10
A. ASI Eksklusif 1. Definisi Air Susu Ibu (ASI) bukan minuman. Namun, ASI merupakan satu-satunya makanan tunggal paling sempurna bagi bayi hingga berusia 6 bulan (Arief, 2009). Tidak ada makanan sesempurna ASI bagi bayi sesudah lahir. Dengan ASI, bayi mampu mempertahankan kehidupannya pada saat pertama sekali menghirup udara di luar kandungan sang ibu (Sitepoe, 2013). Menurut Roesli (2013) yang dimaksud dengan ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air putih, air teh; maupun makanan lain, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, tim dan lain-lain hingga usia 6 bulan. Dengan manajemen laktasi yang baik, produksi ASI dinyatakan cukup sebagai makanan tunggal untuk pertumbuhan bayi yang normal sampai usia 6 bulan. Itu sebabnya, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan agar ASI eksklusif diberikan hingga bayi berusia 6 bulan. ASI eksklusif harus diberikan hingga usia 6 bulan karena di bawah usia tersebut bayi belum mampu mencerna makanan lain selain ASI. ASI juga mengandung enzim pencernaan yang belum dapat diproduksi oleh bayi baru lahir. Dalam jangka panjang pemberian ASI mencegah anak kelak menderita kegemukan dan Diabetes Mellitus (Arief, 2009). ASI merupakan makanan bayi yang sempurna bagi sang bayi pasca kelahiran, tetapi ada berbagai faktor penghambat

ASI Eksklusif

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ASI Eksklusif

Citation preview

Page 1: ASI Eksklusif

A. ASI Eksklusif

1. Definisi

Air Susu Ibu (ASI) bukan minuman. Namun, ASI merupakan satu-satunya

makanan tunggal paling sempurna bagi bayi hingga berusia 6 bulan (Arief, 2009).

Tidak ada makanan sesempurna ASI bagi bayi sesudah lahir. Dengan ASI, bayi

mampu mempertahankan kehidupannya pada saat pertama sekali menghirup udara di

luar kandungan sang ibu (Sitepoe, 2013). Menurut Roesli (2013) yang dimaksud

dengan ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi

hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu,

air putih, air teh; maupun makanan lain, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur

nasi, tim dan lain-lain hingga usia 6 bulan. Dengan manajemen laktasi yang baik,

produksi ASI dinyatakan cukup sebagai makanan tunggal untuk pertumbuhan bayi

yang normal sampai usia 6 bulan. Itu sebabnya, Badan Kesehatan Dunia (WHO)

menganjurkan agar ASI eksklusif diberikan hingga bayi berusia 6 bulan. ASI

eksklusif harus diberikan hingga usia 6 bulan karena di bawah usia tersebut bayi

belum mampu mencerna makanan lain selain ASI. ASI juga mengandung enzim

pencernaan yang belum dapat diproduksi oleh bayi baru lahir. Dalam jangka panjang

pemberian ASI mencegah anak kelak menderita kegemukan dan Diabetes Mellitus

(Arief, 2009).

ASI merupakan makanan bayi yang sempurna bagi sang bayi pasca kelahiran,

tetapi ada berbagai faktor penghambat menyusui. Hambatan ASI sebagai bahan

makanan atau breast feeding, diantaranya adalah:

a. Bibir sumbing sampai ke langit-langit.

Bibir sumbing sampai ke palatum pada ruang mulut merupakan kontraindikasi

untuk menyusui. Di samping tidak memungkinkan untuk menyusui, juga

berbahaya untuk menyusui karena akan terjadi aspeksia.

b. Mogok menyusu.

Mogok menyusui terjadi sesudah beberapa bulan dalam periode extro-gestase,

yakni sang bayi lesu, tidak berhasrat menyusu, bahkan menolak menyusu.

Berbagai penyebab mogok menyusu: gigi tumbuh, infeksi telinga (sakit untuk

menyusu), seleksi imunisasi, bernapas sukar, dan berbagai faktor lainnya

(Sitepoe, 2013).

