Asimilasi Dan Disimilasi Dalam Morfologi

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 Asimilasi Dan Disimilasi Dalam Morfologi

    1/3

     Asimilasi dan Disimilasi dalam Morfologi

    1.  Asimilasi

    Asimilasi merupakan perubahan morfofonemik tempat sebuah fonem yang cenderung

    lebih banyak menyerupai fonem lingkungannya. Asimilasi adalah peristiwa berubahnya sebuah bunyi menjadi bunyi yang lain sebagai akibat dari bunyi yang ada di lingkungannya, sehingga

     bunyi itu menjadi sama atau mempunyai ciri-ciri yang sama dengan bunyi yang

    mempengaruhinya. Misalnya, kata sabtu dalam bahasa indonesia sering diucapkan /saptu/,

    dimana terlihat bunyi /b/ berubah menjadi /p/ sebagai akibat pengaruh /t/, bunyi /b/ adalah bunyi

    hambat bersuara sedangkan bunyi /t/ adalah bunyi hambat tak bersuara. Oleh karena itu bunyi /b/

    yang bersuara iru, karena pengaruh bunyi /t/ yang tak bersuara, berubah menjadi bunyi /p/ yang

     juga tidak bersuara.

    Kalau perubahan itu menyebabkan perubahan identitas sebuah fonem, maka perubahan

    itu disebut asimilasi fonemis. edangkan, apabila perubahan itu tidak menyebabkan berubahnya

    identitas sebuah fonem, maka perubahan itu merupakan asimilasi fonetis atau asimilasi

    alomorfemis.

    !alam bahasa belanda bentuk op de weg dilafalkan /obdeweg/, dimana bunyi /p/

    dilafalkan menjadi bunyi /b/ sebagai akibat pengaruh bunyi /d/ pada kata de. !i sini terlihat /d/

     bunyi hambat bersuara mempengaruhi bunyi /p/ yang tidak bersuara, sehingga menjadi bunyi

    hambat bersuara /b/. Karena dalam bahasa belanda bunyi /b/ dan /p/ adalah fonem-fonem yang

     berbeda, maka perubahan itu juga dinamakan asimilasi fonemis.

     edangkan, pada kata "elanda zakdoek #sapu tangan$ yang dilafalkan /%agduk/, bunyi /k/

    dalam silabel zak yang tidak bersuara diubah menjadi bunyi /g/ yang bersuara sebagai akibat dari

     pengaruh bunyi /d/ yang bersuara. Karena bunyi /g// hanyalah alofon dari fonem /k/ dalam

     bahasa belanda, maka perubahan dari bunyi /k/ ke bunyi /g/ hanyalah bersifat alofonis, bukan

    fonemis. &adi, asimilasinya bukan asimilasi fonemis melainkan asimilasi alomorfemis atau

    asimilasi fonetis.

    Asimilasi dapat dibagi berdasarkan beberapa segi, yaitu berdasarkan tempat fonem yang

    dihasilkan , dan sifat asimilasi itu sendiri 'Keraf, ()*+.

    (  0enggolongan asimilasi berdasarkan tempat fonem yang diasimilasikan.

    "erdasarkan tempat fonem yang diasimilasikan, asimilasi dapat dibedakan menjadi

    asimilasi progresif dan asimilasi regresif. "erikut ini penjelasannya.

    a.  Asimilasi progresif 

    uatu asimilasi dikatakan asimilasi progresif apabila bunyi yang diasimilasikan terletak 

    sesudah bunyi yang mengasimilasikan. Atau dengan kata lain, bunyi yang diubah itu terletak 

    dibelakang bunyi yang mempengaruhinya.

  • 8/18/2019 Asimilasi Dan Disimilasi Dalam Morfologi

    2/3

    Misalnya, dalam bahasa &erman bentuk mit der frau diucapkan /mit ter ira /. "unyi /d/ᵘ

    dalam kata der berubah menjadi bunyi /t/ sebagai akibat dari pengaruh bunyi /t/ pada

    kata mit yang ada di depannya.

