Upload
irmadani
View
34
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ASUHAN KEBIDANAN POST PARTUM FISIOLOGI HARI KETIGAPADA NY “N” DENGAN MASALAH ASI KURANG
DI RSUP.DR.HASAN SADIKIN BANDUNGTANGGAL 22 MARET 2013
No. Register : 10203.
Tanggal Masuk : 19 Maret 2013, Pukul 14.00 Wib.
Tanggal Partus : 19 Maret 2013, Pukul 19.45 Wib.
Tanggal Pengkajian : 22 Maret 2013, Pukul 09.00 Wib.
Mahasiswa : ANDI SYARIFAH IRMADANI.
LANGKAH I IDENTIFIKASI DATA DASAR.
A. Identitas Istri/ Suami.
Nama : Ny “N” / Tn “S”.
Umur : 27 tahun / 30 tahun.
Nikah/ lamanya : 1 kali / ± 4 tahun.
Suku : Sunda / Sunda.
Agama : Islam / Islam.
Pendidikan : SD / SD.
Pekerjaan : IRT / Buruh.
Alamat : Jl. Babakan Cianjur, Bandung.
B. Data Biologis/ Fisiologis.
1. Keluhan Utama.
Ibu mengeluh Air Susunya (ASI) kurang sampai hari ketiga setelah
melahirkan.
2. Riwayat Keluhan Utama.
a. Keluahan timbul pada hari ketiga setelah melahirkan.
b. Ibu melahirkan tanggal 19 Maret 2013 pukul 19.45 Wib.
c. Ibu mengatakan bayinya malas menyusui dan sering menangis.
d. ASInya sangat kurang sehingga bayinya diberi susu formula.
C. Riwayat Kesehatan Yang Lalu.
1. Ibu tidak memiliki riwayat ketergantungan obat dan alcohol.
2. Ibu tidak memiliki riwayat penyakit menurun seperti jantung, diabetes
melitus (DM), asma dan penyakit menular seperti tuberculosis (TBC),
hepatitis, dan penyakit menular seksual (PMS).
3. Ibu tidak memiliki riwayat alergi dan gemelly.
D. Riwayat Reproduksi.
1. Riwayat Haid.
a. Menache : 14 tahun.
b. Siklus : 28-30 hari.
c. Lamanya : 6-7 hari.
d. Dismenorhoe : Tidak ada.
2. Riawayat Obstetrik.
a. Riwayat kehamilan sekarang.
1) Ibu mengatakan ini kehamilan bayinya yang pertama dan tidak
pernah keguguran.
2) HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) tanggal 10 Juni 2012.
3) Ibu mengatakan sudah merasakan pergerakan pada janinnya
pada usia kehamilan 5 bulan yaitu bulan Oktober.
4) Ibu mendapatkan 2x imunisasi tetanus toxoid (TT) yaitu tanggal
5 Agustus 2012 dan 8 September 2012.
5) Pemeriksaan kehamilan dilakukan 5x selama kehamilan di
Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
b. Riwayat Persalinan.
1) Ibu mangatakan ini kelahiran bayinya yang pertama dan tidak
pernah keguguran.
2) Ibu melahirkan tanggal 19 Maret 2013, pukul 19.45 Wib.
3) Ibu mendapat jahitan pada perineum tinggat I.
4) Ibu mengatakan ada pengeluaran darah dari jalan lahir
berwarna merah.
5) Kala I.
a) Ibu masuk RS pada tanggal 19 Maret 2013 pukul 14.00 Wib.
b) Lama kala I : ± 13 jam.
6) Kala II.
a) Ibu melahirkan tanggal 19 Maret 2013 pukul 19.45 Wib.
b) Lama kala II : ± 45 menit.
c) Bayi lahir dengan jenis kelamin laki-laki, BBL (berat badan
lahir) = 2800 gram, PBL (panjang badan lahir) = 48 cm.
7) Kala III.
a) Lama kala III : ± 10 menit.
b) Ibu mengalami rupture perineum tingkat I.
8) Kala IV.
a) Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar.
b) Kandung kemih kosong.
c) Tinggi fundus uteri (TFU) 2 jari dibawah pusat.
