44
PLASENTA LETAK RENDAH PENGERTIAN Dikutip dari Prof. Sulaiman Sastrowinata. Obstetri Fisiologi. 1983. Bandung. Berdasarkan pendapat beliau plasenta letak rendah (Low Lying Placenta) adalah tepi plasenta berada 3 – 4 cm diatas pinggir pembukaan. Pada pemeriksaan dalam tidak teraba. Dan plasenta yang implantasinya rendah tapi tidak sampai keostium uteri internum. MASALAH Manurut penulis buku-buku Amerika Serikat secara sederhana rahim berbentuk segitiga terbalik atau bisa juga dibayangkan seperti daun waru (claver) terbalik dengan tangkai dari bawah. Bagian “tangkai” ini berbentuk seperti tabung atau corong (dikenal sebagai leher rahim) dengan ujung terbuka (dikenal sebagai mulut rahim). Normalnya plasenta terletak dari bagian fundus (bagian puncak atau atas rahim). Bisa agak kekiri atau kekanan sedikit, tetapi tidak sampai meluas kebagian bawah apalagi menutupi jalan lahir. Patahan jalan lahir ini adalah ostium uteri internum (disingkat OVI, yaitu

Askeb Plasenta Letak Rendah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Askeb Plasenta Letak Rendah

PLASENTA LETAK RENDAH

PENGERTIAN

Dikutip dari Prof. Sulaiman Sastrowinata. Obstetri Fisiologi. 1983. Bandung.

Berdasarkan pendapat beliau plasenta letak rendah (Low Lying Placenta) adalah tepi

plasenta berada 3 – 4 cm diatas pinggir pembukaan. Pada pemeriksaan dalam tidak

teraba. Dan plasenta yang implantasinya rendah tapi tidak sampai keostium uteri

internum.

MASALAH

Manurut penulis buku-buku Amerika Serikat secara sederhana rahim

berbentuk segitiga terbalik atau bisa juga dibayangkan seperti daun waru (claver)

terbalik dengan tangkai dari bawah. Bagian “tangkai” ini berbentuk seperti tabung

atau corong (dikenal sebagai leher rahim) dengan ujung terbuka (dikenal sebagai

mulut rahim).

Normalnya plasenta terletak dari bagian fundus (bagian puncak atau atas

rahim). Bisa agak kekiri atau kekanan sedikit, tetapi tidak sampai meluas kebagian

bawah apalagi menutupi jalan lahir. Patahan jalan lahir ini adalah ostium uteri

internum (disingkat OVI, yaitu mulut rahim bila dilihat dari bagian dalam rahim).

Kalau dilihat dari luar dari arah vagina disebut ostium uteri eksternum.

Perdarahan pada kehamilan harus dianggap sebagai kelainan yang berbahaya.

Perdarahan pada kehamilan muda disebut keguguran atau abortus, sedangkan pada

kehamilan tua disebut perdarahan antepartum. Plasenta previa merupakan salah satu

penyebab utama perdarahan antepartum pada trimester ketiga.

Dikutip dari Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH. Sinopsis Obstetri. 1998,

Jakarta. Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen

bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir.

Page 2: Askeb Plasenta Letak Rendah

Pada kehamilan 28 minggu atau lebih kematian ibu disebabkan karena perdarahan

uteri atau karena DIC (Disseminated Intravaskuler Coagulapathy)

Sedangkan mordibilitas/kesakitan ibu dapat disebabkan karena komplikasi

tindakan seksio sesarea seperti infeksi saluran kencing pneumonia post operatif dan

meskipun jarang dapat terjadi embolisasi cairan amnion terhadap janin plasenta

meningkatkan insiden kelainan kongenital dan pertumbuhan janin terganggu sehingga

bayi yang dilahirkan memiliki berat yang kurang dibandingkan dengan bayi yang

lahir dari ibu yang tidak menderita plasenta previa.

KLASIFIKASI

Menurut penulis buku-buku Amerika Serikat tali pusat berhubungan dengan

plasenta biasanya ditengah keadaan ini biasanya disebut dengan Insersia Sentralis.

Letak plasenta umumnya berada didepan/dibelakang dinding uterus. Agak keatas

kearah fundus uteri hal ini fisiologis karena permukaan bagian atas korpus uteri lebih

luas, sehingga lebih banyak tempat untuk berimplantasi. Bila diteliti benar maka

plasenta sebenarnya berasal dari sebagian besar dari bagian janin, yaitu Villi Korealis

yang berasal dari korion dan sebagian kecil dari ibu yang berasal dari desidua basalis.

Menurut Browne, klasifikasi plasenta previa didasarkan atas terabanya

jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu, yaitu:

1. Plasenta Previa Totalis

Bila plasenta menutupi seluruh jalan lahir pada tempat implantasi jelas tidak

mungkin bayi dilahirkan in order to vaginam (normal/spontan/biasa), karena

risiko perdarahan sangat hebat.

2. Plasenta Previta Parsialis

Bila hanya sebagian/separuh plasenta yang menutupi jalan lahir. Pada tempat

implantasi inipun risiko perdarahan masih besar dan biasanya tetap tidak

dilahirkan melalui pervaginam.

Page 3: Askeb Plasenta Letak Rendah

3. Plasenta Previa Marginalis

Bila hanya bagian tepi plasenta yang menutupi jalan lahir bisa dilahirkan

pervaginam tetapi risiko perdarahan tetap besar.

4. Low Lying Placenta (Plasenta Letak Rendah)

Lateralis plasenta atau kadang disebut juga plasenta berbahaya tempat implantasi

beberapa millimeter atau cm dari tepi jalan lahir risiko perdarahan tetap ada,

namun bisa dibilang kecil, dan bisa dilahirkan pervaginam dengan aman. Pinggir

plasenta berada kira-kira 3 atau 4 cm diatas pinggir pembukaan, sehingga tidak

akan teraba pada pembukaan jalan lahir.

ETIOLOGI

Menurut Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH. Sinopsis Obstetri. 1998. Jakarta.

