Upload
agus-budi-setiadi
View
78
Download
31
Embed Size (px)
Citation preview
A
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangAbortus imminen adalah perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman terhadap kelangsungan sauatu kehamilan. Dalam kondisi seperti ini kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan. (Syaifudin. Bari Abdul, 2000).
Abortus imminen adalah perdarahan pervaginam pada kehamilan kurang dari 20 minggu, tanpa tanda-tanda dilatasi serviks yang meningkat ( Mansjoer, Arif M, 1999)Abortus imminen adalah pengeluaran secret pervaginam yang tampak pada paruh pertama kehamilan ( William Obstetri, 1990)
B. Rumusan Masalah1. Apa yang dimaksud dengan abortus imminen?
2. Apa etiologi dari abortus imminen?
3. Apa manifestasi klinis abortus imminen?
4. Bagaimana patofisiologi abortus imminen?
5. Bagaimana pathway abortus imminen?
6. Apa pemeriksaan penunjang abortus imminen?
7. Apa masalah keperawatan abortus imminen?
8. Apa diagnose keperawatan abortus imminen?
9. Apa tujuan dari diagnose tersebut?
10. Bagaimana focus intervensi abortus imminen?
11. Bagaimana asuhan keperawatan pada kasus abortus imminen?C. Tujuan1. Untuk mengetahui definisi abortus imminen.
2. Untuk mengetahui etiologi abortus imminen
3. Untuk mengetahui manifestasi klinis abortus imminen
4. Untuk mengetahui patofisiologi abortus imminen
5. Untuk mengetahui pathway abortus imminen
6. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang abortus imminen.
7. Untuk mengetahui masalah keperawatan abortus imminen.
8. Untuk mengetahui diagnose keperawatan abortus imminen.
9. Untuk mengetahui tujuan diagnose tersebut.
10. Untuk mengetahui focus intervensi abortus imminen.
11. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada kasus abortus imminen.BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Pengetian
Abortus imminen adalah perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman terhadap kelangsungan sauatu kehamilan. Dalam kondisi seperti ini kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan. (Syaifudin. Bari Abdul, 2000).
Abortus imminen adalah perdarahan pervaginam pada kehamilan kurang dari 20 minggu, tanpa tanda-tanda dilatasi serviks yang meningkat ( Mansjoer, Arif M, 1999)Abortus imminen adalah pengeluaran secret pervaginam yang tampak pada paruh pertama kehamilan ( William Obstetri, 1990)
B. EtiologiAbortus dapat terjadi karena beberapa sebab yaitu :1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, biasanya menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum usia 8 minggu. Faktor yang menyebabkan kelainan ini adalah :
a. Kelainan kromosom, terutama trimosoma dan monosoma X
b. Lingkungan sekitar tempat impaltasi kurang sempurna
c. Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan temabakau dan alkohol
2. Kelainan pada plasenta, misalnya endarteritis vili korialis karena hipertensi menahun
3. Faktor maternal seperti pneumonia, typus, anemia berat, keracunan dan toksoplasmosis.4. Kelainan traktus genetalia, seperti inkompetensi serviks (untuk abortus pada trimester kedua), retroversi uteri, mioma uteri dan kelainan bawaan uterus.C. Manifestasi Klinis
1. Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20 minggu
2. Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah kesadaran menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat
3. Perdarahan pervaginam mungkin disertai dengan keluarnya jaringan hasil konsepsi
4. Rasa mulas atau kram perut, didaerah atas simfisis, sering nyeri pingang akibat kontraksi uterus
