obat

dikembangkan yang menghambat COX-2 dan karena itu tidak mengganggu GI

tract, dan efek samping dari antiplatelet ditimbulkan oleh penghambatan COX-1.

Efek samping lain adalah gangguan fungsi trombosit dengan akibat

perpanjangan waktu perdarahan. Ketika perdarahan, trombosit yang beredar

dalam sirkulasi darah mengalami adhesi dan agregasi. Trombosit ini kemudian

menyumbat dengan endotel yang rusak dengan cepat sehingga perdarahan

terhenti. Agregasi trombosit disebabkan oleh adanya tromboksan A2 (TXA2).

TXA2, sama seperti prostaglandin, disintesis dari asam arachidonat dengan

bantuan enzim siklooksigenase. OAINS bekerja menghambat enzim

siklooksigenase. Aspirin mengasetilasi Cox I (serin 529) dan Cox II (serin 512)

sehingga sintesis prostaglandin dan TXA2 terhambat. Dengan terhambatnya

TXA2, maka proses trombogenesis terganggu, dan akibatnya agregasi trombosit

tidak terjadi. Jadi, efek antikoagulan trombosit yang memanjang pada penggunaan

9

Page 10: asam mefenamat

aspirin atau OAINS lainnya disebabkan oleh adanya asetilasi siklooksigenase

trombosit yang irreversibel (oleh aspirin) maupun reversibel (oleh OAINS

lainnya). Proses ini menetap selama trombosit masih terpapar OAINS dalam

konsentrasi yang cukup tinggi9.

Dengan menggunakan meta analisis, dapat diketahui bahwa OAINS dapat

meningkatkan tekanan darah rata-rata (mean arterial pressure) sebanyak kurang

lebih 5 mmHg. OAINS paling kuat mengantagonis efek antihipertensi β-blocker

dan ACE-inhibitor, sedangkan terhadap efek antihipertensi vasodilator atau

diuretik efeknya paling lemah. OAINS yang paling kuat menimbulkan efek

meningkatkan tekanan darah ialah piroksikam10.

OAINS juga dapat menyebabkan reaksi kulit seperti erupsi morbiliform

yang ringan, reaksi-reaksi obat yang menetap, reaksi-reaksi fotosensitifitas,

erupsi-erupsi vesikobulosa, serum sickness, dan eritroderma exofoliatif. Hampir

semua OAINS dapat menyebabkan urtikaria terutama pada pasien yang sensitif

dengan aspirin. Menurut studi oleh Akademi Dermatologi di Amerika pada tahun

1984, OAINS yang paling sedikit menimbulkan gangguan kulit adalah

piroksikam, zomepirac, sulindak, natrium meklofenamat, dan benaxoprofen9.

Pada sistem syaraf pusat, OAINS dapat menyebabkan gangguan seperti,

depresi, konvulsi, nyeri kepala, rasa lelah, halusinasi, reaksi depersonalisasi,

kejang, dan sinkope. Pada penderita usia lanjut yang menggunakan naproksen

atau ibuprofen telah dilaporkan mengalami disfungsi kognitif, kehilangan

personalitas, pelupa, depresi, insomnia, iritasi, rasa ringan kepala, hingga

10

Page 11: asam mefenamat

paranoid.20 Pada beberapa orang dapat terjadi reaksi hipersensitifitas berupa

rinitis vasomotor, oedem angioneurotik, urtikaria luas, asma bronkiale, hipotensi

hingga syok9.

2.7. Indikasi

Dapat menghilangkan nyeri akut dan kronik, ringan sampai sedang

sehubungan dengan sakit kepala, sakit gigi, dismenore primer, termasuk nyeri

karena trauma, nyeri sendi, nyeri otot, nyeri sehabis operasi, nyeri pada

persalinan10.

2.8. Kontraindikasi

Pada penderita tukak lambung, radang usus, gangguan ginjal, asma,

urtikaria dan hipersensitif terhadap asam mefenamat. Pemakaian secara hati-hati

pada penderita penyakit ginjal atau hati dan peradangan saluran cerna.