Beberapa faktor dan etiologi dari plasenta previa tidak diketahui. Tetapi diduga hal

tersebut berhubungan dengan abnormalitas dengan asal dari vaskularisasi

endometrium yang mungkin disebabkan oleh timbulnya parut akibat trauma

operasi/infeksi.

Perdarahan berhubungan dengan adanya perkembangan segmen bawah uterus

pada trimester ketiga. Plasenta yang melekat pada area ini akan rusak akibat

ketidakmampuan segmen bawah rahim. Kemudian perdarahan akan terjadi akibat

ketidakmampuan segmen bawah rahim untuk berkonstruksi secara adekuat. Faktor

risiko plasenta previa termasuk:

a. Riwayat plasenta previa sebelumnya.

b. Riwayat seksio sesarea.

c. Riwayat aborsi.

d. Kehamilan ganda.

e. Umur ibu yang telah lanjut, wanita lebih dari 35 tahun,

f. Multiparitas, apalagi bila jaraknya singkat. Secara teori plasenta yang baru

berusaha mencari tempat selain bekas plasenta berikutnya.

Page 4: Askeb Plasenta Letak Rendah

g. Adanya gangguan anatomis/tumor pada rahim.

Sehingga mempersempit permukaan bagi penempatan plasenta.

h. Adanya jaringan rahim pada tempat yang bukan seharusnya. Misalnya dari

indung telur setelah kehamilan sebelumnya atau endometriosis.

i. Adanya trauma selama kehamilan.

j. Sosial ekonomi rendah/gizi buruk patofisiologi dimulai dari usia kehamilan

30 minggu segmen bawah uterus akan terbentuk dan mulai melebar serta menipis.

k. Mendapat tindakan Kuretase.

Dengan bertambah tuanya kehamilan, segmen bawah uterus akan lebih melebar

lagi dan serviks mulai membuka.

Apabila plasenta tumbuh pada segmen bawah uterus, pelebaran segmen bawah

uterus dan pembukaan serviks tidak dapat diikuti oleh plasenta yang melekat

disitu tanpa terlepasnya sebagian plasenta dari dinding uterus.

Pada saat itu mulailah terjadi perdarahan. Darah yang keluar berwarna merah

segar, berlainan dengan darah yang disebabkan oleh solusio plasenta yang berwarna

kehitam-hitaman.

Sumber perdarahannya adalah sinus uterus yang sobek karena terlepasnya

plasenta dari dinding uterus atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta.

PATOLOGI

Perdarahan tidak dapat dihindari karena ketidakmampuan serabut otot segmen

bawah uterus untuk berkontraksi menghentikan perdarahan itu, tidak sebagaimana

serabut otot uterus yang menghentikan perdarahan pada kala III dengan plasenta yang

letaknya normal.

Makin rendah letak plasenta, makin dini perdarahan terjadi. Oleh karena itu,

perdarahan pada plasenta previa totalis akan terjadi lebih dini daripada pada plasenta

letak rendah yang mungkin baru berdarah setelah persalinan dimulai.

Page 5: Askeb Plasenta Letak Rendah

Anamnesis perdarahan jalan lahir pada kehamilan setelah 28 minggu berlangsung

tanpa rasa nyeri, berwarna merah segar, tanpa alasan terutama pada multigravida.

Banyaknya perdarahan tidak dapat dilihat dan dinilai dari anamnesa,

melainkan dari pemeriksaan hematokrit. Pemeriksaan luar bagian terbawah janin

biasanya belum masuk pintu atas panggul. Sering disertai dengan kelainan letak janin,

seperti letak lintang atau letak sungsang.

TANDA DAN GEJALA

Menurut Departemen Kesehatan RI. 1996. Jakarta.

Gejala Utama

Perdarahan yang terjadi bisa sedikit atau banyak. Perdarahan yang berwarna

merah segar, tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri.

Gejala Klinik

a. Perdarahan yang terjadi bisa sedikit atau banyak. Perdarahan yang terjadi pertama

kali biasanya tidak banyak dan tidak berakibat fatal. Perdarahan berikutnya

hampir selalu lebih banyak dari sebelumnya. Perdarahan pertama sering terjadi

pada triwulan ketiga.

b. Pasien yang datang dengan perdarahan karena plasenta previa tidak mengeluh

adanya rasa sakit.

c. Pada uterus tidak teraba keras dan tidak tegang.

d. Bagian terbanyak janin biasanya belum masuk pintu atas panggul dan tidak jarang

terjadi letak janin letak janin (letak lintang atau letak sungsang)

e. Janin mungkin masih hidup atau sudah mati, tergantung banyaknya perdarahan,

sebagian besar kasus, janinnya masih hidup.

Page 6: Askeb Plasenta Letak Rendah

DIAGNOSIS

Untuk mendiagnosis perdarahan diakibatkan oleh plasenta previa diperlukan

anamnesis dan pemeriksaan obstetrik. Dapat juga dilakukan pemeriksaaan

hematokrit. Pemeriksaan bagian luar terbawah janin biasanya belum masuk pintu atas

panggul.

Apabila presentasi kepala, biasanya kepalanya masih terapung diatas pintu

atas panggul atau mengolah kesamping dan sukar didorong kedalam pintu atas

panggul.

Menurut Prof. Dr. Rustam Mochtar. 1998. Jakarta.

Sering disertai dengan kelainan letak janin, seperti letak lintang atau letak sungsang.

Pemeriksaan inspekulo bertujuan untuk mengetahui apakah perdarahan berasal dari

ostium uteri eksternum atau dari kelainan serviks atau vagina seperti erosro porsionis

uteri, karsinoma porsionis uteri polipus serviks uteri, varises vulva dan trauma.

Apabila perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum adanya plasenta

previa harus dicurigai.

Membandingkan diagnosis plasenta dengan solusio plasenta.