    1ontoh lainnya colnis 'latin kuno 2 collis 'latin

      pe3- 4 sabar 2 penyabar   me3- 4 pugar 2 memugar 

     b.  Asimilasi regresif 

    uatu asimilasi dikategorikan asimilasi regresif apabila bunyi yang diasimilasikan

    mendahului bunyi yang mengasimilasikan. !engan kata lain, bunyi yang diubah itu terletak 

    dimuka bunyi yang mempengaruhinya.

    Misalnya, berubahnya bunyi /p/ menjadi bunyi /b/ pada pada kata "elanda op de

    weg yang dilafalkan /obdeweg/, dimana bunyi /p/ dilafalkan menjadi bunyi /b/ sebagai akibat

     pengaruh bunyi /d/ pada kata de.

    1ontohnya lainnya in- 4 possible 2 impossible

      en- 4 power 2 empower 

      pe3- 4 bela 2 pembela

    c.  Asimilasi 5esiprokal

    suatu asimilasi dikatakan asimilasi resiprokal apabila perubahan itu terjadi pada kedua

    kedua bunyi yang saling mempengaruhinya, sehingga menjadi fonem atau bunyi yang lain.

    Misalnya, dalam bahasa "atak 6oba, kata bereng #lihat$ dan hamu#kamu$ dalam

    konstruksi gabungan bereng hamu #lihatlah oleh kamu$ baik bunyi /ng/ pada

    kata bereng maupun bunyi /h/ pada kata hamu keduanya berubah menjadi bunyi /k/, sehingga

    konstruksi bereng hamu itu diucapkan /berek kamu/.

    +  0enggolongan asimilasi berdasarkan sifat asimilasi itu sendiri.

    "erdasarkan sifat asimilasi itu sendiri, asimilasi dapat dibedakan menjadi asimilasi total

    dan parsial.

    a  Asimilasi 6otal

    7ang dimaksud dengan asimilasi total yaitu penyamaan fonem yang diasimilasi benar-

     benar serupa, atau dengan perkataan lain dua buah fonem yang disamakan tersebut, dijadikan

    serupa betul.

    1ontohnya

    0roses Asimilasi 8asil Asimilasi!alam "ahasa

    9ndonesia

    ad 4 salam 'Arab assalam asalam

  • 8/18/2019 Asimilasi Dan Disimilasi Dalam Morfologi

    3/3

    in 4 moral '9ngg.

    ad 4 similatino ':at

    me3- 4 periksa '9nd

    immoral

    assimilasi

    memeriksa

    imoral

    asimilasi

    memeriksa

     b  Asimilasi 0arsial

    uatu asimilasi dikategorikan asimilasi parsial bila kedua fonem yang disarnakan itu

    tidak persis melainkan hanya sejenis secara artikulatoris.

    1ontohnya in- 4 possible 2 impossible

      me3- 4 bawa 2 membawa

      en 4 bitter 2 embitter 

      pe3- 4 dengar 2 pendengar 

    2.  Disimilasi

    Kalau dalam asimilasi fonem mengalami perubahan mendekati fonem lingkungannya,

    maka dalam disimilasi fonem tersebut seakan-akan menjauhi persamaan dengan fonem

    lingkungannya. !engan kata lain terjadi pelainan bunyi demi kepentingan kelancaran ucapan.

    Misalnya, dalam bahasa ansekerta kata cipta dan cinta yang berasal dari bahasa

    ansekerta citta. Kita lihat bunyi /tt/ pada kata citta berubah menjadi bunyi /pt/ pada

    kata cipta dan bunyi /nt/ pada kata cinta.

    1ontoh lainnya  in 4 noble 2 ignoble

      saj 4 jana 'skt 2 sarjana

      sayur 4 sayur 2 sayur mayur