9
ASFIKSIA NEONATUS DEFINISI Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara sp teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir, umumnya akan mengalami asfi saat dilahirkan. Masalah ini erat hubungannya dengan gangguan kesehatan ibu hamil, tali pusat, atau masalah yang mempengaruhi kesejahteraan bayi selama atau sesudah p (italian). Asfiksia neonatorum ialah keadaan dimana bayi tidak dapat segera ber spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh adanya gangguan pertukar sehingga hipoksemia (kekurangan oksigen) dan hiperkapnia (akumulasi karbon dioksida). !ombinasi penurunan suplai oksigen (hipoksia) dan suplai darah (iskemia) di dalam t menyebabkan kematiansel saraf dan otak kerusakan. Asfiksia terus menerus juga akan menyebabkan beberapa disfungsi sistem organ. Bayi lahir asfiksia terjadi s setidaknya jumlah yang sama mengembangkan konsekuensi berat seperti epilepsi, cereb dan perkembangan terhambat. "ahir asfiksia adalah serius masalah klinis di seluruh memberikan kontribusi besar terhadap mortalitas dan morbiditas neonatal (italian) #$%&#M%'"' % "ahir asfiksia merupakan salah satu penyebab umum kematian neonatal dini, ter sekitar *+ dari juta kematian neonatal secara global setiap tahun dan peringkat terpenting kedua kematian neonatal setelah infeksi neonatal. %nsiden asfiksia lahir lebih tinggi di negaranegara berkembang dan -ub-ahara Afrika di mana an neonatal setinggi * * per seribu kelahiran hidup (Malawi). !ematian yang terka asfiksia lahir adalah /,0+ dari total angka kematian bayi, atau kurang dari 1 kemat kelahiran hidup (tan2ania).

ASFIKSIA NEONATUS

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sdfr

Citation preview

ASFIKSIA NEONATUS

DEFINISIAsfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir, umumnya akan mengalami asfiksia pada saat dilahirkan. Masalah ini erat hubungannya dengan gangguan kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat, atau masalah yang mempengaruhi kesejahteraan bayi selama atau sesudah persalinan (italian).Asfiksia neonatorum ialah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh adanya gangguan pertukaran darah-gas, sehingga hipoksemia (kekurangan oksigen) dan hiperkapnia (akumulasi karbon dioksida). Kombinasi penurunan suplai oksigen (hipoksia) dan suplai darah (iskemia) di dalam tubuh menyebabkan kematian sel saraf dan otak kerusakan. Asfiksia terus menerus juga akan menyebabkan beberapa disfungsi sistem organ. Bayi lahir asfiksia terjadi setiap tahun dan setidaknya jumlah yang sama mengembangkan konsekuensi berat seperti epilepsi, cerebral palsy dan perkembangan terhambat. Lahir asfiksia adalah serius masalah klinis di seluruh dunia dan memberikan kontribusi besar terhadap mortalitas dan morbiditas neonatal (italian) EPIDEMIOLOGILahir asfiksia merupakan salah satu penyebab umum kematian neonatal dini, terhitung sekitar 30% dari 5 juta kematian neonatal secara global setiap tahun dan peringkat penyebab terpenting kedua kematian neonatal setelah infeksi neonatal. Insiden asfiksia lahir dilaporkan lebih tinggi di negara-negara berkembang dan Sub-Sahara Afrika di mana angka kematian neonatal setinggi 40 - 50 per seribu kelahiran hidup (Malawi). Kematian yang terkait dengan asfiksia lahir adalah 2,7% dari total angka kematian bayi, atau kurang dari 1 kematian per 1.000 kelahiran hidup (tanzania).

ETIOLOGIBeberapa kondisi tertentu pada ibu hamil dapat menyebabkan gangguan sirkulasi darah uteroplasenter sehingga pasokan oksigen ke bayi menjadi berkurang. Hipoksia bayi di dalam rahim ditunjukkan dengan gawat janin yang dapat berlanjut menjadi asfiksia bayi baru lahir.Beberapa faktor tertentu diketahui dapat menjadi penyebab terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir, diantaranya adalah faktor ibu, tali pusat clan bayi berikut ini:1. Faktor ibu Preeklampsia dan eklampsia Pendarahan abnormal (plasenta previa atau solusio plasenta) Partus lama atau partus macet Demam selama persalinan Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV) Kehamilan Lewat Waktu (sesudah 42 minggu kehamilan)2. Faktor Tali Pusat Lilitan tali pusat Tali pusat pendek Simpul tali pusat Prolapsus tali pusat3. Faktor Bayi Bayi prematur (sebelum 37 minggu kehamilan) Persalinan dengan tindakan (sungsang, bayi kembar, distosia bahu, ekstraksi vakum, ekstraksi forsep) Kelainan bawaan (kongenital) Air ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan)Penolong persalinan harus mengetahui faktor-faktor resiko yang berpotensi untuk menimbulkan asfiksia. Apabila ditemukan adanya faktor risiko tersebut maka hal itu harus dibicarakan dengan ibu dan keluarganya tentang kemungkinan perlunya tindakan resusitasi. Akan tetapi, adakalanya faktor risiko menjadi sulit dikenali atau (sepengetahuan penolong) tidak dijumpai tetapi asfiksia tetap terjadi. Oleh karena itu, penolong harus selalu siap melakukan resusitasi bayi pada setiap pertolongan persalinan (italian).