PLASENTA PREVIA SOLUSIO PLASENTA

Perdarahan

Alasan

Uterus

Janin

Merah, segar

Tidak ada

Lemas

Tanpa nyeri

- Bagian terbawah,

belum masuk PAP

- Ada kelainan

- Kebanyakan masih

hidup

Merah tua, kehitaman

Ada faktor predisposisi

Tegang

Nyeri

- Kebanyakan telah mati

Page 7: Askeb Plasenta Letak Rendah

Anamnesis

1. Perdarahan

a. Kapan mulai perdarahan. Berapa usia kehamilan?

b. Apakah jumlah perdarahan sedikit atau banyak?

2. Rasa sakit

a. Apakah ibu mengeluh sakit?

b. Diperut daerah mana ibu merasa sakit?

c. Kapan mulainya sakit terasa?

d. Apakah derajat sakit terasa ringan atau berat?

3. Perabaan uterus

Apakah perabaan uterus terasa lunak atau keras dan tegang?

4. Masalah pada kehamilan sebelumnya

Apakah ibu mengalami masalah pada kehamilan sebelumnya?

5. Kondisi janin

Apakah ibu masih merasakan gerakan janin?

Pemeriksaan Fisik

Dikutip dari Prof Dr.Rustam Mochtar,MPH,Sinopsis Obsestri,1998,Jakarta

Pada pemeriksaan fisik melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital yaitu

kesadarannya, tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu badan. Tanda-tanda yang

menunjukkan adanya renjatan (keadaan syok) seperti penurunan kesadaran, tekanan

darah yang rendah, nadi yang cepat serta keringat dan ujung-ujung anggota gerak

yang dingin akibat perdarahan.

Pemeriksaan Obstetri

Dikutip dari Prof Dr.Rustam Mochtar,MPH,sinopsis Obsestri,1998,Jakarta

1. Tentukan besar uterus apakah sesuai dengan usia kehamilan?

Page 8: Askeb Plasenta Letak Rendah

2. Tentukan rahim lemas atau keras (tegang)?

3. Tentukan adanya His dan bagaimana kondisi ibu?

4. Periksa kondisi janin: jumlahnya, letaknya, presentasinya dan sudah masuk

pintu atas panggul atau belum, taksiran beratnya janin hidup, gawat atau mati?

5. Lihat daerah vulva (diluar vagina), apakah ada perdarahan. Bila ada

perdarahan, berapa banyak jumlah perdarahan? Bagaimana warnanya?

Dilarang melakukan pemeriksaan pervaginam (periksa dalam).

Pada diagnosis didapatkan implantasi plasenta di dinding posterior uterus

lebih sering daripada di bagian anterior dan plasenta yang berimplantasi di korpus

posterior lebih sering bermigrasi ke fundus daripada plasenta yang berimplantasi di

anterior, walaupun pertumbuhan otot polos dinding anterior dan posterior sama.

Pergerakan tampaknya lebih besar di dinding uterus posterior karena dindingnya

lebih panjang.

Wanita dengan riwayat abortus mempunyai risiko plasenta previa 4 kali lebih

besar dibanding wanita dengan tanpa riwayat abortus dan terdapat hubungan

bermakna faktor risiko abortus dengan plasenta previa.

Plasenta previa terjadi pada wanita yang pernah mengalami kuretase, diduga

disrupsi endometrium atau luka endometrium merupakan predisposisi terjadinya

kelainan implantasi plasenta. Plasenta previa lebih sering pada wanita multipara,

karena jaringan parut uterus akibat kehamilan berulang. Jaringan parut menyebabkan

tidak adanya persediaan darah ke plasenta sehingga plasenta menjadi lebih tipis dan

mencakup daerah uterus yang lebih luas.

Konsekuensi perlekatan plasenta yang luas ini adalah meningkatnya risiko

penutupan ostium uteri internum. Plasenta letak rendah terjadi karena endometrium

bagian fundus belum siap menjadi tempat implantasi pada kehamilan yang sering.

Pada riwayat seksio sesarea dapat terjadi plasenta letak rendah karena implantasi awal

plasenta tidak dianterior sehingga dalam perkembangannya tidak normal.

Page 9: Askeb Plasenta Letak Rendah

Plasenta mengalami perubahan, dari perubahan inilah bisa tejadi plasenta

“berpindah” atau lebih tepatnya bergeser secara relatif menjauhi jalan lahir, seolah-

olah bergerak ke atas. Itulah sebabnya sebelum masuk trimester terakhir, sektar 28

minggu/7 bulan dibiarkan saja dulu asal tidak terjadi perdarahan yang tidak bisa

dikendalikan. Diharapkan setelah 7 bulan bisa berpindah ke implantasi normal.

Diagnosis ditegakkan dengan adanya gejala-gejala klinis dan beberapa

pemeriksaan: menurut Vicky Chapman. 2006. Jakarta :

1. Anamnesis

a. Gejala pertama yang membawa pasien ke dokter atau rumah sakit adalah

perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu atau pada kehamilan lanjut

(trimester III).

b. Sifat perdarahannya tanpa sebab (couseless), tanpa nyeri (painless) dan

berulang (recurrent).

c. Perdarahan timbul sekonyong-konyong tanpa sebab apapun, kadang

perdarahan terjadi sewaktu bangun tidur pagi hari tanpa disadari tampat tidur

sudah penuh darah. Perdarahan cenderung berulang dengan volume yang lebih

banyak dari sebelumnya.

Sebab dari perdarahan adalah karena ada plasenta dan pembuluh darah yang

robek karena:

a. Terbentuknya segmen bawah rahim.

b. Terbentuknya ostium atau oleh manipulasi intravaginal atau rektal.

Sedikit atau banyaknya perdarahan tergantung pada besar dan banyaknya

pembuluh darah yang robek dan plasenta yang lepas. Biasanya wanita

mengatakan banyaknya perdarahan dalam berapa kain sarung, berapa gelas

dan adanya darah-darah beku (stosel)

2. Infeksi

a. Dapat dilihat perdarahan yang keluar pervaginam

Banyak, sedikit, darah beku.