2. Manfaat ASI

Page 2: ASI Eksklusif

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan pertama bayi yang memiliki peran

penting dalam tumbuh kembang anak karena terbukti memiliki manfaat sangat besar

untuk jangka panjang.

a. Manfaat ASI bagi bayi adalah:

1) Mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi, berguna untuk kecerdasan,

pertumbuhan, dan perkembangan anak.

2) Kolostrum (ASI pertama) mengandung vitamin A, protein dan zat kekebalan

yang penting untuk kesehatan.

3) Aman dan bersih.

4) Mudah dicerna, dan tidak pernah basi.

5) ASI mengandung zat antibodi sehingga menghindarkan bayi dari alergi, diare,

dan penyakit infeksi lainnya.

b. Manfaat untuk Ibu adalah:

1) Lebih mudah pemberiannya (ekonomis dan praktis).

2) Mempererat hubungan kasih sayang antara ibu dan anak.

3) Jika hanya disusui ASI saja selama 6 bulan pertama dapat sebagai metode

kontrasepsi alamiah.

4) Memulihkan rahim pasca melahirkan lebih cepat.

5) Mencegah ibu dari kemungkinan kanker payudara (Arief, 2009).

3. Kandungan ASI

ASI merupakan bahan makanan yang sesuai dengan bayi. Zat-zat gizi yang

terkandung dalam ASI telah sesuai dengan keadaan dan ebutuhan bayi. Menurut

Markum et al., (1999) dan Arief (2009) kandungan nutrien tersebut antara lain:

a. Kalori

Untuk pertumbuhan yang normal diet bayi harus memenuhi kebutuhan akan

kalori dan energi. ASI dari seorang ibu yang sehat dapat memenuhi kebuthan ini

sampai bayi berusia 6 bulan. Produksi ASI pada bulan pertama adalah sekitar 600

ml perhari yang meningkat sampai sekitar 800 ml sehari pada bulan keenam.

Jumlah ASI yang dapat dihasilkan seorang ibu dapat diatur oleh bayi sehingga bila

ia dibiarkan menyusu sepuasnya ia akan mendapatkan jumlah ASI sesuai dengan

kebutuhannya. Setelah 6 bulan volume ASI yang dihasilkan seorang ibu mulai

berkurang dan memang sudah saatnya bagi bayi untuk mendapatkan makanan

tambahan yang lebih padat.

b. Lemak

Page 3: ASI Eksklusif

Sumber kalori ASI terutama adalah lemak. Kadar lemak dalam ASI tinggi

tetapi ternyata mudah diserap oleh bayi, karena trigliserida dalam ASI telah lebih

dulu dipecah menjadi asam lemak dan gliserol oleh enzim lipase yang terdapat

dalam ASI sendiri. Sedangkan susu formula tidak mengandung enzim, sebab enzim

akan hancur bila dipanaskan. Itu sebabnya, bayi akan kesukaran menyerap lemak

susu formula.

Kadar lemak dalam ASI mempunyai variasi diurnal yaitu paling rendah di

waktu pagi hari dan paling tinggi siang hari, serta ASI yang paling banyak

mengandung lemak adalah ASI yang terdapat pada akhir menyusui yang disebut

juga hind milk. Tipe asam lemak dalam ASI juga dipengaruhi oleh diet ibu.

c. Karbohidrat

Karbohidrat yang utama dalam ASI adalah laktosa dan bila dibandingkan

dengan susu mamalia lain, kadar laktosa dalam ASI yang paling tinggi, yaitu 7,0

g/dl. Laktosa mudah terurai menjadi glukosa dan galaktosa; enzim laktase yang

diperlukan untuk penguraian ini sudah terdapat dalam mukosa usus bayi sejak

lahir. Laktosa mempertinggi penyerapan kalsium da juga merangsang pertumbuhan

Lactobacillus bifidus.

d. Protein

Protein dalam susu adalah kasein dan whei. Protein dalam ASI terutama

adalah whei, yaitu 60% dari protein dalam ASI yang kadarnya adalah 0,9 g/dl.