5. Pemeriksaan ginekologi :
a. Inspeksi Vulva : perdarahan pervaginam ada atau tidak jaringan hasil konsepsi, tercium bau busuk dari vulva
b. Inspekulo : perdarahan dari cavum uteri, osteum uteri terbuka atau sudah tertutup, ada atau tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak cairan atau jaringan berbau busuk dari ostium.c. Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam cavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, cavum douglas tidak menonjol dan tidak nyeri.D. PatofisiologiPada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis, diikuti dengan nerkrosis jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut.Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, villi korialis belum menembus desidua secara dalam jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu, penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14 minggu janin dikeluarkan terlebih dahulu daripada plasenta hasil konsepsi keluar dalam bentuk seperti kantong kosong amnion atau benda kecil yang tidak jelas bentuknya (blightes ovum),janin lahir mati, janin masih hidup, mola kruenta, fetus kompresus, maserasi atau fetus papiraseus.Komplikasi :
1. Perdarahan, perforasi syok dan infeksi
2. pada missed abortion dengan retensi lama hasil konsepsi dapat terjadi kelainan pembekuan darah.E. Pathway
F. Pemeriksaan Penunjang1. Tes kehamilan positif jika janin masih hidup dan negatif bila janin sudah mati
2. Pemeriksaan Dopler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup
3. Pemeriksaan fibrinogen dalam darah pada missed abortion
Data laboratorium
1. Tes urine
2. hemoglobin dan hematokrit
3. menghitung trombosit
4. kultur darah dan urine
G. Masalah keperawatan 1. Kecemasan
2. Intoleransi aktifitas
3. Gangguan rasa nyaman dan nyeri
4. Defisit volume cairan
H. Diagnosa keperawatan 1. Cemas berhubungan dengan pengeluaran konsepsi
2. Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus
3. Resiko tinggi defisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan
4. Kehilangan berhubungan dengan pengeluaran hasil konsepsi
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri
I. Tujuan DX I: Mengurangii atau menghilangkan kecemasan
DX II: Mengurangi atau menghilangkan rasa sakit
DX III: Mencegah terjadinya defisit cairan
DX IV: Mengurangi atau meminimalkan rasa kehilangan atau duka cita
DX V: Klien dapat melakukan aktifitas sesuai dengan toleransinya
J. Fokus Intervensi1. Cemas berhubungan dengan pengeluaran hasil konsepsi Intervensi :a. Siapkan klien untuk reaksi atas kehilangan
b. Beri informasi yang jelas dengan cara yang tepat
2. Nyeri berhubungan dengan kontraksi uteriIntervensi
a. Menetapkan laporan dan tanda-tanda yang lain. Panggil pasien dengan nama lengkap. Jangan tinggalkan pasien tanpa pengawasan dalam waktu yang lama
b. Rasa sakit dan karakteristik, termasuk kualitas waktu lokasi dan intensitas
c. Melakukan tindakan yang membuat klien merasa nyaman seperti ganti posisi, teknik relaksasi serta kolaburasi obat analgetik3. Resiko tinggi defisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan Intervensi :a. Kaji perdarahan pada pasien, setiap jam atau dalam masa pengawasan
1) Kaji perdarahan Vagina : warna, jumlah pembalut yang digunakan, derajat aliran dan banyaknya
2) kaji adanya gumpalan
3) kaji adanya tanda-tanda gelisah, taki kardia, hipertensi dan kepucatan
b. Monitor nilai HB dan Hematokrit4. Kehilangan berhubungan dengan pengeluaran hasil konsepsi Intervensi :a. Pasien menerima kenyataan kehilangan dengan tenang tidak dengan cara menghakimi