Page 10: Askeb Plasenta Letak Rendah

b. Kalau telah berdarah banyak maka ibu kelihatan pucat/anemis.

3. Palpasi Abdomen

a. Janin sering belum cukup bulan. Jadi fundus uteri masih rendah.

b. Sering dijumpai kesalahan letak janin.

c. Bagian terbawah janin belum turun, apabila letak kepala, biasanya kepala

masih goyang atau terapung (floating) atau mengolak di atas pintu atas

panggul.

d. Bila cukup pengalaman (ahli), dapat dirasakan suatu bantalan pada segmen

bawah rahim, terutama pada ibu yang kurus.

4. Pemeriksaan Inspekulo

Dengan memakai spekulum secara hati-hati dilihat darimana asal perdarahan.

Apakah dari dalam uterus atau dari kelainan serviks vagina, varises pecah.

5. Pemeriksaan radio-isotop

a. Plasentografi jaringan lunak (soft tissue placentography) oleh Stevenson.

1934, yaitu membuat foto dengan sinar roentgen lemah untuk mencoba

melokalisir plasenta. Hasil foto dibaca oleh ahli radiology yang

berpengalaman.

b. Sitografi, mula-mula kandung kemih dikosongkan, lalu dimasukkan 40 cc

larutan NaCl 12,5%, kepala janin ditekan kearah pintu atas panggul, lalu

dibuat foto. Bila jarak kepala dan kandung kemih berselisih lebih dari 1 cm,

maka terdapat kemungkinan plasenta previa.

c. Plasentografi Indirek, yaitu membuat foto seri lateral dan antero posterior

yaitu ibu dalam posisi berdiri atau duduk setengah berdiri, lalu foto dibaca

oleh ahli radiologi berpengalaman dengan cara menghitung jarak diantara

kepala-simfisis dan kepala promontorium.

d. Anteriografi, dengan memasukkan zat kontras kedalam arterifemordis karena

plasenta sangat kaya akan pembuluh darah. Maka ia akan banyak menyerap

zat kontras, ini akan jelas terlihat dalam foto dan juga lokasinya.

Page 11: Askeb Plasenta Letak Rendah

e. Amniografi, dengan memasukkan zat kontras kedalam rongga amnion, lalu

dibuat foto dan dilihat dimana terdapat daerah kosong (diluar janin) dalam

rongga rahim.

f. Radio-isotop palsentografi dengan menyuntikkan zat radio aktif. Biasanya

RISA (Radio Iodinated Serum Albumin) secara intravena lalu diikuti dengan

detector GMC.

6. Ultrasonografi

Penentuan lokasi plasenta secara ultrasonografi sangat tepat dan tidak dapat

menimbulkan bahaya radiasi terhadap janin. Cara ini sudah mulai banyak dipakai

di Indonesia.

7. Pemeriksaan dalam

Adalah senjata dan cara paling akhir yang paling ampuh dibanding obstetrik

untuk diagnosis plasenta previa.

Walaupun ampuh namun kita harus berhati-hati, karena bahayanya juga sangat

besar.

a. Bahaya pemeriksaan dalam

a.1 Dapat menyebabkan perdarahan yang sangat hebat. Hal ini sangat

berbahaya bila sebelumnya kita tidak siap dengan pertolongan segera.

Dalam buku-buku disebut sebagai “membangunkan harimau tidur” (to

awake a sleeping tiger).

a.2 Terjadi infeksi.

a.3 Meimbulkan his dan kemudian terjadilah partus prematurus.

b. Teknik dan persiapan pemeriksaan dalam.

b.1 Pasang infus dan persiapkan donor darah.

b.2 Kalau dapat, pemeriksaan dilakukan dikamar bedah, dimana fasilitas

operasi segera telah tersedia.

b.3 Pemeriksaan dilakukan secara hati-hati dan secara lembut (with lady’s

hand).

Page 12: Askeb Plasenta Letak Rendah

b.4 Jangan langsung masuk kedalam kanalis servikalis, tetapi raba dulu

bantalan antara janin dan kepala janin pada forniks (anterior dan

posterior) yang disebut uji forniks (fornices test).

b.5 Bila ada darah beku dalam vagina, keluarkan sedikit-sedikit dan pelan-

pelan.

c. Kegunaan pemeriksaan dalam pada perdarahan antepartum.

c.1 Menegakkan diagnosa apakah perdarahan oleh plasenta previa atau oleh

sebab-sebab lain.

c.2 Menentukan jenis klasifikasi plasenta previa, supaya dapat diambil sikap

dan tindakan yang tepat.

d. Indikasi pemeriksaan dalam pada perdarahan antepartum:

d.1 Perdarahan banyak, lebih dari 500 cc.

d.2 Perdarahan yang sudah berulang-ulang (recurrent).

d.3 Perdarahan sekali, banyak, dan Hb dibawah 8 gr%

Kecuali bila persediaan darah ada dan keadaan sosial-ekonomi penderita

baik.

d.4 His telah mulai dan janin sudah dapat hidup diluar rahim

(viable).

Pengaruh Plasenta Previa terhadap kehamilan

Dikutip dari Prof Dr.Rustam Mochtar,MPH,Sinopsis Obsestri,1998,Jakarta

Karena dihalangi oleh plasenta maka bagian terbawah janin tidak terfiksir

kedalam pintu atas panggul, sehingga terjadilah kesalahan-kesalahan letak janin, letak

kepala mengapung, letak sungsang letak lintang.

Sering terjadi partus prematurus karena adanya rangsangan koagulan darah

pada serviks. Selain itu jika banyak plasenta yang lepas kadar progesterone turun dan

dapat terjadi His. Juga lepasnya plasenta sendiri dapat merangsang his. Dapat juga

karena pemeriksaan dalam.