E. Data Psikososial, Ekonomi dan Spiritual.
1. Ibu merasa senang dengan kelahiran bayinya.
2. Ibu merasa sedih karena tidak dapat memberikan ASI yang cukup
pada bayinya.
3. Hubungan ibu dengan keluarga dan suami harmonis.
4. Status ekonomi sedang.
5. Kebutuhan ibu dan anak dipenuhi oleh suami.
6. Suami dan keluarga bersyukur atas keselamatan ibu dan bayinya
7. Suami dan keluarga selalu berdoa untuk kesehatan ibu dan bayinya.
F. Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar.
1. Nutrisi/ Cairan.
Selama Hamil Selama Nifas
Frekuensi Makan 3x/ hari 2x/ hari
Nafsu makan Baik Kurang
Jenis makanan Nasi, sayur, lauk Nasi, lauk,sayur, buah
Frekuensi Minum ± 8 gelas/ hari ± 7 gelas/ hari
2. Eliminasi.
Selama Hamil Selama Nifas
BAB : Frekuensi 1- 2x sehari 1 x sehari
Warna Kuning Kuning kecoklatan
Konsistensi Lunak Padat
BAK : Frekuensi 5- 6x sehari 2 -3x/ hari
Warna kuning muda Kuning
3. Personal Hygiene.
Selama Hamil Selama Nifas
Mandi 2x sehari 1x sehari
Sikat gigi 1x sehari 1x sehari
Cuci rambut 2x sehari 2x sehari
Ganti pakaian dalam Tiap kali mandi Tiap kali penuh
4. Istirahat/ Tidur.
Selama Hamil Selama Nifas
Tidur siang ± 2 jam sehari ± 1 jam
Tidur malam ± 9 jam sehari ± 8 jam
G. Pemeriksaan Fisik.
1. Pemeriksaan Umum.
a. Keadaan umum ibu baik.
b. Kesadaran Composmentis.
c. Ekspresi wajah Nampak cemas.
2. Pemeriksaan TTV (tanda- tanda vital).
a. Tekanan darah : 110/80 mmHg.
b. Nadi : 80 x/menit.
c. Suhu : 36,5 °C.
d. Pernafasan : 20 x/menit.
3. Inspeksi
a. Kepala kulit kepala nampak bersih.
b. Wajah tidak oedema.
c. Cojungtiva merah muda dan sclera tidak ikterus.
d. Tidak terdapat adanya secret pada hidung.
e. Tidak terdapat adanya caries dan stomatitis.
f. Tidak terdapat serumen pada telinga.
g. Tidak nampak adanya pembesaran pada vena jugalaris, kelenjar
tyroid dan kelenjar limfe.
h. Payudara Nampak tegang, putting susu datar dan pengeluaran ASI
kurang.
i. Tidak terdapat luka bekas operasi pada abdomen.
j. Nampak adanya lochia rubra.
k. Tidak nampak adanya oedema pada ekstremitas atas.
l. Tidak tampak adanya oedema dan vertices ekstremitas bawah.
4. Palpasi
a. Tidak ada nyeri tekan.
b. Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar.
c. Tinggi fundus uteri dua jari dibawah pusat.
5. Pemeriksaan Laboratorium tanggal 19 Maret 2013.
a. Hb (Haemoglobin) : 11,2 g%.
b. Albumin : Negative.
c. Reduksi : Negative.
LANGKAH II IDENTIFIKASI DIAGNOSA/ MASALAH AKTUAL.
Diagnosa : Post partum hari ketiga.
Data Subjektif :
a. Ibu melahirkan tanggal 19 Maret 2013, pukul 19.45 Wib.
b. Ibu mengatakan ada pengeluaran darah dari jalan lahir yang berwarna
merah dan berbau amis.
Data Objektif :
a. Tanggal pengkajian 22 Maret 2013.
b. Tinggi fundus uteri (TFU) dua jari dibawah pusat.
c. Kontraksi uterus baik.
d. Tampak lochia rubra.