b. Jika diminta bisa juga dilakukan perawatan janin
c. Menganjurkan pada pasien untuk mendekatkan diri pada Tuhan YME5. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan nyeriIntervensi
a. Menganjurkan pasien agar tiduran
b. Tidak melakukan hubungan seksualBAB IIIASUHAN KEPERAWATAN
KASUS
Ny.N 27 tahun G1P0A0 dengan keluhan perdarahan bercak sejak kemarin spooting OUE menutup, nyeri perut. Pasien mengatakan HPHT 21 Januari 2015 dan cemas dengan kondisinya
A. Pengkajian
Tanggal masuk: 23 Maret 2015Jam masuk: 07.15 WIBRuang/Kelas
: VK
Kamar No.: Bersalin 2
Pengkajian Tanggal: 23 Maret 2015Jam
: 07.30 WIB
1. Identitas
Nama Pasien
: Ny.N
Nama Suami: Tn.Y
Umur
: 27 tahun
Umur
: 33 tahun
Suku/Bangsa
: Jawa
Suku/Bangsa: Jawa
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMP
Pendidikan: SMA
Pekerjaan
: Buruh
Pekerjaan: Buruh
Alamat
: Banyumas
Alamat
: Banyumas
Status Perkawinan: Kawin
2. Riwayat Keperawatana. Keluhan Utama
Perdarahan bercakb. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien rujukan dari Puskesmas Kembaran ke RSUD Margono Soekarjo melalui VK IGD dengan G1P0A0 HPHT 21 Januari 2015, HPL 28 Oktober 2015, usia kehamilan 8 minggu dengan keluhan perdarahan bercak sejak kemarin spooting OUE menutup, nyeri perut. Pasien mengatakan cemas dengan kondisinya. TD : 140/90 mmHg, N : 82 x/menit, RR : 18 x/menit.c. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mempunyai riwayat hipertensi.d. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada riwayat penyakit keluarga.
3. Persepsi Terhadap Kehamilan
a. Mengapa ibu datang ke RS : Nyeri perut da nada bercak darah.b. Persepsi ibu terhadap kehamilan : Hamil merupakan anugerah dari dari Yang Maha Kuasa.c. Apakah kehamilan ini menimbulkan perubahan terhadap sehari-hari? Tidak
d. Harapan yang ibu inginkan selama masa kehamilan : Lancar saat kelahiran, ibu dan bayi sehat.
e. Ibu tinggal dengan siapa : suami
f. Siapa orang yang terpenting bagi ibu : Suamig. Sikap anggota keluarga terhadap keadaan saat ini : Cemas
4. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Menstruasi
1) Menarche: umu 13 tahunSiklus
: Teratur
2) Banyaknya: 50 cc
Lamanya: 7 hari
3) HPHT
: 21 Januari 2015Keluhan: Nyeri
4) HPL
: 28 Oktober 2015
b. Riwayat Kehamilan, Persalinan, nifas yang lalu
Ibu pada saat ini hamil pertama dan tidak ada riwayat abortus/keguguran sebelumnya.c. Kehamilan Sekarang
1) Diagnosa
: G1P0A0
2) Imunisasi
: TT1
3) ANC berapa kali : 2 kali
4) Keluhan selama hamil
a) Perdarahan Bercak
b) Nyeri perut
c) Cemas
d. Riwayat Keluarga Berencana
Melaksanakan KB: Tidake. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat yang pernah dialami ibu: Hipertensi
2) Pengobatan yang didapat
: Pergi ke Puskesmas
3) Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada riwayat penyakit keluarga
f. Kebutuhan Dasar Khusus
NoPola Kesehatan FungsionalSebelum SakitSelama Sakit
1.Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatanPasien selalu menjaga kesehatannya, makan teratur, istirahat.Ibu tetap berusaha menjaga kesehatanny, segera pergi ke puskesmas ketika terasa nyeri
2.Pola nutrisi dan metabolismePasien mengatakan makan 3 kali sehari dengan porsi sedikit dengan jenis makanan seperti nasi lauk sayur dan buah. Ibu mengatakan tidak begitu suka minum susu. Dan tidak ada alergi atau pantangan makanan.Pasien mengatakan makan 3 kali sehari dengan menu makanan dari rumah sakit dan hanya porsi habis.