Page 13: Askeb Plasenta Letak Rendah

Pengaruh Plasenta Previa Terhadap Partus

Menurut Prof Dr.Srwono Prawirodihardjo.SpOG,1997,Jakarta

1. Letak janin yang tidak normal, menyebabkan partus akan menjadi patologis.

2. Bila pada plasenta previa lateralis, ketuban pecah atau dipecahkan dapat

terjadi prolaps funikuli.

3. Sering dijumpai inersia primer.

4. Pardarahan.

Komplikasi Plasenta Previa

Menurut Prof.Dr.Sarwono Prawirohardjo.SpOG,1997,Jakarta.

1. Prolaps tali pusat.

2. Prolaps plasenta.

3. Plasenta melekat, sehingga harus dikeluarkan manual dan kalau perlu dibersihkan

dengan kerokan.

4. Robekan-robekan jalan lahir karena tindakan.

5. Perdarahan post portum.

6. Infeksi karena perdarahan yang banyak.

7. Bayi premature atau lahir mati.

PENANGANAN

Menurut Prof. Dr. Sarwono Prawirohardjo.SpOG. 1997. Jakarta.

1. Penanganan Pasif

a. Perhatian

Tiap-tiap perdarahan triwulan ketiga yang lebih dari show (perdarahan

inisial), harus dikirim ke rumah sakit tanpa dilakukan manipulasi apapun.

Baik rektal apalagi vaginal (Eastmon).

Page 14: Askeb Plasenta Letak Rendah

b. Apabila pada penilaian baik, perdarahan sedikit, janin masih hidup belum

inpartu, kehamilan belum cukup 37 minggu atau berat badan janin dibawah

2500 gr, maka kehamilan dapat dipertahankan, istirahat dan pemberian obat-

obatan seperti spasmolitika, progestin atau progesterone, observasi dengan

teliti.

c. Sambil mengawasi periksa golongan darah dan menyiapkan donor transfusi

darah, bila memungkinkan kehamilan dipertahakan setua mungkin supaya

janin terhindar dari prematuritas.

d. Harus diingat bahwa bila dijumpai ibu hamil tersangka plasenta previa rujuk

segera ke rumah sakit dimana tedapat fasilitas operasi dan transfusi darah.

e. Bila kekurangan darah, berikanlah transfusi darah dan obat-obatan penambah

darah.

2. Cara Persalinan

Faktor-faktor yang menentukan sikap atau tindakan persalinan mana yang akan

dipilih adalah:

a. Jenis plasenta previa.

b. Perdarahan : banyak, atau sedikit tetapi berulang-ulang.

c. Keadaan umum ibu hamil.

d. Keadaan janin : hidup, gawat atau meninggal.

e. Pembukaan jalan lahir.

f. Paritas atau jumlah anak hidup.

g. Fasilitas penolong dan rumah sakit.

Setelah memperhatikan faktor-faktor diatas, ada 2 pilihan persalinan yaitu:

1. Persalinan Pervaginam

a. Amniotomi

Amniotomi atau pemecahan selaput ketuban adalah cara yang terpilih untuk

melancarkan persalinan pervaginam.

Indikasi amniotomi pada plasenta previa:

Page 15: Askeb Plasenta Letak Rendah

b.1 Plasenta previa lateralis atau marginalis atau letak rendah, bila telah ada

pembukaan.

b.2 Pada primigravida dengan plasenta previa lateralis atau marginalis dengan

pembukaan 4 cm atau lebih.

b.3 Plasenta previa lateralis/marginalis dengan janin yang sudah meninggal.

Keuntungan amniotomi:

a. Bagian terbawah janin yang berfungsi sebagai tampon akan menekan

plasenta yang berdarah dan perdarahan berkurang atau berhenti.

b. Partus akan berlangsung lebih cepat.

c. Bagian plasenta yang berdarah dapat bebas mengikuti cincin gerakan dan

regangan segmen bawah rahim, sehingga tidak ada lagi plasenta yang

lepas.

Setelah ketuban dipecahkan diberikan oksitosin drip 25,5 – satuan dalam 500

cc dekstrosa 5%.

b. Memasang Cunam Willet Gausz

Cara:

b.1 Kulit kepala janin diklem dengan cunam willet gauss.

b.2 Cunam diikat dengan kain kasa atau tali dan diberi beban kira-kira 50 –

100 gr / satu bata seperti katrol.

b.3 Dengan jalan ini diharapkan perdarahan berhenti dan persalinan diawasi

dengan ketat.

c. Versi Braxton – Hicks

Versi dilakukan pada janin letak kepala, untuk mencari kaki supaya dapat

ditarik keluar. Bila janin letak sungsang atau letak kaki, menarik kaki keluar

akan lebih mudah. Kaki diikat dengan kain kasa, dikatrol dan diberi beban

seberat 50 – 100 gr (satu batu bata).

d. Menembus plasenta diikuti dengan versi Braxton – Hicks atau Wilet Gausz.

Sekarang tidak dapat dilakukan karena bahaya perdarahan yang banyak.

Menembus plasenta dilakukan pada plasenta previa sentralis.

Page 16: Askeb Plasenta Letak Rendah

e. Metreutynter.

Memasukkan kantong karet yang diisi udara atau air sebagai tampon,

sekarang tidak dilakukan.

Persalinan perabdominan, dengan seksio sesarea.

Indikasi seksis sesarea pada plasenta previa:

1. Semua plasenta previa sentralis, janin hidup atau meninggal.

Semua plasenta previa sentralis, posterior, karena perdarahan yang sulit dikontrol

dengan cara-cara yang ada.

2. Semua plasenta previa lateralis posterior, karena perdarahan yang sulit

dikontrol dengan cara-cara yang ada.

3. Semua plasenta previa dengan perdarahan yang banyak dan tidak berhenti

dengan tindakan-tindakan yang ada.

4. Plasenta previa dengan panggul sempit, letak lintang.

Perdarahan pada bekas insersi plsenta (placental bed) kadang-kadang

berlebihan dan tidak dapat diatasi dengan cara-cara yang ada, jika hal ini dijumpai

tindakannya adalah:

a. Bila anak belum ada, untuk menyelamatkan alat reproduktif dilakukan ligasi

arteries hipogastrika.

b. Bila anak sudah ada dan cukup, yang baik dilakukan adalah histerektomi.