2.9. Dosis

Digunakan melalui mulut (per oral), sebaiknya sewaktu makan. Untuk

dewasa dan anak di atas 14 tahun dosis awal yang dianjurkan 500 mg kemudian

dilanjutkan 250 mg tiap 6 jam. Untuk mengobati dismenore atau sakit saat

menstruasi dosisnya sebanyak 500 mg 3 kali sehari, diberikan pada saat mulai

menstruasi ataupun sakit dan dilanjutkan selama 2-3 hari. Untuk mengobati

menoragia yaitu 500 mg 3 kali sehari, diberikan pada saat mulai menstruasi dan

dilanjutkan selama 5 hari atau sampai perdarahan berhenti10.

11

Page 12: asam mefenamat

2.10.Interaksi Obat

Asam mefenamat berinteraksi dengan obat-obat anti koagulan oral seperti

warfarizn, asetosal (aspirin), diuretik, methotrexate dan insulin10

12

Page 13: asam mefenamat

BAB III

PENUTUP

Asam Mefenamat adalah termasuk obat pereda nyeri yang digolongkan

sebagai NSAID (Non Steroidal Antiinflammatory Drugs). Asam mefenamat biasa

digunakan untuk mengatasi berbagai jenis rasa nyeri, namun lebih sering

diresepkan untuk mengatasi sakit gigi, nyeri otot, nyeri sendi dan sakit ketika atau

menjelang haid. Indikasinya untuk menghilangkan rasa sakit kepala, sakit gigi,

nyeri otot, tulang, nyeri karena luka, nyeri setelah melahirkan, dismenore, nyeri

reumatik, nyeri tulang belakang, demam. Sedangkan kontra indikasinya pada

penderita tukak lambung, radang usus, gangguan ginjal, asma dan hipersensitif

terhadap asam mefenamat. Efek sampingnya dapat terjadi gangguan saluran cerna,

antara lain iritasi lambung, kolik usus, mual, muntah dan diare, rasa mengantuk,

pusing, sakit kepala, penglihatan kabur, vertigo, dispepsia. Dosisnya : Dewasa;

awal 500 mg kemudian 250 mg tiap 6 jam, maksimal 7 hari. Dismenore; awal 500

mg kemudian 250 mg tiap 6 jam.

B. Saran

Bagi pengkonsumsi obat asam mefenamat ini, sebaiknya setelah minum

obat ini dianjurkan untuk tidak mengendarai kendaraan sendiri. Karena obat ini

dapat menyebabkan ngantuk, pusing dan juga penglihatan kabur

13

Page 14: asam mefenamat

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim, 2009, Pengukuran Kuantitas Dan Kualitas Peresepan Obat Golongan Ains Pada Pasien Rawat Jalan Di Rsi Surakarta Jakarta.2008 Dengan Metoda Du 90% Http://Rac.Uii.Ac.Id/Harvester/Index.Ph P/Record/View/3284.Diakses 20 Juli 2012.

2. Http://Yosefw.Wordpress.Com

3. Katzung, Betram G. 1997. Farmakologi Dasar Dan Klinik. Jakarta:EGC.

4. Champe, Pamella C Et All. 2000. Farmacology. Lippincott’s Williams And Wilkins. Usa.

5. Goodman & Gilman’s.2001. The Pharmacological Basis Of Therapeutics, 10th Ed.

6. P. Freddy W, Sulistia G. Farmakologi Dan Terapi: Analgesic- Antipiretik Analgesik Anti-Inflamasi Nonsteroid Dan Obat Gangguan Sendi Lainnya. Edisi 5 Fk UI, 2007.

7. Padmalatha, H, Vidyasagar, G. Validated Rp - Hplc Method For The Estimation Of Mefenamic Acid In Formulation. Ijrpbs 2011;2(3): 1261.

8. Kulkarni, Mudit. Preparation And Characterization Of Spherical Agglomerates Of Mefenamic Acid By Neutralization Method Ijpls 2010;1(7):373-381.

9. Anonim. Mefenamic Acid. European Pharmacopoeia,1984

10. R. Murali Krishna, M. Buela, A. Sahithi. Estimation Of Mefenamic Acid In Pharmaceutical Dosage Forms By Rp-Hplc. Int. J. Chem. Sci 2011;9(4): 1587-1594.

14