Analisa dan Interpretasi data.
a. Berdasarkan tanggal ibu partus yaitu tanggal 19 Maret 2013 maka ibu
berada dalam post partum hari ketiga (Asuhan kebidanan Normal hal.44).
b. Setelah plasenta lahir uterus terasa bundar dan keras karena adanya
kontraksi uterus yang menyebabkan involusio berlansung normal dan
TFU akan turun 1 cm setiap hari (Ilmu Kebidanan, Prawihardjo, hal 237).
c. Adanya pengeluaran darah dari jalan lahir yang berwarna merah yang
menunjukkan lochia rubra yang keluar pada hari 1-3 pasca persalinan
(Asuhan Kebidanan Masa Nifas, hal 62).
Masalah Aktual : ASI kurang.
Data Subjektif :
a. Ibu mengatakan bayinya malas menyusui dan sering menangis.
b. ASI ibu sangat kuarang sehingga bayinya diberi susu formula.
Data Objektif :
a. Areola mammae hiperpigmentasi.
b. Tampak colostrum jika dipencet.
c. Putting susu tidak terbentuk dikedua payudara.
Analisa dan Interpretasi data.
a. Produksi ASI akan lebih cepat dan lebih banyak jika diransang sedini
mungkin dengan hisapan bayi (Ilmu kebidanan, Prawihardjo, hal 266).
b. Hisapan bayi meransang hipofise anterior untuk mengeluarkan hormone
prolactin dan hormone oksitosin yang berfungsi dalam produksi ASI dan
memacu kontraksi otot polos sehingga ASI terpompa keluar
(Wiknjosastro H, hal 117).
c. Produksi ASI dan kualitas ASI juga dipengaruhi oleh gizi yang dikomsumsi
oleh ibu. Jika gizi tidak terpenuhi atau ibu malas makan maka
mempengaruhi produksi dan kualitas ASI
(Ilmu Gizi dalam Kesehatan Reproduksi, hal 77).
LANGKAH III IDENTIFIKASI DIAGNOSA/ MASALAH POTENSIAL.
Tidak ada data yang mendukung terjadinya masalah potensial.
LANGKAH IV PERLUNYA TINDAKAN SEGERA/ KOLABORASI.
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapy antibiotok, dan
kolaborasi dalam mengambil tindakan.
LANGKAH V RENCANA TINDAKAN/ INTERVENSI.
Diagnosa : Post partum hari ketiga.
Masalah aktual : ASI (Air Susu Ibu) kurang.
Tujuan :
1. Masa nifas berlangsung normal.
2. ASI lancar.
3. Bayi kuat menyusui/ menghisap.
Kriteria :
1. Keadaan umum baik.
2. TTV (tanda – tanda vital) dalam batas normal.
a. Tekanan darah : Sistole 100-120 mmHg.
Diastole 60-90 mmHg.
b. Nadi : 60-100 x/menit.
c. Suhu : 36,4 °C.
d. Pernafasan : 20 x/menit.
3. ASI lancar.
4. Refleks isap baik.
5. Bayi rajin menyusui.
6. Proses involution berlansung sesuai perawatan.
7. Pengeluaran lochia berubah sesuai waktu perubahan.
8. TFU berkurang 1 cm tiap hari.
9. Tidak terdapat adanya tanda-tanda infeksi seperti panas, nyeri, merah,
bengkak dan gangguan fungsi.
Rencana tindakan/ intervensi.
Tanggal 22 Maret 2013, Pukul 09.30 Wib.
1. Jalin komunikasi yang baik dengan ibu dan keluarga.
Rasional : Dengan adanya komunikasi yang baik diantara
petugas kesehatan dengan ibu dan keluarga
diharapkan ibu bisa bekerja sama dengan baik.
2. Observasi tanda- tanda vital.
Rasional : TTV merupakan gambaran tentang keadaan umum
ibu, baik fisik maupun psikis dan merupakan suatu
indicator untuk menilai keadaan umum ibu dan
menentukan tindakan selanjutnya.
3. Observasi TFU (tinggi fundus uteri), kontraksi uterus dan pengeluaran
lochia.
Rasional : TFU, kontraksi uterus, dan pengeluaran lochia
merupakan indikator untuk menilai proses involution
dan mendeteksi secara dini adanya gejala-gelaja
perdarahan pasca persalinan.