Page 17: Askeb Plasenta Letak Rendah

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL PATOLOGIS DENGANPLASENTA LETAK RENDAH

TERHADAP NY. WDi RB. SAYANG BUNDA, SEKAMPUNG, LAMPUNG TIMUR

TAHUN 2007

I. Pengumpulan Data Dasar

A. Pengkajian

1. Identitas

Nama Ibu : Ny. Weni Nama Suami : Tn. Esa

Umur : 36 tahun Umur : 38 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku : Jawa Suku : Palembang

Pendidikan : Sarjana Pendidikan : Sarjana

Pekerjaan : PNS Pekerjaan : Pengacara

Alamat : Jl. Amir Hamzah Alamat : Jl. Amir Hamzah

No. 3 Metro Pusat No.3 Metro Pusat

B. Anamnesa

Tanggal : 24 September 2007

Pukul : 08.00 WIB

Oleh : Bidan

1. Alasan kunjungan saat ini.

Ibu dengan G3P1A1 umur kehamilan 28 minggu mengeluh sakit pinggang.

Ada pengeluaran darah pervaginam 2 kain basah, perut terasa mulas

diperut bagian bawah.

2. Riwayat Menstruasi

Menarche : 14 tahun

Siklus : 28 hari

Lamanya : 7 – 8 hari

SIfat darah : Merah, encer dan tidak menggumpal

Page 18: Askeb Plasenta Letak Rendah

Banyaknya : 2 – 3 kali ganti pembalut

Teratur/tidak : Teratur

HPHT : 12 Maret 2007

TP : 19 Januari 2008

3. Riwayat Persalinan

Hamil Ke

Tahun Lahir

Lama dan Jenis

Persalinan

Penyulit Komplikasi

Penolong dan

Tempat

Berat Badan

Panjang Bayi

Jenis Kelamin

Keadaan Anak

1.

2.

2000

2005

Abortus

Spontan

-

Tidak ada

-

Bidan

-

3.200 gr

-

51 cm

-

Laki-

laki

-

Baik

4. Riwayat Kehamilan Sekarang

Trimester I

ANC : 1x Bidan

Keluhan : Ibu mengatakan mual muntah dan pusing

Anjuran : Banyak istirahat, makan-makanan yang bergizi

Trimester II

ANC : 2x Bidan

Keluhan : Ibu mengatakan sering merasa cepat lelah dan pegal-

pegal

Anjuran : Anjuran ibu senam hamil, banyak beristirahat dan

makan-makanan yang bergizi dan minum tablet Fe.

Trimester III

ANC : 3x Bidan

Keluhan : Ibu mengatakan ada pengeluaran darah pervaginam

sebanyak 2 kain basah

Anjuran : Banyak beristirahat, minum tablet Fe tiap hari dan

periksa kehamilannnya ke bidan.

Page 19: Askeb Plasenta Letak Rendah

5. Riwayat Kesehatan

Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita.

Klien tidak pernah menderita penyakit yang serius seperti jantung,

hipertensi, hepar, DM, anemia, campak, malaria, TBC, gangguan

mental dan ibu pernah melakukan kuretase setelah kehamilan anak

pertama.

Perilaku Kesehatan

Klien tidak pernah minum-minuman yang mengandung alkohol atau

obat-obatan sejenisnya serta klien tidak pernah meminum jamu dan

merokok.

Pencucian vagina dilakukan dengan menggunakan sabun setiap kali

mandi, BAK dan BAB.

Imunisasi

Ibu mendapat imunisasi

a. TT1 pada kehamilan 4 bulan tanggal 12 Juli 2007 di BPS Kasih

Bunda

b. TT2 pada kehamilan 5 bulan tanggal 12 Agustus 2007 di RB

Sayang Bunda.

6. Masalah-masalah Khusus

Ibu dengan riwayat abortus dan pernah melakuan kuretase dengan

riwayat ini dapat mempengaruhi kehamilan dan persalinan berikutnya.

7. Riwayat Psikososial

Ibu merasa senang dengan kahamilannya saat ini dan ibu dan

keluarganya berharap semoga dalam kehamilannya dan persalinaannya

nanti berjalan normal.

Page 20: Askeb Plasenta Letak Rendah

8. Aktivitas Sehari-hari

Nutrisi

a. Sebelum Hamil

Makan 3x sehari dengan porsi 1 piring nasi ½ mangkuk sayur ,

lauk tempe dan buah.

Ibu minum 7 – 8 gelas/hari

c. Saat Hamil

Ibu makan 2x sehari, ibu kurang nafsu makan

Ibu minum 7 – 8 gelas/hari

Eliminasi

a. Sebelum Hamil

BAB : 1x/hari

BAK : 5 – 6x/hari

b. Selama Hamil

BAB : 1x/hari

BAK : 6 – 7x/hari

8.3 Istirahat dan Tidur

a. Sebelum Hamil

Ibu tidur malam 8 – 9 jam/hari, tidur siang 1 – 2 jam/hari

b. Selama Hamil

Ibu tidur malam 6 – 7 jam/hari, tidur siang 1 – 2 jam/hari

8.4 Personal Hygiene

a. Sebelum Hamil

Mandi 2x sehari pagi dan sore hari

b. Selama Hamil

Mandi 2x sehari pagi dan sore hari

Page 21: Askeb Plasenta Letak Rendah

C. Pemeriksaan

1. Keadaan umum

a. Kesadaran

Compos Mentis

b. Tanda-tanda Vital

TD : 100/70 mmHg

RR : 20x / menit

Nadi : 78x / menit

Temperatur : 36C

c. BB sebelum hamil : 50 kg

BB saat hamil : 61 kg

d. Tinggi badan : 160 cm

e. LILA : 25 cm

2. Pemeriksaan Fisik

a. Inspeksi

1. Rambut : Lurus, tidak ada ketombe dan tidak mudah

rontok, keadaan bersih.