3.Pola EliminasiBAK:Pasien mengatakan BAK 5 kali sehari berwarna kuning jernih dan tidak ada keluhan saat BAKBAB:Pasien mengatakan BAB 1 kali sehari dengan warna kuning khas feses dan bau khas feses, konsistensi padat dan tidak ada keluhan saat BAB. BAK:Pasien mengatakan BAK 4 kali sehari berwarna kuning jernih dan tidak ada keluhan saat BAKBAB:Pasien mengatakan BAB 1 kali sehari dengan warna kuning khas feses dan bau khas feses, konsistensi padat dan tidak ada keluhan saat BAB.
4.Pola aktivitas dan latihanPasien mengatakan makan, mandi, toileting dan berpakaian secara mandiri.Paasien mengatakan makan, mandi, toileting dan berpakaian dibantu perawat dan suaminya.
5.Pola tidur dan istirahatPasien mengatakan jarang tidur siang dan malam tidur sekitan 7 jam.Pasien mengatakan tidak tidur siang dan malam sekitar 5-6 jam.
6.Pola persepsi dan kognitifIbu tidak menggetahui masalah yang dideritanya.Pasien tidak mengetahui nyeri yang dialami dan bercak-bercak darah tersebut
7.Pola persepsi dan konep diriIbu sedikit tegang dan cemas dengan kondisi tersebut.Ibu sedikit tegang dan cemas dengan kondisi tersebut.
8.Pola hubungan dan peranPeran sebagai ibu rumah tangga dan aktivitas mandiri.Selama sakit aktivitas ibu dibantu.
9.Pola reproduksi seksualSelama hamil ibu terkadang melakukan aktivitas seksual.Selama sakit ibu tidak melakukan aktivitas seksual.
10.Pola penanggulangan stresSaat stress ibu menenangkan diri dengan berliburan. Saat stress ibu mencoba menenangkan diri dengan banyak istighfar.
11.Pola tata nilai dan kepercayaanIbu menjalankan kewajiban sebagai seorang muslim dengan melaksanakan solat 5 waktu.Selama sakit ibu tidak melaksanakan solat 5 waktu.
1) Pola Personal HygineMandi
a) Frekwensi: 2x sehari
b) Sabun: Ya
Oral Hygine
a) Frekwensi: 2x sehari
b) Waktu: Setelah makan
Cuci rambut
a) Frekwensi: 3x/minggu
b) Shampo: Ya
2) Pola Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
a) Merokok
: Tidak
b) Minuman Keras
: Tidak
c) Ketergantungan Obat: Tidak
g. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum: Baik
Kesadaran
: ComposmentisTekanan Darah: 140/90mmHgNadi
: 82x/menit
Respirasi
: 18x/menit
Suhu
: 37oC
Berat badan: 55kg
Tinggi badan: 150cm
1) Sistem Penglihatan
a) Posisi mata : ( ) simetris ( ) asimetris
b) Kelopak mata : ( ) normal( ) ptosis
c) Gerakan mata : () normal ( ) abnormal
d) Pergerakan bola mata : () normal ( ) abnormal
e) Konjungtiva : ( ) normal/merah ( ) anemis( ) sangat merah
f) Kornea : () normal( ) keruh berkabut ( ) terdapat perdarahan
g) Sclera : ( ) ikterik ( ) anikterik ( ) 2) Sistem Pernafasan
a) Jalan nafas : ( ) bersih ( ) sumbatan ( ) sputum ( ) lender ( ) darah ( ) lidah
b) Pernafasan : ( ) sesak () tidak sesak ( ) dengan aktifitas ( ) tanpa aktifitas
c) Suara nafas : ( ) vesikuler ( ) bronkovesikuler ( ) ronkhi ( ) wheezingd) Menggunakan otot otot bantu pernafasan : ( ) ya ( ) tidak
e) Lain lain : .