4. Jelaskan kepada ibu manfaat ASI dan pentingnya menyusui.
Rasional : Dengan mengetahui manfaat ASI dan pentingnya
menyusui diharapkan ibu mau menyusui bayinya
secara on demand.
5. Anjurkan ibu untuk menyusui secara on demand.
Rasional : Dengan menyusui secara on demand akan melatih
refleks hisap bayi dan mengeluarkan hormone
prolactin untuk sekresi ASI.
6. Anjurkan ibu mengkomsumsi makanan yang bergizi.
Rasional : Dengan mengkomsumsi makanan bergizi diharapkan
produksi dan kualitas ASI menjadi lebih baik.
7. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup.
Rasional : Istirahat yang cukup akan membantu pemulihan
kesehatan ibu dan relaksasi otot- otot.
8. Anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene.
Rasional : Untuk membantu mencegah infeksi terutama daerah
genitalia yang masih basah karena adanya lochia dan
luka jahitan yang masih basah.
9. Anjurkan mobilisasi dini secara bertahap.
Rasional : Mobilisasi dini dapat mempercepat proses involusio dan
memperlancar sirkulasi darah kejaringan sehingga
dapat memperlancar proses penyembuhan.
10.Observasi tanda- tanda infeksi.
Rasional : Untuk mengetahui jika terjadi infeksi sehingga dapat
segera ditangani.
11.Beri Health Education (HE) tentang :
a. Cara merawat payudara.
Rasional : Perawatan payudara yang benar dan teratur akan
memperlancar dan meningkatkan produksi ASI.
b. Posisi menyusui yang benar.
Rasional : Posisi menyusui yang benar dan baik memberikan
kenyamanan bagi ibu dan bayi.
c. Perlunya gizi seimbang dalam proses menyusui.
Rasional : Gizi seimbang diperlukan untuk mengembalikan
kondisi kesehatan ibu dan meningkatkan produksi ASI.
LANGKAH VI TINDAKAN/ IMPLEMENTASI.
Diagnosa : Post partum hari ketiga.
Masalah aktual : ASI kurang.
Implementasi.
Tanggal 22 Maret 2013, Pukul 09.45 wib.
1. Menjalin hubungan baik dengan ibu dan keluarganya yaitu dengan
meminta persetujuan ibu dan menjelaskan tentang semua tindakan yang
akan dilakukan.
Hasil : Komunikasi sudah terjalin.
2. Mengobservasi TTV ( tanda- tanda vital).
Hasil :
a. Tekanan darah : 120/80 mmHg.
b. Nadi : 88 x/menit.
c. Suhu : 36,5 °C.
d. Pernafasan : 20 x/menit.
3. Mengobservasi TFU ( Tinggi fundus uteri), kontraksi uterus, dan
pengeluaran lochia.
Hasil :
a. TFU dua jari dibawah pusat.
b. Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar.
c. Pengeluaran lochia rubra.
4. Menjelaskan kepada ibu manfaat ASI dan pentingnya menyusui bahwa
ASI memiliki kandungan gizi yang tinggi, memberikan daya tahan tubuh
pada bayi, membantu mempercepat proses involution serta pemulihan
atau penyembuhan bagi ibu.
Hasil : Ibu mrngerti dan akan selalu menyusui bayinya.
5. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara on demend yaitu
menyusui bayinya sesering mungkin.
Hasil : Ibu bersedia melakukannya.
6. Menganjurkan ibu untuk selalu mengkomsumsi makanan yang bergizi
seperti nasi, lauk, sayur, buah, dan susu.
Hasil : Ibu bersedia melaksanaknnya
7. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup yaitu tidur siang 1- 2 jam
dan tidur malam 6- 8 jam.
Hasil :. Ibu telah tidur siang ± 1 jam (pukul 14.00-15.00) dan
tidur malam ± 8 jam (pukul 22.00-06.00).
8. Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene dengan sesering
mungkin mengganti pakaian dalam setiap kali basah dan mengganti
pembalutnya jika penuh.
Hasil : Ibu telah mengganti pakaian dalam dan balutannya 3-4
kali/hari.
9. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini secara bertahap misalnya dengan
tidur berbaring lalu miring kekiri dan kanan, berjalan- jalan disekitar
tempat tidur dan jika memungkinkan untuk berjalan lebih jauh lagi.