PATOFIOLOGIPernafasan spontan BBL tergantung pada kondisi janin pada masa kehamilan dan persalinan. Bila terdapat gangguan pertukaran gas atau pengangkutan O2 selama kehamilan atau persalinan akan terjadi asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini akan mempengaruhi fungsi sel tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan kematian asfiksia yang terjadi dimulai suatu periode apnu disertai dengan penurunan frekuensi. Pada penderita asfiksia berat, usaha bernafas tidak tampak dan bayi selanjutnya berada dalam periode apnue kedua. Pada tingkat ini terjadi bradikardi dan penurunan TD.Pada asfiksia terjadi pula gangguan metabolisme dan perubahan keseimbangan asam-basa pada tubuh bayi. Pada tingkat pertama hanya terjadi asidosis respioratorik. Bila berlanjut dalam tubuh bayi akan terjadi proses metabolisme an aerobic yang berupa glikolisis glikogen tubuh, sehingga glikogen tubuh terutama pada jantung dan hati akan berkurang. Pada tingkat selanjutnya akan terjadi perubahan kardiovaskular yang disebabkan oleh beberapa keadaan diantaranya :1. Hilangnya sumber glikogen dalam jantung akan mempengaruhi fungsi jantung.2. Terjadinya asidosis metabolik yang akan menimbulkan kelemahan otot jantung.3. Pengisian udara alveolus yang kurang adekuat akan mengakibatkan tetap tingginya resistensi pembuluh darah paru sehingga sirkulasi darah ke paru dan ke sistem sirkulasi tubuh lain akan mengalami gangguan (tanzania)

MANIFESTASI KLINIS Tidak bernafas atau bernafas megap-megap Warna kulit kebiruan Kejang Penurunan kesadaranKriteria diagnostik Lahir Asfiksia:a) Usia kehamilan setelah viabilitas.b) berat Asfiksia: skor Apgar pada 1 menit adalah 0-3.Mild-Sedang Asfiksia: skor Apgar pada 1 menit adalah 4-7c) Tidak adanya kelainan kongenital besar d) Kegagalan multi organ dalam 72 jam pertama ataukejang pada 24 jam pertama kehidupan.e) Sejarah menangis tertunda (italian)

DIAGNOSISAsfiksia yang terjadi pada bayi biasanya merupakan kelanjutan dari anoksia / hipoksia janin. Diagnosis anoksia / hipoksia janin dapat dibuat dalam persalinan dengan ditemukannya tanda-tanda gawat janin. Tiga hal yang perlu mendapat perhatian yaitu :1. Denyut jantung janinPeningkatan kecepatan denyut jantung umumnya tidak banyak artinya, akan tetapi apabila frekuensi turun sampai ke bawah 100 kali per menit di luar his, dan lebih-lebih jika tidak teratur, hal itu merupakan tanda bahaya2. Mekonium dalam air ketubanMekonium pada presentasi sungsang tidak ada artinya, akan tetapi pada presentasi kepala mungkin menunjukkan gangguan oksigenisasi dan harus diwaspadai. Adanya mekonium dalam air ketuban pada presentasi kepala dapat merupakan indikasi untuk mengakhiri persalinan bila hal itu dapat dilakukan dengan mudah.3. Pemeriksaan pH darah janinDengan menggunakan amnioskop yang dimasukkan lewat serviks dibuat sayatan kecil pada kulit kepala janin, dan diambil contoh darah janin. Darah ini diperiksa pH-nya. Adanya asidosis menyebabkan turunnya pH. Apabila pH itu turun sampai di bawah 7,2 hal itu dianggap sebagai tanda bahaya gawat janin mungkin disertai asfiksia (Wiknjosastro, 1999).

