8/18/2019 Asimilasi Dan Disimilasi Dalam Morfologi
1/3
Asimilasi dan Disimilasi dalam Morfologi
1. Asimilasi
Asimilasi merupakan perubahan morfofonemik tempat sebuah fonem yang cenderung
lebih banyak menyerupai fonem lingkungannya. Asimilasi adalah peristiwa berubahnya sebuah bunyi menjadi bunyi yang lain sebagai akibat dari bunyi yang ada di lingkungannya, sehingga
bunyi itu menjadi sama atau mempunyai ciri-ciri yang sama dengan bunyi yang
mempengaruhinya. Misalnya, kata sabtu dalam bahasa indonesia sering diucapkan /saptu/,
dimana terlihat bunyi /b/ berubah menjadi /p/ sebagai akibat pengaruh /t/, bunyi /b/ adalah bunyi
hambat bersuara sedangkan bunyi /t/ adalah bunyi hambat tak bersuara. Oleh karena itu bunyi /b/
yang bersuara iru, karena pengaruh bunyi /t/ yang tak bersuara, berubah menjadi bunyi /p/ yang
juga tidak bersuara.
Kalau perubahan itu menyebabkan perubahan identitas sebuah fonem, maka perubahan
itu disebut asimilasi fonemis. edangkan, apabila perubahan itu tidak menyebabkan berubahnya
identitas sebuah fonem, maka perubahan itu merupakan asimilasi fonetis atau asimilasi
alomorfemis.
!alam bahasa belanda bentuk op de weg dilafalkan /obdeweg/, dimana bunyi /p/
dilafalkan menjadi bunyi /b/ sebagai akibat pengaruh bunyi /d/ pada kata de. !i sini terlihat /d/
bunyi hambat bersuara mempengaruhi bunyi /p/ yang tidak bersuara, sehingga menjadi bunyi
hambat bersuara /b/. Karena dalam bahasa belanda bunyi /b/ dan /p/ adalah fonem-fonem yang
berbeda, maka perubahan itu juga dinamakan asimilasi fonemis.
edangkan, pada kata "elanda zakdoek #sapu tangan$ yang dilafalkan /%agduk/, bunyi /k/
dalam silabel zak yang tidak bersuara diubah menjadi bunyi /g/ yang bersuara sebagai akibat dari
pengaruh bunyi /d/ yang bersuara. Karena bunyi /g// hanyalah alofon dari fonem /k/ dalam
bahasa belanda, maka perubahan dari bunyi /k/ ke bunyi /g/ hanyalah bersifat alofonis, bukan
fonemis. &adi, asimilasinya bukan asimilasi fonemis melainkan asimilasi alomorfemis atau
asimilasi fonetis.
Asimilasi dapat dibagi berdasarkan beberapa segi, yaitu berdasarkan tempat fonem yang
dihasilkan , dan sifat asimilasi itu sendiri 'Keraf, ()*+.
( 0enggolongan asimilasi berdasarkan tempat fonem yang diasimilasikan.
"erdasarkan tempat fonem yang diasimilasikan, asimilasi dapat dibedakan menjadi
asimilasi progresif dan asimilasi regresif. "erikut ini penjelasannya.
a. Asimilasi progresif
uatu asimilasi dikatakan asimilasi progresif apabila bunyi yang diasimilasikan terletak
sesudah bunyi yang mengasimilasikan. Atau dengan kata lain, bunyi yang diubah itu terletak
dibelakang bunyi yang mempengaruhinya.
8/18/2019 Asimilasi Dan Disimilasi Dalam Morfologi
2/3
Misalnya, dalam bahasa &erman bentuk mit der frau diucapkan /mit ter ira /. "unyi /d/ᵘ
dalam kata der berubah menjadi bunyi /t/ sebagai akibat dari pengaruh bunyi /t/ pada
kata mit yang ada di depannya.
1ontoh lainnya colnis 'latin kuno 2 collis 'latin
pe3- 4 sabar 2 penyabar me3- 4 pugar 2 memugar
b. Asimilasi regresif
uatu asimilasi dikategorikan asimilasi regresif apabila bunyi yang diasimilasikan
mendahului bunyi yang mengasimilasikan. !engan kata lain, bunyi yang diubah itu terletak
dimuka bunyi yang mempengaruhinya.
Misalnya, berubahnya bunyi /p/ menjadi bunyi /b/ pada pada kata "elanda op de
weg yang dilafalkan /obdeweg/, dimana bunyi /p/ dilafalkan menjadi bunyi /b/ sebagai akibat
pengaruh bunyi /d/ pada kata de.
1ontohnya lainnya in- 4 possible 2 impossible
en- 4 power 2 empower
pe3- 4 bela 2 pembela
c. Asimilasi 5esiprokal
suatu asimilasi dikatakan asimilasi resiprokal apabila perubahan itu terjadi pada kedua
kedua bunyi yang saling mempengaruhinya, sehingga menjadi fonem atau bunyi yang lain.
Misalnya, dalam bahasa "atak 6oba, kata bereng #lihat$ dan hamu#kamu$ dalam
konstruksi gabungan bereng hamu #lihatlah oleh kamu$ baik bunyi /ng/ pada
kata bereng maupun bunyi /h/ pada kata hamu keduanya berubah menjadi bunyi /k/, sehingga
konstruksi bereng hamu itu diucapkan /berek kamu/.
+ 0enggolongan asimilasi berdasarkan sifat asimilasi itu sendiri.
"erdasarkan sifat asimilasi itu sendiri, asimilasi dapat dibedakan menjadi asimilasi total
dan parsial.
a Asimilasi 6otal
7ang dimaksud dengan asimilasi total yaitu penyamaan fonem yang diasimilasi benar-
benar serupa, atau dengan perkataan lain dua buah fonem yang disamakan tersebut, dijadikan
serupa betul.
1ontohnya
0roses Asimilasi 8asil Asimilasi!alam "ahasa
9ndonesia
ad 4 salam 'Arab assalam asalam
8/18/2019 Asimilasi Dan Disimilasi Dalam Morfologi
3/3
in 4 moral '9ngg.
ad 4 similatino ':at
me3- 4 periksa '9nd
immoral
assimilasi
memeriksa
imoral
asimilasi
memeriksa
b Asimilasi 0arsial
uatu asimilasi dikategorikan asimilasi parsial bila kedua fonem yang disarnakan itu
tidak persis melainkan hanya sejenis secara artikulatoris.
1ontohnya in- 4 possible 2 impossible
me3- 4 bawa 2 membawa
en 4 bitter 2 embitter
pe3- 4 dengar 2 pendengar
2. Disimilasi
Kalau dalam asimilasi fonem mengalami perubahan mendekati fonem lingkungannya,
maka dalam disimilasi fonem tersebut seakan-akan menjauhi persamaan dengan fonem
lingkungannya. !engan kata lain terjadi pelainan bunyi demi kepentingan kelancaran ucapan.
Misalnya, dalam bahasa ansekerta kata cipta dan cinta yang berasal dari bahasa
ansekerta citta. Kita lihat bunyi /tt/ pada kata citta berubah menjadi bunyi /pt/ pada
kata cipta dan bunyi /nt/ pada kata cinta.
1ontoh lainnya in 4 noble 2 ignoble
saj 4 jana 'skt 2 sarjana
sayur 4 sayur 2 sayur mayur