Hasil : Ibu telah mampu bangun dari tempat tidur dan sudah
bisa berjalan ke kamar mandi.
10.Menjelaskan kepada ibu tentang tanda- tanda infeksi yaitu adanya panas,
merah, bengkak, nyeri dan gangguan fungsi.
Hasil :Tidak ditemukan adanya tanda-tanda infeksi.
11.Memberikan Health Education (HE) tentang :
a) Cara perawatan payudara yaitu :
1) Kompres kedua putting gengan baby oil yang dituangkan diatas
kassa.
2) Licinkan kedua telapak tangan dengan baby oil dan lepaskan
kassa dari putting.
3) Letakkan kedua telapak tangan diantara payudara lalu lakukan
gerakan melingkar disertai penekanan kearah bawah payudara lalu
lepaskan perlahan–lahan secara bersamaan, lakukan ± 30 kali.
4) Topang payudara kanan dengan tangan kanan lalu dengan tepi
tangan kiri. Lakukan pengurutan dari pangkal keputting. Lakukan
hal yang sama pada payudara kiri ± 30 kali.
5) Payudara kanan ditopang dengan kanan lalu dua jari tangan kiri
melakukan gerakan melingkar dari pangkal keputing dengan arah
atas, bawah, samping kanan dan samping kiri. Lakukan hal yang
sama dengan payudara kiri ± 30 kali.
6) Lakukan kembali pengurutan pada payudara kanan dengan
mempertemuakan kedua ujung ibu jari dan jari tengah lalu urut dari
pangkal keputing, lakukan hal yang sama pada payudara kiri ±30
kali.
7) Bentuk putting dengan sedikit melakukan penarikan yang pelan
sambil di pelintir.
8) Kompres hangat dan dingin secara bergantian ± 5 kali, lalu akhiri
dengan kompres hangat.
Hasil : Ibu mengerti dan mau melaksanakannya.
b) Posisi menyusui yang benar yaitu :
1) Ibu mengambil posisi duduk dengan menyangga bantal diatas
paha agar tidak bungkuk saat menyusui.
2) Posisikan kepala bayi dilipatan siku dan jari tangan memegang
bokong bayi.
3) Hadapkan ibu dan bayi dengan perut ibu menempel pada dada
bayi.
4) Topang payudara dengan 4 jari dan ibu jari pada bagian atas
untuk mengurut payudara.
5) Sentuhkan putting pada pipi bayi untuk meransang bayi membuka
mulutnya, masukkan putting dan areola mammae pada mulut bayi.
6) Susukan bayi pada kedua payudara agar tidak terjadi bendungan
ASI.
7) Setelah menyusui sendawakan bayi dengan menelungkupkan bayi
diatas pangkuan ibu lalu ditepuk-tepuk secara perlahan.
Hasil : Ibu bersedia melaksanaknnya.
c) Perlunya gizi yang seimbang dalam proses menyusui dengan
menganjurkan untuk mengkomsumsi makanan bergizi seperti nasi,
lauk, sayur, buah, dan susu agar proses involusio dan proses
penyembuhan lebih cepat dan produksi ASI juga baik.
Hasil : Ibu mengerti cara merawat payudara, tehnik menyusui
dan bersedia mengonsumsi makanan bergiziseimbang.
LANGKAH VII EVALUASI.
Tanggal 22 Maret 2013, Pukul 15.00 wib.
1. Masa nifas berlangsung normal.
a. Keadaan umum ibu baik.
b. TTV dalam batas normal.
1) Tekanan darah : 120/80 mmHg.
2) Nadi : 88 x/menit.
3) Suhu : 36,5 °C.
4) Pernafasan : 20 x/menit.
c. Proses involusio berlangsung sesuai dengan proses perawatan.
d. Lochia rubra.
e. TFU dua jari dibawah pusat.
f. Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi seperti panas, nyeri, merah,
bengkak dan gangguan fungsi jaringan.
2. ASI keluar sedikit-demi sedikit.
3. Bayi mulai menghisap/ menyusu.
a. Refleks menghisap baik (graff reflex).
b. Bayi rajin menyusu.