PENANGANANTindakan resusitasi bayi baru lahir mengikuti tahapan-tahapan yang dikenal sebagai ABC resusitasi, yaitu :1. Memastikan saluran terbuka1. Meletakkan bayi dalam posisi kepala defleksi bahu diganjal 2-3 cm.2. Menghisap mulut, hidung dan kadang trachea.3.Bila perlu masukkan pipa endo trachel (pipa ET) untuk memastikan saluran pernafasan terbuka.2. Memulai pernafasan- Memakai rangsangan taksil untuk memulai pernafasan- Memakai VTP bila perlu seperti : sungkup dan balon pipa ETdan balon atau mulut ke mulut (hindari paparan infeksi).3. Mempertahankan sirkulasi- Rangsangan dan pertahankan sirkulasi darah dengan cara- Kompresi dada.- PengobatanLangkah-Langkah Resusitasi1. Letakkan bayi di lingkungan yang hangat kemudian keringkan tubuh bayi dan selimuti tubuh bayi untuk mengurangi evaporasi.2. Sisihkan kain yang basah kemudian tidurkan bayi terlentang pada alas yang datar.3. Ganjal bahu dengan kain setinggi 1 cm (snifing positor).4. Hisap lendir dengan penghisap lendir de lee dari mulut, apabila mulut sudah bersih kemudian lanjutkan ke hidung.5. Lakukan rangsangan taktil dengan cara menyentil telapak kaki bayi dan mengusap-usap punggung bayi.6. Nilai pernafasan Jika nafas spontan lakukan penilaian denyut jantung selama 6 detik, hasil kalikan 10. Denyut jantung > 100 x / menit, nilai warna kulit jika merah / sianosis perifer lakukan observasi, apabila biru beri oksigen. Denyut jantung < 100 x / menit, lakukan ventilasi tekanan positif. 1. Jika pernapasan sulit (megap-megap) lakukan ventilasi tekanan positif.2. Ventilasi tekanan positif / PPV dengan memberikan O2 100 % melalui ambubag atau masker, masker harus menutupi hidung dan mulut tetapi tidak menutupi mata, jika tidak ada ambubag beri bantuan dari mulur ke mulut, kecepatan PPV 40 60 x / menit.3. Setelah 30 detik lakukan penilaian denyut jantung selama 6 detik, hasil kalikan 10. 1. 100 hentikan bantuan nafas, observasi nafas spontan.2. 60 100 ada peningkatan denyut jantung teruskan pemberian PPV.3. 60 100 dan tidak ada peningkatan denyut jantung, lakukan PPV, disertai kompresi jantung.4. < 10 x / menit, lakukan PPV disertai kompresi jantung.5. Kompresi jantungPerbandingan kompresi jantung dengan ventilasi adalah 3 : 1, ada 2 cara kompresi jantung : a. Kedua ibu jari menekan stemun sedalam 1 cm dan tangan lain mengelilingi tubuh bayi. b.Jari tengah dan telunjuk menekan sternum dan tangan lain menahan belakang tubuh bayi.7. Lakukan penilaian denyut jantung setiap 30 detik setelah kompresi dada.8. Denyut jantung 80x./menit kompresi jantung dihentikan, lakukan PPV sampai denyut jantung > 100 x / menit dan bayi dapat nafas spontan.9. Jika denyut jantung 0 atau < 10 x / menit, lakukan pemberian obat epineprin 1 : 10.000 dosis 0,2 0,3 mL / kg BB secara IV.10. Lakukan penilaian denyut jantung janin, jika > 100 x / menit hentikan obat.11. Jika denyut jantung < 80 x / menit ulangi pemberian epineprin sesuai dosis diatas tiap 3 5 menit.12. Lakukan penilaian denyut jantung, jika denyut jantung tetap / tidak rewspon terhadap di atas dan tanpa ada hiporolemi beri bikarbonat dengan dosis 2 MEQ/kg BB secara IV selama 2 menit (Wiknjosastro, 2007).Persiapan resusitasiAgar tindakan untuk resusitasi dapat dilaksanakan dengan cepat dan efektif, kedua faktor utama yang perlu dilakukan adalah :1. Mengantisipasi kebutuhan akan resusitasi lahirannya bayi dengan depresi dapat terjadi tanpa diduga, tetapi tidak jarang kelahiran bayi dengan depresi atau asfiksia dapat diantisipasi dengan meninjau riwayat antepartum dan intrapartum.2. Mempersiapkan alat dan tenaga kesehatan yang siap dan terampil. Persiapan minumum antara lain :- Alat pemanas siap pakai Oksigen- Alat pengisap- Alat sungkup dan balon resusitasi- Alat intubasi- Obat-obatanPrinsip-prinsip resusitasi yang efektif :1. Tenaga kesehatan yang slap pakai dan terlatih dalam resusitasi neonatal harus rnerupakan tim yang hadir pada setiap persalinan.2. Tenaga kesehatan di kamar bersalin tidak hanya harus mengetahui apa yang harus dilakukan, tetapi juga harus melakukannya dengan efektif dan efesien3. Tenaga kesehatan yang terlibat dalam resusitasi bayi harus bekerjasama sebagai suatu tim yang terkoordinasi.4. Prosedur resusitasi harus dilaksanakan dengan segera dan tiap tahapan berikutnya ditentukan khusus atas dasar kebutuhan dan reaksi dari pasien.5. Segera seorang bayi memerlukan alat-alat dan resusitasi harus tersedia clan siap pakai.

PROGNOSISPrognosis dan keparahan gejala anak dengan asfiksia lahir tergantung pada faktor-faktor risiko dan pengelolaan pasien.