Protein ini sangat mudah dicerna bila dibandingkan dengan kasein yang menjadi

protein utama dalam susu sapi. Walaupun kadar protein dalam ASI kurang dari

separuh protein dalam susu sapi, tetapi ASI terdiri dari protein yang mudah

dicerna. Keistimewaan ASI dibandingkan dengan susu yang dihasilkan oleh jenis

makhluk hidup yang lain, misalnya sapi, yaitu mengandung asam amino sistin dan

taurin. Asam amino sistin berperan dalam pertumbuhan fisik bayi, sedangkan

taurin berfungsi spesifik dalam proses pertumbuhan otak. Jika asupan asam amino

kurang, pertumbuhan jaringan dan organ, berat dan tinggi badan, serta lingkar

kepala akan terpengaruh (Arisman, 2004).

e. Vitamin

Bayi yang minum ASI langsung dari ibunya akan mendapatkan vitamin yang

terkandung dalam ASI. ASI ibu yang makannya memadai cukup mengandung

vitamin yang diperlukan bayi. Vitamin K terdapat dalam ASI dan penyerapannya

juga cukup baik melalui usus, tetapi oleh karena jumlah ASI yang diminum dalam

Page 4: ASI Eksklusif

2 hari pertama masih sangat sedikit dan pembentukan vitamin K dalam usus bayi

belum ada, dianjurkan pemberian vitamin K untuk mencegah penyakit perdarahan

pada neonatus. Sekarang sudah terdapat vitamin K yang dapat diberikan per oral.

Vitamin E banyak sekali terdapat dalam ASI, terutama dalam kolostrum.

f. Garam dan mineral

Kadar garam dan mineral dalam ASI lebih rendah daripada dalam susu sapi.

Fungsi ginjal yang masih belum sempurna belum dapat mengkonsetrasi urin

dengan baik sehingga dibutuhkan susu yang rendah garam dan mineral. Bayi yang

mendapat susu sapi atau formula yang tidak dimodifikasi sering menderita tetani

(hipokalsemia), padahal kadar kalsium dan magnesiumnya lebih tinggi dari ASI.

Tetapi kadar fosfor susu sapi juga jauh lebih tinggi, dan fosfor ini mengikat

kalsium dan magnesium sehingga tidak terserap.

ASI mengandung zat besi (Fe) dalam bentuk senyawa sederhana, sehingga

mudah diserap oleh usus halus. Meskipun kadarnya rendah, namun karena bentuk

senyawa terion (biasanya dalam bentuk senyawa Fe3+ atau Fe 2+), penyerapannya

menjadi efektif dan dapat mencukui kebutuhan bayi. Zat besi merupakan

komponen utama penyusun hemoglobin (Hb) dalam darah merah. Defisiensi

(kekurangan) zat besi dapat menyebabkan sel darah merah (eritrosit) yang

terbentuk berukuran kecil, dengan kandungan hemoglobin yang rendah.

Abnormalitas sel darah merah ini dapat menurunkan sirkulasi nutrien dan udara di

dalam tubuh. Dengan demikinan, pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak bisa

terhambat.

Seng juga diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan imunitas

(karena senyawa seng berperan sebagai katalisator (pemacu) pada proses-proses

metabolisme di dalam tubuh dan juga berperan dalam pembentukan antibodi di

dalam tubuh bayi). Pada bayi sampai umur 6 bulan yang mendapat ASI dari ibu

yang sehat tidak terdapat gejala defisiensi elemen lain sehingga dapat dikatakan

bahwa di dalam ASI terdapat cukup elemen untuk pertumbuhan.

ASI mengandung beberapa macam hormon, antara lain:

a. Epedermal Growth Factor (EGF). Berfungsi untuk meningkatkan regenerasi

(pergantian) sel-sel epithel pada saluran pencernaan setelah terjadinya diare.

Memacu pertumbuhan tulang dan otot. Biasa dikenal dengan hormon pertumbuhan.

Page 5: ASI Eksklusif

b. Adrenokortikotropin Hormone (ACTH), menghasilkan hormon-hormon yang

mengatur pencernaan karbohidrat (dalam ASI berupa laktosa), serta mengatur

keseimbangan cairan tubuh (mencegah dehidrasi).

c. Thyroid Stimulating Hormone (TSH). Merangsang pembentukan hormon thyroid,

yang berfungsi dalam proses kalsifikasi (pertumbuhan dengan penimbunan mineral

kalsium) tulang, serta pembentukan sel darah merah di dalam sumsum tulang.

d. Prolaktin, memengaruhi kelenjar susu dalam mempersiapkan, memulai, dan

mempertahankan laktasi (penyusunan).

e. Prostaglandin, berperan dalam proses persalinan (Arief, 2009).