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN POST PARTUM FISIOLOGI
HARI KEDUA PADA NY “N“ DENGAN MASALAH ASI KURANG
DI RSUP. DR. HASAN SADIKIN BANDUNG
TANGGAL 22 MARET 2013
No. Register : 10203.
Tanggal Masuk : 19 Maret 2013, Pukul 14.00 Wib.
Tanggal Partus : 19 Maret 2013, Pukul 19.45 Wib.
Tanggal Pengkajian : 22 Maret 2013, Pukul 09.00 Wib.
Mahasiswa : ANDI SYARIFAH IRMADANI.
LANGKAH I IDENTIFIKASI DATA DASAR.
A. Identitas Istri/ Suami.
Nama : Ny “N” / Tn “S”.
Umur : 27 tahun / 30 tahun.
Nikah/ lamanya : 1 kali / ± 1 tahun.
Suku : Sunda / Sunda.
Agama : Islam / Islam.
Pendidikan : SD / SD.
Pekerjaan : IRT / Buruh.
Alamat : Jl. Babakan Cianjur, Bandung.
DATA SUBJEKTIF (S).
1. Ibu melahirkan tanggal 19 Maret 2013, pukul 19.45 Wib.
2. Ibu mengatakan bayinya malas menyusu dan sering menangis.
3. Ibu mengatakan ASInya kurang sehingga bayi beri susu formula.
4. Ibu mengatakan nafsu makannya kurang.
DATA OBJEKTIF (O).
1. Tanggal pengkajian 22 Maret 2013 pukul 09.00 wib.
2. TFU (tinggi fundus uteri) 2 jari dibawah pusat.
3. Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar.
4. Tampak pengeluaran darah dari jaln lahir berwarna merah.
5. Areola hiperpigmentasi.
6. Putting susu datar.
7. Tampak sedikit kolostrum jika dipencet.
ASESSMENT (A).
Diagnose : Post partum hari ketiga.
Masal Aktual : ASI Kurang.
PLANNING (P).
Tanggal 22 Maret 2013, Pukul 09.30 wib.
1. Menjalin hubungan baik dengan ibu dan keluarga yaitu dengan meminta
pesetujuan ibu dan menjelaskan tentang semua tindakan yang akan
dilakukan dan ibu setuju dengan semua tindakan yang akan dilakukan.
2. Mengobservasi TTV ( tanda- tanda vital).
a. Tekanan darah : 120/80 mmHg.
b. Nadi : 88 x/menit.
c. Suhu : 36,5 °C.
d. Pernapasan : 20 x/menit.
3. Mengobservasi TFU ( tinggi fundus uteri), kontraksi uterus, dan lochia
rubra.
a. TFU dua jari dibawah pusat.
b. Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar.
c. Pengeluaran lochia rubra.
4. Menjelaskan kepada ibu manfaat ASI dan pentingnya menyusui bahwa
ASI memiliki kandungan gizi yang tinggi, memberikan daya tahan tubuh
pada bayi, membantu mempercepat proses involution serta pemulihan
atau penyembuhan bagi ibu, ibu mengerti dan bersedia menyusui
bayinya.
5. Menganjurkan ibu untuk menyusui secara on demand yaitu menyusui
bayinya sesering mungkin dan ibu bersedia melaksanakannya.
6. Mengajurkan ibu untuk selalu mengkomsumsi makanan yang bergizii
seperti nasi, lauk, sayur, buah, dan susu, ibu bersedia melaksanakannya.
7. Mengajukan ibu untuk istirahat yang cukup yaitu tidur siang 1-2 jam dan
tidur malam 6-8 jam dan ibu telah tidur siang ± 1 jam (pukul 14.00-15.00)
dan tidur malam ± 8 jam (pukul 22.00-06.00).
8. Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene dengan sesering
mungkin mengganti pakaian dalam setiap kali basah dan menggantii
pembalutnya jika penuh dan ibu telah mengganti pakaian dalam dan
pembalutnya 3-4 x/hari.
9. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini secara bertahap misalnya dengan
tidur berbaring lalu miring kekiri atau kekanan, berjalan-jalan disekitar
tempat tidur dan jika memungkinkan untuk berjalan lebih jauh lagi, ibu
telah mampu bangun dari tempat tidur dan sudah bisa berjalan ke kamar
mandi.