2. Muka : Bentuk simetris, terlihat pucat pada muka

tidak ada oedema.

3. Mata : Bentuk simetris, tidak ada pembengkakan

pada kelopak mata, conjungtiva pucat, sklera

tidak ikterik, berfungsi dengan baik.

4. Hidung : Bentuk simetris, tidak ada pembesaran

polip, berfungsi dengan baik.

5. Mulut : Tidak ada kelainan bentuk pada mulut,

tidak terdapat stomatitis, keadaan gigi bersih,

tidak ada caries, tidak ada pembesaran tonsil.

6. Telinga : Bentuk simetris, keadaan bersih, fungsi

pendengaran baik.

Page 22: Askeb Plasenta Letak Rendah

7. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,

kelenjr lymfe dan tidak ada pembengkakan

vena jugularis.

8. Dada : Pernafasan baik, tidak ada ronchi dan

whezing, payudara membesar simetris,

keadaan bersih, puting susu menonjol, hiper

pigmentasi, tidak ada benjolan abnormal.

9. Abdomen : Bentuk simetris, membesar sesuai dengan

usia kehamilan, tidak ada bekas operasi,

keadaan bersih, tidak ada nyeri tekan.

10. Punggung : Normal, tidak ada kelainan.

11. Genitalia : Tidak ada haemoroid, varises dan oedema,

ada pengeluaran darah pervaginam 2 kain

basah.

12. Ekstermitas atas : Ekstermitas atas lengkap, bentuk simetris,

tidak ada cacat, tidak ada oedema, dapat

berfungsi dengan baik.

Ekstermitas bawah : Esktermitas bawah lengkap, bentuk

simetris, tidak ada cacat, tidak ada oedema,

dapat berfungsi dengan baik.

b. Palpasi

1. Leopold I : TFU 26 cm, pada fundus belum dapat

dipastikan teraba kepala atau bokong.

2. Leopold II : Perut ibu sebelah kiri teraba lebar dan

memberikan tahanan yang besar berarti

punggung (PUKI).

3. Leopold III : Bagian terbawah janin belum dapat

dipastikan teraba kepala atau bokong.

Page 23: Askeb Plasenta Letak Rendah

4. Leopold IV : Bagian janin belum masuk PAP

(devergen).

5. Mac Donald : 26 cm.

TBJ : 26 cm – 12 x 155 : 2,17 gr

c. Auskultasi

1. Jantung : Detak jantung teratur tidak terdengar mur-

mur.

2. Paru-paru : Tidak terdengar ronchi dan whezing.

3. DJJ : Positif, 110x / menit.

d. Perkusi

Refleks Petella positif dan refleks babinski negatif.

3. Pemeriksaan Laboratorium

HB : 9,2 gr%

Protein Urine : -

Reduksi Urine : -

USG (20 September 2007):

Terlihat plasenta pada bagian bawah uterus ibu sekitar 3 – 4 cm di atas

ostium uteri internum.

II. Interpretasi Data Dasar, Diagnosa, Masalah dan Kebutuhann

1. Diagnosa

Ibu G3P1A1 hamil 29 minggu, janin hidup tunggal, intra uterin.

Dasar:

1. Ada pengeluaran darah pervaginam sebanyak 200 cc

2. Conjungtiva pucat

3. Ibu pusing

4. Penglihatan kabur

5. Ibu merasa lebih cepat lelah bila melakukan sedikit aktivitas

6. HPHT : 12 Maret 2007

Page 24: Askeb Plasenta Letak Rendah

7. Tidak ada nyeri tekan pada bagian perut

8. Perut mulas pada bagian bawah karena adanya perdarahan pervaginam.

9. Leopold I : TFU 26 cm, teraba bagian atas belum diketahui

kepala atau bokong

10. Leopold II : PUKI

11. Leopold III: Belum dapat diketahui kepala atau bokong

12. Leopold IV: Anggota badan janin yang lain belum masuk PAP

13. DJJ : 110 x/menit

14. HB : 9,2 gr%

15. TBJ : 2,17 gr

16. USG : Terlihat plasenta pada bagian bawah perut ibu sekitar

3 – 4 cm diatas ostium uteri internum.

17. Ibu mengatakan hamil anak ketiga.

Pernah mengalami keguguran, dan pernah kuretase.

2. Masalah

Gangguan psikologis dan gangguan pola aktivitas

Dasar:

a. Ibu tampak gelisah dan cemas

b. Ibu merasa lebih cepat lelah bila melakukan sedikit aktivitas.

3. Kebutuhan

a. Penyuluhan tentang gizi ibu hamil.

Dasar:

1. Ibu mengatakan cepat lelah.

2. Makan buah, minum susu kadang-kadang.

b. Penyuluhan tentang personal hygiene.

Dasar:

1. Ibu mengatakan sering BAK.

2. Ibu mengatakan celana dalam ibu sering ganti dan softex sering ganti

karena adanya perdarahan.

Page 25: Askeb Plasenta Letak Rendah

III. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial.

Potensial terjadinya komplikasi dan kelainan dalam kehamilan akan terjadi.

1. Anemia

Pada saat persalinan jika perdarahan masih berlangsung, janin dapat gawat

janin dan aspeksia pada bayi.

Dasar:

a. HB : 9,2gr%

b. Tidak adekuatnya kebutuhan nutrisi dan cairan

2. Antepartum

Keadaan ini sangat berbahaya dan mengancam jiwa ibu dan jiwa bayi.

1. Bahaya untuk ibu yaitu:

a. Perdarahan yang hebat

b. Infeksi-sepsis

c. Emboli udara (jarang)

2. Bahaya untuk anak yaitu:

a. Hypoxia

b. Perdarahan dan syok

1. Post Partum Hemoragic

Pada Post Partum Hemoragic dapat menyebabkan kematian, kejadian ini

sangat mempengaruhi karena anemia mengurangkan daya tahan.