3) Sirkulasi Jantung
a) Kecepatan denyut apical : 82 x/menit
b) Irama : ( ) teratur ( ) tidak teratur
c) Kelainan bunyi jantung : ( ) mur mur ( ) gallop
d) Sakit dada : ( ) ya ( ) tidak
e) Timbul : ( ) saat beraktifitas ( ) tanpa aktifitas
f) Karakter : ( ) seperti di tusuk tusuk ( ) seperti terbakar ( ) seperti tertimpa benda berat
4) Sistem Pencernaan
Keadaan mulut :
a) Gigi : ( ) carries ( ) tidak
b) Memakai gigi palsu : ( ) ya () tidak
c) Lainya :
5) Sistem Uro Genital
BAK :
a) Pola rutin : 5 x/hari ( ) terkontrol ( ) tidak terkontrol
b) Jumlah : 850cc/24jam
c) Warna : ( ) kuning jernih ( ) kuning kecoklatan ( ) merah ( ) putih
d) Lainya : .
6) Sistem Integumen / Muskuloskeletal
a) Turgor kulit : Elastisb) Warna kulit : Sawo matang
c) Kontraktur pada persendian ekstremitas : Tidak
d) Kesulitan pada pergerakan : tidak
e) Lainnya : -
7) Dada dan Axillaa) Mammae membesar: Ya
b) Areolla Mammae
: HitamB. Analisa Data
Hari tanggalData Masalah etiologi
Senin, 23 Maret 2015DS:
Laporan secara verbal
DO: Tingkah laku ekspresif (contoh : gelisah, merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas panjang/berkeluh kesah)
Nyeri akut
Agen biologis
Senin, 23 Maret 2015DO/DS:
Iritabilitas
Takut
Nyeri perut
Peningkatan TD, denyut nadi, RR
KecemasanKrisis situasional
Senin, 23 Maret 2015DS: Menyatakan secara verbal adanya masalah
DO: ketidakakuratan mengikuti instruksi, perilaku tidak sesuai
Kurang Pengetahuanabotus iminen
C. Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan: Agen biologisKecemasan berhubungan dengan Krisis situasional
Kurang Pengetahuan Berhubungan dengan abotus iminenD. Intervensi
NoDiagnosaNOCNIC
1Nyeri akut berhubungan dengan:
Agen biologis
Pain Level,
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam Pasien tidak mengalami nyeri, dengan kriteria hasil:
Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
Tanda vital dalam rentang normal
Tidak mengalami gangguan tidur
Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
Kurangi faktor presipitasi nyeri
Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dala, relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri: ...
Tingkatkan istirahat
Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur
Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali
2Kecemasan berhubungan dengan
Krisis situasional
Anxiety ControlSetelah dilakukan asuhan selama 3x24 jam klien kecemasan teratasi dgn kriteria hasil:
Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontol cemas
Vital sign dalam batas normal
Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan
Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
Gunakan pendekatan yang menenangkan
Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis
Libatkan keluarga untuk mendampingi klien
Instruksikan pada pasien untuk menggunakan tehnik relaksasi
Dengarkan dengan penuh perhatian
Identifikasi tingkat kecemasan
Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi
3Kurang Pengetahuan
Berhubungan dengan abotus iminen
Kowlwdge : disease process
dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam pasien menunjukkan pengetahuan tentang proses penyakit dengan kriteria hasil:
Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan
Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar
Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya Kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga
Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.
Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat
Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat
Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang tepat
Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat
Sediakan bagi keluarga informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat
Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan
Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Abortus imminen adalah perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman terhadap kelangsungan sauatu kehamilan. Dalam kondisi seperti ini kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan. (Syaifudin. Bari Abdul, 2000).
Perdarahan
Nekrosis
Hasil konsepsi terlepas dari uterus
Uterus berkontraksi
Hasil konsepsi keluar
Perdarahan
Nyeri
Defisit volume cairan
Intervensi aktifitas
Hasil konsepsi keluar tidak sempurna
Merasa kehilangan
Cemas
Stress
Hasil konsepsi keluar sempurna
Gangguan rasa nyaman, nyeri
Gangguan istirahat dan tidur
PAGE 17