10.Menjelaskan kepada ibu tentang tanda- tanda infeksi yaitu adanya panas,
merah, bengkak, nyeri, dan gangguan fungsi dan tidak ditemukan tanda-
tanda infeksi.
11.Memberikan Health Education (HE) tentang :
a. Cara perawatan payudara yaitu :
1) Kompres kedua putting gengan baby oil yang dituangkan diatas
kassa.
2) Licinkan kedua telapak tangan dengan baby oil dan lepaskan
kassa dari putting.
3) Letakkan kedua telapak tangan diantara payudara lalu lakukan
gerakan melingkar disertai penekanan kearah bawah payudara lalu
lepaskan perlahan–lahan secara bersamaan, lakukan ± 30 kali.
4) Topang payudara kanan dengan tangan kanan lalu dengan tepi
tangan kiri. Lakukan pengurutan dari pangkal keputting. Lakukan
hal yang sama pada payudara kiri ± 30 kali.
5) Payudara kanan ditopang dengan kanan lalu dua jari tangan kiri
melakukan gerakan melingkar dari pangkal keputing dengan arah
atas, bawah, samping kanan dan samping kiri. Lakukan hal yang
sama dengan payudara kiri ± 30 kali.
6) Lakukan kembali pengurutan pada payudara kanan dengan
mempertemuakan kedua ujung ibu jari dan jari tengah lalu urut dari
pangkal keputing, lakukan hal yang sama pada payudara kiri ±30
kali.
7) Bentuk putting dengan sedikit melakukan penarikan yang pelan
sambil di pelintir.
8) Kompres hangat dan dingin secara bergantian ± 5 kali, lalu akhiri
dengan kompres hangat dan ibu melaksanakannya.
b. Posisi menyusui yang benar yaitu :
1) Ibu mengambil posisi duduk dengan menyangga bantal diatas
paha agar tidak bungkuk saat menyusui.
2) Posisikan kepala bayi dilipatan siku dan jari tangan memegang
bokong bayi.
3) Hadapkan ibu dan bayi dengan perut ibu menempel pada dada
bayi.
4) Topang payudara dengan 4 jari dan ibu jari pada bagian atas untuk
mengurut payudara.
5) Sentuhkan putting pada pipi bayi untuk meransang bayi membuka
mulutnya, masukkan putting dan areola mammae pada mulut bayi.
6) Susukan bayi pada kedua payudara agar tidak terjadi bendungan
ASI.
7) Setelah menyusui sendawakan bayi dengan menelungkupkan bayi
diatas pangkuan ibu lalu ditepuk-tepuk secara perlahan dan ibu
bersedia melaksanakanya.
c. Perlunya gizi yang seimbang dalam proses menyusui dengan
menganjurkan untuk mengkomsumsi makanan bergizi seperti nasi,
lauk, sayur, buah, dan susu agar proses involusio dan proses
penyembuhan lebih cepat dan produksi serta kualitas ASI juga baik ibu
telah mengkomsumsi makanan tersebut.
CATATAN PERKEMBANGAN
S : Ibu merasa kurang nafsu makan, ASInya kurang.
O :
1. Keadaan umum baik.
2. Kesadaran composmentis.
3. Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg.
Nadi : 88 x/menit.
Suhu : 36,5 °C.
Pernafasan : 20 x/menit.
4. ASI (Negatif).
5. TFU dua jari dibawah pusat.
6. Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar.
7. Lochia rubra.
8. BAK/BAB (Positif).
9. Rawat gabung.
A : P1 A0, post partum hari ketiga.
P :
1. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara on demand.
2. Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan yang bergizi.
3. Menjelaskan kepada ibu manfaat ASI dan menyusui.
4. Menjelaskan kepada tentang ibu tanda-tanda infeksi.
5. Mengajarkan ibu cara merawat payudara, posisi menyusui yang benar
dan perlunya gizi yang seimbangdalam proses menyusui.
6. Kolabarasi dengan dokter dalam mengambil tindakan dan pemberian
therapy yaitu :
Amoxicilin 3 x 500 gram.
Ibuprofen 3 x 400 gram.