IV. Identifikasi Kebutuhan Terhadap Tindakan dan Kolaborasi

1. Penatalaksanaan perdarahan antepartum.

2. Segera ke dokter spesialis kandungan/RS. Beri tahu ibu untuk melakukan

kunjungan

Page 26: Askeb Plasenta Letak Rendah

V. Rencana Management

1. Jelaskan pada ibu kondisinya saat ini

a. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan.

b. Jelaskan kondisi kehamilan ibu saat ini.

2. Observasi banyaknya perdarahan pervaginam dan tanda-tanda vital.

a. Ganti softex bila basah.

b. Pantau DJJ secara ketat.

3. Penyuluhan kebutuhan istirahat pada ibu.

a. Anjurkan ibu untuk tirah baring beristirahat total

b. Anjurkan ibu untuk miring kekiri.

4. Memberikan dukungan psikologis pada ibu.

a. Ajarkan pada teknik relaksasi untuk memberikan rasa nyaman pada ibu.

b. Libatkan anggota keluarga untuk memberikan dukungan psikologis pada

ibu.

5. Penyuluhan tentang kebutuhan gizi dan nutrisi pada ibu hamil.

a. Anjurkan ibu untuk makan-makanan yang bergizi.

b. Beri ibu tablet Fe dan vitamin C.

c. Anjurkan ibu untuk sedikit makan tapi sering.

6. Pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi.

Pemberian intake yang cukup karena adanya perdarahan.

7. Jelaskan pada ibu bahwa ibu tidak dapat melakukan persalinan secara normal,

tetapi harus seksio sesarea karena ada plasenta yang terletak didekat jalan

lahir.

8. Jelaskan pada ibu bahwa ibu akan melakukan kunjungan ke dokter spesialis

kandungan atau RS karena ada komplikasi yaitu melakukan plasenta yang

terletak didekat jalan lahir sehingga ibu harus melakukan kunjungan ke

dokter spesialis/RS.

Page 27: Askeb Plasenta Letak Rendah

VI. Implementai langsung

1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan.

a. Menjelaskan pada ibu kondisinya saat ini, kehamilan ibu mengalami

komplikasi dimana plasenta atau ari-ari berada pada bagian bawah rahim.

b. Mendeteksi adanya komplikasi dengan pemeliharaan inspeksi, palpasi,

perkusi, auskultasi dan pemeriksaan laboratorium.

2. Mengobservasi banyaknya perdarahan dan tanda-tanda vital.

a. Banyak perdarahan pervaginam sebanyak 2 kain basah atau 200 cc.

b. Memberitahukan kepada ibu segera ganti softex bila sudah basah.

c. Memantau denyut jantung janin.

3. Penyuluhan kebutuhan istirahat pada ibu.

a. Menjelaskan kepada ibu untuk beristirahat total atau tirah baring.

b. Beritahukan kepada ibu untuk tidak melakukan pekerjaan yang berat

seperti mencuci pakaian, mengangkat air, menyapu, mengepel.

c. Menjelaskan kepada ibu untuk miring kekiri agar dapat memberikan

oksigenisasi kepada janinnya.

4. Penyuluhan tentang kebutuhan gizi dan nutrisi pada ibu hamil.

a. Menjelaskan kepada ibu untuk mengkonsumsi makanan dengan menu

seimbang.

b. Memberikan ibu tablet Fe dengan dosis 1x1 sehari selama 30 hari dan

vitamin C dengan dosis 3x1 sehari.

5. Pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi.

a. Pemberian pemasukan cairan dan nutrisi yang cukup karena adanya

perdarahan.

Memberitahukan kepada ibu untuk sering makan walaupun sedikit.

6. Menjelaskan pada ibu bahwa kondisinya saat ini memerlukan tindakan

segera karena dapat berbahaya untuk janin dan ibunya dengan adanya

Page 28: Askeb Plasenta Letak Rendah

perdarahan tersebut. Sehingga ibu perlu menyiapkan mental dan fisik

dalam menghadapi persalinan dengan seksio sesarea.

a. Memberi support dan dukungan pada ibu serta libatkan keluarga,

karena ibu nanti melahirkan secara seksio sesarea karena ibu tidak bisa

melakukan persalinan secara normal.

b. Memberi pengertian kepada ibu agar kunjungan berikutnya dilakukan

ke dokter spesialis kandungan atau RS.

VII. EVALUASI

1. Ibu mengerti tentang kondisi kehamilannya saat ini, bahwa ibu mengalami

sebuah komplikasi dalam kehamilan dimana plasenta atau uri berada 3 – 4 cm

dari bagian bawah rahim. Ibu hamil 28 minggu, 3 jari pusat. DJJ (+) bagian

terbawah janin belum msuk PAP.

2. Ibu mengerti tentang perdarahan yang ia alami.

3. Ibu mengerti tentang pentingnya istirahat total atau tirah baring untuk

mengurangi terjadinya perdarahan.

4. Ibu mengerti tentang kebutuhan gizi dan nutrisi bagi ibu hamil.

5. Ibu mengerti tentang pentingnya pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi.

6. Ibu mau mengikuti saran bidan untuk melakukan persalinan secara seksio

sesarea.

7. Ibu mau mengikuti saran bidan untuk melakukan kunjungan berikutnya ke

dokter spesialis kandungan/RS.

Page 29: Askeb Plasenta Letak Rendah

DAFTAR PUSTAKA

Sastrowinata. Sulaiman. Prof. 1983. Obstetri Fisiologi. Fakultas kedokteran Padjajaran. Bandung.

Mochtar, Rustam. Prof. Dr. M.Ph. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Prawirorahardjo. Sarwono. Prof. Dr. DSOG. 1997. Ilmu Kebidanan Edisi 3. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta.

Kedaruratan Kebidanan. Buku Ajar Untuk Program Pendidikan Bidan “Perdarahan Antepartum Buku II”I. 1996.. Jakarta.

Antoni. Sinerang.1982. Patologi Kebidanan. Pengikat. Palembang. 1