Faktor protektif dalam ASI:

Telah banyak dibuktikan bahwa bayi yang mendapat ASI lebih jarang menderita

sakit bila dibandingkan dengan bayi yang mendapat susu formula. Hal ini disebabkan

bukan hanya karena ASI merupakan sumber nutrisi yang sempurna bagi bayi, tetapi

juga karena ASI mengandung zat protektif yang melindungi bayi dari infeksi dengan

bakteri, virus, jamur, dan lain-lain.

a. Faktor pertumbuhan Lactobacillus bifidus

Jenis bakteri ini cepat tumbuh dan berkembang biak dalam saluran cerna bayi

yang mendapat ASI. Kuman ini dalam usus akan mengubah laktosa yang banyak

terdapat dalam ASI menjadi asam laktat dan asam asetat. Situasi cairan usus yang

asam ini akan menghambat pertumbuhan E.Coli, suatu jenis kuman yang paling

sering menyebabkan diare pada bayi. Pertumbuhan Lactobacillus bifidus ini

disebabkan karena ASI mengandung polisakarida yang berikatan nitrogen, yang

tidak terdapat dalam susu formula.

b. Laktoferin

Laktoferin adalah protein yang terikat dengan zat besi yang terdapat dalam

ASI. Khasiat laktoferin adalah menghambat pertumbuhan Staphylococcus dan

E.Coli dengan cara mengikat ferum sehingga basil tidak mendapatkan ferum yang

sangat dibutuhkan untuk pertumbuhannya. Laktoferin juga dapat menghambat

pertumbuhan jamur Candida.

c. Lisozim

Kadar lisozim dalam ASI cukup tinggi yaitu 300 kali lebih tinggi dari kadar

di dalam susu sapi, selain itu juga lebih tahan terhadap keasaman lambung.

Khasiatnya yaitu dapat memecah dinding bakteri.

Page 6: ASI Eksklusif

d. Komplemen C3 dan C4

Komplemen ini diaktifkan oleh adanya IgA dan IgE dalam ASI. Komplemen

C3 dan C4 ini mempunyai daya opsonik, anafilatoksik, dan kemotaktik.

e. Imunitas humoral

ASI terutama kolostrum mengandung SigA (Secretory IgA). SigA ini tahan

terhadap enzim proteolitik dalam traktus intestinal dan dapat membentuk lapisan di

permukaan mukosa usus sehingga mencegah masuknya bakteri patogen dan

enterovirus ke dalam sel. Mikroorganisme yang dihambat antara lain adalah E.Coli,

Salmonella, Shigella, Streptococcus, Staphylococcus, Pneumococcus, Poliovirus,

dan Rotavirus.

f. Imunitas selular

Sembilan puluh persen sel dalam ASI terdiri dari makrofag. Fungsi makrofag

terutama membunuh dan melakukan fagositosis mikroorganisme, serta membentuk

C3, C4, lisozim, dan laktoferin. Sepuluh persen lainnya terdiri dari limfosit T dan

B. Limfosit T dan B melawan organisme yang menyerang melalui traktus

digestivus. Kolostrum dapat memberikan respons terhadap E.Coli yang diberikan

per oral kepada ibunya sebelum terjadi respons sistemik. Hal ini membuktikan

bahwa immunitas selular dapat dirangsang dalam usus, kemudian bermigrasi ke

kelenjar mamma (Markum et al., 1999a).

Faktor anti alergi:

Pada neonatus sistem IgE belum sempurna, tetapi bila segera dirangsang dengan

memberinya susu formula yang bekerja sebagai alergen, sistem ini akan teraktivasi.

Bila pemberian protein asing ditunda sampai 6 bulan rekasi alergi akan sangat

berkurang (Markum et al., 1999b).